RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN...

61
i REVIEW RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 – 2019 DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG 2017

Transcript of RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN...

Page 1: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

i

REVIEW RENCANA STRATEGIS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 – 2019

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG

2017

Page 2: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

ii

Page 3: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN i

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan amanat Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019 telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor

: 1 Tahun 2014 sebagai penjabaran RPJMD tersebut, maka setiap SKPD diwajibkan untuk membuat

Rencana Strategis (Renstra). Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang sebagai salah satu SKPD

pelaku pembangunan kesehatan telah menyusun Rencana StrategisTahun 2015-2019. Renstra Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan

memuat berbagai program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang untuk kurun waktu tahun 2015-2019.

Tantangan pembangunan kesehatan dan permasalahan pembangunan kesehatan makin

bertambah berat, kompleks, dan bahkan terkadang tidak terduga. Oleh sebab melalui kesempatan ini

saya mengajak kepada semua unsur Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang untuk saling bahu-

membahu dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan. Penyusunan Renstra ini telah

dilakukan oleh semua unsur di jajaran Dinas Kesehatan, sehingga penyusunan Renstra Dinas

Kesehatan ini telah mendapatkan masukan dari para pengelola program, akan tetapi kami menyadari

penyusunan ini belum memenuhi harapan akan rencana strategis yang sebenarnya, namun kami

telah berupaya secara maksimal untuk menyusun sesuai dengan pedoman yang ada. Untuk itu

sumbang saran perbaikan kiranya dapat menyempurnaan Rencana Strategis Dinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang di masa mendatang.

Melalui kesempatan ini, saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan perhatiannya serta kontribusi nya

dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan. Akhirnya dengan mengucap puji syukur kehadirat

Allah SWT, karena hanya rahmat dan karuniaNya kita dapat menyelesaikan penyusunan

Perencanaan Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Tahun 2015-2019.

Lumajang, Juli 2017

KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN LUMAJANG

dr. TRIWORO SETYOWATI

Pembina Utama Muda NIP. 19590824 198701 2 002

Page 4: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

DAFTAR ISI

Table of Contents

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. i

HALAMAN ii

Page 5: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 1

BAB I. PENDAHULUAN

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang

optimal. Pembangunan kesehatan juga merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan

kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan

nasional. Untuk itu pembangunan kesehatan diarahkan kepada semua aspek kehiudupan yang

ada, tantangan dan tuntutan masyarakat melalui keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat

sebagai pelaku dan penerima pembangunan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang

Tahun 2015-2019 telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 1 Tahun 2014 sebagai

penjabaran RPJMD tersebut, setiap SKPD diwajibkan untuk membuat Renstra. Sesuai dengan

amanat UU Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 Tentang :Tahapan, Tata cara penyusunan ,

Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah membuka peluang dan

kesempatan Dinas Kesehatan untuk melaksanakan pembangun kesehatan sesuai dengan

spesifik dan potensi daerah. Atas dasar pemahaman tersebut, maka pembangunan kesehatan

harus mampu menunjukan adanya partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam proses

pembangunan, mulai dari perencanaan hingga pemafaatan hasil-hasil pembangunan.

Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang

memuat tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan indikasi kegiatan pembangunan

yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsinya serta berpedoman kepada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang dan bersifat

indikatif. Demikian juga halnya Dinas Kesehatan juga diwajibkan membuat Renstra yang

merupakan dokumen perencanaan bersifat fundamental sebagai acuan untuk melaksanakan

program-program pembangunan kesehatan yanag akan dilaksanakan langsung maupun tidak

langsung oleh Dinas Kesehatan serta mendorong peran aktif masyarakat dalam kurun waktu

2015-2019.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang sebagai salah satu SKPD, juga melaksanakan

reviu dan penyempurnaan terhadap Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

Tahun 2015 – 2019 guna menyesuaikan penyempurnaan atau reviu dari RPJMD dan Indikator

Kinerja Daerah serta adanya Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) baru. Dalam reviu

RPJMD Tahun 2015 – 2019, Dinas Kesehatan mendukung Misi 1 adalah “Meningkatkan

Kualitas Sumber Daya Manusia yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui

Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Pembinaan Keagamaan” dan

Tujuan 2 : Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakat dengan indikator

Page 6: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 2

BAB I. PENDAHULUAN

tujuannya adalah Indeks Kesehatan pada akhir periode RPJMD sebesar 76,80. Sasarannya

adalah Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Indikator sasaran yang ditetapkan

dalam penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah Angka Harapan Hidup. Renstra Dinas

Kesehatan digunakan sebagai acuan penyusunan Rencana kerja dan Anggaran serta mengukur

keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dalam kurun waktu lima

tahun.

1.2. Landasan Hukum

Landasan Hukum penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang tahun

2015-2019 adalah :

a. Landasan Idial : Pancasila

b. Landasan Konstitusional : UUD 1945

c. Landasal Operasional :

- UU Nomor17 tahun 2003 ttg Keuangan Negara

- UU Nomor 36 Tahun 2009 , tentang : Kesehatan

- UU Nomor 33 / 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah

- UU 25 / 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

- UU Nomor 23 / 2004 tentang Pemerintah daerah

- PP Nomor 25 / 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah

Propinsi sebagai Daerah Otonom

- PP Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

- PP Nomor 8 tahun 2004 Tentang : Tahapan dan Tata cara Penyusunan , Pengendalian ,

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

- Instruski Presiden Nomor 7 / 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

- Keputusan Kepala LAN Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 / 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan daerah

- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah

- Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2016, tentang SPM Bidang Kesehatan

- Perda Kabupaten Lumajang Nomor 34 tahun 2007 tentang Struktur Organisasi

Perangkat daerah

- Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah

- Peraturan Daerah kabupaten Lumajang Nomor : 1 Tahun 2014 tentang RPJMD

Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019

Page 7: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 3

BAB I. PENDAHULUAN

- Peraturan Bupati Lumajang Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan

- Peraturan Bupati Lumajang Nomor 44 Tahun 2017 Tentang Review Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019

1.3. Maksud Dan Tujuan

Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2015-

2019 berfungsi sebagai pedoman resmi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dalam

menysusun rencana kerja dan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan

kesehatan di Kabupaten Lumajang selama lima tahun. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang menjadi acuan untuk menyusun kegiatan tahunan yang dibahas dalam musyawarah

perencanaan pembangunan daerah. Berdasar pertimbangan tersebut, penyusunan renstra Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang memiliki beberapa tujuan. Tujuan disusunnya Rencana

Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019 yaitu :

a. Menyelaraskan dan mensinkronkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lumajang

tahun 2015 – 2019;

b. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan dan lima tahunan;

c. Memudahkan seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dalam mencapai

tujuan dengan cara menyusun strategi, arah kebijakan, program dan kegiatan secara

terpadu, terarah dan terukur;

d. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang untuk

memahami dan menilai program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang

waktu lima tahun.

1.4. Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019 disusun dengan

sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, bab ini menguraikan :

2.1. Latar Belakang

2.1. Landasan Hukum

2.1. Maksud dan Tujuan

2.1. Sistematika Penulisan

BAB II Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, bab

ini menguraikan :

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Page 8: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 4

BAB I. PENDAHULUAN

Kabupaten Lumajang

2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang

BAB III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas Dan Fungsi, bab ini

menguraikan :

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan Dinas Kesehatan

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Terpilih,

3.3. Telaahan Rencana Strategis Kementerian Republik Indonesia ,

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kajian lingkungan

hidup strategis dan isu-isu strategis.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN

KEBIJAKAN, bab ini menguraikan :

4.1 Visi, Misi Kepala Daerah

4.2 Tujuan dan Sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

4.3 Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN, PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP.

Page 9: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 5

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

BAB. II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

2.1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Untuk melaksanakan pembangunan di sektor kesehatan telah dibuat Peraturan Daerah

Kabupaten Lumajang No. 34 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang yang telah diperbaharui pada tahun 2016 Dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Lumajang Nomor 74 Tahun 2016 Tentang

Kedudukan,Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan.

Kedudukan Dinas Kesehatan adalah sebagai unsur pelaksana Pemerintahan Daerah di Bidang

Kesehatan, Dalam Peraturan Bupati Lumajang Nomor 74 Tahun 2016 pasal 2 (dua) disebutkan

bahwa Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana urusan pemerintahan daerah dibidang

kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Selanjutnya pada pasal 4 (empat)

dijelaskan bahwa Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan di bidang kesehatan.

Di samping itu untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kesehatan mempunyai

fungsi :

1. Perumusan kebijakan daerah di bidang kesehatan;

2. Pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesehatan;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan daerah di bidang kesehatan;

4. Pelaksanaan administrasi dinas daerah di bidang kesehatan; dan

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

2.2.1. Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

Sebagai institusi perangkat daerah keberadaan sumber daya aparatur memegang peran

penting dalam menjalankan kebijakan dan program yang dibuat oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang. Selain dukungan aparatur dengan kapasitas dan kapabilitas yang handal

dibutuhkan system organisasi yang tersusun secara sistematis sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya masing-masing agar tidak terjadi tumpang tindih tugas dan wewenang. Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang memiliki susunan organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, membawahi :

Page 10: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 6

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan.

3. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahi :

a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi

b. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat

c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga

4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahi :

a. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;

b. Seksi Surveilance dan Imunisasi;

c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.

5. Bidang Pelayanan Kesehatan

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;

b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan;

c. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional

6. Bidang Sumberdaya Kesehatan

a. Seksi Kefarmasian;

b. Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan ;

c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan

7. UPT :

a. Puskesmas Tempursari

b. Puskesmas Pronojiwo

c. Puskesmas Candipuro

d. Puskesmas Penanggal

e. Puskesmas Pasirian

f. Puskesmas Bades

g. Puskesmas Tempeh

h. Puskesmas Gesang

i. Puskesmas Rogotrunan

j. Puskesmas Labruk

k. Puskesmas Tekung

l. Puskesmas Kunir

Page 11: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 7

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

m. Puskesmas Yosowilangun

n. Puskesmas Sumbersari

o. Puskesmas Jatiroto

p. Puskesmas Randuagung

q. Puskesmas Tunjung

r. Puskesmas Sukodono

s. Puskesmas Padang

t. Puskesmas Pasrujambe

u. Puskesmas Senduro

v. Puskesmas Gucialit

w. Puskesmas Kedungjajang

x. Puskesmas Klakah

y. Puskesmas Ranuyoso

z. Balai Kesehatan Olah Raga (BKOR)

aa. Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)

bb. Instalasi Perbekalan Farmasi Kesehatan (IPFK)

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Lumajang Nomor 74

Tahun 2016 Tentang Kedudukan,Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas

Kesehatan, susunan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang mempunyai 1 Sekretariat

dan 4 Kepala Bidang. Dimana Sekretariat dan tiap Bidang mempunyai 3 Kepala Seksi atau

Kepala Sub. Bagian. Struktur tersebut dapat dilihat pada bagan sebagai berikut ini :

Page 12: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 8

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 74 TAHUN 2016

TANGGAL 10 NOPEMBER 2016

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Page 13: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 9

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan

2.2.1. SaranaDan Prasarana Kesehatan

Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan salah satunya bisa dilihat dari

pemenuhan akan sarana dan prasarana yang bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat secara optimal. Sarana dan prasarana kesehatan meliputi

Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit, sarana kesehatan lain, serta Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

1. UPT dan Jaringannya

Dinas kesehatan memiliki 4 UPT yaitu Balai Kesehatan Olah Raga (BKOR),

Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), Instalasi Perbekalan Farmasi Kesehatan

(IPFK) dan Puskesmas. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang yang melaksanakan tugas – tugas operasional di

wilayah kecamatan.Jumlah Puskesmas di Lingkungan Kabupaten Lumajang tahun 2016

tercatat 25 Puskesmas.Dalam memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas Induk

dikembangkan Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan jumlah 51 buah serta 127

ponkesdes dimana tenaga kesehatan di ponkesdes terdiri dari bidan dan perawat.

Rasio Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Induk adalah 2,04 : 1 artinya setiap 1

Puskesmas didukung dengan 2 - 3 Puskesmas Pembantu. Disamping itu masih terdapat

sarana penunjang lainnya yaitu 37 Puskesmas Keliling (Pusling) yang dapat membantu

memberikan pelayanan kesehatan di luar gedung dan mempermudah akses masyarakat

baik dalam mendapatkan informasi tentang kesehatan maupun pelayanan kesehatan

dasar.

