Pengaruh Dari Infeksi HIV Pada Sistem Immunisasi Tubuh Manusia

12
Penyakit Infeksi: AIDS (acquired immunodeficiency syndrome ), Diagnosis, Prognosis, Etiologi, Epideomologi dan Pengobatan Pendahuluan : HIV (  Human Immunodeficiency Virus  ) adalah merupakan retrovirus yang bisa mengakibatkan sistem kekebalan atau imunisasi pada manusia itu rendah sehingga menyebabkan infeksi opptunistik yang letal dan bisa membunuh. Virus ini mempunyai affinitas yang spesifik  pada sel limfosit T Helper , mengikat pada antigen CD4 ( class of differentiation) pada permukaan sel dan menyebabkan jumlah sel T Helper  berkurang melalui mek anisma perosakan sel ini oleh limfosit sitotoksik CD8. Selain itu, infeksi HIV ini bisa menyerang pada sel T helper, makrofag, dan juga sel dendritik. AIDS (acquired immunodeficiency syndrome ) adalah termasuk dalam golongan d efisiensi immune sekunder disebabkan oleh HIV retrovirus mengakibatkan kekurangan CD4+ sel T  helper menyebakan immunosupresi. Immunitas yang rendah dalam tubuh si pasien akan membawa kepada infeksi opputunitas, neoplasma sekunder dan manifestasi neurologic. Walaupun AIDS pertama kali ditemukan di USA, pada waktu sekarang, kasus AIDS ini telah merebak seluruh dunia. Secara puratanya,, seramai 22 juta orang telah meninggal karena AIDS semenjak penyakit epidemic ini dektemukan pada tahun 1981. Selain itu, hasil penelitian juga telah melihat seramai 42 juta orang telah dihinggapi oleh penyakit ini dan dianggarkan 5 juta kasus infeksi dilaporkan setiap tahun. Walaupun kasus tertinggi infeksi HIV adalah di Afrika, namun sejak akhir-akhir ini banyak kasus infeksi HIV berlaku di negara-negara asia tenggara iaitu India, Thailand dan di Indonesia. Statistik menunjukkan kasus infeksi HIV di negara maju seperti US hanya sedikit lebih  baik namun angka kematian disebabkan HIV dan penyakit ini menjadi penyebab kematian ke lima yang tertinggi di seluruh dunia dalam kalangan dewasa usia antara lingkungan 25 hingga 44 tahun. Isi dan pembahasan: 1.1 Epidemiologi Kajian epidemiologi di Amerika telah mengenal pasti 5 kelompok utama yang berisiko untuk dijangkiti AIDS dan berlaku di semua negara. Transmisi HIV berlaku apabila terdapat

