Tes Olah Raga Renang

download Tes Olah Raga Renang

of 162

Transcript of Tes Olah Raga Renang

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    1/162

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Metode pemulihan merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi

    penampilan seorang atlet renang. Atlet renang melakukan latihan secara rutin, dan

    setelah melakukan latihan rutin perlu dilakukan pemulihan secara optimal untuk

    mencegah terjadinya overtraining. Banyak atlet renang berlatih terlalu keras dan

    terlalu lama untuk mengejar prestasi. Over trainingterjadi ketika otot tidak diberi

    waktu recovery/pemulihan yang diperlukan. Metode pemulihan yang saat ini

    digunakan dalam cabang olahraga renang adalah pemulihan secara aktif dengan

    berenang lambat. Metode pemulihan secara aktif efektif untuk memulihkan

    energi, pemulihan denyut nadi dan kadar asam laktat setelah latihan maksimal.

    Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ternyata atlet-atlet renang di

    Indonesia masih sangat sulit bersaing dengan atlet dunia yang senantiasa

    melakukan lonjakan prestasi. Perenang Indonesia memang mampu meningkatkan

    prestasi, namun sulit mengejar laju peningkatan prestasi negara lain. Pernyataan

    tersebut dapat dilihat dari gambaran prestasi atlet renang Indonesia yaitu peringkat

    atlet renang Indonesia sejak Sea Games 1997-2005. Tahun 1991 sampai 1997 dan

    tahun 1999 sampai 2003 prestasi Indonesia di cabang olahraga renang tidak

    pernah mengalami lonjakan prestasi. Tahun 1997 sampai 1999 dan tahun 2003

    sampai 2005 prestasi Indonesia untuk cabang olahraga renang mengalami

    penurunan (Ahmad, 2006).

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    2/162

    2

    Fenomena ini terjadi karena proses pelatihan renang yang belum

    memaksimalkan pemanfaatan kemajuan ilmu keolahragaan dan teknologi secara

    optimal yaitu metode pemulihan secara aktif dengan berenang lambat. Program

    pelatihan olahraga renang saat ini adalah pelatihan yang tidak sesuai dengan jarak

    dan waktu tempuh, intensitas latihan, dosis latihan yang tidak seimbang dengan

    pemulihan (Janssen, 1997).

    Atlet renang berenang sejauh rata-rata 3,5-4 mil per hari, atau 20-40 mil

    per minggu. Jarak tersebut adalah jarak yang panjang sehingga seorang atlet

    renang benar-benar membutuhkan pemulihan untuk kembali ke kondisi semula

    untuk mencegah terjadinya cedera. Cedera yang paling sering terjadi pada atlet

    renang adalah swimmers shoulder atau nyeri pada sendi bahu (Cole et al.,

    2003).

    Faktor-faktor yang berpengaruh pada terjadinya swimmers shoulder

    adalah multifaktorial antara lain adalah faktor jenis kelamin, jarak renang,

    intensitas renang, gaya renang, metode pemanasan dan pemulihan yang

    digunakan. Cedera pada atlet renang tidak lepas dari intensitas latihan, gaya

    renang yang digunakan, pemilihan metode pemanasan dan pendinginan yang

    diterapkan pada atlet tersebut (Cole et al., 2003).

    Nyeri sendi bahu (swimmers shoulder) pada atlet renang sangat

    mempengaruhi efektifitas latihan. Nyeri sendi bahu (swimmers shoulder)

    menyebabkan penurunan prestasi atlet renang terutama dalam meraih medali baik

    di tingkat nasional maupun internasional (Stoddard et al., 1998). Gejala klinis dari

    swimmers shoulder adalah nyeri pada sendi bahu. Gejala klinis swimmers

    shoulder terdiri dari 3 stadiumyaitu : (1) Nyeri setelah bertanding atau latihan; (2)

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    3/162

    3

    Nyeri bahu sewaktu atau setelah berenang; (3) Sakit di bahu terus-menerus

    (Prabowo, 1999).

    Nyeri pada sendi bahu akan dapat mengurangi frekuensi kayuhan lengan

    yang dapat dilakukan oleh atlet, fleksibilitas bahu dan kekuatan kayuhan lengan.

    Frekuensi kayuhan lengan, fleksibilitas bahu dan kekuatan kayuhan lengan

    berhubungan dengan pencapaian prestasi atlet. Penurunan frekuensi kayuhan

    akibat swimmers shoulder akan menurunkan prestasi atlet sebesar 10%,

    penurunan fleksibilitas sendi bahu akibat swimmers shoulderakan menurunkan

    prestasi atlet renang sebesar 3% dan penurunan kekuatan kayuhan lengan akibat

    swimmers shoulderakan menurunkan prestasi atlet renang sebesar 9% (Rohmat,

    2006).

    Nyeri sendi bahu dialami oleh 35% atlet renang senior. Nyeri sendi bahu

    (swimmers shoulder) dapat dicegah dengan melakukan pelatihan dengan

    intensitas yang tepat, melakukan metode pemanasan yang tepat sebelum berenang

    dan metode pemulihan yang tepat setelah melakukan latihan (Mc Master, 2005).

    Masa pemulihan adalah suatu proses yang kompleks yang bertujuan untuk

    mengembalikan energi tubuh, memperbaiki jaringan otot yang rusak setelah

    berolahraga, dan memulai suatu proses adaptasi tubuh terhadap olahraga.

    Efektifitas suatu program pelatihan terhadap fungsi kardiovaskular dapat dinilai

    dari perubahan denyut nadi yang diakibatkannya, demikian juga halnya dengan

    parameter denyut nadi pemulihan (Lauer et al., 2009).

    Pemulihan denyut nadi (heart rate recovery) yang lebih dari 12 denyut

    dalam 30 detik pertama setelah selesai latihan menggambarkan fungsi

    kardiovaskular dalam keadaan baik. Pemulihan denyut nadi (recovery heart rate)

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    4/162

    4

    yang kurang dari 12 kali dalam 30 detik pertama setelah selesai latihan,

    menggambarkan bahwa fungsi kardiovaskular yang kurang baik dan berhubungan

    dengan tingkat mortalitas karena berkaitan dengan disfungsi otonom jantung

    (Lauer et al., 2009).

    Atlet renang terlibat dalam suatu ajang pertandingan dan latihan dengan

    pengulangan yang membutuhkan kondisi fisik yang maksimal. Kondisi ini dapat

    menyebabkan terjadinya perubahan secara dramatis pada semua sistem dalam

    tubuh. Pencapaian prestasi dalam pertandingan atau pelatihan berikutnya tidak

    akan tercapai dengan maksimal apabila pemulihan tidak terjadi dengan baik.

    Metode pemulihan yang tepat dapat mengembalikan kondisi atlet dan pencapaian

    prestasi akan tercapai maksimal (Bogdanis et al., 2002).

    Metode pemulihan aktif dengan berenang lambat dapat mengembalikan

    kondisi fisik atlet setelah suatu pertandingan atau latihan maksimal. Metode

    pemulihan ini direkomendasikan oleh pelatih-pelatih renang saat ini. Total waktu

    pemulihan, lamanya dilakukan pemulihan aktif, durasi dan intensitas renang

    merupakan parameter penting dalam menentukan efektifitas suatu pemulihan aktif

    (Toubekis et al., 2008).

    Metode pemulihan dengan berenang lambat gaya bebas selama 5 menit

    dikombinasi dengan metode pemulihan pasif selama 10 menit lebih efektif dalam

    mempercepat pemulihan atlet renang dibandingkan dengan metode pemulihan

    secara pasif selama 15 menit. Atlet renang dapat bertanding lebih dari satu kali

    dengan interval kurang dari 30 menit, sehingga diperlukan metode pemulihan

    yang benar-benar efektif untuk mengembalikan kondisi atlet ke kondisi semula

    (Toubekis et al., 2008).

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    5/162

    5

    Berenang lambat selama 14 menit dapat mempercepat pemulihan kadar

    asam laktat dan denyut nadi serta dapat memperbaiki pencapaian prestasi atlet

    renang (Felix et al., 2008). Metode pemulihan dengan berenang lambat gaya

    bebas lebih efektif dalam mempercepat pemulihan kondisi atlet dibandingkan

    dengan metode pemulihan secara pasif (Francis et al., 2009). Metode pemulihan

    atlet renang yang dilakukan di dalam air lebih efektif daripada metode pemulihan

    secara aktif di daratan karena air dapat menyebabkan perubahan fisiologis dalam

    tubuh yang dapat mempengaruhi proses pemulihan atlet renang (Taheri et al.,

    2012).

    Pemulihan di dalam air merupakan faktor yang efektif dalam

    mempengaruhi aktivitas sistem saraf parasimpatis dalam periode pemulihan.

    Metode pemulihan secara aktif dengan berjalan lambat di dalam kolam dengan air

    bersuhu rendah (20o Celcius) dan air bersuhu sedang (28o Celcius) lebih efektif

    dalam memulihkan denyut nadi dibandingkan dengan metode pemulihan berjalan

    lambat di dalam kolam dengan air bersuhu tinggi (39o Celcius) (Taheri et al.,

    2012).

    Denyut nadi saat berenang di dalam air lebih rendah daripada saat

    melakukan aktivitas di daratan karena : (1) Pada saat berenang tubuh berada

    dalam posisi horizontal sehingga jantung bekerja lebih ringan untuk memompa

    darah ke seluruh tubuh melawan efek gravitasi bumi; (2) Refleks menyelam yang

    merupakan suatu respon neurologis terhadap penyelaman di dalam air (Irlam,

    2013).

    Hasil penelitian Douda et al. (2010) menunjukkan bahwa metode

    pemulihan secara aktif dengan intensitas yang rendah (28% dari VO2 maksimal)

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    6/162

    6

    lebih efektif dibandingkan dengan metode pemulihan secara aktif dengan

    intensitas yang tinggi (40% dari VO2 maksimal). Peningkatan pencapaian prestasi

    atlet renang dengan metode pemulihan secara aktif dengan intensitas rendah

    adalah 6-28% sedangkan peningkatan pencapaian prestasi atlet renang dengan

    metode pemulihan secara aktif dengan intensitas tinggi hanya 3% (Douda et al.,

    2010).

    Metode pemulihan secara aktif dengan intensitas yang rendah dapat

    menyebabkan aliran darah di otot lancar. Aliran darah yang lancar penting untuk

    pembuangan asam laktat yang terbentuk setelah latihan sprint. Pendinginan secara

    aktif dengan intensitas rendah memerlukan energi yang lebih rendah sehingga

    memudahkan sintesis kembali fosfokreatin otot. Fosfokreatin akan dipecah

    menjadi fosfat dan kreatin, dan fosfat bergabung dengan ADP membentuk ATP

    (Douda et al., 2010).

    Berenang lambat dengan gaya bebas adalah salah satu bentuk metode

    pemulihan secara aktif pada olahraga renang. Posisi badan pada renang gaya

    bebas adalah posisi yang dapat memberikan gaya dorong maksimal dan

    mengurangi gaya hambat sampai minimal yaitu dengan posisi badan telungkup,

    kepala sedikit di bawah permukaan air, tubuh sedikit lebih rendah dari bahu, dan

    tungkai lemas dan lurus ke belakang. Fungsi gerakan kaki pada renang gaya bebas

    yang utama adalah sebagai stabilitator dan sebagai alat untuk menjadikan kaki

    tetap tinggi dalam keadaan streamline, sehingga tahanan menjadi kecil.

    Tendangan kaki pada kecepatan yang rendah pada gaya bebas membantu

    menghasilkan dorongan tetapi pada kecepatan tinggi tendangan kaki tidak

    memberikan tambahan dorongan kaki. Gerakan lengan pada renang gaya bebas

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    7/162

    7

    berperan terutama sebagai tenaga pendorong atau penggerak di samping sebagai

    pengatur keseimbangan tubuh (Jarvis et al., 1997).

    Energi total merupakan kombinasi antara energi aerobik dan anaerobik.

