PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA...

102
PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB SEKTOR INDUSTRI DI PULAU JAWA TAHUN 2010-2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh : KHAIRUL UMAM NIM: 1113084000008 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Transcript of PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA...

Page 1: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN

MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA KERJA TERHADAP

PDRB SEKTOR INDUSTRI DI PULAU JAWA TAHUN 2010-2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

KHAIRUL UMAM

NIM: 1113084000008

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN

MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA KERJA TERHADAP

PDRB SEKTOR INDUSTRI DI PULAU JAWA TAHUN 2010-2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Khairul Umam

NIM. 111308400008

Dibawah Bimbingan:

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 3: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, 21 Februari 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

nama mahasiswa :

1. Nama : Khairul Umam

2. NIM : 111308400008

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Pengaruh PMA, PMDN, dan Tenaga

KerjaTerhadap PDRB Sektor Industri di Pulau Jawa 2010-2017.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitan Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Agustus 2019

Page 4: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

iv

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Khairul Umam

No. Induk Mahasiswa : 1113084000008

Fakultas : Ekonomi Bisnis

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

aseli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 10 November 2019

Yang menyatakan,

Page 5: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama Lengkap : Khairul Umam

Tempat dan Tanggal Lahir : Pemalang, 22 Agustus 1995

Alamat : Dusun Kubang rt 31/08 Mereng,

Warungpring

No. Hp : 082113727705

E-mail : [email protected]

Latar Belakang Keluarga

Nama Ayah : Suharjo

Tempat dan Tanggal Lahir : Pemalang, 12 Desember 1969

Nama Ibu : Wasripah

Tempat dan Tanggal Lahir : Pemalang, 12 Februari 1974

Alamat : Dusun Kubang rt 31/08 Mereng,

Warungpring

Anak Ke- Dari- : 1 dari 2 Bersaudara

Pendidikan Formal

1. SDN 04 Mereng : 2002-2008

2. MTs Nurul Huda Mereng : 2008-2010

3. SMAN 1 Randudongkal : 2010-2013

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2013-2019

Page 6: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan

karunia-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN), dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sektor Industri di

Pulau Jawa Tahun 2010-2017”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita

semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin ya Robbal’alamiin.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat

guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam

penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam proses maupun

isinya, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa do’a, dukungan, serta

bimbingan dari orang-orang yang berada di sekeliling penulis. Oleh karena itu,

izinkanlah penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., CA., M.Si., BKP., QIA., CRMP, selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Muhammad Hartana I Putra, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan dan Bapak Deni Pandu Nugraha M.Sc selaku Sekretaris

Jurusan Ekonomi Pembangunan yang selalu memberikan ilmu yang

bermanfaat.

3. Arief Fitrijanto M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu,

memberikan arahan, serta ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan

sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga bapak selalu

diberikan rahmat dan karunia oleh Allah SWT.

4. Seluruh dosen, staf , dan karyawan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan

berlangsung.

5. Keluarga tercinta, Bapak Suharjo, Ibu Wasripah, dan Adik Afiv Sultan

yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan

yang luar biasa kepada penulis.

Page 7: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

vii

6. Sahabat-sahabat Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang Jakarta (IMPP-J)

yang senantiasa memberikan pengalaman, motivasi dan dukungan kepada

penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi.

7. Saudara Zaenun Nu’man dan Saudara M. Khoiruroziqin yang telah

memberikan ilmu dan pengalaman yang luar biasa dalam berorganisasi

kepada penulis.

8. Kepada calom istri saya saudari Ayu Mulyawati yang senantiasa

mengiringi langkah perjuangan saya dalam mengentaskan tugas akhir

kuliah dengan berupa doa dan juga semangat yang tak terhingga.

Seluruh kawan-kawan diluar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

juga memberikan dukungan dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun demi

pencapaian yang lebih baik.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 10 November 2019

Khairul Umam

Page 8: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

viii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv

KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................................................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

ABSTRACT..........................................................................................................xii

ABSTRAK...........................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 12

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 14

A. Landasan Teori ................................................................................. 14

1. Penanaman Modal Asing ........................................................... 14

2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)............................... 18

3. Tenaga Kerja ............................................................................. 20

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ............................... 24

5. Industri....................................................................................... 28

B. Hubungan Antara Variabel .............................................................. 32

1. Hubungan antara PMA dan PMDN dengan PDRB Sub Sektor

Industri....................................................................................... 32

2. Hubungan antara Tenaga Kerja dengan PDRB Sub Sektor

Industri....................................................................................... 33

C. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 33

D. Kerangka Berfikir ............................................................................. 38

E. Hipotesis ............................................................................................ 39

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 41

Page 9: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

ix

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 41

B. Metode Penentuan Sample ................................................................ 41

C. Metode Pengumpulan Data............................................................... 41

D. Metode Analisis Data ........................................................................ 42

1. Analisis Regresi Data Panel ....................................................... 42

2. Pemilihan Model Terbaik .......................................................... 45

3. Uji Kesesuaian Model ................................................................ 47

4. Uji Hipotesis ............................................................................... 48

E. Definisi Operasional Variabel ........................................................... 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 52

A. Analisis Deskriptif ............................................................................. 52

1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

sektor Industri di Pulau Jawa ................................................... 52

2. Perkembangan Penanaman Modal di Pulau Jawa ................... 54

3. Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Industri di Pulau Jawa . 57

B. Pemilihan Model Terbaik ................................................................. 59

1. Uji Chow (Chow Test) ............................................................... 59

2. Uji Hausman (Hausman Test) ................................................... 60

3. Uji Lagrange Multiplier ............................................................ 61

C. Uji Kesesuaian Model ....................................................................... 62

D. Uji Hipotesis ...................................................................................... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 72

A. Kesimpulan........................................................................................ 72

B. Saran.................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75

LAMPIRAN..........................................................................................................75

Page 10: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

x

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 PMA DAN PMDN Indonesia 2013-2017 ................................................ 4

Tabel 2 Penduduk Usia 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan 2013-2015 ....... 6

Tabel 3 Penggunaan Listrik...................................................................................10

Tabel 4 Hasil Uji Chow ..................................................................................... 57

Tabel 5 Hasil Uji Hausman................................................................................ 58

Tabel 6 Hasil Uji Lagrange Multiplier ............................................................... 58

Tabel 7 Koefisien Determinasi Model Random Effect ....................................... 59

Tabel 8 Signifikansi Simultan Model Random Effect ........................................ 60

Tabel 9 Random Effect Model ........................................................................... 60

Tabel 10 Hasil Uji Random Effect Model Unstack ............................................ 66

Tabel 11 Rangkuman Analisis Regresi .............................................................. 68

Page 11: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

xi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia TW I 2014 – TW III 2017 .............. 2

Gambar 2 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 36

Gambar 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi di Jawa 2015-2017 ............................... 50

Gambar 4 PMA sektor industri Pulau Jawa 2015-2017 ..................................... 52

Gambar 5 PMDN sektor industri di Pulau Jawa ................................................ 53

Gambar 6 Tenaga kerja sektor industri di Pulau Jawa 2015-2017...................... 55

Page 12: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

xii

ABSTRACT

Today the role of the industrial sector as a Leading Sector in contributing to

the economy in many regions is increasingly being felt. The Industrial Sector is

very instrumental in creating a job because it can absorb a large number of

workers, and development in the Industrial Sector itself can encourage

development in other sectors.

This study aims to determine how much influence the Foreign Investment

(PMA), Domestic Investment (PMDN), and Labor on the PDRB of the

Industrial Sector in Java 2010-2017. This research is a quantitative research.

The data used are secondary data from 6 provinces in Java. The analysis used

is panel data analysis using the Random Effect Model which is processed using

the Eviews 9 program.

The results showed that : (1) PMA has a positive and significant effect on

the PDRB of the industrial sub-sector Java in 2010-2017 ; (2) PMDN has a

positive and significant effect on the PDRB of the industrial sub-sector Java in

2010-2017 ; (3) The Workface has a positif and significant effect on the PDRB

of the Industrial sub-sector Java in 2010-2017.

Keywords : PDRB, Sector Industry, PMA, PMDN, and Workface

Page 13: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

xiii

ABSTRAK

Dewasa ini peran sektor Industri sebagai Leading Sector dalam

menyumbang perekonomian pada banyak daerah semakin dapat dirasakan.

Sektor Industri sangat berperan dalam menciptakan sebuah lapangan pekerjaan

dikarenakan mampu menyerap banyaknya tenaga kerja, dan pembangunan

pada Sektor Industri sendiri dapat mendorong pembangunan di sektor-sektor

lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari

Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),

dan Tenaga Kerja terhadap PDRB sub Sektor Industri di Pulau Jawa tahun

2010-2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data yang

digunakan adalah data sekunder 6 provinsi yang terdapat di Pulau Jawa.

Analisis yang digunakan yaitu analisis data panel dengan menggunakan model

Random Effect yang diolah dengan menggunakan program Eviews 9.

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) PMA berpengaruh positif dan

signifikan terhadap PDRB sub sektor Industri di Pulau Jawa pada tahun 2010-

2017 ; (2) PMDN berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB sub

sektor Industri di Pulau Jawa pada tahin 2010-2017 ; (3) Tenaga Kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB sub sektor Industri pada

tahun 2010-2017.

Kata Kunci : PDRB, sektor Industri, PMA, PMDN, dan Tenaga Kerja

Page 14: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk mengetahui seberapa besar

keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dan sebagai penentu adanya

kebijakan pembangunan selanjutnya. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat

dipandang sebagai masalah makro ekonomi jangka panjang dari satu periode ke

periode berikutnya yang dalam menghasilkan barang dan jasa yang akan

meningkat menurut Mankiw dalam (Maharani & Isnowati, 2014).

Pada saat ini pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu

indikator untuk menilai suatu negara akan keberhasilannya dalam

pembangunan, serta menjadi sasaran utama pembangunan bagi banyak negara

berkembang. Pelaksanaan pembangunan ini merupakan upaya untuk

mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi bagi

masyarakat. Di dalam upayanya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang

tinggi, pasti ditemukan berbagai hambatan khususnya pada negara yang

sedang berkembang. Hambatan yang sering dihadapi oleh negara-negara

berkembang adalah dalam hal pendanaan untuk melakukan pembangunan.

Hambatan yang seperti ini juga dialami oleh Indonesia dalam usaha mecapai

pertumbuhan ekonomo yang tinggi.

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia nampak selalu memberikan

prediksi optimistik yang meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan laporan

Badan Pusat Statistik secara kumulatif PDB tumbuh 5,1% per tahun 2017,

lebih tinggi dari triwulan sebelumnya maupun triwulan yang sama tahun

sebelumnya. Pertumbuhan tersebut didukung oleh berangsur membaiknya

Page 15: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

2

perekonomian negara maju dan harga komoditas global. Dari sisi domestik,

kinerja tersebut didukung oleh meningkatnya investasi dan membaiknya

ekspor, meskipun konsumsi masyarakat masih melambat.

Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

(Triwulan l Tahun 2014 – Triwulan lll Tahun 2017)

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Dengan adanya investasi-

investasi baru maka memungkinkan terciptanya barang modal baru sehingga

akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan kerja baru

atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga yang pada gilirannya akan

mengurangi pengangguran. Dengan adanya investasi-investasi baru maka

akan terjadi penambahan output dan pendapatan baru pada faktor produksi

tersebut, sehingga akan merangsang terjadinya pertumbuhan ekonomi. Untuk

mendukung upaya pembangunan ekonomi, pemerintah perlu membuat

kebijakan yang mendukung penanaman modal yang saling menguntungkan

baik bagi pemerintah, pihak swasta maupun terhadap masyarakat.

Tumbuhnya iklim investasi yang sehat dan kompetitif diharapkan akan

memacu perkembangan investasi yang saling menguntungkan dalam

pembangunan.

Page 16: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

3

Investasi atau Penanaman Modal sangat diperlukan untuk mempercepat

laju pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana telah ditegaskan dalam UU No.

25/2007 tentang penanaman modal, tujuan penyelenggaraan penanaman

modal meliputi : (a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional; (b)

menciptakan lapangan pekerjaan; (c) meningkatkan pembangunan ekonomi

berkelanjutan; (d) meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;

(e) meningkatkan kapasitas kemampuan teknologi nasional; (f) mendorong

pengembangan ekonomi kerakyatan; (g) mengolah ekonomi potensial menjadi

kekuatan ekonomi rill dengan menggunakan dana yang berasal baik dalam

negeri maupun luar negeri; dan (h) meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Selanjutnya, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman

Modal Asing (PMA) menjadi salah satu sumber pembiayaan yang penting

bagi wilayah yang sedang berkembang dan mampu memberikan konstribusi

yang cukup besar bagi pembangunan. Sebagai salah satu komponen aliran

modal, PMA dianggap sebagai aliran modal yang relatif stabil dibandingkan

dengan aliran modal lainya, misalnya investasi portofolio maupun utang luar

negeri. PMA terkait juga dengan kondisi dalam negeri suatu negara yang

meliputi: ekonomi, sosial, keamanan, politik dan lainya (Wahyuningsih,

2010). Selain dianggap sebagai aliran modal, Investasi adalah mobilisasi

sumber daya untuk menciptakan atau menambah kapasitas

produksi/pendapatan di masa yang akan datang. Dalam investasi terdapat 2

(dua) tujuan utama yang ingin dicapai mengganti bagian dari penyediaan

modal yang rusak dan tambahan penyediaan modal yang ada. Gambaran

perkembangan pembangunan daerah tidak lepas dari perkembangan alokasi

Page 17: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

4

dan distribusi antar daerah. Dalam kaitan itu perlu dipisahkan jenis investasi

yang dilakukan oleh sektor swasta dan pemerintah, mengingat faktor yang

menentukan lokasi kedua jenis investasi tersebut tidak selalu sama.

Umumnya pemerintah harus memperhatikan beberapa faktor, seperti

pengembangan daerah tertentu karena alasan politik dan strategis, misalnya

daerah perbatasan dan daerah yang memiliki sejarah serta ciri khusus,

sehingga memerlukan perhatian yang khusus termasuk dalam kebijakan

investasi. Namun demikian, kedua jenis investasi yang dilakukan oleh

pemerintah maupun swasta pada akhirnya akan dapat menambah kesempatan

kerja dan memberi sumbangan dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi

dan sosial seperti kemiskinan, pengangguran dan sebagainya.

Untuk melihat perkembangan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang ada di Indonesia

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Keadaan PMA dan PMDN di Indonesia

Tahun 2013-2017

Tahun PMDN PMA

2013 128151 28617.5

2014 156126 28529.7

2015 179466 29275.9

2016 216231 28964.1

2017 262351 32239.8

Jumlah 942324,1 1476279.0

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa selama tahun 2013 -

2017 investasi PMDN di Indonesia bernilai sebesar Rp. 942324,1 Milyar.

