Renstra - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan … · Web viewDinas Penanaman Modal dan Perizinan...
Transcript of Renstra - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan … · Web viewDinas Penanaman Modal dan Perizinan...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta bertujuan
untuk mewujudkan Peningkatan pelayanan di bidang Penanaman Modal dan
Perizinan, sebagai bagian dari Pemerintah Kota Yogyakarta perlu menyusun
Rencana Strategi (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), guna
mempermudah dan meningkatkan penanganan terkait Pelayanan Perizinan dan
Non Perizinan yaitu dari proses pendaftaran sampai dengan diterbitkannya izin,
sehingga terwujud Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan yang Adil, Transparan
dan Akuntabel.
Renstra Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta disusun
dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta
Tahun 2017-2022 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD. Renstra Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta mencakup semua program dan
kegiatan dinas yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Kota Yogyakarta.
Fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
sebagai bentuk dukungan terhadap program dan kegiatan Walikota dan Wakil
Walikota terpilih, proses penyusunan Renstra OPD berpedoman pada RPJMD
Kota Yogyakarta tahun 2017-2022.
Hubungan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota adalah
sebagai pedoman dalam menyusun Renstra SKPD dan bersifat indikatif, maksud
bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik sumber daya yang
1
diperlukan maupun dikeluarkan dan dampak yang tercantum di dalam dokumen
rencana hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan tidak kaku.
Renstra SKPD sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja (Renja)
SKPD dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, dari program dan kegiatan di tahun
berjalan.
1.2 Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
4. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025;
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
2
10. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 9
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal
Provinsi dan Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten/Kota;
11. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14
Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara izin Prinsip Penanaman Modal;
12. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 15
Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Non Perizinan
Penanaman Modal;
13. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 17
Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian dan Pelaksanaan
Penanaman Modal;
14. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta;
15. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 14 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Perizinan Pada Pemerintah Kota Yogyakarta;
16. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 77 Tahun 2016 Tentang
Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya Renstra Dinas Penanaman Modal dan Perizinan
Kota Yogyakarta adalah sebagai Pedoman Pelaksanaan Fungsi dan Tugas Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk 5 (lima) tahun sebagai
implementasi Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota
Yogyakarta.
Tujuan disusunnya Renstra Dinas Penanaman Modal dan Perizinan
Kota Yogyakarta:
1. Mewujudkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergitas
perencanaan pembangunan sehingga tercipta adanya keterkaitan dan
3
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan
evaluasi;
2. Adanya keselarasan dan sinkronisasi dalam mencapai visi, misi,
tujuan, sasaran, program dan kegiatan OPD selama 5 (lima) tahun;
3. Meningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat terkait
permohonan perizinan dan non perizinan;
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
khususnya urusan wajib yaitu Urusan di bidang Penanaman Modal dan
Perizinan;
5. Menetapkan prioritas program dan kegiatan pengembangan
penanaman modal dan investasi daerah selama 5 (lima) tahun kedepan yang
strategis melalui sumber pembiayaan APBD.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAN
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB VIII PENUTUP
4
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Perangkat Daerah
Tugas Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta yaitu
melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan di Bidang Penanaman Modal dan Perizinan.
Sedangkan Fungsi dariDinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota
Yogyakarta yaitu:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal dan perizinan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
penanaman modal dan perizinan;
c. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan urusan di bidang penanaman modal
dan perizinan;
d. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal dan perizinan;
e. pengelolaan kesekretariatan meliputi perencanaan umum,
kepegawaian,keuangan,evaluasi dan pelaporan;
f. pelaksanaan pengawasan, pengendalian evaluasi, dan pelaporan di bidang
penanaman modal dan perizinan.
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Adapun Susunan Struktur Organisasi
dan Bagan Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota
Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas.
2. Sekretariat, terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
3. Bidang Penanaman Modal, terdiri dari;
a. Seksi Pengembangan dan Promosi Penanaman Modal;
5
b. Seksi Pengendalian Penanaman Modal;
c. Seksi Data dan Informasi.
4. Bidang Pelayanan, terdiri dari;
a. Seksi Advice Planning dan Pendaftaran;
b. Seksi Koordinasi Lapangan dan Penelitian;
c. Seksi Verifikasi dan Penerbitan Izin.
5. Bidang Pengawasan dan Pengaduan Perizinan, terdiri dari;
a. Seksi Pengawasan;
b. Seksi Pengaduan Perizinan dan Advokasi.
6. Bidang Regulasi dan Pengembangan Kinerja, terdiri dari:
a. Seksi Regulasi;
b. Seksi Pengembangan Kinerja
7. Unit Pelaksana Teknis;
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA
YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2016
TENTANG SUSUNAN ORGANISASI,
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA
KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PERIZINAN KOTA YOGYAKARTA
6
2.2 Sumber Daya Dinas Penanaman Modal dan Perizinan
1. Susunan Kepegawaian
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, ditahun 2017-2022 Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta memiliki 83 orang
pegawai terdiri dari :
- PNS : 63 orang
- Tenaga Bantuan (NABAN): 20 orang
Dengan Perincian sebagai berikut:
a. Kepala Dinas 1 Orang
b. Sekretariat 19 Orang
- Sekertaris
- Ka. Sub Bag Umum dan
:
:
1
1
Orang
Orang
7
Kepegawaian
- Ka. Sub Bag Keuangan
- Ka. Sub Bag
Perencanaan,Evaluasi dan Pelaporan
- Fungsional Umum Sub Bag
Umum dan Kepegawaian
- Fungsional Umum Sub Bag
Keuangan
- Fungsional Umum Sub Bag
Perencanaan,Evaluasi dan Pelaporan
:
:
:
:
:
1
1
6
6
1
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
c. Bidang Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan : 40 Orang
Kepala Bidang Pelayanan
Ka. Sie Advice Planning dan
Pendaftaran Perizinan
Ka. Sie Koordinasi Lapangan dan
Penelitian
Ka. Sie Verifikasi dan Penerbitan Izin
Fungsional Umum Sie Advice Planning
dan Pendaftaran Perizinan
Fungsional Umum Sie Koordinasi
Lapangan dan Penelitian
Fungsional Umum Sie Verifikasi dan
Penerbitan izin
:
:
:
:
:
:
:
1
1
1
1
13
14
9
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
d. Bidang Penanaman Modal : 11 Orang
Kepala Bidang Penanaman Modal
Ka. Sie Pengembangan dan Promosi
PM
Ka. Sie Data dan Informasi PM dan
Perizinan
Ka. Sie Pengendalian Penanaman
:
:
:
:
:
1
1
1
1
1
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
8
Modal
Fungsional Umum Sie Pengembangan
dan Promosi PM
Fungsional Umum Sie Data dan
Informasi PM
Fungsional UmumSie Pengendalian
PM
:
:
5
1
Orang
Orang
e. Bidang Pengawasan dan Pengaduan Perizinan : 9 Orang
- Ka Bidang Pengawasan dan
Pengaduan Perizinan
- Ka. Sie Pengawasan
- Ka. Sie Pengaduan Perizinan
dan Advokasi
- Fungsional Umum Sie
Pengawasan
- Fungsional Umum Sie
Pengaduan Perizinan dan Advokasi
:
:
:
:
:
1
1
1
3
3
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
f. Bidang Regulasi dan Pengembangan Kinerja : 5 Orang
Ka. Bidang Regulasi dan
Pengembangan Kinerja
Ka. Sie Regulasi
Ka. Sie Pengembangan Kinerja
Fungsional Umum Sie Regulasi
Fungsional Umum Sie Pengembangan
Kinerja
:
:
:
:
:
1
1
1
1
1
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Sumber Data: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Komposisi Pegawai
a. Berdasarkan Jabatan
NO JABATAN JUMLAH PEGAWAI KETERANGAN
9
1.
