Resume Penelitian Pendidikan
-
Upload
gina-adrian-bahri -
Category
Documents
-
view
137 -
download
7
description
Transcript of Resume Penelitian Pendidikan
Gina Adriani (06101410021)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Resume ini tepat pada waktunya.
Tugas Resume ini selain disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Penelitian
Pendidikan Kimia, juga sebagai wahana pembelajaran bagi saya guna mengetahui dan
mengaktualisasikan diri menurut pengetahuan yang penulis peroleh dari lembaga
pendidikan.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik
itu bimbingan, petunjuk maupun arahan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih secara
khusus penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M.Pd. dan Dr.
Hartono, M.A. sebagai dosen pembimbing dalam mata kuliah ini.
Saya sangat menyadari bahwa tugas resume ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
resume ini bisa menjadi lebih baik demi bekal pembelajaran pada masa yang akan datang.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga resume ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.Amin.
Palembang, 20 Juni 2013
Penulis,
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 1
Gina Adriani (06101410021)
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 2
Gina Adriani (06101410021)
HAKIKAT PENELITIAN DAN JENIS PENELITIAN
A. HAKIKAT PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia.
Cara memperoleh pengetahuan (Sumber Pengetahuan) :
Wahyu
Pengetahuan yang datangnya dari Tuhan melalui kitab suci.
Pengalaman
Dari pengalaman, orang mendapatkan pengetahuan apapun dari yang dialami akan
menjadi pengetahuan. Pengalaman bisa jadi pengetahuan jika memiliki kepentingan
akan dialami. Pengalaman yang banyak tidak menjamin pengetahuan yang didapat
akan banyak pula.
Otoritas
Otoritas atau kewenangan atau kepakaran. Jika kita ingin mendapatkan
pengetahuan tentang sesuatu, sebaiknya ditanyakan pada ahlinya, artinya harus
ditelaah terlebih dahulu.
Berpikir Deduktif (umum-khusus)
Dari umum ke khusus atau dari sadar ke tidak sadar. Jika pengetahuan deduktif itu
diterapkan, maka pengetahuannya/cara berpikirnya secara umum. Di mana
penalaran deduktif ini memiliki kelemahan yaitu terdapat banyak pengecualian.
Berpikir Induktif (khusus-umum)
Mengambil keputusan dari pengalaman, belajar dari hal-hal yang khusus atau
belajar dari pengalaman. Di mana penalaran induktif ini memiliki kelemahan yaitu
jika tidak dibatasi, maka banyak penyimpangan jadi harus dilakukan pembatasan
populasi.
Metode Ilmiah
Proses untuk mendapatkan pengetahuan dengan dua metode yaitu berpikir deduktif
dan induktif.
B. KEBENARAN
1. KEBENARAN MUTLAK (WAHYU/AGAMA)
YAKIN ------ DIPELAJARI ------ LEBIH YAKIN
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 3
Gina Adriani (06101410021)
Tidak bisa dibantah, bermula dari suatu keyakinan lalu dipelajari agar lebih
meyakinkan
2. KEBENARAN ILMIAH (ILMU/SAINS)
RAGU -------- DIPELAJARI ------- YAKIN
Kebenaran ilmiah (sains/ilmu) adalah:
1. Sesuai dengan akal/pikiran manusia berdasarkan pengetahuan yang ada
(rasional/masuk akal)
2. Sesuai dengan hasil penginderaan manusia berdasarkan pengalaman empiris
Sifat Kebenaran ilmiah, yaitu :
a. Relatif artinya tidak mutlak/suatu saat tidak benar
b. Tentatif artinya kebenaran itu akan tetap dijadikan kebenaran sebelum ada yang
menyangkalnya (bersifat sementara)
Ciri-ciri Kebenaran Ilmiah
Sesuai dengan rasio/akal manusia berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
Contoh kayu dibakar jadi abu atau arang memang sesuai dengan rasio pengetahuan
manusia.
Sesuai dengan hasil penginderaan/pengalaman empiris
(sesuatu yang tidak bisa diamati secara empiris, maka tidak bisa dikatakan sebagai
ilmu)
Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal, yaitu
1) adanya koheren
2) adanya koresponden, dan
3) pragmatis.
Kebenaran Nonilmiah
Tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah. Kadangkala
kebenaran dapat ditemukan melalui proses nonilmiah, seperti :
a. Penemuan kebenaran secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain dari takdir Tuhan. Walaupun
penemuan kebenaran secara kebetulan bukanlah kebenaran yang ditemukan secara ilmiah,
tetapi banyak penemuan tersebut telah menggoncangkan dunia ilmu pengetahuan
b. Penemuan kebenaran secara common sense (akal sehat)
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 4
Gina Adriani (06101410021)
Penemuan sense merupakan serangkaian konsep atau bagan konseptual yang
memuaskan untuk digunakan secara praktis. Akal sehat dapat menghasilkan kebenaran dan
dapat pula menyesatkan
c. Penemuan kebenaran melalui wahyu
Kebenaran yang didasarkan kepada wahyu merupakan kebenaran mutlak, jika wahyu
datangnya dari Allah melalui Rasul dan Nabi.
d. Penemuan kebenaran secara intuitif
Kebenaran dapat juga dperoleh berdasarkan intuisi. Kebenaran dengan intuisi
diperoleh secara cepat sekali melaui proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan
proses berpikir, ataupun melalui suatu renungan.
e. Penemuan kebenaran secara trial and error
Bekerja secara trial and error adalah melalukan sesuatu secara aktif dengan
mengulang-ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan materi.
f. Penemuan kebenaran melalui spekulasi
Penemuan kebenaran dengan spekulasi sedikit lebih tinggi tarafnya dari penemuan
secara trial and error.
g. Penemuan kebenaran karena kewibawaan
Umumnya kebenaran karena kewibawaan didasarkan pada logika saja. Kebenaran
karena wibawa dianggap suatu kebenaran yang diperoleh tanpa prosedur ilmiah.
Fungsi ilmu
MENERANGKAN (EXPLAIN)
Yang diterangkan dalam ilmu yaitu kejadian, fenomena, gejala-gejala.
MERAMALKAN (PREDICTION)
Meramalkan sesuatu yang belum terjadi
MENGENDALIKAN (CONTROL)
Mengantisipasi terhadap suatu kejadian
Pengertian Hakikat Penelitian
Penerapan pendekatan ilmiah dalam penyelesaian masalah atau suatu usaha yang
sistematis dan obyektif dalam mencari pengetahuan yang dapat dipercaya. Atau
rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu masalah.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 5
Gina Adriani (06101410021)
Hakikat Penelitian Pendidikan
Sama seperti penelitian pada umumnya, hanya yang dibicarakan adalah masalah-
masalah pendidikan dan pembelajaran.
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan sacara
ilmiah dalam suatu bidang tertentu, Untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip
baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta
teknologi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian seperti disebut dalam
definisi ini sesuai dengan langkah-langkah berpikir ilmiah. Adapun langkah-langkah
berpikir ilmiah ialah :
1. Merasakan suatu kesulitan
Terasa kesenjangan antara alat-alat untuk mencapai suatu tujuan atau terasa
kesulitan menemukan ciri-ciri atau pola dari suatu objek, atau terasa kesukaran
menerangkan sesuatu peristiwa.
2. Menegaskan persoalan
Setelah merasakan adanya kesulitan, petlu ditegaskan apa persoalan sebenarnya.
3. Menyusun hipotesis
Bila sudah dirumuskan persoalan, disusun kemungkinan pemecahan persoalan atau
menerangkan objek atau peristiwa itu.
4. Mengumpulkan data
Data adalah bahan informasi untuk proses berpikir gamblang atau eksplisit.
5. Mengambil kesimpulan
Dari data-data yang sudah diolah diambil kesimpulan untuk menerima atau
menolak hipotesis yang dirumuskan pada langkah berpikir ketiga diatas.
6. Menentukan kegunaan atau nilai umum dari kesimpulan
Jika pemecahan persoalan itu dapat diterima maka dipertanyakan apa kegunaannya
untuk masa mendatang atau apa nilai pemecahan persoalan itu untuk kepentingan
yang akan datang.
Ruang Lingkup
Penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam membantu manusia
memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan atau pemecahan atas suatu masalah. Dalam
konteks ini maka fungsi penelitian adalah membantu manusia meningkatkan
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 6
Gina Adriani (06101410021)
kemampuannya untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena masyarakat yang
kompleks dan kait-mengait demi kemajuan manusia atau demi eksistensi manusia itu
sendiri.
Kompleksitas masalah pendidikan memang diakibatkan oleh luasnya ruang lingkup
pendidikan itu sendiri. Di dalam hal ini Tyler menyebutkan delapan wajah yang
merupakan peta konseptual pendidikan, yaitu :
1. Mata pelajaran
2. Pelajar (kegiatan dan intelengensi mereka)
3. Cara mengajar
4. Guru
5. Sekolah sebagai lambaga sosial
6. Lingkungan rumah
7. Lingkungan kawan sebaya
8. Lingkungan masyarakat
Sehubungan dengan penelitian pendidikan dan hasilnya Tyler mengemukkan lima
fungsi penelitian pendidikan yang dapat dilakukan pada masa kini. Kelima fungsi
penelitian itu mencakup :
1. Menunjukkan isi dan cara mengajar serta mengorganisasikan dan menjalankan
sekolah.
2. Menilai program, prosedur dan bahan-bahan untuk menunjukkan hasil pendidikan
yang telah dicapai, biaya dalam ukuran waktu, usaha dan bahan-bahan dan keadaan
hasil-hasil yang dicapai.
3. Membentuk suatu badan informasi tentang usaha pendidikan yang bermanfaat
dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan.
4. Menyediakan pandangan, rangsangan dan penyuluhan yang berhasil untuk
pembaruan pendidikan.
5. Mengembangkan teori yang lebih memadai dan sahih (valid) tentang proses
pendidikan serta pengoperasian usaha.
Tugas dan Jenis Penelitian
Kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan adalah dua kegiatan terpadu
erat. maka tugas ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dinyatakan secara terpadu pula
sebagai berikut :
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 7
Gina Adriani (06101410021)
1. Mameriksa Keadaan
Tugas menyandra atau mengadakan deskripsi yaitu memaparkan dengan gamblang
hal-hal yang dipermasalahkan.
2. Menerangkan kondisi yang mendasari peristiwa-peristiwa
3. Menyusun teori
Tugas ini mencari dan merumuskan hukum-hukum yang menjelaskan hubungan
antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain yang ada kaitannya.
4. Meramalkan
Tugas ini memberikan perkiraan-perkiraan, atau proyeksi di masa yang akan datang
atas peristiwa yang diduga bakal terjadi.
5. Melakukan pengendalian
Tugas ini berusaha mengendalikan peristiwa-peristiwa, gejala-gejala yang
diperkirakan bakal terjadi.
JENIS-JENIS PENELITIAN
Secara umum penelitian terbagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:
1. Metode Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan,
relatif tetap, konkret, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.
Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif.
Proses penelitian bersifat deduktif, di mana untuk menjawab rumusan masalah digunakan
konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji
melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen
penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis
yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif umumnya dilakukan pada
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 8
Gina Adriani (06101410021)
sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.
2. Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai
metode ethnografi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif
Filsafat postpositivisme sering juga disebut juga sebagai paradigma interpretif dan
konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistic/utuh, kompleks,
dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian
dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang
apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu
mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya
adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi
instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga
mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti
menjadi lebih luas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan
mendalam terhadap situasi sosial pendidikan yang diteliti, maka teknik pengumpulan data
bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara
gabungan/simultan. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta
yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis dan teori.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan
suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak
menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam
penelitian kualitatif dinamakan transferability
Menurut penggunaannya
1. Penelitian dasar atau penelitian murni (pure research)
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 9
Gina Adriani (06101410021)
LIPI mendefinisikan penelitian dasar sebagai penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ilmiah atau menemukan bidang penelitian baru tanpa
suatu tujuan praktis tertentu.
2. Penelitian terapan (applied research)
Batasan yang diberikan LIPI :
Penelitian terapan adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.
Menurut metodenya
Penelitian historis
Penelitian filosofis
penelitian observasional
penelitian eksperimental
Menurut sifat permasalahannya
Penelitian histories
Penelitian deskriptif
Penelitian perkembangan
Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Penelitian korelasional
Penelitian kausal-komparatif
Penelitian eksperimental
Penelitian tindakan
1. Penelitian histories
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan
objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau.
Kekhususan
1. Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain.
2. Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif, dan tuntas.
3. Data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri langsung
melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 10
Gina Adriani (06101410021)
4. Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal.
2. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat
fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.
Kekhususan
1. Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi sekarang.
2. Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan
dan dianalisis.
3. Penelitian perkembangan
Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan sebagai fungsi
dari waktu.
Kekhususan
1. Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangan selama jangka
waktu tertentu.
2. Penelitian umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal.
3. Bila metoda penelitian yang dipakai dengan pendekatan cross-sectional maka
sampel yang dipilih harus representatif mewakili populasi penelitian.
4. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
Kekhususan :
a. Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan secara mendalam, sehingga
hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada kesatuan itu.
b. Selain peneliti hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas,
dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya, yang
terpusat pada aspek yang menjadi kasus.
5. Penelitian korelasional
Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.
Misalnya apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi
anak mereka.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 11
Gina Adriani (06101410021)
6. Penelitian hubungan sebab-akibat
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara faktor
tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Misalnya sikap
santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan
pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
Kekhususan
1. Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab
akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi.
2. Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa
faktor pada masa lampau.
7. Penelitian eksperimental
Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen.
Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok eksperimen diukur
secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya hendak meneliti keefektifan
metode-metode mengajar.
Kekhususan
1. Di dalam eksperimen terhadap kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental
dan kelompok yang dikenai perlakuan pembanding.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen
3. Mengusahakan agar pengaruh perlakuan eksperimen menjadi maksimal dan
pengaruh ubahan penyangga menjadi minimal.
