Resin Akrilik

20
RESIN AKRILIK 1. SYARAT IDEAL POLIMER BASIS GIGI TIRUAN Pada dasarnya tidak ada bahan yang betul-betul sempurna, tetapi secara ideal ada beberapa syarat yang dapat digunakan sebagai standar dipakainya suatu jenis polimer untuk basis gigi-tiruan, yaitu: a. Biokompatibilitas baik, artinya tidak mengandung komponen atau senyawa penyusun yang bersifat toksik atau iritatifbagi pemakai. b. Tidak akan terpengaruh oleh cairan mulut maupun cairan yang berasal dan makanan, artinya bahan tersebut tidak akan mengalami kelarutan. c. Tidak menimbulkan terjadinya tarnis maupun korosi. d. Mempunyai sifat fisik maupun mekamk yang baik, antara lain dapat menerima beban pengunyahan e. Mempunyai warna yang alami, baik dan stabil, artinya tidak mengalami perubahan warna selama pemakaian, baik karena memudar warnanya maupun karena pengaruh makanan minuman. f. Mudah untuk dikerjakan, termasuk mudah untuk dilakukan reparasi. g. Tidak menjadi tempat pertumbuhan mikrorganisme h. Mudah untuk dibersihkan i. Harga relative murah j. Tidak mengalami perubahan dimensi, baik karena polimerisasi, maupun karena pemakaian yang telah lama. k. Tidak menimbulkan bau yang tidak sedap l. Dapat melekat baik dengan bahan lain, baik plastik, logam maupun porselin m. Radiopak, apabila gigitiruan atau pecahan gigi tiruan yang secara tidak langsung tertelan oleh pemakai, hal tersebut dapat terlihat melalui gambaran dan sinar X. SIFAT POLIMER Dipengaruhi antara lain, oleh:

description

akrilik

Transcript of Resin Akrilik

RESIN AKRILIK

1. SYARAT IDEAL POLIMER BASIS GIGI TIRUANPada dasarnya tidak ada bahan yang betul-betul sempurna, tetapi secaraideal ada beberapa syarat yang dapat digunakan sebagai standar dipakainyasuatu jenis polimer untuk basis gigi-tiruan, yaitu:a. Biokompatibilitas baik, artinya tidak mengandung komponen atau senyawapenyusun yang bersifat toksik atau iritatifbagi pemakai.b. Tidak akan terpengaruh oleh cairan mulut maupun cairan yang berasal danmakanan, artinya bahan tersebut tidak akan mengalami kelarutan.c. Tidak menimbulkan terjadinya tarnis maupun korosi.d. Mempunyai sifat fisik maupun mekamk yang baik, antara lain dapatmenerima beban pengunyahane. Mempunyai warna yang alami, baik dan stabil, artinya tidak mengalamiperubahan warna selama pemakaian, baik karena memudar warnanyamaupun karena pengaruh makanan minuman.f. Mudah untuk dikerjakan, termasuk mudah untuk dilakukan reparasi.g. Tidak menjadi tempat pertumbuhan mikrorganismeh. Mudah untuk dibersihkani. Harga relative murahj. Tidak mengalami perubahan dimensi, baik karena polimerisasi, maupunkarena pemakaian yang telah lama.k. Tidak menimbulkan bau yang tidak sedapl. Dapat melekat baik dengan bahan lain, baik plastik, logam maupun porselinm. Radiopak, apabila gigitiruan atau pecahan gigi tiruan yang secara tidaklangsung tertelan oleh pemakai, hal tersebut dapat terlihat melaluigambaran dan sinar X.

SIFAT POLIMERDipengaruhi antara lain, oleh:1. Berat molekul : makin besar berat molekul makin baik sifat fisiknya2. Derajat polimerisasi : makin besar derajat polimerisasi polimer, makin baiksifat fisiknya3. Ko-polimer : penambahan ko-polimer dalam susunan bahan akanmenaikkan sifat fisiknya4. Cross-link: penambahan bahan cross-link dalam susunan polimer akanmembuat polimer lebih tahan terhadap pelarut5. Plasticiser: penambahanplasticiser menjadikan polimer menjadi lunak danfleksibel.

KomposisiBerikut adalah table komposisi dari resin akrilik.3POWDERPolymerButir polymetakrilat

InitiatorPeroxide seperti benzoil peroxide

PigmenSalt dari cadmium of Iron atau organic dyes

LIQUIDMonomerMethylmetacrylat

Cross-LinkingEthylenglycoldimethacrylate

AgentKira-kira 10%

InhibitorHydroquinone

Activator*N-dimethyl-P-toluidinol

*hanya pada self-curing materials.

