Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
-
Upload
mellianae-merkusi -
Category
Government & Nonprofit
-
view
841 -
download
6
Transcript of Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
II 1
BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS2.1.1 Luas dan Batas Administrasi
Kota Palangka Raya secara resmi ditetapkan sebagai Ibu Kota
Propinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 17 Juli 1957. Secara geografis
Kota Palangka Raya terletak pada 113030’ – 114004’ Bujur Timur dan 1030’ –
2030’ Lintang Selatan. Secara administrasi berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas
Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Barat : Kabupaten Katingan
Berdasarkan Perda No. 32 tahun 2002 secara administrasi Kota
Palangka Raya dibagi menjadi 5 kecamatan dan 30 kelurahan. Peta batas
wilayah Kota Palangka Raya disajikan pada gambar di bawah ini.
II 2
Gambar 2.1Peta Administrasi Kota Palangka Raya
2.1.2 Luas Wilayah, Topografi dan Kemiringan
Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km2. Tabel
2.1 menyajikan pembagian luas wilayah kota Palangka Raya berdasar
II 3
kecamatan. Kecamatan terluas adalah kecamatan Rakumpit yang memiliki
luas hampir 10 kali lipat luas kecamatan Pahandut yang memiliki luas peling
kecil.Tabel 2.1
Luas Wilayah Administrasi Kota Palangka Raya 2012
No Kecamatan Kelurahan Luas (Km2) % Wil. Kota1. Pahandut
Ibu kota:Pahandut
Pahandut 9,50 0,35Panarung 23,50 0,88Langkai 10,00 0,37Tumbang Rungan 23,00 0,86Tanjung Pinang 44,00 1,64Pahandut Seberang 7,25 0,27
Luas Kecamatan Pahandut 117,25 4,382. Sabangau
Ibu kota:Kalampangan
Kereng Bangkirai 270,50 10,10Sabaru 152,25 5,68Kalampangan 46,25 1,73Kameloh Baru 53,50 2,00Bereng Bengkel 18,50 0,69Danau Tundai 42,50 1,59
Luas Kecamatan Sebangau 583,5 21,783. Jekan Raya
Ib kota:Palangka
Menteng 31,00 1,16Palangka 24,75 0,92Bukit Tunggal 237,12 8,85Petuk Katimun 59,75 2,23
Luas Kecamatan Jekan Raya 352,62 13,164. Bukit Batu
Ibukota:Tangkiling
Marang 124,00 4,63Tumbang Tuhai 44,84 1,67Banturung 56,44 2,11Tangkiling 78,64 2,94Sei Gohong 89,00 3,32Kanarakan 105,50 3,94Habaring Hurung 73,58 2,75
Luas Kecamatan Bukit Batu 572 21,365. Rakumpit
Ibukota:Mungku Baru
Petuk Bukit 283,67 10,59Pager Jaya 193,35 7,22Panjehang 39,43 1,47Gaung Baru 59,08 2,21Petuk Barunai 147,10 5,49Mungku Baru 187,25 6,99
II 4
Bukit Sua 143,26 5,35Luas Kecamatan Rakumpit 1 053,14 39,32
(Sumber : Kantor Walikota Palangka Raya, Bagian AdministrasiPemerintahan, 2013)
Sebagian besar Kota Palangka Raya relatif datar (0–3%), di wilayah
Bukit Tangkiling Kecamatan Bukit Batu terdapat bukit berbatu dengan
kemiringan lahan > 40%. Berdasarkan peta topografi skala 1 : 250.000,
morfologi wilayah perencanaan merupakan daerah dataran rendah, dengan
ketinggian rata-rata kurang dari 60 m dari muka laut. Daerah morfologi
pegunungan rendah dengan ketinggian antara 30-60 meter membentang
dengan arah Utara–Selatan dan membagi lembah aliran Sungai Kahayan
dan Sungai Rungan dibagian barat, dan lembah Sungai Mangkutup dibagian
timur.
2.1.3 Geologi dan Tanah
Geologi wilayah Kota Palangka Raya termasuk di dalam peta geologi
lembar Palangka Raya skala 1: 250.000 dan lembar Banjarmasin skala 1 :
1.000.000. Hampir seluruh wilayah perencanaan ditempati oleh formasi
batuan yang relatif berumur muda, yaitu Plistosen hingga Holosen. Struktur
geologi Kota Palangka Raya sebagian besar disusun dari batuan kwarsa dan
dari endapan kuarter. Endapan kuarter ini membentuk lahan bergambut
sehingga kurang cocok untuk dikembangkan sebagai lahan perkotaan.
Lahan jenis ini terletak di wilayah selatan Kota Palangka Raya, yaitu di
Kecamatan Sabangau.
Wilayah utara Kota Palangka Raya struktur batuannya terbentuk dari
endapan mineral batu kwarsa, kaolin dan granodiarit (batu gunung) yang
memiliki sifat daya tekan yang kuat dan kestabilan tanah dan batuan yang
tinggi. Sebaran batuan ini sebagian besar berada di Kecamatan Bukit Batu
dan merupakan kawasan pertambangan dan galian. Jenis tanah yang
terdapat di wilayah Kota Palangka Raya meliputi podsol, regosol, organosol,
II 5
aluvial, litosol, dan podsolik merah kuning yang menyebar di sekitar bentaran
sungai dan danau.
Berdasarkan peta geologi (Tahun 2010) sebaran bahan galian di
wilayah Kota Palangka Raya, potensi bahan galian yang terdapat di setiap
formasi batuan dijelaskan oleh tabel 2.2.
Tabel 2.2Susunan Stratigrafi Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2010
Formasi/SatuanBatuan
Penjelasan Batuan Luas Ha
Aluvium Terdiri dari lempung kaolit, pasir, kerakal,lanau dan gambut. Bahan galian industriyang diharapkan dari formasi satuan iniadalah lempung kaolinit, pasir dankerakal.
110.610,35
Formasi Dahor Terdiri dari batu pasir kuarsa,konglomerat kuarsa, batu lempung,setempat lignit dan imonit. Bahan galianindustri yang diharapkan dari formasi iniadalah batu pasir kuarsa, konglomeratkuarsa, batu lempung dan gambut.
1.862,45
Granit Terdiri dari granit, granodiorit dan diorit.Semua jenis batuan tersebut merupakanbahan galian industri C untuk keperluanindustri bangunan
171.777,20
Jumlah 284.250,00
(Sumber : Peta Geologi Lembar Palangka Raya, Direktorat Geologi diBandung, 2010)
Jenis tanah tanah yang terbentuk di suatu daerah dipengaruhi oleh
struktur batuan induk yang oleh proses bio-fisik atau proses pelapukan akan
membentuk jenis tanah tertentu. Oleh karena itu sifat batuan secara
geologis akan menentukan kesuburan tanah dan kemudian berpengaruh
terhadap kesesuaian penggunaan untuk budidaya tanaman.
2.1.4 Hidrologi
II 6
Kota Palangka Raya memiliki 3 Sungai yakni Kahayan, Rungan dan
Sabangau. Pola aliran sungai tersebut memperlihatkan pola aliran meranting
dengan stadium aliran dewasa hingga tua, yang ditandai oleh pola meander
yang sangat kuat hingga membentuk danau-danau kecil sebagai akibat
meander terpotong. Sungai Kahayan, Rungan dan Sabangau dengan anak-
anak sungainya adalah prasarana transportasi alam yang sangat penting,
karena sungai-sungai tersebut menghubungkan wilayah Kota Palangka Raya
dengan wilayah sekitarnya.
Sebagian besar penduduk Kota Palangka Raya memanfaatkan air
Sebagian besar penduduk Kota Palangka Raya memanfaatkan air
permukaan dangkal (sumur) sebagai air untuk kebutuhan hidupnya (minum,
memasak dan mencuci), dan sebagian lagi memanfaatkan air sungai
sebagai sumber air bersih. Tabel di bawah ini menjelaskan tentang
deskripsi kondisi Hidrologis Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2007.Tabel 2.3
Sebaran Potensi Air Tanah Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2007
PotensiAir Tanah Luas (Ha) (%) Deskripsi
Air TanahDangkal 193.752,7
972,34
Daerah dengan quater sistemnya masihdipengaruhi oleh keberadaan jalur sungai,baik sungai utama Ranungan/Kahayan,Sebangau dan sungai-sungai lainnyayang tersebar pada daerah sekitarKahayan, baik sebagai anak2 sungaimaupun alur-alur drainase alam lainnyayang pembuangannya langsung ke sungaibesar yang terdekat.
Air TanahMenengahDatar
74.098,21
27,66Daerah dengan aquater sistemnya sangatdi pengaruhi oleh kondisi rawa gambutbaik yang dangkal maupun yangsepanjang tahun tetap basah.
Total Luas 284.250,00 100,00
(Sumber : Peta Geohidrologis lembar Palangka Raya, Dir.Jend GeologiUmum Bandung, 2007)
2.1.5 Klimatologi
II 7
Kondisi iklim di Kota Palangka Raya menurut sistem iklim Schmid
dan Ferguson, termasuk ke dalam kelas Af (iklim tropis, tanpa musim
kemarau yang nyata atau pada bulan terkering > 32˚C). Sedangkan menurut
klasifikasi Oldeman, iklim di Kota Palangka Raya termasuk ke dalam kelas
B1 karena pada bulan basah selama 7 bulan berturut-turut sedangkan
bulan kering hanya terjadi 4 bulan.
2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah
Potensi pengembangan wilayah kota Palangkaraya dapat dilihat pada
pola ruang wilayah yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Palangka Raya
tahun 2009-2030. Tabel 2.4 menyajikan struktur pola ruang kota
Palangkaraya dan kondisi pemanfaatan ruang saat ini. Tabel itu
menginformasikan bahwa terdapat perbedaan antara recana RTRW dengan
kondisi eksisting sekitar 0,1%, sebuah perbedaan yang sangat kecil.
Kekurangan kawasan ada pada peruntukan kawasan lindung dengan
kelebihan pada kawasan peruntukan lainnya. Secara makro tidak terdapat
persolan besar sebab lahan masih tersedia, namun demikian merubah suatu
kawasan tetap membutuhkan upaya yang cukup berat.
Tabel 2.4Pola Ruang Eksisting dan Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Palangka Raya
Peruntukkan LahanEksisting (2010) Rencana (2030)
Beda%
Luas(Ha) %
Luas(Ha) %
Kawasan Lindunga. Kawasan yangMemberikan
PerlindunganBawahannya
120.834 42,51 137.807 48,40 5,89
b. Kawasan PerlindunganSetempat 11.832 4,16 18.563 6,50 2,34
c. Kawasan RTH, HutanKota
1.450 0,51 1.810
0,60 0,09d. Kawasan Cagar Budaya 281 0,10 352 0,10 0,00Kawasan Budidaya -a. Kawasan Perumahan 43.040 15,14 62.148 21,90 6,76b. Kawasan Perdagangan,Jasa 305 0,11 489 0,20 0,09
c. Kawasan Perkantoran 450 0,16 527 0,20 0,04
II 8
d. Kawasan Industri - - 2.738 1,00 1,00e. Kawasan Pariwisata 848 0,30 13.353 4,70 4,40f. Kawasan Bandara Tjilik
Riwut 200 0,07 217 0,10 0,03
g. Kawasan Peruntukkanlainnya 105.010 36,94 46.247 16,30 (20,64)
284.250 100 284.250 100 0,10
(Sumber : Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana TataRuang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)- Kawasan Lindung
Kawasan lindung berfungsi memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya di Kota Palangka Raya yang meliputi : area sempadan
Sungai Rungan/Kahayan dan Sungai Sabangau, kawasan resapan air dan
atau kawasan yang mempengaruhi terhadap tata air di daerah utara kota di
wilayah Kecamatan Rakumpit, kawasan hutan rawa gambut di
Kelurahan Kereng Bangkirai, Kelurahan Kalampangan, Kelurahan Bereng
Bengkel, kelurahan Sabaru, kelurahan Danau Tundai, kelurahan Kameloh
Baru, Kelurahan Tanjung Pinang, kelurahan Petuk Katimpun, Kelurahan
Marang, kelurahan Danau Tahai, Kelurahan Hambaring Hurung, kelurahan
Tangkiling, Kelurahan Sei Gohong, Kelurahan Kanarakan, Kelurahan
Petuk Bukit, Kelurahan Pager Jaya, Kelurahan Gaung Baru, Kelurahan
Panjehang, dan Kelurahan Petuk Barunai.
Kawasan perlindungan setempat di wilayah Kota Palangka Raya
sebagian besar terkonsentrasi di kawasan sempadan Sungai Rungan,
dan beberapa danau (sungai mati), yang mempunyai manfaat penting
untuk mempertahankan kelestarian fungsi sunga dan danau. Perlindungan
terhadap sempadan sungai dan danau dilakukan untuk melindungi fungsi
sungai dan danau dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu, merusak
kondisi sungai sekaligus mengamankan aliran sungai.
Rencana pengembangan Kawasan Cagar Budaya di wilayah Kota
Palangka Raya diarahkan pada kawasan Bukit Tangkiling dan sekitarnya
dengan cakupan luas 352 ha atau 0,1 % dari luas keseluruhan wilayah kota
Palangka Raya. Pengelolaan kawasan cagar budaya di wilayah Kota
II 9
Palangka Raya dapat dilakukan melalui: mempertahankan keberadaannya
dan dijaga kelestariannya melalui upaya konservasi bangunan dan
lingkungan, membangun infrastruktur pendukung yang berfungsi menjaga
kelestarian kawasan, menyediakan prasarana dan sarana yang mendukung
kegiatan budidaya di sekitar kawasan cagar budaya, menetapkan kegiatan-
kegiatan budidaya yang diperbolehkan di sekitar kawasan cagar budaya.
Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Palangka Raya
dilengkapi fasilitas RTH yang dibutuhkan terdiri dari tempat bermain, taman,
lapangan olahraga. Pengaturan RTH di wilayah Kota Palangka Raya
berpedoman pada jumlah penduduk. Pada setiap unit lingkungan kecil akan
dibangun taman dan tempat bermain, sedangkan setiap 2-3 unit lingkungan
besar akan dibangun sebuah lapangan olahraga dan tempat rekreasi.
Dengan berpedoman kepada hal-hal tersebut, maka pengembangan
ruang terbuka hijau di wilayah Kota Palangka Raya adalah taman dan
lapangan olahraga melalui penataan lansekap yang lebih baik, sehingga
mempunyai daya tarik yang tinggi. Dan areal lokasinya menyebar ke setiap
unit lingkungan kelurahan dan kecamatan di wilayah Kota Palangka Raya.
Hutan Kota di wilayah Kota Palangka Raya yang akan
direncanakan, umumnya memusat di bagian kelurahan Tumbang Rungan
yakni sempadan sungai Rungan. Luasan ini direncanakan sebagai luasan
untuk RTH secara keseluruhan di wilayah Kota Palangka Raya, dengan
lokasi yang menyebar ke setiap kecamatan hingga ke setiap kelurahan.
Tabel 2.5 menyajikan jenis RTH yang ada di kota Palangkaraya.Tabel 2.5
Areal dan Lokasi RTH yang Ada di Wilayah Terbangun Kota Palangka Raya
No Jenis Ruang Terbuka Hijau Luas(Ha) (%)
1. Taman Kota di areal bundaran besar, bundaran burung danareal bundaran-bundaran simpul jalan utama kota 34 0,06
2.
Taman Kota di areal residu lahan pengembangan jalanutama kota dan taman kota yg telah direncanakansebagaimana dalam RTDTR Kawasan “perkotaan” seperti disebagian wilayah Kelurahan Palangka, Panarung danKelurahan Langkai
32 0,05
II 10
3.Hutan Kota dan ruang yang dicanangkan sebagai RTHsebagaimana yang diusulkan pemerintah Kota Palangka Rayadi sebagian wilayah Kelurahan Tumbang Rungan
1.810 3,04
4. Areal Garis Sempadan Jalan terhadap Bangunan (GSB)pada jalan Utama Kota di Jalur Jln Tjilik Riwut 100 0,17
5. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln Yos Sudarso 180 0,306. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln George Obos 125 0,217. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln RTA Milono 185 0,31
Total 2,466 4,14
(Sumber : Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana TataRuang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)
- Kawasan BudidayaKawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam,
sumber dayamanusia dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya
merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan dengan
penggunaan lahan tertentu sebagai bagian dari kegiatan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Kawasan ini terdiri atas perumahan, perdagangan
dan jasa, perkantoran, industry, pariwisata, bandara dan peruntukan lainnya.
Tabel 2.6 menyajikan rencana kawasan Budidaya kota Palangkaraya tahun
2030.Tabel 2.6
Rencana Luas Kawasan Budidaya di Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2030
No KawasanEksisting 2010 Rencana 2030
Luas (Ha) (%) Luas (Ha) (%)1. Perumahan
a. Perumahan Kepadatan Tinggi 790 0,28 9.324 3,28
b. Perumahan Kepadatan Sedang 1.430 0,50 17.400 6,12
c. Perumahan Kepadatan Rendah 2.920 1,03 35.424 12,46
2. Perdagangan dan Jasa 385 0,14 489 0,17
3. Perkantoran 482 0,17 527 0,19
4. Industri 0 0 2.738 0,96
5. Pariwisata 12.553 4,42 13.353 4,70
6. Bandara 118 0,04 217 0,08
II 11
7. Peruntukan lainnya - - -
a. Fasilitas Pelayanan Umum 583 0,21 694 0,24
b. Peruntukan Kegiatan Informal 403 0,14 509 0,18
c. Peruntukan Evakuasi Bencana 0 0 0 0
d. Peruntukan Militer 230 0,08 230 0,08
e. Peruntukan Pertanian 97.574 34,33 36.489 12,84
f. Peruntukan Pertambangan 8.250 2,90 8.324 2,93
Kawasan Budidaya 125.718 44,23 125.718 44,23
(Sumber : Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana Tata RuangWilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)
- Kawasan Peruntukan PerumahanRencana pengembangan perumahan dan permukiman kota tidak
dilakukan di kawasan cagar budaya, kawasan dengan kapasitas prasarana
yang terbatas, atau tingkat pelayanan jalannya rendah. Pengembangan
kawasan peruntukan permukiman berkepadatan tinggi diarahkan pada
sekitar wilayah pengembangan di Kecamatan Pahadut (Kelurahan
Panarung, Kelurahan Menteng) atau pusat wilayah pengembangan dengan
luas rata-rata 200 m²/unit persil rumah hunian.
Rencana pengembangan kawasan peruntukan perumahan
kepadatan sedang di wilayah pengembangan ini adalah minimal 200 m2 per
unit persil rumah hunian. Arahan pengembangan yang diprioritaskan untuk
pengembangan permukiman dengan tingkat kepadatan sedang ini, selain
tetap mengisi lahan kosong yang ada pada kawasan permukiman yang ada,
juga mengembangan kawasan permukiman baru yang seiring dengan
realisasi rencana jalur jalan lingkar luar mulai dari intensifikasi kawasan
permukiman di kelurahan Palangka hingga ke kawasan permukiman baru di
kelurahan Bukit Tunggal dan sekitarnya.
Pengembangan kawasan peruntukan permukiman berkepadatan
rendah diarahkan pada pinggiran kota yang direncanakan, dengan rata-rata
luas 200 m² per persil unit hunian perumahan. Wilayah pengembangan di
Kecamatan Tangkiling mencakup ( kelurahan Marang, Tumbang Tuhai,
II 12
Banturung, Sei Gohong dan kelurahan Karakan, Petuk Bukit), Kecamatan
Rakumpit meliputi kelurahan Kanarakan, Pagar Jaya, Gaung Baru, Pajehang,
Mungku Baru, Petuk Barunai, Bukit Sua.
Pengembangan Kawasan Peruntukan Permukiman Khas Peraiaran
Sungai (Lanting) Kawasan permukiman lanting dalam penertibannya erat
kaitannya dengan penetapan areal sempadan sungai dan danau. Untuk
itu kawasan lanting yang sebagian besar berada di pusat-pusat
lingkungan kelurahan yang linier dengan jalur sungai Ranungan, Kahayan
dan sungai Sabangau masih tetap di berlakukan ketentuan lebar
sempadannya 10-50 m dari air pasang tertinggi ke daratan, atau dari
tepian sungai dengan kedalam minimal 3 m ke arah daratan yang
mencapai tingkat kedalaman kurang dari 3 minimal.
- Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa melayani kebutuhan
akan barang dan jasa yang dilakukan untuk perdagangan eceran dan grosir.
Perdagangan eceran dilakukan di Kelurahan Langkai dan Perdagangan
grosir dilakukan di Kelurahan Pahandut dan sekitarnya. Rencana
pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa adalah sebagai
berikut:
1. Pengaturan setiap kegiatan perdagangan dan jasa untuk
menyediakan ruang parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku,pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang;
2. Pengembangan perdagangan dengan komoditi yang diproduksi
kegiatan industri yang ada dan mendukung sektor pertanian yang ada di
sekitar wilayah Kota Palangka Raya, kegiatan perdagangan grosir skala
regional dilakukan ke kelurahan Palangka dan Panarung
3. Pengembangan jasa berupa jasa keuangan (bank, asuransi, keuangan
non-bank, pasar modal), jasa pelayanan (komunikasi, konsultan,
kontraktor), jasa profesi (pengacara, dokter praktek, psikolog), jasa
perdagangan (ekspor-impor dan perdagangan berjangka), serta jasa
pariwisata (agen, biro perjalanan, dan penginapan) diarahkan ke
II 13
wilayah Kota Palangka Raya bagian selatan Kelampangan dan Kereng
Bangkirai serta sisi jalan arteri primer dan arteri sekunder sesuai
dengan peruntukannya.
- Kawasan Peruntukan Perkantoran
Tumbuh dan berkembangnya kawasan perkantoran di Kota
Palangka Raya terkonsentrasi di jalur jalan utama kota yakni jalan Tjilik
Riwut dan jalan Yos Sudarso. Jalur jalan utama kota ini merupakan jalur
jalan yang melintasi pada sub kawasan di sebagian wilayah Administrasi
Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut. Jalan Tjilik Riwut merupakan jalur
jalan regional penghubung Palangka Raya ke Kota Kasongan, dan
kawasan ini merupakan kawasan baru untuk pengembangan pusat Kota
Palangka Raya bagian Barat. Sementara jalan Yos Sudarso merupakan
salah satu jalur jalan yang memiliki nilai historis yaitu jalan utama kota yang
terbentuk seiring dengan sejarah terbentuknya Kota Palangka Raya.
- Kawasan Peruntukan Industri
Sektor perindustrian yang akan dikembangkan di wilayah Kota
Palangka Raya adalah sektor industri kecil dan menengah yang
berwawasan lingkungan. Kawasan Industri menengah tersebut
dikembangkan pada kelurahan Kalampangan di Kelurahan Sabangau.
Sedangkan industri kecil yang dikembangkan di pusat lingkungan pada
kelurahan Bereng Bengkel Kecamatan Sebangau dan Kelurahan Tanjung
Pinang Kecamatan Sabangau Pengembangan kawasan kegiatan industri
direncanakan menempati kawasan di Kelampangan dan kelurahan Bereng
Bengkel dan Tanjung Pinang Kecamatan Pahandut bagian selatan.
- Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata yang dikembangkan mencakup
destinasi dan sarana pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan ruang
kegiatan pariwisata baik lokal, regional dan nasional yang meliputi:
1. Pariwisata yang memiliki tujuan kelestarian tradisional dan budaya
Dayak yang ada di wilayah Kota Palangka Raya maupun yang
II 14
mewakili dayak pada umumnya di Kalimantan Tengah. Kawasan
peruntukan pariwisata ini berada di bagian wilayah Kelurahan Marang;
2. Pariwisata tepian sungai dan danau Ranungan dikembangkan
di kelurahan Tumbang Rungan, pariwisata yang memanfaatkan
daerah sungai mati (danau) dan tepian sungai Rungan;
3. Pariwisata yang memiliki tujuan kelestarian alam dan lingkungan,
serta upaya penakaran hewan primate oa-oa berupa kebun binatang di
kecamatan Sabangau;
4. Pariwisata kuliner dikembangkan di daerah ikon kota Palangka Raya
pada daerah Jembatan di kelurahan Pahandut Seberang;
5. Pariwisata minat khusus (olah raga otomotif) dikembangkan di
kelurahan Sabaru Kecamatan Sabangau;
- Kawasan Peruntukan Bandara
Kota Palangka Raya sebagai pusat kegiatan regional dan fungsi
maupun peranan yang telah ditetapkan dalam RTRW Nasional sebagai
Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Fungsi dan peran kota ini selain telah
didukung oleh infrastruktur lainnya, maka badara Tjilik Riwut merupakan
sarana penunjang yang sudah ada. Pengembangan Bandara Tjilik Riwut
kedepannya direncanakan dengan lahan kurang lebih 217 Ha atau 0,10 %
dari luas keseluruhan wilayah Kota Palangka Raya.
Pengembangan yang dilakukan adalah penambahan panjang
landasan pacu pesawat yang ada hingga panjang landasan pacu yang
sesuai bagi berbagai maskapai penerbangan lingkup nasional maupun
internasional. Dan pengembangan sarana lainnya termasuk perkantoran,
lahan parkir, dan kawasan kegiatan lainnya yang terkait dengan aktivitas di
Bandara Tjilik Riwut.
- Kawasan Peruntukan Lainnya- Kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum meliputi :
1. Kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum terdiri dari
fasilitas pendidikan, kesehatan, dan peribadatan. Kawasan
pendidikan dikembangkan untuk melayani kebutuhan pendidikan
II 15
bagi kegiatan pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Rencana pengembangan kawasan peruntukan
pendidikan tinggi dikembangkan di Kelurahan Pahandut Seberang
Kecamatan Pahandut.
2. Kawasan peruntukan kesehatan dikembangkan untuk melayani
kebutuhan kesehatan dan peribadatan masyarakat Kota
Palangka Raya dan/atau Provinsi Kalimantan Tengah.
Kawasan peruntukan kesehatan ini dikembangkan di Kelurahan
Menteng dan Pelangka, Kelurahan Tangkiling, dan Kelurahan
Petuk Bukit.
3. Pengembangan kawasan peruntukan peribadatan
dikembangkan di Kelampangan, Kereng Bangkirai,
Tangkiling, Petuk Bukit dan Mungku Baru.
- Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor InformalRencana pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi
kegiatan sektor informal, khususnya Pedagang Kaki Lima
(PK5) di Kota Palangka Raya dilakukan dengan menetapkan
lokasi-lokasi kegiatan perdagangan informal yang tidak
mengganggu kepentingan umum sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Kawasan-kawasan yang ditetapkan
untuk kegiatan sektor informal adalah di Kawasan Taman dan
Kawasan Kampus UNPAR, Jalan Yos. Sudarso, dan Jalan G.
Obos.
Rencana pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi
kegiatan sektor informal perdagangan dan jasa di Kota
Palangka Raya dapat dilakukan melalui pengaturan setiap
kegiatan perdagangan dan jasa untuk menyediakan ruang
parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang, pengembangan
perdagangan dengan komoditi yang diproduksi kegiatan industri
yang ada dan mendukung sektor pertanian yang ada di sekitar
II 16
Kota Palangka Raya.
- Kawasan Peruntukan MiliterKawasan peruntukan militer ditetapkan untuk kegiatan bidang
pertahanan dan keamanan Kota Palangka Raya berada di wilayah Kelurahan
Pahandut dan Kelurahan Bukit Tunggal.
- Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian (termasuk perkebunan dan
kehutanan rakyat) adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat bermukim di pinggiran Kota Palangka Raya.
Pertanian yang sedang dikembangkan sekarang adalah pertanian tanaman
pangan lahan basah di wilayah kecamatan Rakumpit. Pengembangan
perkebunan, khususnya perkebunan karet (Hutan Rakayat/Produksi) juga
saat sekarang sedang dikembangkan pada areal kurang lebih 8.200
Ha di kelurahan Pager dan Petuk Bukit Kecamatan Bukit Batu.
Pertanian untuk pengembangan komoditi Jagung dan kacang-
kacangan pada lahan + 5.700 Ha di kelurahan Kameloh Baru,
Kelampangan, Sabaru dan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau. Lahan
pertanian yang dipertahankan umumnya berada di kawasan perbatasan,
terutama di Kecamatan Rakumpit, Bukit Batu dan Sabangau. Mengingat
lapangan usaha di sektor pertanian dan perkebunan mencapai lebih dari 18
%, bahkan hingga 20 tahun mendatang lapangan usaha di sektor
pertanian (perkebunan dan kehutanan) akan terus meningkat seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk sehingga penyediaan lapangan
usaha di sektor pertanian ini jadi orientasi penggalian nilai ekonomi yang
efektif dan perlu dilakukan konversi lahan pertanian.
Upaya pengembangan kawasan peruntukan pertanian di wilayah
Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut: pengembangan lahan
pertanian untuk budidaya komoditas jagung, kacang- kacangan, mete,
manga, dan jenis komditi holtikultura lainnya; pengembangan pertanian
lahan kering dan basah untuk peningkatan ketahanan pangan; membatasi
alih fungsi lahan pertanian yang produktif untuk kegiatan budidaya yang
II 17
sifatnya terbangun; mempertahankan jaringan prasarana irigasi di
kawasan pertanian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
geografis; inventarisasi lahan dan pemilik lahan pertanian serta potensi
kebutuhan air baku bagi pertanian.
2.1.7 Potensi Rawan Bencana
Kejadian kebakaran akibat titik api gambut kering pada musim
kemarau dan banjir yang terjadi pada musim hujan di Kota Palangka Raya
tercatat sebagai bencana sepanjang tahun belakangan ini, dimana tanah
gambut yang dulunya tidak mudah terbakar karena selalu tergenang air, kini
sudah menjadi bagian yang sulit dihindarkan dari api. Wilayah-wilayah yang
masuk dalam klasifikasi tingkat kerawanan kebakaran sangat tinggi
adalah wilayah pusat kegiatan kota di wilayah Kecamatan Pahandut. Atas
dasar gambaran lokasi-lokasi rawan bencana karena alam tersebut, maka
jalur evakuasi yang diarahkan guna menyelamatkan dari bencana tersebut
adalah jalur jalan terdekat dan ke daerah-daerah yang memiliki elevasi
tanah lebih tinggi atau ke arah utara kota (Tangkiling dan sekitarnya).
Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana dikembangkan untuk
melayani kebutuhan evakuasi bencana. Bencana yang terjadi sebagaimana
yang telah dialaminya di wilayah Kota Palangka Raya adalah bencana
banjir, karena meluapnya arus air sungai Rungan atau Kahayan dan sungai
Sabangau, serta bencana kebakaran hutan atau kebakaran bangunan kota.
Untuk itu kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana direncanakan
sebagai berikut: memanfaatkan ruang bangunan/fasilitas publik dan
bangunan privat untuk kepentingan evakuasi korban bencana yang
dapat diatur oleh pemerintah kota melalui kerjasama dan atau sesuai
dengan kesepakatan, menyediakan tenda-tenda darurat pada lokasi-lokasi
yang dekat dengan fasilitas kesehatan, yaitu yang ada di setiap kelurahan
dan atau kecamatan.
Secara terperinci kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana
ditetapkan berdasarkan jenis bencananya adalah sebagai berikut:
1. Bencana Banjir
II 18
Peruntukan ruang evakuasi bencana alam direncanakan pada
kawasan yang dekat dengan lokasi rawan/ lokasi Sepanjang sungai
rungan dan Sungai Kahayan (Kelurahan Kameloh Baru,
Berengbengkel, Danau Thundai, Tanjung Pinang, Pahandut, Pahandut
Sebrang, Tumbang Rungan, Petuk Katimpun, Parang, Tumbang
Tahai, Sei Gohong, Kanarakan, Petuk Bukit, Sabaru, Dan Kereng
Bangkirai), seperti banjir dievakuasi pada kawasan yang memiliki
bangunan-bangunan tinggi, seperti rumah sakit, gedung- gedung
pemerintahan dan fasilitas sosial yang berlantai dua atau lebih,
dan bangunan-bangunan fasilitas umum lainnya yang terdekat atau
yang dapat dijangkau untuk pelaksanaan evakuasi bencana banjir.
2. Bencana Kebakaran
Bencana kebakaran pada kawasan padat dapat dievakuasi pada
bangunan tempat ibadah, ruang serbaguna kantor kelurahan, dan lain-
lain yang memungkinkan untuk menampung korban. Untuk bencana
kebakaran rencana pengembangannya adalah menempatkan hidran
umum dan Pos Pemadam Kebakaran dengan pertimbangan kepadatan
penduduk; kepadatan bangunan; kondisi bangunan; proporsi
kegiatan terbangun dengan luas lahan; ketersedian air.
2.1.8 Demografi
Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang
tidak merata dan kualitas penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah
kependudukan di Indonesia umumnya, dan di Kota Palangka Raya
khususnya. Penyebaran penduduk yang tidak merata per kecamatan akan
mengakibatkan pemanfaatan sumber daya manusia tidak atau kurang efektif.
Jumlah penduduk Kota Palangka Raya tahun 2012 sebanyak
229.599 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 85,72
jiwa/Km2. D i b a n d i n g k a n d e n g a n k e p a d a t a n r a t a - r a t a
p e n d u d u k P r o p i n s i K a l i m a n t a n T e n g a h w i l a y a h i n i
t e r m a s u k s a n g a t t i n g g i , p a d a t a h u n 2 0 1 1
II 19
k e p a d a t a n p e n d u d u k K a l i m a n t a n T e n g a h h a n y a
1 4 , 6 4 j i w a p e r k m 2 , d i b a n d i n g k a n k o t a P a l a n g k a
R a y a y a n g t e l a h m e n c a p a i a n g k a 8 3 , 8 8 p a d a
t a h u n y a n g s a m a . Jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada
tahun 2012 meningkat dibanding tahun 2011. Peningkatan jumlah penduduk
tahun 2012 dibandingkan dengan 2011 sebesar 2,20 persen. Angka tersebut
lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk dari tahun
2011 ke 2010, yaitu sebesar 1,67 persen. Tahun 2012 rasio jenis kelamin di
Kota Palangka Raya sebesar 105, yang berarti bahwa diantara 105 orang
penduduk laki-laki terdapat 100 orang penduduk perempuan. Selama 3 tahun
terakhir (2010 -2012) jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah penduduk perempuan.
Dilihat dari strukturnya, maka penduduk kota Palangkaraya
berstruktur dewasa seperti Indonesia pada umumnya. Tabel 2.7 menyajikan
struktur penduduk kota Palngkaraya dibandingkan dengan propinsi
Kalimantan Tengah. Dibandingkan dengan Propinsi, maka kota Palangka
Raya memiliki lebih banyak penduduk produktif, artinya di kota ini angka
ketergantungannya relatif lebih redah dibadingkan propinsi. Dengan tabel
tersebut dapat dihitung bahwa angka ketergantungan kota Palangka Raya
adalah 30,50 % dibandingkan dengan propinsi yang mencapai angka 33,84
%.Tabel 2.7
Proporsi Penduduk Kota Palangkaraya dan Propinsi Kalimantan Tengahberdasar Kelompok Umur Tahun 2011
Umur Kota Palangkaraya Propinsi Kalimantan TengahKurang dari 15
tahun28,05 30,94
15-64 tahun 69,48 66,15Diatas 65 tahun 2,45 2,90
Jumlah 100 100
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat
merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama
II 20
periode 5 tahun terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial. Hasil
evaluasi pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat
selama periode 2008-2013 diuraikan sebagai berikut:
2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Regional
Pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya merupakan gambaran
makro mengenai hasil dari proses pembangunan ekonomi yang dilakukan
oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat Kota Palangka Raya
menuju keadaan yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Kota Palangka
Raya juga merupakan suatu gambaran dari peningkatan pendapatan yang
berakibat pada peningkatan kemakmuran dan taraf hidup Kota Palangka
Raya. Karena itu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara keseluruhan pertumbuhan
ekonomi kota Palangka Raya selama 5 tahun belakangan menunjukkan
kecenderungan yang terus meningkat dan bahkan lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan propinsi Kalimantan Tengah (lihat grafik 1).
Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan karena
adanya peningkatan pada kelompok usaha skunder (6,05%) dan
tersier(8,27%) terutama pada sektor usaha listrik, gas dan air serta sektor
usaha keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.Grafik 1
Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya dan Propinsi KaltengTahun 2008-2012
II 21
Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013 dan BPS Propinsi KalimantanTengah
2.2.1.2 Pertumbuhan Sektoral dan Struktur Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan pertumbuhan masing-
masing sektor. Tabel 2.9 menyajikan pertumbuhan sektoral ekonomi Kota
Palanngkaraya. Sektor yang tumbuh dengan kecepatan sangat tinggi adaah
sektor kuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor perdagangan
hotel dan restoran. Sebagai kota yang berada di jalur lintasan kota kota lian
di Kalimantan Tengah memang kota ini memiliki potensi yang sangat besar
di sektor tersier. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa sektor tersier memiliki
peran yang sangat tinggi dalam perekonomian kota ini (lihat tabel 2.10).
Sektor primer, pertanian dan pertambangan kurang memiliki peran di
wilayah ini. Untuk sektor pertambangan, kota ini memang kurang memiliki
sumber daya tambang, sementara itu untuk sektor pertanian perannya
semakin berkurang dan dengan pertumbuhan yang relatif lambat. Cepatnya
pertumbhan sektor lain yang tidak dibarengi oleh kecepatan pertumbuhan
sektor pertanian menjadikan sektor ini tertinggal di belakang. Lambatnya
pertumbuhan sektor pertanian terkait dengan jenis tanah yang memang
kurang mendukung (lihat analisis sektor pertanian).
II 22
Sektor sekunder, industri pengolahan juga menunjukkan kinerja yang
makin lama makin berkurang (lihat tabel 2.10), dengan pertumbuhan yang
juga terus melambat. Melambatnya sektor industri ini terkait dengan kurang
berkembangnya usaha disektor industri terutama industry rumah tangga
yang disebabkan antara...
Tabel 2.9Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012
Lapangan Usaha (Sektor) 2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian 5,58 2,45 -2,13 0,30 2,48
2. Pertambangan dan Penggalian 5,66 9,48 6,12 1,30 3,33
3. Industri Pengolahan 4,90 3,85 2,57 2,02 2,04
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,91 3,13 4,25 3,99 7,22
5. Bangunan 5,84 9,13 6,94 8,89 8,35
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,41 8,51 7,90 10,12 10,52
7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,00 3,06 5,08 5,66 4,238. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 32,21 12,51 22,46 10,76 14,78
9. Jasa – jasa 5,07 4,09 7,06 7,03 7,59
T o t a l 6,09 5,55 6,95 6,99 7,55
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)Tabel 2.10
Struktur Ekonomi Kota Palangka Raya Tahun 2008 - 2012 (persen)
Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian 6,99 6,84 6,17 5,72 5,46
2. Pertambangan dan Penggalian 1,63 1,73 1,62 1,49 1,40
3. Industri Pengolahan 5,37 5,35 4,92 4,52 4,28
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,91 2,81 2,66 2,62 2,64
5. Bangunan 6,91 7,16 6,62 6,44 6,53
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,64 16,26 15,84 16,20 16,69
7. Pengangkutan dan Komunikasi 20,63 20,05 18,85 18,08 17,708. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 6,18 6,55 8,58 9,43 9,87
II 23
9. Jasa – jasa 33,72 33,25 34,74 35,50 35,43
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)
2.2.1.3 Pendapatan Regional Perkapita
Perkembangan Pendapatan Regional Perkapita Kota Palangka Raya
tidak dapat dilepaskan dari perkembangan besaran PDRB dan
perkembangan jumlah penduduk. Tingkat pertumbuhan pendapatan
perkapita ini menunjukkan perkembangan kemakmuran dimana masyarakat
akan mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa yang lebih
banyak atau lebih tinggi kualitasnya. Sejalan dengan pertumbuhan PDRB
yang meningkat maka pertumbuhan pendapatan perkapita pun mengalami
peningkatan (lihat atbel 2.12). Dibandingkan dengan pendapatan per kapita
rata-rata propinsi Kalteng capaian Kota Palangka Raya ini jauh lebih rendah.
Pada tahun 2011, pendapatan per kapita propinsi Kalteng berdasar harga
konstan tahun 2000 adalah Rp 8.923.910,47.. Rendahnya pendapatan
perkapita Kota Palangka Raya Tahun 2012 (Rp.5.793.423,26,-) dibandingkan
dengan pendapatan perkapita Provinsi Kalimantan Tengah dikarenakan adanya
penyebaran PDRB/pendapatan yang tidak merata antar Kabupaten/Kota di Propinsi
Kalimantan Tengah.
Tabel 2.11Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Rupiah)
TahunAtas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2000
Pend. Reg. Perkapita (Rp)
LajuPertumbuhan
(%)Pend. Reg Per
kapita (Rp)Laju
pertumbuhan( % )
2008 10.452.485,45 14,29 5.064.939,73 0,23
2009 11.373.407,81 8,81 5.238.448,65 3,43
2010 12.743.627,89 12,05 5.412.587,59 3,32
2011 14.403.287,35 13,02 5.550.433,09 2,55
2012 16.054.403,04 11,46 5.793.423,26 4,38
II 24
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)
2.2.2 Inflasi
Inflasi yang terjadi di Kota Palangka Raya merupakan indikator
penting sebagai bahan analisis ekonomi karena kenaikan harga barang dan
jasa secara umum yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi dengan
adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply) di Kota Palangka
Raya. Indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan inflasi di Kota
Palangka Raya adalah perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota
Palangka Raya. Tabel 2.12 menyajikan perkembangan inflasi tahun 2008
sampai 2011 di kota Palangkaraya dan kota lain di sekitarnya.
Sejalan dengan perkembangan inflasi nasional, inflasi kota
Palangkaraya cukup fluktuatif. Dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi
kota Palangkaraya relatif lebih tinggi, namun jika dibandingkan dengan kota
kota lian di Kalteng, kondisi inflasi Kota Palangkaraya relatif lebih rendah,
walaupaun pada tahun 2010 relatif lebih tinggi. Kota Palangka Raya yang
terletak cukup strategsi dengan jaringan transportasi yang relatif terbuka,
menjadikan inflasi di kota ini cukup terjaga.
Tabel 2.12Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013Palangkaraya 11,65 1,39 9,49 5,28 6,73 6,45
Sampit 8,89 2,85 9,53 3,60 4,69 7,25
Banjarmasin 11,62 3,86 9,06 3,98 5,96 6,98
Pontianak 11,19 4,91 8,52 4,91 6,62 9,48
Singkawang - 1,15 7,10 6,72 4,21 6,15
Samarinda 12,69 4,06 7,00 6,23 4,81 10,37
Balikpapan -0,14 3,60 7,38 6,45 6,41 8,56
Tarakan 19,85 7,21 7,92 6,43 5,99 10,35
Nasional 11,06 2,78 6,96 3,79 4,30 8,38
Sumber: BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka, 2012
II 25
2.2.3 Pemerataan pendapatan
Adalah upaya untuk mengukur apakah pertumbuhan (pendapatan)
yang dihasilkan terbagi secara merata kepada seluruh penduduk. Untuk itu
terdapat 2 ukuran yang biasa digunakan yakni gini indeks dan ukuran
kemerataan versi bank dunia. Pemerataan pembangunan di Kota Palangka
Raya akan menciptakan kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat dan pertumbuhan ekonomi tinggi serta stabilitas ekonomi yang sehat
dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi tinggi diikuti dengan tingkat pemerataan
pendapatan merupakan tujuan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Palangka Raya.
Berdasar ukuran Gini Indeks maka Kota Palangkaraya memiliki
tingakt ketidak merataan sedang, sedangkan menurut kriteria Bank Dunia
kota ini berada dalam kategori ketidak merataan tinggi. Tingkat ketimpangan
pendapatan dikatakan rendah apabila nilai Indeks Gini lebih kecil dari 0,3;
ketimpangan sedang apabila Indeks Gini bernilai antara 0,3 – 0,4 dan
ketimpangan tinggi apabila nilai Indeks Gini lebih besar dari 0,4. Menurut
kriteria Bank Dunia kelompok pendapatan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok
yakni: 40 % rendah, 40 % menengah, dan 20 % tertinggi. Berdasarkan
pengelompokan tersebut ketidakmerataan sebaran pendapatan diukur dari
persentase pendapatan yang dinikmati oleh 40 % penduduk berpendapatan
rendah. Bila kelompok ini menerima kurang dari 12% dari total pengeluaran,
maka tingkat ketidakmerataan pendapatannya tinggi. Selanjutnya bila
menerima 12% - 17% maka ketidakmerataan pendapatannya sedang dan
bila diatas 17% ketidakmerataan pendapatannya rendah. Tabel 2.13
menyajikan gini Indeks Kota Palangkaraya dan proporsi penghasilan yang
diterima penduduk berpengahasilan rendah.Tabel 2.13
Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012Berdasarkan Indeks Gini
No Tahun Indeks GiniPenghasilan 40% Penduduk
Berpenghasilan RendahProvinsi Nasional
1. 2008 0,28 22,52 24,20 19,56
II 26
2. 2009 0,32 19,77 24,02 18,96
3. 2010 0,32 20,15 22,17 18,05
4. 2011 0,31 20,86 20,25 16,85
5. 2012 0,32 20,07 20,60 16,88
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)
Ketidak merataan pendapatan yang cenderung tinggi menunjukan masih
adanya kesenjangan pendapatan pada kelompok masyarakat yang diduga bahwa
pertumbuhan ekonomi yang terjadi sebagian besar disumbangkan pada sektor-
sektor usaha padat modal. disebabkan oleh .
FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIALPembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi tiga aspek
yakni pendidikan, kesehatan dan pertanahan serta ketenga kerjaan. Indikator
kesejahteraan sosial bidang pendidikan disajikan pada tabel 2.15. Berdasar
tabel tersebut dapat dilihat bahwa baik rata-rata lama sekolah maupun angka
melek huruf terus mengalami peningkatan walaupun dengan porsi yang
cukup kecil. Mengamati angka partisipasi kasar dan murni terlihat bahwa
makin tingggi tingkat sekolahnya maka makin rendah APK dan APM, ini
sebuah kecenderungan yang biasa. Namun demikian perbedaan yang
sangat besar antara tingkat SD, SMP dan SMA, menunjukkan terdapat
permasalahan yang cukup serius di bidang pendidikan. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa tidak semua lulusan SD dan SMP melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi disebabkan antara lain adalah keadaan ekonomi
dan akses untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi keadaan
fasilitasnya masih terbatas.
II 27
Tabel 2.15Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang Pendidikan
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
Indikator Tahun2009 2010 2011 2012 2013
Angka Melek Huruf 99,48 99,48 99,52 97,55 97,55Angka rata-rata lama sekolah 10,54 10,55 10,57 10, 57 10, 56Angka Partisipasi Kasar SD 106,51 100,77 121,39 128,22 126,84Angka Partisipasi Kasar SMP 120,12 129,88 105,79 111,86 108,02Angka Partisipasi Kasar SMA 87,41 95,72 88,23 98,56 102,60Angka Partisipasi Murni SD 97,13 98,08 96,47 91,52 92,56Angka Partispasi Murni SMP 95,23 90,91 98,41 95,81 98,09Angka Partispasi murni SMA 87,56 65,69 86,21 95,50 90,36
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)
Indikator kesejahteraan sosial bidang kesehatan disajikan pada tabel
2.15a. Dalam bidang kesehatan, kinerja angka kematian bayi cenderung
meningkat tetapi angka harapan hidup juga meningkat. Namun demikian
dibandingkan standar nasional atas angka kematian bayi, angka ini masih
dalam toleransi. Secara makro Kota capaian bidang kesehatan cukup baik
namun demikian dari analisis mendalam bidang kesehatan dapat dideteksi
bahwa terjadi ketidak merataan capian indikator kinerja keshatan ini (lihat
analisis urusan wajib bidang kesehatan).
Tabel 2.15aIndikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang Kesehatan
Tahun 2009-2012
IndikatorTahun
2009 2010 2011 2012 2013Angka kematian bayi 1,39 4,6 10,8 10,1 13,5Angka usia harapan hidup 72,1 73 73 73 73Jumlah balita gizi buruk 2 1 1 2 2
Indikator kesejahteraan sosial bidang pertanahan dan ketenaga kerjadisajikan pada tabel 2.15.b. Dari tabel
Tabel 2.15.bIndikator Kesejahteraan Sosial Pertanahan dan Ketenaga Kerjaan
Tahun 2009-2012
IndikatorTahun
2008 2009 2010 2011 2012
II 28
Persentase penduduk yang memilikilahanRasio penduduk yang bekerja 2,6 1,8 2,4 2,1 2,60
2.4 FOKUS SENI DAN BUDAYAUntuk mengukur kinerja fokus kesenian digunakan indikator jumlah
grup kesenian per 1.000 penduduk, jumlah gedung kesenian per 1.000
penduduk, jumlah klub olah raga per 1.000 penduduk dan jumlah gedung
olah raga per 1.000 penduduk. Tabel 2.16 menyajikan indikator bidang seni
dan budaya di Kota Palangkaraya. Pada jumlah grup kesenian cenderung
tetap dan pada jumlah gedung kesenian cenderung menjadi lebih besar.
Meningkatnya rasio gedung kesenian terhadap jumlah penduduk disebabkan
penambahan penduduk setiap tahun lebih cepat dibandingkan
perkembangan group kesenian. Ketika telah ada fasilitas untuk berkesenian
pertanyaan, bagaiman pemanfaatannya?
Tabel 2.16Indikator Fokus Kesejahteraan Bidang Seni dan Budaya
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012
Uraian Tahun2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah grup kesenian per 1.000penduduk 0,35 0,38 0,40 0,39Jumlah gedung kesenian per 1.000penduduk 0,010 0,009 0,009 0,009Jumlah klub olahraga per 1.000penduduk
0,77 0,77 0,76 0,80 0,81
Jumlah gedung olah raga per 1.000penduduk
0,004 0,004 0,007 0.009 0,009
(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pendidikan, Pemuda danOlahraga Kota Palangka Raya, 2013)
2.3. ASPEK PELAYANAN UMUMPelayanan umum dapat diartikan sebagai segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh pemerintah,
II 29
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.3.1. Urusan Wajib
Kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-
indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah yaitu
bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan,
penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan
hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga
sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah,
penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan
bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan
persandian, ketahan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik,
kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.
2.3.1.1. Pendidikan
Hak untuk memperoleh pendidikan bermutu adalah hak setiap warga
negara sehingga negara berkewajiban untuk menyediakan fasilitas
pendidikan dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Hal ini
telah diamanahkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Selain itu, dalam kerangka Tujuan Pembangunan Millenium
(Milllennium Development Goals/MDGs), Pemerintah Republik Indonesia
telah menetapkan bidang pendidikan sebagai salah satu tujuan utama
khususnya pada bidang pendidikan dasar.
Pada tahun 2008, program wajib belajar 9 tahun sudah dapat
dituntaskan selanjutnya tahun 2009 mencanangkan wajib belajar 12 tahun.
Diharapkan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan masyarakat Kota Palangka
Raya usia 16-18 tahun semua dapat mengenyam pendidikan minimal
setingkat SMA.
Tahun 2009/2010 Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga
menetapkan Kota Palangka Raya sebagai tuan rumah penerima peserta
II 30
Indonesia-Canada Youth Exchange Program (Program Pertukaran Pemuda
Indonesia-Kanada). Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Sei Gohong yang
diikuti oleh 19 orang pemuda dan pemudi yang berasal dari Indonesia dan
Kanada. Program pertukaran ini terus berlanjut sampai dengan tahun 2011.
Guna meningkatkan mutu pendidikan di Kota Palangka Raya,
Pemerintah Kota Palangka Raya menerima bantuan dana hibah dari Bank
Dunia melalui Program BEC-TF selama 3 (tiga) tahun berturut-turut mulai
tahun 2010. Pada tahun 2010 sudah terpasang school-net pada 111 sekolah
tingkat SD, SMP dan SMA negeri/swasta, sehingga anak didik dapat dengan
mudah mengakses berbagai hal terkait dunia pendidikan melalui internet.
Sejak tahun ajaran 2011/2012, dalam rangka transparansi dan guna
lebih memudahkan orang tua dan peserta didik baru telah terobosan lebih
maju khususnya dalam hal pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) yaitu dengan menggunakan sistem online-real time. Layanan ini
masih belum diikuti oleh semua sekolah yang ada dan baru pertama kali
dilakukan di Kota Palangka Raya, namun dalam pelaksanaannya cukup
berhasil dan hampir tidak ada mengalami kendala yang berarti. Diharapkan
sistem PPDB online ini dapat terus berlanjut di masa mendatang dan bisa
diikuti oleh semua sekolah yang ada di Kota Palangka Raya.
Kinerja bidang pendidikan diindikasikan oleh beberapa aspek, yakni
angka partisipasi sekolah, angka putus seokolah dan angka kelulusan serta
tingkat melek huruf. Namun demikian tidak semua data yang dibutuhkan
tersedia, maka analisis hanya dilakukan atas indikator pada angka partisipasi
sekolah.
Tabel 2.18Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Palangka Raya
Tahun 2009 - 2013
No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 20131. APS SD/MI 107,65 101,50 121,07 121,35 129,902. APS SMP/MTs 124,33 132,39 99,70 109,08 107,013. APS SMA/MA/SMK 99,40 100,49 95,74 100,42 100,57
II 31
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya,
2013)
Kinerja pedidikan yang dicapai itu secara langsung terkait dengan
ketersediaan infrastruktur pendidikan. Dari tabel 2.20 dapat dilihat bahwa
rasio murid terhadap gedung sekolah tidak mengalami perubahan dari tahun
ke tahun, dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah rasio
murid terhadap gedung. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan fasilitas
gedung sekolah semakin baik. Fasilitas ini sebagian besar disediakan oleh
pemerintah, terbukti dari ditutupnya 5 sekolah swasta di Kota Palangkaraya
karena makin besarnya daya tampung sekolah negeri.Tabel 2.20
Rasio Murid Terhadap Jumlah Gedung Sekolah di Kota Palangka RayaTahun 2009-2013
No. Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rasio murid per gedung sekolah SD/MISekolah Dasar 103 103 103 103 103Madrasah Ibtidaiyah 19 19 19 19 19
2. Rasio murid per gedung sekolah SMP/MTSSMP 38 38 38 38 38MTs 13 13 13 13 13
3. Rasio murid per gedung sekolah SMA/SMK/MASMA/ SMK 28 28 28 28 23MA 7 7 7 7 7
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)
Dilihat dari wilayah kecamatan dalam Kota Palangka Raya secara
umum Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sebangau dan Bukit Batu adalah
kecamatan yang cukup padat dengan anak sekolah. Secara lebih detail
untuk anak SD padat di wilayah Pahandut, SMP di wilayah Pahandut dan
Sebangau dan SMA di wilayah Sebagau dan Bukit Batu.
Tabel 2.21Rasio Murid terhadap Gedung Sekolah Setiap Kecamatan
di Kota Palangka Raya Tahun 2012
No Kecamatan
Rasio Murid/Gedung SekolahSD/MI SMP/MTS SMA/SMK
Tahun2012
Tahun2013
Tahun2012
Tahun2013
Tahun2012
Tahun2013
II 32
1. Pahandut 190,33 224,10 206,18 221,52 307,86 291,142. Jekan Raya 212,65 348,17 183,41 231,33 253,64 228,313. Sabangau 165,8 204,7 120,2 120,2 56,8 61,24. Bukit Batu 113,19 120,73 98,14 98,14 124 124,255. Rakumpit 32,67 58,56 35,8 35,8 134,5 129
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)
Berdasarkan tabel 2.22, rasio guru terhadap murid di Kecamatan
Rakumpit memiliki rasio guru SD/MI terbanyak sedangkan Kecamatan Jekan
Raya memiliki rasio guru SD/MI terkecil. Rasio guru SMP/MTs terbanyak ada
di Kecamatan Rakumpit dan rasio guru SMP/MTs terkecil berada di Kematan
Jekan Raya. Sementara Rasio guru SMA/MA terbanyak ada di Kecamatan
Sabangau dan guru SMA/MA terkecil berada di Kecamatan Rakumpit.
Adanya deviasi rasio guru terhadap murid tersebut menunjukkan bahwa
penyebaran guru di berbagai jenjang pendidikan tidak merata. Hal ini
disebabkan karena demografi yang dilalui harus melalui jalur sungai dan
sarana prasarana yang terbatas sehingga sebagian besar guru kurang minat
ditempatkan pada daerah-daerah terpencil.
Tabel 2.22Rasio Guru terhadap Murid per Kecamatan di Kota Palangka Raya
Tahun 2012 - 2013
No Kecamatan
Rasio Guru/MuridSD/MI SMP/MTs SMA/MA
Tahun2012
Tahun2013
Tahun2012
Tahun2013
Tahun2012
Tahun2013
1 Pahandut 818,74 1050,48 1003,09 1057,90 1118,33 1193,982 Jekan Raya 768,81 763,17 1205,90 763,17 1194,03 1221,513 Sabangau 946,92 947,73 1331,11 947,73 3309,86 2745,104 Bukit Batu 1136,28 1336,28 1863,17 1336,28 1955,65 1670,025 Rakumpit 3979,59 2903,22 3351,96 4469,27 780,67 852,71
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya,
2013)
II 33
2.3.1.2. Kesehatan
Kinerja bidang kesehatan dapat diketahui dari 15 indikator,
diantaranya rasio fasilitas kesehatan (posyandu, puskesmas, rumah sakit)
dibandingkan penggunanya, rasio tenaga medis terhadap penduduk dan
cakupan pelayanan kesehatan.
Peraturan Walikota Palangka Raya Nomor 9 Tahun 2013
menetapkan 3 (tiga) puskesmas yaitu Puskesmas Menteng, Puskesmas
Panarung dan Puskesmas Pahandut sebagai pilot project tempat pengaduan
masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Melalui Keputusan Walikota
Palangka Raya Nomor 144 Tahun 2013 telah ditetapkan 4 (empat)
Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergenci Dasar) yaitu
Puskesmas Pahandut, Puskesmas Kalampangan, Puskesmas Tangkiling
dan Puskesmas Kereng Bangkirai.
Pemerintah Kota Palangka Raya menetapkan kawasan tanpa rokok
yang meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar,
tempat anak bermain, tempat ibadah, fasilitas olahraga, angkutan umum,
tempat kerja, tempat umum.
Sarana kesehatan yang ada di Kota Palangka Raya diantaranya
adalah sarana pelayanan kesehatan pemerintah, sarana pelayanan
kesehatan swasta dan sarana upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Sarana kesehatan yang dimiliki Pemerintah Kota Palangka Raya
adalah puskesmas beserta jaringannya seperti puskesmas pembantu,
poskesdas dan polindes. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat
dalam mengakses pelayanan kesehatan hingga ke daerah terpencil. Tabel di
bawah ini dijelaskan puskesmas menurut karakteristik wilayah Kota Palangka
Raya.
II 34
Tabel 2.23Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah
Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Nama
Puskesmas
Tipe Puskesmas Karakteristik WilayahPerawatan Non
PerawatanSangat
TerpencilTerpencil Biasa
1. Pahandut 2. Panarung 3. Bukit Hindu 4. Menteng 5 Kayon 6 Jekan Raya 7 Kalampangan 8 Kereng Bangkirai 9 Tangkiling
10 Rakumpit
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)
Tabel di atas menunjukan bahwa puskesmas non perawatan
sebagian besar terletak di dalam kota. Sedangkan puskesmas perawatan
dibangun di wilayah pinggiran yang cukup jauh dari pusat kota. Puskesmas
ini terletak di jalur lintas kabupaten yang masih bisa diakses melalui
angkutan darat. Puskesmas pembantu terdapat di hampir semua kelurahan,
kecuali di Puskesmas Kereng Bangkirai yang sebelumnya adalah
puskesmas pembantu yang fungsinya ditingkatkan karena kunjungan pasien
yang cukup tinggi. Semua kelurahan di Kota Palangka Raya telah
mempunyai sarana pelayanan kesehatan, baik puskesmas pembantu atau
polindes atau poskedes. Tabel di bawah ini dijelaskan puskesmas dan
jaringannya di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.24Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Puskesmas Jejaring PuskesmasPustu Poskesdes Polindes Posyandu
1 Pahandut 4 - - 152 Panarung 8 1 - 273 Bukit Hindu 4 - - 144 Menteng 6 - - 85 Kayon 3 - - 13
II 35
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)
Pemerintah Kota Palangka Raya belum memiliki rumah sakit
daerah. Alur rujukan dari puskesmas langsung ke rumah sakit type B milik
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Selain rumah sakit milik pemerintah
provinsi, di Palangka Raya juga terdapat rumah sakit milik TNI dan Polri, 1
rumah sakit swasta, 1 rumah sakit ibu dan anak. Ratio sarana kesehatan
(termasuk rumah sakit) terhadap jumlah penduduk di Kota Palangka Raya
pada tahun 2012 mencapai 33,14 atau 1 sarana pelayanan kesehatan
melayani 3.017 jiwa. Secara keseluruhan rasio Puskesmas terhadap luas
wilayah dan penduduk untuk setiap kecamatan disajikan pada tabel AA.
Tabel AARasio Puskesmas terhadap Luas Wilayah dan Penduduk
Kota Palangkaraya tahun 2013
No Kecamatan Puskesmas per 1.000Km2
Puskesmas per 100.000 penduduk
1 Pahandut 16-20 2,55
2 Jekan Raya 10-15 3,43
3 Sabangau 3,43 6,87
4 Bukit Batu Kurang dari 3 8,42
5 Rakumpit Kurang dari 3 33,3
Konsep pelayanan kesehatan berdasarkan wilayah telah
terpenuhi, semua kecamatan terdapat puskesmas dan puskesmas
pembantu. Penjelasan di atas menunjukan bahwa dengan wilayah
administratif yang sangat luas, Kota Palangka Raya memerlukan cukup
banyak sarana kesehatan, terutama di Kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit.
Dengan jumlah penduduk yang terkonsentasi di perkotaan, maka sarana
kesehatan di wilayah perdesaan/terpencil telah mencukupi, sedangkan
6 Jekan Raya 4 1 - 107 Kalampangan 2 - 3 88 Kereng Bangkirai - - - 99 Tangkiling 9 - 3 1710 Rakumpit 5 1 5 8
Jumlah 45 3 11 129
II 36
daerah perkotaan seperti Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya masih
memerlukan sarana kesehatan (puskesmas).
Berdasarkan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana
pelayanan kesehatan swasta, jumlah secara kumulatif sampai tahun 2012
mencapai 112 buah mencakup klinik/poliklinik, apotek, toko obat,
laboratorium klinik, dan optik. Pengawasan terhadap sarana kesehatan
swasta dilakukan secara sinergi dengan proses penerbitan ijin sarana
kesehatan swasta. Jumlah izin kegiatan dan usaha sarana kesehatan swasta
yang diproses pada tahun 2012 di Kota Palangka Raya seperti tampak pada
gambar di bawah ini.
II 37
Grafik 2.4Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta
Di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Klinik RS swasta Lab. Klinik Apotik Tk.Obat Optik
17
06
48
24
510
18
58
106
10
19
66
11 883
14
75
31
10
2008 2009 2010 2012
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)
Tahun 2012 jumlah klinik menurun dikarenakan satu klinik masih
dalam proses perijinan menjadi rumah sakit dan satu klinik lagi masih dalam
proses perpanjangan ijin. Dari jumlah keseluruhan rumah sakit swasta, salah
satunya masih ijin mendirikan rumah sakit. Berdasarkan pembinaan dan
pengawasan terhadap sarana pelayanan kesehatan swasta, jumlah sarana
kesehatan swasta secara kumulatif mencapai 105 buah mencakup Rumah
Bersalin, Klinik/Balai Pengobatan, Apotik, Laboratorium Swasta, dan lain-
lain.
Sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan
pembangunan kesehatan pada umumnya. Masyarakat memiliki kesempatan
untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta
sumberdayanya. UKBM yang paling memasyarakat adalah posyandu.
Posyandu menyelenggarakan 5 program prioritas yaitu KB, KIA, Gizi,
Imunisasi, dan penanggulangan diare. Jumlah posyandu di Kota Palangka
Raya pada tahun 2012 sebanyak 129 buah posyandu balita, dengan
perincian 49 (38%) posyandu pratama, 68 (53%) posyandu madya, 8 (6%)
posyandu purnama dan 4 (3%) posyandu mandiri.
II 38
Selain posyandu balita, juga ada Posyandu Usia Lanjut (Posyandu
Usila) dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sekaligus
memantau kesehatan usia lanjut. Posyandu Usila ini merupakan upaya
kesehatan pengembangan di beberapa puskesmas di Kota Palangka Raya
yang mempunyai kelompok Usila binaan di wilayah kerjanya. Kegiatan
posyandu ini antara lain : penimbangan, pengukuran tekanan darah,
pemberian vitamin bagi usia lanjut (>60 tahun), dan senam bagi usia lanjut.
Hingga tahun 2012 terdapat 25 posyandu usila, stratifikasi posyandu usila
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Grafik 2.5Posyandu Balita dan Posyandu Lansia
Di Kota Palangka Raya Tahun 2012
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)
Tenaga kesehatan atau sumber daya manusia kesehatan adalah
tenaga kesehatan profesi dan non-profesi serta tenaga
pendukung/penunjang kesehatan, yang terlibat dan bekerja serta
mengabdikan dirinya dalam upaya yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Tenaga kesehatan profesi merupakan tenaga kesehatan yang telah
melalui pendidikan vokasi atau pendidikan akademis dan profesi di bidang
kesehatan. Sedangkan tenaga kesehatan non profesi adalah tenaga
kesehatan yang telah melalui pendidikan vokasi atau pendidikan akademis
II 39
tanpa melalui pendidikan profesi dalam bidang kesehatan. Tenaga
pendukung/penunjang kesehatan adalah setiap tenaga yang telah memiliki
ijazah pendidikan vokasi atau pendidikan akademis dan profesi pendidikan di
luar kesehatan dan mengabdikan dirinya di bidang kesehatan sesuai
keahliannya serta tenaga lainnya yang telah mengikuti pelatihan di bidang
kesehatan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam mendukung
pembangunan kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan menurut jenis
kelamin di Kota Palangka Raya seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Grafik 2.5Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Jenis Kelamin
Di Kota Palangka Raya Tahun 2012
1069
4142
379
52
050
100150200250300350400
Nakes Profesi Nakes Non Profesi Tenaga Penunjang
Jum
lah
(org
)
Laki-lakiPerempu…
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)
Gambar di atas menunjukan sumber daya manusia kesehatan yang
bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya pada tahun 2012
menurut jenis kelamin yang berjumlah 592 orang dengan proporsi
perempuan sebesar 79,9% dan laki-laki sebesar 20,1%. Sumber daya
manusia kesehatan yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Palangka
Raya terdistribusi di Dinas Kesehatan dan puskesmas beserta jaringannya
seperti puskesmas pembantu, polindes dan poskesdes serta POPPK.
Sebanyak 84,3% tenaga kesehatan bekerja di puskesmas dan jaringannya.
Tabel di bawah ini menunjukan sumber daya manusia kesehatan menurut
unit kerja.
II 40
Tabel 2.25Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Tempat Kerja
Di Kota Palangka Raya Tahun 2012
No Unit Kerja Jenis Kepegawaian1. Dinas Kesehatan 872. UPTD Puskesmas 4973. UPTD POPPK 8
Jumlah 592
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)
Besarnya jumlah sumber daya manusia kesehatan yang ada di Kota
Palangka Raya belum diimbangi dengan distribusi jenis ketenagaan
kesehatan di puskesmas, baik jumlah dan jenis. Sebagai contoh :
Puskesmas Rakumpit, belum memiliki dokter gigi maupun perawat gigi dan
tenaga analis. Puskesmas Jekan Raya belum memiliki dokter gigi dan
tenaga farmasi. Puskesmas Kereng Bangkirai belum memiliki dokter gigi dan
tenaga kesehatan masyarakat. Tabel berikut menunjukan distribusi tenaga
kesehatan menurut pendidikan.
Tabel 2.26Distribusi Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Pendidikan
Kota Palangka Raya Tahun 2012
Unit Kerja JENIS KETENAGAAN Jml
Medis Keperawatan Kefarmasian Gizi Teknis Medis Kes
masTekfis
Nonkes
dr/drgSp
Dr Drg Bidan Perawat
Prwtgigi
Analis
Gigi
Elektro
I. Dinas Kes. 1 - 3 10 1 5 3 - - 1 23 - 40 87II. Puskesmas
Pahandut 5 2 16 20 3 3 2 3 1 - 2 1 8 66Panarung 3 1 26 27 2 1 1 1 1 - 2 1 2 67Menteng 1 5 2 22 25 7 1 3 2 - - 3 - 10 81Bukit Hindu 5 3 13 19 4 2 1 3 - - 4 - 3 57Kayon 1 2 1 12 14 5 2 3 2 1 - 2 - 8 53Jekan Raya 2 - 14 13 4 - 2 1 - - 3 - 3 42
Kalampangan3 1 18 9 2 2 1 1 - - 1 - 7 45
K. Bangkirai 3 - 3 2 1 1 1 - - - - - 4 15Tangkiling 3 - 13 23 2 2 2 1 - - 4 - 4 54Rakumpit - - 7 6 - 1 1 - - - 1 - 1 17UPTD
POPPK4 1 3 8
Jumlah 2 32 10 147 168 31 24 20 14 3 2 45 1 93 592
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)
II 41
Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan adalah upaya
peningkatan kemampuan tenaga kesehatan sesuai jenis, kualifikasi dan
kebutuhan pembangunan kesehatan. Pada umumnya hasil pendidikan dan
pelatihan tenaga kesehatan masih terbatas. Kemandirian, akuntabitilitas dan
daya saing tenaga kesehatan masih lemah. Upaya yang ditempuh oleh
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dalam rangka meningkatkan kualitas
tenaga kesehatan adalah melalui ijin belajar/tugas belajar serta berbagai
pelatihan.
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya memberikan kesempatan
kepada tenaga baik di dinas maupun di puskesmas untuk melanjutkan
pendidikan. Pendidikan yang ditempuh merupakan respon terhadap tuntutan
untuk peningkatan kualitas sumber daya dan akselerasi pendidikan
kesehatan.
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan merupakan syarat mutlak
bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu.
Salah satu contoh upaya pemerintah dalam meningkatkan kompetensi
petugas adalah program khusus/ akselerasi bagi profesi perawat dan bidan
agar melanjutkan pendidikan minimal Diploma III. Namun hal ini masih belum
diimbangi dengan dukungan yang optimal dari pemerintah dimana petugas
dalam menempuh pendidikan dengan biaya mandiri/swadaya. Tabel berikut
ini menjelaskan jenis bidang studi yang ditempuh oleh tenaga kesehatan
umumnya linier dengan pendidikan sebelumnya, ataupun masih terkait
dalam lingkup kesehatan. Tabel berikut ini menjelaskan jenis bidang studi
yang ditempuh oleh SDM kesehatan.
Tabel 2.27Jenis Bidang Studi yang ditempuh oleh SDM Kesehatan
di Lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya Tahun 2012
StatusBelajar
Bidang Studi
JmlD-III D-IV
S-1 S-2 SpesialisKebid.
