Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

download Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

of 35

Transcript of Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    1/35

    RESUME FARMASI INDUSTRI

    PERSIAPAN PRODUKSI

    Disusun oleh :

    Kelompok 6/A

    Dhea Samantha H. 260112130522

    Lisna Meylina 260112130523

    Tita Pristi Dwi C. 260112130524

    Farikha Fitroh M. 260112130525

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    PROFESI APOTEKER

    JATINANGOR

    2014

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    2/35

    A. PERSYARATAN KONDISI FASILITAS PRODUKSI

    1. BANGUNAN

    Salah satu perubahan penting dalam CPOB 2006 adalah persyaratan bangunan

    untuk industri farnasi, terutama menyangkut sistem tata udara (air handling system/

    AHS). Perubahan penting lainnya adalah masalah tata letak ruang (lay out) bangunan

    industri farmasi. Masalah tata letak ruang mendapat perhatian yang cukup serius, bahkan

    termasuk ke dalam kelompok kritis. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi

    silang produk selama proses produksi obat berlangsung (Priyambodo, 2007).

    Perbedaan tekanan udara, sistem penghisap debu, dan sistem penyaringan udara

    serta sirkulasi udara di dalam daerah proses produksi, merupakan hal yang sangat penting

    yang perlu mendapat perhatian lebih. Di samping itu, poin penting lain klasifikasi ruang

    produksi yang telah lama dikenal selama ini, yaitu ruang kelas I (putih/ white), kelas II

    (bersih/ clean), kelas III (abu-abu/ grey), dan kelas IV (hitam/ black) (Priyambodo,

    2007).

    a) Prinsip

    Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain, konstruksi

    dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik untuk

    memudahkan pelaksanaan operasi yang benar (BPOM, 2006).

    b) Pemilihan Lokasi

    Dalam memilih lokasi bangunan industri farmasi harus diperhatikan beberapa aspek,

    di antaranya adalah apakah ada sumber pencemaran yang berasal dari lingkungan di

    sekitarnya serta potensi pencemaran oleh industri terhadap lingkungan di sekitarnya.

    Perlu dilakukan langkah pencegahan yang sesuai agar pencemaran tidak

    memengaruhi kualitas produk yang dibuat. Untuk itu, bangunan industri farmasi

    harus memiliki perlindungan yang memadai terhadap:

    o

    Cuaca, misalnya dengan memberikan cat tahan cuaca pada tembok.

    o Banjir, misalnya letak bangunan dibuat cukup tinggi.

    o Renbesan air melalui tanah, misalnya dengan membuat pondasi bangunan yang

    tahan terhadap rembesan air sesuai dengan teknik bangunan yang berlaku.

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    3/35

    o Serangga dan binatang pengerat, misalnya pemberian saringan udara pada saluran

    pengendali udara, pemasangan kawat kasa dan/ atau tirai plastik (Priyambodo,

    2007).

    Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zona memiliki

    spesifikasi tertentu. Empat zona tersebut meliputi :

    o Unclassif ied Area

    Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area) tetapi untuk

    kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk

    didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol

    untuk cold storagedan cool room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.

    o Black area

    Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk dalam

    kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi,

    area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib

    mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup kepala).

    o Grey area

    Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas

    ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang

    timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan

    inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini

    wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan

    grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock.

    o Whi te area

    Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang masuk

    dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku

    produksi steril, ruang mixing untuk produksi steril ,background ruang filling ,

    laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas). Setiap karyawan yang akan

    memasuki area ini wajib mengenakan pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang

    tidak melepas partikel). Antara grey area dan white area dipisahkan oleh ruang

    ganti pakaian whitedan airlock.

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    4/35

    Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas

    kebersihan yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan

    dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih tinggi.

    Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D dan E, dimana

    setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan,

    kelembaban udara dan air change rate.

    Desain dan tata letak ruang perlu memperhatikan:

    a. kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di dalam

    sarana yang sama atau sarana yang berdampingan

    b. pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi

    personil dan bahan atau produk, atau sebagai tempat penyimpanan bahan atau

    produk selain yang sedang diproses.

    Tata-letak ruang produksi dirancang sedemikian rupa untuk memungkinkan

    kegiatan produksi dilakukan di area yang saling berhubungan antara satudengan lain

    mengikuti urutan tahap produksi, mencegah kesesakan dan ketidakteraturan

    danmemungkinkan terlaksananya komunikasi dan pengawasan yang efektif sehingga

    Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang dalam proses

    hendaklahmemadai untuk memungkinkan penempatan peralatan dan bahan secara

    teratur dan sesuai dengan alur proses.

    c) Area Penimbangan

    Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan

    carapenimbangan hendaklah dilakukan di area penimbangan terpisah yang

    didesainkhusus .Area ini dapat menjadi bagian dari area penyimpanan atau area

    produksi.

    d) Area Produksi

    Usaha untuk memperkecil resiko bahaya medis yang serius akibat terjadinya

    pencemaran silang , suatu sarana khusus danself-containerhendaklah disediakan

    untuk produksi obat tertentu seperti produk yang dapat menimbulkan sensitif tinggi,

    produk lainya seperti anti biotik tertentu (missal penisilin). Produk hormone seks,

    produk sitotoksik, produk tertentu dengan bahna aktif berpotensi tinggi, produk

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    5/35

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    6/35

    2. Kelas A atau kelas 100, berada dibawah aliran udara laminar dan memiliki

    efisiensi saringan udara akhir sebesar 99,995%.

    3. Kelas B atau kelas 100, merupakan ruangan steril, kelas ini adalah lingkungan

    latar belakang zona kelas A dan memiliki efisiensi saringan udara akhir sebesar

    99,995%.

    4. Kelas C atau kelas 10.000, merupakan ruang bersih, memiliki saringan udara

    sebesar 99.95%.

    5. Kelas D atau kelas 100.000, merupakan ruang bersih, memiliki saringan udara

    sebesar 99.95%.

    6. Kelas E adalah ruangan umum dan ruangan khusus, memiliki saringan udara

    sebesar 99.95%.

    7.

    Kelas F adalah ruangan pengemasan sekunder.

    8. Kelas G adalah ruang gudang

    Saluran pembuangan air hendaklah cukup besar, dirancang dan dilengkapi

    dengan bak control serta ventilasi yang baik maupun mencegah aliran balik sedapat

    mungkin saluran terbuka dicegah tetapi bila perlu hendaklah cukup dangkal untuk

    memudahkan pembersihan dan disinfeksi. Area produksi hendaklah diventilasi secara

    efektif dengan mengunakan sistem pengendalian udara termasuk filter udara dengan

    tingkat efisiensi yang dapat mencegah pencemaran dan pencemaran silang,

    pengendalian kelembaban udara sesuai kebutuhan produk yang diproses dan kegiatan

    yang dilakukan di dalam ruangan dan dampaknya terhadap lingkungan luar

    pabrik.Area dimana dilakukan kegiatan yang menimbulkan debu misalnya pada saat

    pengambilan sempel, penimbangan bahan /produk, pencampuran dan pengolahan

    bahan atau produk pengemasan produk serbuk, memerlukan sarana penunjang khusus

    untuk mencegah pencemaran silang dan memudahkan pembersihan.

