Resume 1-A4

36
RESUME SKENARIO 4 NORMA HIDUP BERMASYARAKAT Oleh : Kelompok A Ayu Yoniko Christi 092010101001 Bambang Prabawiguna 092010101002 Farah Azizah 092010101003 Mirna Ayu Permata Sari 092010101004 Ashoka Sulistyasmara 092010101005 IGN AG Darma Putra 092010101006 Erwin Maulana F P 092010101007 Elsa Viona 092010101008 Dafista Diyantika 092010101009 Krisna Astayogi 092010101010 IGN Adi Surya 092010101011 Ngakan Gde Aditya P 092010101012 Selma 092010101013 Siti Julaikha 092010101014 Aulia Ratu Pritari 092010101015 Ade Churie Tanjaya 092010101016

description

dddd

Transcript of Resume 1-A4

Page 1: Resume 1-A4

RESUME

SKENARIO 4

NORMA HIDUP BERMASYARAKAT

Oleh : Kelompok A

Ayu Yoniko Christi 092010101001

Bambang Prabawiguna 092010101002

Farah Azizah 092010101003

Mirna Ayu Permata Sari 092010101004

Ashoka Sulistyasmara 092010101005

IGN AG Darma Putra 092010101006

Erwin Maulana F P 092010101007

Elsa Viona 092010101008

Dafista Diyantika 092010101009

Krisna Astayogi 092010101010

IGN Adi Surya 092010101011

Ngakan Gde Aditya P 092010101012

Selma 092010101013

Siti Julaikha 092010101014

Aulia Ratu Pritari 092010101015

Ade Churie Tanjaya 092010101016

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2009

Page 2: Resume 1-A4

I. Skenario

SKENARIO 4 :

NORMA HIDUP BERMASYARAKAT

Dokter Reza merupakan dokter lulusan FK Unej yang ditempatkan di daerah

pedalaman di pulau Kalimantan. Saat awal dia menjalankan tugasnya, dia merasakan betapa

sulitnya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar. Maklum saja, dokter Reza

berasal dari Jawa yang memiliki kebiasaan yang berbeda. Dia berusaha dengan keras untuk

mempelajari norma-norma hidup masyarakat di sana. Setiap individu maupun keluarga yang

membutuhkan pertolongan dokter dilayaninya dengan baik. Dia menganggap pasien memiliki

derajat yang sama dalam hubungan dokter-pasien, sehingga pasien merasa nyaman. Dia

memberikan pelayanan dengan penuh cinta kasih. Setiap pasien yang datang sebagian besar

mengalami penderitaan dan memiliki harapan untuk sembuh. Namun demikian dokter Reza

hanya manusia biasa yang terkadang tidak bisa menyelamatkan pasiennya sehingga sebagian

tidak tertolong dan mengalami kematian.

Berbekal pengalaman itulah, dia akhirnya menyadari betapa pentingnya kuliah

tentang Pancasila, Wawasan Nusantara, serta Pendidikan Kewarganegaraan yang pernah

diikutinya dulu. Berbagai materi tersebut membentuk karakter dokter Reza sehingga menjadi

pribadi seorang dokter yang disenangi masyarakat. Dokter Reza dapat menempatkan diri

dalam pelayanan.

Page 3: Resume 1-A4

II. Klarifikasi Istilah

1. Norma : aturan pedoman yang mengikat dalam perilaku manusia sebagai

perwujudan nilai yang konkret dari masyarakat sehinga terwujud kehidupan

harmonis,tertib,dan teratur

2. Masyarakat : Kelompok manusia yang telah lama bertempat tinggal di suatu

daerah tertentu yang mempunyai adat dan kebudayaan serta aturan yang

mengatur tata hidup mereka untuk menuju tujuan yang sama

3. Wawasan nusantara : cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri

dan lingkungannya sebagai negara kepulauan dan segala aspek kehidupan yang

beragam dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan

wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara untuk mencapai tujuan nasional

4. Individu : Seseorang yang hidup sendiri secara fisiologi,hidup bebas,tidak

memiliki hubungan organisasi dengan sesamanya dan memiliki kepentingan

(aspek terkecil dari suatu kelompok interaksi sosial)

