Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

35
Resistensi Tubuh Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi Terhadap Infeksi

description

Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Transcript of Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Page 1: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Resistensi Tubuh Terhadap Resistensi Tubuh Terhadap InfeksiInfeksi

Page 2: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Resistensi Tubuh Terhadap Resistensi Tubuh Terhadap InfeksiInfeksi

Sistem Khusus untuk memberantas bahan Infeksius & toksik terdiri atas :

1. Leukosit darah2. Sel sel jaringan yang berasal dari leukosit. Sel sel ini bekerja sama melalui 2 cara mencegah penyakit

yakni :

1. Merusak bahan bahan yang menyerbu (masuk ke tubuh) melalui proses Fagositosis.

2. Membentuk Antibody & Limfosit yang peka, salah satu atau keduanya dapat menghancurkan atau membuat penyerbu manjadi tidak aktif.

Page 3: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

LEUKOSITLEUKOSITDibentuk disum sum tulang : Granulosit, monosit & Dibentuk disum sum tulang : Granulosit, monosit &

Limfosit.Limfosit.Dibentuk di jaringan Limfe : Limfosit & sel sel PlasmaDibentuk di jaringan Limfe : Limfosit & sel sel Plasma

Sifat – sifat umum LeukositSifat – sifat umum LeukositLeukosit berjumlah 7000 sel / µlt darah terdiri atas :Leukosit berjumlah 7000 sel / µlt darah terdiri atas :

– Neutrofil PMN 62 %Neutrofil PMN 62 %– Eusinofil PMN 2,3 %Eusinofil PMN 2,3 %– Basofil PMN 0,4 %Basofil PMN 0,4 %– Monosit 5,3 %Monosit 5,3 %– Limfosit 30 %Limfosit 30 %

Page 4: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

• Granulosit & monosit melindungi tubuh terhadap Organisme penyerbu dengan cara mencernanya melalui Fagositosis.

• Limfosit & Sel Plasma Berhubungan dengan Sistem Imun

Granulosit & monosit hanya ditemukan di sum-sum tulang disimpan sampai mereka diperlukan di sistem sirkulasi.

Bila kebutuhan meningkat, berbagai faktor dapat merangsang pelepasan granulosit sampai 3x lipat dari jumlah yang disimpan dalam sum-sum tulang (persediaan untuk 6 hari)

Page 5: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Masa hidup granulosit sesudah Masa hidup granulosit sesudah dilepaskan dari sum-sum tulang dilepaskan dari sum-sum tulang normalnya 4 – 8 jam dalam sirkulasi normalnya 4 – 8 jam dalam sirkulasi & 4 – 5 hari dalam jaringan. Tetapi & 4 – 5 hari dalam jaringan. Tetapi pada infeksi jaringan yang berat pada infeksi jaringan yang berat masa hidupnya berkurang karena masa hidupnya berkurang karena granulosit dengan cepat menuju granulosit dengan cepat menuju daerah infeksi, melakukan fungsinya daerah infeksi, melakukan fungsinya & selanjutnya dimusnahkan& selanjutnya dimusnahkan

Page 6: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Masa edar monosit 10 – 20 jam dalam Masa edar monosit 10 – 20 jam dalam sirkulasi & melalui membran kapiler sirkulasi & melalui membran kapiler masuk kedalam jaringan & ukuran selnya masuk kedalam jaringan & ukuran selnya membesar manjadi makrofag jaringan membesar manjadi makrofag jaringan setelah berada dalam bentuk ini maka sel setelah berada dalam bentuk ini maka sel tersebut dapat hidup berbulan atau tahun tersebut dapat hidup berbulan atau tahun sampai dimusnahkan karena melakukan sampai dimusnahkan karena melakukan fungsi fagositik.fungsi fagositik.

Limfosit & sel Plasma t.u diproduksi Limfosit & sel Plasma t.u diproduksi dalam organ Limfoid antara lain : Klnj dalam organ Limfoid antara lain : Klnj Limfe, Limpa, Tonsil, Sum-sum tulang & Limfe, Limpa, Tonsil, Sum-sum tulang & Plaque Peyeri epitel dinding usus, dan Plaque Peyeri epitel dinding usus, dan sedikit limfosit yang secara temporer sedikit limfosit yang secara temporer diangkut dalam aliran darah. diangkut dalam aliran darah.

