Resume Part 2

7
Nama : Isna Fauziyah NIM : 1403331 Jurusan : Pendidikan Matematika Resume: Jenis-jenis layanan BK (pengumpulan data, orientasi, dan informasi, penempatan, penyuluhan/konseling, evaluasi, dan follow up) Dalam rangka memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan konseling perlu dilaksanakan kegiatan layanan untuk konseli atau peserta didik. Syamsu dan A. Juntika (2011:20) mengemukakan berberapa jenis layanan bimbingan konseling di antaranya adalah sebagai berikut: a. Pelayanan pengumpulan data. Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu seluas-luasnya, beserta latar belakang lingkungannya. Hal ini meliputi aspek-aspek fisik, akademis, kecerdasan, minat, cita-cita, social, ekonomi, kepribadian, dan latar belakang keluarganya (identitas orang tua, sosial ekonomi, dan pendidikan). Untuk mengumpulkan data individu dapat digunakan teknik tes dan non-tes. Teknik tes meliputi: psikotes dan tes prestasi belajar, sementara yang non-tes meliputi: observasi, angket, wawancara, sosiometri, dan autobiografi. b. Penyajian Informasi dan Penempatan. Informasi berupa keterangan tentang berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu, seperti menyangkut aspek (a) karakteristik dan tugas-tugas perkembangan pribadi-nya (b) sekolah-sekolah lanjutan, (c) dunia kerja, (d) kiat-kiat belajar yang