    Energi total semakin meningkat dengan semakin meningkatnya kecepatan

    berenang. Energi total dapat diturunkan dengan cara latihan. Energi total yang

    diperlukan selama berenang gaya bebas paling kecil jika dibandingkan dengan

    ketiga gaya renang lainnya. Energi yang dihabiskan saat berenang yang paling

    kecil adalah renang dengan gaya bebas, dan yang terbesar adalah gaya punggung,

    kemudian gaya kupu-kupu dan gaya dada.

    Energi yang dihabiskan selama berenang dengan gaya bebas lebih kecil

    dibandingkan dengan berenang dengan gaya dada sehingga renang gaya bebas

    lebih efektif dalam memulihkan denyut nadi dibandingkan dengan renang gaya

    dada (Pendergast, 2011). Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya di

    Bali maupun di Indonesia. Peneliti ingin meneliti mengenai apakah pemulihan

    dengan berenang lambat gaya bebas lebih efektif dibandingkan dengan pemulihan

    berenang lambat gaya dada dalam mempercepat pemulihan denyut nadi setelah

    latihan maksimal pada atlet renang pria grup renang Bayusuta di Denpasar.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berbagai uraian diatas merupakan latar belakang penulis untuk melakukan

    penelitian ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah

    pemulihan berenang lambat gaya bebas lebih efektif dibandingkan dengan

    pemulihan berenang lambat gaya dada dalam mempercepat pemulihan denyut

    nadi setelah latihan maksimal pada atlet renang pria grup renang Bayusuta di

    Denpasar?

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    8/162

    8

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas pemulihan

    berenang lambat gaya bebas dan berenang lambat gaya dada dalam mempercepat

    pemulihan denyut nadi atlet renang pria grup renang Bayusuta di Denpasar.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :

    1. Manfaat Bagi Peneliti

    Meningkatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang metode

    pemulihan yang lebih efektif dalam menurunkan denyut nadi setelah

    latihan.

    2. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Fisiologi Olahraga

    Penelitian ini dapat memperkaya keilmuan dalam bidang fisiologi olahraga

    terutama mengenai metode pemulihan yang tepat untuk mempercepat

    pemulihan atlet renang.

    3. Manfaat Bagi Pelatih dan Atlet

    a. Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada para pelatih

    renang untuk dapat memberikan pelatihan secara benar sehingga

    diharapkan dapat meningkatkan pencapaian prestasi atlet.

    b. Mempercepat pemulihan atlet renang setelah latihan maksimal.

    c. Mencegah terjadinya cedera pada atlet renang.

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    9/162

    9

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Denyut Nadi

    Kerja jantung pada setiap manusia berbeda-beda dan frekuensi denyut nadi

    seseorang tergantung pada kondisi (sakit atau sehat), aktivitas (istirahat atau

    bekerja), usia (tua atau muda), berat badan, jenis kelamin. Denyut nadi istirahat

    (basal) adalah suatu ukuran frekuensi detak jantung per unit waktu yang diukur

    pada kondisi istirahat penuh, dalam hal ini adalah pada saat setelah bangun tidur

    sebelum beranjak dari tempat tidur. Denyut nadi istirahat dapat memberikan

    gambaran mengenai status kebugaran seseorang (Halson, 2004).

    Denyut nadi dapat diukur dengan menggunakan pulsasi yang ada pada

    tubuh. Pulsasi tersebut dapat ditemukan pada berbagai tempat pada tubuh. Pulsasi

    ini merupakan pulsasi arteri yang ditransmisikan ke permukaan tubuh sehingga

    mudah untuk diraba. Lokasi pada tubuh yang bisa digunakan untuk menghitung

    denyut nadi antara lain : (Severson, 2012).

    1. A. temporalis superfisial

    2. A. facialis

    3. A. carotis (pada leher di bagian bawah rahang bawah)

    4. A. radialis (pada bagian ventral pergelangan tangan)

    5. A. ulnaris

    6. A. brachialis (bagian ventral siku atau dibawah m. biceps)

    7. A. femoralis

    8. A. popliteal

    9. A. posterior tibial (disamping maleolus medialis)

    10.A. dorsalis pedis (bagian tengan dorsum pedis)

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    10/162

    10

    Denyut nadi istirahat normal pada orang dewasa adalah 60-90 kali/menit.

    Denyut nadi istirahat yang kurang dari 60 kali/menit disebut bradikardi. Olahraga

    secara rutin dapat menyebabkan perubahan pada sistem kardiovaskular yaitu

    terjadinya hipertropi ventrikel kiri dan angiogenesis dalam jaringan otot jantung.

    Perubahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya athletic heart syndromedimana

    denyut nadi istirahat seorang atlet bisa dibawah 40-60 kali/menit. Denyut nadi

    istirahat yang lebih dari 100 kali/menit disebut takikardi. Kondisi fisiologis yang

    dapat menyebabkan terjadinya takikardi yaitu olah raga, kehamilan, dan faktor

    emosi seperti stres dan gangguan cemas (Larson, 2007).

    Kondisi patologis yang dapat menyebabkan terjadinya takikardi adalah

    demam, anemia, hipoksia, hipertiriod dan kardiomiopati. Denyut nadi istirahat

    dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Maximum heart rate (HR max) adalah

    denyut jantung yang dapat dicapai oleh seseorang pada saat berolahraga dan

    tergantung umur. Pengukuran maximum heart rate yang paling akurat adalah

    dengan cardiac stress test. Subjek melakukan olahraga sambil dimonitor dengan

    ECG. Intensitas exercise terus ditingkatkan secara periodik dan terus ditingkatkan

    sampai terjadi perubahan pada fungsi jantung yang terdeteksi pada ECG dan

    kemudian exerciseharus dihentikan. Durasi latihan berkisar antara 10 sampai 20

    menit. Maximum heart rate dapat diperkirakan dengan menggunakan beberapa

    formula (Monahan et al., 2001).

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    11/162

    11

    Formula yang paling sering digunakan adalah formula Fox and Haskell.

    Formula yang digunakan untuk memperkirakan maximum heart rate seseorang

    adalah berdasarkan pada umur. Formula yang paling sering digunakan adalah

    HRmax= 220 umur (laki-laki)

    HR max = 226 umur (wanita)

    HRmax = 220 setengah umur (pada obesitas)

    Formula lain yang dapat digunakan antara lain :

    HRmax= 206,3 (0,711 umur)

    (oleh : "Londeree and Moeschberger dari University of Missouri)

    HRmax= 217 (0,85 umur)

    (Oleh : "Miller et al. dariIndiana University)

    HRmax= 208 (0,7 umur)

    ( Disebut Metode Tanaka)

    Target heart rate (THR) adalah rentang denyut jantung yang dicapai selama

    melakukan latihan aerobik dimana jantung dan paru mendapat manfaat maksimal

    dari latihan tersebut. Target heart rate tergantung pada umur, jenis kelamin,

    kondisi seseorang dan latihan yang pernah dilakukan sebelumnya (Swain et al.,

    1994). Perhitungan THR menggunakan beberapa metode yaitu :

    Metode Karvonen

    THR = ((HRmax HRistirahat) % intensitas) + HRistirahat

    (intensitas dalam hal ini adalah 50% dan 85%)

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    12/162

    12

    Metode Zoladz

    THR = HRmaxAdjuster 5 denyut/ menit

    Zone 1Adjuster= 50 denyut/ menit

    Zone 2Adjuster= 40 denyut/ menit

    Zone 3Adjuster= 30 denyut/ menit

    Zone 4Adjuster= 20 denyut/ menit

    Zone 5Adjuster= 10 denyut/ menit

    Heart rate reserve (HRR) adalah istilah yang digunakan untuk

    menggambarkan perbedaan antara maximum heart ratedan denyut nadi istirahat.

    Seseorang dengan tingkat kebugaran kardiovaskular yang baik, denyut jantung

    istirahat akan semakin rendah dan HRR akan semakin tinggi. Persentase HRR

    setara dengan persentase VO2 reserve (Colwin, 2009).

    HRR = HRmax HRrest

    Recovery heart rateadalah denyut jantung yang diukur setelah seseorang

    melakukan aktivitas tertentu. Pengurangan denyut jantung yang cukup setelah

    melakukan aktivitas tertentu menggambarkan fungsi jantung yang lebih baik.

    Pengurangan denyut jantung setelah latihan yang kurang dari 12 kali/menit

    berhubungan dengan resiko kematian. Latihan berat memerlukan waktu yang

    lebih lama (kira-kira 30 menit) untuk kembali ke denyut jantung pada saat

    istirahat (Colwin, 2009).

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    13/162

    13

    Pemulihan denyut nadi adalah kecepatan penurunan denyut nadi atau

    waktu yang dibutuhkan untuk mencapai denyut nadi normal kembali seperti

    sebelum melakukan aktivitas fisik. Pemulihan denyut nadi setelah latihan

    merupakan suatu penanda tingkat kebugaran fisik atlet. Proses pemulihan

    merupakan gambaran dari fungsi sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom terdiri

    dari sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis (Arai et al., 2001).

    Sistem saraf simpatis diaktivasi pada saat melakukan aktivitas fisik yaitu

    peningkatan denyut jantung dan stroke volume jantung, sedangkan sistem saraf

    parasimpatis memiliki fungsi yang berlawanan dengan sistem saraf simpatis yaitu

    aktivasi saraf parasimpatis dapat menyebabkan proses pemulihan setelah aktivitas

    fisik (Arai et al., 2001).

    Pengukuran denyut jantung selama aktivitas merupakan suatu metode

    untuk menilai cardiac strain. Alat yang dapat digunakan untuk menghitung

    denyut nadi adalah telemetri dengan rangsangan Electro Cardio Graph (ECG).

    Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan secara manual dengan memakai

    stopwatch dengan metode 10 denyut (Colwin, 2009).

    Metode tersebut dihitung dengan persamaan:

    Denyut Nadi (denyut/menit) = 10 denyut X 60

    Waktu Penghitungan

    Denyut nadi normal dalam keadaan istirahat sama dengan denyut jantung

    sekitar 70 sampai 80 denyut per menit (Tortora et al., 2009). Berat ringannya

    beban kerja dapat dinilai dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen,

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    14/162

    14

    kapasitas ventilasi paru dan suhu tubuh. Metabolisme tubuh semakin meningkat

    jika aktivitas tubuh semakin tinggi sehingga kebutuhan oksigen semakin besar dan

    frekuensi denyut nadi meningkat. Aktivitas tubuh yang semakin tinggi

    menyebabkan peningkatan aliran darah untuk mensuplai zat makanan dan oksigen

    ke jaringan otot sehingga jantung berkontraksi lebih cepat dan kuat yang akhirnya

    akan meningkatkan denyut nadi (Grandjean et al., 1993).

    Overtraining terjadi apabila tubuh melakukan aktivitas fisik yang berat

    dalam jangka waktu lama tanpa disertai dengan pemulihan yang cukup.

    Overtraining terjadi karena peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis dan

    penurunan aktivitas sistem saraf parasimpatis. Denyut nadi seseorang yang sudah

    terlatih lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih (Sedlock et

    al., 2010). Pemulihan denyut nadi terjadi lebih cepat pada atlet dengan kapasitas

    aerobik yang lebih tinggi. Pemulihan yang lebih cepat pada atlet dengan kapasitas

    aerobik yang lebih tinggi terjadi karena pada atlet dengan kapasitas aerobik yang

    lebih tinggi terjadi perubahan pada ventrikel kiri sehingga menyebabkan

    peningkatan ejection fraction, pengisian ventrikel dan kontraktilitas miokardium

    (Ostojic et al., 2011).

    Pemulihan denyut nadi yang cepat sangat penting untuk mencegah kerja

    jantung yang terlalu berat sehingga sangat penting untuk diterapkan dalam

    program pelatihan atlet. Aktivasi sistem saraf parasimpatis merupakan hal yang

    mendasari terjadinya pemulihan denyut nadi setelah latihan. Pemulihan denyut

    nadi juga dipengaruhi oleh faktor intrinsik, neural dan faktor humoral. Faktor lain

    yang juga berperan dalam terjadinya pemulihan denyut nadi adalah stimulasi pada

    kemoreseptor dan baroreseptor yang disertai dengan pembersihan metabolit dan

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    15/162

    15

    eliminasi panas tubuh dan katekolamin. Pemeriksaan denyut nadi dipengaruhi

    oleh beberapa faktor yaitu status emosional, kebisingan, infeksi, obat-obatan yang

    dapat mempengaruhi aktivitas sistem saraf simpatis dan parasimpatis (Bosquet et

    al., 2010).