2.
3.
4.
5.
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Jabatan Fungsional
Umum
NABAN
1 orang
5 orang
13 orang
44 orang
20 orang
Kepala Dinas
Ka. Bid & Sekretaris
Ka. Sie & Ka. Subag
Jumlah 83 orang
b. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO PENDIDIKAN JUMLAH
PEGAWAI
KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
SD
SLTP
SLTA
SARMUD /D3
STRATA 1
STRATA 2
-
-
29 Orang
23 Orang
25 Orang
7 Orang
9 orang NABAN
8orang NABAN
3 orang NABAN
Jumlah 83 Orang
c. Berdasarkan Golongan
10
NO GOLONGAN JUMLAH KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Golongan I
Non Golongan
7
47
9
0
20 NABAN
Jumlah 83
d. Berdasarkan Masa Kerja
NO MASA KERJA JUMLAH KETERANGAN
1.
2.
3.
4
5
6.
0 tahun s/d 10 tahun
11 tahun s/d 15 tahun
16 tahun s/d 20 tahun
21 tahun s/d 25 tahun
26 tahun s/d 30 tahun
31 tahun s/d 40 tahun
35
10
18
13
7
0
20 NABAN
Jumlah 83
e. Berdasarkan Jenis kelamin
NO Jenis kelamin JUMLAH KETERANGAN
1. Laki-laki 50 6 NABAN
11
2. Perempuan
33
14NABAN
Jumlah 83
Sumber Data: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sarana dan Prasarana(Sarpras)
Sarana dan Prasarana (Sarpras) kerja yang ada di Dinas Penanaman Modal dan
Perizinan untuk menunjang kelancaran tugas adalah sebagai berikut :
- Ruang Pelayanan:
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan didesain dengan ruang pelayanan yang
digunakan untuk Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan. Ruang pelayanan
yang berada di dalam dengan langit-langit atap yang tinggi ditopang dengan
kolom yang kokoh dan luasnya hampir 1/3 luas lantai 1, menggambarkan
pentingnya pelayanan publik, yang didukung dengan fasilitas lengkap yang
memadai, proses Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan yang adil, transparan
dan akuntabel. Lantai yang selalu terlihat bersih, hawa ruangan yang terasa
sejuk dan ruangan tertata rapi dan dilengkapi dengan audio visual,
menciptakan kenyamanan seperti berada di kantor Perbankan Swasta.
Ornamen arsitektur lokal Yogyakarta dan alunan musik yang bernuansa
gending-gending Jawa mengiringi pemohon selama mengurus perizinan.
12
Ruang Pelayanan di dalam Dinas Penanaman Modal dan Perizinan
- Loket Costumer Service dan Loket Pelayanan:
Di loket Costumer Service dan loket pelayanan petugas siap memberikan
berbagai informasi dan pelayanan yang diinginkan oleh pemohon terkait
permohonan perizinan dan non perizinan dengan penuh keramahan,
berpakaian seragam yang berbeda dengan pegawai Pemerintah Kota
Yogyakarta pada umumnya, menghilangkan kesan birokrasi dalam proses
Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan di Kota Yogyakarta.
13
Loket Costumer Service
- Prasarana Layanan Pendukung Perizinan:
- Layar Sentuh (Touch Screen)
Didukung dengan sistem antrian dengan layar sentuh (Touch Screen) yang
mudah dioperasionalkan dan daftar urutan pelayanan yang dapat dipantau
melalui layar monitor yang disediakan serta panggilan urutan antrian
dengan suara yang jelas.
Layar Sentuh(Touch Screen)
14
- Bank BPD DIY dan Foto Copy
Prasarana pendukung lainnya seperti Bank BPD dan pojok fotocopy dalam
satu gedung di Dinas Penanaman Modal dan Perizinan memperkuat
konsep Pelayanan Terpadu Satu Pintu (one stop service) yang
memudahkan pemohon dalam pengurusan perizinan dari pengajuan
permohonan, pembayaran retribusi izin sampai pengambilan izin sehingga
dapat menghemat waktu dan biaya.
Pojok Foto Copy
Bank BPD DIY
15
- Auditorium Lantai 3 (tiga) di Dinas Penanaman Modal dan
Perizinan:
Auditorium merupakan prasarana bangunan gedung Dinas Penanaman Modal
dan Perizinan yang mendukung kegiatan peningkatan sumber daya dalam
rangka memberi pelayanan perizinan dan non perizinan yang mampu
menampung kapasitas 100 orang lebih, auditorium tersebut terletak di lantai 3
(tiga) Dinas Penanaman Modal dan Perizinan.
- Transparansi Pelayanan:
Dinding transparan dalam setiap ruang kerja dibuat dari kaca, memudahkan
siapa saja dapat melihat aktifitas pegawai Dinas Penanaman Modal dan
Perizinan dalam memproses perizinan dan non perizinan dan sebagai bentuk
transparansi Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta dalam
memberikan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan.
- Prasarana lainnya yang mendukung Dinas Penanaman Modal
dan Perizinan Kota Yogyakarta dalam memberikan pelayanan perizinan dan
non perizinan adalah:
- Perpustakaan
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan menyediakan perpustakaan mini,
yang dapat dimanfaatkan oleh pegawai, pemohon izin dan tamu untuk
membaca berbagai macam buku yang sudah tersedia.