2. Rumah Sakit

Adapun Rumah Sakit yang ada di wilayah Kabupaten Lumajang seluruhnya ada

enam buah terdiri dari satu buah Rumah Sakit milik pemerintah yaitu RSUD dr.

Haryoto, satu buah Rumah Sakit milik POLRI yaitu RS Bhayangkara, serta tiga buah RS

swasta antara lain RS Wijaya Kusuma, RS Djatiroto dan RS Islam Lumajang. Pada

Tahun 2017 terdapat perkembangan dari Puskesmas Pasirian Menjadi RSUD Pasirian

milik pemerintah daerah.

3. Sarana Kesehatan Lainnya

Selain Puskesmas dan Rumah Sakit, keberadaan sarana penunjang kesehatan yang

lain juga sangat membantu terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Adapun sarana kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten Lumajang Tahun 2013

meliputi:

Page 14: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 10

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

a. Praktik Dokter Perorangan sebanyak 165

b. Praktik Dokter Gigi sebanyak 42

c. Praktik Bidan sebanyak 265

d. Apotek sebanyak 32 buah

e. Toko Obat sebanyak 2 buah

f. Balai Kesehatan/Klinik Rawat inap sebanyak 9 buah

g. Gudang Farmasi Obat sebanyak 1 buah

4. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan segala bentuk

kegiatan kesehatan yang bersifat dari, oleh, dan untuk masyarakat (Sumber: Profil peran

serta masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan, Departemen KesehatanRI tahun

2003).

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai

upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada termasuk

yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Poskesdes (Pos Kesehatan

Desa), Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren), Tanaman Obat Keluarga (Toga), Pos Obat

Desa (POD) dan Desa Siaga. Jumlah UKBM yang ada di Kabupaten Lumajang pada

tahun 2013 diuraikan sebagai berikut:

a. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu merupakan

wahana kegiatan keterpaduan KB-kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang

melakukan kegiatan lima program prioritas yaitu: KB, Gizi, KIA, Imunisasi dan

penanggulangan diare. Pengembangan posyandu dikelompokkan dalam empat strata

yaitu pratama, madya, purnama dan mandiri. Jumlah posyandu di Kabupaten Lumajang

sebanyak 1285 buah

b. Polindes (Pondok Bersalin desa)

Polindes adalah tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasarmusyawarah dan

dikelolah oleh bidan di bawahpengawasan dokter puskesmas dan memberikan pelayanan

KIA-KB sesuai dengankewenangan bidan kasus normal dan resiko sedang dengan tujuan

memperluas jangkauan peningkatan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA-KB. Jumlah

polindes di Kabupaten Lumajang pada tahun 2013 sebanyak 132 buah yang terdiri dari

21 polindes dan 127 pengembangan polindes menjadi fasilitas kesehatan yaitu

ponkesdes dimana tenaga kesehatan di ponkesdes terdiri dari bidan dan perawat.

Page 15: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 11

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

c. Desa Siaga dan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa)

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan

kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Suatu desa dikatakan sebagai desa siaga

aktif jika desa tersebut minimal memiliki poskesdes yang buka setiap hari. Jumlah desa

siaga yang terbentuk di Kabupaten Lumajang sebanyak 205 buah dari 205

desa/kelurahan yang ada. Sedangkan desa yang tergolong sebagai desa siaga aktif

sebesar 93.17%.

Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk di desa

dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa dan

merupakan salah satu kriteria untuk pembentukan desa siaga. Jumlah poskesdes yang

ada di Kabupaten Lumajang sebanyak 205 buah dari 205 desa/kelurahan yang ada.

2.2.2. Ketenagaan

Keberadaan tenaga kesehatan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pembangunan kesehatan. Tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga dari segi

kualitas.Tenaga kesehatan (teknis) tidak hanya mencakup tenaga dokter, perawat,

ataupun bidan tetapi juga tenaga kesehatan lainnya seperti ahli gizi, apoteker, sanitarian,

laborat, dan ahli kesehatan masyarakat lainnya.

Disamping itu guna mengoptimalkan hasil pembangunan kesehatan diperlukan

juga tenaga non teknis kesehatan. Keberadaan tenaga non teknis kesehatan ini berfungsi

untuk mendukung tenaga teknis dalam hal pekerjaan yang tidak berhubungan dengan

teknis kesehatan. Sehingga tenaga teknis akan lebih fokus pada kegiatan teknis kesehatan

dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat. Beberapa

jenis kegiatan non teknis misalnya pekarya kesehatan, sopir, administrasi dan tata usaha,

keuangan, teknisi komputer, serta tenaga kebersihan.

Tabel 2.1.

Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan,

Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional

a.

Status kepegawaian

- Pegawai negeri sipil (PNS) : 679 orang

- Tenaga kontrak : 218 orang

b. Latar belakang pendidikan

- Magister (S2) : 13 orang

- Sarjana (S1) : 147 orang

Page 16: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 12

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

- Sarjana muda/Diploma III (D3) : 612 orang

- SLTA : 92 Orang

- SLTP : 17 orang

- SD : 16 Orang

c. Pangkat dan golongan

- Pembina Utama Muda (IV/c) : 2 orang

- Pembina Tingkat I (IV/b) : 3 orang

- Pembina (IV/a) : 8 orang

- Penata Tingkat I (III/d) : 74 orang

- Penata (III/c) : 107 orang

- Penata Muda Tingkat I (III/b) : 140 orang

- Penata Muda (III/a) : 82 orang

- Pengatur Tingkat I (II/d) : 98 orang

- Pengatur (II/c) : 114 orang

- Pengatur Muda Tingkat I (II/b) : 28 orang

- Pengatur Muda (II/a) : 11 orang

- Juru Tingkat I (I/d) : 5 orang

- Juru (I/c) : 0 orang

- Juru Muda Tingkat I (I/b) : 6 orang

- Juru Muda (I/a) : 1 orang

d. Pejabat struktural dan fungsional

- Struktural (Eselon II, III dan IV) : 50 orang

Eselon II : 1 orang

Eselon III : 5 orang

Eselon IV : 44 orang

- Struktural yang Telah Diklat : 45 orang

Eselon II : 1 orang

Eselon III : 3 orang

Eselon IV : 41 orang

- Fungsional : 452 orang

e. Struktur Organisasi :

- Jumlah TU/Sekretariat : 1 orang

- Jumlah Sub. Bagian : 3 orang

- Jumlah Bidang : 4 orang

- Jumlah Sub Bid./Seksi : 12 orang

Page 17: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 13

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

1. Tenaga Medis

Tenaga medis terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi spesialis, dan

dokter gigi. Tabel berikut ini adalah persebaran tenaga medis berdasarkan unit

pelayanan:

Tabel 2. 2. Tenaga Medis

Ratio tenaga dokter umum per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar 8.64 di

bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per 100.000 penduduk.

Sedangkan ratio dokter gigi per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar 3.6. Ratio

tersebut juga masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 11 per 100.000

penduduk.

2. Tenaga Keperawatan

Tenaga keperawatan terdiri dari perawat dan tenaga bidan. Tabel berikut ini

adalah persebaran tenaga keperawatan berdasarkan unit pelayanan :

Tabel 2. 3. Tenaga Keperawatan

No. TENAGA PUSK RS SARKES DINKES DIKNAKES/

DIKLAT JUMLA

H L P L P L P L P L P

1

Dokter

Spesialis

0

0

13

3

0

1

0

0

0

0

17

2

Dokter

Umum

17

31

17

20

0

0

2

1

0

0

88

3

Dokter

Gigi

3

26

4

2

0

0

2

0

0

0

37

Jumlah

20

57

34

25

0

1

4

1

0

0

142

No. TENAGA PUSK RS SARKES DINKES DIKNAKES/

DIKLAT JUMLA

H L P L P L P L P L P

1

Perawat

113

144

112

212

0

1

6

4

0

0

602

2

Bidan

286

67

0

10

0

364

Page 18: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 14

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Ratio tenaga perawat per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar 59.12. Rasio

tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 dan standart dari WHO sebesar

117,5 per 100.000 penduduk. Sedangkan ratio bidan per 100.000 penduduk sebesar 35.75

yang juga masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 100 per 100.000

penduduk.

3. Tenaga Farmasi

Tenaga farmasi terdiri dari tenaga apoteker dan asisten apoteker. Tabel

berikut ini adalah persebaran tenaga farmasi berdasarkan unit pelayanan:

Tabel 2. 4. Tenaga Farmasi

R

atio tenaga farmasi per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar 7.46 di bawah target

Indonesia Sehat.

4. Tenaga Kesehatan Masyarakat

Tenaga kesehatan masyarakat terdiri dari ahli kesehatan masyarakat, sanitarian,

dan ahli gizi. Tabel berikut ini adalah persebaran tenaga kesehatan masyarakat

berdasarkan unit pelayanan:

Tabel 2. 5. Tenaga Kesehatan Masyarakat

No.

TENAGA

PUSK

RS

SARKES

DINKES

DIKNAKES

/ DIKLAT

JML L P L P L P L P L P

1

Apoteker

1

3

1

7

0

1

0

1

0

0

14

2

Asisten

Apoteker

1

17

2

40

0

2

0

0

0

0

62

Jumlah

2

20

3

47

0

3

0

1

0

0

76

No.

TENAGA

PUSK

RS

SARKES

DINKES

DIKNAKES/ DIKLAT JML

L P L P L P L P L P

1

Ahli Kesmas

6

9

1

3

1

1

0

0

3

9

33

2

Sanitarian

9

12

3

3

0

0

0

0

0

0

36

3

Gizi

4

15

2

13

0

1

0

0

1

3

39

Jumlah 19 36 6 19

1 2 0 0 4 12 108

Page 19: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 15

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Ratio tenaga kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar

3.24. Rasio tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per 100.000

penduduk.

Ratio tenaga sanitarian tahun 2013 sebesar 3.54 per 100.000 penduduk. Rasio

tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per 100.000 penduduk.

Sedangkan ratio tenaga gizi per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar 3.97.

Rasio tersebut masih jauh di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 22 per 100.000

penduduk.

5. Tenaga Keterapian Fisik

Tenaga keterapian fisik terdiri dari fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara,

dan akupunturis. Tabel berikut ini adalah persebaran tenaga keterapian fisik berdasarkan

unit pelayanan:

Tabel 2. 6. Tenaga Keterapian Fisik

No. TENAGA PUSK RS SARKES DINKES DIKNAKES/

DIKLAT JUMLAH

1 Fisioterapi 0 4 0 0 0 4

2 Terapi Okupasi 0 0 0 0 0 0

3 Terapi wicara 0 0 0 0 0 0

4 Akupunturis 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 4 0 0 0 4

Rasio tenaga keterapian fisik per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar 0.39.

6. Tenaga Keteknisian Medik

Tenaga keteknisian medis terdiri dari radiographer, radioterapis, teknisi

elektromedis, teknisi gigi, analis kesehatan, refraksionis optisien, ortotik prostetik, rekam

medis, teknisi transfusi darah, dan ahli madya kardiovaskuler. Namun di Kabupaten

Lumajang sendiri pada tahun 2013 hanya tersedia beberapa teknisi medis sebagaimana

tercantum dalam tabel berikut ini:

Tabel 2. 7. Tenaga Keteknisian Medik

No. TENAGA PUSK RS SARKES DINKES DIKNAKES

/ DIKLAT JUMLAH

1 Tem&P. Rontg 9 17 5 0 0 31

2 P. Anestesi 0 15 0 0 0 15

3 Analis Kesehatan 0 6 0 0 0 6

Jumlah 9 32 5 0 0 52

Ratio tenaga keteknisian medis per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar 5.11.

Page 20: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 16

BAB II.GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

7. Tenaga Non Kesehatan

Tenaga non kesehatan di pelayanan kesehatan Kabupaten Lumajang terdiri dari

pekarya, tata usaha, sopir, keuangan dan tenaga non kesehatan lainnya yang berjumlah

116 orang dan didistribusikan antara lain di Dinas Kesehatan, Puskesmas, Sarana

Kesehatan (Laboratorium Kesehatan, Instalasi Perbekalan Farmasi Kesehatan, dan Balai

Kesehatan Olah Raga).

Page 21: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 17

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Tabel. 2.8.