Farm Analiskes
Gizi BidanMitraSp
Prwt
Ijin Belajar 25 2 2 3 7 5 4 48Tugas - - - - - - 8 3 5 16
II 42
BelajarJumlah 25 2 2 3 7 - 13 7 5 64
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)
Selain pendidikan yang ditempuh melalui jenjang akademik,
peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan juga diupayakan
melalui waktu yang lebih singkat seperti : mengirimkan tenaga kesehatan
untuk mengikuti kursus/ pelatihan/seminar dan pendidikan berkelanjutan.
Pelatihan yang diikuti oleh tenaga kesehatan baik di dinas kesehatan
maupun di puskesmas adalah pelatihan teknis fungsional, manajemen dan
penunjang. Berikut adalah upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dalam jangka waktu pendek yang diikuti oleh tenaga
kesehatan. Tabel berikut ini menjelaskan kegiatan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan.
Tabel 2.28Kegiatan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2012
No Nama Diklat
Sasaran
Peserta
JenisDiklat
Lama Kegiatan JmlPesert
a
Akreditasi
TempatJPL Hari
1. Pelatihan KegawatdaruratanObstetri dan Neonatus bagiBidan Puskesmas KotaPalangka Raya
Bidan Teknis 40JPL
5 Hari 20orang
Baik Palangka Raya
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)
Pada tahapan akhir dari pembangunan kesehatan ini diharapkan
menjadi salah satu upaya penanggulangan kemiskinan penduduk dalam
jangka panjang. Derajat kesehatan masyarakat Kota Palangka Raya yang
optimal, akan dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa indikator
penting yang menjadi acuan antara lain : Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Balita (AKABA), Umur
Harapan Hidup (UHH).
Angka Kematian Bayi didefinisikan sebagai jumlah bayi yang meninggal
setiap 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian bayi merupakan
indikator yang paling penting dalam menentukan status kesehatan
masyarakat karena indikator ini mencerminkan pelayanan kesehatan dasar
II 43
yang paling awal dan juga menentukan kualitas pelayanan kebidanan yang
juga sangat menentukan kualitas generasi yang akan datang.
Angka kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun 2012 tercatat
10,1/1000 KH. Penyebab kematian antara lain adalah : aspiksia, BBLSR,
Placenta Previa Totalis, IUFD, kelainan bawaan, ruptur uteri. Angka
tersebut sedikit menurun dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun tahun
2011 tercatat 10,8/1.000 KH dan meningkat dibandingkan tahun 2010
tercatat 4,6/1000 KH, dan tahun 2009 tercatat 1,398/1000 KH.
Dalam rangka pencapaian MDGs, target AKB secara nasional pada
tahun 2015 sebesar 23/1000KH, maka AKB Kota Palangka Raya masih
dalam toleransi dan merupakan peringatan bagi pengelola program
kesehatan anak/bayi. Kemampuan tehnis tenaga kesehatan dalam
pertolongan dan pendampingan persalinan perlu terus ditingkatkan,
disamping pemantapan supervisi dan bimbingan tehnis dari Dinas Kesehatan
Kota Palangka Raya. Berikut ini disampaikan Gambar Angka Kematian Bayi
(AKB) dari tahun 2008-2012.
Grafik 2.6Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palangka Raya Tahun 2008 –
2012
1,41,39
4,6
10,8
10,1
0
2
4
6
8
10
12
2008 2009 2010 2011 2012
Per
1.0
00 K
H
Angka Kematian Bayi
AKB
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)
Angka Kematian Ibu didefenisikan sebagai jumlah ibu yang
meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas setiap 100.000
kelahiran hidup. Sama halnya dengan angka kematian bayi, angka kematian
II 44
ibu (AKI) juga merupakan indikator yang sangat penting dalam menentukan
status kesehatan masyarakat. Kedua indikator ini menjadi primadona dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian maternal di
Kota Palangka Raya pada tahun 2012 adalah 19,1/100.000 KH, angka ini
mengalami penurunan dibanding tahun 2011 yang mencapai 122,1/100.000
KH, tahun 2010 tercatat 100/100.000 KH dan tahun 2009 yaitu
200,4/100.000 KH. Angka tersebut juga lebih baik jika dibandingkan dengan
target Angka Kematian Ibu (AKI) nasional dalam rangka pencapaian MDGs
pada tahun 2015 sebesar 102/100.000 KH. Penurunan angka kematian ibu
mencerminkan mutu pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, ibu bersalin
dan melahirkan yang sudah lebih baik. Adapun penyebab kematian ibu
adalah intoksikasi obat penggugur kandungan. Berikut ini disampaikan
Gambar Angka Kematian Ibu dari tahun 2008-2012.
Grafik 2.7AKI di Kota Palangka Raya Tahun 2008 – 2012
40,49
200,4
100 122,1
19,11
0
50
100
150
200
250
2008 2009 2010 2011 2012
per 1
00.0
00 K
H
AKI
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)
Angka Kematian Balita di Kota Palangka Raya tahun 2012 mencapai
10,7/1000 KH sedikit menurun dibanding tahun 2011 mencapai 11,39/1000
KH, tahun 2010 mencapai 1,60/1000 KH, tahun 2009 mencapai 0,4445/1000
KH, tahun 2008 mencapai 0,607/1000 KH. Penyebab kematian balita pada
tahun 2012 di Kota Palangka Raya adalah akibat infeksi penyakit menular.
Berikut ini disampaikan Gambar Angka Kematian Balita dari tahun 2008-
2012.
Grafik 2.8AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2008 – 2012
II 45
0,607 0,445 1,6
11,3910,7
10
2
4
6
8
10
12
2008 2009 2010 2011 2012
Per 1
000
KH
AKABA
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)
Selain ketrampilan tenaga kesehatan dan kompetensi tehnis dalam
pelayanan kesehatan anak yang berkualitas perlu mendapat perhatian, juga
penyuluhan kepada ibu balita tentang pola asuh perlu ditingkatkan,
mengingat target MDGs pada tahun 2015 AKABA harus mencapai 32/1000
KH.
Umur harapan hidup dianggap sebagai indikator umum bagi taraf
hidup, maka tingginya umur harapan hidup menunjukkan taraf hidup suatu
negara atau daerah yang juga tinggi, begitu juga sebaliknya jika umur
harapan rendah maka taraf hidup suatu daerah tersebut juga rendah. Selain
indikator bagi taraf hidup, umur harapan hidup juga memperlihatkan derajat
kesehatan masyarakat di suatu daerah bahkan negara. Umur harapan hidup
juga merupakan salah satu indicator dalam Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
Angka harapan hidup di Kota Palangka Raya dihitung berdasar angka
kematian penduduk secara global selama lima tahun (untuk mengetahui
jumlah penduduk yang masih hidup dalam kurun waktu tersebut),
dibandingkan dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Berdasarkan
perhitungan umur harapan hidup masyarakat Kota Palangka Raya dari tahun
2007-2011 di atas 72 tahun. Umur Harapan Hidup Kota Palangka Raya
dijelaskan pada gambar berikut ini.
Grafik 2.9Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Palangka Raya Tahun 2007–2011
II 46
72,1
73 73
71
72
73
74
2007 2009 2011
UHH
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)
2.3.1.3. Pekerjaan Umum
Pembangunan infrastuktur merupakan salah satu sektor
pembangunan yang paling dibutuhkan di Kota Palangka Raya karena ada
banyak ketergantungan pengembangan ekonomi, sosial dan pendidikan
dengan pembangunan infrastruktur itu sendiri. Penyediaan infrastruktur
dasar yang merata di seluruh wilayah Kota Palangka Raya merupakan hal
mutlak untuk mewujudkan kota yang madani, dengan pengelolaan
pembangunan fisik kota yang meliputi sistem transportasi yang memiliki
interkoneksi antar wilayah. Ketersediaan infrastruktur berupa jalan, air bersih,
listrik dan telekomunikasi bagi masyarakat Kota Palangka Raya perlu
diidentifikasi dalam bentuk indikator antara lain : perkembangan
pembangunan jalan, perkembangan pembangunan jaringan irigasi,
perkembangan pembangunan infrastruktur sosial dan kebersihan.
Sarana dan Prasarana Jalan
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting
untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan yang
meningkat menuntut adanya sarana transportasi untuk menunjang mobilitas
penduduk dan kelancaran distribusi barang dari dan ke suatu daerah. Kinerja
jaringan jalan sebagai hasil dari manajemen pengelolaan didasarkan kepada
beberapa indikator makro yaitu berdasarkan: (1) kemantapan; (2) kondisi
dan; (3) pemanfaatan jalan yang ada.
II 47
Kondisi umum jalan raya Kota Palangka Raya terdiri dari jaringan
jalan regional di Kalimantan Tengah yang menunjukkan ruas-ruas utama
yang menghubungkan Kota Palangka Raya dengan kota-kota regional ke
Barat dan Selatan. Jalur utama dari pusat kota adalah arah Sampit sampai
ke Pangkalan Bun, arah Kuala Kapuas sampai ke Kalimantan Selatan.
Dengan melihat pola jaringan jalan tersebut mengindikasikan bahwa
Palangka Raya tidak hanya melayani arus lalu lintas internal tetapi juga lintas
eksternal. Lalu lintas eksternal adalah lalu lintas yang masuk dan keluar kota
Palangka Raya.
Berdasarkan status jalan, Kota Palangka Raya memiliki 3 (tiga)
status jalan yakni: (1). Jalan Nasional di Kota Palangka Raya, dimulai dari
Kecamatan Sabangau yang berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau
sampai dengan Kecamatan Bukit Batu yang berbatasan dengan Kabupaten
Katingan dan Jalan dari simpang tiga Sie Asem menuju kearah Tumbang
Talaken Kabupaten nGunung Mas, serta jalan menuju Bandara Tjilik Riwut
dan dengan panjang ruas 134 Km (2), sedangkan panjang jalan Nasional
seluruhnya di Propinsi Kalimantan Tengah sepanjang 1.714,83 Km yang
berarti panjang jalaqn Nasional yang melintasin Kota Palangka Raya sebesar
7,81% dari total jalan yang melintasi Propinsi Kalimantan Tengah.Jalan
Propinsi, jalan provinsi dimulai dari Kecamatan Pahandut sampai dengan
batas Kabupaten Pulang Pisau (arah ke Kabupaten Gunung Mas) dan dari
kecamatan Bukit Batu sampai dengan batas Kabupaten Gunung Mas serta
jalan Provinsi yang tersebar didalam Kota Palangka Raya yaitu jalan nyang
menuju kearah Kabupaten Pulang pisau tepatnya sampai batas keluar
Kelurahan Tumbang rungan dan jalan-jalan yang melintasi dalam Kota
Palangka Raya dengan panjang ruas 86,31 Km, sedangkan jalan propinsi
yang melintasi propinbsi Kalimantan Tengah sepanjang 1100 Km sehingga
jalan propinsi yang berada dikota Palangka Raya sebesar 7,85 %(3). Jalan
Kota , jalan merupakan jalan yang bukan nasional dan bukan jalan provinsi.
Jalan ini merupakan jalan yang berada didalam kota yang menghubungkan
dari kota ke kecamatan dan kelurahan sepanjang 911,83 Km. Untuk jalan
II 48
lingkungan termasuk jalan titian yang ada dalam Kota Palangka Raya
sepanjang 500 Km.
Berdasar pada standar pelayanan minimal (SPM) bidang jalan bahwa basis
pengembangan SPM dibagi atas : kondisi jalan yang baik (tidak ada lubang),
tidak Macet (lancar sepanjang waktu), dapat digunakan sepanjang tahun
(tidak banjir waktu musim hujan). Tabel 2.29 menyajikan kondisi jalan di Kota
Palangkaraya. Secara umum jalan dalam kondisi baik terus bertambah dan
yang rusak semakin berkurang walaupun dengan pertumbuhan yang lambat.
Selama 5 tahun jalan dalam kondisi baik hanya bertambah dengan 75 km,
artinya setiap tahun hanya bertambah dengan 15 km. Itupun dengan catatan
bahwa jalan baik dari tahun 2010 ke tahun 2012 justru mengalami
penurunan. Sementara jalan kondisi rusak berat setiap tahun hanya berkurng
sekitar 4 km. Sebuah prestasi yang mungkin harus mendapatkan perhatian
yang sangat baik.
Tabel 2.29Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No. Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)2008 2009 2010 2011 2012
1. Kondisi Baik 224,74 316,36 330,91 323,33 300,332. Kondisi Sedang 167,56 146.76 167,92 151,30 175,413. Kondisi Rusak 227,24 198,09 183,09 210,00 220,204. Kondisi Rusak Berat 239,43 223,32 223,32 227,20 216,005. Jalan secara
keseluruhan (nasional,provinsi, dan /kota)
858,97 884,53 905,69 911,83 911,83
(Sumber: BPS Kota Palangka Raya, 2013)
Secara umum kondisi jalan di Kota Palangka Raya sudah dapat
menghubungkan hampir seluruh kelurahan yang ada kecuali untuk kelurahan
yang berada di jalur Sungai Kahayan dan Rungan. Pada wilayah tertentu
kondisi jalan yang ada masih belum memadai khususnya pada waktu musim
penghujan. Wilayah-wilayah tersebut umumnya berada jauh dari pusat
pertumbuhan seperti Kecamatan Rakumpit. Kondisi jalan beraspal pada
tahun 2012 di Kota Palangka tidak terjadi peningkatan dibandingkan pada
tahun 2011 panjang jalan tetap sama sebesar 483 Km dari total jalan
II 49
panjang jalannya (jalan nasional, provinsi dan kota) yang tersebar di 5
kecamatan. Dimana pada 2011 dan 2012 dibandingkan dengan 2 tahun
sebelumnya (2010, 2009) kondisi jalan beraspal mengalami peningkatan
yang signifikan.
Peningkatan lapis permukaan jalan juga dilaksanakan pada wilayah
permukiman yang padat penduduk. Dengan semakin baiknya kondisi jalan
semakin memicu tersebarnya kantong-kantong permukiman baru dan
perluasan permukiman yang ada, sehingga penduduk tidak terkonsentrasi
pada wilayah hamparan permukiman saja. Adanya persebaran penduduk
akibat semakin baiknya pelayanan jalan ini dapat dilihat dengan mulai
tumbuh permukiman baru mengikuti badan jalan yang telah ditingkatkan
tersebut.
Pada wilayah pusat-pusat produksi pertanian, perikanan, peternakan,
perkebunan dan kehutanan seperti Kelurahan Kalampangan, Habaring
Hurung dan sentra pertanian lainnya dilakukan peningkatan. Dengan
semakin baiknya kondisi jalan di wilayah pertanian, secara tidak langsung
memudahkan akses bagi petani untuk dapat mengangkut hasil pertaniannya
sehingga memperkecil ongkos angkut yang berdampak pada peningkatan
pendapatan.
Jumlah kendaraan di Kota Palangka Raya cenderung meningkat,
dengan penambahan jumlah jalan yang tidak terlalu cepat membuat rasio
kendraan terhadap jalan cenderung tetap (lihat tabel 2.30).
Tabel 2.30Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012
No Uraian 2009 2010 2011 20121. Panjang Jalan 884,53 905,69 911,83 911,832. Jumlah Kendaraan 67.775 93.147 120.826 90.1083. Rasio 13 : 1000 10 :
1000 7 : 100 10 :1000
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)
II 50
Jaringan Irigasi
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Kebutuhan
akan sumber daya air untuk pengairan di Kota Palangka Raya disuplai air
dari tadah hujan. Ketika musim hujan air melimpah namun pada musim
kemarau petani kesulitan mendapatkan air. Untuk itu perlu manajemen
pengelolaan air yang baik agar pada musim penghujan air tidak meluap dan
mengganggu lahan pertanian, sementara pada musim kemarau petani tidak
kekurangan air.
Untuk mengatasi permasalahan di atas Pemerintah kota telah
berupaya membangun prasarana dan sarana dan jaringan irigasi yang
tersebar di wilayah sentra pertanian seperti di Kelurahan Kalampangan,
Habaring Hurung, Sei Gohong, Kameloh Baru dan sebagian Kelurahan di
sepanjang Sungai Kahayan misalnya Kelurahan Tanjung Pinang, Sabangau,
Petuk Katimpun serta Sungai Rungan seperti Kelurahan Petuk Bukit, Gaung
Baru, Mungku Baru. Jaringan irigasi ini merupakan satu kesatuan sistem
pengairan yang terintegrasi yang dibagi berdasarkan saluran primer,
sekunder dan tersier. Agar operasi dan pemeliharaan dapat berjalan dengan
baik, kegiatan pengelolaan dibagi berdasarkan kewenangan masing-masing
yang terdiri dari pemerintah provinsi untuk saluran primer, Pemerintah Kota
Palangka Raya untuk saluran sekunder dan masyarakat melalui P3A
mengelola saluran tersier. Data tentang jaringan irigasi yang tersedia
disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.31Jaringan Irigasi Kota Palangka Raya Tahun 2008 - 2012
No Jaringan Irigasi Panjang Jaringan2008 2009 2010 2011 2012
1. Jaringan primer - - - - -2. Jaringan Sekunder 9.100 4.047 8.578 7.060 20.3203. Jaringan Tersier - - - - -
4. Luas lahanbudidaya
1.000 500 378 586 1.300
5. Rasio 9,10 8,09 22,70 12,05 15,63
(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)
II 51
Dilihat per kecamatan, maka kecamatan yang sangat rendah jaringan
irigasinya adalah wilayah Pahandut dan Jekan Raya dan wilayah dengan
jaringan cukup panjang adalah wilayah Bukit Batu dan Sebagau.
Tabel 2.32Rasio Jaringan Irigasi menurut Kecamatan
Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Kecamatan
Panjang Jaringan Irigasi Total PanjangJaringan
Irigasi (Meter)
LuasLahan
Budidaya(Ha)
RasioPrimer(Meter)
Sekunder(Meter)
Tersier(Meter)
1 2 3 4 5 (6=3+4+5) 7 (8=6/7)1 Kecamatan Sabangau 14.500 26.014 40.514 1.482 27,332 Kecamatan Pahandut 12.656 12.656 273 463 Kecamatan Jekan Raya 13.151 13.151 289 45,504 Kecamatan Bukit Batu 13.511 13.511 894 15,115 Kecamatan Rakumpit 5.617 5.617 168 33,43
T O T A L 14.500 70.949 85.449 3.115 27,43
(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)
Jaringan irigasi di Kota Palangka Raya sangat penting untuk
membantu menangani banjir yang bersifat rutin. Namun jaringan irigasi yang
ada belum sepenuhnya terintegrasi dengan konsep penangan banjir itu,
akibatnya penanganan banjir masih bersifat sporadis. Hal ini disebabkan
Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya Bidang Pengairan belum
mempunyai masterplan sistem drainase dan data base pendukung bidang
pengairan sebagai bahan mengambil kebijakan dalam pengelolaan dan
pengembangan penanggulangan banjir dan pengelolaan jaringan irigasi yang
terintegrasi dengan bidang-bidang lainnya. Namun demikian sudah banyak
lokasi-lokasi yang telah tertangani dengan dibangunnya saluran drainase
khususnya di wilayah perkotaan misalnya di Kelurahan Bukit Tunggal.
Sarana dan Prasaran Sosial
Sarana dan prasarana sosial dalam analisa ini meliputi pembahasan
mengenai ketersediaan tempat ibadah, tempat pemakaman. Bidang ini untuk
menunjukkan kinerja dan bukti pelayanan umum yang diberikan oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
bidang sarana dan prasarana sosial. Ketersediaan tempat ibadah beserta
rasionya per penduduk dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:
II 52
Tabel 2.34Rasio Tempat Ibadah Kota Palangka Raya Tahun 2012
No Bangunan tempat IbadahTahun 2012
Jumlah(unit)
Jumlahpemeluk Rasio
1. Masjid/Musholla/langgar 137 216.884 1:1.5832. Gereja 128 92.443 1:7223. Pura 6 4.950 1:8254. Vihara 4 528 1:1325 Lain-lain - 2.094 -
Jumlah 275 316.899 1.152
(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)
Tempat ibadah baik masjid/musholla/langgar, gereja, pura, vihara
dan tempat ibadah lainnya untuk penduduk sudah mencapai proporsi yang
layak. Berdasarkan standar rasio rumah ibadah per jumlah penduduk
diisyaratkan bahwa 1 rumah ibadah dapat mencakup 2.500 orang dan
kondisi rumah ibadah pada umumnya sudah terkelola dengan baik
khususnya rumah ibadah yang berada ditengah permukiman penduduk.
Upaya meningkatkan sarana ibadah tersebut Pemerintah Kota Palangka
Raya telah memberikan bantuan berupa dana pembangunan atau rehabilitas
sarana ibadah. Bantuan ini diberikan cuma-Cuma, tidak terus menerus dan
mengikat dengan besaran yang bervariasi disesuaikan dengan keadaan
kerusakan dan kemampuan dana. Diharapkan dengan bantuan ini kondisi
rumah ibadah menjadi lebih baik dan layak.
Dilihat dari persebarannya, maka ketersediaan tempat ibadah belum
cukup merata. Persebaran yang kurang merata itu terkait dengan jumlah
pemeluk yang mungkin juga tidak merata. Jekan Raya adalah wilayah
dengan rasio yang cukup tinggi sedangkan wilayah Bukit Batu adalah
wilayah dengan rasio yang cukup rendah.
Tabel 2.35Rasio Tempat Ibadah
Menurut Kecamatan Kota Palangka Raya Tahun 2012
KecamatanMasjid/Mushala/Lang
garGereja Pura Vihara
II 53
Pahandut 1:1818 1:959 - -
Jekan Raya 1:1660 1:842 1:2902 1:257
Sabangau 1:1744 1:397 1: 242 1:4
Bukit Batu 1:725 1:317 1:141 1:6
Rakumpit 1:414 1:208 - -
Jumlah 1:1.583 1:722 1:825 1:132
(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)
Untuk ketersediaan tempat pemakaman umum, Pemerintah Kota
Palangka Raya masih menghadapi permasalahan yang terkait dengan
pemerataan tempat pemakaman bagi seluruh masyarakat dimana terdapat 2
lokasi tempat pemakaman umum yaitu terdapat di Jl. Tjilik Riwut Km 2 dan
Km 12 yang masuk wilayah Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya. Tetapi
bagi masyarakat Kota Palangka Raya yang berada di Kecamatan Sabangau,
Bukit Batu, dan Rakumpit hampir di setiap kelurahan terdapat tempat
pemakaman yang merupakan swadaya dari masyarakat setempat. Tabel di
bawah ini menyajikan data tempat pemakaman yang ada di wilayah Kota
Palangka Raya.
Tabel 2.36Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk
Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
TahunTempat Pemakaman Umum Rasio terhadap
pendudukJumlah Luas(Ha)
DayaTampung
2008 2 76,77 35.000 1:40,472009 2 76,77 34.560 1:39,392010 2 76,77 34.120 1:8,072011 2 76,77 33.670 1:8,422012 2 76,77 33.230 1:6,04
(Sumber: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Raya, 2013)
Terlihat bahwa rasio jumlah penduduk terhadap tempat pemakaman
umum mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika dilihat
berdasarkan daya tampung maka angka tersebut sudah mencukupi untuk 5
(lima) tahun yang akan datang, namun berdasarkan tingkat penyebarannya,
lokasi pemakaman yang ada masih belum merata. Sebagian wilayah
II 54
permukiman sudah memiliki rasio yang berlebih tetapi beberapa wilayah lain
masih kurang.
Untuk mengantisipasi pertambahan jumlah penduduk 5 tahun
kedepan perlu dipersiapkan lokasi-lokasi pemakaman baru yang sesuai
dengan proporsi jumlah penduduk, tingkat dan jangkauan pelayanan yang
ada disetiap wilayah.
Sarana kebersihan (drainase dan tempat sampah)
Sistem drainase Kota Palangka Raya mengacu pada saluran primer
yang sudah ada. Dalam rangka perawatan atau normalisasi sistem drainase
Kota Palangka Raya dilakukan rehabilitasi saluran, pembangunan saluran
baru, pembersihan saluran secara rutin. Berdasarkan arah aliran saluran
primer yang sudah, maka sistem drainase Kota Palangka Raya dapat dibagi
menjadi 4 blok yang terdiri dari Blok I meliputi Kelurahan Bukit Tunggal, Blok
II meliputi Kelurahan Palangka dan sebagian Kelurahan Menteng, Blok III
meliputi Kelurahan Menteng dan Blok IV meliputi Kelurahan Langkai,
Panarung dan Pahandut.
Blok I yang berada di Kelurahan Bukit Tunggal prioritas drainase
berada di jalan Hiu Putih, Rajawali, Badak, Tingang, Garuda dan daerah
banjir disekitarnya. Pada Blok II meliputi Kelurahan Palangka dan sebagian
Kelurahan Menteng prioritas drainase berada di jalan Beliang, Bukit Hindu,
Sangga Buana, Argo Puro, Yos Sudarso, Galaksi dan daerah banjir Sundoro.
Pada Blok III meliputi Kelurahan Menteng prioritas drainase berada di jalan
G.Obos, T. Tilung, Nyai Embang dan daerah banjir sekitar T. Tilung. Berikut
ini tabel yang menjelaskan jaringan drainase Kota Palangka Raya.
Secara keseluruhan panjang jaringan drainase kota Palangkaraya
dari tahun ke tahun terus menerus menurun (lihat tabel 2.33).
Tabel 2.33Jaringan Drainase Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No Kota Panjang Jaringan2008 2009 2010 2011 2012
1. Palangka Raya 11.520 16.954 6.489 2.689 2.689
II 55
(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)
Sebagai sebuah kota dengan penduduk yang bertambah dengan
cepat, maka sampah juga akan bertambah dengan cepat. Tabel 2.37
menyajikan informasi sekitar sampah di Kota Palangkaraya. Jumlah produksi
sampah per penduduk di Kota Palangkaraya cukup tinggi, dan dari tahun ke
tahun terus menunjukkan peningkatan. Peningkatan jumlah sampah per
penduduk memang konsekuwensi dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Namun demikian pertumbuhan produksi sampah itu tidak diikuti oleh
kemampuan untuk mengelola sampah. Jika tahun 2009 kapsitas daya
tampung TPS masih diatas jumlah produksi, namun tahun tahun 2009 telah
terlampau dan semakin tahun deviasinya semakn besar. Daya tampung yang
semakin berkurang itu di sebabkan karena jumlah TPS yang tersedia tersu
juga mengalami penurunan. Akibat langsung yang ditimbulkan tentu adalah
proporsi sampah yang tidak tertangani semakin meningkat.
Tabel 2.37Informasi Pengelolaan Sampah
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012
No UraianTahun
2009 2010 2011 2012
1. Jumlah Penduduk 200.998 220.962 224.663 229.5992. Jumlah Produksi sampah (ton) 500 552 562 693
3. Produksi sampah per penduduk(kg) 2,48 2,49 2,50 3,01
4. Daya tampung TPS (ton) 540 540 477 477Rasio daya tampung TPS perpenduduk (kg) 2,68 2,44 2,12 2,07
Persentase sampah yang taktertangani 31,20 33,88 35,77 31,94
(Sumber : Hasil Perhitungan Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya,2013)
Dilihat dari persebarannya, kecamatan Jekan Raya adalah kecamatan
yang memiliki tempat sampah terbanyak, bahkan sangat banyak. Sementara itu
II 56
kecamatan Rakumpit tidak memiliki TPS (lihat tabel 2.38). Rentang kendali
pelayanan yang sangat jauh ini menyebabkan pada wilayah tersebut
kegiatan pengangkutan sampah belum tertangani. Kondisi dan jarak jalan
yang ada juga menjadi masalah tersendiri, yang berakibat terbatasnya
pelayanan persampahan di Kecamatan tersebut.
Tabel 2.38Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terhadap Jumlah Penduduk Menurut
Kecamatan Kota Palangka Raya Tahun 2012
No KecamatanJumlah
Penduduk(Jiwa)
TPS
RasioJumlah(Unit)
Jumlah DayaTampung
(Ton)(1) (2) (3) (4) (5) (6=5/3)1 Kecamatan Pahandut
277.300
19 57
0,00152Kecamatan JekanRaya 117 351
3 Kecamatan Sabangau 6 18Total 1+2+3 142 426
4 Kecamatan Bukit Batu28.049
2 60,00025 Kecamatan Rakumpit 0 0
Total 4+5 2 6
(Sumber : Hasil Perhitungan Dinas Pasar dan Kebersihan Kota PalangkaRaya, 2013)
Dari sisi pengelolaan akhir di TPA, masih menggunakan open
dumping padahal sarana prasarana yang digunakan sudah sesuai dengan
standar sanitary landfill. Disamping itu, kegiatan persampahan juga
terkendala pada masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah dan
mereduksi sampah serta membuang sampah sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan yaitu mulai jam 4 sore sampai jam 4 pagi sehingga kegiatan
pengelolaan angkutan sampah dapat berjalan dengan maksimal, dengan
pada pagi hari mulai beraktifitas sampai pada siang hari tidak ada lagi
sampah yang menumpuk di Bak Penampung Sampah/TPS (Tempat
Penampungan Sampah).
Badan sungai atau badan jalan yang digunakan untuk PKL
Fasilitas sosial ekonomi yang sangat penting adalah pasar. Pasar
pemerintah yang rutin beroperasi saat ini adalah Pasar Kahayan, Pasar
II 57
Datah Manuah, blok mini Pasar Besar, Pasar Kalimantan Urban
Development Project (KUDP) dan Pasar Kameloh dengan pengelolaan yang
bersifat tradisional modern. Tabel 2.41 menyajikan kondisi pasar di Kota
Palangkaraya.
Tabel 2. 41
Tabel Jumlah Pasar Pemerintah Kota Palangka Raya
NO NAMA PASAR ALAMAT
KondisiBerfungsi
(BH)Tdk Berfungsi
(BH) Kecamatan
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
1. Blok Mini PasarBesar
Jl. Jawa-Halmahera 65 65 65 65 65 --- - - Pahandut
2. Pasar Kameloh Jl. A. Yani 85 85 85 85 85 18 18 18 18 18 Pahandut
3. Pasar Kahayan Jl. Tjilik RiwutKm 1,5 433 433 433 433 433 159 159 159 159 159 Jekan Raya
4.
TradisonalModernBlok PertokoanPasar Kahayan
Jl. Tjilik RiwutKm 1,5
Jekan Raya
a. Bertingkat 46 20 23b. TidakBertingkat 145 30 32
c. Blok TokoBuah 20 10 12
d. Blok Babi 18 18 18
e. Los PKL 5 20 22
5.KalimantanUrbanDevelopmentProject (KUDP)
Jl. Tjilik RiwutKm 1,5
118 118 118 118 118 - - Jekan Raya
6.
Pasar DatahManuah
Jl. YosSudarso
Jekan Raya
1. a. Bertingkat --- 50 50 50 50b. Blok
Sayur danIkan
--- 64 64 64 64
c. Blok Babi --- 16 16 16 162. BlokSementara 65 65 65 65 65 15 15 15 15
7.PasarTangkiling
Tangkiling
Bukit Batu
a. Toko 10 10 10 10 10 10 ---b. LapakMingguan 46 46 46 46 46 46 ---
8.
PasarMingguanBanturung- Toko
Banturung 9 9 9 9 9 4 4 4 4 4 Bukit Batu
- Lapak/ - - - - - 6 6 6 6 6
9. Pasar Takaras Betuk Barunai 5 5 5 5 5 Rakumpit
10. Pasar Burung TemanggungTilung 36 36 36 36 36 Jekan Raya
11. Pasar Kalampangan Sebangau
II 58
Kalampangan
a. DibangunPemkot 16 16 16 16
b.Disperindagkop 26 26 26 26
c. LKKKelurahan 85 85 85 85 85 --- --- --- ---
(Sumber : Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya )
2.3.1.4. Perumahan
Analisis atas perumahan meliputi kondisi lingkungan dan fasilitas
dasar di perumahan.Perumahan yang ada di Kota Palangka Raya
diidentifikasi berdasarkan atas stok permukiman yang tersedia, kepadatan
rumah, kondisi fisik rumah. Di bawah ini disajikan tabel jumlah stok
perumahan berdasarkan fungsi rumah di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.41Jumlah Stok Perumahan Berdasarkan Fungsi Rumah
di Kota Palangka Raya Tahun 2010
No Fungsi Rumah Jumlah (unit)1 . Rumah Tinggal 62.5262 . Rumah Campur 5.451
Total 67.977
(Sumber : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan danKawasan Permukiman (RP3KP) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2033,2013)
Di Kota Palangka Raya setiap kecamatan mempunyai karakteristik
perumahan yang berbeda dengan tingkat kepadatan tinggi sampai rendah
dan permanen-semi permanen dengan kondisi baik sampai buruk. Di
Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya secara umum memiliki kondidi
perumahan yang sedang sampai baik. Sementara untuk tiga kecamatan
yang lain kepadatannya cukup rendah tetapi dengan kondisi yang kurang
baik.
Perumahan yang berkembang cenderung memiliki tipologi
perumahan dengan jenis perumahan kampung kota, sebagian besar
penduduk merupakan penduduk asli kota yang telah berdomisili sejak awal
pembangunan Kota Palangka Raya. Pada beberapa bagian Kecamatan
Pahandut terdapat perumahan yang termasuk dalam tipologi perumahan
II 59
pinggir sungai, dibangun di sepanjang rawa pinggiran Sungai Kahayan, yang
terletak pada pinggiran Kelurahan Pahandut dan Pahandut Seberang. Di
bawah ini disajikan tabel tingkat kepadatan permukiman Kota Palangka
Raya.
Tabel 2.42Tingkat Kepadatan Permukiman Kota Palangka Raya
No Kecamatan Tingkat kepadatan Kondisi rumah1 . Pahandut Sedang Rumah dengan kategori permanen
dengan kondisi baik2 . Jekan raya Tinggi Rumah dengan kategori permanen
dengan kondisi sedang3. Sebagau Rendah Rumah masih dalam kategori non
permanen dengan kondisi relatifsedang
Bukit Batu Rendah Rumah masih dalam kategori nonpermanen dengan kondisi buruk
Rakumpit Rendah Rumah dengan kategori nonpermanen dengan kondisi buruk
(Sumber : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan danKawasan Permukiman (RP3KP) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2033,2013)
Kecamatan Jekan Raya merupakan perumahan dengan tingkat
kepadatan tinggi, bangunan permanen dengan kondisi sedang. Kecamatan
Jekan Raya memiliki beberapa tipologi perumahan yang beragam, antara
lain perumahan kampung kota, developer, sekitar kawasan pendidikan dan
perkantoran, dan perumahan pinggir kota. Hal ini ini dikarenakan
penggunaan lahan pada Kecamatan Jekan Raya yang beragam, antara lain
kawasan perkantoran dan pendidikan yang dikelilingi oleh perumahan
penduduk.
Kecamatan Sabangau, Bukit Batu dan Rakumpit perumahan yang
berkembang saat ini merupakan perumahan dengan tingkat kepadatan
rendah, Bangunan non permanen dengan kondisi relatif sedang sampai
dengan buruk. Kecamatan Sabangau merupakan salah satu arah
pembangunan kota Palangka Raya, namun sejauh ini kondisi perumahan
yang ada di kecamatan sebangau dapat dikatakan beragam, walaupun
dalam jumlah yang relatif tidak begitu besar. Tipologi perumahan yang
II 60
banyak ditemukan di kecamatan ini merupakan perumahan developer yang
persebarannya di Kelurahan Kereng Bangkirai, selain pada Kelurahan
Kereng Bangkirai jenis perumahan penduduk adalah perumahan pinggir kota
yang dapat di kategorikan juga sebagai perumahan kampung desa.
Kecamatan Bukit Batu terpusat pada Kelurahan Tangkiling yang
tipologi merupakan perumahan kampung kota dan pada kelurahan lain jenis
perumahan cenderung termasung dalam tipologi perumahan kampung desa.
