Resume MPK Agama, Bedah Buku

3
Nama: Nabila Hanifa Irliana NPM: 1406532091 RESUME Bedah Buku "Api Tauhid" Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid Novel Sejarah Pembangun Jiwa Bersama : Ustadz Habiburrahman El Shirazy (Kang Abik) Sabtu, 28 Februari 2015, 13.00-15.00 WIB Aula Utama Masjid UI Depok Prolog: [BAB TIGA] KAMPUNGKU ADALAH SURGA Imam Abu Hanifah : "Aku suka belajar Sejarah, aku lebih suka membaca sejarah dibanding ilmu yang lain" Kang Abik : "Saya juga suka membaca sejarah, Tentu yang paling saya suka adalah membaca shirah Rasulullah SAW, berulang kali tanpa bosan. Juga shirah sahabat-sahabat dan shirah-shirah shahabiyah." KISAH-KISAH SABAHAT YANG DAPAT KITA AMBIL HIKMAHNYA : 1. Salman Alfarisi yang demi berjumpa dengan Rasulullah ia sampai menjadi budak 2. Sejarah Bilal bin Rabbah. Bila dilihat secara penampilan, ia tidak menarik sama sekali. Bilal disebut dengan "aswad". Aswad beda dengan asmad. Asmad masih ada kecoklatannya, sedangkan Aswad adalah yang benar-benar hitam, dan beda dengan "Asmar". Penampilannya tidak menarik, status sosial pun tidak menarik, namun imannya kepada Allah mengalahkan segalanya. Bahkan kalimat "Ahad... ahad... ahad..." nya Bilal diabadikan dalam sejarah. Bahkan beliau diabadikan sebagai mudzin nabi. Selain itu, beliau adalah salah satu sahabat yang dijamin masuk surga. KISAH ULAMA-ULAMA DI INDONESIA : 1. Yusul Al Makosari saat berhadapan dengan VOC di Makassar. Makosari ditangkap di Banten, lalu dipenjara di Srilangka. Walaupun di dalam penjara, ia tidak pernah diam.

description

Resume MPK Agama, Bedah Buku

Transcript of Resume MPK Agama, Bedah Buku

Page 1: Resume MPK Agama, Bedah Buku

Nama: Nabila Hanifa IrlianaNPM: 1406532091

RESUMEBedah Buku "Api Tauhid" Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid Novel Sejarah Pembangun Jiwa Bersama : Ustadz Habiburrahman El Shirazy (Kang Abik)Sabtu, 28 Februari 2015, 13.00-15.00 WIBAula Utama Masjid UI Depok

Prolog: [BAB TIGA]

KAMPUNGKU ADALAH SURGA

Imam Abu Hanifah : "Aku suka belajar Sejarah, aku lebih suka membaca sejarah dibanding ilmu yang lain"Kang Abik : "Saya juga suka membaca sejarah, Tentu yang paling saya suka adalah membaca shirah Rasulullah SAW, berulang kali tanpa bosan. Juga shirah sahabat-sahabat dan shirah-shirah shahabiyah."

KISAH-KISAH SABAHAT YANG DAPAT KITA AMBIL HIKMAHNYA :1. Salman Alfarisi yang demi berjumpa dengan Rasulullah ia sampai menjadi budak2. Sejarah Bilal bin Rabbah. Bila dilihat secara penampilan, ia tidak menarik sama sekali. Bilal disebut dengan "aswad". Aswad beda dengan asmad. Asmad masih ada kecoklatannya, sedangkan Aswad adalah yang benar-benar hitam, dan beda dengan "Asmar". Penampilannya tidak menarik, status sosial pun tidak menarik, namun imannya kepada Allah mengalahkan segalanya. Bahkan kalimat "Ahad... ahad... ahad..." nya Bilal diabadikan dalam sejarah. Bahkan beliau diabadikan sebagai mudzin nabi. Selain itu, beliau adalah salah satu sahabat yang dijamin masuk surga.