Anggaran dan Realisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2010 - 2013

NO URAIAN ANGGARAN / TARGET TAHUN REALISASI / PENDAPATAN ANGGARAN TAHUN

2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013

1 Pendapatan

-PAD

2,412,248,000

7,968,400,000

7,151,259,000

8,302,768,000

2,733,759,209

6,067,084,522

8,539,624,260

7,306,670,994

2

Belanja

A. Belanja Tidak

Langsung

-Belanja Pegawai

23,456,083,560

27,385,160,117

30,962,344,853

37,872,834,351

23,060,904,112

27,167,935,503

30,598,731,469

32,131,925,939

3

B. Belanja Langsung

- Belanja Pegawai

906,661,000

6,633,520,000

7,375,430,000

7,137,539,000

753,463,600

4,274,962,200

6,915,287,100

6,926,581,500

- Belanja Barang dan Jasa

9,257,866,900

10,271,710,450

10,698,609,672

15,748,926,668

8,481,238,320

9,288,986,660

10,147,308,408

13,553,808,834

- Belanja Modal

9,226,620,100

3,544,822,550

3,691,700,000

5,717,580,000

7,254,962,000

3,401,119,676

3,537,394,030

4,262,000,260

TOTAL

42,847,231,560

47,835,213,117

52,692,084,525

66,476,882,019

39,550,568,032

44,133,004,039

51,198,721,007

56,874,316,533

Page 22: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 18

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Tabel. 2.9.

Rasio Anggaran dan Realisasi serta Rata-Rata Pertumbuhan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2010 - 2013

NO URAIAN RASIO ANTARA REALISASI DAN ANGGARAN TAHUN RATA-RATA PERTUMBUHAN

2010 2011 2012 2013 ANGGARAN REALISASI

1 Pendapatan

-PAD

113.33%

76.14%

119.41%

88.00%

6,458,668,750 6,539,046,552

2 Belanja

A. Belanja Tidak Langsung

-Belanja Pegawai 98.32%

99.21%

98.83%

84.84%

29,919,105,720

29,820,310,858

3 B. Belanja Langsung

- Belanja Pegawai 83.10% 64.44% 93.76% 97.04% 5,513,287,500 5,474,988,150

- Belanja Barang dan Jasa 91.61% 90.43% 94.85% 86.06% 11,494,278,423 11,300,121,278

- Belanja Modal 78.63% 95.95% 95.82% 74.54% 5,545,180,663 5,052,266,138

TOTAL 92.31% 92.26% 97.17% 85.56% 52,462,852,805 51,638,686,923

Page 23: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 19

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan

2.3.1 Mortalitas

Mortalitas atau angka kematian menggambarkan proporsi kejadian kematian di

masyarakat pada kelompok umur atau kelompok resiko tertentu. Angka kematian juga

menggambarkan mutu pelayanan kesehatan di suatu wilayah. Angka kematian umumnya

diperoleh melalui suatu survei, namun demikian karena berbagai keterbatasan angka kematian

dalam profil ini diperoleh melalui pencatatan dan pelaporan rutin.

A. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) menggambarkan jumlah bayi (umur < 1 tahun) yang

meninggal di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah kelahiran hidup di

wilayah dan pada kurun waktu yang sama.

Pada tahun 2013 terdapat 238 kematian bayi dari 16.018 kelahiran hidup diantaranya

122 bayi laki-laki dan 116 bayi perempuan yang dilaporkan meninggal (Lampiran tabel 7).

AKB merupakan tujuan MDG’s 4 yaitu menurunkan kematian anak dengan salah satu

indicator Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup. Oleh karena itu banyak

program kesehatan yang disinergikan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi.

Semakin kecil angka kematian bayi menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan yang

semakin baik. Capaian AKB di Kabupaten Lumajang pada tahun 2013 sebesar 14.86 per

1000 kelahiran hidup. Capaian AKB di Kabupaten Lumajang ini masih berada dibawah

target MDG’s.

Beberapa upaya yang telah dilakukan Dinas Kesehatan dan jaringannya dalam

menurunkan kematian bayi dengan proporsi jumlah tenaga medis dan paramedis yang

memadai, tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang memadai (Puskesmas PONED dan

Puskesmas Plus yang mendatangkan dokter spesialis kandungan dalam rangka

pendampingan pada bidan terkait kasus-kasus terutama yang dihadapi bidan di lapangan),

mengaktifkan posyandu dan polindes serta melaksanakan program JKN dari pemerintah

dalam meningkatkan akses terhadap pelayanan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh

dokter atau bidan melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan persalinan.

B. Angka Kematian Balita (AKBAL)

Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang

berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya

ditulis dengan notasi 0-4 tahun. Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak

berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada

pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi).

Page 24: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 20

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Cakupan angka kematian balita di Kabupaten Lumajang tahun 2013 sebesar 15.48

per 1.000 kelahiran hidup dengan 248 kasus kematian balita diantaranya 138 kematian bayi

dan 10 kematian anak balita. Upaya menurunkan angka kematian anak merupakan salah

satu target MDG’s yang keempat. Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan

hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan tempat tinggal anak-

anak termasuk pemeliharaan kesehatannya.

C. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran

perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat

pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan

masa nifas.

Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam

kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau

tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau

pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh. Angka

Kematian Ibu (AKI) seperti halnya AKB juga menggambarkan kualitas pelayanan

kesehatan. AKI diperoleh dengan membagi jumlah kematian ibu yang berhubungan dengan

kehamilan dan persalinannya dibagi dengan seluruh kelahiran hidup yang ada dan dikalikan

dengan konstanta (100.000 per kelahiran hidup). AKI mengacu pada jumlah kematian ibu

yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, nifas dan bukan karena kecelakaan di

suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada

kurun waktu yang sama.

AKI Kabupaten Lumajang pada tahun 2013 tercatat 23 kasus atau sebesar 143,59 per

100.000 kelahiran hidup Dengan kejadian kematian ibu pada waktu hamil sebanyak 10,

masa persalinan sebanyak 6, dan masa nifas sebanyak 7.

Untuk menekan AKI, Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus melakukan upaya

penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat terutama ibu hamil, peningkatan

manajemen KIA, pemantauan bumil dan bufas resiko tinggi serta pemberdayaan masyarakat

dalam upaya Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) menuju persalinan

yang aman dan selamat, termasuk di dalamnya pengadaan Ambulans Desa yang berfungsi

dalam merujuk ibu untuk cepat mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Selain itu melihat angka kematian ibu dengan umur kurang dari 20 th yang mempunyai

resiko tinggi hamil maka Dinas Kesehatan bekerjasama Departemen Agama dalam hal ini

Kantor Urusan Agama yang mempunyai wewenang untuk memproses suatu perkawinan

yang sah menurut Negara dana agama. Sehingga ini merupakan salah satu wadah untuk

memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terutama tentang Perencanaan

Page 25: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 21

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Kehamilan, perawatan kehamilan dan bayi, persalinan aman dan KB sasaran calon

pengantin.

2.3.2 Morbiditas

A. Penyakit Menular Langsung

1. Tuberculosis

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Penyakit TBC adalah merupakan

suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Mikobakterium tuberkulosa. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tanpa

terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja yang

penularannya melalui percikan dahak.

Laporan pencapaian MDG’s 6 menunjukkan bahwa salah satu targetnya

adalah mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru

tuberkulosis. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah

angka penemuan kasus baru BTA positif (CDR) yaitu proporsi jumlah pasien baru

BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif

yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.

Di Kabupaten Lumajang pencapaian CDR sebesar 72.58%, capaian ini

dibandingkan dengan target dalam renstra maupun SPM mengalami penurunan.

Tetapi ini tidak berarti bahwa program TB di Kabupaten Lumajang mengalami

penurunan. Untuk menganalisa bahwa capaian program TB di suatu wilayah baik

atau belum dapat dilihat dari perjalanan waktu capaian program TB 5 tahun

kebelakang. Dimana secara teori menjelaskan jika CDR selama 5 tahun berturut-turut

mengalami kenaikan maka pada tahun ke 5 akan mengalami penurunan yang berarti

menunjukkan bahwa di suatu wilayah tersebut sudah mulai terputus rantai penularan

TB dengan diimbangi tingkat kesembuhan serta pengobatan lengkap TB meningkat.

Di bawah ini Peta Penemuan Kasus Baru TB BTA Positif berdasarkan wilayah

puskesmas.

Dalam mengukur keberhasilan pengobatan TB dengan menggunakan

indikator persentase sembuh, persentase pengobatan lengkap dan angka keberhasilan

pengobatan (Success Rate). Pada tahun 2013 di Kabupaten Lumajang persentase

kesembuhan mencapai 92.12%, prosentase ini sudah mencapai target RPJMD sebesar

86.5%. Sedangkan persentase pengobatan lengkap sebesar 4.46%. Sedangkan angka

keberhasilan pengobatan yang mengindikasikan persentase pasien baru BTA positif

yang menyelesaikan pengobatan baik sembuh maupun yang menjalani pengobatan

lengkap diantara pasien baru BTA positif yang tercatat mencapai 96,74%.

Page 26: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 22

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Beberapa faktor yang mendukung tingginya cakupan kesembuhan penderita

TB Paru BTA (+) diantaranya adalah tingginya kepatuhan dan keteraturan berobat

dari penderita karena adanya informasi yang jelas serta adanya penemuan penderita

lebih dini.

2. Pneumoni

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

(alveoli). Terjadinya pneumonia atau pnemonia pada anak seringkali bersamaan

dengan proses infeksi akut pada bronkus (bronchopneumonia). Gejala penyakit ini

berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas

napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada

anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada

anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak

dikenal diagnosis pnemonia.

Penanggulangan penyakit pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA

(Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini

mengupayakan agar istilah Pneumonia lebih dikenal masyarakat, sehingga

memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang

penanggulangan Pneumonia. Cakupan penemuan pneumonia menunjukkan jumlah

penderita yang ditemukan dan ditangani dibandingkan dengan 10% jumlah perkiraan

penderita pada balita. Cakupan penemuan dan penanganan pneumonia pada balita di

Kabupaten Lumajang pada tahun 2013 sebesar 32.69,% dengan jumlah kasus yang

ditemukan sebanyak 2.558 kasus.

3. HIV/AIDS dan IMS

HIV merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV

merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia

(terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem

kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini

mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang

akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.

AIDS adalah singkatan dari ‘acquired immunedeficiency syndrome’ dan

menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem

kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah diartikan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV

dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa

infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.

MDG’s ke enam bertujuan dalam memerangi HIV/AIDS dan penyakit

menular lainnya. Jumlah penderita HIV di Kabupaten Lumajang tahun 2013

Page 27: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 23

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

ditemukan sebanyak 36 kasus. Secara kumulatif penderita yang sudah terindikasi

AIDS sebanyak 24 orang. Penemuan kasus HIV/AIDS ini mengalami peningkatan

dari tahun sebelumnya namun demikian jumlah penderita yang ditemukan pada tahun

2013 ini belum bisa menggambarkan semua penderita HIV-AIDS karena penderita

HIV-AIDS tidak terlepas dari gambaran fenomena gunung es. Dimana kasus yang

terdeteksi masih jauh dari kasus yang sebenarnya terjadi.

4. Diare

Penyakit diare saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Angka

kesakitan diare menggambarkan jumlah penderita kasus diare di suatu wilayah

tertentu selama 1 tahun dibandingkan 10% jumlah perkiraan kasus penduduk di

wilayah dan pada kurun waktu yang sama yang menderita diare. Pada tahun 2013

ditemukan 20.860 kasus diare dari 21.789 perkiraan kasus penduduk Kabupaten

Lumajang yang menderita diare sehingga cakupan kesakitan diare mencapai 95.74%.

5. Kusta

Penyakit kusta merupakan suatu penyakit kronis yang menular dan dapat

menyebabkan cacat. Karena itu penyakit ini tidak hanya menimbulkan masalah

kesehatan, melainkan juga masalah ekonomi dan sosial bagi penderitanya,terutama di

negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia.

Penyakit kusta diklasifikasikan menjadi 2 yakni kusta tipe PB (Pause Baciller)

atau tipe kering dan MB (Multi Baciller) atau tipe basah.Tipe PB mempunyai gejala

macula/ kelainan kulit antara 1-5 buah, kerusakan syaraf tepi 1 buah, pemeriksaan

BTA negatif, tida kmenular, dan membutuhkan pengobatan tepat waktu 6 dosis

dalam waktu 6-9 bulan. Sedangkan tipe MB mempunyai gejala macula/ kelainan

kulit> 5 buah, kerusakan syaraf tepi> 1 buah, pemeriksaan BTA positif, menular, dan

membutuhkan pengobatan tepatwaktu 12 dosis dalam waktu 12-18 bulan.