Page 7: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Limfosit memasuki sistem sirkulasi Limfosit memasuki sistem sirkulasi bersama dengan pengaliran limfe bersama dengan pengaliran limfe dari jaringan Limfoid lain, setelah dari jaringan Limfoid lain, setelah beberapa jam limfosit masuk beberapa jam limfosit masuk kejaringan dengan cara kejaringan dengan cara diapedesisdiapedesis & & selanjutnya kembali mamasuki selanjutnya kembali mamasuki pembuluh limfe kembali ke jaringan pembuluh limfe kembali ke jaringan limfoid & darah. Masa hidup limfosit limfoid & darah. Masa hidup limfosit berminggu minggu s/d bertahun.berminggu minggu s/d bertahun.

Page 8: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Sifat Pertahanan Neutrofil & Sifat Pertahanan Neutrofil & makrofagmakrofag

Fungsi neutrofil & makrofag t.u untuk menghancurkan bakteri, Virus, & bahan bahan merugikan yang menyerbu masuk kedalam tubuh.

Leukosit memasuki ruang jaringan dengan cara diapedesis.

Waktu melalui pori-pori kapiler neutrofil & monosit dapat terperas dengan cara diapedesis, walau ukuran pori-pori tersebut lebih kecil dari pada leukosit tetapi sel tsb dapat melewatinya.Dimulai dari sebagian kecil dari leukosit meluncur melewati pori-pori pembuluh darah & bagian kecil tsb berkonstriksi sesuai ukuran pori sehingga seluruh bagian leukosit dapat melawati pori-pori tersebut.

Page 9: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Leukosit bergerak melawati ruang Leukosit bergerak melawati ruang jaringan dengan gerakan Amuboid.jaringan dengan gerakan Amuboid.

Gerakan timbul dari peristiwa Gerakan timbul dari peristiwa Eksositosis yang berlangsung terus Eksositosis yang berlangsung terus menerus sehingga terbentuk menerus sehingga terbentuk membran sel baru pada ujung depan membran sel baru pada ujung depan (Pseudopodia) & sisa sel bergerak (Pseudopodia) & sisa sel bergerak menuju pseudopodia tersebut. menuju pseudopodia tersebut. Kecepatan bergerak sel tersebut Kecepatan bergerak sel tersebut antara 40 µm|mnt.antara 40 µm|mnt.

Page 10: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Leukosit tertarik kearah area jaringan yang meradang dengan cara kemotaksis

Bahan kimia jaringan yang dapat menyebabkan neutrofil & makrofag bergerak menuju sumber bahan kimia (kemotaksis). Bahan - bahan tersebut adalah :

1.Beberapa racun yang dikeluarkan oleh bakteri2.Produk degeneratif dari jaringan yang meradang itu

sendiri3.Produk reaksi dari “kompleks komplemen” yang

diaktifkan dalam jaringan yang meradang.4.Produk reaksi yang disebabkan oleh pembekuan

plasma dalam area yang meradang.

Page 11: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Proses kemotaksis bergantung pada Proses kemotaksis bergantung pada perbedaan kensentrasi bahan bahan perbedaan kensentrasi bahan bahan kemotaksis. Kemotaksis ini efektif kemotaksis. Kemotaksis ini efektif sampai jarak 100µm dari jaringan sampai jarak 100µm dari jaringan yang meradangyang meradang

Page 12: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

FAGOSITOSISFAGOSITOSISMerupakan fungsi terpenting dari neutrofil & makrofag

Fagositosis yang berarti pencernaan seluler terhadap bahan yang menggangu. Terjadi atau tidak fagositosis bergantung pada :

1.Struktur alami jaringan memiliki permukaan halus yang akan menahan fagositosis. Jika permukaan jaringan menjadi kasar maka kecenderungan fagositosis

2.Bahan alami tubuh mempunyai selubung protein pelindung yang menolak sel-sel fagosit. Jika jaringan mati atau pada partikel asing tidak punya selubung pelindung sehingga menjadi subjek fagositosis.

