Rescue.asd

22
http://sthetoscope.blogspot.com/ 2013/01/penggolongan-antibiotik.html FARMAKOLOGI Penggolongan Antibiotik Disususun Oleh Kelompok : 6 Prodi : D3 FARMASI Tingkat/Semester : 1/2 Nama Anggota : 1. Citra Mareta (303140 2. Conny Novia Nayantika (30314033) 3. Dhisyani Wijayanti (30314081) 4. Endah Kusumawati (30314056) 5. Estu Husna Ardini (30314042) 6. Nilamatul Dyna Nurlatri (30314078) 7. Piere Ristika Mala (30314062) 8. Ria Rahayu (303140 9. Risky Septya Pratiwi (30314072) 10. Sri Aning (30314036)

description

4353

Transcript of Rescue.asd

http://sthetoscope.blogspot.com/2013/01/penggolongan-antibiotik.html

FARMAKOLOGIPenggolongan Antibiotik

Disususun Oleh

Kelompok:6Prodi:D3 FARMASITingkat/Semester:1/2Nama Anggota:1. Citra Mareta(3031402. Conny Novia Nayantika(30314033)3. Dhisyani Wijayanti(30314081)4. Endah Kusumawati(30314056)5. Estu Husna Ardini(30314042)6. Nilamatul Dyna Nurlatri(30314078)7. Piere Ristika Mala(30314062)8. Ria Rahayu(3031409. Risky Septya Pratiwi(30314072)10. Sri Aning(30314036)

FAKULTAS FARMASIINSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATAKEDIRI2015

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb.Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia serta hidayah Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Farmakologi tentang penggolongan antibiotik ini tepat pada waktunya.Dalam penulisan dan penyusunannya kami tidak mengalami kendala yang berarti. Tentu saja hal ini tidak lepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :1. Bapak Haris selaku dosen pembimbing.1. Teman-teman D3 Farmasi Tingkat I Semester 21. Serta seluruh pihak yang turut berperan hingga terselesaikannya laporan ini dengan baik.Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan dimasa yang akan datang.Akhir kata kami ucapkan selamat membaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya para mahasiswa IIK dan masyarakat pada umumnya.Wassalamualaikum Wr.Wb.

Kediri, 15 April 2015

Penulis

A. LATAR BELAKANGSejarah antibiotik dimulai ketika ditemukannya obat antibiotik pertama olehAlexander Flemming yaituPenici llin-G. Flemming berhasil mengisolasi senyawatersebut dariPenicillium chrysogenumsyn.P. notatum. Dengan penemuanantibiotik ini membuka sejarah baru dalam bidang kesehatan karena dapatmeningkatkan angka kesembuhan yang sangat bermakna. Kemudian terjadilahpenggunaan besar-besaran antibiotik pada saat perang dunia untuk pengobatanberbagai macam penyakit. Masalah baru muncul ketika mulai dilaporkannyaresistensi beberapa mikroba terhadap antibiotik karena penggunaan antibiotikyang besar-besaran. Hal ini tidak seharusnya terjadi jika kita sebagai pelakukesehatan mengetahui penggunaan antibiotik yang tepat.Kemajuan bidang kesehatan diikuti dengan kemunculan obat-obat antibiotikyang baru menambah tantangan untuk mengusai terapi medikamentosa ini.Antibiotik tidak hanya dari satu jenis saja. Beberapa senyawa-senyawa yangberbeda dan berlainan ternyata mempunyai kemampuan dalam membunuhmikroba.Untuk itu sudah menjadi kewajiban seorang dokter untuk dapat menguasaibagaimana penggunaan antibiotik yang benar tersebut. Dimulai denganmengetahui jenis-jenis dari antibiotik dilanjutkan mengetahui mekanisme danfarmakologi dari obat-obat antibiotik tersebut dan terakhir dapat mengetahuiindikasi yang tepat dari obat antibiotik tersebut. Semua ini bertujuan akhir untukmeoptimalkan penggunaan antibiotik yang tepat dan efektif dalam mengobatisebuah penyakit sekaligus dapat mengurangi tingkat resistensi. Masalah1. Apa yang dimaksud dengan Antibiotik?2. Bagaimana cara pembuatan Anti biotik?3. Bagaimana mekanisme kerja dari obat antibiotik?4. Golongan-golongan obat antibiotik.