- Ruang Bermain Anak
Ruang bermain anak disediakan untuk pemohon yang membawa putra
putri kecilnya untuk mengurus izin agar tidak merasa bosan.
- Ruang Laktasi
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan juga menyediakan Ruang Laktasi
yang disediakan untuk pegawai maupun pemohon yang ingin memberikan
ASI pada bayinya.
16
- Ruang Pengaduan
Ruang Pengaduan merupakan salah satu fasilitas yang dapat di gunakan
oleh masyarakat jika ada keluhan maupun pengaduan terkait pelayanan
perizinan dan non perizinan.
- Kotak Pengaduan
Kotak Pengaduan merupakan salah satu media atau sumber pengaduan
yang dapat di gunakan oleh pemohon izin jika ada keluhan maupun
pengaduan terkait pelayanan perizinan dan non perizinan.
- Papan Petunjuk Arah
Papan Petunjuk Arah disediakan untuk memudahkan pemohon agar tidak
merasa bingung saat berada di Gedung Dinas Penanaman Modal dan
Perizinan.
- Aksesibilitas
Aksesibilitas disediakan untuk kemudahan penyandangdisabilitas, atau
manula yang menggunakan kursi roda
- Mushola
Mushola salah satu sarana yang disediakan untuk pegawai, pemohon izin,
tamu yang ingin menjalankan ibadah sholat di Dinas Penanaman Modal
dan Perizinan Kota Yogyakarta.
- Kamar Mandi / WC
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan memiliki Kamar Mandi/ WC, yang
berada di 3 (tiga) sisi, sebelah utara sisi timur, sebelah utara sisi barat, dan
sebelah selatan sisi barat. Didalamnya juga disediakan fasilitas untuk
penyandangdisabilitas.
17
Ruang Bermain Anak
Papan Petunjuk Arah
18
Ruang Laktasi
Perpustakaan
19
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
2.3.a. KINERJA PELAYANAN SKPD
Analisis kinerja pelayanan SKPD menunjukkan tingkat capaian
kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode
sebelumnya 2012-2016, menurut Standar Pelayanan Minimum (SPM)
untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD,
dan/atau indikator lainnya seperti MDG’s ataupun indikator lain yang
telah diratifikasi oleh pemerintah, yang berupa pengkajian terhadap
capaian kinerja pelayanan SKPD dengan kinerja yang dibutuhkan
sesuai dengan dampak yang ditimbulkan atas kinerja pelayanan
tersebut, serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi untuk
penyusunan program dan kegiatan dalam rangka peningkatan
pelayanan SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD. Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan merupakan SKPD yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta.
Dengan demikian, untuk mengetahui kinerja pelayanan Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta didasarkan pada
reviewpencapaian sasaran strategis Renstra Dinas Penanaman Modal
dan Perizinan Kota Yogyakarta Tahun 2012 – 2016 (Tabel 2.1)
Adapun penjelasan dari hasil Tabel 2.1 adalah sebagai berikut:
Jika dilihat dari tabel, secara keseluruhan pelayanan yang ada di Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta sudah berjalan
dengan baik, tidak ada kesenjangan/gap pelayanan, karena semua
sudah berjalan sesuai dengan tupoksi masing masing bidang. Untuk
realisasi di tahun 2016 ada 6 (enam) indikator kinerja, ada 3 (tiga)
indikator yang sudah mencapai 100%, namun untuk indikator
persentase penerbitan izin sesuai SOP tingkat capaian realisasinya
berkurang, karena ada perubahan dalam metode perhitungan formula
indikatornya. Selain itu ada 2 (dua) indikator yang kurang dari 90%
tingkat capaian realisasinya, yaitu pada indikator Nilai Kepuasan
20
Masyarakat atas kinerja aparatur di Dinas Perizinan Kota
Yogyakarta,dengan target 82 score terealisasi sebesar 80,94 score. Hal
ini disebabkan karena sudah sesuai dengan hasil SKM yang di isi oleh
Pemohon izin, namun untuk rasio capaian sudah mencapai 98,70%.
Untuk indikator Nilai Kepuasan Masyarakat atas kinerja aparatur di
Dinas Perizinan Kota Yogyakarta hanya ada di tahun 2016 karena
sesuai dengan evaluasi laporan kinerja untuk mendukung sasaran
terkait sumber daya yang berkompeten sehingga ditambah indikator
tersebut. Dan indikator kinerja Persentase kegiatan membangun yang
diawasi sesuai dengan izin target 80%, tingkat realisasi capaiannya
sebesar 61,27%, dikarenakan kegiatan tersebut hanya mengawasi
kegiatan membangun yang sudah berizin, dan untuk rasio capaian
sebesar 76,58%.
2.3.b. KINERJA KEUANGAN
Kinerja keuangan SKPD dilihat dengan menyandingkan
anggaran dan realisasi anggaran selama periode Renstra 2012-2016,
hal inidapat dilihat dari rasio antara realisasi dan anggaran sebagai
bagian dari kinerja keuangan SKPD (Tabel 2.2).
Target dan realisasi anggaran selama periode Renstra 2012-
2016 sudah sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
SKPD. Dari lima program, 4 (empat) program sudah terealisasi diatas
90%, dan 1 (satu) program masih terealisasi dibawah 90%. Program
Pelayanan administrasi perkantoran terealisasi 98%, Program
Peningkatan Disiplin Aparatur terealisasi 91%, Program Peningkatan
Pengembangan System Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan
terealisasi 99.66%, Program Peningkatan Pelayanan Perizinan
terealisasi 96%, dan untuk Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana
terealisasi 83,92%. Untuk Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana
tidak terealisasi lebih dari 90% karena realisasi output sesuai dengan
21
kebutuhan, seperti BBM, service kendaraan, suku cadang kendaraan
dinas.
Rasio antara realisasi dan anggaran dari tahun 2012-2016
adalah sebagai berikut:
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dari tahun 2012-2016
realisasi terendah di tahun 2014 sebesar 96,61%, tingkat capaian
rasio anata realisasi dan anggaran sudah sesuai dengan kebutuhan;
b. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur realisasi
terendah ada di tahun 2012 sebesar 70,68% hal tersebut dipengaruhi
serapan realisasi untuk genzet dianggarkan biogas tetapi dipasaran
tidak ada sehingga menggunakan solar, adanya efisiensi/
penghematan pembelian BBM;
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur di tahun 2013, realisasi dari
tahun 2013-2016 tingkat capaian rasio anata realisasi dan anggaran
sudah sesuai dengan kebutuhan;
d. Program Peningkatan Pengembangan System Pelaporan Capaian
Kinerja Dan Keuangan tingkat capaian rasio antara realisasi dan
anggaran sudah sesuai dengan kebutuhan;
e. Program Peningkatan Pelayanan Perizinan tingkat capaian rasio
antara realisasi dan anggaran sudah sesuai dengan kebutuhan.