Sedangkan Kecamatan Rakumpit merupakan kecamatan yang sebagian
besarnya terdiri atas kumpulan desa-desa yang kondisi perumahannya
bersifat non permanen dan termasuk dalam tipologi perumahan kampung
desa Dibawah ini disajikan tabel kondisi perumahan di Kota Palangka Raya.
Perumahan dengan kondisi yang bervariasi tersebut tetap harus
memiliki fasiliast dasar perumahan yang cukup. Tabel BB menyajikan
fasiliast perumahan yang dimiliki oleh Kota Palangkaraya.
Tabel BBTabel Indikator Perumahan Kota Palangkaraya
Indikator Tahun2010 2011 2012
Persentase rumah tangga pengguna airbersih terhadap total rumah tangga
19
Persentase rumah tangga pengguna listrikterhadap total rumah tanggaPersentase rumah tangga pengguna yangmemiliki sanitasi terhadap total rumahtanggaPersentase luas pemukiman kumuhterhadap luas pemukimanPersentase rumah layak huni terhadaptotal seluruh rumah
-
2.3.1.5. Penataan Ruang
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Perencanaan tata ruang terkait dengan upaya untuk menentukan struktur
II 61
ruang dan pola ruang termasuk penetapan rencana tata ruang. Pemanfaatan
ruang terkait dengan upaya mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program. Terakhir, pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk
mewujudkan tertib tata ruang. Salah satu cakupan penting dalam penataan
ruang wilayah adalah penentuan dan penataan ruang terbuka hijau.
Penataan di Kota Palangka Raya dilakukan berdasarkan pada
Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2001 Tentang Rencana Detail Tata Ruang
Kota (RDTRK), Kota Palangka Raya dibagi dalam beberapa zoning kawasan
yang menunjukan fungsi pemanfaatan ruang antara lain : kawasan
perkantoran pemerintah; kawasan pelayanan kesehatan, kawasan
perkantoran dan jasa, kawasan kegiatan olah raga, kawasan kegiatan utilitas
kota, kawasan industri, kawasan perdagangan, kawasan perumahan,
kawasan terbuka hijau, kawasan pendidikan, kawasan tanah cadangan,
kawasan lapangan terbang.
Pengaturan bangunan meliputi pengaturan kepadatan bangunan dan
luas terbangun. Pengaturan kepadatan bangunan merupakan rumusan
kebijakan perbandingan luas lahan yang dimanfaatkan bagi bangunan
dengan luas wilayah perencanaan. Tingkat kepadatan bangunan dirinci
menjadi :
1. Kawasan bangunan berkepadatan tinggi, mempunyai rata-rata
kepadatan bangunan sebanyak 40 bangunan setiap hektar.
2. Kawasan bangunan berkepadatan sedang, mempunyai rata-rata
bangunan sebanyak 24 bangunan setiap hektar.
3. Kawasan bangunan berkepadatan rendah, mempunyai rata-rata
kepadatan bangunan sebanyak 11 bangunan setiap hektar.
Pengaturan luas kawasan terbangun untuk setiap petaknya berkisar
antara 30 % - 70 %. Selain itu Rencana Detail Tata Ruang Kota Palangka
Raya, juga mengatur tentang arahan garis sempadan jalan terhadap
bangunan dan pagar, yaitu jarak garis sempadan as jalan terhadap
bangunan, di mana besarannya disesuaikan dengan fungsi jaringan jalan
dimaksud. Pengaturan lainnya yang terdapat dalam Rencana Detail Tata
II 62
Ruang Kota, mencakup pula pada aspek rencana ketinggian bangunan.
Namun dalam perjalanan waktu, berbagai aturan yang telah tercantum dalam
Rencana Detail Tata Ruang Kota, banyak yang tidak diikuti dan menjadi
pedoman dalam pelaksanaannya, di mana kondisi tersebut berakibat saat ini
pada beberapa ruas jalan ditemukan adanya bangunan yang secara fisik
melanggar GSB, KLB dan KDB.
Dalam penyusunan RPJMD terdaat indikator untuk aspek tata ruang
yakni raung terbuka hijau, bangunan ber IMB dan ruang Publik. Tabel 2.24
menyajikan informasi mengenai indikator tat ruang.
Di Kota Palangka Raya luas ruang terbuka hijau masih sangat
rendah bila dibandingkan dengan dengan keseluruhan luas wilayah dengan
kecenderungan meningkat yang sangat kecil.
Tabel 2.44Ruang Terbuka Hijau (RTH) per Satuan Luas Wilayah
Kota Palangka Raya Tahun 2012
No UraianLuas
2009 2010 2011 2012 2013
1. Persentase Ruang TerbukaHijau terhadap total wilayah 0,0086 0,009 0,009 0,0095 0,0095
2. Jumlah bangunan ber IMBterhadap total bangunan (unit) 1.799 2.122 1.576 1.480 2.351
3. Ruang publik yang telahberubah peruntukannya NA NA NA NA NA
(Sumber: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Rayasetelah diolah, 2013)
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota
Palangka Raya telah menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada
tahun 2012 berkisar pada angka 2.255 izin. Bagi masyarakat awam,
pembangunan bangunan di tanah sendiri seharusnya tidak memerlukan izin
kepada pemerintah. Rendahnya kesadaran ini terkait dengan masih
kurangnya upaya sosialisasi atau edukasi mengenai pentingnya memiliki izin
mendirikan bangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
II 63
Sedangkan data Dampak dari keadaan ini adalah sulitnya mendeteksi
ketaatan terhadap dokumen tataruang yang telah ada.
2.3.1.6. Perencanaan Pembangunan
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam melaksanakan perencanaan
pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) yang dijadikan Peraturan
Daerah No. 06 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, telah menyiapkan dokumen-dokumen pendukung seperti
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-
2013 yang diatur menjadi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009, RKPD,
Renstra SKPD, dan RENJA SKPD. Berdasarkan evaluasi terhadap RPJMD
periode 2008-2013 terdapat beberapa persoalan terkait dengan perencanaan
di wilayah Kota Palangka Raya diantaranya adalah koordinasi dan
sinkronisasi antar SKPD yang cukup lemah.
Kondisi ini bermula dari lemahnya pemahaman masing-masing
SKPD terhadap pentingnya perencanaan yang bersifat komprehensif,
sehingga dokumen RPJMD menjadi semacam kumpulan dari Renstra, bukan
sebuah perencanaan komprehensif atas tujuan dari Kota Palangka Raya.
Lemahnya pemahanam itu berdampak sangat luas baik pada perencanaan
tahunan maupun masing-masing SKPD. Dari evaluasi RPJMD tersebut
didapati ketidak terkaitan antara SKPD yang satu dengan SKPD yang lain,
ketidaktepatan tujuan dan program dari masing-masing SKPD dan adanya
persoalan yang tidak tercover oleh SKPD manapun.
2.3.1.7. Perhubungan2011 2012 2013
Jumlah arus pemumpang angkutanumumDarat (terminal antar kota) 12.351 24.649 11377Pelabuhan laut - - -Pelabuhan udara Berangkat Datang Transit
304 077302 0816059
---
---
II 64
Rasio ijin trayek terhadap jumlahpenduduk
0,191 0,187 0,176
Jumlah uji KIR kendaraan per tahun 7703 10388 10400Lama pelayanan uji KIR kendaraan (hari) 30
menit30menit
30menit
Biaya uji KIR kendaraan :A. Mobil Penumpang Umum1. Roda 42. Roda 3
B. Bus1. Kurang dari 12 Kursi2. 13 sampai 25 Kursi3. lebih dari 26 Kursi
C. Mobil Barang1. JBB 3,5 Ton2. JBB 3,5 sampai 8 Ton3. JBB 8 sampai 14 Ton4. JBB 14 Ton
D. Kereta Gandeng
E. Kereta Tempelan
F. Kendaraan Khusus
35.00020.000
50.00060.000100.000
50.00060.000100.000150.000
100.000
100.000
100.000
35.00020.000
50.00060.000100.000
50.00060.000100.000150.000
100.000
100.000
100.000
35.00020.000
50.00060.000100.000
50.00060.000100.000150.000
100.000
100.000
100.000
Jumlah fasilitas perhubungan Terminal angkutan umum 6 4 4 Pelabuhan laut - - - Dermaga 14 14 14
Rasio rambu terhadap jumlah rambuyang seharusnya ada (1500 rambu)
0,114 0,114 0,114
Fasilitas angkutan kota (halte) 13 10 10
- Angkutan Umum
Angkutan umum yang beropersaioal di Kota Palangka Raya terdiri
dari Bus AKAP/AKDP, angkotan kota, taksi kota, taksi bandara, taksi agro
dan angkutan perintis. Angkutan umum tersebut berkembang pesat karena
telah terbukanya dan semakin baiknya akses jalan kabupaten sekitar
misalnya Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Barito Timur, Barito Utara, Barito
II 65
Selatan, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat dan daerah lainnya yang
ada di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi lain.
Perusahaan Bus AKAP pada tahun 2012 mulai berkembang dengan
jumlah sebanyak 7 perusahaan dan Bus AKAP sebanyak 8 perusahaan.
Selain antar kabupaten, pemerintah juga memperhatikan armada angkutan
pedesaaan, angkutan kota, taksi argo dan taksi bandara yang melayani
kelurahan-kelurahan, jalur kota, bandara, hotel, jasa dan perdagangan yang
ada di wilayah Kota Palangka Raya. Namun demikian jumlah penumpang
sepi dikarenakan masyarakat Kota Palangka Raya lebih banyak
memanfaatkan kendaraan pribadi dengan kemudahan kredit yang
ditawarkan pembiayaan yang telah berkembang pesat di Kota Palangka
Raya.
Perkembangan angkutan dan jumlah penumpang oleh Pemerintah
Kota Palangka Raya telah diantisipasi dengan keberadaan tiga terminal yaitu
terminal AKAP WA GARA, Terminal Mihing Manasa dan Terminal Beringin
Pahandut Seberang. Meski demikian pemanfaatan ketiga terminal tersebut
kurang optimal hal ini beberapa sarana dan prasarana pendukung perlu
penambahan.
Selain itu, di Kota Palangka Raya berkembang travel liar (kendaraan
pribadi) mangkal di jalan-jalan strategis yang ada di Kota Palangka Raya
misalnya Jl. Yos Sudarso, Jl. Pierre Tendean, Jl. Tjlik Riwut, RTA. Milono
dan jalan strategis lainnya. Berkembangnya taksi liar (kendaraan pribadi)
tersebut karena kurangnya kesadaran dari pemilik untuk mengurus ijin
operasional dan kemudahan untuk memperoleh kredit kendaraan serta
kurangnya pembinaan dan pengawasan oleh pihak teknis terkait misalnya
dari Organda. Maka perlu dilakukan penertiban agar taksi-taksi liar tersebut
ada ijin operasional dan memanfaatkan terminal yang ada di Kota Palangka
Raya. Sebenarnya Pemerintah Kota Palangka Raya melakukan program-
program untuk memudahkan dengan menggratiskan pengurusan perijinan
sebagai persyaratan ijin di dinas terkait Propinsi.
Lalu lintas di Kota Palang Raya didukung 13 (tiga belas) halte yang
menyebar di jalan-jalan strategis misalnya di jalan Tjilik Riwut, RTA Milono,
II 66
S.Parman, G. Obos, Rajawali, Tingang dan jalan strategis lainnya.
Sedangkan fasilitas rambu lalu lintas yang merupakan tanda petunjuk lalu
lintas sudah menyebar di seluruh wilayah Kota Palangka Raya dari
Kecamatan Rakumpit sampai dengan Kecamatan Sabangau. Fasilitas rambu
lalu lintas yang ada lebih banyak terpasang di jenis jalan nasional, propinsi
dan kota sedangkan di jalan-jalan lingkungan, gang dan jalan kecil kurang
banyak terpasang. Berikut ini disampaikan fasilitas rambu-rambu di Kota
Palangka Raya tahun 2013.
Tabel 2.45Fasilitas Rambu-Rambu Lalu Lintas di Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Jenis Jalan Kondisi JumlahBaik Tidak Baik1. Nasional 116 13 1292. Propinsi 117 28 1453. Kota 86 4 90
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)
Fasilitas traffic light telah terpasang sebanyak 6 (enam) buah di
persimpangan jalan nasional, propinsi dan kota dan warning light telah
terpasang sebanyak 3 (tiga) di persimpangan jenis jalan nasional yaitu
sepanjang Jalan Tjilik Riwut. Pemasangan sarana tersebut karena jalan
tersebut merupakan jalan yang ramai, padat dan berada di persimpangan.
Traffic light dan warning light yang di wilayah Kota Palangka Raya dari sisi
ketinggian tidak kondisi ideal dimana persyaratan kondisi ideal ketinggian
harus di atas 3 meter dari permukaan jalan. Kondisi traffic light dan warning
light tersebut dikarena adanya penambahan tinggi jalan dengan aspal.
Berikut ini disampaikan traffic light dan warning light Kota Palangka Raya
tahun 2013.
Tabel 2.46Traffic Light dan Warning light Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Lokasi KeteranganTraffic Light Warning Light1. Jalan Garuda Jalan Tjilik Riwut Km 4 Ketinggian ideal
harus di atas 3meter dari
2. Jalan Antang Jalan Tjilik Riwut Km 53. Jalan DI Panjaitan Jalan Tjilik Riwut Km 28
II 67
4. Jalan Irian permukaanjalan5. Jalan Tambun Bungai
6. Jalan RTA. Milono
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)
Jumlah penumpang dari tahun 2008 sampai dengan 2012
mengalami peningkatan jumlah penumpang yang signifikan. Jumlah
penumpang bis mengalami peningkatan, kemungkinan besar hal ini
disebabkan karena semakin terbukanya akses infrastruktur jalan nasional
dan kabupaten atau kota sebagai akses penghubung antar kabupaten/kota
kondisi dalam provinsi. Sedangkan jumlah penumpang ASDP dari tahun
2008-2012 mengalami penurunan hal ini disebakan karena akses darat di
Kota Palangka Raya melalui terbuka, infrastruktur jalan kota jalan lingkungan
antar kecamatan, kelurahan sudah banyak dilakukan pembangunan. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah arus penumpang angkutan umum Kota Palangka
Raya tahun 2008-2012 yang terus meningkat.
Tabel 2.47Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
No Uraian 2009 2010 2011 2012
1. Jumlah penumpangBis 7.724 12.351 24.649 39.632
2. Kendaraan Bermotor 259.777 283.912 414.165 310.721
3. Jumlah penumpangASDP 14.994 14.259 14.027 10.755
4. Jumlah penumpangKlotok 10982 10900 10042 9947
5. Jumlah penumpangSpeed boat
4012 3359 3985 808
6. Total JumlahPenumpang 22.718 14.259 14.027 50.387
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)
Seluruh angkutan umum yang ada di Kota Palangka Raya umum
wajib memiliki izin trayek. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam hal
penataan, pengaturan dan pengendalian trayek angkutan umum, sehingga
dapat meminimalisir trayek ilegal yang dilakukan para pengendara angkutan
II 68
umum. Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Terpadu Kota
Palangka Raya mempunyai data hanya tahun 2012 dimana izin trayek yang
telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya sampai dengan
tahun 2012 sebanyak 89 izin.
Jumlah izin trayek hingga tahun 2012 tidak terlalu banyak ini
menunjukkan peran angkutan publik di Kota Palangka Raya yang belum
signifikan dalam menunjang kehidupan masyarakat. Ini dikarenakan
mengingkat luas dan kondisi wilayah dengan penyebaran yang tidak merata
serta tipologi mobilitas masyarakat yang masih minim, menyebabkan masih
banyak daerah yang belum terlayani oleh angkutan umum yang rutin
beroperasi.
Wilayah-wilayah tersebut umumnya merupakan wilayah yang jauh dari
akses jalan nasional atau jalan propinsi. Mengingat masih ada wilayah
kecamatan yang belum terakses angkutan umum lewat darat, sehingga
masyarakat umumnya menggunakan sarana sungai seperti di wilayah
Kecamatan Rakumpit.
3. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum
Seluruh angkutan umum diwajib memiliki sertifikat pengujian
kendaraan bermotor (uji Kir). Berdasarkan data yang ada di UPTD Pengujian
Kendaraan Bermotor dari tahun 2008-2013, pengujian kendaraan masih
menggunakan sistem manual. Sesuai dengan PP No. 55 Tahun 2012
tentang Kendaraan diamanahkan Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan
Bermotor harus memiliki peralatan uji. Dengan melihat keadaan tersebut
maka Kota Palangka Raya akan memaksimalkan sarana, prasarana serta
alat uji agar uji kendaraan yang dulunya menggunakan manual akan diganti
dengan peralatan uji otomatis. Tabel di bawah ini menyajikan persentase
kendaraan, lama uji dan biaya serta peralatan melakukan Uji Kir.
Tabel 2.48Persentase Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012Mobil penumpang umum 634 538 485 577 608
II 69
Mobil bus 130 192 147 116 135Mobil barang 3.324 4.227 5.021 7.009 9.639Kereta tempelan - - 2 1 6Kereta Gandengan - - - - -Jumlah 4.088 4.957 5.655 7.703 10.388
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)
Tabel 2.49Lama Waktu Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012Semua JenisKendaraan
30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)
Tabel 2.50Biaya Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012Mobil penumpang umum 30.000 30.000 30.000 35.000 35.000Mobil bus 40.000 40.000 40.000 60.000 60.000Mobil barang 45.000 45.000 45.000 60.000 60.000Kereta tempelan 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000Kereta gandengan 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)
Tabel 2.51Peralatan Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012Peralatan Uji Kir Manual Manual Manual Manual Manual
(Sumber: Hasil Analisis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi KotaPalangka Raya, 2013)
Jumlah kendaraan dari berbagai jenis yang ada yang melakukan uji
Kir mengalami peningkatan dari 4.0888 di tahun 2008 menjadi 10.388 di
tahun 2012. Ini artinya terjadi pningkatan kinerja uji Kir terhadap kendaraan.
Salah satu upayakan yang dilakukan adalah memberikan pelayanan
semaksimal mungkin khususnya wilayah-wilayah yang jauh dari Kota dan
II 70
wilayah yang mempunyai aksesibilitas yang masih minim karena kondisi
jalan yang belum mantap. Selain itu, waktu lama pengujian kelayakan
angkutan umum (Uji Kir) yang tidak terlalu lama sekitar ± 30 menit/unit
kendaraan dan biaya yang murah.
4. Jumlah Pelabuhan /Udara/Terminal Bis
Kota Palangka Raya telah memiliki 1 terminal bis antar propinsi WA.
GARA dan memiliki satu pelabuhan udara Tjilik Riwut yang lumayan
representatif. Hal ini cukup dimengerti karena Kota Palangka Raya
merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah sebagai pusat pemerintahan
yang menghubungkan Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Kalimantan
Tengah.
Kota Palangka Raya memiliki pada tahun 2008-2009 sebanyak 18
pelabuhan/terminal sedangkan pada tahun 2010-2012 mengalami penurunan
sebanyak 16 pelabuhan/dermaga/terminal. Untuk terminal mengalami
penurunan karena direncanakan semua penumpang darat akan difokuskan
pada terminal AKAP WA. GARA.
Tabel 2.52Jumlah Pelabuhan Udara/Dermaga/Terminal Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012Pelabuhan Udara 1 1 1 1 1Dermaga Sungai 14 14 14 14 16Terminal 3 3 1 1 1Jumlah 18 18 16 16 16
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)
Sedangkan dermaga sungai terjadi peningkatan jumlah karena telah
operasionalnya dermaga di Bereng bengkel dan dan Marang.Dermaga
tersebut tersebar dibeberapa lokasi dari Kecamatan Sabangau sampai
dengan Rakumpit. Dermaga sungai yang ada umumnya merupakan
dermaga untuk melayani bongkar muat barang dan penumpang. Dermaga ini
digunakan untuk kepentingan umum adalah dermaga Klotok dan Speedboat.
II 71
Namun demikian ada beberapa kondisi dermaga kurang maksimal, baik dari
sisi pelayanan maupun kondisi fisik bangunan yang jauh dari standar bagi
kenyamanan dan keselamatan penumpang karena tidak dilengkapi dengan
sarana penunjang yang layak. Walaupun dengan fasilitas pendukung yang
sangat minim, masyarakat masih menggunakan klotok sebagai sarana
utama untuk menyeberang ke atau sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
masyarakat Kota Palangka Raya yang tinggal di pinggiran sungai masih
banyak menggunakan transportasi sungai untuk kehidupan dan
perdagangan mengangkut kebutuhan sehari-hari.
Kota Palangka Raya merupakan ibukota Propinsi Kalimantan
Tengah, kota yang berkembang cepat sebagai kota transit, perdagangan,
jasa, juga penghubung kabupaten-kabupaten yang ada di Kalimantan
Tengah. Di bidang perpakiran, pihak Pemerintah Kota Palangka Raya telah
melakukan upaya dalam bentuk restribusi tempat parkir untuk menggali
potensi pendapatan asli daerah. Penertiban parkir dilakukan dengan
melibatkan instansi terkait telah dilakukan secara rutinitas untuk penertiban.
Perpakiran ini perlu dilakukan langkah-langkah terobosan dalam
manajemen misalnya menata lahan parkir di beberapa jalan strategis dan
pusat perdagangan yang ramai misalnya di Jalan Yos Sudarso dan Pasar
Besar dan jalan ramai lainnya. Sebenarnya untuk pusat pertokoan modern di
beberapa tempat telah melakukan digitalisasi atau penggunaan teknologi
sedangkan untuk fasilititas umum masih menggunakan manual sehingga
perlu dilakukan pembenaan dengan menggunakan sistem informasi
digitalisasi. Sedangkan dari aspek sumberdaya manusia perlu dilakukan
peningkatan kapasitas sumberdaya manusia merupakan sebuah kebutuhan
melalui bimbingan teknis bagi petugas parkir, pegawai dan aparat lainnya
sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
2.3.1.7. Lingkungan Hidup
Ada beberapa macam bidang yang mencakup analisa penguatan
kualitas lingkungan hidup yakni pelestarian pengendalian, pencegahan,
pengawasan lingkungan.
II 72
Pencemaran Status Mutu Air
Kota Palangka Raya terdiri dari beberapa sungai, anak sungai,
danau maka tidak lepas dari permasalahan pencemaran air yang diakibatkan
oleh aktivitas rumah tangga penduduk yang mendiami di pinggiran sungai.
Untuk mengendalikan pencemaran telah dilakukan uji pencemaran air di
beberapa titik sampel yang ada di Sungai Kahayan dan Sungai Rungan.
Sampel diambil dari air permukaan, air tengah sedangkan air dasar sungai
belum dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup. Titik tersebut diambil
dengan memperhatikan keterwakilan atau representatif titik sampel dari hulu
sampai dengan hilir misalnya di Dermaga Takaras, Pelabuhan Tangkiling,
Jembatan Kahayan, Pelabuhan Rambang, Terusan Tuwan, Bereng Bengkel
dan Kameloh Baru. Tabel di bawah ini menyajikan kondisi penanganan atau
uji pencemaran air.
Tabel 2.59Uji Pencemaran Air Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 20121. Uji pencemaran air 2 Uji 3 Uji 2 Uji 3 Uji 2 Uji
(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.59Polutan Indeks Kualitas Air Sungai di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1. DermagaTakaras
5,4 2,1 4,9 4,6 0,3 1,2 1,8 2,4 2,5 - 2,3 1,0
2. PelabuhanTangkiling
5,5 3,5 5,1 5,0 0,3 0,5 1,8 2,9 2,1 - - 0,9
3. KelurahanMarang
1,8 - 5,3 3,3 0,3 0,3 2,4 2,4 2,8 - - 0,9
4. TerusanTuwan
4,6 1,8 5,5 4,1 4,1 1,0 2,1 2,1 3,2 3,8 2,1 3,0
5. PelabuhanRambang
5 2,9 5 8,5 8,5 0,9 2,1 3,0 3,4 3,5 3,4 2,2
6. JembatanKahayan
5,7 1,8 5 3,4 3,4 0,6 2,1 3,0 3,5 3,5 3,5 1,0
II 73
(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)
Dari sungai dan rawa yang dimiliki Kota Palangka Raya, hanya
terdapat 6 lokasi pengambilan sampel yang kualitasnya dipantau. Hasil
pemantauan status mutu air dan pencemaran status mutu air di sungai Kota
Palangka Raya masih dalam ambang pengendalian, artinya air sungai yang
ada masih dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mandi dan minum dengan
memasak kembali. Kondisi air masih dalam batas ambang baku mutu.
Penanganan Pencemaran air, tanah dan udara
Pengelolaan air limbah sampai saat ini belum sepenuhnya mampu
ditangani oleh Pemerintah Kota Palangka Raya terutama dalam sarana dan
prasarana. Penanganan air limbah selama ini diusahakan oleh masyarakat
secara swadaya untuk membuat septiktank yang sederhana dan cubluk.
Akan tetapi penduduk Kota Palangka Raya tidak semuanya memiliki
septicktank dan cubluk, mereka membuang air limbah langsung kedalam
badan air Sungai Kahayan, Sungai Rungan-Manuhing dan Sungai
Sabangau.
Penggunaan kawasan sungai sebagai tempat pembuangan tinja
masih tinggi terutama yang tinggal di bentaran sungai. Secara umum
masyarakat Kota Palangka Raya yang mempunyai akses terhadap jamban
keluarga, jamban umum atau jamban bersama dilengkapi dengan bangunan
pengolah seperti cubluk dan tangki septic masih belum berkembang, kalupun
tersedia hanya terbatas di kawasan pusat perdagangan.
Untuk memulai keterlibatan Pemerintah dalam penanganan air
limbah di Kota Palangka Raya hanya terbatas pada tempat-tempat umum
seperti penyediaan WC umum. Pada beberapa tempat telah dibangun MCK
Plus, akan tetapi tempatnya tidak melalui studi dan sosialisasi yang baik
sehingga pembangunan air limbah tersebut tidak berjalan optimal. Oleh
karena itu diperlukan suatu studi yang dapat memberikan informasi tentang
pembangunan pengelolaan limbah secara komunal, seperti pembangunan
II 74
MCK Plus, memperbaiki IPLT dan pembangunan IPAL. Cakupan layanan
Pengolahan limbah tinja di Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) saat ini
sekitar 146.000 jiwa penduduk dengan jumlah volume tinja yang diolah 248,5
m3/minggu.
Pencemaran udara menjadi masalah yang penting juga dikarenakan
setiap tahun di Kota Palangka Raya pada musim kemarau terjadi kebakaran
lahan yang dilakukan oleh perorangan atau perusahaan untuk
membersihkan lahannya dan juga diakibatkan oleh asap dari cerobong
pabrik. Untuk itu Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya melakukan
pemadaman di titik kebakaran api dengan kerjasama instansi terkait
sedangkan pencemaran asap dari pabrik dengan melihat dampaknya
selanjutnya dilakukan rekomendasi pabrik untuk mengurangi pencemaran
tersebut. Tahun 2011-2012 tidak banyak pencemaran udara yang terjadi di
Kota Palangka Raya. Berikutnya disampaikan ISPU yang terjadi di Kota
Palangka Raya tahun 2008-2012 dan kebakaran hutan-lahan tahun 2009-
2012.
Tabel 2.53ISPU di Kota Palangka Raya tahun 2008-2012
No Kategori 2010 2011 20121. Tidak ada Nilai 152 47 42. Baik 195 249 3213. Sedang 18 58 324. Tidak sehat - 11 95. Sangat Tidak sehat - - -6. Berbahaya - - -
Jumlah 365 365 366
(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.54Kebakaran Hutan dan Lahan di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012
No Kecamatan Luas Lahan (Ha)2009 2010 2011 2012
1. Sabangau 114 - 56,4 -2. Pahandut 242 - 15,5 22,053. Jekan Raya 357,5 - 271 72,724. Bukit Batu 11 - 16,1 215. Rakumpit 11,5 - - 5
II 75
(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)
Kasus lingkungan akan ditangani jika ada laporan dari masyarakat
sebagai contoh misalnya pencemaran tanah dan akan dilakukan pengecekan
lapangan jika ada laporan dari masyarakat tetapi di Kota Palangka Raya
jarang terjadi. Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, dalam rangka
menangani permintaan uji laboratorium oleh pihak pemrakarsa baik
perorangan, perusahaan, pabrik telah memberlakukan Perda Kota Palangka
Raya Nomor 10 Tahun 2012 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah. Hal ini bertujuan mengendalikan pencemaran air, tanah dan udara
serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Dalam rangka pelestarian lingkungan sudah dilakukan langkah
kongkret misalnya dalam bentuk Adiwiyata yang dilakukan di sekolah dari
jenjang SD sampai dengan SMA yang ada di Kota Palangka Raya. Pada
tahun 2012 telah membina sekolah sebanyak 13 sekolah yang ada di Kota
Palangka Raya. Pembinaan ini meliputi sejak dini memanfaatkan lingkungan
bersih dengan memilah sampah lewat pembelajaran sekolah, kurikulum,
tenaga pengajar.
Pengelolaan sampah
Penanganan sampah selama ini hanya terbatas atau terkonsentrasi
pada Kecamatan Pahandut, Jekan Raya dan sebagian kecil Kecamatan
Sabangau sedangkan Kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit belum
tertangani dan volume sampah relatif kecil. Sampah yang terdapat di
Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya ini banyak ditemukan berserakan dan
meluber di luar dari bak sampah atau kontainer yang berada di jalan-jalan
strategis dan lingkungan. Hal ini menimbulkan tidak bagusnya
pemandangan, kebersihan lingkungan.
Sedangkan Rakumpit, sampah masih dianggap belum menjadi
permasalahan terkait dengan luas wilayahnya, dengan demikian pencatatan
tentang jumlah sampah yang diproduksipun belum tersedia. Indikasi ini harus
menjadi perhatian mengingat sampah yang saat ini diproduksi semakin lama
II 76
semakin menuju pada sampah plastik yang memiliki daya rusak tinggi bagi
lingkungan.
Persentase Penduduk Berakses Air Minum
Air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat.
Sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Palangka Raya
berasal dari air tanah dalam dan air permukaan. Pemenuhan kebutuhan air
bersih untuk rumah tangga di Kota Palangka Raya sebagian besar
bergantung pada air hujan, air sungai dan sumur bor serta tentunya air
ledeng atau PDAM.
Penyediaan kebutuhan sarana air bersih di Kota Palangka Raya
terbatas hanya pada daerah perkotaan terutama pada pusat kota (Kelurahan
Pahandut, Langkai, dan Kelurahan Palangka). Pelayanan sarana air bersih
untuk masa mendatang diharapkan akan lebih luas lagi cakupannya,
sehingga lebih banyak penduduk yang dapat menikmati pelayanan air bersih.
Pelayanan jaringan air bersih yang disediakan baru menjangkau sebagian
kecil kebutuhan penduduk. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih,
sebagian besar penduduk masih memanfaatkan sumur galian, pompa dan
sungai.
Pengembangan sumber daya air baku kota Palangka Raya agar
dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Palangka Raya. Pola
pengembangan air bersih direncanakan dengan sistim jaringan pipa,
terutama untuk penggunaan atau perbaikan jaringan pipa yang sudah ada
dan pengadaan jaringan baru.
Tabel 2.58Jumlah Kelompok Pengguna/Pelanggan Air Bersih
Tahun 2009-2012
NoUraian Tahun
2009 2010 2011 20121. Sosial 287 292 292 2952. Rumah Tangga 14.531 14.656 15.235 15.0263. Pemerintah 174 176 185 2024. Niaga Kecil 1057 1183 1335 14925. Niaga Besar 37 40 40 41
II 77
Jumlah 16.086 16.347 17.087 17.056
(Sumber : PDAM Kota Palangka Raya, 2013)
Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Amdal dan KasusLingkungan Hidup
Jumlah perusahaan di Kota Palangka Raya tidak banyak misalnya
perusahaan karet, perhotelan dan usaha lainnya yang telah melakukan wajib
amdal. Perusahaan tersebut yang kegiatannya diawasi, pengawasan
terhadap perusahaan yang telah melakukan amdal wajib dilakukan
mengingat hal ini dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi.
Sedangkan dari jumlah kasus lingkungan yang telah ditangani oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya dilakukan jika ada laporan dari masyarakat
untuk ditindaklanjuti dengan melihat langsung dan menganalisis kondisi
lapangan. Pemerintah Kota Palangka Raya memberikan rekomendasi
terhadap kasus tersebut.
Penghijauan di kawasan rawan longsor
Penegakan hukum lingkungan
2.3.1.10. Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya
melayani dokumen kependudukan terdiri (1). Dokumen kependudukan dan
(2). Surat Keterangan Kependudukan. Selain pelayanan administrasi
kependudukan tersebut diatas, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Palangka Raya juga melayani: (1). Pelayanan pengolahan data
kependudukan. (2). Pelayanan perpindahan penduduk masal (3).
Penyusunan daftar penduduk potensial pemilih pemilu.
Mengingat luas wilayah dan kondisi geografis sehingga untuk
memperpendek jarak pelayanan bagi penduduk yang berada di wilayah yang
jauh dari pusat pemerintahan, Pemerintah Kota Palangka Raya telah
mengambil kebijakan terkait pembuatan KTP dapat dilaksanakan di 5 (lima)
Kantor Kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya.
Dalam rangka pelayanan yang dilakukan, kinerja kependudukan
dapat dikatakan perlu adanya perbaikan baik pelayanan, sumberdaya
II 78
manusia, sarana dan prasarana sehingga pelayanan KTP, akte kelahiran,
akte nikah, KTP Nasional berbasis NIK yang ada di Kota Palangka Raya
dapat berlangsung optimal. Lemahnya kinerja ini juga disebabkan karena
masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya dokumen
kependudukan. Kota Palangka Raya pada tahun 2009-2013 belum
mempunyai database kependudukan sehingga untuk tahun mendatang perlu
dilakukan kegiatan database kependudukan dalam rangka memperkuat
sistem informasi dan data kependudukan yang akurat.
Tabel 2.60Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kependudukan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya Tahun 2013
No. Indikator KinerjaCapaian (Persen)
2009 2010 2011 2012 20131. Rasio penduduk ber KTP 81 95 34 42 442. Rasio bayi berakte
kelahiran77 47 37 27 25
3. Rasio pasangan beraktenikah
26 26 30 19 13
4. Kepemilikan KTP 87 95 34 30 445. Kepemilikan akta kelahiran
per 1000 penduduk64 96 46 12 12
6. Ketersediaan databasekependudukan skalaprovinsi
7. Penerapan KTP Nasionalberbasis NIK
0 0 52 59 61
(Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka RayaTahun, 2013)
2.3.1.11. Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Pemberdayaan PerempuanTabel
Indikator Pemberdayaan Perempuan Kota Palangkaraya
2011 2012 2013Prosentase Perempuan yang aktif dilembaga pemerintahan
62,45 % 62,73 % 62,45 %
Jumlah Perempuan yang aktif di lembaga NA NA NA
II 79
swastaJumlah kejadian KDRT NA 37 45Tenaga kerja dibawah umur NA NA -TPAK perempuan ( %) 36,85 33,37 NAUpaya perlindungan terhadap perempuandan anak
NA NA 48
dilaporkan kepada Pihak Kepolisian Republik Indonesia khususnya
pada Polres Kota Palangka Raya. Kejadian Kekerasan dalam Rumah
Tangga (KDRT) di Kota Palangka Raya sebagian besar disebabkan
pemukulan.
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Jumlah peserta keluarga berencana Aktif yang menggunakan
metode kontrasepsi jangka pendek (pil, suntik, kondom) selalu meningkat
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Salah satu faktor meningkatnya
peserta program KB adalah dengan penambahan jumlah pelayanan
posyandu dan penyuluh keluarga berencana yang aktif dalam melakukan
sosialisasi dan memberikan pemahaman arti pentingnya program keluarga
berencana.