    2.2 Pemulihan Dalam Pelatihan

    Pengertian tentang pemulihan belum dikenal dan popular seperti

    pemanasan, peregangan, dan pelatihan inti di kalangan pelatih dan atlet, sehingga

    baik dalam tingkat pemahaman maupun pelaksanaannya masih sangat terbatas.

    Atlet-atlet elit dalam program pelatihan selalu dipaksa untuk melewati batas

    kemampuan fisiologis dan psikologisnya dan hal ini menutut suatu usaha yang

    sepadan untuk diberikan proses pemulihan dan regenerasi setelah pelatihan

    maupun pertandingan. Pemulihan dan regenerasi bukan hanya sebagai target

    antara ketika atlet melewati suatu rangsangan pelatihan yang berat sehingga tidak

    kehilangan koordinasi, kecepatan dan power kontraksi otot, tetapi juga bermanfaat

    untuk terapi, menghambat kemungkinan kelelahan yang akut dan sindrom

    pelatihan yang berlebihan (over training) (Bompa, 1994).

    Masa pemulihan adalah suatu tahap yang diperlukan tubuh untuk kembali

    seperti keadaan semula, kecepatan pemulihan atlet dapat menentukan prestasi

    yang akan dicapai. Masa pemulihan dan kegiatan fisik yang akan digunakan

    sangat berhubungan dengan sistem energi utama yang digunakan. Beban aktivitas

    fisik yang diberikan saat pemulihan harus mempertimbangkan faktor usia,

    kemampuan dan keadaan lingkungan. Proses pemulihan cadangan energi,

    cadangan oksigen dan penurunan asam laktat terjadi pada masa pemulihan,

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    16/162

    16

    dimana masing-masing sistem memiliki ciri dan waktu pemulihan yang berbeda

    (Bompa, 1994).

    Atlet renang harus melakukan latihan fisik yang berat untuk mencapai

    prestasi yang terbaik. Proses pemulihan memegang peranan yang sangat penting

    dalam suatu pelatihan fisik agar pencapaian prestasi atlet tetap terjaga dengan

    baik. Keseimbangan antara latihan fisik yang berat, ringan dan istirahat diperlukan

    dalam suatu program pelatihan (Michael et al., 2003).

    Latihan fisik yang berat dapat menyebabkan perubahan yang signifikan

    pada homeostasis tubuh dan jika disertai dengan proses pemulihan yang cukup

    dapat menyebabkan perbaikan pencapaian prestasi atlet. Proses pemulihan yang

    cukup sangat penting karena perbaikan pencapaian prestasi atlet terjadi selama

    proses pemulihan bukan selama latihan fisik dilakukan. Keseimbangan antara

    latihan fisik dan pemulihan merupakan kunci untuk memperbaiki pencapaian

    prestasi atlet (Michael et al., 2003).

    Pemberian jeda antara latihan fisik (periodization) sangat penting dalam

    pelatihan. Seorang atlet harus menjalani latihan fisik dengan intensitas dan

    volume latihan yang sangat berat untuk mencapai prestasi terbaik. Latihan fisik

    dengan intensitas dan volume tinggi merupakan latihan yang sangat membebani

    fisik atlet tetapi latihan tersebut sangat penting untuk memperbaiki pencapaian

    prestasi atlet. Latihan fisik yang berat akan dapat memperbaiki pencapaian

    prestasi atlet jika diikuti dengan pemulihan yang cukup (Darryl et al., 2004).

    Latihan fisik yang terlalu berat yang tidak disertai dengan pemulihan yang

    cukup dapat menyebabkan terjadinya overtraining yang ditandai dengan

    penurunan pencapaian prestasi atlet dan juga gangguan kesehatan atlet tersebut.

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    17/162

    17

    Pemulihan dari overtrainingdapat berlangsung selama beberapa minggu sampai

    beberapa bulan dan setelah itu atlet tidak akan bisa kembali mencapai kondisi

    fisik seperti sebelum terjadi overtraining sehingga pemulihan sangatlah penting

    untuk mencegah terjadinya overtraining (Darryl et al., 2004).

    Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat terjadinya

    pemulihan atlet yaitu dengan melakukan proses pemulihan yang tepat setelah atlet

    melakukan aktivitas fisik. Tujuan dari suatu metode pemulihan adalah untuk

    mempercepat pemulihan dan untuk memperbaiki pencapaian prestasi atlet. Proses

    pemulihan adalah suatu proses yang sangat kompleks dan salah satu indikator

    proses pemulihan adalah penurunan denyut nadi (Hocutt et al., 1997).

    2.2.1 Pemulihan Cadangan Fosfagen

    Jumlah total energi dalam sistem fosfagen pada semua susunan otot dari

    seorang atlet pria adalah setara dengan sekitar 0,6 mol ATP/ gram otot, sedangkan

    pada wanita 0,3 mol ATP/ gram otot, dan cadangan energi ini hampir seluruhnya

    dihabiskan pada pelatihan fisik maksimum selama 10 15 detik, namun sistem

    glikogen asam laktat dapat mengisi kembali sistem fosfagen dengan kecepatan 2,5

    mol ATP/ menit dan sistem aerob dapat mengisi kembali dengan kecepatan 1 mol

    ATP/ menit (Scott, 2005).

    Fosfagen secara normal akan terisi kembali dengan waktu paruh 20-30

    detik. Pembentukkan cadangan fosfagen akan pulih sebesar 75 % selama 6 menit

    dan akan kembali pulih secara penuh antara 10-30 menit, dan cadangan ATP akan

    pulih kembali sebesar 57% selama 15 detik pemulihan dan ATP akan pulih

    sebesar 70% selama 30 detik, sedangkan untuk mencapai 100% memerlukan

    waktu 3-5 menit (Scott, 2005).

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    18/162

    18

    Simpanan ATP-CP yang sebagian terpakai selama pelatihan dapat diisi

    kembali selama masa pemulihan melalui sistem aerobik, oleh sebab itu pada

    pelatihan yang menggunakan pemulihan berselang (interval recovery) sebagian

    dari ATP-CP dan oksigen pada mioglobin akan terbentuk kembali sehingga

    sumber energi yang akan menggunakan sistem asam laktat akan lebih dihemat.

    Pelatihan dengan intensitas yang tinggi simpanan ATP-CP akan habis dalam

    beberapa menit dan pembentukan ATP selanjutnya akan berlangsung melalui

    sistem asam laktat yang mengakibatkan terjadinya peningkatan asam laktat (Scott,

    2005).

    2.2.2 Pemulihan Glikogen Otot

    Pemulihan glikogen otot pada pelatihan yang melelahkan bukanlah hal

    yang sederhana, membutuhkan waktu berjam-jam bahkan sampai berhari-hari jika

    dibandingkan dengan waktu pemulihan yang diperlukan oleh sistem metabolisme

    fosfagen. Proses pemulihan melalui 3 kondisi yang berlainan, pertama pada orang

    dengan diet tinggi karbohidrat, kedua pada orang dengan diet tinggi lemak/ tinggi

    protein dan ketiga pada orang tanpa makanan. Seorang atlet dengan diet tinggi

    karbohidrat, pemulihan penuh akan terjadi selama 2 hari, pada diet tinggi lemak/

    tinggi protein dan tanpa makanan memerlukan waktu 5 hari untuk terjadi

    pemulihan secara penuh (Guyton dan Hall, 2011).

    Pemulihan glikogen otot sangat tergantung pada tipe pelatihan yang

    menyebabkan pengosongan glikogen otot. Terdapat 2 kelompok besar tipe

    pelatihan yang menyebabkan pengosongan glikogen dan kecepatan pemulihannya

    yaitu :

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    19/162

    19

    a. Aktivitas fisik dengan intensitas ringan dan durasi lama seperti lari

    marathon. Pembentukan kembali glikogen dibutuhkan waktu antara 1-2

    jam dan bahkan sampai berlangsung 5 hari bila tanpa diet karbohidrat. Jika

    dilakukan diet karbohidrat tinggi dalam waktu 10 jam akan terjadi

    pengisian kembali glikogen mencapai 60 % dan akan terisi secara penuh

    selama 46 jam.

    b. Aktivitas fisik dengan intensitas tinggi dengan durasi pendek dan

    berulang-ulang seperti tinju, gulat, sepakbola. Pembentukan kembali

    glikogen akan terjadi antara 30 menit sampai 2 jam dan pembentukan

    kembali secara sempurna memerlukan waktu 24 jam. Pembentukan

    kembali glikogen untuk kegiatan fisik berintensitas tinggi dengan waktu

    singkat dan berulang-ulang akan terjadi pada 2-24 jam setelah aktivitas

    fisik dengan rincian pengisian seperti berikut. Selama 2 jam akan terjadi

    pembentukan kembali glikogen sebesar 39%, selama 5 jam akan terbentuk

    glikogen sebesar 53% dan akan terbentuk kembali glikogen sebesar 100%

    selama 24 jam.

    Dianjurkan untuk tidak melakukan pelatihan yang melelahkan dalam 24-

    48 jam terakhir sebelum suatu lomba yang melelahkan walaupun pembentukan

    glikogen dapat dilakukan dengan diet karbohidrat tinggi (Guyton dan Hall, 2011).

    2.2.3 Pemulihan Cadangan Oksigen

    Laju pemakaian oksigen masih tetap tinggi tingkatannya untuk beberapa

    menit setelah melakukan pelatihan yang berat dan secara perlahan-lahan kembali

    ke keadaan normal. Kelebihan penggunaan oksigen (O2) setelah pelatihan disebut

    oxygen debt. Kekurangan oksigen didefinisikan sebagai perbedaan antara jumlah

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    20/162

    20

    penggunaan oksigen setelah pelatihan/olahraga dan oksigen yang disediakan

    (Bonifazi et al., 1993).

    Kekurangan oksigen menggambarkan banyaknya energi yang seharusnya

    dikeluarkan untuk memulihkan keadaan dari kelelahan selama melakukan

    pelatihan yang berat. Hutang oksigen disebabkan oleh pemakaian oksigen yang

    telah tersimpan dari berbagai bagian tubuh yaitu pada keadaan normal sekitar 0,3

    liter oksigen disimpan di dalam otot dan diikat oleh mioglobin, 1 liter oksigen

    secara normal diikat oleh hemoglobin dalam darah dan 0,5 liter terdapat dalam

    udara paru-paru dan sekitar 0,25 liter larut dalam seluruh cairan tubuh (Bonifazi et

    al., 1993).

    Oksigen digunakan oleh otot selama pelatihan dan oleh karena itu harus

    segera diganti setelah pelatihan selesai. Hutang oksigen juga dapat berakumulasi

    karena berkurangnya sistem fosfagen dan glikogen-asam laktat. Diperlukan

    sebanyak 2 liter oksigen untuk mengisi kembali sistem glikogen non laktat

    (fosfagen) dan sebanyak 8 liter oksigen diperlukan untuk mengisi sistem

    glikogen-asam laktat yang habis (Bonifazi et al., 1993).

    Proses penyediaan energi untuk melakukan aktivitas fisik memerlukan

    kerjasama antara metabolisme aerobik dan anaerobik, namun pada aktivitas fisik

    yang mendekati tenaga aerobik maksimum maka metabolisme anaerobik lebih

    berperan. Aktivitas fisik maksimal selama 10 detik memperoleh energi dari sistem

    energi anaerobik sebesar 15% dan 85% dari sistem fosfagen. Pelatihan yang

    melelahkan selama 2 menit melibatkan metabolisme anaerobik yang lebih

    dominan dibandingkan dengan metabolisme aerobik (Guyton dan Hall, 2011).