Adapun faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut diatas,
jika dilihat dari jumlah dan kualitas personil (sumber daya manusia),
kami masih sangat kekurangan, karena jika sesuai dengan analisis
jabatan berjumlah 104, namun kondisi saat ini hanya berjumlah 84.
Sehingga kami harus mengoptimalkan dan memaksimalkan personil
yang ada untuk dapat melaksanakan ketugasannya yaitu memberikan
pelayanan kepada masyarakat denganbaik, selain jumlah SDM faktor
yang mempengaruhi adalah penyusunan ploting dan tata kala dalam
22
menganggarkan masih belum konsisten dan belum sesuai dengan
perencanaan.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan PelayananPerangkat Daerah
1. Faktor Internal
1). Kekuatan:
a) Tersedianya regulasi untuk melaksanakan kewenangan dibidang
Penanaman Modal dan Perizinan;
b) Adanya dukungan/komitmen pimpinan dan pegawai dalam melakukan
pelayanan kepada masyarakat/ pemohon izin;
c) Tersedianya Sistem Informasi Manajemen (SIM)untuk mendukung
proses perizinan dan non perizinan.
2). Kelemahan:
a) Kuantitas/kompetensiaparatur dalam penanganan penanaman modal
dan perizinan belum optimal dan belum memadai;
b) Koordinasi antar bidang belum optimal;
c) Belum tersedianya instrumen pendukung penanganan penanaman
modal dan perizinan.
2. Faktor Eksternal
1). Peluang
a) Dukungan goodwill dan political will yang sangat kuat untuk
meningkatkan investasi dan pelayanan perizinan;
b) Adanya dukungan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi;
c) Adanya dukungan dariPemangku Kepentingan (stakeholder).
2). Ancaman
a)Kebutuhan penanam modal akan informasi yang diperlukan untuk
melakukan investasi belum terpenuhi;
b) Pemahaman penanam modal terhadap ketentuan di bidang Penanaman
Modal dan Perizinan masih rendah;
23
Sikap masyarakat yang kurang antusias terhadap pengembangan Penanaman Modal
danPerizinan
24
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan FungsiPelayanan
Perangkat Daerah
1. Perlunya dukungan fasilitas dan kemudahan bagi
Investor yang berinvestasi di Kota Yogyakarta dengan kategori-kategori
tertentu sehingga memiliki nilai tambah tersendiri bagi kemajuan daerah;
2. Perlunya peningkatan kualitas melalui pelatihan bagi
Sumber Daya Manusia Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota
Yogyakarta, sehingga pelayanan akan semakin meningkat menuju terciptanya
pelayanan prima dan good governance;
3. Masih rendahnya kesadaran penanam modal untuk
menyampaikan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM);
4. Ruangan Bidang Penanaman Modal yang kurang
representatif, dan penataan ruangan pegawai tidak memenuhi standar
sehingga pemberian pelayanan terhadap calon investor kurang maksimal;
5. Perlu melakukan pengembangan dan penyempurnaan
Sistem Informasi Pelayanan Perizinan yang progresif, peningkatan
aksesibilitas Sistem Informasi Manajemen (SIM)Pelayanan Perizinan perlu
ditingkatkan sesuai dengan jumlah dan jenis pelayanan;
6. Penyederhanaan prosedur terkait pelayanan perizinan
dan non perizinan.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Visi Pembangunan Kota Yogyakarta 2017 – 2022 adalah:
“ Meneguhkan Kota Yogyakarta Sebagai Kota Nyaman Huni dan
Pusat Pelayanan Jasa yang berdaya Saing Kuat Untuk Keberdayaan Masyarakat
Dengan Berpijak Pada Nilai Keistimewaan”
Misi Pembangunan Kota Yogyakarta 2017 – 2022
1. Meningkatkan Kesejahteraan dan Daya Saing Kota;
2. Memperkuat ekonomi kerakyatan dan keberdayaan
masyarakat;
25
3. Memperkuat moral, etika dan budaya masyarakat Kota
Yogyakarta;
4. Memperkuat tata kota dan kelestarian lingkungan;
5. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, sosial
dan budaya;
6. Membangun sarana dan prasarana publik dan
permukiman;
7. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan
bersih.
Dengan mengacu pada RPJMD Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022,
prioritas pembangunan tang disasar oleh Dinas Penanaman Modal dan Perizinan
Kota Yogyakarta adalah pada misi kedua, yakni: “Memperkuat ekonomi
kerakyatan dan keberdayaan masyarakat”
Tabel 3.2
Faktor Pendorong dan Penghambat Pelayanan SKPD terhadap Pencapaian
Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Visi : Meneguhkan Kota Yogyakarta Sebagai Kota Nyaman Huni dan Pusat Pelayanan
Jasa yang berdaya Saing Kuat Untuk Keberdayaan Masyarakat Dengan Berpijak Pada
Nilai Keistimewaan
No. Misi dan Program KDH dan
Wakil KDH terpilih
Permasalahan
pelayanan OPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1. Misi : 2.Memperkuat
ekonomi kerakyatan dan
keberdayaan masyarakat
Program:Peningkatan
kondusifitas iklim investasi
Kurangnya
SDM yang
memahami
terkait
Penanaman
Modal, dan
kurangnya
sarana dan
prasarana untuk
Kualitas
internet belum
optimal, perlu
menambah
banwidth
Adanya komitmen
dari seluruh jajaran
di Dinas PMP
26
mendukung
pelayanan
Penanaman
Modal dan
Perizinan
3.3 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra OPD Provinsi/
Kabupaten/Kota
a. Telaah Renstra Kementrian/Lembaga
Pada sisi lain, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik
Indonesia (RI) sebagai badan yang memiliki keterkaitan kerja dengan BKPM
DIY dan DPMP Kota Yogyakarta, telah menetapkan visinya, yaitu
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”
Untuk mewujudkan misi tersebut,akan ditempuh melaui 3 (tiga) misi
sebagai berikut:
1. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang
tinggi, maju dan sejahtera;
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
3. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang
mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional
Keterkaitan Renstra K/L dengan Renstra SKPD
Sasaran Renstra K/L Renstra SKPD
Meningkatnya investasi PMA dan
PMDN
Nilai Investasi Meningkat
Faktor Penghambat:
- Ada beberapa regulasi lokal (Perda, Perwal) terkait
Penanaman Modal belum disesuaikan dengan regulasi nasional;
- Masih Terbatasnya kapasitas dan kuantitas SDM dalam
sektor Penanaman Modal.
