RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK...

108
RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK PARUNG BOGOR JAWA BARAT TERHADAP AHMADIYAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk Mencapai gelar (S 1) Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh FATA MAHMUDI 101032221696 JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Transcript of RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK...

Page 1: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS

AL-MUBAROK PARUNG BOGOR JAWA BARAT

TERHADAP AHMADIYAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk

Mencapai gelar (S 1) Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

FATA MAHMUDI

101032221696

JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK

PARUNG BOGOR JAWA BARAT TERHADAP AHMADIYAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk

Mencapai gelar (S 1) Sarjana Sosial

Oleh

FATA MAHMUDI

NIM 101032221696

Di bawah bimbingan,

DR. M. Amin Nurdin, MA

NIP. 150 232 919

JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 3: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul RESPON MASYARAKAT SEKITAR

KAMPUS AL-MUBAROK PARUNG BOGOR JAWA BARAT

TERHADAP AHMADIYAH telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16

Juni 2009. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pada Jurusan Sosiologi Agama.

Jakarta, 19 Juni 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua merangkap Penguji I, Sekretaris,

Dr. Masri Mansoer, MA Joharotul Jamilah, S.Ag, M. Si

NIP. 150 244 493 NIP. 150 282 401

Anggota:

Penguji 1I Pembimbing

Ahmad Abrori, M.A Dr. M. Amin Nurdin, MA

NIP. 150 368 736 NIP. 150 232 919

Page 4: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBNG………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI……………………………… ii

KATA PENGANTAR………………………………………………... iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………... v

A. BAB I PENDAHULUAN

1

B. BAB II KAJIAN TEORI

Page 5: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV MASYARAKAT DAN AHMADIYAH

C. BAB V PENUTUP

D. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………

61

Page 6: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

ABSTRAKSI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

berdampingan dengan manusia lainnya. Saling membutuhkan dan saling

menggantungkan menjadikan manusia selalu hidup berkelompok. Lalu kemudian

timbullah solidaritas.

Istilah lain yang juga memiliki arti yang sama dengan solidaritas adalah

“asabiah” dalam karakteristik tertentu konsep asabiah sering diartikan juga

sebagai keketatan hubungan seseorang dengan golongan atau grupnya dan

berusaha sekuat tenaga untuk menolongnya serta berlaku ta’asub terhadap

prinsip-prinsipnya. Sedangkan T. Kemiri menerangkan bahwa konsep asabiah itu

merupakan konsep nasionalisme dalam arti yang luas, sementara itu konsep

asabiah tersebut oleh Mukti Ali diterjemahkan sebagai solidaritas sosial.

Dalam kajian sosiologi, dari semua faktor sosial yang ditunjuk dan

didiskusikan oleh Durkheim, tak satu pun yang sedemikian sentralnya seperti

konsep solidaritas sosial. Dalam satu atau lain bentuk, solidaritas sosial

membawahi semua karya utamanya. Istilah yang berhubungan erat dengan itu

misalnya integrasi sosial dan kekompakan sosial singkatnya, solidaritas menunjuk

kepada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang

didasarkan kepada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang

diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Ikatan ini lebih mendasar dari

pada hubungan kontarktual yang dibuat atas persetujuan rasional karena

hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu tingkat

Page 7: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

atau derajat konsensus terhadap prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar kontrak

itu.

Solidaritas sosial merupakan suatu keadaan masyarakat dimana

keteraturan dan keseimbangan hidup setiap individu masyarakat telah terjalin.

Dilihat dari struktur masyarakatnya, dalam kajian tentang solidaritas sosial,

Durkheim menggunakan istilah solidarits mekanik dan solidaritas organik.

Solidaritas mekanik, indikator yang paling jelas untuk tipe solidaritas mekanik ini

adalah hukum yang berlaku bersifat represif (menekan). Hukum represif

mengungkapkan kemarahan kolektif sebagai dasar keteraturan sosial.

Ajaran-Ajaran Islam Tentang Solidaritas

Kehidupan dunia, denngan seluruh apa yang ada di dalamnya, berupa

shalat dan amal dunia, dengan segala bentuk larangan dan perkenan; merupakan

jalan satu-satunya menuju akhirat, baik yang akan berujung pada surga maupun

neraka; siksa maupun mardhatillah.

Ia merupakan kesatuan yang diyakini oleh Islam dalam alam semesta dan

kehidupan, antara hidup dan kehidupan, antara masyarakat dan individu, antara

dorongan dan pelaksanaan dalam dirinya, dan pada tingkat paling tinggi antara

agama dan keduniawian serta antara bumi dan langit.

Ia tidak meyakininya berdasar kehendak individu maupun masyarakat,

atau berdasar kepentingan golongan yang satu dari golongan yang lain, atau bagi

generasi yang satu atas generasi yang lainnya. Masing-masing mereka mempunyai

hak dan kewajiban sendiri-sendiri berdasar keadilan dan persamaan.

Page 8: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Individu dan masyarakat, suku dan bangsa, generasi yang satu dengan

generasi yang lainnya, semuanya diatur dengan hukum yang satu dan mempunyai

tujuan yang satu pula, yaitu menggerakkan karya individu dan masyarakat tanpa

adanya pertentangan, dan agar masing-masing generasi bekerja untuk

menumbuhkan dan membangun kehidupan serta mengarahkannya menuju

Pencipta segala kehidupan ini.

Islam adalah agama kesatuan antara seluruh kekuatan alam, dan tidak

diragukan lagi bahwa ia adalah agama tauhid; pengesaan Tuhan, pengesaan

seluruh agama dalam agama Allah, dan pengesaan Rasul dalam menyebarkan

agama yang satu pula semenjak munculnya fajar kehidupan.

� أ���� أ��� وا��ة وأ� ر��� ����ون� .إن� ه

Artinya: Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama

yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (QS, 21:92)

Islam adalah agama kesatuan antara ibadah dan mu’amalah, antara akidah

dan perbuatan, material dan spiritual, nilai-nilai ekonomi dan nilai-nilai moral,

dunia dan akhirat, bumi dan langit.

Dari kesatuan besar ini muncullah ketentuan dan ketetapannya, pengaturan

harta kekayaan, pembagian harta rampasan dan utang piutang, dan dalam hak dan

kewajiban. Dalam prinsip raksasa inilah terkandung seluruh bagian-bagian dan

rincian-rinciannya.

Selanjutnya, kehidupan dalam pandangan Islam, merupakan kasih sayang,

persaudaraan, tolong-menolong dan tenggang-menenggang, dalam asas yang jelas

Page 9: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

batasnya dan system yang jelas ketentuannya, baik antara seluruh umat Islam

khususnya dan antara individu-individu manusia pada umumnya. 1

� �.-�. و$*� +%*( ا$)�'ن �! &%$� �! #"!)%/0 � 1 � . �4 23ار ��"!1+%*( ا$(�.-� �%*� �:%*( ا$/%*� 78�� �:%*( ا789$� 6�� ��'5�

.ا$/6م $@9 1 � أ�?<�� +%* ءا+2 ���رك ا$%�; أ�'! ا$:$*"!

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang

disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu

Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan

segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang

belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.

Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha

Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS, 23: 12 – 14).

Berulangkali alQuran menetapkan pengertian ini diberbagai tempat, untuk

menetapkan bahwa manusia ini memiliki asal dan sumber kejadian yang satu:

semuanya berasal dari tanah, dan setiap inidividu, tidak ada kecualinya, semuanya

berasal dari sperma yang hina, dan Rasulullah SAW pun menetapkan arti

semacam ini pula dalam berbagai hadisnya, antara lain: “Kamu sekalian adalah

anak cucu adam, dan adam berasal dari tanah”.

Jika sudah tidak ada kelebihan seorang individu dari individu yang

lainnya, maka tidak ada pula kelebihan antara satu suku dari suku yang lainnya,

satu bangsa dari bangsa lainnya, yang sumber dan unsure-unsur lainnya lebih

utama dari yang lain, sebagaimana yang sampai saat ini masih didengung-

dengungkan oleh sementara bangsa: tidak sekali-kali tidak.

Dan bukanlah diciptakannya suku-suku itu untuk saling bertentangan dan

bermusuhan, melainkan agar supaya mereka saling mengenal dan bersahabat. Di

sisi Allah semuanya sama sederajat, tidak ada sedikitpun kelebihan yang satu dari

1 Sayyid Quthb, Keadilan Sosial Dalam Islam, (Bandung: Pustaka, 1984), h. 32-35

Page 10: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

yang lain kecuali karena ketakwaannya. Itu merupakan satu permasalahan lain

yang tidak ada kaitannya dengan asal dan pertumbuhan manusia, yaitu

bahwasannya manusia ini semuanya sama tidak ada kelebihan antara yang satu

dengan yang lain kecuali karena takwanya.2

Arti persamaan antara manusia dan rasa tanggung jawab pribadi yang

keduanya memainkan dari hati nurani dan dari sikap iman kepada Tuhan yang

Transenden, dapat menyebabkan timbulnya suatu masyarakat yang sangat

individualis yang “menolak solidaritas dalam artinya masehi sekarang dan

menolak rasa sayang yang terarah”.

Keadilan itu menilai dan memberi ganjaran dan hukuman, menurut

perbuatan. Rasa kasihan memberi menurut kebutuhan, tanpa perhitunga. Keadilan

digambarkan seabagai seorang wanita memegang timbangan dengan mata

tertutup, merasa kasihan mungkin merupakan saudara perempuannya, yang juga

tidak melihat tapi keduanya tanggannya membuka lebar. Rasa sayang mungkin

melukiskan permulaan keadilan dan sebaliknya keadilan menjadi hasil dari rasa

sayang yang benar-benar.3

Solidaritas bisa juga berarti belas kasihan (charity). Dimana setiap

manusia mengesampingkan lebih dari warna kulit, agama, suku, atau golongan

atas nama belas kasihan kepada sesama. Sehingga tidak ada perbedaan di antara

manusia.

Prinsip persamaan, ukuran dan proporsi mendorong kepada keindahan

dalam alam dan kepada kebaikan budi dalam manusia.menurut doktrin Islam,

keadilan sekaligus menunjukkan dasar dan tujuan dari segala wahyu Tuhan.

2 Sayyid Quthb, Keadilan Sosial Dalam Islam, h. 66 - 67

3 Marcel A. Boisard, Humanisme Dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 133 -

134

Page 11: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Keadilan itu dapat diekspresikan dalam dua tingkat: keadilan Tuhan terhadap

makhluk-nya dan keadilan antara manusia dan manusia lain.

Sifat pengampunan Tuhan tidak melemahkan sifat Adil-Nya. Sifat tersebut

bahkan menonjolkan sifat manusia yang tidak adil. Rahmat Tuhan tidak hanya

sifat tambahan, akan tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari eguity

(keadilan). Persamaan pandangan ini berarti bahwa ajaran-ajaran moral atau

perintah-perintah formal seperti cinta dan menolong tetangga, memeberi nafkah

kepada kerabatnya, orang miskin dan orang-orang asing, bukannya tidak terdapat

dalam Islam.

Rasa kasih sayang dan baik hati adalah kaidah yang harus dijunjung tinggi,

tetapi hal-hal tersebut bukan ide yang abstrak dan ideal. Peraturan sama artinya

dengan keseimbangan dan kebenaran, kesatuan dan keadilan. Kita harus

menempatkan ide-ide tersebut dalam konteks ini, oleh karena agama memberikan

ajaran moral perorangan dan dasar-dasar lembaga sosial. Perintah kepada

perorangan untuk adil, ditambah dengan kasih sayang dan murah hati, dalam

rangka kolektif menjelma menjadi altruisme yang timbul dari konsep solidaritas

yang sangat perlu bagi masyarakat manusia menurut doktrin Islam. Ini adalah

gerakan keluar yang menentang egoisme, tanpa menghilangkan individualisme

atau utilitarisme. Dalam Islam, keadilan adalah motivasi keagamaan yang esensial

dan altruisme adalah dasar moral yang pokok bagi suatu susunan sosial.4

Kehidupan akademis yang sering terlihat di perguran tinggi, merupakan

perpaduan dari berbagai etnis dan bahkan ras. Mereka berasal dari berbagai

daerah yang ada di Indonesia dan juga negara tetangga.

4 Marcel A. Boisard, Humanisme Dalam Islam, h. 139 - 142

Page 12: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Di sekitar kampus, sering dijumpai organisasi-organisasi kedaerahan,

dimana anggotanya adalah mereka yang berasal dari satu daerah. Misalnya, IMT

(Ikatan Mahasiswa Tegal), KMM (Komunitas Mahasiswa Minang), HMB

(Himpunan Mahasiswa Banten), HIMATA (Himpunan Mahasiswa Tangerang),

SIMAHARAJA (Silaturrahmi Mahasiswa Jepara di Jakarta), Formala (Forum

Mahasiswa Lamongan), dan lain sebagainya.

Namun benarkah organisasi tersebut menjadi ajang silaturrahmi untuk

mempererat rasa persaudaraan karena berasal dari daerah yang sama? Apa yang

melatarbelakangi solidaritas di antara mereka? Atau justru organisasi-organisasi

kedaerahan ntersebut menjurus ke arah fanatisme kesukuan yang kemudian

mengesampingkan semangat nasionalisme?

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan mengadakan penelitian

dengan judul “Solidaritas dalam Organisasi Primordial (Studi Kasus Organisasi-

organisasi Primordial di Sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka untuk menghindari

pembahasan yang meluas, penulis membatasi penelitian ini pada:

1. Organisasi primordial dalam pembahasan ini adalah organisasi

kedaerahan.