Pada tahun 2013 di Kabupaten Lumajang untuk penderita kusta baik tipe MB

belum 100% menyelesaikan pengobatan atau RFT (Release From Treatment):

a. Persentase RFT PB sebesar 100%.

Angka ini berasal dari kohort ditemukannya 21 orang penderita kusta PB

pada tahun 2012 dan yang diberi pengobatan tepat waktu dengan dosis 6 bulan

dan RFT-nya berhasil sebanyak 21 orang penderita.

b. Persentase RFT MB sebesar 88.21%.

Angka ini berasal dari kohort ditemukannya 195 orang penderita kusta

PB pada tahun 2011 dan diberi pengobatan tepat waktu dengan dosis 12 bulan

dan RFT-nya berhasil sebanyak 172 orang penderita.

Page 28: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 24

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

B. Penyakit Menular bersumber Binatang

1. Demam Berdarah

Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular

yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan. Bisa muncul sebagai kejadian

luar biasa (KLB) karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan

kematian. Pada umumnya kasus ini mulai meningkat saat musim hujan, yang perlu

menjadi perhatian karena musim hujan sudah tidak bisa diprediksi karena perubahan

musim yang tidak menentu sehingga membutuhkan kewaspadaan dan kesadaran dari

masyarakat dalam menggalakkan kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk

DBD).

Jumlah penderita DBD di Kabupaten Lumajang selama kurun waktu 2013

sebanyak 151 kasus atau sebesar 14.83 per 100.000 penduduk sedangkan target yang

ditetapkan dalam RPJMD sebesar 52 per 100.000 penduduk. Angka kesakitan DBD

di Kabupaten Lumajang jauh lebih rendah jika dibandingkan target RPJMD

Kabupaten Lumajang. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kesadaran masyarakat

akan pentingnya PHBS dan kemandirian masyarakat untuk melakukan

pemberantasan sarang nyamuk DBD dengan melaksanakan 3M plus.

2. Malaria

Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasite “Plasmodium” yang

menyerang sel darah merah, ditularkan melalaui gigitan nyamuk anopheles.

Kabupaten Lumajang termasuk salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

memiliki daerah rawan malaria. Pada tahun 2013 ditemukan 31 suspek yang positif

dengan jumlah penderita paling banyak dialami laki-laki sebanyak 29 orang dan

perempuan sebanyak 2 orang. Angka kesakitan malaria di Kabupaten Lumajang pada

tahun 2013 sebesar 0,03 per 1000 penduduk.

3. Filariasis

Penyakit filariasis adalah penyakit menular kronis yang disebabkan cacing

filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak system limfe.

Penyakit ini menyebabkan pembengkakan tangan, kaki, granula mammae dan

scrotum. Sepanjang tahun 2013 di Kabupaten Lumajang ditemukan kasus baru

filariasis sebanyak 1 orang perempuan di wilayah Puskesmas Labruk dan meninggal.

Sehingga total penderita filariasis tahun 2013 sebanyak 3 orang penderita baru dan

lama.

Page 29: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 25

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

C. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

1. Difteri, Pertusis, Tetanus, dan Tetanus Neonatorum

Penyakit difteri adalah salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi. Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium dipththeriae

yang menyerang system pernafasan bagian atas. Difteri ini juga kerap ditandai

dengan tumbuhnya membrane kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran

pernafasan.

Di Kabupaten Lumajang sepanjang tahun 2013 ditemukan kasus difteri

sebanyak 22 kasus dengan perbandingan penderita laki-laki sebanyak 16 penderita

dan penderita perempuan sebanyak 6 orang. Gambaran kasus menurut jenis kelamin

menunjukkan 22 kasus yang tersebar di 22 desa se-Kabupaten Lumajang (Lampiran

tabel 21 dan 50). Di bawah ini distribusi penyakit difteri berdasarkan jenis kelamin.

Sedangkan untuk pertusis dan tetanus non neonatorum di Kabupaten

Lumajang tidak ditemukan adanya kasus.Tetapi untuk tetanus neonatorum ditemukan

adanya 1 kasus.

2. Polio dan AFP

Polio adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit

ini disebabkan oleh virus yang menyerang saraf hingga penderita mengalami

kelumpuhan. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak usia 0-3 tahun yang

ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit

di tungkai dan lengan.

AFP (Lumpuh Layu Akut) merupakan kondisi abnormal ketika seseorang

mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat

pada kelumpuhan. Penemuan kasus AFP di Kabupaten Lumajang tahun 2013

sebanyak 3 kasus atau sebesar 1.28 per 100.000 penduduk <15 tahun. Dalam target

Renstra Kabupaten Lumajang Penemuan Penderita AFP ditetapkan sebesar >2.

Angka penemuan penderita AFP tahun 2012 masih dibawah target SPM maupun

RPJMD Kab. Lumajang. Penemuan penderita AFP belum mencapai target yang

ditetapkan karena tidak ditemukannya kasus AFP meskipun deteksi dini sudah

dilakukan baik dengan melakukan surveilans berbasis masyarakat maupun rumah

sakit.

3. Hepatitis B

Sepanjang tahun 2013 di Kabupaten Lumajang tidak ditemukan Kasus

hepatitis yang terekam dalam rekapitulasi laporan bulanan penyakit di Puskesmas

oleh Dinas Kesehatan.

Page 30: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 26

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

4. Campak

Kasus campak sepanjang tahun 2013 tercatat sejumlah 15 kasus. Kasus ini

lebih rendah jika dibandingkan dengan kasus campak yang tercatat sepanjang tahun

2012. Gambaran kasus menurut jenis kelamin menunjukkan penderita laki-laki

sebanyak 10 kasus dan perempuan sebanyak 5 kasus. Di bawah ini distribusi penyakit

campak.

5. Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan

pemutusan mata rantai penularan pada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

(PD3I). Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan program imunisasi

adalah angka Universal Child Immunization (UCI). Pada awalnya program UCI

tercapai jika cakupan imunisasi lengkap minimal 80% untuk tiga jenis antigen yaitu

DPT3, polio, campak. Kemudian mulai tahun 2012, indikator UCI mengalami

perubahan dimana cakupan UCI tercapai jika cakupan imunisasi lengkap minimal

80% dengan indikator satu bayi mendapat diimunisasi dasar lengkap mencakup

semua HB0, BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, campak 1 kali.

Capaian tahun 2013 masih di bawah target SPM meskipun sudah mengalami

peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya karena ada beberapa desa yang bayinya

masih belum mendapatkan imunisasi lengkap terutama untuk bayi BBLR (berat bayi

lahir rendah) karena imunisasi lengkap baru bisa dilaksanakan jika berat badan sudah

normal, selain itu adanya balita sakit yang akan diimunisasi, adanya penolakan dari

pasien dan perpindahan balita yang menyebabkan belum tercapainya target.

2.3.3 Status Gizi

1. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat

kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saa tlahir sampai dengan 24 jam pertama

setelah lahir. Persentase BBLR di Kabupaten Lumajang sebesar 5.34% atau sebesar

855 kasus BBLR dari 16.018 bayi jumlah bayi baru lahir yang ditimbang. Di Kab.

Lumajang BBLR menyumbang 44% sebagai penyebab kematian neonatal. BBLR di

Kabupaten Lumajang melebihi nilai toleransi sesesar 5% dikarenakan beberapa hal

diantaranya masih tingginya ibu hamil anemia dan kekurangan energi kronis.

2. Balita dengan Gizi Buruk

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapainnya dalam

MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur,

berat badan dan tinggi badan. Indikator BB/U memberikan indikasi masalah

kesehatan secara umum tetapi indikator ini tidak selalu menunjukkan masalah gizi

Page 31: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 27

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur

dan tinggi badan. Sedangkan indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang

sifatnya kronis sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang lama

misalnya kemiskinan, perilaku hidup kurang sehat dan pola asuh/pemberian makanan

yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan. Indikator BB/TB memberikan indikasi

masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam

waktu yang pendek. Jumlah balita gizi buruk berdasarkan indikator antropometri

BB/U di Kabupaten Lumajang sepanjang tahun 2013 sebanyak 462 atau sebesar

0,64%. Berdasarkan jenis kelamin balita yang mengalami gizi buruk lebih banyak

dialami balita laki-laki yaitu sebesar 236 balita jika dibandingkan dengan balita

perempuan yang mencapai 226 balita. Sedangkan cakupan balita gizi buruk yang

mendapat perawatan berdasarkan indikator antropometri BB/TB dapat tercapai

100%.

2.3.4 Perilaku Hidup Masyarakat

1. Rumah Tangga Sehat Ber PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan

seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan

berperan aktif dalam mewujudkan dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.Jadi

PHBS merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu

mempraktikkan PHBS. PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan

anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup

bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Dalam

mendukung pencapaian rumah tangga ber-PHBS tidak hanya difokuskan pada salah

satu anggota keluarga tetapi semua anggota keluarga tanpa membedakan kedudukan,

fungsi dan peranan masing-masing anggota keluarga dalam berperilaku hidup bersih

dan sehat.

Jumlah rumah tangga yang dipantau ber PHBS pada tahun 2013 diukur

berdasar pada hasil penelitian. Hasil penelitian yang menggunakan metode rapid

survey, diperoleh data Rumah Tangga yang ber PHBS sebanyak 2.014 dari 5.250

rumah yang dipantau atau sebesar 38.36%.

2. Cakupan Posyandu Purnama dan Mandiri

Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan adalah

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat itu

sendiri.Posyandu merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang dikelola

oleh masyarakat dengan dukungan teknis petugas Puskesmas.Pada perkembangannya

Page 32: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 28

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

posyandu dibagi menjadi 4 strata yaitu posyandu pratama, posyandu madya,

posyandu purnama dan posyandu mandiri.Pembagian keempat strata posyandu

tersebut berdasarkan pada tingkat kualitas dan telaah kemandirian posyandu.

Di Kabupaten Lumajang dari 1285 posyandu sepanjang tahun 2013terdiri dari

35 posyandu pratama (2.72%), 439 posyandu madya (34.16%), 603 posyandu

purnama (46.93%), dan 208 posyandu mandiri (16.19%).

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi.

2.3.5 Keadaan Lingkungan

1. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat

kesehatan yaitu memiliki jamban sehat, tempat pembuangan sampah, sarana air

bersih, sarana pembuangan air limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian rumah sesuai

dan lantai rumah yang sehat.

Berdasarkan laporan puskesmas menunjukkan jumlah rumah yang ada di

Kabupaten Lumajang tahun 2013 sebanyak 269.623 buah. Hasil survei sanitasi

tercatat 69.055 rumah yang termasuk kategori rumah sehat dari 101.592 rumah yang

diperiksa atau sebesar 25.61%.

2. Institusi yang Dibina Kesehatan Lingkungannya

Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya meliputi sarana pelayanan

kesehatan, instalasi pengolahan air minum, sarana pendidikan, saranan ibadah,

perkantoran, dan sarana lain. Jumlah institusi yang dibina di Kabupaten Lumajang

sepanjang tahun 2013 sebesar 2.225 dari 3.161 institusi yang ada atau sebesar 70.4%.

3. Sarana Air Bersih

Air bersih yang dimaksuddalamhalinimeliputiair kemasan, air ledeng,

sumurpompatangan (SPT), sumurgalian (SGL), penampungan air hujan (PAH), amat

air ,dan air bersihdarisumberlainnya. Sedangkanpersentasekeluarga yang

memilikiaksesterhadap air bersihberartijumlah KK yang memilikiaksesterhadap air

bersih di bandingkanjumlah KK yang adapadakurunwaktu yang sama.

Page 33: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 29

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Jumlah keluarga hasil survei sanitasi tedapat 181.812 keluarga dengan jumlah

keluarga yang mempunyai akses air bersih sebesar 269.623 keluarga atau sebesar

67.43% dari total keluraga.

4. Sarana Sanitasi Dasar

Upaya pemanfaatan kualitas air bersih akan berdampak positif jika diikuti

dengan penyediaan sanitasi yang baik meliputi kepemilikan jamban, tempat sampah

dan pengelolaan air limbah. Dalam hal ini kaum perempuan memiliki peran utama

dalam mengumpulkan, mengangkut, menggunakan dan mengelola air dan

memajukan praktek- praktek saniter namun hampir tidak pernah dilibatkan dalam

pembuatan keputusan dalam sektor ini.Fokus pada peran gender memberi manfaat

yang lebih besar dari sekedar kemampuan proyek untuk menyediakan air dan sanitasi

yang baik, yang tercermin dalam beberapa aspek seperti proses penyediaan yang

lebih baik, pengoperasian dan pemeliharaan yang lebih baik, pengembalian biaya,

dan kesadaran terhadap higiene. Pada tahun 2013 di Kabupaten Lumajang dari data

STBM jumlah KK yang memiliki jamban 194.229 KK yang ada, sebanyak 172.168

KK yang memiliki jamban sehat atau sebesar 88.64%. Dari 55.631KK yang diperiksa

dan memiliki tempat sampah menunjukkan 41.535 KK yang memiliki tempat sampah

sehat dan dari 97.722 KK yang diperiksa dan memiliki SPAL terdapat 54.893 yang

SPALnya sehat.