27
Faktor Pendorong:
- Sudah adanya upaya untuk menyesuaikan regulasi lokal
dengan regulasi nasional
- Adanya upaya menerapkan perizinan dan non perizinan
penanaman modal secara online sebagai salah satu cara mengatasi keterbatasan
kuantitas SDM
b. Telaah Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota
Dengan memperhatikan visi dan misi BKPM RI, maka BKPM DIY
merumuskan visinya yaitu “Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang
Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Daerah Istimewa
Yogyakarta”
Untuk mewujudkan visi tersebut, akan ditempuh melalui 3 (tiga) misi BKPM
DIY sebagai berikut:
1. Mendorong Peningkatan Realisasi dan Pemerataan Penanaman Modal
yang didukung oleh Promosi dan Kualitas Pelayanan Penanaman Modal;
2. Mendorong Pengembangan Jejaring Kerjasama untuk mendukung
Pembangunan Daerah;
3. Mendorong Terwujudnya Hubungan Yang Harmonis Antara Pemerintah
Daerah Dengan Pemerintah Pusat, Masyarakat DIY Di Jakarta dan Pihak
Swasta.
Keterkaitan Pelayanan SKPD Kabupaten/Kota berdasarkan Sasaran
Renstra Propinsi
Sasaran Renstra Propinsi DIY Renstra SKPD
Meningkatkan nilai Penanaman Modal
di DIY baik PMA maupun PMDN
Nilai Investasi Meningkat
Faktor Penghambat: -
Faktor Pendorong:
28
- Adanya komunikasi dan koordinasi yang baik dengan
kabupaten lain di DIY dan Pemerintah Propinsi terkait urusan
Penanaman Modal
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
3.4.1. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Sebagai pusat kegiatan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,
Kota Yogyakarta mempunyai perkembangan wilayah yang cukup pesat
baik secara fisik, ekonomi maupun sosial. Ditambah lagi dengan fungsi
kota sebagai pusat pendidikan berdampak pada tingginya pendatang dari
luar wilayah Kota Yogyakarta yang memberikan pengaruh terhadap
perkembangan sosial dan budaya di Kota Yogyakarta. Dalam upaya
pengendalian pembangunan agar tetap aman dan nyaman, maka
pemerintah Kota Yogyakarta menetapkan Peraturan Daerah No 2 Tahun
2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Tahun
2010-2029, yang mana didalamnya diatur tentang pemanfaatan ruang
Kota Yogyakarta sehingga pembangunan tetap dalam koridor yang
berkelanjutan tanpa merusak lingkungan alam dan karakteristik Kota
Yogyakarta. Tujuan penyelenggaraan penataan ruang antara lain:
a. ruang wilayah daerah yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan;
b. keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah Nasional, Provinsi dan
Daerah;
c. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang daerah dalam rangka
memberikan perlindungan fungsi ruang dan mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan;
d. terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung
dan kawasan budidaya;
e. terciptanya ruang-ruang kota yang mendukung nilai-nilai sejarah,
budaya, maupun tradisi kehidupan masyarakat Yogyakarta;
f. terwujudnya peluang-peluang berusaha bagi seluruh sektor ekonomi
lemah, melalui penentuan dan pengarahan ruang-ruang kota untuk
29
kegunaan kegiatan usaha dan pelayanan tertentu beserta
pengendaliannya;
g. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang daerah dalam rangka
memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan
termasuk perlindungan atas bencana, untuk mewujudkan
kesejahteraan umum.
Berdasarkan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2010-2029,
penataan ruang Kota Yogyakarta diarahkan untuk menjadikan sebagai
Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat
Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan. Dalam upaya
mewujudkan arah penyelelenggaraan penataan ruang tersebut, maka
kebijakan pengembangan struktur ruang yang dilaksanakan meliputi (1)
pemantapan dan pengembangan hierarki sistem perkotaan untuk
pelayanan perkotaan dan pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata
untuk mendukung terlaksananya Daerah sebagai Kota Pendidikan
Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa,
yang Berwawasan Lingkungan, (2) peningkatan kualitas dan jangkauan
pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi,
pengelolaan lingkungan dan penerangan jalan yang terpadu, adil dan
merata di seluruh wilayah daerah untuk mendukung terlaksananya
daerah sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis
Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan.
Dalam upaya mendukung kegiatan masyarakat Kota
Yogyakata, rencana penyelenggaraan penataan ruang diarahkan melalui
rencana pola ruang yang terdiri dari kawasan budidaya, kawasan
strategis dan kawasan lindung. Kawasan budidaya mempunyai fungsi
kawasan untuk dibudidayakan dengan maksud agar lebih bermanfaat
dan memberikan hasil untuk kebutuhan masyarakat dimana
pengembangan kawasan budidaya dilakukan tanpa merusak kelestarian
lingkungan dan budaya yang ada pada kawasan yang bersangkutan.
Arahan kawasan budidaya terdiri dari kawasan peruntukan industri
mikro, kecil, dan menengah yang diarahkan untuk Industri yang tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan, kawasan pariwisata diarahkan
dengan mempertahankan dan mengembangkan kualitas ruang dan
30
fasilitas pada kawasan pariwisata terutama pada wilayah pusat kota yang
meliputi Kawasan Malioboro dan Kawasan Kraton, mengembangkan
cluster kawasan pariwisata seperti kompleks Taman Sari, Prawirotaman,
Kotagede, Taman Pintar, museum dan lainnya, kawasan permukiman
diarahkan dengan mengoptimalkan fungsi bangunan sekaligus
melakukan penataan/peningkatan kualitas ruang, pengembangan
perumahan vertikal pada kawasan padat, penanganan kawasan kumuh
dan sebagainya, pengelolaan dan pengembangan kawasan perdagangan
dan jasa pada pinggir jalan utama serta pengelolaar parkir dan sirkulasi,
dan yang terakhir kawasan fasilitas dan pelayanan umum dengan
peningkatan fasilitas penunjang. Dikenal sebagai Kota Budaya
menjadikan Kota Yogyakarta memperharhatikan kawasan yang
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan
salah satunya adalah unsur Citra Kota sebagai pendukung kegiatan yang
mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang sekitarnya dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat serta dimaksudkan untuk
mewadahi sejarah dan masa depan.Dalam Peraturan Daerah Kota
Yogyakarta No.1 Tahun 2015 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kota Yogyakarta 2015-2035 telah ditetapkan lima
kawasan prioritas penanganan yaitu Kawasan Kraton, Pakualaman,
Malioboro, Kotabaru dan Kotagede yang diarahkanpada usaha
pelestarian dan pengembangan arsitektur kota yang mencakup tata
ruang, tata bangunan dan tata hijau.
