Resume Muamalat2

23
MUKADDIMAH A. Pengertian FIqh Muamalah Fiqh muamalah adalah ilmu tentang hokum-hukum syara yang mengatur hubungan atau interaksi antara manusia dengan manusia yang lain dalam bidang kegiatan ekonomi B. Objek Pembahasan Fiqh Muamalah Dari definisi yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa objek pambahsan fiqh muamalat adalah hubungan antara manusia dengan manusia lain yang berkaitan dengan benda atau mal. C. Prinsip-Prinsip Muamalat 1.Muamalat adalah urusan duniawi 2.Muamalat harus didasarkan kepada persetujuan dan kerelaan kedua belah pihak 3.Adat kebiasaan dijadikan dasar hokum 4.Tidak boleh merugikan diri sendiri. HAK DAN PEMBAGIANNYA A. Pengertian Hak Hak adalah suatu ikhtishash (fasilitas) yang ditetapkan oleh syara sebagai kekuasaan atau beban (perintah) B. Pembagian Hak 1.Ditinjau dari segi pemliknya (subjeknya)

Transcript of Resume Muamalat2

Page 1: Resume Muamalat2

MUKADDIMAH

A. Pengertian FIqh Muamalah

Fiqh muamalah adalah ilmu tentang hokum-hukum syara yang mengatur

hubungan atau interaksi antara manusia dengan manusia yang lain dalam

bidang kegiatan ekonomi

B. Objek Pembahasan Fiqh Muamalah

Dari definisi yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa objek

pambahsan fiqh muamalat adalah hubungan antara manusia dengan manusia

lain yang berkaitan dengan benda atau mal.

C. Prinsip-Prinsip Muamalat

1. Muamalat adalah urusan duniawi

2. Muamalat harus didasarkan kepada persetujuan dan kerelaan kedua belah

pihak

3. Adat kebiasaan dijadikan dasar hokum

4. Tidak boleh merugikan diri sendiri.

HAK DAN PEMBAGIANNYA

A. Pengertian Hak

Hak adalah suatu ikhtishash (fasilitas) yang ditetapkan oleh syara sebagai

kekuasaan atau beban (perintah)

B. Pembagian Hak

1. Ditinjau dari segi pemliknya (subjeknya)

a. Hak Allah

b. Hak Manusia

c. Hak campuran (musytarak)

2. Ditinjau dari segi objeknya

a. Hak maliyah dan ghair maliyah

b. Hak syahshi dan goer syakshi

c. Hak mujarrad dan goer mujarrad

Page 2: Resume Muamalat2

HARTA BENDA HAK MILIK

A. Harta dan Pembagiannya

1. Pengertian harta

Menurut Hanafiyah harta adalah segala sesuatu yang mungkin diambil

dan dikuasai serta dimanfaatkan menurut adat kebiasaan.

Menurut Jumhur Fuqaha harta adalah segala sesuatu yang bernilai

yang mewajibkan kepada orang yang merusakanya untuk menggantinya.

2. Pembagian Harta

a. Ditinjau dari segi boleh diambil manfaatnya atau tidak, harta terbagi

kepada dua bagian :

1) Al-Mal Mutaqawwim

2) Al-Mal Ghair Al-Mutaqawwim

b. Ditinjau dari segi tetap dan tidaknya, harta terbagi menjadi dua bagian

1) Al-Mal Al-Aqar ( benda tetap)

2) Al-Mal Al-Manqul (benda bergerak)

c. Ditinjau dari segi ada padanannya atau tidak, harta dapat dibagi kepada

dua bagian :

1) Al-Mal Al-Mitsli

2) Al-Mal Al-Qimi

d. Ditinjau dari masih tetapnya atau habis setelah dipakai, harta terbagi

menjadi :

1) Al-Mal Al-Istihlaki

2) Al-Mal Al-Isti’mali

B. Hak milik dan Pembagiannya

Hak milik adalah merupakan hubungan antara manusia dan harta yang

ditetapkan oleh syara, yang memberikan kekhususan yang memungkinkan

untuk mengambil manfaat atau melakukan tasarruf atas harta tersebut

menurut cara-cara yang dibenarkan dan ditetapkan oleh syara’.