Page 34: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 30

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Tabel. 2.10. Pencapaian Kinerja Pelayana Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2010 – 2013

NO INDIKATOR KINERJA SESUAI

TUGAS DAN FUNGSI SKPD

SAT

UAN

TARGET RENSTRA PADA TAHUN REALISASI CAPAIAN PADA TAHUN RASIO CAPAIAN PADA TAHUN

2010

2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013

1 Meningkatkan cakupan K 4

% 95% 95% 95% 95% 90.82% 90.34% 91.41% 89.32% 95.60% 95.09% 96.22% 94.02%

2 Meningkatkan cakupan Linakes

% 92% 92% 92% 92% 98.11% 99.15% 100.83% 98.98% 106.64% 107.77% 109.60% 107.59%

3 Meningkatkan cakupan Komplikasi

kebidanan yg ditangani % 82% 82% 82% 82% 86.27% 105.12% 117.47% 112.07% 105.21% 128.20% 143.25% 136.67%

4 Meningkatkan cakupan ibu nifas

% 82% 82% 85% 85% 94.91% 96.92% 96.04% 94.18% 115.74% 118.20% 112.99% 110.80%

5 Meningkatkan cakupan peserta KB

aktif % 70 72 72 74 80.33% 79.94% 80.32% 74.39% 1.15% 111.03% 111.56% 100.53%

6 Meningkatkan cakupan Kunjungan

bayi % 90% 90% 90% 90% 97.34% 97.10% 104.18% 99.91% 108.16% 107.89% 115.76% 111.01%

7 Meningkatkan cakupan Neonatus

dengan komplikasi yang ditangani % 82% 82% 84% 84% 97.22% 103.00% 108.50% 86.13% 118.56% 125.61% 129.16% 102.54%

8 Meningkatkan cakupan pelyanan anak

balita % 82% 82% 84% 84% 87.67% 84.00% 82.96% 82.85% 106.91% 102.44% 98.77% 98.63%

9 Meningkatkan kunjungan Rawat Jalan

di Puskesmas % 60 60 60 60 69% 69% 64.38% 71.16% 115.00% 115.00% 107.30% 118.60%

10 Meningkatkan kunjungan Rawat Inap

di Puskesmas % 1.5 1.5 1.5 1.5 1.70% 1.50% 5.08% 2.26% 113.33% 100.00% 338.64% 151%

11 Penderita DBD yang ditangani

% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100.00% 100.00% 100% 100%

12 Penderita baru TB Paru BTA (+) yang

ditangani % 80% 80% 80% 80% 98% 97.17% 84.47% 72.58% 122.50% 121.46% 105.59% 90.73%

13 Meningkatkan cakupan penemuan dan

penanganan penderita Kusta 0/000 3/10.000 3/10.000 3/10.000 3/10.000 2,93/10.000 2.16/10,000 1.92/10.000 1.74/10000 97.67% 72.00% 64% 58%

Page 35: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 31

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

NO INDIKATOR KINERJA SESUAI

TUGAS DAN FUNGSI SKPD

SAT

UAN

TARGET RENSTRA PADA TAHUN REALISASI CAPAIAN PADA TAHUN RASIO CAPAIAN PADA TAHUN

2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013

14 Meningkatkan cakupan penemuan dan

penanganan penderita AFP % ≥ 2 ≥ 2 ≥ 2 ≥ 2 ≥1,17 ≥3.52 ≥1.69 ≥1.28 58.50% 176.00% 85% 65%

15 Meningkatkan Cakupan desa/kelurahan

UCI % 80 85 90 95 86.7% 27.32% 64.88% 76.10% 108.38% 32.14% 72% 80%

16 Penanganan desa /kelurahan

mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemiologi < 24 jam

% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100 % 100% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

17 Penderita diare yang ditangani

% 85% 85% 86% 86% 100% 100% 65.15% 95.74% 117.65% 117.65% 75.75% 111.33%

18 Meningkatkan capaian Desa siaga aktif

% 50 55 60 65 57.40% 60.49% 60.00% 67.00% 114.80% 109.98% 100.00% 103.08%

19 Meningkatkan capaian Posyandu Puri

% 40 45 50 55 64.20% 66.90% 61.25% 61.79% 160.50% 148.67% 122.49% 112.35%

20 Meningkatkan capaian Rumah tanggga

sehat % 15 20 25 30 22.38% 20.00% 40.52% 38.36% 149.20% 100.00% 162.06% 127.87%

21 Meningkatkan capaian Sekolah sehat

% 15 20 25 30 17.3% 20.0% 4.85% 37.64% 115.33% 100.00% 19.40% 125.47%

22 Meningkatkan capaian Ponpes sehat

% 5 7 9 11 0.00% 7.00% 22.12% 21.70% 0.00% 100.00% 246% 197%

23 Meningkatkan Cakupan gizi buruk

mendapat perawatan % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100.00% 100.00% 100% 100%

24 Menurunkan prevalensi kekurangan

energi protein (KEP) % 0.60% 0.575% 0.55% 0.525% 0.68% 0.56% 0.52% 0.64% 113.33% 97.39% 105.61% 78.10%

25 Meningkatkan cakupan balita dapat vit

A % 90% 91.30% 92.50% 93.80% 88.2% 85.22% 87.00% 79.97% 98.00% 93.34% 94.05% 85.26%

26 Meningkatkan cakupan pemberian

makanan pendamping ASI (MP ASI)

bagi bayi dan anak usia 6 - 24 bln dari

Gakin

% 25% 31.30% 37.50% 43.80% 46.66% 81.09% 79.70% 44.44% 177,76% 259.07% 212.54% 101.46%

Page 36: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 32

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Keshetan

2.4.1 Tantangan Pelayanan Dinas Keshetan

Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku

hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan

kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Lumajang mengalami peningkatan pada tahun

2013 yaitu sebanyak 23 kasus dari 16.018 Kelahiran Hidup atau sebesar 143,59 per 100.000

kelahiran hidup Dengan kejadian kematian ibu pada waktu hamil sebanyak 10, masa persalinan

sebanyak 6, dan masa nifas sebanyak 7. Angka tersebut melebihi target MDG’s yang hanya

102/100.000 Kelahiran Hidup. Oleh karena itu diperlukan upaya yang luar biasa melalui

keterpaduan program untuk menurunkan AKI semaksimal mungkin, minimal dapat mencapai

target MDG’s. Demikian halnya dengan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2013 juga

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 dan 2011, yaitu sebesar 238 kasus atau

14,86/1.000 Kelahiran Hidup. Meskipun masih dibawah target MDG’s yaitu 23/1.000 Kelahiran

Hidup, akan tetapi trend yang meningkat harus segera diatasi agar tidak semakin naik di tahun –

tahun berikutnya.

Gizi buruk di Kabupaten Lumajang mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2012

dimana jumlah balita gizi buruk berdasarkan indikator antropometri BB/U di Kabupaten

Lumajang sepanjang tahun 2013 sebanyak 462 atau sebesar 0,64%. Berdasarkan jenis kelamin

balita yang mengalami gizi buruk lebih banyak dialami balita laki-laki yaitu sebesar 236 balita

jika dibandingkan dengan balita perempuan yang mencapai 226 balita.

Capaian cakupan Universal Child Imunization (UCI) yang belum memenuhi target, yaitu

hanya 76,10 akan berpotensi meningkatnya kasus-kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I). Pada tahun 2013 terdapat kasus-kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I), Di Kabupaten Lumajang sepanjang tahun 2013 ditemukan kasus difteri

sebanyak 22 kasus dengan perbandingan penderita laki-laki sebanyak 16 penderita dan

penderita perempuan sebanyak 6 orang. Untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat

PD3I perlu upaya imunisasi dengan cakupan yang tinggi dan merata.

Jumlah penderita HIV di Kabupaten Lumajang tahun 2013 ditemukan sebanyak 36 kasus.

Secara kumulatif penderita yang sudah terindikasi AIDS sebanyak 24 orang. Penemuan kasus

HIV/AIDS ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya namun demikian jumlah

penderita yang ditemukan pada tahun 2013 ini belum bisa menggambarkan semua penderita

HIV-AIDS karena penderita HIV-AIDS tidak terlepas dari gambaran fenomena gunung es.

Dimana kasus yang terdeteksi masih jauh dari kasus yang sebenarnya terjadi.

Tidak semua masayarakat tercakup asuransi kesehatan, hal ini terbukti dari belum semua

masyarakat mengikuti program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), hal ini menjadikan

tantangan kedepan untuk dapatnya ditingkatkan kepersertaan masyarakan dengan JKN. Untuk

Page 37: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 33

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

anggaran pembiayaan kesehatan, permasalahannya lebih pada alokasi yang cenderung pada

upaya kuratif dan masih kurangnya anggaran untuk biaya operasional dan kegiatan langsung

untuk Puskesmas. Terhambatnya realisasi anggaran juga terjadi karena proses anggaran

yang terlambat.Akibat dari pembiayaan kesehatan yang masih cenderung kuratif

dibandingkan pada promotif dan preventif mengakibatkan pengeluaran pembiayaan yang

tidak efektif dan efisien, sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan pada kecukupan

dan optimalisasi pemanfaatan pembiayaan kesehatan. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan

terus meningkat namun kebutuhan dan pemerataan distribusinya belum terpenuhi. Kualitas

tenaga kesehatan juga masih rendah, pengembangan karier belum berjalan, sistem

penghargaan, belum sebagaimana mestinya.

Desa siaga yang selama ini berjalan secara stagnan perlu ditingkatkan kembali agar

adanya pasrtisipasi dan kepedulian masyarakat dengan berbagai permasalahan dan saling

bersinergi membantu satu dan yang lainnya. Agar terbentuk dan terwujudnya pemberdayaan

kesehatan oleh masyarakat.

Masalah kurangnya tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis dan kualitas kompetensi

tenaga kesehatannya akan berdampak terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, di samping itu

juga menimbulkan permasalahan pada rujukan dan penanganan pasien untuk kasus tertentu.

Selain itu masih perlu ditingkatkanya standarisasi puskesmas demi meningkatkan pelayanan

kesehatan yang bermutu terutama dalam hal sarana dan prasarananya serta pelayanannya.

Sistem Informasi Kesehatan yang belum berjalan diseluruh Puskesmas dan belum

berjalannya bank data di dinas kesehatan disebabkan masih kurangnya sarana dan prasarana

dalam mendukung perkembangan Sistem Informasi Kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan

bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan dan menyimpan rekam medis secara elektronik

sehingga mempermudah dalam mengaksesnya.

2.4.2 Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Keshetan

Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar sudah meningkat yang

ditandai dengan pengembangannya Puskesmas, dibentuknya Poskesdes/ Polindes / Ponkesdes

dan Pustu di Kabupaten Lumajang dimana di tiap desa terdapat minimal satu

Polindes/Poskesdes, dan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin dijamin baik

di Puskesmas dan rumah sakit oleh Pemerintah merupakan suatu peluang yang di dukung oleh

desentralisasi kebijakan kesehatan yang memungkinkan pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan pembangunan kesehatan dapat lebih cepat dan sesuai dengan kondisi daerah.

Page 38: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 34

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Disamping itu, sektor kesehatan merupakan sektor prioritas baik oleh Pemerintah

Pusat, Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam upaya meningkatkan

kualitas manusia sehingga keterpaduan dan singkronisasi program kesehatan dapat lebih

efektif dalam mengatasi berbagai permasalahan di bidang kesehatan, khususnya dalam

rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup

masyarakat di Kabupaten Lumajang.