Sifat Fisik Warna dan Persepsi WarnaResin akrilik mempunyai warna yang harmonis, artinya warnanya sama dengan jaringan sekitar. Warna disini berkaitan dengan estetika, dimana harus menunjukka transulensi atau transparansi yang cukup sehingga cocok dengan penampilan jaringan mulut yang digantikannya.Selain itu harus dapat diwarnai atau dipigmentasi, dan harus tidak berubah warna atau penampilan setelah pembentukkan (Annusavice. 2003). Stabilitas DimensionalResin Akrilik mempunyai dimensional stability yang baik, sehingga dalam kurun waktu tertentu bentuknya tidak berubah. Stabilitas dimensional dapat dipengaruhi oleh proses, molding, cooling, polimerisasi, absobsi air dan temperatur tinngi (Annusavice. 2003). Abrasi dan ketahanan abrasi Kekerasan merupakan suatu sifat yang sering kali digunakan untuk memperkirakan ketahanan aus suatu bahan dan kemampuan untuk mengikis struktur gigi lawannya. Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya sebuah substansi / zat. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan yang mengakibatakan kerusakan dan terbentuknya pecahan / fraktur. Namun resin akrilik keras dan memiliki daya tahan yang baik terhadap abrasi (Combe, 1992). Crazing ( Retak )Retakan yang terjadi pada permukaan basis resin disebabkan karena adanya tensile stress, sehingga terjadi pemisahan berat molekul atau terpisahnya molekul molekul polimer (Combe, 1992). Creep ( Tekanan )Creep didefinisikan sebagai geseran plastik yang bergantung waktu dari suatu bahan di bawah muatan statis atau tekanan konstan. Akrilik mempunyai sifat cold flow, yaitu apabila akrilik mendapat beban atau tekanan terus menerus dan kemudian ditiadakan, maka akan berubah bentuk secara permanen (Combe, 1992). Termal Thermal conduktivity resin akrilik rendah dibandingkan dengan logam, pengahntar panasnya sebesar 5,7 x 10-4 / detik / cm / 0C / cm2 (Combe, 1992). Porositas Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa akrilik yang telah mengalami polimerisasi. Timbulnya porositas menyebabkan efek negatif terhadap kekuatan dari resin akrilik. Dimana resin akrilik ini mudah porus (Combe, 1992).Sifat Mekanis Strength ( Kekuatan)Kekuatan resin akrilik tergantung dari komposisi resin, teknik prosesing, dan lingkungan gigi tiruan itu sendiri. Resin akrilik mempunyai modolus elastisitas yang relatif rendah yaitu 2400 Mpa, oleh karena itu basis tidak boleh kurang dari 1 mm (Combe, 1992). Fraktur Gigi tiruan yang tidak sesuai karena desain yang tidak baik dapat menyebabkan daya fleksural yang berkelanjutan sehingga terjadi fatigue dan ahkirnya memyebabkan gigi tiruan fraktur (Combe, 1992). Fleksibilitas. Fleksibilitas maksimal didefinisikan sebagai regangan yang terjadi ketika bahan ditekan sampai batas kesetimbangannya. Resin akrilik mempunyai sifat yang lunak dan fleksibel (Annusavice. 2003 ).

Sifat KimiaResin akrilik merupakan turunan etilen yang mengandung gugus vinil. Dalam rumus strukturnya ada 2 kelompok resin akrilik yaitu : asam akrilik dan asam metakrilat. Meskipun asam poli ini keras dan transparan, polaritasnya, berkaitan dengan kelompok karboksil, menyebabkan asam tersebut menyerap air. Air cenderung memisahkan rantai-rantai serta menyebabkan pelunakan umum dan mengurangi kekuatan. Metil metakrilat. Poli metil metakrilat sendiri tidak banyak digunakan dalam kedokteran gigi untuk prosedur molding. Metil metakrilat adalah suatu cairan bening transparan pada suhu ruang dengan sifat fisik : Titik leleh - 48 Titik didih Kepadatan g/ml pada 20 Panas polimerisasi kcal/molBahan tersebut menunjukan tekanan uap yang tinggi dan merupakan pelarut organik yang baik meskipun polimerisasi metil metakrilat dapat diawali oleh sinar ultraviolet, sinar tampak, atau panas, bahan tersebut biasanya dipolimerisasi dalam kedokteran gigi dengan menggunakan inisiator kimia.Seperti semua resin akrilik , polimetil metakrilat menunjukan kecenderungan menyerap air melalui proses imbibisi. Struktur non-kristalnya mempunyai energi internal yang tinggi jadi difusi molekuler dapat terjadi kedalam resin, karena diperlukan sedikit energi aktivasi tambahan lagi, gugus karboksil kutub, meskipun teresterifikasi dapat membentuk jembatan hidrogen dengan air yang terbatas.Sifat BiologiSecara biologi resin tidak meiliki harus tidak meiliki rasa, tidak berbau, tidak tosik dan tidak mengiritasi jaringan mulut. Untuk memenuhi syarat inibahan tersebut sama sekali tidak boleh larut dalam saliva atau cairan lain yang dimasukan ke dalam mulut, serta tidak tembus cairan mulut,dalam arti tidak tidak boleh menjadi tidak sehat atau memiliki rasa dan bau yang dapat diterima. Bila resin digunakan sebagai bahan tambal atau semen, bahan tersebut harus dengan struktur gigi untuk mencegah pertumbuhan mikroba sepanjang pertemuan restorasi permukaan gigi.