Page 18: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

5

Sedangkan jumlah investasi PMA sampai dengan tahun 2017 senilai

1476279,0. Selama lima tahun terakhir investasi PMDN di Indonesia

cenderung meningkat, sedangkan PMA cenderung fluktuatif dan mengalami

kenaikan di tahun 2017 yaitu mencapai Rp. 3275,7 juta. Proporsi investasi

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing

(PMA) serta menurunya pertumbuhan investasi di Indonesia tidak berarti

pembangunan ekonomi berjalan lambat dan begitu pula sebaliknya, karena

yang penting tidak terletak pada besaran angka investasi dalam nilai uang

atau jumlah proyek, tetapi bagaimana efisiensi atau produktivitas dari

investasi tersebut.

Selanjutnya modal dalam pembangunan ekonomi yang tidak kalah penting

dari investasi adalah sember daya manusia. Dengan jumlah penduduk yang

cukup besar dan diikuti dengan tingkat pendidikan yang tinggi serta memiliki

skill yang bagus akan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi, karena

dari jumlah penduduk usia produktif yang besar maka akan mampu

meningkatkan jumlah angkatan kerja yang tersedia dan pada akhirnya akan

mampu meningkatkan produksi output di suatu daerah.

Tenaga kerja merupakan salah satu input atau faktor produksi yang

penting dalam mengahasilkan barang dan jasa. Keberadaan tenaga kerja di

suatu daerah pada satu sisi adalah sebagai penyedia input yang dibutuhkan

badan usaha dan pada sisi lain merupakan pasar output untuk barang dan jasa.

Sehubungan dengan hal tersbut tenaga kerja terutama yang memiliki

keterampilan dan keahlian berperan penting terhadap kegiatan perekonomian

di suatu daerah dan pertumbuhan ekonomi.

Page 19: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

6

Ketenagakerjaan di Indonesia sangat besar dan kompleks, bukan saja

karena menyangkut jutaan jiwa akan tetapi karena faktor demografisnyan yang

mempengaruhi jumlah dan komposisi angkatan kerja. Penawaran tenaga kerja

tergantung pada pertumbuhan penduduk. Jumlah dan pertumbuhan penduduk

di setiap propinsi di Indonesia memperlihatkan keragaman. Untuk mengetahui

perkembangan angkatan kerja di Indonesia dengan lebih jelas, maka dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan

Tahun 2013-2015

Jenis Kegiatan

2013 2014 2015

Agustus Februari Agustus Februari Agustus 1 2 3 4 5 6

1. Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran

120,17 125,32 121,87 128,30 122,38 112,76 118,17 114,63 120,85 114,82

7,41 7,15 7,24 7,45 7,56 2. Tingkat Partisipasi

Angkata Kerja % 66,77 69,17 66,60 69,50 65,76

3. Tingkat Pengangguran Terbuka %

6,17 5,70 5,94 5,81 6,18

4. Pekerja Tidak Penuh Setengah Penganggur Pekerja Paruh Waktu

37,74 36,97 36,77 35,68 34,31 11,00 10,57 9,68 10,04 9,74 26,74 26,40 26,09 25,64 24,57

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat kita ketahui bahwa jumlah pengangguran

di Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu

orang dibandingkan dengan periode yang sama ditahun sebelumnya 7,24 juta

jiwa. Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan

didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65%, disusul Sekolah

Menengah Atas (SMA) sebesar 10,32%, Diploma 7,54%, Sarjana 6.40%,

Sekolah Menengah Pertama 6,22%, Sekolah Dasar 2,74%. Selama Agustus

2014-Agustus 2015 kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi terutama di

Page 20: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

7

Sektor Konstruksi sebanyak 930 ribu orang (12,77%), Sektor Perdagangan

sebanyak 850 ribu orang (3,42%), dan Sektor Keuangan sebanyak 240 ribu

orang (7,92%).

B. Rumusan Masalah

Konsepsi pembangunan ekonomi suatu negara erat kaitannya dengan

pertumbuhan ekonomi yang menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan dalam

pembangunan. Oleh karena itu, setiap daerah menetapkan kebijakan

pembangunan dalam upaya mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi

melalui identifikasi setiap potensi dari sektor-sektor potensial yang dimiliki.

Selanjutnya yaitu menjadikan sektor-sektor potensial tersebut agar memiliki

nilai tambah dalam pembangunan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan

kesejahteraan penduduk melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi (Ernita

dkk., 2013 dan Pramusinta, 2012).

Komposisi nilai pertumbuhan ekonomi bervariasi mengikuti besarnya

kontribusi tiap sektor perekonomian suatu negara atau wilayah tersebut.

Sehingga adanya dominasi salah satu sektor akan menentukan struktur

perekonomian wilayah tersebut. Struktur perekonomian suatu wilayah atau

negara akan berkembang dan mengalami pergeseran seiring dengan

meningkatnya kapasitas pembangunan ekonomi yang dilaksakan. Pambudi

(2011) menyebutkan bahwa indikasi pergeseran struktur perekonomian

tengah terjadi pada hampir setiap negara di dunia tidak terkecuali di

Indonesia.

Hal ini terlihat dari penurunan kontribusi sektor pertanian yang selama ini

menjadi sektor primer sementara sektor sekunder dan tersier cenderung

Page 21: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

8

mengalami peningkatan. Sektor pertanian yang selama ini menjadi sektor

primer dalam perekonomian Indonesia, nampaknya mulai tergeser oleh sektor

industri pengolahan.

Pergeseran struktur ekonomi seperti yang diuraikan diatas juga terjadi di

tingkat provinsi seperti halnya provinsi-provinsi yang terdapat di Pulau Jawa.

Pembangunan Industri di Pulau Jawa sendiri memang tidak dapat dipisahkan

dari arah pembangunan Industri wilayah yang harus mampu mengikuti

sekaligus memenuhi tuntutan pembangunan regional dan nasional tanpa

mengabaikan kebutuhan spesifik wilayah. Keragaman fisik wilayah dalam

beberapa kondisi tentunya akan menjadi suatu kendala, namun disisi lain juga

merupakan potensi sebagai pendorong laju pembangunan Industri wilayah.

Dimana kejelian dan kecermatan kelompok perencana dan pelaksana

pembangunan Industri dalam memanfaatkan potensi dan mengatasi kendala

tersebut merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan

perindustrian.

Peranan sektor Industri dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi

berupa output sektor Industri atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

sektor Industri tidak terlepas dari adanya peranan Investasi dan Tenaga Kerja.

Investasi yang dilakukan adalah Investasi Langsung berupa Investasu

Domestik (Penanaman Modal Dalam Negeri) dam Investasi Asing

(Penanaman Modal Asing). Investasi Langsung dapat menyerap banyaknya

tenaga kerja yang berada di pasar tenaga kerja dan Investasi Langsung juga

diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena

Page 22: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

9

output yang dihasilkan akan semakin meningkat seiring dengan

meningkatnya investasi di daerah.

Pembangunan kawasan industri di Pulau Jawa sangat strategis untuk bisa

digali potensinya. Sejauh ini para pelaku investor masih lebih senang

menanamkan modal di Pulau Jawa dikarenakan keadaan infrastruktur yang

memadai dibandingkan dengan pulau lain yang ada di Indonesia.

Mankiew (2006) mengatakan bahwa dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi, pemerintah melakukan investasi dalam berbagai bentuk modal

masyarakat yang disebut infrastruktur seperti jalan raya, jembatan dan sistem

pembuangan air. Setiyawan (2014) menyampaikan bahwa realisasi proyek

infrastruktur program MP3EI dalam kurun waktu 2011 hingga sekarang

masih terkonsentrasi di Pulau Jawa ketimbang di luar Jawa.

Pembangunan infrastruktur ini diyakini dapat menggerakan sektor riil,

menyerap tenaga kerja meningkatkan konsumsi masyarakat, pemerintah, dan

memicu kegiatan produksi. Pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja sering

dikaitkan dengan investasi sebagai pendorong utamanya untuk menciptakan

masyarakat yang sejahtera. Kesejahteraan masyarakat dan kesempatan kerja

memiliki keterkaitan, kesempatan kerja menggambarkan peran masyarakat

dalam mencapai tujuan pembangunan, yaitu kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan infrastruktur juga dianggap sebagai faktor penting dalam

pertumbuhan ekonomi. Fasilitas infrastruktur yang baik akan mengurangi

biaya operasi dan meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Beberapa studi empiris yang

mengaitkan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi telah dilakukan,

Page 23: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

10

namun hasilnya masih menjadi perdebatan. Anwar, Mirdad dan Pujianto

(2013) menemukan bahwa listrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

Tabel 1.3

Penggunaan Listrik PLN

Berdasarkan Kelompok Usaha (Comercial)

Di Pulau Jawa Tahun 2006-2015 (GWh)

Tahun DKI

Jakarta

Jawa

Barat

Jawa

Tengah

DIY Jawa

Timur

Banten

2006 6996 1818 1056 236 2028 117

2007 7450 2230 1013 262 2016 133

2008 8917 2465 1342 333 2536 168

2009 9396 2463 1509 364 2734 208

2010 9607 3797 1603 381 2966 203

2011 10571 3398 1714 395 2929 251

2012 11455 3398 1834 441 3269 429

2013 12087 3398 2006 484 3796 784

2014 12624 4351 2160 522 4014 976

2015 13017 4605 2339 570 3831 356

Sumber : Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM

Persentase persebaran penggunaan layanan listrik di Pulau Jawa memang

paling tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya di di Indonesia. Hal

ini disebabkan kegiatan ekonomi berpusat di Pulau Jawa, baik itu produksi

yang menggunakan bantuan listrik dan lainnya. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penggunaan listrik PLN berdasar sektor usaha

atau bisnis (commercial) dengan satuan Gigawatt hour(GWh).Rata-rata

persebaran penggunaan listrik untuk sektor usaha di Pulau Jawa selama

periode 2006-2015 adalah 3139 GWh. Wilayah DKI Jakarta adalah wilayah

dengan penggunaan listrik PLN terbesar dibandingkan dengan wilayah

lainnya. Hal ini dikarenakan Provinsi DKI Jakarta merupakan pusat

perekonomian yang sangat membutuhkan fasilitas aliran listrik PLN untuk

mendukung proses perekonomian yang melibatkan teknologi modern yang

Page 24: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

11

besar untuk mendorong kegiatan produksi yang akan menghasilkan output

untuk kesejahteraan masyarakat.

Rata-rata penggunan listrik PLN untuk sektor usaha di DKI Jakarta dari

tahun 2006-2015 yaitu sebesar 10212 Gwh. Provinsi yang paling

menunjukkan rendahnya penggunaan listrik PLN sektor usaha adalah Banten.

Rata-rata pengguanaan listrik PLN sektor usaha dari tahun 2006-2015 sebesar

362 GWh. Dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Jawa, Banten

mempunyai perkembangan yang fluktuatif dengan kecenderungan dibawah

rata-rata. Salah satu penyebabnya diduga karena Banten sedang dalam proses

pembangunan sejak dipisahkan dari Provinsi Jawa Barat pada tahun 2000.

Selain menekan biaya produksi, infrastruktur yang baik (listrik) dan

mendukung akan menciptakan iklim investasi yang baik. Jika iklim

investasinya baik maka investor akan tertarik untuk berinvestasi. Kemudian

investasi yang semakin baik itu akan mendorong terciptanya kesempatan

kerja yang lebih banyak yang akhirnya akan berdampak pada membaiknya

pendapatan perkapita seseorang dan pertumbuhan ekonomi suatu negara/

daera

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka pengaruh Investasi dan Tenaga

Kerja terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sub

Sektor Industri tentunya menarik untuk diteliti. Oleh karena itu penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Penanaman

Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan

Tenaga Kerja terhadap PDRB Sub Sektor Industri di Pulau Jawa Tahun

2010-2017”.

Page 25: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

12

Adapun pokok-pokok masalah yang dapat diambil untuk penulisan skripsi

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh PMDN terhadap PDRB Sub Sektor Industri di

Pulau Jawa?

2. Bagaimana pengaruh PMA terhadap PDRB Sub Sektor Industri di

Pulau Jawa?

3. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja terhadap PDRB Sub Sektor

Industri di Pulau Jawa?

4. Bagaimana prngaruh PMDN, PMA, dan TK terhadap PDRB Sub

Sektor Industri di Pulau Jawa?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh PMA terhadap PDRB Sub Sektor Industri

di Pulau Jawa.

2. Untuk mengetahui pengaruh PMDN terhadap PDRB Sub Sektor

Industri di Pulau Jawa.

3. Untuk mengetahui pengaruh Tenaga Kerja terhadap PDRB Sub Sektor

Industri di Pulau Jawa.

4. Untuk mengetahui pengaruh PMA, PMDN, dan TK terhadap PDRB

Sub Sektor Industri di Pulau Jawa.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Sebagai bahan pembuat kebijakan atau keputusan bagi Pemerintah

dalam mengembangkan perekonomian di daerah.

Page 26: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

13

2. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, khususnya bagi mahasiswa jurusan Ekonomi

Pembangunan.

3. Untuk memperkaya wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang

penulis tekuni serta dapat mengaplikasikannya secara kontekstual.

4. Sebagai bahan referensi bagi kalangan akademisi dan peneliti yang

tertarik untuk menelliti masalah PMA, PMDN, tenaga kerja, PDRB

sub sektor industri.

Page 27: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Penanaman Modal Asing

Penanaman modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing,

perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing,

dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya

dimiliki oleh pihak asing. Penanaman modal asing merupakan kegiatan

menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik

Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang

menggunakan modal asing sepenuhnya maupun berpatungan dengan

penanam modal dalam negeri.

Penggairahan iklim investasi di Indonesia sendiri telah dijamin

keberadaannya sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.1 Tahun 1967

tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Undang-Undang No.6 Tahun

1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Kedua undang-

undang ini kemudian dilengkapi dan disempurnakan, dimana UU No. 1

Tahun 1967 tentang PMA disempurnakan dengan UU No. 11 Tahun 1970

dan UU No. 6 Tahun 1968 tentang PMDN disempurnakan dengan UU No. 12

Tahun 1970.

Menurut UU no. 1 Th. 1967 dan UU no 11 Th. 1970 tentang PMA, yang

dimaksud dengan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah penanaman modal

asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-

ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan

Perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung

Page 28: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

15

menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Sedangkan pengertian

Modal Asing antara lain :

1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian kekayaan

devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk

pembiayaan perusahaan di Indonesia.

2. Alat untuk perusahaan, termasuk penemuan baru milik orang asing dan

bahan-bahan yang dimasukan dari luar negeri ke dalam wilayah Indonesia

selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan Indonesia.

3. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undang-undang ini

diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai

perusahaan di Indonesia.

Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan

diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak memberikan adil (andil) dalam

alih teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru.

Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang

mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan

kerja.

Keuntungan- keuntungan yang bisa diharapkan dari keberadaan PMA bagi

Industri nasional adalah :

1. Penambahan Modal Fisik

Salah satu penyebab lemahnya perkembangan Industri di banyak negara

berkembang (NSB) adalah kekurangan peralatan dan mesin produksi. Jadi

penambahan jumlah modal fisik pada Industri nasional dapat didefinisikan

sebagai jumlah modal fisik domestik ditambah jumblah modal fisik dari

Page 29: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

16

MNCs. Atau hipotesisnya semakin banyak Penanaman Modal Asing semakin

anyak Modal Fisik pada Industri nasional.

2. Perkembangan Ekspor Manufaktur

Peran Penanaman Modal Asing (PMA) sangat penting dalam

perkembangan ekspor manufaktur Indonesia, seperti tekstil, pakaian jadi,

sepatu, dan alat-alat elektronik. Peran PMA sendiri tidak sekadar dalam

pengembangan produk baru untuk ekspor, akan tetapi juga pemasaran,

khususnya MNCs sudah punya jaringan distribusi regional atau dunia, yang

sulit dikembangkan sendiri oleh kebanyakan perusahaan lokal. Hipotesisnya

semakin banyak PMA pada Industri Nasional, semakin pesat perkembangan

ekspor manufaktur Indonesia.

3. Perkembangan Industri Pendukung

Kehadiran Penanaman Modal Asing (PMA) akan memicu perkembangan

Industri Nasional yang membuat mesin, peralatan produksi, bahan baku siap

pakai, komponen, onderdil, atau produk setengah jadi bagi kebutuhan

produksi PMA. Tentu hal ini akan terjadi jika PMA menggunakan sebanyak

mungkin komponen dan bahan baku. Hipotesisnya semakin banyak PMA,

semakin maju perkembangan Industri pendukung atau semakin tinggi tingkat

“pendalaman” struktur Industri di Indonesia.

4. Pertumbuhan Industri Baru

Selain perkembangan industri pendukung, keberadaan PMA juga bisa

memicu tumbuhnya industri-industri baru yang membuat produk jadi serupa

yang dibuat oleh PMA. Hal ini bisa terjadi apabila ada diseminasi dan alih

pengetahuan dan teknologi dari PMA ke perusahaan lokal lewat berbagai

Page 30: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

17

jalur. Dua di antaranya yang sangat penting adalah mobilisasi tenaga kerja

dan kemitraan/keterkaitan produksi. Dalam hal mobilisasi tenaga kerja,

mantan pekerja MNCs membuka usaha sendiri dalam bidang yang sama.

Dalam kemitraan, perusahaan lokal bekas pemasok komponen untuk sebuah

produk akhir tersebut. Hipotesisnya adalah; semakin banyak PMA semakin

banyak teknologi dan pengetahuan baru yang masuk ke industri nasional,

semakin banyak perusahaan baru tumbuh, semakin tinggi tingkat diversifikasi

industri nasional.

5. Peningkatan Daya Saing

Kehadiran PMA membuat persaingan pada industri nasional menjadi ketat,

yang memaksa perusahaan-perusahaan lokal untuk meningkatkan efisiensi

dan kualitas produknya, agar tidak tergusur dari pasar oleh PMA (terutama

PMA yang berorientasi pasar domestik). Jikalau semua perusahaan lokal

melakukan hal yang sama, niscaya tingkat daya saing dari industri nasional

akan meningkat. Peningkatan daya saing juga akan tercapai lewat alih

teknologi dan pengetahuan dari PMA. Hipotesisnya; semakin banyak PMA,

semakin ketat persaingan, semakin banyak perusahaan lokal meningkatkan

efisiensi dan kualitas produknya, semakin baik daya saing Industri Nasional.

Dalam hubungan ini Industri Nasional juga dapat mengalami berbagai

kerugian akibat dominasi dari Penanaman Modal Asing. Kerugian tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Banyaknya perusahaan dalam negeri yang kolaps karena kurang mampu

dalam bersaing.

Page 31: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

18

b. Adanya ketergantungan dari Industri lokal pada teknologi sederhana yang

sudah standar dari PMA, karena PMA sendiri tidak berkeinginan

mentransfer teknologi dasar bersama perusahaan lokal di Indonesia.

c. Munculnya enclave karena PMA sama sekali tidak punya hubungan bisnis

dengan Industri Loka; atau sektor lain di Indonesia. Hal ini tidak memberi

manfaat pada Industri Nasional baik dalam alih teknologi dan pengetahuan

maupun dalam hal produksi dan pemasaran. Bahkan enclave ini dapat

menciptakan atau menambah kesenhangan dan kemiskinan di suatu

daerah.

d. Pola perkembangan Industri Lokal yang tidak sesuai dengan keadaan

ekonomi di Indonesia melainkan mengikuti keinginan dari PMA.

2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Menurut UU no. 25 Tahun 2007 dalam (Prasetyo, 2011) tentang

penanaman modal, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah

perseorangan warga negara Indonesia, Badan Usaha Indonesia, Negara RI

atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik

Indonesia.

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menurut Undang-undang

No.15 Tahun 2007 adalah kegiatan untuk menanam modal untuk melakukan

usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam

modal dalam negeri dan menggunakan modal dalam negeri.

Dalam UU no 6 tahun 1968 dan UU no 12 tahun 1970 tentang Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN), disebutkan terlebih dulu definisi modal dalam

negeri pada pasal 1, yaitu sebagai berikut:

Page 32: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

19

1. Undang-undang ini dengan “modal dalam negeri” adalah : bagian dari

kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda, baik

yang dimiliki Negara maupun swasta asing yang berdomosili di Indonesia

yang disisihkan atau disediakan guna menjalankan suatu usaha sepanjang

modal tersebut tidak diatur oleh ketentuan-ketentuan pasal 2 UU No. 12

tahun 1970 tentang penanaman modal asing.

2. Pihak swasta yang memiliki modal dalam negeri tersebut dalam ayat 1

pasal ini dapat terdiri atas perorangan dan/ atau badan hukum yang

didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. Kemudian dalam

Pasal 2 disebutkan bahwa, Yang dimaksud dalam Undang-Undang ini

dengan "Penanaman Modal Dalam Negeri" ialah penggunaan daripada

kekayaan seperti tersebut dalam pasal 1, baik secara langsung atau tidak

langsung untuk menjalankan usaha menurut atau berdasarkan ketentuan-

ketentuan Undang-Undang ini.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penanaman modal

dalam negeri yaitu suatu kegiatan penanaman modal yang dilakukan penanam

modal menggunakan modal dalam negeri di wilayah negara Indonesia.

Sementara keberadaan Penanaman Modal Dalam Negeri memberikan

beberapa manfaat seperti menghemat devisa dalam negeri, mengurangi

ketergantungan terhadap produk asing sebagai pendorong kemajuan Industri

Nasional melalui keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang, serta

memberikan kontribusi dalam upaya penyerapan tenaga kerja.

Page 33: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

20

3. Tenaga Kerja

a. Pengertian Tenaga Kerja

Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untuk meningkatkan dan

menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran, serta

pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) diarahkan pada pembentukan

tenaga profesional yang mandiri dan beretos kerja produktif. Pembangunan

ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh yang ditujukan pada

peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas,

produktif, efesiensi, efektif, dan berjiwa wirausaha sehinggan mampu

mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja serta kesempatan

berusaha.

Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja

memberikan pengertian tentang tenaga kerja yang terdapat dalam Pasal 1 ayat

2 bahwa tenaga kerja yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

sendiri maupun untuk masyarakat.

Mulyadi.S (2014), juga memberikan definisi tenaga kerja sebagai

penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh

penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika

ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi

dalam aktifitas tersebut.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Tenaga Kerja adalah setiap orang

yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa

baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Batas

Page 34: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

21

usia kerja yang dianut oleh Indonesia adalah minimum 10 tahun, tanpa batas

umur maksimum, Jadi setiap setiap orang atau penduduk yang sudah berusia

10 tahun keatas, tergolong sebagai tenaga kerja. BPS membagi tenaga kerja

(employed) atas 3 macam, yaitu tenaga kerja penuh (full employed), adalah

tenaga kerja yang mempunyai junlah jam kerja > 35 jam dalam seminggu

dengan hasil kerja tertentu sesuai dengan uraian tugas. Sementara Tenaga

kerja tidak penuh atau setengah pengangguran (under employed), adalah

tenaga kerja dengan jam kerja < 35 jam seminggu. Sedangkan Tenaga kerja

yang belum bekerja atau sementara tidak bekerja (unemployed), adalah tenaga

kerja dengan jam kerja 0 > 1 jam per minggu.

Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari

lapangan kerja yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan kerja yang

tersedia maka akan menyebabkan semakin meningkatnya total produksi di

suatu negara, dimana salah satu indikator untuk melihat perkembangan

ketenagakerjaan di Indonesia adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK). Tingkat partisipasi angkatan kerja (labour force participation rate)

adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur

sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut, yaitu

membandingkan jumlah angkatan kerja dengan jumlah tenaga kerja.

Selain itu tenaga kerja dianggap sebagai suatu faktor produksi yang

mampu meningkatkan daya guna faktor produksi lainya (mengolah tanah,

memanfaatkan modal, dan lain sebagainya) sehingga perusahaan memandang

tenaga kerja sebagai suatu investasi dan banyak perusahaan yang memberikan

pendidikan kepada karyawanya sebagai wujud kapitalisasi tenaga kerja.

Page 35: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

22

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan tenaga kerja adalah setiap penduduk yang mampu menghasilkan

barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan batas usia

minimal angkatan kerja yaitu 15 tahun.

b. Klasifikasi Tenaga Kerja

Untuk menemukan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja diperlukan

informasi, yaitu:

Jumlah penduduk yang berusia diantara 15 tahun dan 64 tahun yang data

disebut dengan penduduk usia kerja.

Jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang tidak ingin bekerja

(seperti mahasiswa, pelajar,ibu rumah tangga dan pengangguran sukarela),

peduduk ini dinamai dengan penduduk bukan angkatan kerja. Dengan

demikian angkatan kerja pada suatu periode dapat dihitung dengan

mengurangi jumah penduduk usia kerja dengan bukan angkatan kerja.

Perbandingan diantara angkatan kerja dan penduduk usia kerja yang

dinyatakan dalam persen disebut dengan tingkat partisipasi angkatan kerja.

Pada dasarnya, tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

1. Angkatan Kerja

Angkatan kerja yaitu tenaga kerja berusia 15 tahun yang selama seminggu

yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang sementara

tidak bekerja karena suatu alasan. Angkatan kerja terdiri dari pengangguran

dan penduduk bekerja. Pengangguran adalah mereka yang sedang mencari

pekerjaan atau mereka yang mempersiapkan usaha atau mereka yang tidak

mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan

Page 36: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

23

mereka yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan pada

waktu bersamaan mereka tidak bekerja. Penganggur dengan konsep ini

disebut dengan pengangguran terbuka.

2. Bukan Angkatan Kerja

Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja yang berusia 15 tahun ke atas

yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga,

dan sebagainya dan tidak melakukan kegiatan yang dapat dikategorikan

bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari kerja. Ketiga golongan dalam

kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya

untuk bekerja. Oleh sebab itu kelompok ini sering dinamakan potential labor

force.

Menurut Hendra Poerwanto (2013), dari segi keahlian dan pendidikannya

tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :

a. Tenaga kerja kasar yaitu tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan

tidak mempunyai keahlian dalam suatu bidang pekerjaan.

b. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan

pendidikan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu, dan

tukang memperbaiki televisi dan radio.

c. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang mempunyai pendidikan

yang tinggi dan ahli dalam bidang-bidang tertentu seperti dokter, akuntan

ahli ekonomi, dan insinyur.

a. Permintaan Tenaga Kerja

Sudarsono (2011), menyatakan bahwa permintaan tenaga kerja berkaitan

dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi

Page 37: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

24

tertentu. Biasanya permintaan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan

tingkat upah dan perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

permintaan hasil produksi, antara lain naik turunnya permintaan pasar akan

hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, tercermin melalui

besarnya volume produksi dan harga barang-barang modal yaitu nilai mesin

atau alat yang digunakan dalam proses produksi. Permintaan pengusaha atas

tenaga kerja berlainan dengan permintaan konsumen terhadap barang dan

jasa. Konsumen membeli barang karena barang itu memberikan kepuasan

(utility) kepada konsumen tersebut. Akan tetapi pengusaha mempekerjakan

seseorang itu membantu memproduksikan barang atau jasa untuk dijual

kepada masyarakat.

Dengan kata lain, permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung

dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang

diproduksinya. Permintaan tenaga kerja yang seperti ini disebut derived

demand. Dalam proses produksi, tenaga kerja memperoleh pendapatan

sebagai balas jasa dari apa yang telah dilakukannya, yaitu berwujud upah,

sehingga pengertian permintaan tenaga kerja dapat diartikan sebagai jumlah

tenaga kerja yang diminta oleh pengusaha pada berbagai tingkat upah.

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai

barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu

daerah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang

dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang

Page 38: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

25

PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa

tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun

tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk

mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur

ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk

mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau

pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga (Bank

Indonesia, 2016).

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi

daerah adalah menggunakan produk domestik regional bruto, dalam hal ini

bertambahnya produk barang dan jasa tersebut mencerminkan taraf hidup dan

tingkat perkembangan ekonomi masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah

memberikan kewenangan atas suatu daerah dalam merencanakan, mengawasi,

mengendalikan dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan daerah, dalam

penelitian Mardiasmo dalam (Hartati, 2013).

Produk Domestik Regional Bruto adalah produksi total atau output

barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu (satu tahun), yang dihasilkan

oleh suatu daerah. Dalam penyusunannya terbagi atas dasar harga berlaku

maupun harga konstan. Penyusunan atas dasar harga berlaku, yaitu PDRB

dinilai atas dasar harga berlaku pada masing-masing tahun, sedangkan

penyajian atas dasar harga konstan, PDRB dinilai dari seluruhnya dengan

harga tahun dasar yaitu tahun 2010, sehingga dikarenakan setiap tahun dinilai

dengan harga yang sama (harga tahun dasar), maka perkembangan PDRB dari

Page 39: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

26

tahun ke tahun semata-mata adalah karena perkembangan produksi riil, bukan

disebabkan oleh kenaikan harga (Statistik, 2015).

Pertumbuhan ekonomi merupakan upaya peningatan kapasitas produksi

untuk mencapai penambahan output, yang diukur menggunakan Produk

Domestik Regional Bruto dalam suatu wilayah (Rahardjo Adisasmita 2013).