5. Kebiasaan : Suatu pola untuk melakukan sesuatu yang dipelajari oleh individu

secara berulang dalam hal yang sama

6. Pendidikan kewarganegaraan : Pendidikan yang menunjukkan hubungan antara

warga negara dan negara dalam suatu ikatan

7. Pancasila : Dasar negara dari kesatuan RI yang harus dilaksanakan secara

konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

8. Karakter : Sifat-sifat kejiwaan, akhlak/budi pekerti yang membedakan seseorang

dengan yang lain

9. Keluarga : Suatu kekerabatan mendasar dalam masyarakat yang tercipta melalui

hubungan pernikahan

10. Derajat yang sama (dalam hub dokter-pasien) : menghargai hak dan kewajiban

pasien dengan acuan norma-norma seperti agama, moral(etik), kesopanan dan

hukum agar tidak membedakan hak dan kewajiban pasien satu dengan yang

lainnya

11. Cinta kasih : Dasar motivasi yang mengacu pada pengobatan pasien

12. Harapan : Keinginan supaya menjadi kenyataan

Page 4: Resume 1-A4

III. Rumusan Masalah

a. Pancasila

1. Pancasila dalam pendekatan filsafat

2. Makna dan Fungsi Pancasila

i. Sebagai dasar Negara

ii. Sebagai ideology

3. Tujuan Pancasila

4. Implementasi Pancasila

i. Sebagai dasar negara

ii. Sebagai ideologi

5. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

6. Pengamalan Pancasila

b. Nilai dan Norma

i. Nilai

1. Definisi nilai

2. Ukuran tinggi rendahnya nilai

3. Sumber-sumber nilai

4. Ciri-ciri nilai

5. Klasifikasi nilai berdasarkan penggolongan umum

6. Klasifikasi nilai berdasarkan tingkatan

7. Fungsi nilai

ii. Norma

1. Definisi norma

2. Macam-macam norma

c. Individu, keluarga, dan masyarakat

i. Pengertian individu, keluarga, dan masyarakat

ii. Jenis-jenis masyarakat

iii. Persamaan derajat

1. Definisi

2. Landasan moral atau hukum tentang persamaan derajat

3. Tujuan

4. Prinsip Utama Penerapan Persamaan Derajat

5. Penerapan dalam Hubungan Dokter-Pasien

Page 5: Resume 1-A4

iv. Pertentangan sosial

1. Definisi

2. Faktor-faktor Penyebab

3. Dampak Positif

4. Dampak Negatif

5. Cara Menuntaskan

6. Cara Mencegah

v. Cinta kasih, penderitaan, harapan, tanggung jawab, keyakinan, dan kematian

d. Wawasan Nusantara

1. Definisi Wawasan Nusantara

2. Hakikat dan Kedudukan Wawasan Nusantara

3. Unsur Wawasan Nusantara

4. Latar Belakang Wawasan Nusantara

5. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara

e. Pendidikan kewarganegaraan dan kewarganegaraan

i. Pendidikan kewarganegaraan

1. Definisi pendidikan kewarganegaraan

2. Tujuan dan manfaat pendidikan kewarganegaraan

3. Fungsi pendidikan kewarganegaraan

4. Latar belakang pendidikan kewarganegaraan

ii. Kewarganegaraan

1. Definisi warga Negara

2. Hak dan kewajiban warga Negara

Page 6: Resume 1-A4

IV. Tujuan Belajar

1. Mengetahui dan memahami norma dan nilai

2. Mengetahui dan memahami makna dan peranan individu, keluarga, dan masyarakat

dalam kehidupan bermasyarakat

3. Mengetahui dan memahami tentang cinta kasih, penderitaan, harapan, dan kematian

4. Mengetahui dan memahami tentang Pancasila, Wawasan Nusantara, Pendidikan

Kewarganegaraan.

Page 7: Resume 1-A4

V. Analisis Permasalahan

a. Pancasila

1. Pancasila dalam pendekatan filsafat

Menurut TAP MPR II/1998 pendekatan filsafat Pancasila adalah sebagai

pandangan hidup karena unsur-unsurnya telah berabad-abad lamanya ada

dalam kehidupan bangsa Indonesia

Menurut Kaelan pancasila dalam pendekatan filsafat itu merupakan suatu nilai

yang fundamental yang dapat dijadikan dasar. Dasar-dasar tersebut yaitu:

ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

Menurut Dwi Winarno, pancasila dalam pendekatan filsafat suatu perefleksian

kritis terhadap nilai-nilai yang ada, bahwa itu benar atau tidak.

2. Makna dan fungsi pancasila

i. Pancasila sebagai dasar Negara

Makna:

-Bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi dasar atau

pedoman bagi penyelenggara Negara.