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar.
8. Penelitian tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk
mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya,
meniliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 12
Gina Adriani (06101410021)
PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENILITIAN
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-
langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam menyusun
rancangan penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan
untuk mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.
Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah
merupakan “penyimpangan” dari apa seharusnya dengan apa terjadi, penyimpangan antara
rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara teori dengan praktik, dan
penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat)
dan waktu tertentu.
Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat
dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering
disebut proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu
Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi,
dan Jadwal Penelitian.
Proposal Penelitian Kuantitatif
Proposal penelitian kuantitatif dikemas dalam sistematika seperti berikut:
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Hasil Penelitian
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berfikir
C. Hipotesis
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 13
Gina Adriani (06101410021)
III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode
B. Populasi dan Sampel
C. Instrumen Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi Penelitian
B. Jadwal Penelitian
V. BIAYA YANG DIPERLUKAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi
pada suatu obyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, sekarang ini tampak ada
penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada, baik standar yang bersifat keilmuan
maupun aturan-aturan. Oleh karena itu dalam latar belakang ini, peneliti harus melakukan
analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini,
peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan
data dan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
B. Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada obyek yang
diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan
diteliti sedapat mungkin dikemukakan.
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan
studi pendahuluan ke obyek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke
berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasikan.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah diketahui tersebut, selanjutnya
dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang akan siteliti
itu kedudukannya di mana dia antara masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang
diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah
tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 14
Gina Adriani (06101410021)
C. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian
dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah
diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, di mana akan
dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan
variabel satu dengan variabel yang lain.
Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah
penelitian.
D. Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteiti itu ditentukan (variabel apa saja yang akan diteliti,
dan bagaimana hubungan variabel yang satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat
terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara
spesifik. Sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Jadi pola
pikir dalam merumuskan masalah itu ada empat tahapan yang dapat digambarkan sebagai
berikut.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan di luar pola pikir dalam
merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada kaitannya dengan permasalahan, oleh karena
itu dua hal ini ditempatkan di bagian ini. Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan
tujuan yang ada pada sampul skripsi atau tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya
untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana), tetapi tujuan di sini
berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan
erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan masalahnya:
Bagaimanakah tingkat disiplin guru di Sekolah A? Maka tujuan penelitiannya adalah: ingin
mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin guru di Sekolah A. Kalau rumusan masalahnya
: apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai, maka tujuan
penelitiannya adalah: ingin mengetahui apakah ada pengaruh latihan terhadap
produktivitas kerja pegawai dan kalau ada seberapa besar. Rumusan masalah dan tujuan
penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 15
Gina Adriani (06101410021)
Latar Belakang Masalah
Berisi tentang sejarah dan peristiwa yang terjadi pada obyek yang akan diteliti,
tetapi peristiwa itu nampaknya ada penyimpangan dari standar keilmuan maupun
aturan. Penyimpangan ini perlu ditunjukkan dalam data. Peneliti juga perlu
menuliskan mengapa hal itu perlu diteliti.
Identifikasi Masalah
Semua masalah yang ada pada obyek penelitian dikemukakan, baik masalah yang
akan diteliti maupun tidak diteliti. Tunjukkan hubungan masalah satu dengan
masalah yang lain. Masalah yang diteliti umumnya merupakan variabel
independen.
Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori dan supaya penelitian lebih
mendalam maka penelitian dibatasi pada beberapa variabel saja.
Rumusan Masalah
Dinyatakan dalam kalimat pertanyaan , jelas dan spesifik. Dapat berbentuk
rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
Pola Pikir Dalam Merumuskan Masalah
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan
penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka
sekarang kegunaanya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal, yaitu:
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 16
Gina Adriani (06101410021)
a. Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis
b. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang
ada pada obyek yang diteliti.
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen
penelitian.
Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat
penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya secara empiris. Di sini
juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada
kaitannya dengan variabel yang diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada
variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima maka jumlah teori yang
dikemukakan juga harus ada lima.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel
independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening,
maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Oleh
karena itu pada setiap penyusunan harus didasarkan pada kerangka berpikir.
C. Hipotesis Penelitian
Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan
masalah dan kerangka berpikir. Kalau ada rumusan masalah: adakah pengaruh
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 17
Gina Adriani (06101410021)
kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai, kerangka berpikirnya: “jika
kepemimpinan baik, maka motivasi kerja akan tinggi” maka hipotesisnya adalah: ada
pengaruh yang tinggi/rendah dan signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja
pegawai.
III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode
penelitian. Untuk itu di bagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan
digunakan, apakah metode survey atau eksperimen.
B. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai
sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data sampel yang
dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai sumber data
harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari populasi secara
random sampai jumlah tertentu.
C. Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan
instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada variabel
yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan menggunakan lima
instrumen. Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja yang akan digunakan
untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada setiap jenis instrumen (Likert, dll),
prosedur pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
D. Teknik Pengumpulan Data
Yang diperlukan di sini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat,
sehingga betul-betul didapat data yang valid dan reliabel. Jangan semua teknik
pengumpulan data (angket, observasi, wawancara) dicantumkan kalau sekiranya tidak
dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga teknik pengumpulan
data itu adalah: setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan harus disertai datanya.
Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan obyektif penggunaan berbagai teknik
sangat diperlukan, tetapi bila suatu teknik dipandang mencukupi maka teknik yang lain
bila digunakan akan menjadi tidak efisien.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 18
Gina Adriani (06101410021)
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data ini
berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis
yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan teknik statistik
mana yang digunakan. Jadi sejak membuat rancangan, maka teknik analisis data ini telah
ditentukan. Bila peneliti tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian itulah
yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab maka sulit membuat
generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat berlaku untuk sampel yang
digunakan, tidak dapat berlaku untuk populasi.
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi Penelitian
Bila penelitian dilaksanakan oleh tim/kelompok maka diperlukan adanya organisasi
pelaksana penelitian. Minimal ada ketua yang bertanggung jawab dan anggota, sebagai
pembantu ketua.
B. Jadwal Penelitian
Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan
dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa yang akan dilakukan, dan berapa lama
akan dilakukan.
C. Biaya Penelitian
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang
diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya,
tingkat resiko kegiatan yang dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal
peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.
Proposal Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kuantitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah jelas, realitas
dianggap tunggal, tetap, teramati, pola pikir deduktif, maka proposal penelitian kuantitatif
dipandang sebagai “blue print” yang harus digunakan sebagai pedoman baku untuk
melaksanakan dan mengendalikan penelitian. Sedangkan dalam metode kualitatif yang
berpandangan bahwa, realitas dipandang sesuatu holistik, kompleks, dinamis, penuh
makna, dan pola pikir induktif, sehingga permasalahan belum jelas, maka proposal
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 19
Gina Adriani (06101410021)
penelitian kualitatif yang dibuat masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah
peneliti memasuki obyek penelitian/situasi sosial.
1. Komponen dan Sistematika Proposal
Komponen dalam proposal penelitian tersebut secara garis besarnya terdiri atas,
pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, jadwal penelitian, organisasi penelitian,
dan biaya penelitian.
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
II. STUDI KEPUSTAKAAN
A. …………………………..
B. …………………………..
C. …………………………..
III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode dan Alasan Menggunakan Metode
B. Tempat Penelitian
C. Instrumen Penelitian
D. Sampel Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi Penelitian
B. Jadwal Penelitian
V. BIAYA YANG DIPERLUKAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 20
Gina Adriani (06101410021)
Walaupun dalam penelitian kualitatif, masalah ini bersifat sementara, namun perlu
dikemukakan dalam proposal penelitian. Dalam latar belakang masalah ini perlu
dikemukakan gambaran keadaan yang sedang terjadi selanjutnya dikaitkan dengan
peraturan/kebijakan, perencanaan, tujuan, teori pengalaman, sehingga terlihat adanya
kesenjangan yang merupakan masalah. Masalah ini perlu dikemukakan dalam bentuk data,
bisa diperoleh dari studi pendahuluan, dokumentasi laporan penelitian, atau pernyataan
orang-orang yang dianggap kredibel dalam media cetak maupun elektronik.
B. Fokus Penelitian
Pada penelitian kualitatif, penentuan fokus berdasarkan hasil studi pendahuluan,
pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang dipandang ahli.
Fokus dalam penelitian ini juga masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian di lapangan.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini merupakan panduan awal bagi peneliti untuk penjelajahan
pada obyek yang diteliti. Namun bila rumusan masalah ini tidak sesuai dengan kondisi
obyek penelitian, maka peneliti perlu mengganti rumusan masalah penelitiannya.
Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif tidak berkenaan dengan variabel
penelitian, yang bersifat spesifik, tetapi lebih makro dan berkaitan dengan kemungkinan
apa yang terjadi pada obyek/situasi sosial penelitian tesebut.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara,
dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Dalam proposal tujuan
penelitian terkait dengan rumusan masalah, yaitu untuk mengetahui segala sesuatu setelah
rumusan masalah itu terjawab melalui pengumpulan data.
E. Manfaat Penelitian
Untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, yaitu untuk
pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan
masalah. Apabila peneliti kualitatif dapat menemukan teori, maka akan berguna untuk
menjelaskan, memprediksikan, dan mengendalikan suatu gejala.
II. STUDI KEPUSTAKAAN
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 21
Gina Adriani (06101410021)
Studi berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai,
budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti,
Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam
penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian.
Dalam penelitian kualitatif, teori yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan
berkembang atau berubah setelah peneliti berada di lapangan. Selanjutnya dalam landasan
teori, tidak perlu dibuat kerangka berpikir sebagai dasar untuk perumusan hipotesis, karena
dalam penelitian kualitatif tidak akan menguji hipotesis, tetapi justru menemukan
hipotesis.
III. METODE PENELITIAN
Komponen dalam metode penelitian kualitatif adalah: alasan menggunakan metode
kualitatif, tempat penelitian, instrumen penelitian, sampel sumber data penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan rencana pengujian keabsahan data.
A. Metode dan Alasan Menggunakan Metode Kualitatif
Pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif karena pemasalahan belum
jelas, holistik, kompleks dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada
situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen
seperti tes, kuesioner, dan pedoman wawancara. Selain itu, peneliti bermaksud memahami
situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.
B. Tempat Penelitian
Dalam hal ini perlu dikemukakan tempat di mana situasi sosial tersebut akan diteliti.
Misalnya di sekolah, di perusahaan, di lembaga pemerintahan, di jalan, di rumah, dan lain-
lain.
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri
atau anggota tim peneliti. Untuk itu perlu dikemukakan siapa yang akan menjadi instrumen
penelitian, atau mungkin setelah permasalahannya dan fokus jelas peneliti akan
menggunakan instrumen. Instrumen yang akan digunakan perlu dikemukakan pada bagian
ini.
D. Sampel Sumber Data
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 22
Gina Adriani (06101410021)
Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara purposive dan bersifat
snowball sampling. Penentuan sampel sumber data, pada proposal masih bersifat
sementara, dan akan berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan. Sampel sumber
data pada tahap awal memasuki lapangan dipilih orang yang memiliki power dan otoritas
pada situasi sosial atau obyek yang diteliti, sehingga mampu “membukakan pintu” ke
mana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data.
Situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang di
dalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan
bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi,
sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan
yang tengah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya”
sendiri.
5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih
menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada bagian ini dikemukakan bahwa, dalam penelitian kualitatif, teknik
pengumpulan data yang utama adalah observasi partisipan, wawancara mendalam, studi
dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi. Perlu dikemukakan kalau teknik
pengumpulan datanya dengan observasi, maka perlu dikemukakan apa yang diobservasi,
kalau wawancara, kepada siapa akan melakukan wawancara.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.
Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah tahap memasuki lapangan dengan grand tour
dan minitour question, analisis datanya dengan analisis domain. Tahap kedua adalah
menentukan fokus, teknik pengumpulan data dengan minitour question, analisis data
dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya pada tahap selections, pertanyaan yang
digunakan adalah pertanyaan struKtural, analisis data dengan analisis komponensial.
Setelah analisis komponensial dilanjutkan analisis tema.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 23
Gina Adriani (06101410021)
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data (validitas internal), uji
dependabilitas (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal/generalisasi) dan
uji konfirmabilitas (obyektivitas). Namun yang utama adalah uji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara: perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi,
diskusi dengan teman sejawat, member check, dan analisis kasus negatif.
IV. ORGANISASI PENELITIAN DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi
Organisasi penelitian ini perlu dikemukakan, bila penelitian dilakukan oleh tim.
Dalam organisasi penelitian ini terdiri atas ketua tim peneliti, beberapa anggota peneliti,
pengumpul data, bendahara, tenaga administrasi. Masing-masing perlu dikemukakan
uraian tugas dan waktu yang tersedia.
B. Jadwal Penelitian
Pada umumnya penelitian kualitatif memerlukan waktu yang relatif lama, antara 6
bulan sampai 24 bulan. Untuk itu perlu direncanakan jadwal pelaksanaan penelitian yang
berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan akan dilakukan.
C. Pembiayaan
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang
diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya,
tingkat resiko kegiatan yang dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal
peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.
SUMBER MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 24
Gina Adriani (06101410021)
SUMBER MASALAH
Langkah pertama yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalan proses
penelitiannya adalah penentuan masalah. Secara umum masalah dapat diartikan sebagai
suatu kondisi yang memerlukan pembahasan, pemecahan, informasi atau keputusan.
Dalam bidang penelitian, secara teknis masalah menyiratkan adanya kemungkinan
dilakukannya suatu penyelidikan empiris, yakni pengumpulan dan analisis data (McMillan
dan Scumacher, 1989). Masalah penelitian perlu dinyatakan dengan jelas karena melalui
prnyataan tersebut peneliti berusaha mengkomunikasikan kepada pihak lain tentang fokus
dan pentingnya masalah, konteks dan skop kependidikan, serta kerangka kerja laporan
penelitiannya.
