Reseptor Opioid

download Reseptor Opioid

of 14

description

ok

Transcript of Reseptor Opioid

Sejarah Reseptor OpioidSeratus tahun yang lalu belum ada obat obat antibiotik, obat hormonal, atau antipsikotik. Sesungguhnya belum ada obat obat yang betul bermanfaat, namun beberapa jenis morfin secara efektif telah menghilangkan nyeri yang hebat. Obat obat ini juga dapat mengontrol diare, batuk, ansietas, dan insomnia,. Dengan alasan ini Sir William Osler menamakan morfin sebagai obat dewa(Gods own medicine).Istilah narkotik, sering digunakan dalam hubungannya dengan golongan obat ini, dan istilah ini merupakan istilah yang tepat, karena narcosis berarti juga sebagai suatu keadaan stupor atau keadaan penurunan kesadaran (somnolent).Masalah narkotika dan maraknya kenakalan remaja menjadi perhatian yang serius dari semua pihak. Presiden RI melalui Instruksi Presiden No 6/1971, tentang penanggulangan peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika seperti morphine, heroin, obat-obatan yang mengandung opium dan merokok ganja. Undang- undang yang mengatur tentang zat- zat ini sudah jelas, yaitu Undang- Undang No. 9 tahun 1976 yang berkaitan dengan narkotika.Dalam UU Narkotika, yang tergolong narkotika adalah ganja, kokain, dan opioid/opiat. Sedangkan yang termasuk jenis opiat adalah morfin dan heroin. Narkotika adalah jenis obat yang biasa digunakan dalam terapi untuk menghilangkan rasa nyeri seperti pada penderita kanker. Sementara, kini, peredaran ilegal narkotika semakin marak. Penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja semakin sulit dibendung. Akibatnya, selama satu dekade terakhir di negeri ini telah ditemukan ratusan ribu pecandu narkotika dan zat adiktif lainnya. Keracunan narkotika juga cepat terjadi dengan menekan pusat pernapasan, napas menjadi lambat, pengguna merasa melayang, tekanan darah menurun, dan dapat membuat pengguna menjadi koma hingga meninggal dunia. Sekitar 2% dari pengguna narkotika melalui suntikan meninggal dunia setiap tahunnya karena overdosis atau infeksi. Morfin adalah obat yang mewakili kelompok besar opioid yang terdiri dari opium alam (asli), sintetis, semi sintetis, devirat dan garamnya. Sering disalahgunakan untuk memperoleh efek yang tidak ada pada medikasi medis, morfin mempunyai efek analgesik dan morfin sendiri sedikit sekali diabsorpsi dari saluran cerna. Sangat mungkin bagi seorang dokter untuk membuat visum et repertum yang berkaitan dengan kasus-kasus penyalahgunaan narkotika ini, oleh karena itu, selayaknya kita mengetahui dan memahami zat-zat yang berkaitan dengan narkoba (narkotika dan obat-obatan lainnya), salah satunya adalah morfin dimana gejala-gejala keracunan morfin yang mungkin ditemui pada korban, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.(2,3)Sumber opium, zat zat dari opium yang belum diolah, dan morfin bersumber dari bunga opiumPapaver somniferum. Tanaman ini telah digunakan selama lebih dari 6000 tahun, dan penggunaanya terdapat dalam dokumen dokumen kuno Mesir, Yunani, dan Romawi. Yang menarik pada opium ialah bahwa sampai pada abad ke 18 belum ada perhatiaan akan kecenderungan adiksi opium.Dasar dari farmakologi modern telah diletakkan oleh Sertner, seorang ahli farmasi Jerman, yang mengisolasi suatu zat alkali murni yang aktif dari opium pada tahun 1803. Hal ini peristiwa penting dimana telah dimungkinkan untuk menstandarisasi potensi suatu produk alamiah. Setelah melakukan pengujian pada dirinya sendiri dan beberapa kawannya, Sertner mengajukan morfin untuk senyawa ini, yang berasal dari bahasa Yunani ; Morpheus yang berarti mimpi dari Dewa(God of dreams).Defenisi Reseptor OpioidOpioid adalah semua zat baik sintetik atau natural yang dapat berikatan dengan reseptor morfin, misalnya. Opioid disebut juga sebagai analgesia narkotik yang sering digunakan dalam anastesia untuk mengendalikan nyeri saat pembedahan dan nyeri paska pembedahan.Istilah opioid digunakan untuk semua senyawa yang berkaitan dengan opium.Opiat adalah obat-obat yang berasal dari opium, meliputi bahan alam morfin, kodein,tebain dan banyak senyawa sejenis semisintetik yang diturunkan dari obat-obat tersebut.Peptida opioid endogen merupakan ligan alami untuk reseptor opioid. Istilah endomorfinbersinonim dengan peptide opioid endogen,tetapi juga menunjuk pada opioid endogenspesifik yaitu -endorfin.Tiga kelompok peptida opioid klasik yang berbeda telah diidentifikasi yaitu:enkefalin, endorfin dan dinorfin. Masing-masing kelompok berasal dari suatu prekursorpolipeptida yang berbeda dan memiliki distribusi anatomis yang khas (Goodman &Gilman. 2001).Opioid merupakan senyawa alami atau sintetik yang menghasilkan efek sepertimorfin. Istilah opioid dicadangkan untuk obat-obatan seperti morfin dan kodein, yangdidapat dari sari buah popi opium. Semua obat dalam kategori ini bekerja dengan jalan mengikat reseptor spesifik pada SSP. Untuk menghasilkan efek meniru neurotransmitterpeptide endogen, opiopeptin.Opioid berinteraksi secara stereospesifik dengan reseptor protein pada membranesel sel tertentu pada ssp, pada ujung saraf perifer dan pada sel-sel saluran cerna. Efekutama opioid diperantarai oleh 4 famili reseptor yang ditunjukkan dengan huruf yunani kuno , , dan . Pada umumnya kuatnya ikatan berkorelasi dengan analgesia. Sifat-sifat anlgesik diperantarai oleh reseptor , tetapi reseptor pada kornu dorsalis juga menyokong enkefalin berinteraksi lebih selektif dengan reseptor di perifer. Reseptor kurang spesifik, reseptor ini juga mengikat obat-obat non opioid seperti halusinogenfensiklidin.Distribusi reseptor opioid densitas tinggi terdapat pada lima daerah umum ssp yangdiketahui terlibat dalam mengintegrasi pembentukan nyeri. Jalan ini menurun dariperiaquaduktus abu-abu(PAG) menuju kornu dorsalis medulla spinalis. reseptor ini jugadapat diidentifikasikan di perifer .

A.Struktur Senyawa Reseptor OpioidStruktur dari klas opioid alkaloid fenantren cukup rumit dan terdiri atas lima atau bahkan enam cincin yang bergabung. Morfin sebagai salah satu anggota dari fenantren, terdiri atas 5 cincin, 3 cincin terbentuk dalam satu bidang datar sementara 2 cincin yang lainnya tersusunperpendicular yang membentukhuruf T. Terdapat 2 group hidroksil (satu fenolik dan satu alkoholik), sebuah karbon atom kuarterner pada posisi 13 dan cincin piperidin dengan grup metil pada gugus nitrogen. Struktur morfin mempunyai stereoisomer levo dan dekstro dimana hanya stereoisomer levo yang mempunyai efek analgesik. Anggota fenantren yang lain adalah kodein, derivat dari morfin, serta thebain, prekursor dari oksikodon dan nalokson. Jika dikurangi secara bertahap jumlah cincin fenantren maka akan didapatkan golongan morfinian dengan empat cincin, golongan benzomorfan dengan tiga cincin, golongan fenilpiperidin dengan dua cincin dan yang terakhir peptida opioid endogen dengan struktur separuh tiramin dengan cincin terhidroksilasi tunggal. Kemampuan mengikat reseptor apakah pada sisi romatik atau sisi anion menentukan apakah suatu opioid merupakan suatu agonis atau antagonis.

Opioid sintetik :a.Derivat fenil piperidin :FentanylFentanyl adalah opioid sintetik yang secara struktur mirip dengan meperidin. Potensial analgesiknya 75-125 kali lebih besar daripada morfin. Mempunyai onset dan durasi yang lebih cepat jika dibandingkan dengan morfin hal ini dikarenakan kelarutan lemak fentanyl yang tinggi. Fentanyl dimetabolisme dengan cara metilasi menjadi norfentanyl, hydroksipropionil-fentanyl dan hidroksinorpropionil-fentanyl. Diekskresi melalui urin dan dapat dideteksi 72 jam setelah pemberian iv. Namun