Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun...

111
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015 RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 1 REVISI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PINRANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM); dan Rencana Pembangunan Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Amanat undang-undang tersebut dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tersebut Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang didalamnya mengatur tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD. Dalam melaksanakan amanat undang-undang, peraturan pemerintah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Pinrang telah menyusun dokumen RPJPD Kabupaten Pinrang 2009-2029 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2009 serta dokumen RPJMD Tahap II (2014-2019) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014. Mengingat telah ditetapkannya RPJMD tahun 2014-2019 pada bulan Agustus 2014, secara harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam upata menjaga sinkronisasi dokumen perencanaan untuk tahun 2015 utamanya dalam penyusunan RKPD 2015 .Dengan demikian sebagaimana amanat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maupun Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, RKPD merupakan pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dimana kebijakan APBD ditetapkan secara bersama-sama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Transcript of Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun...

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 1

REVISI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PINRANG TAHUN 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM); dan Rencana Pembangunan Tahunan atau Rencana

Kerja Pemerintah (RKP). Amanat undang-undang tersebut dijabarkan ke

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata

cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah.

Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tersebut Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang didalamnya

mengatur tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD,

Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD.

Dalam melaksanakan amanat undang-undang, peraturan pemerintah,

serta Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten

Pinrang telah menyusun dokumen RPJPD Kabupaten Pinrang 2009-2029 yang

ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2009 serta dokumen

RPJMD Tahap II (2014-2019) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah

Nomor 2 Tahun 2014.

Mengingat telah ditetapkannya RPJMD tahun 2014-2019 pada bulan

Agustus 2014, secara harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam upata

menjaga sinkronisasi dokumen perencanaan untuk tahun 2015 utamanya

dalam penyusunan RKPD 2015 .Dengan demikian sebagaimana amanat dalam

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional maupun Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara, RKPD merupakan pedoman bagi penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dimana kebijakan APBD

ditetapkan secara bersama-sama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 2

(DPRD) dan Pemerintah. Dengan cakupan dan cara penetapan tersebut, RKPD

mempunyai fungsi pokok sebagai berikut :

1. Menjadi acuan bagi seluruh komponen daerah, karena memuat seluruh

kebijakan publik;

2. Menjadi pedoman dalam menyusun APBD, karena memuat arah kebijakan

pembangunan daerah satu tahun; dan

3. Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen

Pemerintah Kabupaten Pinrang.

Proses penyusunan RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 dilakukan dengan

memperhatikan berbagai pendekatan perencanaan, yaitu :

1. Perencanaan dari bawah (bottom up)

Perencanaan dari bawah dilaksanakan dengan memperhatikan hasil

kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di

Sulawesi Selatan secara berjenjang, dimulai dari Musrenbang Tingkat Desa/

Kelurahan yang dilaksanakan pada Bulan Januari 2014, Musrenbang

Kecamatan pada Bulan Februari 2014 dan Musrenbang Kabupaten pada

Bulan Maret 2014.Kbijakan yang dilakukan pada Musrenbang tahun 2014

2. Perencanaan dari atas (top down)

Perencanaan dari atas dilakukan dengan mengupayakan sinkronisasi dan

sinergitas kebijakan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan, dan Pemerintah Kabupaten Pinrang, yang tertuang dalam berbagai

dokumen nasional terkait dengan perencanaan pembangunan Tahun 2015.

Sinkronisasi dan sinergitas ditekankan pada aspek tujuan, sasaran, isu

strategis dan prioritas pembangunan.

3. Perencanaan Partisipatif

Perencanaan partisipatif dilakukan dengan mengikutsertakan semua pihak

yang berkepentingan (stakeholders) dalam proses perencanaan

pembangunan, utamanya keikutsertaan dalam Forum Konsultasi Publik,

Forum SKPD dan Musrenbang. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan

aspirasi dan mewujudkan rasa ikut memiliki dari para pemangku

kepentingan. Ikut serta dalam kesempatan tersebut adalah kalangan

Perguruan Tinggi, BUMN/Perusda/BUMD, Perbankan, Organisasi Profesi,

Asosiasi Dunia Usaha dan Organisasi Sosial, Organisasi Kemasyarakatan,

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Wanita, Lembaga

Bentukan Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Lembaga Donor.

4. Perencanaan Teknokratik

Perencanaan melalui pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan

menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah. Dalam proses

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 3

penyusunan RKPD Tahun 2015, dimulai dengan penyusunan Rancangan

Awal RKPD Tahun 2015 mencakup berbagai aktivitas antara lain :

a. Pengolahan data dan informasi;

b. Analisis gambaran umum kondisi daerah;

c. Analisis kondisi perekonomian dan keuangan daerah;

d. Evaluasi kinerja pembangunan tahun 2013;

e. Telaah kebijakan Pemerintah;

f. Telaah pokok-pokok pikiran DPRD;

g. Perumusan permasalahan pembangunan daerah;

h. Perumusan rancangan kerangka ekonomi dan kebijakan keuangan

daerah;

i. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta pagu

indikatif;

j. Perumusan program prioritas dan pagu indikatif;

k. Penyajian dan sosialisasi Rancangan Awal RKPD; dan

l. Penyelarasan rencana program prioritas dan pagu indikatif.

5. Perencanaan Politik

Perencanaan dengan pendekatan politik dilakukan dengan merujuk pada

visi dan misi kepala daerah terpilih yang didukung oleh DPRD. Dukungan

DPRD tercermin antara lain pada saat diselenggarakan Forum Konsultasi

Publik dan Forum SKPD, serta Musrenbang Tahun 2014 dalam rangka

penyusunan RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015. Dalam kesempatan

tersebut telah disampaikan Pokok-Pokok Pikiran DPRD Kabupaten Pinrang

sebagai masukan dalam penyusunan RKPD Tahun 2015. Lebih lanjut,

dokumen RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 dilengkapi dengan Program

dan Kegiatan beserta indikasi pagu untuk masing-masing program.

RKPD sebagaimana dimaksud di atas, disusun dengan tahapan sebagai

berikut:

a. persiapan penyusunan RKPD;

b. penyusunan rancangan awal RKPD;

c. penyusunan rancangan RKPD;

d. pelaksanaan musrenbang RKPD;

e. perumusan rancangan akhir RKPD; dan

f. penetapan RKPD.

Tahapan persiapan penyusunan RKPD meliputi: pembentukan Tim

Penyusun RKPD, orientasi mengenai RKPD, penyusunan agenda kerja, serta

penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 4

Perumusan rancangan awal RKPD merupakan awal dari seluruh proses

penyusunan rancangan RKPD untuk memberikan panduan kepada seluruh

SKPD untuk menyusun rancangan Renja SKPD dan berfungsi sebagai koridor

perencanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang

disusun menggunakan pendekatan teknokratis dan partisipatif.

Setelah rancangan awal RKPD dibuat, tahap selanjutnya adalah

merumuskan dokumen tersebut menjadi rancangan RKPD. Perumusan

Rancangan RKPD pada dasarnya adalah memadukan materi pokok yang telah

disusun dalam rancangan awal RKPD provinsi dengan rancangan Renja SKPD

dan mensinkronkannya dengan kebijakan nasional/provinsi tahun rencana.

Dengan demikian, penyusunan rancangan RKPD bertujuan untuk

menyempurnakan rancangan awal melalui proses pengintegrasian dan

harmonisasi program dan kegiatan prioritas yang tercantum dalam rancangan

Renja SKPD serta untuk mensinergikan terhadap prioritas dan sasaran

pembangunan nasional dan provinsi.

Evaluasi Rancangan Awal RKP dan RKPD Provinsi ini merupakan bagian

dari proses identifikasi kebijakan nasional dan Provinsi yang digunakan untuk

melengkapi analisis dan evaluasi yang telah dilakukan pada tahap penyusunan

rancangan awal, khususnya identifikasi kebijakan nasional untuk tahun

rencana.

Suatu kebijakan menjadi relevan bagi suatu daerah (yang dengan

demikian harus dipedomani) karena beberapa karakteristik:

1. Amanat perundang-undangan yang bersifat mengikat secara umum

(seluruh daerah) atau khusus pada daerah tertentu.

2. Kebijakan pemerintah pusat yang karena karakteristiknya, suatu daerah

merupakan tujuan dari kebijakan tersebut.

3. Kebijakan pemerintah pusat yang karena karakteristiknya, suatu daerah

dipengaruhi secara tidak langsung oleh kebijakan dimaksud.

Kebijakan nasional lainnya memiliki dampak strategik bagi daerah tahun

rencana karena beberapa karakteristik:

1. Kebijakan pemerintah pusat yang mengandung peluang bagi

pengembangan daerah.

2. Kebijakan pemerintah pusat yang berdampak negatif bagi suatu daerah

jika tidak diantisipasi dengan program tertentu.

Pada tataran praktis, sebagian kebijakan diwujudkan atau nyata terlihat

dari program dan kegiatan yang diagendakan pada tahun 2015, yang secara

implisit disebutkan dalam pernyataan tentang kebijakan dan prioritas

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 5

pembangunan nasional tahun rencana maupun jabaran program dan kegiatan

prioritas yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung

rencana pembangunan suatu daerah.

Tahap selanjutnya adalah Verifikasi dan Integrasi Program & Kegiatan

Prioritas, dengan tujuan pokok adalah menyangkut kesamaan materi antara

program dan kegiatan prioritas pada rancangan RKPD telah sama dengan

muatan nama program dan kegiatan prioritas tiap-tiap SKPD, termasuk

informasi tentang indikator kinerja, selain itu juga memastikan agar program

dan kegiatan prioritas telah sepenuhnya tercantum dalam rancangan Renja

SKPD pada SKPD terkait.

Proses perumusan RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 dapat dilihat

sebagaimana gambar bagan sebagai berikut:

Tahapan Penyusunan RKPD

B. Landasan Hukum

Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang Tahun 2014 ini adalah:

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-

Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Tahun 1959

Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 6

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang

Nomor 12 Tahun 2008;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan

dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi

dan Tata Kerja Perangkat Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan;

15. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,

Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;

16. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan;

17. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang

Berkeadilan;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Jo Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, Jo Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah;

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 7

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan,

Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah Tahun 2015;

21. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 251);

22. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2013

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2013–2018;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten

Pinrang;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Pinrang Tahun 2009-2029.

C. Hubungan Antar Dokumen

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala Bappeda menyiapkan rancangan

awal RKPD sebagai penjabaran dari RPJM Daerah, mengingat RKPD RPJMD

Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 telah ditetapkan, maka RKPD Kabupaten

yang berpedoman pada RPJMD dan RPJPD Kabupaten tersebut yang selaras

dengan RPJMD provinsi dan RPJMN. RKPD Kabupaten Pinrang tahun 2015

disusun dengan berpedoman kepada RPJPD 2009-2029 dan RPJMD Kabupaten

Pinrang Tahun 2014-2019, selain itu juga mengacu pada RPJMD Provinsi

Tahun 2013–2018 dan senantiasa memperhatikan keterkaitan antara provinsi

dan pusat

Dalam penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015

digunakan sejumlah dokumen perencanaan yang ada di tingkat nasional

maupun daerah (Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Pinrang), yaitu

sebagai berikut:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 8

1) RPJM Nasional

RPJM Nasional tersebut menjadi salah satu acuan penyusunan

Rancangan Awal RKPD Kabupaten Pinrang, khususnya dalam menjabarkan

program-program sektoral dan program kewilayahan / regional. Program

yang bersifat sektoral, antara lain dapat dilihat pada Instruksi Presiden

Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan.

Inpres ini memuat program-program yang dinaungi ke dalam Program Pro-

Rakyat, Program Keadilan untuk Semua (justice for all); dan Program

Pencapaian Tujuan Milenium (Millenium Development Goals - MDGs). Untuk

RPJM Nasional tahun 2015-2019 belum ditetapkan, olehnya yang menjadi

dasar acuan adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJP).

2) RPJM Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 sebagaimana

PERDA Nomor 10 Tahun 2013 merupakan tahun kedua dari RPJPD

Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028, maka untuk mengintegrasikan

rencana pembangunan dengan Visi dan Misi gubernur terpilih, Pemerintah

Provinsi telah menyusun RPJMD Tahun 2013-2018. Dalam rangka

Penyusunan RKPD Tahun 2015, diharapkan setiap daerah dalam

penyusunan RKPD Tahun 2015 dan penyelenggaraan Musrenbang Tahun

2014 memperhatikan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah diantaranya:

1. Pengembangan Kerjasama Daerah dan Daya Saing daerah:

a. Pengembangan kerjasama Kabupaten/Kota dengan Kabupaten/Kota

lain di Indonesia;

b. Pengembangan iklim dan sarana/prasarana pendukung investasi

daerah;

c. Pengembangan sistem jaringan distribusi komoditas strategis;

d. Peningkatan kualitas tenaga kerja dan calon tenaga kerja;

e. Penguatan sistem inovasi daerah;

f. Pengembangan dukungan MP3EI dan BKPRS.

2. Pengembangan ekonomi kerakyatan;

3. Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan

kebudayaan Pembangunan kesehatan;

4. Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah.

5. Pengembangan Kawasan Strategis;

6. Pengelolaan sumberdaya air dan peningkatan kapasitas infrastruktur

irigasi;

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 9

7. Reformasi Birokrasi dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan

3) RPJMD Kabupaten Pinrang

RPJM Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 telah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2014, sebagai acuan

dalam penyusunan RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 yang merupakan

tahun pertama pelaksanaan RPJMD tahap kedua Kabupaten Pinrang 2014-

2019, yaitu perencanaan tahun 2014 untuk dilaksanakan tahun 2015.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah penjabaran dari

RPJMD. Dokumen RPJMD dalam penyusunannya berpedoman pada RPJPD.

Seluruh dokumen perencanaan pembangunan yang disusun oleh

pemerintah daerah, harus mengacu, memperhatikan dan menserasikan

dengan dokumen – dokumen perencanaan pembangunan pemerintah

provinsi dan pusat. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten

Pinrang senantiasa berpedoman kepada visi dan misi RPJMD Kabupaten

Pinrangini dirancang sebagai tahap konsolidasi peletakan dasar – dasar

menuju masyarakat yang sejahtera atas kemampuan strategis

Sebagaimana dinyatakan dalam Visi Daerah. Agar Visi tersebut dapat

diwujudkan dan dapat mendorong efektivitas serta efisiensi pemanfaatan

semua sumberdaya yang dimiliki, maka dirumuskan Misi Kabupaten

Pinrang beserta pencapaiannya yang diharapkan.

Hal tersebut akan dicapai dengan membangun beragam aktivitas

yang efektif dan efisien, menekan kanupaya penguatan kualitas

Sumberdaya manusia, melanjutkan pengembangan dan pembangunan

infrastruktur wilayah, revitalisasi infrastruktur yang ada, pengembangan

tata ruang wilayah dan manajemen pertanian, lingkungan hidup,

pengembangan perekonomian berbasis masyarakat, pemanfaatan

teknologi tepatguna, penyelenggaraan tata kelola kepemerintahan yang

baik, kemitraan, penyediaan lapangan kerja, dan lain – lain.

Selain itu juga perlu dipertimbangkan kemungkinan terdapat

beberapa isustrategis mengenai permasalahan yang berkaitan dengan

fenomena penting actual atau yang belum dapat diselesaikan pada periode

sebelumnya sertame miliki dampak bagi keberlanjutan pelaksanaan

pembangunan, sehingga perlu diatasi secara, seperti penanganan

kemiskinan, pengangguran, penanganan bencana, pengendalian

lingkungan hidup, aksessibilitas, serta ketahanan dan kearifan budaya

daerah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 10

4) RENJA – SKPD

Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu

(1) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan

baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang

ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tahapan awal yang

harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja SKPD

yang definitif. Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun 2015 sebagai bahan

untuk penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015.

Prinsip-prinsip di dalam penyusunan Rancangan Renja SKPD, adalah

sebagai berikut:

a. Mengacu pada rancangan awal RKPD Tahun 2015, yang digunakan

sebagai acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan

dana indikatif dalam Renja SKPD Tahun 2015, sesuai dengan rencana

program prioritas pada rancangan awal RKPD Tahun 2015.

b. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

periode sebelumnya, sebagai acuan perumusan kegiatan alternatif

dan/atau baru untuk tercapainya sasaran Renstra SKPD berdasarkan

pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.

c. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sebagai acuan perumusan

tujuan, sasaran, kegiatan, kelompok sasaran, lokasi kegiatan serta

prakiraan maju dalam rancangan Renja SKPD, serta dapat menjawab

berbagai isu-isu penting terkait dengan penyelenggaraan tugas dan

fungsi SKPD.

d. Mengakomodir usulan kegiatan prioritas hasil Musrenbang Kecamatan

utamanya kebijakan satu milyar satu kecamatan yang terkait dengan

SKPD, sebagai acuan perumusan kegiatan dalam rancangan Renja

SKPD mengakomodir usulan masyarakat yang selaras dengan

program prioritas yang tercantum dalam rancangan awal RKPD

D. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang

Tahun 2015 disusun dengan maksud untuk :

a. Menyediakan acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah dalam rangka menyusun Rancangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang didahului

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 11

dengan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan

Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2015.

b. Sebagai pedoman Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat

Daerah (Renja SKPD) Tahun 2015.

2. Tujuan

Tujuan Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten

Pinrang adalah untuk menciptakan sinergisitas dalam pelaksanaan

pembangunan daerah antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar

tingkat pemerintahan serta menciptakan efisiensi alokasi sumber daya

dalam pembangunan daerah.

E. Sistematika RKPD

Sistematika Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang

Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

PERATURAN BUPATI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan RKPD

agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD KABUPATEN PINRANG

TAHUN 2011 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN

Berisi Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil

evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD

dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Capaian kinerja

penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi

demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan

permasalahan pembangunan.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH

Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun 2013 dan perkiraan

tahun 2015, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi

daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah

yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi

pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN KABUPATEN PINRANG

Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran

pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi

pelaksanaan RKPD tahun 2013 dan capaian kinerja yang direncanakan

dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak ditingkat

daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta

kerangka pendanaan.Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan

daerah serta indikasi prioitas kegiatannya, juga memperhatikan apa yang

diusulkan oleh SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD tahun 2014.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 12

BAB V RENCANA PROGRAN DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas

daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan,

kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan

dalam RPJMD. Rencana program dan kegiatan prioritas harus mewakili

aspirasi dan kepentingan masyarakat. Diuraikan dari program dan kegiatan

yang paling bermanfaat atau memiliki nilai kegunaan tinggi bagi

masyarakat.

BAB VI PENUTUP

Berisi penegasan bahwa dalam melaksanakan RKPD Kabupaten Pinrang

Tahun 2015 diperlukan sinergitas yang mantap di jajaran pemerintah

Kabupaten Pinrang, DPRD, pihak swasta dan seluruh lapisan masyarakat.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 13

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013

DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

1. Geografis

Secara Historis Hari Lahir Kabupaten Pinrang didasarkan pada

Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah

Tingkat II di Sulawesi. Yang di dalamnya termasuk daerah Tingkat II

Pinrang., dinyatakan belaku terhitung tanggal 4 Juli 1959. Namun,

Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 28 Januari 1960 nomor UP7/3/5-

392 menunjuk H.A Makkoelaoe menjadi Kepala Daerah Tingkat II Pinrang

pertama yang dilantik pada tanggal 19 Pebruari 1960.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka Kabupaten Daerah Tingkat II

Pinrang terwujud pembentukannya di dalam kenyataan pada tanggal 19

Pebruari 1960, yang sekaligus menjadi hari jadi atau hari lahirnya

Kabupaten Daerah Tingkat II Pinrang.

Untuk menciptakan adanya kepastian terhadap pembagian wilayah

yang baru dibentuk itu, sebagaimana yang tertuang dalam dua surat

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Sulawesi dan Tenggara nomor 1100

tertanggal 16 Agustus 1964 dan nomor 2067 A tertanggal 19 Desember

1961 yang mengatur tentang pembentukan wilayah baru yang setaraf

dengan Kecamatan.

Kabupaten Pinrang merupakan wilayah propinsi Sulawesi Selatan

yang secara geografis terletak pada koordinat antara 4º10’30” sampai

3º19’13” Lintang Selatan dan 119º26’30” sampai 119º47’20”Bujur Timur.

Daerah ini berada pada ketinggian 0-2.600 meter dari permukaan laut.

Kabupaten Pinrang berada ± 180 Km dari Kota Makassar, dengan

memiliki luas ±1.961,77 Km2, terdiri dari tiga dimensi kewilayahan meliputi

dataran rendah, laut dan dataran tinggi. Kabupaten Pinrang secara

administratif pemerintahan terdiri dari 12 Kecamatan, 39 Kelurahan dan 69

Desa yang meliputi 96 Lingkungan dan 181 Dusun. Sebagian besar dari

wilayah kecamatan merupakan daerah pesisir yang memiliki luas 1.457,19

Km2 atau 74,27% dari luas keseluruhan Wilayah Kabupaten Pinrang

dengan panjang garis pantai ± 101 Km. Adapun batas wilayah Kabupaten

Pinrang sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Sidrap

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 14

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar serta Kabupaten

Polewali Mandar

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Parepare.

Letak wilayah Kabupaten Pinrang cukup strategis karena berada

pada perbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat, serta menjadi jalur lintas

darat dari dua jalur utama, baik antar provinsi dan antar kabupaten di

Selawesi Selatan, yakni dari arah selatan: Makassar, Parepare ke wilayah

Provinsi Sulawesi Barat, dan dari arah Timur: kabupaten-kabupaten di

bagian timur dan tengah Sulawesi Selatan menuju Propinsi Sulawesi Barat.

Posisi daerah yang cukup strategis tersebut, memberi peluang untuk dapat

berkembang baik di bidang jasa, perdagangan, pariwisata, perekonomian,

industri, dan bidang-bidang lainnya.

Di sisi lain, karena wilayah Kabupaten Pinrang berada di sepanjang

pantai di bagian barat wilayah tersebut, juga cukup strategis bagi

pengembangan transportasi maritim antar pulau yang didukung oleh

sumber-sumber produksi yang cukup memadai.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 15

PETA ADMINISTRASI KABUPATEN PINRANG

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 16

2. Demografi

Dari sisi demografis, jumlah penduduk Kabupaten Pinrang 408.459

jiwa pada Tahun 2013 (Data Dinas Kependudukan & Capil), terdiri dari dari

laki-laki sebanyak 199.455 jiwa dan perempuan sebanyak 209.004 jiwa.

Jumlah ini meningkat 0.95 % dibandingkan Tahun 2012. Jika dilihat dari

komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada Tahun 2013,

jumlah penduduk kelompok umur produktif (15-64 Tahun) sebesar

251.610 jiwa jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 Tahun)

sebesar 128.446 jiwa dan jumlah penduduk kelompok umur tua (65 Tahun

ke atas) sebesar 28.403 jiwa. Jumlah penduduk kelompok umur produktif

(15-64 Tahun) sebesar 61,60%, demikian pula dengan jumlah penduduk

kelompok umur tua (65 Tahun ke atas) mengalami kenaikan 6,95,

sedangkan jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 Tahun)

meningkat 31,45 %. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Penduduk Menurut Kelompok Umur

Kab. Pinrang Tahun 2013

Sumber : BPS Kab. Pinrang 2014

Tabel 2.2

NO KELOMPOK

UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PERSENTASE

1 2 3 4 5 6

1 00 - 04 18,846 18,098

36,944 8.16

2 05 - 09 18,799 17,920

36,719 11.34

3 10 - 14 19,113 18,527

37,640 12.15

4 15 - 19 16,329 15,925

32,254 9.85

5 20 - 24 13,185 13,693

26,878 7.31

6 25 - 29 12,825 13,747

26,572 7.11

7 30 - 34 12,081 13,306

25,387 7.28

8 35 - 39 11,864 13,208

25,072 6.57

9 40 - 44 12,299 13,192

25,491 6.83

10 45 - 49 10,389 11,769

22,158 5.70

11 50 - 54 8,094 9,533

17,627 4.64

12 55 - 59 6,528 7,525

14,053 3.43

13 60 - 64 5,172 6,314

11,486 2.71

14 64 + 9,591 13,421

23,012 2.52

JUMLAH 175,115 186,178 361,293 100

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 17

Penduduk Menurut Kecamatan Kab. Pinrang Tahun 2013

NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 2 3 4 5

1 MATTIRO SOMPE 13,360 14,349 27,709

2 SUPPA 15,093 16,121 31,214

3 MATTIRO BULU 13,183 14,239 27,422

4 WATANG SAWITTO 26,557 27,750 54,307

5 PATAMAPANUA 8,499 9,068 17,567

6 DUAMPANUA 21,375 23,047 44,422

7 LEMBANG 18,772 19,851 38,623

8 CEMPA 15,576 16,582 32,158

9 TIROANG 10,569 11,045 21,614

10 LANRISANG 8,159 9,099 17,258

11 PALETEANG 19,212 19,982 39,194

12 BATULAPPA 4,760 5,045 9,805

JUMLAH 175,115 186,178 361,293

Sumber : BPS Kab. Pinrang 2014

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Pinrang

Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Tahun 2012-2013

No

Kelompok Umur

(thn)

2012 2013

Jenis Kelamin

Jumlah %

Jenis Kelamin

Jumlah % Laki-laki

Perem puan

Laki-Laki

Perem puan

1 Muda

(0-14) 61.989 59.303 121.292 34 56.758 54.545 111.303 31

2 Produktif (15-64)

104.490 114987 219.477 61 108.766 118.212 226.978 63

3 Tua

(65+) 8.188 11.062 19.250 5 9.591 13.421 23.012 6

Jumlah 174.667 185.352 360.019 100 175.115 186.178 361.293 100

LPP (%) 0,36 0,36

Dependency Ratio (%) 39 37

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

198 184

Sumber : BPS Kab. Pinrang Tahun 2012– 2013

Dari jumlah penduduk tersebut di atas, terdapat angka beban

ketergantungan (dependency ratio) tahun 2012 sebesar 64 %, ini artinya pada

setiap 100 penduduk produktif harus menanggung 64 orang penduduk tidak

produktif. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, dependency ratio pada tahun

2013 mengalami penurunan sebesar 5 poin, dengan dependency ratio pada tahun

2013 sebesar 59 %. Angka Ketergantungan (dependency ratio) diharapkan dapat

diturunkan lagi pada tahun-tahun mendatang, dengan meningkatkan Daya saing

dan Sumber Daya Manusia Masyarakat Kabupaten Pinrang.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 18

Secara perbandingan wilayah, Kabupaten Pinrang memiliki potensi

wilayah yang luas mencapai 196.177 ha atau 1961,77 km2, sehingga rata-rata

kepadatan penduduknya adalah 184 jiwa/km2. Artinya secara rata-rata terdapat

184 orang yang menghuni 1 km2 daerah. Bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, kepadatan penduduk Tahun 2013 sama dengan kepadatan penduduk

Tahun 2012.

Jika dilihat per wilayah, urutan 3 terbanyak jumlah penduduk paling

banyak yang tercatat berada di Kecamatan Watang Sawitto, Kecamatan

Duampanua, dan Kecamatan Lembang, sedangkan jumlah penduduk terkecil yang

tercatat berada di Kecamatan Batulappa. Namun jika dilihat dari kepadatan

penduduk suatu wilayah (jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah daerah

masing-masing), maka Kecamatan Paleteang dan Watang Sawitto menjadi

kecamatan yang paling padat di Kabupaten Pinrang, sedangkan kecamatan

dengan kepadatan paling rendah yaitu Kecamatan Batulappa dan Kecamatan

Lembang.Berikut jumlah dan kepadatan penduduk per kecamatan pada tahun

2013 di Kabupaten Pinrang.

Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan

di Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2013

NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH KEPADATAN PENDUDUK

1 2 3 4 5 6

1 MATTIRO SOMPE 13,360 14,349 27,709 14

2 SUPPA 15,093 16,121 31,214 16

3 MATTIRO BULU 13,183 14,239 27,422 14

4 WATANG SAWITTO 26,557 27,750 54,307 28

5 PATAMAPANUA 8,499 9,068 17,567 9

6 DUAMPANUA 21,375 23,047 44,422 23

7 LEMBANG 18,772 19,851 38,623 20

8 CEMPA 15,576 16,582 32,158 16

9 TIROANG 10,569 11,045 21,614 11

10 LANRISANG 8,159 9,099 17,258 9

11 PALETEANG 19,212 19,982 39,194 20

12 BATULAPPA 4,760 5,045 9,805 5

JUMLAH 175,115 186,178 361,293 184

Sumber :BPS Kab. Pinrang Tahun 2014

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Rakyat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 19

Penyelenggaraan pemerintahan daerah pada umumnya bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing

daerah. Hal ini sejalan dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Pinrang 2014 – 2019, yaitu ” Terwujudnya

Masyarakat Sejahtera Secara Dinamis melalui Harmonisasi Kehidupan,

Akselerasi Produktivitas Kawasan, dan Revitalisasi Peran Poros Utama

Pemenuhan Pangan Nasional”

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang terintegrasi dengan

Visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Nasional serta

merupakan bagian integral dari Visi pembangunan Propinsi Sulawesi Selatan,

didasarkan pada perubahan paradigma serta kondisi yang ada, memerlukan

keterukuran dan komitmen berkelanjutan. Harapan tersebut, menuntut adanya

Akselerasi pencapaian Visi kedepan, yang diharapkan dapat lebih berperan

dalam percepatan perkembangan internal willayah. Adapun gambaran

perekonomian Kabupaten Pinrang selama kurun waktu lima tahun adalah sebagai

berikut :

2.1.2.1 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (Pertumbuhan

PDRB)

Kemajuan ekonomi suatu daerah memang bisa kita lihat secara kasat

mata, namun untuk melakukan perencanaan strategi pembangunan ke depan,

hasil pencapaian pembangunan perlu dipotret secara kuantitatif. Kemajuan

ekonomi suatu daerah bisa dipotret dengan menggunakan instrument yang

bernama PDRB.Meskipun instrument ini tidak mutlak member gambaran kemajuan

dan kesejahteraan masyarakatnya, namun paling tidak bias dipakai dalam

menghitung pertumbuhan ekonomi daerah.

PDRB Kabupaten Pinrang yang menggambarkan pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Pinrang selama Tahun 2009 sampai 2013 menunjukkan

adanya fluktuasi dimana pada Tahun 2009 sebesar 7,65 % dan Tahun

2010 sebesar 6,23% Sedangkan Tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar

0,89 % dengan nilai 7,12%, dan pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang

cukup signifikan yaitu sebesar 8,27 %, sedangkan pada tahun 2013 diproyeksikan

mengalami perlambatan menjadi sebesar 6.81 % . Untuk Tahun 2009 - 2013,

PDRB Kabupaten Pinrang mengalami peningkatan dibandingkan dengan PDRB

untuk Tahun 2012, baik itu dilihat dari PDRB atas harga berlaku maupun PDRB

atas dasar harga konstan. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pinrang secara umum

pertahun dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.5 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pinrang

Untuk Tahun 2009 – 2013 (Juta Rupiah)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 20

Tahun PDRB ADH

Berlaku

PRDB ADH

Konstan

Pertumbuhan

PDRB ADH

Berlaku

pertumbuhan

PDRB ADH

Konstan

1 2 3 4 5

2009 4.492.957 2.384.282 20,23 7,65

2010 5.290.786 2.532.737 17,6 6.23

2011 6.216.774 2.713.136 17,5 7,12

2012 7.237.528 2.937.275 19,19 8,27

2013* 8.261.557 3.137.429 6.81

Sumber : PDRB Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2013

Besarnya nilai PDRB Kabupaten Pinrang sampai saat ini masih didominasi oleh

sektor pertanian, yang menggambarkan bahwa perekonomian Pinrang masih

sangat bertumpu pada sektor pertanian, artinya ketika sektor pertanian

mengalami penurunan, maka dampaknya akan sangat dirasakan oleh masyarakat

Pinrang. Sektor pertanian menopang sebagian besar ekonomi rumah tangga di

Pinrang, berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, tercatat 56,5 persen dari

penduduk yang bekerja, berada pada sektor pertanian.

Tabel 2.6 Pertumbuhan PDRB ADH Kostan

Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2013

No. Lapangan Usaha 2012 2013* Pertumbuhan

PDRB

1 2 3 4 5

1 Pertanian 1.706.150,26 1.800.145

2 Pertambangan dan penggalian 28.807,50 31.912

3 Industry pengolahan 156.511,87 169.737

4 Listrik, air bersih dan gas 22,764,12 24.806

5 Bangunan dan Kontruksi 128.861,13 143.158

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 367.076,00 404.847

7 Pengangkutan dan Komunikasi 144.945,72 161.937

8 Keuangan, Persewaan & jasa

Perusahaan 142.658,97 160.529

9 Jasa-jasa 221.398,53 228.139

PDRB 2.919.170 3.125.204

Sumber : PDRB Tahun 2012- 2013

Tabel 2.7 Pertumbuhan PDRB ADH Berlaku

Kabupaten Pinrang Tahun 2012 – 2013

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 21

No. Lapangan Usaha 2012 2013* Pertumbuhan

PDRB

1 Pertanian 4.067.214,58 4.712.576

2 Pertambangan dan penggalian 62.799,54 74.006

3 Industry pengolahan 311.193,38 359.043

4 Listrik, airbersih dan gas 46.039,64 50.799

5 Bangunan dan Kontruksi 291.592,27 341.581

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 911.830,78

1.054.963

7 Pengangkutan dan Komunikasi 342.000,54 403.305

8 Keuangan, Persewaan & jasa

Perusahaan 289.167,66

335.867

9 Jasa-jasa 1.087.912,56 1.270.589

PDRB 7.409.750 8.602.726

Sumber : PDRB Tahun 2012 – 2013

2.1.2.2. PDRB Perkapita

PDRB perkapita atau pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator

yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara

makro. PDRB Perkapita berdasarkan harga berlaku pada Tahun 2013 menunjukkan

peningkatan lebih besar dibandingkan dengan PDRB per kapita berdasarkan harga

konstan. PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku diproyeksikan mencapai Rp.

22.866.199,00, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2012 yang

mencapai Rp 20.199.634,00. Nilai PDRB perkapita atas dasar konstan yang

menggambarkan pendapatan riil penduduk Kabupaten Pinrang. Untuk tahun 2013

diperkirakan sebesar Rp. 8.683.724 mengalami peningkatan jika dibandingkan

dengan Tahun 2012 yaitu sebesara Rp.8.197.811,00.

Hal ini sejalan dengan peningkatan daya beli pada IPM pada tahun 2009 -

2013, walaupun demikian, peningkatan PDRB perkapita tersebut

belum sepenuhnya menggambarkan secara riil kenaikan daya beli

masyarakat Pinrang secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB per

kapita yang dihitung atas dasar harga berlaku masih terkandung faktor

inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Untuk

mengetahui perkembangan daya beli masyarakat secara riil bisa

digunakan PDRB per kapita atas dasar harga konstan.

Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Pinrang dari Tahun 2009

sampai 2013 mempunyai tren yang meningkat, artinya kesejahteraan masyarkat

Pinrang makin membaik. Tahun 2012 pendapatan perkapita penduduk Kabupaten

Pinrang sebesar 20.199.634 rupiah, sedangkan pada Tahun 2013 diperkirakan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 22

sebesar Rp. 22.866.199 atau dengan kata lain tiap bulan rata-rata penduduk

Pinrang berpenghasilan 1,9 juta rupiah lebih perbulan.

2.1.2.3 Tingkat Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan

terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar.Tingkat kesejahteraan

masyarakat dapat dilihat pula dari kemampuan penduduk dalam mengkonsumsi

barang dan jasa.Perkembangan barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap

tingkat daya beli dan biaya hidup penduduk.Jika harga-harga secara umum

meningkat maka bisa terjadi daya beli penduduk menurun.Tahun 2011, tingkat

inflasi di Kabupaten Pinrang menurun 1,17 poin, yaitu dari 9,69 % pada tahun

2010 menjadi 5,92 % pada tahun 2011 dan perkiraan tahun 2012 yaitu sebesar

5,25 %

Dilihat dari sektor kegiatannya, tingkat Inflasi PDRB Kabupaten Pinrang dari

Tahun 2009 - 2013 adalah:

Tabel 2.8 Tingkat Inflasi PDRB di Kabupaten Pinrang

Pada Tahun 2009-2013

No. Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013*

1 2 3 4 5

1 Pertanian 9.91 10.95 11.38 7.17 6.56

2 Pertambangan dan penggalian

10.54 5.29 6.81 9.81 9.55

3 Industry pengolahan 2.62 4.99 6.79 5.13 5.71

4 Listrik, air bersih dan gas 0.59 15.64 1.59 3.43 5.95

5 Bangunan dan Kontruksi 4.85 9.08 6.09 8.04 6.20

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

9.83 3.91 6.30 8.35 5.93

7 Pengangkutan dan Komunikasi

1.68 13.58 9.64 3.13 6.16

8

Keuangan, Persewaan &

jasa Perusahaan 5.84 4.33 5.86 6.50 7.24

9 Jasa-jasa 35.18 19.91 11.28 13.22 10.90

PDRB 11.69 10.86 9.69 7.53 6.87

Sumber : PDRB Kabupaten Pinrang 2009-2013

Peningkatan inflasi tertinggi terjadi pada sektor jasa yang mencapai 10,90 persen,

kemudian disusul oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,55 %, serta

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,24 %. Adapun sektor

lainnya berkisar antara 5 – 6 %.

2.1.2.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Nilai Tambah Bruto (NTB)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 23

Salah satu indikator makro Ekonomi yang menjadi acuan adalah Laju

Pertumbuhan Ekonomi (LPE).Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pinrang pada

Tahun 2012 mencapai 8,27%. Jika dilihat dari pertumbuhan tiap-tiap sektor

ekonomi terlihat bahwa pada Tahun 2012 terdapat 5 sektor ekonomi mengalami

pertumbuhan positif,4 sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan bila

dibandingkan dengan Tahun sebelumnya yaitu industri pengolahan, listrik gas dan

air bersih, jasa-jasa serta angkutan dan komunikasi. Sektor yang mengalami

pertumbuhan tertinggi adalah sektor bangunan dan konstruksi mengalami

pertumbuhan sampai 16,12 %, sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan

terendah yaitu sebesar 2,99 % adalah sektor jasa-jasa. Untuk tahun 2012

Pertumbuhan ekonomi kabupaten Pinrang merupakan pertumbuhan yang cukup

signifikan yaitu 8.27 %

Tabel 2.9

Kondisi Perekonomian Kabupaten Pinrang (Peranan NTB, LPE dan Tingkat Inflasi) Tahun 2012

No. Sektor Kontribusi/

Peranan NTB

(%)

LPE Atas Dasar

HargaKonstan (%)

Tingkat Inflasi

(%)

1 2 3 4 5 1 Pertanian 58.63 4.84

2 Pertambangan dan

penggalian 0.98 10.64

3 Industry pengolahan 5.29 6.83

4 Listrik, airbersih dan gas 0.77 14.10

5 Bangunan dan Kontruksi 4.29 10.27

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 12.75 12.24

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 4.98 10.15

8 Keuangan, Persewaan &

jasa Perusahaan 4.80 13.09

9 Jasa-jasa 7.50 3.60 Sumber : PDRB Kabupaten Pinrang 2012

Penurunan tingkat inflasi terjadi pada beberapa sektor perekonomian, antara lain

sektor listrik, gas dan air bersih mengalami penurunan hingga 1,59 % dari tingkat

inflasi 15,64 % pada Tahun 2011. Inflasi pada sektor ini terjadi pada sub sektor

listrik.

2.1.2.5 Daya Beli Masyarakat

Pada keadaan 2009 paritas daya beli penduduk Kabupaten Pinrang sebesar

Rp.632.740 dan diperkirakan meningkat menjadi Rp,645,860 pada tahun 2013.

Dalam kurun waktu tersebut peringkat indeks daya beli telah mengalami lompatan

yang sangat berarti. Dengan kata lain, kenaikan paritas daya beli Kabupaten

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 24

Pinrang termasuk salahsatu daerah yang mempunyai peningkatan yang terbesar

apabila dibandingkan dengan kabupaten/ kota se Sulawesi Selatan.

2.1.2.6 Kondisi Ekonomi

Struktur ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB atas

dasar harga berlaku. Tahun 2013 struktur ekonomi Kabupaten Pinrang tetap

didominasi oleh sektor pertanian, dengan kata lain sektor pertanian merupakan

komponen utama dalam struktur perekonomian di Kabupaten Pinrang. Pinrang

sampai sekarang masih merupakan salah satu kabupaten yang menjadi lumbung

padi di Provinsi Sulawesi Selatan.Sejalan dengan besarnya nilai sumbangan sektor

pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Pinrang, mayoritas

penduduknya juga berprofesi sebagi petani.

Sebagai daerah yang kekuatan ekonominya ditopang oleh sektor pertanian,

Pinrang mempunyai insfrastruktur irigasi yang didominasi irigasi teknis.Irigasi

teknis di Kabupaten Pinrang sangat tergantung dari keberadaan Bendung Air

Benteng yang sudah di bangun sejak jaman penjajahan Belanda.

Selain pertanian pangan, Kabupaten Pinrang juga merupakan daerah

penghasil tanaman perkebunan kakao maupun kelapa. Sub sektor perikanan juga

memegang peranan penting dalam struktur ekonomi Kabupaten Pinrang,

mengingat sebagian wilayah Pinrang merupakan daerah pantai dan lautan.

Sektor kedua yang memberikan sumbangan terbesar terhadap

perekonomian di Kabupaten Pinrang adalah Sektor Jasa-Jasa, mencakup Jasa

Pemerintahan Umum dan Swasta. Sektor Jasa ini lebih di dominasi oleh sub sektor

Jasa Pemerintahan Umum

Urutan ketiga yang menyumbang struktur perekonomian di Kabupaten

Pinrang adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restorant. Sebagai kota yang

berada di jalur Trans Sulawesi, Pinrang kerap disinggahi sebagai tempat istirahat,

dan mencari oleh-oleh.

Sektor yang paling kecil menyumbang perekonomian Kabupaten Pinrang

pada Tahun 2013 adalah Sektor Listrik & Air serta Sektor Penggalian. Sektor Listrik

mengalami peningkatan lebih dikarenakan meningkatnya jumlah listrik yang

diproduksi, sementara jumlah air yang diproduksi oleh PDAM di Kabupaten Pinrang

justru menurun. Nilai sumbangan Sektor Penggalian terhadap perekonomian

Kabupaten Pinrang relatif kecil karena di Kabupaten Pinrang tidak ada

pertambangan atau penggalian dengan kapasitas besar, melainkan merupakan

pertambangan galian golongan C atau mineral bukan logam (batuan) yang

merupakan pertambangan rakyat.

2.1.2.7 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 25

IPM merupakan salah satu indikator penting yang digunakan dalam

perencanaan kebijakan dan evaluasi pembangunan, karena nilai IPM mencakup 3

tiga bidang pembangunan manusia yang diangap paling mendasar, yaitu Angka

harapan hidup, pengetahuan, dan hidup layak.

Nilai ini menggambarkan potret pembangunan manusia Kabupaten Pinrang

dari kondisi fisik manusia (kesehatan dan kesejahteraan), maupun non-fisik

(intelektualitas).

Pencapaian hasil IPM merupakan hasil pencapaian jangka waktu yang

panjang.Peningkatan IPM pada prinsipnya merupakan perubahan pola pikir

manusia, yaitu perubahan untuk semakin berperilaku hidup bersih dan sehat

(bidang kesehatan); peningkatan intelektual (pendidikan) dan peningkatan

kemampuan bersaing secara ekonomi (bidang ekonomi).

Secara umum nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk Tahun 2013

diproyeksikan sebesar 74,29 poin,terjadi peningkatan dari Tahun 2012 yang

sebelumnya 73,56 poin.

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam

bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah kabupaten dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Secara umum terdapat 34 bidang

urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, yang dibagi berdasarkan urusan

Wajib dan urusan pilihan. Namun tidak semua bidang urusan berhubungan

langsung dengan pelayanan umum terhadap publik. Berikut, akan ditampilkan

urusan yang memberikan kontribusi terbesar dalam mengukur pelayanan terhadap

publik.

2.1.3.1 Pendidikan

Dalam Pembukaan UUD 1945, Salah satu tujuan berbangsa dan bernegara

adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa” yang itu hanya bisa dicapai melalui

pendidikan.Sehingga pendidikan merupakan hak dasar setiap penduduk dan

pemenuhan atas hak ini menjadi kewajiban pemerintah Pendidikan merupakan

salah satu gerbang penting untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.Pendidikan membuka peluang individu maupun masyarakat untuk

mengembangkan diri dan mewujudkannya.Layanan pendidikan dasar yang

dilaksanakan meliputi pendidikan dasar dan pendidikan menengah, yang

dicerminkan dalam program pemerintah Wajib Belajar 9 Tahun.

Jumlah penduduk yang relatif besar dan struktur umur yang kebanyakan

berusia muda,relatif memiliki tanggung jawab besar untuk mengantarkan

penduduk muda untuk memperoleh pendidikan yang layak di Kabupaten Pinrang .

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 26

Kendala disparitas ketersediaan sarana pendidikan di Kabupaten Pinrang juga

relatif besar.Daerah Urban pada umumnya memiliki sekolah-sekolah yang

berkualitas dan dikelola secara mandiri. Hal itu berbanding terbalik dengan Daerah

rural, Kebanyakan proses pendidikan masih terfokus pada peningkatan cakupan,

atau belum beranjak pada peningkatan kualitas.

Secara umum, Keberhasilan pembangunan manusia/kualitas sumber daya

manusia baik fisik maupun non fisik dapat terlihat dari capaian Indeks

Pembangunan Manusia (IPM).IPM mencakup 3 (tiga) komponen dasar yang

digunakan untuk merefleksikan upaya pembangunan manusia.Ketiga komponen

dasar tersebut berkaitan dengan pengetahuan (pendidikan), peluang hidup

(kesehatan), dan hidup layak (kemampuan daya beli/purchasing power

parity).Kesehatan dan kemampuan daya beli dapat mencerminkan kondisi fisik

manusia, sedangkan pendidikan dapat mencerminkan kondisi non fisik manusia.

Untuk mengetahui nilai IPM digunakan indeks pendidikan, indeks kesehatan

dan indeks daya beli sebagai acuan untuk mengukur indeks pembangunan

manusia (IPM).Tahun2012 IPM Kabupaten Pinrang mencapai 74,29.

A. Angka Melek Huruf (AMH)

Jumlah angka melek huruf dihitung berdasarkan penduduk yang berumur 15

tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin. Pada Tahun 2012,

di Kabupaten Pinrang memperlihatkan bahwa jumlah mereka yang dapat

membaca dan menulis meningkat 0,27 persen dari target RPJMD yakni

mencapai 91,53 pada Tahun 2012 . Apabila dibandingkan dengan angka

Provinsi Sulawesi Selatan, maka angka melek huruf Kabupaten Pinrang relatif

masih lebih baik (Kabupaten Pinrang : 91,53 dan Provinsi Sulawesi Selatan :

88,07 persen).

B. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)

Indikator APK dan APM dipakai untuk melihat seberapa besar anak usia

menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan

penyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. Nilai lain

yang sering dipergunakan adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS). Secara

umum indikator-indikator ini menunjukkan seberapa besar program-program

yang dicanangkan oleh pemerintah telah berhasil seperti wajib belajar 9 Tahun

dan pendidikan gratis.

Angka Partisipasi kasar menunjukkan proporsi anak sekolah secara gender

pada jenjang tertentu. APK secara umum tidak memperhatikan mengenai usia

sekolah.

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun

usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 27

jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan

tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara

umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling

sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-

masing jenjang pendidikan. APK SD/MI sama dengan jumlah siswa yang

duduk di bangku SD/MI dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 7

sampai 12 tahun. APK SMP/MTs sama dengan jumlah siswa yang duduk

di bangku SMP/MTs dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 13

sampai 15 tahun. Sedangkan APK SMA/MA sama dengan jumlah siswa yang

duduk di bangku SMA/MA dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia

16 sampai 18 tahun.

Tabel 2.10

Capaian APK dan APM Kabupaten Pinrang Tahun 2009 – 2013

No Indikator 2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

APK

1 APK SD/MI/SDLB 103,98 104,72 105,34 105,97 106,61

2 APK SMP/MTs 79,18 82,36 85,91 89,97 92,24

3 APK SMA/MA/SMK 56,75 58,17 62,77 65,01 67,31

APM

1 APM SD/MI/SDLB 96,71 97,39 97,97 98,55 99,13

2 APM SMP/MTs 76,22 78,22 81,61 85,47 89,53

3 APM SMA/MA/SMK

54,48 55,85 60,25 62,41 64,62

Sumber : Dikpora Kabupaten Pinrang 2014

Dilihat dari tabel di atas, APK SD di Kabupaten Pinrang Tahun 2013 sebesar

106,61 % (lebih dari 100%) artinya terdapat sekitar 6,61 % penduduk di luar

usia 7-12 Tahun yang berstatus murid SD. Hal ini menunjukkan bahwa telah

tumbuh kesadaran bahwa seorang anak harus bersekolah sesuai dengan

usianya. Sedangkan pada APK SLTP 92,24 % atau dapat dikatakan bahwa

99,24 % penduduk usia 13-15 Tahun berstatus murid SMTP/MTs. Pada tingkat

pendidikan SLTA sekitar 67,31 % penduduk usia 18-18 tahun yang berstatus

siswa SLTA

C. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 28

Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah adalah indikator

untuk mengukur kemampuan jumlah sekolah dalam menampung penduduk

usia pendidikan. Rasio ini bisa diartikan jumlah sekolah berdasarkan tingkat

pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan. Pada tahun 2013

rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI mengalami

kenaikan, perbandingan ketersediaan sekolah SD/MI di Kabupaten Pinrang

adalah 1 : 140,56. Angka ini menunjukkan bahwa 1 sekolah SD/MI

menampung 141 siswa.

Tabel 2.11

Perbandingan Jumlah sekolah berdasarkan penduduk usia sekolah

Kabupaten Pinrang Tahun 2012 – 2013

No Jenjang Pendidikan 2012 2013

I SD/MI

1.1 Jumlah sekolah 351 351

1.2 Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 48.705 49.338

1.3 Perbandingan Jumlah Sekolah dengan Jumlah

Penduduk Kelompok Usia 7 - 12 Tahun 1 : 138,76 1 : 140,56

2 SMP/MTs

2.1 Jumlah sekolah 75 80

2.2 Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 21.851 22.113

2.3 Perbandingan Jumlah Sekolah dengan Jumlah

Penduduk Kelompok Usia 13 - 15 Tahun 1 : 291,34 1 : 276,41

3 SMA/MA/SMK

3.1 Jumlah sekolah 39 39

3.2 Jumlah penduduk kelompok usia 16 – 18 tahun 22.738 23.419

3.3 Perbandingan Jumlah Sekolah dengan Jumlah

Penduduk Kelompok Usia 16 - 18 Tahun 1 : 583,02 1 : 600,49

Sumber : Dikpora Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2013

D. Rasio jumlah guru terhadap jumlah murid

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan tingkat

pendidikan per 10.000 jumlah murid berdasarkan tingkat pendidikan.Rasio ini

mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal

murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran.

Selama kurun waktu Tahun 2009 - 2013 rasio ketersediaan guru di

Kabupaten Pinrang mengalami pasang surut untuk Tahun 2009 ke Tahun 2013

mengalami penurunan untuk SD/MI dan SMP/MTs, sedangkan untuk

SMA/MA/SMK jumlah murid mengalami kenaikan, namun dari Tahun 2011 ke

Tahun 2013 mengalami kenaikan pada semua jenjang pendidikan. Pada Tahun

2013, perbandingan jumlah guru terhadap jumlah murid SD/MI di Kabupaten

Pinrang adalah 1: 25. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa 1 guru SD/MI

melayani (mengajar) 25 murid SD.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 29

Berikut secara lengkap disajikan data mengenai kondisi ketersediaan guru

(tetap dan bantu, tidak termasuk honorer) dan murid di Kabupaten Pinrang per

jenjang pendidikan selama kurun waktu Tahun 2009 - 2013.

Tabel 2.12

Jumlah Guru dan Murid berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Pinrang Tahun 2009 – 2013

NO Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

I SD/MI

1.1 Jumlah Guru 2.028 2.074 2.042 2.042 2.102

1.2 Jumlah Murid 48.778 49.723 50.625 51.614 52.595

1.3 Perbandingan Jumlah

Guru Terhadap Murid 1 : 24 1 : 24 1 : 25 1 : 25 1 : 25

2 SMP/MTs

2.1 Jumlah Guru 1.361 1.515 1.517 1.517 1.562

2.2 Jumlah Murid 16.693 17.572 18.549 19.661 20.840

2.3 Perbandingan Jumlah Guru Terhadap Murid

1 : 12 1 : 12 1 : 12 1 : 13 1 : 13

3 SMA/MA/SMK

3.1 Jumlah Guru 1.021 1.021 1.235 1.239 1.453

3.2 Jumlah Murid 11.804 12.468 13.856 14.780 15.764

3.3 Perbandingan Jumlah Guru Terhadap Murid

1 : 12 1 : 12 1 : 11 1 : 12 1 : 11

Sumber : Dikpora Kabupaten Pinrang 2014

E. Rasio Guru/Murid per Kelas Rata-rata

Pada Tahun 2013, rasio guru/kelas SD/MA terhadap jumlah murid yang

berusia 6 -12 Tahun di Kabupaten Pinrang adalah 1 : 1 : 28. Interpretasi dari

angka di atas adalah bahwa 1 kelas SD dilayani (diajar) oleh 1 orang guru yang

dengan jumlah murid terdiri atas 28 murid SD.

Tabel 2.13

Rasio guru per kelas rata-rata terhadap Jumlah Murid di Kabupaten PinrangTahun 2009 – 2013

NO Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

I SD/MI

1.1 Jumlah Guru 2.028 2.074 2.042 2.042 2.102

1.2 Jumlah Kelas 1.851 1.857 1.857 1.863 1.869

1.3 Rasio Guru dan Kelas 1:1 1 : 1 1 : 1 1 : 1 1 : 1

1.4 Jumlah Murid 48.778 49.723 50.625 51.614 52.595

1.5 Rasio Guru dan Kelas terhadap jumlah Murid

1:1:26 1 : 1 : 27 1 : 1 : 27 1 : 1 : 28 1 : 1 : 28

2 SMP/MTs

2.1 Jumlah Guru 982 1013 968

2.2 Jumlah Kelas 409 616 629

2.3 Rasio Guru/Kelas 1:2,40 1 : 1,64 1 : 1,54

2.4 Jumlah Murid 16.693 17.572 18.549 19.661 20.840

2.5 Rasio Jumlah Murid terhadap jumlah kelas

1:38 1 : 37 1 : 31

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 30

2.6 Rasio Guru/kelas terhadap jumlah murid

1 : 2 : 38 1 : 2 : 37 1 : 2 : 31

3 SMA/MA/SMK

3.1 Jumlah Guru 1.021 1.021 1.235 1.239 1.453

3.2 Jumlah Kelas 217 221 221

3.3 Rasio Guru/Kelas 1:2 1 : 2 1 : 2

3.4 Jumlah Murid 11.804 12.468 13.856 14.780 15.764

3.5 Rasio Jumlah Murid terhadap jumlah kelas

1:46 1 : 51 1 : 66

3.6 Rasio Guru/kelas terhadap jumlah murid

1 : 2 : 46 1 : 2 : 51 1 : 2 : 66

Sumber : Data diolah dari Kabupaten Pinrang Dalam Angka Tahun 2010 – 2013

Komponen indikator pendidikan terdiri atas : angka melek huruf (AMH)

dan rata-rata lama sekolah (RLS). Indikator-indikator tersebut dapat

menggambarkan mutu sumber daya manusia/SDM dan jumlah Tahun yang

dihabiskan dalam menempuh semua jenis pendidikan formal.Jumlah angka

melek huruf dihitung berdasarkan penduduk yang berumur 15 tahun ke atas

yang dapat membaca dan menulis huruf latin. Dalam periode 2009-2013, di

Kabupaten Pinrang memperlihatkan bahwa jumlah mereka yang dapat

membaca dan menulis rata-ratanya sebesar 91,70 persen. Apabila

dibandingkan dengan angka Provinsi Sulawesi Selatan, maka angka melek

huruf Kabupaten Pinrang relatif masih lebih baik (Sulawesi Selatan : 86,02

persen).