Hak milik terbagi pada dua bagian :

a. Hak milik yang sempurna (Al-Milk At-Tam)

Page 3: Resume Muamalat2

b. Hak milik yang tidak sempurna (Al-Milk An-Naqish)

AKAD (PERJANJIAN)

Akad adalah kesepakatan dua kehendak untuk menimbulkan akibat-

akibat hokum, baik berupa menimbulkan kewajiban, memindahkannya,

mengalihkan, maupun menghentikan.

Untuk membentuk akad maka akan meliputi dua hal, pertama : Rukun

akad dan unsur-unsurnya. Kedua : Kehendak Akad. Rukun akad menurut

Imam Hanafiyah hanya Ijab dan Qabul sedangkan menurut Jumhur Ulama

ada tiga : orang yang melakukan ‘aqad (‘Aqid), objek aqad (‘Aqad), Shigat.

Syarat-syarat akad juga dibicarakan dalam buku ini, yang mana dalam

topic ini ada 4empat macam :

1. Syarat in’iqad

2. Syarat sah

3. Syarat nafadz, dan

4. Syarat Lujum

AKAD JUAL BELI

A. Definisi Jual Beli dan Dasar Hukumnya

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ulama mazhab di

dalam buku ini dapat diambil intisari bahwa

1) Jual beli adalah akad mu’awadhah, yakni akad yang dilakukan oleh dua

pihak, di mana pihak pertama menyerahkan barang dan pihak kedua

menyerahkan imbalan, baik berupa uang maupun barang.

2) Syafi’iyah dan Hanabilah mengemukakan bahwa objek jual beli bukan

hanya barang (benda), tetapi juga manfaat, dengan syarat tukar menukar

berlaku selamanya, bukan untuk sementara. Dengan demikian, ijarah

(sewa-menyewa) tidak termasuk jual beli karena manfaat digunakan

untuk sementara, yaitu selama waktu yang ditetapkan dalam perjanjian.

Demikian pula i’arah yang dilakukan timbal balik (saling pinjam), tidak

Page 4: Resume Muamalat2

termasuk jual beli, karena pemanfaatannya hanya berlakusementara

waktu.

B. Rukun Jual Beli

Rukun jual beli ada tiga :

1) Ijab qabul

2) ‘Aqid (penjual dan pembeli)

3) Ma’qud ‘Alaih ( objek akad jual beli)

C. Syarat-syarat Jual Beli

Ada empat syarat yang harus dipenuhi dalam akad jual beli, yaitu

1) Syarat in’iqad (terjadinya akad)

2) Syarat syahnya akad jual beli

3) Syarat kelangsungan jual beli (syarat nafadz)

4) Syarat mengikat (syarat luzum)

KHIYAR

A. Definisi Khiyar

Khiyar adalah pilihan untuk melanjutkan jal beli atau

membatalkannya, karena ada cacat pada barang yang dijual, atau ada

perjanjian pada waktu akad, atau karena sebab yang lain.

B. Macam-Macam Khiyar

Hanafiyah menyebutkan bahwa khiyar ada enam belas macam.

Menurut Malikiyah, khiyar itu ada dua macam. Menurut Syafi’iyah, khiyar

ada dua macam. Menurut Hanabilah, khiyar ada delapan macam.

Dari jenis dan macam-macam khiyar dari masing-masing pendapat

imam mazhab, yang paling penting untuk dibahas lebih lanjut hanya empat

macam saja, yaitu :

1) Khiyar majelis

2) Khiyar syarat

3) Khiyar ‘aib

4) Khiyar ru’yah

Page 5: Resume Muamalat2

AKAD SALAM

A. Definisi Salam

Salam adalah salah satu bentuk jual beli dimana uang harga barang

dibayarkan secara tunai, sedangkan barang yang dibeli belum ada, hanya

sifat-sifat, jenis, dan ukurannya sudah disebutkan pada waktu perjanjian

dibuat.