C. TujuanAdapun tujuan kami membuat makalh ini adalah :1. Untuk mengetahui dan memahami tentang golongan obat antibiotic.2. Untuk mengetahui tentang cara pembuatan obat antibotic, mekanisme kerja dan golongan-golonganya.3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi4. Definisi Antibotik5. Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti =6. lawan7. ,bios =8. hidup9. . Antibiotika adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikrobaterutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhanatau membasmi mikroba jenis lain, sedangkan toksisitasnya terhadapmanusia relatif kecil.Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr.AlexanderFleming (Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini barudikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey.Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain di seluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa sajayang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik juga dapat dibuat secarasintetis atau semisintetis10. Mekanisme Kerja Antibiotik Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotik berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup. Mekanisme kerja antibiotik yaitu: 1.11. 12. Menghambat metabolisme sel, seperti sulfonamide dan trimethoprim. 2.13. 14. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel akan seperti fenicillin, vankomisin, dan sefalosporin. 3.15. 16. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel dikacaukan pembentukannya hingga bersifat permeabel akibatnya zat-zat penting dari isi sel keluar, seperti polimiksin. 4.17. 18. Menghambat sintesa protein sel dengan melekatkan diri ke ribosom akibatnya sel terbentuknya tidak sempurna, seperti tetrasiklin, kloramfenikol, streptomosin, dan aminoglikosida. 5.19. 20. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA ) akibatnya sel tidak dapat berkembang seperti rifampisin Secara umum, pada dasarnya obat itu "racun" sehingga berpotensi menimbulkan efek samping. Obat sebaiknya hanya dikonsumsi bila benar-benar diperlukan, termasuk antibiotik. Bukan bermaksud menakuti, tetapi perlu dipahami bahwa mengonsumsi antibiotik beresiko menimbulkan efek samping, di antaranya adalah:

- Gangguan saluran cerna, seperti diare, mual, muntah, mulas. Ini efek samping yang paling sering terjadi.

- Reaksi alergi, dari yang ringan, seperti: ruam atau gatal, hingga yang berat, seperti: pembengkakan bibir/kelopak mata, gangguan napas, dan lainnya. Berbagai penelitian juga menunjukkan, pemberian antibiotik pada usia dini akan mencetuskan terjadinya alergi di masa mendatang.

- Demam. Antibiotik yang dapat menimbulkan demam, yaitu bactrim, septrim, sefalosporoin, dan eritromisin.

- Gangguan darah. Beberapa antibiotik dapat mengganggu sumsum tulang, salah satunya kloramfenikol.

- Kelainan hati. Antibiotik yang sering menimbulkan efek ini adalah obat tuberkulosis seperti INH, rifampisin, dan pirazinamid.

- Gangguan fungsi ginjal. Golongan antibiotik yang bisa menimbulkan efek ini adalah aminoglycoside, imipenem/meropenem, dan golongan ciprofloxacin.

Jadi jelas, penggunaan antibiotik tak pada tempatnya, bahkan berlebihan tidak akan menguntungkan, justru merugikan dan membahayakan.