Tabel 2.61Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2012
No. Indikator KinerjaCapaian
2009 2010 2011 20121. Rata-rata jumlah anak per
keluarga3,016 3,016 3,016 2,016
2. Rasio akseptor KB - 78,3 76,8 78,33. Cakupan peserta KB aktif 25.602 26.233 26.966 35.3854. Keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I- 12.044 10.698 11.305
(Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana KotaPalangka Raya, 2013)
II 80
2.3. 1.13. Sosial
Pelayanan sosial merupakan suatu bentuk aktivitas yang bertujuan
untuk membantu individu, kelompok, ataupun kesatuan masyarakat agar
mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang pada akhirnya
mereka diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada melalui
tindakan-tindakan kerjasama ataupun melalui pemanfaatan sumber-sumber
yang ada di masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidupannya.
Tabel 2.62Indikator Pelayanan Urusan Sosial Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013
No. Indikator KinerjaCapaian
2010 2011 2012 20131. Sarana sosial seperti panti asuhan,
panti jompo dan panti rehabilitasi2 2 2 2
2. PMKS yang memperoleh bantuansocial
2.461 1.976 2.089 1.839
3. Penanganan penyandang masalahkesejahteraan social
2.886 3.215 3.725 4.596
(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan sosial di Kota
Palangka Raya selama periode 2009-2013 dapat diamati terhadap PMKS
yang memperoleh bantuan sosial dan penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
2.3.1.14. Ketenagakerjaan
Peningkatan jumlah penduduk Kota Palangka Raya berdampak
pada jumlah angkatan kerja yang juga mengalami peningkatan.
Tabel 2.63Keadaan Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan Pengangguran
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012
Karakteristik Tahun2009 2010 2011 2012
Angka partisipasi angkatan kerja 87.692 99.736 110.326 94.054Angka sengketa pengusaha-pekerjaper tahun
- - - -
Tingkat partisipasi angkatan kerja 60,34 62,51 67,02 57,79
II 81
Pencari kerja yang ditempatkan 1.581 1.546 390 408Tingkat pengangguran terbuka 9,17 8,48 3,82 6,38Keselamatan dan perlindungan - - - -Perselisihan buruh dan pengusahaterhadap kebijakan pemerintahdaerah
- - - -
(Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Palangka Raya, 2013)
Menurunnya jumlah tenaga kerja di perusahaan dan jumlah pencari kerja
mengindikasikan dua hal penyebab yaitu meningkatnya jumlah
wirausahawan, data yang ditunjukkan di atas tidak menggambarkan kondisi
yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan tidak semua para pencari kerja
mendaftarkan dirinya di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Palangka Raya sehingga jumlah mereka tidak dapat terdeteksi secara baik.
2.3.1.15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Kinerja Pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 pada masing-
masing indikator sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 2.64Jumlah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
No Indikator 2009 2010 2011 2012 20131. Persentase koperasi
aktif95,77 65,71 65,71 87,40 87,78
2. Jumlah UKM nonBPR/LKM UKM
8.988 9.985 10.005 10.374 10.374
3. Jumlah BPR/LKM 9 9 11 11 114. Usaha Mikro dan Kecil 8.997 9.994 10.016 10.385 10.385
(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota PalangkaRaya, 2013)
Tabel di atas menunjukkan jumlah koperasi aktif dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 mengalami fluktuasi Sebagai badan usaha yang
penting dan jumlah koperasi yang aktif banyak maka perlu dilakukan
pengembangan koperasi baik di sisi masyarakat maupun pembina. Dampak
dari aktifnya koperasi ini maka pemahaman pola-pola pembinaan koperasi
oleh pemerintah selama ini sudah bisa dirasakan sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingan anggota. Program-program yang dibiayai oleh pemerintah
II 82
telah sesuai sasaran atau bisa dinikmati oleh warga koperasi seluruhnya.
Contohnya penyaluran dana bergulir oleh pemerintah melalui koperasi.
Pemerintah melalui perbankan menyalurkan dana bergulir pada
koperasi untuk memperkuat permodalan koperasi, terutama unit simpan
pinjam. Selanjutnya, koperasi juga harus diberi kesempatan yang seluas-
luasnya untuk menciptakan jalinan kerjasama melalui jaringan usaha
koperasi, menggalang solidaritas serta melakukan joint venture antar
koperasi dan dengan non koperasi.
Usaha mikro dan kecil juga ditopang dengan semakin banyaknya
jumlah BPR yang berkembang di Kota Palangka Raya. Jumlah BPR dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan dari 9-11
BPR.
2.3.1.16. Penanaman Modal
Jumlah investor, nilai investasi, rasio daya serap tenaga kerjaDukungan dalam peningkatan penanaman modal di Kota Palangka
Raya terlihat dari kemudahan prosedur administrasi dalam mengurus
investasi melalui pelayanan perizinan satu atap melalui Badan Pelayanan
Perizinan dan Penanaman Modal Terpadu. Rencana penanaman modal
asing sampai dengan tahun 2012 menunjukkan peningkatan tetapi untuk
rencana penanaman modal dalam negeri di Kota Palangka Raya tidak ada
peningkatan alias stagnan/tetap.
Peningkatan investasi yang terjadi pada rencana PMA ada pada
sektor jasa lainnya, hal ini disebabkan oleh adanya pergeseran sektor usaha
yang terjadi di Kota Palangka Raya dan berakibat pada meningkatnya
penanaman modal, khususnya dari investasi luar negeri (asing). Untuk
rencana PMDN belum terlihat rencana penambahan investasinya di Kota
Palangka Raya ini selama tahun 2012, investasi ini hanya meneruskan
investasi yang sedang berjalan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.
II 83
Tabel 2.65Rencana PMDN yang disetujui Pemerintah Menurut Sektor di Kota Palangka
Raya Tahun 2011-2012
Sektor / SubSektor
2011 2012 2013Jumlahinvestas
i
Nilai(Rp.Juta)
Jumlahinvestas
i
NilaiRp. (Juta)
Jumlahinvesta
si
NilaiRp. (Juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. Perkebunan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2. Perikanan 0 0,00 0 0,00 0 0,003. Kehutanan 0 0,00 0 0,00 0 0,004.Pertambangan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5. Industri Kayu 0 0,00 0 0,00 0 0,006. Industri Kimia 0 0,00 0 0,00 0 0,007. Perhotelan 0 0,00 0 0,00 0 0,008. JasaAngkutan 1 6.250,00 1 6.250,00 1 6.250,00
9. Real Estate 0 0,00 0 0,00 0 0,00
10. Jasa Lainnya 5 136.388,63 5 136.388,63 5 136.388,63
11. Industri KaretRemah 0 0,00 0 0,00
1 65.000
Jumlah 6 142.638,63 6 142.638,63
7 207.638.63
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya , 2013)
II 84
Tabel 2.66
Rencana PMA yang disetujui Pemerintah Menurut Sektor di Kota PalangkaRaya Tahun 2011-2012
Sektor / SubSektor
2011 2012 2013Jumlahinvestas
i
Nilai(000 US $)
Jumlahinvestas
i
Nilai(000 US $)
Jumlahinvestas
i
NilaiRp. (Juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. Perkebunan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2. Perikanan 0 0,00 0 0,00 0 0,003. Kehutanan 0 0,00 0 0,00 0 0,004.Pertambangan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5. Industri Kayu 0 0,00 0 0,00 2 666,946. Industri Kimia 0 0,00 0 0,00 0 0,007. Perhotelan 0 0,00 0 0,00 1 600,008. JasaAngkutan 1 0,00 0 0,00 0 0,00
9. Real Estate 0 0,00 0 0,00 1 400,00
10. Jasa Lainnya 0 0,00 0 0,00 2247.293,59
Rp. 104.312,57
11. Industri KaretRemah 0 0,00 0 0,00
0 0,00
Jumlah 0 0,00 0 0,0026 48.960,53
Rp. 104.312,57
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya , 2013)
Tabel 2.66Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kota
Palangka Raya (Ribu US$) 2009-2013
Tahun JumlahInvestasi
Rencana Realisasi %
2009 11 34.098,03 1.206,00 3,54
2010 21 38.900,53 606,00 1,56
II 85
2011 25 43.900,53 1.424,94 3,25
2012 26 47.700,53 1.495,31 3,13
2013 26 48.900,53Rp. 104.312,57
1.450.17Rp.166.030,16
2,96159,16
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya 2013)
Tabel 2.67Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
di Kota Palangka Raya (Juta Rp.) 2009-2012
Tahun JumlahInvestasi
Rencana Realisasi %
2009 10 453.745,11 320.376,70 70,61
2010 4 132.738,63 29.894,00 22,52
2011 5 142.638,63 993,48 0,70
2012 5 142.638,63 384.126,74 269,30
2013 7 207.638,63 384.126,74 185
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya , 2013)
Berdasarkan data yang berasal dari Badan Penanaman Modal Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah dalam Indikator Ekonomi Kota Palangka Raya
2012 Tenaga kerja yang direncanakan untuk mengerjakan investasi PMA di
kota Palangka Raya pada tahun 2012 sebanyak 3.212 orang tenaga kerja
indonesia dan 84 orang tenaga kerja asing, tidak sesuai dengan realisasi
yang terjadi didalam pengerjaan investasi tersebut yaitu tenaga kerja
indonesia hanya 255 orang dan tenaga kerja asingnya 12 orang saja.
2.3.1.17. Kebudayaan
Melalui Perpres No. 92 tahun 2011 fungsi kebudayaan diintegrasikan
dengan pendidikan. Berikut diuraikan kinerja kebudayaan di Kota Palangka
Raya.
- Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya
Seni dan budaya Kota Palangka Raya pun tidak terlepas dari
kebudayaan suku Dayak. Dalam tiga tahun terakhir ini telah diselenggarakan
II 86
festival seni dan budaya diantaranya experimentasi seni tari tradisional
Dayak, rekaman Karungut dan musik tradisional, ukiran dan seni patung
khas Dayak, Tatto Dayak, anyaman rotan dan purun, benang bintik, mandau
talawang, festival kesenian daerah dan luar daerah, tiwah, kuntau, pagelaran
dialog seni. Experimentasi seni yang dilaksanakan tersebut sebagai upaya
untuk memunculkan, mengembangkan daya dan kreativitas dari seniman,
sanggar, budayawan yang ada di Kota Palangka Raya dan sebagai ajang
pameran pembangunan kepada masyarakat. Rekaman karungut yang
merupakan lagu dan musik asli Suku Dayak dilakukan dalam rangka
memberdayakan rekaman pemusik lokal baik perorangan maupun kelompok
dan perakam lokal. Rekaman karungut tersebut saat ini telah dilakukan
pendistribusian hasil rekaman dalam jumlah yang terbatas ke masyarakat,
hotel, pertemuan, pameran regional ataupun nasional.
Pada tahun 2012 telah dilaksanakan Dialog Seni dengan
menghadirkan tokoh masyarakat, seniman dan budayawan, ahli
kebubudayaan baik dari lokal maupun nasional. Tema dalam dialog Budaya
tersebut disesuaikan dengan kondisi kelokalan sebagai bentuk kepedulian
dan perhatian Pemerintah secara menyeluruh terhadap pembangunan dan
pelestarian Seni Budaya yang ada di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.68Jumlah Festival Seni Budaya Kota Palangka Raya Tahun 2010-
2013
No Uraian 2010 2011 2012 20131. Experimentasi Seni 1 experimentasi 1 experimentasi 1 experimentasi 1 experimentasi
2. Rekaman karungutdan MusikTradisional
1 Rekaman 1 Rekaman 1 Rekaman 1 Rekaman
3. Festival Keseniandalam dan
1 festival 1 festival 1 festival 1 festival
4. Festival Kesenianluar Daerah
1 festival 1 festival 1 festival 1 festival
5. Pagelaran DialogSeni
1 dialog 1 dialog 1 dialog 1 dialog
(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)
II 87
Walaupun pagelaran atau festival seni dan budaya dari frekuensi
tidak terlalu banyak namun pelaksanaan festival seni di Kota Palangka Raya
telah berjalan dengan baik bahkan melewati target yang ditetapkan.
Alangkah baiknya jika festival seni dan budaya dapat dilaksanakan dengan
frekuensi yang lebih sering karena dapat memberikan ruang bagi kearifan
lokal sehingga akan memperkuat ciri khas bangsa Indonesia di tengah
gempuran kebudayaan asing.
Di sisi lain, pelaksanaan festival seni dan budaya tentunya akan
terkait dengan perkembangan ekonomi. Festival seni dan budaya dapat
menunjang kegiatan pariwisata sehingga dapat menggerakkan roda ekonomi
masyarakat. Pada tahun 2013, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Palangka Raya melaksanakan Festival Budaya Isen Mulang dan menyeleksi
Pemilihan Putra Putri Pariwisata yang merupakan agenda tahunan dan
bertujuan untuk mencari bibit-bibit siswa berprestasi bidang pariwisata,
kebudayaa, kesenian, baik pelajar di tingkat Sekolah Dasar/MI, SMP/MTs
hingga SMA/MA serta SMK maupun generasi muda.
- Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya
Sarana penyelenggaraan festival seni dan budaya yang ada di Kota
Palangka Raya sangat terbatas. Terkait dengan hal ini maka perlu
diupayakan peningkatan jumlah sarana penyelenggaraan festival seni dan
budaya sehingga masyarakat umum khususnya generasi muda, budayawan,
seniman dapat lebih terintegrasi dengan kebudayaan lokal. Pada tahun
2010-2013 di Kota Palangka Raya belum ada bengkel kesenian, keberadaan
bengkel kesenian ini diharapkan sebagai sarana sebagai tempat praktek bagi
generasi muda, budayawan, seniman mengaktualisasi seni dan budaya lokal
sehingga degradasi seni dan budaya di era globalisasi dapat terkendali.
Pada tahun 2010-2013 di Kota Palangka Raya belum ada dewan
kesenian. Dewan kesenian ini nantinya dapat memperkuat kelembagaan
seni dan budaya yang ada di Kota Palangka Raya. Kelembagaan
Tabel 2.69Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013
II 88
No Uraian 2010 2011 2012 20131. Bengkel kesenian - - - -2. Dewan Kesenian - - - -3. Sanggar 14 set 14 set 14 set 14 set
(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)
- Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
Cagar budaya yang dilindungi di Kota Palangka Raya adalah
Sandung Ngabeh Soekah, Tugu Tiang Pancang Pembangunan Pertama
Provinsi Kalimantan Tengah, Rumah Tradisional Tjilik Riwut, Sandung Bawih
Kuwuh Mungku Baru, Rumah Tradisional Sei Gohong. Kondisi cagar budaya
tersebut dalam kondisi terawat dan baik kecuali Rumah Tradisional Sei
Gohong yang perlu ada perbaikan. Sandung, tugu dan rumah tradisional
tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang agama
Hindu Kaharingan yang merupakan agama nenek moyang Suku Dayak dan
nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa ini.
2.3.1.18. Kepemudaan dan Olahraga
Organisasi kepemudaan di Kota Palangka Raya ada yang
merupakan organisasi Nasional, organisasi regional dan organisasi
kedaerahan. Ini tentunya dapat menunjang peran pemuda dalam proses
pembangunan di Kota Palangka Raya. Disamping itu, menggambarkan
kapasitas pemerintah kota dalam memberdayakan masyarakat untuk
berperan serta dalam pembangunan dan dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Tabel 2.70Organisasi Pemuda dan Sarana Olahraga Kota Palangka Raya Tahun 2010-
2013
No Uraian 2009 2010 2011 2012 20131. Jumlah organisasi pemuda 9 15 20 25 302. Jumlah organisasi olahraga 20 35 45 55 633. Jumlah kegiatan
kepemudaan8 8 9 10 12
4. Jumlah kegiatan olahraga 9 11 12 15 145. Gelanggang / balai remaja
(selain milik swasta)2 4 7 12 15
II 89
6. Lapangan olahraga 20 30 45 55 60(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)
Hal ini menunjukkan bahwa semakin baiknya kesadaran masyarakat
Kota Palangka Raya untuk melakukan olahraga dan menjaga kesehatan.
2.3.1.20. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kesatuan bangsa dan
politik dalam negeri di Kota Palangka Raya selama periode 2009-2013 pada
masing-masing indikator disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.71Aspek Pelayanan Umum Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Tahun 2009-2013
No IndikatorTahun (Persen)
2009 2010 2011 20121. Kegiatan pembinaan terhadap
LSM, Ormas dan OKP100 100 100 100
2. Kegiatan pembinaan politik daerah 100 100 100 100
(Sumber: Badan Kesbangpol Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel di atas menggambarkan bahwa peran serta masyarakat dalam
pembangunan semakin meningkat seperti kegiatan pembinaan terhadap
LSM, Organisasi Masyarakat dan OKP. Selama tiga tahun yaitu 2009 hingga
tahun 2012 kegiatan pembinaan sebanyak 100%. Hal tersebut ditunjukkan
dengan semakin baiknya hubungan antara pemerintah dengan LSM, Ormas
dan OKP serta partai politik.
2.3.1.21. Otonomi Daerah tentang Perangkat Daerah
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan otonomi daerah
terkait dengan perangkat daerah di Kota Palangka Raya selama periode
2009-2013 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.72Aspek Pelayanan Umum Bidang Otonomi Daerah tentang Perangkat Daerah
No IndikatorTahun
2009 2010 2011 2012 20131. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 9,55 8,69 8,32 8,06 8.71
II 90
No IndikatorTahun
2009 2010 2011 2012 201310.000 penduduk
2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000Penduduk 39,80 40,73 40,06 39,19 47,04
3 Rasio Pos Siskamling per jumlahdesa/kelurahan 23,33 23,33 20,00 20,00 31,00
4. Pertumbuhan ekonomi6,09 5,55 6,95 6,99 7,55
5. Kemiskinan 4,76 5,24 4,69 4,24 -6. Sistem informasi Pelayanan Perijinan
dan adiministrasi pemerintah 1 1 1 1 1
7. Penegakan PERDA 12 Perda 12Perda
12Perda
12Perda
12Perda
8. Cakupan patroli petugas Satpol PP 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec
9. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3(ketertiban, ketentraman,keindahan) di Kabupaten
4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
10. Petugas Perlindungan Masyarakat(Linmas) di Kabupaten
800orang
900Orang
900Orang
1.080Orang
1.150Orang
11. Cakupan pelayanan bencanakebakaran kabupaten
12. Tingkat waktu tanggap (response timerate) daerah layanan WilayahManajemen Kebakaran (WMK)
13. Cakupan sarana prasaranaperkantoran pemerintahan desa yangbaik
14. Sistim Informasi Manajemen Pemda
15. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
(Sumber: Dari berbagai sumber setelah diolah, 2013)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio satpol PP terus
menurun, artinya cakupan pelayanan oleh petugas menjadi semakin kurang
baik. Hal ini berdampak kurang berdampak baik dalam membantu mengatasi
masalah keamanan masyarakat.
Selain polisi pamong praja, perlindungan masyarakat (Linmas) juga
berperan aktif dalam peningkatan upaya menjaga keamanan masyarakat.
Selama lima tahun terakhir, tercatat terjadi penambahan jumlah Linmas
sebanyak 180 orang. Bentuk pengamanan lain adalah berupa keberadaan
II 91
pos sistem keamanan lingkungan (Siskamling) yang berada di setiap
desa/kelurahan. Selama tiga tahun yaitu 2011-2013, jumlah siskamling yang
ada sampai pada tahun 2013 yang pembangunannya difasilitasi oleh
pemerintah kota palangka raya sebanyak 27 unit diluar siskampling yang
dibangun masyarakat secara swadaya. Idealnya siskamling harus ada
disetiap RT (Jumlah RT di Kota Palangka Raya sebanyak 666 RT).
Kualitas pelayanan pemerintahan dan perizinan dapat ditunjukkan
oleh kesediaan sistem informasi pelayanan perizinan dan administrasi
pemerintah dan jumlah penegakan perda. Pada tahun 2013, sistem informasi
pelayanan perizinan dan administrasi pemerintah telah dibentuk dan
dioperasikan. Pada tahun 2013, penegakan perda telah dilakukan sebagai
upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalankan perda.
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penegakan perda dan
pelanggaran K3 (Ketertiban, ketentraman, keindahan) masih kurang dapat
dilihat dari jumlah pelanggaran perda dan pelanggaran K3 (Ketertiban,
ketentraman, keindahan) yang terus meningkat.
2.3.1.21. Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Pangan Utama
Regulasi katahanan pangan dan ketersediaan pangan utamaDalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dari tahun 2010–2012
ketersediaan pangan antara 25.319,88 ton/tahun dalam bentuk beras. Dari
aspek jumlah menunjukkan bahwa pangan yang ada telah mencukupi
kebutuhan masyarakat Kota Palangka Raya yang memerlukan antara
pangan dalam bentuk beras sebesar 23.018,07-23.765,59 ton/tahun. Dengan
demikian kalau dilihat dari kebutuhan dan ketersediaan beras yang ada
masih ada kelebihan beras sebesar antara 2301,81- 2376,56 ton/tahun.
Melihat kondisi yang demikian itu maka Kota Palangka Raya tidak
kekurangan beras, tetapi beras yang beredar justru sebagian besar bukan
berasal dari Kota Palangka Raya atau didatangkan dari luar misalnya dari
Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Kalimantan Selatan bahkan dari Pulau
Jawa.
II 92
Kondisi ini disebabkan karena produksi di Kota Palangka Raya
belum mampu mencukupi kebutuhan pangan utama masyarakat. Kontradiktif
dengan luasnya Kota Palangka Raya, kurangnya produksi beras tersebut
disebabkan karena untuk menanam padi dan memeliharanya memerlukan
biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh oleh
petani.
Sebagai kota yang berkembang cepat, tentu memiliki jumlah
penduduk yang terus bertambah dengan areal pertanian yang pemanfaatan
untuk sektor lain misalnya jasa, perdagangan tentu berakibat makin
sempitnya sempitnya lahan pertanian. Sebuah tantangan ke depan
diharapkan Kota Palangka Raya mampu secara mandiri memproduksi beras.
Berikut ini dijelaskan produksi padi dan jumlah jiwa yang ada di Kota
Palangka Raya selama 3 tahun terakhir dari 2010–2012 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 2.73Produksi, Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2012
Tahun JumlahJiwa
KebutuhanPangan(Ton)
Produksi(kg)
KetersediaanPangan
BerdasarkanProduksi (kg)
KetersediaanPangan dariLuar Daerah
(ton)
KetersediaanPangan
(ton)
2010 220.962 23.765,59 275,26 154,75 25.987,4 26.142,152011 224.663 23.018,07 439,27 246,96 25.072,92 25.319,882012 231.959 23.659,82 12,00 6,75 26.019,05 26.025,80
(Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan KotaPalangka Raya, 2013)
2.3.1.22. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat yang ada di Kota Palangka Raya melalui
LKK/LPM, PKK, LSM, posyandu serta karang taruna. Aspek penting dalam
suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun
sendiri oleh masyarakat dan mampu menjawab kebutuhan dasar
masyarakat.
Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) merupakan Lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat kelurahan sebagai wujud partisipasi
masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
II 93
masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian. Selama 5 (lima)
tahun mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 LKK yang di Kota Palangka
Raya tetap sama jumlahnya tidak mengalami penambahan yaitu berjumlah
30 (tiga puluh) dimana setiap kelurahan terdapat 1 (satu) LKK yang
merupakan mitra kelurahan dalam perencanaan, pelaksanaan
pembangunan. Demikian juga, PPK di Kota Palangka Raya selama 5 (lima)
tahun mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 PPK yang tetap sama
jumlahnya tidak mengalami penambahan yaitu berjumlah 30 (tiga puluh)
dimana setiap kelurahan terdapat 1 (satu) LKK yang merupakan mitra
kelurahan dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan. Ditambah
dengan PKK Kecamatan sebanyak 5 (lima) serta PPK kota sebanyak 1
(satu).
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah Organisasi/Lembaga
yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia
secara sukarela atas kehendak sendiri dan berminat serta bergerak dibidang
kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga sebagai wujud
partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian
secara swadaya.
LSM dapat pula mengembangkan programnya sendiri dan bersinergi
dengan program pemerintah. Besarnya jumlah LSM aktif akan
menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk mewujudkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah sebagai upaya
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat daerah.
Besarnya posyandu yang aktif juga menunjukkan ketersediaan
fasilitas penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk
meningkatkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan
bidang kesehatan ibu, balita di Kota Palangka Raya. Untuk mengetahui
secara detail keberadaan peran LKK, PKK, LSM dan posyandu dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.74Pemberdayaan Masyarakat Kota Palangka Raya Tahun 2010-2012
II 94
No Pemberdayaan Masyarakat 2009 2010 2011 2012 20131. Rata-rata jumlah kelompok binaan
lembaga pemberdayaanmasyarakat (LPM)
30 30 30 30 30
2. Rata-rata jumlah kelompok binaanPKK
30 30 30 30 30
3. Jumlah LSM 285 296 308 314 3174. LPM Berprestasi - - - - -5. PKK aktif 30 30 30 30 306. Posyandu aktif 105 120 120 124 124
(Sumber : Berbagai Sumber setelah diolah, 2013)
2.3.1.23. Statistik dan Kearsipan
Pengelolaan arsip secara baukPeningkatan sdm pengelola arsip
II 95
Sejalan dengan tugas penyediaan data, Badan Statistik Kota
Palangka Raya telah bekerja sama dengan instansi terkait telah menerbitkan
dokumen resmi yang harus tersedia pada suatu wilayah. Dokumen dalam
Angka sebagai dokumen data resmi tersedia di Kota Palangka Raya secara
lengkap misal Selayang Pandang Kota Palangka Raya, Kota Palangka Raya
Dalam Angka, Kecamatan Pahandut Dalam Angka, Kecamatan Sabangau
Dalam Angka, Indikator Ekonomi Kota Palangka Raya dan PDRB Kota
Palangka Raya dan sebagainya. Sejalan dengan kelengkapan yang
diharuskan ada dalam sebuah dokumen, Kota Palangka Raya dalam Angka
telah memenuhi standar isi yang ditetapkan.
Namun demikian masih terdapat data detail yang memang tidak
tersedia dalam Statistik tetapi tersedia di SKPD yang mengampu. Aspek
penting lain dari data statistik adalah terjadinya perbedaan data yang ada di
SKPD dengan yang ada di dokumen Statistik. Hal ini terjadi akibat dari
metode pengumpulan data yang berbeda. Perbedaan itu muncul diakibatkan
dari tujuan pengumpulan yang memang berbeda. Statistik memiliki standar
metodologi yang telah baku demi mendapatkan data yang dapat
diperbandingkan secara regional maupun nasional. Sementara itu data di
SKPD lebih berkaitan dengan tujuan pengambilan kebijakan yang mendesak
dan detail.
2.3.1.24. Komunikasi dan Informatika
- Komunikasi dan Informasi
Layanan komunikasi dan informasi merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan intelektual masyarakat dan diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal perkembangan teknologi yang
semakin pesat, Keberadaan layanan komunikasi dan informasi ini dapat
mendukung kemajuan usaha diberbagai sektor bagi masyarakat Kota
Palangka Raya.
II 96
No Indikator Tahun2010
Tahun2011
Tahun2012
Tahun2013
1 Jumlah jaringan teleponseluler/ dibandingkan teleponstasioner
350/7 370/8 406/10 470/12
2 Rasio wartel terhadappenduduk
1/90 1/90 2/100 2/96
3 Rasio surat kabar nasionalterhadap surat kabar lokal
4/5 4/7 4/9 5/10
4 Rasio penyiaran radio lokalterhadap jaringan televisi yangmasuk ke daerah
16/4 16/5 23/04 20/15
5 Ada tidaknya website milikpemerintah
1 1 1 1
6 Jumlah pameran/ ekspo yangdilakukan setiap tahun
0 0 0 0
3. Jaringan Komunikasi
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang efektif dan
efisien kepada masyarakat dalam program pembinaan, pengembangan dan
pemberdayaan layanan jasa akses telekomunikasi sangat diperlukan
keterlibatan berbagai unsur seperti pemerintah, kalangan pengusaha,
maupun masyarakat. Perkembangan jaringan komunikasi di Kota Palangka
Raya terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang tinggi ini dengan
banyaknya jaringan komunikasi yang dibedakan menjadi seluler dan telepon
stationer. Jumlah operator jaringan seluler (telpon genggam) di Kota
Palangka Raya sebanyak 7 operator sedangkan operator jaringan telepon
stationer sebanyak 1 operator. Di Kota Palangka Raya jaringan komunikasi
yang ada diantaranya AXIS, 3 (Tri), Indosat, StarOne, Telkomsel, XL, Flexy.
Jaringan komunikasi seluler tersebut tidak semua dapat dimanfaatkan di 5
(lima) kecamatan di Kota Palangka Raya hanya jaringan Indosat (Mentari)
dan Telkomsel (HALO, SimPATI dan AS) yang dapat dimanfaatkan di 4
kecamatan (Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sabangau, Bukit Batu) dan
Kecamatan Rakumpit sebagian wilayah yang terjangkau oleh operator.
II 97
Sedangkan jaringan komunikasi dalam bentuk telepon dengan
operator dari Telkom Indonesia yang dapat dimanfaatkan di 2 (dua)
kecamatan (Kecamatan Pahandut, Jekan Raya). Dengan banyaknya
jaringan komunikasi di Kota Palangka Raya membuka peluang usaha dari
berbagai sektor baik dari sektor Perbankan, Pertanian, perdagangan,
perindustrian, jasa karena memberikan kemudahan dalam melakukan
interkasi di masyarakat, kita bisa tepat berkomunikasi tanpa harus
memperhitungkan ruang dan waktu. Berikut ini data menara telekomunikasi
di Kota Palangka Raya tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.75Data Menara Telekomunikasi Kota Palangka Raya Tahun 2012
No Operator Jumlah Menara1. PT. Telkomsel 592. PT. Indosat 183. PT. XL Axiata 94. PT. Hutchinson Cp Tel.
(Three)17
5. PT. Telkom (Flexy) , 86. PT. Indosat-StarOne DMA 97. PT. Mobile 8 (fren) -
Jumlah 120
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)
Perkembangan menara telekomunikasi tersebut diatas oleh
Pemerintah Kota Palangaka Raya dilakukan restribusi pengendalian menara
komunikasi sesuai dengan Perda Kota Palangka Raya Nomor 22 Tahun
2011 yang bertujuan untuk menggali pendapatan asli daerah guna
pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah.
Restribusi dilakukan terhadap orang pribadi atau badan yang menggunakan
atau menikmati pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi sebesar 2
% (dua persen) dari nilai jual obyek pajak bangunan yang digunakan sebagai
dasar perhitungan pajak bumi dan bangunan terhadap bangunan menara
telekomunikasi seluler.
II 98
4. Rasio Wartel/Warnet Terhadap Penduduk
Angka rasio warnet/wartel per 1000 penduduk pada tahun 2012 di
Kota Palangka Raya sebesar 0,45 dengan jumlah wartel/warnet sebanyak
100 buah. Di setiap kecamatan tidak merata, berdasarkan rasio
warnet/wartel per 1000 penduduk di Kecamatan Pahandut, Bukit Batu dan
Jekan Raya lebih mudah mendapatkan layanan Wartel/Warnet dibandingkan
dengan Kecamatan Sabangau dan Rakumpit. Sejalan dengan banyaknya
jaringan telekomunikasi di Kota Palangka Raya maka akan membuka
peluang usaha bagi para wirausahawan dengan memanfaatkan jaringan
komunikasi. Namun demikian, wartel atau warnet yang berkembang di Kota
Palangka Raya didominasi oleh game online ini dikawatirkan berdampak
negatif terhadap penggunanya yang kebanyakan usia remaja. Berikut ini
rasio warnet/wartel per 1000 penduduk Kota Palangka Raya tahun 2012
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.76Rasio Warnet/Wartel per 1000 Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2012
No Kecamatan Jumlah Wartel JumlahPenduduk
Rasio Wartelterhadap 1000
Penduduk1. Pahandut 60 78.504 0,762. Jekan Raya 30 116.478 0,263. Sabangau 1 14.546 0,074. Bukit Batu 9 12.132 0,745. Rakumpit - 3.003 0,00
Jumlah 100 224.663 0,45
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)
5. Surat Kabar Nasional/Lokal
Surat kabar yang ada beredar dibedakan media nasional dan lokal di
kalangan masyarakat Kota Palangka Raya. Media nasional yang beredar
diantaranya Kompas, Media Indonesia, Jawa Pos, Banjarmasin Post
sedangkan media lokaleng diantaranya Palangka Pos, Kalteng Pos,
Tabengan, Palangka Raya Ekspress, Megapos, Radar Palangka, Borneo
News, Fattala, Media Kalimantan. Kesemuanya itu memberikan informasi
yang terjadi di dalam dan luar negeri sehingga masyarakat dapat memilih
II 99
dengan bijak informasi yang dibutuhkan untuk keperluan informasi baik
bisnis maupun sosial.
6. Penyiaran Televisi Nasional dan Lokal
Tedapat 11 stasiun televisi nasional yang salurannya dapat
ditangkap di Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya TVRI, TV
ONE, MetroTV, RCTI, SCTV, Trans TV, MNCTV, Global TV, ANTV, Trans 7,
Fiesta TV, Sindo TV. Stasiun televisi lokal yang salurannya dapat ditangkap
melalui antena di Kota Palangka Raya melalui diantaranya Borneo TV,
Camar TV, Kalaweit Media, Duta Televisi Kalteng, Kalimantan Citra Televisi,
TVRI Kalteng. Sedangkan untuk stasiun televisi kabel yang salurannya dapat
ditangkap di Kota Palangka Raya sebanyak tiga saluran diantaranya oleh
PT. Citra Ilham Mandiri, PT. Provision Mandiri Netlink, PT. Permata Citra
Kahayan.
7. Penyiaran Radio Nasional dan Lokal
Tedapat 4 stasiun radio nasional yang salurannya dapat ditangkap di
Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya RRI PRO I Palangka Raya
FM 89.2 MHz, RRI PRO II Palangka Raya FM 92.4 MHz, RRI PRO III
Palangka Raya FM 95.1 MHz, RRI PRO IV Palangka Raya FM 95.9 MHz.
Sedangkan untuk stasiun radio lokal yang salurannya dapat ditangkap di
Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya Radio Sangkakala, Radio
Garantung, Radio Suara Duhup Haduhup (sarita), Radio Kidung Shaloom,
Radio Dian Mandiri Barigas, Radio Evella Cahnnel, Radio Swara PKBI,
Radio Kalaweit, Radio Kalteng Pos, Radio Cinderanada Awigra, Radio
Cahaya Niki Sae, Radio Swara Navaria, Radio Borneo Citra Vokalia, Radio
Duta Swara Indah, Radio Ozonindo, Radio Wahana Suara Ewanglion (LPK).
8. Web Site Milik Pemerintah
Web Site yang dimilik oleh Pemerintah Kota Palangka Raya
diantaranya :
- www.palangkaraya.go.id
- bappeda.palangkaraya.go.id
II 100
- www.blh.palangkaraya.go.id
- www.kppt.palangkaraya.go.id.
- www.dinkes.palangkaraya.go.id
- www.kemenagkota.palangkaraya.go.id
- www.lpse.palangkaraya.go.id
Dengan adanya web site milik pemerintah dapat dengan mudah memberikan
informasi yang cepat kepada masyarakat tanpa dibatasi dengan ruang dan
waktu, namun informasi yang disampaikan tersebut tentunya harus Up to
date.
- Jumlah Pameran atau Expo
Dimulai dari peringatan HUT Koperasi dan Hari Jadi Kota Palangka
Raya dan Pemerintah Kota Palangka Raya yang dilaksanakan di beberapa
tempat yang berbeda Lapangan Mantikei, Gedung Tambun Bungai, Gedung
KONI berkembang menjadi Palangka Raya Fair yang merupakan agenda
tahunan Pemerintah Kota Palangka Raya. Kegiatan Pameran ini bertujuan
memberikan informasi hasil pembangunan, pengembangan ekonomi
kerakyatan untuk peluang investasi atau permodalan bagi pengembangan
UMKM, sarana promosi agribisnis dan industri, menarik investor untuk
menamkan investasi di Kota Palangka Raya.