2. Solidaritas yang dimaksud adalah sebagai keketatan hubungan

seseorang dengan golongan atau grupnya dan berusaha sekuat tenaga

untuk menolongnya serta berlaku ta’asub terhadap prinsip-prinsipnya

Page 13: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Selanjutnya pembahasan tersebut penulis rumuskan dalam pertanyaan:

Apa yang melatarbelakangi solidaritas pada organisasi-organisasi primordial di

sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran singkat mengenai organisasi-organisasi

kedaerahan yang ada di sekitar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Untuk menelusuri solidaritas yang ada di organisasi primordial.

3. Untuk mengetahu dampak yang timbul akibat semangat kedaerahan yang

ada di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta..

Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi semua pihak tentang hal-hal yang melatar

belakangi solidaritas dalam organisasi primordial.

2. Sebagai informasi bagi semua pihak tentang dampak positif dan negatif

dari semangat kedaerahan.

3. Agar menjadi perhatian bagi seluruh pihak yang terkait dengan kehidupan

multikultural untuk menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dalam

masyarakat.

4. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

D. METODOLOGI PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Page 14: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Penelitian ini mengambil lokasi di sekitar kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu sekitar dua bulan, satu bulan

pertama untuk penelusuran dan naskan yang terkait dengan masalah yang

dibahas. Satu bulan berikutnya untuk penelitian lapangan, penulis

memperkirakan penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2007.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sejumlah massa (manusia atau bukan) yang terdapat

dalam kawasan tertentu dalam satu unit kesatuan.5 Adapun subjek penelitian

ini adalah anggota dari organisasi primordial yang ada di sekitar kampus UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari seluruh populasi yang ada, penulis

menargetkan minimal 30 orang sebagai sampel.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi adalah sebuah metode ilmiah berupa pengamatan dan

pencatatan secara sistematik mengenai fenomena-fenomena yang

diselidiki.6 Pengamatan dilakukan secara langsung di lapangan untuk

memperoleh data berkenaan dengan fokus penelitian.

b. Wawancara

5 Aminudin Rasyad, Metodologi Riset, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN, 1987), h. 62 6 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1999), h. 83

Page 15: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Suatu wawancara dapat disifatkan sebagai suatu proses interaksi

dan komunikasi dalam mana sejumlah variabel memainkan peranan yang

penting karena kemungkinan untuk mempengaruhi dan menentukan hasil

wawancara.7

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara dengan mengajukan

pertanyaan kepada masyarakat sebagai objek yang diwawancarai, yang

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.8

c. Angket

Angket ini merupakan daftar pertanyaan mengenai suatu hal untuk

mendapatkan jawaban dari responden. Adapun respondennya adalah

sampel yang terdiri dari anggota organisasi primordial yang ada di sekitar

kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Penelitian kepustakaan

Penelitian kepustakaan menyangkut pencarian dan pendalaman

bahan-bahan pustaka yang mengkaji perilaku keberagamaan, sejarah

telepon seluler, Islam dan teknologi. Dan yang paling penting adalah teori-

teori sosiologi yang membahas tentang dinamika perilaku keberagamaan

remaja.

5. Metode Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya diolah dan

dianalisa dengan tahapan editing yaitu meneliti kembali catatan yang diperoleh

dari lapangan. Kemudian coding yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban para

7 J. Vredenberg, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1984),

h. 88 - 89 8 Lexy Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 3

Page 16: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

responden dengan cara menandai masing-masing jawaban dengan tanda kode

tertentu. Dengan begitu dapat mengungkapkan pokok masalah yang diteliti,

sehingga dapat diperoleh kesimpulan.

Dalam teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif analisis,

karena data yang diperoleh penelitian ini lebih banyak bersifat kualitatif, maka

dengan sendirinya dalam penganalisaan data-data penulis lebih banyak

menganalisis.

Dalam melakukannya, dipakai metode analisa data sebagai berikut:

1. Analisa kualitatif

Data kualitatif dikemukakan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan

kategori pendidikan sehingga nantinya dapat diambil kesimpulan. Yang

dianalisa adalah data tentang penggunaan media komputer di dalam

kegiatan belajar mengajar yang bersumber dari hasil observasi, wawancara

dan angket.

2. Analisa kuantitatif

Yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka dengan

cara mengklasifikasikan, mentabulasikan dan dilakukam perhitungan

dengan menggunakan statistic sederhana untuk memperoleh hasil

penelitian. Untuk data kuantitatif penulis menggunakan perhitungan

prosentase dari hasil angket.

Hasil penelitian disajikan dengan menggunakan frekuesni kontribusi dan

prosentase dengan rumus:

F

P = N X 100 %

Keterangan:

Page 17: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

P = Angka prosentase yang akan dicari

F = Frekuensi/jumlah yang mengisi

N = Jumlah responden/sampel

% = Bilangan tetap (konstanta)

No Presentase Penafsiran

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

100 %

90 – 99 %

60 – 89 %

51 – 59 %

50 %

40 – 49 %

20 39 %

10 – 19 %

01 – 09 %

0 %

Seluruhnya

Hampir seluruhnya

Sebagian besar

Lebih dari setengahnya

Setengahnya

Hampir setengahnya

Sebagian kecil

Sedikit

Sedikit sekali

Tidak ada sama sekali

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Hasil penelitian ini disajikan dalam lima bab. Masing-masing bab

memaparkan informasi sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang masalah,

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

Page 18: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

BAB II Kajian Teoritis, membahas pengertian solidaritas, faktor-faktor

yang membentuk solidaritas, pengertian primordial, Islam dan

solidaritas, sejarah organisasi primordial kedaerahan di Indonesia

BAB III Gambaran umum lokasi penelitian, membahas tentang sejarah

singkat organisasi primordial di sekitar kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, struktur organisasi, hubungan sosial dengan

masyarakat

Bab IV Solidaritas dalam organisasi primordial, membahas tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi pembentukan solidaritas dalam

organisasi primordial, kegiatan-kegiatan organisasi primordial,

hubungan antar anggota organisasi primordial

BAB V Penutup yaitu kesimpulan dan saran. Selain uraian substansi di

atas, pada bagian akhir skripsi ini disusun daftar kepustakaan dan

sejumlah lampiran yang dianggap relevan.

Page 19: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Quthb, Sayyid, Keadilan Sosial Dalam Islam, (Bandung: Pustaka, 1984)

Boisard, Marcel A., Humanisme Dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980)

Rasyad, Aminudin, Metodologi Riset, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN, 1987)

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1999)

J. Vredenberg, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia,

1984)

Lexy Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1997)

Page 20: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan segenap perasaan yang tulus ikhlas, penulis

mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan kuliah dengan penuh perjuangan dan

rintangan. Mengingat waktu yang dibutuhkan sangat berliku untuk menyelesaikan

ini, penulis begitu bersyukur akhirnya selesai.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan Nabi

Muhammad SAW, nabi akhir zaman, seorang revolusioner sejati, yang membuat

begitu banyak perubahan, sehingga umat manusia tercerahkan hidupnya. Semoga

kita termasuk umatnya di hari akhir kelak, amin.

Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak serta kritikan, sangat berharga

dalam penyusunan tugas akhir ini penulis dapatkan. Maka, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. DR. M. Amin Nurdin, MA (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus pembimbing skripsi penulis)

2. Ibu Dra. Ida Rosyidah, MA (ketua Jurusan Sosiologi Agama) dan Dra.

Joharatul Jamilah, M. Si., (sekretaris Jurusan)

3. Bapak dan ibu petugas perpustakaan utama, terima kasih atas pelayanan

dan bantuan yang diberikan kepada penulis saat mencari literatur.

4. Bapak dan ibu petugas perpustakaan fakultas, serta adik-adik peserta PKL

yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ayahanda penulis, Sarnomo, BA, yang tidak pernah bosan-bosannya

selalu memberikan wejangan dan kuliah subuh kepada penulis untuk

Page 21: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

sesegera mungkin menyelesaikan kuliah. Terima kasih bapak, semoga

penulis menjadi anak yang sholeh. Untuk ibunda penulis, Sumarmi, yang

begitu sabar dan penuh kasih sayang memberikan segala perhatian kepada

penulis, sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Untukmu ibunda,

skripsi ini penulis persembahkan.

6. Kakak-kakak penulis, Mas Fat, Mbak Saliz, Mas Iyar, Mas Aris, Mbak

Ida, Mbak Ifa, Mbak Lilik, Mas Hari, yang selalu memberikan dukungan

dan bantuan sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

7. Teman-teman penulis di Sosiologi Agama angkatan 2001: Babe Ali, Asep

Enha, Asep Ahong, Dayat, Yudi, Supri, Mpok Mamay, Bu Kiki, Soleh,

dan seluruh teman-teman penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu. Khususnya teman-teman Sos B dan anggota KKS Bogor 2004.

8. Masyarakat Desa Pondok Udik yang bersedia penulis wawancarai, terima

kasih atas kerja samanya. Juga kepada segenap pegawai kelurahan, yang

memberikan data-data yang penulis perlukan untuk menyelesaikan skripsi

ini.

Akhirnya, harapan penulis, semoga atas segala bantuan dan perhatian yang

diberikan mendapat balasan yang berlipat dari Yang Maha Kuasa, amin. Selain

itu, semoga segala aktivitas yang kita kerjakan diberi kemudahan dan menjadi

nilai ibadah di sisi-Nya. Sekali lagi terima kasih, thank you, kamsia, syukron,

vielen danken, matur nuwun.

Jakarta, 29 Mei 2009

Penulis

Page 22: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

BAB I

PENDAHULUAN

E. Latar Belakang Masalah

Kebebasan beragama di Indonesia dijamin oleh undang-undang. Setiap

warga negara Indonesia berhak untuk memeluk agama yang diyakininya dan

berhak untuk menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya tersebut.

Agama yang diakui oleh negara berjumlah 6, yaitu Islam, Katholik, Protestan,

Hindu, Budha, Konghuchu. Selain enam agama tersebut, juga terdapat beberapa

aliran kepercayaan yang dianut oleh masyarakat.9

Sejak awal Orde Baru hingga sekarang, dialog antar umat beragama, yang

diprakarsai pemerintah memang sudah cukup intens dilakukan. Secara kuantitatif,

paling tidak dalam kurun 1972-1977, tercatat paling sedikit 21 kali dialog yang

dilakukan di 21 kota. Seperti telah diketahui, dalam rangka membina dan

memelihara kerukunan antar umat beragama di Indonesia, pemerintah berupaya

mencarikan jalan keluar bagi kebuntuan hubungan umat beragama ini dengan

memfungsikan pranata-pranata agama sebagai media penyalur gagasan dan ide.

Salah satu pranata agama yang selama ini diandalkan adalah peran tokoh-tokoh

agama. Harus diakui bahwa tokoh-tokoh agama ini mempunyai kedudukan dan

9 Di Negara Indonesia hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945:

1. UUD 1945 Pasal 28E, ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat

menurut agamanya, ayat (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini

kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.

2. UUD pasal 29 ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan

kepercayaannya itu.

3. UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 22 ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan

kepercayaannya itu. Pasal 22 ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan

kepercayaannya itu.

Page 23: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

pengaruh besar di tengah-tengah masyarakatnya, karena mereka mempunyai

beberapa kelebihan yang dimiliki, baik dalam ilmu pengetahuan, jabatan,

keturunan dan lain sebagainya. Tokoh agama juga merupakan pemimpin informal

dalam masyarakatnya, dan secara umum mereka tidak diangkat oleh pemerintah,

tetapi ditunjuk atas kehendak dan persetujuan dari masyarakat setempat.10

Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia memiliki bermacam-macam

aliran yang awal mulanya berasal dari suasana politis saat terjadi peristiwa

arbitrase antara Ali dan Mu’awiyah. Hingga kini, berbagai aliran yang ada di

Indoenesia tumbuh dan memiliki pengikut di daerah-daerah. Salah satu aliran

dalam Islam yang ada di Indonesia adalah Jamaah Ahmadiyah yang kemudian

mendapat fatwa sesat oleh MUI (Majlis Ulama Indonesia).

Faktor yang menjadi latar belakang berdirinya jemaat Ahmadiyah adalah

keadaan dunia menjelang lahirnya Ahmadiyah diliputi berbagai keburukan,

immoralitas dan mementingkan urusan keduniawian dari pada agama. Tujuan

Ahmadiyah didirikan untuk memperbaiki kehidupan agama orang-orang Islam

dan mempersatukan umat Islam.11

Menyebabkan orang-orang Ahmadiyah itu begitu rusak akhlaknya

disebabkan dua hal:

1. Karena akidahnya rusak

2. Terlalu mencintai dunia

10

M. Amin Nurdin, Strategi Kerukunan Antarumat Beragama Berbasis Teknologi

Informasi, artikel dipresentasikan pada Rapat Koordinator Menko Kesra RI, Februari 2008 11

M. Amin Djamaluddin, Ahmadiyah & Pembajakan al-Qur’an (Jakarta: LPPI, 2005),

Cet. Ke-6, h. 195

Page 24: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Karena dua hal inilah sehingga timbul pergaduhan sesama mereka, saling

mengumpat, saling curiga mencurigai, saling hasud dan iri hati dan saling mau

cari publisitas dan pengaruh.12

Ajaran Ahmadiyah yang menyimpang terutama 3 hal:

1. Penyaliban Nabi Isa

2. Al-Mahdi yang dijanjikan akan muncul di akhir zaman

3. Penghapusan kewajiban berjihad

Ahmadiyah berpendapat bahwa Nabi Isa tidak meninggal di kayu salib,

melainkan setelah kebangkitannya kembali ia hijrah ke Kasymir untuk

mengajarkan Injil. Di sini dia meninggal dalam usia 120 tahun dan makamnya

hingga sekarang menurut mereka, masih di Srinagar.13

Pro kontra pelarangan Ahmadiyah terus bergulir. Setelah diberi kesempatan

selama 3 bulan, ternyata tidak ada yang berubah dari Ahmadiyah. Ahmadiyah

dinilai tidak konsisten dengan 12 butir pernyataan yang sebelumnya disepakati

Ahmadiyah. Akhirnya Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan

Masyarakat (Bakor Pakem) Kejaksaan Agung merekomendasikan Ahmadiyah

untuk menghentikan aktivitas.