Di Kabupaten Pinrang, keadaan lama bersekolah penduduk Tahun 2013

tidak jauh berbeda dengan keadaan Tahun 2009 Namun demikian, angka rata-

rata lama sekolah mengalami sedikit peningkatan dari tahun-tahun

sebelumnya. Keadaan tersebut digambarkan oleh rata-rata lama bersekolah

pada Tahun 2013 yakni sebesar 8,4 tahun. Dengan kata lain pada Tahun 2013,

bahwa setiap penduduk mempunyai jenjang pendidikan sekolah menengah

pertama yang sedang duduk di kelas 2.

2.1.3.2 Kesehatan

A. Angka Harapan Hidup (AHH) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

Pemerintah Kabupaten Pinrang telah berupaya untuk terus Meningkatan

Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan, Peningkatan Sumber Daya

Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Pembiayaan

Kesehatan terus dilakukan, ini bisa dilihat dari angka harapan hidup tahun

2013 sebesar 72,57 tahun. Selain itu juga dapat dilihat pada Angka Kematian

Bayi Pada Tahun 2009-2013, pada tabel berikut :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 31

Tabel 2.14 Perkembangan Jumlah Kematian Bayi dan Jumlah Kematian Ibu

Tahun 2009-2013 di Kabupaten Pinrang

No Indikator 2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Kematian Bayi 59/7.203 83/7.272 106/7315 110/6981 54/7060

2 Jumlah Kematian Ibu 11/7.203 7/7.272 16/7.315 4/6981 4/7060

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten PinrangTahun 2014

Tabel di atas menggambarkan pencapaian indikator derajat

kesehatan masyarakat yaitu indikator kematian bayi dan kematian ibu.

Indikator kematian bayi diawali oleh variabel jumlah kematian bayi yang

mengalami penurunan dari 110 bayi pada Tahun 2012 menjadi 54

pada Tahun 2013. Sedangkan indikator kematian ibu berupa jumlah

kematian ibu sebanyak 4 pada Tahun 2012 dan 4 pada Tahun 2013.

Selanjutnya untuk menilai derajat kesehatan masyarakat yang lain

adalah pencapaian sasaran peningkatan status gizi balita.

Gambaran tentang kondisi status gizi balita di Kabupaten Pinrang pada

tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.15

Perkembangan Status Gizi Balita di Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2013

N0 Status gizi 2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6

1 Gizi Buruk 88 141 85 69 32

2 Gizi Kurang 838 1.126 1.140 1.102

3 Gizi Baik 5.697 6.779 8.449 9.396 9.669

4 Gizi Lebih 75 84 60 2.000 2.018

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang 2014

Dari tabel di atas dapat dilihat gambaran status gizi balita di

Kabupaten Pinrang pada Tahun 2009 samapi tahun 2013 menunjukkan

perbaikan status gizi balita, namun pada Tahun 2010 gizi buruk mengalami

peningkatan sebesar 53, tetapi gizi baik mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan gizi baik dan gizi

lebih sampai dengan tahun 2013. Apabila dilihat dari angka gizi kurang

dan gizi buruk Kabupaten Pinrang menunjukkan bahwa terjadi penurunan

setiap tahunnya.

Nilai Angka Kematian Bayi biasanya berbanding terbalik dengan Angka

Harapan Hidup (AHH).AHH adalah angka kecenderungan Harapan hidup

perkiraan lama hidup rata-rata penduduk Kabupaten Pinrang dengan asumsi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 32

tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur adalah selama lebih

kurang 69-70 Tahun. AHH Tahun 2009 Kabupaten Pinrang mencapai 71,72

tahun sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 72,57,

artinya perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi mengalami

peningkatan sebesar 0.85 tahun, pola mortalitas menurut umur adalah selama

lebih kurang 69-70 tahun.

Resiko kematian bayi lebih besar bagi bayi yang dilahirkan oleh ibu yang

kekurangan gizi, dibandingkan dengan ibu yang memiliki gizi

cukup.Sedangkan kekurangan gizi berkorelasi positif dengan keadaan sosial

ekonomi yang rendah.Penyebab tingginya angka kematian bayi lahir rendah,

berkaitan erat dengan kondisi pada fase kehamilan, pertolongan kelahiran

yang aman dan perawatan bayi pada saat dilahirkan.

B. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi

menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan, asuhan keperawatan secara

berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

pasien. Semakin banyak jumlah ketersediaan rumah sakit, akan semakin

mudah bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.

Jumlah rumah sakit di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013 sebanyak 3

unit, terdiri dari rumah sakit daerah sebanyak 1 unit, rumah sakit swasta

sebanyak 2 unit. Cakupan pelayanan rumah sakit terhadap jumlah penduduk

Kabupaten Pinrang Tahun 2013 mencapai 0,007. Hal ini berarti bahwa untuk

1.000 jumlah penduduk Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013 dilayani oleh

rumah sakit sebanyak 0,007. Cakupan pelayanan rumah sakit terhadap jumlah

penduduk Kabupaten Pinrang pada Tahun 2012 tidak jauh berbeda dengan

tahun-tahun sebelumnya.

Berikut secara lengkap disajikan data mengenai rasio/ketersediaan rumah

sakit di Kabupaten Pinrang selama kurun waktu Tahun 2009-2013.

Tabel 2.16

Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per jumlah Penduduk

di Kabupaten Pinrang Tahun 2009 – 2013

NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Rumah

Sakit Daerah 1 1 1 1 1

2 Jumlah Rumah

Sakit Swasta 2 2 2 2 2

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 33

Jumlah seluruh

Rumah Sakit 3 3 3 3 3

Jumlah

Penduduk 342.118 353.367 354.652 388.741 408.459

Rasio 0,009 0,008 0,008 0,008 0,007

Sumber : Data diolah Bappeda Kabupaten Pinrang Tahun 2013

C. Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita

Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak-anak sejak usia dini merupakan

suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar yang

meliputi peningkatan status kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang

sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa

dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta

perlindungan anak. Pengalaman empirik di beberapa tempat menunjukan,

bahwa strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu

dan anak seperti itu, dapat dilakukan pada Posyandu.

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber

daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk

dan bersama masyarakat, dalam rangka penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat, dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Jumlah Posyandu di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013 sebanyak 353

unit dan jumlah Balita sebanyak 24.074 jiwa. Dengan demikian rasio

Posyandu terhadap Balita mencapai 14.66. Hal ini berarti bahwa dari 1.000

balita yang ada di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013, dapat dilayani

Posyandu sebanyak 12 -13 Posyandu.

Berikut secara lengkap disajikan data mengenai kondisi rasio Posyandu di

Kabupaten Pinrang selama kurun waktu Tahun 2010 - 2013.

Tabel 2.17 Jumlah Posyandu dan Balita di Kabupaten Pinrang

Tahun 2010 – 2013

No Uraian 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah posyandu 358 350 350 353

2 Jumlah balita 41.164 35.734 36.751 24.074

3 Rasio Posyandu per Jumlah

Balita 8.70 9.79 9.52 14,66

Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2011-2013

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 34

2.1.4. Pekerjaan Umum

Urusan/bidang Pekerjaan umum melaksanakan pelayanan publik yang

bersifat infrastruktur (fisik). Melihat Kondisi daerah Kabupaten Pinrang terkait

dengan urusan pekerjaan umum salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja

sebagai berikut:

A. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

Salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat krusial adalah

tersedianya jalur transportasi berupa jaringan jalan yang baik.Kebutuhan jalan

memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah maupun terhadap kondisi sosial budaya kehidupan

masyarakat.Infrastruktur jalan yang baik adalah modal sosial masyarakat

dalam menjalani roda perekonomian, sehingga pertumbuhan ekonomi yang

tinggi tidak mungkin dicapai tanpa ketersediaan infrastruktur jalan yang baik

dan memadai.

Kebijakan pembangunan yang tidak bertumpu pada pengembangan

terhadap kompatibilitas dan optimalisasi potensi sumber daya alam, sumber

daya manusia dan sumber daya fisik (buatan) akan sulit mencapai

pembangunan yang berkelanjutan. Ini sering kita alami dengan terjadinya

banjir di jalur-jalur utama ekonomi yang disebabkan oleh pembangunan yang

kurang memperhatikan kapasitas sumber daya alam sehingga fungsi sistem

sungai dan drainase tidak memadai. Ini juga telah kita alami dengan

terjadinya bottle neck (jaringan jalan yang menyempit) di berbagai jaringan

transportasi yang disebabkan oleh pembangunan yang tidak memperhatikan

tata guna lahan sehingga kapasitas sumber daya fisik (buatan) tidak lagi

mampu menampung perjalanan barang dan manusia yang dihasilkan oleh tata

guna lahan.

Tabel 2.18 Proporsi Panjang Jaringan Jalan di Kabupaten Pinrang

Berdasarkan Kondisi Tahun 2010-2013

NO Uraian Panjang Jalan

2010 2011 2012 2013

1 2 3 4

1 Kondisi Baik (km) 117,4 120,4 131,5 161,38

Poporsi Kondisi Baik (%)

2 Kondisi Rusak Sedang (km) 240,3 230,5 239,20 150,99

Poporsi Kondisi Rusak Sedang (%)

3 Kondisi Rusak Ringan(km) 263,6 282,3 300,68 308,54

Poporsi Kondisi Rusak Ringan (%)

4 Kondisi Rusak Berat (km) 105,1 91,4 53,22 103,69

Poporsi Kondisi Rusak Berat (%)

5 Jalan secara keseluruhan

Sumber : Data diolah dari Dinas PU Kabupaten Pinrang Tahun 2010-2013

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 35

B. Rasio Jaringan Irigasi

Salah satu infrastruktur yang sangat diperlukan untuk peningkatan

produksi pertanian khususnya produksi beras adalah Jaringan irigasi.Jaringan

irigasi diperlukan untuk pengaturan air, mulai dari penyediaan, pengambilan,

pembagian, pemberian dan penggunaannya.Secara operasional jaringan irigasi

dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu jaringan irigasi primer, sekunder dan

tersier.

Panjang jaringan irigasi Kabupaten Pinrang pada Tahun 2011 sepanjang

2.187,101 km. Adapun luas lahan budidaya pada Tahun 2011 seluas 42.931

km2. Dengan demikian rasio jaringan irigasi terhadap luas lahan budidaya

mencapai 1 : 19,63. Ini artinya bahwa setiap 1 km jaringan irigasi harus

mengairi lahan budidaya seluas 19 km2 Tahun 2011.

Berikut secara lengkap disajikan data mengenai gambaran jaringan irigasi

di Kabupaten Pinrang selama kurun waktu Tahun 2013.

Tabel 2.19 Rasio Jaringan Irigasi di Kabupaten Pinrang Tahun 2013

NO Uraian Panjang Jaringan Irigasi (km)

1 Jaringan primer 45,862

2 Jaringan Sekunder 402,863

3 Jaringan Tersier 474,686

4 Jaringan Kwarter 1.263,690

5 Panjang Total Jaringan Irigasi 2.187,101

6 Luas lahan budidaya 42.931

7 Rasio 1 : 19,63

Sumber : Dinas PSDA Kabupaten Pinrang 2013

2.1.5. Perumahan Rakyat

Kondisi daerah Kabupaten Pinrang terkait dengan urusan perumahan

rakyat salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

A. Persentase rumah tangga berakses air Bersih

Berdasarkan defenisi Global Water Supply and Sanitation Report Tahun

2000, maka dapat diklasifikasi sarana air minum layak meliputi rumah tangga

dengan sumber utama ledeng sampai rumah, pompa, sumur terlindung, mata

air terlindung dan air hujan yakni sebesar 82,46 %.

Kawasan perkotaan Kabupaten Pinrang yang telah memiliki akses

berkelanjutan terhadap sumber air minum layak perkotaan sebesar 72,29 %.

Sedangkan untuk kawasan perdesaan, rumah tangga telah memiliki akses

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 36

berkelanjutan terhadap sumber air minum layak perdesaan, yakni sebesar

85,68 %.

Dari persentase tersebut dapat dikatakan bahwa rumah tangga di

Kabupaten Pinrang mempunyai akses terhadap sarana air minum yang baik.

Namun bila melihat data SUSENAS BPS Tahun 2010 terdapat 45 % rumah

tangga yang memiliki sarana air minum yang berjarak kurang dari 10 meter ke

sumber pencemar atau dari penampungan kotoran/tinja. Dengan asumsi

bahwa berdasarkan data sumur terlindung, pompa, mata air terlindung yang

dapat dipengaruhi oleh jarak terhadap ke pembuangan tinja/kotoran, maka

dapat dikatakan persentase rumah tangga berakses air bersih adalah 49 %.

Berikut adalah data tentang kondisi rumah tangga yang telah mendapatkan air

bersih dalam kurun Tahun 2010 - 2012.

Tabel 2.20

Jumlah Proporsi Rumah Tangga yang Mendapatkan Akses Air Bersih Kabupaten Pinrang Tahun 2010 – 2012

NO Uraian 2010 2011 2012

1 Jumlah rumah tangga 81.914 81.914 81.432

2 Persentase rumah tangga berakses air bersih

49 50 70

Sumber : Data diolah dari Susenas Tahun 2012

B. Persentase rumah tinggal bersanitasi (Mempunyai Failitas Tempat

Buang Air Besar/Tinja)

Salah satu faktor yang menjadi penilaian rumah layak huni adalah rumah

tinggal berakses sanitasi sekurang-kurangnya mempunyai akses untuk

memperoleh layanan sanitasi, sebagai berikut : 1) Fasilitas air bersih, 2)

Pembuangan air besar/tinja, 3) Pembuangan air limbah (air bekas) dan 4)

pembuangan sampah.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya rumah tinggal berakses sanitasi

dasar (mempunyai fasilitas pembuangan air besar/tinja) sudah mulai

membaik. Hal ini terlihat bahwa jumlah rumah di Kabupaten Pinrang yang

mempunyai akses sanitasi Untuk sanitasi, berdasarkan data BPS Tahun 2010,

rumah tangga yang memiliki jamban sendiri, jamban bersama dan jamban

umum yang mempunyai tangki septik 74 %. Sementara masih ada rumah

tinggal yang belum mempunyai akses terhadap fasilitas tempat buang air

besar / tinja 19,24 %.

Berikut adalah data tentang kondisi rumah tinggal berakses sanitasi di

Kabupaten Pinrang selama kurun waktu 2009 - 2011.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 37

Tabel 2.22 Persentase Rumah Tangga Bersanitasi

N0

Bidang / Urusan

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah Rumah tangga Bersanitasi itasi

31.109 32.644 33.765 36.855 38.802

2. Jumlah Rumah Tangga 77.988 79.580 81.914 86.840 88.803

3. Persentase 39.89 41.02 41.22 42.44 43.69

Sumber : Data diolah oleh Bappeda Tahun 2014

2.1.6. Perhubungan

Kondisi daerah Kabupaten Pinrang terkait dengan urusan perhubungan

salah satunya dapat di lihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

A. Rasio izin trayek

Seluruh angkutan umum yang ada di Kabupaten umum wajib memiliki

izin trayek.Hal ini dimaksudkan untuk penataan, pengaturan dan pengendalian

trayek angkutan umum, sehingga ini dapat meminimalisir trayek ilegal yang

dilakukan para pengendara angkutan umum.

Izin trayek yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pinrang

pada Tahun 2011 sebanyak 3.240 izin.Adapun rasio izin trayek terhadap

jumlah penduduk di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2011, adalah 0,009.Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.23

Rasio Izin Trayek di Kabupaten Pinrang

Tahun 2009-2013

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Izin Trayek 3.156 2.573 3.425 3.947 4.500

2 Jumlah Kendaraan umum 2.085 2.602 1.708 1.387 1.800

3 Rasio Izin Trayek

Sumber : Dinas Perhubungan Infokom Kabupaten Pinrang

B. Jumlah Uji KIR Angkutan Umum

Seluruh angkutan umum yang diimpor di Kabupaten umum baik yang

dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri dan akan dioperasikan di jalan wajib

memiliki pengujian agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Hal ini

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 38

dimaksudkan menjamin keselamatan penumpang angkutan umum dan

menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan.

Jumlah angkutan umum yang telah melakukan uji kir pada Tahun 2013

sebanyak 1.992 unit kendaraan dari 3.897 unit kendaraan (101 %).

Persentase yang melebihi 100 % disebabkan adanya kendaraan yang tidak

tercatat di Kabupaten Pinrang, namun melakukan uji Kir pada Dinas

Perhubungan Kabupaten Pinrang.

2.1.7. Kependudukan dan Catatan Sipil

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan kependudukan

dan catatan sipil salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

A. Sebaran Penduduk

Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran,

kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar

maupun dari luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan

jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.

Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada

pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak

hal.Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan

penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan

perpindahan penduduk dari dalam keluar.

Total jumlah penduduk di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013 adalah

408.459 jiwa, meningkat 0,36 % dari jumlah penduduk Tahun 2012, yaitu

360.019 jiwa. Jumlah Tahun 2013 meningkat bila dibandingkan dengan Tahun

sebelumnya, yaitu : meningkat 0,36 % bila dibandingkan Tahun 2009 yakni

sebesar 342.118 jiwa. Peningkatan dari Tahun 2009 ke Tahun 2010 yang

cukup tinggi dibandingkan Tahun 2011 disebabkan adanya penyesuaian

registrasi dengan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010. Hal ini membuktikan

perlunya perbaikan registrasi data kependudukan dari instansi terkait.Dengan

adanya program elektronik KTP, menjadi momentum dan peluang untuk

melakukan perbaikan terhadap registrasi penduduk tahun-tahun mendatang,

sehingga akurasi jumlah penduduk menjadi lebih baik.Berikut disajikan Tabel

Sebaran Penduduk Per wilayah kecamatan Kabupaten Pinrang untuk Tahun

2013.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 39

Tabel 2.24 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan

di Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2013

NO KECAMATAN LAKI-LAKI

PEREMPUAN JUMLAH Luas

Wilayah (Ha)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Ha)

1 2 3 4 5 6 7

1 MATTIRO SOMPE 15,742 16,614 32,356 96.99 334

2 SUPPA 15,807 16,815 32,622 74.2 440

3 MATTIRO BULU 14,801 15,869 30,670 132.49 231

4 WATANG SAWITTO

27,567 28,814 56,381 58.97 956

5 PATAMPANUA 18,010 19,107 37,117 136.85 271

6 DUAMPANUA 25,233 26,570 51,803 291.86 177

7 LEMBANG 22,520 23,405 45,925 733.09 63

8 CEMPA 9,590 10,136 19,726 90.3 218

9 TIROANG 13,653 13,682 27,335 77.73 352

10 LANRISANG 9,645 10,333 19,978 73.01 274

11 PALETEANG 20,953 21,645 42,598 37.29 1,142

12 BATULAPPA 5,934 6,014 11,948 158.99

75

JUMLAH 199,455 209,004 408,459 1,961.77 208

Sumber data : Dinas Kependudukan Dan Capil 2014

2.1.8. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan keluarga berencana

dan keluarga sejahtera salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai

berikut :

A. Rasio akseptor KB

Masyarakat Kabupaten Pinrang saat ini sudah memandang bahwa kualitas

anak lebih penting dari pada kuantitasnya. Berkaitan dengan itu dapat

diketahui bahwa jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Pinrang pada Tahun

2012 sebanyak 43.467 peserta dari 55.605 pasangan usia subur. Jumlah ini

meningkat bila dibandingkan dengan Tahun 2011. Adapun rasio akseptor KB

terhadap jumlah pasangan usia subur selama kurun waktu Tahun 2012 adalah

78,17. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 40

Tabel 2.25 Rasio akseptor KB di Kabupaten Pinrang

Tahun 2011– 2013

NO Uraian 2011 2012 2013

1 Jumlah PUS 54.691 55.605 58.264

2 Jumlah Peserta KB Aktif 38.214 37.778 38.296

4 Rasio Akseptor KB 69.87 67,94 65.73

Sumber :BKB dan PP Kabupaten Pinrang 2013

2.1.9. Ketenagakerjaan

Salah satu Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat tergambarkan dari laju

pertumbuhan angkatan kerja yang terserap pada lapangan pekerjaan.Tingginya

angkatan kerja pada suatu daerah secara langsung dapat menggerakkan

perekonomian daerah tersebut.Hal sebaliknya dapat mengakibatkan timbulnya

masalah sosial.

Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti tingkat partisipasi angkatan

kerja (TPAK), persentase kesempatan kerja, persentase angkatan kerja yang

bekerja dan distribusi lapangan pekerjaan sangat berguna dalam melihat prospek

ekonomi suatu daerah.

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah benar-benar digerakan oleh

produksi yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena pengaruh faktor lain.

Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak pada peningkatan

pendapatan. Peningkatan pendapatan penduduk sangat menentukan pemenuhan

kebutuhan hidup yang layak (peningkatan kemampuan daya beli).

Pada tahun 2013 jumlah angakatan kerja Kabupaten Pinrang sebesar

133.883 yang terdiri dari laki-laki sebesar 86.581 dan perempuan sebesar

47.302, sedangkan yang bekerja sebesar 126.724. Mengingat Kabupaten Pinrang

merupakan salah satu daerah andalan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai

penghasil beras dan hasil bumi lainnya.Oleh sebab itu sektor pertanian

merupakan lapangan pekerjaan yang paling banyak menyerap tenaga kerja.

2.1.10. Penanaman Modal

Total Realisasi investasi kabupaten Pinrang atas dasar harga konstan 2000

pada Tahun 2010 telah mencapai 466.766,97 juta rupiah atau 18,43 persen dari

total PDRB secara riil yaitu 2.532.737,44 juta rupiah. Investasi atas dasar harga

konstan 2000 di kabupaten Pinrang dalam kurun waktu 2006-2010, mencatat

rata-rata pertumbuhan sebesar 11,37 persen per tahun. Yaitu pada Tahun 2006

total investasi yang ditanamkan di kabupaten Pinrang sebesar 303.441,91 juta

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 41

rupiah meningkat menjadi 406.230,83 juta rupiah pada Tahun 2008 hingga

mencapai 466.766,97 juta rupiah pada tahun 2010. Perkembangan investasi

seperti itu telah memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten

Pinrang dalam periode yang sama dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,43

persen per tahun. Untuk tahun 2012 total realisasi investasi sebesar Rp.

243.536.450.000 mengalami peningkatan dibandiingkan pada tahun 2011 yaitu

sebesar Rp. 185.071.272.552.

2.1.11. Pertanian, Kehutanan dan Peternakan

Sektor Pertanian dan Kehutanan masih menjadi salah satu andalan

masyarakat Kabupaten Pinrang menjadi mata pencaharian utama, selain itu sektor

Pertanian dan Kehutanan secara statistik masih cukup potensial umtuk bisa

dikembangkan baik dari areal lahan maupun kependudukan yang bergerak

disektor ini. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pertanian

salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

A. Produktivitas Tanaman Bahan Makanan

Beberapa jenis komoditi tanaman pangan yang ada di Kabupaten

Pinrang adalah padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, dan

kacang hijau.Komoditas tanaman pangan di Kabupaten Pinrang yang terbesar

adalah tanaman padi. Jumlah produksi padi yang dihasilkan pada tahun 2012

sebanyak 578.488 ton dan pada tahun 2013 naik menjadi 598.294 ton atau

naik sekitar 3,31 persen. Selain padi sawah produksi tanaman pangan lainnya

yang memberikan sumbangan terbesar adalah jagung dengan produksi

sebesar 94.940 ton pada tahun 2013, kemudian ketela pohon sebesar 7.242

ton.

B. Produksi Tanaman Perkebunan

Perkembangan produksi tanaman Perkebunan di Kabupaten Pinrang

selama periode tahun 2009-2013 memperlihatkan penurunan untuk semua

komoditas. Kakao yang merupakan produk perkebunan paling potensial di

Kabupaten Pinrang juga mengalami penurunan 1.261 ton atau sekitar 30,78

persen, hal ini disebabkan adanya peremajaan tanaman kakao yang dimulai

tahun 2011 dan perkirakan tahun 2014 dapat berproduksi normal. Potensi

perkebunan lain di Kabupaten Pinrang adalah kelapa dan kopi. Pada tahun

2013 produksi Kelapa (kelapa dalam dan kelapa hibrida) sebesar 5.665,35 ton,

turun 45,81 ton dari tahun 2012. Produksi kopi sebesar 2.354,8 ton.

C. Populasi Ternak dan Unggas

Pada Tahun 2013 populasi ternak dan unggas di Kabupaten Pinrang

sebagian besar menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

Populasi ternak yang mengalami peningkatan tertinggi adalah ayam buras

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 42

dengan jumlah populasi 1.378.700 ekor pada tahun 2012 naik menjadi

1.451.851 ekor atau mengalami peningkatan sebesar 0,95 % pada tahun

2013.

D. Produksi Perikanan

Ikan sebagai salah satu bahan makanan yang kaya protein hewani.Ikan

merupakan komoditas yang cukup melimpah tersedia di Kabupaten Pinrang

dan merupakan penyumbang terbesar kedua setelah Tabama terhadap

pembentukan PDRB Kabupaten Pinrang.Perikanan dibedakan menjadi dua

yaitu perikanan laut dan perikanan darat, dimana perikanan darat meliputi

perikanan perairan umum (sungai dan danau), budidaya air payau (tambak)

dan budidaya air tawar (kolam dan sawah).

Produksi perikanan laut di Kabupaten Pinrang pada tahun 2012 sebesar

11.647 ton naik menjadi 11.808 ton pada tahun 2013 atau naik sekitar 1,36

persen. Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibanding periode 2010-2011 yang

tumbuh hanya sekitar 0,8 persen. Peningkatan produksi juga terjadi pada

perikanan darat, dimana produksi perikanan darat pada tahun 2012 sekitar

2.429 ton naik menjadi 2.638 ton pada tahun 2013.

E. Persentase Kerusakan Kawasan Hutan

Kawasan Hutan di Kabupaten Pinrang berdasarkan data Dinas Kehutanan

dan Perkebunan terdiri dari Hutan Lindung dengan luas 46.782 Ha dan Hutan

Produksi Terbatas dengan luas 26.049 Ha.Namun berdasarkan data RTRW

Provinsi Sulawesi Selatan luas Hutan Lindung adalah 45.155 Ha dan Hutan

Produksi Terbatas adalah 26.436 Ha.

Berdasarkan overlay kebun campur, tegalan/ladang, lahan terbuka dan

semak belukar dengan kawasan hutan peta citra satelit LAPAN Tahun 2010,

kerusakan kawasan hutan lindung/kritis mencapai 27.880 Ha dari 45.155 Ha.

Sementara untuk Hutan Produksi Terbatas yang kritis mencapai 16.924 dari

26.436 Ha.

Tabel 2.26

Kerusakan Kawasan Hutan di Kabupaten Pinrang Tahun 2010

NO Uraian Jenis 2010

1 Luas Kawasan Hutan Yang

Rusak/kritis (Ha)

Hutan Lindung 27.880

Hutan Produksi

Terbatas 16.924

Total 44.804

2 Total Luas Kawasan Hutan

(Ha)

Hutan Lindung 45.155

Hutan Produksi

Terbatas 26.436

Total 71.591

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 43

3 Persentase Luas Kawasan

Rusak/kritis (%)

Hutan Lindung 61,74

Hutan Produksi

Terbatas 64,02

Total 62,58

Sumber : Bappeda Tahun 2010

2.1.12 Kemampuan Ekonomi Daerah

Potensi sektor Pertanian masih menjadi yang paling besar di banding

dengan sektor-sektor lain sebagai sektor penyedia lapangan kerja Kabupaten

Pinrang, kesempatan kerja berasal dari sektor pertanian, diikuti perdagangan,

industri, dan jasa jasa.