Penggolongan antibiotik Ada banyak penggolongan antibiotik, setidaknya ada 3 golongan antibiotik yang perlu kita ketahui yaitu : 1.Penggolongan berdasarkan daya bunuh terhadap bakteri. a.Bakterisid, antibiotik yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. b.Bakteriostatik, antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. 2.Penggolongan berdasarkan spektrum kerja antibiotik. a.Spektrum luas (broad spectrum), Antibiotik yang besifat aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Membunuh semua jenis bakteri didalam tubuh. Dianjurkan untuk menghindari mengkonsumsi antibiotik jenis ini karena akan membunuh jenis bakteri lainnya yang sngat berguna untuk tubuh kita. Antibiotik yang termasuk kategori ini adalah cephalosporin. b.Spektrum sempit (narrow spectrum), Antibiotik yang bersifat aktif hanya terhadap bakteri gram positif atau gram negatif saja. Contoh : Penisilin G, streptomisin. 3.Penggolongan berdasarkan cara kerjanya. Antibiotik golongan ini dibedakan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimianya. Ada enam kelompok antibiotik dilihat dari target atau sasaran kerjanya. a.Inhibitor sintesis dinding sel bakteri. b.Inhibitor transkripsi dan replikasi. c.Inhibitor sintesis protein. d.Inhibitor fungsi membran sel. e.Inhibitor fungsi sel lainnya. f.Antimetabolit. Kelompok Antibiotik: 1. Golongan -laktam a. Penisilin Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum, memiliki cincin -laktam yang diinaktifkan oleh enzim -laktam bakteri. Aktif terutama pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-) contoh: amoksisilin dan ampisilin. Untuk meningkatkan ketahanan terhadap -laktamase penambahan senyawa untuk memblokir dan menginaktivasi -laktamase. Misal: Amoksisilin + asam klavulanat, ampisilin + sulbaktam, piperasilin + tazobaktam21. 22. Efek samping: reaksi alergi syok anafilaksis 23. kematian, gangguan lambunng dan usus. Pada dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik. b. Monobaktam Dihasilkan oleh chromobacterium violaceum bersifat bakterisid, dengan mekanisme yang 24. sama dengan golongan 25. -laktam lainnya. Bekerja khusus pada kuman gram negatif aerob misal Pseudomonas, H. Influenza yang resisten terhadap penisilinase contoh: aztreonam 2. Sefalosporin Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Spektrum kerjanya luas meliputi bakteri gram positif dan negatif termasuk E. Coli, klebsiella dan proteus. 26. Penggolongan sefalosporinberdasarkan aktivitas dan resistensinya terhadap 27. -laktamase: 28. Generasi I aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan pada 29. 30. 31. -laktamase Misal: sefalotin, sefazolin, sefradin, sefalexin, sefadroksil. Digunakan secara oral pada infeksi saluran kemih ringan, infeksi saluran pernafasan yang tidak serius. 32. Generasi II lebih aktif terhadap kuman gram negatif, lebih kuat terhadap 33. -laktamase. Misal: sefaklor, sefamandol, sefmetazol, sefuroksim. 34. Generasi III lebih aktif terhadap bakteri gram negatif, meliputi P. Aeruginosa dan bacteroides. 35. Misal: sefoperazone, sefotaksim, seftizoksim, sefotiam, sefiksim. Digunakan secara parenteral. 36. Generasi IV sangat resisten terhadap laktamase. Misal: sefpirome dan sefepim.37. 3. Aminoglikosid Dihasilkan oleh fungi Streptomyces dan micromonospora. Mekanisme kerjanya: bekterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel. Contoh: streptomicin, kanamicin, gentamicin, amikasin, neomisin. 38. Penggunaan aminoglikosida streptomicin dan kanamicin injeksi pada TBC juga pada 39. endocarditis. Gentamicin, tobramisin, neomisin juga sering diberikan secara topikal sebagai salep atau tetes mata/telinga. Efek samping: kerusakan pada organ pendengar dan keseimbangan serta nefrotoksik. 40. 41. 4. Tetrasiklin Diperoleh dari streptomyces aureofaciens dan streptomyces rimosus meliputi: tetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin (long acting). Khasiatnya bersifat bakteriostatik. Pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah. Mekanisme kerja: mengganggu sintesis protein kuman. Spektrum kerjanya luas kecuali terhadap Pseudomonas dan proteus. Juga aktif terhadap chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata). 5. Sulfonamida Merupakan antibiotik spektrum luas terhadap bakteri gram positif dan negatif. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja: mencegah sintesis asam folat dalam bekteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan RNA bakteri. Kombinasi sulfonamida antara lain trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dann sulfamezatin dengan perbandingan sama), kotrimoksazol (sulfametaksazol + trimetoprim dengan perbandingan 5:1), sulfadoksin + pirimetamin. Penggunaan untuk infeksi saluran kemih, infeksi mata, radang usus, malaria tropikana, mencegah infeksi pada luka bakar, tifus. Sebaiknya tidak digunakan pada kehamilan terutama 42. trisemester akhir icterus, hiperbilirubinemia.43. 6. Quinolon Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman dengan menghambat enzim DNA gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa DNA. Penggolongan: 44. Generasi I asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa komplikasi.45. 46. Generasi II senyawa fluorkuinolon misal 47. siprofloksasin, norfloksasin, pefloksasin, ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas dan dapat digunakan untuk infeksi sistemik. Zat-48. zat long acting misal sparfloksasin, trovafloksasin dan grepafloksasin. Spektrum 49. kerja sangat luas dan meliputi gram positif. 7. Makrolida Meliputi: eritromisin, klaritomisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta spiramisin. Bersifat bakteriostatik, mekanisme kerja: pengikatan reversible pada ribosom kuman, sehingga mengganggu sintesis protein. Penggunaan: merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru. 50. 51. 8. Linkomisin Dihasilkan oleh streptomyces lincolnensis. Sifatnya: bakteriostatis meliputi: linkomisin dan klindamisin. Spektrum kerjanya lebih sempit dari makrolida terutama terhadap gram positif dan anaerob. Penggunaan: aktif terhadap propionibacter acnes sehingga digunakan secara topikal pada acne. 9. Polipeptida Berasal dari Bacillus polymixa. Bersifat bakterisid berdasarkan kemampuannya melekatkan diri pada membran sel bakteri sehingga permeabilitas meningkat dan akhirnya sel meletus. Meliputi: polimiksin B dan polimiksin E (colistin), basitrasin dan gramisidin. Spektrumnya sempit polimiksin hanya aktif terhadap bakteri gram negatif. Sebaliknya basitrasin dan gramisidin aktif terhadap kuman gram positif. Penggunaan: karena sangat toksis pada ginjal dan organ pendengaran, maka penggunaan secara sistemik sudah digantikan lebih banyak digunakan sebagai sediaan topikal (sebagai tetes telinga yang berisi polimiksin sulfat, neomisin sulfat, salep mata, tetes mata yang berisi basitrasin, neomisin. 10. Antibiotik lainnya 52. Kloramfenikol bersifat bakteriostatik terhadap enterobacter dan S aureus berdasarkan 53. perintangan sintesis polipeptida kuman bersifat bakterisid terhadap S pneumoniae N meningitidis dan H. Influenza. Penggunaannya secara oral dilarang dinegara barat sejak tahun 1970-an karena menyebabkan anemia aplastis, sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus (salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H. Influenza). Kloramfenikol digunakan sebagai salep 3% tetes/salep mata 0,25%-1%. Turunannya yaitu tiamfenikol. 54. Vankomisin dihasilkan oleh streptomyces orientalis, bersifat bakterisid terhadap 55. kuman gram positif aerob dan anaerob. Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak ampuh lagi