Page 13: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

3. 3. Tubuh mempunyai kemampuan khusus Tubuh mempunyai kemampuan khusus untuk mengenali bahan-bahan asing untuk mengenali bahan-bahan asing

tersebut (antibody) dengan cara : tersebut (antibody) dengan cara :

Antibody melekat pada membran Antibody melekat pada membran bakteri sehingga bakteri menjadi bakteri sehingga bakteri menjadi rentan terhadap fagositosis.rentan terhadap fagositosis.

Molekul antibody bergabung dengan Molekul antibody bergabung dengan C3 komplemen & melekatkan diri C3 komplemen & melekatkan diri pada reseptor dimembran sel fagosit pada reseptor dimembran sel fagosit ((opsonisasi)opsonisasi)

Page 14: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Fagosit oleh NetrofilFagosit oleh NetrofilNetrofil mendekati partikel asing Netrofil mendekati partikel asing menonjolkan pseudopodia ke sekeliling menonjolkan pseudopodia ke sekeliling partikel. Pseudopodia bertemu satu partikel. Pseudopodia bertemu satu sama lain pada sisi berlawanan & sama lain pada sisi berlawanan & bergabung sehingga tercipta ruangan bergabung sehingga tercipta ruangan tertutup berisi partikel asing yang tertutup berisi partikel asing yang sudah difagosit. Ruangan ini sudah difagosit. Ruangan ini berinvaginasi kerongga sitoplasma & berinvaginasi kerongga sitoplasma & melepaskan diri membentuk gelembung melepaskan diri membentuk gelembung fagositik yang mengapung bebas fagositik yang mengapung bebas ((fagosan didalam sitoplasma). fagosan didalam sitoplasma). Sebuah Sebuah netrofil bisa memfagositosis 5 – 20 netrofil bisa memfagositosis 5 – 20 bakteri sebelum sel netrofil sendiri bakteri sebelum sel netrofil sendiri menjadi inaktif (mati)menjadi inaktif (mati)

Page 15: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Fagosit oleh makrofag

Bila diaktifkan oleh sistem imun merupakan sel fagosit yang lebih kuat daripada netrofil. Mampu memfagositosis 100 bakteri. Makrofag juga mampu menelan partikel yang lebih besar, misal : Eritrosit & Parasit malaria. Setelah merusak partikel, makrofag mengeluarkan produk residu & bertahan sampai berbulan bulan.

Segera setelah partikel asing difagositosis, lisosom & granula sitoplasmik lain datang bersentuhan dengan gelembung fagosistik (fagosom) & membrannya menjadi satu dengan membran gelembung & membuang banyak Enzim pencernaan serta bahan bakterisidal kedalam gelembung (gelembung pencernaan) sehingga dimulailah proses pencernaan partikel yang sudah difagositosis.

Page 16: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Netrofil & makrofag mempunyai lisosom yang berisi enzimNetrofil & makrofag mempunyai lisosom yang berisi enzim

proteolitik yang dipakai mencerna bakteri & protein asing. proteolitik yang dipakai mencerna bakteri & protein asing.

Lisosom makrofag mangandung lipase yang mencerna membran Lisosom makrofag mangandung lipase yang mencerna membran

lipid tebal pada bakteri tersebut. Selain mencerna bakteri dalam lipid tebal pada bakteri tersebut. Selain mencerna bakteri dalam

fagosom, netrofil & makrofag juga mengandung bahan fagosom, netrofil & makrofag juga mengandung bahan

bakterisidal yang membunuh sebagian besar bakteri. Bahan bakterisidal yang membunuh sebagian besar bakteri. Bahan

pembunuh tersebut adalah hasil bahan pengoksidasi kuat yang pembunuh tersebut adalah hasil bahan pengoksidasi kuat yang

dibentuk oleh enzim membran fagosom atau organel khusus dibentuk oleh enzim membran fagosom atau organel khusus