Penyelenggaraan pembangunan Kota Yogyakarta dengan
memanfaatkan potensi yang dimiliki Kota Yogyakarta akan dapat
dilaksanakan dengan sebaik mungkin tanpa merusak lingkugan alam
serta karakteristik budaya yang ada. Oleh sebab itu penyelenggaran
penataan ruang Kota Yogyakarta dilaksanakan tanpa melampaui batas
ruang yang tidak diperbolehkan untuk dimanfaatkan seperti pada
kawasan lindung yang dimaksudkan untuk melindungi kelestarian
lingkungan hidup dan melestarikan serta mencegah timbulnya kerusakan
lingkungan hidup pada kawasan tepi sungai dan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) publik, pelestarian cagar budaya yang telah ditetapkan sebagai
31
warisan budaya, serta pengamanan kawasan rawan bencana gempa,
tanah longsor dan erupsi vulkanis Gunung Merapi.
Melalui penataan ruang yang bijaksana, kualitas lingkungan
akan terjaga dengan baik. Penyelenggaraan penataan ruang dilaksanakan
untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan. Hal tersebut tentunya dengan mewujudkan keharmonisan
antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam
penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia serta mewujudkan perlindungan
fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat penataan ruang. Pengaturan dan pemanfaatan ruang merupakan
salah satu kewenangan dari pemerintah, mulai tingkat pusat sampai
tingkat daerah. Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta
mempunyai kewenangan memberikan izin membangun, dalam
memberikan pelayanan perizinan dan non perizinan sudah berpedoman
pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2010-2029, yang mana didalamnya
diatur tentang pemanfaatan ruang Kota Yogyakarta sehingga
pembangunan tetap dalam koridor yang berkelanjutan tanpa merusak
lingkungan alam dan karakteristik Kota Yogyakarta.
3.4.2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46
Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP).
Secara prinsip, sebenarnya KLHS adalah suatu self assessment
untuk melihat sejauh mana KRP yang diusulkan oleh pemerintah
dan/atau pemerintah daerah dalam mempertimbangkan prinsip
Pembangunan Berkelanjutan. Melalui KLHS ini, diharapkan KRP yang
dihasilkan dan ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah
menjadi lebih memperhatikan permasalahan lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan.
32
Saat ini Kota Yogyakarta dalam penyusunan RPJMD Kota
Yogyakarta menyusun KRP berupa RPJMD Kota Yogyakarta Tahun
2017-2022 disertai juga penyusunan KLHS-RPJMD sebagai dokumen
yang berisi pedoman dalam penyusunan RPJMD agar KRP yang
berwawasan lingkungan dapat terjamin sehingga pembangunan
berkelanjutan dapat dicapai 5 (lima) tahun mendatang. Sebagai
implementasi dari kebijakan pembangunan daerah, RPJMD Kota
Yogyakarta juga perlu dikaji yang berkaitan dengan aspek lingkungan
dengan menyusun KLHS.
Penyusunan KLHS RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022
dilakukan dengan partispasi para stakeholders meliputi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Yogyakarta, masyarakat
(komunitas, Badan Koordinasi Masyarakat (BKM)), Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK)) dan akademisi.Hasil
KLHS RPJMD yang didapat merupakan kesepakatan bersama dengan
para Pemangku kepentingan.
Hasil KLHS-RPJMD memberikan 4 (empat) program untuk lebh
diprioritaskan karena berdasar hasil partisipasi bersama pemangku
kepentingan akan mempunyai pengaruh dampak negative besar
dibandingkan program lainnya, keempat program tersebut adalah :
Program Pengembangan Industri Logam, Program Pelayanan Kesehatan
Rujukan Rumah Sakit Jogja, Program Pengembangan dan Pemasaran
Pariwisata dan Program Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan. Telaah pengaruh KRP dalam KLHS diatur agar dapat
menjawab hal-hal diantaranya: kapasitas daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup untuk pembangunan, perkiraan mengenai
dampak dan risiko lingkungan hidup, kinerja layanan atau jasa
ekosistem, efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, tingkat kerentanan
dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim dan tingkat ketahanan
dan potensi keanekaragaman hayati.
Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lain. Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara
mengetahui kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk
mendukung kegiatan manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi
33
kelangsungan hidup. Daya dukung dan daya tampung lingkungan
dengan adanya rencana pembangunan pada jangka menengah yang akan
datang dapat mengakibatkan penurunan-penurunan daya dukung dan
daya tampung lingkungan di kota Yogyakarta tetapi masih dalam
ambang batas dan kegiatan-kegiatan masih dapat dilakukan di Kota
Yogyakarta. Pengaruh KRP terhadap daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup adalah terjadinya penurunan kualitas berupa
pencemaran, munculnya limbah infeksius dan sampah domestik. KRP
juga berpengaruh terhadap menurunnya daya dukung dan daya tampung
terhadap air tanah. Namun, KRP juga berdampak dalam peningkatan
daya tampung lingkungan. Seperti akses jalan yang menjadi lancar,
sehingga dapat mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari emisi gas
kendaraan.
Perkiraan dampak dan risiko KRP yang dibuat terhadap
lingkungan hidup merupakan analisa dampak dan resiko yang timbul
akibat penerapan KRP. Dampak dan resiko dari KRP yang telah dibuat
terhadap lingkungan diantaranya: pencamaran terhadap air sungai dan
air tanah, meningkatnya jumlah wisatawan yang berpotensi
meningkatkan jumlah limbah dan sampah, dan terurainya kemacetan
yang membuat tingkat kecepatan lalu lintas meningkat. Namun, disisi
lain potensi fatalitas kecelakaan pun meningkat.