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa
yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktik, antara aturan dengan pelaksanaan,
antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner mengemukakan bahwa masalah-masalah
dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antar pengalaman dengan
kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan
kompetisi.
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak
diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Orang
yang bisanya menjadi pimpinan pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang
pendidikan. Hal ini pada awalnya tentu akan memunculkan masalah. Orang atau kelompok
yang biasanya mengelola pendidikan dengan sistem sentralisasi lalu berubah menjadi
desentralisasi, atau dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) maka akan muncul
masalah.
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan
kenyataan
Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari
rencana tersebut maka tentu ada masalah. Apakah masalahnya sehingga apa yang telah
direncanakan tidak menghasilkan kenyataan. Jadi untuk menemukan masalah dapat
diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan
dengan kenyataan.
c. Ada pengaduan
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 25
Gina Adriani (06101410021)
Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata
setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan,
maka akan timbul masalah dalam organisasi itu. Dengan demikian masalah penelitian
dapat digali dengan cara menganalisis isi pengaduan.
d. Ada kompetisi
Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar bila tidak
dapat memanfaatkan untuk kerja sama.
Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya
penelitian tentang SDM, maka masalah SDM harus ditunjukkan dengan data. Masalah
SDM misalnya, jumlah SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi
dan produktivitas yang masih rendah. Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan
pendahuluan terhadap hasil penelitian orang lain atau dari dokumentasi. Data yang
diberikan harus up to date, lengkap dan akurat.
Pada umumnya peneliti dalam bidang pendidikan memfokuskan kajiannya pada
usaha untuk mendeskripsikan fenomena kependidikan, menjelaskan (explaining) kejadian
yang terobservasi, serta mengembangkan pemecahan masalah kependidikan. Disamping
itu, peneliti juga bisa mengajukan berbagai pertanyaan baik yang bersifat teoritis maupun
praktis di bidang pendidikan. Akan tetapi, tidak semua pertanyaan dapat digolongkan
dalam masalah penelitian, seperti pertanyaan yang memerlukan penjelasan tentang
bagaimana melakukan sesuatu, berisi masalah mengambang karena terlalu luas, atau
pertanyaan tentang nilai.
Dalam penelitian, masalah yang menjadi fokus harus dinyatakan secara formal
untuk menunjukkan perlunya dilakukan penyelidikan secara empiris. Dalam penelitian
kuantitatif, masalah penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, pernyataan, atau
hipotesis. Pada umumnya masalah penelitian pada mulanya diidentifikasi melalui topik
yang masih umum. Setelah melakukan kepustakaan yang berkenaan dengan topik tersebut
kemudian peneliti lebih memfokuskan topik tersebut sehingga menjadi masalah penelitian
yang lebih spesifik. Sumber-sumber masalah :
1. Observasi terhadap praktek kependidikan, merupakan sumber yang kaya akan
masalah penelitian. Dalam kenyataan kependidikan, kebanyakan keputusan yang
dibuat oleh praktisi didasarkan atas praduga tanpa didukung data empiris, yang
kemungkinan mempunyai pengaruh terhadap siswa, staf pengajar dan
administrasi, serta masyarakat. Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 26
Gina Adriani (06101410021)
observasi terhadap hubungan tertentu yang belum atau tidak mempunyai dasar
penjelasan yang memadai.
2. Deduksi dari teori, dapat memunculkan masalah penelitian. Teori merupakan
konsep yang masih berisi tentang prinsip-prinsip umum yang mana penerapannya
dalam kondisi atau pelaksanaan kependidikan tertentu belum diketahui selama
belum diuji secara empiris. Hal ini karena teori masih berupa konsep tersebut
hanya diperoleh dan dikembangkan dari hasil pemikiran secara rasional.
3. Kepustakaan tentang hasil penelitian juga memberikan rekomendasi perlunya
dilakukan replikasi atau penelitian ulang, baik dengan atau tanpa variasi.
Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil penelitian yang lalu dan
kemampuannya untuk digeneralisasikan lebih luas. Dalam penelitian, seringkali
subjek yang dipilih sulit atau bahkan tidak mungkin dipilih secara acak, misalnya
dalam eksperimen, sehingga hasilnya hanya bisa digeneralisasikan secara
terbatas.
4. Masalah sosial yang sedang diterjadi dapat memberikan masukan yang berarti
bagi peneliti untuk dijadikan masalah penelitiannya.
5. Situasi praktis, terutama dalam kaitannya dengan pembuatan keputusan tetentu,
seringkali mendesak diadakannya peelitian evaluatif. Masalah yang muncul dari
situasi demikian diantaranya berkenaan dengan kebutuhan kependidikan yang
memerlukan informasi tentang perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan
suatu program.
6. Pengembangan pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban
empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam melalui metode
kualitatif. Orang yang terlibat secara langsung dalam situasi tertentu akan lebih
peka dalam memahami makna yang berkaitan dengan situasi tersebut.
Kriteria Pemilihan Masalah
Dalam memilih masalah yang akan diperoleh dari sumbernya, peneliti hendaknya
mempertimbangkan beberapa faktor sebagai kriteria pemilihan, baik yang sifatnya
eksternal maupun personal (Good, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 43). Kriteria eksternal
berkenaan dengan, misalnya, masalah yang sedang hangat dan penting bagi bidang
penelitian, tersedianya data, metode, maupun kerja sama institusional dan admnistratif.
Secara lebih detail, kriteria pemilihan masalah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 27
Gina Adriani (06101410021)
1. Baru untuk menghindari adanya duplikasi yang tak perlu
Suatu penelitian agar dapat memberikan sumbangan yang berarti, salah satunya dalah
agar masalah yang diteliti dapat menyumbangkan informasi baru yang belum atau masih
kurang jelas dapat diperoleh dari penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain.
Untuk itu, seorang peneliti hendaknya menghindari mengangkat masalah yang sudah ada
informasi yang jelas dari penelitian ini. Dengan kata lain, peneliti hendaknya menghindari
adanya duplikasi masalah.
2. Nilai maanfaat bagi bidang kajian pendidikan
Penelitian merupakan suatu aktivitas yang banyak memerlukan tenaga, waktu dan
biaya. Suatu penelitian harus dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap
pengembangan pengetahuan dibidang kependidikan. Dengan demikian penelitian tersebut
tidak hanya menghamburkan tenaga, biaya, dan waktu
3. Menarik serta menantang secara intelektual
Dalam sejarah ilmu pengetahuan, penemuan-penemuan yang diperoleh oleh para
sarjana yang memiliki nama besar didapat karena keingintahuan intelektual yang sangat
besar. Motivasi dilakukan penelitian yang berhasil tersebut semata-mata karena dorongan
ingin tahu serta kesenangan dan kepuasan. Oleh karena itu permasalahan yang diangkat
harus didasarkan pada minat serta rasa ingin tahu yang besar sehingga peneliti akan
bersedia melakukan penlitiannya dengan senang hati dan menurahkan perhatiannya secara
maksimal.
4. Latihan serta klasifikasi personal
Pengembangan bidang pendidikan berutang pada bidang kajian lain, seperti sosiologi,
antropologi, sejarah, dan psikologi. Hal ini karena para peneliti kependidikan banyak yang
menggunakan pendekatan penelitian yang digunakan dalam bidang lain tersebut untuk
memahami dan melakukan penelitian di bidang pendidikan. Oleh karena itu, seorang
peneliti pendidikan juga harus mempunyai pengethuan dasar dan metodologi penelitian
tentang subjek bidang kajian lain sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam
penelitiannya.
5. Tersedianya data dan metode alat khusus serta kondisi kerja
Selanjutnya, dalam memilih masalah peneliti juga harus mempertimbangkan apakah
data yang cukup untuk untuk menjawab masalah dapat diperoleh dan apakah ada metode
yang cocok untuk digunakan.
6. Tersedianya sponsor dan kerja sama administratif
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 28
Gina Adriani (06101410021)
Penelitian terhadap beberapa masalah, misalnya dalam penelitian eksperimen dan
historis seringkali memerlukan sumber, peralatan, dan kondisi kerja tertentu. Keberadaan
fasilitas tersebut terutama dimaksudkan untuk mempermudah proses pengamatan melalui
kontrol terhadap kondisi, merekam data dengan akurat, atau mengolah dan menganalisis
data yang terkumpul.
7. Tersediannya sponsor dan kerja sama administratif
Penelitian kependidikan sering kali harus melibatkan beberapa pihak yang
berkepentingan, misalnya sekolah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, konsultan
atau pembimbing. Dalam memilih masalah, peneliti harus mempertimbangkan
kemungkinan adanya sponsor atau pihak lain yang dapat dan bersedia mendukung
pelaksanaan penelitiannya.
8. Biaya dan hasil
Penelitian memerlukan biaya yang mahal. Dalam memilih masalah, hendaknya peneliti
memperhatikan sumber biaya yang diperlukan untuk kebutuhan penelitiannya. Bila biaya
terbatas, masalah yang diangkat hendaknya tidak terlalu luas sehingga dapat mencukupi
untuk penyelesaiannya.
9. Bahaya
Dalam memilih permasalahan, peneliti hendaknya juga memperhatikan bahaya tertentu
yang mungkin bisa timbul terhadap perorangan, kelompok, maupun profesi, baik bahaya
fisik, mental maupun sosial. Oleh karena itu jika masalah yang diajukan kemungkinan
akan membahayakan, hendaknya peneliti meninjaunya kembali.
10. Waktu
Beberapa penelitian naturalistik, historis, eksperimen, dan longitudinal seringkali
memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menyelesaikannya. Bila waktu yang tersedia
bagi peneliti hanya terbatas kemungkinan besar ia tidak bisa merampungkan penelitiannya
dengan baik. Oleh karena itu, dalam memilih permasalahan peneliti harus
mempertimbangkan waktu yang tersedia.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan kesenjangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu
pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 29
Gina Adriani (06101410021)
terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah
penelitian harus didasarkan pada masalah.
Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian dikembangkan berdasarkan penelitian
menurut tingkat eksplanasi (level of explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke
dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
a. Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih
(variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu dengan variabel lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya
dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
1) Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional?
2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri Berbadan
Hukum?
3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?
4) Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah
daerah di bidang pendidikan?
5) Seberapa tinggi tingkat produtivitas dan keuntungan finansial Unit Produksi pada
Sekolah-sekolah Kejuruan?
6) Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid
sekolah di Indonesia?
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap paertanyaan penelitian berkenaan
dengan satu variabel atau lebih secara mandiri.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 30
Gina Adriani (06101410021)
Contoh rumusan masalah komparatif:
1). Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta?
(variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri
dan sekolah swasta).
2). Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu
variabel dua sampel).
3). Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal
dari keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang? (dua variabel tiga sampel).
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dau variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan, yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan intraktif/ resiprocal/
timbal balik.
1) Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh rumusan masalah asosiatif hubungan simetris:
1. Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan kejahatan terhadap
murid sekolah?
2. Adakah hubungan antara rumah yang dekat rel kereta dengan jumlah anak?
3. Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin
sekolah?
Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap
murid sekolah
2. Hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak
3. Hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah
2) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi di sini ada
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen
(variabel yang dipengaruhi).
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 31
Gina Adriani (06101410021)
Contoh rumusan masalah asosiatif hubungan kausal:
1. Adakah hubungan pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak?
(pendidikan orang tua varibel independen dan prestasi belajar variabel
dependen)
2. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan
lulusan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan
kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen).
3. Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru
terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (kurikulum,
media pendidikan dan kualitas guru sebagai variabel independen dan kualitas
SDM sebagai variabel dependen)
Contoh judul penelitiannya:
1. Hubungan pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak di SD
Kabupaten Alengkapura.
2. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kecepatan lulusan
memperoleh pekerjaan pada SMK di Provinsi Indrakila.
3. Pengaruh kurikulum, media pendidikan, kualitas guru terhadap kualitas SDM
yang dihasilkan dari suatu sekolah.
3) Hubungan interaktif/reciprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak
diketahui mana variabel independen dan dependen.
Contoh rumusan masalah asosiatif hubungan interaktif:
1. Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan A.
(Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga
prestasi dapat mempengaruhi motivasi).
2. Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. (kecerdasan dapat
menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan
kecerdasan karena gizi terpenuhi).
VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 32
Gina Adriani (06101410021)
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan
atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut-
atribut dari setiap obyek. Struktur organisasi, model pendelegasian, kepemimpinan,
pengawasan, koordinasi, prosedur dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan
merupakan contoh variabel dalam kegiatan administrasi pendidikan.
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya, berat badan dapat diakatakan
variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan
yang lain. Demikian juga prestasi belajar karena prestasi belajar dari sekelompok murid
tentu bervariasi. Jadi kalau peneliti akan memilih variabel penelitian baik yang dimiliki
orang, obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya.
Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat
bervariasi maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek
yang bervariasi.
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak (constructs) atau
sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan,
pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain.
Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat
yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel itu
merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder (1981), menyatakan bahwa variabel
adalah suatu kualitas (qualities) di mana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dengan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Macam-macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-
macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
a. Variabel Independen
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 33
Gina Adriani (06101410021)
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam SEM (Structural Equation
Modeling/Pemodelan Persamaan Struktural), variabel independen disebut sebagai
variabel eksogen.
b. Variabel Dependen
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling/Pemodelan Persamaan
Struktural), variabel dependen disebut sebagai variabel indogen.
c. Variabel Moderator
Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel ini juga disebut
sebagai variabel independen kadua
d. Variabel Intervening
Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan
tidak dapat diamati dan diukur.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 34
Motivasi Belajar
(Variabel Independen)
Prestasi Belajar
(Variabel Dependen)
Motivasi Belajar
(Variabel Independen)
Prestasi Belajar
(Variabel Dependen)
Suasana Belajar
(Variabel Moderator)
Gina Adriani (06101410021)
e. Variabel Kontrol
Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti.