(peroksisom)(peroksisom)

Bahan-bahan Pengoksidasi tersebut adalah :Bahan-bahan Pengoksidasi tersebut adalah :Superoksoda (O2-)Superoksoda (O2-)Hidrogen Peroksida (H2O2)Hidrogen Peroksida (H2O2)Ion ion hidroksil (OH -)Ion ion hidroksil (OH -)

Page 17: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Contoh ez.Lisosom yaitu : Mieloperoksidase yang mengkatalisis reaksi antara H2O2 dan Ion ion Clorida membentuk hipoklorit yang bersifat bakterisidal.

Tetapi beberapa bakteri, ex : Basilus tuberkel mempunyai pelindung yang resisten terhadap pencernaan oleh lisosom juga mengekresikan substansi yang tahan terhadap efek pembunuhan dari netrafil & makrofag.

Ini terutama bakteri bakteri yang menyebabkan infeksi kronis.

Page 18: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Sistem Makrofag MonositSistem Makrofag Monosit

Adalah : Adalah :

Kombinasi Monosit, makrofag mobile, Kombinasi Monosit, makrofag mobile, makrofag terfiksasi di jaringan & makrofag terfiksasi di jaringan & beberapa sel endotel dalam sumsum beberapa sel endotel dalam sumsum tulang, limpa & nodus limfetulang, limpa & nodus limfe

Makrofag Jaringan dalam kulit & Makrofag Jaringan dalam kulit & jaringan Subkutan (Histiosit)jaringan Subkutan (Histiosit)

Bila infeksi dimulai dijaringan subkutan Bila infeksi dimulai dijaringan subkutan timbul peradangan setempat, maka timbul peradangan setempat, maka makrofag jaringan membelah insitu & makrofag jaringan membelah insitu & melakukan fungsinya menyerbu & melakukan fungsinya menyerbu & menghancurkan agen penginfeksi.menghancurkan agen penginfeksi.

Page 19: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Makrofag dalam Nodus LimfeMakrofag dalam Nodus Limfe

Partikel asing yang masuk kedarah & Partikel asing yang masuk kedarah & melewati membran kapiler akan melewati membran kapiler akan masuk kedalam cairan limfe & masuk kedalam cairan limfe & mengalir melalui pembuluh limfe mengalir melalui pembuluh limfe menuju nodus limfe. Partikel ini akan menuju nodus limfe. Partikel ini akan terjebak didalam sinus medularis terjebak didalam sinus medularis limfe yang dibentengi oleh makrofag limfe yang dibentengi oleh makrofag jaringan.jaringan.

Page 20: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Makrofag Alveoli dalam Paru-Paru :

Organisme asing yang masuk melalui pernafasan ke paru-paru akan dihalangi oleh makrofag. Jaringan yang tersedia sebagai komponen yang menyatu pada dinding alveolus & memfagositosis partikel yang terjerat di alveoli, kemudian dicerna & dikeluarkan melalui cairan limfe atau bila partikel tidak dapat dicerna maka makrofag membentuk kapsul sel raksasa yang mengelilingi partikel (Basil tuberkel, Partikel debu silika, partikel carbon) yang pelan-pelan dapat dilarutkan.

Page 21: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Makrofag dalam Sinus Hati (Sel Makrofag dalam Sinus Hati (Sel Kupffer)Kupffer)

Bakteri yang masuk melalui saluran Bakteri yang masuk melalui saluran cerna akan melewati mukosa cerna akan melewati mukosa Gastrointestinal Gastrointestinal darah sirkulasi darah sirkulasi portal portal hepar, melintasi sinus hepar, melintasi sinus hepatika yang dibatasi oleh hepatika yang dibatasi oleh makrofag jaringan (makrofag jaringan (sel kupffer)sel kupffer) yang yang membentuk sistem filtasi khusus membentuk sistem filtasi khusus yang efektif yang efektif masuk kesirkulasi masuk kesirkulasi umumumum

Page 22: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Makrofag dalam limpa & Sumsum tulang

Bila partikel asing sampai masuk ke sirkulasi umum maka masih ada pertahanan lain oleh sistem makrofag jaringan yakni makrofag limpa & sumsum tulang. Prosesnya sama seperti yang terjadi pada nodus limfe tetapi yang mengalir diantara ruang jaringan limpa adalah darah bukan cairan limfe.