Pada tahun 2013 Kota Palangka Raya melaksanakan Palangka
Raya Fair dengan mengundang pelaku usaha yang ada di Palangka Raya
dengan konsep menggunakan stand untuk pelaku usaha dan pasar rakyat
untuk masyarakat umum. Akan tetapi total pameran yang dilaksanakan di
Kota Palangka Raya hanya sebanyak 1 kegiatan dan angka ini terus sama
dari tahun 2010 hingga tahun 2013.
Diharapkan pada saat mendatang jumlah peserta pameran dapat
bertambah dengan mengundang pelaku usaha dari luar daerah dan instansi
teknis provinsi atau nasional. Diharapkan mampu menggerakkan roda
ekonomi masyarakat melalui pemberian ruang bagi usaha mikro, kecil dan
menengah dalam memasarkan produknya melalui penjualan produk maupun
transaksi bisnis.
II 101
2.3.1.25. Perpustakaan
Jumlah perpustakaan yang berada di Kota Palangka Raya pada
tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun. Pada
Tahun 2009-2013 jumlah perpustakaan masing-masing sebanyak 3 (tiga), 9
(sembilan), 23 (duapuluh tiga), 30 (tiga puluh), 49 (empat puluh sembilan)
perpustakaan. Seiring dengan meningkatnya jumlah perpustakaan maka
koleksi buku yang tersedia juga ditambah dan selalu meningkat setiap tahun.
Dengan adanya penambahan perpustakaan dan koleksi buku maka
disertai dengan peningkatan pengunjung perpustakaan umum kota dimana
pada tahun 2009 jumlah pengunjung 242 orang, tahun 2010 jumlah
pengunjung 300 orang, tahun 2011 jumlah pengunjung 406 orang, tahun
2012 jumlah pengunjung 613 orang, tahun 2013 jumlah pengunjung
sebanyak 286 orang atau menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,
dikarenakan perhitungan untuk tahun 2013 dicatat pada semester pertama
saja. Berikut ini disajikan jumlah perpustakaan, pengunjung dan koleksi buku
di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.77Jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku di Kota Palangka Raya
Tahun 2009 – 2013No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
(Semester1)
1. Pengelolaan Arsip SecaraBaku (Lembar) - - - 400 700
2. Jumlah Perpustakaan 3 9 23 30 49
3.
Jumlah PengunjungPerpustakaan UmumDaerah Kota PalangkaRaya
242 300 406 613 286
4. Jumlah Pengunjung MobilPerpustakaan Keliling - 10200 20494 19739 9773
5.
Koleksi Buku yangtersedia di PerpustakaanUmum Daerah KotaPalangka Raya (JumlahJudul)
727 990 3264 4159 5973
6.Koleksi Buku yangtersedia di PerpustakaanUmum Daerah Kota
3041 3998 9002 12499 17704
II 102
Palangka Raya (JumlahBuku)
(Sumber : Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota PalangkaRaya, 2013)
2.3.2. Urusan Pilihan2.3.2.1. Pertanian Tanaman PanganProduktivitas tanaman panganKontribusi pertanian terhdap PDRBBina kelompok tani
- Pertanian Tanaman Pangan
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam membangun
perekonomian. Dengan dikembangkannya kegiatan pertanian di wilayah
Kota Palangka Raya maka akan lancar pula kegiatan jasa dan bisnis yang
berbasis agribisnis. Pertanian yang maju akan terlihat pada meningkatnya
produktivitas pertanian. Di sisi lain, meningkatnya produktivitas pertanian
akan menjadi penyangga ketahanan pangan di Kota Palangka Raya.
Permasalahan produktivitas pertanian bersumber dari kualitas lahan. Di Kota
Pangkaraya hampir tidak dapat menghasilkan padi sawah, sehingga untuk
tanaman pangan bertumpu pada padi ladang dan palawija. Tabel 2.78
menyajikan luas produksi dan produktivitas padi ladang dan palawija.Tabel
Produksi dan Produktivitas Padi Ladang dan Palawijadi Kota Palangkaraya
Tahun Padi Ladang PalawijaLuastanam(Ha)
Produksi(Ton)
Produktivitas(ton/Ha)
Luastanam(Ha)
Produksi(Ton)
Produktivitas(ton/Ha)
2008 320 609 1,9 81 117,30 1,452009 300 598 1,99 89 121,10 1,362010 176 275 1,56 81 126,00 1,562011 218 439 2,01 100 136,00 1,362012 6 12 2,00 1 1 1
Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,
2013)
Penurunan produksi padi sawah dan ladang serta palawija tersebut
sangat dipengaruhi oleh penurunan luas panen tiap komoditi. Hal ini
disebabkan lahan di Kota Palangka Raya kebanyakan gambut, rawa,
II 103
berpasir sehingga petani tidak menanam komoditi tersebut karena biaya
produksi yang besar mulai dari penanaman, pasca panen dan pemasaran.
Bahan pangan lain yang mulai berkembang di kota Palangkaraya
adalah buah-buahan (lihat tabel 2.81) dan sayur-sayuran (lihat tabel 2.82).
Pada saat musim panen buah-buahan banyak sekali atau overproduksi.
Tetapi buah-buahan yang ada tersebut di Kota Palangka Raya belum
memasuki industriasi yang bersifat komersil atau pengolahan. Produksi
buah-buahan bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.81Produksi Buah-Buahan Kota Palangka Raya 2008-2012 (Ton)
Jenis Buah-buahan Tahun2008 2009 2010 2011 2012
Sawo 27,87 35,32 39,13 45,41 59Pepaya 62,58 62,52 84,80 114,85 177Pisang 718,19 757,89 999,00 1.012,00 907,00Nenas 633,41 434,01 873,00 980,82 1.121,00Salak 8,00 12,33 10,94 10,95 10,00Nangka 694,36 696,21 941,00 939,41 1.187Rambutan 108,07 118,13 138,6 147,61 272,00Duku/Langsat 79,65 83,00 121,40 133,24 87,00Cempedak 278,02 286,87 406,30 463,05 504,00Jeruk 32,54 60,51 90.40 110,33 184,00Durian 34,55 121,78 175,70 213,02 303,00Jambu 65,47 83,76 92,70 115,13 131,00Alpukat 10,20 15,55 15,80 13,65 13,00Buah-buahanlainnya 279,00 298,00 387,00 406,50 410,00
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,
2013)
Sayur-sayuran tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar
di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.82Produksi Sayur-Sayuran Kota Palangka Raya 2008-2012 (Ton)
Jenis Buah-buahan Tahun2008 2009 2010 2011 2012
Tomat 117,70 92,00 247,00 23,15 447,00Lombok 209,80 231,00 317,00 357,75 587,00Terong 509,72 687,10 709,00 747,21 907,00Sawi 1.120,10 1.136,55 1.1558,00 1.496,50 1.190,00
II 104
Kacang-kacangan 1.628,42 1.648,00 2.265,00 2.378,5 1.941,00Ketimun 410,06 410,06 570,70 581,72 904,00Bayam 524,65 546,55 729,90 816,08 1.016,00Kangkung 874,60 972,05 1.216,00 1.224,15 922,00Lainnya 869,83 880,00 1.100,00 1.155,00 972,00
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,
2013)
Kesulitan petani umumnya adalah memperoleh akses permodalan
dari sektor perbankan karena status kepemilikan lahan petani yang masih
belum bersertifikat, sehingga lahan belum bisa dijadikan sebagai jaminan
untuk memperoleh modal usaha melalui perbankan. Selain itu juga
keterbatasan akses permodalan disebabkan oleh kurangnya informasi
tentang permodalan melalui perbankan. Namun pemerintah Kota Palangka
Raya berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada kelompok petani
yang berada di ini. Pelayanan ini dapat terlihat pada upaya untuk membantu
kelompok petani.
Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan
jumlah kelompok petani dan regu proteksi tanaman yaitu pada tahun 2008
terdapat 149 kelompok petani dan regu proteksi tanaman berkembang
selama 5 (lima) tahun menjadi 181 kelompok petani dan regu proteksi
tanaman pada tahun 2012. Sebagaian kelompok petani dan regu proteksi
tanaman tersebut mendapatkan bantuan atau hibah dalam bentuk jasa,
modal, barang dari Pemerintah Kota, Provinsi atau Pusat. Kelompok Tani
dan Regu Proteksi Tanaman di Kota Palangka Raya bisa dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.83Kelompok Tani dan Regu Proteksi Tanaman Kota Palangka Raya 2008-2012
Jenis Tahun2008 2009 2010 2011 2012
Kelompok Tani 149 157 144 180 181Regu ProteksiTanaman 149 157 144 180 181
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,
2013)
II 105
Ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah kota terhadap petani
cukup tinggi terutama petani yang masih memiliki modal yang terbatas.
Pengembangan teknologi tepat guna bagi pertanian tentunya banyak
dilaksanakan diberbagai institusi baik instansi teknis pemerintah dan
penelitian pengembangan (litbang). Namun yang tidak kalah pentingnya
adalah bagaimana mentransfer dan mensosialisasikan berbagai inovasi
kepada para petani. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya
manusia pelaku usahatani yaitu petani itu sendiri. Rendahnya kualitas
sumber daya manusia ditandai oleh tingkat pendidikan dan keterampilan
yang rendah sehingga dapat mempengaruhi tingkat keberdayaan petani
pada khususnya.
3.3.2.2. Kehutanan dan Perkebunan- Kehutanan
Sumber daya kehutanan merupakan potensi yang sangat strategis
untuk wilayah Kota Palangka Raya dan memiliki peranan yang sangat besar
bagi perkembangan daerah Kota Palangka Raya, yang diindikasikan dengan
peranan kehutanan dan perkebunan dalam memberikan kontribusi bagi
daerah dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penyerapan
tenaga kerja, dan sebagai penunjang kehidupan masyarakat. Luas kawasan
yang memungkinkan untuk diusahakan dan dimanfaatkan di Kota Palangka
Raya seluruhnya seluas 248.754,72 Ha.
Kota Palangka Raya berupaya mengembalikan dan meningkatkan
kualitas lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, sehat, dan
indah sekaligus mampu memperbaiki keseimbangan ekosistem kota
ditetapkan suatu kawasan hutan seluas ±1.635 ha yang terletak di belakang
pusat pemerintahan Kota Palangka Raya telah ditetapkan oleh Walikota
melalui Keputusan Walikota Palangka Raya Nomor 98 Tahun 2010 tanggal
17 April 2010 sebagai Kawasan Hutan Taman Kota yang terbesar di dunia.
Kawasan tersebut terbagi dalam wilayah pengembangan
berdasarkan zonasi-zonasi berdasarkan jenis tumbuhan dan vegetasi antara
II 106
lain: Zonasi Vegetasi Alami merupakan kawasan yang tetap dipertahankan
menjadi lokasi dengan vegetasi/tumbuhan alami dan khas rawa gambut,
Zonasi Vegetasi Non Alami (perkayaan) dengan jenis Anggrek lokal
Kalimantan Tengah dan tanaman adaptif lainnya. Zonasi ini akan
ditempatkan pada kawasan yang kurang memiliki vegetasi alami.
Untuk memberikan manfaat secara maksimal, maka kawasan Hutan
Kota akan dibangun dengan berbagai fasilitas pendukung antara lain
halaman parkir, bangunan pusat informasi kawasan, rest room, ruang
pertemuan, bungalow, jalan titian, tapal batas, pelabuhan kecil, dan
sebagainya. Selain itu pada kawasan ini akan dikembangkan sarana
pengembangan perikanan air tawar yang sekaligus menjadi sarana rekreasi,
akuarium air tawar yang berisi berbagai jenis ikan air tawar serta didukung
dengan prasarana wisata air seperti perahu dan sarana permainan lainnya.
Hutan Kota dapat dimanfaatkan untuk ienelitian dan pengembangan meliputi
penelitian dasar dan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan
penunjang budidaya, pariwisata alam dan rekreasi, dan pelestarian budaya.
- Perkebunan
Terdapat beberapa tanaman perkebunan penting di kota
Palangkaraya, yaitu karet, kopi, kelapa sawit dan kelapa serta jambu mete.
Luas areal kelapa sawit meningkat dengan sangat cepat sedangkan untuk
komoditi lain relatif tidak mengalami perubahan (lihat tabel 2.88).
Meningkatnya kerjasama lintas sektoral terutama dalam penanaman modal
di bidang perkebunan, jenis tanaman perkebunan karet luas arealnya dari
tahun ke tahun terus meningkat. Untuk perkebunan terdapat 4 (empat)
perusahaan perkebunan besar swasta kelapa sawit dengan luas lokasi
secara keseluruhan berjumlah sekitar 55.800 Ha, dimana 2 (dua)
perusahaan masih berstatus arahan lokasi, 1 (satu) perusahaan sedang
dalam proses pengajuan permohonan arahan lokasi, dan 1 (satu) lagi dalam
proses permohonan persetujuan prinsip perkebunan kelapa sawit.
Dilihat dari produktivitasnya maka karet adalah tanaman perkebunan
yang memiliki potensi sangat baik. Sebagai tanaman tradisional rakyat karet
II 107
memang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Karet tidak diragukan
adalah tanaman tradisional yang telah menjadi bagian dari masyarakat. Dari
perspektif lingkungan karet juga lebih baik. Secara ekonomi karet juga lebih
tahan terhadap gejolak pasar. Namun sangat disayangkan bahwa karet
belum dimanfaatkan secara baik, belum ada upaya yang sungguh sungguh
untuk meningkatkan nilai tambahnya.
Tabel 2.88Tanaman Perkebunan Kota Palangka Raya 2008-2012
JenisTanama
n
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Luas(Ha)
Produksi (Ton)
Luas(Ha)
Produksi (Ton)
Luas(Ha)
Produksi(Ton)
Luas(Ha)
Produksi (Ton)
Luas(Ha)
Produksi(Ton)
Karet 4.308,8 371,7 1.700,21 365,73 4.249,8 1.003,7 4.391 802,9 4.483,5 2.931,1
Kopi 2,20 0,2 2,20 - 2,20 0,2 2,20 - - -
Kelapa 193,30 31,16 193,40 40,85 193,50 63,60 193,70 59,80 193,70 65,60
JambuMete
27,40 3,43 27,40 1,96 27,40 4,50 22,20 3,50 14,20 2,00
Coklat 1,00 - - - 1,00 - - -
KelapaSawit
69,00 - 110,90 - 168,40 - 168,40 13,55 732,40 151,00
(Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Palangka Raya, 2013)
3.3.2.3. Perikanan dan Peternakan
Produksi perikanan di Kota Palangka Raya berasal dari perikanan
darat (rawa, danau, sungai) dan budidaya perikanan dengan
menggunakan kolam, karamba dan jaring apung. Produksi ikan yang
dihasilkan kota Palangkaraya cukup fluktuatif (lihat tabel 2.84), sehingga nilai
produksinyapun fluktuatif. Produksi yang fluktuatif terkait dengan belum
dikelolanya usaha budidaya perikanan secara optimal dan sebagian besar
masih ketergantungan dengan hasil tangkapan dari perairan umum
sehingga produkksinya ditentukan oleh lamanya musim kering /kemarau
setiap tahun.
Tabel 2.84Produksi dan Nilai Ikan, Konsumsi Ikan Kota Palangka Raya Tahun 2008-
2013
Uraian Tahun
II 108
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produksi Ikan(ton) 1.892,2 1.847,65 1.868,4 1.968,51 1.344,90 2.219,75
Nilai Produksi(juta) 37.844 36.953 46.710 49.212,75 40.347 66.592,5
KonsumsiIkan(kg/kap/th)
25 28 29 36 36 40
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,
2013)
- Peternakan
Pembangunan sub sektor peternakan yang dilaksanakan merupakan
upaya mewujudkan peternakan yang tangguh dan profesional, diarahkan
pada usaha peningkatan populasi dan produksi ternak, serta hasil ikutannya
yang merupakan sumber protein hewani sehingga dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Di pinggiran Kota dikembangkan ternak
berupa babi, ayam buras dan bebek sedangkan di Kelurahan di luar Kota
Palangka Raya dikembangkan ternak sapi potong, kambing dan ayam buras.
Perkembangan ternak besar, sapi dan kerbau terlihat menunjukkan
penurunan sedangkan ternak kecil sperti unggas menunjukan peningkatan
yang cukup signifikan. Sapi dan kerbau sesungguhnya cukup potensial untuk
dikembangkan di Kota Palangkaraya mengingat luasnya lahan, namun
demikian ternak sapai dan kerbau membutuhkan modal besar dan tidak
mudah dijadikan uang kas. Itulah sebabnya maka peternak lebih memilik
ternak kecil yang modalnya cukup fleksibel dan mudah dijadikan uang kas.
Potensi ini sangat baik untuk ditangkap oleh pemerintah daerah jika hendak
menjadikan Palangkaraya sebagai lumbung ternak besar.
Tabel 2.85Populasi Ternak Kota Palangka Raya tahun 2008-2012
Jenis Ternak Tahun2008 2009 2010 2011 2012
Sapi 3.236 3.300 3.369 1.707 1.919Kerbau 49 60 42 37 37
II 109
Kambing 1.703 1.890 1.909 2.308 2.308Domba - - - - -Babi 11.313 7.888 12.124 13.080 13.080Kuda - - 3 3 -
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,
2013)
Tabel 2.86Populasi Unggas Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
Jenis Ternak Tahun2008 2009 2010 2011 2012
Ayam RasPetelor
- - 1 000 9.000 27.000
Ayam Kampung 140.774 147.813 153.641 172.454 172.577Ayam Broiler 988.449 1.008.218 1.066.450 1.110.109 1.262.993Itik 2.841 3.567 3.954 4.202 4.554Kelinci - - 19 189 189
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,
2013)
2.3.2.6. Energi dan Sumber Daya Mineral
Usaha tambang perorangan maupun badan usaha pada tahun 2012
yang aktif berproduksi atau memiliki ijin adalah sebanyak 14 (empat belas)
usaha pertambangan terdiri dari eksplorasi Batu Bara, eksploitasi dan
eksplorasi pasir (golongan C), produksi Zirkon. Eksploitasi pasir dilakukan
untuk memenuhi permintaan pasar, terutama kebutuhan material bangunan
untuk pelaksanaan pembangunan di wilayah Kota Palangka Raya,
Kabupaten Katingan dan Pulang Pisau serta daerah sekitarnya.
Selain potensi di atas terdapat jenis mineral lainnya yaitu: pasir
kuarsa, kaolin, emas dan batu bara. Endapan batubara yang terdapat di
wilayah Kecamatan Rakumpit yang tersebar di setiap Kelurahan. Di
Kelurahan Mungkubaru terdapat 2 (dua) lapisan batubara dengan ketebalan
0,5 m dan sekitar 1,5 m, sedangkan di Kelurahan Gaung Baru dan Sei
Raung tebal batubara yang teramati di pinggir sungai Rungan sekitar 0,5 m,
dan singkapan lainnya tidak diketahui ketebalannya karena terdapat di dasar
II 110
anak cabang sungai dengan kemiringan lapisan yang relatif datar hingga
sekitar 40 miring ke arah Timur. Jenis batubara tersebut berwarna hitam
hingga kecoklatan, dan setempat masih terlihat adanya struktur sisa
tanaman berupa ranting atau kayu.
Pemanfaatan pertambangan di Kota Palangka Raya berorientasi
pada kelestarian alam, memperhatikan kerusakan hutan, keanekaragaman
hayati dan pencemaran lingkungan, meningkatkan peluang usaha
pertambangan skala kecil di wilayah terpencil, meningkatkan manfaat
pertambangan dan nilai tambah dan menerapkan good mining practice di
lokasi tambang yang sudah ada. Terdapat pertambangan yang tanpa ijin
beroperasi di Kota Palangka Raya. Dengan demikian perusahaan yang ada
kurang memiliki kesadaran tentang hukum, terutama untuk mengurus ijin
pertambangan.
Pada aspek energi, jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu energi PLN dan Non PLN.
Tabel 2.89Jumlah Keluarga Yang Menggunakan Listrik PLN Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2013
No Jangkauan PelayananEnergi Listrik 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah keluarga yangmenggunakan listrik PLN 158.135 238.743 366.389 -
2. Jumlah keluarga yangmenggunakan listrik NonPLN
214 294 287 213 285
(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)
Sedangkan sarana pelayanan bahan bakar di Kota Palangka Raya
dibedakan menjadi 3 yaitu SPBU, Depo/Agen Minyak Tanah, UPPDN
Pertamina. Dari ketiga sarana pelayanan bahan bakar tersebut jumlahnya
selalu meningkat dari tahun ke tahun selama 5 (lima) tahun terakhir.
Barangkali ini disebabkan karena permintaan bahan bakar yang meningkat
baik dipergunakan atau konsumsi rumah tangga, alat transportasi,
perdagangan, perhotelan, industri bahkan untuk fasilitas-fasilitas lainnya.
II 111
Tabel di bawah ini disampaikan secara rinci sarana pelayanan bahan bakar
dan konsumsi bahan bakar di Kota Palangka Raya dari tahun 2009-2013.
Tabel 2.90Sarana Pelayanan Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No Sarana Pelayanan BahanBakar 2009 2010 2011 2012 2013
1. SPBU 6 6 7 9 102. Depo/Agen Minyak Tanah 702 751 928 970 9703. UPPDN Pertamina 1.942 2.859 2.704 2.717 2.903(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.91Konsumsi Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No Konsumsi BahanBakar 2009 2010 2011 2012 2013
1. Bensin (liter) 64.325 64.339 64.911 65.668 65.7052. Minyak Tanah (liter) 13.203 13.210 13.216 13.247 13.4503. Solar (liter) 21.087 21.458 21.864 22.024 26.4254. Elpiji 12 kg 188.679 202.731 213.442 230.860 102.0605. Elpiji 12 kg 5.672 9.114 11.935 2.851(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)
2.3.2.4. Kepariwisataan
Obyek Wisata di Palangka Raya berorientasi pada alam dan cagar
budaya misalnya Taman Nasional Sebangau, Kapal Wisata Susur Sungai,
Pulau Kaja, Danau Tundai, Makam Kubah Kuning, Tajahan Tjilik Riwut,
Desa Wisata Sei Gohong, Arboretum Nyaru menteng dan Taman Wisata
Bukit Tangkiling, Batu Banama, Kum-Kum, Bukit Carmel, Fantacy Beach,
Hutan Ulin Mungku Baru, Sandung Bawi Kuwu, Tugu Tiang Pancang
Pembangunan Pertama Kota Palangka Raya, Jembatan Kahayan, Betang
Mandala Wisata, Sandung Ngabe Sukah, Museum Balanga, Kalawa Water
Park, Pengrajin Anyaman Rotan, Sirkuit Sabaru. Kesemua obyek wisata
perlu penanganan, pengelolaan dan manajemen yang baik agar wisatawan
domestik dan nondomestik tertarik dan menikmati obyek wisata tersebut.
Pembangunan sarana dan prasarana terhadap obyek-obyek wisata
di Kota Palangka Raya telah dilakukan dalam bentuk pintu gerbang, perahu
II 112
wisata, Gazebo, cafe dan lainnya. Namun, sarana dan prasarana tersebut
belum maksimal dikarenakan pendapatan asli daerah yang diperoleh dari
kepariwisataan masih kecil dan sedikit sekali peran dari swasta atau investor
dari dalam dan luar daerah untuk mengembangkan obyek wisata di Kota
Palangka Raya.
Dari sisi infrastruktur, Kota Palangka Raya sebenarnya telah siap
untuk menerima wisatawan lokal atau domestik dan nondomestik dibuktikan
dengan adanya Bandara Tjilik Riwut yang telah mengalami perbaikan dari
landasan pacu, sampai dengan sarana dan prasarana pendukungnya. Di lain
pihak, perkembangan jasa perdagangan baik hotel, bank swasta dan
pemerintah, supermaket, pertokoan besar dan kecil di Kota Palangka Raya
dalam beberapa tahun terakhir ini berkembang pesat.
Tabel 2.92Sektor Pariwisata Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No Uraian 2009 2010 2011 2012 20131. Kunjungan wisata 94.927 95.394 95.794 99.3372. Kontribusi sektor pariwisata
terhadap PDRB14,85 11,34 13,51 11,53
(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013
2.3.2.5. Perdangan
2.3.2.6. Perindustrian
Jumlah industri yang berada di Kota Palangka Raya pada tahun
2009 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun.
Tabel 2.87Kontribusi Sektor dan Pertumbuhan Industri Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2012No Uraian 2009 2010 2011 20121. Kontribusi sektor
Industri terhadapPDRB
82.115.690.000 84.227.500.000 85.928.900.000 86.829.812.000
2. Kontribusi industrirumah tanggaterhadap PDRBsektor Industri
1.2311.735.400 2.105.687.500 3.437.156.000 341.490.600
3. Pertumbuhan Industri 713 883 955 988
II 113
(Unit Usaha)4. Cakupan bina
kelompok pengrajin5 dari 9
kelompok5 dari 9
kelompok6 dari 9
kelompok7 dari 9
kelompok
(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota PalangkaRaya, 2013)
Dalam rangka pembinaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Palangka Raya melakukan pembinaan kepada kelompok
pengrajin dengan jumlah yang terbatas dan setiap tahun melakukan
penambahan jumlah pembinaan kelompok pengrajin. Pada tahun 2009
sebanyak 5 kelompok, tahun 2010 sebanyak 5 kelompok, dan tahun 2011
sebanyak 6 kelompok, serta tahun 2012 sebanyak 7 kelompok.
2.3.2.7. Ketransmigrasian
Pada tahun 2007 Pemerintah Kota Palangka Raya telah
merencanakan program transmigrasi dan masyarakat setempat menyambut
baik program tersebut hal ini dibuktikan dengan merelakan tanahnya untuk
program tranmigrasi di Kecamatan Rakumpit. Namun sampai sekarang
program tersebut belum berjalan.
2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan
dengan tetap terbuka pada persaingan dengan propinsi dan atau kota
lainnya yang berdekatan, persaingan dalam lingkup nasional, atau
persaingan dalam lingkup internasional. Sebagaimana yang diuraikan dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada
pasal 2 ayat (3), disebutkan bahwa daya saing merupakan kombinasi antara
faktor ekonomi daerah, kualitas kelembagaan publik, sumber daya manusia
dan teknologi, yang secara keseluruhan membangun kemampuan daerah
untuk bersaing dengan daerah lain.
Isu penguatan daya saing daerah dalam mendukung otonomi
daerah, menjadi isu yang strategis bagi daerah. Permasalahan yang krusial
dalam membangun daya saing daerah adalah bagaimana daerah dapat
II 114
mengungkit sumber daya yang dimilikinya (baik yang bersifat
tangible/intangible) untuk dapat dikembangkan menjadi distinctive capability
yang mengarahkan pada suatu kompetensi inti dan dengan sendirinya
diharapkan daerah memiliki suatu daya saing yang bersifat unik. Kunci dari
proses membangun daya saing ini adalah pada identifikasi sumber daya dan
mengungkit sumber daya baru jika daerah tidak memiliki sumber daya yang
dapat diungkit menjadi daya saing daerah.
Beranjak dari pemahaman di atas, sebagaimana yang telah
diuraikan pada aspek-aspek sebelumnya, bahwa Kota Palangka Raya
memiliki potensi daya saing daerah yang cukup tinggi karena memiliki
keberadaan sumber daya alam (natural resources) melimpah seperti
pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, serta kehutanan. Dengan
ditunjang oleh posisi strategis Kota Palangka Raya yang secara geografi
berada pada jalur lintas transportasi Kalimantan. Posisnya itu menjadikan
Palangka Raya menjadi jalur penghubung antar Kabupaten dalam Propinsi
Kota Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Palangka Raya
merupakan kota berdimensi jasa dan industri serta sebagai pintu gerbang
Propinsi Kalimantan Tengah dengan keunggulan infrastruktur khususnya
dibidang transportasi udara, infrastruktur yang pada akhirnya semakin
memperkuat daya saing Kota Palangka Raya dalam hal aksesibilitas
informasi dan transportasi.
Daya saing daerah di Kota Palangka Raya dapat dicermati dari
kemampuan ekonomi daerah. Kemampuan ekonomi daerah ini sendiri dapat
dianalisa dari empat (4) aspek penting. Aspek yang pertama adalah
kemampuan ekonomi daerah, aspek kedua infrastruktur, aspek ke tiga iklim
investasi dan aspek ke empat sumber daya manusia.
2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
Fokus Kemampuan Ekonomi Kota Palangka Raya dapat dilihat dari
indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita ( dan nilai tukar
petani serta produktivitas total daerah. Pengeluaran rumah tangga yang
terdiri dari pengeluaran makanan (pangan) dan bukan makanan (non
II 115
pangan) dapat menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan
kebutuhan rumah tangganya meliputi perkotaan dan perdesaan. Dari tabel
2.93 dapat dilihat bahwa pengeluaran pengeluaran rumah tangga di atas Rp
500.000 per bulan lebih banyak dibandingkan dengan Propinsi Kalteng dan
makin tinggi pengeluaran makin tinggi pula proporsi rumah tangganya.
Angka ini setidaknya mengindikasikan bahwa, Kota Palangka Raya memiliki
daya saing yang tinggi sehingga mengakibatkan wilayahnya mampu
mengoptimalkan kegiatan bisnis dan ekonomi. Di sisi lain, pengeluaran yang
tinggi menandakan permintaan yang tinggi dan hal ini berdampak pada
kemauan investasi yang juga rendah. Secara tidak langsung, hal ini
berdampak pada tingginya daya saing Kota Palangka Raya bila
dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Propinsi Kalimantan
Tengah.Tabel 2.93
Pengeluaran Rumah Tangga per BulanKota Palangka Raya dan Propinsi Kalteng Tahun 2011
No Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan
(Rp)
PersentasePenduduk KotaPalangka Raya
PersentasePenduduk ProvinsiKalimantan Tengah
1. Di bawah 100.000 - -2. 100.000-149.999 - 0,373. 150.000 – 199.999 0,66 1,714. 200.000-299.999 2,65 12,815. 300.000-499.999 28,35 33,026. 500.000-749.999 27,20 25,317. 750.000-999.999 15,81 13,998. Diatas 1.000.000 25,34 12,79
Jumlah 100 100
(Sumber: Hasil Survey Sosial Ekonomi Kalimantan Tengah 2011)
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur
Tataruang:o RTRWo Luas wilayah produktif, industri, banjir dsto
Fokus infrastruktur bisa digambarkan dari sarana dan prasarana
perhubungan, aspek tataruang dan aspek pendukung seperti bank,
pertokoan, perhotelan serta lingkungan hidup. Ketimpangan pengembangan
II 116
wilayah yang terjadi antara bagian Utara (Kecamatan Rakumpit dan Bukit
Batu), Selatan (Kecamatan Sabangau) yang relatif tertinggal terhadap bagian
Tengah Kota Palangka Raya (Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut),
diantaranya disebabkan oleh keterkaitan yang rendah antara satu kawasan
dengan kawasan lainnya serta keterisolasian wilayah akibat minimnya
dukungan transportasi (darat).
Masih terkonsentrasinya kegiatan ekonomi hanya di Kecamatan
Pahandut dan Jekan Raya, yang kurang memberikan dampak pemerataan
pada wilayah lainnya. Hal ini tercermin dari ada beberapa wilayah yang
belum tersambung langsung melalui jalan darat dengan Kota Palangka
Raya, keterbatasan sambungan listrik, telepon, air bersih.
Masih kurangnya perhatian terhadap sektor distribusi akibat
pelayanan dan kapasitas prasarana dan sarana outlet terutama pelabuhan
yang kurang memadai sehingga mengakibatkan ketergantungan
pengangkutan dan distribusi barang masih berorientasi keluar daerah yaitu
Banjarmasin dan Sampit (lihat juga analisis Perhubungan dan PU).
Sarana pengembangan daya saing didukung pula oleh keberadaan
institusi pendukung seperti perbankan. Jumlah bank tercatat 11 unit kantor
bank yang terpusat di dalam Kota Palangka Raya. Bank yang beroperasi
diantaranya adalah Bank Pembangunan Kalimantan Tengah, Bank Nasional
Indonesia, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Tabungan Negara,
Bank Mega, Bank Mandiri, Bank Muamalat, Bank BTPN dan Bank Rakyat
Indonesia. Dana perbankan (tabungan) yang tersedia di Kota Palangka Raya
pada tahun 2011 sejumlah Rp. 4.105 milyar yang tersedia pada bank swasta
nasional dan bank pemerintah. Berikut ini disampaikan tabel bank
pemerintah/swasta di Kota Palangka Raya.Tabel 2.94
Bank pemerintah/swasta di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2011
No
Bank Pemerintah / Swasta Bank Pembangunan
KantorCabang
Cab.Pembantu
KantorKas/
KantorUnit
KantorPusat dan
CabangPembantu
KantorKas/
KantorUnit
Jumlah
2008 10 6 -- 5 4 25
II 117
2009 10 6 1 5 4 262010 10 8 1 5 4 282011 12 11 2 5 4 34
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya 2013)
Pada tahun 2012 jumlah restoran, rumah makan, cafe yang
beroperasi di Palangka Raya sebanyak 141 rumah makan yang kebanyakan
lebih banyak terpusat pada 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut
dan Jekan Raya, sedangkan di 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan
Sabangau, Bukit Batu, Rakumpit tidak terlalu banyak Restoran, rumah
makan, cafe. Restoran, rumah makan, cafe tersebut menghidangkan
berbagai macam menu/ masakan internasional, european food, steak,
masakan nasional/nusantara, masakan cepat saji, masakan daerah (banjar,
jawa, sulawesi, padang, batak, sunda dan berbagai daerah lainnya),
masakan khas Kalimantan Tengah (Dayak), chinese food.
Pada tahun 2012, jumlah hotel dan penginapan sebanyak 48 buah
yang terdiri dari 1 (satu) hotel merupakan hotel berbintang 5 (lima) yaitu
Swiss-Belhotel Danum, 1 (satu) hotel merupakan hotel berbintang 4 (empat)
yaitu Aquarius Boutique Hotel, 2 (dua) hotel merupakan hotel berbintang 3
(tiga) yaitu Hotel Luwansa dan Rungan Sari Resort dan 4 (empat) hotel
merupakan hotel berbintang 2 (dua) Hotel Batu Suli, Hotel Dandang Tingang,
Hotel Amaris, Grand Global Hotel serta hotel yang lain merupakan hotel
berkelas melati yang berjumlah 40 hotel. Pada tahun 2013 dimungkin terjadi
penambahan jumlah hotel dan penginapan yang dibangun di tempat atau
jalan strategis di Kota Palangka Raya. Hal ini seiring dengan perkembangan
perekonomian yang semakin membaik di Kota Palangka Raya maka tingkat
kebutuhan akan hotel dan penginapan juga meningkat.
Untuk pengembangan investasi daerah, kota Palngkaray juga telah
memiliki dokumen RTRW yang menjadi dasar penetapan berbagai kawasan
strategsi yang siap dikembangkan.
2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi
Iklim investasi terutama didukung oleh faktor keamanan dan
peraturan tentang perijinan dan perpajakan. Pada aspek keamanan, rasio
II 118
tindak kriminal menunjukkan kondisi keamanan di Kota Palangka Raya
relatif tidak mengalami fluktuasi, sebagaimana uraikan pada tabel di bawah
ini.
