Rescued Document

download Rescued Document

If you can't read please download the document

Transcript of Rescued Document

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Trauma medula spinalis adalah trauma yang mengenai sumsum tulang belakang ( spinal cort / medula spinalis) yang pada umumnya terletak pada intra-dural ekstra meduler. Selain itu juga ada yang terjadi pada ekstra dural serta intra-dural walaupun jumlahnya tidak banyak. Trauma medula spinalis merupakan salah satu penyebab utama disabilitas neurologis akibat trauma. Cedera medula spinalis traumatik berupa lesi traumatik pada medula spinalis dengan beragam defisit motorik dan sensorik atau paralisis. Cedera medula spinalis dikaitkan dengan mortalitas yang tinggi, ketidak berdayaan, rehabilitasi dan perawatan yang berkepanjangan, dan beban ekonomi yang tinggi. Trauma medula spinalis adalah masalah kesehatan mayor yang mempengaruhi 150.000 sampai 500.000 orang hampir di setiap negara, dengan perkiraan 10.000 cedera baru yang terjadi setiap tahunnya. Trauma medula spinalis merupakan salah satu penyebab utama disabilitas neurologis akibat trauma. Pusat Data Nasional Cedera Medula Spinalis ( The National Spinal CordInjuryDataResearchCentre) memperkirakan ada 10.000 kasus baru cedera medula spinalis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Angka insidensi paralisis komplet akibat kecelakaan diperkirakan 20 per 100.000 penduduk, dengan angka tetraplegia 200.000pertahunnya. Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama cederamedula spinalis. Cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi komplet dan tidak komplet berdasarkan ada/tidaknya fungsi yang dipertahankan di bawah lesi. Pembagian ini penting untukmeramalkan prognosis dan penanganan selanjutnya. Teknik yang paling sering digunakan adalah pemeriksaan sacralsparing. Data di Amerika Serikat menunjukkan urutan frekuensi disabilitas neurologis karena cedera medula spinalis traumatika sbb : (1)tetraplegi inkomplet (29,5%), (2) paraplegi komplet (27,3%), (3) paraplegi inkomplet(21,3%), dan (4) tetraplegi komplet (18,5%).Di Indonesia, insidens trauma medula spinalis diperkirakan 30-40 per satu juta penduduk per tahun, dengan sekitar 8.000-10.000 kasus per tahun.1.2 Tujuan Penulisan Mengetahui definisi, etiologi, klasifikasi, diagnosis, diagnosis banding dan penatalaksanaan Trauma Medula Spinalis. BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Epidemiologi Trauma medula spinalis adalah cedera yang mengenai servikalis vertebralis, dan lumbalis akibat dari suatu trauma yang mengenai tulang belakang. Trauma pada tulang belakang dapat mengenai jaringan lunak pada tulang belakang, yaitu ligamendan diskus, tulang belakang dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Trauma spinal atau cedera pada tulang belakang adalah cedera yang mengenai servikalis, vertebralis dan lumbalis akibat dari suatu trauma yang mengenai tulang belakang, seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, dan sebagainya.Trauma pada tulang belakang dapat mengenai jaringan lunak pada tulang belakang yaitu ligamen dan diskus, tulang belakang sendiri dan susmsum tulang belakang atau spinal kord. .Apabila Trauma itu mengenai daerah servikal pada lengan, badan dan tungkai mata penderita itu tidak tertolong. Dan apabila saraf frenitus itu terserang maka dibutuhkan pernafasan buatan, sebelum alat pernafasan mekanik dapat digunakan. (Muttaqin, 2008). Trauma Medula Spinalis merupakan keadaan patologi akut pada medula spinalis yang diakibatkan terputusnya komunikasi sensori dan motorik dengan susunan saraf pusat dan saraf perifer. Tingkat kerusakan pada medula spinalis tergantung dari keadaan komplet atau inkomplet. eh kecelakaan lalu lintas, luka tembak, luka, Kelainan pada vertebra (arthropathi spinal), patologik, Infeksi , Osteoporosis, Kelainan congenital , Gangguan vaskuler , Tumor.2.2 Anatomi dan Fisiologi OtakTABEL. 1 Secara garis besar susunan sistem saraf manusia dijelaskan pada diagram berikut.Sistem saraf Sistem sarafSadar Sistem saraf pusat Otak Otak besar Otak tengah Otak depan Jembatan Varol Otak kecil Sumsum Sumsum lanjutan Sumsum tulang belakang Sistem saraf tepi(kraniospinal) 31 pasang saraf sumsum tulangbelakang (saraf spinal) 12 pasang saraf otak (saraf kranial) Sistem saraftidak sadar(otonom) Sistem saraf simpatetik Sistem saraf parasimpatetik1. Medula Spinalis Medulla spinalis (spinal cord) merupakan bagian susunan saraf pusat yang terletak di dalam kanalis vertebralis dan menjulur dari foramen magnum ke bagian atas region lumbalis. Trauma pada medulla spinalis dapat bervariasi dari trauma ekstensi fiksasi ringan yang terjadi akibat benturan secara mendadak sampai yang menyebabkan transeksi lengkap dari medula spinalis dengan quadriplegia. Medulla Spinalis terdiri dari 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui voramina intervertebralis (lubang pada tulang vertebra). Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai dengan foramina intervertebralis tempat keluarnya saraf- saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang keluar diantara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama. Dengan demikian, terdapat 8 pasang saraf servikal, 12 pasang torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf skralis, dan 1 pasang saraf koksigeal. Saraf spinal melekat pada permukaan lateral medulla spinalis dengan perantaran dua radiks, radik posteriol atau dorsal (sensorik) dan radik anterior atau ventral (motorik). Radiks dorsal memperlihatkan pembesaran, yaitu ganglion radiks dorsal yang terdiri dari badan-badan sel neuron aferen atau neuron sensorik. Badan sel seluruh neuron aferen medulla spinalis terdapat dapat ganglia tersebut. Serabut-serabut radiks dorsal merupakan tonjolan tonjolan neuron sensorik yang membawa impuls dari bagian perifer ke medulla spinalis. Badan sel neuron motorik terdapat di dalam medulla spinalis dalam kolumna anterior dan lateral substansia grisea. Aksonnya membentuk serabut-serabut radiks ventral yang berjalan menuju ke otot dan kelenjar. Kedua radiks keluar dari foramen intervertebralis dan bersatu membentuk saraf spinal. Semua saraf spinal merupakan saraf campuran, yaitu mengandung serabut sensorik maupun serabut motorik. Bagian dorsal saraf spinal mempersarafi otot intrinsic punggung dan segmen-segmen tertentu dari kulit yang melapisinya yang disebut dermatoma. Bagian ventral merupakan bagian yang besar dan dan membentuk bagian utama yang membentuk spinal. Otot-otot dan kulit leher, dada, abdomen, dan ekstremitas dipersarafi oleh bagian ventral. Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian ini saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut Fleksus. Fleksus yang terbentuk adalah fleksus servikalis, brakialis, lumbalis, sakralis dan koksigealis. Keempat saraf servikal yang pertama (C1-C4) membentuk fleksus servikalis yang mempersarafi leher dan bagian belakang kepala. Salah satu cabang yang penting sekali adalah saraf frenikus yang mempersarafi diagfragma. Fleksus brakialis yang dibentuk dari C5-T1, fleksus ini mempersarafi ekstremitras atas.Saraf torakal(T3-T11) mempersarafi otot-otot abdomen bagian atas dan kulit dada serta abdomen. Pleksus lumbalis berasal dari segmen spinal T12-L4 mempersarafi otot-otot dan kulit tubuh bagian bawah dan ekstremitas bawah. Pleksus sakralis dari L4-S4, dan pleksus koksigealis dari S4 sampai saraf koksigealis. Saraf utama dari pleksus ini adalah saraf femoralis dan obturatorius. Saraf utama dari pleksus sakralis adalah saraf iskiadikus, saraf terbesar dalam tubuh. Saraf ini menembus bokong dan turun kebawah melalui bagian belakang paha. Kulit dipersarafi oleh radiks dorsal dari tiap saraf spinal, jadi dari satu segmen medulla spinalis disebut dermatom. Otot-otot rangka juga mendapat persarafan segmental dari radiks spinal ventral. Sumsum tulang belakang terdapat di dalam ruas-ruas tulang belakang (vertebrae) yang memanjang dari daerah leher sampai pinggang. Vertebrae itu berfungsi melindungi sumsum tulang belakang dari kerusakan. Pada sumsum tulang belakang, materi kelabu terletak di bagian dalam dan tersusun atas badan-badan sel, sinapsis, serta sel-sel saraf konektor yang tidak bermielin. Sel-sel saraf konektor tersebut mengirimkan informasi dari sumsum tulang belakang ke serabut saraf spinal, atau sebaliknya. Penampang melintang materi kelabu pada sumsum tulang belakang berbentuk sepeti huruf H atau sayap kupu-kupu. Sementara itu, materi putih yang terletak di bagian luar tersusun atas serabut-serabut saraf (akson bermielin). Akson bermielin itu mengirimkan informasi dari sumsum tulang belakang menuju otak, atau sebaliknya. Sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh tiga lapis membran (meninges). Di bagian tengah sumsum tulang belakang, yaitu di antara membran dalam dan membran tengah terdapat saluran tengah yang berisi cairan serebrospinal. Cairan tersebut berfungsi memasok makanan bagi sumsum tulang belakang dan berperan sebagai peredam kejut atau pelindung dari goncangan. Sumsum tulang belakang berhubungan dengan1) Gerak refleks struktur tubuh di bawah leher2) Menghantarkan rangsang sensori dari reseptor ke otak3) Membawa rangsang motor dari otak ke efektor. Columna Vertebralis adalah pilar utama tubuh yang berfungsi melindungi medula spinalis dan menunjang berat kepala serta batang tubuh, yang diteruskannya ke lubang-lubang paha dan tungkai bawah. Masing-masing tulang dipisahkan oleh disitus intervertebralis.A. Vertebralis dikelompokkan sebagai berikut :a. Vetebrata Thoracalis (atlas).Vetebrata Thoracalis mempunyai ciri yaitu tidak memiliki corpus tetapi hanya berupa cincin tulang. Vertebrata cervikalis kedua (axis) ini memiliki dens, yang mirip dengan pasak. Veterbrata cervitalis ketujuh disebut prominan karena mempunyai prosesus spinasus paling panjang.b. Vertebrata Thoracalis.Ukurannya semakin besar mulai dari atas kebawah. Corpus berbentuk jantung, berjumlah 12 buah yang membentuk bagian belakang thorax.c. Vertebrata Lumbalis.Corpus setiap vertebra lumbalis bersifat masif dan berbentuk ginjal, berjumlah 5 buah yang membentuk daerah pinggang, memiliki corpus vertebra yang besar ukurnanya sehingga pergerakannya lebih luas kearah fleksi.d. Vertebrata Sacrum.Terdiri dari 5 sacrum yang membentuk sakrum atau tulang kengkang dimana ke 5 vertebral ini rudimenter yang bergabung yang membentuk tulang bayi.e. Vertebrata Coccygis.Terdiri dari 4 tulang yang juga disebut ekor pada manusia, mengalami rudimenter. Lengkung koluma vertebralis.kalau dilihat dari samping maka kolumna vertebralis memperlihatkan empat kurva atau lengkung antero-pesterior : lengkung vertikal pada daerah leher melengkung kedepan daerah torakal melengkung kebelakang, daerah lumbal kedepan dan daerah pelvis melengkung kebelakang. Kedua lengkung yang menghadap pasterior, yaitu torakal dan pelvis, disebut promer karena mereka mempertahankan lengkung aslinya kebelakang dari hidung tulang belakang, yaitu bentuk (sewaktu janin dengna kepala membengkak ke bawah sampai batas dada dan gelang panggul dimiringkan keatas kearah depan badan. Kedua lengkung yang menghadap ke anterior adalah sekunder ? lengkung servikal berkembang ketika kanak-kanak mengangkat kepalanya untuk melihat sekelilingnya sambil menyelidiki, dan lengkung lumbal di bentuk ketika ia merangkak, berdiri dan berjalan serta mempertahankan tegak. Fungsi dari kolumna vertebralis. Sebagai pendukung badan yang kokoh dan sekaligus bekerja sebagai penyangga kedengan prantaraan tulang rawan cakram intervertebralis yang lengkungnya memberikan fleksibilitas dan memungkinkan membonkok tanpa patah. Cakramnya juga berguna untuk menyerap goncangan yang terjadi bila menggerakkan berat badan seperti waktu berlari dan meloncat, dan dengan demikian otak dan sumsum belkang terlindung terhadap goncangan. Disamping itu juga untuk memikul berat badan, menyediakan permukaan untuk kartan otot dan membentuk tapal batas pasterior yang kukuh untuk rongga-rongga badan dan memberi kaitan pada iga.1. Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang yang berjumlah 31 dibedakan menjadi:a) 8 pasang saraf leher (saraf cervical)( C1 sampai C8 ) Meliputi : Cerviks menunjukkan sekmen T,L,S,Co(1) Pleksus servikal berasal dari ramus anterior saraf spinal C1 C4(2) Pleksus brakial C5 T1 / T2 mempersarafi anggota bagian atas, saraf yang mempersarafi anggota bawah L2 S3.b) 12 pasang saraf punggung (saraf thorax)(T1 - T2 )c) 5 pasang saraf pinggang (saraf lumbar)( L1 - L5 )d) 5 pasang saraf pinggul (saraf sacral)( S1 - S5 )e) 1 pasang saraf ekor (saraf coccyigeal). Otot otot representative dan segmen segmen spinal yang bersangkutan serta persarafannya:1. Otot bisep lengan C5 C62. Otot trisep C6 C83. Ototbrakial C6 C74. Otot intrinsic tangan C8 T15. Susunan otot dada T1 T86. Otot abdomen T6 T127. Otot quadrisep paha L2 L48. Otot gastrok nemius reflek untuk ektensi kaki L5 S2 Kemudian diantara beberapa saraf, ada yang menjadi satu ikatan atau gabungan(pleksus)membentuk jaringan urat saraf.Pleksusterbagi menjadi 3 macam,yaitu:1) Plexus cervicalis (gabungan urat saraf leher)2) Plexus branchialis (gabungan urat saraf lengan)3) Plexus lumbo sakralis (gabungan urat saraf punggung dan pinggang) Korda jaringan saraf yang terbungkus dalam kolumna vertebra yang memanjang dari medula batang otak sampai ke area vertebra lumbal pertama disebut medula spinalisA. Struktur umum medula spinalis1. Medula spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter medula spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking. Panjang rata-rata 42 cm.2. Dua pembesaran. Pembesaran lumbal dan serviks, menandai sisi keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai3. 31 satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral4. Korda berakhir dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua. Saraf spinal bagian bawah yang keluar sebelum ujung korda mengarah ke bawah, disebut korda ekuina, muncul dari kolumna spinlia pada foramina intervertebral lumbal dan sakral yang tepat.a. Konus medularis (terminalis) adalah ujung kaudal kordab. Filum terminal adalah perpanjangan fibrosa piameter yang melekat pada konus medularis ke kolumna vertebra5. Meningen (durameter, piameter, arakhnoid) yang melapisi otak juga melapisi korda6. Fisura Median Anterior (ventral) dalam fisura posterior (dorsal) yang lebih dangkal menjalar di sepanjang korda dan membaginya menjadi bagian kanan dan kiriB. Struktur Internal Medula Spinalis terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih1. Kanal sentral berukuran kecil dikelilingi substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H2. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk, atau kolumna dan mengandung badan sel, dendrit asosiasi, dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasia. Tanduk abu-abu posterior (dorsal) adalah batang ventrikel atas substansi abu-abu. Bagian ini mengandung badan sel yang menerima sinyal melaluisaraf spinal dari neuron sensorikb. Tanduk abu-abu anterior (ventral) adalah batang ventrikel bawah. Bagian ini mengandung neuron motorik yang aksonnya mengirim impuls melalui saraf spinal ke otot atau kelenjarc. Tanduk lateral adalah protrusi diantara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem saraf perifer. Bagian ini mengandung badan sel neuron sistem SSOd. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu disisi kiri dan kanan melalui medula spinalisC. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal atau satu radiks ventral. Radiks dorsal terdiri dari kelompok-kelompok serabut sensorik yang memasuki korda. Radiks ventral adalah penghubung ventral dan membawa serabut motorik ke korda1. Setiap radiks yang memasuki atau meninggalkan korda membentuk tujuh sampai sepuluh cabang radiks2. Radiks dorsal dan ventral pada setiap sisi segmen medula spinalis menyatu untuk membentuk saraf spinal3. Radiks dorsal ganglia adalah pembesaran radiks dorsal yang mengandung sel neuron sensorikD. Traktus spinal. Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi dibagi menjadi funikulus anterior, posterior, lateral. Dalam funikulus terdapat fasikulus atau traktus. Traktus diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.1. Traktus sensorik atau asenden membawa informasi dari tubuh ke otak. Bagian penting traktus asenden meliputi:A. Fasikulus grasilis dan fasikulus kuneatusa. Origo dan tujuan. Impuls dari sentuhan reseptor peraba masuk ke medula spinalis melalui radiks dorsal (neuron I). Akson memasuki korda, berasenden untuk bersinaps dengan nuklei grasilis dan kuneatus di medula bagian bawah (neuron II). Akson menyilang ke sisi yang berlawanan dan bersinaps dalam talamus lateral (neuron III). Terminasinya berada pada area somestetik korteks serebralb. Fungsi. Traktus ini menyampaikan informasi mengenai sentuhan, tekanan, vibrasi, dan tendon ototB. Traktus spinoserebelar ventral (anterior) (berpasangan)a. Origo dan tujuan. Impuls dari reseptor kinestetik (kesadaran akan posisi tubuh) pada otot dan tendon memauki medula spinalis melalui radiks dorsal (neuron I) dan bersinaps dalam tanduk posterior (neuron II). Akson berasenden disisi yang sama atau berlawanan dan berterminasi pada korteks serebralb. Fungsi, Traktus spinoserebelar ventral membawa informasi mengenai gerakan dan posisi keseluruhan anggota gerakC. Traktus spinoserebelar dorsal (posterior)a. Origo dan tujuan. Impuls dari traktus spinoserebelar dorsal memiliki awal dan akhir yang sama dengan impuls dari traktus spinoserebelar ventral, walaupun demikian, akson pada neuron II dalam tanduk posterior bersenden disisi yang sama menuju korteks serebralb. Fungsi. Traktus spinoserebelar dorsal membawa informasi mengenai propriosepsi bawah sadar (kesadaran akan posisi tubuh, keseimbangan, dan arah gerakan)D. Traktus spinotalamik ventral (anterior)a. Origo dan tujuan. Impuls dari reseptor taktil pada kulit masuk ke medulla spinalis melalui radiks dorsal (neuron I) dan bersinaps dalam tanduk posterior disisi yang sama (neuron II). Akson menyilang kesisi yang berlawanan dan berasenden untuk bersinapsis dalam talamus (neuron III). Akson berujung dalam area somestetik korteks serebralb. Fungsi. Traktus spinotalamik ventral membawa informasi mengenai sentuhan, suhu dan nyeri2. Traktus Motorik (Desenden) Mmebawa impuls motorik dari otak ke medulla spinalis dan saraf spinal menuju tubuh. Fungsi traktus motorik yang penting meliputi:A. Traktus kortikospinal lateral (piramidal)a. Origo dan