Arteri kecil menembus kapsul limpa masuk kepulpa limpa menjadi kapiler kecil berpori sel darah utuh keluar dari kapiler kekorda pulpa merahdarah terperas melalui anyaman trabekula korda pulpa merah (banyak mengandung makrofag)Melalui dinding endotel sinus venosus( banyak mengandung makrofag) masuk kevena kembali kesirkulasi umum

Page 23: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Peradangan serta fungsi netrofil & makrofog

Bakteri, trauma, bahan kimia & panas menyebabkan luka pada jaringan yang akan melepaskan substansi yang menyebabkan perubahan sekunder dalam jaringan.

Tanda tanda peradangan :

1.Vasodilatasi Pembuluh darah lokal2.Peningkatan permeabilitas kapiler3.Pembekuan cairan dalam ruang interstitial oleh karena

fibrinogen & protein lain yang bocor dari kapiler.4. Migrasi granulasi & monosit kedalam jaringan5. Pembengkakan sel jaringan

Page 24: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Ini terjadi sebagai reaksi dari produk jaringan yang Ini terjadi sebagai reaksi dari produk jaringan yang dilepaskan yaitu :dilepaskan yaitu :

Histamin, bradikinin, prostaglandin, produk reaksi sistem Histamin, bradikinin, prostaglandin, produk reaksi sistem komplemen, produk reaksi sistem pembekuan darah & komplemen, produk reaksi sistem pembekuan darah & berbagai substansi hormon (Limfokin) yang dilepas oleh berbagai substansi hormon (Limfokin) yang dilepas oleh sel tersensitisasisel tersensitisasi

Substansi substansi ini akan mengaktifkan sistem Substansi substansi ini akan mengaktifkan sistem MakrofagMakrofag

Pembatasan (Walling Off) efek peradanganPembatasan (Walling Off) efek peradangan Akibat pertama peradangan adalah pembatasan area Akibat pertama peradangan adalah pembatasan area

yang terluka dari jaringan yang tidak meradang dengan yang terluka dari jaringan yang tidak meradang dengan cara pembentukan bekuan fibrinogen yang membatasi cara pembentukan bekuan fibrinogen yang membatasi ruang jaringan & cairan limfatik dalam daerah yang ruang jaringan & cairan limfatik dalam daerah yang meradang sehingga sedikit saja cairan yang dapat meradang sehingga sedikit saja cairan yang dapat melintasi ruangan yang tujuannya menunda melintasi ruangan yang tujuannya menunda penyebaran bakteri & produk toksispenyebaran bakteri & produk toksis

Page 25: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Intensitas proses peradangan sesuai derajat luka jaringan .Contoh:

Stafilokokus masuk Jaringan melepaskan toksin yang mematikan sel sehingga peradangan berlangsung cepat, dibandingkan mitosis & penyebaran stafilokokus sendiri, Artinya:Infeksi Stafilokokus ditandai dengan cepatnya pembentukan dinding pembatas & Pencegahan penyebarannya keseluruh tubuh.

1.

2. Streptokokus tidak menimbulkan kerusakan jaringan lokal yang hebat sehingga pembentukan dinding pembatas berjalan lambat sementara Streptokokus berkembang biak dan menyebar.