-Berisi norma atau hak pokok yang fundamental sebagai landasan.

-Nilai menjadi dasar Negara sebagai pembuatan peraturan lebih lanjut dan

mengandung nilai praktis.

Fungsi:

-Sebagai pedoman dan pengikat bagi penyelenggaraan Negara.

ii. Pancasila sebagai ideology bangsa

Makna:

-Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi visi atau cita-cita

normatif dari penyelenggaraan berbangsa dan bernegara.

Page 8: Resume 1-A4

-Nilai-nilai yang berakar pada pandangan filsafat hidup bangsa dan tidak

langsung bersifat operasional.

Fungsi:

-Sebagai suatu cita-cita yang hendak ingin dicapai oleh suatu masyarakat.

-Pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian

konflik yang terjadi di masyarakat.

3. Tujuan Pancasila

Penyelesaian konflik yan mengedepankan persatuan

Nilai – nilai religious

Menghargai derajat manusia

Berdasarkan pada demokrasi untuk keadilan

4. Implementasi Pancasila

i. Sebagai dasar Negara

Dijadikan sebagai nilai-nilai dasar dan sumber normatif bagi penyusunan

hukum positif Negara.

Terdapat pada pembukaan UUD ’45 (sebagai sumber hukum).

ii. Sebagai ideology bangsa

Dalam TAP MPR no VII/MPR/2001

- Visi ideal : cita – cita luhur bangsa Indonesia (pembukaan UUD ’45)

- Visi antara : visi Indonesia dari 2001 – 2010

- Visi 5 tahunan : ditetapkan oleh tiap – tiap penguasa Negara (GBHN)

Sebagai social etik : sebagai prosedur penyelesaian konflik yang bersifat

normatif

5. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

Kelima sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai. Nilai-nilai yang

merupakan perasan dari sila-sila tersebut adalah :

1. Nilai Ketuhanan

2. Nilai Kemanusiaan

3. Nilai Persatuan

Page 9: Resume 1-A4

4. Nilai Kerakyatan

5. Nilai Keadilan

6. Pengamalan Pancasila

Pengamalan Pancasila dalam bernegara dapat dilakukan dengan cara :

1. Pengamalan secara objektif

Pengamalan secara Objektif adalah dengan melaksanakan dan menaati

peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum negara yang

berlandaskan pada Pancasila

2. Pengamalan secara subjektif

Pengamalan secara subjektif adalah dengan cara menjalankan nilai-nilai

pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam

bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara

B. Nilai dan Norma

i. Nilai

1. Definisi nilai:

- Menurut Woods, nilai merupakan petunjuk umum yang telah

berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam

kehidupan sehari-hari.

- Menurut Hendropuspito, nilai adalah segala sesuatu yang dihargai

masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan

kehidupan manusia.

Nilai bersifat fleksibel.

Nilai ( value ):baik dan berharga, sesuatu yang berguna.

Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup

seseorang dalam masyarakat.

Nilai adalah:

a. Prinsip standar yang diyakini dan dianggap penting bagi masyarakat.

b. Hasil dari pengamatan seseorang / diri sendiri terhadap sesuatu.

Page 10: Resume 1-A4

2. Ukuran tinggi atau tidaknya sebuah nilai berdasarkan pada :

a. Banyaknya orang yang menganut dan melaksanakan nilai tersebut dalam

kehidupannya.

b. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut.

c. Berapa lama nilai tersebut sudah digunakan dan dilaksanakan dalam

kehidupan.

d. Kedudukan orang-orang yang melaksanakan nilai tersebut.

3. Sumber-sumber nilai adalah:

a. Tuhan

Sebagian besar nilai yang dimiliki masyarakat bersumber dari Tuhan. Nilai

ini disampaikan melalui ajaran-ajaran agama. Nilai-nilai dari Tuhan ini

memberikan pedoman cara bersikap dan bertindak bagi manusia. Para ahli

menyebut nilai yang bersumber dari Tuhan ini sebagai nilai Theonom.

Contoh : kejujuran, sopan santun, adil, dll

b. Masyarakat

Nilai ini berasal dari kesepakatan sejumlah anggota masyarakat. Nilai ini

berasal dari kesepakatan banyak orang yang disebut nilai Heteronom.

