Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

33
RESUME BUKU MENJADI GURU YANG BAIK Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah Konseling Mikro Dosen Pengampu: Aep Saepuloh, M.Pd.I Oleh: Riska Nur’Akhidah Sari 050311.1011

Transcript of Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

Page 1: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

RESUME BUKU

MENJADI GURU YANG BAIK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri

Mata Kuliah Konseling Mikro

Dosen Pengampu: Aep Saepuloh, M.Pd.I

Oleh:

Riska Nur’Akhidah Sari

050311.1011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA (UNU) CIREBON

2015

Page 2: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan buku ini.

Resume buku ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Konseling Mikro. Resume buku ini berjudul “Menjadi Guru Yang

Baik”. Resume buku ini terdiri atas enam bab, bab empat berisi macam-macam

lembaga pendidikan, bab lima berisi indikator keberhasilan pendidikan, bab enam

berisi dilema psikologis yang dialami guru, bab tujuh menjelaskan guru

profesional berwatak paripurna, bab delapan menjelaskan profesionalitas guru

berbasis keunggulan dan karakter, dan bab sembilan menjelaskan tentang etika

kerja, etos kerja, dan kode etik guru.

Dalam penyusunan resume buku ini penulis merasa masih banyak

kekurangan pada teknik penulisan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan resume buku ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita maupun

masyarakat

Cirebon, Februari 2015

Penulis

Page 3: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................   i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB IV LEMBAGA PENDIDIKAN

A. Lembaga Pendidikan Dalam Keluarga ......................................... 1

B. Pendidikan Dalam Masyarakat ..................................................... 1

C. Pendidikan Sekolah ....................................................................... 1

BAB V INDIKATOR KEBERHASILAN PENDIDIKAN

A. Indikator Keberhasilan Proses Pendidikan ................................... 3

B. Beberapa Cara Guru Belajar ........................................................ 5

C. Pendidikan di Era Globalisasi ....................................................... 5

D. Guru Harus Menjadi Kekuatan Moral .......................................... 6

BAB VI GURU DALAM DILEMA PSIKOLOGIS

A. Terisolasi ....................................................................................... 7

B. Hubungan Antar Manusia ............................................................. 7

C. Rutinitas ........................................................................................ 7

D. Kendala Guru Pemula ................................................................... 7

E. Karier Tak Berjenjang .................................................................. 8

F. Kurang Dialog Mengenai Pengajaran ........................................... 8

G. Kurang Keterlibatan Dalam Pengambilan Keputusan Kurikulum

Sekolah Dan Pengajaran ............................................................... 8

BAB VII INDIKATOR KEBERHASILAN PENDIDIKAN

A. Guru Di Garda Terdepan Pendidikan ........................................... 9

B. Guru yang Diharapkan: Profesional, Sejahtera, dan Terlindungi. . 10

C. Watak Guru yang Paripurna ......................................................... 10

D. Ciri-Ciri Watak Paripurna ............................................................. 10

BAB VIIIPROFESIONALITAS GURU BERBASIS KEUNGGULAN DAN

KARAKTER

A. Guru Profesional ........................................................................... 11

B. Mengembangkan Profesionalitas ................................................. 11

Page 4: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

C. Strategi Pengembangan ................................................................. 12

BAB IX ETIKA KERJA, ETOS KERJA, DAN KODE ETIK GURU

A. Etika Kerja .................................................................................... 14

B. Etos Kerja dan Loyalitas Kerja ..................................................... 14

C. Kode Etik Guru ............................................................................. 15

PENUTUP .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

Page 5: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

BAB IV

LEMBAGA PENDIDIKAN

Lembaga pendidikan merupakan suatu organisasi yang menangani dan

melaksanakan proses pendidikan bagi seorang individu dari kandungan sampai

dewasa. Ki Hajar Dewantara meringkas lembaga pendidikan menjadi 3 lembaga

yang dikenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan. Berikut penjelasan dari ketiga

lembaga tersebut:

A. Pendidikan Keluarga

Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang

pertama dan utama. Oleh karena itu, pengaruh dan fungsi pendidikan keluarga

sangat penting dalam membentuk kepribadian dan menentukan perkembangan

anak

B. Pendidikan Masyarakat

Lembaga masyarakat memiliki norma-norma sosial budaya yang harus

diikuti oleh warganya, dan akan berpengaruh dalam pembentukan kepribadian

warganya dalam bertindak dan berperilaku. Karena di dalam pergaulan

masyarakat anak akan belajar langsung dengan apa yang mereka lihat dan

alami.