Page 26: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Respon Makrofag dan Netrofil Respon Makrofag dan Netrofil selama peradanganselama peradangan

Makrofag jaringan sebagai garis Makrofag jaringan sebagai garis pertahanan pertama melawan infeksi. pertahanan pertama melawan infeksi. Dalam beberapa menit setelah Dalam beberapa menit setelah peradangan dimulai, makrofag telah peradangan dimulai, makrofag telah terdapat di jaringan dan memulai kerja terdapat di jaringan dan memulai kerja fagositik dan setelah diaktifkan oleh fagositik dan setelah diaktifkan oleh produk infeksi dan peradangan, terjadi produk infeksi dan peradangan, terjadi pembesaran sel dengan cepat dan pembesaran sel dengan cepat dan makrofag menjadi mobile membentuk makrofag menjadi mobile membentuk garis pertahanan pertama tubuh terhadap garis pertahanan pertama tubuh terhadap infeksi selama beberapa jam.infeksi selama beberapa jam.

Page 27: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

• Penyerbuan netrofil ketempat yang meradang merupakan garis pertahanan kedua.Netrofil dari darah menginvasi area yang meradang disebakan produk jaringan yang meradang yang menimbulkan reaksi

1. Mengubah permukaan dalam endotel kapiler menyebabkan netrofil melekat pada dinding kapiler dalam area yang meradang (Marginasi)

2. Menyebabkan sel-sel endotel pada kapiler dan venula kecil memisah secara mudah dan terbuka sehingga netrofil mudah melewati (dengan cara diapedesis) kedalam ruang jaringan.

3. Kemotaksis netrofil menuju jaringan yang terluka

Page 28: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Netrofilia yang berlangsung akutNetrofilia yang berlangsung akut..

Beberapa jam sesudah radang akut berat Beberapa jam sesudah radang akut berat didalam darah terjadi kenaikan jumlah didalam darah terjadi kenaikan jumlah netrofil 4–5 x lipat (15.000 – 25.000|µlt) ini netrofil 4–5 x lipat (15.000 – 25.000|µlt) ini terjadi oleh karena produk peradangan terjadi oleh karena produk peradangan yang memasuki aliran darah ditransport yang memasuki aliran darah ditransport kesum-sum tulang dan bekerja pada kesum-sum tulang dan bekerja pada kapiler sum-sum tulang untuk kapiler sum-sum tulang untuk menggerakkan netrofil ke sirkulasi.menggerakkan netrofil ke sirkulasi.

Page 29: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

• Invasi makrofag yang kedua pada jaringan yang meradang adalah garis pertahanan yang ketiga

Bersama dengan invasi netrofil maka monosit darah juga akan memasuki jaringan yang meradang dan membesar menjadi makrofag.

Pembentukan makrofag ini lebih lambat daripada netrofil disebabkan oleh :

– Jumlah monosit di sum-sum tulang sedikit– Umlah monosit didalam sirkulasi darah sedikit– Setelah menginvasi jaringan yang meradang monosit

merupakan sel yang belum matang dan perlu waktu ≥ 8 jam untuk mencapai ukuran yang besar dan membentuk lisosom yang punya kapasitas fagositosis lengkap.

Page 30: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Meningkatkan produksi granulosit dan monosit Meningkatkan produksi granulosit dan monosit oleh sumsum tulang adalah garis pertahanan oleh sumsum tulang adalah garis pertahanan

tubuh ke empattubuh ke empat..

Hal ini disebabkan oleh perangsangan Hal ini disebabkan oleh perangsangan sel sel progenitor granulosit dan sel sel progenitor granulosit dan monosit pada sumsum tulang yang monosit pada sumsum tulang yang memerlukan waktu 3 – 4 hari dan jika memerlukan waktu 3 – 4 hari dan jika terus mendapat perangsangan dapat terus mendapat perangsangan dapat memproduksi sel-sel ini selama memproduksi sel-sel ini selama berbulan sampai bertahun dengan berbulan sampai bertahun dengan kecepatan produksi 20 - 50 x diatas kecepatan produksi 20 - 50 x diatas normalnormal

Page 31: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Pengaturan Umpan Balik Respon Makrofag dan Netrofil

Faktor faktor dominan yang berperan mengatur Makrofag dan netrofil terhadap peradangan terdiri dari :

1. TN 1 ( Tumor Nekrosis Faktor )2. IL 1 (Interleukin 1)3. GM – CSI (Granulosit Monosit Colini Stimulating

Factor4. G – CSI5. M – CSF

Page 32: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Faktor Faktor Dominan Ini disebabkan oleh :