Tabel 2.95Angka Kriminalitas Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
Uraian Tahun2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Kriminal 45 38 22 20 15JumlahPenduduk
191.014 200.998 220.962 224.663 229.599
Rasio 0,00024 0,00019 0,000099 0,000089 0,000065
(Sumber: Kantor Kepolisian Resort Kota Palangka Raya, 2013)
Kondisi keamanan di Kota Palangka Raya pada tahun 2008-2012
tidak mengalami fluktuasi yang signifikan. Jumlah tindakan kriminalitas
tersebut akan berkorelasi dengan angka ekonomi atau kesejahteraan
masyarakat Kota Palangka Raya. Rendahnya kesejahteraan ekonomi
menjadi salah satu faktor pendorong bagi terjadinya tindak kejahatan. Angka
kriminalitas di Kota Palangka Raya pada tahun 2008 2012 yang kecil atau
tidak besar berdampak secara positif pada iklim investasi di Kota Palangka
Raya. Kecil angka kriminalitas di Kota Palangka Raya tentunya akan
mempengaruhi keputusan para investor untuk menanamkan modalnya di
wilayah tersebut. Ini dikarenakan kondisi keamanan akan berpengaruh pada
kegiatan ekonomi dan bisnis dan pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kota Palangka Raya.
Jumlah demonstrasi sebagai pendeteksi keamanan yang lain
menunjukkan bahwa keamanan di Kota Palangka Raya relatif baik. Hanya
terdapat beberapa demonstrasi kecil selama 5 tahun. Aksi demontrasi yang
terjadi umumnya dilakukan oleh perwakilan kelompok masyarakat yang
menentang kebijakan pemerintah atau oleh buruh yang tidak puas dengan
perlakukan majikannya. Namun demikian, demonstrasi yang terjadi tidak
sampai merugikan banyak pihak karena dilakukan secara terkendali dan
tidak sampai terjadi secara anarkis dan berlebihan. Berbagai aksi unjuk rasa
yang selama ini di Kota Palangka Raya relatif dapat berjalan dengan tertib
II 119
sehingga tidak sampai menimbulkan berbagai kerugian sebagaimana terjadi
pada berbagai peristiwa demonstrasi yang terjadi di kota-kota besar di
Indonesia.
Pada aspek perijinan, Kota Palangka Raya telah memulai pelayanan
perijinan yang lebih baik yakni melalui perijinan satu atap. Perijinan yang
dipermudah itu diikuti dengan beban yang relatif ringan bagi pelaku usaha di
Kota Palangka Raya dengan sedikitnya pungutan pajak dan retribusi.
Terdapat 11 (sebelas) macam Pajak yaitu Pajak Hotel, Restoran, Hiburan,
Reklame, Penerangan Jalan Umum, Parkir, Air Tanah, Sarang Burung
Walet, Mineral Bukan Logam dan Batuan, dan Bumi Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan serta BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan) di Kota Palangka Raya. Sedangkan restribusi terdapat 3 (tiga)
macam yaitu restribusi jasa umum, jasa usaha dan perijinan tertentu.
No Indikator Tahun2011 2012 2013
1 Jumlah kejadian kriminal 28 8 142 Jumlah demo yang terjadi 409 229 2173 Lama proses perijinan 7 Hari 7 Hari 8 Hari4 Perda pendukung investasi 11 11 11
2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia- Rasio Tingkat Pendidikan Penduduk
Kemampuan atau kualitas tenaga kerja di Kota Palangka Raya
sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan penduduk Kota Palangka Raya,
artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk Kota
Palangka Raya maka semakin baik kualitas tenaga kerja Kota Palangka
Raya. Data terakhir yang dijadikan acuan bagi penghitungan rasio tingkat
pendidikan penduduk adalah data pada tahun 2012, dimana telah di
verifikasi oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya,
sebagaimana hasil penerapan KTP elektronik (e-KTP). Jumlah lulusan
S1/S2/S3 pada tahun 2012 adalah sebanyak 31.315 orang dengan jumlah
II 120
penduduk sebanyak 229.599, sehingga diperoleh rasio lulusan sebesar
254,64 atau dapat diartikan bahwa pada setiap 10.000 penduduk di Kota
Palangka Raya terdapat 1363,9 orang yang berpendidikan S1/S2/S3 (Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya, 2013).
- Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan sebagai salah satu indikator demografi yang
penting, dimana semakin tinggi persentase rasio ketergantungan
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur
besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia
produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Rasio ketergantungan
digunakan sebagai indikator yang dapat menunjukkan keadaan ekonomi
suatu daerah apakah tergolong maju atau sedang berkembang.
Rasio ketergantungan ini hasil dari perbandingan jumlah penduduk
usia <15 tahun dan >64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15 – 64
tahun. Sedangkan rasio ketergantungan yang semakin rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Dengan
demikian, semakin besar beban yang ditanggung, maka semakin kecil
peluang menyisihkan pendapatan.
Tabel 2.96Rasio Ketergantungan di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
URAIANTahun
2008 2009 2010 2011 2012Jumlah Penduduk Usia <15 thn 54.905 59.999 61.352 64.473 63.657Jumlah Penduduk Usia > 64 5.117 5.772 5.453 5.745 5. 715Jumlah Penduduk 15 s/d 64 130.992 135.277 154.157 154.445 160. 227Rasio Ketergantungan 49 49 43 45 43
(Sumber: BPS Kota Palangka Raya 2013)
Demografi penduduk Kota Palangka Raya, sejak tahun 2008
sampai 2012 mengalami fluktuasi nilai rasio ketergantungan yang artinya
mengalami fluktuasi beban penduduk yang ditanggung. Pada tahun tahun
II 121
2008 dan 2009 tidak mengalami fluktuasi yang signifikan selanjutnya pada
tahun 2010 dengan nilai rasio ketergantungan 43 dan naik lagi pada tahun
2011 nilai rasio ketergantungan 45. Pada tahun 2012 dengan nilai rasio
ketergantungan sebesar 43 menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk
di Kota Palangka Raya (dianggap produktif), mempunyai tanggungan
sebanyak 43 orang (dianggap belum dan tidak produktif).
Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia, Kota Palangka Raya
pada tahun 2012 mencapai nilai sebesar 79,30 mengalami peningkatan
tahun sebelumnya tahun 2011 sebesar 78,78 atau bahkan lebih besar
dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan
Tengah yang pada tahun 2012 sebesar 75,46. Kota Palangka Raya
menempati peringkat ke-satu dari 14 (empat belas) kota/kabupaten se-
Provinsi Kalimantan Tengah.
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Tabel 6.1
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangkaraya
Misi Pertama
Visi:
Misi 1. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota pendidikan dan sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia yangberkualitasTujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Mewujudkan lembagapendidikan yangberstandar nasional daninternasionalTerwujudnya lembaga pendidikandasar dan menengah yangberstandar nasional daninternasional
Meningkatkan Angka PartisipasiPendidikan Anak UsiaDini,Pendidikan Dasar danPendidikan MenengahPeningkatan Angka PartisipasiPendidikan Anak Usia Dini,pendidikan dasar dan pendidikanmenengahPenyediaan sarana dan prasaranaPendidikan Anak UsiaDini,Pendidikan Dasar danPendidikan Menengah Peningkatan Sarana danPrasarana Sekolah
Pemenuhan jumlah, kualifikasi,dan kompetensi guru Peningkatan jumlah,kualifikasi dan kompetensiguru melalui pendidikan danpelatihan serta bimtek.Menyelenggarakan PendidikanLuar Biasa (Inklusif) untuk anak- Peningkatan pemerataan danperluasan akses terhadap
anak penyandang disabilitas(cacat). pendidikan untuk semua anakberkebutuhan khusus, meliputisarana dan prasaranapendidikan. Peningkatan mutu daya saingpendidikan untuk semua anakberkebutuhan khusus, meliputikualitas dan kuantitas tenagapendidik dan tenagakependidikan. Peningkatan kompetensi pesertadidik sesuai dengankebutuhannya.Meningkatnya kualitas dankuantitas pendidikan non formal,budaya pembelajaran danperpustakaan.
Meningkatkan mutu pendidikanmenengah yang berbasiskompetensi sesuai potensi daerah Peningkatan Kelembagaan SekolahMenengah Kejuruan sesuaikeunggulan daerahMengembangkan budaya bacamasyarakat Peningkatan budaya baca melaluiprogram pengembangan budayabaca dan pembinaan perpustakaanTerwujudnya perluasan danpemerataan kesempatan belajarpada Pendidikan Dasar danMenengah (SD, SMP, SMA) yangbebas biaya untuk mencegah siswadari keluarga tidak mampu supayatidak putus sekolah
Pemerataan pelayananpendidikan Peningkatan jaminanpenyelenggaran beasiswa daerahMenata sistem pembiayaanpendidikan yang adil, efektif,efisien, transparan danakuntabel.Peningkatan penganggaranpendidikan sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku
Tersedianya infrastruktur dasardan sarana pendidikan Meningkatkan infrastruktur dasardan penunjang untuk aksesibilitaske sarana pendidikan Pengembangan pembangunanInfrastruktur dasar penunjangpendidikanMenyediakan materi danperalatan pendidikan terkini ,berupa materi cetak sepertibuku pelajaran maupun yangberbasis teknologi informasiPengembangan materi danperalatan pendidikan terkini ,berupa materi cetak seperti bukupelajaran maupun yang berbasisteknologi informasi dankomunikasi
dan komunikasiPenurunan jumlah pendudukyang buta aksara Menyelenggarakanpemberantasan buta aksara Penyelenggaraan programpemberantasan buta aksaraPenurunan kesenjanganpartisipasi pendidikan antarkelompok masyarakat, sepertimasyarakat miskin, masyarakatdi wilayah pedesaan danterpencil.
Meningkatkan pastisipasi anakdidik lulus sekolah untukmelanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnyaPeningkatan pendidikan usia dini,dasar dan menengah secarakomprehensif
Meningkatkan derajatkesehatan masyarakat Terwujudnya kualitas pelayanankesehatan yang terjangkau olehmasyarakat Meningkatkan upaya kesehatanmasyarakat, Peningkatan Program UpayaKesehatan MasyarakatMeningkatkan pelayanankesehatan yang terjangkau,bermutu dan berkeadilan, sertadengan pengutamaan pada upayapromotif dan prefentif Peningkatan penyelenggaraanjaminan kesehatan daerah Peningkatan penyelenggaraanpencegahan dan pengendalianpenyakitMenurunnya angka kematian(AKB,AKI, AKABA) menjadi AKB:7/1000KH ; AKI: 15/100.000KH,AKABA : 8/1000KH pada tahun2018
Meningkatkan Akses danjangkauan Pelayanan kesehatan Distribusi Nakes sesui proporsike daerah terpencil Sistem Insentive bagi nakes Peningkatan Peran sertamasyarakatMeningkatkan Mutu PelayananKesehatan Peningkatan Kapasitas SDMKesehatan Pnyediaan tenaga kesehatansesuai dengan standarkompetensi Peningkatan Pengawasan thdstandart yankes di puskesmasdan yankes swasta Peningkatan sarana kesehatan
sesuai standart Peningkatan obat danperbekalan kesehatanMeningkatan PembiayaanPelayanan Kesehatan Ketersediaan anggaranpemeliharaan kesehatan Sistem Jaminan KesehatanTerpaduMeningkatkan PelayananKegawatdaruratan Optimalisasi PONED Peningkatan sistem rujukan
Menurunnya angka kesakitanpenyakit menular dan tidakmenular Meningkatkan upaya promotif danpreventif penyakit menular dantidak menular Penguatan SKD KLB Penguatan Imunisasi Penyebarluasan informasi Perbaikan kualitaslingkunganMeningkatkan upayapenanggulangan penyakit menulardan tidak menular Penanggulangan penyakitberbasis surveilanceepidemiologi Kemitraan sektorPemerintah, Swasta danmasyarakat Kecukupan logistik danperbekalan kesehatantermasuk prasaranapenanggulangan penyakit.Terpenuhinya Kebutuhan TenagaMedis dan Bidan Memenuhi kebutuhan tenagamedis dan bidan Terpenuhinya kebutuhan tenagamedis dan bidan
Menurunnya angka gizi burukmenjadi 0 (nol) pada tahun 2018 Pemantauan Status Gizimasyarakat Peningkatan peran sertamasyarakat Revitalisasi Posyandu Peningkatan sistemkewaspadaan diniPenanggulangan gizi buruk Peningkatan sistem tatalaksana penanggulangan Penyuluhan gizi mayarakat Diversivikasi bahan pangandan penggunaan bahanpangan lokalMeningkatkan kualitasSDM yang dapatmenunjangpengembanganpariwisata, jasa daninvestasi di daerah
Meningkatnya kompetensipenduduk usia kerja sesuai potensidaerah Meningkatkan kompetensi usiakerja Peningkatan pelatihan danketrampilan tenaga kerjaMengendalikan lajupertumbuhan penduduk Terkendalinya laju pertumbuhanpenduduk • Revitalisasi program KB • Mengendalikan pertumbuhanpenduduk dan meningkatkankesadaran keluarga berencanaMenurunkan jumlahpenduduk miskin Menurunnya jumlah pendudukmiskin Optimalisasi penanggulangankemiskinan terpadu Peningkatan penanggulangankemiskinan secara terpadu danberkelanjutanMenurunkan jumlahdaerah rawan pangan Meningkatnya pengetahuanmasyarakat akan pentingnyamengkonsumsi pangan sesuaidengan AKG
• Meningkatkan keterampilandan pengetahuan Masyarakattentang pangan dan gizi • Peningkatan keterampilan danpengetahuan Masyarakat tentangpangan dan gizi• Meningkatkan KualitasKesehatan dan gizi balita • Peningkatan Kualitas Kesehatandan gizi balitaMeratanya ketersediaan bahanpangan • Meningkatkan Kualitas danKuantitas hasil produkpertanian • Peningkatan Kualitas danKuantitas hasil produkpertanian
• Meningkatkan Kualitas danKuantitas hasil produkpeternakan • Peningkatan kualitas dankuantitas hasil produkpeternakan• Meningkatkan Kualitas danKuantitas hasil produkperikanan • Peningkatkan Kualitas danKuantitas hasil produkperikanan• Pencegahan danpemberantasan hama danpenyakit tanaman dan ternak • Penurunan gangguan hama danpenyakit
Meningkatnya aksesibilitasmasyarakat terhadap bahanpangan • Meningkatkan industripengolahan produk pangan • Peningkatan industripengolahan produk pangan• Menjalin hubungan kerjasamapemasaran produk pertaniandan produk olahan pangan • Pembuatan MOU kerjasamadibidang pemasaran hasilproduk panganMenjaga stabilitas harga danpasokan bahan pangan Peningkatan ketahanan danstabilitas harga pangan daerahMenurunkan tingkatpermasalahan sosial Meningkatnya kualitas dankuantitas penyuluh kesejahteraansocial Meningkatkan kompetensi pekerjasosial dan tenaga kerjakesejahteraan sosial Peningkatan ProgramPemberdayaan Sosial danPenanggulangan KemiskinanMeningkatnya akses kualitaskehidupan serta upaya-upayaperlindungan, peningkatan bagipenyandang masalahkesejahteraan social Meningkatkan perlindungandan jaminan sosial masyarakat Meningkatkan bantuan sosialkepada Penyandang MasalahKesejahteraan Sosial
Peningkatan ProgramPerlindungan dan Jaminan Sosial Peningkatan ProgramPendidikan, Pelatihan, penelitiandan PengembanganKesejahteraan SosialMeningkatnya sarana danprasarana bagi penyandangmasalah kesejahteraan sosial Meningkatnya sarana danprasarana penanggulanganpermasalahan social Peningkatan Program Pelayanandan Rehabilitasi KesejahteraanSosial
Tabel 6.2
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangkaraya
Misi Kedua
Visi:
Misi 2. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota tujuan wisata dan jasa untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakatTujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatkanpengembanganekonomi kreatifuntuk mendukungperdagangan, jasadan pariwisataMeningkatnya Kualitas dankuantitas sarana dan prasaranaobyek wisata, Seni dan Budaya Mengembangkan industri pariwisatadengan mendorong perbaikan danpeningkatan kualitas jaringan prasaranadan sarana pendukung pariwisata
Peningkatan jumlah kunjunganwisatawan yang diperolehmelalui pemasaran pariwisataKota Palangka Raya melaluievent promosi/pameran didalam dan di luar negeriMeningkatkan hubungan /membangun kemitraan dengansemua pemangku kepentingan.
Meningkatkan pengembangan destinasipariwisata Peningkatan jumlah ODTW(Obyek Daya Tarik Wisata)Peningkatan PengelolaanODTWPengembangan produkunggulanMeningkatnya kualitas dankreatifitas SDM pariwisata danUKM Peningkatan kualitas dan kreatifitas SDMseni, budaya dan pariwisata Penyiapan sumber dayamanusia yang memilikikompetensiMeningkatnya kelancarnyadistribusi barang dan jasa danpenggunaan produk dalam negeri Peningkatan kelancarnya distribusibarang dan jasa dan penggunaan produkdalam negeri Pengembangan produk wisatasecara kreatif dan inovatifditunjang dengan pemasaranyang baik,Meningkatkanlapangan kerja Meningkatnya ketersediaanlapangan kerja. Meningkatkan tumbuhnya industri kecildan menengah Penguatan modalpengembangan industri kecildan menengah dan jasaberbasis pariwisataMenurunkan angkaketergantungan. Meningkatkan perluasan lapangan kerjaMeningkatkan kompetensi penduduk usiaproduktif Peningkatan fasilitasipenduduk usia kerjaterhadap lapangan kerja Peningkatan pelatihan danpengembangan usia kerjaMeningkatkanpertumbuhan sektorindustri dan jasaberbasis pariwisatayang ramahlingkungan
Meningkatnya pertumbuhanekonomi Meningkatkan kualitas dan kuantitas IKMdan mutu produk IKM Peningkatan pertumbuhanekonomiMeningkatnya distribusipendapatan antar sektor antargolongan penduduk Mengurangi kesenjangan pembangunandaerah Meningkatnya aksesibilitasbarang dan jasaMeningkatnya kontribusi hasilindustri kecil dan jasa berbasis Meningkatkan unit usaha Industri Kecildan Menengah Meningkatnya ProgramRevitalisasi dan Penumbuhan
pariwisata yang ramah lingkunganterhadap perekonomian daerah Industri Kecil MenengahMeningkatkan danmenciptakanjaringan pasarproduk unggulan
Meningkatnya kontribusi sektorperdagangan dan jasa terhadapperekonomian daerah Meningkatkan kerjasama dengansektor swasta untuk peningkatanperekonomian daerah Peningkatan ProgramPengembanganKewirausahaan dankeunggulan kompetitifusaha kecil menengah Peningkatan ProgramEfisiensi PerdaganganDalam Negeri Peningkatan ProgramPerlindungan Konsumendan PengamananPerdaganganMeningkatkan ikliminvestasi yangkondusif Meningkatnya jumlah investasi Meningkatkan kerjasama investasi didaerah Meningkatnya ProgramPeningkatan Iklim Investasidan Realisasi Investasi Meningkatnya ProgramPeningkatan Daya SaingPenanaman Modal Meningkatnya ProgramPengawasan danPengendalian Investasi Meningkatnya ProgramPeningkatan Promosi danKerjasama Investasi Meningkatnya ProgramPelayanan Perizinan NonInvestasi
Terbentuknya iklim yang kondusifbagi penanaman modal untukkegiatan pembangunan sesuaidengan potensi sumberdaya alamserta pola tata ruang daerah Memberdayakan koperasi dan UsahaMikro Kecil dan Menengah sertaMengembangkan kewirausahaan Meningkatnya ProgramRevitalisasi danPenumbuhan Industri KecilMenengah
Peningkatan ProgramPeningkatan KualitasKelembagaan Koperasi
Tabel 6.3
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangkaraya
Misi Ketiga
Visi:
Misi 3. Mewujudkan pemerataan sarana dan prasarana publik yang berkualitas berdasarkan tata kelola sumber daya alam yangberkelanjutanTujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatkan ketersediaaninfrastuktur dasarpendidikan dan kesehatan Tersedianya infrastruktur dasarpendidikan dan kesehatan Memenuhi kebutuhaninfrastruktur dasar untukmeningkatkan aksesibilitasmasyarakat terhadap pelayanandasar Peningkatan pembangunan danpemeliharaan jalan daerah Peningkatan pembangunansarana dan prasaranapendidikan dan kesehatanMeningkatkan pemerataan Meningkatnya pemerataan Memenuhi kebutuhan Peningkatan pembangunan
sarana dan prasaranapendukung pertumbuhanekonomi dan industri sarana dan prasaranapendukung pertumbuhanekonomi dan industri berbasispariwisata dan jasainfrastruktur untuk meningkatkanperekonomian masyarakatberbasispariwisata dan jasa infrastuktur penunjangperekonomian daerah
Meningkat MutuLingkungan Meningkatnya ketaatanterhadap pemanfaatan tataruang wilayah Meningkatkan/ Mempertahankanluas ruang terbuka hijau dan ruangpublik lainnya Optimalnya Program PengelolaanRuang Terbuka HijauMeningkatkan kualitas air sesuaidengan standar baku mutulingkungan air bersih • Meningkatkan kinerjapenyediaan air bersih danpengolahan air limbah • Peningkatan kinerjapenyediaan air bersih danpengolahan air limbahMeningkatkan penegakanhukum lingkungan • Peningkatan kapasitas dankualitas SDM
• Penegakan Hukum sesuaidengan Peraturan Perundang-undangan yang belaku• Peningkatan pencegahan,pengendalian dan pengawasankerusakan lingkungan• Meningkatkan koordinasiperencanaan, monitoring,evaluasi dan pengendaliankebersihan lingkungan• Meningkatkan partisipasimasyarakat dalam menjagakebersihan lingkungan dankualitas lingkunganBerkurangnya kerusakan hutan Meningkatkan kegiatanperlindungan hutan Meningkatnyapenyelenggaraan pengendaliandan pemanfaatan kawasanhutan Pengendalian kebakaran hutandan lahanMeningkatkan inventarisasi dandokumentasi sumber daya hutan Meningkatnya ProgramInventarisasi dan PemetaanSumber Daya hutanTerwujudnya konservasi daerah Meningkatkan fungsi DAS Optimalnya Program peningkatan
aliran sungai fungsi dan daya dukung daerahaliran sungai (DAS)Menyusun struktur, pemanfaatan,dan pengelolaan DAS Terlaksananya ProgramPengelolaan SumberdayaPerairan (sungai)Meningkatkan pengelolaansampah yang tertangani hingga100% Meningkatkan kinerja pengelolaanpersampahan Optimalnya ProgramPengembangan KinerjaPengelolaan Persampahan Terwujudnya Masterplanpengelolaan sampah Peningkatan Sarana danprasarana penanganan sampahMenurunnya tingkatpencemaran Meningkatkan pengendalian LH Optimalnya ProgramPengendalian pencemaran danperusakan lingkungan hidupPenurunan ISPU (Indeks StandarPencemaran Udara) • Peningkatan Sarana danPrasarana Pencegahan danPengendaliaan Kebakaranhutan• Peningkatan peduli lingkunganhidupMeningkatnya kemampuantanggap bencana Meningkatkan penyelenggaraantanggap bencana dan identifikasidini terhadap bencana Tewujudnya pelaksanaan kegiatanpenanggulangan bencana danearly warning systemMeningkatkan peranmasyarakat dalamkonservasi lingkungan Meningkatnya pemanfaatanlahan kritis untuk konservasi Meningkatkan pemanfaatan lahanhak milik dan hutan rakyat dengankonservasi lahan yang bernilaiekonomiOptimalnya program rehabilitasilahan
Meningkatnya pemberdayaanmasyarakat dalam konservasilingkungan Mendorong lahirnya gerakankonservasi dan kearifan lokalterhadap pengelolaan sumber dayaalam Terwujudnya peningkatankesadaran masyarakatterhadap pengelolaanlingkungan hidup
Meningkatnya kepatuhanmasyarakat terhadap regulasitentang konservasi danlingkungan hidup Meningkatnya pelaksanaanProgram Peningkatan Kualitasdan Akses Informasi SumberDaya dan Lingkungan Hidup Meningkatnya pelaksanaanProgram Pengawasan danPemantauan LingkunganHidup
Tabel 6.4
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangkaraya
Misi Keempat
Visi:Misi 4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance)
Tujuan Sasaran Strategi Arah KebijakanMewujudkan akuntabilitasdan transparansi dalampenyelenggaraanpemerintahanMeningkatnya mutu pelayananpublik kepada masyarakat Meningkatkan kualitas SDMAparatur pelayanan publik Prioritas Ketersediaan SDMberkualitas
Meningkatkan sarana danprasarana pelayanan Prioritas ketersediaan sarana danprasarana unit pelayanan terpadu
Memberikan wawasan kepadamasyarakat tentangprosedur/mekanismepelayananPrioritas pelayanan publik yangoptimal
Terwujudnya akuntabilitas yangbaik dalam penyelenggaraanpemerintahan Meningkatkan kinerjaperangkat daerah Penilaian akuntabilitas kinerja danpengelolaan keuangan daerah yangbaikMeningkatkan efektifitas danproduktifitas kelembagaan Penataan kelembagaan daerahMeningkatkan penyelenggaraane gov dalam pemerintahan Terselenggaranya aplikasi e govdalam penyelenggaraanpemerintahahMenciptakan regulasi yangmendukung ikliminvestasi berbasispendidikan, pariwisatadan jasaTerwujudnya regulasi dankepastian hukum yangmendukung iklim usaha berbasispendidikan, pariwisata dan jasa
Menciptakan regulasi dankepastian hukum yangmendukung iklim usaha Terwujudnya regulasi perijinandan regulasi investasi yang efisienMemberikan pelayanankepada masyarakat secaramaksimal berdasarkanSPM dan SOP
Terwujudnya standar pelayananminimal dan standar operasionalprosedur satuan kerja perangkatdaerah dalam pelayanan kepadamasyarakatMenyusun standar pelayananminimal dan standaroperasional prosedur satuankerja perangkat daerah
Terwujudnya standar pelayananminimal dan standar operasionalprosedurdi setiap SKPD
Tabel 6.5
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangkaraya
Misi Kelima
Visi:
Misi 5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berbudaya, harmonis, dinamis, dan damai dengan menjunjung tinggi filosofi Huma
BetangTujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatkan partisipasimasyarakat dalampembangunan Meningkatnya pemberdayaanmasyarakat dan desa Mengembangkan danMemberdayakan masyarakatpedesaan Optimalnya ProgramPeningkatan Pemberdayaan danPartisipasi Masyarakat dalamPembangunanPengarustamaan gender dalampembangunan Meningkatkan Indekskesetaraan gender Optimalnya Program KesetaraanGender dan PemberdayaanPerempuanMeningkatnya peran pemudadalam pembangunan Meningkatkan pembinaan danpelibatan pemuda dalampembangunan Optimalnya pembinaanorganisasi kepemudaanMeningkatkan kehidupan sosialdan budayadengan menjunjungtinggi filosofi Huma betang Meningkatnya partisipasimasyarakat dalampengamalandanpelestarian nilaiseni dan budaya daerahMeningkatkan sarana kesenianserta pembinaan danperlindungan seni budayadaerah
Meningkatnya pelestarian senidan budaya melalui ProgramPengembangan Nilai-NilaiBudaya, Seni dan PerfilmanMeningkatan jumlah Benda,Situs dan Kawasan CagarBudaya Yang Dilestarikan Meningkatnyapengembangan kemitraandan Pengelolaan KekayaanBudayaMeningkatnya prestasi seni,budaya, dan olah raga. Menyelenggarakan ajangpeningkatan prestasi seni,budaya, dan olah raga. Meningkatnya penyelenggaraanpembinaan dan perlombaanbidang seni, budaya, dan olahraga.
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Tabel 7.1 Sasaran dan Program Pembangunan Kota Palangka Raya
No Sasaran Strategi ArahKebijakan
IndikatorKinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja ProgramPembangunan
Daerah
BidangUrusan
SKPDPenanggungjawabKondisi
AwalKondi
siAkhir1 Terwujudnya lembagapendidikandasar danmenengahyangberstandarnasional daninternasional
MeningkatkanAngkaPartisipasiPendidikanAnak Usia Dini,PendidikanDasar danPendidikanMenengah
TerwujudnyaPeningkatanAngkaPartisipasiPendidikanAnak Usia Dini,pendidikandasar danpendidikanmenengah
APK PAUD 98,33 99,00 1. ProgramPendidikanAnak UsiaDiniPendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga
APK SD/MI 126,84 100 2. ProgramPendidikanDasar (WajibBelajar 9Tahun)Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga
APK SMP/MTs 108,02 100 3. ProgramPendidikanMenengah Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRagaAPKSMA/SMK/MA 102,60 100APM PAUD 94 95,50APM SD/MI 92,56 97,45APM SMP/MTs 98,09 99,50APMSMA/SMK/MA 90,36 95,55APS SD/MI 129,90 100APS SMP/MTs 107,01 100APSSMA/SMK/MA 100,57 100
Penyediaansarana danprasaranaPendidikanAnak Usia Dini,PendidikanDasar dan MeningkatnyaPemenuhanSarana danPrasaranasekolah
Rasioketersediaansekolah SD/MIper pendudukusia sekolah (per1000 penduduk)7,23 8,50 1. Programpemenuhansarana danprasaranasekolah
Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga
PendidikanMenengah RasioketersediaansekolahSMP/MTs perpenduduk usiasekolah (per1000 penduduk)
5,6 7,50
RasioketersediaansekolahSMA/SMK/MAper pendudukusia sekolah (per1000 penduduk)
4,23 6,50
SekolahpendidikanSD/MI kondisibangunan baik831 ruangkelas 900Ruangkelas
SekolahpendidikanSMP/MTs kondisibangunan baik330 ruangkelas 380ruangkelas
SekolahpendidikanSMA/SMK/MAkondisi bangunan380 ruangkelas 430ruangkelas
baikPemenuhanjumlah,kualifikasi, dankompetensiguru Meningkatnyapenyesuaianjumlah danpemberdayaan guru
Persentase guruberkualifikasiS1/DIV 90,17 100 ProgramPeningkatanMutu Pendidikdan TenagaKependidikanPendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga
Peningkatankualifikasidankompetensiguru melaluipendidikandan pelatihanserta bimtek.
Rasio guru permurid PAUD 14,27 15,00
Rasio guru permurid SD/MI 8,82 10,00Rasio guru permurid SMP/MTs 12,04 13,50Rasio guru permuridSMA/SMK/MA 12,28 14,00
Menyelenggarakan PendidikanInklusif untukanak-anakpenyandangPeningkatanpemerataan danperluasan aksesterhadappendidikan
Jumlah AnakBerkebutuhanKhusus (ABK) : KebutuhanpendidikanProgramPendidikanInklusif Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga
disabilitas(cacat). untuk semuaanakberkebutuhankhusus,meliputi saranadan prasaranapendidikan.
1. TK/RA2. SD/MI3. SMP/MTs4. SMA/MA/SMK5. SLB
62 siswa511 siswa39 siswa29 siswa254 siswa
anakberkebutuhankhususterlayani.Peningkatanmutu dayasaingpendidikanuntuk semuaanakberkebutuhankhusus,meliputikualitas dankuantitastenaga pendidikdan tenagakependidikan.
Jumlah AnakBerkebutuhanKhusus (ABK) :1. TK/RA2. SD/MI3. SMP/MTs4. SMA/MA/SMK5. SLB
62 siswa511 siswa39 siswa29 siswa254 siswa
Kebutuhanpendidikananakberkebutuhankhususterlayani.
ProgramPendidikanInklusif Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga
Peningkatankompetensipeserta didiksesuai dengankebutuhannya.Jumlah AnakBerkebutuhanKhusus (ABK) :1. TK/RA2. SD/MI 62 siswa511 siswa
Kebutuhanpendidikananakberkebutuhan
ProgramPendidikanInklusif Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga
3. SMP/MTs4. SMA/MA/SMK5. SLB39 siswa29 siswa254 siswa
khususterlayani.2 Peningkatankualitas dankuantitaspendidikannon formal,budayapembelajaran danperpustakaan.
Meningkatkanmutupendidikanmenengah yangberbasiskompetensisesuai potensidaerah
PeningkatanProgramPembentukanSekolahMenengahKejuruan sesuaikeunggulandaerah
Jumlah SMKberdasarkanjenisnya 17Sekolah 25sekolah ProgramPendidikanNon Formal Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga
4. ProgramPendidikanMenengah Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRagaMengembangkan budaya bacamasyarakat Peningkatanbudaya bacamelaluiprogrampengembanganbudaya bacadan pembinaanperpustakaan
Jumlahpengunjungperpustakaan pertahun1320orang 4752orang Programpengembangan budaya bacadanpembinaanperpustakaan
Perpustakaan
3 Terwujudnya perluasandan Pemerataanpelayananpendidikan Peningkatanjaminanpenyelenggaran Angka putussekolah SD/MI 0,07 % 0,05% 5. ProgramPendidikanAnak Usia
pemerataankesempatanbelajar padaPendidikanDasar danMenengah(SD, SMP,SMA) yangbebas biayauntukmencegahsiswa darikeluargatidak mampusupaya tidakputussekolah
beasiswadaerah Angka putussekolahSMP/MTsAngka putussekolahSMA/SMK/MA
0,11 %0,40 %
0,9%0,30%
Dini
Menata sistempembiayaanpendidikanyang adil,efektif, efisien,transparan danakuntabel.
Ketersediaanpenganggaranpendidikansesuaiperaturanperundang-undangan yangberlaku
APBD I,APBD II,DAK Pusat,DAKKaltengHaratiAPBDI,APBDII, DAKPusat,DAKKaltengHarati
6. ProgramPendidikanDasar (WajibBelajar 9Tahun)
7. ProgramPendidikanMenengah
4 TerciptanyalingkunganyangkondusifterhadappendidikanMeningkatkaninfrastrukturdasar danpenunjanguntukaksesibilitas kesaranapendidikan
KetersediaanpembangunanInfrastrukturdasarpenunjangpendidikanPanjang jalanpenghubung kesaranapendidikan yangterbangun
MasihbelummencakupseluruhwilayahDiharapkansemuajalanmenujusaranapendidikandapatterpenuhi
ProgrampembangunanInfrastrukturdasarPekerjaanUmum
Menyediakanmateri danperalatanpendidikanterkini , berupamateri cetakseperti bukupelajaranmaupun yangberbasisteknologiinformasi dankomunikasi
Ketersediaanmateri danperalatanpendidikanterkini , berupamateri cetakseperti bukupelajaranmaupun yangberbasisteknologiinformasi dankomunikasi
Bukusudahterpenuhitetapimateriperalatanpendidikan yangberbasisteknologiinformasidankomunikasi belumseluruhnya tercapai
Diharapkanuntuktahunkedepannyasemuamateriperalatanpendidikanberbasisteknologi
dankomunikasidapatmenyentuhselurhkawasanterpencil5 Penurunanjumlahpendudukyang butaaksaraMenyelenggaraanpemberantasanbuta aksara
Penyelenggaraan programpemberantasanbuta aksaraAngka melekhuruf 97,55 98,75 Programpemberantasanbuta aksara
6 Penurunankesenjanganpartisipasipendidikanantarkelompokmasyarakat,sepertimasyarakatmiskin,masyarakatdi wilayahpedesaandanterpencil.