POPULASI DAN SAMPEL
A. Populasi
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 35
Motivasi Belajar
(Variabel Independen)
Gaya Belajar Siswa
(Variabel Intervening)
Prestasi Belajar
(Variabel Dependen)
Suasana Belajar
(Variabel Moderator)
Motivasi Belajar
(Variabel Independen)
Motivasi Belajar
(Variabel Independen)
Waktu belajar, fasilitas kelas,
pokok bahasan
(Variabel Kontrol)
Gina Adriani (06101410021)
Populasi adalah kelompok subjek yang ingin dikenai generalisasi hasil penelitian.
Menurut Sugiyono “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga subjek dan benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Karakteristik Populasi
Karakteristik populasi menentukan luas atau sempitnya generalisasi dan
heterogenitas populasi.
1. Karakteristik sempit/sedikit
Generalisasi lebih luas, lebih heterogen
2. Karakteristik luas/banyak
Generalisasi lebih sempit,lebih homogeny
A. Sampel
Menurut Sugiyono, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa
yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk
itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Syarat Sampel
1. Representatif; mewakili populasi; karakteristiknya harus mencerminkan
karakteristik populasi.
2. Yang diteliti adalah populasi, yang diambil datanya adalah data sampel.
3. Kesimpulan yang diambil adalah untuk populasi.
Tujuan Pengambilan Sampel (Sampling)
1. Mereduksi objek penelitian
2. Ingin melakukan generalisasi
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 36
Gina Adriani (06101410021)
3. Menyederhanakan tugas penelitian
4. Efektivitas dan efisiensi
Langkah – Langkah Dalam Pengambilan Sampel
1. Tentukan luas populasi sebagai daerah generalisasi
2. Penegasan sifat dan ciri populasi
3. Tentukan besarnya sampel
4. Tentukan teknik samplingnya
D. Teknik Sampling
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk dijadikan sampel.
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
1. Undian dengan pengembalian atau undian tanpa pengembalian
2. Penggunaan tabel bilangan random
3. Sistematik random
b. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini dugunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu
mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang
lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat
orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena kedua
kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan
SMP.
1. Strata berdasarkan usia
2. Strata berdasarkan jenjang pendidikan
3. Strata berdasarkan jenis kelamin
4. Strata berdasarkan status perkawinan
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 37
Gina Adriani (06101410021)
5. Strata berdasarkan status sosial ekonomi
6. Strata berdasarkan asal sekolah
7. Strata berdasarkan jenjang kepangkatannya atau jenjang jabatan
c. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai
pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai
tersebut berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1=45, S2=30,
STM=800, ST=900, SMEA=400, SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil
meliputi strata pendidikan tersebut. Jumlah sampel dan teknik pengambilan
sampel diberikan setelah bagian ini.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber
data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah
ditetapkan. Teknik ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang
yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Sampling berdasarkan pada
kelompok-kelompok masyarakat :
1. Berdasarkan profesi/pekerjaan
2. Berdasarkan tempat tinggal
3. Berdasarkan tempat pekerjaan
4. Berdasarkan area/wilayah/daerah
2. Non Probability Sampling
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 38
Gina Adriani (06101410021)
Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk diplih menjadi
sampel.
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang
terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1
sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan lima.untuk ini maka yang
diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10,15, 20, dan seterusnya sampai
100.
b. Quota Sampling
Sampling quota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.
1. Mengambil sampel yang punya karakteristik/ciri tertentu serta jumlah/quota
yang harus diambil (misalnya: mahasiswa semester V dari berbagai PT yang
kuliah sambil bekerja atau kuliah tapi sudah berkeluarga). Dicari yang
paling mudah dihubungi. (ciri-ciri yang dicari tidak merupakan representasi
dari populasi secara keseluruhan).
2. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada quota yang diinginkan
maka penenlitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi quota
yang ditentukan.
c. Incidental Sampling
Teknik ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
1. Pengambilan sampel seketemunya saja
2. Tidak representatif
3. Jumlahnya tidak ditentukan secara pasti
4. Mudah dilakukan
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 39
Gina Adriani (06101410021)
5. Sulit untuk diambil generalisasi
6. Digunakan untuk menemukan suatu isu/hal-hal yang menjadi topik
pembicaraan masyarakat
d. Purposive Sampling
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih
cocok digunakan untuk penenlitian kualitatif.
1. Memilih sampel berdasarkan tujuan tertentu
2. Memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi
3. Misalnya untuk mengetahui kualitas pendidikan suatu daerah; sampelnya
dari orang tua, guru, kadinas, pengawas, dst.
4. Tidak terikat dengan jumlah sampel
e. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-
lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau
dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel.
1. Dimulai dari kelompok kecil
2. Masing-masing anggota kelompok memilih kawannya (satu atau dua orang)
untuk dijadikan sampel,
3. Kawannya memilih kawannya lagi untuk dijadikan sampel, begitu
seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan
4. Sampel tidak boleh lebih dari 100 orang
5. Menyelidiki hubungan antar manusia dalam hubungan yang akrab
f. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
E. Pertimbangan-pertimbangan dalam Menentukan Teknik Sampling
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 40
Gina Adriani (06101410021)
1. Tujuan penelitian: generalisasi, kesan-kesan umum dalam waktu singkat
2. Pengetahuan tentang populasi
3. Kesediaan seseorang untuk dijadikan sampel
4. Jumlah biaya yang tersedia
5. Besarnya target fasilitas yang tersedia
F. Besar Sampel
1. Tidak ada ketentuan yang pasti
2. Jika homogen, sampel tidak perlu banyak
3. Semakin heterogen populasi, jumlah sampel semakin banyak
4. Untuk penelitian di sekolah, biasanya diambil sampel kelas
G. Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang
tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah
populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka
peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian?
jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan
yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia.
Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan,
dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota
sampel yang diperlukan.
Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 100%.
Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah
sebagai berikut :
s = λ2 . N . P . Qd2 ( N − 1) + λ2 . P . Q
λ2 dengan dk = 1, taraf kesaahan 1 %, 5 %, 10 % .P = Q = 0,5 . d = 0 , 05 s = jumlah sampel
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 41
Gina Adriani (06101410021)
H. Menentukan Anggota Sampel
Di dapan telah dikemukakan terdapat dua teknik sampling, yaitu probability
sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang
memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Cara demikian sering disebut dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel
secara acak.
Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random,
komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka
setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota
populasi.
Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota popuasi
mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk contoh di atas
peluang setiap anggota populasi = 1/100. Dengan demikian cara pengambilannya bila
nomor satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan
peluangnya menjadi tidak sama lagi. Misalnya nomor pertama tidak dikembalikan lagi
maka peluang berikutnya menjadi 1 : (100 – 1) = 1/99. Peluang akan semakin besar bila
yang telah diambil tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi,dianggap tidak
sah dan dikembalikan lagi.
KAJIAN TEORITIS/TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN
PENDIDIKAN
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 42
Gina Adriani (06101410021)
Kajian teoritis atau tinjauan pustaka atau landasan teori perlu ditegakkan agar
penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and
error). Adanya landasan teori ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data.
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal
teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di
sini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk
merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh
karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa
yang akan dipakai.
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori
(dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu
dikemukakan/dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara
teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat
tiga variabel independen dan satu variabel dependen, maka kelompok teori yang perlu
dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan
tiga variabel independen dan satu kelompok teori yang berkenaan dengan variabel
dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin
banyak teori yang perlu dikemukakan.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel
yang diteliti, melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai
referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar
variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat
digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau
tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi
pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan
bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.
Untuk mnguasai teori maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian, maka
peneliti harus rajin membaca. Orang harus membaca dan membaca, dan menelaah yang
dibaca itu setuntas mungkin agar ia dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah-
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 43
Gina Adriani (06101410021)
langkah berikutnya. Membaca merupakan keterampilan yang harus dikembangkan dan
dipupuk.
Untuk dapat membaca dengan baik, maka peneliti harus mengetahui sumber-
sumber bacaan. Sumber-sumber bacaan dapat berbentuk buku-buku teks, kamus,
ensiklopedia, jurnal ilmiah, dan hasil-hasil penelitian. Bila peneliti tidak memiliki sumber-
sumber bacaan sendiri, maka dapat melihat di perpustakaan, baik perpustakaan lembaga
formal maupun perpustakaan pribadi.
Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi,
kelengkapan, dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru
menggunakan sumber-sumber bacaan lama). Relevansi berkenaan dengan kecocokan
antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkenaan
dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu.
Makin baru sumber yang digunakan, maka akan semakin mutakhir teori tersebut.
Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi
masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis hasil penelitian yang relevan dengan apa
yang akan diteliti dapat dilihat dari permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat
penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis, dan kesimpulan.
A. Pengertian dan Tujuan
Penelitian pendidikan tidak pernah dapat dipisahkan dengan pengetahuan
kependidikan karena pada hakikatnya merupakan alat untuk mendapatkan informasi baru
yang berguna untuk mengisi kekosongan atau menguji pengetahuan yang telah ada. Oleh
karena itu, agar dapat mengetahui bagaimana hubungan dan di mana posisi pengetahuan
yang telah ada, perlu adanya ulasan terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan dengan
topik masalah yang diangkat.
Ulasan kepustakaan akan memungkinkan pembaca meningkatkan cakrawala nya
dari segi tujuan dan hasil penelitian. Ulasan kepustakaan sering juga disebut rasional
penelitian karenamemberikan landasan rasional tentang mengapa penelitian tersebut perlu
dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Ulasan kepustakaann ini tidak
hanya sekedar untuk menghasilkan anotasi atau catatan bibliografi tentang masalah yang
diangkat (Lindvall, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 76).
Ulasan terhadap bahan kepustakaan yang berkaitan dengan topik penelitian tersebut
juga bukan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah penelitian yang diangkat
belum pernah diteliti oleh peneliti yang lain. Tujuan utama dari penulisan ulasan
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 44
Gina Adriani (06101410021)
kepustakaan adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan penelitian yang pernah
dilakukan sehingga pembaca akan memahami mengapa masalah yang diangkat
mempunyai nilai penting serta menunjukkan bagaimana masalah tersebut dikaitkan dengan
hasil penelitian dan pengetahuan yang lebih luas) McMillan dan Schumacher, 1989;
Lindvall, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 76).
Dengan mengetahui hasil-hasil penting dari penelitian yang pernah dilakukan,
peneliti dapat melihat bagaimana masalah penelitian dan penemuannya akan dapat
dihubungkan dengan hasil penentuan penelitian lain dan bagaimana kombinasi penemuan
tersebut dan penemuannya dapat membantu memberikan gambaran atau potret
pengetahuan yang lebih utuh dan komplit tentang bidang tersebut. Ulasan kepustakaan juga
dapat dipandang sebagai kontribusi terhadap penyusunan teori penelitian.
Salah satu kelemahan dalam bidang kependidikan adalah kurang adanya kerangka
teori yang dijadikan landasan masalah penelitian. Keterbatasan kerangka teori dalam
bidang tersebut mungkin terjadi karena kompleksnya hubungan-hubungan yang ada dalam
masalah yang harus dikaji. Untuk menyusun kerangka tersebut, peneliti dapat melakukan
dengan cara menyusun hasil-hasil penelitian yang telah ada, menunjukkan bagaimana
hasil-hasil tersebut saling berhubungan sehingga memberikan suatu organisasi
pengetahuan yang telah ada.
Dengan cara ini peneliti memberikan kerangka yang memperlihatkan di mana
masalah penelitiannya akan dapat mengisi kekurangan dalam pengetahuan yang ada. Hal
ini akan memberikan alasan logis manfaat dari masalah yang diangkat dan menunjukkan
bagaimana ia dapat membantu melengkapi hasil penelitian lain untuk memperluas
pengetahuan dalama bidangnya. Lebih lanjut kepustakaan tersebut berguna untuk
menunjukkan signifikansi masalah, mengembangkan desaian mendahului serta
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut. Secara rinci hal tersebut dijelaskan :
a. Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian
b. Meletakkan penelitian pada prespektif sejarah dan asosional.
c. Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu
d. Memilih metodologi yang tepat
e. Menghubungkan penemuan dengan pengetahuan yang ada usulan untuk
penelitian lebih lanjut.
Kepustakaan adalah bahan-bahan yang secara nyata relevan dengan permasalahan seperti
hasil penelitian yang pernah dilakukan yang menyelidiki pertanyaan yang serupa atau
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 45
Gina Adriani (06101410021)
variabel yang sama; rujukan terhadap teori dan pengujian empiris terhadap teori; dan
kajian dari bidang lain, seperti penelitian sosiologi tentang interaksi kelompok kecil,
penelitian psikologi tentang perkembangan intelektual pada anak.
Banyak sedikitnya kepustakaan ini bergantung pada topik dan tujuan penelitian.
Dalam topik yang sudah banyak dilakukan penelitian, ulasan kepustakaan biasanya berisi
sumber hasil penelitian yang secara langsung berhubungan dengan penelitian yang
diangkat yakni menyelidiki masalah yang serupa.
B. Sumber Ulasan kepustakaan
Pada dasarnya ulasan kepustakaan dalam penelitian harus didasarkan pada sumber
asli yang ditulis oleh peneliti atau penemu teori itu sendiri secara langsung. Namun
demikian, karya-karya yang dibuat oleh yang secara tidak langsung melakukan penelitian
atau membuat teori juga dapat dijadikan sumber informasi yang sangat berharga. Ada tiga
macam kategori ulasan kepustakaan yang telah diklasifkasikan, antara lain :
1. Sumber primer
Sumber primer adalah hasil-hasil penelitian atau tulisan-tulisan karya peneliti atau
teoritis yang orisinil. Sumber ini merupakan deskripsi langsung tentang kenyataan
yang dibuat oleh individu yang melakukan pengamatan atau menyaksikan kejadian
atau oleh individu yang mengemukakan teori yang pertama kali. Dalam penelitian
pendidikan, ini berarti deskripsi penyelidikan oleh peneliti sendiri atau deskripsi teori
oleh penemunya. Sumber ini berisi teks laporan hasil penelitian atau teori secara
penuh atau lengkap, detil, dan teknis. Oleh karena itu, ia dapat memberikan informasi
yang detil tentang penelitian, teori dan metodologi yang digunakan untuk menyelidiki
masalah. Contohnya adalah jurnal ilmiah, proceeding, text book, hand book, skripsi,
tesis, dan disertasi.
2. Sumber sekunder
Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh penulis
yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau berpartisipasi dalam
kenyataan yang ia deskripsikan atau bahan penemu teori. Sumber ini berisi tentang
hasil sintesis bahan-bahan yang berasal dari sumber utama, baik secara empiris
maupun teoritis. Di samping itu, sumber ini juga mengkombinasikan informasi yang
diperoleh dari beberapa sumber primer ke dalam satu kesatuan kerangka kerja
sehingga memberikan ulasan secara ringkas tentang perkembangan penelitian dalam
topik tertentu. Kebanyakan sumber sekunder ini memuat daftar pustka yang menjadi
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 46
Gina Adriani (06101410021)
sumber pengambilan bahan-bahan yang dijadikan sehingga daftar ini juga dapat
dipergunakan untuk menemukan sumber primernya. Contohnya adalah buku-buku
teks.
3. Sumber preliminer
Sumber preliminer adalah bahan-bahan rujukan yang dimaksudkan untuk membantu
seseorang mengidentifikasi dan menemukan sumber primer atau sekunder. Dengan
kata lain, sumber preliminer berisi informasi tentang sumber primer dan sekunder.
Sumber ini sangat bermaanfaat untuk menunjukkan jenis-jenis tertentu yang
diperlukan dalam beberapa ulasan kepustakaan untuk mencari subjek tertentu. Dengan
demikian, peneliti akan menghemat waktu, biaya, dan tenaga karena sumber
preliminer informasi tentang di mana artikel-artikel, buku-buku, laporan-laporan, dan
dokumen-dokumen lain tentang suatu subjek tertentu dapat ditemukan dalam sumber
primer atau sekunder. Ada dua macam sumber preliminer yakni abstraks dan indeks.
Indeks biasanya hanya berisi informasi kunci tentang bahan pustaka primer atau
sekunder yakni penulis, judul, dan tempat penerbitan. Sedangkan, abstrak berisi
rangkuman singkat tentang laporan penelitian baik yang diterbitkan maupun yang
tidak diterbitkan beserta bibliografi dan diterbitkan secara berkala.
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai
berikut:
1. Analisis pernyataan masalah
Pernyataan masalah berisi konsep-konsep atau variabel yang membentuk petunjuk
tentang topik kepustakaan, misalnya pembelajaran, sikap, evaluasi, dan interaksi
belajar mengajar. Kata kunci ini dapat memudahkan untuk mencari bahan-bahan
pustaka yang sesuai dengan masalah.
2. Mencari dan membaca sumber sekunder
Bacaan bahan-bahan yang ada dalam sumber kedua akan memberikan ulasan dan
pandangan sekaligus tentang topik dan akan membantu peneliti untuk membatasi
masalah sehinga lebih cepat.
3. Memilih sumber preliminer yang sesuai
Sumber priliminer baik berupa indeks maupun abstrak akan membantu peneliti
untuk mendapatkan informasi di mana sumber primer dapat diperoleh.
4. Membaca sumber primer yang terkait
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 47
Gina Adriani (06101410021)
Setelah mendapatkan sumber primer, peneliti membaca dan mencatat hasil analisis
singkat terhadap sumber primer yang sesuai dan relevan dengan masalah
penelitiannya disertai catatan bibliografinya secara lengkap.
5. Mengorganisasi catatan
Hasil catatan yang dibuat pada langkah keempat dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa cara, misalnya kronologi, kesamaan wawasan terhadap permasalahan, dan
metodologi dan kemudian disusun berdasarkan ide umum yang dapat meliputinya.
6. Menulis kutipan
Dalam membuat ulasan peneliti hanya mengutip hasil penelitian teori dan praktk
yang relevan dengan masalah penelitian. Banyak sedikitnya ulasan serta
kedalamannya sangat tergantung pada jenis penelitian serta banyaknya penelitian
yang pernah dilakukan.
KERANGKA BERPIKIR
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel
independen dengan variabel dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan
intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam
penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk
paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus
didasarkan pada kerangka berpikir.
Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas
sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping
mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi
terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih biasanya dirumuskan
hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka
menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu
dikemukakan kerangka berpikir.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 48
Gina Adriani (06101410021)
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar argumentasi
dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran
ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek
permasalahan. Kriteria utama agar kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan,
adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang
membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan sintesa
tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya
dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan
antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan antar variabel tersebut, selanjutnya
digunakan untuk merumuskan hipotesis.
1. Menetapkan Variabel Yang Diteliti
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun
kerangka berpikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu
variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap
variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.
2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan
hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks,
ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah laporan penelitian,
jurnal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi.
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP)
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang
berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori
berisi tentang definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci
tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang
lain dalam konteks penelitian itu.
4. Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Pada tahap ini melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian
yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori
dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 49
Gina Adriani (06101410021)
penelitian atau tidak , karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak
sesuai untuk penelitian di dalam negeri.
5. Analisis Komparatif terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan
teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis
komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau
mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6. Sintesa Kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang
relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan
sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan
variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berpikir yang selanjutnya dapat
digunakan untuk merumuskan hipotesis.
7. Kerangka Berpikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya
disusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapaat berupa kerangka
berpikir yang asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir
asosiatif dapat menggunakan kalimat: jika begini maka akan begitu; jika guru
kompeten maka, hasil belajar akan tinggi.
8. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila kerangka
berpikir berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi”, maka
hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi
guru dengan hasil belajar”.
Kerangka berpikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikkut:
1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan
2. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan
pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal, atau interaktif (timbal
balik).
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 50
Gina Adriani (06101410021)
4. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir
yang dikemukakan dalam penelitian.
PARADIGMA PENELITIAN
Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa
suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan ada hubungan gejala bersifat kausal (sebab
akibat), maka peneleiti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa
variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut
sebagai paradigma penelitian.
Jadi paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang
menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang
digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis
statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk paradigma
penelitian atau model penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey adalah
sebagai berikut:
1. Paradigma Sederhana
Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel indelpenden dan satu variabel
dependen.
Berdasarkan paradigma tersebut, maka dapat ditentukan:
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu yaitu:
1). Rumusan masalah deskriptif (dua)
a). Bagaimana X? (kualitas guru)
b). Bagaimana Y? (prestasi belajar murid)
2). Rumusan masalah asosiatif/hubungan (satu)
Bagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan kualitas barang
yang dihasilkan.
b. Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang media pendidikan dan prestasi
belajar.
c. Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam yaitu hipotesis deskriptif dan hipotesis
asosiatif (hipotesis deskripitf sering tidak dirumuskan)
1). Dua hipotesis deskriptif: (jarang dirumuskan dalam penelitian)
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 51
Gina Adriani (06101410021)
a). Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut
telah mencapai 70% baik.
b). Prestasi belajar siswa lembaga pendidikan tersebut telah mencapai
99% dari yang diharapkan.
2). Hipotesis asosiatif
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan
dengan prestasi belajar murid. Hal ini berarti bila kualitas media pendidikan
ditingkatkan, maka prestasi belajar murid akan meningkat pada gradasi yang
tinggi (kata signifikan hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan
digeneralisasikan ke populasi di mana sampel tersebut diambil.
d. Teknik Analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah
ditentukan teknik statistik yang digunakan untuk analisis data dan menguji
hipotesis.
1). Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio, maka
pengujian hipotesis menggunakan t-test one sample.
2). Untuk hipotesis asosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau ratio,
maka menggunakan teknik Statistik Korelasi Product Moment.
2. Paradigma Sederhana Berurutan
Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih
sederhana.
Paradigma sederhana menunjukkan hubungan antara satu variable independen dengan
satu variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variabel (X1
dengan X2; X2 dengan X3; X3 dengan Y) tersebut digunakan teknik korelasi sederhana.
Naik turun harga Y dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y atas X3, dengan
persamaan Y = a + bX3. Berdasarkan contoh 1 tersebut, dapat dihitung jumlah rumusan
masalah, deskriptif dan asosiatif.
3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 52
Gina Adriani (06101410021)
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen.
Dalam paradigma ini terdapat tiga rumusan masalah deskriptif dan 4 rumusan masalah
asosiatif (3 korelasi sederhana dan 1 korelasi ganda).
Paradigma ganda dengan dua variabel independen X1 dan X2, dan satu variabel
dependen Y. Untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y, menggunakan
teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara bersama-
sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.
4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3) dan satu variabel
dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif
(hubungan) untuk yang sederhana ada 6 dan yang ganda minimal 1.
Paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1, X2, dan X3. Untuk mencari
besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2
dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari
besarnya hubungan antar X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y
digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana dan ganda serta korelasi parsial dapat
digunakan untuk analisis dalam paradigma ini.
5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
Paradigma ganda dengan suatu variabel independen dan dua variabel dependen. Untuk
mencari besarnya hubungan antara X dan Y1 dan X dengan Y2 digunakan teknik
korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dengan Y2. Analisis regresi juga
digunakan di sini.
6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel
Dependen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen (X1, X2) dan dua variabel
dependen (Y1 dan Y2). Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah
hubungan sederhana. Korelasi dan regresi ganda juga dapat digunakan untuk
hubungan antar variabel secara simultan.
Hubungan antar varibel r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisis dengan korelasi
sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2
bersama-sama terhadap Y2 dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Analisis regresi
sederhana maupun ganda dapat juga digunakan untuk memprediksi jumlah tiket yang
terjual dan kepuasan penumpang Kereta Api.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 53
Gina Adriani (06101410021)
7. Paradigma Jalur
Teknik analisis Statistik yang digunakan dinamakan path analysis (analisis jalur).
Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui
untuk sampai pada variabel dependen terakhir, harus lewat jalur langsung atau melalui
variabel intervening. Dalam paradigma itu terdapat empat rumusan masalah deskriptif
dan enam rumusan masalah hubungan.
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di
mana rumusan masalah penelitian penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan maslah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi
justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji
oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Setelah selesai menyusun landasan teori, seorang peneliti biasanya sampai pada
suatu kesimpulan tentang permasalahan penelitian. Bertolak dari yang telah dilakukan
dalam mencari landasan teori, para peneliti akan mempunyai tiga peluang dalam
memberikan jawaban sementara terkait dengan permasalahan penelitian. Apakah
peneliti mempunyai arah jawaban yang pasti secara positif maupun negatif terhadap
permasalahan masalah tersebut. Jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat
teoritis ini disebut sebagai hipotesis.
Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan dalam
proses inkuiri. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan dengan
kenyataan yang ada atau fakta atau dari kenyataan dengan teori yang relevan.
Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau dites
kebenarannya dengan data yang asalnya dari lapangan. Hipotesi juga juga penting
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 54
Gina Adriani (06101410021)
peranannya karena dapat menunjukkan harapan dari si peneliti yang direfleksikan
dalam hubungan ubahan atau variabel dalam permasalahan penelitian.
Oleh karena itu hipotesis dibuat sebaiknya sebelum peneliti terjun ke lapangan
mengumpulkan data yang diperlukan. Mengapa hipotesis dibuat sebelum peneliti ke
lapangan (Ary, dkk, 1985:76) ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu :
a. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan
yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan
b. Bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan
data dan proses interpretasinya.
Dalam penelitian, seorang peneliti yang menuliskan hipotesis secara baik
mempunyai beberapa tujuan penting. Di antara tujuan tersebut diantaranya sebagai
berikut :
1. Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala dan memungkinkan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan
2. Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antar variabel yang
dapat diuji kebenarannya
3. Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian.
4. Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan studi.
Secara fungsional hipotesis dalam penelitian itu sangatlah penting. Bila hipotesis
dinyatakan dengan tepat dan teliti, jawaban sementara dapat dipergunakan sebagai
petunjuk analisis. Hipotesis dalam posisinya sebagai salah satu unsur penelitian dapat
dimisalkan seperti kompas bagi nahkoda kapal. Kompas dapat dipergunakan sebagai
penentu arah dalam perjalanan di tengah lautan sehingga mencapai pelabuhan yang
dituju. Dengan hipotesis, peneliti lebih mudah dalam mencari pemecahan masalah
atas dasar pernyataan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.
Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah atau research questions. Walaupun hal ini tidak mutlak, hipotesis
penelitian pada umumnya sama banyaknya dengan jumlah rumusan masalah yang
telah ditetapkan dalam rencana penelitian. Yang penting adalah bahwa dengan
dirumuskannya hipotesis penelitian, rumusan masalah yang direncanakan dapat
dicakup dalam penelitian yang hendak dilakukan. Dilihat dari posisinya hipotesis
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 55
Gina Adriani (06101410021)
penelitian biasanya ditempatkan dalam bab kedua, yaitu studi kepustakaan setelah
landasan teori dan atau setelah kerangka berfikir tersusun. Hipotesis penelitian pada
umumnya tidak diuji menggunakan teknik statistika. Karena memang fungsinya yang
utama untuk memberikan jawaban sementara, sebagai rambu-rambu tindakan
selanjutnya di lapangan.
Berikut ini diberikan beberapa contoh hipotesis penelitian
a. Ada korelasi positif dan signifikan antara usaha peningkatan belajar di sekolah
dengan hasil pencapaian belajar siswa
b. Ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan gaya kepemimpinan dalam
organisasi terhadap produktivitas lembaga
c. Ada hubungan yang negatif dan tidak signifikan antar besarnya gaji yang diterima
para guru dengan keinginan bekerja sambilan di luar lembaga tempat bekerja.