2. TAHAPAN PADA MANIPULASI RESIN AKRILIK

Teknik manipulasi1. Teknik Molding-Tekanan Susunan gigi tiruan disiapkan untuk proses penanaman. Master model ditanam didalam dental stone yang dibentuk dengan tepat. Permukaan oklusal dan insisal elemen gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan prosedur pembukaan kuvet. Penanaman dalam kuvet gigi tiruan penuh rahang atas. Pada tahap ini, dental stone diaduk dan sisa kuvet diisi. Penutup kuvet perlahan-lahan diletakkan pada tempatnya dan stone dibiarkan mengeras. Setelah proses pengerasan sempurna, malam dikeluarkan dari mould. Untuk melakukannya, kuvet dapat direndam dalam air mendidih selama 4 menit. Kuvet kemudian dikeluarkan atau diangkat dari air dan kedua bagian kuvet dibuka. Kemudian malam luar dikeluarkan.Penempatan medium pemisah berbasis alginat untuk melindungi bahan protesa (OBrien, dkk., 1985).2. Teknik Molding-Penyuntikan Setengah kuvet diisi dengan adukan dental stone dan model master diletakkan ke dalam stone tersebut. Stone dibentuk dan dibiarkan mengeras. Sprue diletakkan dalam basis malam. Permukaan oklusal dan insisal gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan pengeluaran protesa. Pembuangan malam dengan melakukan pemisahan kedua kuvet disatukan kembali. Resin disuntikkan ke dalam rongga mold. Resin dibiarkan dingin dan memadat.Kuvet dimasukkan kedalam bak air untuk polimerisasi resin. Begitu bahan terpolimerisasi, resin bahan dimasukkan ke dalam rongga mold. Setelah selesai, gigi tiruan dikeluarkan, disesuaikan, diprose akhir, dipoles (OBrien, dkk., 1985)

Aspek aspek yang mempengaruhi manipulasi 1. Perbandingan bubuk dan cairan Perbandingan yang umum digunakan adalah 3,5 : 1 satuan volume atau 2,5 : 1 satuan berat. Bila cairan terlalu sedikit maka tidak semua bubuk sanggup dibasahi oleh cairan akibatnya akrilik yang telah selesai berpolimerisasi akan bergranul dan adonan tidak akan mengalir saat dipress ke dalam mold . Sebaliknya, cairan juga tidak boleh terlalu banyak karena dapat menyebabkan terjadinya kontraksi pada adonan akrilik , maka pengerutan selama polimerisasi akan lebih besar (dari 7% menjadi 21 % satuan volume ) dan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai konsistensi dough dan dapat menimbulkan porositas pada bahan gingiva tiruan (Anusavice ,2003). 2. Pencampuran Setelah perbandingan tepat, maka bubuk dan cairan dicampur dalam tempat yang tertutup lalu dibiarkan beberapa menit hingga mencapai fase dough . Adonan atau campuran akrilik ini akan mengalami empat fase, yaitu :a. Sandy stageMula mula terbentuk campuran yang menyerupai pasir basah.b. Sticky stageBahan menjadi merekat ketika bubuk mulai larut dalam cairan.c. Dough stage Terbentuknya adonan yang halus, homogen dan konsistensinya tidak melekat lagi dan mudah diangkat, dimana tahap ini merupakan saat yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mold dalam waktu 10 menit.d. Rubbery stageBila adonan dibiarkan terlalu lama , maka akan terbentuk adonan menyerupai karet dan menjadi kaku (rubbery hard ) sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam mould (Anusavice ,2003). 3. Pengisian Sebelum pengisian dinding mould diberi bahan separator untuk mencegah merembesnya cairan ke bahan mould dan berpolimerisasi sehingga menghasilkan permukaan yang kasar, merekatnya dengan bahan tanam gips dan mencegah air dari gips masuk ke dalam resin akrilik.Pengisian adonan ke dalam mould harus diperhatikan agar terisi penuh dan saat dipress terdapat tekanan yang cukup pada mould. Setelah pengisian adonan ke dalam mould penuh kemudian dilakukan press pertama sebesar 1000 psi ditunggu selama 5 menit agar mould terisi padat dan kelebihan resin dibuang kemudian dilakukan press terakhir dengan tekanan 2200 psi ditunggu selama 5 menit . Selanjutnya kuvet dipasang mur dan dilakukan proses kuring4. Kuring Salah satu tehnik kuring mencakup proses pembuatan bahan tiruan dalam water bath bertemperatur konstan yaitu 70 C selama 8 jam atau dengan cara dipanaskan pada suhu 70 C selama 1 jam 30 menit kemudian meningkatkan temperatur smapai 100 C dipertahankan selama 1 jam (Anusavice, 2003).Pemanasan pada suhu 100 C penting dilakukan untuk mendapatkan kekuatan dan derajat polimerisasi resin akrilik yang tinggi dan juga akan mengurangi sisa monomeryang tertinggal Kuvet yang didalamnya terdapat mold yang telah diisi resin akrilik kemudian dipanaskan di dalam water bath . Suhu dan lamanya pemanasan harus dikontrol . Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses kuring , yaitu :a. Bila bahan mengalami kuring yang tidak sempurna , memungkinkan mengandung monomer sisa tinggi.b. Kecepatan peningkatan suhu tidak boleh terlalu besar. Monomer mendidih pada suhu 100,3 C . Resin hendaknya tidak mencapai suhu ini sewaktu masih terdapat sejumlah bagian monomer yang belum bereaksi . Reaksi polimerisasi adalah bersifat eksotermis. Maka apabila sejumlah besar massa akrilik yang belum dikuring tiba tiba dimasukkan ke dalam air mendidih , suhu resin bisa naik di atas 100,3 C sehingga menyebabkan monomer menguap . Hal ini menyebabkan gaseous porosity.Setelah proses kuring, kuvet dibiarkan dingin secara perlahan . Pendinginan dilakukan hingga suhu mencapai suhu kamar . Selama proses ini, harus dihindari pendinginan secara tiba-tiba karena semalaman pendinginan terdapat perbedaan kontrasksi antara gips dan akrilik yang menyebabkan timbulnya stress di dalam polimer. Bila pendinginan dilakukan secara perlahan, maka stress diberi kesempatan keluar akrilik oleh karena plastic deformation. Selanjutnya resin dikeluarkan dari cetakan dengan hati hati untuk mencegah patahnya gingiva tiruan, kemudian dilakukan pemolesan resin akrilik.