tujuan. Neuron I berasal dari area motorik korteks serebral. Akosn berdesenden ke medulla tempat sebagian besar serabut berdekusasi dan terus memanjang sampai ke tanduk posterior untuk bersinapsis langsung atau melalui interneuron dengan neuron motorik bagian bawah (neuron II) dalam tanduk anterior. Akson berterminasi pada lempeng ujung motorik otot rangka.b. Fungsi. Traktus kortikospinal lateral menghantar impuls untuk koordiasi dan ketepatan gerakan volunter B. Traktus kortikospinal (piramidal) ventral (anterior)a. Origo dan tujuan. Neuron I berasal dari sel piramidal pada area motorik korteks serebral dan berdesenden sampai ke medulla spinalis. Disini akson menyilang ke sisi yang berlawanan tepat sebelum bersinapsis, secara langsung maupun melalui interneuron dengan neuron II dalam tanduk anteriorb. Fungsi. Traktus kortikospinal ventral memiliki fungsi yang sama dengan traktus kortokospinal lateral. Traktus tersebut menghantarkan impuls untuk koordinasi dan ketepatan gerakan volunter.C. Traktus ekstrapiramidal. Serabut dalam sistem ini berasal dari pusat lain, misalnya nuklei motorik dalam korteks serebral dan area subkortikal di otaka. Traktus retikulospinal berasal dari formasi retikular (neuron I) dan berujung (neuron II) pada sisi yang sama dineuron motorik bagian bawah dalam tanduk anterior medula spinalis. Impuls memberikan semacam pengaruh fasilitas pada ekstensor tungkai dan fleksor lengan serta memberikan suatu pengaruh inhibisi yang berkaitan dengan postur dan tonus ototb. Traktus vestilospinal lateral berasal dari nukleus vestribular lateral dalam medulla (neuron I) dan berdesenden pada sisi yang sama untuk untuk berujung (neuron II) pada tanduk anterior medulla spinalis. Impuls mempertahankan tonus otot dalam aktivitas refleksc. Traktus vestibulospinal medial baerasal dari nukleus vestibular medial dalam medula dan menyilang ke sisi yang berlawanan untuk berakhir pada tanduk anterior. Traktus ini tidak berdesenden ke bawah area serviks. Traktus ini berkaitan dengan pengendalian otot-otot kepala dan leherd. Traktus rubrospinal, yang berasal dari nukleus merah otak tengah, traktus olivospinal yang berasal dari olive inferior medula dan traktus tektospinal yang berasal dari bagian tektum otak tengah, juga termasuk jenis traktus ekstrapiramidal yang berhubungan dengan postur dan tonus otot. Saraf Spinal. 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen.1. Divisi. Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf kemudian bercabang menjadi 4 divisia. Cabang meningeal kecil masuk kembali ke medulla spinalis melalui foramen sama yang digunakan saraf untuk keluar dan mempersarafi meninges, pembuluh darah medula spinalis dan ligamen vertebralis b. Ramus dorsal (posterior) terdiri dari serabut yang menyebar kearah posterior untuk mempersarafi otot dan kulit pada bagian belakang kepala, leher, dan pada trunkus di regia saraf spinalc. Cabang ventral (anterior) terdiri dari serabut yang mensuplai bagian anterior dan lateral pada trunkus dan anggota gerak d. Cabang viseral adalah bagian dari SSO. Cabang ini memiliki ramus komunikans putih dan ramus komunikans abu-abu yang membentuk hubungan abtara medula spinalis dan ganglia pada trunkus simpatis SSO2. Pleksus adalah jaring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali T1 dan T11 , yang merupakan awal saraf intercostaea. Pleksus serviks terbentuk dari ramus ventral keempat saraf serviks pertama- C1, C2, C3, C4- dan sebagian C5. Saraf ini menginversi otot leher, dan kulit kepala, leher serta dada. Saraf terpenting yang berawal dari pleksus ini adalah saraf frenik yang menginversi diagfragmab. Pleksus brakhial terbentuk dari ramus ventral saraf serviks C5, C6, C7, C8, dan saraf toraks pertama T1 dengan melibatkan C4 dan T2. Saraf dari pleksus brakhial mensuplai lengan atas dan beberapa otot pada leher dan bahuc. Pleksus lumbal terbentuk dari ramus saraf lumbal L1, L2, L3, L4 dengan bantuan T12. Saraf dari pleksus ini menginversi kulit dan otot dinding abdomen, paha dan genetalia eksternal. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang mensuplai otot fleksor paha dan kulit pada paha anterior, regia panggul, dan tungkai bawahd. Pleksus sakral terbentuk dari ramus ventral saraf sakral S1, S2, dan S3, serta konstribusi dari L4, L5, dan S4. Saraf dari pleksus ini menginversi anggota gerak bawah, bokong, dan regia perineal, saraf terbesar adalah saraf sklatike. Pleksus koksiks terbentuk dari ramus ventral S5 dan saraf spinal koksiks, dengan konstribusi dari ramus S4. Pleksus ini merupakan awal saraf koksiks yang mensupali regia koksiks. Setiap saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang dengan dua buah akar, yaitu akar depan (anterior) dan akar belakang (posterior). Setiap akar anterior dibentuk oleh beberapa benang akar yang meninggalkan sumsum tulang belakang pada satu alur membujur dan teratur dalam satu baris. Tempat alaur tersebut sesuai dengan tempat tanduk depan terletak paling dekat di bawah permukaan sumsum tulang belakang. Benang-benang akar dari satu segmen berhimpun untuk membentuk satu akar depan. Akar posterior pun terdiri atas benang-benang akar serupa, yang mencapai sumsum tulang belakang pada satu alur di permukaan belakang sumsum tulang belakang. Setiap akar belakang mempunyai sebuah kumpulan sel saraf yang dinamakan simpulsaraf spinal. Akar anterior dan posterior bertaut satu sama lain membentuk saraf spinal yang meninggalkan terusan tulang belakang melalui sebuah lubang antar ruas tulang belakang dan kemudian segera bercabang menjadi sebuah cabang belakang, cabang depan, dan cabang penghubung. Cabang-cabang belakang saraf spinal mempersarafi otot-otot punggung sejati dan sebagian kecil kulit punggung. Cabang-cabang depan mempersarafi semua otot kerangka batang badan dan anggota-anggota gerak serta kulit tubuh kecuali kulit punggung. Cabang-cabang depan untuk persarafan lengan membentuk suatu anyaman (plexus), yaitu anyaman lengan (plexus brachialis). Dari anyaman inilah dilepaskan beberapa cabang pendek ke arah bahu dan ketiak, dan beberapa cabang panjang untuk lengan dan tangan. Demikian pula dibentuk oleh cabang-cabang depan