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    21/162

    21

    Hutang oksigen juga didefinisikan sebagai jumlah tambahan oksigen yang

    harus dibawa ke dalam tubuh setelah suatu lomba atletik untuk mengembalikan

    semua sistem metabolisme pada keadaan normal secara penuh. Hutang oksigen

    (oxygen deficit) menunjukkan tingginya kebutuhan oksigen selama pelatihan yang

    berat mengakibatkan hutang oksigen yang harus dibayar kembali untuk

    membentuk ATP-CP, dan resintesis glikogen dari laktat secara sempurna (Avaloz

    et al., 2003).

    Pemulihan oksigen akan berlangsung melalui dua tahap menurut Fox et al.

    (1993), disebut dengan komponen pemulihan cepat dan komponen pemulihan

    lambat. Pembayaran hutang oksigen yang tidak terkait dengan asam laktat (hutang

    oksigen non asam laktat) diperlukan untuk mengisi cadangan oksigen yang

    memerlukan waktu hanya 2-3 menit. Pembayaran hutang oksigen yang diperlukan

    untuk pembersihan asam laktat, terus dibayar secara perlahan selama paling

    sedikit memerlukan waktu 1 jam, karena itu untuk olahraga yang menggunakan

    sistem metabolisme glikogen-asam laktat, akan pulih sepenuhnya dalam waktu 1-

    2 jam (Guyton dan Hall, 2011).

    2.3. Adaptasi Sistem Kardiovaskuler selama Olahraga

    Jantung merupakan suatu mesin biologi yang sangat menakjubkan yang terdiri

    dari komposisi sel yang dilengkapi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang

    sangat padat (lebih dari 2000 pembuluh darah kapiler/mm3). Kandungan

    mitokondria pada volume sel otot rangka seorang yang tidak terlatih mengandung

    mitokondria kurang dari 5%. Otot jantung dirancang sedemikian rupa untuk dapat

    melakukan pengiriman oksigen dan juga dapat memetabolisme asam laktat,

    lemak, gula darah dengan sangat efektif (Blomqvist, 2005).

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    22/162

    22

    Pelatihan olahraga menyebabkan perubahan yang nyata pada sistem

    sirkulasi. Aliran darah otot rangka pada saat istirahat hanya sekitar 2-4 mL/ 100g,

    sedangkan pada kontraksi lebih dari 10% kontraksi maksimal, sudah mulai terjadi

    penekanan terhadap pembuluh darah, sedangkan jika tegangan kontraksi otot

    mencapai 70% kontraksi maksimal, aliran darah dalam otot akan terbatas. Jumlah

    aliran darah ke dalam otot meningkat mencapai 30 kali lebih banyak pada saat

    terjadi kontraksi otot (Ganong, 2012). Kenaikan aliran darah juga disebabkan oleh

    vasodilatasi intramuskular yang disebabkan oleh pengaruh langsung kenaikan

    metabolisme otot (Guyton dan Hall, 2011).

    Kecepatan aliran darah sangat berpengaruh pada kecepatan zat-zat yang

    akan dikirim dan dibuang. Darah merupakan medium yang sangat banyak

    mengandung oksigen, karbondioksida, glukosa, asam amino, asam lemak dan ion

    hidrogen serta hormon-hormon (Ketchum, 1999). Kebutuhan ATP meningkat

    pada saat melakukanaktivitas fisik. Peningkatan aliran darah pada saat otot yang

    berkontraksi meningkatkan kebutuhan oksigen (Guyton dan Hall, 2011).

    Kecepatan metabolisme tubuh juga akan meningkat saat melakukan

    pelatihan dibandingkan ketika istirahat. Diperlukan energi yang lebih banyak pada

    saat otot melakukan pelatihan dibandingkan ketika istirahat duduk. Saat pelatihan

    otot-otot memerlukan persediaan oksigen lebih banyak yang dibawa melalui

    sirkulasi darah sehingga aliran darah ke otot harus lebih ditingkatkan (Blomqvist,

    2005).

    Terdapat hubungan linier antara kenaikan denyut jantung dengan

    penambahan pengambilan oksigen dan penambahan pembebanan dengan

    koefisien korelasi yang tinggi yaitu r=0,96 (Effendi, 1983). Pengaruh lain dari

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    23/162

    23

    pelatihan fisik adalah pada ukuran jantung yaitu pada remaja usia 14-18 tahun,

    pelatihan daya tahan berakhir dengan bertambahnya ukuran jantung. Hal ini

    dikenal sebagai Fisiologi Hipertropi dan perluasan regulatorydari bilik jantung.

    (Kindermen et al., 1995).

    Peningkatan curah jantung berhubungan dengan peningkatan aktivitas

    saraf simpatik dan penurunan aktivitas saraf parasimpatik. Peningkatan peredaran

    darah ke otot terjadi karena vasodilatasi yang disebabkan oleh saraf simpatik

    kolinergik. Peredaran darah ke kulit dan daerah pencernaan dikurangi oleh

    rangsang simpatik adrenergik yang menimbulkan vasokonstriksi. Keseimbangan

    dalam redistribusi darah menyebabkan tekanan darah sistol menurun sangat

    sedikit, meskipun terjadi dilatasi pembuluh darah otot secara luas (Behm dan

    Barden, 1993). Peningkatan denyut jantung dan isi sekuncup disebabkan karena

    peningkatan curah jantung (Vander, 1985).

    Reaksi sistem kardiovaskuler terhadap kerja tergantung pada jenis

    kontraksi yang dilakukan yaitu kontraksi yang bersifat isometrik atau isotonik.

    Kontraksi isometrik atau isotonik fase awal terjadi perubahan denyut jantung yang

    disebabkan oleh rangsangan pada medula oblongata (Behm dan Barden, 1993).

    Kenaikan denyut jantung juga disebabkan karena berkurangnya tonus saraf

    vagus yang disebabkan oleh rangsangan pada sistem saraf simpatik. Tekanan

    darah sistol dan diastol meningkat dengan cepat pada kontraksi isometrik, tetapi

    stroke volume tidak banyak berubah. Aliran darah ke otot yang sedang

    berkontraksi berkurang oleh kompresi terhadap pembuluh darah, sedangkan pada

    kontraksi isotonik justru terjadi penambahan isi sekuncup dan menurunnya

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    24/162

    24

    tahanan perifer, oleh karena itu kenaikan pada tekanan darah sistol tidak terlalu

    tinggi dan tekanan darah diastol tidak berubah (Behm dan Barden, 1993).

    Kenaikan curah jantung dapat mencapai 35 liter/menit dan sebanding

    dengan jumlah pemakaian oksigen yang meningkat (Effendi, 1983). Denyut

    jantung yang dapat dicapai selama kerja tergantung pada usia dan kemampuan

    fisik seseorang, adapun formula yang dapat dipakai adalah 220 usia. Denyut

    jantung pada anak-anak dapat mencapai nilai maksimal sekitar 200 kali/menit,

    namun penelitian pada kelompok 100 pria dengan usia 60 tahun selama tes fisik

    maksimal diperoleh data denyut nadi dengan rentang diantara 140-180 kali/menit

    (Seiler, 1996).

    Produksi energi dasar untuk metabolisme tubuh dan miokardium adalah

    glukosa dan asam laktat. Pengambilan dan manfaat asam laktat ditentukan oleh

    fungsi kardiovaskular, sedangkan pengambilan glukosa tidak dipengaruhi oleh

    sirkulasi darah, namun oleh gerakan insulin. Pengambilan asam laktat terlihat

    lebih tinggi pada kelompok yang tidak terlatih, namun pada kelompok yang

    terlatih asam laktat digunakan untuk memperbesar energi metabolisme

    (Kindermenn et al., 1995).

    Sistem kardiovaskuler mempunyai tiga fungsi utama selama olah raga

    yaitu : (1) Meningkatkan aliran darah dan jumlah oksigen ke otot skelet yang

    sedang berkontraksi dan ke otot jantung; (2) Menjaga tekanan arteri untuk tetap

    menjaga aliran darah ke otak tetap optimal; (3) Meminimalkan kemungkinan

    terjadinya hipertermia akibat olah raga dengan mentransportasikan panas ke kulit

    melalui pembuluh darah dan kemudian akan dievaporasikan melalui keringat.

    Vasodilatasi secara cepat terjadi di otot skelet yang sedang berkontraksi pada saat

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    25/162

    25

    olahraga dimulai yang bertujuan untuk melepaskan metabolit vasoaktif yang

    merupakan hasil metabolit dari kontraksi otot. Substansi ini berupa potassium, ion

    hidrogen, laktat dan adenosine, dimana metabolit ini akan menyebabkan

    terjadinya hiperkapnia, hipoksia dan hiperosmolaritas. Tekanan arteri meningkat

    walaupun terjadi penurunan resistensi perifer di otot skelet, yang disebabkan

    karena peningkatan cardiac output dan tekanan darah sistolik (Robinson et al.,

    2000).

    Cardiac output meningkat dari 5 liter/menit menjadi 20-25 liter/ menit

    selama olah raga maksimal. Peningkatan cardiac output disebabkan karena

    terjadi peningkatan denyut jantung dan stroke volume yang dimediasi oleh

    aktivitas vagal, sistem saraf simpatis dan peningkatan adrenalin dalam darah yang

    dihasilkan oleh medula adrenal. Pengaruh intensitas latihan yang berbeda terhadap

    tekanan darah, denyut jantung dan konsumsi oksigen saat ini masih kontroversi

    (Saltin, 1993).

    Beberapa penelitian menyebutkan bahwa olahraga dapat menurunkan

    tekanan darah pada periode pemulihan. Perubahan tekanan darah setelah olahraga

    tidak konsisten. Tekanan darah tidak mengalami perubahan atau sedikit menurun

    sebesar 30 mmHg setelah berolahraga pada seseorang dengan tensi normal.

    Respon kardiovaskular dipengaruhi oleh jenis dan durasi latihan. Respon

    neurologi dan hemodinamik terjadi selama olahraga dan berhubungan dengan

    intensitas dan jenis olahraga. Intensitas olahraga yang berbeda akan menyebabkan

    perubahan kardiovaskular yang berbeda pula (Saltin, 1993).

    Sirkulasi yang lebih besar pada saat terjadi kontraksi otot juga diperlukan

    untuk memungkinkan pembuangan zat-zat sisa metabolisme saat kontraksi otot

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    26/162

    26

    terjadi. Sistem kardiovaskular melakukan kompensasi dengan meningkatkan

    denyut jantung dan tekanan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan

    berbagai nutrisi yang meningkat. Kecepatan maksimal denyut jantung manusia

    dicapai pada ukuran sarkomer 2,2 mikrometer. Peningkatan atau pengurangan

    ukuran sarkomer dapat menyebabkan penurunan kekuatan kontraksi otot jantung.

    Overlappingantara filamen tipis dan filamen tebal pada otot jantung terjadi pada

    ukuran sarkomer yang melebihi 2,2 mikrometer sehingga kontraksi otot jantung

    menjadi tidak maksimal. Kontraksi otot jantung juga tidak maksimal pada ukuran

    sarkomer kurang dari 2,2 mikrometer karena terjadi penurunan sensitivitas

    myofilamen terhadap kalsium (Leon dan Bloor, 2008).

    Respon kardiovaskular terhadap exercise dengan durasi lama dan

    intensitas berat yaitu berupa peningkatan cardiac outputsecara cepat pada menit

    pertama latihan dan kemudian mengalami fase plateau (menetap) pada menit

    selanjutnya selama latihan. Peningkatan cardiac output akan menyebabkan

    terjadinya peningkatan stroke volume dan denyut jantung. Stroke volume akan

    meningkat pada awal latihan, kemudian menetap (plateau) dan akhirnya menurun

    pada latihan yang lebih dari 30 menit (Leon dan Bloor, 2008).