Ada Dua Jenis Polimerisasi Resin Akrilik

1. Reaksi KondensasiReaksi yang menghasilkan polimerisasi pertumbuhan bertahap atau kondensasi berlangsung dalam mekanisme yang sama seperti reaksi kimia antara 2 atau lebih molekul-molekul sederhana. Senyawa untama bereaksi, seringkali dengan pembentukan produk sampingan seperti air, asam halogen, dan ammonia. Pembentukan produk sampingan ini adalah alasan mengapa polimerisasi pertumbuhan bertahap, seringkali disebut polimerisasi kondensasi.2. Reaksi AdisiTidak seperti polimerisasi kondensasi, tidak ada perubahan komposisi selama polimerisasi tambahan/adisi. Makromolekul dibentuk dari unit-unit yang kecil, atau monomer, tanpa perubahan dalam komposisi, karena monomer dan polimer memiliki rumus empiris yang sama. Dengan kata lain struktur monomer diulangi berkali-kali dalam polimer (Anusavice, 2004)Pada proses polimerisasi polimetil metakrilat terjadi reaksi kimia berupa reaksi adisi. Reaksi yang terjadi sewaktu polimerisasi polimetil metakrilat berlangsung dengan tahap sebagai berikut (Umriati, 2000):a) Aktivasi dan InitiasiUntuk berlangsungnya polimerisasi dibutuhkan radikal bebas, yaitu senyawa kimia yang sangat mudah bereaksi karena memiliki electron ganjil (tidak mempunyai pasangan). Radikal bebas tersebut dibentuk misalnya, dalam penguraian peroksida, dimana satu molekul benzoil peroksida dapat membentuk dua radikal bebas. Radikal bebas inilah yang menggerakkan terjadinya polimerisasi dan disebut inisiator. Sebelum terjadi inisiasi, inisiatornya perlu diaktifkan dengan penguraian peroksida baik dengan sinar, ultraviolet, panas atau dengan bahan kimia lain seperti tertian amina. Proses yang terjadi pada tahap inisiasi adalah: Benzoil peroksida menghasilkan dua radikal bebas Radikal bebas dapat terurai dan menghasilkan radikal bebas lain.b) Propagasi Stadium terjadinya reaksi antara radikal bebas dengan monomer dan mendorong terbentuknaya rantai polimer. Proses yang terjadi pada tahap ini adalah: Radikal bebas bereaksi dengan monomer menjadi radikal bebas sehingga monomer teraktifkan. Monomer teraktifkan dapat bereaksi dengan molekul monomer lain dan seterusnya menjadi pertumbuhan rantai.c) Terminasi Tahap ini terjadi apabila dua radikal bebas bereaksi membentuk suatu molekul yang stabil.Pertumbuhan rantai polimer merupakan suatu proses random yaitu sebagian rantai tumbuh lebih cepat dan sebagian terminasi sebelum yang lainnya sehingga tidak semua rantai mempunyai panjang yang sama. Terjadi pergerakan rantai polimer dari rantai yang satu ke rantai lainnya sewaktu menerima beban stress, sehingga semakin panjang rantai polimer semakin sedikit monomer sisa pada basis gigi tiruan dan proses polimerisadi lebih sempurna (Umriati, 2000).Flasking adalah menanam model dengan malam dan gigi tiruan / mahkota gigi ke dalam suatu tempat yang disebut flask atau kuvet untuk mendapatkan alat bantu perawatan di kedokteran gigi, antara lain gigi tiruan cekat maupun gigi tiruan lepas, baik sebagian maupun seluruhnya.Ciri-ciri flasking dengan metode pulling the casting diantaranya seluruh permukaan model kerja yang tidak tertutup wax tertutup gips. Semua gigi pengganti terbuka, begitu juga semua wax (base plate dan flange) terbuka.DeflaskingMerupakan proses pengambilan hasil pekerjaan, baik berupa protesa (gigi tiruan) atau retainer. Deflasking merupakan tahap yang cukup penting, maka kita harus berhati-hati dalam melakukannya karena akan berakibat fatal jika gagal dan dapat mengakibatkan kerusakan pekerjaan yang telah kita lakukan. Jadi, harus benar-benar diperhatikan langkah-langkahnya, yaitu:a. Setelah kuvet sudah direndam sampai dingin, kita mencoba membuka kuvet atas dan kuvet bawah. Jika susah dibuka, kita bisa membukanya dengan bantuan lee-crownmess atau wax mess pada ketiga ujung kuvet.b. Melepas hasil pekerjaan bisa dilakukan dengan menggergaji, tetapi akan dikhawatirkan merusak hasil pekerjaan itu sendiri jika tidak berhati-hati. Namun, ada cara yang lebih aman, yaitu dengan merendamnya hingga semalaman (over night), maka gips akan menjadi jenih sehingga menjadi melunak. Kita dapat membukanya dengan bantuan wax mess atau lee-crown mess.9. Finishing dan PolishingMenghilangkan sisa-sisa material dari permukaan dan kontur resin akrilik merupakan tahap kelanjutan dari deflasking. Semua kecuali daerah basal (yang menempel dengan palatum untuk maxilla) harusnya halus yang mana tidak ada daerah kasaran ataupun tonjolan. Untuk daerah basal tidak di-polishing untuk daerah basal dengan tujuan agar bisa menempel erat dengan palatum. Daerah basal dilingkupi resin akrilik sehingga regangan pada permukaan tidak seimbang. Penghilangan beberapa daerah yang masih kasar pada daerah resin akrilik yang menghadap ke lingual akan menyebabkan regangan yang semula tidak seimbang menjadi seimbang dan akan membuat daerah basal lebih menyatu. Semua permukaan selain permukaan basal harus dibuat semengkilat mungkin.Pengerjaan finishing dan polishing menggunakan bur yang dipasang pada mini drill yang juga tersambung dengan adaptor. a. Finishing :1. Pasang bur Arkansas di mini drill.2. Kerjakan finishing pada resin akrilik, mata bur akan menggerus tonjolan atau permukaan kasar pada resin akrilik. 3. Lakukan finishing dengan bur Arkansas hingga tidak ada lagi permukaan kasar.4. Setelah tidak ada permukaan kasar ataupun tonjolan, basahi ampelas halus dengan air lalu perhalus lagi permukaan resin akrilik dengan ampelas halus tersebut.b. Polishing :1. Setelah proses finishing, lakukan polishing untuk membuat resin akrilik semakin halus dan mengkilat.2. Tahap awal polishing adalah dengan menggunakan pumice (yang dicampur dengan air). Pumice perbandingannya lebih banyak dari air. Poleskan pumice pada permukaan mata bur.3. Lakukan polishing secara perlahan, yaitu memoles area permukaan resin akrilik hingga terlihat halus dan terasa halus ketika diraba.4. Untuk membuat resin akrilik menjadi mengkilat, gunakan kain wol atau kain flannel yang sudah dibasahi air. Gosok permukaan resin akrilik dengan kain tersebut.

3. POROSITAS SEBAGAI KEGAGALAN POLIMERISASIPorositas merupakan salah satu kegagalan yang paling sering terjadipada hasil polimerisasi.Ada yang membedakan porositas menjadi porositas internal daneksternal. Ada yang membedakan menjadi:a. Shrinkage porosity: gelembung udara yang tidak beraturan ukurannya dantersebar di seluruh polimer dan pada permukaannyab. Gaseous porosity: gelembung udara yang kecil-kecil cenderung samaukurannya dari terlihat terutama pada bagian atau sisi yang tebal. Hal miterjadi karena pemanasan dan luar yang tidak merataFAKTOR YANG BERPENGARUH PADA POROSITASa. Pemanasan yang terlalu cepat.Keadaan ini terjadi karena adanya kontraksi suhu, misal adanya perubahansuhu yang mendadak, dan suhu ruang ke suhu pemanasan. Pada kondisiini akan terlihat pada polimer athnya gelembung udara yang tidakberaturan (contraction porosity).b. Pemanasan yang terlalu singkatMemungkinkan terdapatnya konsentrasi monomer sisa yang cukup tingi.Terjadinya penguapan monomer terdapat menimbulkan terdapatnyagelembung udara di seluruh polimerc. Pencampuran bubuk dan cairan yang tidak merataTerlihat porositas yang besar dan tidak merata atau terlokalisir. Keadaan miterjadi karena partikel bubuk belum sempurna larut dalam cairan, sehinggapartikel bubuk masih terlihat dengan jelas.d. Tekanan yang kurangPemberian tekanan yang kurang pada saat proses polimerisasimemungkinkan terbentuknya gelembung udara pada permukaan polimer.e. Distribusi panas yang tidak merataBagian yang dekat dengan sumber panas (dinding kuvet / logam), akanmendapat panas yang cukup banyak. Sebaliknya, bagian yang kurangmendapat sumber panas, akan menyebabkan terbentuknya gelembungudara (gaseous porosity)f. Pemanasan yang melampaui titik didih airMetil metakrilat mendidih pada titik didih 100,3 C, sehingga apabilapemanasan melampaui titik didih air dan mencapai titik didih metalmetakrilat, maka monomer metil metakrilat akan menguap danmeninggalkan gelembung udara.AKIBAT POROSITASa. Polimerjadi lebih mudah menyerap airb. Kekuatan (sifat mekanik) jadi berkurangc. Stabilitas dimensi dapat berubahd. Menurunkan estetika, karena pada permukaan polimer terlihat ada lubanglubangatau gelembung-gelembung kecile. Menimbulkan suasana rongga mulut yang tidak sehat. Dengan adanyaporositas, menjadikan polimer jadi sukar dibersihkan. Sisa makanan denganmudah tertinggal thiam cekungan atau lubang-lubang porus. Akibatnyapenyikatan atau pembersihan gigitiruan jadi sukar, dan lebih jauh dapatberakibat pada suasana rongga mulut yang tidak sehat.

4. RESIN AKRILIK KURING PANASDisebut juga Heat Curing Acrylic Resin, dan mempunyai komposisi bahansebagai berikut:a. Bubuk : Polimetil metakrilatBensoil peroksida (inisiator)Pigmenb. Cairan : Metil metakrilatHidrokinon (menjaga agar tidak terjadi polimemrisasi pada saatdalam penyimpanan. Etilen glikol dimetakrilat sebagai cross-linkPerbandingan bubuk dan cairan adalah 3 : 1 berdasarkan volume atau 2 :1 berdasarkan beratSIFATa. Tidak larut dalam air maupun cairan mulutb. Dapat menyerap air, dengan titikjenuh setelah 17 hanc. Dapat larut dalam ester, keton dan juga alkohol. Pada permukaan resinakrilik yang larut karena pelarut organik akan terlihat adanya garis retak,disebut crazingd. Dapat mengalami pengkerutan karena proses pemanasane. Konsentrasi monomer sisa cukup tinggi, yaitu sekitar 0,2 0,5 %f. Ketahanan terhadap impaksi dan kelelahan (fatique) cenderung kurang baikg. Estetika sangat baik, sifat im merupakan keunggulan dan resin akrilik.h. Sangat mudah untuk dilakukan reparasii. Ketahanan terhadap abrasi kurang memuaskanj. Permukaan polimer dapat menjadi perlekatan mikrorganismePENGISIAN CETAKAN DAN PEMANASANSebelum mulai mencampur bubuk dan cairan disiapkan terlebih dahulucetakan yang disebut kuvet. Bahan dasar untuk membuat kuvet berbeda-beda,ada yang dan logam, ada pula yang dan poliester. Jems kuvet mi tergantungdari cara aktivasinya resin akrilik.Di dalam kuvet terdapat cetakan rahang dan gip yang disebut mould.Sebelum campuran bahan dimasukkan dalam mould, permukaan mould (gip)diolesi dengan bahan separasi (mould lining / separating medium). Jems yangbiasa digunakan adalah Cold Mould Seal.Fungsi mould lining, yaitu agar:a. Monomer dan resin akrilik tidak masuk ke dalam gipb. Air dan gip tidak masuk ke dalam resin akrilikPengisian mould hams dilakukan dengan benar, untuk itu beberapa ha!yang perlu diperhatikan adalah sebagai benkut:a. Jumlah adonan hams lebih dan cukup untuk bisa mengisi seluruh cetakanrahangb. Sebelum kuvet ditutup, d.iatas adonan diletakkan selembar plastikcellophan (bahan polietilen) yang fungsinya untuk mencegah terjadinyaperlekatan antara model dan kontra-modelc. Setelah kuvet ditutup, pada kuvet harus diben cukup tekanan. Pemberiantekanan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada adonan untukdapat bergerak atau mengalir untuk mengisi rahangd. Tekanan dihentikan sampai tidak ada lagi sisa adonan resin akrilik yangmengalir ke luar melalui tepi kuvet. Selain itu perlu diperhatikan bahwakuvet bagian atas dan bagian bawah sudah menutup dengan sempurna.Ada beberapa macam teori tentang suhu dan lama pemanasan resinakrilik. Persamaannya adalah bahwa semua menggunakan waterbath untukpemanasannya.a. 740 C selama 16 jamb. 72 C selama 2 jam untuk kemudian dilanjutikan dengan menaikkan suhumenjadi 100 C, juga selama 2 jamc. 740 C selama 9 jam, tanpa suhu mendidihd. untuk praktikum digunakan cara modifikasiSetelah pemanasan, kuvet tidak boleh langsung dibuka, tetapi supayadidiamkan sampai mendingin dengan sendirinya. Mendinginkan kuvet dengancara mengaliri kuvet dengan air dingin, dapat menyebabkan terjadinyapengkerutan pada gigitiruan. Hal mi disebabkan karena ada perubahan suhuyang mendadak.

5. RESIN AKRILIK KURING DINGINDisebut juga : Autopolymerising Acrylic Resin atau Chemically ActivatedAcrylic Resin. Resin akrilik mi menggunakan aktivasi bahan kimia danpolimerisasi terjadi pada suhu ruang.KOMPOSISIa. Bubuk : Polimetil metakrilatBensoil peroksida (inisiator)Pigmenb. Cairan : Metil metakrilatHidrokinonN-N-p-Toluidin (activator)Etilen glikol dimetakrilat (cross-link)SIFAT (dibandingkan dengan resin akrilik kuring panas)a. Waktu polimerisasi sangat smgkat dan caranya sangat mudah, karenadapat teijadi dalam suhu kamarb. Konsentrasi monomer sisa relatifagak tinggi, sekitar 3 5 %c. Kemungkinan terjadinya porositas lebih banyakd. Penyerapan air lebih besare. Berat molekul lebih kecil, sehingga kekuatan mekaniknya juga tidak terlalubaik. Kurang Iebih 80 % - nya resin akrilik kuring panass.f. Agak lunakg. Ketepatan dimensi kurang baikh. Digunakan terutama untuk melakukan reparasi rebasing atau relining padabasis gigi tiruanYang penting untuk difahami adalah bahwa cara aktivasi resin akrilik kuringdingin sangat berbeda dengan resin akrilik kuring panas. Aktivasi terjadidengan cara sebagai berikut bensoil peroksida bereaksi dengan n-n-p-toluidinuntuk kemudian menghasilkan radfikal bebas. Dan reaksi mi terjadi dalam suhukamar.

6. RESIN AKRILIK GELOMBANG MIKROUntuk polimerisasinya menggunakan kuvet yang berbeda bahannyadengan resin akrilik resin kuring panas. Untuk aktivasi gelombang mikrodigunakan kuvet dan bahan poliester, dan bukan dari logam. Tempatpencampuran bubuk dan cairan juga berbeda, karena tidak dilakukan denganstellon pot (bahjan porselin), tetapi dengan piring petri (bahan gelas).Pada polimerisasi cara konvensional, tenaga panas berasal dari luar, dansuhu pemanasan tidak sama mencapai puncaknya pada akhir polimenisasi.Dengan cara polimensasi konvensional, relatif masih banya monomer yangbelum habis bereaksi,_ sehingga konsentrasi monomer sisa cukup besar, danakibatnya kekuatan mekanik tidak ideal.Pada polimerisasi dengan aktivasi gelombang mikro, panas berasal dandalam. Suhu pemanasan sangat terkontrol dalam arti dapat memberikan pamisyang sama selama proses polimerisasi. Dengan cara ini, konsentrasi monomersisa relative sedikitSIFAT (dibandingkan dengan resin akrilik kuring panas)a. Perubahan wama yang terjadi sedikitb. Ketepatan hasil jauh lebih besarc. Secara statistik, sebetulnya tidak ada perbedaan terhadap sifat mekaniknya(kekuatannya).KEUNTUNGAN:a. Waktu polimerisasi sangat singkat, kurang lebih hanya l5memtb. Proses kerja jauh lebih bersihc. Cara kerjajugajauh lebih mudahd. Konsentrasi monomer sisa lebih sedikitKERUGIAN:a. Memerlukan kuvet dan oven yang khususb. Memerlukan bahan ( bubuk dan cairan) yang jauh lebih mahal

7. RESIN AKRILIK SINAR TAMPAKDisebut juga Visible Light Cured Acrylic Resin. Tidak terdiri dari bubukdan cairan, tapi berupa lapisan / lembaran. Tidak memeriukan tempatpengadukan, serta tidak perlu kuvet, karena gip cetakan rahang langsungdimasukkan dalam oven sinar tampak.SIFAT (dibandingkan dengan resin akrilik kunng panas).a. Polimerisasi hanya memerlukan waktu yang singkat, kurang lebih sekitar20 menit.b. Proses dapat dilakukan dalam ruang praktek, yaitu dengan menyediakanoven sinar tampak di dalam ruanganc. Ketepatan hasil sangat baikd. Sifat fisik dan mekanik secara umum baike. Dapat menyerap banyak air, dan hal ini menjadi kerugiannya.

Menurut American Dental Asociation (ADA), resin akrilik dibedakan menjadi dua, yaitu :21. Resin Akrilik Polimerisasi Panas (Heat-Cured Polymerization).Merupakan resin akrilik yang polimerisasinya dengan bantuan pemanasan.Energi termal yang diperlukan dalam polimerisasi dapat diperoleh dengan menggunakan perendaman air atau microwave. Penggunaan energy termal menyebabkan dekomposisi peroksida dan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas yang terbentuk akan mengawali proses polimerisasi.2. Resin Akrilik Swapolimerisasi ( Self-Cured Autopolymerizing/Resin Cold Curing).Merupakan resin akrilik yang teraktivasi secara kimia.Resin yang teraktivasi secara kimia tidak memerlukan penggunaan energy termal dan dapat dilakukan pada suhu kamar. Aktivasi kimia dapat dicapai melalui penembahan amintersier terhadapa monomer. Bila komponen powder dan liquid diaduk, amintersier akan menyebabkan terpisahnya benzoil peroksida sehingga dihasilkan radikal bebas dan polimerisasi dimulai.

9. REPARASI, RELINING DAN REBASINGMerupakan bahan yang digunakan untuk memperbaiki basis gigitiruanyang rusak, dalam arti pecah atau patah, sehingga ada fragmen yang hilang,atau bisa juga karena gigi tiruan menjadi longgar.Reparasi: Dilakukan pada basis gigitiruan yang patah atau pecah, yangdiperbaiki dengan cara menyambung kembali.Relining: Dilakukan pada basis gigitiruan yang pada bagian tepinya menjadilonggar (karena gingiva mengalami atrophi), dan diperbaiki dengan membentambahan bahan pada bagian tepi, sehingga basis gigitinian menjadi cekatkembaliRebasing: Dilakukan pada basis gigitiruan yang bagian dasamya menjadiIonggar (mukosa atropbi). Untuk itu diperbaiki dengan memberi tambahanbahan sebagai penebalan pada bagian dasar, agar gigitiruan menjadi cekatkembali.SYARAT BAHAN:a. Tidak menimbulkan perubahan dimensib. Mempunyai kekuatan yang baikc. Mempunyai ikatan yang baik (fisiko mekanik) dengan bahan laind. Dapat dikerjakan dengan cepat, di ruang praktek.

10. AKIBAT BIOLOGIK PEMAKAIAN RESIN AKRILIKPerlu hati-hati dalam bekerja dengan menggunakan bahan polimer (resinakrilik), karena dapat menimbulkan respon biologik, khususnya terhadapoperator. Pada waktu bekerja diwajibkan untuk menggunakan sarung tangandan juga masker penutup hidung dan mulut.Monomer metil metakrilat bersifat sangat mudah menguap, sehingga uapmudah terhisap dan masuk dalam saluran pernafasan.Kebaikan aklirik1. Warna menyerupai warna gusi2. Mudah direstorasi bila patah tanpa mengalami distorsi3. Mudah dibersihkan4. Mudah pengerjaannya dan manipulasinya5. Kekuatannya cukup dengan BJ yang berisi6. Harganya cukup mulrah dan cukup awet/tahan lama

Kejelekan Akrilik :1. Muatan patah,2. Menimbulkan macam-macam porositas3. Suatu termal konduktor yang baik4. Dapat mengalami perubahan bentuk jika disimpan dalam keadaan kering5. Toleransi pasien kurang6. Dapat menimbulkan alergi ( 2 )

Kelebihan Akrilik- Mempunyai nilai estetis yang baik.- Mudah dan murah untuk diproses.- Biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan rongga mulut.- Mempunyai warna yang stabil.- Tidak mempunyai bau dan rasa (Anusavice, 2003)b. Kekurangan Akrilik- Mempunyai kekuatan yang rendah.- Konduktivitas termal yang rendah.- Rentan terhadap distorsi.- Daya tahan terhadap benturan yang rendah (Anusavice, 2003)Pengertian BiokompatibilitasBiokompatibilitas dapat diartikan sebagai kehidupan harmonis antara bahan dan lingkungan yang tidak mempunyai pengaruh toksik atau jejas terhadap fungsi biologi. Biokompatibilitas berhubungan dengan uji biologis yang merupakan interaksi antara sifat fisika atau mekanik melalui degenerasi sel, kematian sel dan beberapa tipe nekrosis. Tujuan biokompatibilitas adalah untuk mengeliminasi komponen bahan yang berpotensi merusakan jaringan rongga mulut.

Sebuah bahan dikatakan biokompatible ketika bahan tersebut tidak merusak lingkungan biologis di sekitarnya. Syarat biokompatibilitas bahan kedokteran gigi adalah:1. Tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak.2. Tidak mengandung bahan toksik yang dapat berdifusi, terlepas dan diabsorbsi dalam sistem sirkulasi.3. Bebas dari agent yang dapat menyebabkan reaksi alergi.4. Tidak berpotensi sebagai bahan karsinogenik.