Meningkatkanpastisipasi anakdidik lulussekolah untukmelanjutkanpendidikan kejenjangselanjutnya
Peningkatanprogrampendidikan usiadini, dasar danmenengahsecarakomprehensif
Angkamelanjutkan(AM) dari SD/MIke SMP/MTs168,68 180 ProgramPendidikan AnakUsia Dini
Angkamelanjutkan(AM) dariSMP/MTs keSMA/SMK/MA357,73 450 ProgramPendidikanDasar (WajibBelajar 9 Tahun)
ProgramPendidikanMenengah7 Terwujudnya kualitaspelayanankesehatanyangterjangkauolehmasyarakat
Meningkatkanupayakesehatanmasyarakat,PeningkatanProgram UpayaKesehatanMasyarakat
Program UpayaKesehatanMasyarakat
Meningkatkanpelayanankesehatan yangterjangkau,bermutu danberkeadilan,serta denganpengutamaanpada upayapromotif danprefentif
Peningkatanpenyelenggaraan jaminankesehatandaerahProgramPeningkatanJangkauanPelayananKesehatan
Peningkatanpenyelenggaraan pencegahan
danpengendalianpenyakit8 Menurunnyaangkakematian(AKB,AKI,AKABA)menjadiAKB:7/1000KH ;AKI:15/100.000KH, AKABA :8/1000KHpada tahun2018
MeningkatkanAkses danjangkauanPelayanankesehatanDistribusiNakes sesuiproporsi kedaerahterpencil
Angka KematianBayi per-1000KH
SistemInsentive baginakes Angka KematianBalita per-1000KHPeningkatanPeran sertamasyarakat .Angka KematianIbu per-100.000KHMeningkatkanMutu PelayananKesehatan PeningkatanKapasitas SDMKesehatanPenyediaantenagakesehatansesuai denganstandar
kompetensiPeningkatanPengawasanthd standartyankes dipuskesmas danyankes swastaPeningkatansaranakesehatansesuai standartPeningkatanobat danperbekalankesehatanMeningkatanPembiayaanPelayananKesehatanKetersediaananggaranpemeliharaankesehatanSistem JaminanKesehatanTerpaduMeningkatkanPelayananKegawatdaruratanOptimalisasiPONEDPeningkatansistem rujukan8 Menurunnyaangkakesakitanpenyakit
Meningkatkanupaya promotifdan preventifpenyakitPenguatan SKDKLB a. AngkaKesakitan DBDper 100.000penduduk
ProgramPengendaliandanpemberantasan
menular dantidakmenular menular dantidak menular penyakitPenguatanImunisasi b. Prevalensi TBBTA Positif per100.000pendudukPenyebarluasaninformasi c. AngkaKesakitanMalaria per1000pendudukPerbaikankualitaslingkungan Prevalensipenderita AIDSper- 1000pendudukMeningkatkanupayapenanggulangan penyakitmenular dantidak menularPenanggulangan penyakitberbasissurveilanceepidemiologiKemitraansektorPemerintah,Swasta danmasyarakatKecukupanlogistik danperbekalan
kesehatantermasukprasaranapenanggulangan penyakit9 Terpenuhinya KebutuhanTenagaMedis danBidanMemenuhikebutuhantenaga medisdan bidan
Terpenuhinyakebutuhantenaga medisdan bidanRasio tenagamedis per100.000penduduk10 Menurunnyaangka giziburukmenjadi 0(nol) padatahun 2018
PemantauanStatus Gizimasyarakat Peningkatanperan sertamasyarakat Jumlah penderitagizi burukRevitalisasiPosyanduPeningkatansistemkewaspadaandiniPenanggulangan gizi buruk Peningkatansistem tatalaksanapenanggulanganPenyuluhan gizimayarakatDiversivikasibahan pangan
danpenggunaanbahan panganlokal11 Meningkatnyakompetensipendudukusia kerjasesuaipotensidaerah
Meningkatkankompetensiusia kerja Peningkatanpelatihan danketrampilantenaga kerja12 Terkendalinya lajupertumbuhan penduduk
Revitalisasiprogram KB Mengendalikanpertumbuhanpenduduk danmeningkatkankesadarankeluargaberencana13 MenurunnyajumlahpendudukmiskinOptimalisasipenanggulangan kemiskinanterpadu
Peningkatanpenanggulangan kemiskinansecara terpadudanberkelanjutan14 Meningkatnyapengetahuanmasyarakatakanpentingnyamengkonsu
MeningkatkanketerampilandanpengetahuanMasyarakattentang pangandan gizi
PeningkatanketerampilandanpengetahuanMasyarakattentang pangandan gizi
msi pangansesuaidengan AKG MeningkatkanKualitasKesehatan dangizi balitaPeningkatanKualitasKesehatan dangizi balita15 Meratanyaketersediaanbahanpangan
MeningkatkanKualitas danKuantitas hasilprodukpertanianPeningkatanKualitas danKuantitas hasilprodukpertanianMeningkatkanKualitas danKuantitas hasilprodukpeternakanPeningkatankualitas dankuantitas hasilprodukpeternakanMeningkatkanKualitas danKuantitas hasilprodukperikananPeningkatkanKualitas danKuantitas hasilprodukperikananPencegahandanpemberantasanhama danpenyakittanaman danternak
Penurunangangguan hamadan penyakit
16 Meningkatnyaaksesibilitasmasyarakatterhadapbahanpangan
Meningkatkanindustripengolahanproduk panganPeningkatanindustripengolahanproduk pangan
Menjalinhubungankerjasamapemasaranprodukpertanian danproduk olahanpangan
PembuatanMOU kerjasamadibidangpemasaranhasil produkpanganMenjagastabilitas hargadan pasokanbahan pangan
Peningkatanketahanan danstabilitas hargapangan daerah17 Meningkatnya kualitasdankuantitaspenyuluhkesejahteraan social
Meningkatkankompetensipekerja sosialdan tenagakerjakesejahteraansosial
PeningkatanProgramPemberdayaanSosial danPenanggulangan Kemiskinan18 Meningkatnya akseskualitaskehidupanserta upaya-
Meningkatkanperlindungandan jaminansosialmasyarakatPeningkatanProgramPerlindungandan JaminanSosial
upayaperlindungan,peningkatanbagipenyandangmasalahkesejahteraan social Meningkatkanbantuan sosialkepadaPenyandangMasalahKesejahteraanSosial
PeningkatanProgramPendidikan,Pelatihan,penelitian danPengembanganKesejahteraanSosial19 Meningkatnya sarana danprasaranabagipenyandangmasalahkesejahteraan sosial
Meningkatnyasarana danprasaranapenanggulangan permasalahansocialPeningkatanProgramPelayanan danRehabilitasiKesejahteraanSosial
20 Meningkatnya Kualitasdankuantitassarana danprasaranaobyekwisata, Seni
Mengembangkan industripariwisatadenganmendorongperbaikan danpeningkatankualitas
Peningkatanjumlahkunjunganwisatawan yangdiperolehmelaluipemasaranpariwisata Kota
JumlahKunjunganWisata 1. ProgramPengembanganNilaiBudayaKebudayaan DISBUDPAR
dan Budaya jaringanprasarana dansaranapendukungpariwisataPalangka Rayamelalui eventpromosi/pameran di dalam dandi luar negeriMeningkatkanhubungan /membangunkemitraandengan semuapemangkukepentingan.
Rasio Jalanpenghubung danfasilitaspendukung1. ProgramPengembanganNilaiBudaya
Kebudayaan DISBUDPAR
MeningkatkanpengembangandestinasipariwisataPeningkatanjumlah ODTW(Obyek DayaTarik Wisata)
Jumlah Obyekwisata yangdikembangkandan dilestarikanProgrampengembangandestinasipariwisata
Pariwisata DISBUDPAR
PeningkatanPengelolaanODTW Kontribusi SektorPariwisataterhadap PDRB ProgrampengelolaankeragamanbudayaKebudayaan DISBUDPAR
Pengembanganprodukunggulan Jumlah gedungseni dan budaya ProgramPengembanganKerjasamaPengelolaanKebudayaan DISBUDPAR
KekayaanBudayaJumlah benda,situs dankawasan cagarbudaya yangdilestarikan
ProgrampengembanganpemasaranpariwisataPariwisata DISBUDPAR
Jumlah KajianSeni DISBUDPARJumlah FasilitasiSeni DISBUDPARJumlah Gelar SeniJumlah MisiKesenianJumlahOrganisasiJumlah promosi
Jumlah grupkesenian21 Meningkatnya kualitasdankreatifitasSDMpariwisatadan UKM
Peningkatankualitas dankreatifitas SDMseni, budayadan pariwisataPenyiapansumber dayamanusia yangmemilikikompetensi
JumlahSumberdayaManusiaKesenianProgrampengembangankemitraan Pariwisata DISBUDPAR
Jumlah SDMpariwisata22 Meningkatnyakelancarnyadistribusibarang danjasa danpenggunaanprodukdalam negeri
Peningkatankelancarnyadistribusibarang dan jasadanpenggunaanproduk dalamnegeri
Pengembanganproduk wisatasecara kreatifdan inovatifditunjangdenganpemasaranyang baik,
Jumlah binakelompokpedagang/usahainformalProgrampengembanganperluasanperdagangandalam negeri
Perdagangan DISPERINDAG
23 Meningkatnyaketersediaanlapangankerja.Meningkatkantumbuhnyaindustri kecildan menengah
Penguatanmodalpengembanganindustri kecildan menengahdan jasaberbasispariwisata
24 Menurunkanangkaketergantungan.Meningkatkanperluasanlapangan kerjaMeningkatkankompetensipenduduk usiaproduktif
Peningkatanfasilitasipenduduk usiakerja terhadaplapangan kerjaPeningkatanpelatihan danpengembanganusia kerja25 Meningkatnyapertumbuhan ekonomi
Meningkatkankualitas dankuantitas IKMdan mutuproduk IKMPeningkatanpertumbuhanekonomi
26 Meningkatnya distribusipendapatanantar sektorantargolonganpenduduk
MengurangikesenjanganpembangunandaerahMeningkatnyaaksesibilitasbarang dan jasa
27 Meningkatnya kontribusihasil industrikecil dan jasaberbasispariwisatayang ramah
Meningkatkanunit usahaIndustriKecil danMenengahMeningkatnyaProgramRevitalisasi danPenumbuhanIndustri KecilMenengah
lingkunganterhadapperekonomian daerah28 Meningkatnya kontribusisektorperdagangandan jasaterhadapperekonomian daerah
Meningkatkankerjasamadengan sektorswasta untukpeningkatanperekonomiandaerah
PeningkatanProgramPengembanganKewirausahaandan keunggulankompetitifusaha kecilmenengahPeningkatanProgramEfisiensiPerdaganganDalam NegeriPeningkatanProgramPerlindunganKonsumen danPengamananPerdagangan29 Meningkatnya jumlahinvestasi Meningkatkankerjasamainvestasi didaerah Meningkatnya ProgramPeningkatanIklimInvestasidanRealisasi
Investasi Meningkatnya ProgramPeningkatanDaya SaingPenanamanModal Meningkatnya ProgramPengawasandanPengendalian Investasi Meningkatnya ProgramPeningkatanPromosi danKerjasamaInvestasiMeningkatnyaProgramPelayananPerizinan NonInvestasi30 Terbentuknya iklim yangkondusifbagi
Memberdayakankoperasi danUsaha Mikro Meningkatnya ProgramRevitalisasidan
penanamanmodal untukkegiatanpembangunan sesuaidenganpotensisumberdayaalam sertapola tataruang daerah
Kecil danMenengahsertaMengembangkankewirausahaan
Penumbuhan IndustriKecilMenengah
PeningkatanProgramPeningkatanKualitasKelembagaan Koperasi31 TersedianyainfrastrukturdasarpendidikandankesehatanMemenuhikebutuhaninfrastrukturdasar untukmeningkatkanaksesibilitasmasyarakatterhadappelayanandasar
Peningkatanpembangunandanpemeliharaanjalan daerah
Peningkatanpembangunansarana danprasarana
pendidikan dankesehatan32 Meningkatnyapemerataansarana danprasaranapendukungpertumbuhan ekonomidan industriberbasispariwisatadan jasa
Memenuhikebutuhaninfrastrukturuntukmeningkatkanperekonomianmasyarakatberbasispariwisata danjasa
Peningkatanpembangunaninfrastukturpenunjangperekonomiandaerah
33 Meningkatnya ketaatanterhadappemanfaatantata ruangwilayahMeningkatkan/Mempertahankan luas ruangterbuka hijaudan ruangpublik lainnya
OptimalnyaProgramPengelolaanRuang TerbukaHijau34 Meningkatkan kualitas airsesuaidenganstandar bakumutulingkunganair bersih
• Meningkatkan kinerjapenyediaanair bersihdanpengolahanair limbah
• Peningkatankinerjapenyediaanair bersihdanpengolahanair limbah35 Meningkatkan penegakanhukum Peningkatankapasitas dankualitas SDM • Meningkatkan partisipasimasyarakat
lingkungan dalammenjagakebersihanlingkungandan kualitaslingkungan• Meningkatkan koordinasiperencanaan,monitoring,evaluasi danpengendalian kebersihanlingkunganPenegakanHukum sesuaidenganPeraturanPerundang-undangan yangbelaku
• Peningkatanpencegahan,pengendalian danpengawasankerusakanlingkungan36 Berkurangnya kerusakanhutan MeningkatkankegiatanperlindunganhutanMeningkatnyapenyelenggaraan pengendaliandanpemanfaatankawasan hutanPengendaliankebakaranhutan dan lahan
Meningkatkaninventarisasidandokumentasisumber dayahutanMeningkatnyaProgramInventarisasidan PemetaanSumber Dayahutan37 Terwujudnya konservasidaerah aliransungai
Meningkatkanfungsi DAS OptimalnyaProgrampeningkatanfungsi dan dayadukung daerahaliran sungai(DAS)Menyusunstruktur,pemanfaatan,danpengelolaanDAS Terlaksananya ProgramPengelolaanSumberdayaPerairan(sungai)38 Meningkatkanpengelolaansampah yangtertanganihingga 100%
Meningkatkankinerjapengelolaanpersampahan OptimalnyaProgramPengembangan KinerjaPengelolaanPersampahan TerwujudnyaMasterplanpengelolaan
sampah PeningkatanSarana danprasaranapenanganansampah39 Menurunnyatingkatpencemaran MeningkatkanpengendalianLH OptimalnyaProgramPengendalianpencemarandan perusakanlingkunganhidupPenurunanISPU (IndeksStandarPencemaranUdara)• PeningkatanSarana danPrasaranaPencegahandanPengendaliaan Kebakaranhutan• Peningkatanpedulilingkunganhidup40 Meningkatnyakemampuantanggap
Meningkatkanpenyelenggaraan tanggapbencana danTewujudnyapelaksanaankegiatanpenanggulanga
bencana identifikasi diniterhadapbencana n bencana danearly warningsystem41 Meningkatnyapemanfaatanlahan kritisuntukkonservasiMeningkatkanpemanfaatanlahan hak milikdan hutanrakyat dengankonservasilahan yangbernilaiekonomi
Optimalnyaprogramrehabilitasilahan
42 Meningkatnyapemberdayaanmasyarakatdalamkonservasilingkungan
Mendoronglahirnyagerakankonservasi dankearifan lokalterhadappengelolaansumber dayaalam
• Terwujudnyapeningkatankesadaranmasyarakatterhadappengelolaanlingkungan Meningkatnyakepatuhanmasyarakatterhadapregulasitentangkonservasidanlingkunganhidup
MeningkatnyapelaksanaanProgramPeningkatanKualitas danAksesInformasiSumberDaya danLingkunganHidup MeningkatnyapelaksanaanProgramPengawasandanPemantauanLingkunganHidup43 Meningkatnya mutupelayananpublikkepadamasyarakat
Meningkatkankualitas SDMAparaturpelayananpublikPrioritasKetersediaanSDMberkualitas
Meningkatkansarana danprasaranapelayananPrioritasketersediaansarana danprasarana unit
pelayananterpaduMemberikanwawasankepadamasyarakattentangprosedur/mekanismepelayanan
Prioritaspelayananpublik yangoptimal
44 Terwujudnyaakuntabilitasyang baikdalampenyelenggaraanpemerintahan
MeningkatkankinerjaperangkatdaerahPenilaianakuntabilitaskinerja danpengelolaankeuangandaerah yangbaik
Meningkatkanefektifitas danproduktifitaskelembagaanPenataankelembagaandaerahMeningkatkanpenyelenggaraan e gov dalampemerintahanTerselenggaranya aplikasi egov dalampenyelenggaraan pemerintahah45 Terwujudnya regulasidankepastian
Menciptakanregulasi dankepastianhukum yangTerwujudnyaregulasiperijinandan regulasi
hukum yangmendukungiklim usahaberbasispendidikan,pariwisatadan jasa
mendukungiklim usaha investasi yangefisien
46 Terwujudnya standarpelayananminimal danstandaroperasionalprosedursatuan kerjaperangkatdaerahdalampelayanankepadamasyarakat
Menyusunstandarpelayananminimal danstandaroperasionalprosedursatuan kerjaperangkatdaerah
Terwujudnyastandarpelayananminimal danstandaroperasionalprosedurdisetiap SKPD
47 Meningkatnyapemberdayaanmasyarakatdan desaMengembangkan danMemberdayakan masyarakatpedesaan
OptimalnyaProgramPeningkatanPemberdayaandan PartisipasiMasyarakatdalamPembangunan48 Pengarustamaan genderdalampembangunaMeningkatkanIndekskesetaraangender
OptimalnyaProgramKesetaraanGender dan
n PemberdayaanPerempuan49 Meningkatnya peranpemudadalampembangunanMeningkatkanpembinaan danpelibatan(diganti dengan“peran serta”)pemuda dalampembangunan
OptimalnyapembinaanorganisasikepemudaanTerwujudnyaperan pemudadalampembangunan
90% 100% 1. PeningkatanSarana danPrasaranaOlah Raga2. ProgramKepemudaan dan OlahRaga3. PembinaanGenerasiMuda danOlah Raga
Kepemudaan dan OlahRaga DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga
50 Meningkatnya partisipasimasyarakatdalampengamalandanpelestarian nilai senidan budayadaerah
Meningkatkansaranakesenian sertapembinaan danperlindunganseni budayadaerah
Meningkatnyapelestarian senidan budayamelaluiProgramPengembanganNilai-NilaiBudaya, Senidan PerfilmanMeningkatanjumlah Benda,Situs danKawasan CagarBudaya YangDilestarikanMeningkatnyapengembangankemitraan danPengelolaanKekayaanBudaya51 Meningkatnya prestasi Menyelenggarakan ajang Meningkatnyapenyelenggaraa
seni, budaya,dan olahraga. peningkatanprestasi seni,budaya, danolah raga.n pembinaandanperlombaanbidang seni,budaya, danolah raga.
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN
Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program prioritas yang disertaiKebutuhan Pendanaan Kota Palangkaraya
Kode Bidang UrusanPemerintahandan ProgramPrioritasPembangunan
Indikator KinerjaProgram (Outcome)
KondisiKinerjaAwal
RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPDPenang
gungJawab
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Kondisi Kinerjapada akhir periode
RPJMDtarget Rp. target Rp. target Rp. target Rp. target Rp. target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)1 Urusan Wajib1 01 Pendidikan1 0
101
ProgramPendidikan AnakUsia Dini
APK PAUD
APM PAUD
98,3394,00 98,45
94,55
250 JT
250 JT
98,60
94,75
500 JT
500 JT
98,70
94,90
750 JT
750 JT
98,80
95,25
1 M
1 M
98,90
95,47
2 M
2 M
99,00
95,50
4,5 M
4,5 M
1 01
02
ProgramPendidikan Dasar(Wajib Belajar 9Tahun)
APK SD/MI 126,84 100 500 JT
500 JT
300 JT
300 JT300 JT300 JT
100 700 JT
700 JT
500 JT
500 JT500 JT500 JT
100 1 M
1 M
750 JT
750 JT750 JT750 JT
100 1,5 M
1,5 M
1,5 M
1,5 M1,5 M1,5 M
100 2 M
2 M
3 M
3 M3 M3 M
100 5,7 M
3,9 M
6,050 M
6,050 M6,050 M6,050 M
APK SMP/MTs 108,02 100 100 100 100 100 100 APM SD/MI 92,56 93,6 94,45 95,38 96,57 96,99 97,45
APM SMP/MTs 98,09 98,23 98,40 98,65 98,89 99,35 99,50 APS SD.MI 129,90 100 100 100 100 100 100 APS SMP/MTs 107,01 100 100 100 100 100 100
Rasio guru persiswa pada jenjangSD/MI
8,82 9,25 500 JT 9,55 900 JT 9,73 2 M 9,85 3 M 9,97 4 M 10,00 10,4 M
Rasio guru persiswa pada jenjangSMP/MTs
12,04 12,16 500 JT 12,34 900 JT 12,68 2 M 12,88 3 M 13,29 4 M 13,50 10,4 M
1 01
03
Programpendidikanmenengah
APK SMA/SMK/MA 102,60 100 500 JT 100 700 JT 100 1 M 100 1,5 M 100 2 M 100 5,7 M
APMSMA/SMK/MA
90,36 91,76 500 JT 92,89 900 JT 93,98 2 M 94,79 3 M 95,15 4 M 95,55 10,4 M
APS SMA/SMK/MA 100,57 100 500 JT 100 900 JT 100 2 M 100 3 M 100 4 M 100 10,4 M
Rasio guru persiswa pada jenjangSMA/SMK/MA
12,28 12,45 300 JT 12,78 400 JT 13,10 500 JT 13,59 600JT
13,87 700JT
14,00 2,5 M
1 01
04
ProgramPeningkatan MutuPendidik danTenagaKependidikan
Persentase guruberkualifikasiS1/DIV
90,17 92,5 500 JT 94,7 800 JT 96,8 1 M 98,67 1,5 M 99,5 2 M 100 5,8 M
Persentase guruyang telahmengikuti ujikompetensi guru
50,14 52,45 500 JT 54,36 800 JT 56,5 1M 58,7 1,5 M 59,56 2 M 60 5,8 M
Jumlah guru yangtelah mengikutiprogram guru,kepala sekolah,dan pengawasberprestasi
30 40 500 JT 50 800 JT 60 1M 70 1,5 M 80 2 M 90 5,8 M
1 01
05
Programpembinaan danpengembanganaparatur
Jumlah guru PNSmelalui perekrutanCPNS
220 orang 0 orang 125orang
125orang
125orang
125orang
720 orang
ProgramPendidikan Inklusif
Jumlah AnakBerkebutuhanKhusus
Jumlah AnakBerkebutuhan Khusus(ABK) :1. TK/RA2. SD/MI3. SMP/MTs4. SMA/MA/SMK5. SLB
62siswa511siswa39siswa29siswa254siswa
BAB IXPENETAPAN INDIKATOR KINERJA
Tabel 9.1Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap
Capian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
No Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja Kondisikinerjasasaran
awalRPJMD
Target Capian Setiap tahun Kondisi kinerjaakhir RPJMD
Th 0 Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKATFokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1 Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi KeuanganDaerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 Jumlah Perda yang mendukung investasi1.2 Pertumbuhan PDRB1.3 PDRB per kapita1.4 Angka kemiskinan
Fokus Kesejahteraan Masyarakat1 Pendidikan
1.1 Angka Melek Huruf 97,55 97,76 97,90 98,35 98,58 98,69 98,751.2 Angka Partisipasi murni
1.5.1 Angka partisipasi murni (APM) SD/MI/Paket A 92,56 93,60 94,45 95,38 96,57 96,99 97,45
1.5.2 Angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs/Paket B 98,09 98,23 98,40 98,65 98,89 99,35 99,501.5.3 Angka partisipasi murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 90,36 91,76 92,89 93,98 94,79 95,15 95,55
1.6 Angka Partisipasi kasar1.6.1 Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI/Paket A 126,84 100 100 100 100 100 1001.6.2 Angka partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 108,02 100 100 100 100 100 1001.6.3 Angka partisipasi Kasar(APK) SMA/SMK/MA/Paket C 102,60 100 100 100 100 100 1001.6.4 Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (Program Pendidikan Inklusif)
2 Kesehatan2.2 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup2.3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan2.4 Angka kematian neonates (0-28 hari) per 1000 kelahiran hidup2.5 Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup2.6 Persentase balita gizi buruk2.7 Persentase balita gizi kurang2.8 Persentase anak balita yang pendek (stunting)2.9 Persentase rumah sehat
2.10 Persentase penduduk yang menggunakan air bersih2.11 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat2.12 Persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat
kesehatan2.13 Persentase tempat-tempat umum yang sehat2.14 pneumonia (angka pnemuan penderita)
2.15 Diare (cakupan pelayanan kasus)
2.16 TB Paru (Angka Penemuan Penderita)
2.17 Malaria (API)
2.18 Kusta (Prevalensi)
2.19 Demam Berdarah Dengue Yang di Tangan
2.20 Persentase penduduk berakses air minum2.21 Persentase rumah yang bersanitasi
3 Pertanahan3.1 Persentase penduduk yang memiliki lahan
3.2 Persentase luas lahan yang bersertifikat4 Ketenagakerjaan
4.1 Jumlah tenaga kerja yang terserapFokus Seni Budaya dan Olahraga
1 Kebudayaan1.1 Jumlah kelompok seni dan budaya masyarakat 91 96 111 116 121 126 1261.2 Presentase jumlah kelompok seni dan budaya yang dibina 30 40 45 50 55 60 601.3 Jumlah kompetisi/perlombaan seni dan budaya dalam satu tahun 1 1 1 1 1 1 61.4 Jumlah prestasi seni dan budaya dalam satu tahun2 Pemuda dan Olahraga
2.1 Jumlah organisasi pemuda yang dibina 0,004 0,004 0,004 0,005 0,006 0,007 0,0082.2 Prestasi pemuda pelajar tingkat regional, nasional dan
internasional90 orang 90
0rang90
orang90
orang90
orang90
orang540 orang
ASPEK PELAYANAN UMUMFokus Layanan Urusan Wajib
1 Pendidikan1.2 Angka Partisipasi Kasar PAUD 98,33 98,45 98,60 98,70 98,80 98,90 991.3 Angka Partisipasi Kasar SD/MI 126,84 100 100 100 100 100 1001.4 Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs 108,02 100 100 100 100 100 1001.5 Angka Partipasi Kasar SMA/SMK/MA 102,60 100 100 100 100 100 1001.6 Angka Partisipasi Murni SD/MI 92,56 93,60 94,45 95,38 96,57 96,99 97,45
1.7 Angka Partisipasi Murni SMP/MTs 98,09 98,23 98,40 98,65 98,89 99,35 99,501.8 Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA 90,36 91,76 92,89 93,98 94,79 95,15 95,55
1.11 Angka Pendidikan yang ditamatkan SD/MI 100 100 100 100 100 100 1001.12 Angka Pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs 56,10 65,5 70,8 80,8 90,75 99,85 1001.13 Angka Pendidikan yang ditamatkan SMA/MI/SMKA 98 98,2 98,4 99,3 99,7 99,9 1001.14 Rata-rata lama sekolah 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80
1.15 Rasio guru terhadap murid SMA 12,28 12,45 12,78 13,10 13,59 13,87 141.16 Rasio guru terhadap murid SMP 12,04 12,16 12,34 12,68 12,88 13,29 13,501.17 Rasio guru terhadap murid SD/MI 8,82 9,25 9,55 9,73 9,85 9,97 101.18 Rasio guru terhadap murid PAUD 14,27 14,30 14,45 14,55 14,75 14,96 151.20 Angka melek huruf 97,55 97,76 97,90 98,35 98,58 98,69 98,751.21 Rasio ketersediaan sekolah penduduk usia sekolah (per 1000
penduduk)SD/MI 7,23 7,35 7,58 7,75 7,98 8,35 8,50SMP/MTs 5,6 5,8 6,2 6,5 6,8 7,3 7,50SMA/SMK/MA 4,23 4,56 4,87 5,5 5,8 6,3 6,50
1.22 Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah 234 240 245 250 255 280 3001.26 Persentase guru berkualifikasi S1/DIV 90,17 92,5 94,7 96,8 98,67 99,5 1001.27 Persentase guru yang telah mengikuti uji kompetensi guru 50,14 52,45 54,36 56,5 58,7 59,56 601.28 Jumlah guru yang telah mengikuti program guru, kepala sekolah, dan pengawas
berprestasi30 40 50 60 70 80 90
1.32 Angka kelulusan SD/MI 100 100 100 100 100 100 1001.33 Angka kelulusan SMP/MTs 98,75 98,85 98,95 99,65 99,75 99,98 1001.34 Angka Kelulusan SMA/SMK/MA 95,4 96,7 97,6 98,15 98,76 99,30 1001.35 Jumlah SMK berdasarkan jenisnya 17 18 20 22 23 24 251.6.4 Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (Program Pendidikan Inklusif)
2. Kesehatan2.2. Angka usia harapan hidup2.3 Presentase desa/kelurahan yang terkena KLB dan telah
dilaksanakan epidemologi <24 jam2.4 Rasio posyandu per 1000 balita2.5 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 100.000 penduduk2.6 Rasio rumah sakit per 100.000 penduduk2.7 Cakupan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat
miskin2.8 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan bagi usia lanjut (USILA)
2.9 Presentase desa yang melaksanakan PHBS (Perilaku hidup bersihdan sehat)
2.10 Presentase jumlah desa siaga aktif2.11 Rasio tenaga medis per 100.000 penduduk2.12 Rasio dokter per 100.000 penduduk2.13 Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk2.14 Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk2.15 Rasio dokter perawat per 100.000 penduduk2.16 Rasio dokter bidan per 100.000 penduduk
3. Pekerjaan Umum3.1. Panjang jaringan jalan dalam kondisi baik3.2. Panjang jalan dilalui roda 43.3. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik3.4. Jalan desa dengan kondisi baik3.6. Cakupan jaringan irigasi3.7 Cakupan infrastruktur dasar (jalan menuju akses pendidikan dan
kesehatan)3.8 Jumlah sarana dan prasarana yang dibangun untuk pendukung
perekonomianJembatanIrigasi
4. Perumahan4.1. Peningkatan jumlah Rumah tangga pengguna air bersih setiap
tahun4.2. Porsentase Rumah tangga pengguna listrik4.3. Peningkatan jumlah Rumah tangga ber-Sanitasi setiap tahun4.4 Persentase Rumah layak huni5. Penataan Ruang
5.1. Presentase ketaatan terhadap tata ruang
5.2. Luas lahan DAS yang dilestarikan6. Perencanaan Pembangunan
6.1. Partisipasi masyarakat dalam musrenbang7. Perhubungan
7.1. Jumlah angkutan darat7.2. Rasio ijin trayek7.3 Pemasangan Rambu-rambu7.4 Jumlah arus penumpang angkutan umum7.5 Jumlah uji KIR angkutan umum7.6 Jumlah pelabuhan laut/terminal7.7 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)8. Lingkungan Hidup
8.1 Persentase penanganan sampah8.2 Jumlah TPA8.3 Jumlah titik pemantauan pencemaran status mutu air
8.4 Jumlah kelompok/gerakan masyarakat sadar konservasi9. Pertanahan
9.1. Persentase luas lahan bersertifikat9.2. Persentase penyelesaian kasus tanah negara10. Kependudukan dan Catatan Sipil
10.1. Rasio penduduk berKTP10.2. Rasio bayi berakte kelahiran10.3 Persentase Kepemilikan KTP10.4 Persentase Kepemilikan berakte kelahiran11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11.1. Indeks kesetaraan gender12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1. Peningkatan porsentase peserta KB per tahun
12.3. Rata-rata jumlah anak per keluargaLaju Pertumbuhan pendudukJumlah keluarga yang terlayani oleh kader catur bina/kaderposyanduPresentase keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1
13. Sosial13.1. Jumlah PMKS13.2. Peningkatan jumlah kegiatan penanganan PMKS13.3. Jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial13.4 Jumlah sarana dan prasarana bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial14. Ketenagakerjaan
14.1 Jumlah tenaga kerja yang telah ditingkatkan produktifitas dankompetensinya
14.2 Jumlah tenaga kerja yang terserap15. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
15.1 Jumlah UMKM yang mendapatkan bantuan dari pemerintahdaerah
15.2 Jumlah Usaha Kecil Mikro yang menjadi Usaha Kecil MenengahBidang Perikanan
15.3 Jumlah Usaha Tani/perikanan (koperasi)15.4 Persentase koperasi aktif16. Penanaman Modal
16.1. Jumlah investasi PMA/PMDN16.2. Jumlah nilai investasi PMA/PMDN17. Kebudayaan
17.1. Jumlah kelompok seni dan budaya masyarakat17.2. Presentase jumlah kelompok seni dan budaya yang dibina17.3 Jumlah kompetisi/perlombaan seni dan budaya dalam satu tahun
17.4 Jumlah prestasi seni dan budaya dalam satu tahun18. Kepemudaan dan Olahraga
18.1. Jumlah organisasi pemuda yang dibina 0,004 0,004 0,004 0,005 0,006 0,007 0,00818.2. Prestasi pemuda pelajar tingkat regional, nasional dan
internasional90 orang 90
0rang90
orang90
orang90
orang90
orang540 orang
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri19.1. Angka kriminalitas19.2 Jumlah demo20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian20.1. Presentase jumlah SDM aparatur yang berkompetensi(%)20.2. Nilai indeks kepuasan masyarakat20.3 Nilai pelaporan kinerja dan keuangan20.4 Hasil Opini BPK20.6 Jumlah SKPD yang memiliki SPM20.7. Jumlah unit pelayanan terpadu20.8 Jumlah SKPD yang memiliki SOP21. Ketahanan Pangan
21.1. Ketersediaan pangan utama dan bahan makanan pokok(Kg/Kab/Tahun)
21.2. Skor PPH (%)22.3 Persentase konsumsi ikan(Kg/kapita/tahun)22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22.1. Presentase partisipasi masyarakat dalam pembangunan23. Statistik
23.1. Tersedianya buku kabupaten dalam angka
23.2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkandengan Perda
23.3 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkandengan Perda/Perkada
23.4 Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkandengan Perkada
23.5 Penjabaran Program RPJMD dalam RKPD
24. Kearsipan24.1. Pengelolaan arsip secara baku24.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan25. Komunikasi dan Informatika
25.3. Jumlah aplikasi e-gov dalam penyelenggaraan pemerintahan26. Perpustakaan
26.1. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahunFokus Layanan Urusan Pilihan
1. Pertanian1.1 Produktivitas bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (padi
2012) (Ton/Ha)1.2 Produktivitas perikanan (ptensi/produksi) (%)1.3 Populasi ternak (ekor)1.4 Produktivitas peternakan (Kg)
Telur
Daging Sapi
Kambing
Ayam Kampung
Ayam Pedaging1.5 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB (juta
rupiah)1.6 Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB (juta rupiah)1.7 Prosentase penanganan gangguan hama dan penyakit ternak2 Kehutanan
2.1 Luas areal hutan yang mengalami ilegal logging2.2 Jumlah luas hutan gundul/perambahan2.3 Luas lahan kritis yang dihijaukan2.4 Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB3 Energi dan Sumber Daya Mineral
3.1 Jumlah pertambangan tanpa ijin4 Pariwisata
4.1 Jumlah ODTW5 Kelautan dan Perikanan
5.1 Produksi perikanan (Ton)5.2 Persentase konsumsi ikan (Kg/Kapita/Tahun)5.3 Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB6 Perdagangan
6.1 Cakupan bina kelompok pedagangKontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
7 Perindustrian7.1 Jumlah industri pendukung pariwisata7.2 Cakupan bina kelompok usaha industri8 Bencana Alam
Peningkatan porsentase bencana yang tertangani dalam satutahunASPEK DAYA SAING DAERAHFokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi KeuanganDaerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 Jumlah PADJumlah porsentase pertumbuhan ekonomi
2 Pertanian2.1 Nilai tukar petani2.2 Jalan Usaha Tani (km)
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur1 Perhubungan
1.1 Jumlah dermaga/Jetty (unit)2 Penataan Ruang
2.1 Presentase ketaatan terhadap tata ruang4 Lingkungan Hidup
4.1 Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih5 Komunikasi dan Informatika
5.1 Rasio ketersediaan daya listrik5.2 Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
Fokus Iklim Berinvestasi1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian1.3 Lama proses perijinan1.4 Jumlah perijinan sesuai klasifikasi usaha1.5 Jumlah perda yang mendukung investasi
Fokus Sumber Daya ManusiaKetenagakerjaan
1.1 Rasio ketergantungan