Pihak yang pro terhadap pelarangan Ahmadiyah sebagian besar berpijak

pada HAM, terutama kebebasan berkeyakinan dan beragama. Beberapa

argumentasi pembela Ahmadiyah tentu saja perlu dikritisi.

Pertama, melarang Ahmadiyah dianggap telah melanggar HAM dan UUD

1945. Dalam UUD 1945 kebebasan berkeyakinan ini dijamin konstitusi. Menurut

12

Ahmad Hariadi, Mengapa Saya Keluar dari Ahmadiyah Qodiyan (Singapura:

PERIPENSIS, 1987), Cet. Ke-1, h. 24 13

Sir Muhammad Iqbal, Islam dan Ahmadiya, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet. Ke-1,

h. vii

Page 25: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

konstitusi, kebebasan meyakini kepercayaan sesuai hati nurani adalah merupakan

hak asasi manusia. Ia juga merupakan hak konstitusional warga, yang harus

dilindungi dan dibela negara. Namun, hak itulah yang sekarang dicopot negara

dari warga Ahmadiyah dengan cara menghentikan aktivitas Ahmadiyah. Sebuah

perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai melanggar HAM dan juga konstitusi.

Argumentasi di atas seakan-akan benar. Namun yang terkesan dilupakan

bahwa dalam Bab XA tentang HAK ASASI MANUSIA pasal 28 J point 2

tertulis: Dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk

kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud

semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

kebebasan orang lain dan utnuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai pertimbangan

moral, nilai-nilai agama, keamanan, ketertiban umum dalam suatu masyarakat

demokratis. Hal yang sama dijelaskan dalam pasal 29 Duham, pasal 18 ICCPR.

Artinya, pelaksanaan HAM bukanlah tanpa batas. Negara bisa melakukan

intervensi atau melarang dengan pertimbangan nilai-nilai agama. Karena masalah

Ahmadiyah adalah persoalan agama Islam, maka pertimbangan nilai-nilai agama

Islam patut diperhatikan dan dijadikan rujukan oleh negara. Dalam pertimbangan

Islam, perkara Ahmadiyah ini sudah jelas, merupakan paham kufur yang

menyimpang dari Islam.

Penting juga dibedakan antara kebebasan beragama dengan kebebasan

menodai agama. Untuk perkara yang pertama, negara memang sudah seharusnya

memberikan jaminan. Namun bukan pula berarti memberikan jaminan terhadap

kebebasan menodai dan menghina agama.

Page 26: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Antara kebebasan beragama dan kebebasan menodai agama tidak

dibedakan atas nama HAM. Sangat mungkin dengan mengatasnamakan

keyakinannya sekelompok orang salat bukan menghadap kiblat, tapi ke arah

Monas, salat dengan dua bahasa. Kalau berdasarkan keyakinan berarti tidak bisa

dilarang, sungguh mengerikan. Kalau logika di atas diikuti apa yang dilakukan

oleh Wilders, Salman Rushdie, yang menghina Islam tidak bisa disalahkan.

Muncul anggapan kalau Ahmadiyah dilarang oleh negara, berarti negara

telah mengadopsi penafsiran tunggal, dengan kata lain negara melakukan

monopoli penafsiran. Hal ini patut dipertanyakan, sebab dalam banyak hal, negara

memang melakukan monopoli. Dalam logika demokrasi, monopoli negara ini sah-

sah saja, jika hal tersebut merupakan aspirasi masyarakat banyak yang kemudian

ditetapkan oleh undang-undang.

MUI juga bukan sendiri, kesesatan Ahmadiyah telah ditetapkan oleh

Rabithah Alam Islamy. Referensi utama Islam (mu’tabar) dalam kitab tafsir, fiqh,

aqidah maupun syariah yang menjadi rujukan di pesantren-pesantren tidak

satupun yang membenarkan penilaian Ahmadiyah bahwa Mirza Gulam Ahmad

adalah Nabi dan ada nabi baru setelah Muhammad saw. Pandangan ini hanyalah

pandangan pendukung Ahmadiyah saja. Jadi keliru kalau ini dikatakan monopoli

penafsiran MUI.

Larangan terhadap Ahmadiyah baik oleh MUI atau Negara telah

menyebabkan kekerasan terhadap komunitas Ahmadiyah. Logika ini seperti ini

mengabaikan fakta bahwa terjadinya kekerasan justru karena negara tidak

bersikap tegas terhadap Ahmadiyah yang menyebabkan sebagian masyarakat

tidak sabar . Di sinilah letak penting negara harus segera melarang Ahmadiyah.

Justru untuk menghindari tindakan kekerasan.

Ada anggapan apa yang diyakini oleh Ahmadiyah tidak berbahaya, karena

tidak pernah merusak secara fisik dan melakukan tindakan kriminalitas.

Page 27: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Berbahaya tidaknya sesuatu tidaklah selalu ditunjukkan oleh tindakan fisik.

Melakukan fitnah, menghina, bukanlah kekerasan fisik, tapi tindakan tersebut

sangat berbahaya dan juga dianggap tindakan kriminal.

Dalam pandangan Islam, masalah Ahmadiyah ini adalah persoalan aqidah.

Sementara masalah aqidah adalah masalah yang paling pokok dalam Islam.

Pengakuan nabi Palsu jelas akan merusak aqidah umat Islam. Termasuk menghina

Rosulullah, menghina Al Qur’an adalah perkara penting karena berhubungan

dengan aqidah. Karena sudah seharusnya pemerintah bertindak tegas, kalau tidak

apa yang dikhawatirkan seperti konflik horizontal akan semakin membesar dan

berlarut-larut.14

Sebagai aliran keagamaan yang mendapatkan label sesat dari MUI,

Jamaah Ahmadiyah tetap saja masih mempunyai pengikut setia. Keberadaan

aliran ini meskipun membuat resah sebagian masyarakat, tetapi masih

mendapatkan simpati dari sebagian masyarakat yang lain. Lantas, bagaimana

dengan masyarakat yang berada di sekitar kampus Al-Mubarok Parung, yang

menjadi pusat kegiatan Jemaah Ahmadiyah? Apakah masyarakat merasa

terganggu dan terpengaruh keagamaan mereka dengan adanya Jemaah

Ahmadiyah?

Dari pemaparan tersebut di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian

dalam rangka penulisan skripsi dengan judul “RESPON MASYARAKAT

SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK PARUNG BOGOR JAWA

BARAT TERHADAP AHMADIYAH.

F. Batasan dan Rumusan Masalah

14

Munarman, Menyoal Logika Ham Pembela Ahmadiyah, artikel diakses tanggal 20

Agustus 2008 dari http://hizbut-tahrir.or.id/2008/05/02/menyoal-logika-ham-pembela-ahmadiyah/

Page 28: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Mengingat begitu kompleks dan sensitifnya permasalahan yang dihadapi,

penulis dalam melakukan penelitian serta waktu yang dimiliki terbatas, maka

penelitian ini dibatasi hanya pada:

1. Ahmadiyah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Jemaah

Ahmadiyah yang berpusat di Kampus Al-Mubarok Parung Bogor Jawa

Barat.

2. Sosial yang dimaksud di sini adalah kehidupan sosial masyarakat sehari-

hari, yang meliputi solidaritas sosial, interaksi sosial.

3. Keagamaan yang dimaksud adalah dimensi keyakinan dan praktik yang

meliputi keyakinan masyarakat serta ibadah mereka sehari-hari.

4. Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang

tinggal di sekitar Kampus Al-Mubarok Parung Bogor Jawa Barat.

Dengan memperhatikan pembatasan masalah yang telah penulis buat

sebelumnya, maka penulis rumuskan batasan masalah tersebut dalam bentuk

pertanyaan:

Bagaimana respon masyarakat di sekitar Kampus Al-Mubarok di Parung

Bogor Jawa Barat terhadap Ahmadiyah?

G. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Atas dasar latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui sejarah singkat jemaah Ahmadiyah di Indonesia.

2. Untuk mengetahui respon masyarakat sekitar kampus Al-Mubarok

terhadap keberadaan jemaah Ahmadiyah.

Page 29: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain:

1. Sebagai informasi bagi masyarakat pada umumnya tentang sejarah

Ahmadiyah di Indonesia.

2. Sebagai bahan informasi bagi ulama dan pemerintah yang berwenang, agar

dapat melakukan langkah-langkah yang dapat mengatasi berbagai

persoalan yang timbul akibat dari munculnya berbagai aliran yang dapat

meresahkan masyarakat..

3. Untuk memperkaya khazanah keilmuan, khususnya di bidang sosial

keagamaan.

H. Metodologi Penelitian.

Untuk memberikan kemudahan kepada penulis dalam penelitian ini,

penulis melakukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

1. Metode dan Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

metode kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian penelitian lapangan

(field research).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini diklasifikasikan pada sumber data primer dan

sumber data sekunder. Sumber data primer, yaitu sumber data yang

memberikan data langsung dari lapangan. Data primer penulis peroleh dari

hasil wawancara dengan para informan yang berasal dari Desa Pondok Udik,

dengan jumlah 20 orang. Sedangkan sumber data sekunder, yaitu data yang

mendukung akan tertulisnya laporan ini yang beradal dari buku, makalah,

jurnal, koran, maupun website. Kemudian yang menjadi sasaran (subjek) dari

Page 30: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

penelitian ini adalah masyarakat Pondok Udik, desa di mana Kampus Al-

Mubarok tempat kegiatan Jemaah Ahmadiyah berada.

3. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat beberapa langkah dalam teknik pengumpulan data, antara

lain:

a. Observasi

Observasi adalah sebuah metode ilmiah berupa pengamatan dan

pencatatan secara sistematik mengenai fenomena-fenomena yang

diselidiki.15

Lebih jauh observasi adalah mengamati dan mendengar dalam

rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena

sosial keagamaan (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda-benda dan

simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu. Hal yang dilakukan dalam

teknik ini adalah mencatat, merekam kemudian memotret fenomena

tersebut guna mendapatkan keabsahan.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi partisipatoris

terhadap masyarakat yang berada di sekitar kampus Jemaah Ahmadiyah

Al-Mubarok Parung Bogor. Dalam observasi tersebut, penulis berinteraksi

dengan masyarakat guna mendapatkan gambaran yang penulis inginkan

untuk penyusunan penelitian ini.

b. Wawancara (interview)

Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan tokoh

masyarakat yang ada di sekitar Kampus Al-Mubarok Parung Bogor Jawa

Barat. Selain itu juga penulis mewawancarai pemerintah setempat, baik itu

15

Imam Suprayogo dan Tobroni, Misi Metodologi Penelitian Sosial-Agama

(Bandung:Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet ke-1, h. 167.

Page 31: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

dari pihak kelurahan maupun RT/RW setempat untuk mencari informasi

yang diperlukan dalam penelitian.

4. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada di

sekitar kampus Jemaah Ahmadiyah Al-Mubarok Parung Bogor. Adapun

dalam penelitian ini penulis mengambil 20 orang sebagai informan, untuk

mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

5. Teknik Analisa Data

Untuk mendapatkan hasil yang valid, sehingga menjadi sebuah

laporan penelitian, penulis akan memilih data yang sesuai dengan

kebutuhan penelitian. Data yang dikumpulkan melalui daftar pertanyaan

yang penulis jadikan pedoman wawancara, kemudian diajukan ke

informan dengan melakukan wawancara, akan dianalisa dengan

menggunakan analisis kualitatif. Data-data yang penulis peroleh, akan

penulis analisa dengan menggunakan kerangka teori yang penulis

cantumkan di bab II.

6. Teknik penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan

buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)

karangan Hamid Nasuhi et.al. yang diterbitkan oleh CeQDA tahun 2007.

I. Sistematika Penulisan

Laporan penulisan penelitianini ditulis dengan sistematika sebagai berikut:

Page 32: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Teori, yang membahas tentang pengertian respon, teori

interaksi, dan masyarakat yang terdiri dari pengertian masyarakat

dan tipe-tipe masyarakat.

Bab III Gambaran Umum Lokasi Penelitian, yang membahas tentang

kondisi geografis desa, kondisi sosial demografis yang terdiri dari:

kondisi ekonomi, kondisi pendidikan, kondisi sosial keagamaan,

Bab IV Ahmadiyah dan Masyarakat, yang membahas tentang sejarah

singkat Ahmadiyah, respon masyarakat terhadap Ahmadiyah,

respon masyarakat terhadap tindakan anarkis pada Ahmadiyah,

respon masyarakat terhadap keputusan MUI mengenai pelarangan,

keberadaan Jamaah Ahmadiyah dan keagamaan masyarakat

Bab V Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran serta

dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran

pendukung.

Page 33: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

J. BAB II

K. KAJIAN TEORI

A. Pengertian Respon

Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan disebutkan bahwa “Respon adalah

reaksi psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu rangsang; ada yang bersifat

otonomis seperti refelks dan reaksi emosional langsung, ada pula yang bersifat

terkendali”.16

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Respon adalah

tangapan, rekasi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi, misal:

...masyarakat terhadap rencana perbaikan kampung sangat baik.17

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer disebutkan bahwa respon

adalah tanggapan atau; reaksi.18

Menurut Poerwadarminta, respon diartikan

sebagai tanggapan reaksi dan jawaban.19

Respon akan muncul dari penerimaan

pesan setelah sebelumnya terjadi serangkaian komunikasi.