untuk anggota-anggota gerak bawah dan untuk panggul sebuah anyaman yang disebut plexus lumbosakralis, yang juga mengirimkan beberapa cabang pendek ke arah pangkal paha dan bokong, serta beberapa cabang panjang untuk tungkai atas dan tungkai bawah. Yang terbesar adalah saraf tulang duduk. Saraf ini terletak di bidang posterior tulang paha. Medulla spinalis atau sumsum tulang belakang bermula ada medula ablongata, menjulur kearah kaudal melalu foramen magnum dan berakhir diantara vertebra-lumbalis pertama dan kedua. Disini medula spinalis meruncing sebagai konus medularis, dna kemudian sebuah sambungan tipis dasri pia meter yang disebut filum terminale, yang menembus kantong durameter, bergerak menuju koksigis. Sumsum tulang belakang yang berukuran panjang sekitar 45 cm ini, pada bagian depannya dibelah oleh figura anterior yang dalam, sementara bagian belakang dibelah oleh sebuah figura sempit. Pada sumsum tulang belakang terdapat dua penebalan, servikal dan lumbal. Dari penebalan ini, plexus-plexus saraf bergerak guna melayani anggota badan atas dan bawah dan plexus dari daerah thorax membentuk saraf-saraf interkostalis. Fungsi sumsum tulang belakang:1) Organ sensorik : menerima impuls, misalnya kulit.2) Serabut saraf sensorik ; mengantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel-sel dalam ganglion radix pasterior dan selanjutnya menuju substansi kelabu pada karnu pasterior mendula spinalis.3) Sumsum tulang belakang, dimana serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls-impuls menuju karnu anterior medula spinalis.4) Sel saraf motorik ; dalam karnu anterior medula spinalis yang menerima dan mengalihkan impuls tersebut melalui serabut sarag motorik.5) Organ motorik yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.6) Kerusakan pada sumsum tulang belakang khususnya apabila terputus pada daerah torakal dan lumbal mengakibatkan (pada daerah torakal) paralisis beberapa otot interkostal, paralisis pada otot abdomen dan otot-otot pada kedua anggota gerak bawah, serta paralisis sfinker pada uretra dan rektum.B. Sendi Kolumna Vertebra Sendi ini dibentuk oleh bantalan tulang rawan yang diletakkan diantara setiap dua vertebra, dikuatkan oleh ligamentum yang berjalan didepan dan dibelakang badan-badan vertebra sepanjang kolumna vertebralis. Massa otot disetiap sisi membantu kestabilan tulang belakang sepenuhnya. Diskus Intervetebralis atau cakram antar ruas adalah bantalan tebal dari tulang rawan fibrosa yang terdapat diantara badan vertebra yang dapat bergerak C. Meningen Spinal Meningen adalah selaput otak yang merupakan bagian dari susunan saraf yang bersiaft non neural. Meningen terdiri dari jarningan ikat berupa membran yang menyelubungi seluruh permukaan otak, batang otak dan medula spinalis.Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piamater, arakhnoid dan duramater. Duramater yang merupakan lapisan yang kuat, Membran fibrosa, Bersatu dengan filum terminale. Piamater berupa lapisan tipis, kaya pembuluh darah, nyambung dengan medula spinalis. Rongga antara periosteum dengan duramater disebut dengan epidural yang merupakan area yang mengandung banyak pembuluh darah dan lemak. Rongga antara duramater dengan arachnoid disebut dengan subdural. Sub dural tidak mengandung CSF. Rongga antara Arachnoid dan Piamater disebut dengan Subarachnoid. Pada rongga ini terdapat Cerebro Spinal Fluid, Pembuluh Darah dan akar-akar syaraf Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak yang mengikuti setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura-fisura, juga melekat pada permukaan batang otak dan medula spinalis, terus ke kaudal sampai ke ujung medula spinalis setinggi korpus vertebra. Arakhnoid mempunyai banyak trabekula halus yang berhubungan dengan piameter, tetapi tidak mengikuti setiap lekukan otak. Diantara arakhnoid dan piameter disebut ruang subrakhnoid, yang berisi cairan serebrospinal dan pembuluh-pembuluh darah. Karena arakhnoid tidak mengikuti lekukanlekukan otak, maka di beberapa tempat ruang subarakhnoid melebar yang disebut sisterna. Yang paling besar adalah siterna magna, terletak diantara bagian inferior serebelum danme oblongata. Lainnya adalah sisterna pontis di permukaan ventral pons, sisterna interpedunkularis di permukaan venttralmesensefalon, sisterna siasmatis di depan lamina terminalis. Pada sudut antara serebelum dan lamina quadrigemina terdapat sisterna vena magna serebri. Sisterna ini berhubungan dengan sisterna interpedunkularis melalui sisterna ambiens. Ruang subarakhnoid spinal yang merupakan lanjutan dari sisterna magna dan sisterna pontis merupakan selubung dari medula spinalis sampai setinggi S2. Ruang subarakhnoid dibawah L2 dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat dimana cairan serebrospinal diambil pada waktu pungsi lumbal.1. Ruang EpiduralDiantara lapisan luar dura dan tulang tengkorak terdapat jaringan ikat yang mengandung kapiler-kapiler halus yang mengisi suatu ruangan disebut ruang epidural2. Ruang SubduralDiantara lapisan dalam durameter dan arakhnoid yang mengandung sedikitcairan, mengisi suatu ruang disebut ruang subdural .D. Cairan SerebroSpinal Cairan serebrospinal yang berada di ruang subarakhnoid merupakan salah satu proteksi untuk melindungi jaringan otak dan medula spinalis terhadap trauma atau gangguan dari luar. Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml, volume otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml) dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra sel maupun intra sel. Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500 ml/hari, sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam sewaktu. Ini merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi dan absorpsi. Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam sewaktu, maka cairan serebrospinal diganti 4-5 kali dalam sehari. Perubahan dalam cairan serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan klinik. Pemeriksaan cairan serebrospinal sangat membantu dalam mendiagnosa penyakit-penyakit neurologi. Selain itu juga untuk evaluasi pengobatan dan perjalanan penyakit, serta menentukan prognosa penyakit. Pemeriksaan cairan serebrospinal adalah suatu tindakan yang aman, tidak mahal dan cepat untuk menetapkan diagnosa, mengidentifikasi organism penyebab serta dapat untuk melakukan test sensitivitas antibiotika.E. Suplai Darah Medula Spinalis Medula spinalis menerima darah melalui cabang-cabang arteri vertebralis (arteri spinatis anterior dan posterior serta cabang-cabangnya) dan dari pembuluh-pembuluh segmental regional yang berasal dari aorta torakalis dan abdominalis (arteri radikularis dan cabang-cabangnya). Dari tempat percabangannya pada arteri vertebralis disepanjang medula, arteri spinalis anterior dan posterior akan berjalan menuju medula spinalis. Medula spinalis mendapat dua suplai darah dari dua sumber yaitu: 1) arteri Spinalis anterior yang merupakan percabangan arteri vertebralis, 2) arteri Spinalis posterior, yang juga merupakan percabangan arteri vertebralis. Antara arteri spinalis tersebut diatas terdapat banyak anastomosis sehingga merupakan anyaman plexus yang mengelilingi medulla spinalis dan disebut vasocorona. Vena di dalam otak tidak berjalan bersama-sama arteri. Vena jaringan otak bermuara di jalan vena yang terdapat pada permukaan otak dan dasar otak. Dari anyaman plexus venosus yang terdapat di dalam spatum subarachnoid darah vena dialirkan kedalam sistem sinus venosus yang terdapat di dalam durameter diantara lapisan periostum dan selaput otak. Arteri vertebralis dipercabangkan oleh arteri sub clavia. Arteri ini berjalan ke kranial melalui foramen transversus vertebrae ke enam sampai pertama kemudian membelok ke lateral masuk ke dalam foramen transversus magnum menuju cavum cranii. Arteri ini kemudian berjalan ventral dari medula oblongata dorsal dari olivus, caudal dari tepi caudal pons varolii. Arteri vertabralis kanan dan kiri akan bersatu menjadi arteri basilaris yang kemudian berjalan frontal untuk akhirnya bercabang menjadi dua yaitu arteri cerebri posterior kanan dan kiri. Daerah yang diperdarahi oleh arteri cerbri posterior ini adalah facies convexa lobus temporalis cortex cerebri mulai dari tepi bawah sampai setinggi sulcus temporalis media, facies convexa parietooccipitalis, facies medialis lobus occipitalis cotex cerebri dan lobus temporalis cortex cerebri. Anastomosis antara arteri-arteri cerebri berfungsi utnuk menjaga agar aliran darah ke jaringan otak tetap terjaga secara continue. Sistem carotis yang berasal dari arteri carotis interna dengan sistem vertebrobasilaris yang berasal dari arteri vertebralis, dihubungkan oleh circulus arteriosus willisi membentuk Circle of willis yang terdapat pada bagian dasar otak. Selain itu terdapat anastomosis lain yaitu antara arteri cerebri media dengan arteri cerebri anterior, arteri cerebri media dengan arteri cerebri posterior. F. Refleks Spinal Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus internal ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh. Refleks yang melibatkan otot rangka disebut dengan refleks somatis dan Refleks yang melibatkan otot polos, otot jantung atau kelenjar disebut refleks otonom atau visceral.G. Konsep Refleks Refleks merupakan kejadian involunter dan tidak dapat dikendalikan oleh kemauan. Tindakan refleks merupakan gerakan motorik involunter atau respons sekretorik yang diperlihatkan jaringan terhadap stimulus sensorik, seperti refleks menarik diri, bersin, batuk, dan mengedip (Sue Hinchlift). Secara fisiologis dengan ringkas dapat dijelaskan bahwa suatu respons refleks terjadi bila suatu otot rangka dengan persarafan untuk diregangkan, otot ini akan kontraksi. Respons seperti ini disebut refleks regang. Rangsangan yang membangkitkan refleks regang adalah regangan pada otot, dan responsnya adalah kontraksi otot yang diregangkan itu. Reseptor refleks ini adalah kumparan otot (muscle spindle). Impuls yang tercetus oleh kumparan otot dihantarkan ke SSP melalui serat saraf sensorik penghantar cepat. Impuls kemudian diteruskan ke neuron-neuron motorik yang mempersarafi otot yang teregang itu. Neurotransmitter di sinaps pusat adalah glutamat. Refleks-refleks regang merupakan refleks monosinaptik yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan neurologis, seperti pada ketukan di tendon patella yang akan membangkitkan refleks patella, yaitu refleks regang otot quadriseps femoris, akibat ketukan pada tendon akan meregangkan otot. Kontraksi serupa akan timbul bila otot quadriseps diregang secara manual (Ganong, 1999). Tahanan otot terhadap regangan kerap disebut tonus. Bila neuron motorik ke suatu otot dipotong, otot itu memberikan tahanan yang lemah dan disebut flaksid. Otot yang hipertonik (spastik) adalah otot yang mempunyai tahanan yang tinggi terhadap regangan karena adanya refleks regang yang hiperaktif. Diantara keadaan flaksid dan spastis terdapat area yang sering kali di salah artikan sebagai area tonus normal. Otot umumnya hipotonik bila pelepasan impuls eferennya rendah dan hipertonik bila tinggi. Temuan lain yang khas untuk keadaan peningkatan impuls eferen adalah klonus. Tanda neurologis ini merupakan peristiwa kontraksi otot yang teratur dan berirama akibat regangan yang tiba-tiba dan bertahan. Klonus pergelangan kaki merupakan contoh yang khas. Klonus ini dimulai dengan dorsofleksi kaki yang cepat dan mantap, dan reponsnya adalah plantarfleksi pergelangan kaki berirama. Suatu respons fleksor dapat ditimbulkan dengan rangsangan di kulit atau dengan peregangan otot, tetapi respons fleksor kuat yang disertai gerakan menarik diri hanya dibangkitkan oleh suatu rangsang yang berbahaya. Karena itu, rangsang ini disebut rangsang nosiseptif. Respons menarik diri dari fleksi ekstremitas yang dirangsang menjauhkan tungkai dari sumber iritasi dan ekstensi ekstremtas yang menyangga tubuh. Refleks menarik diri sangat kuat, refleks ini menguasai jaras-jaras spinal sehingga membatalkan semua kegiatan refleks lain yang terjadi pada saat yang bersamaan (Price, 1995).H. Saraf spinal Saraf spinal pada manusia dewasa memiliki panjang sekitar 45 cm dan lebar 14 mm. Pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal, terdapat alur yang dangkal secara longitudinal di bagian medial posterior berupa sulkus dan bagian yang dalam dari anterior berupa fisura. Medula spinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui foramen intervertebra (lubang pada tulang vertebra). Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai dengan foramen intervertebra tempat keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari medula apinalis dan kemudian dari kolumna vertabalis melalui celah sempit antara ruas-ruas tulang vertebra. Celah tersebut dinamakan foramina intervertebrelia. Seluruh saraf spinal merupakan saraf campuran karena mengandung serat-serat eferen yang membawa impuls baik sensorik maupun motorik. Mendekati medula spinalis, serat-serat eferen memisahkan diri dari seratserat eferen. Serat eferen masuk ke medula spinalis membentuk akar belakang (radix dorsalis), sedangkan serat eferen keluar dari medula spinalis membentuk akar depan (radix ventralis). Setiap segmen medula spinalis memiliki sepasang saraf spinal, kanan dan kiri. Sehingga dengan demikian terdapat 8 pasang saraf spinal servikal, 12 pasang saraf spinal torakal, 5 pasang saraf spinal lumbal, 5 pasang saraf spinal sakral dan satu pasang saraf spinal koksigeal. Untuk kelangsungan fungsi integrasi, terdapat neuron-neuron penghubung disebut interneuron yang tersusun sangat bervariasi mulai dari yang sederhana satu interneuron sampai yang sangat kompleks banyak interneuron. Dalam menyelenggarakan fungsinya, tiap saraf spinal melayani suatu segmen tertentu pada kulit, yang disebut dermatom. Hal ini hanya untuk fungsi sensorik. Dengan demikian gangguan sensorik pada dermatom tertentu dapat memberikan gambaran letak kerusakan. Adapun ke 31 nervus spinalis, yaitu:1. Nervus hipoglossus : Nervus yang mempersarafi lidah dan sekitarnya.2. Nervus occipitalis minor : Nervus yang mempersarafi bagian otak belakang dalam trungkusnya.3. Nervus thoracicus : Nervus yang mempersarafi otot serratus anterior.4. Nervus radialis: Nervus yang mempersyarafi otot lengan bawah bagian posterior,mempersarafi otot triceps brachii, otot anconeus, otot brachioradialis dan otot ekstensor lengan bawah dan mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah. Merupakan saraf terbesar dari plexus.5. Nervus thoracicus longus: Nervus yang mempersarafi otot subclavius, Nervus thoracicus longus. berasal dari ramus C5, C6, dan C7, mempersarafi otot serratus anterior.6. Nervus thoracodorsalis: Nervus yang mempersarafi otot deltoideus dan otot trapezius, otot latissimus dorsi.7. Nervus axillaris: Nervus ini bersandar pada collum chirurgicum humeri.8. Nervus subciavius: Nervus subclavius berasal dari ramus C5 dan C6, mempersarafi otot subclavius..9. Nervus supcapulari: Nervus ini bersal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae,10. Nervus supracaplaris: Berasal dari trunkus superior, mempersarafi otot supraspinatus dan infraspinatus.11. Nervusphrenicus: Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma.12. Nervus intercostalis13. Nervus intercostobrachialis: Mempersyarafi kelenjar getah bening.14. Nervus cutaneus brachii medialis: Nervus ini mempersarafi kulit sisi medial lengan atas.15. Nervus cutaneus antebrachii medialis: Mempersarafi kulit sisi medial lengan bawah.16. Nervus ulnaris: Mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan bawah dan otot-otot kecil tangan, dan kulit tangan di sebelah medial.17. Nervus medianus: Memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nervus medianus.18. Nervus musculocutaneus: Berasal dari C5 dan C6, mempersarafi otot coracobrachialis, otot brachialis, dan otot biceps brachii. Selanjutnya cabang ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas.19. Nervusdorsalis scapulae: Nervus dorsalis scapulae bersal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus.20. Nervus transverses colli21. Nervus nuricularis: Nervus auricularis posterior berjalan berdekatan menuju foramen, Letakanatomisnya: sebelah atas dengan lamina terminalis,22. NervusSubcostalis: Mempersarafi sistem kerja ginjal dan letaknya.23. Nervus Iliochypogastricus: Nervus iliohypogastricusberpusat pada medulla spinalis.24. Nervus Iliongnalis: Nervus yang mempersyarafi system genetal, atau kelamin manusia.25. NervusGenitofemularis: Nervus genitofemoralis berpusat pada medulla spinalis L1-2, berjalan ke caudal, menembus m. Psoas major setinggi vertebra lumbalis .26. Nervus Cutaneus Femoris Lateralis: Mempersyarafi tungkai atas, bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki.27. NervusFemoralis: Nervus yang mempersyarafi daerah paha dan otot paha.28. NervusGluteus Superior: Nervus gluteus superior (L4, 5, dan paha, walaupun sering dijumpai percabangan dengan letak yang lebih tinggi.29. Nervus Ischiadicus: Nervus yang mempersyarafi pangkal paha30. NervusCutaneus Femoris Inferior: Nervus yang mempersyarafi bagian (s2 dan s3) pada bagian lengan bawah.31. Nervus Pudendus: Letak nervus pudendus berdekatan dengan ujung spina ischiadica. Nervus pudendus, Nervus pudendus menyarafi otot levator ani, dan otot perineum(ke kiri / kanan ), sedangkan letak kepalanya dibuat sedikit lebih rendah.Tabel no. 2. Tabel Sistem saraf medulla spinalisJumlah Medula spinalis daerah Menuju 7 pasang Servix Kulit kepala, leher dan otot tangan, membentuk daerah tengkuk. 12 pasang Punggung/toraks Organ-organ dalam, membentuk bagian belakang torax atau dada. 5 pasang Lumbal/pinggang Paha, membentuk daerah lumbal atau pinggang. 5 pasang Sakral/kelangkang Otot betis, kaki dan jari kaki, membentuk os sakrum (tulang kelangkang). 1 pasang Koksigeal Sekitar tulang ekor, membentuk tulang koksigeus (tulang tungging) (Sumber: Sistem Saraf I AndienchandrasBlog.htm) Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah (kaki). Secara fungsi, sumsum tulang belakang bekerja secara sadar dan tak sadar (saraf otonom). Sumsum tulang belakang yang bekerja secara sadar di atur oleh otak sedangkan sistem saraf tidak sadar (saraf otonom) mengontrol aktivitas yang tidak diatur oleh kerja otak seperti denyut jantung, sistem pencernaan, sekresi keringat, gerak peristaltic usus, dan lain-lain. Fungsi sumsum tulang belakang yang utama adalah sebagai berikut.1. Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak. Informasi melalui neuron sensori ditransmisikan dengan bantuan interneuron (impuls sarafdaridankeotak).2. Memungkinan jalan terpendek dari gerak refleks. Sehingga sumsum tulang belakang juga biasa disebut saraf refleks.3. Mengurusi persarafan tubuh, anggota badan dan kepala2.2 Fisiologi Sistem Saraf Sistem motorik berhubungan dengan sistem neuromuskular terdiri atas Upper motor neurons (UMN) dan lower motor neuron (LMN). Upper motor neurons (UMN) merupakan kumpulan saraf-saraf motorik yang menyalurkan impuls dan area motorik di korteks motorik sampai inti-inti motorik di saraf kranial di batang otak atau kornu anterior medula spinalis.1 Berdasarkan perbedaan anatomik dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalam susunan piramidal dan susunan ekstrapiramidal. Susunan piramidal terdiri dari traktus kortikospinal dan traktus kortikobulbar. Melalui lower motor neuron (LMN), yang merupakan kumpulan saraf motorik yang berasal dari batang otak, pesan tersebut dari otak dilanjutkan ke berbagai otot dalam tubuh seseorang. Kedua saraf motorik tersebut mempunyai peranan penting di dalam sistem neuromuscular tubuh. Sistem ini yang memungkinkan tubuh kita untuk bergerak secara terencana dan terukur.2.2.1 Upper Motor Neuron (UMN) Traktus kortiko spinalis berfungsi menyalurkan impuls motorik pada sel-sel motorik batang otak dan medula spinalis untuk geraakan-gerakan otot kepala dan leher. Traktus kortikobulber membentuk traktus piramidalis, mempersarafi sel-sel motorik batang otak secara bilateral, kecuali nervus VII & XII, berfungsi untuk menyalurkan impuls motorik untuk gerak otot tangkas. Dalam klinik gangguan traktus piramidalis memberikan kelumpuhan tipe UMN berupa parese/paralisis spastis disertai dengan tonus meninggi, hiperrefleksi, klonus, refleks patologis positif, tak ada atrofi. 1Kelainan traktus piramidalis setinggi : * Hemisfer : memberikan gejala-gejala hemiparesi tipika * Setinggi batang otak : hemiparese alternans. * Setinggi medulla spinalis : tetra/paraparese. Rangkaian neuron di korteks selanjutnya membentuk jalan saraf sirkuit meliputi berbagai inti di sub korteks.dan kemudian kembali ke tingkat kortikal. Terdiri dari :* korteks serebri area 4s, 6, 8* ganglia basalis antara lain nukleus kaudatus, putamen, globus pallidus,nukleus Ruber, formasio retikularis,serebellum.Susunan ekstrapiramidal dengan formasio retukularis :* Pusat eksitasi / fasilitasi : mempermudah pengantar impuls ke korteks maupun ke motor neuron.* Pusat inhibisi : menghambat aliran impuls ke korteks/motor neuron.* Pusat kesadaranSusunan ekstrapiramidal berfungsi untuk gerak otot dasar / gerak otot tonik, pembagian tonus secara harmonis, mengendalikan aktifitas piramidal Gangguan pada susunan ekstrapiramidal :* Kekakuan / rigiditas* Pergerakan-pergerakan involunter: Tremor, Atetose, Khorea, Balismus2.2.2 Lower Motor Neuron Merupakan neuron yang langsung berhubungan dgn otot, dapat dijumpai pada batang otak dan kornu anterior medulla spinalis. Gangguan pada LMN memberikan kelumpuhan tipe LMN yaitu parese yang sifatnya flaccid, arefleksi, tak ada refleks patologis, atrofi cepat terjadi. 2.2.3 Susunan Somestesia Perasaan yang dirasa oleh bagian tubuh baik dari kulit, jaringan ikat, tulang maupun otot dikenal sebagai somestesia.2 Terdiri :* Perasaan eksteroseptif dalam bentuk rasa nyeri, rasa suhu dan rasa raba.* Perasaan proprioseptif : disadari sebagai rasa nyeri dalam, rasa getar, rasa tekan, rasa gerak dan rasa sikap.* Perasaan luhur : Diskriminatif & demensional Menentukan tinggi lesi medula spinalis berdasarkan :* Gangguan Motorik biasanya timbul kelumpuhan yg sifatnya paraparese / tetraparese- Paraparese UMN : lesi terdapat supranuklear thd segmen medula spinalis lumbosakral (L2-S2).- Paraparese LMN : lesi setinggi segmen medula spinalis L2-S2 atau lesi infra nuklear.- Tetraparese UMN : lesi terdapat supranuklear terhadap segmen medula spinalis servikal IV.- Tetraparese : ekst.superior LMN, ekst. Inferior UMN* Gangguan Sensibilitas- Gangguan rasa eksteroseptif- Gangguan rasa proprioseptif* Gangguan sensibilitas segmental :==> Lipatan paha : lesi Medula spinalis L1==> Pusat : lesi med.spinalis thorakal 10==> Papila mammae : lesi med.spinalis th. 4==> Saddle Anestesia : lesi pada konus* Gangguan sensibilitas radikuler :==> Ggn sensibilitas sesuai dgn radiks post.* Gangguan sensibilitas perifer :==> Glove/stocking anestesia* Gangguan Susunan Saraf Otonom- Produksi keringat - Bladder : berupa inkontinensia urinae atau uninhibited bladder.> Autonomic bladder/ spastic bladder? lesi medula spinalis supranuklear terhadap segmen sakral.> Flaccid bladder/ overflow incontinence ?lesi pada sakral medula spinalis.3.1 Paraplegi Inferior Parese adalah kelemahan parsial yang ringan/tidak lengkap atau suatu kondisi yang ditandai oleh hilangnya sebagian gerakan atau gerakan terganggu. Plegia adalah kelemahan berat/kelumpuhan sebagai akibat kerusakan sistem saraf. 6 Plegia pada anggota gerak dibagi mejadi 4 macam, yaitu :* Monoplegia adalah paralisis/ kelemahan berat pada satu ekstremitas atas atau ekstremitas bawah.* Paraplegia adalah paralisis/ kelemahan berat pada kedua ekstremitas bawah.* Hemiplegia adalah paralisis/ kelemahan berat pada satu sisi tubuh yaitu satu ekstremitas atas dan satu ekstremitas bawah pada sisi yang sama.* Tetraplegia adalah paralisis/ kelemahan berat pada keempat ekstremitas.Paraplegia inferior adalah paralisis bagian bawah tubuh termasuk tungkai.3 Paraplegi terbagi menjadi tipe spastic (UMN) dan flaksid (LMN). Paraplegi spastik adalah kekakuan otot dan kejang otot disebabkan oleh kondisi saraf tertentu. Paraplegi spastik disebabkan oleh spondylitis TB , spinal cord injury, genetic disorder (hereditary spastic paraplegia), autoimmune diseases, syrinx (a spinal chord disorder)4 tumor medulla spinalis, mutiple sclerosis,7 Paraplegi flaksid adalah kelemahan atau kurangnya otot yang tidak memiliki penyebab yang jelas. Otot lemas sebagian karena kurangnya aktivitas dalam otot, gerakan sukarela yang sebagian atau seluruhnya hilang. Paraplegi flaksid termasuk polio, lesi pada neuron motorik yang lebih rendah, Guillain Barre sydrome.Sumber : essential neurology edisi ke 4