C. Pendidikan Sekolah

Lembaga sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam

perkembangan intelektual dan psikologi anak. Namun selain itu, sekolah juga

berperan dalam membentuk kepribadian anak didik dalam menyalurkan dan

mengembangkan bakat dan minat anak didik untuk dapat menjadi seseorang

yang berguna bagi dirinya dan bangsanya

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab IV pasal 14, jenjang pendidikan

formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

tinggi. Selanjutnya menurut Bab IV Pasal 15 jenis pendidikan mencakup

pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan

Page 6: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

khusus. Sedangkan untuk jenis-jenis pendidikan terbagi menjadi lima jenis,

yaitu:

1. Pendidikan Umum. Meliputi SD sampai perguruan tinggi

2. Pendidikan Kejuruan. Meliputi SMK, STM, SMIK, dan lain-lainnya

3. Pendidikan Luar Biasa. Meliputi SLB

4. Pendidikan Kedinasan. Meliputi SPK, IIP

5. Pendidikan Keagamaan. Meliputi MI, MTs, MA, UIN

Page 7: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

BAB V

INDIKATOR KEBERHASILAN PENDIDIKAN

A. Indikator Keberhasilan Proses Pendidikan

Keberhasilan proses pendidikan sangat ditentukan oleh pendidik dan

peserta didik dalam menerima pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran

tersebut tidak hanya diukur berdasarkan perubahan cara berpikir peserta didik,

tetapi juga berdasarkan perubahan perilaku yang ditunjukan peserta didik.

Oleh karena itu, agar peserta didik dapat menunjukan perubahan cara berpikir

maupun berperilaku yang baik, seorang pendidik sebagai model bagi anak

didiknya dituntut untuk mampu memiliki dan menunjukan sikap disiplin, kasih

sayang, kejujuran, kewibawaan, komitmen, dan tanggung jawab. Adapun

berikut penjelasannya:

1. Disiplin

Disiplin adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan norma yang

berlaku. Individu yang mampu menerapkan disiplin dalam hidupnya akan

menjadi pribadi yang tangguh dan bermanfaat bagi lingkungan. Begitu juga

dengan seorang pendidik sebagai panutan bagi para anak didiknya dituntut

untuk mampu menunjukan sikap disiplin waktu bagi seluruh anak didiknya.

Dengan mendapatkan panutan yang baik dalam disiplin waktu, anak didik

akan memiliki jiwa yang tangguh, sehingga dapat membiasakan hidup

secara baik, positif dan bermanfaat bagi lingkungan. Selain itu jika pendidik

dan anak didik sudah mampu disiplin waktu proses belajar mengajar di

sekolah akan berlangsung dengan tertib, kondusif, dan mematuhi peraturan

yang ada dalam lembaga tersebut

2. Kasih Sayang

Pendidik yang memiliki dan menunjukan rasa kasih sayang pada anak

didiknya akan dengan mudah dapat menanamkan sesuatu yang

diinginkannya pada anak didik. Selain itu juga, dengan kasih sayang akan

timbul komunikasi yang baik antar pendidik dan anak didik. Anak didik

akan memiliki kesadaran dan kesenangan untuk melakukan apa yang

Page 8: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

diharapkan oleh pendidik. Jika komunikasi dalam pendidikan dilandasi

dengan kasih sayang, maka akan terjadi situasi yang menyenangkan dalam

proses pendidikan sehingga tujuan yang menjadi target dalam proses

pendidikan mudah diwujudkan.