http://www.academia.edu/7683048/mekanisme_kerja_antibiotik

Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Mekanisme Kerja: Inhibitorsintesisdinding selbakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin Inhibitortranskripsidanreplikasi, mencakup golongan Quinolone, Inhibitorsintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline Inhibitor fungsimembran sel, misalnyaionomycin,valinomycin; Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atausulfonamida, Antimetabolit,misalnyaazaserine.

Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Struktur Kimia : AminoglikosidaDiantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin. Beta-LaktamDiantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin). GlikopeptidaDiantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin. PolipeptidaDiantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin). PolimiksinDiantaranya polimiksin dan kolistin. Kinolon (fluorokinolon)Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin. StreptograminDiantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin. OksazolidinonDiantaranya linezolid dan AZD2563. SulfonamidaDiantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim. Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidatPenggolongan Berdasarkan Spektrum Kerjanya

Spektrum luas (aktivitas luas):Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.Spektrum sempit (aktivitas sempit): Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif.

Penggolongan Berdasarkan Bakteri Penyebab Penyakit :

Golongan Penisilin Dihasilkan oleh fungiPenicillinum chrysognum. Aktif terutama pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-). Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran napas bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, untuk infeksi telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Ampisilin dan Amoksisilin. Untuk meningkatkan ketahanan thp b-laktamase : penambahan senyawa untuk memblokir & menginaktivasi b-laktamase. Misalnya Amoksisilin + asam klavulanat, Ampisilin + sulbaktam, Piperasilin + tazobaktam. Efek samping : reaksi alergi, syok anafilaksis, kematian,Gangguan lambung & usus. Pada dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik. Aman bagi wanita hamil & menyusui

Golongan Sefalosporin Dihasilkan oleh jamurCephalosporium acremonium. Spektrum kerjanya luas meliputi bakteri gram positif dan negatif. Obat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Sefradin, Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin, E.coli, Klebsiella dan Proteus.