B. Rukun Dan Syarat-Syarat Salam

Rukun salam menurut Hanafiyah adalah ijab dan qabul. Sedangkan

menurut jumhur ulama, seperti halnya jual beli, rukun salam itu meliputi :

a. ‘Aqid

b. Ma’qud ‘Alaih

c. Ijab Qabul

Secara umum ulama mazhab sepakat bahwa ada enam syarat yang

harus dipenuhi agar salam menjadi sah, yaitu :

a. Jenis muslin fih harus diketahui

b. Sifatnya diketahui

c. Ukuran atau kadarnya diketahui

d. Masanya tertentu

e. Mengetahui kadar (ukuran) ra’s al-mal (modal/harga)

f. Menyebutkan tempat pemesanan/penyerahan.

AKAD ISTISHNA’

Akad Istishna’ adalah suatu akad antara dua pihak di mana pihak

pertama (orang yang memesan/konsumen) meminta kepada pihak kedua

(orang yang membuat/produsen) untuk dibuatkan suatu barang, seperti

sepatu, yang bahannya dari pihak kedua. Rukun istishna’ ada tiga yaitu :

‘Aqid, Ma’qud ‘Alaih, Ijab qabul.

Adapun syarat-syarat Istishna’ adalah sebagai berikut

1. Menjelaskan tentang jenis barang yang dibuat, macam, kadar, dan sifatnya

karena barang tersebut adalah barang yang dijual (objek akad).

Page 6: Resume Muamalat2

2. Barang tersebut harus berupa barang yang berlaku muamalat di antara

manusia

3. Tidak ada ketentuan mengenai waktu tempo penyerahan barang yang

dipesan.

RIBA

A. Definisi Riba

Riba adalah suatu kelebihan yang terjadi dalam tukar menukar barang

yang sejenis atau jual beli barter tanpa disertai dengan imbalan, dan kelebihan

tersebut disyaratkan dalam perjanjian.

Menurut jumhur ulama riba terbagi kepada dua bagian :

1. Riba Fadhal

2. Riba Nasi’ah

UTANG PIUTANG (AL-QARDH)

Qardh diartikan sebagai perbuatan memberikan sesuatu kepada pihak

lain yang nanti harus dikembalikan, bukan sesuatu (mal/harta) yang diberikan

itu.

Rukun qardh menurut jumhur ulama ada tiga yaitu : ‘aqid, ma’qud

‘alaih, dan ijab qabul

GADAI (AR-RAHN)

Gadai adalah menjadikan suatu barang sebagai jaminan atas utang,

dengan ketentuan bahwa apabila terjadi kesulitan dalam pembayarannya

maka utang tersebut bisa dibayar dari hasil penjualan barang yang dijadikan

jaminannya itu.

Rukun gadai menurut jumhur ulama ada empat yaitu : ‘aqid, shighat,

marhun, marhun bih.

Page 7: Resume Muamalat2

SEWA MENYEWA

Ijarah atau sewa menyewa adalah akad atas manfaat dengan imbalan.

Dengan demikian objek sewa menyewa adalah manfaat atas suatu barang

(bukan barang).

Menurut jumhur ulama, rukun ijarah itu ada empat, yaitu :

a. Aqid, yaitu mu’jir (orang yang menyewakan) dan musta’jir (orang

yang menyewa)

b. Shighat, yaitu ijab qabul,

c. Ujarah (uang sewa atau upah), dan

d. Manfaat, manfaat dari suatu barang yang disewa atau jasa dan

tenaga dari orang yang bekerja.

Adapun syarat-sayarat ijarah adalah :

a. Syarat terjadinya akad (syarat in’iqad)

b. Syarat nafadz (berlangsungnya akad)

c. Syarat sahnya akad, dan

d. Syarat mengikatnya akad (syarat lujum)

Macam-macam ijarah ada dua :

a. Ijarah atas manfaat

b. Ijarah atas pekerjaan

PERKONGSIAN (SYIRKAH)

Syirkah adalah suatu akad atau perjanjian anatara dua pihakatau lebih

untuk bekerja sama dalam suatu kegiatan usaha, di mana modal dan

keuntungan dimilki oleh dan dibagi bersama kepada semua pihak yang

berserikat.

