Resume Kasus Telkom

5
Kasus TELKOM Tiga jenis masalah atau isu yang dipelajari dalam etika bisnis: sistemik, korporasi, dan individual. 1. Masalah sistemik ( systemic ) dalam etika bisnis adalah pertanyaan- pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya di mana bisnis beroperasi. Tingkatan ini mencakup pertanyaan mengenai moralitas kapitalisme atau hukum, regulasi, struktur industri dan praktik sosial di mana bisnis suatu negara dijalankan. 2. Masalah korporasi ( corporate ) dalam etika bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik, atau struktur organisasi perusahaan invidual secara keseluruhan. 3. Masalah inividual ( individual ) dalam etika bisnis adalah pertanyaan etis yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan serta keputusan dan perilaku mereka. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan, dan karakter individual. Identifikasi Masalah Kerja sama operasi (KSO) merupakan inisiatif pemerintah yang ingin membangun 50juta satuan sambungan telepon (SST) dalam Pembangunan Jangka Panjang Terpadu II. Untuk Tahap Pertama, pemerintah berharap mampu membangun 5jt SST pada Pelita 6. Namun Telkom dianggap tidak mampu melakukannya sendiri karena keterbatasan dana. Muncul usulan ventura namun ditolak manajemen Telkom (menyakitkan bagi karywan Telkom yang membygkan perusahaan tempat mrka bekerja dipecah dan diserahkan pada pihak lain). Muncullah pola KSO dgn SK Menparpostel no 12/1994. Konsep KSO, mitra diberi kesempatan untuk membangun, mengelola unit KSO termasuk aset, SDM selama 15 thn. Krisis moneter terjadi 1998, KSO kesulitan memperoleh dana pnjaman utk pembangunan dan meminta agar tarif telpon dinaikkan 48%, oleh DPR hanya 25% dan Telkom hy 7%. Close penalty tidak dikenakan pada KSO karena akan menimbulkan dampak negatif investasi asing. Pemerintah dan KSO membuat Mou dan memberi kemudahan pada mitra KSO.

description

telkom

Transcript of Resume Kasus Telkom

Page 1: Resume Kasus Telkom

Kasus TELKOM

Tiga jenis masalah atau isu yang dipelajari dalam etika bisnis: sistemik, korporasi, dan individual.

1. Masalah sistemik (systemic) dalam etika bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya di mana bisnis beroperasi. Tingkatan ini mencakup pertanyaan mengenai moralitas kapitalisme atau hukum, regulasi, struktur industri dan praktik sosial di mana bisnis suatu negara dijalankan.

2. Masalah korporasi (corporate) dalam etika bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik, atau struktur organisasi perusahaan invidual secara keseluruhan.

3. Masalah inividual (individual) dalam etika bisnis adalah pertanyaan etis yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan serta keputusan dan perilaku mereka. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan, dan karakter individual.

Identifikasi Masalah

Kerja sama operasi (KSO) merupakan inisiatif pemerintah yang ingin membangun 50juta satuan sambungan telepon (SST) dalam Pembangunan Jangka Panjang Terpadu II. Untuk Tahap Pertama, pemerintah berharap mampu membangun 5jt SST pada Pelita 6. Namun Telkom dianggap tidak mampu melakukannya sendiri karena keterbatasan dana.

Muncul usulan ventura namun ditolak manajemen Telkom (menyakitkan bagi karywan Telkom yang membygkan perusahaan tempat mrka bekerja dipecah dan diserahkan pada pihak lain). Muncullah pola KSO dgn SK Menparpostel no 12/1994. Konsep KSO, mitra diberi kesempatan untuk membangun, mengelola unit KSO termasuk aset, SDM selama 15 thn.

Krisis moneter terjadi 1998, KSO kesulitan memperoleh dana pnjaman utk pembangunan dan meminta agar tarif telpon dinaikkan 48%, oleh DPR hanya 25% dan Telkom hy 7%. Close penalty tidak dikenakan pada KSO karena akan menimbulkan dampak negatif investasi asing. Pemerintah dan KSO membuat Mou dan memberi kemudahan pada mitra KSO.

Sejak diberlakukannya UU no 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi yang membuka pasar telekomunikasi dan menghapus hak monopoli yang selama ini diberikan kepada BUMN.