Penggolongan sefalosporin berdasarkan aktivitas & resistensinya terhadap b-laktamase:

Generasi I: aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan pada b laktamase. Misalnya sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin, sefadroksil. Digunakan secara oral pada infeksi saluran kemih ringan, infeksi saluran pernafasan yang tidak seriusGenerasi II: lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat terhadap blaktamase. Misalnya sefaklor, sefamandol, sefmetazol,sefuroksimGenerasi III: lebih aktif terhadap bakteri gram negatif , meliputi Pseudomonas aeruginosa dan bacteroides. Misalnya sefoperazone, sefotaksim, seftizoksim, sefotiam, sefiksim.Digunakan secara parenteral,pilihan pertama untuk sifilisGenerasi IV: Sangat resisten terhadap laktamase. Misalnya sefpirome dan sefepim

Golongan LincosamidesDihasilkan olehStreptomyces lincolnensisdan bersifat bakteriostatis. Obat golongan ini dicadangkan untuk mengobati infeksi berbahaya pada pasien yang alergi terhadap penisilin atau pada kasus yang tidak sesuai diobati dengan penisilin. Spektrum kerjanya lebih sempit dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan anaerob. Penggunaannya aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan secara topikal pada acne.Contoh obatnya yaitu Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin (linkomisin).

Golongan TetracyclineDiperoleh dariStreptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus. Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama seperti yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya pula untuk mengobati beberapa jenis jerawat.Adapun contoh obatnya yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin.Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas kecuali thp Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa. Penggunaannya yaitu infeksi saluran nafas, paru-paru, saluran kemih, kulit dan mata. Namun dibatasi karena resistensinya dan efek sampingnya selama kehamilan & pada anak kecil.

Golongan KloramfenikolBersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter & S. aureus berdasarkan perintangan sintesis polipeptida kuman. Bersifat bakterisid terhadap S. pneumoniae, N. meningitidis & H. influenza. Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya yang tidak efektif bila diobati dengan antibiotik yang kurang efektif. Penggunaannya secara oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat karena menyebabkan anemia aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus (salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H. influenzae). Juga digunakan sebagai salep 3% tetes/salep mata 0,25-1%.Contoh obatnya adalah Kloramfenikol, Turunannya yaitu tiamfenikol.

Golongan MakrolidaBersifat bakteriostatik. Mekanisme kerjanya yaitu pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga mengganggu sintesis protein. Penggunaannya merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru. Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis, dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.Contoh obatnya : eritromisin, klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta spiramisin.

Golongan KuinolonBerkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dgn menghambat enzim DNA gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa DNA. Digunakan untuk mengobati sinusitis akut, infeksi saluran pernafasan bagian bawah serta pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan jaringan kulit, infeksi tulang sendi, infeksi saluran kencing, Cystitis uncomplicated akut, prostates bacterial kronik, infeksi intra abdominal complicated, demam tifoid, penyakit menular seksual, serta efektif untuk mengobati Anthrax inhalational.Penggolongan :Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa komplikasiGenerasi II : senyawa fluorkuinolon misal siprofloksasin, norfloksasin, pefloksasin,ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas, dan dapat digunakan untuk infeksi sistemik lain.Zat-zat long acting : misal sparfloksasin, trovafloksasin dan grepafloksasin.Spektrum kerja sangat luas dan meliputi gram positif.

AminoglikosidaDihasilkan oleh fungiStreptomyces & micromonospora.Mekanisme kerjanya : bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel.Contoh obatnya : streptomisin, kanamisin, gentamisin, amikasin, neomisinPenggunaan Aminoglikosida Streptomisin & kanamisin injeksi pada TBC juga pada endocarditis,Gentamisin, amikasin bersama dengan penisilin pada infeksi dengan Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin, neomisin juga sering diberikan secara topikal sebagai salep atau tetes mata/telinga,Efek samping : kerusakan pada organ pendengar dan keseimbangan serta nefrotoksik.