Sedangkan menurut Ahmad Subandi, ia mengemukakan bahwa respon

sama dengan umpan balik (feed back) yang memiliki peranan atau pengaruh yang

besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.20

16

Save, D. Dogun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan

Kebudayaan Nusantara, 1997), Cet. Ke-1, h. 964 17

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 838 18

Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Englis Modern

Press, 1991), h. 1268 19

Poerwadarminta, Psikologi Komunikas,( Jakarta: UT, 1999), Cet. Ke-3, h. 43 20 Ahmad Subandi, Psikologi Sosial (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet. Ke-11, h. 50

Page 34: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Secara umum tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang

didapat (yang tertinggal) dari pengamatan. Jadi pengertian tanggapan adalah

gambaran ingatan dari pengamatan. Sejalan dengan pengertian tadi, Abu Ahmadi

menjelaskan arti tanggapan sebagai berikut: “Tanggapan sebagai salah satu fungsi

jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan

dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang waktu

pengamatan. Jadi jika proses pengamatan sudah berhenti, hanya kesannya saja.

Perinstiwa itu disebut sebagai “tanggapan”.21

Dalam pembahasan teori respon tidak lepas dari pembahasan proses teori

komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang

dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi.

Komunikasi menampakkan jalinan sistem yang utuh dan signifikan, sehingga

proses komunikasi hanya akan berjalan secara efektif dan efisien apabila unsur di

dalamnya terdapat keteraturan.22

Dengan demikian, respon sangat membantu dalam berkomunikasi. Dengan

adanya respon, terjadi timbal balik yang kemudian tercipta komunikasi dari satu

orang ke orang lain.

B. Teori Interaksi

Mengutip penjelasan Hazan Zaman, sebagaimana yang dikutip oleh

Ahmad Abrori, bahwa interaksi yang terjadi antara mayoritas-minoritas adalah

karena ada relasi kuasa timpang yang ditandai dengan penindasan, diskriminasi

21

Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet. Ke-3, h. 64 22

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: Rosda Karya,

1999), Cet. Ke-12, h. 18

Page 35: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

dan segregasi. Karena itu ia mengajukan beberapa tipe interaksi mayoritas-

minoritas yakni, asimetris, resiprokal, dan simetris.

Asimetris berarti mayoritas sangat mempengaruhi survival kelompok

minoritas. Biasanya ditandai dengan kekerasan fisik dan non-fisik antara

kelompok mayoritas terhadap minoritas. Resiprokal berarti saling member

masukan satu sama lain antara mayoritas dan minoritas. Dalam tipe ini muncul

biasanya interaksi yang relatf tidak bermasalah karena masing-masing mengakui

eksistensi satu sama lain, meskipun gesekan kecil-kecilan bisa saja terjadi.

Sementara simetris berarti satu sama lain hidup sendiri-sendiri, tidak ada saling

mempengaruhi dan interaksi yang terjadi tidak member keuntungan atau kerugian

antara yang satu terhadap yang lain.23

C. Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah kelompok-kelompok manusia yang saling terkait

oleh sistem-sistem, adat istiadat, ritus-ritus serta hukum-hukum khas, dan

hidup bersama, atau masyarakat merupakan terdiri dari individu-individu

yang secara berkelompok.24

Masyarakat bisa diartikan pula sebagai kelompok

manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk mencapai

tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita saling melihat dengan jelas

23

Ahmad Abrori, Merayakan Toleransi; Studi atas Masyarakat Pandeglang, Refleksi, Vol.

VIII, No. I, 2006 24

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi

Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001), Cet. Ke-1, hal. 34

Page 36: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

proyeksi individu sebagai keluarga, keluarga sebagai prosesnya, dan

masyarakat sebagai hasil dari proyeksi tersebut.

Secara sosiologis, masyarakat atau society dapat diartikan sebagai

kumpulan atau kelompok individu yang memiliki beberapa persamaan atau

kepentingan dan tujuan. Sementara proses menjadinya bentuk masyarakat

merupakan hasil dari interaksi yang dilakukan oleh individu-individu sebagai

anggotanya. Dalam interaksi tersebut akan terbentuk suatu sistem sosial yang

berdasarkan pada norma-norma yang disepakati oleh para anggota

masyarakat yang bersangkutan. Perilaku sosial tersebut dilakukan secara

berpola oleh seluruh invididu, sehingga melahirkan suatu kebudayaan yang

menjadi pedoman masyarakat pendukungnya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.25

Beberapa orang sarjana berusaha memberikan definisi masyarakat, di

antaranya:

a. Mac Iver dan Page, yang menyatakan bahwa, masyarakat adalah suatu

sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama

antara berbagai kelompok penggolongan dari pengawasan tingkah laku

serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah

ini kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan

sosial.

b. Ralp Linton, mengatakan bahwa masyarakat merupakan setiap

kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama

sehingga mereka dapat mengatur diri dan menganggap diri mereka

25

Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan (Jakarta: Gramedia,

2000), Cet. Ke-19, hal. 25

Page 37: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan

dengan jelas.

c. Selo Soemardjan, menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang

yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.26

Walaupun uraian definisi di atas berlainan, tetapi pada dasarnya isinya

sama, yaitu bahwa masyarakat memiiki unsur-unsur sebagai berikut:

a. Manusia yang hidup ersama. Di dalam ilmu-ilmu sosial, tidak ada suatu

ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa

jumlah manusia yang harus ada.

b. Bergaul atau bercampur dalam waktu yang cukup lama.

c. Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu

kesatuan.

d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan besama

menimbulkan kebudayaan oleh setiap anggota kelompok merasa dirinya

terikat satu dengan yang lainnya.27

Adapun dalam pengelompokan masyarakat, menurut F. Tonnies,

seorang ahli sosiologi, sebagaimana yang dikutip oleh Koentjaraningrat,

membedakan dua macam masyarakat berdasarkan azas hubungannya, yaitu

Gemeinschaft dan Gessellschaft.28

Yang dimaksud Gemeinschaft (paguyuban)

adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh

26

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1998),

Cet. Ke-25, hal. 26 27

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hal. 26 28

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Aksara Baru, 1980), Cet. Ke-2,

hal. 171

Page 38: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal.

Sedangkan Gesselschaft (patembayan) merupakan ikatan lahir yang bersifat

pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai bentuk fikiran

belaka (imaginary).29

2. Tipologi Masyarakat

Banyak para ahli mendefinisikan masyarakat berdasarkan kekhususan

ilmu yang mereka tekuni, misalnya para ahli sosiologi dan antropologi.

Dengan berbagai argumentasi mereka mendefinisikan masyarakat

berdasarkan versi mereka masing-masing. Sehingga pengertian masyarakat

sampai saat ini belum mendapatkan pengertian yang diterima oleh semua

pihak. Tetapi jika dipahami secara mendalam, pada dasarnya pendapat yang

mereka kemukakan tidak menimbulkan permaslahan yang cukup berarti,

karena pengertian tersebut hampir kesemuanya memberikan gambaran yang

sama mengenai pengertian masyarakat.

Dari uraian di atas, para ahli mencoba mengklasifikasi masyarakat

berdasarkan penelitian-penelitian yang mereka jalani. Sehingga setidaknya

bahwa masyarakat terbentuk berdasarkan kriteria tersebut.

Atas dasar ini penulis mencoba memberikan beberapa uraian

mengenai tipologi masyarakat yang dikemukakan oleh para ahli di bidangnya

masing-masing.

Elizabeth K. Nothingham membedakan 3 (tiga) tipe masyarakat, yakni

masyarakat yang terbelakang dari nilai-nilai sakral, masyarakat pra-industri

yang sedang berkembang dan masyarakat industri-sekuler.

29 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hal. 144

Page 39: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Masyarakat yang memiliki tipe pertama adalah masyarakat yang kecil,

terisolasi dan terbelakang. Setiap anggota tipe masyarakat ini bersama-sama

menganut agama yangs ama, oleh karena itu keanggotannya mereka dalam

masyarakat dan kelompok keagamaan adalah sama. Masyarakat tipe kedua,

tidak lagi terisolasi, dapat berubah dengan cepat, lebih luas daerahnya dan

lebih besar jumlah penduduknya, serta ditandai dengan tingkat perkembangan

teknologi yang lebih tinggi daripada masyarakat tipe pertama. Suatu

organisasi keagamaan yang biasanya menghimpun semua anggota memberi

ciri khas kepada tipe masyarakat ini, walaupun ia merupakan organisasi

formal yang terpisah dan berbeda, serta punya tenaga profesional sendiri.

Sedangkan masyarakat tipe ketiga adalah masyarakat yang terbuka, dinamika

masyarakat tinggi, perkembangan teknologi sangat maju dan berpengaruh

bagi kehidupan.30

30

Elizabeth K. Nothingham, Agama dan Masyarakat; Suatu Pengantar Sosiologi Agama

(Jakarta: Rajawali Press, 1994), Cet. Ke-5, hal. 51-62

Page 40: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Kondisi Geografis Desa

Desa Pondok Udik adalah merupakan salah satu desa yang berada di

wilayah kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Desa ini memiliki luas

323,4 Ha, dan berada di atas ketinggian 300 M di atas permukaan laut, serta curah

hujan rata-rata 2,314mm/tahun.

Desa Pondok Udik secara struktur wilayah terbagi dalam tiga (3) dusun, 7

Rukun Warga (RW), dan 21 Rukun Tetangga (RT) dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Jampang

2. Sebelah timur berbatasan dengan desa Tonjong

3. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Kemang

4. Sebelah barat berbatasan dengan desa Tegal

Untuk jarak tempuh desa Pondok Udik dengan instansi-instansi

pemerintahan daerah dan pemerintahan pusat sebagai berikut:

1. Ibu kota kecamatan Kemang 4 km

2. Ibu kota kabupaten Bogor 16 km

3. Ibukota propinsi Jawa Barat 120 km

4. Ibukota Negara Republik Indonesia 60 km31

Untuk memanfaatkan lahan atau tanah yang ada di desa Pondok Udik

Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor sebagai berikut:

31 Data Monografi Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor, 2008

Page 41: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

1. Pengembangan perumbahan 102,5 Ha

2. Pemukian dan pekarangan penduduk 160,2 Ha

3. Sawah dan empang 10 Ha

4. Ladang Huma 22 Ha

5. Jalan 3,4 Ha

6. Pemakaman 3,5 Ha

7. Perkantoran 15,6 Ha

8. Lapangan olah raga 1,5 Ha

9. Sarana pendidikan 3,5 Ha

10. Sarana peribadatan 1,3 Ha32

B. Kondisi Sosial Demografis

Penduduk desa Pondok Udik secara demografis tercatat berjumlah 7.404

jiwa dengan komposisi yaitu laki-laki sebanyak 3.733 jiwa, perempuan 3.671

jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.957 KK. Adapun

kepadatan penduduk di desa Pondok Udik yaitu rata-rata 69 jiwa per-km.

Mengenai rentang usia penduduk desa Pondok Udik adalah sebagai

berikut:

Tabel 1

Rentang Usia Penduduk Desa Pondok Udik

No. Usia Laki-laki Perempuan Jumlah Prosentase

1 0 – 1 79 74 153 2

32 Data Monografi Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor, 2008

Page 42: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

2 1 – 5 237 191 425 6

3 5 – 6 374 305 697 9

4 7 – 12 493 382 875 12

5 13 – 15 327 237 564 7.5

6 16 – 21 351 334 685 9

7 22 – 59 1.749 1.994 3.743 50,5

8 60 > atas 123 154 277 4

Jumlah 3.733 3.671 7.404 100

1. Kondisi Ekonomi

Berkenaan dengan keadaan ekonomi penduduk, tidak terlepas dari

mata pencaharian penduduk yang bersangkutan. Berikut ini adalah mata

pencaharian penduduk desa Pondok Udik Kecamatan Kemang Kabupaten

Bogor Jawa Barat:33

Tabel 2

Mata Pencaharian Penduduk Desa Pondok Udik

No. Mata Pencaharian Jumlah (orang)

1 Petani 234

2 Pedagang 543

3 Pegawai Negeri 21

4 TNI/Polri 8

33 Data Monografi Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor, 2008

Page 43: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

5 Pensiunan/Prunawirawan 35

6 Pegawai Swasta 564

7 Buruh pabrik 687

8 Wiraswastawan/pengusaha 53

9 Buruh harian lepas 397

10 Pengrajin 25

11 Tukang bangunan 40

12 Penjahit 4

13 Tukang Las 6

14 Tukang ojek 35

15 Bengkel 8

16 Sopir/pengemudi 29

17 Lain-lain 186

2. Kondisi Pendidikan

Berikut ini adalah tingkat pendidikan penduduk desa Pondok Udik

Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat:34

Tabel 3

Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pondok Udik

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase

1 Tidak tamat SD/sederajat 2.493 35,5

34 Data Monografi Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor, 2008

Page 44: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

2 Tamat SD/sederajat 2.157 30,5

3 Tamat SLTP/sederajat 1.131 16

4 Tamat SLTA/sederajat 1.145 16,2

5 Tamat akademi/sarjana muda 83 1,2

6 Tamat perguruan tinggi/S1 12 0,01

7 Tamat perguruan tinggi/S2 7 0,09

8 Tamat perguruan tinggi/S3 4 0,05

3. Kondisi Sosial Keagamaan

Secara umum kondisi social politik serta ketentraman dan ketertiban

wilayah desa Pondok Udik cukup terkencali, dalam hal ini politik warga

masyarakat dapat tersalurkan sesuai dengan aspirasinya, seiring dengan

bergulirnya reformasi dan banyaknya partai politik yang berkembang di masa

sekarang.