Page 39: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 35

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGASDAN FUNGSI

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau diutamakan dalam perencanaan

pembangunan. Perumusan isu-isu strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

berdasarkan tugas dan fungsi dikemukakan dengan permasalahan-permasalahan pelayanan

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya yang

diperoleh dari analisis internal dan eksternal. Analisis lingkungan baik internal maupun

eksternal organisasi merupakan hal yang penting dalam menentukan faktor-faktor penentu

keberhasilan bagi suatu organisasi. Dengan mengetahui kondisi internal maupun eksternal

organisasi dengan memperhatikan kebutuhan stakeholders, akan dapat diketahui kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang mempengaruhi organisasi. Analisis lingkungan

sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam merespon setiap

perkembangan zaman. Lingkungan internal mencakup struktur organisasi, komunikasi

antar bagian dalam organisasi, sumberdaya yang semuanya akan mendukung kelangsungan

hidup organisasi. Pemahaman terhadap lingkungan internal akan memberikan pemahaman

kepada organisasi akan kondisi dan kemampuan organisasi. Sedangkan lingkungan

eksternal meliputi situasi dan kondisi di sekeliling organisasi yang berpengaruh pada

kehidupan organisasi. Salah satu metode yang dipergunakan untuk melakukan analisis

lingkungan internal dan eksternal adalah metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,

dan Threats ). Dengan metode SWOT ini, diharapkan dapat membantu menentukan strategis

yang tepat dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi. Identifikasi lingkungan yang ada

di Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut:

1. Analisa Lingkungan internal

Analisa terhadap lingkungan internal Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang yang

memperlihatkan kekuatan dan kelemahan organaisasi adalah sebagai berikut :

A. STRENGTH ( Kekuatan )

1) Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

2) Peraturan Bupati Lumajang Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan

3) Adanya sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang bisa menjangkau seluruh

wilayah

Page 40: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 36

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGASDAN FUNGSI

4) Sudah terisinya semua jabatan dalam struktur organisasi

5) Dana tersedia secara berkesinambungan

6) Semua desa sudah terdapat fasilitas kesehatan

7) Adanya Puskesmas yang berpotensi untuk dikembangkan peran dan fungsinya

dalam meningkatkan mutu pelayanan.

8) Adanya Forum Masyarakat Desa (FMD);

B. WEAKNESSES ( Kelemahan )

1) Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita masih

cenderung naik.

2) Standarisasi Puskesmas masih belum optimal

3) Masih belum sesuai ratio tenaga medis / paramedis dengan jumlah penduduk

4) Kualitas Kompetensi tenaga kesehatan belum optimal

5) Kapasitas petugas masih belum optimal

6) Sistem informasi kesehatan dan sistem informasi manajemen belum optimal

7) Kesulitan dalam penyediaan data dan informasi yang cepat dan akurat

8) Perencanaan kegiatan kurang optimal

9) Kurangnya koordinasi antara manajemen dengan staf (Proses organisasi belum

berjalan dengan baik)

10) Fungsi monitoring dan evaluasi belum optimal

11) Pelaksanaan kegiatan belum teri ntegrasi secara komprehensif.

12) Sarana dan prasarana kesehatan yang belum memenuhi syarat baik dari segi

mutu maupun jumlah

13) Anggaran Preventif dan Promotif masih belum optimal

14) Kondisi Geografis yang berupa pegunungan.

C. OPORTUNITY ( PELUANG)

1) Adanya gerakan masyarakat berwawasan kesehatan

2) UU No. 32 Tahun 2009 dan UU No. 8 th. 2004 tentang otonomi daerah dan

Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah.

3) Pembangunan Kesehatan sebagai salah satu program prioritas pembangunan

4) Adanya Bidan & kader kesehatan di semua desa

5) Adanya 5 RS ( 1 RSUD , 1 RS POLRI, 3 RS swasta) sebagai tempat rujukan

Page 41: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 37

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGASDAN FUNGSI

6) Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan cukup tinggi

7) Adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

8) Kesepakatan Global / nasional

D. THREATS ( HAMBATAN )

1) Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah

2) Masih tingginya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan pengobatan tradisional

3) Semakin Meningkatnya keluarga Miskin

4) Gaya hidup yang tidak sehat dan dinamis

5) Tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan di bidang Kesehatan

6) Komitmen dan Profesionalisme petugas masih belum optimal

7) Persepsi tentang paradigma sehat dan pembangunan berwawasan kesehatan oleh

sektor lain masih belum optimal.

3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi Pemerintah Kabupaten Lumajang adalah Terwujudnya masyarakat lumajang yang

sejahtera dan bermartabat.Secara filosofis Visi tersebut dapat dijelaskan melalui makna yang

terkandung di dalamnya yaitu:

- Terwujudnya, terkandung didalamnya terciptanya, semangat, peran serta upaya untuk

menjadikan Lumajang yangsejahtera dan bermartabat;

- Masyarakat Lumajang, nilai kebersamaan dalam kehidupan menjadikan hal penting

dalam membangun dan mengembangkan kehidupan yang didukung dengan pengelolaan

dengan segala potensi dan sumber daya dalam sistem Pemerintahan di wilayah

Kabupaten Lumajang;

- Sejahtera, adalah kondisi kehidupan individu dan masyarakat yang terpenuhi kebutuhan

lahir dan batin;

- Bermartabat, adalah merupakan suatu nilai tertinggi dalam kehidupan secara lahiriah

dan batiniah. Sendi-sendi moral dalam kehidupan telah menjadi nilai luhur dalam

bermasyarakat, bernegara dan berbangsa;

Misi Pemerintah Kabupaten Lumajang yaitu:

1. Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan bermoral melalui

peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan, pembinaan keagamaan;

2. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat secara Merata Berbasis

Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata serta Usaha Pendukungnya;

Page 42: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 38

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGASDAN FUNGSI

3. Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih, dan demokratis melalui penyelenggaraan

pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif dan transparan serta mendorong

terciptanya ketentraman dalam kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.

3.3 Telaahan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

Rumusan Visi Kabupaten Lumajang yang diangkat merupakan arah kebijakan dalam

penyusunan program dan kegiatan strategik selama 5(lima) tahun kedepan yaitu Terwujudnya

Masyarakat Lumajang yang Sejahtera dan Bermartabat , Dimana Sebagai SKPD yang

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di sektor kesehatan, rencana strategis Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang ini disusun dengan memperhatikan pula RPJMD yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang.

Dalam RPJMD Kabupaten Lumajang, misi Meningkatkan kualitas SDM yang agamis,

cerdas, kreatif, inovatif, dan bermoral melalui peningkatan kualitas layanan pendidikan dan

kesehatan, pembinaan keagamaan dijabarkan dalam tujuan Meningkatnya Aksesibilitas dan

Derajat Kesehatan Masyarakat dimana kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran

Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat adalah dengan Meningkatkan Akses dan Mutu

Pelayanan Kesehatan Dasar sampai Ke Pelosok Desa dan Rujukan.

Dinas Kesehatan sebagai salah satu SKPD di Kabupaten Lumajang berkewajiban

mendukung visi Pemerintah Kabupaten Lumajang khususnya, dimana Dinas Kesehatan masuk

dalam misi “Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan

bermoral melalui peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan, pembinaan

keagamaan”, Tujuan Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakat dan sasaran

Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat dengan indikator sasaran Angka Harapan Hidup,

maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang menetapkan:

- Tujuan Dinas Kesehatan yaitu : Meningkatnya Derajad Kesehatan Masyarakat

Indikator Tujuan Yaitu : Angka Harapan Hidup

- Sasaran Dinas Kesehatan ada 2 (dua) yaitu :

1. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat, dengan 3 (tiga) indikator sasaran yaitu :

a. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

b. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup

c. Prevalensi Balita Stunting

2. Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan 4 (empat) indikator

sasaran yaitu :

a. Tertanganinya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam

b. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional

c. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi

d. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana dan

Prasarana

Page 43: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 39

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGASDAN FUNGSI

Guna mendukung kebijakan tersebut, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

sebagai salah satu penyelenggaran Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Lumajang harus turut

berupaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan. Dimana Pencapaian sasaran

tersebut dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut:

1. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu

2. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Dan Anak

3. Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat

4. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

5. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

6. Program Pembinaan Pelayanan Publik

7. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita

8. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

9. Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular

10. Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

11. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

12. Program Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Pada Masyarakat

13. Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan

14. Program Pengawasan Obat Dan Makanan

15. Program Pengawasan Dan Pengendalian Kesehatan Makanan

16. Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan

17. Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan Kesehatan BLUD

18. Program Pembinaan Lingkungan Sosial

19. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

20. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

21. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

22. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

23. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

24. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan

25. Program Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

26. Program Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

27. Program Pengadaan, Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Dan Prasarana

Puskesmas/Puskesmas Pembantu Dan Jaringannya

Page 44: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 40

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGASDAN FUNGSI

28. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan dan Prasarana Rumah Sakit/Rsj/Rs

Paru-Paru/Rs Mata

29. Program Peningkatan Manajemen Pelayanan Kesehatan

30. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

31. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga

32. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Berdasarkan hasil kajian kondisi dan situasi pengelolaan Lingkungan Hidup dan

potensi maupun isu stategis yang ada di Kabupaten Lumajang dapat dirumuskan ada 5 (lima)

isu pokok yang wajib mendapatkan perhatian bersama, yaitu :

1. Pengelolaan Hutan, Lahan dan Sumber Air

Luas wilayah Kabupaten Lumajang adalah 179.090 ha terbagi dalam 21 wilayah

kecamatan.Menurut penggunaannya, lahan utama di Kabupaten LumajangSecara garis besar

penggunaan lahan yang terbesar berupa lahan kering sebesar 32,45% dari luas wilayah

Kabupaten Lumajang atau seluas 58.114 ha. Kemudian diikuti penggunaan sebagai lahan

non pertanian sebesar 20,24%, areal persawahan sebesar 20,09%, areal hutan sebesar

16,11%, areal perkebunaan 8,84% dan yang terkecil adalah pemanfaatan areal untuk

penggunaan lainnya sebesar 2,27%, yaitu seluas 4.072 ha. Berdasarkan penggunaannya

sebagaimana tersebut diatas yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah arel hutan

karena sebagai ekosistem yang diantaranya memiliki tujuan menjaga kelestarian alam dan

pemelihara kelangsungan fungsi hidrologis daerah aliran sungai (DAS). Sebagai fungsi

menjaga kelestarian alam dimana salah satunya sebagai tempat konservasi keanekaragaman

hayati, dari hasil inventarisasi di kabupaten Lumajang terdapat 103 spesies yakni 25 flora

dan 78 fauna dimana 24 diantaranya merupakan spesies dalam kategori dilindungi karena

terancam/hampir punah. Sebagai fungsi hidrologis, hutan memiliki peran penting untuk

menjaga ketersedian sumber air di lima daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS Bondoyudo,

Glidik, Mujur Rawaan dan Rejali, dimana dalam wilayah ini terdapat 40 sungai, 10

Danau/Ranu dan 8 Rawa.

Disamping hutan, keberadaan Lahan kritis dikabupaten lumajang perlu

mendapatkan pengelolaan yang memadai. Dari hasil inventarisasi Dinas Kehutanan

Lumajang tahun 2012, luas lahan kritis mencapai 13.608 Ha atau 7,6 % dari Luas Kabupaten

Lumajang

2. Permasalahan Wilayah Pesisir dan Laut

Keberadaan wilayah pesisir dengan keanekaragaman sumber daya dan potensinya

diperlukan pengelolaan yang bersinergi baik dari pemerintah, masyarakat maupun pelaku

usaha. Adapun Sumber daya dan potensi pesisir yang dimiliki kabupaten Lumajang meliputi

Page 45: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 41

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGASDAN FUNGSI

sumberdaya hayati yaitu keberadaan terumbu karang dan hutan mangrove serta sumber daya

non hayati berupa bahan galian mineral pasir besi.

Seiring terus meningkatnya aktivitas manusia, tekanan pada kawasan pesisir terus

meningkat pula, ini dapat dilihat dari banyaknya lahan-lahan di sempadan pantai yang

berlubang-lubang akibata kegiatan pertambangan yang dilakukan usaha tambang dan

masyarakat.

3. Permasalahan Pencemaran Air, Tanah dan Udara

Fungsi lingkungan akan dapat terjaga dengan baik apabila perlindungan dan

pengelolaan daya dukung dan tampung lingkungan dapat terwujud. Upaya perlindungan dan

Pengelolaan tidak akan terlepas dari media lingkungan yaitu air, tanah dan udara.

Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air sungai yang ada dikabupaten Lumajang pada

tahun 2012 diperoleh data bahwa beberapa titik pantau sungai kualitasnya tidak memenuhi

baku mutu yang dipersyaratkan dengan kategori cemar ringan hingga sedang. Tekanan pada

kualitas air sungai disebakan semakin meningkatnya pemanfaatan air sungai sebagai media

pembuangan limbah cair oleh kegiatan industri maupun domestik. Tekanan lain terjadi pula

pada media udara, Pencemaran udara di Kabupaten Lumajang berdasarkan hasil pemantauan,

terjadipeningkatan parameter debu dan kebisingan di beberapa lokasi-lokasi fasilatas umum

maupun kegiatan industri, peningkatan ini disebakan karena pesatnya peningkatan sektor

trasnpotarasi dan belum patuhnya pelaku usaha/kegiatan dalam pengelolaan lingkungan.