    Tata letak ruang area pengemasan dirancang khusus untuk mencegah campur

    baur atau pencemaran silang. Area produksi hendaklah mendapat penerangan yang

    memadai, terutama penerangan di mana pengawasan visual dilakukan pada saat

    proses berjalan.Pengawasan selama proses dapat dilakukan di dalam area produksi

    sepanjang kegiatan tersebut tidak menimbulkan resiko terhadap produksi obat. Pintu

    area produksi yang berhubungan langsung ke lingkungan luar, separti pintu bahaya

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    7/35

    kebakaran, hendaklah ditutup rapat.pintu tersebut hendaklah diamankan sedemikian

    rupa sehingga hanya dapat digunakan dalam keadaan darurat sebagai pintu keluar.

    Pintu dalam area produksi yang berfungsi sebagai barier terhadap pencemaran silang

    hendaklah selalu ditutup apabila sedang tidak digunakan.

    e) Area Penyimpanan

    Area penyimpanan hendaklah memiliki kapasitas yang memadai

    untuk menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk

    (seperti:bahan awal dan bahan pengemas), produk antara, produk ruahan dan produk

    jadi, produk dalam status karantina, produk yang telah diluluskan, produk yang

    ditolak, produk yang dikembalikan atau produk yang ditarik dari peredaran. Area

    penyimpanan hendaklah didesain atau disesuaikan untuk menjaminkondisipenyimpanan yang baik terutama area tersebut hendaklah bersih, kering dan

    mendapat penerangan yang cukup serta dipelihara dalam batas suhu yangditetapkan.

    Apabila kondisi penyimpanan khusus (misalnya: suhu dan kelembaban udara)

    dibutuhkan, kondisi tersebut hendaklah disiapkan, dikendalikan, dipantau dan dicatat.

    Area penerimaan dan pengiriman barang hendaklah dapat memberikan

    perlindungan bahan dan produk terhadap cuaca.Area penerimaan hendaklah didesain

    dan dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk kebutuhan pembersihan wadah

    barang bila perlu.Apabila status karantina dipastikan dengan cara penyimpanan di

    area terpisah, maka area tersebut harus diberi penandaan yang jelas dan akses ke area

    tersebut terbatas bagi personil yang berwenang. Sistem lain untuk menggantikan

    sistem karantina barang secara fisik hendaklah memberi pengaman yang setara.

    Hendaklah disediakan area terpisah dengan lingkungan yang terkendali untuk

    pengambilan sampel bahan awal.

    Area terpisah dan terkunci hendaklah disediakan untuk penyimpanan bahan

    dan produk yang ditolak, atau yang ditarik kembali atau dikembalikan.Bahan aktif

    berpotensi tinggi dan bahan radioaktif, narkotik, obatberbahaya lain, dan zat atau

    bahan yang mengandung risiko tinggi terhadappenyalahgunaan, kebakaran atau

    ledakan hendaklah disimpan di area yang terjamin keamanannya.

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    8/35

    f) Area Pengawasan Mutu

    Laboratorium pengawasan mutu hendaklah terpisah dari area produksi.Area

    pengujian biologi, mikrobiologi dan radioisotop hendaklah dipisahkan satu dengan

    lain. Laboratorium pengawasan mutu hendakalah didesain sesuai dengan kegiatan

    yang dilakukan.Luas ruang hendaklah memadai untuk mencegah campur baur dan

    pencemaran silang. Hendaklah disediakan tempat penyimpanan dengan luas yang

    memadai untuk sampel, baku pembanding (bila perlu dengankondisi suhu terkendali),

    pelarut, pereaksi dan catatan.Suatu ruangan yang terpisah mungkin diperlukan untuk

    memberi perlindungan instrument terhadap gangguan listrik, getaran, kelembaban

    yangberlebihan dan gangguan lain, atau bila perlu untuk mengisolasi instrument.

    Desain laboratorium hendaklah memperhatikan kesesuain

    bahan bangunanyang dipakai, ventilasi dan pencegahan terhadap asap. Pasokan udara

    kelaboratorium hendaklah dipisahkan dari pasokan ke area produksi.Hendaklah

    dipasang unit pengendali udara yang terpisah untuk masing-masing

    laboratoriumbiologi, mikrobiologi dan radioisotop.

    g) Sarana Pendukung

    Ruangan istirahat dan kantin hendaklah dipisah dari area produksi dan

    laboratorium Pengawasan Mutu. Sarana untuk mengganti pakaian

    kerja, membersihkan diri dan toilet hendaklah disediakan dalam jumlah yang cukup

    dan mudah diakses . Toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan area produksi

    atau area penyimpanan. Ruangan ganti pakaian hendaklah berhubungan langsung

    dengan area produksi namun letaknya terpisah.

    Sedapat mungkin letak bengkel perbaikan dan perawatan peralatan terpisah

    dari area produksi . Apabila suku cadang, aksesoris mesin dan perkakas bengkel

    disimpan di area produksi, hendaklah disediakan ruangan atau lemari khusus untuk

    penyimpanan tersebut.Sarana pemeliharaan hewan hendaklah diisolasi dengan baik

    terhadap area lainya dan dilengkapi dengan akses hewan serta unit pengendali udara

    yang terpisah.

    h) Persyaratan kondisi ruangan

    Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian untuk memperkecil

    terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain, dan memudahkan

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    9/35

    pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindari pencemaran

    silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan

    mutu obat (BPOM, 2006).

    Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan:

    kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan dalam

    sarana yang sama atau sarana yang berdampingan,

    pencegahan area produksi di manfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi

    personil dan bahan atau produk, atau sebagai tempat penyimpanan bahan atau

    produk selain yang sedang diproses (BPOM, 2006).

    i) Sistem Tata Udara (Air Handling System/ AHS)

    Salah satu faktor yang menentukan kualitas obat adalah kondisi lingkungan

    tempat di mana produk tersebut dibuat/ diproduksi. Kondisi lingkungan yang kritis

    terhadap kualitas produk, antara lain adalah:

    cahaya

    suhu

    kelembabab relatif (RH)

    kontaminasi mikroba, dan

    kontaminasi partikel (Priyambodo, 2007).

    Sistem tata udara tidak hanya mengontrol suhu ruangan (seperti halnya AC

    konvensional) melainkan juga kelembaban, tingkat kebersihan (sesuai dengan kelas

    ruangan yang dipersyaratkan), tekanan udara, dan sebagainya. Sistem tata udara yang

    digunakan tergantung dari jenis produk yang dibuat dan tingkat kelas ruang yang

    digunakan, misalnya ruang produksi steril, beta-laktam, non steril, sefalosporin, dan

    sebagainya (Priyambodo, 2007).

    j) Persyaratan Kondisi Ruangan

    Konstruksi lantai di area pengolahan dibuat dari bahan kedap air permukaannya

    rata dan memungkinkan pelaksanaan pembersihan yang cepat dan efisien apabila

    terjadi tumpahan bahan.

    Sudut antara dinding dan lantai di area pengolahan hendaklah berbentuk

    lengkungan

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    10/35

    Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi sarana penunjang lain dirancang

    sedemikian rupa untuk menghindari terbentuknya ceruk yang sulit dibersihkan.

    Pencegahan terhadap penyebaran debu akibat pengolahan bahan atau produk

    kering dapat dilakukan dengan alat atau sistem penghisap debu selama proses

    pengolahan (BPOM, 2006).