Adapun hasil pemilihan kepada daerah yang dilaksanakan pada tahun

2008 yaitu:35

a. Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat

1) Jumlah hak pilih berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) : 4.841

2) Jumlah hak pilih yang melaksanakan pemilihan : 3.067

3) Jumlah hak pilih yang tidak hadir : 1.774

b. Pemilihan bupati Bogor putaran ke 1 dan ke 2 sebagai berikut:

1) Pemilihan bupati Bogor putaran ke-1

35 Data Monografi Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor, 2008

Page 45: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

a) Jumlah hak pilih berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) : 5.271

b) Jumlah hak pilih yang melaksanakan pemilihan : 3.283

c) Jumlah hak pilih yang tidak hadir : 1.988

2) Pemilihan bupati Bogor putaran ke-2

a) Jumlah hak pilih berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) : 5.396

b) Jumlah hak pilih yang melakukan pemilihan : 3.027

c) Jumlah hak pilih yang tidak hadir : 2.369

Secara kelembagaan, lembaga-lembaga yang ada di desa Pondok Udik

dan telah disyahkan berdasarkan Surat Keputusan Desa Pondok Udik antara

lain, Lembaga Pertahanan dan Keamanan (LINMAS), Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Pemberdayaan dan

Kesejahteraan (PKK), dan Lembaga Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Adapun mengenai kehidupan beragama di desa Pondok Udik, selama

ini tidak terjadi masalah yang mengakibatkan gesekan sosial. Keberadaan

Ahmadiyah di desa ini pun, sebelum kasus perusakan kampus al-Mubarak,

juga tidak ada kejadian yang meresahkan masyarakat.

Berikut ini adalah jumlah penduduk desa Pondok Udik Kecamatan

Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat berdasarkan agama yang dianut:36

Tabel 4

Jumlah Penduduk Desa Pondok Udik berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah Prosentase

1 Islam 6.398 87,7

36 Data Monografi Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor, 2008

Page 46: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

2 Khatolik 192 2,6

3 Protestan 311 4,2

4 Budha 196 2,6

5 Hindu 141 2

6 Konghucu 71 0,9

Page 47: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

BAB IV

MASYARAKAT DAN AHMADIYAH

37

Dasar-dasar Hukum dan Legalitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia 38

A. Fajar Kurniawan, Teologi Kenabian Ahmadiyah (Jakarta: Rakyat Merdeka Books,

2006), h. 15

Page 48: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

39

Muslih Fathoni, Faham Mahdi Syiah dan Ahmadiah dalam Perspektif (Jakarta:

Grafindo Persada, 1994), Cet. Ke-2, h. 51 40 M. Mujeeb, the Indian Muslim (London: George Allah & Unwin Ltd, 1967), h. 225

Page 49: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

41

Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, h. 167 42

Fathoni, Faham Mahdi Syiah dan Ahmadiyah, h. 51 43

H.A.R. Gib, Aliran-Aliran Modern dalam Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1998), h. 105

Page 50: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

44

Masykur Hakm Kenapa Ahmadiyah Dihujat...? Jakarta: SDM Bina Utama, 2005), h.

18-19 45 A. Fajar Kurniawan, Teologi Kenabian Ahmadiyah, h. 16-17

Page 51: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

46

A. Fajar Kurniawan, Teologi Kenabian Ahmadiyah, h. 17 47

Abdul Halim Mahally, Benarkah Ahmadiyah Sesat..?, h. 38 48

Mirza Bashir Ahmad, Silsilah Ahmadiyah, terj. Abdul Muhid H.A. (Kemang: tp, 1997),

h. 71

Page 52: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

49 Mirza Bashir, Silsilah Ahamadiyah, h. 71

Page 53: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

50 A. Fazar Kurniawan, Teologi Kenabian Ahmadiyah, h. 25

Page 54: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

51

A. Fazar Kurniawan, Teologi Kenabian Ahmadiyah, h. 26 52 Penjelasan Jemaat Ahmadiyah, (Bogor: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 2005), h. 3

Page 55: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

53

Penjelasan Jemaat Ahmadiyah, h. 2 54

A. Fazar Kurniawan, Teologi Kenabian Ahmadiyah, h. 26 55 A. Fazar Kurniawan, Teologi Kenabian Ahmadiyah, h. 27

Page 56: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup
Page 57: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

56

Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, (Yogyakarta: LkiS, 2005), h.

103 57 Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, h. 104

Page 58: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

58

Abdul Halim Mahally, Benarkah Ahmadiyah Sesat...?, h. 65-66 59

Wienata Sirin, Tempat dan Peran Yesus di Hari Kiamat, Menurut Ajaran Islam, h. 43 60

Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah Indonesia, h. 105 61 Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah Indonesia, h. 84

Page 59: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

62

Masykur Hakim, Kenapa Ahmadiyah Dihujat (Jakarta: SDM Bina Utama, 2005), h. 31 63 Malfuzhat I, Kutipan Sabda-sabda Hz. Mirza Ghulam Ahmad, terj. MI 1992-1997

Page 60: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

64

Asep Burhanuddin, Ghulam Ahmad Jihad tanpa Kekerasan (Yogyakarta: LkiS, 2005),

h. 105-106

Page 61: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

65

Jamaluddin Syams (ed), Malfhuzat, (Bogor: Jemaat Islam Indonesia, 2000), III, h. 89 66 Asep Burhanuddin, Mirza Ghulam Ahmad Jihad tanpa Kekerasan, h. 121-122

Page 62: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

67

Abdul Halim Mahally, Benarkah Ahmadiyah Sesat?..h. 94-95 68 Marzanamah, Penjelasan dan Pembuktian Akidah Ahmaadiyah, h. 163

Page 63: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup
Page 64: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

69

Wawancara Pribadi dengan informan Asep, Bogor tanggal 12 April 2009 70 Wawancara pribadi dengan informan Dede Setiawan, Bogor tanggal 14 April 2009

Page 65: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

71

Wawancar a pribadi dengan informan Mufidz, Bogor tanggal 12 April 2009 72 Wawancara pribadi dengan informan Asep, Bogor tanggal 12 April 2009

Page 66: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

73

Wawancara pribadi dengan informan Burhan, Bogor tanggal 14 April 2009 74 Wawancara pribadi dengan informan Cecep Hidayat, Bogor tanggal 12 April 2009

Page 67: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

75

Wawancara pribadi dengan informan Cecep Hidayat, Bogor tanggal 12 April 2009 76 Wawancara pribadi dengan informan Dede Setiawan, Bogor tanggal 14 April 2009

Page 68: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup
Page 69: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

77

Wawancara pribadi dengan informan Juma’an, Bogor tanggal 12 April 2009 78 Wawancara pribadi dengan informan Hartanto, Bogor tanggal 12 April 2009

Page 70: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

79 Wawancara pribadi dengan informan Burhan, Bogor tanggal 14 April 2009

Page 71: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

80

Wawancara pribadi dengan informan Ujang Nurhohman, Bogor tanggal 12 April 2009 81 Wawancara pribadi dengan informan Endang Subana, Bogor tanggal 12 April 2009

Page 72: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

82

Ahmad Abrori, Merayakan Toleransi; Studi atas Masyarakat Pandeglang, Refleksi, Vol.

VIII, No. I, 2006 83 Wawancara pribadi dengan informan Cecep Hidayat, Bogor tanggal 12 April 2009

Page 73: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

84 Wawancara pribadi dengan informan Asep, Bogor tanggal 12 April 2009

Page 74: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

85

Wawancar a pribadi dengan informan Asep, Bogor tanggal 12 April 2009 86 Wawancara pribadi dengan informan DS, Bogor tanggal 14 April 2009

Page 75: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

87

Wawancara pribadi dengan informan B, Bogor tanggal 14 April 2009 88

Wawancara pribadi dengan informan Cecep Hidayat, Bogor tanggal 12 April 2009 89 Wawancara pribadi dengan informan Mufidz, Bogor tanggal 14 April 2009

Page 76: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

90

Wawancara pribadi dengan informan Asep, Bogor tanggal 12 April 2009 91 Wawancara pribadi dengan informan Burhan, Bogor tanggal 14 April 2009

Page 77: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

92 Wawancara pribadi dengan informan Juma’an, Bogor tanggal 12 April 2009

Page 78: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa

persepsi masyarakat Desa Pondok Udik mengenai keberadaan Jemaah Ahmadiyah

tentang interaksi sosial di antara mereka ternyata baik-baik saja. Dengan kata lain,

bahwa interaksi yang terjadi antara masyarakat Pondok Udik, di Kampus Al-

Mubarok berada, dengan anggota Jemaah Ahmadiyah berlangsung tanpa ada

perselisihan yang berart. Anggota Jemaah Ahmadiyah terbiasa berbaur dan

berinteraksi dengan masyarakat. Tidak ada perselisihan antara masyarakat Desa

Udik dan anggota Jemaah Ahmadiyah. Begitu juga saat terjadi perusakan Kampus

Al-Mubarok, masyarakat Desa Udik tidak terlibat dalam perusakan tersebut,

namun mereka juga tidak bisa berbuat banyak. Interaksi ini tercipta karena adanya

sikap saling menghargai antara satu komunitas dengan yang lainya.

Sebagai bagian dari sikap saling hormat-menghormati, demikianlah yang

terjadi pada masyarakat Pondok Udik, di mana kampus Al-Mubarok berada.

Masyarakat menghormati anggota Jemaah Ahmadiyah, dengan tidak mengganggu

atau mencampuri urusan mereka, terutama dalam soal ajaran keagamaan.

Demikian juga sebaliknya, Jemaah Ahmadiyah juga tidak memaksa masyarakat

Pondok Udik untuk menerima doktrin ajaran mereka.

B. Saran-saran

Page 79: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya ada penelitian lebih lanjut mengenai hubungan masyarakat

dengan anggota Jemaah Ahmadiyah.

2. Bagi pemerintah, hendaknya memperhatikan masalah-masalah yang

berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat, namun dengan tidak

mencampur-adukkan masalah pribadi dengan masalah Negara.

3. Perlunya peningkatan sikap toleransi di antara masyarakat, baik antar-

agama maupun intra-agama demi terciptanya kondisi masyarakat yang

rukun dan dinamis, sehingga dapat mencegah timbulnya berbagai konflik

yang diakibatkan oleh sikap intoleran di dalam masyarakat.

Page 80: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

DAFTAR PUSTAKA

Abrori, Ahmad, Merayakan Toleransi; Studi atas Masyarakat Pandeglang,

Refleksi, Vol. VIII, No. I, 2006

Ahmad, Mirza Bashir, Silsilah Ahmadiyah, terj. Abdul Muhid H.A. (Kemang: tp, 1997)

Burhanuddin, Asep, Ghulam Ahmad Jihad tanpa Kekerasan (Yogyakarta: LkiS,

2005)

Dasar-dasar Hukum dan Legalitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia

Djamaluddin, M. Amin, Ahmadiyah & Pembajakan al-Qur’an, (Jakarta: LPPI,

2005), Cet. Ke-6

Djamaluddin, Muhammad, Religiusitas dan Stress Kerja pada Polisi

(Yogyakarta: UGM Press, 1995)

Fathoni, Muslih, Faham Mahdi Syiah dan Ahmadiah dalam Perspektif (Jakarta:

Grafindo Persada, 1994), Cet. Ke-2

Gerakan Ahmadiyah Indonesia Minta Dibedakan Dengan JAI, artikel diakses

dari 2008 Agustus 20 tanggal -indonesia-ahmadiyah-gerakan/15/1/2008/arc/id.co.antara.www://http

/jai-dengan-dibedakan-minta

Gibb, H.A.R., Aliran-Aliran Modern dalam Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998)

Hakim, Masykur, Kenapa Ahmadiyah Dihujat...? Jakarta: SDM Bina Utama,

2005)

Hariadi, Ahmad, Mengapa Saya Keluar dari Ahmadiyah Qodiyan, (Singapura:

PERIPENSIS, 1987), Cet. Ke-1

Iqbal, Sir Muhammad, Islam dan Ahmadiyah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet.

Ke-1

Johnson, Dyle Paul, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta: Gremedia, 1984

Kahmad, Dadang, Sosiologi Agama, (Bandung:Remaja Rosda Karya,2000)

Page 81: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Kurniawan, A. Fajar, Teologi Kenabian Ahmadiyah (Jakarta: Rakyat Merdeka

Books, 2006)

Mujeeb, M., the Indian Muslim (London: George Allah & Unwin Ltd, 1967)

Munarman, Menyoal Logika Ham Pembela Ahmadiyah, artikel diakses tanggal 20 Agustus 2008 dari http://hizbut-tahrir.or.id/2008/05/02/menyoal-logika-

ham-pembela-ahmadiyah/

Malfuzhat I, Kutipan Sabda-sabda Hz. Mirza Ghulam Ahmad, terj. MI 1992-1997

Nurdin, M. Amin, Strategi Kerukunan Antarumat Beragama Berbasis Teknologi

Informasi, artikel tidak diterbitkan

Penjelasan Jemaat Ahmadiyah, (Bogor: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 2005),

Puspito, Hendro, Sosiologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 2000), Cet. Ke-16

Robertson, Roland, Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis (Jakarta:

PT Rajawali Press, 1988)

artikel diakses dari , SKB Ahamdiyah Sebaiknya Dikaji Ulang

1260=id_news&view_news=menu&id=lang?php.page/id.or.nu.www//:http

52009 Januari 12 tanggal

Smart, Ninian, The World’s Religions (United Kingdom: Cambridge University Press, 1998), Cet. Ke-2

Soekanto, Soerjono, Kamus Sosiologi (Jakarta: CV. Rajawali Press, 1993)

Suprayogo, Imam dan Tobroni, Misi Metodologi Penelitian Sosial-Agama,

(Bandung:Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet ke-1

Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004)

Syams, Jamaluddin, (ed), Malfhuzat, (Bogor: Jemaat Islam Indonesia, 2000), III

Zulkarnain, Iskandar, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, (Yogyakarta: LkiS,

2005)

Wawancara:

Wawancara pribadi dengan informan Asep

Wawancara pribadi dengan informan Burhan

Wawancara pribadi dengan informan Cecep Hidayat

Page 82: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Wawancara pribadi dengan informan Dede Setiawan

Wawancara pribadi dengan informan Endang Subana

Wawancara pribadi dengan informan Hartanto

Wawancara pribadi dengan informan Juma’an

Wawancara pribadi dengan informan Mufidz

Wawancara pribadi dengan informan Ujang Nurohman

Page 83: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Hasil wawancara

Nama informan : Asep

Tanggal wawancara : 12 April 2009

1. Apakah anda penduduk asli desa Pondok Udik?

Ya, saya asli orang sini.

