Resume Kgk 1

7
RESUME KGK 5 ORTHODONTI 1. Etiologi maloklusi Etiologi dari maloklusi terbagi menjdi dua yaitu faktor lingkungan dan faktor lokal. Faktor lokal yang mempengaruhi terjadinya maloklusi antara lain yaitu: Faktor keturunan (herediter) Pengaruh herediter dapat bermanisfestasi dalam dua hal yaitu disproporsi ukuran gigi dan ukuran rahang yang dapat menjadi penyebab maloklusi berupa gigi berdesakan atau berupa maloklusi berupa diastema multiple Kelainan gigi Kelainan gigi yang dapat menyebabkan maloklusi adalah kekurangan jumlah gigi, kelebihan jumlah gigi, dan kelainan bentuk atau ukuran gigi.4 Jenis kelamin Jenis kelamin mempengaruhi ukuran gigi, dan ukuran gigi mempengaruhi panjang lengkung gigi. Laki-laki menunjukkan pertumbuhan yang meningkat dalam hal lengkung gigi. Rata-rata lebar mesio distal gigi insisif anterior rahang atas dan rahang bawah laki-laki lebih besar daripada perempuan. Ukuran gigi laki-laki lebih besar daripada ukuran gigi perempuan.8 Faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya maloklusi antara lain : Trauma

description

gigi tiruan

Transcript of Resume Kgk 1

RESUME KGK 5ORTHODONTI1. Etiologi maloklusiEtiologi dari maloklusi terbagi menjdi dua yaitu faktor lingkungandan faktor lokal. Faktor lokal yang mempengaruhi terjadinya maloklusiantara lain yaitu: Faktor keturunan (herediter)Pengaruh herediter dapat bermanisfestasi dalam dua hal yaitu disproporsiukuran gigi dan ukuran rahang yang dapat menjadi penyebab maloklusiberupa gigi berdesakan atau berupa maloklusi berupa diastema multiple Kelainan gigiKelainan gigi yang dapat menyebabkan maloklusi adalah kekuranganjumlah gigi, kelebihan jumlah gigi, dan kelainan bentuk atau ukurangigi.4 Jenis kelaminJenis kelamin mempengaruhi ukuran gigi, dan ukuran gigi mempengaruhipanjang lengkung gigi. Laki-laki menunjukkan pertumbuhan yangmeningkat dalam hal lengkung gigi. Rata-rata lebar mesio distal gigiinsisif anterior rahang atas dan rahang bawah laki-laki lebih besardaripada perempuan. Ukuran gigi laki-laki lebih besar daripada ukurangigi perempuan.8 Faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya maloklusi antaralain : TraumaJika terjadi trauma pada gigi sulung akan mengakibatkan benih gigipermanen bergeser sehingga mengakibatkan kelainan pertumbuhan padagigi permanen contohnya akar gigi yang mengalami distorsi ataubengkok. Hal ini dapat mempengaruhi gigi permanen yang beradadidekatnya sehingga erupsi di luar lengkung gigi.4 Persistensi gigi sulungTerjadi apabila gigi permanen pengganti gigi sulung sudah tumbuhsedangkan gigi sulung belum tanggal padahal sudah waktunya.4 Gigi sulung tanggal prematureGigi sulung yang tanggal premature dapat berdampak pada susunan gigipermanen. Semakin mudah umur pasien pada saat tanggal, akibatnya akansemakin besar terhadap susunan gigi permanen. Misalnya jika molarkedua sulung tanggal secara prematur karena karies, kemudian gigipermanen akan bergeser ketempat diastema sehingga tempat untukpremolar kedua permanen berkurang dan premolar kedua akan tumbuhdiluar dari tempatnya.4 Kebiasaan burukKebiasaan buruk yang dapat menyebabkan terjadinya maloklusi adalahkebiasaan menghisap ibu jari, menjulurkan lidah, menghisap bibir,menggigit kuku, bernafas melalui mulut serta kebiasaan lainnya.9 MalnutrisiNutrisi yang baik penting untuk memperoleh pertumbuhan oral yang baik.Pengambilan nutrisi atau energi yang kurang dapat mempengaruhipertumbuhan sehingga membatasi potensi pertumbuhan seseorang.Malnutrisi dapat mempengaruhi ukuran bagian badan, sehingga terjadiperbandingan bagian yang berbeda-beda dan kualitas jaringan yangberbeda-beda seperti kualitas gigi dan tulang. Adanya malnutrisi dapatberakibat langsung pada organ-organ tubuh.4Rahardjo P. Ortodonti dasar. Surabaya: Airlangga University Press; 2009, p.46-75.2. macam- macam perawatan orthodontic Macam-macam perawatan ortodontik interseptif : Penyesuai atau koreksi disharmoni oklusal Perawatan cross-bite anterior pada mixed dentition Perawatan diastema anterior Perawatan kebiasaan jelek (Bad Habbit) Latihan otot (Myofunctional Therapic) Pencabutan sri (Serial Ectraction) BUKU AJAR ORTODONSIA III KGO III. Penyusun Tim Penyusun FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2008(wayanardhana.staff.ugm.ac.id/materi_orto3.pdf)