Sektor pertanian merupakan penyedia utama kebutuhan pangan

masyarakat yang merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi manusia.Dengan

demikian, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling efektif untuk

mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan melalui peningkatan pendapatan

mereka yang bekerja di sektor pertanian.

Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah

adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness)

bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk

menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah.

Namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak serta merta membawa

tingkat kesejahteran masyarakat menjadi lebih sejahtera, tetapi pertumbuhan

tersebut hanya dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat, sedangkan

masyarakat lain tidak menikmati.

Untuk itu kemampuan ekonomi dapat dilihat dari produktivitas pada

masing-masing sektor lapangan usaha PDRB Kabupaten Pinrang. Produktivitas

total daerah dapat menggambarkan seberapa besar tingkat produktivitas tiap

sektor dalam rangka mendorong perekonomian suatu daerah. Dari ke-9

sektor/lapangan usaha, yang berkontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten

Pinrang adalah sektor/lapangan usaha pertanian, disusul kemudian oleh

sektor/lapangan usaha jasa-jasa serta perdagangan, hotel dan

restoran.Sektor/lapangan usaha yang kontribusinya paling kecil adalah

sektor/lapangan usaha listrik, gas dan restoran.

Tabel 2.27

Produktivitas Total Daerah Per Sektor (ADH Berlaku) di Kabupaten Pinrang Tahun 2009 – 2011 (dlm jutaan rupiah)

No Uraian 2009 2010 2011

Rp % Rp % Rp %

1 Pertanian 2.538.542 56,50 2.927.094 55,32 3.421.853 55,04

2 Pertambangan & 37.586 0,84 41.602 0,79 51.593 0,83

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 44

Penggalian

3 Industri Pengolahan 177.359 3,95 228.383 4,32 263.344 4,24

4 Listrik,Gas & Air bersih 28.299 0,63 37.731 0,71 41.280 0,66

5 Konstruksi 179.096 3,99 196.112 3,71 241.604 3,89

6 Perdagangan, Hotel &

Restoran 569.107 12,67 639.930 12,20 768.699 12,37

7 Pengangkutan &

Komunikasi 172.403 3,84 224.335 4,24 280.696 4,52

8 Keuangan, sewa, & Js.

Perusahaan 178.039 3,96 205.737 3,89 242.468 3,9

9 Jasa-jasa 612.526 13,63 789.861 14,93 905.236 14,56

Sumber : BPS Kabupaten Pinrang (PDRB Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2011).

Pada Tahun 2011 kontribusi sektor/lapangan usaha pertanian mencapai Rp

3.421.853.000.000 (55,04 %), secara presentase keseluruhan angka ini

menurun bila dibandingkan dengan Tahun 2008-2009, di mana pada Tahun

2009 sektor/lapangan usaha ini mencapai sebesar 56,50 %, dan pada Tahun

2010 mencapai sebesar 55,32 %.

2.1.13. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Fasilitas wilayah atau infrastruktur adalah penunjang daya saing daerah

dalam hubungannya dengan ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung

aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah.Semakin

lengkap ketersediaan wilayah/infrastruktur, maka semakin kuat dalam

menghadapi daya saing daerah.

Gambaran umum kondisi daya saing daerah terkait dengan fasilitas

wilayah/infrastruktur dapat dilihat dari : aksesibilitas daerah, penataan wilayah,

fasilitas bank dan non bank, ketersediaan air bersih, fasilitas listrik, ketersediaan

restoran dan rumah makan serta ketersediaan penginapan.

A. Penataan wilayah

Penataan wilayah di Kabupaten Pinrang diatur di dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pinrang Tahun 2006-2016. Dengan

berlakunya UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka

dilakukan revisi terhadap RTRW Kabupaten Pinrang yang sementara dalam

proses legislasi DPRD. Salah satu bentuk penataan wilayah yang diatur dalam

RTRW Tahun 2012 – 2032 tersebut adalah perencanaan pemanfaatan lahan.

Sesuai dengan RTRW Kabupaten Pinrang Tahun 2006-2016, rencana

pemanfaatan lahan di Kabupaten Pinrang terbagi ke dalam 2 (dua) kawasan,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 45

yaitu : kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung meliputi :

sempadan, hutan lindung, ruang terbuka hijau dan perairan. Kawasan

budidaya meliputi : kawasan budidaya berfungsi lindung (hutan produksi,

tanaman Tahunan/perkebunan, hutan rakyat); kawasan budidaya pertanian

(pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, perikanan, peternakan) dan

kawasan budidaya non pertanian (kawasan pariwisata, kawasan peruntukan

industri, kawasan pemerintahan/fasum, kawasan permukiman, kawasan

perdagangan/jasa, kawasan Hankam).Rencana pemanfaatan lahan untuk

kawasan lindung seluas 71.591 ha sedangkan rencana pemanfaatan lahan

untuk kawasan budidaya seluas 124.586 ha.

Seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan, terdapat

konsekuensi yang tidak bisa dihindari dalam pemanfaatan/tata guna lahan,

yaitu tingginya rasio perubahan alih fungsi lahan. Hal ini ditandai dengan

timbulnya pusat-pusat kegiatan baru seperti : kawasan industri,

perdagangan/jasa dan tumbuhnya kawasan-kawasan permukiman.

B. Fasilitas bank dan non bank

Ketersediaan fasilitas bank dan non bank sangat penting dalam rangka

menunjang aspek daya saing daerah. Dengan adanya fasilitas tersebut segala

urusan berkaitan dengan jasa dan lalu lintas keuangan dapat berjalan dengan

lancar. Indikator kinerja berkaitan dengan fasilitas bank dan non bank salah

satunya dapat dilihat dari jenis dan jumlah bank serta cabang-cabangnya.

Menurut fungsinya, bank dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bank

umum dan bank perkreditan rakyat dan berdasarkan kegiatan usahanya bank

dibagi menjadi : bank konvensional dan bank syariah. Pada Tahun 2010,

jumlah bank umum di Kabupaten Pinrang seluruhnya 6 unit.Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.28

Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya di Kabupaten Pinrang

No Uraian Tahun 2013

1 Bank Umum -

1.1 Konvensional 7

1.2 Syariah 1

2 BPR -

2.1 Konvensional -

2.2 Syariah -

Sumber : Bappeda Kabupaten Pinrang Tahun 2013

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 46

2.1.14. Iklim Berinvestasi

Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam meningkatkan

pembangunan perekonomian. Investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi

dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga diharapkan akan mengurangi beban

pengangguran dan kemiskinan. Masuknya investor ke suatu wilayah, sangat

tergantung dari kondisi keamanan dan politik dalam negeri suatu wilayah.Kondisi

keamanan dan politik dalam negeri yang stabil merupakan modal penting dalam

menarik minat investasi asing di Indonesia pada umumnya, khususnya di

Kabupaten Pinrang.

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan iklim investasi salah satunya

dapat dilihat dari indikator kinerja : angka kriminalitas, kemudahan perizinan,

pengenaan pajak daerah, peraturan daerah (perda) yang mendukung iklim usaha

dan status desa (persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa).

A. Angka kriminalitas

Angka kriminalitas dapat menggambarkan tingkat keamanan masyarakat,

semakin rendah angka kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat keamanan

masyarakat. Pada Tahun 2011 jumlah tindak kriminal di Kabupaten Pinrang

sebanyak 238 kasus, yaitu tindak kriminal pembunuhan, narkoba, kejahatan

seksual, penganiayaan dan pencurian. Dari data ini dapat diketahui bahwa

angka kriminal di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2011 mencapai 0,15; ini

artinya dari 10.000 jumlah penduduk di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2011

terdapat 0,15 tindak kriminal. Kasus kriminal yang terjadi pada Tahun 2009-

2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.29 Angka kriminalitas di Kabupaten Pinrang

Tahun 2009 – 2013

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah kasus Narkoba 10 18 -

2 Jumlah kasus

Pembunuhan

5 3 2

3 Jumlah Kejahatan

Seksual

7 4 12

4 Jumlah kasus

Penganiayaan

49 66 16

5 Jumlah kasus

Pencurian

29 48 132

6 Jumlah kasus Penipuan 2 8 76

7 Jumlah kasus

pemalsuan uang

- - -

8 Total Jumlah Tindak

Kriminal Selama 1

Tahun

102 147 238

9 Jumlah Penduduk 342.118 353.367 354.652

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 47

10 Angka Kriminalitas

(8)/(9) per 10.000

jumlah penduduk

0,34 0,24 0,15

Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka

B. Kemudahan perizinan

Investasi asing yang akan masuk ke suatu wilayah/daerah bergantung

kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh wilayah/daerah yang

bersangkutan. Pembentukan daya saing investasi berlangsung secara terus-

menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah kemudahan perizinan. Kemudahan perizinan suatu

wilayah/daerah sangat menunjang dalam pembuatan proses administrasi suatu

investasi.

Jenis perizinan yang ditangani Kabupaten Pinrang pada Tahun 2013

sebanyak 89 jenis perizinan, terdiri dari : Perizinan usaha dan non usaha,

Perizinan Bidang Penanaman Modal dan Jenis Non Perizinan Bidang Penanaman

Modal.

C. Pengenaan Pajak Daerah (Jumlah dan macam pajak dan retribusi

daerah)

Pajak daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau

badan (dalam hal ini perusahaan) kepada daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan

daerah (sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku).Sedangkan

Retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa

atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (dalam hal ini

perusahaan).

Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai jumlah realisasi

serta macam pajak dan retribusi daerah di Kabupaten Pinrang selama kurun

waktu 2010 - 2013.

Tabel 2.30 Jumlah Realisasi serta Macam Pajak dan Retribusi Daerah

di Kabupaten Pinrang Pada

Tahun 2010 – 2013 (dalam rupiah)

NO Uraian 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6

1 Jumlah Pajak Daerah

3.997.867.294 5.178.637.722 6.940.219.468 9.469.550.419

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 48

2 Retribusi 8.882.584.733 12.556.485.548 10.881.454.895 6.229.570.110

Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Pinrang Tahun 2014.

D. Peraturan Daerah (Perda) yang mendukung iklim usaha

Perda merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang sifatnya

formal, melalui perda dapat diketahui adanya insentif maupun disinsentif

sebuah kebijakan di daerah terhadap aktivitas perekonomian. Perda yang

mendukung iklim usaha meliputi : Perda terkait dengan perizinan, perda

terkait dengan lalu lintas barang dan jasa, serta perda terkait dengan

ketenagakerjaan.

Berikut adalah gambaran ketersediaan perda yang mendukung iklim

usaha di Kabupaten Pinrang selama kurun waktu Tahun 2010-2012.

Tabel 2.31 Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha di Kabupaten Pinrang

Tahun 2010 – 2012

NO Uraian 2010 2011 2012

1 Jumlah Perda terkait perijinan 1 3 2

2 Jumlah Perda terkait lalu lintas

barang dan jasa - 1

3 Jumlah Perda terkait

ketenagakerjaan - - 1

4 Jumlah Perda Terkait Investasi - 1 1

Sumber : Bagian Hukum – Setda Kabupaten Pinrang Tahun 2012.

C. Status Desa (Persentase Desa Berstatus Swasembada Terhadap Total

Desa)

Pembangunan desa dalam jangka panjang ditujukan untuk

memperkuat dasar-dasar sosial ekonomi perdesaan yang memiliki hubungan

fungsional yang kuat dan mendasar dengan kota-kota dan wilayah di

sekitarnya. Pembangunan desa dan pembangunan sektor yang lain di setiap

pedesaan akan mempercepat pertumbuhan desa menjadi desa swasembada

yang memiliki ketahanan di segala bidang dan dengan demikian dapat

mendukung pemantapan ketahanan nasional. Berdasarkan statusnya,

desa/kelurahan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yakni desa swadaya

(tradisional); desa swakarya (transisional); dan desa swasembada

(berkembang).

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 49

Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai jumlah

desa/kelurahan swadaya, swakarya, dan swasembada di Kabupaten Pinrang

Tahun 2011 – 2013.

Tabel 2.32 Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa

di Kabupaten Pinrang Tahun 2011 – 2013

NO Uraian 2011 2012 2013

1 Jumlah Desa/Kelurahan Swadaya 11 11 11

2 Jumlah Desa/Kelurahan Swakarya 87 87 87

3 Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada - -

4 Jumlah Desa/Kelurahan (1) + (2) + (3) 104 108 108

5 Persentase Desa berstatus swasembada

dibagi jumlah desa/kelurahan (3)/(4) 0 0 0

Sumber : BPMPD Kabupaten Pinrang 2013

2.1.15. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci

keberhasilan pembangunan daerah dan nasional.Manusia merupakan subyek dan

obyek dalam pembangunan. Oleh karenanya pembangunan SDM harus benar-

benar diarahkan dan ditingkatkan agar mampu dan memiliki etos kerja yang

produktif, terampil, kreatif, disiplin, profesional dan mampu memanfaatkan,

mengembangkan serta menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka

memacu pelaksanaan pembangunan nasional.

Gambaran umum kondisi daerah aspek daya saing daerah terkait dengan sumber

daya manusia salah satunya dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat

ketergantungan penduduk.

A. Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)

Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka

pembangunan daerah adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).Kualitas

SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk

mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri.Kualitas tenaga

kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan.Artinya

semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah

maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya.Kualitas tenaga kerja pada suatu

daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah

menyelesaikan S1, S2 dan S3.

B. Tingkat Ketergantungan Penduduk

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 50

Tingkat ketergantungan penduduk digunakan untuk melihat gambaran

besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif

terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia di bawah 15

Tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena

secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang

menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia di atas 65 Tahun juga dianggap

tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64

Tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar

konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung

pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan

semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.

Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat menunjukkan keadaan

ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang

berkembang.Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang

penting.Semakin tinggi persentase dependency ratio maka semakin tinggi

beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup

penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.Sedangkan persentase

dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya

beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk

yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai rasio ketergantungan

penduduk Kabupaten Pinrang selama kurun waktu Tahun 2009 - 2013.

Tabel 2.33 Rasio Ketergantungan di Kabupaten Pinrang

Tahun 2009 – 2013

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Penduduk

Usia < 15 Tahun 128.143 132.052 114.811 121.292

128.446

2 Jumlah Penduduk

usia > 64 Tahun 9.596 10.280 21.845 19.250

28.403

3 Jumlah Penduduk

Usia Tidak Produktif 137.739 142.332 136.656 140.542

156.859

4 Jumlah Penduduk

Usia 15-64 Tahun 204.379 211.035 217.996 219.477 251.610

5

Rasio

ketergantungan

(3) / (4)%

67,39 67,4 69,82

64.03 62,34

Sumber : Data diolah dari Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2009-2013

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun Berjalan dan

Realisasi RPJMD 2009-2014

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010,

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah, Prioritas Pembangunan Kabupaten Pinrang Tahun 2014

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 51

disusun berdasarkan evaluasi pembangunan Tahunan, yang kedudukan Tahun

rencana dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD Kabupaten Pinrang

Tahun 2009-2014, serta isu strategis dan prioritas pembangunan RPJMD yang

telah ditetapkan.

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015, merupakan

Tahun keempat RKPD yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) 2009 – 2014. Prioritas Pembangunan Kabupaten

Pinrang Tahun 2015 disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan,

keadaan tahun rencana dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD

Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014, serta isu strategis dan prioritas

pembangunan RPJMD yang telah ditetapkan.

Prioritas pembangunan RKPD Tahun 2014 merupakan salah satu acuan

untuk penyusunan RKPD Tahun 2015, berikut merupakan prioritas Pembangunan

RKPD Tahun 2014 :

1. Peningkatan produktivitas Hasil Pertanian

2. peningkatan kualitas infrastruktur serta pembangunan infrastruktur wilayah

tertinggal dan kawasan agropolitan/minapolitan

3. Efektifitas penyelenggaraan penataan ruang

4. Peningkatan kelembagaan pemerintah yang profesional, akuntabel dan berbasis

teknologi

5. Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan Pendidikan dan Kesehatan

6. Pemberdayaan Masyarakat serta Pengembangan Koperasi, dan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah berbasis pada pengembangan agropolitan / minapolitan

7. Pembinaan/ pengembangan wawasan bidang sosial, budaya dan keamanan

melalui pengembangan nilai nilai luhur dan kearifan lokal

8. Penanggulangan Bencana

Target dan realisasi pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2009-

2014. Adapun realisasi capaian tersebut (terlampir) sedangkan secara makro

dapat dilihat pada tabel 2.34 berikut ini :

Tabel 2.34

Target dan Realisasi RPJMD sampai tahun 2013

No. INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6

1. RATA-RATA LAMA SEKOLAH (THN)

Target 7,30 7,50 7,80 8,10 8,40

Realisasi 7,20 7,60 8,00 8,30 8,43

2.

ANGKA MELEK HURUF (%)

Target

90,60 91,20 91,80 92,60

Realisasi 89,74 89,90 90,22 91,53 91.70

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 52

3. ANGKA HARAPAN

HIDUP (THN)

Target 71,30 71,60 71,90 72,20 72,60

Realisasi 71,72 72,06 72,30 72,57 72,57

4. DAYA BELI (Rp) Target 625 660,000 700,000 750,000 810.000

Realisasi 637,4 638,500 641,900 641,771 815.000

5. TOTAL CAPAIAN (IPM) %

Target 71,70 72,00 72,30 72,70

Realisasi 72,60 73,23 73,80 73,56 74,29

6. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI (%)

Target 5,30 5,50 5,70 5,90 6.10

Realisasi 7,65 6,23 7,12 8,27 8,50

7. PENDUDUK MISKIN ( JIWA )

Target

Realisasi 30.320 31.644,00 28.798,00 26.782 18.672

8. PENDAPATAN PERKAPITA (RP)

Target

Realisasi 12.891.200 15.068.400 18.055.554 20.199.639 22.866.199

9. PDRB (juta

rupiah)

ADHB 4.492.957 5.290.786 6.216.774 7.409.751 8.261.431,53

ADHK 2.384.282 2.532.737 2.713.136 2.919.174 3.137.429,30

10. Inflasi (%)

11,69 10,86 9,69 5,25

11. Simpanan Masyarakat (Juta)

631.438 729.100 871.259 1.019.259

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah

RKPD 2015 Kabupaten Pinrang merupakan gambaran rencana prioritas

pembangunan Pemerintah Kabupaten Pinrang yang akan dilaksanakan pada Tahun

Anggaran 2015 berdasarkan evaluasi capaian hasil pembangunan Tahun 2013.

Evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan pembangunan

yang telah dilaksanakan, untuk kemudian dibuat analisanya sebagai bahan

perencanaan pembangunan selanjutnya. Dalam hal penentuan Rencana Kegiatan

haruslah mengacu pada 3 (tiga) hal, Prioritas Permasalahan yang belum

terselesaikan dari Tahun RKPD 2013, sejalan dengan Isu Strategis RPJMD 2009-

2014, tidak bertentangan dengan Isu Strategis RKP Provinsi dan RKPN Tahun

2014. Kemudian dari ketiga acuan diatas disusun menjadi Prioritas Pembangunan

RKPD Tahun 2015.

Program prioritas yang direncanakan dibiayai Tahun 2015 disusun

berdasarkan nomenklatur PERMENDAGRI Nomor 13 Tahun 2006 juncto

PERMENDAGRI Nomor 59 Tahun 2007 juncto PERMENDAGRI Nomor 21 Tahun

2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Kegiatan – kegiatan

strategis yang diusung oleh SKPD dan wilayah Perencanaan pembangunan yang

telah disusun bersama ini tidak mungkin seluruhnya menyelesaikan permasalahan-

permasalahan yang ada di Kabupaten Pinrang. Namun demikian, melalui

program/kegiatan yang telah direncanakan diharapkan dapat mengurangi

permasalahan pembangunan, terutama permasalahan pembangunan yang

menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

disusun berdasarkan hasil analisa untuk kemudian disusun isu strategis dan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 53

prioritas pembangunan daerah dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi

pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang.

2.3.1. Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Prioritas Dan

Sasaran Pembangunan Daerah

Berdasarkan pada Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Tahun 2009-2014, Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun

2014. Isu Strategis Pembangunan Nasional 2015, Isu Strategis RKP Provinsi Tahun

2015 serta pertimbangan lainnya terkait permasalahan strategis yang aktual dan

faktual, maka dirumuskan Isu Strategis yang akan menjadi bahan kebijakan

dalam perencanaan kegiatan Kabupaten Pinrang Tahun 2015.

Isu Strategis yang akan ditetapkan dalam RKPD 2015 tidak terlepas dari

tema pembangunan nasional Tahun 2015 yaitu ”Memantapkan Perekonomian

Nasional Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan ””, isu

strategis provinsi serta isu strategis yang aktual dan faktual. Isu Pembangunan

Nasional 2015 meliputi :

1. Konsolidasi Demokrasi

2. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Publik

3. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

4. Percepatan Pembangunan MEF dengan Pemberdayaan Industri Pertahanan

5. Peningkatan Ketertiban dan Keamanan Dalam Negeri

6. Perkuatan Ketahanan Pangan

7. Peningkatan Ketahanan Energi

8. Peningkatan Ketahanan Air

9. Percepatan Pembangunan Kelautan

10. Peningkatan Keekonomian Keanekaragaman Hayati dan Kualitas Lingkungan

Hidup

11. Transformasi Sektor Industri dalam Arti Luas

12. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja

13. Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi

14. Peningkatan Kapasitas IPTEK

15. Peningkatan Efisiensi Sistem Logistik dan Distribusi

16. Penguatan Konektivitas Nasional

a. Keseimbangan Pembangunan Antar Wilayah

b. Pendorong Pertumbuhan Ekonomi

c. Pembangunan Transportasi Massal Perkotaan

17. Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Dasar

a. Peningkatan Rasio Elektrifikasi Nasional

b. Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

c. Penataan Perumahan/Permukiman

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 54

18. Reformasi Keuangan Negara

19. Reformasi Pembangunan Kesehatan

a. Sistem Jaminan Sosial Nasional (Demand and Supply)

b. Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

20. Pengendalian Jumlah Penduduk

21. Reformasi Pembangunan Pendidikan

22. Sinergi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

23. Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan

24. Pengelolaan Risiko Bencana

Sedangkan tema RKPD Sulawesi Selatan Tahun 2015 yaitu :“ PENGUATAN

PEREKONOMIAN DAERAH MELALUI PENGEMBANGAN KAWASAN

STRATEGIS TAHUN 2015” dan issu strategis tahun 2015 adalah :

1. Meningkatkan Produksi dan Kualitas Hasil Produksi Pertanian

2. Peningkatan Akses dan Kualitas Sumber Daya Manusia

3. Peningkatan kapasitas pengelolaan Lingkungan Hidup

4. Pembangunan Industri Pengolahan dan Peningkatan Pelayanan Publik

Pembangunan Infrastruktur Wilayah & Permukiman untuk Perkuatan

Konektifitas Regional dan Nasional Tema Rencana Kerja Pembangunan

Daerah Kabupaten Pinrang tahun 2015 adalah : “Memantapkan

Pembangunan Daerah Dalam Mewujudkan Kondisi Perekonomian

Yang Berkualitas Dan Berkelanjutan”dengan issu strategi yaitu :

1. Pengembangan komoditas unggulan daerah

2. Kualitas sumber daya manusia

3. Kualitas dan Kuantitas infrastruktur, Penataan ruang, lingkungan hidup dan

Penanggulangan bencana

4. Kinerja birokrasi dan pelayanan publik

5. Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan penanggulangan

Kemiskinan

6. Pengembangan kapasitas ekonomi desa dan penurunan angka pengangguran.

7. Stabilitas Keamanan

Dengan memperhatikan issu-issu strategis tersebut dan mengacu pada

prioritas pembangunan nasional dan provinsi tahun 2015, maka prioritas

pembangunan Kabupaten Pinrang tahun 2014 yaitu :

1. Peningkatan produktivitas hasil pertanian berbasis teknologi

2. Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan Pendidikan dan Kesehatan

3. Pengembangan infrastruktur, Penataan ruang, lingkungan hidup serta Mitigasi

Bencana

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 55

4. Penataan kelembagaan pemerintah yang profesional, akuntabel dan

transparan berbasis teknologi

5. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengentasan kemiskinan

6. Pengembangan ekonomi produktif pedesaan dan penciptaan lapangan kerja

7. Pembinaan/ pengembangan wawasan bidang sosial, budaya dan keamanan

melalui pengembangan nilai nilai luhur dan kearifan lokal.

Tabel 2.35 Hubungan antara Isu Strategis dengan Prioritas RKPD 2014

No Isu Strategis Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2014

1 Pengembangan komoditas

unggulan daerah

Peningkatan produktivitas Hasil Pertanian

Berbasis Teknologi

2 Kualitas sumber daya manusia Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan

Pendidikan dan Kesehatan

3

Kualitas dan Kuantitas

infrastruktur, Penataan ruang,

lingkungan hidup dan

Penanggulangan bencana

Peningkatan dan Pengembangan infrastruktur,

Penataan ruang serta Mitigasi Bencana

4

Kinerja birokrasi dan pelayanan

publik

Peningkatan kelembagaan pemerintah yang

profesional, akuntabel, transparan dan berbasis

teknologi

5

Pemberdayaan Masyarakat dan

Pengentasan kemiskinan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pengentasan

kemiskinan

6

Pengembangan kapasitas

ekonomi desa dan penurunan

angka pengangguran

Pengembangan ekonomi produktif pedesaan dan

penciptaan lapangan kerja

7 Stabilitas Keamanan

Pembinaan/ pengembangan wawasan bidang

sosial, budaya dan keamanan melalui

pengembangan nilai nilai luhur dan kearifan

lokal

Keterkaitan Isu Strategis

Tabel 2.36 Matriks Hubungan Isu Strategis

Nasional, Provinsi Sul Sel, dan Kabupaten Pinrang

N0

Keterkaitan Isu dan Masalah Mendesak

Nasional Provinsi Kabupaten

1. Konsolidasi Demokrasi 2. Reformasi Birokrasi dan

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Publik

3. Pencegahan dan Pemberantasan

1. Meningkatkan Produksi dan Kualitas Hasil Produksi Pertanian

2. Peningkatan Akses

1. Belum optimalnya intensifikasi dan diversifikasi pertanian (issu 6 Nasional)

2. Masih terbatasnya

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 56

Korupsi 4. Percepatan Pembangunan MEF

dengan Pemberdayaan Industri

Pertahanan 5. Peningkatan Ketertiban dan

Keamanan Dalam Negeri 6. Perkuatan Ketahanan Pangan 7. Peningkatan Ketahanan Energi 8. Peningkatan Ketahanan Air

9. Percepatan Pembangunan Kelautan 10. Peningkatan Keekonomian

Keanekaragaman Hayati dan Kualitas Lingkungan Hidup

11. Transformasi Sektor Industri dalam Arti Luas

12. Peningkatan Daya Saing Tenaga

Kerja 13. Peningkatan Daya Saing UMKM dan

Koperasi 14. Peningkatan Kapasitas IPTEK 15. Peningkatan Efisiensi Sistem

Logistik dan Distribusi 16. Penguatan Konektivitas Nasional

a. Keseimbangan Pembangunan Antar Wilayah

b. Pendorong Pertumbuhan Ekonomi

c. Pembangunan Transportasi Massal Perkotaan

17. Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Dasar a. Peningkatan Rasio Elektrifikasi

Nasional b. Peningkatan Akses Air Minum

dan Sanitasi c. Penataan

Perumahan/Permukiman 18. Reformasi Keuangan Negara 19. Reformasi Pembangunan Kesehatan

a. Sistem Jaminan Sosial Nasional

(Demand and Supply) b. Penurunan Angka Kematian Ibu

dan Bayi

20. Pengendalian Jumlah Penduduk 21. Reformasi Pembangunan Pendidikan 22. Sinergi Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan 23. Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Perbatasan

24. Pengelolaan Risiko Bencana

dan Kualitas Sumber Daya Manusia

3. Peningkatan kapasitas

pengelolaan Lingkungan Hidup

4. Pembangunan Industri Pengolahan dan Peningkatan Pelayanan Publik

5. Pembangunan Infrastruktur Wilayah & Permukiman untuk Perkuatan Konektifitas Regional dan Nasional

kualitas, kuantitas dan sarana dan prasarana

pendidikan dan

kesehatan (Issu 21 dan 19 Nasional)

3. Belum optimalnya pengelolaan parisiwisata (Issu16 Nasional)

4. Program-program

penanggulangan kemiskinan belum sepenuhnya memberikan kesempatan kerja permanen bagi masyarakat miskin

(Issu 12 dan 22 Nasional)

5. Belum optimalnya inovasi guna mendukung daya saing

daerah (Issu 13 Nasional)

6. Belum optimalnya pengembangan kawasan strategis (Issu9,11,1516,17,23 Nasional)

7. Reformasi Birokrasi dan

Tata Kelola Pemerintahan Daerah (Issu 2, 3, Nasional)

Memperhatikan keterkaitan hubungan antar Isu Strategis Nasional,

Provinsi dan Kabupaten memberi gambaran bahwa terdapat beberapa agenda

bersama yang harus diselesaikan melalui program kegiatan pembangunan di

Tahun 2014.Dalam rangka penyelesaian isu strategis tersebut, masing – masing

tingkatan pemerintahan (Nasional, Provinsi dan Kabupaten) diharapkan dapat

dalam mengalokasikan anggaran.