2. Tahukah anda keberadaan Jamaah Ahmadiyah?

Ya, saya tahu. Tapi kalau masuk ke dalamnya belum pernah. Dan saya tidak

terlalu memiliki keinginan untuk masuk ke dalamnya

3. Bagaimana sikap anda terhadap anggota Jamaah Ahmadiyah?

Kalau saya sih biasa-biasa saja sama mereka. Kita mah hidup sewajarnya,

selayaknya manusia bertetangga.

4. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah anda berinteraksi dengan mereka?

Terkadang saja.

5. Bagaimana proses interaksi tersebut?

Tidak ada yang aneh. Yah seperti mas kalau hidup bertetangga.

6. Dalam kehidupan beragama, apakah anda sering berhubungan dengan

mereka?

Kalau masalah agama mah, mereka sendiri-sendiri aja. Kami tidak pernah

diundang dalam acara-acara keagamaan mereka, atau melakukan ibadah di

tempat ibadah mereka. Demikian juga sebaliknya, anggota Jemaah

Ahmadiyah juga tidak pernah saya lihat shalat di masjid kampung. Saat kami

mengadakan pengajian memperingati hari-hari besar Islam, lalu mengundang

Jemaah Ahmadiyah untuk hadir, mereka tidak pernah hadir

7. Dalam merayakan hari-hari besar Islam, apakah anda terlibat dengan aktivitas

mereka?

Page 84: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Sering juga masyarakat sini mengundang mereka dalam merayakan hari-hari

besar Islam, seperti maulid nabi, isra’ mi’raj dan lain sebagainya. Lebih

seringnya mereka nggak datang. Mungkin sudah ada acara sendiri.

8. Apakah anda mendapatkan doktrin dari Jamaah Ahmadiyah?

Nggak pernah.

9. Selama ini, adakah ajaran atau doktrin dari Jamaah Ahmadiyah yang anda

anut?

Tidak ada

10. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan sosial Jamaah Ahmadiyah?

Biasa saja. Mereka tidak terlihat mengucilkan diri dari masyarakat sekitar.

Mereka juga berbaur kok.

11. Apakah anda menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka? Bisa sebutkan contohnya?

Menurut saya, Jemaah Ahmadiyah itu tidak mengganggu keberadaan kami.

Setahu saya, mereka tidak banyak bergaul dengan masyarakat. Mereka

cenderung hanya bergaul dengan kelompok mereka sendiri. Jarang sekali

saya lihat mereka berbincang-bincang dengan masyarakat di sekitar sini.

Paling-paling mereka hanya lewat saja kalau ada keperluan di luar kampus

12. Selama ini adakah perhatian dari pemerintah maupun masyarakat terhadap

anggota Jamaah Ahmadiyah?

Kalau perhatian dari pemerintah sih ada. Lha itu, MUI mengeluarkan fatwa

pelarangan penyebaran ajaran Ahmadiyah, kan sudah merupakan bentuk

perhatian pemerintah mengenai keberadaan Jemaah Ahmadiyah. Kalau dari

masyarakat sih, karena tidak ada pengaruh yang negatif dari keberadaan

mereka, masyarakat di sini tidak pernah usil atau pun berusaha untuk ikut

campur urusan mereka. Buktinya, waktu pengrusakan kampus Al-Mubarok,

masyarakat di sini tidak ada yang ikut. Mereka hanya diam saja

13. Tahukah anda fatwa MUI mengenai Jamaah Ahmadiyah?

Kurang tahu ya. Kalau saya boleh ngasih saran, pemerintah nggak usah lah

ngurusin masalah agama. Itu kan sudah menjadi urusan pribadi masing-

masing, asal tidak mengganggu dan meresahkan orang lain, biarin saja. Lebih

baik pemerintah mengurusi hal-hal yang menyangkut kebutuhan rakyat

Page 85: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

banyak, seperti kemiskinan dan kebutuhan bahan pokok. Mas tau sendiri kan,

kalau harga sembako paling gampang naiknya, tapi turunnya susah banget.

Kita kan semakin susah jadinya. Eh.. ini malah direpotin masalah

kepercayaan

14. Setahu anda, apa fatwa MUI tersebut?

Kalau lihat berita di tv fatwanya bahwa Ahmadiyah adalah golongan yang

sesat, yang tidak boleh ada di Indonesia.

15. Sebagai anggota masyarakat, bagaimana anda memperlakukan anggota

Jamaah Ahmadiyah sebelum terjadinya perusakan kampus Al-Mubarok?

Kami memperlakukan mereka dengan baik. Saat terjadi perusakan pun saya

tidak ikut-ikutan. Tapi tidak juga bisa nolong mereka.

16. Setelah terjadinya kasus perusakan tersebut, bagaimana sikap anda?

Tetap sama, seperti sebelum terjadinya perusakan.

17. Apa yang dapat anda tarik pelajaran dari kejadian tersebut?

Masyarakat kita masih belum bisa hidup berdampingan dengan orang yang

beda golongan. Menurut saya, masing-masing orang punya hak untuk

memilih suatu ajara. Selama tidak mengganggu orang lain, kenapa kita juga

harus mengganggu mereka.

18. Apa pandangan anda tentang hidup rukun dengan sesama warga negara?

Ya itu tadi. Sebagai masyarakat yang hidup dengan orang lain, kita harus

saling menghargai segala perbedaan.

19. Bisakah anda jelaskan pandangan anda mengenai keberadaan Jamaah

Ahmadiyah tersebut?

Mereka juga manusia, yang patut mendapatkan perlakuan yang sama

sebagaiman orang pada umumnya. Kalau akidah atau ajaran mereka sesat, itu

kan urusan mereka, bukan urusan kita.

Page 86: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Hasil Wawancara

Nama informan : Burhan

Tanggal Wawancara : 14 April 2009

20. Apakah anda penduduk asli desa Pondok Udik?

Ya, saya lahir di desa ini.

21. Tahukah anda keberadaan Jamaah Ahmadiyah?

Tahu

22. Bagaimana sikap anda terhadap anggota Jamaah Ahmadiyah?

Kalau menurut saya mah, orang Ahmadiyah sebenarnya baik-baik saja kok.

Mereka tidak suka usil dengan kehidupan kita, apalagi mencampuri urusan

masyarakat di sini. Hanya saja memang mereka sedikit tertutup jika

berkenaan dengan masalah akidah. Yah, saya nggak terlalu mengerti

bagaimana akidah itu. Mungkin saya hanya tahu sedikit dari nonton berita di

TV kalau akidah mereka itu tidak sesuai dengan akidah kebanyakan pemeluk

agama di Indonesia

23. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah anda berinteraksi dengan mereka?

Ya, sering kami ngobrol masalah sehari-hari atau topik-topik yang sering

diberitakan di tv. Kami jarang sekali membahas masalah agama atau akidah.

Yah, seperti orang-orang pada umumnya lah.

24. Bagaimana proses interaksi tersebut?

Tidak ada yang aneh. Wajar-wajar saja.

25. Dalam kehidupan beragama, apakah anda sering berhubungan dengan

mereka?

Yah kalau dalam hal agama mah kita masing-masing aja. Dulu kami sering

kalau lagi ada tahlilan atau selamatan mengundang mereka, tapi pada nggak

datang. Ya udah, pas kami ada acara tahlilan atau selamatan kami jarang

mengundang mereka

26. Dalam merayakan hari-hari besar Islam, apakah anda terlibat dengan aktivitas

mereka?

Page 87: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Tidak, saya belum pernah datang ke dalam perayaan hari-hari besar yang

diadakan oleh mereka. Selain karena tidak diundang, juga jarang saya dengar

mereka mengadakan perayaan hari-hari besar Islam.

27. Apakah anda mendapatkan doktrin dari Jamaah Ahmadiyah?

Tidak pernah.

28. Selama ini, adakah ajaran atau doktrin dari Jamaah Ahmadiyah yang anda

anut?

Tidak ada.

29. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan sosial Jamaah Ahmadiyah?

Masih normal-normal saja. Tidak ada yang melenceng, atau tidak sesuai

dengan norma yang berlaku di masyarakat. Mereka bersikap baik dengan

masyarakat.

30. Apakah anda menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka? Bisa sebutkan contohnya?

Tidak pernah saya menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka. Kalau disuruh menyebutkan contohnya ya saya tidak tahu, kan belum

pernah menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan mereka.

31. Selama ini adakah perhatian dari pemerintah maupun masyarakat terhadap

anggota Jamaah Ahmadiyah?

Setahu saya tidak pernah ada. Yang ada juga itu, pemberian fatwa dari MUI

yang menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah ajaran sesat dan dilarang di

Indonesia. Selain itu saya tidak pernah dengar.

32. Tahukah anda fatwa MUI mengenai Jamaah Ahmadiyah?

Saya tahu kalau Ahmadiyah itu dilarang oleh MUI dari TV. Tahunya sih

nggak lama ini mas. Ya… pas terjadi kerusuhan di Monas itu. Kan habis itu

TV banyak memberitakan masalah tersebut, dan salah satunya ya mengenai

fatwa MUI tentang pelajaran Ahmadiyah itu

33. Setahu anda, apa fatwa MUI tersebut?

Ya itu tadi, Ahmadiya adalah aliran sesat, dan tidak boleh tumbuh dan

berkembang di Indonesia.

34. Sebagai anggota masyarakat, bagaimana anda memperlakukan anggota

Jamaah Ahmadiyah sebelum terjadinya perusakan kampus Al-Mubarok?

Page 88: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Saat terjadi perusakaan kampus Al-Mubarok, saya diam saja di rumah. Saya

tidak ikut merusak, tetapi di sisi yang lain saya juga tidak bisa mencegah

orang-orang itu merusak kampus. Menurut saya apa yang dilakukan orang-

orang yang merusak kampus tersebut merupakan tindakan yang melanggar

hak-hak orang lain. Alangkah lebih baik, kalau kita saling menghargai,

meskipun dengan orang yang berbeda keyakinan dengan kita

35. Setelah terjadinya kasus perusakan tersebut, bagaimana sikap anda?

Saya masih menghormati mereka. Karena bagi saya, meskipun ajaran yang

mereka percayai menurut MUI adalah sesat, tapi bagi saya, sebagai manusia,

tetap harus menghormati keberadaan orang lain. Dengan yang beda agama

saja saya hormat, apalagi dengan orang yang masih Islam, meskipun mereka

berbeda kepercayaan dalam beberapa hal.

36. Apa yang dapat anda tarik pelajaran dari kejadian tersebut?

Setelah terjadinya perusakan kampus Ahmadiyah, sebenarnya saya sedih.

Karena Indonesia, sebagai salah satu Negara yang mempunyai penduduk

muslim terbesar di dunia, masih belum bisa menerapkan sikap saling

menghormati dengan aliran atau agama lain. Kita sering kali menggunakan

cara-cara kekerasan untuk menunjukkan ketidaksukaan kita terhadap

kelompok lain.

37. Apa pandangan anda tentang hidup rukun dengan sesama warga negara?

Hidup rukun menurut saya sebagai sesama warga Negara adalah hidup

berdampingan dengan damai dan sentosa, tidak perlu ada pertengkaran atau

pun perselisihan yang didasarkan atas perbedaan keyakinan dan agama.

Negara kita kan Negara yang mengakui agama-agama lain selain agama

Islam. Jadi ya harus menghormati keberadaan mereka. Jangan suka menang

sendiri, mentang-mentang jumlah kita paling banyak. Bayangkan kalau

seandainya kita tinggal di suatu daerah di mana jumlah kita sedikit.

38. Bisakah anda jelaskan pandangan anda mengenai keberadaan Jamaah

Ahmadiyah tersebut?

Demikian juga dengan Ahmadiyah. Mengenai kesesatan ajaran mereka, saya

rasa saya tidak berhak untuk menentukannya. Maklum, saya kan bukan orang

pinter atau sarjana yang bisa menilai ini sesat, itu tidak sesat. Bagi saya, yang

Page 89: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

penting adalah hidup rukun. Hidup sudah susah kok malah dipersulit dengan

adanya perselisihan karena perbedaan ajaran dan keyakinan.

Page 90: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Hasil wawancara

Nama Informan : Cecep Hidayat

Tanggal Wawancara : 12 April 2009

39. Apakah anda penduduk asli desa Pondok Udik?

Bukan, saya bukan asli penduduk desa pondok Udik. Saya dari Bogor, tapi

sudah sekitar 10 tahun saya tinggal di desa ini.

40. Tahukah anda keberadaan Jamaah Ahmadiyah?

Tahu, tapi tidak begitu banyak. Yang saya tahu bahwa di desa ini ada kampus

yang digunakan untuk kegiatan Jemaah Ahmadiyah.

41. Bagaimana sikap anda terhadap anggota Jamaah Ahmadiyah?

Biasa saja sih. Tidak ada perasaan yang berlebihan atau ketakutan.

42. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah anda berinteraksi dengan mereka?

Lumayan juga. Seringkalinya saya bergaul dengan mereka kalau ada acara-

acara desa yang bersifat sosial, seperti kerja bakti atau kegiatan-kegiatan

sosial lainnya.

43. Bagaimana proses interaksi tersebut?

Awalnya canggung juga, tapi lama-kelamaan mereka tidak berbeda jauh

dengan kita kok. Ya, seperti masyarakat pada umumnya.

44. Dalam kehidupan beragama, apakah anda sering berhubungan dengan

mereka?