3. Kejujuran

Kejujuran adalah lurus hati atau tidak mengingkari. Namun sangat

disayangkan di jaman sekarang ini sulit untuk menemukan orang yang

benar-benar jujur. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan harus ditanam

kejujuran kepada anak didik sebagai generasi bangsa selanjutnya. Sehingga

kelak kejujuran tersebut dapat menjadi pembiasaan di dalam kehidupan

bermasyarakat dan berbangsa. Adapun penanaman kejujuran dapat

dilakukan melalui ucapan dan perbuatan

4. Kewibawaan

Kewibawaan seorang pendidik akan memberikan pengaruh kepada

anak didik untuk patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh pendidik.

Kewibawaan seorang pendidik tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya

yang mengandung kepemimpinan dan daya tarik.

5. Komitmen

Seorang pendidik harus mampu menerapkan komitmen dalam proses

pendidikan, Artinya ucapan seorang pendidik harus selalu selaras dengan

perbuatannya. Sehingga dengan komitmen yang ditunjukan pendidiknya,

anak didik akan dapat menemukan sosok pendidik yang benar-benar nyata,

tidak dipenuhi dengam kepura-puraan.

6. Tanggung Jawab

Pendidik yang memiliki tanggung jawab yang besar terhadap anak

didiknya akan selalu memandang anak didik sebagai bangsa yang akan

menjadi pewaris generasi tua, yang akan menentukan perjalanan bangsa

dimasa mendatang. Selain itu, pendidik yang beratanggung jawab akan

selalu berpikir bahwa pekerjaannya akan diminta pertanggungjawaban, baik

oleh masyarakat, dan terlebih oleh Tuhan Yang Maha Adil

Page 9: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

B. Beberapa Cara Guru Belajar

Seiring perkembangan jaman pendidik dituntut untuk dapat

menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perubahan yang ada agar pendidik

senantiasa belajar bagaiman cara belajar yang baik. Banyak cara yang dapat

dilakukan guru untuk belajar, diantaranya seperti berikut:

1. Belajar dari praktik pembelajaran yang dilakukannya

Belajar untuk memonitor, menganalisis dan melakukan refleksi atas

setiap praktik pembelajaran yang dilakukannya

2. Belajar melalui interaksi dengan guru lain

Guru dapat belajar banyak hal dan berbagi pengalaman melalui

interaksi dengan guru lain, baik secara formal maupun nonformal.

3. Belajar melalui ahli atau konsultasn

Guru dapat belajar melalui seorang ahli atau konsultan. Melalui cara

ini, para guru akan memperoleh pemahaman tentang berbagai inovasi

pendidikan sekaligus memperoleh pendidikan dan penerapannya.

4. Belajar melalui pendidikan lanjutan dan pendalaman

Dalam upaya meningkatkan kemampuan guru, seyogyanya guru

didorong untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau

mengikuti pendidikan pendalaman akademik

5. Belajar melalui organisasi

Pendidik yang mengikuti suatu organisasi akan menunjukan jiwa

kepemimpinan dan lebih memiliki kemampuan dalam hal berinteraksi

dengan orang lain. Sehingga ini akan berdampak langsung terhadap

perkembangan kompetensi pribadinya.

C. Pendidikan di Era Globalisasi

Perkembangan arus teknologi dan informasi, juga komunikasi telah

memberikan pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam

proses pembelajaran dan pola perilaku perkembangan anak didik. Oleh karena

itu seorang pendidik dituntut untuk mampu mengembangkan sikap tegas untuk

mengantisispasi perkembangan IPTEK

Page 10: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

D. Guru Harus Menjadi Kekuatan Moral

Nilai-nilai moral yang dimiliki anak didik mulai terkikis seiring

perkembangan jaman. Oleh karena itu, tugas guru sebagai penjaga dan

pendidik moral harus disadari sepenuhnya oleh para guru, sehingga dapat

membentuk anak didik yang memiliki nilai-nilai moral. Mengingat tuntutan

ketiga kompetensi dari keempat kompetensi yang harus dimiliki guru,

bermuara pada tuntutan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai moral, baik

kompetensi pedagogik, kepribadian, maupun sosial.