2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Daerah

Secara umum Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada tiap-tiap

SKPD dan urusan yang menjadi tupoksi masing-masing saling terkait antara satu

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 57

dengan yang lain. Namun dalam setiap permasalahan harus selalu diusahakan

solusi yang terbaik bagi perkembangan dan kelanjutan pembangunan Kabupaten

Pinrang, berikut identifikasi permasalahan pembangunan daerah tiap bidang

urusan yang menjadi kewenangan daerah berdasarkan PERDA No. 1 Tahun 2008.

Tabel 2.37 Permasalahan Bidang/Urusan Kabupaten Pinrang

Tahun 2015

No Urusan Permasalahan Faktor penentu keberhasilan

URUSAN WAJIB

1 Pendidikan

Tingginya tingkat kerusakan dan terbatasnya fasilitas Sarana Pendidikan pada Jenjang SD dan

SMP.

adanya Perbaikan kerusakan dan tersedianya fasilitas Sarana Pendidikan pada Jenjang SD dan

SMP.

Masih kurangnya ruang kelas SMA dibandingkan penduduk usia sekolah SMA

Pembangunan USB SMA/SMK dan atau penambahan ruang kelas

Belum meratanya distribusi pendidik

dan tenaga kependidikan

Analisis pendistribusian pendidik

dan tenaga kependidikan

Belum optimalnya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi terhadap pendidikan.

Tingginya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi terhadap pendidikan

Belum memadainya kualitas tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan

Pelatihan pendidik dan

Tenaga kependidikan

Terlambatnya juknis anggaran yang bersumber dari APBD Propinsi dan APBN.

Transfer anggaran yang bersumber dari APBD Propinsi dan APBN bersamaan dengan juknis

perbandingan mutu SDM yang berada di daerah perkotaan cenderung relatif lebih baik

dibanding di daerah perdesaan.

Pemerataan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan antara

perkotaan dan perdesaan

2 Kesehatan

Pembiayaan kesehatan yang masih

cenderung pada aspek kuratif dibandingkan aspek promotif dan preventif yang mengakibatkan pembiayaan yang tidak efektif dan efisien

Adanya Pemerataan pembiayaan kesehatan pada semua aspek

Masih kurang lengkapnya peralatan kesehatan terutama untuk penyakit bedah dan IGD

Tersedianya kelengkapan peralatan kesehatan terutama untuk penyakit bedah dan IGD

Masih kurang lengkapnya peralatan kesehatan terutama untuk penyakit rujukan

Tersedianya kelengkapan peralatan kesehatan terutama untuk penyakit rujukan

Masih tingginya prevalensi penyakit – penyakit menular dan munculnya penyakit tidak menular, gizi buruk dan kematian Bayi/Balita

Peran aktif masyarakat dalam menjaga dan melakukan deteksi

dini penyakit secara partisipatif

Masih rendahnya perhatian masyarakat dalam mendukung

perilaku hidup bersih dan sehat

Penyuluhan tentang prilaku hidup bersih dan sehat serta

Pencegahan penyakit

Belum optimalnya peran masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan

Promosi kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat

3 Lingkungan Hidup Belum optimalnya cakupan penanganan timbunan sampah

Penambahan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan

Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga

lingkungan khususnya pengelolaan sampah

Sosialisasi tentang pentingnya

Menjaga lingkungan

Belum optimalnya kuantitas dan kualitas aparat

Pelatihan aparatur

Masih banyaknya masyarakat yang

melakukan pembuangan sampah

Adanya kesadaran masyarakat

untuk tidak membuangsampah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 58

disembarang tempat disembarang tempat

4 Pekerjaan Umum Updating data base jalan dan

jembatan belum optimal

Peningkatan updating data base

jalan dan jembatan

Terbatasnya sarana dan prasarana infrastruktur pedesaan

Tersedianya sarana dan prasarana infrastruktur pedesaan yang memadai

Master plan drainase untuk 6 kecamatan yang telah disusun belum dilengkapi dengan DED Drainase khususnya Perkotaan Pinrang

Usulan DED Drainase

Belum optimalnya pengelolaan irigasi Penguatan kelembagaan pengelolaan irigasi

Belum optimalnya kinerja jaringan

irigasi

Perbaikan kerusakan dan pengurangan kebocoran saluran irigasi

Belum tersedianya database jaringan

irigasi

Tersedinya database jaringan

irigasi

Tidak optimalnya prasarana PDAM Tirta Sawitto

Perbaikan/peningkatan prasarana berdasarkan DED

Kurangnya kesadaran masyarakat

desa/kelurahan penerima program

air minum untuk mengoptimalkan pemanfaatannya

Motivasi untuk memanfaatkan

prasarana dan sarana yang telah dibangun

5 Penataan Ruang Belum efektifnya Dokumen Rencana Tata Ruang yang ada sebagai acuan untuk pemanfaatan ruang

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan Strategis

Belum sinkronnya perencanaan tata ruang dengan program pembangunan

Sinkronisasi dan koordinasi antara instansi yang terkait

Masih rendahnya disiplin dan kesadaran masyarakat tentang

pemanfaatan ruang

Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya aspek tata

ruang dalam pembangunan

6 Perencanaan Pembangunan

Belum sinkronnya perencanaan Kabupaten dengan Propinsi serta Nasional

Sinkronisasi program antar dokumen perencanaan

Belum sinkronnya perencanaan tingkat kabupaten dengan usulan kegiatan SKPD,

Pengintegrasian berbagai program dan kegiatan yang mengacu pada dokumen perencanaan yang telah ada

Masih rendahnya SDM aparat perencana

Pelatihan perencanaan

Masih kurangnya sumber daya manusia (SDM), baik kualitas maupun kuantitas dibandingkan dengan beban kerja yang dilaksanakan di BAPPEDA.

Penempatan aparat di Bappeda yang sesuai dengan beban kerja

Belum optimalnya ketersediaan data yang ada di setiap SKPD untuk menunjang proses perencanaan baik untuk tingkat kabupaten maupun di masing-masing SKPD.

Optimalisasi bank data

Belum optimalnya implementasi

prosedur perencanaan pembangunan

Sosialisasi dan pelatihan peningkatan kualitas perencanaan pembangunan bagi aparat Bappeda dan SKPD lainnya

Belum optimalnya penerapan hasil inventarisasi penelitian sebagai

bahan perencanaan

Bermanfaatnya penerapan hasil inventarisasi penelitian sebagai

bahan perencanaan

7 Perumahan Cakupan pelayanan air bersih pedesaan belum mencukupi dari total jumlah penduduk daerah pelayanan

Peningkatan cakupan pelayanan air bersih dan pemanfaatan jaringan air bersih terbangun

Belum tersedianya dokumen perencanaan perumahan secara komprehensif,

Perencanaan dokumen tentang

perumahan

Kualitas aparat belum memadai Mengikuti pelatihan, workshop

dan seminar

8 Pemuda dan Olah Raga

Terbatasnya anggaran dalam pembinaan dan pembiayaan atlet dalam mengikuti iven-iven tingkat propinsi maupun nasional

Tersedianya anggaran yang memadai untuk pembinaan dan pembiayaan atlet-atlet dalam mengikuti setiap kejuaran

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 59

Masih terbatasnya sarana dan prasarana olah raga, terutama di

pedesaan.

terbangunnya sarana dan

prasarana olah raga, terutama di pedesaan.

Masih kurangnya pemanfaatan iptek dalam pengembangan olah raga baik dari sarana maupun prasarananya.

bertambahnya pemanfaatan iptek dalam pengembangan olah raga baik dari sarana maupun prasarananya.

9 Penanaman Modal

Belum lengkapnya sarana dan prasarana Penanaman Modal Kabupaten Pinrang, dalam menunjang pelaksanaan tugas-tugasyang dilaksanakan baik untukkepentingan informasi dan

promosi investasi bagi para calon investor;

Tersedianya sarana dan prasarana Kabupaten Pinrang,

dalam menunjang pelaksanaan tugas-tugas yang dilaksanakan baik untuk kepentingan informasi dan promosi investasi bagi para calon investor;

Kurangnya Peluang investasi yang dipromosikan melalui media;

Meningkatnya peluang investasi yang dipromosikan

Proyek-proyek yang akan dikerjasamakan masih tidak ditunjang dengan regulasi dalam

bentuk insentif sehingga menjadi daya tarik mitra dari kalangan swasta untuk melakukan kerjasama dengan pemerintah;

Tersusunnya regurasi mengenai

insentif terhadap investor-investor baru;

10 Koperasi dan UKM Masih rendahnya daya saing produk lokal

Peningkatan kualitas produk lokal

Masih rendahnya pemahaman

masyarakat tentang peran dan fungsi koperasi

Sosialisasi peran dan fungsi koperasi

Masih rendahnya kualitas SDM pengelola koperasi

Pelatihan pengelola koperasi

Lemahnya struktur permodalan

Memfasilitasi UMKM dalam

Mengakses lembaga keuangan/ perbankan

Lemahnya akses informasi tentang pengembangan UMKM

Pengembangan jaringan klaster dan penguatan melalui sentra UMKM

Masih rendahnya pemanfaatan teknologi

Pemanfaatan teknologi tepat guna bagi pelaku UMKM yang memiliki potensi

Kurangnya kemitraan dan jaringan usaha

Pengembangan kemitraan dan jaringan usaha bagi UMKM

Masih banyaknya pelaku UKM yang

belum memiliki legalitas usaha

Sosialisasi kepada pelaku UKM tentang pentingnya legalitas usaha

kurangnya jiwa kewirausahaan, lemahnya motivasi, inovasi kreativitas dan disiplin kerja serta profesionalisme di bidang penguasaan teknologi, manajemen dan wawasan bisnis, di mana hal ini sangat mempengaruhi daya saing

produksi UKM/IKM untuk menciptakan peluang usaha.

meningkatnya wirausaha-

wirausaha baru yang bisa mempunyai capabilitas memadai untuk berkembang

Terbatasnya permodalan yang dimiliki Koperasi Usaha Kecil

Menengah.

meningkatnya perbankan atau

bidang keuangan lainnya yang memberikan permodalan bagi yang Koperasi Usaha Kecil Menengah dengan bunga rendah

Masih banyaknya koperasi yang tidak

memenuhi persyaratan operasional (kurang sehat)

banyaknya koperasi yang

memenuhi persyaratan operasional ( sehat)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 60

Rendahnya akses pasar industri kecil

menengah karena pengusaha UKM

memprioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi pemasaran kurang diperhatikan

terbukanya akses pemasaran

terhadap pasar industri kecil menengah

11 Kependudukan dan Catatan Sipil

Masih rendahnya kesadaran

masyarakat tentang dokumen kependudukan

Sosialisasi tentang pentingnya Dokumen kependudukan

Belum optimalnya Pendataan kependudukan

Sosialisasi masalah

Kependudukan kepada masyarakat

Kurangnya data penduduk yang akurat (valid) sehingga sering terjadi data ganda.

Tersedianya data penduduk yang akurat (valid)

Terbatasnya anggaran untuk melaksanakan kegiatan pelatihan

Tersedianya anggaran untuk melaksanakan kegiatan pelatihan

12 Ketenagakerjaan

Masih banyaknya tenaga kerja yang belum memenuhi standar keahlian /

keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha / industri

Penciptaan tenaga kerja yang memenuhi standar keahlian / keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha / industri.

Masih tingginya tingkat pengangguran

Pengembangan dan Penciptaan lapangan kerja

Banyaknya jumlah perusahaan yang kurang modal dan kemampuan

menejmen serta pemasaran

Bertambahnya jumlah perusahaan yang berkemampuan menejamen serta pemasaran baik

Fluktuasi harga selalu berubah dari

waktu-kewaktu sesui dgn pertumbuhan ekonomi

Terjaga Stabilitas ekonomi

Banyaknya perusahaan dan pekerja

yang belum memahami peraturan ketenagakerjaan

terciptanya saling kesepahaman

antara perusahaan dan pekerja mengenai peraturan ketenagakerjaan

Kurangnya pemahaman ter-hadap peraturan ketenagakerjaan

adanya pemahaman terhadap peraturan ketenagakerjaan

Belum optimalnya pendataan tentang ketenagakerjaan

Pendataan tentang tenaga kerja secara terpadu

13 Ketahanan Pangan

Masih rendahnya kesadaran

masyarakat tentang pola konsumsi pangan yang beragam, berimbang dan bergizi

Sosialisasi tentang pola konsumsi pangan yang beragam, berimbang dan bergizi

Belum optimalnya Pembinaan

kelembagaan petani

Optimalisasi peran PPL dalam

Pembinaan kelembagaan petani

Masih rendahnya kemampuan SDM pengelola kelompok tani

Pelatihan dan magang bagi kelompok tani

Koordinasi antar stakeholder kurang optimal

Meningkatkan koordinasi antar stakeholder

Terbatasnya ketersediaan data primer dan skunder untuk kajian rantai, pasokan dan pemasaran

pangan

Tersedianya data primer dan skunder untuk kajian rantai, pasokan dan pemasaran pangan

Pemahaman program Desa Mandiri Pangan masih kurang

Meningkatnya Pemahaman

program Desa Mandiri Pangan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 61

Kurangnya Pengetahuan kelompok

wanita tani untuk optimalisasi pekarangan dan pengembangan unit bisnis pangan

Bertambahnya Pengetahuan

kelompok wanita tani untuk optimalisasi pekarangan dan pengembangan unit bisnis pangan

Pada aspek ketersediaan bahan

Pangan (Produksi), masih belum optimalnya pencapaian produksi dan produktivitas komoditas pertanian apabila dibandingkan dengan potensi yang ada.

optimalisasi pencapaian produksi dan produktivitas komoditas pertanian apabila dibandingkan dengan potensi

yang ada.

14

Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak

Belum tersedianya database yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan

Penyusunan database Kegiatan pemberdayaan perempuan

Belum memadainya kualitas

perencanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan

Meningkatkan kualitas aparatur perencanaan

15

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Petugas Lapangan KB yaitu PLKB dan PKB belum optimal dalam melakukan

mekanisme operasional program sehingga berdampak terhadap keberhasilan program.

Tersedianya Petugas Lapangan KB yang berpengalaman melaksanakan mekanisme operasional program

Makin berkurangnya jumlah PLKB dan PKB sebagai petugas fungsional lapangan

perlu penambahan tenaga fungsional program KB.

Peran Pria dalam KB masih rendah

hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya Pencapaian peserta KB baru MOP dan akseptor KB Kondom.

Peran Pria dalam KB masih rendah hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya Pencapaian peserta KB baru MOP dan akseptor KB Kondom.

Anggaran operasional untuk penggerak program KB di tingkat lini

lapangan seperti Pos KB dan Sub Pos KB masih terbatas sehingga berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat.

Anggaran operasional untuk penggerak program KB di tingkat lini lapangan seperti Pos KB dan Sub Pos KB masih terbatas sehingga berpengaruh terhadap tingkat

partisipasi masyarakat

Masih rendahnya penerimaan masyarakat terhadap metode kontrasepsi jangka panjang

Penyuluhan terhadap manfaat

Kontrasepsi jangka panjang

16 Perhubungan Terbatasnya ketersediaan fasilitas pendukung keselamatan lalu lintas

Penyediaan Fasilitas perlengkapan jalan sesuai dengan kebutuhan kondisi jalan

Terbatasnya aparat teknis terdidik/ trampil dibandingkan dengan beban tugas

Pelatihan teknis Bidang perhubungan

Belum sinerginya koordinasi antar daerah dan instansi terkait dalam pelaksanaan kewenangan

Peningkatan koordinasi dan sinergitas antar daerah/instansi

Masih banyak terminal-terminal

bayangan yang berpotensi mengganggu.

tidak adanya terminal-terminal

bayangan yang berpotensi mengganggu.

Meluasnya titik-titik rawan kemacetan dan meningkatnya

kecelakaan lalu lintas.

berkurangnya titik-titik rawan kemacetan sehingga menurunnya kecelakaan lalu

lintas.

17 Komunikasi dan Informasi

Keterbatasan SDM bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi;

Bertambahnya pegawai dengan SDM bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi;

Tingkat pemanfaatan dan efektivitas kegiatan bidang teknologi informasi, tidak merata di semua kecamatan

Pengaturan Sarana Prasarana TIK di lingkungan kecamatan;

Belum optimalnya upaya penyebaran informasi melalui media pameran, radio, dan majalah Pemda yang disebabkan terbatasnya SDM, sarana

dan prasarana;

Terselenggaranya penyebaran informasi melalui media pameran, radio, dan majalah Pemda

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 62

Belum memadainya kualitas aparatur Pelatihan kepada Aparatur

Koordinasi antar instansi belum optimal

Optimalisasi koordinasi dengan instansi terkait

18 Pertanahan

Rendahnya kesadaran dan

pemahaman pemilik tanah akan pentingnya dokumen kepemilikan tanah

Menghimbau kepada pemilik tanah untuk melengkapi dokumen

Masih mahalnya biaya pengurusan dokumen pertanahan

Murah biaya pengurusan dokumen pertanahan;

Masih adanya potensi permasalahan pertanahan terutama mengenai kondisi aset pemerintah daerah terkait dengan kepastian hukum dan administrasi pertanahan;

terselesaikannya permasalahan pertanahan terutama mengenai kondisi aset pemerintah daerah terkait dengan kepastian hukum dan administrasi pertanahan;

19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam

Negeri

Banyaknya LSM, ORMAS dan Yayasan yang belum mendaftarkan keberadaannya kepada Pemerintah Kabupaten Pinrang, tetapi mereka sering melakukan aktivitas/kegiatannya

Meningkatnya rasa kesadaran masyarakat tentang pentingnya

perijinan

20

Otonomi Daerah,Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Ketidakdisiplinan Sistem pelaporan dari tingkat kecamatan dan kelurahan dan SKPD (masih sering mengalami keterlambatan).

Disiplinnya pelaporan dari tingkat kecamatan dan kelurahan dan SKPD (tepat waktu).

Minimnya anggaran setiap SKPD dalam pelaksanaan pelayanan kepemerintahan

Terpenuhinya anggaran SKPD dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Penyajian data potensi wilayah baik tingkat kecamatan maupun desa

kurang lengkap sehingga tingkat validitasnya cenderung rendah.

tersedianya data-data Penyajian

data potensi yang valid

Aspirasi masyarakat mengenai penataan daerah, khususnya pemekaran desa belum terakomodir seluruhnya

Mengakomodir aspirasi masyarakat yang memenuhi pensyaratan dalam penataan daerah

Pelaksanaan program dan kegiatan

SKPD yang belum memenuhi azas ketaatan peraturan perundang – undangan, perwaktuan dan tertib adminstratif.

Pelaksanaan program dan

kegiatan SKPD yang memenuhi azas ketaatan peraturan perundang – undangan, perwaktuan dan tertib

adminstratif.

Penyedia barang/jasa belum optimal

dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.

Optimalisasi Penyedia barang/jasa dalam pelaksanakan kegiatan pembangunan.

Masih belum optimalnya penyerapan bantuan keuangan sehingga, bantuan keuangan belum seluruhnya dapat direalisasikan, karena data – data penerima bantuan tidak jelas.

Lengkapnya data – data

penerima bantuan

Masih kurangnya pemahaman peserta pemantapan petugas sosial bencana mengenai penanganan bencana alam.

Pelatihan mitigasi bencana bagi petugas bencana

Belum optimalnya pendataan aset Pendataan lanjutan asset

Belum optimalnya pendapatan daerah dari obyek pajak. Salah satu penyebabnya adalah : - Masih rendahnya kesadaran wajib

pajak dalam melaksanakan kewajibannya.

- Belum optimal/akurat basis data potensi pendapatan daerah dari obyek pajak.

- Belum optimalnya penerapan sanksi bagi para wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajibannya.

- Pemungutan pajak daerah dengan

Optimalisasi pendapatan daerah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 63

sistem Self Assesment kurang menunjang

- peningkatan pendapatan pajak

daerah.

Kurangnya perhatian dan tanggapan dari SKPD terhadap saran/ rekomendasi dan tindak lanjut hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan

fungsional/ APF, yang mengakibatkan terulangnya kembali temuan yang sama pada pemeriksaan berikutnya.

meningkatkan kesadaran hukum bagi aparat SKPD akan pentingnya pengawasan/menindaklanjuti hasil pemeriksaan APF.

Masih rendah peran masyarakat dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan.

Meningkatnya peran masyarakat dalam melakukan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan.

Data yang diperlukan oleh auditor

sebagai dasar pemeriksaan tidak disajikan secara akurat

Tersedianya data yang akurat

Sarana penunjang operasional pengawasan dirasakan belum memadai, diantaranya sarana kantor, kendaraan operasional, serta

sarana dan prasarana lainnya

Tercukupinya Sarana penunjang operasional pengawasan

Belum adanya tahap kegiatan evaluasi terhadap kelayakan SOP dan strategi mengaplikasikannya.

Terselenggaranya kegiatan evaluasi terhadap kelayakan SOP dan strategi mengaplikasi

Belum optimalnya database kepegawaian

Optimalisasi data kepegawaian

21 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Masih rendahnya kapasitas perekonomian masyarakat desa.

Meningkatnya kapasitas ekonomi masyarakat pedesaan

Belum tersedianya data kemiskinan secara akurat

Pendataan ulang terhadap penduduk miskin

Masih terbatasnya jenis TTG yang dikembangkan

Pembinaan dan pengembangan Posyantekdes, pelatihan serta gelar TTG

Kurangnya pembinaan terhadap kelompok organisasi wanita/PKK dan Dasawisma

Pembinaan dan pelatihan kader Posyandu, dasawisma dan PKK

Masih terbatasnya kuantitas dan kualitas fasilitator dan aparat desa

yang mampu melakukan fasilitasi perencanaan

Terpenuhinya fasilitator aparat desa yang mampu melakukan fasilitasi perencanaan

22 Sosial Tidak akuratnya data tentang penyandang masalah sosial

Pemutakhiran data PMKS

Masih kurangnya peran masyarakat dalam penanganan PMKS

Penyadaran dan sosialisasi kepada masyarakat Tentang penanganan PMKS

Tidak adanya tindaklanjut bimbingan/ pelatihan kepada kelompok masyarakat

Pemberian bantuan bagi Kelompok masyarakat yang telah diberikan bimbingan

23 Kebudayaan Pemahaman masyarakat tentang budaya lokal yang penuh kearifan semakin luntur

Sosialisasi kepada Masyarakat tentang arti pentingnya budaya lokal

Semakin kuatnya pengaruh media

informasi yang membawa budaya yang tidak sesuai dengan budaya lokal

Meningkatnya kesadaramn

masyarakat akan pentingnya aspek kebudayaan dalam pembangunan

Rendahnya perhatian dan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya

Pelestarian budaya

24 Statistik Penerbitan data statistic daerah sering mengalami keterlambatan

Penerbitan data statistic daerah palin lambat bulan maret

Ketidaksepahaman tentang data yang dikeluarkan oleh BPS dan SKPD terkait

Adanya Kesamaan data yang dikeluarkan oleh BPS dan SKPD terkait

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 64

25 Kearsipan

Masih rendahnya pemahaman SKPD

tentang pentingnya masalah kearsipan

Sosialisasi kepada seluruh SKPD

tentang fungsi dan peran arsip

Kurangnya jumlah aparatur yang memiliki kompetensi dalam penataan arsip

Pelatihan kepada aparat tentang penataan arsip

Belum optimalnya arsip sejarah dan budaya Kabupaten Pinrang yang disimpan di kantor arsip daerah

Optimalisasi kearsipan sejarah dan budaya Kabupaten Pinrang

yang disimpan di kantor arsip daerah

Prasarana gedung arsip yang telah memenuhi standar nasional belum dilengkapi dengan sarana perangkat

keras dan perangkat lunak kearsipan yang memadai

Tersedianya Sarana dan Prasarana gedung arsip yang telah memenuhi standar nasional

Belum optimalnya penataan arsip di SKPD,Kecamatan dan Kelurahan

Optimalisasi penataan arsip di SKPD,Kecamatan dan Kelurahan

Belum optimalnya pelayanan

informasi kearsipan kepada

masyarakat

Terselenggaranya pelayanan

informasikearsipan kepada

masyarakat secara optimal

26 Perpustakaan Masih rendahnya budaya baca baik di tingkat masyarakat maupun aparat

Sosialisasi tentang budaya membaca pada aparat dan masyarakat

Masih kurangnya jumlah koleksi buku

Penambahan jumlah koleksi buku

URUSAN PILIHAN

27 Pertanian Belum optimalnya produktifitas

beberapa komoditas unggulan

Meningkatnya produktifitas

komuditas unggulan

Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana produksi di tingkat petani

Fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana serta pendampingan termasuk benih, pupuk dan pestisida

Rendahnya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan petani

Penyuluhan, bimbingan dan sekolah lapang

Lemahnya jaringan kemitraan dan kelembagaan yang di miliki petani

Peningkatan kerjasama baik Antar petani/ kelompok tani

maupun lembaga lainnya

Belum memadainya ketersediaan database tentang produksi, produktivitas, komoditas unggulan

Penyusunan database untuk

komoditas unggulan

Tingginya laju konversi lahan Optimalisasi pemanfaatan dan

regulasi tentang tata ruang

Masih rendahnya pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan pertanian

Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan pertanian

Terbatasnya petugas Inseminasi Buatan

Pelatihan terhadap inseminator yang berasal dari masyarakat dan aparat

Manajemen pemeliharaan ternak masih belum optimal

Penyuluhan, pelatihan dan pembinaan Terhadap kelompok peternak

Penjualan/pemotongan betina

produktif masih cukup tinggi yang mengancam populasi dan ketersediaan bibit

Penyelamatan dan sosialisasi Tentang pentingnya mempertahankan sapi betina produktif dalam penyediaan

bibit yang berkualitas

Masih terjadinya fluktasi harga akibat dari ketidakseragaman pola tanam petani

Belum optimalnya diversifikasi konsumsi pangan penduduk yang

masih didomonasi oleh kelompok bahan pangan padi padian.

Masih terjadinya peralihan fungsi lahan dari lahan pertanian ke non pertanian

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 65

Administrasi kelompok belum

lengkap, pemahaman tentang UEP masih kurang

Kurang berkembangnya usaha pertanian, perikanan dan kehutanan berbasis pedesaan yang berdaya

saing tinggi dan berkelanjutan

sistem alih teknologi lemah

Masih tingginya ancaman penyakit pada ternak yang dapat mengganggu produktivitas dan merugikan usaha.