Kalau mas bertanya kepada saya bagaimana pendapat saya tentang Jemaah

Ahmadiyah, saya jawab bahwa mereka seperti anggota masyarakat pada

umumnya. Kalau kami mengadakan kerja bakti di desa, seperti bersih-bersih

desa, atau acara-acara sosial, seperti hajatan dan mengundang anggota

Jemaah Ahmadiyah, mereka datang kok. Jarang sekali jika ada undangan

acara-acara sosial tersebut anggota Jemaah Ahmadiyah yang tidak datang.

Mereka sangat menghormati keberadaan kami, dengan menghadiri undangan-

undangan tersebut. Hanya saja, kalau kami mengadakan acara keagamaan,

seperti pengajian memperingati hari besar Islam, dan kami mengundang

mereka, dengan halus mereka menyatakan ketidaksediaan mereka untuk

Page 91: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

mengikuti acara tersebut. Saya kurang tahu alasan tepatnya apa. Tapi saya

juga harus menghormati mereka juga dong

45. Dalam merayakan hari-hari besar Islam, apakah anda terlibat dengan aktivitas

mereka?

Pernah sih saya coba nanya kepada mereka, kenapa tidak mau menghadiri

acara pengajian yang diadakan oleh masyarakat? Pernah saya dengar bahwa

hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran mereka. Setelah mendengar jawaban

itu saya tidak mau mencari tahu lebih jauh. Itu kan hak mereka juga. Dan

saya menghormati keyakinan mereka tersebut

46. Apakah anda mendapatkan doktrin dari Jamaah Ahmadiyah?

Kalau selama bergaul dengan mereka, saya jarang bahkan tidak pernah

mendengar mereka membicarakan tentang ajaran Ahmadiyah.

47. Selama ini, adakah ajaran atau doktrin dari Jamaah Ahmadiyah yang anda

anut?

Tidak ada mas.

48. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan sosial Jamaah Ahmadiyah?

Wajar-wajar saja. Tidak ada yang aneh-aneh atau yang menakutkan.

49. Apakah anda menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka? Bisa sebutkan contohnya?

Saya pribadi tidak pernah menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan

sosial anggota Jemaah Ahmadiyah. Mereka biasa-biasa saja kok, tidak ada

yang aneh-aneh. Kalau anda menyangka ada yang aneh dengan kehidupan

sosial mereka, anda salah. Selama saya bergaul dengan mereka, semuanya

berlangsung biasa-biasa saja

50. Selama ini adakah perhatian dari pemerintah maupun masyarakat terhadap

anggota Jamaah Ahmadiyah?

Setahu saya pemerintah kurang begitu perhatian dengan urusan beginian mas.

51. Tahukah anda fatwa MUI mengenai Jamaah Ahmadiyah?

Saya tahu fatwa MUI yang melarang penyebaran Ahmadiyah di Indonesia ya

dari TV. Kalau dari radio atau pun koran, tidak kayaknya. Masalahnya saya

jarang baca koran mas

52. Setahu anda, apa fatwa MUI tersebut?

Page 92: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Ya masalah pernyataan bahwa Ahmadiyah adalah aliran yang sesat dan

dilarang penyebarannya di Indonesia.

53. Sebagai anggota masyarakat, bagaimana anda memperlakukan anggota

Jamaah Ahmadiyah sebelum terjadinya perusakan kampus Al-Mubarok?

Sebelum ada sekelompok orang yang merusak kampus Ahmadiyah tersebut,

saya berhubungan baik dengan mereka kok.

54. Setelah terjadinya kasus perusakan tersebut, bagaimana sikap anda?

Sama saja, justru saya lebih simpati dengan mereka dibandingkan dengan

orang-orang yang melakukan perusakan tersebut. Saat terjadinya perusakan

kampus, yang saya tahu, anggota Jemaah Ahmadiyah diam saja, tidak

melawan.

55. Apa yang dapat anda tarik pelajaran dari kejadian tersebut?

Masyarakat masih belum bisa menghargai keberadaan orang lain.

56. Apa pandangan anda tentang hidup rukun dengan sesama warga negara?

Pandangan saya tentang hidup rukun dengan sesama warga Negara,

khususnya di desa ini sudah baik. Masing-masing orang menghargai orang

lain. Kalau ada konflik gara-gara berbeda keyakinan atau agama, menurut

saya mereka masih belum mengerti benar tentang arti hidup rukun.

57. Bisakah anda jelaskan pandangan anda mengenai keberadaan Jamaah

Ahmadiyah tersebut?

Kalau saya pribadi menganggap mereka sama seperti masyarakat pada

umumnya. Mereka tidak menimbulkan dampak yang negatif terhadap warga

yang berada di sekitarnya.

Page 93: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Hasil wawancara

Nama Informan : Dede Setiawan

Tanggal Wawancara : 14 April 2009

58. Apakah anda penduduk asli desa Pondok Udik?

Ya, saya asli orang sini.

59. Tahukah anda keberadaan Jamaah Ahmadiyah?

Sebagian masyarakat di sini tahu kok kalau kampus itu adalah tempat

kegiatan Jemaah Ahmadiyah. Tapi orang-orang di sini tidak mau ikut campur

mengenai kegiatan yang mereka lakukan

60. Bagaimana sikap anda terhadap anggota Jamaah Ahmadiyah?

Saya pribadi berteman baik dengan beberapa anggota jamaah Ahmadiyah.

61. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah anda berinteraksi dengan mereka?

Ya.

62. Bagaimana proses interaksi tersebut?

Kalau ada orang yang menganggap bahwa anggota Jemaah Ahmadiyah itu

adalah orang yang tertutup dengan masyarakat sekitarnya, itu karena mereka

jarang bertemu dengan mereka. Wajar saja kalau banyak yang mengira bahwa

Jemaah Ahmadiyah tidak mau bergaul dengan masyarakat. Saya pribadi sih

tidak ada masalah. Mereka orangnya baik-baik kok. Tidak jahil, apalagi usil.

Kalau sudah begitu kan, kita juga tidak bakal mengganggu mereka

63. Dalam kehidupan beragama, apakah anda sering berhubungan dengan

mereka?

Kalau dalam kehidupan beragama saya jarang berhubungan dengan mereka.

Hal ini karena mereka melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan mereka di

dalam kampus.

64. Dalam merayakan hari-hari besar Islam, apakah anda terlibat dengan aktivitas

mereka?

Tidak, saya belum pernah terlibat dengan aktivitas anggota Jemaah

Ahmadiyah dalam merayakan hari-hari besar Islam.

65. Apakah anda mendapatkan doktrin dari Jamaah Ahmadiyah?

Page 94: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Tidak.

66. Selama ini, adakah ajaran atau doktrin dari Jamaah Ahmadiyah yang anda

anut?

Tidak ada.

67. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan sosial Jamaah Ahmadiyah?

Mereka berbaur dengan masyarakat. Ya, seperti anggota masyarakat pada

umumnya. Bertegur sapa, ngobrol, dan lain sebagainya.

68. Apakah anda menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka? Bisa sebutkan contohnya?

Belum pernah saya menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka.

69. Selama ini adakah perhatian dari pemerintah maupun masyarakat terhadap

anggota Jamaah Ahmadiyah?

Ya sudah seharusnya pemerintah memberikan perhatian terhadap masalah-

masalah yang menyangkut kepentingan rakyat banyak seperti masalah

Ahmadiyah ini. Dari TV, saya tahu informasi bahwa Ahmadiyah banyak

meresahkan masyarakat. Tapi secara pribadi saya tidak merasa demikian.

Cuma kalau memang hal itu sudah menyangkut rakyat, ya pemerintah harus

turun tangan untuk menyelesaikan. Biar nantinya masalah ini tidak menjadi

semakin parah, yang ujung-ujungnya kerugian yang paling banyak ya di

derita sama masyarakat itu sendiri

70. Tahukah anda fatwa MUI mengenai Jamaah Ahmadiyah?

Tahu

71. Setahu anda, apa fatwa MUI tersebut?

Bahwa ajaran Ahmadiyah termasuk ajaran sesat dan di larang penyebarannya

di Indonesia oleh Majlis Ulama Indonesia.

72. Sebagai anggota masyarakat, bagaimana anda memperlakukan anggota

Jamaah Ahmadiyah sebelum terjadinya perusakan kampus Al-Mubarok?

Saya pribadi memperlakukan mereka dengan baik. Karena tidak mungkin

memperlakukan buruk terhadap orang yang memperlakukan kita dengan baik.

73. Setelah terjadinya kasus perusakan tersebut, bagaimana sikap anda?

Tidak banyak berubah.

Page 95: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

74. Apa yang dapat anda tarik pelajaran dari kejadian tersebut?

Yang saya tarik dari kejadian itu adalah bahwa kita harus menghormati hak

orang lain.

75. Apa pandangan anda tentang hidup rukun dengan sesama warga negara?

Pandangan saya tentang hidup rukun dengan sesama warga Negara yaitu

dengan saling menghargai dan menghormati. Kalau kita sudah menghargai

dan menghormati orang lain, insya allah kita juga nanti akan dihargai dan

dihormati oleh orang lain.

76. Bisakah anda jelaskan pandangan anda mengenai keberadaan Jamaah

Ahmadiyah tersebut?

Pandangan saya terhadap keberadaan Jemaah Ahmadiyah di lingkungan saya

tidak menjadi masalah. Sampai saat ini saya belum menemukan efek negatif

dari keberadaan mereka.

Page 96: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Hasil wawancara

Nama Informan : Endang Subana

Tanggal Wawancara : 12 April 2009

77. Apakah anda penduduk asli desa Pondok Udik?

Bukan, saya pindahan dari Jakarta. Baru 3 tahunan saya tinggal di daerah sini.

78. Tahukah anda keberadaan Jamaah Ahmadiyah?

Tahu

79. Bagaimana sikap anda terhadap anggota Jamaah Ahmadiyah?

Setahu saya, mereka toleran kok. Tidak suka mengganggu orang lain atau

kelompok lain.

80. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah anda berinteraksi dengan mereka?

Agak kurang ya, karena saya harus kerja pagi-pagi sekali dan pulang ke

rumah pada malam hari. Kalau libur pun saya sering habiskan dengan

keluarga. Jadi frekuensi ketemu saya dengan Jemaah Ahmadiyah jarang.

81. Bagaimana proses interaksi tersebut?

Interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan anggota Jemaah Ahmadiyah

menurut saya wajar-wajar saja. Kami tidak pernah terlibat dalam perselisihan

apalagi pertengkaran. Menurut saya, hal tersebut disebabkan karena antara

kami dengan mereka bisa saling mengerti dan menghargai keberadaan

masing-masing

82. Dalam kehidupan beragama, apakah anda sering berhubungan dengan

mereka?

Jarang.

83. Dalam merayakan hari-hari besar Islam, apakah anda terlibat dengan aktivitas

mereka?

Belum pernah.

84. Apakah anda mendapatkan doktrin dari Jamaah Ahmadiyah?

Tidak.

85. Selama ini, adakah ajaran atau doktrin dari Jamaah Ahmadiyah yang anda

anut?

Page 97: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Tidak ada.

86. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan sosial Jamaah Ahmadiyah?

Menurut saya mereka orangnya supel, pandai dalam bergaul dan tidak suka

mengasingkan diri. Mereka membaur dengan masyarakat dan sering saya

lihat mereka terlibat dalam berbagai aktivitas sosial dengan masyarakat yang

ada di sekitar kampus mereka.

87. Apakah anda menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka? Bisa sebutkan contohnya?

Belum pernah saya menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka. Kalau begitu, saya juga tidak bisa memberikan contohnya.

88. Selama ini adakah perhatian dari pemerintah maupun masyarakat terhadap

anggota Jamaah Ahmadiyah?

Pemerintah, melalui MU, menurut saya sudah memberikan perhatian

mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kepercayaan. Namun setahu saya,

banyak juga lembaga-lembaga yang menentang fatwa yang dikeluarkan MUI

tersebut. Beberapa alasan yang saya tahu, karena hal tersebut merupakan hak

individu seseorang.

89. Tahukah anda fatwa MUI mengenai Jamaah Ahmadiyah?

Ya, saya tahu

90. Setahu anda, apa fatwa MUI tersebut?

Fatwanya adalah melarang penyebaran ajaran Ahmadiyah di Indonesia.

Bahkan beberapa program TV menyiarkan bahwa larangan tersebut sudah

pernah dikeluarkan beberapa puluh tahun yang lalu.

91. Sebagai anggota masyarakat, bagaimana anda memperlakukan anggota

Jamaah Ahmadiyah sebelum terjadinya perusakan kampus Al-Mubarok?

Sebelum terjadinya perusakan kampus, kalau kebetulan saya ketemu dengan

anggota Jemaah Ahmadiyah, saya menganggapnya seperti masyarakat pada

umumnya. Tidak ada perlakuan yang berbeda, apalagi mengucilkannya.

92. Setelah terjadinya kasus perusakan tersebut, bagaimana sikap anda?

Tetap sama.

93. Apa yang dapat anda tarik pelajaran dari kejadian tersebut?

Page 98: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Hal yang dapat saya tarik dari pelajaran tersebut adalah, bahwa diperlukan

sikap tenggang rasa dalam hidup bermasyarakat.

94. Apa pandangan anda tentang hidup rukun dengan sesama warga negara?

Selama ada sikap saling hormat-menghormati antar satu golongan dengan

golongan lain, maka perselisihan akan semakin kecil terjadi. Seperti dulu

yang diajarkan di masa Orde Baru, menurut saya ada benarnya juga.

95. Bisakah anda jelaskan pandangan anda mengenai keberadaan Jamaah

Ahmadiyah tersebut?

Mengenai keberadaan mereka, menurut saya selama tidak menimbulkan hal-

hal yang tidak mengganggu orang lain serta tidak meresahkan masyarakat,

mengapa harus dipersoalkan.