Contoh : Pancasila

c. Individu

Nilai ini bersumber dari rumusan seseorang. Orang itu merupakan suatu

nilai, kemudian nilai tersebut dipakai masyarakat sebagai acuan bersikap dan

bertindak. Nilai yang berasal dari individu disebut nilai Otonom.

Contoh : konsep triad politica oleh J.J. Rousseau.

4. Ciri-ciri nilai diantaranya:

a. Suatu realitas yang abstrak

b. Bersifat normatif

c. Sebagai motivator

Page 11: Resume 1-A4

5. Klasifikasi berdasarkan penggolongan umum,yaitu:

1. Menurut Prof. Notonegoro, nilai ada 3 macam

Nilai materiil : sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.

Nilai vital : sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan

kegiatan.

Nilai kerohanian dibagi menjadi 4 macam:

Nilai kebenaran : bersumber pada akal pikir manusia ( rasio, budi, cipta

).

Nilai estetika (keindahan) : bersumber pada rasa manusia.

Nilai kebaikan atau moral : bersumber pada kehendak keras, karsa hati,

dan nurani manusia.

Nilai religius (keagamaan) : bersifat mutlak dan bersumber pada

keyakinan manusia.

2. Dalam ilmu filsafat, nilai dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

a. Nilai logika yaitu nilai tentang benar-salah

b. Nilai etika yaitu tentang baik-buruk

c. Nilai estetika yaitu nilai tentang indah-jelek

3. Menurut Walter G. Everet, menggolongkan nilai-nilai manusiawi dalam 8

kelompok yaitu :

a. Nilai-nilai ekonomis ( ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi

semua benda yang dapat dibeli )

b. Nilai-nilai kejasmanian ( membantu pada kesehatan, efisiensi dan

keindahan dari kehidupan badan )

c. Nilai-nilai hiburan ( nilai permainan dan waktu senggang yang

dapat menyeimbangkan pada pengayaan kehidupan )

d. Nilai-nilai sosial ( berasal mula dari keutuhan kepribadian dan

sosial yang diinginkan )

e. Nilai-nilai watak ( keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan

sosial yang diinginkan )

f. Nilai-nilai estetis ( nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya

seni )

Page 12: Resume 1-A4

g. Nilai-nilai intelektual ( nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran

kebenaran )

h. Nilai-nilai keagamaan

6. Klasifikasi nilai berdasarkan tingkatan, yaitu :

Menurut Max Scheller, nilai ditinjau dari tinggi rendahnya dikelompokkan

dalam 4 tingkatan yaitu :

a. Nilai-nilai kenikmatan

Dalam tingkat ini terdapat nilai yang mengenakkan dan nilai yang tidak

mengenakkan yang menyebabkan orang senang atau menderita.

b. Nilai-nilai kehidupan

Dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai yang penting dalam kehidupan

seperti kesejahteraan, keadilan, kesegaran dll.

c. Nilai-nilai kejiwaan

Dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan (geistige werte) yang

sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan.

Misalnya: keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai

dalam filsafat.

d. Nilai-nilai kerohanian

Dalam tingkat ini terdapat moralitas nilai yang suci dan tidak suci. Nilai

semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi.

7. Fungsi Nilai:

a. Sebagai petunjuk arah bertindak dan bersikap

b. Sebagai pemandu serta pengontrol sikap dan tindakan manusia

c. Sebagai motivator

Page 13: Resume 1-A4

ii. Norma

1. Definisi Norma

Aturan atau pedoman yang megikat bagi manusia dalam perilaku sebagai perwujudan nilai yang konkret dari masyarakat sehingga terwujud kehidupan yang harmonis, tertib, dan teratur.

Aturan atau ketentuan yang mengikat masyarakat sebagai panduan, tatanan, dan kendali tigkah laku yang sesuai dan diterima masyarakat luas dan harus ditaati.

2. Macam-Macam Norma :

2.1 Norma Agama

Norma yang ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan dan dirinya sendiri.

Bersumber dari ajaran kepecayaan atau agama yang tertuang dalai tab suci.

Sanksinya adalah dosa.

2.2 Norma Kesusilaan

Norma dasar yang menentukan bagaimana kita menilai seseorang sebagai individu karena menyangkut kehidupa pribadi.

Bersumber dari hati nurani

Sanksinya adalah penyesalan

2.3 Norma Kesopanan

Norma ini berdasarkan atas kebiasaan, kepatuhan, kepantasan, dan adat yang berlaku dalam suatu masyarakat. Daerah berakunya norma kesopanan itu sempit, terbatas, secara lokal. Sopan santun di suatu daerah tidak sama dengan daerah lain. Berbeda lapisan masyarakt, berbeda pula sopan santunnya.