Page 11: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

BAB VI

GURU DALAM DILEMA PSIKOLOGIS

Dalam menjalankan tugasnya, para pendidik akan banyak menemukan

dilema psikologis yang dapat berkembang menjadi konflik, frustasi, dan bahkan

gangguan psikis. Diantara penyebab dilema psikologis yang sering dialami oleh

pendidik adalah sebagai berikut:

A. Terisolasi

Penataan struktur ruang kelas tempat guru bertugas membuat guru

bekerja secara individual dan berada pada lingkungan yang terisolasi. Karena

guru beraktivitas tanpa memperoleh informasi balikan berupa berbagi

pengalaman dari sesama guru

B. Hubungan Antarmanusia

Ragam kepribadian dan pola tingkah laku siswa yang berasal dari

berbagai latar belakang sosial ekonomi sering kali menimbulkan dilema

psikologis bagi guru. Tidak hanya kaitannya dengan siswa, melainkan juga

dengan pihak lain seperti orang tua siswa, keluarga, personil sekolah dan

birokrasi pendidikan dengan beragam tuntutan makin menambah panjangnya

deretan dilema psikologis

C. Rutinitas

Situasi lingkungan kerja dan aktivitas guru yang sudah dipolakan dapat

menghambat perkembangan kreativitas guru dan memberikan dampak

psikologis bagi guru seperti kebosanan, apatis, pasif, reaktif, mekanis, dan

sebagainya

D. Kendala Guru Pemula

Guru pemula memerlukan orientasi untuk mengenal situasi baru dan

mempersiapkan diri dalam memulai pelaksanaan tugasnya. Namun pada

kenyataannya sering kali guru pemula tidak memperoleh bantuan untuk

memulai tugasnya, baik dari kepala sekolah, pengawas, maupun guru-guru

senior. Dari pihak kedinasan dan birokrasi juga jarang ditemukan adanya

program orientasi awal masa tugas bagi guru pemula. Program yang disebut

Page 12: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

pendidikan dan pelatihan prajabatan lebih banyak berkenaan dengan berbagai

hal yang bersifat administrasi kepegawaian. Lingkungan kerja guru dengan

kondisi seperti itu menjadi kendala untuk memulai tugasnya, karena mereka

berupaya sendiri dalam memulai tugas dan melakukn penyesuaian diri dalam

berbagai aspek. Akibatnya dampak psikologis yang mungin timbul adalah rasa

terasing, yang kemudian berkembang menjadi rasa tidak nyaman dan

menurunnya motivasi kerja

E. Karier Tak Berjenjang

Guru langsung terjun ke dunia kerjanya. Dengan begitu, baik guru

pemula maupun guru senior tidak memiliki perbedaan dalam pembagian tugas.

Hanya yang membedakannya adalah gaji yang diterima dan pangkat yang

semakin tinggi.

F. Kurang Dialog Mengenai Pengajaran

Para guru jarang melakukan diskusi berkenaan dengan pengajaran, baik

antar sesama guru maupun dengan kepala sekolah. Padahal dengan diskusi

antar guru ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai

pengajaran sehingga dapat meningkatkan kometensi guru

G. Kurang Keterlibatan Dalam Pengambilan Keputusan Kurikulum Sekolah dan

Pengajaran

Kebijakan pendidikan termasuk kurikulum selalu ditetapkan langsung

dari atas tanpa melibatkan guru. Padahal sejatinya yang lebih mengetahui

mengenai keadaan siswa dan kondisi sekolah adalah guru sebagai tenaga

pendidik. Ketidakmampuan guru dalam menyesuaikan diri dengan perubahan

kurikulum yang ada kerap kali berpengaruh pada unjuk kerjanya, dan bermuara

langsung pada kondisi psikologis dilematis guru.