Page 99: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Hasil wawancara

Nama Informan : Hartanto

Tanggal Wawancara : 12 April 2009

96. Apakah anda penduduk asli desa Pondok Udik?

Saya bukan penduduk asli desa Pondok Udik. Saya dari Jawa, tapi sudah

tinggal di sini sekitar 8 tahunan.

97. Tahukah anda keberadaan Jamaah Ahmadiyah?

Tahu.

98. Bagaimana sikap anda terhadap anggota Jamaah Ahmadiyah?

Saya pribadi sih baik-baik saja mas terhadap anggota Jemaah Ahmadiyah.

99. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah anda berinteraksi dengan mereka?

Ya, tapi tidak setiap hari. Karena saya kan kerja, jadi ya kadang-kadang saja.

100. Bagaimana proses interaksi tersebut?

Biasanya sih kita ngobrol-ngobrol saja. Entah itu di warung, di pos ronda,

maupun di tempat-tempat yang jadi tempat masyarakat ngumpul.

101. Dalam kehidupan beragama, apakah anda sering berhubungan dengan

mereka?

Bisa dibilang belum pernah.

102. Dalam merayakan hari-hari besar Islam, apakah anda terlibat dengan aktivitas

mereka?

Sama mas, belum pernah.

103. Apakah anda mendapatkan doktrin dari Jamaah Ahmadiyah?

Tidak.

104. Selama ini, adakah ajaran atau doktrin dari Jamaah Ahmadiyah yang anda

anut?

Tidak ada.

105. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan sosial Jamaah Ahmadiyah?

Kalau masalah itu mereka orangnya baik-baik kok, tidak mudah membuat

orang kesal. Selama saya kenal dengan beberapa anggota Jemaah Ahmadiya,

yang saya tahu, saat kumpul dengan masyarakat, mereka biasa-biasa saja.

Page 100: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

106. Apakah anda menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka? Bisa sebutkan contohnya?

Belum pernah saya menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka.

107. Selama ini adakah perhatian dari pemerintah maupun masyarakat terhadap

anggota Jamaah Ahmadiyah?

Kalau perhatian sih saya kurang tahu. Kalau dari masyarakat, ya itu,

masyarakat tidak membeda-bedakan orang dalam bermasyarakat. Selama

orang itu baik, kita juga senang kenal dan dekat dengan mereka.

108. Tahukah anda fatwa MUI mengenai Jamaah Ahmadiyah?

Pernah dengar sih.

109. Setahu anda, apa fatwa MUI tersebut?

Kalau nggak salah tentang pelarangan penyebaran ajaran Ahmadiyah.

110. Sebagai anggota masyarakat, bagaimana anda memperlakukan anggota

Jamaah Ahmadiyah sebelum terjadinya perusakan kampus Al-Mubarok?

Waktu itu saya tidak bisa menolong mereka. Yang datang lalu merusak

kampus kan banyak banget mas. Nanti, bisa-bisa saya malah kena sasaran,

dianggap sebagai salah seorang anggota jemaah Ahmadiyah.

111. Setelah terjadinya kasus perusakan tersebut, bagaimana sikap anda?

Dulu saat terjadi perusakaan kampus Al-Mubarok, tidak ada satupun anggota

masyarakat Desa Udik yang ikut serta dalam perusakan tersebut. Yang kami

tahu, para pelaku perusakan adalah orang-orang yang berasal dari luar Desa

Udik. Saat terjadinya perusakan, masyarakat hanya bisa diam saja tanpa bisa

melakukan apapun. Kami tidak ingin terlibat perselisihan yang kami sendiri

tidak tahu apa akar permasalahannya

112. Apa yang dapat anda tarik pelajaran dari kejadian tersebut?

Hikmahnya, ya kita masih belum bisa hidup rukun. Terkadang saya mikir,

kalau kita itu rukunnya diam-diam saja. Padahal di dalam hati sering kali

benci atau tidak suka.

113. Apa pandangan anda tentang hidup rukun dengan sesama warga negara?

Hidup rukun itu ya hidup dengan orang lain atau kelompok lain dengan aman,

tidak ada pertikaian maupun perselisihan.

Page 101: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

114. Bisakah anda jelaskan pandangan anda mengenai keberadaan Jamaah

Ahmadiyah tersebut?

Selama ini keberadaan mereka baik-baik saja. Belum pernah saya mendengar

ada anggota Jemaah Ahmadiyah yang bikin ulah atau bikin onar di kampong.

Page 102: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Hasil wawancara

Nama Informan : Juma’an

Tanggal Wawancara : 12 April 2009

115. Apakah anda penduduk asli desa Pondok Udik?

Bukan, saya dari Boro.

116. Tahukah anda keberadaan Jamaah Ahmadiyah?

Tahu mas.

117. Bagaimana sikap anda terhadap anggota Jamaah Ahmadiyah?

Kalau boleh jujur mas, saya adalah salah seorang anggota Jemaah

Ahmadiyah.

118. Sejak kapan anda menjadi anggota Jemaah Ahmadiyah?

Sekitar lima tahun ada.

119. Dalam kehidupan beragama, apakah anda sering berhubungan dengan

masyarakat sekitar kampus?

Belum pernah. Kita kalau mengadakan kegiatan keagamaan, umumnya

diadakan masing-masing.

120. Dalam merayakan hari-hari besar Islam, apakah anda terlibat dengan aktivitas

masyarakat sekitar?

Demikian juga dengan perayaan keagamaan. Kami merayakannya sendiri.

Kalau harus diadakan bersama-sama, nanti takutnya kalau ada

ketidakcocokan justru membuat hubungan kita renggang dengan masyarakat.

121. Apakah anda mendapatkan doktrin dari Jamaah Ahmadiyah?

Ya.

122. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan sosial Jamaah Ahmadiyah?

Mas pasti heran ya, kalau saya anggota Jemaah Ahmadiyah? Memang banyak

orang yang memandang negative terhadap anggota Jemaah Ahmadiyah

setelah mereka menyaksikan berbagai berita yang berkaitan dengan kami.

Namun Mas bisa saksikan sendiri kan, bahwa kami tidak eksklusif

sebagaimana yang sering terlintas di benak orang yang belum mengenal kami.

Page 103: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Sampai saat ini hubungan kami dengan masyarakat yang berada di sekitar

kampus baik-baik saja kok, tidak ada masalah

123. Selama ini adakah perhatian dari pemerintah maupun masyarakat terhadap

anggota Jamaah Ahmadiyah?

Kalau perhatian dari pemerintah belum ada. Malah ada fatwa yang

menyatakan bahwa ajaran Ahmadiyah sesat dan tidak boleh disebarkan di

Indonesia.

124. Sebagai anggota Jemaah Ahmadiyah, bagaimana anda memperlakukan

masyarakat sekitar?

Selama ini kami baik kok dengan masyarakat.

125. Apakah ada usaha untuk memberikan doktrin Ahmadiyah kepada masyarakat

di sekitar Kampus?

Kami memang berusaha untuk tidak memaksa masyarakat menjadi Anggota

Jemaah Ahmadiyah. Kami sangat menghormati keyakinan mereka, dengan

tidak turut campur dalam berbagai kegiatan keagamaan yang diadakan di

masyarakat. Demikian juga sebaliknya, masyarakat sangat menghormati kami

dalam kehidupan keagamaan. Itulah sebabnya mengapa kami hidup rukun-

rukun saja, tidak ada perselisihan. Selama kita bisa saling menghormati, saya

rasa Indonesia akan menjadi Negara yang sangat aman. Karena menurtu saya,

masalah agama sangat sensitif. Dan rentang menimbulkan berbagai masalah

126. Setelah terjadinya kasus perusakan tersebut, bagaimana sikap anda?

Saya jadi miris dengan kondisi negeri ini. Kok orang gampang sekali merusak

dan menghakimi orang lain. Kalau masyarakat sekitar malah tidak ada yang

ikut merusak. Kebanyakan yang merusak datang berasal dari luar daerah sini.

127. Apa pandangan anda tentang hidup rukun dengan sesama warga negara?

Hidup rukun menurut saya adalah hidup damai dengan anggota masyarakat

lain tanpa memperdulikan asal muasal mereka, terutama dalam hal

kepercayaan maupun agama.

128. Bisakah anda jelaskan pandangan anda mengenai keberadaan Jamaah

Ahmadiyah tersebut?

Selama ini yang saya rasakan masyarakat menerima kami dengan baik.

Page 104: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Hasil wawancara

Nama Informan : Muufidz

Tanggal Wawancara : 12 April 2009

129. Apakah anda penduduk asli desa Pondok Udik?

Bukan, saya baru beberapa tahun tinggal di desa ini.

130. Tahukah anda keberadaan Jamaah Ahmadiyah?

Wah saya nggak tahu mas kalau komplek bangunan itu adalah tempat Jemaah

Ahmadiyah. Malah saya tahu baru sekarang ini, setelah Mas menanyakannya.

Maklum, saya tidak terlalu menghiraukan keberadaan komplek tersebut.

Kalau kompleknya sih tahu, Cuma kalau di dalamnya terdapat Jemaah

Ahmadiyah saya tidak tahu

131. Bagaimana sikap anda terhadap anggota Jamaah Ahmadiyah?

Biasa-biasa saja mas.

132. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah anda berinteraksi dengan mereka?

Jarang, bahkan belum pernah.

133. Bagaimana proses interaksi tersebut?

Ya saya nggak bisa cerita.

134. Dalam kehidupan beragama, apakah anda sering berhubungan dengan

mereka?

Apalagi dalam kehidupan beragama, saya belum pernah.

135. Dalam merayakan hari-hari besar Islam, apakah anda terlibat dengan aktivitas

mereka?

Tidak.

136. Apakah anda mendapatkan doktrin dari Jamaah Ahmadiyah?

Tidak.

137. Selama ini, adakah ajaran atau doktrin dari Jamaah Ahmadiyah yang anda

anut?

Tidak ada.

138. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan sosial Jamaah Ahmadiyah?

Page 105: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Kalau kata orang-orang sih mereka biasa-biasa saja. Bahkan cenderung baik,

seperti masyarakat pada umumnya.

139. Apakah anda menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka? Bisa sebutkan contohnya?

Belum pernah tahu.

140. Selama ini adakah perhatian dari pemerintah maupun masyarakat terhadap

anggota Jamaah Ahmadiyah?

Saya pribadi kurang tahu mas.

141. Tahukah anda fatwa MUI mengenai Jamaah Ahmadiyah?

Saya mah nggak tahu kalau ada fatwa MUI yang melarang penyebaran

Ahmadiyah di Indonesia. Maklum saja mas, saya kurang tertarik dengan hal-

hal demikian. Saya sudah cukup repot buat cari duit untuk menghidupi

kebutuhan keluarga. Jadi untuk mikirin masalah-masalah seperti Ahmadiyah

ini, jadi nggak sempet

142. Setahu anda, apa fatwa MUI tersebut?

Pelarangan penyebaran ajaran Ahmadiyah.

143. Sebagai anggota masyarakat, bagaimana anda memperlakukan anggota

Jamaah Ahmadiyah sebelum terjadinya perusakan kampus Al-Mubarok?

Biasa saja.

144. Setelah terjadinya kasus perusakan tersebut, bagaimana sikap anda?

Biasa saja mas.

145. Apa yang dapat anda tarik pelajaran dari kejadian tersebut?

Ya kalau bisa jangan bikin rusak aja.

146. Apa pandangan anda tentang hidup rukun dengan sesama warga negara?

Hidup rukun itu hidup berdampingan tanpa ada perselisihan.

147. Bisakah anda jelaskan pandangan anda mengenai keberadaan Jamaah

Ahmadiyah tersebut?

Karena saya baru tahu dari mas, ya otomatis keberadaan mereka di dalam

masyarakat saa kurang paham.

Page 106: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup

Hasil wawancara

Nama Informan : Ujang Nurahman

Tanggal Wawancara : 12 April 2009

148. Apakah anda penduduk asli desa Pondok Udik?

149. Tahukah anda keberadaan Jamaah Ahmadiyah?

150. Bagaimana sikap anda terhadap anggota Jamaah Ahmadiyah?

151. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah anda berinteraksi dengan mereka?

152. Bagaimana proses interaksi tersebut?

153. Dalam kehidupan beragama, apakah anda sering berhubungan dengan

mereka?

154. Dalam merayakan hari-hari besar Islam, apakah anda terlibat dengan aktivitas

mereka?

155. Apakah anda mendapatkan doktrin dari Jamaah Ahmadiyah?

156. Selama ini, adakah ajaran atau doktrin dari Jamaah Ahmadiyah yang anda

anut?

157. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan sosial Jamaah Ahmadiyah?

158. Apakah anda menemukan hal-hal yang ganjil dalam kehidupan sosial

mereka? Bisa sebutkan contohnya?

159. Selama ini adakah perhatian dari pemerintah maupun masyarakat terhadap

anggota Jamaah Ahmadiyah?

160. Tahukah anda fatwa MUI mengenai Jamaah Ahmadiyah?

161. Setahu anda, apa fatwa MUI tersebut?

162. Sebagai anggota masyarakat, bagaimana anda memperlakukan anggota

Jamaah Ahmadiyah sebelum terjadinya perusakan kampus Al-Mubarok?

163. Setelah terjadinya kasus perusakan tersebut, bagaimana sikap anda?

164. Apa yang dapat anda tarik pelajaran dari kejadian tersebut?

165. Apa pandangan anda tentang hidup rukun dengan sesama warga negara?

166. Bisakah anda jelaskan pandangan anda mengenai keberadaan Jamaah

Ahmadiyah tersebut?

Page 107: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup
Page 108: RESPON MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS AL-MUBAROK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7570/1/FATA... · Manusia sebagai makhluk sosial, menghendaki mereka untuk hidup