Kurangnya penerapan standar teknis budidaya.

Penanggulangan PHMS masih terkendala oleh faktor sosial,

ekonomi, budaya masyarakat dan

kelembagaan

Kondisi RPH masih belum sesuai dengan standar teknis

Terbatasnya adopsi teknologi yang menunjang peningkatan kualitas produksi usaha yang berdaya saing dan mempunyai nilai tambah

Penerapan pengelolaan limbah peternakan menjadi biogas ataupun kompos masih terbatas sehingga pemanfaatan limbahnya pun masih sangat terbatas

28 Kelautan dan Perikanan

Masih kurangnya volume fisik yang ditargetkan dan memenuhi kualitas yang dikehendaki

Tercukupinya volume fisik yang ditargetkan dan memenuhi kualitas yang dikehendaki

Masih tingginya ancaman penyakit yang dapat mengganggu produktivitas dan merugikan usaha.

Berkurangnya ancaman

penyakit yang dapat mengganggu produktivitas dan merugikan usaha.

Masih terbatasnya pengetahuan,

keterampilan dan sikap masyarakat perikanan dalam melaksanakan usaha budidaya perikanan sesuai dengan standar teknis budidaya.

Meningkatnya pengetahuan,

Sikap dan Keterampilan peternak dan Petani ikan melalui diseminasi dan penerapan teknologi Perikanan

Masih lemahnya struktur

kelembagaan nelayan dan pembudidaya ikan serta pengolahan dan pemasaran hasil perikanan

Meningkatkan intensitas pembinaan pada kelompok

nelayan dan pembudidaya ikan termasuk yang berkaitan dengan pengolahan dan pemasaran

Sarana dan prasarana nelayan dan pembudidaya ikan masih sederhana

Pengadaan sarana dan prasarana modern

Jumlah keluarga miskin di wilayah

pesisir masih cukup besar

Peningkatan ketrampilan

nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan

30 Perdagangan Belum optimalnya penataan dan pengelolaan pasar sebagai sarana perdagangan.

Terselenggaranya rutinitas penataan dan pengelolaan pasar sebagai sarana perdagangan.

Masih belum efektifnya pengawasan barang yang beredar dan jasa tertib

ukur, takar, timbangan dan perlengkapannya.

Kerjasama dengan instansi terkait dalam pelaksanaan pengawasan barang dan jasa serta pengawasan alat ukur, takar, timbangan dan perlengkapannya.

Belum tersedianya sentra-sentra produksi dan perdagangan yang memenuhi kualitas teknis

Pemetaan sentra-sentra Produksi dan pembinaan terhadap sentra produksi yang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 66

ada

Belum adanya jaminan pemasaran terhadap produk

Pembinaan terhadap produsen

dan pengembangan jaringan pemasaran

Terbatasnya jumlah pengusaha yang melakukan perdagangan antar pulau maupun ekspor

Pembinaan terhadap Pengusaha melalui pelatihan tentang tata cara perdagangan antar pulau

maupun ekspor

31 Industri Produktivitas IKM relatif terbatas Fasilitasi penyediaan bahan baku

Rendahnya SDM IKM terutama yang berkaitan dengan standar mutu

produk

Pelatihan SDM IKM

Masih rendahnya pengaplikasin teknologi tepat guna

Pelatihan dan penyediaan data teknologi tepat guna

Terbatasnya modal kerja IKM Fasilitasi penyediaan modal

Belum tersedianya database dan profil industri secara komprehensif

Penyusunan database dan profil industri secara lengkap

Belum tersedianya Roadmap

pengembangan industri

Penyusunan dokumen Pengembangan industri

khususnya untuk industry

rumah tangga dan kecil

Keterbatasan jumlah aparat yang memiliki kompetensi dalam Pengembangan industri

Pelatihan dan bintek aparatur

Masih rendahnya kemampuan manajemen dan permodalan industri kecil menengah.

Meningkatnya kemampuan manajemen dan permodalan industri kecil menengah.

Masih rendahnya akses pemasaran produk IKM.

Meningkatnya akses pemasaran produk IKM.

Masih kurangnya sarana dan prasarana produksi dan permodalan.

Tersedia/terpenuhinya sarana dan prasarana produksi dan permodalan.

32 Energi dan Sumber daya

Mineral

Masih adanya dusun yang belum terjangkau jaringan listrik

Elektrifikasi daerah terpencil

Banyaknya dusun yang belum memiliki sumber air bersih

Pemasangan instalasi air dan Pengeboran air bawah tanah

33 Pariwisata

Belum terintegrasinya dokumen

Pengembangan kepariwisataan daerah dengan grand strategi Percepatan pembangunan daerah

Pengintegrasian Dokumen pengembangan kepariwisataan

Belum optimalnya kualitas perencanaan kepariwisataan

Peningkatan kualitas dokumen Perencanaan kepariwisataan

Terbatasnya aparat yang memiliki kompetensi di bidang kepariwisataan

Mengikutsertakan aparat pariwisata dalam berbagai pelatihan, pertemuan, seminar kepariwisataan

Masih kurangnya materi pameran

produk unggulan yang berpotensi dari para pelaku jasa usaha pariwisata

Meningkatnya peminat yang mengikuti materi pameran produk unggulan

34 Ketransmigrasian Banyaknya transmigran tidak betah menetap

Kawasan transmigrasi yang kondusif untuk kehidupan sosial ekonomi transmigran

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

TAHUN 2015

Kerangka Ekonomi Makro Daerah dan Kerangka Pendanaan dalam RKPD

Tahun 2014 ini memberi gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten

Pinrang serta pengaruh perekonomian regional, nasional maupun perekonomian

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 67

global. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran

pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan anggaran

untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan perencanaan anggaran

berbasis kinerja.

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Arah kebijakan ekonomi daerah Tahun 2015, disusun berpedoman pada

RKP Tahun 2015 dan RKPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 yang

berpedoman kepada RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 – 2018 serta

dokumen RPJPD Tahun 2009-2029. Tujuannya agar terjalin keterkaitan hubungan

antar dokumen perencanaan, dalam mewujudkan arah kebijakan dan kebijakan-

kebijakan ekonomi yang dibangun pada tahun tersebut. Selanjutnya arah

kebijakan ekonomi daerah ini, akan dipedomani untuk kebijakan pengembangan

sektoral dan regional yang di Sulawesi Selatan ke dalam program dan kegiatan.

a. Arah Kebijakan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan

Berjalannya proses transformasi struktural perekonomian yang

berimplikasi pada membaiknya beberapa variable kunci indikator makro

ekonomi di Sulawesi Selatan seperti pertumbuhan ekonomi, pendapatan

perkapita dan paritas daya beli. Hal ini dapat dilihat pada gambaran kinerja

ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2012, Tahun 2013 serta perkiraan kondisi

Tahun 2014, dimana pada Tahun 2013 kebijakan ekonomi daerah Sulawesi

Selatan ditujukan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan

mengarahkan pada pertumbuhan ekonomi berkualitas yang penekanannya

pada aspek pemerataan pendapatan khususnya masyarakat golongan ekonomi

menengah kebawah. Dengan demikian diharapkan akan dapat/mampu

memecahkan masalah-masalah sosial mendasar terutama kemiskinan dan

pengangguran.

Dari segi permintaan (final demand) peranan konsumsi masih

mendominasi terhadap pembentukan PDRB dan pertumbuhan ekonomi

sementara peranan investasi masih sepertiga dari peran konsumsi. Hal lain

yang penting dan membutuhkan perhatian adalah terjadinya mines Net Ekspor

Sulawesi Selatan dan hal ini terkait dengan pertumbuhan konsumsi

masyarakat dan pemerintah terbesar adalah konsumsi masyarakat. Untuk itu

maka kebijakan kedepan diarahkan pada perbaikan iklim investasi dengan

membangun sinergitas dan kerjasama yang nyata dengan dunia usaha baik

dalam maupun luar negeri. Investasi tersebut diharapkan untuk mendukung

sektor industri pengolahan untuk memperbaikin ilkim usaha pada industri kecil

dan menengah secara berkesinambungan dan industri besar untuk jangka

panjang.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 68

Melihat masih rendahnya peran dan konstribusi investasi pemerintah

dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka kebijakan ekonomi daerah

diarahkan untuk mendorong secepatnya peranan swasta dan masyarakat

dalam kegiatan investasi. Investasi swasta erat kaitannya dengan tingkat suku

bunga yang jangka pendek sifatnya tetap dan dapat mempengaruhi laju

inflasi. Untuk

jangka panjang diharapkan peningkatan investasi yang dibutuhkan

untuk industri besar. Untuk kebijakan setiap Tahun yang harus dilakukan yaitu

meningkatkan investasi pada sektor industri pengolahan (agro-industri) yang

akan berdampak pada perbaikan (value added) nilai tambah dari hasil produk

khususnya produk unggulan pada sektor pertanian. Demikian juga untuk

mendukung agrobisnis, maka kemampuan wirausaha masyarakat Sulawesi

Selatan perlu dipacu antara lain melalui pendidikan dan latihan IPTEK terapan

yang berkaitan dengan bisnis dan kewirausahaan sangat diperlukan.

Kebijakan fiskal sebagai suatu instrument menajemen permintaan dapat

mempengaruhi tingkat aktifitas perekonomian. Fenomena ketidak seimbangan

antara kemampuan anggaran untuk memenuhi kebutuhan yang semakin besar

memaksa kita untuk lebih ketat menerapkan pola anggaran berbasis kinerja

menjadi salah satu strategi untuk efektifitas dan efisiensi penggunaan

anggaran pembangunan daerah di Sulawesi Selatan.

Kebijakan pemerintah terkait dengan pajak dan retribusi yang

memegang peranan penting dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD), perlu

diupayakan menggali potensi sumber-sumber pendapatan daerah secara

optimal berdasarkan kewenangan dan potensi yang dimiliki. Dengan tetap

mengutamakan peningkatan pelayanan dan mempertimbangan kondisi

perekonomian masyarakat. Pajak pendapatan (income tax) yang diperoleh

diharapkan tidak menimbulkan biaya ekonomi tinggi agar barang dan jasa

yang dihasilkan dapat lebih kompetitif.

Sesuai dengan arah kebijakan ekonomi tersebut diatas dengan

memperhatikan lingkungan eksternal dan internal, sasaran ekonomi makro

Tahun 2015 adalah pertumbuhan ekonomi diharapkan tetap berada diatas

angka 8 persen, dengan asumsi kita dapat menekan laju inflasi. Alokasi

anggaran pemerintah daerah (APBD dan APBN) dialokasikan pada program

kegiatan yang produktif khususnya sektor Non Migas khususnya pertanian dan

industri pengolahan. Dengan stabilitas ekonomi tersebut ditas dapat terjaga

dengan baik, maka aktifitas perekonomian akan berjalan baik serta diharapan

kualitas hidup masyarakat khususnya yeng bergerak disektor pertanian akan

lebih baik yang antara lain akan tercermin dari kualitas peningkatan beberapa

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 69

indikator ekonomi makro serta indikator sosial lainnya seperti jumlah

pengangguran semakin menurun, daya beli masyarakat semakin membaik

penduduk miskin semakin berkurang serta angka pengangguran menurun dari

tahun ketahun, adapun indikator makro ekonomi Sulawesi Selatan adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan

No Indikator Realisasi

Tahun 2010

Realisasi Tahun 2011

Realisasi

Tahun 2012

Realisasi Tahun 2013

1 Pertumbuhan Ekonomi (ADHK) 8,19 7,61 8,37 8,37

2 Pendapatan Perkapita 14.669.010 16.929.030 19.192.249 19,472,249

3 Investasi (trilyun) 27,92 35,46 41,97

4 Ekspor (juta US$) 2.266,06 2.323,67 2.457,62

5 Impor (juta US$) 987,31 1.034,16 1.437,87

Sumber : RKPD Sulawesi Selatan Tahun 2013

b. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kabupaten Pinrang

Dalam rangka mewujudkan perekonomian daerah yang diinginkan dan untuk

mencapai target yang sudah ditetapkan dan melihat tantangan yang dihadapi,

maka ke depan diarahkan pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas serta memperkuat landasan kesejahteraan masyarakat dan

peningkatan upaya penanganan kemiskinan, melalui:

1) Meningkatkan produktivitas, produksi, daya saing, dan nilai tambah

produk pertanian dan perikanan;

2) Meningkatkan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dan

produktivitas pertanian dengan meningkatkan penyediaan benih unggul

dan faktor penunjangnya.

3) Meningkatkan pemanfaatan hutan untuk diversifikasi usaha, dan

mendukung produksi pangan, melalui optimalisasi pemanfaatan hutan

alam dan pengembangan hutan tanaman, dan hasil hutan non-kayu

secara berkelanjutan;

4) Mengembangkan Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM)

dengan memperluas basis dan kesempatan berusaha serta

menumbuhkembangkan wirausaha baru untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi dan penciptaan lapangan kerja;

5) Menciptakan Regulasi yang menjamin kepastian usaha dan penegakkan

hukum serta memperbaiki kebijakan investasi.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 70

6) Meningkatkan dan perbaikan ketersediaan infrastruktur untuk mendukung

kegiatan investasi dan ekspor, termasuk infrastruktur pertanian dan

pedesaan.

7) Meningkatkan investasi di bidang pertanian untuk pengembangan

agroindustri/agrobisnis, dan pembangunan kawasan

agropolitan/minapolitan, terutama bagi usaha kecil dan menengah yang

berorientasi ekspor.

8) Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana kepariwisataan serta

pengembangan jenis dan kualitas produk-produk wisata, sekaligus

meningkatkan investasi di bidang pariwisata daerah.

9) Memperkuat struktur industri, meningkatkan, dan memperluas

pemanfaatan teknologi, serta meningkatkan nilai pengganda (multiplier).

10) Mengembangkan industri rumah tangga dalam rangka penyerapan tenaga

kerja.

3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014

Rancangan Kerangka ekonomi daerah menggambarkan kondisi dari

analisis statistik perekononomian daerah, sebagai gambaran urutan untuk situasi

Perekonomian daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi Perekonomian

Kabupaten Pinrang Tahun 2012 disampaikan dalam karakteristik serta prospek

pada Tahun 2013.

Tabel 3.2

Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Pinrang Tahun 2011 – 2013

No. INDIKATOR

Keadaan

Tahun

2011

Keadaan

Tahun

2012

Perkiraan

Tahun

2013*

Proyeksi

Tahun

2014

1. PDRB

- ADH berlaku (dlm Jutaan

Rp) 6.216.77 7.409.75 8.416,00 9.422.25

- ADH Konstan (dlm Jutaan

Rp) 2.713.13 2.919.17 3.127,80 3.336.43

2. PDRB perkapita 17.529.224 20,199,633 22,865,849 25,532.764

3. LPE (%) 7,12 8,27 8,5 8,5-8,7

4. Angka Inflasi 9,69 5,25

5. Laju Investasi (%) 6,43

6. Jumlah Pengangguran 10.269 7.159

7. Jumlah Peduduk Miskin

(Jiwa) 28.798 26.782 18.672

Pembangunan ekonomi pada hakekatnya merupakan serangkaian usaha dan

kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 71

memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat dan

meningkatkan hubungan ekonomi regional. Indikator-indikator makro yang

bersifat ekonomi terdiri dari: pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemakmuran

masyarakat/pendapatan per kapita.

Perkembangan kegiatan ekonomi di suatu daerah dapat dilihat dari besarnya

laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Pinrang

Tahun 2012 adalah sebesar 8,27 % dan diperkirakan naik sebesar 0,23 % menjadi

8,5% pada Tahun 2013. Jika melihat LPE Kabupaten Pinrang ini masih lebih

rendah bila dibanding rata-rata Provinsi Sulawesi Selatan yang tumbuh sebesar

7,65 %.Pertumbuhan yang masih positif ini merupakan momentum yang sangat

berarti karena hal ini menunjukkan adanya proses recovery dalam perekonomian

Kabupaten Pinrang.

Pendapatan per kapita merupakan pendapatan yang diterima oleh masing-

masing penduduk dan besarnya pendapatan per kapita tersebut diperoleh dari

hasil bagi antara pendapatan regional netto dengan jumlah penduduk pertengahan

tahun. Namun perlu diingat bahwa tidak seluruh PDRB Kabupaten Pinrang dapat

dinikmati oleh seluruh masyarakatnya, hal ini dikarenakan adanya sebagian nilai

PDRB yangdibawa ke luar daerah. Oleh karena itu kesejahteraan ini diharapkan

makin merata, baik antar golongan pendapatan masyarakat, antar sektor

kegiatan/mata pencaharian maupun antar wilayah.

Tingkat inflasi di Kabupaten Pinrang Tahun 2011 mencapai 9,69 %, turun

dari tahun sebelumnya yang mencapai 10,86 %.Peningkatan inflasi tertinggi

terjadi pada sektor pertanian yang mencapai 11,38 persen, kemudian disusul oleh

sektor jasa-jasa sebesar 11,28 %, serta sektor pengangkutan dan komunikasi

sebesar 9,64%. Adapun sektor lainnya berkisar antara 1,59–6,81 %.

Jumlah Penduduk miskin di Kabupaten Pinrang Tahun 2011 sebanyak

28.798 jiwa (8,12%)dan proyeksi tahun 2012 sebanyak 26.782 jiwa (7 %).Masih

tingginya jumlah penduduk miskin ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk,

Sumber daya yang tidak merata, kemampuan penerimaan dan pengeluaran yang

tidak seimbang dan ketidaksamaan kesepakatan kerja dan berusaha yang dimiliki

penduduk serta mentalitas kerja yang masih perlu ditingkatkan terutama bagi

generasi muda.Dengan semakin tingginya komitmen pemerintah untuk

menanggulangi kemiskinan diharapkan jumlah penduduk miskin pada tahun-tahun

berikutnya dapat terus menurun sejalan dengan kebijakan pemerintah dan

komitmen MDG’s untuk menurunkan penduduk miskin menjadi setengahnya pada

tahun 2015.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Kabupaten Pinrang pada Tahun

2011mencapai 64,50 % yang berarti pada setiap 100 penduduk usia kerja sekitar

65 diantaranya termasuk angkatan kerja, terdiri dari : TPAK laki-laki sebesar

85,92 % dan TPAK perempuan sebesar 45,31 %.Terdapat ketimpangan yang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 72

cukup tajam antara TPAK laki-laki dengan perempuan, perempuan cenderung

kurang memiliki akses untuk memasuki dunia kerja, hal ini kemungkinan

disebabkan karena sebagian besar perempuan usia produktif berada pada posisi

sebagai ibu rumah tangga.

Tingginya TPAK seyogyanya diimbangi dengan besarnya kesempatan kerja.

Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat

menciptakan kesempatan kerja, sehingga dapat menyerap pertambahan angkatan

kerja.

Tabel 3.3 Kondisi Ketenagakerjaan

di Kabupaten PinrangTahun 2011

No Jenis Kelamin TPAK 2011

1. Laki-laki 85,92

2. Perempuan 45,31

Jumlah 64,50

Sumber : BPS Kabupaten Pinrang

Kontribusi perekonomian tiga terbesar atas dasar harga berlaku tahun 2011

dan 2012 dipengaruhi oleh sektor pertanian, yaitu dengan kontribusi Tahun 2010

sebesar 55,32 % danTahun 2011 sebesar 55,04 %.Kemudian disusul oleh sektor

jasa-jasaTahun 2010 sebesar 14,93 %dan Tahun 2011 sebesar 14,56 %.Untuk

sektor perdagangan, hotel dan restoran, kontribusinya pada Tahun 2010 sebesar

12,10 % dan Tahun 2011 sebesar 12,37 %.

Berdasarkan tabel 3.4 di bawah ini, secara keseluruhan dapat kita

gambarkan sebagai berikut bahwa pada sektor PDRB terdapat pergeseran atau

peralihan usaha yang dilakukan oleh masyarakat dari sektor pertanian dan sektor

jasa-jasa ke sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pengangkutan dan

komunikasi serta sektor bangunan (lihat dari selisih kontribusi sektor tahun 2010-

2011). Walau secara statistik menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian

masih dominan.

Tabel 3.4. Peranan NTB Atas Harga Berlaku Setiap Kelompok Sektor

Dalam Perekonomian Kabupaten Pinrang Tahun 2010-2011

No Lapangan Usaha Tahun

Selisih 2010 2011

A Primer

1 Pertanian 55,32 55,04 (0,28)

2 Pertambangan dan Penggalian 0,79 0,83 0,04

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 73

B Sekunder

3 Industri Pengolahan 4,32 4,24 (0,08)

4 Listrik, Gas dan Air 0,71 0,66 (0,05)

5 Bangunan 3,71 3,89 0,18

C Tersier

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran

12,10 12,37 0,27

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,24 4,52 0,28

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

3,89 3,90 0,01

9 Jasa-jasa 14,93 14,56 (0,37)

PDRB 100 100

Sumber : BPS Kabupaten Pinrang, Tahun 2010-2011.

3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 dan

Tahun 2015

Kondisi perekonomian di Kabupaten Pinrang sudah mengindikasikan ke

arah keadaan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya

yang menunjukkan peningkatan secara signifikan. Pada Tahun 2011 pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Pinrang telah mencapai 7,12 %, sedangkan untuk Tahun 2012

mencapai 8,27 dan melampaui target sesuai dengan RPJMD 2009 – 2014 yaitu

Tahun 2011 dan 2012 yaitu 5.7 dan 5.9 persen

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pinrang Tahun 2013, diperkirakan tidak

banyak mengalami perubahan yang mendasar bila dibandingkan dengan tahun-

tahun 2012 yaitu sebesar 8.5, di mana pertumbuhannya masih ditopang oleh tiga

sektor pendukung utama yaitu sektor pertanian, jasa-jasa serta perdagangan,

hotel dan restoran.

Dari sisi moneter, Kondisi stabilitas ekonomi makro, seperti kestabilan nilai

tukar rupiah, terkendalinya laju inflasi dan kestabilan tingkat suku bunga

perbankan akan mempengaruhi prospek perekonomian Kabupaten Pinrang tahun

2014 dan 2015. Dengan perkiraan relatif stabilnya nilai tukar rupiah dan suku

bunga perbankan serta dukungan kebijakan moneter, maka prospek ekonomi

Kabupaten Pinrang 2014 dan 2015 akan lebih baik dibandingkan pada tahun-tahun

sebelumnya. Dengan arah kebijakan ekonomi makro dan memperhatikan

lingkungan eksternal daninternal, sasaran ekonomi makro ditandai dengan Laju

pertumbuhan ekonomi, dimana proyeksi pada Tahun 2012 dan 2013 yaitu:

Tabel 3.5

Proyeksi Indikator Makro Tahun 2012 dan 2013

No Indikator Tahun 2012 Tahun

2013*

1 Jumlah Penduduk (jiwa) 360.019 361.293

2 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0,87 0,87

3 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 8,27 6.81

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 74

4 Inflasi PDRB (%) 5,25 5,00

5 PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Juta rupiah) 7.237.528,73 8.261.431,53

6 PDRB atas Dasar Harga Konstan (Juta rupiah) 2.937.275,50 3.137.429,30

7 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 28.798 32.011

8 Laju Pertumbuhan Investasi*) (%) 15 16

9 PDRB Perkapita pertahun (Rp) atas harga berlaku 20.199.633,63 22.865.849,79

10 IPM 74,29 74,87

11 Indeks Pendidikan 77,2 77,6

12 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 7,87 7,89

13 Angka Melek Huruf (%) 91.53 91.99

14 Angka Harapan Hidup (tahun) 72,4 72,8

15 Indeks Kesehatan 79,0 79,2

16 Daya Beli (ribuan rupiah) 641,771 645.86

Sumber : Bappeda Kabupaten Pinrang Tahun 2013

Dengan melihat kemajuan kinerja ekonomi yang telah dicapai dan masalah yang

dihadapi hingga Tahun 2013, maka tantangan yang dihadapi pada Tahun 2015

adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi. Tantangan ini cukup berat mengingat

kondisi sektor riil yang belum sepenuhnya pulih ditambah tingkat inflasi yang

masih tinggi yang berimplikasi pada daya beli masyarakat yang masih rendah

sehingga lebih jauh berdampak pada melemahnya investasi swasta dan

masyarakat.

b. Peningkatan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi. Dengan jumlah

pengangguran pada Tahun 2012 dan 2013 yang diperkirakan masing-masing

7,19 persen dan 6,66 persen, maka kualitas pertumbuhan perlu ditingkatkan

agar kegiatan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih besar

yang diharapkan dapat mengurangi jumlah penduduk miskin.

c. Penguatan Struktur Ekonomi. Berkaitan dengan peningkatan tingkat

kesejahteraan masyarakat yang tergambar pada tingkat pendapatan perkapita,

maka pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas harus dicapai dengan

penguatan struktur ekonomi, dimana peranan sektor pertanian lebih

dioptimalkan dengan tetap memacu pertumbuhan sektor-sektor lainnya yang

mempunyai daya ungkit.

A. ArahKebijakan KeuanganDaerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 75

dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 , maka dalam

pengelolaan keuangan daerah harus sesuai dengan prosedur, dilaksanakan

secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisiensi, ekonomis,

efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memeprhatikan azas

keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan Keuangan

Daerah dilaksanakan dalam suatu system yang terintegrasi yang salah satunya

diwujudkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Penyusunan APBD sesuai dengan peraturan perundangan diawali

dengan proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah

(Musrenbangda) yang hasilnya dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD), selanjutnya dipergunakan sebagai dasar

penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran

Sementara (PPAS). Anggaran Pendapatan Belanja dan Belanja Daerah adalah

salah satu wujud dari pengelolaan keuangan negara yang dilaksanakan secara

terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara. Penyusunan APBD harus disesuaikan dengan

kebutuhan pembangunan daerah yang dinamis diseimbangkan dengan

prioritas pembangunan yang relevan berdasarkan kemampuan keuangan

daerah, sinkronisasi dan integrasi kebijakan pemerintah pusat, provinsi sesuai

dengan kondisi riil di lapangan.

Kebijakan dalam pengelolaan APBD memegang peranan yang sangat

strategis dalam mencapai sasaran pembangunan daerah karena APBD

merupakan salah satu instrument penting kebijakan fiskal daerah. Kebijakan

Desentralisasi Fiskal Daerah mengandung tiga misi utama yaitu menciptakan

efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumberdaya, meningkatkan kualitas

pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat dan memberdayakan dan

menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi) dalam

proses pembangunan.