    Stroke volumemeningkat dengan cepat selama menit pertama latihan dan

    menetap (plateau)setelah latihan mencapai kebutuhan oksigen 40-50% dari VO2

    max. Peningkatan stroke volume tidak lagi tergantung pada intensitas latihan

    apabila kebutuhan oksigen latihan sudah melebihi 50% dari VO2 max. Stroke

    volume cenderung menetap selama 30 menit pertama latihan berat. Peningkatan

    stroke volume ini disebabkan oleh peningkatan peningkatan pengisian jantung

    (end diastolic volume) yaitu melalui mekanisme Frank-Starling. Peningkatan

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    27/162

    27

    kontraksi otot jantung karena stimulasi saraf simpatis. Peningkatan volume end-

    diastolikventrikel kiri terjadi karena peningkatan jumlah darah yang kembali ke

    jantung. Peningkatan jumlah darah yang kembali ke jantung disebabkan karena

    peningkatan kontraktilitas otot jantung, vasokontriksi dan peningkatan cardiac

    output (Robinson et al., 2000).

    Stroke volume perlahan akan menurun walaupun masih diatas stroke

    volume saat istirahat apabila latihan yang dilakukan lebih dari 30 menit.

    Penurunan stroke volume setelah latihan lebih dari 30 menit disebabkan karena

    stres termoregulator, keluarnya plasma darah dan peningkatan aliran darah ke

    kulit melalui vasodilatasi pembuluh darah di bawah kulit untuk membuang panas.

    Denyut jantung pada menit pertama latihan akan meningkat dengan cepat

    kemudian akan menetap (plateau). Denyut jantung akan lebih meningkat apabila

    latihan dilakukan lebih dari 30 menit karena pada saat latihan sudah dilakukan

    lebih dari 30 menit, akan terjadi penurunan stroke volume (Wyatt dan Mitcell,

    2004).

    Perubahan pada berbagai variabel kardiovaskular (stroke volume dan

    denyut jantung) pada latihan berat tanpa disertai dengan perubahan kerja jantung

    disebut dengan cardiovascular drift. Cardiovascular driftdisebabkan karena pada

    saat latihan dilakukan dengan durasi yang lama (lebih dari 30 menit) akan terjadi

    vasodilatasi pembuluh darah di bawah kulit untuk melepas panas sehingga terjadi

    kompetisi antara otot lurik dan kulit untuk mendapatkan darah (Saltin, 1993).

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    28/162

    28

    2.4 Prestasi Atlet Renang Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Internasional

    Prestasi atlet renang Indonesia baik di tingkat Nasional maupun di tingkat

    Internasional masih sangat kurang. Fakta ini dapat dilihat dari peringkat Indonesia

    di cabang olahraga renang sejak Sea Games tahun 1997 sampai 2005. Tahun 1991

    sampai 1997 dan tahun 1999 sampai 2003 prestasi Indonesia di cabang olahraga

    renang tidak pernah mengalami lonjakan prestasi. Tahun 1997 sampai 1999 dan

    tahun 2003 sampai 2005 prestasi Indonesia untuk cabang olahraga renang terus

    mengalami penurunan (Ahmad, 2006).

    Gambar 1.

    Trend Prestasi Olahraga Renang Nasional di Tingkat Asia Tenggara (Ahmad,

    2006)

    2.5 Renang Gaya Bebas

    Renang gaya bebas adalah semua gerakan-gerakan yang dibutuhkan dalam

    melakukan renangan gaya bebas. Pembentukan keterampilan olahraga pada

    umumnya banyak berhubungan dengan tindakan yang menyangkut gerakan-

    gerakan koordinasi otot. Koordinasi gerakan dipengaruhi oleh fungsi saraf dan

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    29/162

    29

    diperoleh dari hasil belajar, oleh karena itu untuk memperoleh tingkat

    keterampilan gerak yang tinggi diperlukan belajar dalam jangka waktu yang lama.

    Proses belajar bertujuan agar fungsi sistem saraf dapat terkoordinasi dengan

    sempurna yang menuju pada otomatisasi gerakan. Gerakan gaya bebas pertama

    kali diperkenalkan oleh orang Australia yang bernama Crawl, gerakan yang

    dilakukan yaitu dengan cara dua kali gerakan lengan dan disertai dua kali gerakan

    kaki. Gerakan renang gaya bebas berkembang sesuai dengan penemuan-penemuan

    baru dalam ilmu pengetahuan. Teknik renang gaya bebas menurut Dedeng (1994)

    adalah sebagai berikut :

    a. Posisi Badan

    Posisi badan yang baik untuk gaya bebas adalah posisi yang dapat memberikan

    gaya dorong maksimal dan mengurangi gaya hambat sampai minimal. Posisi

    badan terlengkup, kepala sedikit di bawah permukaan air, bagian proksimal tubuh

    sedikit lebih rendah dari pada bahu, dan tungkai lemas dan lurus ke belakang.

    Teknik gerakan posisi badan renang gaya bebas adalah: (Dedeng, 1994)

    a) Posisi badan dalam renang gaya bebas harus sejajar dan sedatar mungkin.

    b) Tubuh harus berputar pada garis pusat atau pada rotasinya.

    c) Hindari kemungkinan terjadinya gerakan tangan atau kaki yang berakibat

    tubuh menjadi naik turun atau meliuk-liuk.

    d) Sikap kepala normal dan pandangan lurus ke depan.

    b. Gerakan Kaki

    Fungsi kaki pada renang gaya bebas yang utama adalah sebagai stabilitator dan

    sebagai alat untuk menjadikan kaki tetap tinggi dalam keadaan streamline,

    sehingga tahanan menjadi kecil. Tendangan kaki pada gaya bebas membantu

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    30/162

    30

    menghasilkan dorongan tetapi pada kecepatan tinggi tendangan kaki tidak

    memberikan tambahan dorongan kaki. Gerakan kaki pada renang gaya bebas

    berperan sebagai tenaga dorong atau penggerak dan terutama sebagai pengatur

    keseimbangan tubuh. Latihan gerakan kaki dilakukan di kolam dangkal (Dedeng,

    1994).

    c. Gerakan Lengan

    Tahap tarikan menurut Hay dan James (1993) terjadi dari tiga bagian yaitu

    tekanan awal (intial press), dayung ke dalam (inward scull), dan dayung ke luar

    (outward scull).

    1) Teknik gerakan lengan

    Gerakan lengan pada renang gaya bebas berperan terutama sebagai tenaga

    pendorong atau penggerak di samping sebagai pengaturan keseimbangan

    tubuh.

    2) Bentuk gerakan lengan

    Gerakan lengan ditekankan pada gerakan menarik dan mendorong air secara

    cepat.

    2.6 Renang Gaya Dada

    Gaya dada (breast stroke) sering disebut pula dengan gaya katak karena gerakan

    dalam gaya dada ini mirip dengan katak. Gaya dada merupakan gaya yang paling

    cepat dan mudah untuk dipelajari. Kebanyakan orang yang pertama kali belajar

    berenang menggunakan gaya dada. Renang gaya dada dapat menempuh jarak

    jauh. Kelemahan dari renang gaya dada adalah gaya renang yang paling lambat

    jika dilihat dari segi kecepatannya. Teknik renang gaya dada adalah sebagai

    berikut : (Richards, 2003).

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    31/162

    31

    1. Sikap tubuh.

    Sikap tubuh harus sedatar mungkin dengan permukaan air. Luruskan tubuh

    ke depan, lengan menggapai ke muka, sementara dua kaki lurus ke

    belakang. Usahakan agar posisi kaki sedikit lebih rendah dari lengan.

    2. Gerakan Lengan

    Gerakan lengan pada gaya dada terbagi menjadi dua bagian yaitu, gerakan

    menarik dan istirahat. Gerakan menarik dimulai dari lengan menggapai ke

    depan sehingga kedua telapak tangan saling bertemu dan menempel. Tarik

    tangan ke luar dan ke bawah, yaitu ke samping kanan dan kiri selebar

    bahu. Teruskanlah melakukan gerakan ini sampai lengan mencapai bagian

    depan bahu dan telapak tangan saling bertemu di dada dengan kedua siku

    dirapatkan (kembali ke posisi awal). Kedua tangan harus dalam keadaan

    rileks, pada saat kembali pada posisi awal, yaitu sikap merapatkan kedua

    telapak tangan lurus ke depan karena pada saat ini tangan sedang

    melakukan gerakan istirahat.

    3. Gerakan kaki

    Kedua kaki dijulurkan di bawah permukaan air. Pandangan ke depan dan

    kaki diluruskan sehingga kedua tumit rapat dan kedua ujung kaki

    membuka. Tariklah tumit ke arah pantat sedangkan jari jari kaki ditarik ke

    samping dan doronglah ke belakang. Dorongan kaki ini dilakukan dengan

    sepakan/tendangan dan diputarkan pada saat yang bersamaan. Sepakan

    kaki merupakan saat ketika kaki mulai diluruskan lagi sehingga kaki

    kembali ke posisi terjulur seperti pada posisi awal.

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    32/162

    32

    4. Gerakan pernapasan. Gerakan pernapasan dilakukan pada saat lengan

    ditarik ke samping dan dengan sendirinya kepala akan keluar dari

    permukaan air. Tariklah napas sedalam-dalamnya ketika kepala keluar dari

    permukaan air. Usahakanlah agar pengambilan udara dilakukan saat

    kepala masih rendah dalam air. Pengeluaran udara dilakukan ketika muka

    akan kembali masuk ke dalam air. Pengeluaran udara dilakukan sedikit

    demi sedikit.

    Kombinasi gerakan pada renang gaya dada menurut Brems (1997), adalah sebagai

    berikut:

    Posisi tubuh dalam keadaan sedatar mungkin dengan permukaan air. Luruskan

    tubuh ke depan. Lengan ke depan sementara kaki lurus ke belakang, dan muka

    sedikit terangkat.

    1. Ulurkan kedua tangan ke depan kemudian tarik tangan ke luar, yaitu ke

    samping kanan dan kiri selebar bahu. Kedua tangan kembali ke posisi awal

    setelah gerakan menarik lengan yaitu lengan lurus ke depan dan lengan

    dalam keadaan rileks.

    2. Posisi kaki terjulur, tumit rapat dan kedua ujung kaki membuka, tarik

    tumit ke arah pantat sedangkan jari jari kaki ditarik ke samping, kemudian

    didorong ke belakang dan diputarkan pada saat yang bersamaan.

    3. Pengambilan napas pada renang gaya dada dapat menentukan gerakan

    koordinasi lengan dan kaki. Pengambilan napas dilakukan pada

    pertengahan kayuhan saat tangan setengah jalan di waktu gerak menarik.

    Muka akan terangkat keluar dari permukaan air pada saat pertengahan

    gerakan kayuhan tangan. Pengeluaran napas dilakukan pada saat kedua

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    33/162

    33

    lengan membuat gerak melingkar, karena pada saat itu muka akan masuk

    kembali ke bawah permukaan air sebatas alis.

    4. Fase istirahat sejenak terjadi pada akhir gerakan, sehingga kaki dapat

    menyelesaikan tendangan/sepakan. Tendangan kaki dilakukan pada saat

    lengan sedang tidak menarik.

    2.7 Bioenergetika Olahraga Renang

    Prestasi seorang atlet renang ditentukan oleh kecepatan atlet (v) untuk

    menyelesaikan jarak renang (d) dalam jangka waktu tertentu (t). Kecepatan

    berenang merupakan hasil dari kecepatan kayuhan/stroke rate (SR), jarak yang

    dicapai per satu kali kayuhan/ distance per stroke (d/S). Kecepatan yang

    maksimal ditentukan oleh energi metabolik maksimal (E max) dan energi yang

    dihabiskan untuk berenang/energy cost (Cs). Hambatan (D), efisiensi ( ) dan

    kecepatan (v) menentukan kebutuhan metabolik (Capelli, 2010). Hambatan dalam

    olah raga renang terdiri dari hambatan karena gesekan/friction sebesar 22%,

    hambatan karena tekanan sebesar 55% dan hambatan karena gelombang sebesar

    23%. Hambatan ini dapat diturunkan dengan cara latihan (Alves et al., 2001).