    Permukaan

    DalamJenis Bangunan Keterangan Bahan Sesuai untuk

    Lantai a. Beton Padat

    dengan Hardener

    -bersifat menahan debu

    - Tidak tahan thdp

    tumpahan lar.kimia

    Digunakan hanya

    di daerah gudang

    b. Beton dilapisi:

    -lembaran vinil

    -ketahanan thdp kimia

    terbatas

    -Sambungan dilas agar

    kedap air

    -Mudah tergores

    -kantor dan

    koridor

    laboratorium

    -epoksi atau

    poliuretan

    -monolitik, permukaan

    tidak licin dan berpori

    -menahan

    pertumbuhan bakteri

    -Mudah tergores

    ruang produksi,

    khusus daerah

    steril dan kelas E

    Dinding -bata atau blok,

    beton padat yang

    permukaannya

    diplester halus

    dan dicat epoksi

    -mudah retak bila

    pengerjaannya kurang

    baik

    -Menimbulkan debu

    bila direnovasi

    Daerah produksi

    kelas E

    Langit-Langit Beton yang dicat

    dgn bahan

    poliakrilik, atau

    -sukarn untuk

    memodifikasi saluran

    listrik dan udara

    -daerah steril,

    daerah pengolahan

    dan pengisian

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    11/35

    epoksi -Dirancang untuk

    menahan beban berat

    aseptik

    -gypsum dilapisi

    cat poliakrilik

    -Membutuhkan baja

    penopang

    -Tidak dapat menahan

    beban berat

    -Tidak cocok untuk

    ruangan pengisian

    steril

    -ruang produksi

    kelas E

    3. PERALATAN

    a) Prinsip

    Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi yang

    tepat,ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat, agar mutu

    obat terjamin sesuai desain serta seragam dari beis ke bets dan untuk memudahkan

    pembersihan serta perawatan (BPOM, 2006).

    b) Desain dan Konstruksi

    Desain dan konstruksi peralatan hendaklah memenuhi persyaratan sebagai

    berikut:

    1. peralatan hendaklah didesain dan dikonstruksikan sesuai dengan tujuannya;

    2. permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awai, produk antara atau

    produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi, adisi atau absorbsi yang dapat

    memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian di luar batas yang ditentukan;

    3. bahan yang diperlukan untuk pengoperasian alat khusus, misalnya pelumas atau

    pendingin tidak boleh bersentuhan dengan bahan yang sedang diolah sehingga tidak

    memengaruhi identitas,mutu atau kemurnian bahan awal, produk antara ataupun

    produk jadi;

    4. peralatan tidak boleh merusak produk akibat katup bocor, tetesan pelumas dan hal

    sejenis atau karena perbaikan, perawatar, modifikasi dan adaptasi yang tidak tepat;

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    12/35

    5. peralatan hendaklah didesain sedemikian rupa agar mudah dibersihkan. Peralatan

    tersebut hendaklah dibersihkan sesuai prosedur tertulis yang rinci serta disimpan

    dalam keadaan bersih dan kering;

    6. peralatan pencucian dan pembersihan hendaklah dipilih dan digunakan agar tidak

    menjadi sumber pencemaran;

    7. peralatan yang digunakan hendaklah tidak berakibat buruk pada produk.Bagian alat

    yang bersentuhan dengan produk tidak boleh bersifat reaktif, aditif atau absorbtif

    yang dapat memengaruhi mutu dan berakibat buruk pada produk;

    8. semua peralatan khusus untuk pengolahan bahan mudah terbakar atau bahan kimia

    atau yang ditempatkan di area di mana digunakan bahan mudah terbakar, hendaklah

    dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosi serta di bumikan

    dengan benar;

    9. hendaklah tersedia alat timbang dan alat ukur dengan rentang dan ketelitian yang

    tepat untuk proses produksi dan pengawasan. Peralatan yang digunakan untuk

    menimbang, mengukur, memeriksa dan mencatat hendaklah diperiksa ketepatannya

    dan dikalibrasi sesuai program dan prosedur yang ditetapkan. Hasil pemeriksaan dan

    kalibrasi hendaklah dicatat dan disimpan dengan baik;

    10.filter cairan yang digunakan untuk proses produksi hendaklah tidak melepaskan serat

    ke dalam produk. Filter yang mengandung asbes tidak boleh digunakan walaupun

    sesudahnya disaring kembali menggunakan filter khusus yang tidak melepaskan serat;

    dan

    11.pipa air suling, air de-ionisasl dan bila periu pipa air lain untuk produksi hendaklah

    disanitasi sesuai prosedur tertulis. Prosedur tersebut hendaklah berisi rincian batas

    cemaran mikroba dan tindakan yang harus dilakukan (BPOM, 2006).

    c) Mesin

    Peralatan hendaknya didesain dan dikonstruksikan sesuai dengan tujuannya.

    Bahan inert yang digunakan untuk bagian peralatan yang bersentuhan dengan bahan

    awal, produk antara atau produk ruahan antara lain adalah

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    13/35

    Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk antara atau

    produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi, adisi atau absorbsi yang dapat mempengaruhi

    identitas, mutu atau kemurnian di luar batas yang ditentukan.Bahan yang diperlukan untukpengoperasian alat khusus, misalnya pelumas atau pendingin tidak boleh bersentuhan dengan

    bahan yang sudah diolah sehingga tidak mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian bahan

    awal, produk antara ataupun produk jadi.Peralatan tidak boleh merusak produk akibat katup

    bocor, tetesan pelumas, dan hal sejenis atau karena perbaikan, perawatan, modifikasi, dan

    adaptasi yang tidak tepat.Peralatan hendaknya didesain sedemikian rupa agar mudah

    Bahan Umumnya diguanakan untuk

    Baja tahan karat AISI 304

    (American Iron and Steel

    Institute 304) yang

    mengandung antara lainkrom 18-20 % dan nikel8-12 %

    Peralatan atau bagian peralatan yang tidak

    bersentuhan langsung dengan bahan atauproduk

    Produk kering atau serbuk yang tidakbereaksi dengan logam/baja tahan karat

    Baja tahan karat AISI 316atau 316 L (L=low

    carbon) mengandung

    antara lain krom 16-18 %

    ,nikel 10-14 % danmolibden 2-3 % dengan

    atau tanpa elektropolis

    Pengolahan dan penisian produk steril dan

    non steril

    Sistem pemipaan untuk Air Murni dan Air

    untuk injeksi

    Gelas (juga untuk pelapis)

    Pengolahan bahan awal yang bereaksiterhadap baja tahan karat

    Lain-lain, misalnyapolitetrafluoroetilen

    (PTFE);Polypropylene(PP);Polyvinyllidenedifluo

    ride (PVDF);

    danPerfluoroalkoxy

    Pengolahan bahan awal yang bereaksi

    dengan bahan di butir (a), (b), (c) tersebut di

    atas, tetapi tidak bereaksi dengan PTFE, PP,PVDF dan Perfluoroalkoxy

    uPVC (unplasticized

    polyvinylchloride)

    untuk peralatan pengolahan air yang belum

    dimurnikan misal : tabung penukar kation-anion dan pelunak air

    bahan inert lain :

    silicon chrome alloy

    pengolahan dan pengisian produk steril dan

    non steril, sistem pemipaan untuk Air Murni

    dan Air untuk injeksi

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    14/35

    dbersihkan.Peralatan tersebut hendaknya dibersihkan sesuai prosedur tertulis yang rinci serta

    disimpan dalam keadaan bersih dan kering.