1. Dalam Jumlah besar oleh Makrofag dan sel T yang teraktivasi dalam jaringan yang meradang

2. Dalam jumlah kecil oleh sel sel jaringan yang meradang.

Pembentukan Nanah

Bila netrofil dan makrofag menelan bakteri dan jaringan Nekrotik maka Netrofil dan makrofag akan mati sehingga setelah beberapa hari pada jaringan yang meradang akan terdapat rongga yang mengandung berbagai jaringan nekrotik, Netrofil mati, makrofag mati dan cairan jaringan (nanah). Setelah proses infeksi dapat ditekan maka nanah ini akan di autolisis dan diabsorbsi kedalam jaringan sekitar

Page 33: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

EosinofilEosinofilSering diproduksi dalam jumlah besar pada Sering diproduksi dalam jumlah besar pada

infeksi parasit, kemudian eosinofil ini infeksi parasit, kemudian eosinofil ini bermigrasi ke jaringan yang menderita infeksi bermigrasi ke jaringan yang menderita infeksi parasit dan melekatkan diri pada parasit serta parasit dan melekatkan diri pada parasit serta

melepaskan bahan bahan yang dapat melepaskan bahan bahan yang dapat membunuh banyak parasit dengan cara :membunuh banyak parasit dengan cara :

Eosinofil melepaskan E2 hidrolitik dari Eosinofil melepaskan E2 hidrolitik dari granulanya yang dimodifikasi lisosomgranulanya yang dimodifikasi lisosomEosinofil melepaskan bentuk oksigen yang Eosinofil melepaskan bentuk oksigen yang reaktif dan mematikanreaktif dan mematikanEosinofil melepaskan polipeptida yang Eosinofil melepaskan polipeptida yang larvasidal yang disebut protein dasar utama larvasidal yang disebut protein dasar utama darai granulanyadarai granulanyaContoh : Parasit Skistosomiasis, Parasit Contoh : Parasit Skistosomiasis, Parasit Trichinella (Trikinosis)Trichinella (Trikinosis)

Page 34: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

Eosinofil juga berkumpul dalam jaringan yang mengalami reaksi alergi, misal : Pada Peribronchial paru penderita asma pada jaringan kulit.

Hal ini terjadi karena banyak sel most dan Basonofil yang berperan pada reaksi alergi melepaskan kemotaksis eosinofil factor sehingga eosinofil bermigrasi kearah jaringan alergis yang meradang

Page 35: Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi

BasofilBasofilPeranan Peranan

Sel Mast dan Basofil dengan cara melepaskan:Sel Mast dan Basofil dengan cara melepaskan:

Heparin, dalam darah dapat mencegah Heparin, dalam darah dapat mencegah pembekuan darah, dan mempercepat pembekuan darah, dan mempercepat perpindahan partikel lemak daroi darah setelah perpindahan partikel lemak daroi darah setelah makan.makan.Histamin dan sedikit bradikinin serotin Histamin dan sedikit bradikinin serotin Sel Mast dan basofil berperan pada reaksi alergi Sel Mast dan basofil berperan pada reaksi alergi sebsb I9 E (Antibody yang menyebabkan IX sebsb I9 E (Antibody yang menyebabkan IX alergi) cenderung untuk melekat pada sel most alergi) cenderung untuk melekat pada sel most dan basofil sehingga terjadi perlengketan Ag + dan basofil sehingga terjadi perlengketan Ag + Ab, sel mast dan basofilnya ruptur dan melepas Ab, sel mast dan basofilnya ruptur dan melepas banyak sekali histamin, bradinikin, heparin dan banyak sekali histamin, bradinikin, heparin dan substansi anafilatoksin yang bereaksi lambat, substansi anafilatoksin yang bereaksi lambat, serta E2 Lisosomal yang menyebabkan reaksi serta E2 Lisosomal yang menyebabkan reaksi jaringan dan pembuluh darah setempatjaringan dan pembuluh darah setempat