    Energi yang dihabiskan saat berenang dipengaruhi oleh hambatan, energi

    yang dilepaskan ke dalam air dan kerja internal. Energi total (Etot) merupakan

    kombinasi antara energi aerobik dan anaerobik. Energi total semakin meningkat

    dengan semakin meningkatnya kecepatan berenang. Energi total dapat diturunkan

    dengan cara latihan. Energi yang dihabiskan saat berenang dalam kompetensi

    renang (Cs) yang paling kecil adalah renang dengan gaya bebas, dan yang terbesar

    adalah gaya punggung, kemudian gaya kupu-kupu dan gaya dada. Energi yang

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    34/162

    34

    dihabiskan selama berenang dengan gaya bebas lebih kecil dibandingkan dengan

    berenang dengan gaya dada (Pendergast, 2011).

    Kecepatan dalam renang ditentukan oleh energi yang dilepaskan saat

    berenang dan energi metabolik perenang yaitu aerobik dan anaerobik. Energi yang

    dibutuhkan pada saat fase aerobik dapat dihitung dari kecepatan konsumsi

    oksigen. Energi yang dibutuhkan pada saat fase anaerobik dapat dihitung dari

    kadar asam laktat dalam darah vena atlet (Pendergast, 2011).

    Kecepatan (m/s)

    Gambar 2.

    Grafik Hubungan antara Energi Total (Aerobik dan Anaerobik) dengan Kecepatan

    pada Beberapa Gaya Renang (Zamparo, 2010)

    Tahanan dalam air adalah faktor utama yang menentukan besarnya energi

    yang dibutuhkan dalam berenang. Hambatan dalam air terdiri dari

    gesekan/friction, tekanan dan gelombang. Tahanan dalam air akan meningkat

    secara teratur sebesar 86,2 + 4,3 Newton untuk setiap peningkatan kecepatan

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    35/162

    35

    sebesar 2,2 m/s. Tahanan tekanan air merupakan tahanan yang paling besar

    diantara jenis tahanan lainnya pada semua tingkat kecepatan yaitu 76% pada

    kecepatan 1,0 m/s, 63% pada kecepatan 1,5 m/s, 58% pada kecepatan 2,0 m/s, dan

    54% pada kecepatan 2,2 m/s. Tahanan gesekan/friction yaitu 5% pada kecepatan

    1,0 m/s, 10% pada kecepatan 1,5 m/s, 15% pada kecepatan 2,0 m/s, 18% pada

    kecepatan 2,2 m/s dan pada tahanan gelombang air yaitu 0% pada kecepatan 1,0

    m/s, 12% pada kecepatan 1,5 m/s, 21% pada kecepatan 2,0 m/s, 24% pada

    kecepatan 2,2 m/s. Tahanan gelombang sama pentingnya dengan tahanan tekanan

    air saat atlet berenang dengan kecepatan diatas 1,5 m/s. Kekuatan dorongan harus

    sama besarnya dengan tahanan dalam air pada kecepatan berenang yang konstan

    (Mollendrof, 2010).

    Kecepatan maksimal ditentukan oleh kekuatan dorongan yang maksimal

    yaitu dengan kekuatan dan kecepatan otot yang maksimal. Jumlah kayuhan

    lengan/ stroke frequency (SF) dan jarak yang ditempuh per satu kali kayuhan

    lengan atau distance/stroke (d/S) yang terbaik dicapai dengan berenang dengan

    menggunakan gaya bebas dibandingkan dengan ketiga gaya renang lainnya.

    Seorang atlet renang harus dapat memaksimalkan jarak yang ditempuh per satu

    kali kayuhan lengan atau distance/stroke (d/S), sehingga dapat tercapai jumlah

    kayuhan lengan/ stroke frequency (SF) dan kecepatan (v) semaksimal mungkin

    (Craig dan Pendergast, 2010).

    Kecepatan renang dapat dicapai dengan memaksimalkan jumlah kayuhan

    lengan/ stroke frequency (SF) karena apabila jarak yang ditempuh per satu kali

    kayuhan lengan atau distance/stroke (d/S) dimaksimalkan, hal itu akan

    menyebabkan jumlah kayuhan lengan akan berkurang. Seorang atlet renang harus

    dapat menentukan komponen apa yang akan dimaksimalkan dalam suatu teknik

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    36/162

    36

    berenang untuk dapat mencapai kecepatan renang semaksimal mungkin (Termin,

    2001).

    2.8 Pelatihan Kecepatan

    Kecepatan merupakan salah satu komponen dasar motorik yang penting untuk

    menunjang keterampilan dan prestasi atlet. Hampir seluruh cabang olah raga

    memerlukan kecepatan. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-

    gerakan sejenis secara berturut-turut, atau kemampuan untuk menempuh jarak

    dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan akan lebih optimal apabila

    didukung oleh komponen biomotorik lainnya seperti kekuatan, daya tahan dan

    kelentukan (Publow, 1999).

    Pelatihan untuk meningkatkan komponen biomotorik kecepatan dapat

    dilakukan dengan dua cara yaitu dengan metode progresif dan dengan metode

    maksimum. Metode progresif pelatihannya diawali dengan intensitas, volume dan

    frekuensi yang rendah dan secara bertahap terus ditingkatkan sampai mencapai

    maksimum. Pelatihan dengan metode maksimum, intensitas, volume dan

    frekuensi pelatihannya langsung pada beban maksimum (Publow, 1999).

    2.9 Metabolisme Energi pada Olahraga Renang

    Tiga sistem energi yang berperan dalam olahraga renang yaitu sistem energi ATP-

    PC untuk gerakan eksplosif, sistem energi glikolisis anaerobik (asam laktat) untuk

    renang intensitas tinggi dengan jarak pendek dan sistem energi glikolisis aerobik

    untuk renang jarak jauh. Renang sprint gaya bebas jarak 50 meter memerlukan

    kontraksi otot-otot besar. Kontraksi otot-otot besar berfungsi untuk dapat

    menghasilkan energi yang tinggi yaitu lebih dari 200 mLO2.kg-1.min-1. Otot-otot

    besar mengandung banyak serat otot tipe II (fast twitch fibers) dengan energi

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    37/162

    37

    glikolitik yang tinggi sehingga energi yang dihasilkan lebih besar. Simpanan ATP

    dan fosfokreatin berkurang dengan cepat dan proses glikolisis akan segera terjadi

    untuk tetap menjaga produksi energy. Glikolisis akan menjadi sumber utama

    penghasil energi untuk kontraksi otot. Pada renang sprint 50 meter akan terjadi

    peningkatan asam laktat yang cukup tinggi yaitu 12-14 mmol. L-1 yang

    menyebabkan terjadinya asidosis (Rodriguez et al., 2010).

    Gambar 3

    Grafik Sistem Energi pada Renang Sprint(Rodriguez et al., 2010)

    Klasifikasi sistem energi menurut Australian Institute of Sport dibagi

    menjadi 2 yaitu sistem energi aerobik dan anaerobik. Peralihan antara sistem

    energi aerobik dan anaerobik disebut anaerobik threshold (AT). Laktat threshold

    (LT) adalah pada saat kecepatan renang tertentu mulai dimana asam laktat dalam

    darah mulai terakumulasi (Carew et al., 2003).

    Renang dengan intensitas rendah yaitu dengan kecepatan renang kurang

    dari 72 second per 100 meter (A1), renang dengan kecepatan sedang yaitu 68-72

    second per 100 meter (A2), A3 adalah kecepatan renang 64-68 second per 100

    Sumber energi glikolitik laktat

    Sumber energi glikolitik

    non laktat/

    phosphagenSumber energi

    aerobik

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    38/162

    38

    meter dan A4 adalah kecepatan renang 56-64 second per 100 meter. Kadar asam

    laktat pada renang intensitas rendah (A1) adalah kurang dari 2 mMol dan sumber

    energi berasal dari sistem aerobik. Grafik antara kecepatan renang, kadar asam

    laktat dan sumber energi dapat dilihat pada grafik di bawah ini (Carew et al.,

    2003).

    Gambar 4

    Grafik Hubungan antara Kecepatan Renang, Asam Laktat dan Sistem Energi

    (Carew et al., 2003)

    Metabolisme energi dan peranan ketiga sistem energi (sistem energi posphagen,

    anaerobik dan aerobik) dalam olahraga renang sangat bervariasi tergantung jarak

    dan kecepatan renang. Sumber energi sebagian besar berasal dari sistem anaerobik

    pada renang jarak pendek, sebaliknya pada renang jarak jauh (800-1500 meter)

    energi sebagian besar berasal dari sistem aerobik. Peranan ketiga sistem energi

    dalam berbagai jarak renang dapat dilihat pada tabel 1 (Feran et al., 2010).

    Laktat(mM

    )

    Kecepatan (second/100

    meter)

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    39/162

    39

    Tabel 1

    Metabolisme Energi pada Olahraga Renang

    JARAK FOSFAGEN (%) ANAEROBIK

    (%)

    AEROBIK (%)

    50 m 38 58 4

    100 m 20 39 41

    200 m 13 29 58

    400 m 6 21 73

    800 m 4 14 82

    1500 m 3 11 86

    Sumber : Ferran et al., 2010

    Metabolisme energi tidak lepas dari besarnya energi yang dibutuhkan

    dalam berenang. Energi per satuan jarak (Cs) pada semua gaya renang adalah

    konstan pada saat kecepatan renang 1,7 m/s; 1,4 m/s; 1,35 m/s dan 1,3 m/s, tetapi

    pada saat kecepatan renang melebihi kecepatan tersebut, energi per satuan jarak

    (Cs) akan meningkat. Peran sistem energi pada berbagai gaya renang adalah

    sebagai berikut 12,3 + 1,4% sampai 27,6 + 2,0% berasal dari sistem energi

    anaerobik non laktat/fosfagen; 21,6 + 6,4% sampai 62,4 + 3,8% berasal dari

    sistem energi aerobik dan 25,3 + 2,8% sampai 50,9 + 8,4% berasal dari sistem

    energi anaerobik laktat. Gambaran ini berlaku pada kecepatan renang dengan

    intensitas sedang sampai cepat (Capelli et al., 1998).

    Kecepatan berenang lambat untuk pemulihan aktif berkisar antara 0,8 m/s

    sampai 1,4 m/s, dimana pada kecepatan ini yang berperan adalah sistem energi

    aerobik dan produksi asam laktat kurang dari 2 mMol. Energi yang dibutuhkan

    pada setiap kecepatan pada renang gaya bebas lebih kecil dibandingkan dengan

    renang gaya dada. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 2.

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    40/162

    40

    Tabel 2

    Hubungan Kecepatan Renang dan Energi yang Dibutuhkan

    KECEPATAN(m/s)

    ENERGI YANG DIBUTUHKAN PADA TIAP GAYA RENANG(kJ/m)

    Gaya Dada Gaya Kupu-kupu

    GayaPunggung

    Gaya Bebas

    0,8 1,08 1,00 0,69 0,760,9 1,18 0,96 0,76 0,74

    1,0 1,29 0,95 0,84 0,791,1 1,39 0,99 0,93 0,84

    1,2 1,50 1,06 1,03 0,911,3 1,60 1,16 1,13 0,981,4 1,71 1,30 1,25 1,07

    1,5 1,81 1,48 1,38 1,18

    1,6 1,91 1,70 1,52 1,301,7 2,02 1,95 1,68 1,45

    Sumber : Caputo et al., 2006

    Energi yang dibutuhkan pada renang gaya dada lebih besar dibandingkan

    dengan renang gaya bebas karena pada renang gaya dada harus ada koordinasi

    antara gerakan lengan dan kaki untuk memungkinkan tubuh bergerak meluncur

    sambil mengangkat tubuh bagian atas bergerak ke atas permukaan air. Energi

    yang lebih besar dibutuhkan pada renang gaya dada karena renang gaya dada

    merupakan gaya renang yang pada siklus gerakannya, tubuh melawan arah gerak

    renang sehingga diperlukan energi yang lebih banyak untuk melawan tahanan

    dalam air pada setiap peningkatan kecepatan renang (Holfelder et al., 2013).