description

mk bk

Transcript of Resume Part 2

Nama: Isna FauziyahNIM: 1403331Jurusan: Pendidikan Matematika

Resume: Jenis-jenis layanan BK (pengumpulan data, orientasi, dan informasi, penempatan, penyuluhan/konseling, evaluasi, dan follow up)Dalam rangka memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan konseling perlu dilaksanakan kegiatan layanan untuk konseli atau peserta didik. Syamsu dan A. Juntika (2011:20) mengemukakan berberapa jenis layanan bimbingan konseling di antaranya adalah sebagai berikut:a. Pelayanan pengumpulan data. Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu seluas-luasnya, beserta latar belakang lingkungannya. Hal ini meliputi aspek-aspek fisik, akademis, kecerdasan, minat, cita-cita, social, ekonomi, kepribadian, dan latar belakang keluarganya (identitas orang tua, sosial ekonomi, dan pendidikan). Untuk mengumpulkan data individu dapat digunakan teknik tes dan non-tes. Teknik tes meliputi: psikotes dan tes prestasi belajar, sementara yang non-tes meliputi: observasi, angket, wawancara, sosiometri, dan autobiografi.b. Penyajian Informasi dan Penempatan. Informasi berupa keterangan tentang berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu, seperti menyangkut aspek (a) karakteristik dan tugas-tugas perkembangan pribadi-nya (b) sekolah-sekolah lanjutan, (c) dunia kerja, (d) kiat-kiat belajar yang efektif, (e) bahaya merokok, minuman keras, dan obat-obatan terlarang, dan (f) pentingnya menyesuaikan diri dengan norma agama atau nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi masyarakat. Sedangkan penempatan diberikan kepada individu dalam rangka menyalurkan dirinya ke arah yang tepat sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakatnya. Penempatan ini meliputi penempatan pendidikan, ialah untuk memilih jurusan dan kelanjutan sekolah; penempatan jabatan, dan juga penempatan murid dalam rangka program pengajaran di sekolah yang bersangkutan.c. Konseling. Layanan ini menfasilitasi individu atau siswa untuk memeroleh bantuan pribadi secara langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau internet) dalam memperoleh (a) pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kematangan dirinya (aspek potensi kemampuan, emosi, sosial, dan moral-spiritual, dan (b) menanggulangi masalah dan kesulitan yang dihadapinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.d. Penilaian dan penelitian. Layanan penilaian ini untuk mengetahui tujuan program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat dicapai. Kemudian penilaian ini hasilnya kemudian dijadikan bahan penelitian.Dalam buku Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah yang ditulis oleh Dewa dan Desak, jenis-jenis layanan adalah sebagai berikut :a. Pelayanan orientasi di sekolah. Layanan bimbingan konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli di lingkungan yang baru. Begitu juga dengan orang tua siswa, dengan memahami kodisi, situasi, dan tuntutan sekolah anaknya akan memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya. fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan. Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai cara, yaitu meliputi hal berikut (a) sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, (b) kurikulum yang sedangan berlaku, (c) penyelenggaraan pengajaran, (d) kegiatan belajar siswa yang diharapkan, (e) system penilaian, ujian, dan kenaikan kelas, (f) fasilitas dan sumber belajar yang ada, (g) fasilitas penunjang (pelayanan bimbingan konseling), (h) staf pengajar dan tata usaha, (i) hak dan kewajiban siswa, (j) organisasi siswa, (k) organisasi orang tua siswa, (l) organisasi sekolah secara menyeluruh.b. Pelayanan Informasi. Untuk mengetahui informasi konseli yang berkaitan dengan pengembangan pribadi, jabata, kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagaman,sosial budaya dan lingkungan.c. Pelayanan Penempatan dan Penyaluran. Untuk memperoleh penempatan dan pernyaluran yang tepat yang memungkinkan konseli. Fungsi utamanya untuk pencegahan dan pemeliharaan.d. Pelayanan Pembelajaran. Yang memungkinkan konseli untuk mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.e. Pelayanan Konseling Perorangan (individu). Yang memungkinkan konseli mendapat layanan langsung tatap muka dengan konselor dalam rangka pembahasan pribadi.f. Pelayanan bimbingan Kelompok. Secara bersama-sama membahas topic tertentu untuk perkembangan dirinya lebih baik. Fungsi utamanya adalah pengentasan.g. Layangan Konseling Kelompok. Masalah perorangan dibahas secara kelompok.h. Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling. Untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang konseli, lingkungan konseli, dan lingkungan yang lebih luas.i. Himpunan data. Untuk menghimpun seluruh data konseli secara berkelanjutan,j. Konferensi kasus. Untuk membahas permasalahan yang dialami konseli dalam suatu forum.Selanjutnya untuk mengembangkan dan memperbaiki pelayanan bimbingan dan koseling maka perlu ada evaluasi, yaitu segala upaya tindakan atau proses menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program BK di sekolah. Tujuannya adalah untuk menelaah program pelayanan BK yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program BK di sekolah yang bersangkutan, contohnya dengan lebih mengefektifkan fungsi program BK. Lingkup evaluasinya meliputi (1) evaluasi peserta didik (raw input), evaluasi ini dimulai dari pelayanan pengumpulan data pada saat peserta didik (konseli) diterima di sekolah bersangkutan, (2) evaluasi program, evaluasi ini disesuaikan dengan pola dasar pendoman operasional pelayanan BK, (3) evaluasi proses, proses ini dituntut mengarahkan sesuai pada tujuan yang ingin dicapai, dalam pelaksanaannya banyak faktor yang terlibat untuk dievaluasi terutama masalah faktor pengelolaannya, seperti organisasi dan administrasi, petugas pelaksana, fasilitas, dan anggaran biaya, (4) evaluasi hasil, hasil dapat dilihat dari (1) pandangan para lulusan tentang program pendidikan yang telah ditempuhnya, (2) kualitas prestasi bagi para lulusan, (3) pekerjaan, jabatan, atau karier yang dijalaninya dan (4) proporsi lulusan yang bekerja dan belum bekerja. Untuk mengevaluasi pelaksanaan program BK di sekolah dituntut perangkat alat/ instrument yang sesuai, maka kepada evaluator dituntut kemampuan untuk memilih, menyusun, atau mengembangkan alat-alat evaluasi. Prosedur pelaksanaan evaluasi meliputi fase persiapan, persiapan alat/instrument, pelaksanaan kegiatan evaluasi BK, menganalisis hasil BK, dan penafsiran dan pelaporan hasil evaluasi. Sedangkan metode pendekatan evaluasi meliputi pendekatan survei, eksperimental, kelompok tunggal, penilaian oleh klien, studi lanjutan (follow up), penilaian para ahli, dan penilaian diri oleh konselor.Setelah evaluasi program maka dilakukan kegiatan follow up atau tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut dilakukan untuk menindaklajuti kegiatan pelayanan peminatan peserta didik atau konseli yang diberikan. Kegiatan ini sebagai upaya untuk menuntaskan bantuan, perbaikan, dan atau pengembangan program BK pada tahun perlajaran berikutnya.Hal-hal yang telah disebutkan diatas terdapat perbedaan pandangan mengenai jenis-jenis layanan, dalam buku Rambu Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam jalur pendidikan formal mengatakan bahwa jenis-jenis layanan terdiri dari (1) pelayanan dasar, diartikan sebagai kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara kelompok yang disajikan secara sistematis dalam ragka mengembangkan perilaku jangka panjang, (2) pelayanan responsif, diartikan pemberian bantuan kepada konseli agar dapat memecahkan masalah dengan segera jika tidak dapat menimbulkan gangguaan proses pencapaian tugas-tugas perkembangan, (3) perencanaan individual, konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan dengan memahami diri dan lingkungannya, (4) dukungan sistem, pelayanan yang berkaitan dengan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur dan pengembangan kemampuan professional konselor. Berkaitan dengan evaluasi dalam buku tersebut menyampaikan hal yang sama pengertiannya dengan apa yang sudah disebutkan diatas yaitu sama sama merupakan upaya dari tindakan untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan BK. Sedangkan berkaitan dengan tindak lanjut atau follow up dalam buku tersebut ditambahkan cara untuk mengembangkan program, yaitu dengan cara mengubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas program.Kesimpulan yang dapat diambil yaitu dengan berbagai jenis-jenis layanan yang telah dipaparkan diatas diharapkan agar layanan tidak hanya cukup pada pemberikan pelayanan kepada konseli saja, tetapi BK yang ada di sekolah perlu mengadakan kegiatan evaluasi terhadap apa yang sudah diberikan pelayanannya kepada para konseli agar dengan itu kita mengetahui keberhasilan atau tidaknya dari program pelayanan BK di sekolah. Selanjutnya diperlukan tindak lanjut atau follow up untuk mengembangkan ketercapaian agar pelayanan BK di sekolah bisa lebih maksimal lagi dalam pemberian layanannya.