Pengaruh KRP yang dibuat terhadap kinerja layanan atau jasa
ekosistem merupakan analisa kinerja layanan atau jasa ekosistem ketika
KRP diterapkan. Pengaruh tersebut diantaranya: menurunnya persediaan
air bersih, tanah dan udara. Kinerja layanan ekosistem di kota
Yogyakarta berkaitan dengan persediaan air bersih yang merupakan
sumber daya takterbarukan, sehingga nilai air disini menjadi sangat
penting untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungannya sehingga akan
muncul alternatis penggunaan air tidak hanya berasal dari air tanah.
Pengaruh KRP dengan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
merupakan peningkatan atau penurunan efisiensi Sumber Daya Alam
(SDA) yang terjadi ketika KRP diterapkan. Pengaruh tersebut
diantaranya: menurunnya kualitas dan kuantitas efisiensi pemanfaatan
Sumber Daya Alam (SDA), khususnya air dan udara, serta
meningkatnya efisiensi berupa mobilitas yang lebih tinggi sedangkan
34
biaya operasioanal lebih rendah. Diharapkan dengan ini, efisiensi
pemanfaatan sumber daya alam menjadi penyadaran ke depannya agar
dampak negatif terhadap eksploitasi sumber daya alam tidak terjadi di
kota Yogyakarta.
Pengaruh KRP terhadap tingkat kerentanan dan adaptasi
terhadap perubahan iklim merupakan analisa mengenai kerentanan dan
adaptasi manusia terhadap perubahan iklim yang terjadi di Kota
Yogyakarta apabila KRP dilaksanakan. Pengaruh tersebut adalah adanya
kerentanan terhadap perubahan temperatur udara yang semakin tinggi.
Pengaruh KRP terhadap tingkat ketahanan keanekaragaman
hayati merupakan analisa pengaruh KRP pada tingkat ketahanan
keanekaragaman hayati di Kota Yogyakarta ketika diaplikasikan.
Pengaruh tersebut diantaranya: terjadi penambahan keanekaragaman
hayati di lokasi tertentu di Kota Yogyakarta dan menurunnya tingkat
ketahanan serta potensi keanekaragaman hayati di beberapa lokasi
karena terjadi alih fungsi lahan.
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta
dalam memberikan pelayanan perizinan dan non perizinan sudah
berpedoman pada KLHS dengan memperhatikan permasalahan
lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Sejalan dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan ekonomi daerah
yang berkembang dengan sangat pesat maka dalam perencanaan strategis 2017-
2022 harus mempertimbangkan dan melihat isu-isu strategis yang ada antara lain:
1. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik semakin tinggi.
Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan yang adil, transparan dan
akuntabel benar-benar dibutuhkan masyarakat sehingga perlu diwujudkan
dan ditingkatkan secara konsisten;
2. Pada satu sisi tuntutan peningkatan kualitas pelayanan semakin tinggi pada
sisi yang lain kemampuan anggaran sangat terbatas padahal dukungan
anggaran sangat penting dalam keberhasilan suatu program dan kegiatan;
3. Tertib administrasi dan adanya kepastian hukum berusaha di bidang
Penanaman Modal mendorong terciptanya iklim investasi di Kota
Yogyakarta yang lebih kondusif;
35
4. Pengembangan promosi potensi investasi diharapkan dapat menarik para
investor untuk menanamkan modalnya atau berinvestasi di Kota
Yogyakarta;
5. Dengan bergantinya nama OPD baru dan penambahan kewenangan di
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan, perlu penambahan Sumber Daya
Manusia (SDM) baik secara kualitas maupun kuantitas dan pengembangan
sarana prasarana pendukungnya.
Melalui program dan kegiatan yang disusun Dinas Penanaman Modal dan
Perizinan Kota Yogyakarta denganpartisipasi berbagai pihak pada tahun yang
akan datang diharapkan dapat memperbaiki kondisi yang ada. Kondisi umum
Dinas Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Yogyakarta secara makro yang
diinginkan atau diproyeksikan ke depan pada akhir Pembangunan Jangka
Menengah (PJM) yaitu tahun 2022 adalah sebagai berikut:
1. Semua izin diharapkan didukung dengan SIM Perizinan
yang komprehensip;
2. Semua jenis perizinan yang ditangani sudah ada payung
hukumnya ( Perda, Perwal, Perka, dsb) sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. Investasi di Kota Yogyakarta meningkat, terciptanya
lapangan kerja sehinggakesejahteraan masyarakat Kota Yogyakarta menjadi
meningkat;
4. Didukung sarana dan prasarana yang layak, memadai
dan memudahkan bagi kaum Disabilitas khususnya;
5. Jumlah SDM yang ideal sesuai Analisis Jabatan
adalah118(seratus delapan belas) orang.
36
BAB IV
TUJUAN, SASARAN,
4.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PERANGKAT
DAERAH
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta memiliki
Tujuan dan Sasaran yaitu “Nilai Investasi Meningkat”.
Tujuan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta
memiliki indikator tujuan yaitu nilai investasi dengan target diambil dari target
indikator sasaran tahun terakhir sebesar 187.659.930.899.
Sasaran Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta
memiliki indikator sasaran yaitu nilai investasi (dalam rupiah), setiap tahunnya
mengalami peningkatan dari tahun 2017 ke tahun 2018 meningkat sebesar
1,30%, dari tahun 2018 ke tahun 2019 meningkat sebesar 1,50%, dari tahun
2019 ke tahun 2020 meningkat sebesar 1,70%, dari tahun 2020 ke tahun 2021
meningkat sebesar 1,90%, dan dari tahun 2021 ke tahun 2022 mengikat sebesar
2,10%.
Target kinerja sasaran di tahun 2017 diawali dengan nilai investasi
sebesar 172.494.473.519, untuk tahun 2018 sebesar 174.736.901.675, untuk
tahun 2019 sebesar 177.357.955.200, untuk tahun 2020 sebesar
180.373.040.438, untuk tahun 2021 sebesar 183.800.128.207, dan untuk di
tahun terakhir 2022 sebesar 187.659.930.899. Tujuan dan Sasaran Jangka
Menengah Perangkat Daerah dapat di sajikan pada tabel 4.1.
37
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Sebagai penjabaran Tujuan dan Sasaran yang ditetapkan Dinas Penanaman
Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta, maka ada beberapa strategi dan arah
kebijakan yang diambil agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik:
1. Memberikan pelayanan prima di bidang Penanaman Modal dan Perizinan kepada
masyarakat di Kota Yogyakarta;
2. Meningkatkan upaya penanganan pengaduan dan pengawasan terhadap izin yang
diterbitkan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta;
3. Melakukan kajian terhadap dasar hukum atau regulasi yang ada di Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta, sehingga diharapkan semua
izin sudah ada regulasinya;
4. Bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat terkait promosi
kegiatan festival, kultural dan sebagainya yang berlokasi di Kota Yogyakarta,
dan dapat berpartisipasi ikut pameran di suatu Kota atau Negara dengan
menampilkan produk-produk khas Kota Yogyakarta.