Jika penelitian bersifat korelasional maka:
1) Hipotesis penelitian beraspek empiris disajikan pada akhir bab II dalam sub-sub
tersendiri dengan memperhatikan teori pendukungnya, sedangkan hipotesis
penelitian beraspek statistik disajikan dalam bab III.
2) Apabila analisis data (akhir bab IV) direncanakan tidak untuk menganalisis data
secara luas baik masalah utama (mayor) maupun bagian-bagiannya (minor) maka
dalam hipotesis tidak perlu dicantumkan hipotesis mayor dan minor.
3) Hipotesis harus berlandaskan teori, jika ingin mengubah harus mencantumkan
alasan mengapa merubah teori tersebut.
Langkah-Langkah Menguji Hipotesis
Pengujian hipotesis memerlukan tiga "ingredient" :
Soalan penyelidikan
Populasi yang ditakrif dengan tepat (well-defined population)
Alat mengukur
Untuk membuktikan sesuatu hipotesis, kaedah menguji memerlukan dua kenyataan
yang bertentangan :
Hipotesis penyelidikan (yang juga dikenali sebagai hipotesis alternatif), H1
Hipotesis Nol (Null hypothesis), H0
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 56
Gina Adriani (06101410021)
Untuk membuktikan H1 benar, biasanya kita akan cuba menbuktikan H0 tidak
benar. Ciri-ciri hipotesis H1 dan H0 ialah :
Saling eklusif (mutually exclusive) - ia itu kedua-dua hipotesis tidak boleh
benar atau tidak benar pada masa yang sama
Ekhaustif (exhuastive) - tiada alternatif lain
Titik-Titik Kritikal (genting)
Dalam kaidah ujian hipotesis, kita akan coba membuktikan H0 benar. Sekiranya
kita tidak dapat membuktikan H0 benar maka kita terpaksa menerima bahwa H1 adalah
benar.
Mengenai persampelan, kita dapati bahwa setiap sampel yang dipilih akan memberi
min yang agak berlainan. Dengan lain perkataan, min yang diperoleh daripada sampel
tidak akan tepat pada min populasi. Maka kita perlu menetapkan suatu titik (atau 2 titik) di
atas keluk taburan min populasi di mana perbedaan di antara nilai min sampel dengan min
populasi dianggap terlalu besar sehingga tidak boleh diterima sebagai sama. Nilai-nilai
yang lebih tinggi daripada titik ini dianggap sebagai di dalam kawasan genting. Jika nilai
min sampel terjatuh di dalam kawasan genting, maka hipotesis nol perlu ditolak.
Ralat Jenis I dan II
Dalam membuat keputusan samada hendak menerima atau menolak hipotesis, kita
mungkin membuat dua jenis kesalahan atau ralat seperti ditunjukkan di dalam gambar di
bawah.
H0 Benar H1 Benar
Terima H0 Keputusan BetulRalat Jenis II
(Type II Error)
Terima H1Ralat Jenis I
(Type I Error)Keputusan Betul
Adalah lebih baik kita menetapkan kemungkinan membuat kesalahan. Jenis I lebih
kecil daripada kemungkinan membuat kesalahan Jenis II. Dengan kata lain, kawasan
genting (menolak H0) hendaklah lebih kecil dibandingkan dengan kawasan menerima H0.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 57
Gina Adriani (06101410021)
Dalam konteks dunia sebenar, kedudukan ini serupa dengan prinsip bahwa adalah
"lebih baik bebaskan orang yang bersalah daripada menghukum orang yang tidak
bersalah".
Tahap kemungkinan menolak hipotesis nol yang benar (Ralat Jenis I) yang biasa
digunakan ialah 0.05 (atau 5%). Untuk ujian hipotesis dua-ekor, kemungkinan ini dibagi
menjadi dua kawasan yang sama dipenghujung keluk tabura.
Perkiraan
Andaikan bahwa suatu sampel injin baru telah pilih dan penyebaran N2O telah
diukur. Kita juga tahu statistik-statistik berkenaan dengan penyebaran oleh injin lain.
Perkiraan untuk mendapatkan nilai z ditunjukkan di bawah. Min penyebaran injin lain
ialah 100 dengan varians 25. Bilangan sampel injin baru ialah 36 dan min penyebaran
daripada sampel ialah 101.8. Soalannya sekarang ialah, "adakah 101.8 berbeda daripada
100"?
Dal am gambar di bawah, titik "a" dan "b" adalah titik genting. Nilai z untuk min
penyebaran daripada sampel injin baru ialah 2.16. Nilai terjatuh dalam kawasan genting
(2.16 > 1.96). Maka H0 hendaklah ditolak dan H1 diterima.
Ini bermakna pada tahap 5% keyakinan, penyebaran injin baru didapati perbedaan
daripada injin lain. Tetapi perhatikan bahawa nilai z terletak di bahagian kanan, iaitu
penyebaran injin baru adalah lebih tinggi daripada injin lain.
Tiga Bentuk Rumusan Hipotesis
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variable mandiri, tidak
membuat perbandingan atau hubungan.
Contoh : - Seberapa tinggi daya tahan lampu merk A ?
- Seberapa baik gaya kepemimpinan di Lembaga X ?
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dengan nilai
dalam satu variable atau lebih pada sample yang berbeda
Contoh : Adakah perbedaan daya tahan lampu merk A dan merk B ?
3. Hipotesis Hubungan (Asosiatif)
Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang
hubungan antara 2 variabel atau lebih
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 58
Gina Adriani (06101410021)
Contoh : Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas kerja ?
Taraf Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
Pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah menaksir parameter populasi
berdasarkan data sampel.
Dimana ada 2 cara menaksirkan taraf kesalahan dalam pengujian hipotesis,
yaitu :
A point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran parameter populasi
berdasarkan satu nilai data simpel
Interval estimate (convidence interval) adalah suatu taksiran parameter populasi
berdasarkan nilai interval data sample.
Menaksir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal (point estimate)
akan mempunyai resiko kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
menggunakan interval estimate.
Dua Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
Dalam menaksirkan parameter populasi berdasarkan data sample, kemungkinan
akan terdapat dua kesalahan, yaitu :
- Kesalahan Tipe 1 merupakan kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar
(seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan alpha
(α).
- Kesalahan Tipe 2 merupakan suatu kesalahan bila menerima hipotesis yang salah
(seharusnya ditolak). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dalam beta (β).
Syarat-syarat Hipotesis Penelitian, antara lain :
menghubungkan atau membandingkan 2 atau lebih variable
Dinyatakan dalam kalimat pernyataan, tidak boleh dalam pertanyaan
Dapat diuji kebenarannya
Dirumuskan dengan jelas
Bentuk-bentuk Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Teoritis (Hipotesis didalam menjawab rumusan permasalahan)
2. Hipotesis Statistik
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 59
Gina Adriani (06101410021)
3. Hipotesis Mayor (Hipotesis yang gabunganm yang besar)
X1
X2 y (Variabel terikat)
X3
4. Hipotesis Minor (Hipotesis yang pecahan, yang farsial, yang kecil)
X1 – y
X2 – y
X3 – y
Mengapa Hipotesis Nol , dikarenakan :
a. Hipotesis yang menyatakan tidak
b. Untuk menetralisir arah pemikiran peneliti
c. Azas praduga tak bersalah
d. Kebalikannya adalah Ha
e. Yang diuji adalah Ho
f. Jika Ho ditolak, maka Ha diterima dan sebaliknya
Lambang Hipotesis Statistik
Hipotesis yang mengandung pengertian yang sama/tidak sama
Ho : θ1 = θ2 Ho : θ1 <= θ2 Ho : θ1 >= θ2
Ha : θ1 = θ2 Ha : θ1 <= θ2 Ha : θ1 >= θ2
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 = μ2 (Uji yang tidak memiliki arah, 2 ekor, 2 ujung)
Ho : μ1 <= μ2
Ha : μ1 >= μ2 (Memiliki 1 arah, 1 ekor, 1 ujung)
Ket :
θ : besaran untuk populasi (parameter) (rata-rata, simpangan baku, variasi)
Hipotesis yang menyatakan Hubungan
Ho : μ1 xy = 0 Ho : μ1 xy <= 0 Ho : μ1 xy >= 0
Ha : μ1 xy = 0 Ha : μ1 xy > 0 Ha : μ1 xy < 0
Penyebab gagal ditolaknya Ho, yaitu :
a. Dari landasan teori
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 60
Gina Adriani (06101410021)
b. Kesalahan sampling
c. Kesalahan instrumen penelitian
d. Kesalahan perhitungan
e. Kesalahan rancangan penelitian
f. Pengaruh variabel luar
Sumber penemuan hipotesis, yaitu :
Dari peneliti sendiri
Dari teori/pendapat orang lain
Dari penelitian yang relevan
Sikap Peneliti Terhadap Hipotesis Yang Dirumuskan
o Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti
(pada akhir penelitian)
o Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda–tanda bahwa data yang terkumpul
tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung)
Penelitian Tanpa Hipotesis
• Penelitian Deskriptif adalah penelitian untuk satu variabel. Padahal hipotesis hanya
dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau
lebih.
• Penelitian Evaluatif
• Penelitian eksploratif yang jawabannya masih sukar diduga dan dicari, tentu sukar
ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin dihipotesiskan.
• Penelitian Tindakan Kelas (ya atau tidak)
• Nilai ilmiah penelitian berhipotesis lebih tinggi dibandingkan penelitian tanpa
hipotesis
Anggapan Dasar / Asumsi Dasar
• Kebenaran atau keyakinan yang tidak perlu dibuktikan lagi dan merupakan dasar
didalam memunculkan hipotesis
• Merupakan dari kegiatan penelitian / perumusan hipotesis
• Sebagai penegas variabel yg menjadi pusat perhatian
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 61
Gina Adriani (06101410021)
• Sumber asumsi : dari teori yang sudah mapan
Contoh Penggunaan Asumsi Dasar
• Judul Penelitian: Hubungan antara penampilan guru dan prestasi belajar
siswa
• Asumsi Dasarnya:
Setiap guru punya penampilan yg berbeda
Prestasi belajar siswa bervariasi
Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam faktor
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 62
Gina Adriani (06101410021)
TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, ANALISIS DATA, PENYUSUNAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pada umumnya penelitian akan berhasil jika banyak menggunakan instrumen sebab
data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) menguji hipotesis
yang diperoleh melalui instrumen. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun instrumrn penelitian,antara lain :
Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel,harus jelas,
spesifik sehingga dapat ditentukan jenis instrumen yang digunakan.
Sumber data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui
terlebih dahulu sebagi bahan atau dasar dalam menentukan isi atau bahasa
dalam instrumen penelitian.
Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data.
Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas.
Mudah dan praktis digunakan sehingga dapat menghasilkan data yang
diperlukan.
Langkah-langkahnya meyusun instrumen
Langkah-langkah menyusun instrumen antara lain:
a. Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian
sejelas-jelasnya sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data
yang diinginkan peneliti.
b. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel/subvariabel/indikator-indikatornya.
c. Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out
instrumen. Kisi-kisi ini berisi ruang lingkup materi pertanyaan, abilitas yang
diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, dan waktu yang dibutuhkan.
d. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai
dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi.
e. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi
instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya
dengan item yang baru.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 63
Gina Adriani (06101410021)
B. Jenis instrumen
Tes Nontes
Tes prestasi Kuisioner
Tes kecerdasan Wawancara
Tes bakat Dokumentasi
Tes minat Observasi
Tes dianostik Skala sikap
Tes formatif
Tes sumatif
Tes kepribadian
Tes awal/akhir
C. Persamaan antara tes dan non tes
No Tes Non tes
1 Sama-sama digunakan untuk
alat pengumpulan data
Observasi dalam konteks sebagai
instrumen adalah proses
pengumpulan bahan/keterangan
yang dilakukan melalui
pengamatan dan pencatan secara
sistematis terhadap fenomena
yang sedang dijadikan sasaran
penelitian.
2 Sama-sama memiliki
persyaratan tertentu dalam
pembutannya
3 Harus dilakukan uji coba
sebelum diterapkan
D. Perbedaan antara Tes dan Non tes
No Tes Non tes
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 64
Gina Adriani (06101410021)
1 Memiliki kriteria kebenaran
tertentu
Tidak memiliki kriteria
kebenaran tertentu
2 Lebih bersifat objektif Lebih bersifat subjektif
3 Ada kunci jawaban Tidak ada kunci jawaban
Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri atau self-report atau setidak-tidaknya ada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Wawancara dapat dilakukan scara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan
dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan
telepon.
Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya. Dengan
wawancara terstruktur ini pula, pengumpul data dapat menggunakan beberapa
pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai
keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon pewawancara.
Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan dinyatakan.
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka sering digunakan dalam penelitian
pendahuluan atau bahkan untuk penelitian lebih mendalam tentang responden.
Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 65
Gina Adriani (06101410021)
tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti
dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti.
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti
data apa yang akan diperoleh sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa
yang diceritakan oleh responden.
Informasi atau data yang diperoleh dari wawancara sering bias. Bias adalah
menyimpang dari yang seharusnya, sehingga dapat dinyatakan data tersebut
subyektif dan tidak akurat. Kebiasan data ini akan tergantung pada pewawancara,
yang diwawancarai (responden) dan situasi & kondisi pada saat wawancara.
Kelebihan wawancara
1. Kontak langsung antara interviewer dan interviewee lebih akrab
2. Informasi lebih mendalam
3. Tidak terlalu formal
4. Bisa untuk tuna netra dan buta huruf
Kelemahan wawancara
1. Jumlah responden terbatas
2. Responden grogi menjawab
3. Masalah bahasa
4. Penyesuaian diri dengan responden
Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas.