Sanksinya adalah dikucilkan dari masyrakat setempat.

2.4 Norma Hukum

1. Norma yang bersumber dari pemerintah yang tertuang dalam undang-undang.

2. Sanksinya bersifat tegas, mengikat, dan memaksa.

Page 14: Resume 1-A4

3. Fungsi Norma

a. Sebagai pedoman/pengatur kehidupan manusia.

b. Sebagai pendorong untuk mencapai nilai social yang ada.

4. Tujuan norma :

c. Memberikan landasan etik dan moral.

d. Menentukan pokok-pokok etika.

e. Sebagai kerangka acuan dalam pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

c. Individu, keluarga, masyarakat

i. Pengertian

- individu : seseorang yang hidup sendiri secara fisiologi, hidup bebas dan tidak

memiliki hubungan organisasi dengan sesamanya yang memiliki kepentingan

yang membedakan dengan yang lain dan merupakan bagian (aspek) terkecil

dari kelompok interaksi sosial

- keluarga : suatu kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat dan

berupa kumpulan individu yang mempunyai ikatan emonsional yang terbentuk

melalui hubungan keluarga dan mempunyai peranan keluarga sebagai

lingkungan pertama yang mengajarkan norma dalam masyarakat

- masyarakat :

a. pengertian secara sempit

masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lama bertempat tinggal

pada suatu daerah tertentu yang mempunyai adat dan kebudayaan serta

aturan yang mengatur tata hidup mereka untuk menuju tujuan yang sama

b. pengertian secara luas

masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama yang membentuk

suatu interaksi sosial tanpa adanya batasan-batasan tertentu

Page 15: Resume 1-A4

ii. Jenis-jenis masyarakat

Berdasarkan wilayah tempat tinggalnya

a. masyarakat kota : masyarakat yang memiliki individualisme yang

tinggi dan cenderung isolasi sosial sehingga bersifat statik

b. masyarakat desa : masyarakat yang memiliki individualisme yang

rendah dan mobilitas sosial sehingga bersifat dinamik

Berdasarkan tingkatannya

a. masyarakat sederhana : masyarakat dimana di dalamnya memiliki pembagian

kerja berdasarkan jenis kelamin, usia, dll dan bersifat primitif

b. masyarakat maju : masyarakat dimana memilki pola hidup dan perkembangan

pesat sesuai dengan kemajuan IPTEK yang ada

iii. Persamaan derajat

1. Definisi

Persamaan nilai, harga, taraf yang membedakan makhluk yang satu dengan

makhluk yang lain

2. Landasan moral atau hukum tentang persamaan derajat

Landasan Idiil : Pancasila

Landasan Konstitusional : UUD 1945, yakni

a) Pembukaan UUD 1945 pada alenia 1, 2, 3 dan 4

b) Batang Tubuh UUD 1945 yaitu pasal 27, pasal 28, pasal 29, pasal 30, pasal 31,

pasal 32, pasal 33 dan pasal 34

Ketetapan MPR No.IV/MPR/1999 tentang GBHN

3. Tujuan

Tercapainya Integrasi Masyarakat, yaitu penyetaraan unsur-unsur yang

berbeda yang terdapat dalam masyarakat sehinga membentuk kesatuan yang utuh.

Terciptanya suasana saling menghargai antar manusia untuk meminimalisir

kesenjangan sosial.

Menghindari terjadinya pertikaian baik antar individu maupun antar kelompok

dalam masyarakat.

Meningkatkan kesejahteraan karena makin kokohnya persamaan derajat.

Page 16: Resume 1-A4

Memperkokoha persatuan dan kesatuan karena makin minimnya kecemburuan

sosial.

4. Prinsip Utama Penerapan Persamaan Derajat

Menganggap bahwa manusia adalah makhluk lemah dan meyakini bahwa

Tuhan-lah Yang Maha Kuasa.

Selalu menanamkan pada diri masing-masing bahwa semua manusia

diciptakan sama.

Toleransi terhadap sesama manusia.

5. Penerapan dalam Hubungan Dokter-Pasien

Persamaan derajat penting diterapkan dalam Hubungan Dokter-Pasien

sebagaimana terdapat dalam lafal Sumpah Dokter pasal 8 yang berbunyi “saya

akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh

pertimbangan keagamaan, kesukuan, perbedaan kelamin , politik kepartaian, atau

kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita”.