Pengertian PDRB juga dapat dilihat dari tiga sudut pandang yang berbeda

namun mempunyai pengertian yang sama, yaitu:

a. Menurut cara produksi, PDRB merupakan jumlah nilai produksi netto

dari barang dan jasa yang dihasilkan daerah dalam jangka waktu tertentu

(satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi

sembilan kelompok lapangan usaha, yaitu: pertanian, pertambangan dan

penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan,

perdagangan, hotel dan restaurant, pengangkutan dan komunikasi,

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa.

b. Menurut cara pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang

diterima oleh berbagai faktor produksi dalam suatu daerah dalam jangka

waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi adalah upah, sewa tanah,

bunga modal, dan keuntungan sebelum dipotong pajak langsung lainnya.

Dalam pengertian PDRB, kecuali balas jasa faktor produksi diatas

termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung netto.

Seluruh komponen pendapatan ini secara sektoral disebut Nilai Tambah

Netto.

c. Menurut cara pengeluaran, PDRB adalah komponen permintaan aktif

seperti : pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang

Page 40: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

27

tidak mencari utang, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap

domestic bruto, perubahan stok, ekspor netto.

Dari ketiga pendekatan tersebut, secara konsep jumlah pengeluaran harus

sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama

pula dengan jumlah komponen nilai tambah bruto termasuk didalamnya balas

jasa faktor produksi.

Banyak ahli ekonomi yang memberikan perhatian terhadap pertumbuhan

ekonomi yang menjelaskan bahwa maksud pertumbuhan ekonomi bukan

hanya sebatas aktivitas produksi saja. Lebih dari itu pertumbuhan ekonomi

merupakan aktivitas menyeluruh dalam bidang produksi yang berkaitan erat

dengan kaitan distribusi. Pertumbuhan bukan hanya persoalan ekonomi,

malainkan aktivitas manusia yang ditujukan untuk pertumbuhan dan

kemajuan sisi material dan spiritual manusia.

Beberapa pemahaman pokok mengenai pertumbuhan ekonomi yang dilihat

dari perspektif islam diantaranya mengenai batasan tentang persoalan

ekonomi, perspektif islam tidaklah sama dengan yang dianut oleh kapitalis,

dimana yang dimaksud dengan persoalan ekonomi yaitu persoalan kekayaan

dan minimnya sumber-sumber kekayaan. Perspektif islam menyatakan bahwa

hal itu telah sesuai dengan kapitalis yang telah disediakan oleh Allah untuk

memenuhi kebutuhan manusia yang ditujukan untuk mengatasi persoalan

kehidupan manusia.

Menurut Abdurrahaman Yusro, pertumbuhan ekonomi telah digambarkan

dalam Q.S Nuh 10-12. Kemudian dijelaskan pula pada firman Allah Q.S Al-

Araf ayat 96 yang artinya “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri

Page 41: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

28

beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka

berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)

itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

Dari uraian tersebut dapat dipahami, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup

akan kita raih selama kita rajin melakukan istighfar (minta ampun). Allah

menjanjikan rizki yang berlimpah kepada suatu kaum, jika kaum tersebut

mau bebas dari kemaksiatan dan senantiasa berjalan pada nilai-nilai

ketakwaan dan keiimanan. Akan tetapi, apabila kemaksiatan telah merajalela

dan masyarakat tidak taat kepada Tuhannya, maka tidak akan diperoleh

ketenangan dan kestabilan kehidupan.

5. Industri

a. Pengertian Industri

Dalam istilah ekonomi, industri mempunyai dua pengertian yaitu

pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam pengertian secara

luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan di bidang ekonomi yang

bersifat produktif. Sedangkan secara sempit, industri adalah kegiatan yang

mengubah barang secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga

menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan tujuan untuk dijual.

Industri adalah suatu usaha, proses atau kegiatan pengolahan bahan baku

baik bahan mentah ataupun bahan setengah jadi agar menjadi barang yang

bernilai ekonomis lebih tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) industri di definisikan sebagai

perusahaan untuk membuat, memproduksi atau menghasilkan barang-barang.

Page 42: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

29

UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian menyebutkan bahwa industri

adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan atau

memanfaatkan sumber daya lain sehingga menghasilkan barang yang

mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi. Industri adalah kelompok

kelompok perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produksi (barang atau

jasa) yang sejenis.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa industri adalah

suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan

menghasilkan barang atau jasa, dan terletak pada suatu bangunan atau suatu

lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai

produksi dan struktur biayanya.

Industri mempunyai dua pengaruh yang penting dalam setiap program

pembangunan. Pertama, dalam model dua sekornya Lewis, produktivitas

yang lebih besar dalam industri merupakan kunci untuk meningkatkan

pendapatan perkapita. Kedua, industri pengolahan (manufacturing)

memberikan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar bagi industri

substitusi impor (ISI) untuk lebih efisien dan meningkatkan ekspor daripada

hanya berkutat pada pasar “primer” (Arsyad, 2010).

b. Klasifikasi Industri

1. Jenis Industri berdasarkan pengelompokan Tenaga Kerja

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), penggolongan industri dibagi

atas empat golongan dengan didasarkan atas banyaknya jumlah tenaga kerja.

Empat golongan yaitu:

Page 43: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

30

a. Industri Besar, yaitu industri yang menggunakan mesin dengan jumlah

tenaga kerja 100 orang atau lebih.

b. Industri Sedang, yaitu industri yang menggunakan mesin dengan jumlah

tenaga kerja 20-99 orang.

c. Industri Kecil, yaitu industri yang menggunakan mesin dengan jumlah

tenaga kerja 5-19 orang.

d. Industri Rumah Tangga, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja 1-4

orang.

Penggolongan perusahaan industri pengolahan ini semata-mata hanya

didasarkan kepada banyaknya tenaga kerja yang bekerja, tanpa

memperhatikan apakah perusahaan itu menggunakan mesin tenaga atau tidak,

serta tanpa memperhatikan besarnya modal perusahaan itu.

2. Jenis Industri berdasarkan pengelompokan Besar Kecilnya Modal

a. Industri padat modal ( Capital Intensive), adalah industri yang dibangun

dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan oprasional maupun

pembangunannya.

b. Industri padat karya ( Labor Intensive) industri yang lebih dititikberatkan

pada sejumlah besar tenaga kerja dalam pembangunan dan

pengoprasiannya.

3. Jenis Industri berdasarkan produktivitas perorangan

a. Industri primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan

hasil olahan langsung ataupun tanpa diolah terlebih dahulu.

b. Industri sekunder adalah industri bahan mentah diolah sehingga

menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali.

Page 44: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

31

c. Industri tersier adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan

jasa.

4. Jenis Industri berdasarkan SK Menteri Perindustrian

Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga

pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan

Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut :

a. Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang

besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju.

b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika merupakan industri yang

mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa

mesin dan perakitan.

c. Aneka Industri, ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan

bermacam-macam barang kebutuhan hidup sehari-hari.

d. Industri kecil , industri ini merupakan industri yang bergerak dengan

jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan

industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat

rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).

e. Industri Pariwisata, industri ini merupakan industri yang menghasilkan

nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni

dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan

(misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum

geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai,

pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota (misalnya:

Page 45: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

32

melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan,

restoran, hotel, dan tempat hiburan).

B. Hubungan Antara Variabel

1. Hubungan antara PMA dan PMDN dengan PDRB Sub Sektor

Industri

Investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun

Penanaman Modal Asing (PMA) memainkan peranan penting dalam

menentukan jumlah output dan pendapatan. Dengan semakin besarnya

investasi baik PMDN maupun PMA maka diharapkan akan mendorong

pertumbuhan sektor swasta dan rumah tangga dalam mengalokasikan sumber

daya yang ada di suatu daerah. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan

makin meningkatnya PDRB dan diharapkan pertumbuhan ekonomi daerah

dapat meningkat. Dengan demikian investasi PMDN dan PMA memiliki

hubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Hampir semua ahli ekonomi menekankan arti pentingnya pembentukan

investasi sebagai penentu utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

ekonomi. Arti pentingnya pembentukan investasi disini adalah bahwa

masyarkat tidak menggunakan semua pendapatanya untuk dikonsumsi,

melainkan ada sebagian yang ditabung dan tabungan ini diperlukan untuk

pembentukan investasi. Selanjutnya pembentukan investasi ini telah

dipandang sebagai salah satu faktor bahkan faktor utama di dalam

pembangunan ekonomi. Misalkan, investasi dalam peralatan modal atau

pembentukan modal adalah tidak hanya meningkatkan produksi atau

pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat memberikan kesempatan kerja bagi

Page 46: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

33

masyarakat. Dengan demikian terdapat hubungan yang positif antara

pembentukan penanaman modal atau investasi dengan pertumbuhan ekonomi

pada suatu Negara.

2. Hubungan antara Tenaga Kerja dengan PDRB Sub Sektor Industri

Selain penanaman modal atau investasi terdapat komponen lain yang

berperan dalam meningkat atau menurunnya pendapatan nasional yaitu faktor

tenaga kerja. Penggunaan tambahan tenaga kerja pada tingkat tertentu akan

menghasilkan tambahan output produksi yang kemudian akan menaikkan

output nasional. Tanpa adanya peran tenaga kerja maka kegiatan produksi

tidak berjalan, namun penggunaan tenaga kerja yang tidak memadai juga

akan mengganggu jalannya proses produksi sehingga output produksi

menurun, hal ini akan menurunkan tingkat konsumsi dan berakibat

menurunkan tingkat investasi, bila tingkat investasi rendah pada akhirnya

akan membuat kegiatan perekonomian lesu.

Penggunaan tambahan tenaga kerja pada tingkat tertentu akan

menghasilkan tambahan output produksi yang kemudian akan meningkatkan

output nasional. Datrini (2009) menyatakan bahwa faktor tenaga kerja

merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan peningkatan PDRB

suatu daerah. Menurutnya laju pertumbuhan investasi akan menentukan laju

pertumbuhan tenaga kerja, selanjutnya pertumbuhan tenaga kerja menentukan

besarnya pertumbuhan output.

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti lain baik dalam bentuk penelitian biasa, skripsi, tesis dan jurnal

Page 47: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

34

yang ada kaitanya terhadap penelitian yang akan dilakukan ini. Hasil-hasil

dari penelitian terdahulu ini telah mendasari pemikiran penulis dalam

menyusun penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Muqsyithu Wihda, Dwisetia

Poerwono (2014), dengan Judul “Analisis Pengaruh Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), Pengeluaran

Pemerintah, dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di D.I.

Yogyakarta”. Penelitian ini menggunakan model regresi kuadrat terkecil

dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Hasil Regresi menunjukkan

variabel Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing

(PMA), Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja secara bersama-sama

berpangeruh secara nyata terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi D.I.

Yogyakarta. Sedangkan pengujian secara parsial menunjukan bahwa hanya

terdapat satu variabel yang menunjukan tanda positif adalah PMA yang

artinya berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara

variabel independen lainya PMDN, Pengeluaran Pemerintah, dan Tenaga

Kerja, masing-masing menunjukan tanda negatif yang berarti memiliki

hubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Enik Kusminarti, T.Hadi dan E.Santoso (2015) tentang “Analisis

Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap Industri Pengolahan di Jawa

Timur”. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu PDRB sektor

industri pengolahan di Jawa Timur dan variabel independen yaitu investasi

penanaman modal dalam negeri (PMDN), penanaman modal asing (PMA)

dan tenaga kerja yang bekerja di sektor industri pengolahan di Jawa Timur

Page 48: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

35

dengan rentang waktu dari tahun 1983-2012. Pada penelitian ini

menggunakan data sekunder dan metode analisis yang digunakan adalah

metode OLS, uji asumsi klasik dan uji seleksi diagnostic. Hasil dari penelitian

yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat investasi yang berupa

penanaman modal dalam negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap

industri pengolahan di Jawa Timur selama periode 1983-2012. Sehingga jika

ada kenaikan tingkat penanaman modal dalam negeri maka akan

meningkatkan pula PDRB industri pengolahan. Sedangkan untuk penanaman

modal asing, juga berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap

industri pengolahan di Jawa Timur selama periode 1983-2012. Sehingga

apabila ada perubahan penanaman modal asing maka kurang berpengaruh

terhadap PDRB industri pengolahan di Jawa Timur. Dan jumlah Tenaga

Kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap industri

pengolahan di Jawa Timur. Sehingga jika ada peningkatan jumlah tenaga

kerja yang bekerja di industri pengolahan maka akan meningkatkan output.

Peningkatan output berarti pula peningkatan PDRB industri pengolahan.

Batari Saraswati Karlita dan Edy Yusuf (2013), meneliti tentang

“Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Ekspor terhadap PDRB sektor

Industri di kota Semarang tahun 1993-2010”. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada PDRB sektor industri di

kota Semarang yaitu investasi, tenaga kerja dan ekspor. Penelitian ini

menggunakan variabel dependen yaitu Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) sektor industri kota Semarang dan variabel independen yaitu

investasi yang digunakan dalam penelitian ini diproksikan dari posisi

Page 49: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

36

pinjaman rupiah dan valuta asing yang di berikan Bank Umum dan BPR

berdasarkan lokasi proyek di Propinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang.

Tenaga kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah banyaknya jumlah

tenaga kerja yang bekerja pada sektor industri di kota Semarang, ekspor yang

digunakan dalam penelitian ini adalah ekspor berdasarkan nilai per sektor,

dan dummy krisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah krisis yang

terjadi pada tahun 1997-1998 dan krisis tahun 2007-2008, krisis ini

dimasukkan kedalam variabel karena penelitian ini dilakukan pada rentang

1993-2010. Metode analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi linier

berganda. Kemudian uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolineritas, uji

autokorelasi, uji heterokedastisitas dan uji normalitas. Hasil penelitian ini

menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) di kota Semarang. Dari 4 (empat) faktor yang

diangkat untuk dijadikan penelitian ini terbukti hanya variabel investasilah

yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap PDRB sektor Industri di

Kota Semarang. Sementara itu variabel tenaga kerja tidak berpengaruh

signifikan terhadap PDRB sektor industri di kota Semarang, hal ini

dikarenakan masih rendahnya produktivitas yang dimiliki para pekerja di

sektor industri tersebut sehingga meskipun jumlahnya banyak namun tidak

signifikan mempengaruhi PDRB dari sektor industri sendiri. Selain itu sektor

industri di kota Semarang lebih berpola pada Industri Sendiri dan Industri

Padat Modal. Sementara itu untuk variabel ekspor juga tidak memiliki

pengaruh yang signifikan karena sektor industri di kota Semarang masih

sedikit yang usahanya berorientasi untuk kegiatan ekspor. Begitu juga dengan

Page 50: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

37

variabel krisis yang tidak signifikan, ini berarti adanya krisis tahun 1997-

1998 dan tahun 2007- 2008 tidak mempengaruhi PDRB sektor industri di

kota Semarang.