Tidak kalah penting dan perlu mendapatkan perhatian, upaya perlindungan dan pengelolan

media tanah dari pencemaran limbah khususnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Meskipun belum pernah ada data terpublikasi mengenai pencemaran tanah akibat limbah B3

di Kabupaten Lumajang, upaya pencegahaan diperlukan karena potensi limbah Bahan

Berbaya dan Beracun dikabupaten Lumajang dari tahun ketahun meningkat seiring

tumbuhnya sektor industri yang menghasilkan limbah B3.

4. Permalasahan Lingkungan Perkotaan

Permasalahan lingkungan di wilayah perkotaan di kabupaten Lumajang adalah

masalah pengelolaan sampah dan menurunnya kualitas udara ambien di beberapa titik

pemantauan. Sebagaimana data yang dihimpun, produksi/timbulan sampah di wilayah

perkotaan pada tahun 2012 mencapai 79.566,96 M3 /tahun sedangkan sampah yang mampu

di tangani dengan sarana dan prasaran pendukung yang tersedia yaitu 58.340,4 M3 /tahun,

sehinga lebih dari 27 % sampah belum dapat dilakukan pengeloaan. Sedangkan penurunan

kualitas udara ambien terjadi akibat meningkatnya kadar debu dan kebisingan yang perkiraan

disebabkan meningkatnya kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat.

5. Perubahan Iklim

Peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer menyebabkan

perubahan komposisi atmosfer secara global yang berdampak menimbulkan masalah

Page 46: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 42

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGASDAN FUNGSI

pemanas global. Adanya peningkatan suhu global ini akan mempengaruhi proses fisik dan

kimia yang ada baik di bumi maupun atmosfer dan pada akhirnya berakibat pada perubahan

Iklim. Berdarkan hasil hasil inventarisasi diperkirakan konsentrasi gas rumah kaca di

Kabupaten Lumajang 219.239.806,49 ton CO2e/tahun dari sektor pertanian, peternakan dan

energi. Besarnya kosentrasi gas rumah kaca di kabupaten Lumajang secara langsung akan

berpengaruh pada peningkatan konsentrasi GRK secara global

Beberapa faktor penghambat dan pendorong pelayanan tugas dan fungsi Dinas

Kesehatan yang berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan ditinjau dari implikasi KLHS:

1.) Pembangunan SaranaPembuaangan Air Limbah (SPAL)

2.) Pembangunan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) di Puskesmas

3.) Pemusnahan Obat-obatan yang Expire

4.) Pengembagan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) pada Puskesmas

5.) Meningkatkan Kecamatan ODF

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan dalam lima tahun (2015-

2019), Penentuan Isu strategis tersebut digunakan Analisis SWOT, dengan isu-isu strategis

sebagai berikut :

1. Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita masih

cenderung naik.

2. Manajemen Informasi kesehatan belum optimal

3. Pelaksanaan kegiatan belum terintegrasi secara komprehensif.

4. Upaya Kesehatan Promotif dan Preventif masih belum didukung dengan pembiayaan

yang optimal

5. Standarisasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama masih belum optimal

6. Sarana dan prasarana kesehatan yang belum memenuhi syarat baik dari segi

mutu maupun jumlah

7. Ratio tenaga medis / paramedis dengan jumlah penduduk belum sesuai standart

8. Kompetensi dan Profesionalisme tenaga kesehatan belum optimal

Page 47: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 43

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN,SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan selama ini disadari telah mampu meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat secara bermakna, meskipun belum seluruhnya memuaskan. Oleh

karena itu untuk mencapai masyarakat dengan derajat kesehatan yang tinggi perlu diselenggarakan

pembangunan yang berkelanjutan melalui pelaksanaan program secara menyeluruh, terarah dan

terpadu dengan berdasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Kebijakan dan strategi

yang ditetapkan diharapkan agar perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya mampu

mempertimbangkan dampak terhadap kesehatan masyarakat, upaya-upaya di sektor kesehatan

sendiri harus mengutamakan upaya promosi dan preventif yang proaktif tanpa mengabaikan upaya

kuratifdan rehabilitatif. Untuk menghadapi hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang sebagai

pelaku pembangunan kesehatan harus mempunyai perencanaan strategik sebagai dasar tindakan dan

kegiatan. Sejalan dengan itu, berubahnya penyelenggaraan negara dengan sistem otonomi daerah

juga memberi perubahan alur perencanaan dari top down menjadi bottom up dan Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

serta UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dimana program

pembangunan nasional mengharuskan setiap lembaga pemerintah untuk menyusun Rencana Strategi

sebagai dasar pembangunan lima tahun kedepan.

4.1 Visi :

Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana Instansi Pemerintah harus

dibawa agar dapat eksis, antisipasif, dan inovatif atau dengan kata lain visi merupakan

suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berupa cita dan citra yang

diinginkan oleh Instansi Pemerintah.

Visi merupakan gambaran keadaan masyarakat Kabupaten Lumajang dimasa depan

yang akan dicapai.. Visi Pemerintah Kabupaten Lumajang mewujudkan masyarakat Lumajang

yang sejahtera dan bermartabat serta tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang, maka Dinas Kesehatan mendukung Visi Kepala Daerah

dalam RPJMD 2015-2019 yaitu :

“Terwujudnya Masyarakat Lumajang Yang Sejahtera Dan Bermartabat”

4.2 Misi :

Untuk mendukung visi yang telah dibuat dan ditetapkan,selanjutnya dibutuhkan

konsep yang jelas, sistematis, dan strategis.Konsep tersebut akan terangkum dalam pernyataan

yang menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan dilaksanakan dimasa datang sebagai

hasil dari interpretasi visi. Pernyataan-pernyataan inilah yang disebut sebagai misi. Misi

menjelaskan secara lebih jelas dari nilai umum yang dimiliki oleh visi, sehingga misi

Page 48: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 44

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN,SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

seringkali dinyatakan sebagai langkah-langkah. Dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan

oleh Kepala Daerah, maka visi tersebut didukung oleh 3 (tiga) Misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan bermoral melalui

peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan, pembinaan keagamaan;

2. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat secara Merata Berbasis

Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata serta Usaha Pendukungnya;

3. Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih, dan demokratis melalui penyelenggaraan

pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif dan transparan serta mendorong

terciptanya ketentraman dalam kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.

Dari 3 (tiga) misi Dinas Kesehatan sebagai salah satu SKPD di Kabupaten Lumajang

berkewajiban mendukung visi Pemerintah Kabupaten Lumajang khususnya, dimana Dinas

Kesehatan mendukung dalam misi pertama yaitu “Meningkatkan kualitas SDM yang

agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan bermoral melalui peningkatan kualitas layanan

pendidikan dan kesehatan, pembinaan keagamaan”,

4.3 Tujuan Dan Sasaran Strategis Pembangunan Kesehatan

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang mendukung misi pertama RPJMD

“Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan bermoral melalui

peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan, pembinaan keagamaan”, dalam

misi tersebut terdapat 3 (tiga) tujuan yaitu :

1. Meningkatnya aksesibilitas dan mutu pendidikan, pembinaan keagamaan serta

pengembangan dan pelestarian seni budaya

2. Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakat

3. Meningkatnya kualitas SDM perempuan, pemuda dan anak

Dari 3 (tiga) tujuan RPJMD tersebut DInas Kesehatan masuk dalam tujuan ke 2 (dua) yaitu

Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakat dimana indikator tujuannya

adalah Indeks Kesehatan, dalam tujuan RPJMD ini memiliki sasaran yaitu Meningkatnya

Derajat Kesehatan Masyarakat dan Terkendalinya Laju Pertumbuhan Penduduk. Dinas

kesehatan mendukung dalam sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat dimana

indikator sasarannya yaitu Angka Harapan Hidup.

Dinas Kesehatan sebagai salah satu SKPD di Kabupaten Lumajang diwajibkan

mendukung Visi dan Misi Kepala Daerah serta selaras dengan tujuan dan sasaran yang ada di

RPJMD, oleh karena itu Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang menetapkan:

- Tujuan Dinas Kesehatan yaitu : Meningkatnya Derajad Kesehatan Masyarakat

a) Indikator Tujuan Yaitu : Angka Harapan Hidup

- Sasaran Dinas Kesehatan ada 2 (dua) yaitu :

1. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat, dengan 3 (tiga) indikator sasaran yaitu :

a. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

Page 49: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 45

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN,SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

b. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup

c. Prevalensi Balita Stunting

2. Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan 4 (empat) indikator

sasaran yaitu :

a. Tertanganinya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam

b. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional

c. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi

d. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana dan

Prasarana

Page 50: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 46

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN,SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Tabel. 4.1

Tujuan, Sasaran,Indikator Sasaran dan Target Kinerja Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2014-2019

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Meningkatnya Derajad

Kesehatan Masyarakat

1. Meningkatnya Kualitas

Kesehatan Masyarakat

1. Angka Kematian Ibu per 100.000

Kelahiran Hidup 110.8 156 145 135 125 110

2. Angka Kematian Bayi per 1000

Kelahiran Hidup 13.23 12.5 12.25 12 11.75 11.5

3. Prevalensi Balita Stunting 30.6% 30.6% 30.6% 30% 29% 28%

2. Meningkatnya Akses dan

Kualitas Pelayanan

Kesehatan

1. Tertanganinya Kejadian Luar

Biasa kurang dari 24 jam 100% 100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Kepesertaan Jaminan

Kesehatan Nasional 0% 0% 40% 53% 65% 80%

3. Persentase Fasilitas Kesehatan

Terakreditasi 0% 0% 4% 28% 68% 100%

4. Persentase Pelayanan

Administrasi , Manajemen

Kesehatan Serta Sarana dan

Prasarana

60% 65% 65% 75% 75% 80%

Page 51: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 47

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN,SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.4 KebijakandanStrategi

Dalam mencapai Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang diperlukan strategi

dan kebijakan dalam pencapaian Tujuan dan Sasaran, adapunkebijakandanstrategidimaksudantara lain :

Tabel. 4.2.

Strategi dan Kebijakan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019

TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN STRATEGI

Meningkatnya

Derajad

Kesehatan

Masyarakat

1. Meningkatnya Kualitas

Kesehatan Masyarakat

1. Meningkatkan cakupan dan kualitas

pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan

nifas

2. Meningkatkan cakupan dan kualitas

pelayanan kesehatan bayi dan balita

3. Meningkatkan cakupan dan kualitas gizi

keluarga untuk meningkatkan status

kesehatan remaja, ibu hamil, ibu menyusui,

bayi dan balita.

1.a. Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan ibu hamil, keluarga

dan masyarakat tentang perawatan kesehatan ibu hamil, bersalin

dan nifas

1.b. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengawalan

kasus komplikasi ibu hamil, bersalin dan nifas

1.c. Meningkatkan komunikasi puskesmas dan rumah sakit

1.d. Meningkatkan kegiatan analisis dan pengkajian terhadap kasus

kematian ibu

1.e. Meningkatkan akses jaminan persalinan bagi keluarga yang tidak

mampu

2.a. Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan ibu hamil, keluarga

dan masyarakat tentang perawatan kesehatan neonatus, bayi dan

balita

2.b. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengawalan

kasus komplikasi neonatus, bayi dan balita

2.c. Meningkatkan kegiatan analisis dan pengkajian terhadap kasus

kematian bayi

2.d. Meningkatkan akses jaminan persalinan bagi keluarga yang tidak

mampu

3.a. Meningkatkan pendidikan gizi masyarakat melalui kampanye

Gerakan Nasional Sadar Gizi serta penyediaan materi KIE.

Page 52: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 48

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN,SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

3.b. Mengoptimalkan pemanfaatan dana BOK untuk pelayanan gizi

meliputi penyelenggaraan penyuluhan, pembinaan Posyandu,

penyediaan PMT Pemulihan balita gizi kurang dan bumil KEK.

3.c. Meningkatkan integrasi pelayanan gizi dan pelayanan kesehatan

Ibu dan Anak pada bumil berupa pemberian tablet Fe,skrining

bumil KEK, PMT bumil KEK melalui bimbingan terpadu Gizi

dan KIA secara berjenjang.