3. perawatan pendahuluan pada orthodonti4. komponen piranti lepasanAlat Lepasan : Alat ortodontik ini dapat dipasang dan dilepas oleh pasien sendiri.Contoh: a. Plat Dengan Pir-Pir Pembantub. Plat Dengan Peninggi Gigitanc. Plat Ekspansid. Aktivator/MonoblockKomponen alat lepasan terdiri dari :A. Pelat Dasar /BaseplateB. Komponen Retentif :1. Klamer / Clasp2. Kait / Hook3. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow (dalam keadaan pasif)C. Komponen Aktif :1. Pir-pir Pembantu / Auxilliary Springs2. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow3. Skrup Ekspansi / Expansion Screw4. Karet Elastik / Elastic Rubber

D. Komponen Pasif :1. Busur Lingual / Lingual Arch / Mainwire2. Peninggi Gigitan / BiteplaneE Komponen Penjangkar :a. Verkeilung,b. Busur Labial dalam keadaan tidak aktif.c. Klamer-klamer. dan modifikasinyahttps://www.academia.edu/5995334/MATERI_KULIAH_ORTODONSIA_I5. indikasian kontraindikasi piranti lepasan6. kelebihan dan kekurangan piranti lepasan7. macam-macam kelainan gigi8. pemeriksaan pada gigi maloklusi9. prosedur pembuatan piranti lepasan10. penyedian ruang dalam perawatan orthoAnalisis Arch Length Discrepancy (ALD) Analisis ALD merupakan salah satu cara penetapan kebutuhan ruang untuk pengaturan gigi-gigi dalam perawatan ortodontik. Analisis ini juga merupakan penyederhanaan dari metode analisis Set up model yang dikemukakan oleh Kesling (1956). Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui perbedaan panjang lengkung rahang dengan panjang lengkung gigi sehingga diketahui berapa selisihnya agar dapat ditentukan indikasi perawatannya. (Nirwana, 2012)Nirwanah, 2012. Gambaran Analisis Arch Length Discrepancy Pada Pasien Di Klinik Ortodontik Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Hasanuddin.Skripsi11. macam-macam pergerakan gigi B. Macam-macam Pergerakan GigiTujuan utama perawatan ortodonti adalah untuk menggerakkan gigi ke posisi yang lebih baik dan benar. Dalam proses untuk mendapatkan tujuan ini, gigi akan mengalami berbagai pergerakan dalam 3 bidang; sagital, coronal, dan transversal. Pergerakan gigi dalam rongga mulut adalah sebagai berikut:a. Tipping.Merupakan tipe sederhana pergerakan gigi dimana gaya diberikan pada satu sisi mahkota yang akan menghasilkan pergerakan mahkota kea rah gaya dan akar kea rah yang berlawanan. Tipping merupakan pergerakan gigi yang paling sederhana.

Tipping terbagi menjadi 2, yaitu: Controlled tipping : terjadi ketika ujung gigi disekitar pusat rotasi akar. Terdapat pergerakan ke lingual pada mahkota dengan pergerakan minimal akar ke arah labial. Uncontrolled tipping : menjelaskan pergerakan gigi yang terjadi disekitar pusat rotasi apikal terhadap dan sangat dekat dengan pusat resistensi. Dikarakteristikkan dengan pergerakan mahkota ke satu arah sedangkan akar bergerak ke arah yang berlawanan.

b. Bodily movement.Jika garis aksi dari gaya yang diberikan melewati pusat resistensi gigi, semua titik pada gigi akan bergerak dalam jarak yang sama dan dalam arah yang sama menandakan perpindahan bodily. Hal ini disebut dengan translasi.

c. Intrusion.Pegerakan bodily (keseluruhan) gigi sepanjang sumbunya ke arah apikal.

d. Extrusion.Merupakan pergerakan keseluruhan gigi sepanjang sumbunya ke arah oklusal.

e. Rotation.Merupakan pergerakan ke labial atau ke lingual dari gigi mengelilingi sumbu panjangnya.

f. Torquing.Dapat dikatakan sebagai kebalikan tipping yang dikarakteristikkan dengan pergerakan ke lingual dari akar.

g. Uprighting.Selama perawatan ortodonti, mahkota dari beberapa gigi akan digerakkan ke arah mesio-distal dengan akar yang adigerakkan ke arah yang berlawanan. Membuat akar kembali untuk mendapatkan orientasi paralel dinamakan uprighting.Bhalajhi Sundaresa Iyyer, Orthodontics The Art and Science. 3rd Edition. Arya (MEDI) Publishing House : New Delhi. 2004. P.198-9T. D. Foster. A Textbook of Orthodontic. 3rd Edition. Blackwell Scientific Publication : London. P. 191-612. design piranti pada kasus