    Peralatan pembersihan dan pencucian hendaklah dipilih dan digunakan agar tidak

    menjadi sumber pencemaran.Untuk pencucian dan pembersihan dianjurkan menggunakan:

    Lap bebas serat

    Mesin penghisap debu dari pada udara bertekanan; dan

    Sikat nylondari pada sikat injuk

    Semua peralatan khusus untuk pengolahan bahan mudah terbakar atau bahan kimia

    atau yang ditempatkan di area dimana digunakan bahan mudah terbakar, hendaklah

    dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosi serta dibumikan dengan

    benar.Filter cairan yang diguakan untuk proses produksi hendaklah tidak melepaskan serat ke

    dalam produk.Filter yang mengandung asbes tidak boleh digunakan walaupun sesudahknya

    disaring kembali menggunakan filter khusus yang tidak melepaskan serat.Pipa air suling, air

    de-ionisasi, dan bila perlu pipa air lain untuk produksi hendaklah disanitasi sesuai prosedur

    yang tertulis. Prosedur tersebut hendaklah berisi rincian batas cemaran mikroba dan tindakan

    yang harus dilakukan.

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    15/35

    B. PERSYARATAN KONDISI BAHAN BAKU

    Pembelian bahan awal adalah suatu aktifitas penting dan oleh karena itu hendaklah

    melibatkan staf yang mempunyai pengetahuan khusus dan menyeluruh perihal pemasok.

    Pembelian bahan awal hendaklah hanya dari pemasok yang telah disetujui dan memenuhi

    spesifikasi yang relevan. Spesifikasi yang dibuat oleh pabrik pembuat untuk bahan awal

    dibicarakan dengan pemasok. Semua aspek produksi dan pengawasan bahan awal tersebut,

    termasuk persyaratan penanganan, pemberian label dan pengemasan, juga prosedur

    penanganan keluhan dan penolakan, dibicarakan dengan pabrik pembuat dan pemasok.

    1. Persyaratan Bahan Awal

    a. Pemasok bahan awal dievaluasi dan disetujui untuk memenuhi spesifikasi mutu yang

    telah ditentukan oleh perusahaan.

    b. Tiap spesifikasi hendaklah disetujui dan disimpan oleh bagian Pengawasan Mutu

    kecuali untuk produk jadi yang harus disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu

    (Pemastian Mutu).

    c. Revisi berkala dari tiap spesifikasi perlu dilakukan agar memenuhi Farmakope edisi

    terakhir atau kompendia resmi lain.

    d. Deskripsi bahan, termasuk :

    - Nama yang ditentukan dan kode refren (kode produk) internal.

    - Rujukan monografi farmakope, bila ada.

    - Pemasok yang disetujui dan, bila mengkin, produsen bahan.

    - Standar mikrobiologis, bila ada.

    e. Sebelum diluluskan untuk digunakan, tiap bahan awal hendaklah memenuhi

    spesifikasi dan diberi label dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.

    f. Bahan awal yang diterima hendaklah dikarantina sampai disetujui dan diluluskan

    untuk pemakaian oleh kepala bagian Pengawasan Mutu.

    g. Bahan awal di area penyimpanan hendaklah diberi label yang tepat. Label hendaklah

    memuat keterangan paling sedikit sebagai berikut:

    nama bahan dan bila perlu nomor kode bahan

    nomor bets/kontrol yang diberikan pada saat

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    16/35

    penerimaan bahan

    status bahan (misal: karantina, sedang diuji, diluluskan, ditolak);

    tanggal daluwarsa atau tanggal uji ulang bila perlu

    h. Persediaan bahan awal hendaklah diperiksa secara berkala untuk meyakinkan bahwa

    wadah tertutup rapat dan diberi label dengan benar, dan dalam kondisi yang baik.

    i. Bahan awal, terutama yang dapat rusak karena terpapar panas, hendaklah disimpan di

    dalam ruangan yang suhu udaranya dikendalikan dengan ketat; bahan yang peka

    terhadap kelembaban dan/atau cahaya hendaklah disimpan di bawah kondisi yang

    dikendalikan dengan tepat.

    j. Semua bahan awal yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang mencolok,

    ditempatkan terpisah dan dimusnahkan atau dikembalikan kepada pemasoknya.

    2.

    Persyaratan Bahan Baku

    a. Syarat Identitas

    Identifikasi

    suatu cara untuk membuktikan bahwa bahan yang diperiksa mempunyai identitas

    yang sesuai dengan yang tertera pada etiket

    Pengujian

    Pengujian dan spesifikasi lain yang tertera dapat membantu pembuktian identitas

    bahan yang diuji

    Metode

    o cara kimia

    o cara fisikokimia

    o cara kromatografi

    o cara fisika

    o cara imunokimia (jarang digunakan)

    b. Atribut Mutu

    Untuk menetapkan tetapan fisika yang dapat digunakan sebagai atribut mutu (Atribut

    parameter uji). Parameter uji adalah

    - Titik/jarak lebur

    - Titik/jarak didih

    - Rotasi optik/rotasi jenis

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    17/35

    - Indeks bias

    c. Kemurnian

    Untuk membuktikan bahwa bahan bebas dari senyawa asing dan cemaran atau

    mengandung senyawa asing dan cemaran pada batas tertentu. Pengujian terhadap

    adanya senyawa asing dan cemaran, dimaksudkan untuk membatasi senyawa

    demikian sampai pd jumlah yg tidak mempengaruhi artikel pd kondisi penggunaan

    biasa.

    d. Kadar

    Dalam melaksanakan penetapan kadar, jumlah satuan takaran yang digunakan tidak

    boleh lebih kecil dari yang telah ditetapkan. Harus diperhatikan cara perhitungan

    untuk :

    zat yang telah dikeringkan

    zat yang telah dipijar

    anhidrat

    zat yang sebelumnya dikeringkan

    penggunaan baku pembanding

    penetapan blangko

    Metode yang digunakan :

    gravimetric

    volumetri (titrasi asam basa, titrasi bebas air, titrasi pengendapan, titrasi Redox

    dan titrasi komplesometri

    spektrofotometri UV, VIS, IR

    kromatografi (KG & KCKT)

    mikrobiologi

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    18/35

    C. KELENGKAPAN DOKUMEN

    Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan dokumentasi yang

    baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu. Dokumentasi yang jelas adalah

    fundamental untuk memastikan bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan

    secara jelas dan rinci sehingga memperkecil resiko terjadinya salah tafsir dan kekeliruan

    yang biasanya timbul karena mengandalakan komunikasi lisan.

    Dokumen yang diperlukan dalam industri farmasi, antara lain:

    1. Spesifikasi

    Hendaklah tersedia spesifikasi bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan ruahan,

    serta produk jadi.

    2. Dokumen produksi

    Dokumen yang esensial dalam produksi adalah dokumen produksi induk yang berisi

    formula produksi dari suatu produk dalam bentuk sediaan dan kekuatan tertentu. Prosedur

    produksi induk, terdiri dari prosedur pengolahan induk dan prosedur pengemasan induk.