Dalam pemberian pengobatan dan atau terapi kepada pasien juga diperlukan

prinsip persamaan derajat, artinya dokter harus berusaha semaksimal mungkin

untuk kesembuhan pasien tanpa memandang ras, suku, agama maupun status

sosial pasien.

Menghargai segala keputusan pasien baik ketika pasien menyetujui suatu

terapi pengobatan ataupun menolaknya.

iv. Pertentangan sosial

1. Definisi

Pertentangan yang muncul dalam masyarakat karena adanya konflik-konflik

tertentu.

2. Faktor-faktor Penyebab

Perbedaan Individu

Perbedaan latar belakang kebudayaan

Perbedaan kepentingan

Perbedaan nilai-nilai yang dianut

3. Dampak Positif

Page 17: Resume 1-A4

Berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-

kekuatan yang ada dan berkembang dalam masyarakat.

Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas.

Membantu menghidupkan norma-norma lama dan menciptakan norma- norma

baru

4. Dampak Negatif

Retaknya persatuan dan kesatuan

Jatuhnya korban manusia dan hancurnya harta benda

Merubah kepribadian para individu

5. Cara Menuntaskan

Mediasi (musyawarah, tukar-menukar ide)

Menekan ego masing-masing

Membuka kesempatan untuk perbuhan yang positif

Saling membuka diri dan saling menghormati

Tidak membeda-bedakan masyarakat

6. Cara Mencegah

Menyaring budaya-budaya yang masuk ke masyarakat

Saling menghormati dan menghargai antar anggota masyarakat

Selalu berfikir ke depan sebelum bertindak

Sering tukar-menukar ide atau pendapat

v. Cinta kasih, penderitaan, harapan, tanggung jawab, keyakinan, dan kematian

1. Manusia : Makhluk yang diciptakan oleh Tuhan yang paling sempurna

dibandingkan dengan makhluk yang lainya karena dianugerahi akal, hati dan fisik.

2. Cinta kasih : Perasaan dimana kita memiliki rasa penuh pengorbanan, penuh

pengampunan, penuh penghargaan dan penuh pengabdian pada sesamanya.

3. Penderitaan : Keadaan dimana seseorang menanggung atau merasakan sesuatu yang

tidak menyenangkan. Adapun yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah,

kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.

Page 18: Resume 1-A4

4. Harapan : Impian, keinginan atau suatu rencana yang ada dalam pikiran atau hasrat

seseorang.

Harapan yang dalam adalah pembentuk kerendahan hati yang mudah

menerima yang kecil dan yang sederhana sebagai syarat bagi pencapaian

yang besar dan yang sulit.

Harapan yang tinggi adalah pembentuk kesungguhan hati untuk

menggunakan semua kekuatan dari keberadaan Anda, untuk mencapai yang

tertinggi dari yang mungkin Anda capai.

5. Tanggung Jawab : Sesuatu yang kita kerjakan dengan penuh kesadaran tentang apa

yang kita putuskan sebelumnya walaupun kadang-kadang kita sulit untuk

melaksanakan.

6. Keyakinan : suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu

dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.

7. Kematian : akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis.

d. Wawasan Nusantara

1. Definisi Wawasan Nusantara

Secara etimologis wawasan nusantara berasal dari dua kata wawasan yaitu

wawas (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan indrawi; dan

nusantara yang berarti antara, menunjukkan letak Negara Indonesia di antara dua

benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudra (samudra pasifik dan

samudra hindia).

2. Hakikat dan Kedudukan Wawasan Nusantara

Kita memandang bangsa Indonesia dengan nusantara sebagai satu kesatuan.

Jadi hakikat “Wawasan Nusantara” adalah keutuhan bangsa dan dan kesatuan wilayah

nasional. Dengan kata lain, hakikat wawasan nusantara adalah persatuan bangsa dan

kesatuan wilayah. Bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman dari segi sosial

budaya dan dari segi wilayah yang terdiri dari banyak pulau kita pandang sebagai satu

kesatuan yang utuh.

Page 19: Resume 1-A4

Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat wawasan nusantara diwujudkan

dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan

ekonomi dan sosial budaya, serta satu kesatuan pertahanan keamanan.