Prinsip Penulisan Angket
a. Isi dan tujuan pertanyaan
Yang dimaksud di sini adalah apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk
pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran maka dalam membuat
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 66
Gina Adriani (06101410021)
pertanyaan harus diteliti, setiap pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran
dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan
kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya responden tidak dapat berbahasa
Indonesia, maka angket jangan disusun dalam bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang
digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan responden
keadaan sosial budaya dan ”frame of reference” dari responden.
c. Tipe dan bentiuk pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya dapat
menggunakan kalimat positif atau negatif. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan
yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian
tentang suatu hal. Pertanyaan adalah pertanyaan yang akan membantu responden
untuk menjawab dengan cepat dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan
analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.
d. Pertanyaan tidak mendua
Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double barreled) sehingga
menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa
Setiap pertanyaan dalam instrumen angket sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal
yang sekiranya sudah lupa atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan
berpikir berat.
f. Pertanyaan tidak menggiring
Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja
atau ke yang buruk saja.
g. Panjang pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang sehingga akan membuat
jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga memerlukan
instrumen yang banyak maka instrumen tersebut dibuat bervariasi dalam penambilan,
model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan empirik
jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan.
h. Urutan pertanyaan
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 67
Gina Adriani (06101410021)
Urutan pertanyaan dalam angket dimulai dari yang umum menuju ke hal yang
spesifik atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit atau diacak. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat responden
untuk menjawab. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila tingkat
kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi.
i. Prinsip pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden adalah instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen
angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan
reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data yang valid dan relaibel
maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan kepada responden, maka perlu
diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu.
j. Penampilan fisik angket
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon
atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat di kertas
buram akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden bila
dibandingkan dengan angket uang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna.
Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan angket. Kalau wawancara
dan angket selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
manjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant
observation. Selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan maka observasi
dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Observasi Berperan Serta (Participant Observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 68
Gina Adriani (06101410021)
yang didapatkan akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat
mana dari setiap perilaku yang nampak.
2. Observasi Nonpartisipan
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas
orang-orang yang sedang diamati maka dalam observasi nonpasrtisipan peneliti
TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Didalam kegiatan dalam pengolahan data, ada tiga kegiatan, yaitu:
1. Pengklasifikasian data (Editing)
Pengklasifikasian data yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban itu ke dalam
kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas. Pengklasifikasian perangkat
kategori itu penyusunannya harus memenuhi bahwa setiap perangkat kategori
dibuat dengan mendasarkan kriterium yang tunggal, bahwa setiap perangkat
kategori harus dibuat lengkap, sehingga tidak ada satupun jawaban responden yang
tidak mendapat tempat, dan kategori yang satu dengan yang lain harus terpisah
secara jelas tidak saling tumpang tindih. Sebagai contohnya: kelengkapan jawaban,
keterbatasan tulisan, kejelasan makna jawaban, kesesuaian jawaban, relevansi
jawaban, keseragaman satuan data.
2. Koding
Koding yaitu suatu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden dengan
jalan menandai masing-masing kode tertentu. Bila analisis kuantitatif maka kode
yang diberikan adalah angka. Bila angka itu berlaku sebagai skala pengukuran
maka disebut dengan skor.
3. Tabulasi
Tabulasi yaitu usaha penyajian data, terutama pengolahan data yang akan menjurus
ke analisis kuantitatif, biasanya menggunakan tabel, baik tabel distribusi frekuensi
maupun tabel silang.
Jenis – Jenis Data
Ada beberapa macam jenis data, yaitu:
1. Data Kualitatif
2. Data Kuantitatif
3. Data Primer
4. Data Sekunder
5. Data Nominal
6. Data Ordinal
7. Data Seketika
8. Data Urutan waktu
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 69
Gina Adriani (06101410021)
9. Data Interval 10. Data Rasio
Analisis Data
Ada beberapa analisis data, yaitu:
1. Analisis Deskriptif (non statistik)
Analisis non statistik dilakukan terhadap data kualitatif. Dalam hal ini penelitian
kualitatif mengajak seseorang untuk mempelajari sesuatu masalah yang ingin
diteliti secara mendasar dan mendalam sampai ke akar-akarnya.
Ada 2 macam analisis deskriptif, yaitu:
- Analisis deskriptif kuantitaif (persentase)
Contohnya: Penilaian terhadap Modul A
- Analisis deskriptif kualitatif (Kategori, kriteria atau tolak ukur)
2. Analisis Statistik
Analisis statistik ini berasal dari data kuantitatif. Pada umumnya, statistik dibagi 2
macam, yaitu:
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini lazim dikenal pula dengan istilah Statistik Deduktif,
statistik sederhana dan Descriptive Statistics. Yaitu statistik yang tingkat
pekerjaannnya mencakup cara-cara menghimpun, menyusun atau mengatur,
mengolah, menyajikan, dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan
gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa atau
keadaan. Dengan kata lain, statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai
tugas mengorganisasi dan menganalis data angka, agar dapat memberikan
gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau
keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.
b. Statistik Inferensial
Statistik inferensial, yang lazim dikenal pula dengan istilah Statistik induktif,
statistik lanjut, statistik mendalam atau Inferensial Statistics, yaitu statistik yang
menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka
mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang
telah disusun dan diolah. Kecuali itu, statistik inferensial juga menyediakan aturan
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 70
Gina Adriani (06101410021)
tertentu dalam rangka penarikan kesimpulan (conclusion), penyusunan atau
pembuatan ramalan (prediction), penaksiran dan sebagainya.
Dengan demikian, Statistik Inferensial sifatnya lebih mendalam dan
merupakan tindak lanjut dari statistik deskriptif. Dan pada dasarnya merupakan
fundamen dari ilmu statistik deskriptif secara keseluruhan.
Jenis-jenis Uji Statistik
1. Uji Korelasi
Yaitu menetapkan hubungan antara pasangan skor dari sebaran skor yang berbeda
dan ingin mengetahui ada tidaknya hubungan dua pasangan tersebut.
2. Uji Regresi
Penelitian mencoba melibatkan dua variabel atau lebih biasa ditujukan untuk
memperkirakan variabel yang satu atas variabel lainnya sepanjang variable tersebut
ada pertautannya dengan akal sehat
3. Uji Hipotesis
Penerimaan atau penolakan hipotesis nol melalui statistik pengujian t, yaitu satu
variabel acak yang nilainya bergantung pada data sampel.
Penyusunan laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian
Dalam menulis laporan hasil penelitian ada beberapa bagian yang harus dituliskan, yaitu:
Bab I. Pendahuluan
- Latar Belakang Masalah
- Identifikasi masalah
- Pembatasan masalah
- Rumusan masalah
Bab II. Tinjauan Pustaka
Bab III. Metodologi Penelitian
- Variabel Penelitian
- Definisi Operasional Variabel
- Populasi dan sampel
- Waktu dan tempat
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 71
Gina Adriani (06101410021)
- Metode penelitian
Bab IV. Hasil Penelitian
- Deskripsi data
- Analisa Data
- Pembahasan
Bab V. Kesimpulan/Saran
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research)
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK
berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar di kelas, bukan pada input kelas
(silabus, materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau
mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Suharsimi (2002) menjelaskan PTK dari definisi ketiga kata tersebut sebagai
berikut :
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan atau metedologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dialakuakan dengan tujuan tertentu,
yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
Kelas adalah sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru.
Makna ” Kelas” dalam PTK
Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar.
Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan antara lain
sebagai berikut :
1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik
mengikuti proses pembelajran dikelas/lapangan/laboraturium/bengkel, ketika sedang
asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau sedang megikuti kerja bakti di
luar sekolah.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 72
Gina Adriani (06101410021)
2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang
membimbing siswa yans sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan
ke rumah siswa.
3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan
yang ditugaskan kepada siswa.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar,
dengan tujuan meningkatkan mutu haaasil belajar, yang diamati ialah guru, siswa atau
keduanya.
5. Hasil pembelajaran, merupqkqn produk yang ditingkatkan, pasti terkait dengan
tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru ,
dan siswa itu sendiri.
6. Lingkungan, baik lingkungan siswa itu di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi
siswa di rumahnya.
7. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa
dalam bentuk tindakan Unsur pengelolaan yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan
sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang
digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa
ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa,
penempatan papan tulis, penetaan peralatan milik siswa dan sebagainya.
Masalah yang dikaji melalui PTK
Dikarenakan makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang
sedang belajar, maka permasalahan PTK cukup luas, diantaranya sebagai berikut :
Masalah belajar siswa di sekolah, misalnya permasalahan belajar di kelas, kesalahan
pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi dan lain-lain.
pengembangan profesionalisme guru dalam peningkatan mutu perancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi program pembelajaran.
Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik
memotivasi, dan teknik pengembang potensi diri.
Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur
pembelajaran dan implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran (misalnya
penggantian metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan
strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan terpadu).
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 73
Gina Adriani (06101410021)
Penamaan dan pengembangan sikap serta nilai-nilai , misalnya pengembangan pola
berfikir ilmiah dalam diri siswa.
Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media, perpustakaan dan
sumber belajar di dalam/luar kelas.
sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Misalnya masalah evaluasi
awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi,
atau penggunaan alat , metode evaluasi tertentu.
Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK; urutan penyajian materi pokok;
interaksi guru-siswa; siswa-materi ajar; dan siswa-lingkungan belajar.
Tujuan PTK
Tujuan utama PTK adalah memecahkan pemasalahan nyata yang terjaidi di dalam
kelas dan sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan
dengan tindakan yang dilakukan.
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut :
Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di
sekolah.
Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan
pendidikan di dalam dan di luar kelas.
Meningkatakan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta
sikap proaktif di daalm melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajran secara
berkelanjutan (sustainable)
Keluaran Penelitian Tindakan kelas
Karena yang diharapkan dapat dihasilkan dari PTK adalah peningkatan atau
perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran , antara lain meliputi hal-hal berikut :
Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar dan
sumber belajar lainnya.
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 74
Gina Adriani (06101410021)
Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah.
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan
kompetensi siswa di sekolah.
Ciri Khusus Penelitan Tindakan
Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu
dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan
permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakakan dalam
rangkaian siklus kegiatan.
Keunikan lain dari PTK diantaranya sebagai berikut :
1. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan
masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
2. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari hasil
penelitian terdahulu, tetapi berasal dri adanya permasalahan yang nyata dan aktual
yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada
masalah praktis bukan problem teoritis atau bersifat bebas konteks.
3. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai hal-
hal yang terjadi di dalam kelas.
4. Adanya kolaborasi (kerja sama) antar praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan
lainnya) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,
pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). Kerja
sama (kolaborasi) antar guru dan peneliti sangat penting dalam bersama menggali
mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi terutama pada kegiatan mendiagnosis
masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan,
observasi, merekam data, evaluasi dan reflaksi), menganalisis data, menyeminarkan
hasil, dan menyususn laporan akhir.
5. PTK dilakukan hanya apabila ada :
Keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan
Bertujuan meningkatkan profesionalisme guru
Alasan pokok : ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan
Bertujuan memperoleh pengetahuan dan/atau sebagai pemecah masalah.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 75
Gina Adriani (06101410021)
Menyusun Usulan PTK
Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana penelitian umumnya
disebut usulan penelitian. Permohonan dana atau izin pelaksanaan penelitian selalu
mempersyaratakan adanya ususlan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah pertamam
dari kerja penelitian.
Pada umumnya usulan PTK terdiri atas :
1. Judul PTK
2. Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakanng masalah, perumusan
masalah dan cara pemecahan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil penelitian
(terutama potensi untuk memperbaiaki atau meningkatkan kualitas isi, proses, masukan
atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan).
3. Bab kajian/Tindakan Pustaka yang mengurai kajian teori dan pustaka yang
menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan.
4. Bab Metodologi Pelaksanaan yang menjelaskan tentang rwencana dan prosedur
penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur
pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur refleksi hasil
penelitian).
5. Penjelasan mengenai kegiatan pendukung (terutama : jadwal penelitian, sarana
pendukung pembelajaran masing-masing anggota penelitian dalam setiap kegiatan
penelitian dan kelayakan pembiayaan).
Isi usulan penelitian
Penjelasan dan contoh dari masing-masing komponen dalam usulan penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut:
a. Judul Penelitian
Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya
ditulis didalam judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan dan bentuk
tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalahnya. Umumnya di bawah judul
dituliskan pula subjudul. Subjudul ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci
tentang populasi, misalnya dimana penelitian dilakukan,kapan,dikelas berapa, dan lain-
lain. Berikut ini beberapa contoh judul PTK,
Peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mata pelajaran Fisika melalui
penerapan model pembelajaran generatif.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 76
Gina Adriani (06101410021)
Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran Fisika.
Pembelajaran berbasis konstruktivisme dan kontekstual pada mata pelajaran Fisika
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep.
Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran Fisika
melalui penerapan Cooperative Learning.
b. Pendahuluan
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk
itu, dalam bab pendahuluan, yang intinya adalah paparan alasan atau latar belakang
penelitian hendaknya dipaparkan bahwa:
Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang terjadi
di sekolah. Dikarenakan hal tersebut umumnya di dapat dari pengamatan dan kajian
(diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah,
maka jelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi.
Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk
di pecahkan serta dapat dilaksanakan, dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya,
dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
Dari identifikasi masalah diatas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar
penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan
(argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.
c. Perumusan dan Pemecahan Masalah
Bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang perumusan masalah, cara
pemecahan masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian.
o Perumusan masalah: Rumusan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan
penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi,
asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya
menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan
dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator
keberhasilan tindakan, cara pengukuran, serta cara mengevaluasinya.
o Pemecahan Masalah : Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk
memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab
masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 77
Gina Adriani (06101410021)
Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pda akar penyebab permasalahan
dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah.
o Tujuan Penelitian : Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin
dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum
dan khusus diuraikan dengan jelas sehingga dapat diukur tingkat pencapaian
keberhasilannya.
o Kontribusi Hasil Penelitian : Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas
pendidikan dan/atau pembelajaran sehingga tampak manfatnya bagi siswa, guru,
maupun komponen pendidikan di sekolah lainnya. Kemukakan inovasi yang akan
dihasilkan dari penelitian ini.