Mursalam Salim (2014), meneliti tentang “Pengaruh Investasi dan Tenaga

Kerja terhadap PDRB provinsi Papua pada tahun 2006-2013”. Penelitian ini

menggunakan variabel dependen yaitu PDRB provinsi Papua dan variabel

independen yaitu investasi penanaman modal dalam negeri, investasi

penanaman modal asing, dan tenaga kerja. Pada penelitian ini menggunakan

data sekunder dan metode analisis yang digunakan adalah metode regresi

linear berganda. Hasil dari penelitian tersebut adalah investasi Penanaman

Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan jumlah

Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Domestik

Regional Bruto (PDRB) pada pemerintah Provinsi Papua.

Deddy Rustiono (2008) dalam tesisnya dengan judul “Analisis Pengaruh

Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah”. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh angkatan kerja, investasi : realisasi PMA, realisasi

PMDN dan belanja pemerintah daerah terhadap PDRB Propinsi Jawa Tengah

selama periode 1985-2006. Penelitian ini menggunakan data time series dan

menggunakan metode analisis Ordinary Least Square (OLS). Berdasarkan

hasil estimasi diketahui bahwa angkatan kerja, investasi swasta (PMA dan

PMDN) dan belanja pemerintah daerah memberi dampak positif terhadap

perkembangan PDRB di Jawa Tengah.

Page 51: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

38

Dalam penelitian ini penulis akan meneliti kembali pengaruh Penanaman

Modal Asing (PMA) terhadap pertumbuhan ekonomi, namun dalam skripsi

ini penulis akan menambahkan variabel independenya yaitu Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN), tenaga kerja dan diteliti pengaruhnya

terhadap Pertumbuhan Ekonomi sub Sektor Industri di Pulau Jawa.

D. Kerangka Berfikir

Kerangka Berpikir menggambarkan pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat yaitu pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA),

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan Tenaga Kerja, terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sub Sektor Industri di Pulau Jawa.

Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-

investasi baru sebagai stok modal. Investasi dapat dilakukan oleh swasta,

pemerintah atau kerjasama antara pemerintah dan swasta. Tenaga kerja

merupakan sumber daya potensial sebagai pengerak, penggagas dan

pelaksana daripada pembangunan di suatu daerah, sehingga dapat memajukan

daerah tersebut. Dengan demikian tingkat investasi baik PMDN atau PMA,

dan tenaga kerja, diharapkan menjadi pendorong dalam peningkatan PDRB

Sub Sektor Industri yang ada di Pulau Jawa.

Berdasarkan pernyataan tersebut secara garis besar kita dapat menjelaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB sub Sektor Industri yang ada di

Pulau Jawa. Dalam Penelitian ini hubungan antara PDRB Sub Sektor Industri

dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya dapat dibuat bagan

kerangka pemikiran adalah sebagai berikut :

Page 52: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

39

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang

menjadi objek penelitian, yang kebenarannya masih perlu dibuktikan atau

diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga terdapat pengaruh PMA secara parsial terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) sektor Industri Pulau Jawa pada tahun 2010-

2017.

2. Diduga terdapat pengaruh PMDN secara parsial terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor Industri Pulau Jawa pada tahun

2010-2017.

Penanaman

Modal Asing

(X1)

Penanaman

Modal Dalam

Negeri (X2)

Tenaga Kerja

(X3)

PDRB

SEKTOR

INDUSTRI (Y)

Page 53: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

40

3. Diduga terdapat pengaruh Tenaga Kerja secara parsial terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor Industri pulau Jawa pada tahun

2010-2017.

4. Diduga terdapat pengaruh PMA, PMDN, dan Tenaga Kerja secara

simultan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor

Industri pulau Jawa pada tahun 2010-2017.

Page 54: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif karena data yang

digunakan dalam penelitian merupakan data yang berbentuk angka (Arikunto,

2010). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

dependen atau terikat, yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sub

sektor Industri dan variabel independen atau bebas, Penanaman Modal Asing

(PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan Tenaga Kerja secara

simultan terhadap PDRB sub sektor Industri.

Ruang lingkup dalam penelitian ini berfokus pada Pulau Jawa yang terdiri

atas enam Provinsi, yaitu Provinsi Banten, D.I. Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa

Barat, Jawa Tengah,dan Jawa Timur. Data yang digunakan dalam penelitian

ini merupakan data sekunder dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2017.

B. Metode Penentuan Sample

Dalam penelitian ini, sample yang digunakan adalah PDRB sub Sektor

Industri, Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN), dan jumlah Tenaga Kerja yang terserap dalam sektor Industri

dengan data tahunan selama periode 2010 sampai dengan tahun 2017.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui hasil pengolahan

pihak kedua (data eksternal) atau data yang sudah dipublikasikan untuk

Page 55: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

42

menjelaskan gejala dari suatu fenomena seperti pusat referensi Badan Pusat

Statistik (BPS) yang berupa data dari kurun waktu 2010-2017. Serta berbagai

sumber lain baik baik buku, jurnal, makalah, internet, dan karya ilmiah lainya

yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya memperileh data

yang valid.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analisis

kuantitatif. Metode analisis kuantitatif merupakan metode analisis dimana data

yang digunakan di dalam penelitian berbentuk angka. Di dalam

pengolahannya, peneliti menggunakan metode analisis regresi data panel.

1. Analisis Regresi Data Panel

a. Pooled Least Square (Common Effect Model)

Model Common Effect atau Pooled Least Square adalah model

estimasi paling sederhana yang merupakan hasil dari penggabungan

data Time Series dan data Cross Section dengan menggunakan

pendekatan OLS (Ordinary Least Square) untuk mengestimasi

parameternya.

Pada dasarnya Model Common Effect sama seperti model OLS

yang meminimumkan jumlah kuadrat, akan tetapi data yang digunakan

bukan data time series atau data Cross Section saja, melainkan data

panel yang diterapkan dalam bentuk Pooled. Bentuk untuk

model Ordinary Least Square adalah:

Page 56: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

43

untuk i = 1, 2, …, n dan t = 1, 2, …, t

b. Fixed Effect Model

Teknik model Fixed Effect merupakan teknik mengestimasi suatu

data panel dengan menggunakan variabel dummy guna mengetahui

akan adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan

dengan adanya suatu perbedaan intersep antara perusahaan namun

intersepnya sama antar waktu (time in variant). Disamping itu, model

ini juga mengansumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar

perusahaan dan antar waktu.

Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan

Fixed Effect Model atau Least Square Dummy Variabel (LSDV) atau

disebut juga Covariance Model. Adapun bentuk dari persamaan pada

estimasi dengan menggunakan Fixed Effect Model adalah sebagai

berikut:

Dimana: i = 1, 2, …, n

t = 1, 2, …, t

D = dummy

Page 57: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

44

c. Random Effect Model

Random Effect Model merupakan suatu model estimasi regresi

panel dengan asumsi koefesien slope kontan dan intersep berbeda

antara individu dan antar waktu (Random Effect). Dimasukannya

variabel dummy di dalam Fixed Effect Model bertujuan untuk mewakili

ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga

membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of

freedom) yang pada akhirnya mengurangi efesiensi parameter.

Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan

(error terms) atau biasa dikenal dengan sebutan metode Random

Effect. Model inilah yang akan mengestimasi data panel dimana

variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar

individu.

Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect

adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena

dapat meningkatkan efesiensi dari least square. Bentuk umum untuk

Random Effect adalah:

dengan

Dimana:

ui ~ N ( 0, δu2) = komponen cross section error

vt ~ N ( 0, δv2 ) = komponen time series error

wit ~ N ( 0, δw2 ) = komponen eror kombinasi

Page 58: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

45

2. Pemilihan Model Terbaik

a. Uji Chow (Chow Test)

Uji Chow ialah pengujian untuk menentukan model Fixed Effect

atau Common Effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi

data panel. Hipotesis dalam uji chow adalah:

H0 : Common Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan membandingkan

perhitungan F-statistik dengan F-tabel. Perbandingan dipakai apabila

hasil F hitung lebih besar (>) dari F tabel, maka H0 ditolak yang berarti

model yang lebih tepat digunakan adalah Fixed Effect Model.

Begitupun sebaliknya, jika F hitung lebih kecil (<) dari F tabel, maka

H0 diterima dan model yang digunakan adalah Common Effect Model.

Perhitungan F statistik untuk Uji Chow dapat dilakukan dengan

rumus:

Dimana:

SSE1 : Sum Square Error dari model Common Effect

SSE2 : Sum Square Error dari model Fixed Effect

N : Jumlah individual (cross section)

t : Jumlah series waktu (time series)

k : Jumlah variabel independen

Sedangkan F tabel didapat dari:

Page 59: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

46

Dimana:

α : Tingkat signifikansi yang dipakai (alpha)

n : Jumlah data (cross section)

t : Kurun waktu (time series)

k : Jumlah variabel independen

b. Uji Hausman (Hausman Test)

Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah

model Fixed Effect atau Random Effect yang lebih tepat digunakan

dalam regresi data panel. Uji ini dikembangkan oleh Hausman dengan

didasarkan pada ide bahwa LSDV di dalam model Fixed Effect dan

GLS adalah efesien sedangkan model OLS adalah tidak efesien, di lain

pihak alternatifnya metode OLS efesien dan GLS tidak efesien. Karena

itu uji hipotesis nulnya adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda

sehingga Uji Hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi

tersebut. Pengujian dilakukan dengan hipotesis berikut:

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Statistik Uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi-

Squares dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah

jumlah variabel independen. Jika nilai statistik Hausman lebih besar

dari nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model

Fixed Effect sedangkan sebaliknya bila nilai statistik Hausman lebih

Page 60: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

47

kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model Random

Effect.

c. Uji Lagrange Multiplier

Untuk mengetahui apakah model Random Effect lebih baik dari

model Common Effect digunakan Lagrange Multiplier (LM).

Pengujian LM didasarkan pada distribusi Chi-Square dengan derajat

kebebasan (df) dengan hipotesis :

H0 : Common Effect Model

H1 : Random Effect Model

Uji Lagrange Multiplier ini didasarkan pada Probability Breusch-

Pagan, jika nilai probability Breusch-Pagan kurang dari nilai alpha

maka H0 ditolak yang berarti estimasi yang tepat untuk regresi data

panel adalah model Random Effect dan sebaliknya, jika nilai

probability Breusch-Pagan lebih besar dari nilai alpha maka H1 ditolak

yang berarti estimasi yang tepat digunakan adalah model Common

Effect.

3. Uji Kesesuaian Model

a. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Digunakan untuk mengetahui berapa besarnya konstribusi yang

diberikan variabel X (PMA, PMDN dan TK) dalam menjelaskan

variabel Y (PDRB Sub Sektor Industri). Rumus koefisien penentu

(KD) dalam penelitian ini sebagai berikut:

Keterangan:

Page 61: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

48

: Nilai koefisien determinasi

: Nilai koefisien korelasi

b. Uji Signifikansi Simultan F-test (Uji F)

Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama

terhadap dependen variabel. Pengujian dilakukan dengan

membandingkan nilai signifikansi dengan nilai α yang ditetapkan

(0.05) atau 5%. Jika signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak, yang berarti

variabel independen bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.

Jika signifikansi > 0.05 atau 5% maka H0 diterima yang berarti

variabel independen bersama-sama tidak mempengaruhi variabel

dependen.

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi

Model analisis ini merupakan analisis yang bersifat kuantitatif

yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh

antara variabel bebas dengan variabel terikat.. Di dalam penelitian ini

peneliti menggunakan uji regresi liner berganda yaitu pengujian yang

dilakukan untuk melihat pengaruh dari dua variabel bebas terhadap

variabel terikatnya namun masih menunjukkan hubungan yang linear.

Model regresi data panel secara umum adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y : variabel dependen (PDRB Industri)

Page 62: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

49

α : koefisien konstanta

b : koefisien regresi

: variabel independen pertama (PMA)

: variabel independen kedua (PMDN)

X3 : variabel independen kedua (TK)

: error term

Dari persamaan regresi data panel tersebut, maka model persamaan

regresi data panel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

b. Uji Parsial (T-test)

Uji T digunakan untuk melihat signifikasi dari pengaruh

independen secara individu terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel lain bersifat konstan. Menurut Ghazali (2013),

uji T pada dasarnya bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variabel dependen.

Untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen dalam penelitian ini dilakukan

dengan melihat nilai signifikasi (probabilitas) masing-masing variabel

independen dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikasi pada variabel bebas > 0.05, maka H0

diterima, artinya secara individual variabel bebas tidak

mempengaruhi variabel terikat.

Page 63: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

50

2. Jika nilai signifikasi pada variabel bebas < 0.05, maka H0

ditolak, artinya secara individual variabel bebas mempengaruhi

variabel bebas.

E. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini menggunakan satu variabel terikat (Dependen) yaitu

PDRB sub Sektor Industri dan tiga variabel bebas (Independen) yaitu

Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),

dan Tenaga Kerja yang dianggap mempunyai pengaruh nyata terhadap sektor

Industri. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap

variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu

dirumuskan Definisi Operasional sebagai berikut :

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) sub sektor Industri. Merupakan jumlah PDRB

menurut harga konstan pada sektor Industri yang terserap di Pulau Jawa.

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan perhitungan tahunan pada 6

(enam) Provinsi yang ada di Pulau Jawa dengan kurun waktu sejak tahun

2010 sampai dengan 2017.

2. Variabel Independen (X)

a. Penanaman Modal Asing (PMA)

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang disetujui oleh pemerintah

daerah menurut sektor ekonomi. Data PMA yang digunakan merupakan

Page 64: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

51

data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan

perhitungan tahunan pada 6 (enam) Provinsi yang ada di Pulau Jawa

dengan kurun waktu sejak tahun 2010 sampai dengan 2017 yang

dinyatakan dalam milyar rupiah.

b. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang disetujui oleh

pemerintah daerah menurut sektor ekonomi. Data PMDN ini diperoleh

dari Badan Pusat Statistik berdasarkan perhitungan tahunan pada 6

Provinsi yang ada di Pulau Jawa dengan kurun waktu sejak tahun 2010

sampai dengan 2017 yang dinyatakan dalam milyar rupiah.

c. Tenaga Kerja

Data operasional Tenaga Kerja yang digunakan adalah data Tenaga

Kerja yang terserap pada sektor Industri. Data Tenaga Kerja ini diperoleh

dari Badan Pusat Statistik berdasarkan perhitungan tahunan Produk

Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan pada 6 Provinsi yang

ada di Pulau Jawa dengan kurun waktu sejak tahun 2010 sampai dengan

tahun 2017 yang dinyatakan dalam bentuk ribu orang.