KISAH ULAMA-ULAMA DI INDONESIA :1. Yusul Al Makosari saat berhadapan dengan VOC di Makassar. Makosari ditangkap di Banten, lalu dipenjara di Srilangka. Walaupun di dalam penjara, ia tidak pernah diam. Orang-orang Indonesia yang bertemu dengan Makosari saat hendak menunaikan ibadah haji mendapat 1 -2 kalimat saat bertemu di Srilangka. Dan saat akan pulang, mereka berbicara kembali dengan Makosari. Orang-orang yang setelah bebicara dengan beliau, semuanya tergerak menjadi pejuang. Belanda mencium gerak Makosari ini, dan akhirnya makosari dibuang ke Afrika Selatan. Beliau dicampakkan ke Afrika seorang diri namun beliau berhasil memasukkan orang-orang Afrika Selatan ke dalam Islam.2. Tantangan Said Nursi, dimana gedung syaikul islam ditutup, dan untuk mempermalukan ulama di tempat tersebut, gedung itu dijadikan club dan kafe malam.Tempat-tempat belajar alquran ditutup, azan tidak boleh pakai bahasa arab, boleh azan tapi diganti dengan bahasa Turki atau bahasa daerah. Semua yang berbau Islam dan Arab harus diganti, ulama tidak boleh berapakaian Islam, tapi harus memakai celaan eropa, dan yang

Page 2: Resume MPK Agama, Bedah Buku

melanggar akan dipenjara. Islam yang liburnya adalah hari Jumat, sekarang diganti dengan Ahad. Pada kondisi ini, Said Nursi berjuang, Ia dipenjara 20 tahun namun ia selalu menulis selama di penjara, padahal di penjara penjagaannya sangat ketat. Namun ia terus menulis, hingga bungkus rokok pun digunakan untuk menulis, lalu ia lempar ke luar, diluar ada muridnya yang sudah menunggu, muridnya akan menyalin tulisannya lalu diberi ke murid yang lain, disalin dan terus disalin dari tangan ke tangan sampai tersebar ke seluruh Turki

[BAB 5] Tentang : Sejarah

Konstatinopel --> Islam Bulga (kota islam) --> bahasa Turki menjadi Istanbul. Biasanya kita akan bosan jika membaca sejarah secara murni, maka buku ini berusaha mengemas dengan menghadirkan tokoh fiktif utuk mengantarkan pada sejarah di Turki, ada Fahmi mahasiswa Turki, ada Aysel, ada Nuzula putri ulama besar, ada Subqi, ada Ali, ada kisah pertemuan mahasiswa Turki dengan orang Indonesia.

Dengan kita belajar sejarah orang-orang besar, membuat kita mau mengikuti, melalui semangat mereka, mampu membuat semangat kita mendakwahkan Islam, membuat kita semangat belajar dan membaca Alquran, membuat kita semangat belajar hadits dan menjadikannya pedoman untuk kehidupan kita

Namun, dalam buku ini tidak diceritakan tentang wafatnya Said Nursi. Hal ini disebabkan penulis merasa bagian tersebut kurang layak untuk diceritakan dalam novel ini, dalam artian penulis berfikiran seperti berikut ini: "Orang-orang yang mati syahid sebenarnya mereka masih hidup."

Penulis juga menjelaskan cara menghubungkan sejarah dalam novel. Menggabungkan sejarah dalam novel dapat dilakukan dengan cara: kita tidak boleh memfiktifkan sejarah, namun boleh merubah redaksi, minimal ucapan bil makna (dengan makna), tidak boleh menambah-nambahkan cerita, harus sesuai dengan fakta. Yang tidak boleh difiktifkan : Kejadian, perkatannya, tokohnya. Yang boleh difiktikan adalah : suasananya.

Penulis juga menjelaskan mengapa tokoh yang diambil adalah yang merupakan penghafal Al-Qur’an. Kemudian penulis menyatakan bahwa: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya”. Yakni, agar umat dekat dengan Al-Qur’an (agar dekat dengan Al-Qur’an menjadi keinginan besar setiap orang).

Penulis juga menjelaskan cara untuk mengembalikan semangat manusia pada zaman ini seperti semangatnya para ulama dan orang terdahulu, padahal pada zaman dahulu serba susah, sedangkan pada zaman sekarang semua sudah terfasilitasi, segalanya dipermudah dengan teknologi. Jawabannya, yang menyemangati kita adalah kita sendiri.

Kebiasaan penulis sebelum mulai menulis novel yakni sebelum menulis banyak membaca, jika sedang suntuk, baca Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan.