Resensi jurnal ilmiah

6
Anindya Nadhira Rafitricia 3512 100 042 Kelas A Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015 METODOLOGI PENELITIAN RESENSI JURNAL ILMIAH Ekstraksi Data Indeks Vegetasi Untuk Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Citra Alos di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

Transcript of Resensi jurnal ilmiah

Page 1: Resensi jurnal ilmiah

Anindya Nadhira Rafitricia3512 100 042Kelas AJurusan Teknik GeomatikaFakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya2015

METODOLOGI PENELITIANRESENSI JURNAL ILMIAHEkstraksi Data Indeks Vegetasi Untuk Evaluasi Ruang TerbukaHijau Berdasarkan Citra Alos di Kecamatan Ngaglik, KabupatenSleman, Yogyakarta

Page 2: Resensi jurnal ilmiah

RESENSI JURNAL ILMIAH

Judul Buku : Jurnal Agroteknologi Vol.3Terbit : Februari 2013Judul Jurnal : Ekstraksi Data Indeks Vegetasi Untuk Evaluasi Ruang Terbuka HijauBerdasarkan Citra Alos di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman,YogyakartaPengarang : Iswari Nur HidayatiPenerbit : Universitas Gajah Mada, YogyakartaHalaman : 27 - 34

PendahuluanSeiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di suatu wilayah terjadi peningkatanpemanfaatan lahan untuk pemukiman. Luas administrasi suatu perkotaan yang tetap,dimana lahan pemukiman meningkat maka disaat yang bersamaan lahan tutupan vegetasiberkurang. Hal ini mengakibatkan adanya penurunan kualitas lingkungan di suatu wilayahperkotaan, karena jumlah pepohonan hijau yang ada semakin lama semakin berkurang.Oleh karena itu, daya dukung dan kemampuan vegetasi di perkotaan harus tetapdijaga dan ditingkatkan demi kualitas lingkungan yang optimal. Maka perlu adanyapemahaman terkait perencanaan kawasan wilayah guna menjaga keasrian lingkungantersebut. Yunhao (2006) menggambarkan bahwa kondisi dan keberadaan vegetasi dikawasan perkotaan dapat diketahui dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalahpendekatan iindeks vegetasi menggunakan data penginderaan jauh. Analisis citra digitalpada penginderaan jauh memberikan informasi tertentu untuk kajian seperti kajianvegetasi, tata ruang, kelautan, dan sebagainya. Untuk mengetahui kondisi RTH aktualsecara cepat dan akurat pada kawasan perkotaan maka diperlukan teknologi penginderaanjauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Data penginderaan jauh yang berupa citramampu menampilkan gambaran permukaan bumi relatif lengkap, termasuk di dalamnyauntuk data terkait dengan RTH. Selain itu, proses perolehan data dapat dilakukan dengancepat, biaya yang murah dibandingkan dengan perolehan data dengan cara metode surveyterrestrial, wilayah kajianpun luas dan mempunyai ketilitian yang cukup tinggi.

Page 3: Resensi jurnal ilmiah

Penelitian pada jurnal ini memiliki tujuan diantaranya (a) mengkaji kemampuan datapenginderaan jauh khususnya citra ALOS AVNIR-2 untuk ekstraksi kerapatan vegetasimelalui analisis indeks vegetasi; (b) melakukan analisis ketersediaan ruang terbuka hijauKecamatan Ngaglik berdasarkan kerapatan vegetasi menggunakan data penginderaan jauh;dan (c) melakukan analisis kerapatan vegetasi terhadap rencana pemanfaatan ruangberdasarkan Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Ngaglik.Dasar TeoriNilai indeks vegetasi yang diturunkan dari saluran inframerah dan saluranmerah pada citra memberikan informasi mengenai indeks vegetasi yang akanditurunkan menggunakan persentase tutupan vegetasi. Indeks tanaman hidup (leafarea index), kapasitas fotosintesis dan estimasi penyerapan karbondioksida. Peters(2007) juga menyebutkan bahwa nilai indeks vegetasi merupakan suatu nilai yangdihasilkan oleh pengolahan rumus matematis antara saluran infra merah dan saluranmerah pada suatu citra. NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) adalahperhitungan citra yang digunakan untuk mengetahui tingkat kehijauan, yang sangat baiksebagai awal dari pembagian daerah vegetasi. NDVI dapat menunjukkan parameter yangberhubungan dengan parameter vegetasi, antara lain, biomass dedaunan hijau, daerahdedaunan hijau yang merupakan nilai yang dapat diperkirakan untuk pembagian vegetasi.Rentang nilai NDVI adalah antara -1.0 hingga +1.0. Nilai yang lebih besar dari 0.1biasanya menandakan peningkatan derajat kehijauan dan intensitas dari vegetasi. Nilaidiantara 0 dan 0.1 umumnya merupakan karakteristik dari bebatuan dan lahan kosong,dan nilai yang kurang dari 0 kemungkinan mengindikasikan awan es, awan uap air dansalju. Permukaan vegetasi memiliki rentang nilai NDVI 0.1 untuk lahan savanna (padangrumput) hingga 0.8 untuk daerah hutan hujan tropis. Nilai NDVI dapat diperoleh yaitudengan membandingkan pengurangan data channel 2 dan channel 1 dengan penjumlahandari kedua channel tersebut.Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan adalahpenelitian kuantitatif denganmenggunakan datapenginderaan jauh khususnya citra ALOS AVNIR-2, SIG dan surveylapangan. Pemanfaatan citra tersebut dimaksudkan untuk memperoleh informasimengenai tutupan lahan/penggunaan lahan dan Kerapatan vegetasi. Untuk mendapatkaninformasi kerapatan vegetasi dari citra satelit ALOS AVNIR-2 digunakan indeks vegetasiNDVI (Normalized Difference Vegetation Index),Pada penelitian ini digunakan alat dan bahan diantaranya Citra ALOS AVNIR-2tahun perekaman 2009 daerah Kecamatan Ngaglik sebagai sumber data denganresolusi spasial 10 meter, Citra Quickbird Kecamatan Ngaglik Tahun 2009 sebagaisumber data, Data Rencana Detil Tata Ruang Kota Kecamatan Ngaglik tahun 2011-

Page 4: Resensi jurnal ilmiah

2031, Perangkat Lunak, Image Processing Software, ENVI, ArcGIS Software, danMicrosoft Office, serta GPS Garmin 78S y a n g digunakan sebagai penentu koordinatdi lapangan. Pendekatan yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan vegetasi yaknimenggunakan pendekatan indeks vegetasi NDVI (Normalized Difference Vegetation Index).Algoritma ini memanfaatkan fenomena fisik pantulan gelombang cahaya yang berasal daridedaunan. Nilai kehijauan vegetasi suatu wilayah yang diamati berupa skala antara -1(minimum) hingga 1 (maksimum) yang diperoleh dengan membandingkan reflektansivegetasi yang diterima oleh sensor pada panjang gelombang merah (RED) dan inframerah dekat (NIR). Nilai indeks vegetasi dapat memberikan informasi tentangpersentase penutupan vegetasi, indeks tanaman hidup, biomassa tanaman, kapasitasfotosontesis dan estimasi penyerapan karbon dioksida (Horning, 2004; Ji dan Peters,2007).

Kerangka PemikiranHasil dan PembahasanCitra yang sudah didapatkan, dilakukan koreksi geometrik dan koreksiradiometrik untuk pengkoreksian pendekatan posisi sebenarnya dan menghilangkan efekatmosfer. Hasil dari tahap koreksi geometrik dan radiometrik ini adalah citra yang siapdigunakan untuk analisis indeks vegetasi. Kemudian dilakukan transformasi NDVI yangmenghasilkan indeks dengan rentang -1 hingga 1 yang digunakan untuk pembuatan modeluntuk mendapatkan nilai kerapatan vegetasi di daerah penelitian.Transformasi indeks vegetasi NDVI dijalankan pada citra yang sudah terkoreksi. Hasilpengolahan citra menunjukkan bahwa nilai indeks vegetasi pada daerah penelitianmemiliki rentang dari -0.678 hingga 0.504. Nilai indeks ini belum mencerminkan nilai

Page 5: Resensi jurnal ilmiah

kerapatan vegetasi. Hasil regresi menunjukkan adanya hubungan antara nilai NDVI dankerapatan vegetasi yaitu kerapatan vegetasi = (188.1 x (NDVI)) - 0.5617. Prinsip kerjaindeks vegetasi adalah mengukur tingkat intensitas kehijauan, namun adanya faktorpantulan tanah dapat meningkatkan nilai indeks vegetasi. Pantulan tanah ini dipengaruhioleh kandungan kelembaban tanah, tesktur tanah (susunan pasir, debu dan lempung)kekasaran permukaan, adanya oksida besi dan kandungan bahan organik (Lillesand et al.,2007). Hubungan regresi tersebut memiliki nilai korelasi yang cukup tinggi antaranilai NDVI dengan kerapatan vegetasi. Dengan model hubungan tersebut, selanjutnyacitra hasil NDVI dapat diturunkan menjadi peta kerapatan vegetasi melalui perhitungannilai piksel pada citra NDVI dan menghasilkan peta kerapatan vegetasi. Prosentasekerapatan vegetasi menunjukkan bahwa sebesar 34,24% dari wilayah kecamatanNgaglik merupakan kawasan tidak bervegetasi. kecamatan Ngaglik di dominasi olehkerapatan vegetasi sedang sebesar 25,61%, kemudian disusul oleh kerapatan vegetasirendah, yaitu sebesar 20,81% dan keraptan vegetasi sangat rendah sebesar 13,75%. Petakerapatan vegetasi (Gambar 5) menunjukkan tutupan vegetasi di kecamatan Ngagliktahun 2009 seluas 25.480.722 m² atau sebesar 64.86 % dari luas total kecamatanNgaglik. Hal ini berarti keberadaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di kecamatan Ngagliksudah memenuhi kebutuhan wilayah Kecamatan Ngaglik sebagai daerah perkotaanyang memiliki minimal luas RTH sebesar 30% dari luas wilayahnya.

Peta Kerapatan Vegetasi Kecamatan Ngaglik Tahun 2012

Page 6: Resensi jurnal ilmiah

KesimpulanDari hasil penelitian ini diketahui bahwa ketersediaan ruang terbuka hijaukecamatan Ngaglik sudah memenuhi undang-undang dengan luas 25.480.722 m² atausebesar 64.86 % dari luas total kecamatan Ngaglik yaitu seluas 39.285.783 m². Persebarantutupan vegetasi dalam berbagai kerapatan berdasarkan administrasi desa. Berdasarkantabel hasil, desa Sariharjo dan desa Minomartani memiliki prosentase daerah tidakbervegetasi yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ketersediaan RTHsudah terpenuhi, namun persebarannya masih belum merata. Kemudian KecamatanNgaglik dapat dibagi berdasarkan kerapatan vegetasinya dengan rincian daerah tanpavegetasi seluas 13.398.739,48 m² (34,24%), kerapatan sangat rendah 5.381.133,12 m²(13,75 %), kerapatan rendah 8.143.116,62 m² (20,81%), kerapatan sedang 10.022.040,95m² (25,61%), kerapatan tinggi 1.878.236,10 m² (4,80%), dan kerapatan sangat tinggi7.181,22 m² (0,02%).SaranSaran yang dapat diajukan dari hasil kajian tersebut adalah keberadaan penggunaan lahanseperti sawah, tegalan, kebun campuran , semak belukar dan hutan perlu dijaga agartidak mengalami konversi menjadi lahan terbangun yang akan menurunkan keberadaanRTH yang terdapat di kecamatan Ngaglik, selain itu Perlu kajian lebih lanjut untukmenganalisis kebutuhan RTH berdasarkan penyerapan karbon dan kebutuhan air maupundengan penggunaan citra satelit yang lebih detil, seperti IKONOS dan Quickbird.