Page 65: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

52

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor

Industri di Pulau Jawa

Salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang

diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat

dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas

harga berlaku maupun harga konstan. Dengan melihat angka PDRB suatu

daerah dapat memberikan suatu gambaran pelaksanaan pembangunan yang

telah dicapai, baik pengukuran laju pertumbuhan ekonomi secara total

maupun per sektor.

Besarnya peranan masing-masing sektor dalam pembentukan total PDRB

mencerminkan struktur perekonomian wilayah yang bersangkutan. Struktur

perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya sumbangsih

suatu lapangan usaha dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang

terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan masing-masing lapangan usaha

menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan

berproduksi dari masing-masing lapangan usaha.

Dengan demikian berdasarkan peranan masing-masing lapangan usaha

terhadap total PDRB dapat mencerminkan lapangan usaha mana yang

memberikan sedikit banyak peranan dalam perkembangan perekonomian

Pulau Jawa. Peranan sektor industri misalnya, di Pulau Jawa sendiri tercatat

masih memberikan kontribusi yang cukup dominan dalam pembentukan

PDRB Pulau Jawa dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sektor

Page 66: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

53

Industri inilah yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak

perekonomian di Pulau Jawa. Berikut perkembangan PDRB Atas dasar harga

konstan pada sektor Industri di Pulau Jawa selama kurun waktu dari tahun

2015-2017.

Gambar 4.1

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Per Provinsi Pulau Jawa Tahun 2015-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik

Berdasarkan gambar 4.1 diatas menunjukan bahwa nilai laju pertumbuhan

ekonomi sektor Industri per provinsi di Pulau Jawa pada tahun 2015-2017

mengalami peningkatan dan penurunan pada setiap tahunya. Kenaikan

terbesar terdapat pada Provinsi DKI Jakarta terlihat pada tahun 2017 adalah

sebesar 5,21%. Hal ini menunjukan tingkat pertumbuhan PDRB sektor

industri di provinsi DKI Jakarta lebih baik daripada tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar 4,84%. Meningkatnya pertumbuhan pada sektor industri

terjadi karena adanya Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang stabil

pada level yang cukup tinggi, kemudian didorong juga oleh meningkatnya

kebutuhan barang modal dan penambahan baku untuk produksi pada industri

3,24 3,14 3,65

4,84 4,84 5,21

3,75 3,87 4,11 3,52

4,17 3,91

4,68 4,49 4,53 4,8 4,96 4,87

0

1

2

3

4

5

6

2015 2016 2017

BANTEN DKI DIY JABAR JATENG JATIM

Page 67: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

54

di DKI Jakarta, sehingga pertumbuhan ekonomi pada sektor industri

mengikuti dan mengalami peningkatan.

Sedangkan kenaikan terendah pada nilai laju pertumbuhan ekonomi

sektor industri di Pulau Jawa terdapat pada provinsi Banten tahun 2017

adalah sebesar 3,65%. Perlambatan ini diakibatkan oleh menurunya

permintaan produksi manufaktur luar negeri, mengingat bahwa industri

pengolahan di Banten berorientasi pada ekspor. Menurunya permintaan

tersebut disebabkan oleh perlambatan ekonomi global di negara-negara tujuan

ekspor.

2. Perkembangan Penanaman Modal di Pulau Jawa

Perkembangan perekonomian di Pulau Jawa tidak lepas dari peranan

investasi yang ditanamkan di Pulau Jawa. Dimana dalam upaya pembangunan

daerah setiap provinsi yang ada di Pulau Jawa diperlukan investasi yang terus

meningkat dan harus dicukupi dengan memperhatikan kemampuan daerah

sendiri dan kemampuan nasional. Untuk itu diperlukan pengerahan dana,

tabungan masyarakat, tabungan pemerintah dan dana dari luar.

Penanaman modal atau investasi yang bersumber dalam negeri (PMDN)

dan yang bersumber dari luar negeri atau asing (PMA) ditujukan untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik secara langsung

maupun tidak langsung. Dalam perkembangannnya penanaman modal pada

sektor industri selalu mengalami peningkatan dan perlambatan yang

dikarenakan oleh beberapa kondisi yang tidak mendukung. Seperti situasi

politik yang tidak stabil misalnya, hal ini dapat mempengaruhi penanaman

modal, demikian juga halnya dengan sistem yang ada di daerah, baik sistem

Page 68: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

55

perizinan maupun kondisi yang mendukung untuk investasi seperti tenaga

terampil dan tenaga terdidik. Berikut ini adalah perkembangan nilai

Penanaman Modal baik dalam negeri maupun dari Luar Negeri pada sektor

Industri di pulau Jawa :

Gambar 4.2

Laju Penanaman Modal Asing (PMA) Sektor Industri

di Pulau Jawa Tahun 2015-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Berdasarkan gambar 4.1 diatas menunjukan bahwa nilai Penanaman Modal

Asing (PMA) per provinsi di Pulau Jawa pada tahun 2015-2017 tidak

semuanya mengalami kenaikan pada setiap tahunya. Terdapat dua provinsi

yang mengalami penurunan pada Investasi jenis PMA adalah DKI Jakarta dan

D.I Yogyakarta yang masing-masingnya mengalami penurunan pada tahun

2016.

Di Provinsi DKI Jakarta, menurunya nilai Penanaman Modal Asing

disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti terbatasnya iklim investasi di

provinsi DKI Jakarta yang hanya berkutat pada properti, retail, transportasi,

dan jasa. Faktor lain kondisi ekonomi yang belum cukup stabil dengan daya

beli masyarakat yang justru menurun. Faktor penting lainya adalah situasi

politik dalam kontestasi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 yang kian

0,0%

50,0%

100,0%

150,0%

200,0%

250,0%

BANTEN DKI DIY JAWABARAT

JAWATENGAH

JAWATIMUR

2015

2016

2017

Page 69: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

56

memanas. Sehingga investor masih banyak menunggu dan melihat apakah

akan ada pergolakan pada tahun politik. Sedangkan kenaikan terbesar pada

investasi jenis Penanaman Modal Asing atau PMA itu sendiri terdapat pada

provinsi Banten yang terlihat pada tahun 2017 adalah sebesar 225,2%.

Peningkatan laju investasi ini menunjukkan tingginya minat investor asing

dalam menanamkan modalnya di provinsi Banten. Dalam hal ini Pemerintah

daerah provinsi Banten telah berupaya mendorong pertumbuhan Investasi

yang tidak sekadar mengandalkan potensi alam dan letak geografis semata

tetapi juga telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan rasio

kemudahan berusaha, melalui layanan yang prima. Seperti telah

diterapkannya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) online. Dengan sistem

perizinan online ini, masyarakat tidak perlu repot atau bolak balik ke Dinas

teknis (terkait) untuk melengkapi persyaratan perizinan yang dimohonkan.

Faktor inilah yang menjadikan Provinsi Banten memiliki minat investor asing

yang tinggi.

Gambar 4.3

Laju Penanaman Modal Dalam Negeri Sektor Industri

di Pulau Jawa Tahun 2015-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

BANTEN DIY DKI JAWABARAT

JAWATENGAH

JAWATIMUR

2015

2016

2017

Page 70: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

57

Berdasarkan gambar 4.3 diatas menunjukan bahwa nilai laju Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) per provinsi di Pulau Jawa pada Tahun 2015-

2017 tidak stabil. Seperti yang terjadi pada Provinsi Jawa Barat dimana pada

Tahun 2015 nilai PMDN di wilayah tersebut menunjukan kenaikan yang

cukup tinggi dibandingkan dengan provinsi lainya yang ada di Pulau Jawa

adalah sebesar 42,8%. Sementara pada tahun selanjutnya mengalami

penurunan yang cukup drastis sampai pada angka 24,1%. Pelambatan

investasi jenis PMDN ini diakibatkan oleh masalah kebijakan perizinan dan

persoalan dilapangan seperti minimnya laporan dari pengusaha ke dinas

terkait. Selain itu adanya faktor lain adalah ketimpangan penyebaran investasi

di provinsi Jawa Barat, dimana investasi lebih banyak terpusat di bagian barat

dan Bandung Raya, sehingga daerah yang lainya kurang begitu menarik bagi

investor. Namun, ditahun ketiga provinsi Jawa Barat kembali mengalami

peningkatan meskipun angkanya tidak terlalu signifikan dengan angka 27,8%.

Sedangkan pada provinsi D.I Yogyakarta memiliki nilai Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) yang sangat minim dibandingkan provinsi lain

yang ada di Pulau Jawa. Adanya aturan perpajakan di provinsi D.I

Yogyakarta yang semakin ketat merupakan sumber penyebab menurunnya

minat investasi pada masyarakat.

3. Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Industri di Pulau Jawa

Perkembangan dan peningkatan jumlah penduduk di Pulau Jawa harus

diimbangi dengan terbuka lebarnya penyediaan kesempatan kerja agar

pengangguran tidak semakin luas. Selain sektor pertanian dan jasa yang

menyumbang penyerapan tenaga kerja di Pulau Jawa, sektor industri juga

Page 71: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

58

berperan dalam mengurangi angka pengangguran melihat dari serapan tenaga

kerjanya. Di Pulau Jawa, tiap-tiap provinsi memiliki penyerapan tenaga kerja

yang relatif masih tinggi pada perusahaan atau usaha industri. Perkembangan

jumlah pekerja pada Sektor Industri di Pulau Jawa disajikan pada gambar di

bawah ini.

Gambar 4.4

Jumlah Tenaga Kerja Pada Sektor Industri

di Pulau Jawa Tahun 2015-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik

Berdasarkan gambar 4.4 diatas dapat kita lihat bahwa penyerapan tenaga

kerja sektor Industri pada setiap provinsi di Pulau Jawa pada Tahun 2015-

2017 mengalami kenaikan yang tidak stabil atau fluktuatif. Kenaikan terbesar

didominasi oleh Provinsi Jawa Barat yang terlihat pada tahun 2017 adalah

sebesar 20.551.575 Jiwa. Hal ini menunjukan tingkat penyerapan Tenaga

Kerja pada sektor Industri di Provinsi Jawa Barat cukup tinggi dibandingkan

dengan provinsi lainya yang ada di Pulau Jawa. Peningkatan tersebut

disebabkan oleh keadaan Industri di Provinsi Jawa Barat yang terus

mengalami kemajuan dan struktur ekonomi Provinsi Jawa Barat yang juga

masih tetap didominasi oleh lapangan usaha Industri.

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

2015 2016 2017

BANTEN

DKI

DIY

JABAR

JATENG

JATIM

Page 72: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

59

Sedangkan diantara provinsi yang lain yang ada di Pulau Jawa, provinsi

D.I Yogyakarta memiliki nilai penyerapan Tenaga Kerja yang masih sangat

rendah adalah sebesar 2.053.168 Jiwa. Salah satu yang menjadi penghambat

rendahnya penyerapan Tenaga Kerja di provinsi D.I Yogyakarta adalah upah

minimum yang belum sesuai dengan UMP/UMK, pengakuan dan

perlindungan hak atas kerja layak, serta belum adanya undang-undang yang

mengatur tetang buruh. Faktor lain bahwa terdapat pembedaan hak buruh atau

pekerja informal dan juga para pekerja formal di pabrik-pabrik atau industri.

B. Pemilihan Model Terbaik

1. Uji Chow (Chow Test)

Uji ini digunakan untuk memilih antara model Common Effect Model

atau Fixed Effect Model (FEM) dalam mengolah data panel. Hal ini

dikarenakan asumsi bahwa setiap unit cross section memiliki perilaku yang

sama cenderung tidak realistis mengingat tiap unit cross section memiliki

perilaku yang berbeda. Pengujian Uji Chow ini dilakukan dengan hipotesis

sebagai berikut.

H0 : Common Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Dibawah ini merupakan tampilan dari hasil uji Chow dengan

menggunakan tes Likelihood Ratio pada aplikasi E-views :

Tabel 4.3

Hasil Uji Chow (Chow Test)

Cross-section F 12407.439036 (5,39) 0.0000

Cross-section Chi-square 353.882698 5 0.0000

Page 73: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

60

Dari tabel di atas, diketahui bahwa p-value dari uji F-statistik adalah sebesar

0.0000 (lebih kecil dari 0.05), sehingga dengan tingkat keyakinan 95% kita dapat

menolak H0. Ini berarti berdasarkan Uji F-statistik (Uji Chow), Fixed Effect Model

lebih tepat digunakan daripada Common Effect Model. Hasil selengkapnya

terdapat pada lampiran.

2. Uji Hausman (Hausman Test)

Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah Fixed

Effect Model atau Random Effect Model yang lebih tepat digunakan.

Pengujian uji Hausman dalam penelitian ini dilakukan dengan hipotesis

berikut.

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Statistik Uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi-

Squares dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah

variabel independen. Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai

kritisnya, maka H0 ditolak dan model yang lebih tepat adalah model Fixed

Effect Model sedangkan sebaliknya bila nilai statistik Hausman lebih kecil

dari nilai kritisnya, maka model yang lebih tepat adalah model Random Effect

Model. Untuk melakukan uji Hausman digunakan alat bantu software Eviews,

berikut merupakan tampilan hasilnya :

Page 74: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

61

Tabel 4.4

Hasil Uji Hausman (Hausman Tests)

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 2.014838 3 0.5693

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9

Hasil dari penghitungan statistik Hausman adalah sebesar 2.014838,

sedangkan nilai kritis Chi-Square dengan df sebesar 3 α = 0,05 adalah sebesar

0,5693 yang berarti bahwa nilai statustik Hausman lebih besar dari nilai dari

tingkat signifikansi 0,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak, yang artinya model paling tepat digunakan dalam

penelitian ini adalah Random Effect Model.

3. Uji Lagrange Multiplier

Uji Lagrange Multiplier Test adalah analisis untuk menentukan metode

estimasi terbaik regresi data panel antara model Commont Effect dan model

Random Effect.

Tabel 4.5

Hasil Uji Lagrange Multiplier

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 109.1809 0.619092 109.8000

(0.0000) (0.4314) (0.0000)

Berdasarkan hasil pengujian dengan Uji Lagrange Multiplier (LM)

diatas dapat dilihat hasil bahwa nilai LM hitung adalah sebesar 0,0000 lebih

Page 75: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

62

kecil dari 0,05. Dengan demikian maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1

diterima, yang artinya model paling tepat digunakan dalam penelitian ini

adalah Random Effect Model.

C. Uji Kesesuaian Model

1. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi atau prosentase

dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model

regresi R2 dalam regresi.

Tabel 4.6

Koefisien Determinasi Model Random Effect

R-squared 0.705880

Adjusted R-squared 0.685827

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9

Berdasarkan hasil regresi dengan model Random Effect Model yang

ditunjukkan pada tabel di atas, diketahui bahwa koefisien R-Squared adalah

sebesar 0,705880, ini berarti variabel dependen (PDRB) dapat dijelaskan oleh

variasi variabel independen sebesar 70%. Variasi lain (sebesar 30%)

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti atau tidak dimasukkan ke

dalam model penelitian ini.