Salah satu mitra KSO yg bermasalah adalah Ariawest KSO regional III Jabar. Ia merasa Telkom terlalu ikut campur. Tahun 2000 Telkom dan Ariawest menandatangani Good Faith Interim Solutions Agreement(GFISA) tentang pengangkatan GM baru,pembenahan ruangan dan penunjukan PwC (Pricewaterhouse Coopers) utk audit Ariawest.

Maret 2000, Telkom meminta Ariawest menghentikan audit forensik PwC karena blm ada persetujuan Telkom. Aria menolak dan tidak adil bagi aria dan seluruh karyawan yang menginginkan kebenaran. Pwc telah menemukan trx yg tidak terdokumentasi, penyimpangan dana perusahaan, dan nepotisme pejabat Telkom.Aria pun menghentikan perjanjian KSO dan melaporkan ke arbitrase Internasional Geneva. Pemutusan ini menyebabkan pelayanan telpon di jabar terancam karena operasionalnya macet.

Page 2: Resume Kasus Telkom

3 bulan kemudian (Juni 2000) Telkom menyatakan pemutusan perjanjian KSO dgn aria krn tidak memenuhi kewajiban membyr MTR 14 bulan.

Aria mempublikasikan hasil audit pwc, namun Telkom mempertanyakan hasil krn audit dilakukan tanpa persetujuan Telkom dan tidak dilibatkan dalam perencanaan audit. Telkom melakukan 2 hal yaitu menggugat ulang aria west ke lembaga arbitrase international chamber of commerce /ICC dan audit ulang oleh KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler)

8 Mei 2002, Aria west dibuyout telkom.

KESULITAN MENCARI AUDITOR

PT Telkom telah diaudit beberapa tahun terakhir oleh DTT International (Delloitte Touche Tohmatsu Internasional) yang diwakili KAP Hans Tuanakotta Mustofa (HTM). Namun karena instruksi menteri negara BUMN untuk tidak menggunakan KAP HTM karena kasus kimia firma.

Sementara hasil RPUS 2002 mengamanatkan dewan direksi untuk memilih auditor the big five (skrg the big four)/first layer. Kesulitan yang dihadapi Telkom :

1. DTT (kasus kimia farma)2. PwC (benturan kepentingan dengan telkom dan ariawest)3. Ernst & Young (mengundurkan diri karena aturan SEC melarang auditor melakukan audit

bersamaan dgn jasa nonaudit. E&Y terlibat dala proses buyout Telkom)4. KPMG (audit forensik ulang ariawest)

Telkom mencari secnd layer :

1. BDO Seidman (6) KAP Tanubrata (jasa valuasi)2. Grant Thornton (7) KAP Hendrawinata (sangsi larangan praktik 6 bln dr Menkeu), dan KAP Eddy

Pianto yg dipilih.

KAP Eddy (Pelaksanaan Audit Slide)

6 juni 2001 adalah anggota PT Grant Thornton Itnl bdasrka surat penunjukan GT Indonesia efektif 10 Mei 2001 dgn hak dan kewajiban yg sama dgn GT Ind.

8 Okt 2001, chief executive GTIntl ke DJLK. 4 des 2002 Sehubungan audit Telkom, GTItl menulis surat ke GT Ind bhw KAP eddy dpt

melakukan audit Telkom 2002 dlm rangka filling form 20-f ke SEC, tanpa berkewajiban utk terasosiasi dgn pekerjaan audit itu.

17 des 2002, GT Intl kirim surat ke Telkom bahwa :- KAP eddy bisa menggunakan nama GT sd 31 Maret 2003- GT Intl tdk brtgjwb atas hsl laporan audit dlm rangka filling form 20 F ke SEC- Pelaksaan audit Telkom dlm isi Form 20 F sepenuhnya tgjwb KAP eddy

Iklan pemutusan hubungan oleh GT Intl dgn KAP eddy menimbulkan keraguan bagi KAP Hadi sehingga mereka :

1. Meminta membaca form 20-f keseluruhan (ditolak Telkom krn tdk ada hubungan)2. Menolak memberikan ijin pada KAP eddy utk mengacu hasil audit mereka di Telkomsel.

Page 3: Resume Kasus Telkom

3. PwC AS kirim surat ke GT AS agar GT AS menginformasikan ke SEC bhwa mereka tidak berasosiasi dengan KAP Eddy.

KAP eddy menyerahkan laporan audit atas lap keu konsolidasian Telkom 2002 dan Telkom menyerahkan ke BAPepam. Telkom dan KAP eddy tetap mngupayakan ijin dari KAP Hadi Sutanto melalui Telkomsel, tapi ditolak dengan alasan belum memperoleh kualifikasi KAP eddy dan blm diberikan kesempatan membaca form 20f keseluruhan.