Wawasan nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Visi adalah keadaan

atau rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan. Wawasan nasional

merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa

Indonesia sesuai dengan konsep wawasan nusantara yaitu menjadi bangsa yang satu

dengan wilayah yang satu dan utuh pula.

3. Unsur Wawasan Nusantara

3.1 Wadah (contour)

Wadah kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara meliputi seluruh wilayah

Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan

penduduk serta aneka budaya, yaitu bangsa Indonesia.

3.2 Isi (content)

Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta

tujuan nasional yang terdapat dalam penbukaan UUD 1945.

Isi menyangkut dua hal yang esensial:

a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya

adalah pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.

b. Persatuan dan kesatuan dalm kebhinekaan yang meliputi semua aspek

kehidupan nasional.

3.3 Tata laku (conduct)

Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi yang terdiri atas tata

laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah adalah sikap, jiwa, dan semangat

setiap warga negara. Tata laku lahiriah adalah perilaku/tindakan setiap warga

negara untuk terwujudnya konsepsi wawasan nusantara.

4. Latar Belakang Wawasan Nusantara

Latar belakang terbentuknya wawasan nusantara adalah dipengaruhi oleh 3 faktor.

Yaitu:

Aspek histories

Page 20: Resume 1-A4

- Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan

terpecah

- Kita pernah memiliki wilayah yang terpecah-pecah

Aspek geografis / social budaya

Kita mempunyai wilayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen.

Keuikan itu yang menjadikan bangsa indonesia perlu memiliki visi untuk

menjadi bangsa yang bersatu dan utuh

Aspek geopolitis & kepentingan nasional

Fenomena politik dari aspek geografis

5. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara

Hakikat wawasan Nusantara adalah “Keutuhan Nusantara atau Nasional” yaitu

keutuhan wilayah nasional dan keutuhan bangsa. Tujuan Wawasan Nusantara terdiri

atas dua hal, yaitu:

a. Tujuan ke dalam

Menjamin perwujudan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional

yaitu politik, sosial, ekonomi, budaya, dan pertahanan keamanan.

b. Tujuan ke luar

Terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah, dan ikut serta

melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,

keadilan sosial, serta mengembangkan suatu kerja sama dan saling menghormati.

6. Manfaat yang kita dapatkan dari konsepsi wawasan nusantara adalah:

a. Diterima dan diakuinya konsepsi nusantara di forum internasional. Hal ini

dibuktikan dengan penerimaan atas negara kepulauan berdasarkan Konvensi

Hukum Laut 1982. Indonesia sebagai Negara kepulauan diakui oleh dunia

internasional.

b. Pertambahan luas wilayah territorial Indonesia. Berdasarkan ordonansi 1939

wilayah territorial Indonesia hanya seluas 2 juta km2. Dengan adanya konsepsi

wawasan nusantara, luas wilayah Indonesia menjadi 5 juta km2 sebagai satu

kesatuan wilayah.

c. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup memberikan potensi sunber daya

yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sumber daya

Page 21: Resume 1-A4

tersebut sumber minyak yang ditemukan di wilayah territorial dan landas kontinen

Indonesia.

d. Penerapan wawasan nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan

wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.

e. Wawasan nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional. Misalnya

tercermin dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

7. Perwujudan wawasan nusantara:

7.1 Sebagai satu kesatuan politik. Meliputi masalah-masalah:

Kewilayahan nasional

Persatuan dan kesatuan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional

Kesatuan falsafah dan ideologi negara

Kesatuan hukum yang mengabdi pada kepentingan nasional

7.2 Sebagai satu kesatuan ekonomi. Meliputi masalah-masalah:

Kepemilikan bersama kekayaan efektif maupun potensial wilayah nusantara

Pemerataan hasil pemanfaatan kekayaan wilayah nusantara

Keserasian & keseimbangan tingkat pengembangan ekonomi di seluruh daerah

dengan tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam

pengembangan kehidupan ekonominya.

7.3 Sebagai satu kesatuan sosial. Meliputi masalah-masalah:

Pemerataan keseimbangan & persamaan dalam kemajuan masyarakat serta

adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa.

Mempersatukan corak ragam budaya yang ada sebagai kekayaan nasional

budaya bangsa.

7.4 Sebagai satu kesatuan kesatuan pertahanan dan keamanan. Meliputi masalah-

masalah:

Persamaan hak & kewajiban bagi setiap warga negara dalam rangka

membela negara & bangsa.