2. Uji Signifikansi Simultan F-test (Uji F)

Tabel 4.7

Signifikansi Simultan Model Random Effect

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9

Page 76: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

63

Pada dasarnya, uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara bersamaan terhadap

variabel terikat atau dependen. Berdasarkan hasil uji statistik F tabel output

Random Effect Model pada tabel 4.7, , PMDN, dan TK berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel PDRB. output regresi menunjukkan nilai

signifikansi Prob (F-statistic) sebesar 0.000000 < 0.05 (5%), sehingga dapat

disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel PMA

D. Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi

Tabel 4.8

Random Effect Model

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.459967 6.545526 -0.070272 0.9443

LOGPMA? 0.121686 0.032875 3.701474 0.0006

LOGPMDN? 0.047383 0.014669 3.230178 0.0023

LOGTK? 0.893559 0.420684 2.124063 0.0393

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9

Berdasarkan hasil riset perhitungan yang dilakukan dengan Random

Effect Model yang ditampilkan pada tabel 4.8, maka didapatkan persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut :

LOGPDRB = -0,459967 + 0,121686 LOGPMAt + 0,047383 LOGPMDNt +

0,893559 LOGTKt +

Keterangan :

PDRB = Variabel Dependen

Page 77: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

64

C = Konstanta

Log = Variabel yang disederhanakan

= Error Term

Berdasarkan persamaan regresi tersebut, maka dapat dianalisis pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah

sebagai berikut :

a. Nilai koefisien regresi LogPMAit memiliki hubungan positif sebesar

0,121686 untuk variabel Penanaman Modal Asing, artinya setiap

perubahan 1% pada PMA, maka PDRB akan mengalami peningkatan

sebesar 0,12%.

b. Nilai koefisien regresi LogPMDNit memiliki hubungan yang positif

sebesar 0,047383 untuk variabel Penanaman Modal Dalam Negeri,

artinya setiap perubahan 1% pada PMDN, maka PDRB akan mengalami

peningkatan sebesar 0,047%

c. Nilai koefisien regresi LogTKit memiliki hubungan yang positif sebesar

0,893559 untuk variabel Tenaga Kerja, artinya setiap perubahan 1% pada

Tenaga Kerja maka PDRB akan mengalami peningkatan sebesar 0,89%.

2. Uji Parsial (Uji T)

Uji T merupakan pengujian yang digunakan untuk mencari tahu apakah

variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Berikut adalah hasil penjelasan uji T yang ditampilkan pada tabel 4.8 dalam

penelitian :

Page 78: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

65

a. Pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) sektor Industri.

Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan Random Effect Model,

menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel PMA sebesar 0,121686

dan tingkat probabilitas sebesar 0,0006 lebih kecil dari 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa PMA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

PDRB sektor Industri yang artinya, ketika nilai PMA mengalami kenaikan

sebesar 1% maka akan menyebabkan nilai PDRB tersebut naik sebesar

0,12%. Jika tidak ada kenaikan atau penurunan dari nilai PMA maka akan

mengakibatkan nilai PDRB itu sendiri turun sebesar -0,45%.

Menurut hasil yang penulis dapatkan Penanaman Modal Asing (PMA)

sangat mempunyai dampak yang besar terhadap PDRB sub Sektor Industri di

Pulau Jawa. Ketika tidak terdapat Penanaman Modal Asing (PMA) nilai

PDRB sendiri akan mengalami penurunan atau defisit. Sesuai dengan

pandangan ekonomi penulis alangkah baiknya Investasi Asing lebih

ditingkatkan kembali sebagai penunjang produktifitas dari masyarakat di

Pulau Jawa.

Hasil dari penelitian ini juga mendukung temuan dari hasil penelitian

terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Deddy Rustiono (2008) dalam

tesisnya dengan judul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan

Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa

Tengah yang menyatakan bahwa variabel Penanaman Modal Asing (PMA)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 79: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

66

b. Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor Industri.

Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan Random Effect Model

menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel PMDN sebesar 0,047383

dan tingkat probabilitas sebesar 0,0023 lebih kecil dari 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa PMDN berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap PDRB sektor Industri yang artinya ketika nilai Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan

menyebabkan nilai PDRB tersebut naik sebesar 0,047%. Jika tidak ada

kenaikan atau penurunan dari nilai PMDN maka akan mengakibatkan nilai

PDRB itu sendiri turun sebesar -0,45%. Peningkatan Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) tersebut karena letak Pulau Jawa yang strategis dan

ditunjang dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah serta

infrastruktur yang telah memadai sehingga PMDN menjadi sangat diminati di

Pulau Jawa.

Menurut hasil yang penulis dapatkan Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) sangat mempunyai dampak yang besar terhadap PDRB di Pulau

Jawa. Ketika tidak terdapat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) nilai

PDRB akan mengalami penurunan atau defisit. Namun menurut penulis

pengaruh yang dihasilkan dari Investasi Dalam Negeri terbilang masih lebih

kecil dibandingkan dengan Investasi Asing, alangkah baiknya untuk

pemerintah lebih mendorong kegiatan Investasi Dalam negeri dibandinkan

Investasi Asing.

Page 80: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

67

Hasil dari penelitian ini juga mendukung temuan dari hasil penelitian

terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mursalam Salim (2014) dalam

tesisnya dengan judul “Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB

provinsi Papua” yang menyatakan bahwa variabel Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

c. Pengaruh Tenaga Kerja (TK) terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) sektor Industri.

Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan Random Effect Model,

menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel tenaga kerja sebesar

0,893559 dan tingkat probabilitas sebesar 0,0393 lebih kecil dari 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa tenaga kerja berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap PDRB sektor Industri yang artinya ketika tenaga kerja mengalami

kenaikan sebesar 1% maka akan menyebabkan nilai PDRB tersebut naik

sebesar 0,89%. Jika tidak ada kenaikan atau penurunan dari nilai tenaga kerja,

maka akan mengakibatkan nilai PDRB itu sendiri turun sebesar -0,45%

(dengan asumsi ceteris paribus).

Menurut hasil yang penulis dapatkan tenaga kerja mempunyai dampak

yang besar terhadap PDRB sektor industri di Pulau Jawa. Ketika tidak

terdapat tenaga kerja maka nilai tersebut mengalami penurunan atau defisit.

Pengaruh atau dampak yang besar dari tenaga kerja terhadap PDRB sektor

industri terutama disebabkan posisi tenaga kerja sebagai salah satu faktor

produksi yang menggerakan perekonomian tiap daerah yang ada di Pulau

Page 81: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

68

Jawa. Selain sebagai faktor produksi, tenaga kerja produktif juga merupakan

sumber penerimaan daerah dan sektor pajak dan merupakan konsumen.

Sesuai dengan pandangan ekonomi penulis, PDRB adalah suatu variabel

yang menggambarkan produktifitas dari suatu masyarakat (tenaga kerja),

maka sudah sewajarnya tenaga kerja itu ditingkatkan oleh pemerintah di

Pulau Jawa dibandingkan dengan Investasi baik asing maupun dalam negeri.

Peningkatan tenaga kerja ini bisa dilakukan dengan menambahkan lapangan

pekerjaan atau memberikan modal usaha kepada para pengusaha untuk dapat

memperkerjakan suatu individu atau perorangan sehingga produktifitas di

Pulau Jawa akan meningkat yang pada akhirnya akan mempunyai dampak

terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor industi.

Hasil dari penelitian ini juga mendukung temuan dari hasil penelitian

terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Bambang Muqsyithu Wihda,

Dwisetia Poerwono (2014) dalam tesis dengan judul “Analisis Pengaruh

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA),

Pengeluaran Pemerintah, dan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi

di D.I Yogyakarta yang menyatakan bahwa variabel Tenaga Kerja (TK)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya akan dijelaskan hasil uji Random Effect Model Unstack untuk

menjelaskan bagaimana interprestasi nilai effect masing-masing individu

dalam penelitian.

Page 82: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

69

Tabel 4.9

Hasil Uji Random Effect Model Unstack

Variable Coefficient

Random Effects (Cross) -0,459967

_BANTEN—C -4.456514

_DIY—C 1.032421

_DKI—C 3.083477

_JABAR—C 2.757850

_JATENG—C 2.191648

_JATIM—C -4.608882

Cross section Individual Effect

BANTEN -4,916481

DIY 0,572454

DKI 2,623514

JABAR 2,297883

JATENG 1,731681

JATIM - 5,068852

Dari hasil uji Random Effect Model Unstack dapat kita ketahui nilai

intersep akhir terlihat bahwa Provinsi DKI Jakarta memiliki nilai yang paling

tinggi, selanjutnya diikuti oleh Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I

Yogyakarta, Banten dan Jawa Timur.

a. Banten

Apabila masing-masing variabel PMA, PMDN, dan TK mengalami

perubahan sebesar 1% maka Banten akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap PDRB sebesar -4,91%.

Page 83: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

70

b. DIY

Apabila masing-masing variabel PMA, PMDN, dan TK mengalami

perubahan sebesar 1% maka DIY akan mendapatkan pengaruh individu

terhadap PDRB sebesar 0,57%.

c. DKI Jakarta

Apabila masing-masing variabel PMA, PMDN, dan TK mengalami

perubahan sebesar 1% maka DKI Jakarta akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap PDRB sebesar 2,62%.

d. Jawa Barat

Apabila masing-masing variabel PMA, PMDN, dan TK mengalami

perubahan sebesar 1% maka Jawa Barat akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap PDRB sebesar 2,30%.

e. Jawa Tengah

Apabila masing-masing variabel PMA, PMDN, dan TK mengalami

perubahan sebesar 1% maka Jawa Tengah akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap PDRB sebesar 1,73%.

f. Jawa Timur

Apabila masing-masing variabel PMA, PMDN, dan TK mengalami

perubahan sebesar 1% maka Jawa Timur akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap PDRB sebesar -5,06%.

Berikut ini adalah hasil rangkuman dari hasil analisis data dengan

menggunakan metode regresi Random Effect Model untuk menggambarkan

pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen.

Page 84: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

71

Tabel 4.10

Rangkuman Analisis Regresi

Variabel Independent Pengaruh Terhadap Variabel Dependent (PDRB)

Hipotesis Signifikansi dan Arah

Pengaruh

PMA Berpengaruh Signifikan Signifikan ( + )

PMDN Berpengaruh Signifikan Signifikan ( + )

TK Berpengaruh Signifikan Signifikan ( + )

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari 3 (tiga) variabel independen

yang diduga berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, telah

terbukti bahwa ketiga variabel independen tersebut semuanya memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Semua variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen

dengan signifikan sesuai dengan uji F, dan koefisien determinasi mampu

menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 70%. Variasi lain (sebesar

30%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti atau tidak dimasukkan

ke dalam model penelitian ini

Page 85: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan pada enam Provinsi di Pulau Jawa selama

periode 2010-2017 ini berfokus pada Pengaruh Penanaman Modal Asing

(PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan Tenaga Kerja

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor Industri.

Berdasarkan pembahasan hasil analisis pada bab sebelumnya, penelitian ini

menghasilkan beberaapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian menunjukan bahwa Penanaman Modal Asing (PMA)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) sektor Industri di Pulau Jawa dengan nilai koefisien

sebesar 0,121686. Hal ini berarti jika nilai Penanaman Modal Asing naik

1%, maka akan menyebabkan nilai Produk Domestik Regional Bruto

meningkat sebesar 0,12%.

2. Hasil pengujian menunjukan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri di Pulau Jawa dengan nilai

koefisien sebesar 0,047383. Hal ini berarti jika nilai Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) meningkat 1%, maka akan menyebabkan nilai

pada Produk Domestik Regional Bruto meningkat sebesar 0,047%.

Sehingga adanya kenaikan Penanaman Modal Dalam Negeri akan

menyebabkan pertumbuhan ekonomi meningkat. Penanaman Modal

Dalam Negeri merupakan suatu hal penting bagi suatu daerah dalam

melakukan pembangunan ekonominya guna mengurangi konsumsi

Page 86: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

73

masyarakat terhadap produk-produk asing yang dapat mengurangi tingkat

tabungan yang tercipta pada masa yang akan datang.

3. Hasil pengujian menunjukan jumlah Tenaga Kerja mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Sektor Industri di Pulau Jawa dengan nilai koefisien sebesar 0,0893559.

Hal ini berarti jika jumlah Tenaga Kerja naik sebesar 1%, maka akan

menyebabkan nilai Produk Domestik Refional Bruto (PDRB) mengalami

kenaikan sebesar 0,89%. Sehingga jika ada peningkatkan jumlah Tenaga

Kerja yang bekerja di Industri maka akan meningkatkan output.

Peningkatan output berarti pula peningkatan PDRB sub Sektor Industri.

4. Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN), dan Tenaga Kerja secara simultan menunjukan pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Sektor Industri di Pulau Jawa. Output regresi menunjukkan nilai

signifikansi Prob (F-statistic) sebesar 0.000000 < 0.05 (5%), sehingga

dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel PMA

Page 87: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

74

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan

beberapa saran bagi pihak terkait (dalam hal ini pemerintah) sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal

Dalam Negeri, maka pemerintah perlu membuat kebijakan untuk

mendukung iklim investasi yang kondusif, memberikan kemudahan

dalam perijinan dan pajak serta kejelasan sistim ketenagakerjaan.

Sehingga cita-cita dalam mensejahterakan masyarakat dapat tercapai

dengan maksimal.

2. Pemerintah harus lebih mempertegas peraturan perundang-undangan

yang berlaku mengenai arus investasi asing maupun dalam negeri. Akan

lebih baik lagi jika Pemerintah dapat meningkatkan investasi atau

penanaman modal berdasarkan potensi yang ada pada tiap daerahnya

masing-masing.

3. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebuah

bahan referensi untuk kegiatan mengajar ataupun penelitian selanjutnya.

Dikarenakan penelitian ini masih memiliki kekurangan seperti

keterbatasan dalam memperoleh data dan periode waktu yang digunakan

hanya 5 tahun, maka penelitian selanjutnya diharapkan mampu

memberikan hasil penelitian yang lebih baik.

Page 88: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

75

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, (Banten, D.I Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur) Dalam Angka Tahun 2010-

2017

Bambang Muqsyithu Wihda, Dwisetia Poerwono (2014), “Analisis Pengaruh

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman

Modal Asing (PMA), Pengeluaran Pemerintah, dan Tenaga

Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di D.I.

Yogyakarta”. Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro

Batari Saraswati Karlita dan Edy Yusuf (2013), “Pengaruh Investasi, Tenaga

Kerja, dan Ekspor terhadap PDRB sektor Industri di kota

Semarang tahun 1993-2010”.