    Peningkatan kebutuhan oksigen pada saat latihan fisik yang berat terjadi

    pada menit pertama. Peningkatan kebutuhan oksigen akan digunakan untuk

    memproduksi ATP untuk kontraksi otot. Keseimbangan antara oksigen yang

    dibutuhkan dengan oksigen yang disediakan terjadi pada menit ke 3 sampai 4

    akan. Fase ini disebut dengan fase plateau dimana fase ini menggambarkan

    keseimbangan antara energi yang digunakan untuk kontraksi otot dengan produksi

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    41/162

    41

    ATP oleh sistem energi aerobik. Peningkatan kebutuhan energi dari keadaan

    istirahat terjadi pada saat memulai aktivitas fisik (Brooks et al., 2011).

    Defisit energi terjadi karena adanya keterlambatan distribusi oksigen ke

    mitokondria sel otot yang sedang berkontraksi. Sistem energi anaerobik

    intramuskular (sistem energi ATP-PC dan glikolisis laktat) menyediakan energi

    pada saat terjadi defisit oksigen sampai keadaan steady state tercapai. Energi dan

    oksigen yang dibutuhkan selama dan setelah aktivitas fisik dapat dilihat pada

    gambar di bawah ini (Andreacci et al., 2010).

    Gambar 5

    Grafik Energi dan Oksigen yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Aktivitas Fisik

    Berat (Andreacci et al., 2010)

    VO2(mL/menit)

    Istirahat Aktivitas Penyimpanan

    oksigen&resintesis energi

    pada fase

    pemulihan

    Waktu

    (menit)

    Debet/simpanan

    oksigen

    Oksigen yang

    dibutuhkan

    Oksigen yang

    disediakan

    AKTIVITAS FISIK BERAT

    Defisit

    oksigen

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    42/162

    42

    Jumlah oksigen yang dikonsumsi pada masa pemulihan yang jumlahnya

    melebihi jumlah oksigen yang dikonsumsi selama istirahat disebut dengan

    kelebihan konsumsi oksigen setelah aktivitas fisik / excess post exercise oxygen

    consumption(EPOC). EPOC menggambarkan jumlah defisit oksigen yang terjadi.

    Penurunan konsumsi oksigen terjadi selama fase pemulihan. Penurunan konsumsi

    oksigen selama fase pemulihan terjadi dalam 2 fase yaitu komponen cepat dimana

    penurunan konsumsi oksigen terjadi dengan cepat kemudian diikuti dengan

    komponen lambat dimana penurunan konsumsi oksigen terjadi secara lambat

    (Brent et al., 2011).

    Komponen cepat menggambarkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk

    mengembalikan cadangan ATP dan fosfokreatin di dalam otot. Resintesis ATP

    dan fosfokreatin 70% terjadi pada 30 detik pertama pada fase pemulihan dan

    resintesis ATP dan fosfokreatin 100% terjadi pada menit ke 3 pada fase

    pemulihan. Energi yang dibutuhkan pada renang gaya dada lebih besar

    dibandingkan dengan renang gaya bebas sehingga akan meningkatkan jumlah

    oksigen yang dikonsumsi setelah melakukan aktivitas fisik sehingga kurang

    efektif untuk pemulihan cadangan ATP dan fosfokreatin (Brent et al., 2011).

    2.10 Metode Pemulihan pada Olahraga Renang

    Pengertian bergerak atau aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang

    meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi. Olahraga adalah suatu bentuk

    aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh

    berulang dan ditujukan untuk kebugaran jasmani (Karim, 2002). Jaringan otot

    berperan dalam homeostasis dengan menghasilkan pergerakan tubuh, pergerakan

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    43/162

    43

    bagian tubuh, menstabilkan posisi tubuh dan memproduksi panas yang berfungsi

    untuk mempertahankan temperatur tubuh (Tortora et al., 2009). Aktivitas fisik

    akan menyebabkan perubahan dalam konsumsi oksigen, heart rate, temperatur

    tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh. Aktivitas fisik dikelompokkan

    oleh Davis dan Miller :

    a. Aktivitas total seluruh tubuh adalah aktivitas fisik yang menggunakan sebagian

    besar otot biasanya melibatkan dua per tiga atau tiga per empat otot tubuh.

    b. Aktivitas otot yang membutuhkan energy expenditure karena otot yang

    digunakan lebih sedikit.

    c. Aktivitas otot statis, otot digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi tanpa kerja

    mekanik yang membutuhkan kontraksi sebagian otot

    Metode pengukuran aktivitas fisik dilakukan dengan menggunakan standar :

    a. Konsep Horse-Power oleh Taylor.

    b. Tingkat konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran energi.

    c. Perubahan tingkat kerja jantung dan konsumsi oksigen.

    Penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan secara objektif, dengan dua

    metode yaitu metode penilaian langsung dan metode tidak langsung. Metode

    pengukuran langsung yaitu dengan pengukuran energi yang dikeluarkan (energy

    expenditure) melalui asupan oksigen selama beraktivitas. Berat beban kerja

    semakin berat akan menyebabkan semakin banyak energi yang diperlukan atau

    dikonsumsi. Metode dengan menggunakan asupan oksigen lebih akurat, tetapi

    hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan

    khusus. Metode pengukuran tidak langsung adalah dengan menghitung denyut

    nadi selama aktivitas (Plowmanet et al., 2008).

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    44/162

    44

    Pemulihan dari suatu aktivitas dapat dicapai dengan melakukan suatu

    metode pemulihan. Metode pemulihan pada olahraga renang dengan berenang

    lambat sangat efektif dalam pemulihan atlet renang karena air dapat menyebabkan

    perubahan fisiologis pada tubuh sehingga dapat mempercepat pemulihan

    (Wilcock, 2006). Metode pemulihan dengan berenang lambat juga merupakan

    faktor yang efektif untuk aktivasi sistem saraf parasimpatis selama proses

    pemulihan (Buccheit et al., 2009).

    Metode pemulihan pada olahraga renang saat ini menggunakan metode

    pemulihan secara aktif dengan berenang lambat yang diyakini dapat memperbaiki

    pencapaian prestasi atlet renang. Metode pemulihan secara aktif pada olahraga

    renang harus dilakukan dengan intensitas yang rendah karena apabila metode

    pemulihan secara aktif dilakukan dengan intensitas tinggi disertai dengan latihan

    renang sprint berulang dengan interval yang pendek yaitu 45 detik akan

    menyebabkan penurunan kondisi fisik atlet renang yang disebabkan karena

    gangguan sintesis kembali fosfokreatin (Toubekis, 2010). Metode pemulihan

    secara aktif pada olah ragarenang dapat dilakukan menggunakan keempat gaya

    renang. Pada metode pemulihan aktif yang menggunakan gaya bebas, jarak yang

    ditempuh adalah 50-800 meter, sedangkan bila menggunakan gaya dada,

    punggung atau gaya kupu-kupu jarak yang ditempuh adalah 50-200 meter

    (Cazorla dan Beam, 1983).

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    45/162

    45

    BAB III

    KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

    3.1Kerangka Berpikir

    Olahraga renang adalah salah satu cabang olahraga yang sangat populer. Olahraga

    renang melibatkan kelompok otot pada tubuh bagian atas dan bawah. Olahraga

    renang membutuhkan kelentukan (fleksibility) dan kekuatan otot untuk melawan

    tahanan di dalam air dan dapat melakukan gerakan dengan lingkup gerak sendi /

    range of motionyang maksimal. Peregangan tubuh dan ekstremitas secara ritmis

    dilakukan pada olahraga renang sehingga perlu dilakukan pemanasan sebelum

    berenang dan pemulihan setelah berenang untuk mencegah terjadinya cedera.

    Masa pemulihan adalah suatu proses yang kompleks yang bertujuan untuk

    mengembalikan energi tubuh, memperbaiki jaringan otot yang rusak setelah

    berolahraga, dan memulai suatu proses adaptasi tubuh terhadap olahraga.

    Efektifitas suatu program pelatihan terhadap fungsi kardiovaskular dapat dinilai

    dari perubahan denyut nadi yang diakibatkannya. Penurunan denyut nadi dan

    tekanan darah setelah selesai latihan disebabkan karena kebutuhan oksigen dan

    nutrisi lainnya sudah kembali seperti sebelum melakukan aktivitas fisik.

    Penurunan denyut nadi setelah latihan terjadi karena aktivasi sistem saraf

    parasimpatis dan penurunan fungsi sistem saraf simpatis sehingga denyut nadi

    berangsur-angsur menurun setelah melakukan aktivitas fisik.

    Metode pemulihan yang tepat perlu dilakukan untuk mempercepat

    pemulihan atlet setelah latihan fisik. Metode pemulihan aktif dengan berenang

    lambat dapat mengembalikan kondisi fisik atlet setelah suatu pertandingan atau

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    46/162

    46

    latihan maksimal dan metode pemulihan ini direkomendasikan oleh pelatih-

    pelatih renang saat ini. Pemulihan denyut nadi adalah kecepatan penurunan denyut

    nadi setelah melakukan aktivitas fisik, dimana pemulihan denyut nadi merupakan

    suatu penanda tingkat kebugaran fisik atlet.

    Faktor internal yang dapat mempengaruhi pemulihan denyut nadi adalah

    umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh dan tingkat kebugaran fisik sedangkan

    faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pemulihan denyut nadi adalah suhu

    udara, kelembaban udara dan suhu air kolam. Metode pemulihan yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah metode pemulihan dengan berenang lambat gaya

    bebas sejauh 200 meter dan berenang lambat gaya dada sejauh 200 meter. Hasil

    penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pelatih renang dan atlet sebagai

    salah satu metode pemulihan dalam pelatihan cabang olahraga renang.

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    47/162

    47

    3.2Konsep Penelitian

    Gambar 6

    Bagan Konsep Penelitian

    3.3 Hipotesis Penelitian

    Hipotesis penelitian dirumuskan berdasarkan konsep penelitian pada

    gambar 6, adapun hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

    Pemulihan berenang lambat gaya bebas lebih efektif dibandingkan dengan

    pemulihan berenang lambat gaya dada dalam mempercepat pemulihan denyut

    nadi setelah latihan maksimal pada atlet renang pria grup renang Bayusuta di

    Denpasar.

    FAKTOR

    EKSTERNAL

    Suhu Udara, Suhu

    Air, Kelembaban

    Udara

    FAKTOR

    INTERNAL

    Umur, Jenis

    Kelamin, Indeks

    Massa Tubuh,

    Tingkat

    Kebugaran Fisik

    AKTIVITAS FISIK

    (berenang sprintgaya

    bebas 50 meter)

    METODE PEMULIHAN

    1. Berenang LambatGaya Bebas2. Berenang Lambat

    Gaya Dada

    PENURUNAN

    DENYUT NADI

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    48/162

    48

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Rancangan Penelitian

    Penelitian ini bersifat eksperimental dengan metode pre test and post test control

    group design, dimana pembagian sampel menjadi dua kelompok dilakukan secara

    acak atau random. Bagan rancangan penelitian adalah sebagai berikut seperti pada

    gambar 7.

    Gambar 7.

    Bagan Rancangan Penelitian

    Keterangan :

    P = Populasi

    S = Sampel

    R = Random

    RA = Random Alokasi

    O1 = Observasi denyut nadi kelompok 1 sebelum dilakukan perlakuan

    pertama (renang sprint 50 meter dan pemulihan berenang lambat

    gaya bebas) yaitu penghitungan denyut nadi istirahat sebelum atlet

    berenang sprint 50 meter.

    P S

    O1

    O3

    O2

    O4

    P1

    P2

    R RA

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    49/162

    49

    O2 = Observasi denyut nadi pada kelompok 1 setelah dilakukan perlakuan

    pertama (berenang sprint gaya bebas 50 meter dan pemulihan

    berenang lambat gaya bebas 200 meter) yaitu penghitungan denyut

    nadi pelatihan setelah atlet berenang sprintgaya bebas 50 meter dan

    penghitungan denyut nadi pemulihan meter dengan menggunakan

    metodeBrouhasetelah atlet melakukan pemulihan berenang lambat

    gaya bebas 200

    O3 = Observasi denyut nadi kelompok 2 sebelum dilakukan perlakuan

    kedua (berenang sprint 50 meter dan pemulihan berenang lambat

    gaya dada) yaitu penghitungan denyut nadi istirahat sebelum atlet

    berenang sprint 50 meter.