Page 13: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

BAB VII

MEMBANGUN GURU PROFESIONAL BERWATAK PARIPURNA

A. Guru di Garda Terdepan Pendidikan

Guru merupakan unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan

khususnya di tingkat insitutsional dan instruksional. Karena kebijakan dan

program pendidikan akan ditentukan oleh guru selaku pihak yang berada di

garis terdepan. Namun, sangat disayangkan hingga saat ini guru kurang

mendapat tempat yang proporsional dan professional, karena mereka lebih

banyak diperlakukan sebagai komponen objek dan bukan sebagai subjek insan

pendidikan. Saatnya kini kita membuat kebijakan dengan paradigma baru,

yaitu guru memperoleh proritas sentral dalam pemberdayaan otonomi

pedagogisnya dalam mewujudkan guru profesional

B. Guru yang Diharapkan: Profesional, Sejahtera dan Terlindungi

Menghadapi berbagai tantangan dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan nasional, diperlukan kualitas guru yang mampu menunjukan

kinerja profesional, modern, dalam nuansa pendidikan dengan dukungan

kesejahteraan yang memadai dan berada dalam lindungan kepastian hukum.

Saat ini lahir Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, sebagai satu landasan konstitusional yang sekaligus sebagai payung

hukum yang memberikan jaminan bagi para guru dan dosen secara profesional,

sejahtera dan terlindungi.

Berdasarkan undang-undang guru dan dosen (pasal 7 ayat 1) prinsip

profesional guru diantaranya mencakup:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan dan idealisme

2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas

3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas

4. Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi

5. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan

Page 14: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

Sedangkan berdasarkan undang-undang guru dan dosen (pasal 14)

kesejahteraan guru dan perlindungan terhadap profesi guru diantaranya

mencakup:

1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan

kesejahteraan sosial

2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi

kerja

3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas

kekayaan intelektual

4. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas

5. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi

C. Watak Guru yang Paripurna

Membangun watak bangsa merupakan esensi pendidikan nasional.

Terkait hal itu, guru memiliki peran dan posisi yang penting. Semua upaya itu

harus diawali dengan membangun kualitas watak guru yang utuh dan

paripurna. Watak guru yang paripurna tercermin pada penampilan

kepribaiannya yang ditinjau dari keutuhan perilaku berdasarkan timbangan

nilai-nilai moralitas bangsa.

D. Ciri-ciri Watak Paripurna

Guru yang memiliki watak paripurna, memiliki ciri-ciri kepribadian yang

sehat sejalan dengan keseluruhan nilai-nilai normatif-religius. Guru yang

berwatak paripurna perilaku dan kinerja profesionalnya dilandasi dengan nilai-

nilai kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan moral,

kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual.

Page 15: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

BAB VIII

PROFESIONALITAS GURU BERBASIS

KEUNGGULAN DAN KARAKTER

A. Guru Profesional

Sebutan guru profesional mengacu pada penampilan unjuk kerja seorang

guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai guru. Dalam UU Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 1 ayat 4) dinyatakan bahwa

“Profesional adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi

sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau

kecakapan yang memenuhi standar atau norma tertentu serta memerlukan

pendidikan profesi”

Di dalam keprofesionalan seorang guru telah mencakup profesionalisme

yaitu sikap mental dan komitmen untuk meningkatkan kualitas profesionalnya,

profesionalitas yaitu kualitas sikap serta derajat pegetahuan dan keahlian yang

dimiliki untuk melakukan semua tugas, dan profesionalisasi yaitu peningkatan

profesi untuk mencapai kriteria yang sesuai dengan standar tertentu

B. Mengembangkan Profesionalitas

Hermawan Kartajaya mengemukakan model pengembangan

profesionalitas “growth with chracter” yeng berbasis excellence (keunggulan),

profesionalisme, dan etika.. Dengan menggunakan model tersebut,

profesionalitas dapat dikembangkan dengan mendinamiskan tiga pilar utama

yaitu keunggulan, profesionalisme, dan karakter. Berikut penjelasannya:

Pilar pertama, yaitu excellence atau keunggulan, yang bermakna bahwa

sesorang profesional harus memiliki keunggulan dalam berkomitmen untuk

melaksanakan kinerjanya, keunggulan dalam memiliki kecakapan potensial

maupun kecapan nyata, keunggulan dalam memiliki motivasi yang kuat untuk

menjadi yang pertama dan terbaik dalam bidangnya, dan keunggulan untuk

senantias melakukan perbaikan secara terus menerus

Pilar kedua adalah profesionalisme, yaitu sikap mental yang menjiwai

keseluruhan pola-pola profesionalitas. Sikap mental ini ditunjukan dengan

Page 16: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

semangat atau keinginan untuk menambah pengetahuan, semangat

melaksanakan tugas secara sempurna, semangat untuk memberikan pelayanan

yang terbaik, dan semangat untuk mewujudkan pengabdian kepada orang lain

atas dasar kemanusiaan

Pilar ketiga yaitu etika. Seorang yang profesional memiliki kualitas

watak yang baik dengan menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

moral yang berlaku. Seperti kejujuran, tanggung jawab, menghormati,

konsekuen dalam tugas, peduli dengan tugas profesi dan menjadi warganegara

yang memahami seluruh hak dan kewajibannya dan mewujudkannya dalam

perilaku profesinya

C. Strategi Pengembangan

Pengembangan profesionalitas dapat dilaksanakan secara terpadu,

konsepsional, dan sistematis. Beberapa pendekatan untuk mengembangkan

profesionalitas dintaranya melalui:

1. Pelaksanaan tugas

Tugas-tugas yang diberikan dalam kegiatan pelaksanaan tugas,

secara lagsung ataupun tidak langsung merupakan salah satu upaya

peningkatan kompetensi guru. Cara ini sangat tepat dalam berbagai situasi,

melalui kegiatan-kegiatan:

a) Kerja kelompok untuk menumbuhkan saling menghormati dan

pemahaman sosial

b) Diskusi kelompok untuk bertukar pikiran dan membahas masalah yang

dihadapi bersama

c) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan, sehingga dapat

meningkatkan keterampilan dan rasa percaya diri

2. Respons

Peningkatan kompetensi melalui respons dilakukan dalam bentuk

suatu interaksi secara formal atau informal yang biasanya dilakukan melalui

berbagai interaksi pendidikan dan latihan, seminar, lokakarya, ceramah,

konsultasi, studi banding, penggunaan media, dan forum-forum lainnya. Hal

Page 17: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

yang dapat menunjang respon ini adalah apabila guru berada dalam suasana

interaksi sesama guru yang memiliki kesamaan latar belakang dan tugas.

Misalnya MGBK

3. Penelusuran dan pengembangan diri

Peningkatan profesionalisme dapat diperoleh melalui suatu

perencanaan yang sistematis dengan menata dan mengembangkan protensi-

potensi pribadi agar mencapai suatu perwujudan diri yang bermakna

4. Dukungan system

Berkembangnya kompetensi guru akan banyak tergantung pada kondisi

sistem dimana guru bertugas. Karena peningkatan profesionalisme

berlangsung dalam system organisasi dan manajemen yang kondusif. Untuk

itu perlu diupayakan agar organisasi dan lingkungan dapat tertata menjadi

suatu sistem dengan manajemen yang menunjang pengembangan

profesionalisme guru.