Ancaman terhadap satu pulau/daerah dianggap sebagai ancaman

terhadap seluruh bangsa & negara.

e. Pendidikan kewarganegaraan dan kewarganegaraan

i. Pendidikan kewarganegaraan

1. Fungsi

Page 22: Resume 1-A4

Fungsi dari pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai sarana untuk

menjadikan warga negara yang baik yang mampu mendukung bangsa dan

Negara serta dapat bertanggung jawab terhadap hak-hak serta kewajibannya

dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Pada era reformasi

dan demokrasi sekarang ini tentunya dibutuhkan pendidikan kewarganegaraan

yang bertujuan membentuk warga negara yang demokratis, yaitu warga negara

yang cerdas, berkeadaban, dan bertanggung jawab bagi kelangsungsan negara

2. Tujuan

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

Page 23: Resume 1-A4

ii. Kewarganegaraan

1. Definisi

Warga Negara artinya warga atau anggota dari suatu negara.

Menurut As Hikam dalam Ghazalli (2004) :

Warga Negara sebagai terjemahan dari kata citizen (bahasa inggris)

adalah anggota dari suatu komunitas yang membentuk negara itu

sendiri.

Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah

negara dalam kurun waktu tertentu.

2. Hak dan Kewajiban warga negara Indonesia

Warga negara merupakan pendukung dan memiliki arti penting bagi negara.

Sebagai anggota dari negara, warga negara memiliki hubungan atau ikatan

dengan negara. Hubungan antara warga negara dengan negara terwujud dalam

bentuk hak dan kewajiban antara keduanya. Warga negara memiliki hak dan

kewajiban terhadap negara. Sebaliknya, negara memiliki hak dan kewajiban

terhadap warganya. Dengan kata lain, warga negara memiliki hubungan timbal

balik yang sederajat dengan negaranya. Beberapa hak dan kewajiban tersebut

antara lain :

Hak dan Kewajiban warga negara :

Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27 s/d 34 UUD 1945.

Antara lain :

Orang yang berada di wilayah negara

Penduduk

Warga negara

Orang asing

Bukan Penduduk

Page 24: Resume 1-A4

HAK Warga Negara

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan .” Pasal ini

menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan.

2. Hak membela negara.

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut

serta dalam upaya pembelaan negara.”

3. Hak berpendapat.

Pasal 28 UUD 1945 berbunyi “Kemerdekaan berserikat dan

berkumpul,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya

ditetapkan dengan undang-undang.”

4. Hak kemerdekaan memeluk agama.

Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945.

Ayat (1) berbunyi “Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa.” Ini

berarti bahwa bangsa Indonesia percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Ayat (2) berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan

kepercayaanya itu.”

5. Hak dan kewajiban dalam membela negara.

Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib

ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

6. Hak untuk mendapatkan pengajaran.

Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945

Ayat (1) menerangkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan

pengajaran. Sedangkan dalam ayat (2) dijelaskan bahwa pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur

dengan UUD 1945.

7. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

Pasal 32 UUD 1945 ayat 1 berbunyi “Negara memajukan kebudayaan nasional

Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat

dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

8. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial.

Tercantum pada pasal 33 ayat (1),(2),(3),(4),dan (5) UUD 1945.

Page 25: Resume 1-A4

9. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial.

Dalam pasal 34 UUD 1945 dijelaskan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak

terlantar dipelihara oleh negara.”

Kewajiban Warga Negara

1. Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan.

Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yaitu “Segala warga negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi

hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

2. Kewajiban membela negara.

Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut

serta dalam upaya pembelaan negara.”

3. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara.

Pasal 30 ayat (1) berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta

dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

Hak dan Kewajiban Negara

Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan

kewajiban dan hak warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut,

antara lain sebagai berikut :

a. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan.

b. Hak negara untuk dibela.

c. Hak negara untuk menguasai bumi, air dan kekayaan untuk kepentingan

rakyat.

d. Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil.

e. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara.

f. Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk

rakyat.

g. Kewajiban negara memberi jaminan sosial.

h. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.

Page 26: Resume 1-A4

VI. Kesimpulan

1. Dokter adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kewajiban menghormati dan

melaksanakan nilai dan norma yang ada pada masyarakat

2. Dokter juga merupakan anggota dari masyarakat yang wajib mengimplementasikan

dan mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila, Pendidikan

Kewarganegaraan, dan Wawasan Nusantara ke dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara serta dalam hubungannya antara dokter-pasien