    Catatan produksi batch, terdiri dari catatan pengolahan batch dan catatan pengemasan

    batch, yang merupakan reproduksi dari masing-masing prosedur pengolahan induk dan

    prosedur pengemasan induk, dan berisi semua data dan informasi yang berkaitan dengan

    pelaksanaan produksi dari suatu batchproduk (CPOB, 2006).

    a) Spesifikasi

    Hendaklah tersedia spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan produk jadi yang

    disahkan dengan benar dan diberi tanggal; di mana perlu, hendaklah juga tersedia

    spesifikasi bagi produk antara dan produk ruahan.

    b) Spesifikasi Bahan Awal

    Spesifikasi bahan awal hendaklah mencakup, di mana diperlukan

    o Deskripsi bahan, termasuk:

    nama yang ditentukan dan kode referen (kode produksi) internal;

    rujukan monografi farmakope, bila ada;

    pemasok yang disetujui dan, bila mungkin, produsen bahan;

    standar mikrobiologis, bila ada;

    o Petunjuk pengambilan sampel dan pengujian atau prosedur rujukan;

    o Persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan;

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    19/35

    o kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan; dan

    o batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian kembali.

    c) Spesifikasi Bahan Pengemas

    Spesifikasi bahan pengemas hendaklah mencakup, di mana diperlukan:

    o Deskripsi bahan, termasuk

    Nama yang ditentukan dan kode referen (kode produk) internal

    Rujukan monografi farmakope

    Pemasok yang disetujui dan bila mungkin produsen bahan

    Standar mikrobiologis

    Spesimen bahan pengemas cetak termasuk warna

    o Petunjuk pengambilan sampel dan pengujian atau prosedur rujukan;

    o

    persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan;

    o kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan; dan

    o batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian kembali.

    d) Spesifikasi Produk Antara dan Produk Ruahan

    Spesifikasi produk antara dan produk ruahan hendaklah tersedia, apabila produk

    tersebut dibeli atau dikirim, atau apabila data dari produk antara digunakan untuk

    mengevaluasi produk jadi. Spesifikasi hendaklah mirip dengan spesifikasi bahan awal

    atau produk jadi, sesuai keperluan.

    e) Spesifikasi Produk Jadi

    Spesifikasi produk jadi hendaklah mencakup:

    a) nama produk yang ditentukan dan kode referen (kode produk);

    b) formula/komposisi atau rujukan;

    c) deskripsi bentuk sediaan dan uraian mengenai kemasan, termasuk ukuran kemasan;

    d) petunjuk pengambilan sampel dan pengujian atau prosedur rujukan;

    e) persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan;

    f) kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan khusus, bila diperlukan; dan

    g) masa edar/simpan.

    f) Dokumen Produksi

    Dokumen yang esensial dalam produksi adalah:

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    20/35

    o Dokumen Produksi Induk yang berisi formula produksi dari suatu produk dalam

    bentuk sediaan dan kekuatan tertentu, tidak tergantung dari ukuran bets;

    o Prosedur Produksi Induk, terdiri dari Prosedur Pengolahan Induk dan Prosedur

    Pengemasan Induk, yang masing-masing berisi prosedur pengolahan dan prosedur

    pengemasan yang rinci untuk suatu produk dengan bentuk sediaan, kekuatan dan

    ukuran bets spesifik. Prosedur Produksi Induk dipersyaratkan divalidasi sebelum

    mendapat pengesahan untuk digunakan; dan

    o Catatan Produksi Bets, terdiri dari Catatan Pengolahan Bets dan Catatan Pengemasan

    Bets, yang merupakan reproduksi dari masing-masing Prosedur Pengolahan Induk

    dan Prosedur Pengemasan Induk, dan berisi semua data dan informasi yang berkaitan

    dengan pelaksanaan produksi dari suatu bets produk. Kadang-kadang pada Catatan

    Produksi Bets, prosedur yang tertera dalam Prosedur Produksi Induk tidak lagi

    dicantumkan secara rinci.

    g) Dokumen Produksi Induk

    Dokumen Produksi Induk yang disahkan secara formal hendaklah mencakup nama,

    bentuk sediaan, kekuatan dan deskripsi produk, nama penyusun dan bagiannya, nama

    pemeriksa serta daftar distribusi dokumen dan berisi hal sebagai berikut:

    o Informasi bersifat umum yang menguraikan jenis bahan pengemas primer yang

    harus digunakan atau aternatifnya, pernyataan mengenai stabilitas produk,

    tindakan pengamanan selama penyimpanan dan tindakan pengamanan lain yang

    harus dilakukan selama pengolahan dan pengemasan produk;

    o komposisi atau formula produk untuk tiap satuan dosis dan untuk satu sampel

    ukuran bets;

    o daftar lengkap bahan awal, baik yang tidak akan berubah maupun yang akan

    mengalami perubahan selama proses;

    o spesifikasi bahan awal;

    o

    daftar lengkap bahan pengemas;

    o spesifikasi bahan pengemas primer;

    o prosedur pengolahan dan pengemasan;

    o daftar peralatan yang dapat digunakan untuk pengolahan dan pengemasan;

    o pengawasan selama-proses pengolahan dan pengemasan; dan masa edar/simpan.

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    21/35

    h) Dokumentasi Prosedur Pengolahan Induk

    Prosedur Pengolahan Induk yang disahkan secara formal hendaklah tersedia

    untuk tiap produk dan ukuran bets yang akan dibuat. Prosedur Pengolahan Induk

    hendaklah mencakup:

    o nama produk dengan kode referen produk yang merujuk pada spesifikasinya;

    o deskripsi bentuk sediaan, kekuatan produk dan ukuran bets;

    o daftar dari semua bahan awal yang harus digunakan, dengan menyebutkan

    masing-masing jumlahnya, dinyatakan dengan menggunakan nama dan referen

    (kode produk) yang khusus bagi bahan itu; hendaklah dicantumkan apabila ada

    bahan yang hilang selama proses;

    o pernyataan mengenai hasil akhir yang diharapkan dengan batas penerimaan, dan

    bila perlu, tiap hasil antara yang relevan;

    o pernyataan mengenai lokasi pengolahan dan peralatan utama yang harus

    digunakan;

    o metode atau rujukan metode yang harus digunakan untuk mempersiapkan

    peralatan kritis (misalnya pembersihan, perakitan, kalibrasi, sterilisasi);

    o instruksi rinci tahap proses (misalnya pemeriksaan bahan, perlakuan awal, urutan

    penambahan bahan, waktu pencampuran, suhu);

    o instruksi untuk semua pengawasan selama-proses dengan batas penerimaannya;

    o bila perlu, syarat penyimpanan produk ruahan; termasuk wadah, pelabelan dan

    kondisi penyimpanan khusus, di mana perlu; dan semua tindakan khusus yang

    harus diperhatikan.

    i) Dokumentasi Prosedur Pengemasan Induk

    Prosedur Pengemasan Induk yang disahkan secara formal hendaklah tersedia

    untuk tiap produk dan ukuran bets serta ukuran dan jenis kemasan. Dokumen ini

    umumnya mencakup, atau merujuk, pada hal berikut:

    o

    nama produk;

    o deskripsi bentuk sediaan dan kekuatannya, di mana perlu;

    o ukuran kemasan yang dinyatakan dalam angka, berat atau volume produk dalam

    wadah akhir;

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    22/35

    o daftar lengkap semua bahan pengemas yang diperlukan untuk satu bets standar,

    termasuk jumlah, ukuran dan jenis bersama kode atau nomor referen yang

    berkaitan dengan spesifikasi tiap bahan pengemas;

    o di mana sesuai, contoh atau reproduksi dari bahan pengemas cetak yang relevan

    dan spesimen yang menunjukkan tempat untuk mencetak nomor bets dan tanggal

    daluwarsa bets;

    o tindakan khusus yang harus diperhatikan, termasuk pemeriksaan secara cermat

    area dan peralatan untuk memastikan kesiapan jalur (line clearance) sebelum

    kegiatan dimulai;

    o uraian kegiatan pengemasan, termasuk segala kegiatan tambahan yang signifikan

    serta peralatan yang harus digunakan; dan

    o

    pengawasan selama-proses yang rinci termasuk pengambilan sampel dan batas

    penerimaan.

    j) Dokumentasi Catatan Pengolahan Bets

    Catatan Pengolahan Bets hendaklah tersedia untuk tiap bets yang diolah.