Manajemen guru mencakup fungsi-fungsi yang berkenaan dengan:

a. Profesionalisme, standar, sertifikasi, pendidikan pra jabatan,

b. Rekrutmen dan penempatan, promosi dan mutasi,

c. Gaji, intensif dan pelayanan, supervise dan dukungan profesional

Page 18: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

BAB IX

ETIKA KERJA, ETOS KERJA, DAN KODE ETIK GURU

Etika kerja, etos kerja, dan kode etik merupakan tiga hal yang saling

terkait daen mempunyai peranan yang besar dalam mewujudkan proses dan

kualitas kerja. Efektivitas, efesiensi, dan produktivitas suatu pekerjaan akan

banyak tergantung kepada tiga unsur tersebut. Oleh karena itu setiap guru sudah

seharusnya memahami, menghayati dan mengamalkan ketiga hal itu dalam

keseluruhan kinerjanya. Berikut uraiannya:

A. Etika Kerja

Etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat

diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan meutuskan

pola-pola perilaku yang sebaik-baiknya yang berdasarkan timbangan moral-

moral yang berlaku. Dengan adanya etika, manusia akan dapat memilih dan

memutuskan perilaku yang terbaik sesuai dengan norma-norma moral yang

berlaku. Dengan demikian, akan tercipta suatu pola-pola hubungan antar

manusia yang baik dan harmonis, seperti saling menghormati, saling

menghargai, saling menolong, dan sebagainya.

B. Etos Kerja dan Loyalitas Kerja

Etos kerja merupakan tuntutan internal untuk berprilaku etis dalam

mewujudkan unjuk kerja yang baik dan produktif. Dengan etos kerja yang

baik dan kuat, diharapkan seorang pekerja akan senantiasa melakukan

pekerjaannya secara efektif dan produktif dalam kondisi pribadi yang sehat

dan berkembang. Perwujudan unjuk kerja ini bersumber pada kualitas

kompetensi kepribadian yang mencakup aspek religi, intelektual, sosial,

pribadi, fisik, moral, dan sebagainya.

Loyalitas kerja merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen

dari pekerja terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Loyalitas merupakan landasan berprilaku kerja dalam bentuk kesediaan untuk

mengikuti dan menaati hal-hal yang menjadi keharusannya.

Page 19: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

Dengan menunjukan etika kerja dan etos kerja yang baik seorang

pekerja akan mampu mewujudkan loyalitas kerja. Artinya, mereka yang

menaati etika kerja dan memiliki etos kerja yang tinggi dan kuat, cenderung

akan memiliki loyalitas kerja yang baik

C. Kode Etik Guru

Kode etik guru merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam

menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Oleh karena itu para guru

seyogyanya berpikir dan bertindak atas dasar nilai-nilai, etika pribadi dan

profesional, dan proesdur yang legal. Dalam hal inilah keberadaan kode etik

sangat penting sebagai landasan etika moral, dalam melaksanakan tugasnya.

Namun dalam upaya mewujudkan kode etik guru Indonesia, perlu

memperhatikan sejumlah faktor yang hingga saat ini masih dirasakan sebagai

kendala. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Kualitas pribadi guru

2. Pendidikan guru

3. Sarana dan prasarana pendidikan

4. Sistem pendidikan

5. Kedudukan, karier dan kesejahteraan guru

6. Kebijakan pemerintah

Meskipun dalam mewujudkan kode etik guru banyak faktor yang

menjadi kendalanya. Namun, Kendala yang ada dapat diatasi dengan

mewujudkan kode etik guru dalam bentuk kebijakan manajemen guru dan

perlakuan terhadap profesi guru

Page 20: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

PENUTUP

Penggunaan bahasa pada buku landasan pendidikan: menjadi guru yang baik

cukup sederhana, dan to the poin sehingga memudahkan pembaca untuk

memahami isi buku. Hanya saja pada desain cover buku, yang menggunakan

warna dasar abu-abu dan tulisan oren menjadikan buku kurang menarik karena

terlihat monoton. Namun secara keseluruhan buku Landasan Pendidikan: Menjadi

Guru yang Baik, sangat menarik untuk dibaca, dan bagus untuk dijadikan bahan

referensi bagi para mahasiswa calon guru dan guru

Page 21: Resume Buku Menjadi Guru yang Baik

DAFTAR PUSTAKA

Mohamad Surya, Abdul Hasim, Rus Bambang Suwarno (2010). Landasan

Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik. Bogor: Ghalia Indonesia