Untuk memudahkan dalam menuliskan secara rinci hal-hal di atas, disarankan
untuk terlebih dahulu menetapkan pokok-pokok pikirannya.
d. Kajian pustaka
Menguraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan
yang mendasai usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan,
dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi
permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyususn kerangka
berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat
dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan
yang diharapkan.
e. Rencana dan Prosedur Penelitian.
Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara
jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, obsevasi,
dan evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan siklus-siklus
kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam
setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu
siklus, meskipun harus diingat jugas jadwal kegiatan belajar di sekolah.
Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu
menuliskan pokok-pokok rencana kegiatan dalam suatu tabel seperti contoh berikut
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 78
Gina Adriani (06101410021)
Tabel pokok-pokok rencana kegiatan
Siklus 1 Perencanaan:identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM
Menentukan pokok bahasan Mengembangkan skenario
pembelajaran Menyusun LKM Menyiapkan sumber belajar Mengembangkan format evaluasi Mengembangkan format observasi
pembelajaranTindakan Menerapkan tindakan mengacu
pada skenario dan LKMPengamatan Melakukan observasi dengan
memakai format observasi Menilai hasil tindakan dengan
menggunakan format LKMRefleksi Melakukan evaluasi tindakan yang
telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu,jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
Melaukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario LKM, dan lain-lain.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya
Evaluasi tindakan 1Siklus II Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan
alternatif pemecahan masalah Pengembangan program tindakan II
Tindakan Pelaksanaan program tindakan IIpengamatan Pengumpulan data tindakan IIrefleksi Evaluasi tindakan II
Siklus-siklus berikutnyaKesimpulan, saran, rekomendasi
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PTK ada tiga ,yaitu:
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 79
Gina Adriani (06101410021)
PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan
siswa dalam berbagai tindakan.
Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi) dilakukan berdasarkan
pertimbangan rasional (menggambarkan konsep teori) yang mantap dan valid guna
melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.
Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan
segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran).
Prinsip PTK:
”Tidak mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan
matang, tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan
dihadapi oleh guru dan seterusnya”.
Siklus Kegiatan PTK
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat
tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang digambarkan
sebagai berikut:
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 80
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Apabila masalah belum terselesaikan
Gina Adriani (06101410021)
Siklus PTK
Permasalahan
Siklus I
Siklus II
Rincian kegiatan PTK
a. Perencanaan
Pada tahapan ini terdiri dari kegfiatan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti
masalah apa yang akan diteliti.
2. Menetapkan alasan mengapa penelitian mengapa penelitian tersebut dilakukan,
yang akan melatarbelakangi PTK.
3. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat
pernyataan.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 81
Perencanaan
tindakan I
Refleksi I
Perencanaan
tindakan II
Pengamatan
/pengumpulan data
Pelaksanaan
tindakan II
Refleksi II
Pelaksanaann
tindakan I
Permasalahan baru
hasil refleksi
Pengamatan
/pengumpulan data II
Gina Adriani (06101410021)
4. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa hipotesis
tindakan.
5. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-
indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang dapat dipakai
untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.
6. Membuat secara rinci rancangan tindakan.
b. Tindakan
Pada tahap ini diterapkan strategi dan skenario pembelajaran. Rancangan
tindakan tersebut sebelumnya telah dilatihkan kepada sang guru. Skenario tindakan
yang akan dilakukan hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian
tindakan itu menjelaskan tentang :
1. Langkah demi langkah kegiatan yang akan di lakukan,
2. Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru
3. Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa.
4. Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara
menggunakannya
5. Jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/pengamatan disertai
dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.
c. Pengamatan atau observasi
Pada tahap ini, peneliti (atau guru bertindak sebagai peneliti) melakukan dan
mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Instrumen yang umum dipakai adalah a. soal tes, kuis b. rubrik, c. lembar
observasi, dan catatan yang dipakai untuk memeperoleh data secara objektif yang tidak
dapat terekam melalui lembar observasi, seperrti aktifitas sisiswa di dalam kelas
selama peemberian tindakan berlangsung.
Data yang telah dihibungkan hendaknya di cek untuk mengetahui keabsahannya.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 82
Gina Adriani (06101410021)
Data yang telah terkumpul memerlukan analisis baik untuk mempermudah
penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal berbagai teknik.analisis
statistika dapat digunakan.:
Tabel Indikator Keberhasilan PTK
No Indikator keberhasilan PTK
Rincian atau sub indikator keberhasilan :Siswa mampu….
1 Semakin efektifnya waktu belajar oleh mahasiswa
- menggunakan waktu konsultasi dengan dosen secara teratur.
- Menyelesaikan tugas tepat waktu- Menggunakan waktu secar efektif dan
efisien untuk mengerjakan tugas- Menunjukkan kemajuan dari waktu ke
waktu2 Semakin efektifnya
kegiatan belajar mahasiswa dengan pihak lain
- belajar/diskusi dengan teman tentang tugas yang diberikan.
- Belajar/diskusi dengan orang lain yang memilki kecakapaan sesuai dengan tugas yang telah diberikan
- Belajar melalui media pembelajaran lain (internet,perpustakan dan lain-lain) dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
3 Semakin efektifnya kegiatan PBM yang dilakukan oleh mahasiswa.
- belajar dalam kelompok- mengembangkan data dan bahan secara
mandiri- mengembangkan sifat kolaboratif satu
dengan yang lain- mengkonstruksi, konstibusi, dan
melakuakn sintesis informasi.
- Belajar yang diarahkan oleh dan untuk diri sendiri
- Bekerja secara mandiri4 Meningkatnya
kemampuan melakukan penilaian terhadap diri sendiri
Berupaya melakukan penilaian mandiri terhadap target waktu penyelesaian tugas yang telah ditetapkanMelakukan penilaian mandiri terhadap kuantitas dan kualitas tugas yang telah dikerjakan
d. Refleksi
Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasi. Pengamatan atas
tindakan yang dilakukan
Bagaimana Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas?
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 83
Gina Adriani (06101410021)
Proses penysusunan laporan sebenarnya tidaklah sulit jika guru sudah disiplin
mencatat apa saja yang telah dilakukan. Pada umumnya kerangka penulisan KTI yang
berupa hasil penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel Kerangka Penulisan KTI Yang Berupa Hasil Penelitian
Ciri khusus Kerangka penulisanKTI merupakan hasil laporan hasil penelitian
Kegiatan penelitian yang umum dilakukan oleh gurur adalah bidang pembelajaran di kelasatau disekolahnya
Jenis kegiatan yang dilakukan umumnya adalah 1.penelitian tindakan kelas2. penelitian dibidang eksperimen dalam pembelajran
KTI laporan hasil penelitian umumnya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :Bagian pendahuluan, terdiri dari :Halaman, judul, lembarr persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dab daftar lampiaran serta abstrak atau ringkasan.Bagian isi :1. Bab I pendahuluan atau
permasalahn, yang berisi latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan kegunaan, dan lain-lain.
2. Bab 2 kajian Teori atau pekmbahasan pustakaan
3. Bab 3 Metodee penelitian4. Bab 4 hasil penelitian dan diskusi
hasil penenlitian5. Bab 5 kesimpilan dan saran.
Bagaimana Rincian Dari Setiap Bagian Laporan
Rincian setiap bagian laporan adalah sebagai berikut :
a) Abstrak
b) Pendahuluan
c) Kajian pustaka
d) Pelaksanaan penelitian
e) Hasil penelitian dan pembahasan
f) Kesimpilan dan saran
g) Daftar pustaka
h) Lampiaran-lampiran
Menilai Laporan PTK
Bagaiamana kriteria KTI yang benar dan baik ?
Sebelum dikirim untuk di evaluasi KTI hendaknya :
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 84
Gina Adriani (06101410021)
Dinilai kembali oleh si penulis. Apakah semua komponen yang seharusnya ada
KTI telah tersaji dengan bail dan benar.
Telah didiskusikan terlebih dahulu
Menggunakan pedoman KTI yang berlaku
Secara umum KTI yang baik adalah yang APIK
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and
Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat
analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi
di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).
Penelitian Hibah Bersaing (didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) adalah
penelitian yang menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah metode
penelitian dan pengembangan.
Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang
Ilmu Alam dan Teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik,
kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran,
bangunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan
dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian metode pemelitian
dan pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi,
sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain.
Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk bidang
administrasi, pendidikan dan sosial lainnya masih rendah. Padahal banyak produk tertentu
dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu dihasilkan melalui research and
development.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 85
Gina Adriani (06101410021)
Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala
sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sebagai contoh, di pantai
selatan Pulau Jawa, terdapat potensi angin dan sinar matahari, kedua potensi tersebut dapat
dikembangkan menjadi energi mekanik yang dapat digunakan untuk menggerakkan
sesuatu, misalnya untuk generator pembangkit tenaga listrik atau untuk turbin air.
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan
data empirik. Misalnya potensi energi angin di pantai harus dapat dikemukakan data
berapa kekuatan dan kecepatan angin, berapa lama dalam satu hari, dari mana arah angin
dan lain-lain. Data angin tersebut kemudian dapat digunakan untuk merancang kincir angin
atau produk lainnya yang dapat menghasilkan energi mekanik atau listrik.
Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan
laporan penelitian orang lain atau dokumentasi laporan penelitian orang lain atau
dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date, maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Di
sini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk
penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.
3. Desain Produk
Dalam bidang pendidikan, prooduk-produk yang dihasilkan melalui penelitian
R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang
jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan
misalnya kkurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode
mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem
evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajaran tertentu,
model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai, sistem penggajian,
dan lain-lain. Hasil akhir penelitian dan pengembangannya adalah berupa desain produk
baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar
atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 86
Gina Adriani (06101410021)
Pada contoh tentang produk pendidikan di atas, hasil akhir dari kegiatan ini adalah
berupa desain metode yaitu rancangan metode pembelajaran baru. Desain metode ini masih
bersifat hipotetik. Dikatakan hipotetik karena efektivitasnya belum terbukti dan akan dapat
diketahui setelah pengujian-pengujian. Setiap desain produk perlu ditunjukkan dalam
gambar kerja, bagan, atau uraian ringkas sehingga akan memudahkan pihak lain untuk
memahaminya. Efektivitas metode mengajar baru bisa diukur dan mudah
diimplementasikan, suasana belajar menjadi kondusif dan hasil pembelajarn meningkat.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk
dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau
tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi di sini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional belum berdasarkan fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau
tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui
kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi.
Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain
tersebut berikut keunggulannya.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya
maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk
dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah
peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
6. Uji Coba Produk
Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru dapat
langsung diuji coba, setelah divalidasi dan direvisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan
simulasi penggunaan metode mengajar tersebut. Setelah disimulasikan maka dapat
diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian tersebut dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi apakah metode mengajar baru tersebut lebih efektif dan
efisien dibandingkan dengan metode mengajar yang lama atau yang lain.
7. Revisi Produk
Setelah produk diuji coba pada kelompok yang terbatas maka kelemahan yang
terdapat dalam produk tersebut menjadi lebih terlihat jelas dan perlu dilakukan langkah
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 87
Gina Adriani (06101410021)
selanjutnya yaitu revisi produk. Setelah direvisi, maka perlu diujicobakan lagi kelas yang
lebih luas. Setelah metode mengajar baru diterapkan selama setengah tahun atau satu tahun
maka perlu dicek kembali, mungkin ada kelemahannya, kalau ada perlu segera diperbaiki
lagi. Setelah diperbaiki maka dapat diproduksi massal atau digunakan lembaga pendidikan
yang lebih luas.
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil dan mungkin ada revisi yang tidak
terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebut
diterapkan dalam lingkup tersebut tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang
muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan
yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian sebaiknya
pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah
metode mengajar.
10. Pembuatan Produk Massal
Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif
dalam beberapa kali pengujian maka metode mengajar baru tersebut dapat diterapkan pada
setiap lembaga pendidikan.
Laporan Penelitian R&D
Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk baru dan
selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut. Dengan demikian laporan penelitian yang
dibuat harus selalu dilampiri dengan produk yang dihasilkan berikut spesifikasi dan
penjelasannya. Lampiran berupa produk yang dihasilkan tersebut dibuat dalam buku
tersendiri dan diberikan penjelasan tentang kehebatan produk tersebut berdasarkan hasil uji
coba, serta cara menggunakan produk tersebut. Sistematika laporan adalah sebagai berikut.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 88
Gina Adriani (06101410021)
SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN R&D
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis (Produk yang akan dihasilkan)
BAB III PRODUK PENELITIAN
A. Langkah-langkah Penelitian
B. Metode Penelitian Tahap I
1. Populasi Sampel Sumber Data
2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 89
Gina Adriani (06101410021)
3. Instrumen Penelitian
4. Analisis Data
5. Perencanaan Desain Produk
6. Validasi Desain
C. Metode Penelitian Tahap II
1. Model Rancangan Eksperimen untuk Menguji Produk yang Telah
Dirancang
2. Populasi dan Sampel
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Instrumen Penelitian
5. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Desain Awal produk (gambar dan penjelasan)
B. Hasil Pengujian Pertama
C. Revisi Produk (Gambar setelah dievisi dan penjelasannya)
D. Hasil pengujian Tahap Kedua
E. Revisi Produk (Gambar setelah direvisi dan penjelasannya)
F. Pengujian Tahap Ketiga (bila perlu)
G. Penyempurnaan Produk (Gambar terakhir dan penjelasannya)
H. Pembahasan Produk
BAB V KESIMPULAN DAN SARA PENGGUNAANNYA
A. Kesimpulan
B. Saran Penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT BUKU PENJELASANNYA
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 90
Gina Adriani (06101410021)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1985. Penelitian Kependidikan : Prosedur & Strategi. Bandung:
Angkasa.
Amirin, Tatang M., 1990. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”. Edisi
Revisi V. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, Suhadjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Ary, Donald. Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: usaha Nasional.
Azwar, Saifuddin. 1997. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 91
Gina Adriani (06101410021)
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 92