    Dokumen ini hendaklah dibuat berdasarkan bagian relevan dari Prosedur Pengolahan

    Induk yang berlaku. Metode pembuatan catatan ini hendaklah didesain untuk

    menghindarkan kesalahan transkripsi. Catatan hendaklah mencantumkan nomor bets

    yang sedang dibuat.

    Sebelum suatu proses dimulai, hendaklah dilakukan pemeriksaan yang dicatat,

    bahwa peralatan dan tempat kerja telah bebas dari produk dan dokumen sebelumnya

    atau bahan yang tidak diperlukan untuk pengolahan yang direncanakan, serta

    peralatan bersih dan sesuai untuk penggunaannya.

    Selama pengolahan, informasi sebagai berikut hendaklah dicatat pada saat tiap

    tindakan dilakukan dan - setelah lengkap - hendaklah catatan diberi tanggal dan

    ditandatangani dengan persetujuan dari personil yang bertanggung jawab untuk

    kegiatan pengolahan:

    o nama produk;

    o tanggal dan waktu dari permulaan, dari tahap antara yang signifikan dan dari

    penyelesaian pengolahan;

    o nama personil yang bertanggung jawab untuk tiap tahap proses;

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    23/35

    o paraf operator untuk berbagai langkah pengolahan yang signifikan dan, di mana

    perlu, paraf personil yang memeriksa tiap kegiatan ini (misalnya penimbangan);

    o nomor bets dan/atau nomor kontrol analisis dan jumlah nyata tiap bahan awal

    yang ditimbang atau diukur (termasuk nomor bets dan jumlah bahan hasil

    pemulihan atau hasil pengolahan ulang yang ditambahkan);

    o semua kegiatan pengolahan atau kejadian yang relevan dan peralatan utama yang

    digunakan;

    o catatan pengawasan selama-proses dan paraf personil yang melaksanakan serta

    hasil yang diperoleh;

    o jumlah hasil produk yang diperoleh dari tahap pengolahan berbeda dan penting;

    dan

    o

    catatan mengenai masalah khusus yang terjadi termasuk uraiannya dengan tanda

    tangan pengesahan untuk segala penyimpangan terhadap Prosedur Pengolahan

    Induk.

    k) Dokumentasi Catatan Pengemasan Bets

    Catatan Pengemasan Bets hendaklah tersedia untuk tiap bets yang dikemas.

    Dokumen ini hendaklah dibuat berdasarkan bagian relevan dari Prosedur Pengemasan

    Induk yang berlaku dan metode pembuatan catatan ini hendaklah didesain untuk

    menghindarkan kesalahan transkripsi. Catatan hendaklah mencantumkan nomor bets

    dan jumlah produk jadi yang direncanakan akan diperoleh.

    Sebelum suatu kegiatan pengemasan dimulai, hendaklah dilakukan

    pemeriksaan yang dicatat, bahwa peralatan dan tempat kerja telah bebas dari produk

    dan dokumen sebelumnya atau bahan yang tidak diperlukan untuk pengemasan yang

    direncanakan, serta peralatan bersih dan sesuai untuk penggunaannya.

    Selama pengemasan, informasi sebagai berikut hendaklah dicatat pada saat

    tiap tindakan dilakukan dan setelah lengkap hendaklah catatan diberi tanggal dan

    ditandatangani dengan persetujuan dari personil yang bertanggung jawab untuk

    kegiatan pengemasan:

    o nama produk;

    o tanggal dan waktu tiap kegiatan pengemasan;

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    24/35

    o nama personil yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan

    pengemasan;

    o paraf operator dari berbagai langkah pengemasan yang signifikan;

    o catatan pemeriksaan terhadap identitas dan konformitas dengan Prosedur

    Pengemasan Induk termasuk hasil pengawasan selama-proses;

    o rincian kegiatan pengemasan yang dilakukan, termasuk referensi peralatan dan

    jalur pengemasan yang digunakan;

    o apabila dimungkinkan, sampel bahan pengemas cetak yang digunakan, termasuk

    spesimen dari kodifikasi bets, pencetakan tanggal daluwarsa serta semua

    pencetakan tambahan;

    o catatan mengenai masalah khusus yang terjadi termasuk uraiannya dengan tanda

    tangan pengesahan untuk semua penyimpangan terhadap Prosedur Pengemasan

    Induk; dan

    o jumlah dan nomor referen atau identifikasi dari semua bahan pengemas cetak dan

    produk ruahan yang diserahkan, digunakan, dimusnahkan atau dikembalikan ke

    stok dan jumlah produk yang diperoleh untuk melakukan rekonsiliasi yang

    memadai.

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    25/35

    D. SCALE UP

    Scale up atau biasa dikenal dengan peningkatan kapasitas produksi didefinisikan

    sebagai proses untuk meningkatkan ukuran batch atau prosedur untuk menerapkan proses

    yang sama untuk volume output yang berbeda. Adapun tujuan dilakukanscale upadalah:

    Untuk menguji proses dari suatu model perencanaan sebelum memproduksi barang

    dalam jumlah dan biaya besar

    Pengujian dari formula dengan tujuan mengukur kemampuannya untuk proses

    modifikasi

    Evaluasi dan validasi proses serta peralatan

    Identifikasi hal-hal kritis dalam proses

    Petunjuk untuk kontrol produksi dan proses Menyediakan master formula dengan petunjuk prosedur produksi\

    Untuk menghindari masalah-masalah pada scale-up

    Scale up dilakukan jika terdapat produk baru atau adanya permintaan suatu produk

    yang meningkat. Saat permintaan meningkat scale updilakukan dengan penambahan waktu

    produksi untuk produk tersebut atau dengan cara meminjam mesin yang tidak digunakan

    untuk produksi tetapi mesin tersebut harus memiliki sistem kerja yang sama. Sedangkan

    tahapanscale-upuntuk produk baru adalah sebagai berikut :

    a) Studi literatur untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan formula yang akan

    dibuat.

    b) Menyusun formula alternatif.

    c) Dikerjakan formulasi alternatif untuk skala laboratorium.

    d) Mengevaluasi formula alternatif dan dipilih satu formula terpilih kemudian dianalisa.

    e) Melaksanakan validasi proses terhadap formula yang memenuhi syarat.

    f) Melakukan uji stabilitas dipercepat terhadap formula terpilih dalam skala pilot.

    g)

    Melakukan produksi formula terpilih dalam skala pilot.

    h) Menyusun dokumen yang diperlukan untuk keperluan pra-registrasi.

    i) Uji bioavailabilitas dan bioekivalensi bila diperlukan.

