Resume Kasus Bidai

7
RESUME KASUS 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. “J” No. CM : 727974 Umur : 70 tahun Alamat : Bono 2. ALASAN MASUK a. Keluhan : Pasien mengatakan sakit dan nyeri pada lutut kanan b. Riwayat penyakit sekarang: klien datang ke IRD keluhan terjatuh jatuh dari motor , klien sadar (CM), pusing (-), mual & muntah (-), tampak jejas di wajah, lulut kanan, dan nyeri ketika akan digerakkan c. Riwayat penyakit dahulu : Klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat dirumah sakit. d. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit menurun/ genetic. 3. PENGKAJIAN PRIMER a. Airway : Tidak ada sumbatan jalan nafas, pasien bernafas dengan spontan. b. Breathing : RR = 18 x/menit, terasa sesak napas, suara paru vesikuler , irama regular. c. Circulation :

description

untuk kasus gawat darurat

Transcript of Resume Kasus Bidai

RESUME KASUS

1. IDENTITAS PASIENNama: Tn. JNo. CM: 727974Umur: 70 tahunAlamat: Bono

2. ALASAN MASUKa. Keluhan: Pasien mengatakan sakit dan nyeri pada lutut kanan b. Riwayat penyakit sekarang: klien datang ke IRD keluhan terjatuh jatuh dari motor , klien sadar (CM), pusing (-), mual & muntah (-), tampak jejas di wajah, lulut kanan, dan nyeri ketika akan digerakkanc. Riwayat penyakit dahulu: Klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat dirumah sakit.d. Riwayat penyakit keluarga :tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit menurun/ genetic.

3. PENGKAJIAN PRIMERa. Airway : Tidak ada sumbatan jalan nafas, pasien bernafas dengan spontan.b. Breathing:RR = 18 x/menit, terasa sesak napas, suara paru vesikuler , irama regular. c. Circulation:TD: 135/100 Mmhg, N: 100x/menit, nadi teraba lemah, irama iregular, kapilery refill < 2 detik.d. Dissability:Kesadaran = ComposmentisGCS = E4 V6 M5,e. Environment:Akral dingin, tidak terdapat sianosis pada bibir dan perifer.

4. MASALAH UTAMA PASIEN (Dx Medis)Fraktur Patella

5. PENATALAKSANAAN MEDIS

Pasien mendapatkan therapy:NoTerapiRuteDosisGolonganEfek samping

1Ketorolak IVanalgetikDyspepsia, pusing, diare

2Ceftriaxone IVSefalosporin Diare, mual, muntah,

3 Ats IMantiserumBengkak pd suntikan

4Infuse NaCl IV

6. ANALISA DATANo. DATAMASALAHETIOLOGI

1.DS : Pasien mengatakan kepalanya pusing, kaki kirinya dan sulit digerakkan.DO : TD = 140/90 mmHg N = 100 x/ menit. RR = 20 x/ menit KU : sedang Kesadaran : CM Ekspresi wajah tampak menahan nyeri Hasil roentgen Fraktur Patela sinistraGangguan Mobilitas Fisisk

Kerusakan musculoskletal

7. RENCANA KEPERAWATANNo. DxDiagnosa KeperawatanNOC/ TujuanNIC/ Intervensi

1Gangguan Mobilitas fisik b/d kerusakan musculoskletal Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam diharapkan terjadi peningkatan mobilitas mandiri dengan criteria :1. Keseimbangan tubuh2. Posisi tubuh3. Gerakan otot4. Gerakan sendi5. Kemampuan berpindahTerapi aktivitas mobilitas sendi1. Tentukan hambatan pergeraka sendi dan efeknya terhadap fungsinya2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan atau nyeri3. Berikan pasien posisi badan yang optimal untuk pergerakan pasif/aktif4. Dukung pergerakan sendi secara teratur dengan membatasi nyeri dan mobilitas sendi.

8. IMPLEMENTASI KEPERAWATANNo. DxTanggal/ jamImplementasiEvaluasiParaf

110/4/2012

1. Mengobservasi pasien, keadaan umum pasien dan vital sign2. Menentukan hambatan pergerakan sendi dan efek terhadap fungsinya3. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan atau nyeri4. Memberikan obat analgetik5. Memposisikan pasien untuk mengoptimalkan pergerakan6. Mengimobilisasi (memasang spalk)S : klien mengatakan kaki kanan masih terasa nyeri pada saat digerakkan

O : - TD= 140/90 mmHg - N = 100x/menit - RR = 20x/menit - Kesadaran CM, KU sedang - Injeksi ketorolac - Memasang spalk - ekspresi wajah menahan nyeri

A : Masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensi- Monitor nyeri - Monitor pergerakan sendi

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. TINDAKAN YANG DILAKUKANa. Melakukan pemasangan spalkb. Membantu hetting

2. DASAR PEMIKIRAN (SECARA TEORI)menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit.Maksud dari immobilisasi : Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan lemah,otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok karenarasa nyeri yang hebat. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah terjadinyainfeksi tulang

3. PRINSIP PRINSIP TINDAKAN Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mengalami cidera ( korban yang dipindahkan) Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang Melewati minimal dua sendi yang berbatasan

4. ANALISA TINDAKAN KEPRAWATAN Mahasiswa dapat melakukan tindakan secara mandiri tanpa bantuan Metode dan cara pemasangan telah dilakukan sesuai dengan teori yang ada seprti : Melakukan pembidaian minimal dua sendi yang berbatasan Kelengkapan peralatan sudah sesuai dengan teori.

5. BAHAYA YANG MUNGKIN MUNCUL Perdarahan cedera saraf pada vertebra kematian mendadak (Fraktur pada tulang tengkorak )

6. HASIL YANG DIDAPAT DAN MAKNANYA Setelah dilakukan pemasanagn spalk melewati 2 sendi didapatkan nyeri berkurang, dan sendi terimobilisasi, dan tidak terjadi gerak yang berlebihan pada daerah fraktur.

7. KEPUSTAKAAN ( SUMBER)PUSBANKES. 2011. Penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD). Yogyakarta. BAKER-PGDM PERSI CABANG DIY