Telkom menyampaikan form 20f ke SEC AS tanpa ijin dari KAP HS utk melampirkan opini dari KAP tsb. SEC tidak menerima. KAP eddy mnta credential review oleh SEC. SEC mnunjuk Heiznz &associate. SEC menjwb telkom bhwa tanpa ijin KAP HS, seharusnya KAP edy memberikan opini disclaimer thd lap keu Telkom. SEC jg menyatakan KAP edy tidak menunjukkan kompetensi dlm menerapkan US GAAS.

Telkom melakukan audit ulang dgn menunjuk Pwc (konflik kepentingan dgn ariawest akan selesai) dalm wktu 2 bln. Audit ini akan terlambat oleh PwC karena hrs konfirmasi dengan KAP eddy. Perbedaan re audit oleh PwC :

1. Masalah biaya untuk penghargaan kepada karyawan berdasarkan masa kerja (seblm tdk ada, lalau PwC masukkan sbg cadangan)

2. Biaya perawatan kesehatan karyawan (perbedaan asumsi auditor)3. Pajak yang ditangguhkan (eddy ditangguhkan tahun berikutnya, PwC diselesaikan langsung)4. Transaksi buyout KSO blm masuk .

INTI PERMASALAHAN KARENA PERBEDAAN ASUMSI DI DUA KAP TERSEBUT

GUGATAN EDDY PIANTO

Karena dilakukan audit ulang, KAP eddy merasa diperlakukan tidak sehat dan mengadukan pada IAI. Dan meminta untuk meneliti kasus dan menghukum KAP HS trmasuk rehabilitasi nama ke media masa, DJLK, Bapepam.

Gugatan Eddy ke Pengadilan Negeri (PN) :

1. Telkom, Pwc,Penerbitan hasil laporan audit ulang oleh pwc (melawan hukum Pasal 1365 KUH Perdata). Karena KAP eddy telah melaksanakan, menyampaikan hasil audit dan disetujui oleh RUPS LB Telkom

2. Ke PTUN untuk BapepamMelarang KAP eddy melakukan kegiatan dipasar modal dalam batas waktu yg tidak ditentukan (sdh dihentikan). Keputusan ini tdk berdasar dan Bapepam tdk pernah periksa KAP eddy sehingga credential review SEC tertunda. Bapepam juga diwajibkan merehabilitasi nama baik Kap eddy.Kesalahan krn kurang berhati2 sbg profesional shg Bapepam beri peringatan tertulis.

- Eddy tau bhw Telkom tercatat di BEJ dan NYSE shg hrs memenuhi ketentuan akuntansi Indonesia dan AS.

- Edy tau GT Intl tdk melakukan prosedur apapun dan tidak bertgjwb atas hasil audit Telkom.

Page 4: Resume Kasus Telkom

- Edy tau penolakan KAP HS utk memberikan consent letter atas audit mereka di telkomsel

Suspen dihentikan Bapepam, smntra KAP eddy rugi moral dan material.

3. Ke KPPU untuk KAP HS, karena perlakuan tidak sehat dari PwC dalam penolakan laporan keuangan Telkom ke SEC. Pwc menilai tidak KAP edy tidak mampu yang menurunkan reputasi KAP second layer.

PUTUSAN PENGADILAN

1. PN Jakarta selatan gugatan KAP edy pada Telkom, PwC, HTM dan Bapepam tidak diterima.2. Gugatan ke PTUN utk Bapepam atas sanksi administratif yang mengabulkan sebagian gugatan

eddy (mencabut SK) namun disidang kasasi dibatalkan MA

PUTUSAN KPPU

1. KAP HS menilai hak praktik KAP eddy, menolak terasosiasi, menolak diacu, mensyaratkan full acces form 20 F Telkom tidak berdasar hukum dan tidak wajar, dan telah melanggar UU No 5 Thnn 1999. KAP HS yg berganti nama jadi KAP Haryanto Sahari dikenakan denda 20 M (pdhal hasil pemeriksaan Badan Peradilan Internal IAI, KAP HS telah melaksanakan tugas secara profesional). Dan KAP HS mengajukan banding.