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    26/35

    Sebelum dilakukan scale up terlebih dahulu dilakukan uji produk dalam skala

    laboratorium, selanjutnya dilakukan dalam skala pilot dan barulah dapat dilakukan produksi

    dalam skala besar (skala produksi). Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut dari

    masing-masing skala:

    a. Skala Laboratorium

    Merupakan tahap awal penelitian dan pengembangan suatu produk pada tahap

    laboratorium. Kapasitas yang dilakukan sangat kecil, yaitu 100-1000 kali lebih kecil dari

    skala produksi. Pada tahap ini dilakukan analisis dan menjelaskan faktor-faktor yang

    mempengaruhi kualitas produk/critical quality attributes (CQAs), seperti sifat

    kimia,fisika,biologi dan mikrobiologi. Tahap ini digunakan untuk membantu

    pengembangan formulasi dan kemasan produk, tahapan awal dari klinik dan/atau

    praklinik

    b. Skala Pilot

    Skala pilot merupakan tahapan pengembangan proses yang dilakukan untuk mengurangi

    risiko yang terkait dengan produksi skala besar, dapat juga untuk keperluan produksi obat

    untuk pengujian (tidak untuk komersial) contohnya: obat untuk uji Bioekuivalensi.

    Kapasitas yang diproduksi dalam skala ini lebih besar dari skala laboratorium yakni bisa

    mancapai 50-100L. Dalam tahap ini perlu pertimbangan penting mengenai bebera hal,

    yakni:

    Evaluasi bahan baku

    Uji bahan baku berbagai pemasok, penyusunan spesifikasi kesinambungan pemasok.

    Evaluasi formulasi dan peralatan

    Menetapkan modifikasi, kendala, persyaratan proses (CPOB), dan kemasan.

    Konfirmasi stabilitas dan keseragaman produk

    stabilitas fisika dan kimia bahan, stabilitas dalam wadah akhir, dan metoda analisis.

    c. Skala Produksi

    Merupakan proses produksi rutin yang akan dibuat oleh pabrik dan dipasarkan oleh

    bagian marketing. Hal-hal yang dilakukan pada skala ini :

    - Modifikasi alat dan proses

    - Penerapan SOP

    - Dokumentasi dan monitoring

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    27/35

    Selain itu, pengembangan suatu produk farmasi (scalling up ataupun optimasi skala

    pilot atau skala produksi) harus mencakup hal-hal berikut :

    Mengetahui profil produk baik yg berhubungan dengan kualitas, keamanan, dan efikasi

    Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas obat (QCAs) sehingga sifat-

    sifat produk yang dapat berefek pada kualitasnya dapat dipelajari dan dikontrol

    Menentukan faktor-faktor penentu kualitas pada zat aktif obat dan eksipien

    Pemilihan proses manufacturing yang paling sesuai. Jika memungkinkan, dilakukan

    strategi pengawasan

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    28/35

    E. KUALIFIKASI PERSONALIA

    1. Prinsip

    Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan sistem

    pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh sebab itu industri

    farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang terkualifikasi dalam jumlah

    yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap personil hendaklah memahami

    tanggung jawab masing-masing dan dicatat. Seluruh personil hendaklah memahami prinsip

    CPOB serta memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi

    mengenai higiene yang berkaitan dengan pekerjaannya.

    Industri farmasi hendaklah memiliki personil yang terkualifikasi dan berpengalaman

    praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil hendaklah tidak dibebani tanggung

    jawab yang berlebihan untuk menghindarkan risiko terhadap mutu obat.

    2. Personil Kunci

    Personil Kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian Pengawasan Mutu

    dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Posisi utama tersebut dijabat oleh

    personil purnawaktu. Kepala bagian Produksi dan kepala bagian Manajemen Mutu

    (Pemastian Mutu) atau kepala bagian Pengawasan Mutu harus independen satu terhadap

    yang lain.

    a. Organisasi, Kualifikasi Dan Tanggung Jawab

    Struktur organisasi industri farmasi hendaklah sedemikian rupa sehingga bagian

    produksi, pengawasan mutu, manajemen mutu (pemastian mutu) dipimpin oleh orang

    yang berbeda serta tidak saling bertanggung jawab satu terhadap yang lain. Masing-

    masing personil hendaklah diberi wewenang penuh dan sarana yang memadai yang

    diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif. Hendaklah personil

    tersebut tidak mempunyai kepentingan lain di luar organisasi yang dapat menghambat

    atau membatasi kewajibannya dalam melaksanakan tanggung jawab atau yang dapat

    menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau finansial.

    b.Kepala bagian produksi

    Kepala bagian Produksi hendaklah seorang apoteker yang terdaftar dan

    terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang

    memadai dalam bidang pembuatan obat dan keterampilan manajerial sehingga

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    29/35

    memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya secara profesional, selain itu mampu

    berbahasa inggris yang baik, memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai peralatan

    yang digunakan dalam pembuatan obat dan memiliki ketrampilan kepemimpinan yang

    tersertifikasi. Kepala bagian Produksi hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab

    penuh dalam produksi obat, termasuk:

    1) Memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur agar memenuhi

    persyaratan mutu yang ditetapkan;

    2) Memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi dan

    memastikan bahwa petunjuk kerja diterapkan secara tepat;

    3) Memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh

    kepala bagian Produksi sebelum diserahkan kepada kepala bagian Manajemen

    Mutu (Pemastian Mutu);

    4) Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian

    produksi;

    5) Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan; dan

    6) Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di

    departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.

    Di samping itu, kepala bagian Produksi bersama dengan kepala bagian

    Pengawasan Mutu dan penanggung jawab teknik hendaklah memiliki tanggung jawab

    bersama terhadap aspek yang berkaitan dengan mutu.

    a) Kepala bagian pengawasan mutu

    Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah seorang apoteker terkualifikasi dan

    memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang memadai dan

    keterampilan manajerial sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya

    secara profesional, memiliki pengalaman dalam menyiapkan peralatan laboratorium

    dan menggunakan metode termutakhir, memiliki kemampuan dalam menyiapkan

    metode analisa, Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam CPOB, In Process

    Control (IPC) dan pengujian stabilitas, menguasai bahasa Inggris dengan baik dan

    Memiliki ketrampilan kepemimpinan yang tersertifikasi.. Kepala bagian Pengawasan

    Mutu hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam pengawasan

    mutu, termasuk:

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    30/35

    1) Menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk

    ruahan dan produk jadi;

    2) Memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan;

    3) Memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan sampel,

    metode pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain;

    4) Memberi persetujuan dan memantau semua analisis berdasarkan kontrak;

    5) Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian

    pengawasan mutu;

    6) Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan; dan

    7) Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di

    departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan

    b)

    Kepala bagian manajemen mutu (Pemastian mutu)

    Kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah seorang

    apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai,

    memiliki pengalaman praktis yang memadai dan keterampilan manajerial sehingga

    memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya secara profesional, memiliki

    pengalaman dan pengetahuan dibidang pembuatan obat serta pengujian fisis dan

    analisa kimia, memiliki pengetahuan mengenai peralatan yang digunakan dalam

    pembuatan obat dan laboratorium terkini, memiliki pengetahuan mengenai CPOB

    baik nasional maupun internasional, menguasai bahasa Inggris dengan baik dan

    memiliki ketrampilan kepemimpinan yang tersertifikasi. Kepala bagian Manajemen

    Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh

    untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan sistem mutu/ pemastian mutu,

    termasuk:

    1) Memastikan penerapan (dan, bila diperlukan, membentuk) sistem mutu;

    2) Ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan manual mutu perusahaan;

    3)

    Memprakarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala;

    4) Melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian Pengawasan Mutu;

    5) Memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit eksternal (audit

    terhadap pemasok);

    6) Memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi;

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    31/35

    7) Memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan Badan Pengawas Obat

    dan Makanan (Badan POM) yang berkaitan dengan mutu produk jadi;

    8) Mengevaluasi/mengkaji catatan bets; dan

    9) Meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan

    mempertimbangkan semua faktor terkait.