Page 8: Resume Muamalat2

Secara garis besar syirkah terbagi kepada dua bagian :

1. Syirkah Al-Amlak

2. Syirkah Al-‘Uqud

MUDHARABAH

Mudharabah adalah suatu akad atau perjanjian antara dua orang atau

lebih, di mana pihak pertama memberikan modal usaha, sedangkan pihak lain

menyediakan tenaga dan keahlian, dengan ketentuan bahwa keuntungan

dibagi di antara mereka sesuai dengan kesepakatan yang mereka tetapkan

bersama.

Menurut jumhur ulama, rukun mudharabah ada tiga, yaitu :

a. ‘agid, yaitu pemilik modal dan pengelola (‘amil/mudharabah),

b. Ma’qud alaih, yaitu modal, tenaga (pekerjaan) dan keuntungan,

c. Shighat, yaitu ijab dan qabul

Mudharabah terbagi kepada dua bagian :

a. Mudharabah mutlaq

b. Mudharabah muqayyad

MUZARA’AH DAN MUSAQAH

Muzara’ah adalah suatu akad kerja sama antara dua orang, di mana

pihak pertama yaitu pemilik tanah menyerahkan tanahnya kepada pihak

kedua yaitu penggarap, untuk diolah sebagai tanah pertanian dan hasilnya

dibagi di antara mereka dengan perimbangan setengah setengah, atau

sepertiga dua pertiga atau lebih kecil atau lebih besar dari nisbah tersebut,

sesuai dengan hasil kesepakatan mereka.

Rukun muzara’ah ada tiga yaitu :

a. ‘aqid, yaitu pemilik tanah dan penggarap,

Page 9: Resume Muamalat2

b. Ma’qud alaih atau objek akad, yaitu manfaat tanah dan pekerjaan

penggarap, dan

c. Ijab qabul

Musaqah adalah suatu akad antara dua orang di mana pihak pertama

memberikan pepohonan dalam sebidang tanah perkebunan untuk diurus,

disiramidan dirawat, sehingga pohon tersebut menghasilkan buah-buahan,

dan hasil tersebut dibagi di antara mereka berdua.

Menurut jumhur ulama rukun musaqah ada tiga, yaitu :

1. ‘aqidain (pemilik kebun dan perkebunan)

2. Objek akad, yaitu pekerjaan dan buah

3. Sighat, yaitu ijab qabul

WAKALAH (PEMBERIAN KUASA)

Wakalah adalah suatu akad di mana pihak pertama menyerahkan

kepada pihak kedua untuk melakukan suatu perbuatan yang bisa digantikan

oleh orang lain pada masa hidupnya dengan syarat-syarat tertentu.

Jumhur ulama selain Hanafiyah berpendapat bahwa rukun wakalh ada

empat, yaitu :

a. Muwakkil atau orang yang mewakilkan

b. Muwakkil atau wakil

c. Muwakkil fih atau perbuatan yang diwakilkan, dan

d. Shigat atau ijab qabul

KAFALAH (PERTANGGUNGAN)

Kafalah atau dhaman adalah suatu akad antara dua pihak, di mana

pihak pertama menanggung beban dan tanggung jawab pihak kedua untuk

menyelesaikan utang, atau menuntut harta atau menghadirkan orang yang

bermasalah dengan pihak kedua.

Page 10: Resume Muamalat2

Menurut ulama Hanafiah, rukun kafalah hanya satu, yaitu ijab dan

qabul. Akan tetapi, menurut ulama-ulama yang lain, rukun kafalah ada lima,

yaitu : shighat, dhamin atau kafil, madhmun atau makful lahu (pemilik hak),

madhmun atau makful ‘anhu, dan madhmun atau makful (makful bih).

HIWALAH

Hiwalah adalah pemindahan hak berupa utang dari orang yang

berutang (al-mudin) kepada orang lain yang dibebani tanggungan

pembayaran utang tersebut.

Menurut Hanafiyah rukun hiwalah ada satu yaitu ijab dan qabul.

Menurut Malikiyah ada empat yaitu : muhil (ornag yang memindahkan),

muhal bih, muhal alaih (orang yang dipindahi hutang), dan shighat Syafi’iyah

dan Hanabilah menambahkan dua rukun lagi, yaitu dua utang, utang muhal

kepada muhil, dan hutang muhil kepada muhal ‘alaih.