3.d. Peningkatan surveilans gizi melalui pengembangan sistem

jaringan informasi, pelacakan kasus dan respon cepat serta

penyebarluasan informasi.

3.e. Meningkatkan analisis dan pengkajian terhadap kasus gizi buruk

2. Meningkatnya Akses

dan Kualitas Pelayanan

Kesehatan

1. Meningkatkan akses dan mutu Fasilitas

kesehatan tingkat pertama

2. Meningkatkan akses dan mutu fasilitas

kesehatan rujukan

3. Penguatan Sumber Daya Kesehatan

4. Penguatan manajemen Surveilen

epidemiologi kasus penyakit

5. Mengembangkan kejasama dan kemitraan

dengan masyarakat umum dan instansi lintas

program dan lintas sektor

1. Optimalisasi fungsi FKTP, seluruh Puskesmas terakreditasi dan

mewujudkan inovasi pelayanan

2.a. Mewujudkan dukungan regulasi, penguatan mutu advokasi,

pembinaan dan pengawasan untuk percepatan mutu yankes

2.b. Menguatkan sistem rujukan melalui regionalisasi rujukan

2.c. Ketepatan alokasi anggaran guna pemeriksaan standarisasi

pelayanan

3.a. Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan pemerataan tenaga

kesehatan

3.b. Meningkatkan akses dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan

4.a. Memperkuat kapasitas dan advokasi regulasi daerah dalam

surveilen epidemiologi kasus penyakit

4.b. Meningkatkan sarana dan prasarana serta SDM penunjang

kegiatan penyelidikan epidemiologi penyakit

4.c. Meningkatkan kegiatan monitoring dan evaluasi efektifitas

kegiatan surveilen epidemiologi penyakit dan validitas pelaporan

5.a. Pembentukan kelompok pemberdayaan kasus kesehatan berbasis

masyarakat

5.b. Peningkatan program promotif dan kegiatan pencegahan

penyakit berbasis komunitas kelompok dan masyarakat

Page 53: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 49

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN,SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Page 54: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 49

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Dari penetapan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan maka Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang menetapkan program dan kegiatan. Program-program dan kegiatan yang termuat dalam

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang merupakan program dan kegiatan yang

bersifat indikatif. Oleh sebab itu dalam penyusunan rencana tahunan dari unit-unit Dinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasidan sinergisme.

Program Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang merupakan langkah-langkah yang diambil untuk

menjabarkan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya dan merupakan bagian dari program-

program Pemerintah, khususnya menyangkut urusan yang terkait fungsi Dinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang. Sedangkan kegiatan merupakan penjabaran dari program kerja operasional

yang telah dibuat sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran yang memberikan kontribusi

bagi pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan yang disusun secara tahunan menjadi vahan untuk

mengevaluasi dan memperbaiki program kerja operasional. Penyusunan dan penetapan Program

dan Indikator Kegiatan yang dikategorikan dalam Rencana Kerja yang akan dilaksanakan Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang dalam periode 5 tahun (Tahun 2015 sd 2019).Rencana program

dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang telah ditetapkan

pada Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada

Lampiran (Matriks Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan

Pendanaan Indikatif Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019)

Page 55: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 50

BAB VI. INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA RPJMD

BAB VI

INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG

YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang secara langsung menunjukkan

kinerja yang akan dicapai dalam waktu 5 (lima) tahun kedepan sebagai komitmen untuk mendukung

pencapaian tujuan dan sasaran dalam RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015 – 2019 untuk

mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah. Dalam RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015 – 2019

terdapat 3 Misi yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah terpilih. Dari ke-3 Misi yang telah

ditetapkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang melaksanakan misi ke-1 RPJMD Kabupaten

Lumajang Tahun 2015 – 2019, yaitu :

Misi ke-1 :

Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan bermoral melalui

peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan, pembinaan keagamaan.

Tujuan :

Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakat.

Sasaran :

Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

Dari Misi ke-5 RPJMD, Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang menetapkan tujuan, sasaran

strategis dan indikator periode 2015-2019 sebagai berikut :

Page 56: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 51

Tabel. 6.1

Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

TARGET CAPAIAN Kondisi kinerja

akhir periode

RPJMd

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Meningkatnya Derajad

Kesehatan Masyarakat

1. Meningkatnya Kualitas

Kesehatan Masyarakat

1. Angka Kematian Ibu per

100.000 Kelahiran Hidup 110.8 156 145 135 125 110 110

2. Angka Kematian Bayi per 1000

Kelahiran Hidup 13.23 12.5 12.25 12 11.75 11.5 11.5

3. Prevalensi Balita Stunting 16.44% 13.11% 13.12% 15% 15% 14.5% 14.5%

2. Meningkatnya Akses

dan Kualitas Pelayanan

Kesehatan

1. Tertanganinya Kejadian Luar

Biasa kurang dari 24 jam 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Kepesertaan Jaminan

Kesehatan Nasional 0% 0% 40% 53% 65% 80% 80%

3. Persentase Fasilitas Kesehatan

Terakreditasi 0% 0% 4% 28% 68% 100% 100%

4. Persentase Pelayanan

Administrasi , Manajemen

Kesehatan Serta Sarana dan

Prasarana

60% 65% 70% 75% 75% 80% 80%

Page 57: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019

HALAMAN 52

BAB VII. PENUTUP

BAB VII

PENUTUP

Atas berkat ridho dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka reviu rencana strategis Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang 2015-2019 ini dapat disusun. Tersusunya Renstra ini juga tidak

bisa lepas dari kerja sama antar Bidang dan Sekretariat serta jajaran lainnya di Dinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang merupakan dokumen yang

diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dalam kurun waktu lima tahun. Penyusunan Renstra ini

dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan

sebagai bahan pedoman penyusunan laporan tahunan Dinas Kesehatan yaitu Pedoman Penyusunan

Rencana Kerja Anggaran Tahunan, Pedoman Penyusunan program kerja tahunan, Pedoman

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah ( LAKIP ) dan Pedoman Pembuatan

LKPJ, LPPD. Mengingat perubahan lingkungan yang sangat kompleks, pesat dan tidak

menentu, maka selama kurun waktu berlakunya rencana strategis ini, dapat dilakukan upaya

kajian dan bila perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya dimana Sasaran Rencana

Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang adalah fleksibel dan dapat berubah sewaktu-waktu

sesuai dengan kondisi objektif yang berkembang dan selalu berkaitan dengan keperluan

strategisyang mendesak. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2015-

2019 hendaknya dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi dalam

mendukung kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang secara keseluruhan sebagai wujud

pengabdian kepada nusa dan bangsa.

Demikian Rencana Strategis ini dibuat sebagai dasar penyusunan perencanaan pembangunan

kesehatan tahun 2015-2019. Disadari bahwa dalam penyusunan rencana strategis ini masih memiliki

beberapa keterbatasan yang memungkinkan dilakukannya perbaikan, sebagaimana dokumen

pembangunan lainnya. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan rencana strategis

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang ini diucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan

dokumen ini dapat menjadi dasar untuk penyusunan perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang, sehingga pelaksanaan tugas memiliki arah dan tujuan yang jelas.

Page 58: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

Lampiran 1 DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG

MATRIK REVISI RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015 - 2019

VISI :TERWUJUDNYAMASYARAKATLUMAJANGYANGSEJAHTERADANBERMARTABAT

MISI : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas LayananPendidikan, Kesehatan

dan Pembinaan Keagamaana

TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI SASARAN STRATEGISKETERANGAN BIDANG

URAIAN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN KEBIJAKAN PROGRAM

1MeningkatnyaDerajadKesehatanMasyarakat

1.1AngkaHarapanHidup

1.1MeningkatnyaKualitasKesehatanMasyarakat

1.1.1Angka Kematian Ibuper 100.000 KH

PeningkatanKualitas danKuantitasKesehatanMasyarakatmelaluiprogram-programkesehatan

1. Meningkatkancakupan dankualitaspelayanankesehatan ibuhamil, bersalindan nifas

1

Program PeningkatanPelayanan KesehatanIbu

KesehatanMasyarakat

2 Program PeningkatanKeselamatan IbuMelahirkan Dan Anak

KesehatanMasyarakat

3

Program PromosiKesehatan DanPemberdayaanMasyarakat

KesehatanMasyarakat

4ProgramPengembanganLingkungan Sehat

KesehatanMasyarakat

5Program PeningkatanPelayanan KesehatanLansia

KesehatanMasyarakat

6 Program PembinaanPelayanan Publik

KesehatanMasyarakat

1.1.2Angka Kematian Bayiper 1000 KelahiranHidu

2. Meningkatkancakupan dankualitaspelayanankesehatan bayidan balita

7Program PeningkatanPelayanan KesehatanBalita

KesehatanMasyarakat

1.1.3Prevalensi BalitaStunting

3. Meningkatkancakupan dankualitas gizikeluarga untukmeningkatkanstatus kesehatanremaja, ibuhamil, ibumenyusui, bayidan balita.

8

Program Perbaikan GiziMasyarakat

KesehatanMasyarakat

1.2MeningkatnyaAkses DanKualitasPelayananKesehatan

1.2.1Tertanganinya KLBkurang dari 24 Jam

PeningkatanAkses dankualitaspelayanankesehatanmelaluiprogramjaminankesehatannasionalsertaoptimalisasikualitassumberdayakesehatansesuaistandar

1. Meningkatkanakses dan mutuFasilitaskesehatantingkat pertama

9Program PencegahanDan PenanggulanganPenyakit Menular

PencegahandanPengendalianPenyakit

2. Meningkatkanakses dan mutufasilitaskesehatanrujukan

10Program PencegahanDan PenanggulanganPenyakit Tidak Menular

PencegahandanPengendalianPenyakit

Page 59: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

1.2.2persentase FasilitasKesehatanTerakreditasi

3. PenguatanSumber DayaKesehatan

11Program StandarisasiPelayanan Kesehatan

PelayananKesehatan

4. PenguatanmanajemenSurveilenepidemiologikasus penyakit

12

Program PeningkatanAkses dan MutuPelayanan KesehatanPada Masyarakat

PelayananKesehatan

5.Mengembangkankejasama dankemitraandenganmasyarakatumum daninstansi lintasprogram danlintas sektor

13Program Obat DanPerbekalan Kesehatan

Sumber DayaKesehatan

14Program PengawasanObat Dan Makanan

Sumber DayaKesehatan

15Program PengawasanDan PengendalianKesehatan Makanan

Sumber DayaKesehatan

16Program PeningkatanSumber DayaKesehatan

Sumber DayaKesehatan

17Program PeningkatanPelayanan PendidikanKesehatan BLUD

Sumber DayaKesehatan

18Program PembinaanLingkungan Sosial

Sumber DayaKesehatan

1.2.3PersentaseKepesertaan JaminanKesehatan Nasional

19Program UpayaKesehatan Masyarakat

PelayananKesehatan

1.2.4

persentase pelayananadministrasi ,manajemen kesehatanserta sarana danprasarana

20Program PelayananAdministrasiPerkantoran

Sekretrariat

21Program PeningkatanSarana Dan PrasaranaAparatur

Sekretrariat

22Program PeningkatanDisiplin Aparatur

Sekretrariat

23Program PeningkatanKapasitas SumberDaya Aparatur

Sekretrariat

24

Program PeningkatanPengembangan SistemPelaporan CapaianKinerja Dan Keuangan

Sekretrariat

25

Program PeningkatanDan PengembanganPengelolaan KeuanganDaerah

Sekretrariat

26

Program PeningkatanDan PengembanganPengelolaan KeuanganDaerah

Sekretrariat

27

Program Pengadaan,Peningkatan DanPerbaikan Sarana DanPrasaranaPuskesmas/PuskesmasPembantu DanJaringannya

Sekretrariat

Page 60: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN

28

Program Pengadaan,Peningkatan danPerbaikan danPrasarana RumahSakit/Rsj/Rs Paru-Paru/Rs Mata

Sekretrariat

29Program PeningkatanManajemen PelayananKesehatan

Sekretrariat

30Program PeningkatanMutu PelayananKesehatan BLUD

Sekretrariat

31Program Pembinaandan PemasyarakatanOlah Raga

Sekretrariat

32Program PeningkatanSarana dan PrasaranaOlah Raga

Sekretrariat

Page 61: RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - … · 2019. 9. 20. · RENSTRA DINAS KESEHATAN KAB. LUMAJANG TAHUN 2015 - 2019 HALAMAN 1 BAB I. PENDAHULUAN BAB I : PENDAHULUAN