    O4 = Observasi denyut nadi pada kelompok 2 setelah dilakukan perlakuan

    kedua (berenang sprintgaya bebas 50 meter dan metode pemulihan

    berenang lambat gaya dada 200 meter) yaitu penghitungan denyut

    nadi pelatihan setelah atlet berenang sprintgaya bebas 50 meter dan

    penghitungan denyut nadi pemulihan dengan menggunakan metode

    Brouha setelah atlet melakukan pemulihan berenang lambat gaya

    dada 200 meter

    P1 = Perlakuan 1 : Berenang sprint gaya bebas 50 meter dan pemulihan

    berenang lambat gaya bebas 200 meter.

    P2 = Perlakuan 2 : Berenang sprint gaya bebas 50 meter dan metode

    pemulihan berenang lambat gaya dada 200 meter.

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    50/162

    50

    4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di kolam renang Tirta Ayu Denpasar Bali. Penelitian

    dilaksanakan pada bulan Februari 2014.

    4.3 Penentuan Sumber Data

    4.3.1 Populasi

    Populasi target pada penelitian ini adalah semua atlet renang yang ada di

    Denpasar. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah semua atlet renang yang

    tergabung dalam kelompok atlet renang Bayusuta dan berlatih di kolam renang

    Tirta Ayu Denpasar Bali yaitu sebanyak 46 orang.

    4.3.2 Kriteria Inklusi

    Sampel penelitian berasal dari populasi penelitian dan setelah memenuhi kriteria

    inklusi. Kriteria inklusi :

    1. Jenis kelamin laki-laki

    2. Usia 16-24 tahun

    3. Tinggi badan 155-170 cm

    4. Berat badan 45-60 kg

    5. Indeks massa tubuh : normal (18,5 24,9)

    6. Berbadan sehat dan tidak cacat fisik

    7. Kategori kebugaran fisik kurang dan sedang

    8. Denyut nadi awal 60-90 kali/menit

    9. Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed

    consent

    10. Mampu melakukan pelatihan maksimal

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    51/162

    51

    4.3.3 Kriteria Eksklusi

    Kriteria yang dipergunakan sebagai dasar untuk menetapkan bahwa subjek dalam

    populasi tidak dapat menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut :

    1. Memiliki riwayat penyakit paru

    2. Memiliki riwayat penyakit jantung

    4.3.4 KriteriaDrop Out

    Kriteria yang digunakan sebagai dasar untuk membatalkan subjek dalam populasi

    yang telah terpilih sebagai sampel penelitian adalah sebagai berikut :

    1. Subjek tidak dapat menyelesaikan beban pelatihan yang diberikan

    2. Subjek mengalami cedera selama penelitian dilakukan

    4.3.5 Jumlah Sampel Penelitian

    Besar sampel ditentukan berdasarkan hasil penelitian Hidajah dimana kecepatan

    pemulihan denyut nadi setelah beraktivitas berupa lari sejauh 2,4 km yang

    sebelumnya diberi minuman isotonik berkadar natrium 5% rata-rata 680 detik dan

    pada penelitian ini diharapkan pemulihan denyut nadi lebih pendek 10% dari

    penelitian Hidajah sehingga 2 adalah 610 detik. Jumlah sampel minimal dalam

    penelitian ini ditentukan dengan perhitungan rumus Pocock (2008).

    ( )

    ( )ba

    mm

    s,

    22

    12

    2

    -

    =n

    Ket :

    n = Jumlah Sampel

    s= Simpang baku = 72,92587

    a= Tingkat kesalahan I (ditetapkan 0,05)

    Powerpenelitian(1-) = 0,95

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    52/162

    52

    b= Tingkat kesalahan II (ditetapkan 0,2)

    ),( ba = 7,6

    1 = 680 detik

    2= 610 detik

    n = 2. (72.92587)2 X 7,6

    (610-680)2

    =80836,37 =

    4900

    = 16,50

    = dibulatkan menjadi 17 orang.

    4.3.6 Teknik Pengambilan Sampel

    Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling sebagai

    berikut :

    1. Atlet renang yang terdaftar pada kelompok atlet renang pria grup renang

    Bayusuta Denpasar Bali, ditetapkan sebagai sampel berdasarkan kriteria

    inklusi.

    2. Subjek yang terpilih berdasarkan kriteria inklusi, dipilih sebagai sampel

    penelitian dengan menggunakan tabel random.

    3. Subjek dibagi menjadi dua kelompok secara random alokasi dengan

    melakukan pengundian untuk memperoleh nomor urut 1-17 untuk masing-

    masing kelompok.

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    53/162

    53

    4.4 Variabel Penelitian

    Variabel Bebas :

    1. Metode pemulihan berenang lambat gaya bebas

    2. Metode pemulihan berenang lambat gaya dada

    Variabel Tergantung :

    Denyut nadi pemulihan

    Variabel Kendali :

    1. Jenis kelamin

    2. Usia

    3. Indeks massa tubuh

    4. Tingkat kebugaran fisik

    4.5Definisi Operasional Variabel

    1. Metode pemulihan berenang lambat dengan gaya bebas adalah atlet

    berenang secara lambat sejauh 200 meter (4x25 meter tanpa interval

    waktu) dengan gaya bebas yaitu sampel berenang dengan gaya bebas

    dengan kecepatan 40% sampai 50% dari kecepatan maksimal yang bisa

    dicapai (0,76 m/s-1,1 m.s).

    2. Metode pemulihan berenang lambat dengan gaya dada adalah atlet

    berenang secara lambat sejauh 200 meter (4x25 meter tanpa interval

    waktu) dengan gaya dada yaitu sampel berenang dengan gaya dada

    dengan kecepatan 40% sampai 50% dari kecepatan maksimal yang bisa

    dicapai (0,76 m/s-1,1 m.s).

    3. Denyut nadi pemulihan adalah denyut nadi atlet setelah melakukan

    salah satu metode pemulihan dengan berenang lambat dengan gaya

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    54/162

    54

    bebas dan gaya dada. Dihitung dengan metode Brouha yaitu denyut

    nadi pemulihan P1, P2, P3, P4, P5. Pengukuran dilakukan di dalam

    kolam renang sebelum atlet naik ke tepi kolam renang dan dilakukan

    pada 2 orang atlet sekaligus serta diukur oleh 2 orang yang telah dilatih

    untuk mengukur denyut nadi dengan menggunakanpulse meter.

    1. Denyut nadi pemulihan P1 adalah denyut nadi per 30 detik

    terakhir dari menit ke 1 pada pemulihan.

    2. Denyut nadi pemulihan P2 adalah denyut nadi per 30 detik

    terakhir dari menit ke 2 pada pemulihan

    3. Denyut nadi pemulihan P3 adalah denyut nadi per 30 detik

    terakhir dari menit ke 3 pada pemulihan

    4. Denyut nadi pemulihan P4 adalah denyut nadi per 30 detik

    terakhir dari menit ke 4 pada pemulihan

    5. Denyut nadi pemulihan P5 adalah denyut nadi per 30 detik

    terakhir dari menit ke 5 pada pemulihan

    4. Jenis Kelamin adalah semua atlet renang grup renang Bayusuta yang

    berjenis kelamin laki-laki.

    5. Usia adalah semua atlet renang grup renang Bayusuta laki-laki yang

    berusia antara 16-24 tahun yang ditentukan berdasarkan tanggal lahir yang

    tertera di akte kelahiran.

    6. Indeks Massa Tubuh adalah atlet renang grup renang Bayusuta laki-laki

    yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) 18,5-24,9 yang ditentukan dari

    berat badan dibagi tinggi badan kuadrat.

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    55/162

    55

    7. Tingkat Kebugaran Fisik adalah atlet renang grup renang Bayusuta laki-

    laki yang memiliki tingkat kebugaran fisik sedang dan kurang yang diukur

    dengan tes lari 2,4 kilometer.

    4.6 Instrumen Penelitian

    Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Digital stopwatch merek Casio, buatan Jepang dengan tingkat ketelitian

    sampai sekon.

    2. Higrometer merek Alecto WS-100 buatan Inggris dalam satuan persen

    dengan tingkat ketelitian satu angka di belakang koma untuk mengukur

    kelembaban udara.

    3. Termometer air raksa dalam satuan derajat Celsius dengan tingkat

    ketelitian satu angka di belakang koma untuk mengukur temperatur air di

    dalam kolam.

    4. Termometer ruangan dalam satuan derajat Celsius dengan tingkat

    ketelitian satu angka di belakang koma untuk mengukur suhu udara di

    sekitar kolam renang.

    5. Antropometer merek Harpenden buatan Amerika, dalam satuan sentimeter

    dengan bilangan desimal satu angka di belakang koma untuk mengukur

    tinggi badan.

    6. Timbangan berat badan merek Camry buatan Jepang dalam satuan

    kilogram dengan bilangan desimal satu angka di belakang koma dalam

    satuan kilogram.

    7. Pulse meter merek Elitech buatan Amerika dalam satuan kali per menit

    dengan bilangan bulat tanpa angka di belakang koma.

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    56/162

    56

    4.7 Prosedur Penelitian

    4.7.1 Tahap Persiapan

    1. Mempersiapkan surat izin penelitian 1 minggu sebelum penelitian dimulai.

    2. Penandatanganan informed consent oleh sampel penelitian 3 hari sebelum

    penelitian dimulai.

    3. Pemeriksaan kesehatan fisik oleh dokter umum yang merupakan

    mahasiswa di Program Studi Fisiologi Olah Raga Universitas Udayana

    dan tes kebugaran fisik yang dilakukan oleh dosen Pendidikan Guru

    Olahraga IKIP PGRI Denpasar dilakukan 2 hari sebelum penelitian

    dimulai. Tes kebugaran fisik dilakukan dengan menggunakan metode lari

    2,4 kilometer.

    4. Mengadakan diskusi dengan subjek untuk menjelaskan tahap penelitian.

    5. Membagikan nomor urut dan jenis metode pemulihan yang akan dilakukan

    kepada semua sampel penelitian secara acak (menggunakan kertas yang

    digulung).

    4.7.2 Tahap Penelitian

    1. Pengukuran temperatur air di dalam kolam renang, suhu udara dan

    kelembaban udara di lingkungan kolam renang. Pengukuran dilakukan

    pada pukul 17.00-19.30 WITA.

    2. Pengukuran denyut nadi istirahat sebelum melakukan pelatihan fisik

    dengan menggunakan alat pulse meter. Pengukuran dilakukan setelah

    sebelumnya atlet duduk dengan tenang selama + 10 menit. Pengukuran

    dilakukan pada 2 orang atlet sekaligus di tepi kolam renang dan diukur

    oleh 2 orang yang telah terlatih menggunakanpulse meter.

  • 7/24/2019 Tes Olah Raga Renang

    57/162

    57

    3. Memberikan instruksi kepada 2 orang atlet renang untuk melakukan

    pelatihan fisik ringan atau pemanasan (warming up)dengan lari di tempat

    dan gerak aktif serta peregangan selama 10 menit di tepi kolam renang.

    4. Dua orang atlet berenang sprintgaya bebas sejauh 50 meter (2x25 meter

    tanpa interval waktu) pada 2 lintasan kolam renang. Waktu yang

    dibutuhkan untuk masing- masing atlet adalah 30 detik sampai 40 detik.

    5. Pengukuran denyut nadi akhir pelatihan maksimal adalah denyut nadi yang

    diambil saat akhir melakukan pelatihan maksimal (berenang sprintsejauh

    2x25 meter tanpa interval waktu), dihitung dengan menggunakan alat

    pulse meter. Pengukuran dilakukan pada 2 orang atlet sekaligus dan

    dilakukan di dalam kolam renang sebelum atlet naik ke tepi kolam renang.

    6. Masing-masing atlet (2 orang atlet) melakukan metode pemulihan dengan

    berenang lambat gaya bebas atau berenang lambat gaya dada 200 meter

    (sesuai deng