Tabel 5.1 menunjukkan relevansi dan konsistensi antar pernyataan visi dan misi
RPJMD periode berkenaan dengan tujuan, sasaran, strategi, dan arah kebijakan
perangkat daerah.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta sudah relevan dan konsisten
terhadap Visi dan Misi Walikota dan Walikota dalam RPJMD
Rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan perangkat daerah dalam lima
tahun mendatang dapat disajikan dalam tabel 5.1
Tabel 5.1
Tujuan, sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
Visi : Terwujudnya Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan Yang Adil,
Transparan dan Akuntabel
38
Misi : Mewujudkan pelayanan penanaman modal dan perizinan yang adil, transparan
dan akuntabel, melakukan pengawasan, pengaduan dan advokasi yang didukung oleh
regulasi serta sumber daya manusia yang memadai dan sistem informasi manajemen
secara elektronik
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Nilai
Investasi
Meningkat
Nilai
Investasi
Meningkat
1. Peningkatan pelayanan
penanaman modal dan perizinan
Melaksanakan
penelitian dan
pemeriksaan data
terkait permohonan izin
Menerbitkan penerbitan
izin sesuai dengan
prosedur
2. peningkatan pengawasan dan
penanganan pengaduan
penanaman modal dan perizinan
Melaksanakan
pengawasan isin sesuai
dengan izin yang
diawasi
Melaksanakan
pengawasan
pelaksanaan izin sesuai
dengan izin yang
diawasi
3. penguatan regulasi dan
pengembangan kinerja layanan
penanaman modal dan perizinan
Melaksanakan kajian
dan sosialisasi
peraturan perizinan
Mengevaluasi regulasi
pelayanan perizinan
Melaksanakan evaluasi
kinerja pelayanan
perizinan
4. pengembangan penanaman
modal
Meningkatkan
pengembangan SIM
aplikasi perizinan dan
penanaman modal
Meningkatkan promosi
penanaman modal
39
Mengingkatkan
pengendalian dan
pengawasan
penanaman modal
40
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta merencanakan 7
(tujuh) Program serta 16 (enam belas) kegiatan dengan perincinan sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari 3 kegiatan:
a. Penyediaan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi;
b. Penyediaan Jasa, Peralatan dan Perlengkapan Kantor;
c. Penyediaan Jasa Pemgelola Pelayanan Perkantoran.
2. Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur, terdiri dari 2 kegiatan:
a. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung/ bangunan kantor;
b. Kegiatan Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional.
3. Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, terdiri dari 1 kegiatan:
a. Penyusunan dokumen perencanaan, pengendalian dan laporan capaian kinerja
SKPD.
4. Program Pelayanan Penanaman Modal
dan Perizinan, terdiri dari 3 kegiatan:
a. Pelaksanaan Koordinasi dan Penelitian Lapangan;
b. Pelaksanaan Operasional Pelayanan Perizinan;
c. Pelaksanaan Penerbitan Perizinan.
5. Program Pengawasan dan Penanganan
Pengaduan Penanaman Modal dan Perizinan, terdiri dari 2 kegiatan:
a. Pengawasan Perizinan Kota Yogyakarta;
b. Pengelolaan Pengaduan Perizinan Kota Yogyakarta.
6. Program Pengembangan Penanaman
Modal terdiri dari 3 kegiatan:
a. Pengelolaan Data dan Informasi Perizinan;
b. Pengembangan dan Penyelenggaraan Promosi Penanaman Modal;
c. Pengendalian dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal.
7. Program Penguatan Regulasi dan
Pengembangan Kinerja Layanan Penanaman Modal dan Perizinan, terdiri
dari 2 kegiatan:
a. Pengkajian dan Sosialisasi Peraturan Perizinan;
41
b. Pengukuran Kinerja Pelayanan Perizinan.
Adapun penyajiannya menggunakan tabel 6.1
42
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Renstra Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta Tahun
2017-2022 merupakan bagian dari rangkaian perencanaan pembangunan sesuai
dengan Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.
Adapun indikator kinerja sasaran Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota
Yogyakarta yaitu Nilai Investasi , dengan didukung 4 indikator program yaitu
Program Penerbitan Izin Sesuai Dengan Standar Pelayanan Perizinan, Program
Persentase Kesesuaian Antara Pelaksanaan Izin Terhadap Izin Yang Diawasi,
Program Persentase Realisasi Investasi, Program Persentase Regulasi Pelayanan
Perizinan.
Indikator Kinerja Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta
sudah mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, hal ini dapat disajikan dalam tabel
7.1
43
BAB VIII
PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta
Tahun 2017-2022 telah disusun dengan memperhatikan program prioritas Pemerintah
Kota Yogyakarta dan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 serta isu-isu bidang Penanaman
Modal dan Perizinan yang harus dihadapi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
mendatang.
Renstra Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta Tahun 2017-
2022 ini telah memuat tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan dan indikator kinerja
yang ingin dicapai yang meliputi indikator kinerja sasaran, indikator kinerja program
(outcome) dan indikator kinerja kegiatan (output) yang dijabarkan ke dalam program
dan kegiatan. Indikator kinerja tersebut merupakan ukuran keberhasilan tercapainya
visi, misi, tujuan dan sasaran dari Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota
Yogyakarta untuk jangka waktu 2017-2022. Untuk selanjutnya Renstra Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta ini akan ditindaklanjuti dengan
penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kerja (Renja) SKPD.
Keberhasilan pencapaian Renstra Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota
Yogyakarta Tahun 2017-2022 tersebut sangat ditentukan oleh kinerja dari seluruh
jajaran di Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta. Untuk mengukur
tingkat keberhasilan pencapaian dalam pelaksanaan Renstra Tahun 2017-2022, secara
berkala dilakukan monitoring dan evaluasi, serta pengawasan dan pengendalian yang
pada akhirnya akan dituangkan ke dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKIP).
Renstra Tahun 2017-2022 ini diharapkan dapat mencapai tujuan dan sasaran
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta dan dapat memberikan
kontribusi yang nyata dalam pencapaian RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022
dalam mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kota Yogyakarta pada khususnya serta
kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
44