WADI’AH (TITIPAN)

Wadi’ah adalah suatu akad antara dua orang (pihak) di mana pihak

pertama menyerahkan tugas dan wewenang untuk menjaga barang yang

dimilikinya kepada pihak lain, tanpa imbalan. Barang yang diserahkan

tersebut merupakan amanah yang harus dijaga dengan baik, meskipun ia tidak

menerima imbalan.

Menurut Hanafiyah rukun wadi’ah hanya satu, yaitu ijab dan

qabul.sedangkan menurut jumhur ulama, rukun wadi’ah itu ada empat : benda

yang dititipken, ahighat, orang yang menitipkan, orang yang dititipi.

AL-‘ARIYAH (PINJAMAN)

‘Ariyah adalah suatu hak untuk memanfaatkan suatu benda yang

diterimanya dari orang lain tanpa imbalan dengan ketentuan barang tersebut

tetap utuh dan pada suatu saat harus dikembalikan kepada pemiliknya.

Page 11: Resume Muamalat2

Jumhur ulama termasuk Syafi’iyah berpendapat bahwa rukun ‘ariyah

itu ada empat, yaitu : orang yang meminjamkan, orang yang meminjam,

barang yang dipinjamkan, shighat.

ASH-SHULH (PERDAMAIAN)

Shulh adalah suatu akad atau perjanjian antara dua orang atau lebih

yang tujuannya untuk menyelesaikan perselisihan diantara mereka.

Perdamaian disini adalah perdamaian dalam masalah muamalat antara

manusia, bukan perdamaian antara orang kafir dan muslim, bukan

perdamaian antara pemerintah dan pemberontak, serta bukan pula perdamaian

antara suami istri ketika terjadi syiqaq.

BANK MENURUT KONSEP HUKUM ISLAM

Bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan

dengan tiga bentuk kegiatan, yaitu : menghimpun dana dari masyarakat,

menyalurkan dan kepada masyarakat, memeberikan jasa-jasa yang lainnya.

Kegiatan industri perbankan merupakan suatu kegiatan yang mencari

keuntungan. Dalampraktikperbankan di Indonesia sekarang ini, ada dua

macam model keuntungan. Untuk bank Konvensional, keuntungan diperoleh

dari bunga pinjaman, sedangkan untuk bank syari’ah keuntungan diperoleh

dari bagi hasil. Dalam pandangan Islam, bunga uang sama dengan riba, yakni

dilarang.

Sedangkan bank Islam adalah lembaga perbankan sebagaimana yang

diatur dalam perundang-undangan, tetapi dalam kegiatan operasinya di

sesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat islam, yang isinya adalah : larangan

riba, mengutamakan dan mempromosikan perdagangan dan jual

beli,kebersamaan dan tolong menolong.

Page 12: Resume Muamalat2

ASURANSI MENURUT KONSEP HUKUM ISLAM

Asuransi adalah suatu perjanjian anatara dua pihak atau lebih, di mana

pihak penanggung menerima premi asuransi dari tertanggung, dengan

Imbalan kewajiban untuk menanggung kerugian atau kerusakan yang diderita

oleh tertanggung.

Konsep perjanjian asuransi (akad at-ta’min) merupakan jenis akad

baru yang belum pernah ada pada masa permulaan perkembangan fiqh Islam.

Oleh karena itu, masalah ini menimbulkan perdebatan di kalangan ulama

masa kini. Secara garis besar para ulama terbagi kepada dua kelompok, yaitu

kelompok yang mengharamkan dan kelompok yang membolehkan.

Sedangkan asuransi menurut konsep Islam adalah usaha saling

melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui

investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola

pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan)

yang sesuai dengan syari’ah.

PASARA MODAL

Pasar modal adalah tempat dilakukannya kegiatan penawaran,

penjualan dan pembelian surat-surat berharga yang diterbitkan oleh

perusahaan, yang jangka waktunya lebih dari satu tahun.

Dalam buku ini penulis menyimpulkan bahwa pasar modal beserta

seluruh mekanisme kegiatannya dipandang sesuai dengan syari’ah apabila

ketentuan-ketentuan umum yang berlaku dalam syari’ah telah dipenuhi.

KARTU KREDIT, MLM, WARALABA, DAN PEGADAIAN

Hakikat kartu kredit berkaitan dengan utang, bukan kepercayaan.

Artinya baik pembayaran transaksi maupun uang tunai yang ditarik dengan

kartu tersebut kedua-duanya merupakan utang (talangan) yang harus dilunasi

pada waktu yang telah ditentukan.

Page 13: Resume Muamalat2

MLM adalah sebuah system pemasaran modern melalui jaringan

distribusi yang dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan

perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran.

MLM ini menurt syari’at islam termasuk dal kategori muamalat yang

hukumnya sah dan boleh dilakukan, tetapi Islam juga memeberikan batasan-

batasan yang harus diperhatikan oleh setiap pelaku MLM.

Waralaba adalah salah satu bentuk format bisnis dimana pihak

pertama disebut pemberi waralaba memberikan hak kepada pihak kedua yang

disebut penerima waralaba, untuk mendistribusikan barang/ jasa dalam

lingkup area geografis dan periode waktu tertentu dengan mempergunakan

merek, logo, dan system operasi yang dimiliki dan dikembangkan oleh

pemberi waralaba.

Dilihat dari sudut pandang syari’ah (fiqh), perjanjian ini termasuk

kepada kelompok syirkah, dan hukumnya dibolehkan.

Selanjutnya penulis membahas tentang perbedaan antara pegadaian

konvensional dengan pegadaian syariah yang terletak dalam pengenaan

biayanya. Menurut Sunarto, yang dikutip oleh Muhammad Firdaus, N.H. dan

kawan-kawan, pegadaian konvensional memungut biaya dalam bentuk bunga

yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda, sedangkan dalam Islam bunga

termasuk riba dan hukumnya haram. Oleh karena itu, biaya yang dipungut

tidak berbentuk bunga, melainkan biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan,

dan penaksiran.

Page 14: Resume Muamalat2

RESUME

BUKU FIQH MUAMALAT

Drs. H. Ahmad Wardi Muslich

Diajukan sebagai tugas mandiri pada mata kuliah Fiqh Muamalah

Dosen : Ii Sumantri

Penulis : Nurdin

Nim : 1210304016

Jurusan : Perbandingan Madzhab Dan Hukum

Semester : III (tiga)

Fakultas : Syari’ah dan Hukum

PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM

SYARIAH DAN HUKUM

UIN SGD BANDUNG

Page 15: Resume Muamalat2

A5.04.113FIQH MUAMALAT

Penulis :Drs. H. Ahmad Wardi Muslich

Diterbitkan oleh AMZAHJl. Sawo Raya No. 18

Jakarta 13220www.bumiaksara.co.id

e-mail: [email protected]

cetakan pertama, juli 2010design cover, Kreasindo Media Cita

dicetak oleh Sinar Grafika Offset

ISBN 978-602-8689-09-0

Page 16: Resume Muamalat2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN ~ v

PRAKATA ~ ix

MUKADDIMAH ~ 1

A. Pengertian Fiqh Muamalat

B. Objek Pembahasan Fiqh Muamalat ~ 2

C. Prinsip-Prinsip Muamalat ~ 3

D. Fiqh Muamalat dan Hukum Perdata Barat 13

E. Sistematika Pembahasan ~ 16

BAGIAN PERTAMA : ASAS-ASAS MUAMALAT ~ 17

BAB 1 HAK DAN PEMBAGIANNYA ~ 19

A. Pengertian Hak ~ 19

B. Pembagian Hak ~ 23

C. Hukum-Hukum Berkaitan Dengan Hak ~ 31

D. Shahibul Hak (Subjek Hak)

BAB 2 HARTA BENDA DAN HAK MILIK ~ 54

A. Harta Dan Pembagiannya ~ 54

B. Hak Milik Dan Pembagiannya ~ 69

BAB 3 AKAD/PERJANJIAN ~ 109

A. Definisi Akad ~ 109

B. Pembentukan Akad ~ 113

C. Syarat-Syarat Akad ~ 150

D.

Page 17: Resume Muamalat2