    Masing-masing kepala bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Manajemen

    Mutu (Pemastian Mutu) memiliki tanggung jawab bersama dalam menerapkan semua

    aspek yang berkaitan dengan mutu. Berdasarkan peraturan Badan POM mencakup:

    - Otorisasi prosedur tertulis dan dokumen lain, termasuk amandemen;

    - Pemantauan dan pengendalian ling-kungan pembuatan obat;

    - Higiene pabrik;

    -

    Validasi proses;

    - Pelatihan;

    - Persetujuan dan pemantauan terhadap pemasok bahan;

    - Persetujuan dan pemantauan terhadap pembuat obat berdasarkan kontrak;

    - Penetapan dan pemantauan kondisi penyimpanan bahan dan produk;

    - Penyimpanan catatan;

    - Pemantauan pemenuhan terhadap persyaratan CPOB;

    - Inspeksi, penyelidikan dan pengambilan sampel, untuk

    - Pemantauan faktor yang mungkin berdampak terhadap mutu produk.

    3. Pelatihan Personalia

    Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh personil yang

    bertugas harus berada di dalam area produksi, gudang penyimpanan atau laboratorium

    (termasuk personil teknik, perawatan dan petugas kebersihan), dan bagi personil lain

    yang kegiatannya dapat berdampak pada mutu produk.

    Di samping pelatihan dasar dalam teori dan praktik CPOB, personil baru

    hendaklah mendapat pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan. Pelatihan

    berkesinambungan hendaklah juga diberikan, dan efektifitas penerapannya hendaklah

    dinilai secara berkala. Hendaklah tersedia program pelatihan yang disetujui kepala

    bagian masing-masing. Catatan pelatihan hendaklah disimpan. Pelatihan spesifik

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    32/35

    hendaklah diberikan kepada personil yang bekerja di area di mana pencemaran

    merupakan bahaya, misalnya area bersih atau area penanganan bahan berpotensi tinggi,

    toksik atau bersifat sensitisasi.

    Pengunjung atau personil yang tidak mendapat pelatihan sebaiknya tidak masuk

    ke area produksi dan laboratorium pengawasan mutu. Bila tidak dapat dihindarkan,

    hendaklah mereka diberi penjelasan lebih dahulu, terutama mengenai higiene perorangan

    dan pakaian pelindung yang dipersyaratkan serta diawasi dengan ketat.

    Konsep Pemastian Mutu dan semua tindakan yang tepat untuk meningkatkan

    pemahaman dan penerapannya hendaklah dibahas secara mendalam selama pelatihan.

    Pelatihan hendaklah diberikan oleh orang yang terkualifikasi.

    Adapun cakupan Program Pelatihan antara lain sebagai berikut:

    o

    Materi umum yang harus diberikan kepada semua personil pada hari pertama

    kerjanya

    o CPOB dasar (mikrobiologi dan higiene perorangan) kepada semua personil

    o CPOB spesifik kepada personil berkaitan

    o Pemahaman semua Protap, metode analisis dan prosedur lain bagi personil berkaitan

    o Pengetahuan mengenai sifat bahan / produk, cara pengolahan dan pengemasan.

    Tabel 1. Program Pelatihan Personalia

    No Jenis Pelatihan Tipe Pelatihan Contoh Pelatihan

    1Pelatihan Umum Orientasi Umum Pengenalan perusahaan

    Pengenalan produk

    Uraian tugas karyawan

    bersangkutan

    Pengenalan pabrik (tempat industri)

    CPOB Dasar Kekhusususan industri farmasi

    Higiene perorangan

    Kebersihan secara umum

    Keselamatan dan Latihan P3K

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    33/35

    Kesehatan Kerja Penanganan bahan berbahaya

    Penanggulangan bahaya kebakaran

    Keselamatan kerja

    2Pelatihan Khusus Orientasi Umum Penjelasan tentang bekerja di

    daerah tertentu misalnya di

    ruang steril dan ganti pakaian

    untuk karyawan ruang steril

    Penjelasan tentang penggunaan

    alat-alat tertentu,

    Pelatihan Ditempat Pelatihan melaksanakan protap/tata

    cara bekerja di bagian tertentu

    Pelatihan teknis khusus mengenai

    cara penggunaan alat

    3PelatihanTambahan

    Penjelasan jika adaperubahan/peraturan atau hal baru

    baik mengenai CPOB, protap, alat

    baru, maupun produk baru

    Studi khusus, misal membicarakan

    kesalahan yang pernah terjadi dan

    cara mengatasinya

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    34/35

    DAFTAR PUSTAKA

    BPOM RI. 2006. Pedoman Pembuatan Obat yang Baik (Guidelines on Good Manufacturing

    Practices). Jakarta: BPOM

    BPOM RI.2009. Petunjuk Operasional Penerapan Cara pembuatan Obat yang Baik 2006.

    Jakarta: BPOM

    Bambang Priyambodo, 2007, Dalam Manajemen Farmasi Industri, Global Pustaka Utama

    Yogyakarta

  • 8/10/2019 Resume Materi 4 Persiapan Produksi (Kelompok 6)

    35/35

    HASIL DISKUSI

    1. Rikha Kurniawaty

    Pertanyaan :

    - Pada kelas A (kondisi steril) apakah diperbolehkan dimasuki orang-orang ?

    -

    Pada scale up, apakah ada standar/ketentuannya atau tidak pada tiap skala nya?Jawaban

    - Kelas A boleh dimasukin oleh orang dengan berpakaian anistati. Ruang steril

    seminimal mungkin dilewati orang dan hanya orang-orang tertentu.

    - Skala Laboratorium : tahap awal penelitian dan pengembangan suatu produk pada

    tahap laboratorium. Kapasitas yang dilakukan sangat kecil, yaitu 100-1000 kali lebih

    kecil dari skala produksi.

    Skala Pilot merupakan tahapan pengembangan proses yang dilakukan untuk

    mengurangi risiko yang terkait dengan produksi skala besar, dapat juga untuk

    keperluan produksi obat untuk pengujian (tidak untuk komersial) contohnya: obat

    untuk uji Bioekuivalensi. Kapasitas yang diproduksi dalam skala ini lebih besar dari

    skala laboratorium yakni bisa mancapai 50-100L.

    Skala Produksi merupakan proses produksi rutin yang akan dibuat oleh pabrik dan

    dipasarkan oleh bagian marketing.

    2. Bagoes Prasetyo

    Pertanyaan :

    - Seberapa pentingkah sertifikat of analysis dari suatu PBF? Bagaiamana bila SOA

    tidak ada, apa kah kerjasama akan tetap ada?

    Jawaban :

    -

    SOA bersifat penting, untuk menentukan kesepakan antara kedua belah pihak.- MSDM, SOA harus minta dari supplier sebagai bukti bahwa

    bahan baku tsb adalah layak.