description

hiv

Transcript of Pengaruh Dari Infeksi HIV Pada Sistem Immunisasi Tubuh Manusia

Penyakit Infeksi: AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), Diagnosis, Prognosis, Etiologi, Epideomologi dan PengobatanPendahuluan:HIV (Human Immunodeficiency Virus ) adalah merupakan retrovirus yang bisa mengakibatkan sistem kekebalan atau imunisasi pada manusia itu rendah sehingga menyebabkan infeksi opptunistik yang letal dan bisa membunuh. Virus ini mempunyai affinitas yang spesifik pada sel limfosit T Helper, mengikat pada antigen CD4 (class of differentiation) pada permukaan sel dan menyebabkan jumlah sel T Helper berkurang melalui mekanisma perosakan sel ini oleh limfosit sitotoksik CD8. Selain itu, infeksi HIV ini bisa menyerang pada sel T helper, makrofag, dan juga sel dendritik.AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah termasuk dalam golongan defisiensi immune sekunder disebabkan oleh HIV retrovirus mengakibatkan kekurangan CD4+ sel T helper menyebakan immunosupresi. Immunitas yang rendah dalam tubuh si pasien akan membawa kepada infeksi opputunitas, neoplasma sekunder dan manifestasi neurologic. Walaupun AIDS pertama kali ditemukan di USA, pada waktu sekarang, kasus AIDS ini telah merebak seluruh dunia. Secara puratanya,, seramai 22 juta orang telah meninggal karena AIDS semenjak penyakit epidemic ini dektemukan pada tahun 1981. Selain itu, hasil penelitian juga telah melihat seramai 42 juta orang telah dihinggapi oleh penyakit ini dan dianggarkan 5 juta kasus infeksi dilaporkan setiap tahun. Walaupun kasus tertinggi infeksi HIV adalah di Afrika, namun sejak akhir-akhir ini banyak kasus infeksi HIV berlaku di negara-negara asia tenggara iaitu India, Thailand dan di Indonesia.Statistik menunjukkan kasus infeksi HIV di negara maju seperti US hanya sedikit lebih baik namun angka kematian disebabkan HIV dan penyakit ini menjadi penyebab kematian ke lima yang tertinggi di seluruh dunia dalam kalangan dewasa usia antara lingkungan 25 hingga 44 tahun.Isi dan pembahasan:1.1 EpidemiologiKajian epidemiologi di Amerika telah mengenal pasti 5 kelompok utama yang berisiko untuk dijangkiti AIDS dan berlaku di semua negara. Transmisi HIV berlaku apabila terdapat pertukaran cairan antara orang yang terinfeksi yang mengandungi kuman HIV ini dan menularkan kepada orang lain misalnya melalui cairan semen vagina atau sperma ketika berlakunya hubungan seksual (homoseksual atau heteroseksual), inokulasi orang tua dan bisa juga ibu yang terinfeksi dengan HIV kepada anak yang baru lahir lewat pendarahan. Antara kasus penularan yang direkodkan adalah seperti berikut: Laki-laki yang homoseksual atau biseksual menyumbang kepada faktor utama pada individu yang terinfeksi sebanyak 48% kasus yang dilporkan dalam jangka waktu antara tahun 2004 hingga 2004 dan 56% daripada laki-laki yang terinfeksi itu (kira-kira 4% menggunakan jarum suntik nakoba). Hubungan heteroseksual mengkontribusi sebanyak sebanyak 34% infeksi yang berlaku antara tahun 2001-2004. Di Afrika dan Asia, kasus yang terbanyak adalah infeksi pasangan lelaki terhadap wanita melalui hubungan seksual. Jarum suntik nakoba dengan tiada sejarah hubungan homoseksual menyumbang sebanyak 17 % pesakit AIDS. Transfusi darah daripada darah yang terkontaminasi HIV 1 bulan)Kandidiasis bronkus, trakea, atau paruKandidiasis esofagusKanker serviks invasifKoksidiodomikosis, diseminata atu ekstraparuKriptokokosis, ekstraparuriptosporidosis, dengan diare kronik (>1 bulan)Leukoensefalopati multifokal progresifLimfoma, BurkittLimfoma, imunoblastikLimfoma, primer pada otakMikobakterium avium kompleks atau M. Kansasii, diseminata atau ekstraparuMikobakterium tuberkulosis, paru atau ekstraparuMikobakterium, spesies lain atau spesies yang tidak dapat diidentifikasi, diseminata atau ekstraparuPneumonia Pneumoncystis cariniiPneumonia rekurenSarkoma KaposiSeptikemia Salmonella rekurenToksoplasmosis otakWasting Syndrome

Table 1.2 Infeksi Oportunistik/ Kondisi yang Sesuai dengan Kriteria Diagnosis AIDS

1.9 PenatalaksanaanAntara tujuan penatalaksanaan adalah untukmenekan jumlah virus HIV dalam jangka waktu masa yang lama dan maksimal, memperbaiki srtatus imunologis, menurunkan mortalitas dan morbaditas serta memperbaiki kualitas hidup. Pengobatan HIV dapat dibagikan dalam bentuk:a. Pengobatan suportifb. Pengobatan infeksi oportunistikc. Pengobatan antiretroviralTujuannya adalah untuk meningkatkan kondisi umum penderita. Pengobatan ini terdiri atas pemberian gizi yang sesuai, obat sistemik serta vitamin. Disamping itu perlu diupayakan dukungan psikososial agar penderita dapat melakukan aktifitas seperti semula. Pengobatan suportif ini penting dan umumnya dapat dilaksanakan dirumah atau layanan kesehatan sederhana.Pemberian ARV ditujukan untuk menekan kadar HIV RNA plasma sampai dengan kadar yang tidak terdeteksi. Pemberian ARV direkomendasikan untuk penderita dengan sindroma HIV akut akibat infeksi primer HIV dan mereka yang mengalami serokonversi dalam waktu 6 bulan serta semua penderita infeksi HIV yang menunjukkan gejala. Obat ARV terdiri dari beberapa golongan seperti nucleoside reverse transcriptase inhibitor, non-nucleotide reverse trancriptase inhibitor, dan protease inhibitor.