Deddy Rustiono (2008), “Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan

Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi

di Provinsi Jawa Tengah” Tesis

Enik Kusminarti, T.Hadi dan E.Santoso (2015), “Analisis Pengaruh Investasi

dan Tenaga Kerja terhadap Industri Pengolahan di Jawa

Timur”. Jurnal Ekonomi Universitas Jember

Ernita dkk 2013 dan Pramusinta (2012), Analisis Pengaruh Investasi dan

Tenaga Kerja terhadap Industri Pengolahan di Jawa Timur

Fauzi Hidayat (2011), Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja

Terhadap Pertunbuhan Sub Sektor Industri di Kabupaten

Bekasi. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta

Gujarati, Damodar. N dan Dawn. C. Porter (2012), Dasar-dasar Ekonometrika.

Buku 1. Edisi 5. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Page 89: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

76

Hasibuan, Malayu SP (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN,

Yogyakarta.

Kurnia Maharani dan Sri Isnowati, Kajian Investasi, Pengeluaran Pemerintah,

Tenaga Kerja dan Keterbukaan Ekonomi Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah (Vol 21

N0. 1 2014 Edisi Maret)

Kementrian PPN/BAPPENAS, Laporan Perkembangan Ekonomi Indonesia

dan Dunia TW III Tahun 2017

Mulyadi.S (2014), Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif

Pembangunan Vol. Edisi Revisi

Mursalam Salim (2014), “Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap

PDRB provinsi Papua pada tahun 2006-2013”. Jurnal

Ekonomi Universitas Yapis Papua

Prasetyo.E (2011), Analisis Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (

PMDN ), Penanaman Modal Asing ( PMA ), Tenaga Kerja ,

Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa.

SK Menteri Perindustrian Nomor 19/M/I/1986, Tentang Klasifikasi Industri

Sukirno. S (2003), Pengantar Teori Ekonomi Makro, Jakarta : Grafindo

Persada

UU No.1 Tahun 1967 dan UU No. 11 Tahun 1970, Tentang Penanaman Modal

Asing (PMA)

UU No.6 Tahun 1968 dan UU No. 12 Tahun 1970, Tentang Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN)

UU No.25 Tahun 2007, Tentang Penanaman Modal tujuan Penyelenggaraan

Penanaman Modal)

UU No.13 Tahun 2003, Tentang Tenaga Kerja

Page 90: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

77

Wardhono, Adhitya (2004), Mengenal Ekonometrika Teori dan Aplikasi.

Germany : Geottingen

Wiranata.S (2004), Pengembangan Investasi di Era Globalisasi dan Otonomi

Daerah. Jurnsl Ekonomi dan Pembangunan, XII (1) 2004

Ningrum. V (2008), Penanaman Modal Asing dan Penyerapan Tenaga Kerja

di Sektor Industri. PPK LIPI Jakarta, Vol III No 2:43

Page 91: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

78

L A M P I R A N

Page 92: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

79

LAMPIRAN 1

DATA MENTAH OBSERVASI PENELITIAN

TAHUN PROVINSI PDRB PMDN PMA TK

2010 DKI 152651310 4598517 6428732 4689761

2011 DKI 156240345 9256404 4824000 4528589

2012 DKI 160011696 8540071 4107721 4823858

2013 DKI 168558608 7646334 2589642 4668239

2014 DKI 177774890 17811428 4509363 4634369

2015 DKI 186802723 15512725 3619392 4724029

2016 DKI 193638322 12216900 3398200 4861832

2017 DKI 207993135 47234635 5971589 4509171

2010 JABAR 403571247 66738464 3885648 16942444

2011 JABAR 448520832 73055460 4144563 17407516

2012 JABAR 487760808 1602398676 3936013 18615753

2013 JABAR 544183778 2601800518 6750090 18731943

2014 JABAR 604759573 3790760119 6561946 19230943

2015 JABAR 656140108 2551015851 7173392 18791482

2016 JABAR 702139264 1149304360 15033893 19202038

2017 JABAR 755387256 1527544484 16484638 20551575

2010 JATENG 215156475 62645962 3842645 15809447

2011 JATENG 226325617 77582634 4567151 15822765

2012 JATENG 241528856 163395267 4722357 16531395

2013 JATENG 254694119 185908875 5203115 16469960

2014 JATENG 271526773 314228054 5955853 16550682

2015 JATENG 284306592 736968685 7271740 16435142

2016 JATENG 295960836 290703524 7554842 16511136

2017 JATENG 308770222 360585394 8036525 17186674

2010 DIY 9215500 20634368 2146753 1775148

2011 DIY 9711792 23131436 2407798 1839824

2012 DIY 9435888 28059446 4362836 1906145

2013 DIY 10084213 28646544 1290367 1886071

2014 DIY 10469749 356854629 2486938 1956043

2015 DIY 10693036 395166245 2318375 1891218

2016 DIY 11234473 452281969 1030795 2042400

2017 DIY 11878962 481744849 2872522 2053168

2010 JATIM 292708 410094634 3805371 18698108

2011 JATIM 306072 262396217 5365235 18463606

2012 JATIM 326682 463109128 6378130 19338902

2013 JATIM 345795 389544629 7996791 19553910

Page 93: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

80

2014 JATIM 372316 857240642 7112194 19306508

2015 JATIM 393273 569465326 6897754 19367777

2016 JATIM 411028 784284432 9463225 19114563

2017 JATIM 452131 948953784 13867432 20099220

2010 BANTEN 107807 68306747 6316994 4583085

2011 BANTEN 113462 75772464 8407710 4376110

2012 BANTEN 118846 92983672 12986902 4662368

2013 BANTEN 128133 140088625 13720210 4687626

2014 BANTEN 130306 184812986 20346277 4853992

2015 BANTEN 134907 1070989640 18419694 4825460

2016 BANTEN 139074 1242631110 21206210 5088497

2017 BANTEN 144219 1514190470 24746950 5077400

Page 94: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

81

LAMPIRAN 2

DATA OBSERVASI DALAM BENTUK LOGARITMA

logpdrb Logpmdn logpma Logtk

18,84366686 15,3412444 15,6762879 15,36089218

18,86690605 16,0408262 15,389114 15,32592097

18,89075747 15,9602799 15,2283789 15,38908458

18,94279407 15,8497369 14,7670302 15,35629247

18,99602865 16,6953508 15,3216665 15,34901061

19,04556366 16,5571712 15,1018166 15,3681726

19,08150266 16,3183308 15,0387564 15,39692588

19,15301563 17,670638 15,6025236 15,32162388

19,8158636 18,016292 15,1728003 16,64533251

19,92146569 18,1067294 15,2373079 16,67241262

20,0053357 21,1947675 15,1856788 16,73951872

20,11479757 21,6794695 15,7250664 16,74574081

20,22034154 22,0558324 15,6967978 16,77203115

20,3018849 21,6597575 15,7858892 16,74891424

20,36964232 20,8624227 16,5258177 16,77052698

20,4427411 21,1469274 16,6179395 16,83844814

19,18687611 17,9530098 15,1616715 16,57611823

19,2374853 18,1668542 15,3344002 16,57696028

19,30249951 18,9116828 15,3678186 16,62077186

19,35557385 19,0407672 15,464768 16,61704867

19,4195713 19,5656296 15,599885 16,62193787

19,46556376 20,418056 15,7995062 16,61493241

19,50573769 19,4878145 15,8376992 16,61954562

19,54810794 19,7032394 15,8995073 16,65964487

16,03639741 16,8424686 14,579467 14,38939436

16,08885134 16,9567031 14,6942232 14,42518047

16,06003085 17,1498359 15,2886329 14,46059344

16,12648172 17,1705434 14,0704372 14,45000639

16,16400057 19,6928391 14,7265628 14,48643411

16,18510322 19,7948171 14,6563771 14,45273162

Page 95: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

82

16,23449752 19,9298164 13,8458409 14,52963614

16,29027953 19,9929252 14,8707009 14,53489452

12,58693214 19,8318985 15,151924 16,7439329

12,63157682 19,3853662 15,4954507 16,73131211

12,6967418 19,9534733 15,6683855 16,77762927

12,75360012 19,780489 15,8945509 16,78868582

12,82749901 20,5692292 15,7773213 16,7759528

12,88225918 20,1602085 15,7467064 16,77912126

12,92641757 20,4802823 16,0629238 16,76596106

13,02172775 20,6708707 16,4450536 16,81619157

11,58809379 18,0395191 15,658754 15,33788291

11,63922634 18,1432455 15,9446597 15,29167076

11,6855855 18,3479345 16,3794519 15,35503403

11,76082742 18,7577858 16,4343805 15,36043683

11,77764004 19,034855 16,8284085 15,39531202

11,81234442 20,791849 16,728931 15,38941662

11,84275814 20,9404968 16,8698046 15,44249306

11,8790893 21,1381468 17,0242128 15,44030988

Page 96: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

83

LAMPIRAN 3

HASIL UJI CHOW

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 12407.439036 (5,39) 0.0000

Cross-section Chi-square 353.882698 5 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: LOGPDRB?

Method: Panel Least Squares

Date: 07/18/19 Time: 13:18

Sample: 1 8

Included observations: 8

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 48

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 27.74496 10.30665 2.691947 0.0100

LOGPMDN? -0.386974 0.288276 -1.342372 0.1864

LOGPMA? -2.120137 0.687439 -3.084110 0.0035

LOGTK? 1.834745 0.563011 3.258809 0.0022

R-squared 0.291192 Mean dependent var 16.53191

Adjusted R-squared 0.242864 S.D. dependent var 3.308120

S.E. of regression 2.878514 Akaike info criterion 5.032081

Sum squared resid 364.5770 Schwarz criterion 5.188014

Log likelihood -116.7699 Hannan-Quinn criter. 5.091008

F-statistic 6.025335 Durbin-Watson stat 0.125271

Prob(F-statistic) 0.001571

Page 97: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

84

LAMPIRAN 4

HASIL UJI HAUSMAN TES

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 2.014838 3 0.5693

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

LOGPMA? 0.121807 0.121686 0.000006 0.9621

LOGPMDN? 0.047274 0.047383 0.000004 0.9585

LOGTK? 0.899688 0.893559 0.008929 0.9483

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: LOGPDRB?

Method: Panel Least Squares

Date: 07/17/19 Time: 18:05

Sample: 1 8

Included observations: 8

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 48

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.557167 6.496670 -0.085762 0.9321

LOGPMA? 0.121807 0.032973 3.694114 0.0007

LOGPMDN? 0.047274 0.014815 3.190900 0.0028

LOGTK? 0.899688 0.431166 2.086642 0.0435 Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.999555 Mean dependent var 16.53191

Adjusted R-squared 0.999463 S.D. dependent var 3.308120

S.E. of regression 0.076636 Akaike info criterion -2.132142

Sum squared resid 0.229049 Schwarz criterion -1.781292

Log likelihood 60.17142 Hannan-Quinn criter. -1.999556

F-statistic 10942.40 Durbin-Watson stat 1.110348

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 98: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

85

LAMPIRAN 5

UJI LAGRANGE MULTIPLIER

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects

Null hypotheses: No effects

Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided

(all others) alternatives

Test Hypothesis

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 109.1809 0.619092 109.8000

(0.0000) (0.4314) (0.0000)

Honda 10.44897 -0.786824 6.832167

(0.0000) -- (0.0000)

King-Wu 10.44897 -0.786824 7.472638

(0.0000) -- (0.0000)

Standardized Honda 16.53188 -0.600316 5.899980

(0.0000) -- (0.0000)

Standardized King-Wu 16.53188 -0.600316 6.976921

(0.0000) -- (0.0000)

Gourierioux, et al.* -- -- 109.1809

(< 0.01)

*Mixed chi-square asymptotic critical values:

1% 7.289

5% 4.321

10% 2.952

Page 99: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

86

LAMPIRAN 6

RANDOM EFFECT MODEL

Dependent Variable: LOGPDRB?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 07/17/19 Time: 18:06

Sample: 1 8

Included observations: 8

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 48

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.459967 6.545526 -0.070272 0.9443

LOGPMA? 0.121686 0.032875 3.701474 0.0006

LOGPMDN? 0.047383 0.014669 3.230178 0.0023

LOGTK? 0.893559 0.420684 2.124063 0.0393

Random Effects (Cross)

_BANTEN--C -4.456514

_DIY--C 1.032421

_DKI--C 3.083477

_JABAR--C 2.757850

_JATENG--C 2.191648

_JATIM--C -4.608882

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 3.995517 0.9996

Idiosyncratic random 0.076636 0.0004

Page 100: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

87

Weighted Statistics

R-squared 0.705880 Mean dependent var 0.112106

Adjusted R-squared 0.685827 S.D. dependent var 0.135186

S.E. of regression 0.075773 Sum squared resid 0.252629

F-statistic 35.19967 Durbin-Watson stat 1.004843

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.002712 Mean dependent var 16.53191

Sum squared resid 512.9570 Durbin-Watson stat 0.000495

Page 101: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

88

LAMPIRAN 7

FIXED EFFECT MODEL

Dependent Variable: LOGPDRB?

Method: Pooled Least Squares

Date: 07/17/19 Time: 18:07

Sample: 1 8

Included observations: 8

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 48

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.557167 6.496670 -0.085762 0.9321

LOGPMA? 0.121807 0.032973 3.694114 0.0007

LOGPMDN? 0.047274 0.014815 3.190900 0.0028

LOGTK? 0.899688 0.431166 2.086642 0.0435

Fixed Effects (Cross)

_BANTEN--C -4.453651

_DIY--C 1.041241

_DKI--C 3.086610

_JABAR--C 2.752897

_JATENG--C 2.187322

_JATIM--C -4.614420

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.999555 Mean dependent var 16.53191

Adjusted R-squared 0.999463 S.D. dependent var 3.308120

S.E. of regression 0.076636 Akaike info criterion -2.132142

Sum squared resid 0.229049 Schwarz criterion -1.781292

Log likelihood 60.17142 Hannan-Quinn criter. -1.999556

F-statistic 10942.40 Durbin-Watson stat 1.110348

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 102: PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49640...PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN TENAGA

89

LAMPIRAN 8

COMMONT EFFECT MODEL

Dependent Variable: LOGPDRB?

Method: Pooled Least Squares

Date: 07/17/19 Time: 18:08

Sample: 1 8

Included observations: 8

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 48

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOGPMA? -0.867415 0.539955 -1.606459 0.1152

LOGPMDN? -0.493213 0.304738 -1.618482 0.1125

LOGTK? 2.477547 0.544103 4.553450 0.0000

R-squared 0.174454 Mean dependent var 16.53191

Adjusted R-squared 0.137763 S.D. dependent var 3.308120

S.E. of regression 3.071811 Akaike info criterion 5.142873

Sum squared resid 424.6210 Schwarz criterion 5.259823

Log likelihood -120.4290 Hannan-Quinn criter. 5.187069

Durbin-Watson stat 0.039583