MonobaktamDihasilkan olehChromobacterium violaceumBersifat bakterisid, dengan mekanisme yang sama dengan gol. b-laktam lainnya.Bekerja khusus pada kuman gram negatif aerob misal Pseudomonas, H.influenza yang resisten terhadap penisilinase Contoh : aztreonam

SulfonamideMerupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan negatif. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis asam folat dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan RNA bakteri.Kombinasi sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfamezatin dengan perbandingan sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan perbandingan 5:1),Sulfadoksin + pirimetamin.Penggunaan:Infeksi saluran kemih : kotrimoksazolInfeksi mata : sulfasetamidRadang usus : sulfasalazinMalaria tropikana : fansidar.Mencegah infeksi pada luka bakar : silver sulfadiazine.Tifus : kotrimoksazol.Radang paru-paru pada pasien AIDS : kotrimoxazolSebaiknya tidak digunakan pada kehamilan teruama trimeseter akhir : icterus, hiperbilirubinemia

VankomisinDihasikan olehStreptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp kuman gram positif aerob dan anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak ampuh lagi

Penggunaan Antibiotik kombinasi :

Pada infeksi campuran, misalnya kombinasi obat-obat antikuman dan antifungi atau, dua antibiotik dengan spektrum sempit (gram positif + gram negatif) untuk memperluas aktifitas terapi : Basitrasin dan polimiksin dalam sediaan topikal.

Untuk memperoleh potensial, misalnya sulfametoksazol dengan trimetoprim (= kotrimoksazol) dan sefsulodin dengan gentamisin pada infeksi pseudomonas. Multi drug therapy (AZT + 3TC + ritonavir ) terhadap AIDS juga menghasilkan efek sangat baik.

Untuk mengatasi resistensi, misalnya Amoksisilin + asam klavulanat yang menginaktivir enzim penisilinase.

Untuk menghambat resistensi, khususnya pada infeksi menahun seperti tuberkulosa (rifampisin + INH + pirazinamida ) dan kusta (dapson + klofazimin dan /atau rifampisin).

Untuk mengurangi toksisitas, misalnya trisulfa dan sitostatika, karena dosis masing-masing komponen dapat dikurangi.http://katumbu.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-antibiotik.htmlhttp://khoirulanisastikes.blogspot.com/2013/01/makalah-farmakologi.htmlMenggunakan antibiotik

Penggunaan antibiotik harus didasarkan pada leaflet yang terdapat pada obat, atau menurut anjuran dokter atau apoteker.

Antibiotik dapat diberikan dalam tiga cara: Antibiotik oral - tablet, pil, kapsul atau sirup. Antibiotik topikal - salep, lotion, semprotan atau tetes, yang sering digunakan untuk mengobati infeksi kulit. Antibiotik suntikan - dapat diberikan dalam bentuk suntikan langsung atau melalui infus ke dalam aliran darah atau otot, biasanya antibiotik suntikan hanya diberikan pada orang dengan penyakit yang serius.http://www.medkes.com/2014/05/fungsi-jenis-efek-samping-antibiotik.htmlhttp://health.kompas.com/read/2014/07/22/100850123/Efek.Samping.AntibiotikPengobatan AntibiotikSelanjutnya adalah mengenai apa yang harus kita ketahui dalam hal langkah cara tips dan kiat dalam pengobatan antibiotika ini. Diantara beberapa hal yang perlu kita untuk mengetahui tentang hal ini adalah sebagai berikut : 1. Pengobatan menggunakan antibiotik hanya digunakan pada seseorang pasien setelah dokter mendiagnosa adanya penyakit infeksi yang berat ataupun pada kasus-kasus cidera berat dan kasus bedah / operasi.2. Pengobatan antibiotik baru diperlukan bila infeksi tesebut berlangsung lebih dari beberapa hari dan hal tersebut dapat menimbulkan akibat merugikan pada pasien.3. Pemberian antibiotik harus dibawah pengawasan dokter dan hanya dapat diberikan oleh apoteker berdasarkan resep dokter.4. Pada beberapa jenis penyakit infeksi dengan gejala ringan tidak memerlukan pengobatan antibiotik justru hal tersebut akan memberikan kesempatan terangsangnya mekanisme kekebalan tubuh.Efek Negatif Efek Samping Antibitik

Pemberian dan juga pengobatan antibiotik ini tentunya bisa menimbulkan efek negatif dari pengobatan antibiotika yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan dosis serta aturan pakainya yang dianjurkan oleh dokter. Beberapa efek reaksi antibiotik yang bisa ditimbulkannya diantaranya yaitu : Reaksi alergi antibiotik. dari hal yang paling yang ringan yang bisa berupa gatal-gatal, yang lebih berat berupa syok anafilaksis / pingsan, bahkan sampai menimbulkan kematian. Yang perlu diwaspadai adalah seseorang dengan riwayat alergi dapat muncul reaksi alergi pada penggunaan ulang suatu antibiotika tertentu. Reaksi Toksik. Reaksi toksik antibiotik ini juga tergantung pada jenis obat dan faktor pada tubuh pasien. Contoh tetrasiklin bisa mengganggu pertumbuhan jaringan tulang termasuk gigi bila diberikan pada anak-anak. Super Infeksi. Yang dimaksud dengan hal tersebut yakni timbulnya infeksi baru karena penggunaan pengobatan antibiotik tertentu. Resistensi Bakteri.Yang dimaksud dengan resisten terhadap obat antibitika ini yakni kemampuan antibiotik untuk membasmi bakteri tertentu berkurang, bahkan efek yang ditimbulkannya hilang sama sekali.Bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik, misalnya bakteri yang awalnya sensitif terhadap antibiotik, kemudian menjadi resisten. Beberapa bakteri mengembangkan resistensi genetik melalui proses mutasi dan seleksi, kemudian memberikan gen ini kepada beberapa bakteri lain melalui salah satu proses untuk perubahan genetik yang ada pada bakteri.

Ketika bakteri yang menyebabkan infeksi menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang sebelumnya sensitif, maka perlu ditemukan antibiotik lain sebagai gantinya. Sekarang penisilin alami menjadi tidak efektif melawan bakteri stafilokokus dan harus diganti dengan antibiotik lain.

Sebagian besar masyarakat kita pada umumnya juga kurang mengerti akan pemberian pengobatan antibiotik ini. Maka sekarang tak asing lagi di telinga kita bila mendapatklan obat dari medis atau tempat pelayananan kesehatan bahwa obat ini HARUS DIHABISKAN. Nah obat tersebut biasanya adalah salah satu jensi antibiotik.

Karena tidak dapat dipungkiri termasuk kita barangkali bila meminum obat dan sudah merasa sembuh makan seringkali penggunaan obat tersebut dihentikan walaupun belum sampai habis. Nah khusus dalam meminum obat antibiotika ini maka harus habis walaupun sudah merasa sembuh atau baikan.http://askep-net.blogspot.com/2012/05/pengobatan-pemberian-antibiotik.htmlBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini banyak macam antibiotik tersedia di pasaran . Begitu banyak macamnya sehingga kadang-kadang membingungkan bagi dokter yang ingin menggunakannya. Apalagi dengan adanya tekanan promosi yang sangat gencar, tidak jarang merangsang pemakaian antibiotik yang menjurus ke arah ketidakrasionalan . Walaupun diagnosa mikrobiologik hanya dapat dilakukan pada sebagian kecil kasus penyakit infeksi, tetapi agar kita tetap ada dalam garis pemakaian antibiotik yang rasional kita harus tetap berfikir secara mikrobiologik. Kalau kita menghadapi suatu penyakit infeksi dengan berbagai macam simtomnya harus kita bayangkan kira-kira kuman apa yang menyebabkannya gram positif atau gram negatif, ataukah anaerob/dan terhadap antibiotika yang mana kuman tersebut diperkirakan masih sensitif . Anggapan bahwa antibiotik yang lebih baru dan lebih mahal mujarab dari antibiotika yang sudah lama digunakan merupakan anggapan yang salah . Justru banyak antibiotika yang baru menpunyai spesifikasi tertentu sehingga bila tidak dipergunakan sesuai dengan spesifikasinya maka khasiatnya tidak seperti yang diharapkan . 1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sejarah antibiotika? Apa yang dimaksud dengan antibiotika? Prinsip dasar penggunaan antibiotika rasional? Bagaimana cara pembuatan antibiotika? Bagaimana mekanisme kerja dari obat antibiotika? Pengelompokan jenis antibiotika? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui dan memahami tentang golongan obat antibiotic. 2. Untuk mengetahui farmakodinamik dan farmakokinetik dari masing-masing jenis antibiotik 3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologihttp://www.slideshare.net/uchiealmani/makalah-28368039