Desentralisasi fiscal mempunyai dampak langsung terhadap

pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila desentralisasi fiscal dipusatkan pada

pengeluaran / belanja public. Desentralisasi fiscal yang diukur dengan

pengeluaran pemerintah daerah menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara

signifikan di daerah-daerah. Dengan adanya transfer dana dari pemerintah

pusat dan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengelola dan

mengoptimalkan potensi-potensi yang ada memberi efek positif terhadap

pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Daerah mempunyai kelebihan (kesempatan

lebih luas) dalam membuat anggaran perbelanjaan agar lebih efisien dengan

memenuhi kebutuhan masyarakat karena lebih mengetahui keadaan riil yang

terjadi dan dibutuhkan oleh masyarakat. Penganggaran pada belanja bidang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 76

infrastruktur dan sektor social pada pemerintah daerah akan memacu

pertumbuhan ekonomi lokal. Pertumbuhan ekonomi yang dipacu oleh

pengeluaran pemerintah dan swasta berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kesempatan kerja. Untuk menyerap besarnya laju pertumbuhan

tenaga kerja yang cenderung meningkat terus menerus, diperlukan upaya-

upaya yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi baik

oleh pemerintah maupun swasta, karena investasi tidak hanya menciptakan

permintaan tapi juga memperbesar kapasitas produksi. Dengan meluasnya

kesempatan kerja, akses masyarakat untuk mendapatkan penghasilan makin

besar. Dengan meningkatnya penghasilan masyarakat maka dampak yang lebih

luas adalah adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat karena dapat

memenuhi kebutuhan primernya / basic needs (sandang, pangan, papan,

kesehatan dan pendidikan) bahkan kebutuhan sekunder dan tersiernya. Seiring

dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat maka tingkat kemiskinan di

masyarakat-pun akan berkurang, karena kemiskinan dan kesejahteraan ibarat

dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

Selain terus memprioritaskan pelaksanaan kebijakan desentralisasi

fiscal, Pemerintah hendaknya juga mendukung dan melaksanakan kebijakan

reformasi dalam administrasi keuangan daerah, dimana antara lain tercermin

dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja, sebagai salah satu langkah

perubahan dalam upaya membangun sebuah pemerintahan yang transparan

dan akuntabel. Oleh karena itu pengelolaan APBD harus melalui tiga tahapan

penting yaitu mulai dari penganggaran, pelaksanaan dan

pengawasan/pengendalian. Dalam paradigma baru dalam manajemen

pengelolaan keuangan daerah, perencanaan harus memenuhi karakteristik

sebagai berikut:

a. Berorientasi pada kepentingan publik / masyarakat luas

b. Disusun berdasarkan pendekatan kinerja

c. Mempunyai keterkaitan yang erat antara pengambil kebijakan (decision

maker) di DPRD dengan perencanaan operasional oleh Pemerintah Daerah

dan penganggaran pada unit kerja (SKPD)

d. Terdapat upaya-upaya untuk mensinergikan hubungan antara APBD,

system dan prosedur pengelolaan keuangan daerah, lembaga pengelola

keuangan daerah dan unit-unit pengelola layanan publik dalam

pengambilan keputusan.

Terkait dengan manajemen keuangan daerah, dalam perencanaan

pembangunan keuangan daerah ke depan setidaknya ada dua hal penting yang

mendesak untuk dikelola dan dikembangan secara profesional. Pertama,

sistem informasi manajemen keuangan. Sistem ini diharapkan mampu

memberikan informasi secara cepat mengenai kinerja keuangan daerah seperti

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 77

kegiatan apa saja yang sudah terlaksana, apa hasil dan manfaatnya bagi

masyarakat dalam jangka menengah dan jangka panjang. Selain itu, sistem ini

juga diperkirakan dapat mempercepat proses perhitungan dan laporan

pertanggungjawaban anggaran oleh Pemerintah Daerah. Kedua, pengelolaan

aset-aset daerah. Terbatasnya sumber-sumber penerimaan fiskal telah

menempatkan pengelolaan aset daerah secara profesional pada posisi yang

amat potensial untuk menunjang penerimaan pemerintah daerah.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas guna mendukung upaya percepatan

pertumbuhan ekonomi dan pemantapan stabilitas ekonomi daerah,

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan

umum kepada masyarakat, maka kebijakan anggaran dalam tahun 2013 di

Kabupaten Pinrang diarahkan untuk:

a. Memberikan dorongan terhadap pertumbuhan perekonomian daerah dengan

melanjutkan dan memantapkan langkah-langkah konsolidasi fiskal daerah,

guna mewujudkan APBD yang sehat dan berkelanjutan (fiscal sustainability)

dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan karakteristik, kondisi

obyektif dan isu-isu strategis di daerah, disamping memperhatikan

kemampuan keuangan daerah ;

b. Langkah konsolidasi fiskal daerah tersebut, antara lain ditempuh melalui

optimalisasi pengumpulan sumber-sumber pendapatan daerah, peningkatan

efisiensi dan efektifitas belanja daerah serta peningkatan dan perbaikan

manajemen keuangan daerah;

c. Memantapkan kondisi ketahanan fiskal daerah yang berkelanjutan dengan

cara: (1) melanjutkan langkah-langkah konsolidasi fiskal dengan menjaga

tingkat defisit yang terkendali dari aspek pembiayaan daerah, (2)

peningkatan manajemen keuangan daerah yang lebih efektif dan efisien.

d. Mengatasi masalah-masalah mendasar yang menjadi prioritas pembangunan

tahun 2013, yaitu: (1) Meningkatnya pelayanan publik, penyelenggaraan

good governance, kapasitas dan kapabilitas aparatur pemerintahan serta

penegakan hukum dan HAM; (2) Peningkatan kualitas sumber daya

manusia, pengembangan kreativitas dan inovasi teknologi, serta pelestarian

nilai-nilai budaya. (3) Peningkatan derajad kesehatan dan pelayanan sosial

dasar masyarakat, kapasitas serta produktifitas kerja, perumahan, dan

prasarana dasar pemukiman, dalam rangka percepatan peningkatan

kesejahteraan masyarakat miskin; (4) Peningkatan potensi ekonomi

kerakyatan dengan pendekatan komoditas dan kawasan yang didukung oleh

pembangunan pertanian dalam arti luas, infrastruktur, energi, koperasi dan

UMKM serta pariwisata; (5) Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam,

pemanfaatan ruang, peningkatan daya dukung dan daya tampung

lingkungan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 78

1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Berdasarkan Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian

terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah, selanjutnya

dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah yang

kemudian dituangkan kedalam tabel 2.1. Realisasi Pendapatan Daerah,

sebagai berikut:

Tabel 3.6 Realisasi Pendapatan Daerah Dalam APBD Kabupaten Pinrang Tahun 2011 – 2013

(dalam Satuan Rupiah)

NO URAIAN REALISASI T.A 2011 REALISASI T.A 2012

REALISASI T.A 2013

1 2 3 4 5

1.1 Pendapatan Asli Daerah 26.639.115.860,44 29.604.658.585,49 52.045.879.173,39

1.1.1 Hasil Pajak daerah 5.178.637.722,00 6.940.219.468,00 9.469.550.419,00

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 12.556.485.548,00 10.881.454.895,00 6.229.570.110,00

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan

6.228.142.983,00 6.174.983.972,73 6.237.066.336,00

1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah 2.675.849.607,44 5.608.000.249,76 30.109.692.308,39

1.2 Dana Perimbangan 503.084.710.483,00 578.559.528.699,00 666.820.196.615,00

1.2.1 Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak

31,659,045,483.00 31.482.989.699,00 29.421.645.615,00

1.2.2 DAU 419.945.865.000,00 502.508.309.000,00 574.244.531.000,00

1.2.3 DAK 51.479.800.000,00 44.568.230.000,00 63.154.020.000,00

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

186.207.804.183,50 20.591.880.510,00 137.809.158.674,20

1.3.1 Hibah - - 1.422.797.500,00

1.3.2 Dana Darurat - -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya

20.945.530.133,50 24.816.975.226,95 28.355.200.574,00

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

146.431.683.520,00 85.508.242.000,00 89.517.237.000,00

1.3.5

Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

18.830.590.530,00 20.591.880.510,00 18.513.923.600,00

PENDAPATAN DAERAH 715.931.630.526,94 739.081.285.021,44 856.675.234.462,59

Sumber : Dinas PPKAD Tahun 2014

2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Dalam era otonomi daerah seperti yang sudah berjalan lebih dari 10

tahun seperti sekarang ini, daerah diberi kewenangan yang lebih besar

untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara

lain adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada

masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol

penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD), selain untuk menciptakan persaingan yang sehat antar

daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Sejalan dengan kewenangan

tersebut, Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 79

sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan

pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan Asli

Daerah (PAD).

Tuntutan peningkatan Pendapatan Daerah semakin besar seiring

dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan

kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan

dokumentasi (P3D) ke daerah dalam jumlah besar. Sementara, sejauh ini

dana perimbangan yang merupakan transfer keuangan oleh pusat kepada

daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun

jumlahnya relatif memadai yakni sekurang-kurangnya sebesar 25 persen

dari Penerimaan Dalam Negeri dalam APBN, namun, daerah harus lebih

kreatif dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah-nya untuk

meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan dalam pembelanjaan APBD-

nya. Sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial harus digali secara

maksimal, namun tentu saja di dalam koridor peraturan perundang-

undangan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah dan

retribusi daerah yang memang telah sejak lama menjadi unsur Pendapatan

Asli Daerah yang utama.

Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui

sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah merupakan

komponen yang sangat penting dan strategis dalam struktur APBD,

mengingat peranannya dalam membiayai anggaran belanja daerah,

pemberian pelayanan kepada publik, mengendalikan defisit anggaran dan

meningkatkan kapasitas fiskal daerah. Pendapatan Daerah meliputi semua

penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah (KUD), yang

menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak daerah dalam satu

tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah.

Ada 2 (dua) sumber pendapatan daerah di Kabupaten Pinrang yang

memegang peranan penting dalam proses pengelolaan keuangan daerah;

Pertama, sumber pendapatan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) dari Pemerintah Pusat yang di dalamnya

terakomodasi Dana Dekonsentrasi dan Dana Pinjaman Luar Negeri.Kedua,

sumber pendapatan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Kabupaten Pinrang , yang pelaksanaannya ditetapkan

melalui pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) dalam setiap tahunnya.

Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Pinrang diperoleh dari berbagai

sumber, di antaranya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil

Bukan Pajak (SDA), dari Dana Alokasi Umum (DAU), dari Dana Alokasi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 80

Khusus (DAK) Dana Bagi Hasil Cukau Hasil Tembakau (DBHCHT) dan dari

Lain-lain Pendapatan yang Sah.

Dari semua pendapatan tersebut, yang memberikan kontribusi cukup

besar berasal dari instansi yang lebih tinggi atau bantuan dari pemerintah

pusat, sedangkan sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD masih

terlalu kecil dibandingkan dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. Hal ini

menunjukkan bahwa, Kabupaten Pinrang selama ini dalam pembiayaan

administrasi pemerintahan dan pembangunannya masih sangat tergantung

dari pemerintah pusat, terutama untuk membiayai belanja pegawai berupa

gaji. Dari kondisi tersebut maka pengelolaan pendapatan daerah harus

dioptimalkan kinerjanya dalam meningkatkan penerimaan, khususnya yang

berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna kelangsungan pendanaan

penyelenggaraan pemerintahan dan Pembangunan Daerah di Kabupaten

Pinrang .

Gambaran pengelolaan Pendapatan Daerah, yang terdiri atas:

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain

pendapatan daerah yang sah.

a. Pendapatan Asli Daerah

Dalam UU No.33/2004, Pasal 1, angka 18 telah dinyatakan bahwa

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh Daerah

yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Khusus terkait dengan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, daerah harus memperhatikan Undang-Undang Nomor 28

tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, beserta peraturan

pendukung lainnya dalam menentukan Perda yang terkait dengan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah.

Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang

Nomor 33 tahun 2004, Pasal 6, ayat (1) dan juga Peraturan Pemerintah

Nomor nomor 58 tahun 2005, Pasal 22, ayat (1) berasal dari:

(i) Pajak Daerah;

(ii) Retribusi Daerah;

(iii) Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan

(iv) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

Yang termasuk komponen Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan

yang berasal dari hasil pengelolaan pelayanan Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD).

Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah, telah diterbitkan Undang –

Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009, khususnya Pasal 2, ayat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 81

(2) dijelaskan bahwa jenis Pajak Daerah kabupaten/kota terdiri atas: (i)

Pajak Hotel; (ii) Pajak Restoran; (iii) Pajak Hiburan; (iv) Pajak Reklame; (v)

Pajak Penerangan Jalan; (vi) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; (vii)

Pajak Parkir; (viii) Pajak Air Tanah; (ix) Pajak Sarang Burung Walet; (x)

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan (xi) Bea Perolehan

Hak atas Tanah dan Bangunan. Hal ini memberikan pemahaman kepada

daerah, bahwa Daerah diberi kewenangan dan hak untuk merancang dan

mempersiapkan peraturan daerah yang terkait dengan peraturan

perundangan tersebut, termasuk juga di Kabupaten Pinrang . Guna

menyikapi hal tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang telah

menerbitkan beberapa Peraturan Daerah Terkait Pajak dan Retribusi Daerah

antara lain :

(i) Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 10 Tahun 2010 tentang

Pajak Air Tanah,

(ii) Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 16 Tahun 2011 tentang

Pajak Daerah,

(iii) Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 17 Tahun 2011 tentang

Retribusi Jasa Usaha,

(iv) Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 18 Tahun 2011 tentang

Jasa Usaha,

(v) Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 19 Tahun 2011 tentang

Retribusi Perizinan Tertentu.

Optimalisasi sumber-sumber PAD perlu dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Untuk itu diperlukan

intensifikasi dan ekstensifikasi subyek dan obyek pendapatan. Dalam jangka

pendek kegiatan yang paling mudah dan dapat segera dilakukan adalah

dengan melakukan intensifikasi terhadap obyek atau sumber pendapatan

daerah yang sudah ada terutama melalui pemanfaatan teknologi informasi.

Dengan melakukan efektivitas dan efisiensi sumber atau obyek pendapatan

daerah, maka akan meningkatkan produktivitas PAD tanpa harus melakukan

perluasan sumber atau obyek pendapatan baru yang memerlukan studi,

proses dan waktu yang panjang. Dukungan teknologi informasi secara

terpadu guna mengintensifkan pajak mutlak diperlukan karena sistem

pemungutan pajak yang dilaksanakan selama ini cenderung tidak optimal.

Masalah ini tercermin pada sistem dan prosedur pemungutan yang masih

konvensional dan masih banyaknya sistem berjalan secara parsial, sehingga

besar kemungkinan informasi yang disampaikan tidak konsisten, versi data

yang berbeda dan data tidak up-to-date. Permasalahan pada sistem

pemungutan pajak cukup banyak, misalnya : baik dalam hal data wajib

pajak/retribusi, penetapan jumlah pajak, jumlah tagihan pajak dan target

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 82

pemenuhan pajak yang tidak optimal.Selanjutnya pemerintah daerah harus

terus melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan intensifikasi

pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, antara lain dapat dilakukan

dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Memperluas basis penerimaan

Tindakan yang dilakukan untuk memperluas basis penerimaan antara

lain yaitu mengidentifikasi pembayar pajak baru / potensial dan jumlah

pembayar pajak, memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian,

menghitung kapasitas penerimaan dari setiap jenis pungutan.

b. Memperkuat proses pemungutan

Upaya yang dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan, yaitu

antara lain mempercepat penyusunan Peraturan-peraturan Daerah,

mengubah tarif, khususnya tariff retribusi dan peningkatan SDM yang

melaksanakan pemungutan dan pengelolaan pajak dan retribusi

tersebut.

c. Meningkatkan pengawasan

Pengawasan dapat ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan

pemeriksaan secara insidentil / tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih

dahulu (dadakan) dan berkala, memperbaiki proses pengawasan,

menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak serta meningkatkan

pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

pembayar pajak.

d. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan

Tindakan yang dapat dilakukan antara lain memperbaiki prosedur

administrasi pajak melalui penyederhanaan administrasi pajak,

meningkatkan efisiensi pemungutan dari setiap jenis pemungutan.

e. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik

Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan koordinasi dengan

instansi terkait khususnya instansi yang menangani pemungutan dan

pengelolaan pajak-pajak dan retribusi di Kabupaten Pinrang .

Langkah-langkah optimalisasi pendapatan daerah dalam beberapa

tahun terakhir telah menunjukkan trend yang cukup positif. Walaupun

sumbangan PAD setiap tahunnya mengalami peningkatan, namun

kenaikannya masih relatif kecil dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan

yang dibutuhkan dalam APBD secara keseluruhan. Untuk mengetahui

perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama tahun 2009-2014 di

Kabupaten Pinrang , dapat dilihat pada tabel III.16 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Perkembangan PAD dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD

Pemerintah Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 83

(dalam satuan Rupiah dan Persen)

No. Tahun PAD (Rp) Pendapatan APBD

(Rp)

Proporsi PAD

thd Pendapatan

APBD (%)

1 2 3 4 5=3/4

1 2009 22.863.706.750,00 475.811.311.870,00 4.80

2 2010 39.334.879.482,00 543.657.184.602,00 7.23

3 2011 37.112.405.275,00 637.026.955.989,00 5,82

4 2012 37.092.612.650,00 702.764.534.250,00 4,35

5 2013 35.036.612.650,00 805.269.989.410,00 4,35

6 2014 53.138.074.019,00 921.845.667.083 5,76

Sumber: Perda APBD Tahun 2009 - 2014

Ditinjau dari komponen Pendapatan Daerah, trend kenaikan peran

atau konstribusi dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sampai dengan tahun

2014 diperkirakan akan terus meningkat, akan tetapi posisi terbesar dalam

struktur pendapatan daerah masih didominasi oleh sumber pendapatan dari

Dana Perimbangan, sehingga dalam rangka membentuk landasan yang kuat

bagi proses konsolidasi fiskal daerah, khususnya dalam mendorong

peningkatan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan daerah, maka

Pemerintah Kabupaten Pinrang selalu berupaya untuk mengembangkan dan

menggali potensi pendapatan yang ada. Proporsi pendapatan terbesar

memang masih berasal dari pos Dana Perimbangan. Selama kurun waktu

2007-2014 kemampuan pendapatan daerah sesuai dengan struktur

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Pinrang

adalah sebagaimana tabel berikut.

Tabel 3.8 Struktur Pendapatan APBD Pemerintah Kabupaten Pinrang Selama

Tahun 2009-2014 (dalam rupiah)

No Tahu

n PAD (Rp)

Dana

Perimbangan

(Rp)

Lain-lain

Pendapatan

yang Sah (Rp)

Pendapatan

APBD (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) =

((3)+(4)+(5))

1 2009 22.863.706.750 432.447.605.120 20.500.000.000 475.811.311.870

2 2010 39.334.879.482 452.176.044.120 52.146.261.000 543.657.184.602

3 2011 37.112.405.275 508.346.505.114 91.968.045.600 637.026.955.989

4 2012 37.092.612.650 572.076.539.000 93.595.382.600 702.764.534.250

5 2013 35.036.612.650 662.398.551.000 107.834.825.760 805.269.989.410

6 2014 53.138.074.019 703.936.500.555 164.771.092.509 921.845.667.083

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 84

Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 – 2014

Peran Pajak Daerah di Kabupaten Pinrang terhadap PAD idealnya

semakin tahun semakin membaik, karena Kabupaten Pinrang sebagai

daerah perkotaan mengandalkan jasa sebagai salah satu sumber penghasil

PAD. Jika dilihat dari kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD di Kabupaten

Pinrang selama lima tahun terakhir cenderung mengalami perkembangan

yang cukup baik. Selama tahun 2009-2013 tingkat kontribusinya mengalami

fluktuasi (naik dan turun), pada tahun 2013 kontribusinya mengalami

penurunan, akan tetapi pada tahun 2014 diharapkan akan naik kembali baik

besarannya maupun kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Gambaran selengkapnya kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

3.9 berikut :

Tabel 3.9

Kontribusi Pajak Terhadap PAD Pemerintah Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014

No. Tahun Pajak ( Rp ) PAD ( Rp ) Kenaikan PAD (% )

Kontribusi

Pajak thd PAD (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) =

((3)/(4))

1 2009 3.320.892.000 22.863.706.750, 14,52

2 2010 4.000.000.000 39.334.879.482 10.16

3 2011 4.530.638.125 37.112.405.275 12.20

4 2012 5.141.056.600 37.092.612.650 13,86

5 2013 5.141.056.600 35.036.612.650 14,67

6 2014 12.178.728.000 53.138.074.019 22,92

Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 - 2014

a. Dana Perimbangan

Dalam pelaksanaan Desentralisasi Fiskal dari pusat ke daerah,

komponen Dana Perimbangan merupakan sumber penerimaan daerah yang

sangat penting, karena dana perimbangan merupakan inti dari

Desentralisasi Fiskal.Dana Perimbangan bertujuan untuk menciptakan

keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan antara

Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH),

Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). DBH

bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Sedangkan DAU dialokasikan

untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk besaran DAK ditetapkan setiap

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 85

tahun dalam APBN. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk

mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang

menjadi prioritas nasional.

DAU suatu daerah dialokasikan berdasarkan formula yang terdiri atas

celah fiskal dan alokasi dasar. Data yang digunakan dalam penghitungan

DAU diperoleh dari lembaga statistik Pemerintah dan/atau lembaga

Pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang dapat

dipertanggungjawabkan. DAU suatu daerah otonom baru dialokasikan

setelah undang-undang pembentukan disahkan.

Dalam kenyataannya, Dana Perimbangan dalam APBD secara umum

berasal dari: Dana Bagi Hasil (Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak),

Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana

Perimbangan dari Pemerintah Provinsi. Bagi Hasil Pajak meliputi: Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB), Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 21, Bagi Hasil Pajak

Penghasilan Pasal 25/29. Sedang Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri dari: Provisi

Sumber Daya Hutan, Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi, Pungutan

Pengusahaan Perikanan dan Minyak Bumi. Khusus Bagi Hasil Pajak yang

mencakup PBB dan BPHTB, dengan munculnya Undang-Undang Nomor 28

tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan didukung

dengan beberapa Perda yang diterbitkan pada tahun 2012.

Proporsi Dana Perimbangan terhadap APBD masih relatif besar, hal ini

mengindikasikan bahwa Kabupaten Pinrang dalam pendanaan daerah

masih sangat tergantung kepada dana transfer dari pemerintah pusat.

Proporsi dana perimbangan terhadap pendapatan APBD selama kurun waktu

lima tahun terakhir (2009-2013) rata-rata berkisar 90 persen dari total

Pendapatan Daerah. Data selengkapnya adalah sebagaimana dapat dilihat

pada tabel 3.10 sebagai berikut:

Tabel 3.10 Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD

Pemerintah Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014

(dalam rupiah dan persen)

No. Tahun Dana Perimbangan

(Rupiah)

Pendapatan APBD

(Rupiah)

Proporsi Dana

Perimbangan thd

Pendapatan APBD

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))

1 2009 432.447.605.120 475.811.311.870 90,89

2 2010 452.176.044.120 543.657.184.602 83,17

3 2011 508.346.505.114 637.026.955.989 79,80

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 86

No. Tahun Dana Perimbangan

(Rupiah)

Pendapatan APBD

(Rupiah)

Proporsi Dana

Perimbangan thd

Pendapatan APBD

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))

4 2012 572.076.539.000 702.764.534.250 81,40

5 2013 662.398.551.000 805.269.989.410 82,26

6 2014 703.936.500.555 921.845.667.083 76,36

Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 – 2014

b. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam APBD di Kabupaten

Pinrang bersumber dari:

(i) Pendapatan Hibah (Pendapatan Hibah dari Pemerintah),

(ii) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi (Bagian dari Pajak Kendaraan

Bermotor (PKB), Bagian dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

(BBNKB), Bagian dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

(PBBKB), Bagian dari Pajak Air Bawah Tanah (ABT), Bagian dari Pajak

Air Permukaan (AP), Terakhir Bagian dari Retribusi Dispensasi

kelebihan muatan dan Pemerintah Daerah Lainnya;

(iii) Dana Penyesuaian; dan

(iv) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.

Proporsi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang diterima

Pemerintah Kabupaten Pinrang masih relatif kecil, akan tetapi

keberadaannya sangat menunjang / mendukung kemampuan pendanaan

bagi Kabupaten Pinrang . Beberapa kebijakan Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Provinsi sebagai bentuk sinkronisasi penyelarasan program dan

kegiatan yang harus disesuaikan dan dilaksanakan oleh daerah dalam

belanja tidak langsung maupun belanja langsung seperti pemberian bantuan

keuangan provinsi dan alokasi dana penyesuaian/kontijensi serta

penerimaan lain-lain daerah yang sah dalam bentuk bagi hasil pajak,

retribusi dan sumbangan pihak ketiga dari provinsi yang dapat dipergunakan

oleh daerah untuk kebutuhan belanja sesuai dengan prioritas daerah tanpa

diarahkan dan ditetapkan pengukurannya oleh provinsi. Proporsi Lain-lain

Pendapatan Daerah yang Sah terhadap pendapatan APBD di Kabupaten

Pinrang selama kurun waktu tahun 2009 – 2013 terus mengalami kenaikan,

adapun gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.11 sebagai

berikut:

Tabel 3.11

Jumlah Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD

Pemerintah Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 87

No. Tahun

Lain-lain

Pendapatan yang

Sah (Rupiah)

Pendapatan APBD

(Rupiah)

Proporsi Lain-lain

Pendapatan yg Sah

thd Pendapatan APBD (%)

(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))

1 2009 20.500.000.000 475.811.311.870 4,31

2 2010 52.146.261.000 543.657.184.602 9,59

3 2011 91.968.045.600 637.026.955.989 14,44

4 2012 93.595.382.600 702.764.534.250 13,32

5 2013 107.834.825.760 805.269.989.410 13,39

6 2014 164.771.092.509 921.845.667.083 17,87

Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 – 2014

Dari perbagai pertimbangan di atas, prediksi Pendapatan Daerah di

Kabupaten Pinrang selama kurun waktu 2012-2015, selengkapnya dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.12

Pendapatan Daerah Dalam APBD Kabupaten Pinrang Tahun 2013- 2014 dan Prediksi Tahun 2015

(dalam Satuan Rupiah)

No Uraian Tahun Anggaran

2013

Tahun Anggaran

2014

1 2 4 5

1,1 PENDAPATAN ASLI DAERAH

35.036.612.650,00 53.138.074.019,00

1.1.1 Hasil Pajak daerah 5.141.056.600,00 12.178.728.000,00

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 19.871.556.050,00 5.785.794.000,00

1.1.3

Hasil Pengelolaan

Kekayaan daerah Yang Dipisahkan

6.174.000.000,00 6.275.000.000,00

1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

3.850.000.000,00 28.898.552.019,00

1,2 DANA PERIMBANGAN 662.398.551.000,00 703.936.500.555,00

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

25.000.000.000,00 19,451,911,110.00

1.2.2 Dana Alokasi Umum 574.244.531.000,00 629.285.550.000,00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 63.154.020.000,00 56.046.540.000,00

1,3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

107.834.825.760,00 164.771.092.509,00

1.3.1 Pendapatan Hibah 2.000.000.000,00 1.996.664.500,00

1.3.3

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah daerah lainnya

15.200.000.000,00 25.957.572.705,00

1.3.4 Dana Penyesuaian

118.672.012.704,00

- Tambahan penghasilan guru

6.354.000.000,00

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 88

- Tunjangan profesi 57.574.289.000,00

- DID 10.000.000.000,00

1.3.4

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah daerah lainnya

16.706.536.760,00 18.144.842.600,00

JUMLAH PENDAPATAN

805.269.989.410,00 921.845.667.083,00

Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 – 2014

Untuk menyikapi kondisi pendapatan daerah di Kabupaten Pinrang

selama kurun waktu 2009-2014, maka kebijakan yang akan

diimplementasikan dalam pengelolaan Pendapatan Daerah antara lain

sebagai berikut:

1. Mendukung dan mendorong pencapaian target pendapatan daerah di

Kabupaten Pinrang berdasar atas perhitungan dan perencanaan yang

rasional.

2. Mendukung upaya-upaya peningkatkan kemandirian keuangan daerah

di Kabupaten Pinrang antara lain dengan :

a. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pinrang

dengan target kenaikan rata-rata 5 persen (atau lebih) setiap

tahunnya. Hal ini mengandung makna bahwa secara bertahap

kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD) secara

proporsional akan terus ditingkatkan.

b. Mengoptimalkan PAD sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 28

tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Upaya ini

antara lain akan ditempuh dengan cara:

3. Mengoptimalkan sumber-sumber/potensi Pendapatan Asli Daerah

(PAD), yang disesuaikan dengan peraturan perundangan terbaru,

khususnya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dengan jalan melakukan

program intensifikasi dan ekstensifikasi pendukung peningkatan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, khususnya

untuk meningkatkan sumber pendapatan yang berasal dari Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah.

b. Mengadakan pendataan ulang terhadap berbagai obyek dan jenis-

jenis pendapatan yang baru, khususnya dengan ditetapkannya

Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, serta Peraturan-peraturan daerah pendukungnya.

c. Penyesuaian besaran tarif dengan melakukan revisi terhadap

berbagai Peraturan Daerah (Perda) yang sudah tidak sesuai, baik

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 89

terkait dengan kondisi saat ini maupun kebutuhan penyesuaiannya

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

d. Membina hubungan yang baik dengan Wajib Pajak.

e. Meningkatkan peran aktif SKPD yang terkait, dalam rangka

penegakan hukum dan peningkatan pendapatan daerah.

f. Mendukung implementasi teknologi informasi secara terpadu /

terintegrasi guna mengintensifkan pajak dan retribusi guna

meningkatkan sistem pemungutan pajak agar lebih optimal.

4. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dipungut tidak akan

memberatkan masyarakat dan akan diusahakan bisa mendorong

perkembangan investasi daerah di Kabupaten Pinrang .

5. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat antara lain dengan

melakukan penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi

pemungutan pajak dan retribusi daerah serta managemen pengelolaan

guna memberikan kemudahan akses Wajib Pajak (WP) dan Wajib

Retribusi (WR).

6. Menegakkan hukum / law enforcement dalam upaya membangun

ketaatan Wajib Pajak Daerah (WPD) dan Wajib Retribusi Daerah (WRD)

7. Melakukan peningkatan pengendalian dan pengawasan atas

pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan

efisiensi yang dibarengi dengan peningkatan kualitas, kemudahan,

ketepatan dan kecepatan pelayanan dengan biaya yang terjangkau.

8. Mengoptimalkan pengelolaan Dana Alokasi Umum (DAU) yang

diperkirakan akan meningkat besarannya (sejalan dengan kenaikan gaji

Pegawai Negeri Sipil) agar lebih efektif dan efisien pemanfaatanya bagi

pembangunan di Kabupaten Pinrang .

9. Mengoptimalkan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang

diasumsikan akan tetap besaran-nya karena bersifat given

(pengeluaran/ kegiatannya sudah ditentukan). Demikian juga dengan

Dana Bantuan keuangan dari Propinsi Sulawesi Selatanyang

diasumsikan tetap karena bersifat given juga.

10. Mengoptimalkan Pengelolaan dan pemanfaatan Dana bagi hasil dari

propinsi diharapkan akan meningkat rata-rata 5% per tahun atau lebih.

11. Peningkatan kualitas pengelolaan manajemen pendapatan daerah,

termasuk di dalamnya memberikan reward secara proporsional

terhadap kinerja aparatur daerah dalam mengelola pendapatan daerah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 90

12. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta

pemanfaatan pengelolaan asset daerah sebagai salah satu sumber

potensial PAD yang dapat dikembangkan lebih lanjut.

13. Mengupayakan peningkatan pendapatan dari Dana Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah, antara lain dengan cara meningkatkan

aktivitas perekonomian Kabupaten Pinrang , melalui penciptaan iklim

usaha yang kondusif, penyehatan iklim ketenagakerjaan, penegakan

hukum dan peraturan perundangan, serta meningkatkan keamanan

dan ketertiban mulai dari tingkat terkecil di lingkungan kelurahan dan

kecamatan.

3. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

tersebut, dimana terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang

penanganannya dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama

antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah

daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Dalam

menentukan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa akan

berlandaskan pada prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian

yang selalu mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai

dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan bahwa pelaksanaan

anggaran selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah,

prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang mengarahkan bahwa

penyediaan anggaran dan penghematan sesuai dengan skala prioritas.

Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos

belanja yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja bunga

dan pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi, serta belanja barang dan

jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan. Selisih antara

perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang wajib

dikeluarkan merupakan potensi dana yang dapat diberikan sebagai pagu

indikatif kepada setiap SKPD. Belanja penyelenggaraan pembangunan

hendaknya diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang

diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,

kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta

mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan

masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar

pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 91

Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari kelompok

Belanja Aparatur dan Belanja Pelayanan Publik pada struktur anggaran

2005-2006 (Berdasar Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002) berubah

menjadi kelompok Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung pada

struktur anggaran 2007-2010 (Berdasar Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

dan juga Permendagri Nomor 59 Tahun 2007) dengan uraian, sebagai

berikut:

1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak

terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang

terdiri dari jenis belanja:

a. Belanja Pegawai berupa penyediaan gaji dan tunjangan serta

tambahan penghasilan lainnya yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan.

b. Belanja bunga digunakan untuk pembayaran atas pinjaman

Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Dalam Pemenuhan

Pendanaan sejalan dengan penyelenggaraan pemerintah daerah,

khususnya pengalokasian anggaran dalam APBD, Kabupaten

Pinrang tidak melakukan pinjaman, sehingga tidak ada Pembayaran

Bunga Pinjaman.

c. Belanja Subsidi hanya diperuntukkan kepada perusahaan/lembaga

tertentu yang bertujuan untuk membantu biaya produksi agar harga

jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat

seperti subsidi air bersih, pelayanan listrik desa dan kebutuhan pokok

masyarakat lainnya. Dalam menetapkan belanja subsidi, pemerintah

daerah hendaknya melakukan pengkajian terlebih dahulu sehingga

pemberian subsidi dapat tepat sasaran. Dengan pertimbangan

kemampuan keuangan daerah, maka pemerintah Kabupaten Pinrang

tidak menganggarkan belanja subsidi.

d. Belanja Hibah digunakan untuk mendukung fungsi penyelenggaraan

pemerintahan daerah, maka pemerintah daerah dapat melakukan

pemberian hibah kepada instansi vertikal, dan instansi semi

pemerintah (seperti PMI, KONI, Pramuka, KORPRI dan PKK),

pemberian hibah kepada pemerintah daerah lainnya, perusahaan

daerah, serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang

secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, sepanjang

dianggarkan dalam APBD. Pemberian hibah harus dilakukan secara

selektif sesuai dengan urgensi dan kepentingan daerah serta

kemampuan keuangan daerah, sehingga tidak mengganggu

penyelenggaraan urusan wajib dan tugas-tugas pemerintahan daerah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 92

lainnya dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum

kepada masyarakat.

e. Belanja Bantuan Sosial digunakan dalam rangka meningkatkan

kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, bantuan sosial

diberikan kepada kelompok/anggota masyarakat yang dilakukan

secara selektif/tidak mengikat dan jumlahnya dibatasi.

f. Belanja Bagi Hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil

yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota

atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau

pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah

lainnya yang disesuaikan dengan kemampuan belanja daerah yang

dimiliki.

g. Belanja Bantuan Keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan

keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah daerah

kepada pemerintah kelurahan/pemerintah desa. Bantuan keuangan

yang bersifat umum diberikan dalam rangka peningkatan kemampuan

keuangan bagi penerima bantuan. Bantuan keuangan yang bersifat

khusus dapat dianggarkan dalam rangka untuk membantu capaian

program prioritas pemerintah daerah yang dilaksanakan sesuai

urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah seperti

pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan. Bantuan keuangan

yang bersifat khusus dari pemerintah daerah pemerintah

kelurahan/pemerintah desa diarahkan untuk percepatan atau

akselerasi pembangunan di kelurahan/desa. Pemerintah Kabupaten

Pinrang tidak menempuh pemberian belanja bantuan keuangan yang

bersifat khusus, mengingat mulai tahun 2008 Kelurahan sudah

menjadi SKPD. Pemberian bantuan keuangan kepada partai politik

tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang terkait.

h. Belanja Tidak Terduga ditetapkan secara rasional dengan

mempertimbangkan realisasi tahun anggaran sebelumnya dan

perkiraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi,

diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta sifatnya tidak

biasa/tanggap darurat, yang tidak diharapkan berulang dan belum

tertampung dalam bentuk program/kegiatan.

2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara

langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari

jenis belanja:

a. Belanja pegawai; merupakan pengeluaran untuk honorarium/upah

dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 93

b. Belanja barang dan jasa; merupakan pengeluaran untuk pembelian/

pengadaan barang yang dinilai manfaatnya kurang dari 12 (dua

belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program

dan kegiatan pemerintahan daerah.

c. Belanja modal; merupakan pengeluaran untuk pengadaan asset tetap

berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas)

bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.

Belanja Daerah pada dasarnya merupakan perwujudan dari kebijakan

penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang

berbentuk kuantitatif. Dari besaran dan kebijakan yang berkesinambungan

dari program-program yang dilaksanakan dapat dibaca ke arah mana

pembangunan di Kabupaten Pinrang akan digerakkan.

Dari perkembangan yang terjadi selama pelaksanaan otonomi daerah,

sistem dan mekanisme APBD menggunakan sistem anggaran kinerja.

Pelaksanaan tersebut membawa implikasi kepada struktur belanja daerah.

Berpedoman pada regulasi yang ada, belanja daerah bisa dirinci menurut

urusan pemerintahan daerah, organisasi daerah, program, kegiatan,

kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja. Sedangkan belanja

menurut kelompok belanja terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja

langsung. Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak

terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,

sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait

secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Gambaran

perkembangan Belanja Daerah di Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014,

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.13 Sebagai berikut :

Tabel 3.13 Struktur Belanja Pemerintah Kabupaten Pinrang Tahun 2009-2014

No. Tahun Belanja Tidak

Langsung (Rp)

Belanja Langsung

(Rp)

Belanja APBD

(Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) + (4))

1 2009 258.783.064.000 248.198.905.694 506.981.969.694

2 2010 324.193.179.379 214.523.980.300 538.717.159.679

3 2011 394.716.906.844 227.176.130.000 621.893.036.844

4 2012 429.169.061.990 273.329.145.000 702.498.206.990

5 2013 506.115.178.410 298.852.482.000 804.967.660.410

6 2014 558.379.733.583 362.144.070.500 920.523.804.083

Sumber: Perda APBD Tahun Anggaran 2009 – 2014

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 94

Proporsi belanja pegawai cukup besar terhadap total belanja, hal ini

disebabkan karena kemampuan pendanaan yang terbatas tidak dapat

mengimbangi kebijakan kenaikan belanja pegawai baik oleh pemerintah pusat

maupun daerah. Proporsi belanja pegawai terhadap total belanja dalam tabel

3.14 sebagai berikut:

Tabel 3.14 Proporsi Belanja Pegawai Pemerintah Kabupaten Pinrang

Tahun 2009-2013

No. Tahun Belanja

Pegawai (Rupiah)

Total Belanja (Rupiah)

Persentase Belanja

Pegawai thd Total Belanja (%)

(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))

01. 2009 224.327.224.800 506.981.969.694 55,75

02. 2010 324.193.179.379 538.717.159.679 39,82

03. 2011 394.716.906.844 621.893.036.844 36,53

04. 2012 400.347.072.795 702.498.206.990 43,01

05. 2013 463.386.737.715 804.967.660.410 42,43

06 2014 526.136.882.167 920.523.804.083 42,84

Sumber: Perda tentang APBD Kabupaten Pinrang TA. 2009-2014

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah

diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007,

Belanja Daerah dibagi menjadi 2 (dua) kelompok belanja, yaitu: Belanja

Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja langsung adalah belanja

yang secara langsung mempengaruhi/dipengaruhi oleh ada tidaknya suatu

kegiatan. Belanja langsung terbagi dalam 2 (dua) urusan, yaitu: Urusan

Wajib dan Urusan Pilihan.

Urusan Wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan

dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib

diselenggarakan oleh pemerintah daerah, diprioritaskan untuk melindungi

dan meningkatkan kualitas kehidupan dalam upaya memenuhi kewajiban

daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar,

pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta

mengembangkan sistem jaminan sosial. Dalam menjalankan Urusan Wajib,

daerah diminta untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 95

Sedangkan Urusan Pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara

nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi keunggulan daerah (core

competence), serta urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang

tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan

pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan

ketentuan perundang-undangan.

Selanjutnya urusan-urusan dimaksud dijabarkan dalam bentuk

Program dan Indikasi Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh SKPD selama

kurun waktu 2009-2013 sesuai dengan payung visi-misi dari Kabupaten

Pinrang tahun 2009-2014. Belanja langsung meliputi 3 (tiga) komponen,

yaitu belanja pegawai, belanja barang/jasa, dan belanja modal. Sedang

Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang tidak terkait langsung dengan

ada tidaknya sebuah kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri atas: (i)

Belanja Pegawai; (ii) Belanja Bunga; (iii) Belanja Subsidi; (iv) Belanja

Hibah; (v) Belanja Bantuan Sosial; (vi) Belanja Bagi Hasil; (vii) Belanja

Bantuan Keuangan; dan (viii) Belanja Tidak Terduga. Jika berpedoman pada

regulasi yang ada, Belanja Daerah juga bisa dirinci menurut urusan

pemerintahan daerah, organisasi daerah, program, kegiatan, kelompok,

jenis, obyek dan rincian obyek belanja. Penjelasan mengenai belanja tidak

langsung dan belanja langung akan dipaparkan pada bagian berikut:

a. Belaja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan

tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,

terdiri dari:

1) Belanja Pegawai

- Gaji dan Tunjangan. Pos belanja ini untuk mengantisipasi adanya

kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan

penambahan PNSD perhitungkan gaji untuk tiap tahunnya

ditambah acress yang besarnya maksimum 2,5% dari jumlah

belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan);

- Besarnya penganggaran gaji pokok dan tunjangan PNSD

disesuaikan dengan rekonsiliasi jumlah pegawai dan

memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan

PNSD yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Untuk tahun 2013

diprediksikan terjadi peningkatan/kenaikan gaji sebesar 10%.

- Dalam rangka efektivitas dan efisiensi pemanfaatan biaya

pemungutan Pajak Daerah, pemerintah daerah dalam menganggar-

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 96

kan biaya pemungutan pajak daerah didasarkan atas rencana

kebu-tuhan riil bagi aparat terkait dalam pemungutan dan

pembinaan Pajak Daerah dan jumlahnya dibatasi paling tinggi

sebesar 5% dari target penerimaan Pajak Daerah Tahun Anggaran

berjalan.

2) Belanja Bunga Utang

Kewajiban pembayaran bunga pinjaman jangka pendek, jangka

menengah, dan jangka panjang dianggarkan untuk setiap tahunnya

yaitu untuk pembayaran bunga dari hutang.

3) Belanja Subsidi

Pemberian Subsidi hanya diperuntukkan kepada perusahaan/

lembaga tertentu yang bertujuan untuk membantu biaya produksi

agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh

masyara-kat seperti subsidi air bersih, pelayanan listrik dan

kebutuhan pokok masyarakat lainnya.Dalam menetapkan belanja

subsidi, dilakukan pengkajian terlebih dahulu sehingga pemberiannya

dapat tepat sasaran.

4) Belanja Hibah

Untuk Belanja Hibah sesuai dengan Peraturan terbaru yaitu

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 Tentang

Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari

APBD, maka terdapat beberapa ketentuan tentang Belanja hibah yaitu

- Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah

daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,

perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan,

yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak

wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang

bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah

daerah.

- Dalam menentukan alokasi belanja hibah dilakukan secara selektif

dan rasional dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan

daerah dan mekanismenya berdasarkan Peraturan Menteri dalam

Negeri Nomor 32 tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah

dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD ;

- Dalam rangka akuntabilitas penggunaan hibah kepada pemerintah,

pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, serta masyarakat

dan organisasi masyarakat agar pemberian hibah dilengkapi

dengan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) antara pemerintah

daerah dengan penerima hibah serta kewajiban penerima hibah

mempertanggungjawabkan penggunaan dana yang diterima.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 97

5) Belanja Bantuan Sosial

Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupauang/barang

dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok

dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan

selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya

resiko sosial. Resiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat

menimbulkan potensi terjadinyakerentanan sosial yang ditanggung

oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai

dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan

bencana alam yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial akan

semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.

Dalam rangka mengatasi kemungkinan terjadinya resiko sosial,

Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan sosial kepada

kelompok/anggota masyarakat akan tetapi dilakukan secara

selektif/tidak mengikat, tidak terus menerus dan jumlahnya dibatasi

sesuai kemampuan keuangan daerah. Adapun mekanismenya juga

mengacu dan berpedoman pada Peraturan Menteri dalam Negeri

Nomor 32 tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD.

6) Belanja Bantuan Keuangan

Untuk penganggaran bantuan keuangan kepada partai politik

mengacu pada peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

pemberian bantuan keuangan kepada partai politik.

7) Belanja Tidak Terduga

Dalam penetapan anggaran belanja tidak terduga agar

dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun

Anggaran sebelumnya dan estimasi kegiatan-kegiatan yang sifatnya

tidak dapat diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah

daerah, serta tidak biasa/tanggap darurat, yang tidak diharapkan

berulang dan belum tertampung dalam bentuk program dan kegiatan

pada Tahun Anggaran berjalan.

b. Belanja Langsung

Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait

secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,

dilaksanakan secara efektif, efisien, tepat waktu dan tepat mutu, yang

jenisnya terdiri:

1) Belanja Pegawai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 98

Untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program

dan kegiatan pemerintah daerah.

2) Belanja Barang dan Jasa

Digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang

nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau

pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan

pemerintah daerah.

3) Belanja Modal

Digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka

pembelian/pengadaan atau pembangunan asset tetap berwujud yang

mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk

digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk

tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan

jaringan serta asset tetap lainnya. Dalam pelaksanaannya diupayakan

sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang ada.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007,

maka belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah (yang berupa uang),

belanja bantuan sosial (yang berupa uang), belanja bagi hasil, belanja

bantuan keuangan, dan belanja tak terduga hanya dianggarkan pada PPKD

(SKPKD). PPKD selanjutnya akan menyalurkan alokasi anggaran yang

ditetapkan sesuai perencanaan teknis yang diusulkan oleh SKPD yang

sekaligus akan menangani hal tersebut sesuai rencana kegiatan dan tupoksi

SKPD. Gambaran Belanja di Kabupaten Pinrang selama kurun waktu

2012-2014 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.15

Belanja Daerah Dalam APBD Kabupaten Pinrang

Tahun 2013- 2014 dan Prediksi tahun 2015

(dalam Satuan Rupiah)

NO. URAIAN TAHUN ANGGARAN

2013

TAHUN ANGGARAN

2014

PREDIKSI

T.A 2015

(1) (2) (3) (4) (5)

2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG

506.115.178.410 545.853.852.181,50

Belanja Pegawai 463.386.737.715 509.725.411.486,50

Belanja Bunga 104.671.000 104.671.000,00

Belanja Subsidi

Belanja Hibah 17.173.769.695 18.748.268.975,00

Belanja Bantuan Sosial 1.000.000.000 1.000.000.000,00

Belanja Bantuan 21.500.000.000 23.000.000.000,00

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 99

Keuangan

Belanja Tak Terduga 2.500.000.000 2.500.000.000,00

2.2 BELANJA LANGSUNG 298.852.482.000 330.939.564.249,00

Belanja Pegawai 21.455.196.440 21.455.196.440,00

Belanja Barang dan Jasa

139.661.275.060 153.627.402.566,00

Belanja Modal 137.736.010.500 155.856.965.243,00

804.967.660.410 876.793.416.430,50 920.523.804.083,00

Sumber: Perda tentang APBD Kabupaten Pinrang TA. 2013-2014

Pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Pinrang diarahkan

pada pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil

dari masukan (input) yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk

meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas

efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Penyusunan belanja

daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas

dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka

melaksanakan bidang kewenangan/urusan pemerintahan daerah yang

menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang

direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus

terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Arah pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Pinrang selama

kurun waktu 2013-2014 akan diarahkan kepada hal-hal sebagai berikut:

1. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran. Dana yang tersedia harus

dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan

pelayanan pada masyarakat yang harapan selanjutnya adalah

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas

pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan

kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur daerah, terutama

yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat.

2. Prioritas. Penggunaan anggaran tahun 2013-2014 diprioritaskan

untuk mendanai kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan,

ketersediaan bahan pangan, peningkatan infrastruktur guna

mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pinrang dan

diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan

kerja serta penjabaran visi, misi dan program yang telah ditetapkan

dalam upaya pancapaian target RPJMD.

3. Tolok Ukur dan Target Kinerja. Belanja daerah pada setiap

kegiatan disertai tolok ukur dan target pada setiap indikator kinerja

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 100

yang meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan Tugas

Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) SKPD.

4. Optimalisasi Belanja Langsung. Belanja langsung diupayakan

untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara efisien

dan efektif. Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata

masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk meningkatkan

pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

Optimalisasi belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur

publik yang memungkinkan dapat dikerjasamakan dengan pihak

swasta.

5. Transparan dan Akuntabel. Setiap pengeluaran belanja

dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku. Dipublikasikan berarti pula masyarakat mudah dan

tidak mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi belanja.

Pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari aspek administrasi

keuangan, tetapi menyangkut pula proses, keluaran dan hasilnya

sehingga predikat WTP yang telah diperoleh tahun ini dapat

dipertahankan.

Selain arah kebijakan pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten

Pinrang secara umum seperti yang disebutkan di atas, selama kurun

waktu 2013-2014 juga akan ditempuh kebijakan belanja daerah sebagai

berikut:

1. Belanja Daerah di Kabupaten Pinrang akan dilaksanakan sesuai

dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah yang efektif,

efisien, transparan dan akuntabel.

2. Diasumsikan ada kenaikan Belanja Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS)

sebesar 10% setiap tahun, dan juga ada tambahan penghasilan

pegawai yang diasumsikan meningkat.

3. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dianggarkan dengan

mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

4. Belanja tidak terduga diasumsikan tetap.

5. Belanja Langsung akan selalu disesuaikan dengan ketersediaan

anggaran setiap tahun, dan akan diupayakan secara merata pada

semua sektor.

6. Belanja diutamakan untuk mendukung program pelayanan dasar

kepada masyarakat

7. Memenuhi kebutuhan pelayanan dasar masyarakat, khususnya

bidangpendidikan, kesehatan dan pangan;

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 101

8. Menguatkan program–program penanggulangan kemiskinan

sertapemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan;

9. Memfasilitasi dan memberikan stimulan pada sektor riil melalui

bantuan modal dan pembinaan/pendampingan kepada usaha mikro,

kecil danmenengah (UMKM);

10. Melanjutkan proyek-proyek infrastruktur yang strategis dan

mempunyaimanfaat luas bagi masyarakat

11. Dalam upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik, belanja daerah

diharapkan dapat lebih diarahkan dalam mendukung peningkatan

nilai tambah sektor-sektor ekonomi yang akan memberikan

kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan

penyerapan tenaga kerja sebagai upaya untuk turut meningkatkan

perluasan lapangan kerja guna menurunkan angka kemiskinan.

Beberapa sektor tersebut adalah sektor perdagangan, hotel dan

restoran, sector industri pengolahan (pendukung sektor jasa),sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa-jasa dan sektor

konstruksi.

12. Mengupayakan penghematan, efisiensi, efektifitas anggaran belanja

daerah secara proporsional akan dilakukan melalui:

a. Memprioritaskan alokasi belanja daerah pada program dan

kegiatanyang memiliki dampak kuat terhadap pencapaian visi dan

misi dalam RPJMD Kabupaten Pinrang dan berdampak luas

terhadapkepentingan masyarakat.

b. Mengefektifkan mekanisme Musrenbang guna menghasilkan

rencanaprogram dan kegiatan yang mampu memecahkan berbagai

permasalahan dan isu terkini pelayanan masyarakat.

1. Pengelolaan Pembiayaan

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik

yang berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah, yang

perlu dibayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran

pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau

memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat

berasal dari pencairan sisa lebih perhitungan tahun yang lalu, dari pinjaman,

dan dari hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain

dapat digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian

pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit

atau untuk memanfaatkan surplus. Defisit atau surplus terjadi apabila ada

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 102

selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.

Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang

perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,

baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun

anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri dari dua unsur yaitu

penerimaan dan pengeluaran

Penerimaan pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang

dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih

besarnya belanja daerah dibanding dengan pendapatan yang diperoleh.

Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang

perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,

baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun

anggaran berikutnya.

Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah di Kabupaten Pinrang

yaitu berusaha untuk meningkatkan realisasi SiLPA dari tahun ke tahun

yang diakibatkan karena terjadinya efisiensi, efektivitas dalam pengelolaan

belanja daerah

Kebijakan untuk pengeluaran pembiayaan Kabupaten Pinrang Tahun

Anggaran 2014 adalah pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp.

1.321.863.000,00, yang terdiri dari Pembayaran Pokok Utang sebesar Rp.

321.863.000,00 dan Penyertaan Modal Sebesar Rp. 1.000.000.000,00

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Prioritas Pembangunan Daerah yaitu tema atau agenda

pembangunan pemerintah daerah tahunan yang menjadi benang

merah/tonggak capaian antara (menuju sasaran 5 (lima) tahunan dalam

RPJMD melalui rencana program pembangunan daerah tahunan. Suatu

prioritas pembangunan merupakan jawaban atas sasaran pembangunan

daerah dalam suatu pernyataan yang mengandung komponen program

prioritas atau gabungan program prioritas.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 103

Suatu prioritas pembangunan daerah pada dasarnya (berisi)

program-program unggulan SKPD (terpilih) yang paling tinggi relasinya

(leading indicators) bagi tercapainya target sasaran pembangunan daerah

tahun rencana. Dalam menentukan prioritas pembangunan, terlebih dahulu

dilakukan identifikasi permasalahan pembangunan daerah yang bersifat

internal maupun eksternal. Setelah diketahui faktor penyebab atau pemicu

secara internal maupun eksternal kemudian dapat disusun prioritas dan

sasaran pembangunan beserta program prioritas.

Dengan demikian, suatu program pembangunan daerah merupakan

program atau sekumpulan program unggulan kepala daerah yang

berhubungan dengan janji politik kepala daerah pada saat pilkada dan hasil

perumusan teknokratis terkait.

Tidak semua program prioritas dapat menjadi prioritas

pembangunan daerah, menyangkut keterbatasan anggaran dan identifikasi

masalah. Suatu prioritas pembangunan dimasa lalu yang telah berhasil

dicapai, tidak lagi diprioritaskan dimasa berikutnya, walau tetap harus

dijaga kesinambungannya (performance maintenance).

Suatu prioritas pembangunan daerah juga dapat dikategorikan

sebagai operasionalisasi dari tujuan strategik daerah mengingat urgensi

daya ungkit pada kesejahteraan dan cakupan pembangunannya. Sebagai

suatu strategic, pengelolaan kinerja menjadi faktor utama bagi

kepemimpinan daerah.

Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta

indikasi prioitas kegiatannya, juga memperhatikan apa yang diusulkan oleh

SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD tahun sebelumnya.

Metodologi penyusunan prioritas, dengan memperhatikan beberapa

kriteria, antara lain:

a) Korelasinya terhadap pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan

nasional, seperti terhadap MDGs, Standar Pelayanan Minimal,

pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja.

b) Korelasinya terhadap pencapaian visi dan misi Kepala Daerah yang

dituangkan dalam RPJMD.

c) Korelasinya terhadap pengembangan sektor/bidang yang terkait

keunggulan kompetitif daerah.

d) Korelasinya terhadap isu strategis daerah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 104

Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Pinrang tahun 2009-2029 diarahkan pada upaya peningkatan

kesejahteraan melalui pembangunan pada sektor unggulan utama yaitu

sektor pertanian dimana sektor tersebut memang merupakan sektor-sektor

yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar yang dimiliki

oleh Kabupaten Pinrang untuk dikembangkan. Dan hal ini pula sejalan

dengan tujuan utama Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Pinrang

2012-2032 yaitu mewujudkan ruang wilayah kabupaten sebagai pusat

agribisnis, agroindustri dan minapolitan di Sulawesi Selatan yang

berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang tahun

2015 merupakan keberlanjutan rencana pembangunan yang belum

sepenuhnya tertangani sampai dengan awal tahun 2014 dengan tetap

memberikan ruang gerak yang luas kepada Bupati terpilih hasil pilkdada

2013 untuk menyempurnakan RKPD 2015. Mengingat RPJMD 2014-2019

kabupaten Pinrang belum ditetapkan, olehnya itu yang menjadi landasan

utama penyusunan RKPD 2015 yaitu RPJPD 2009-2029. Kondisi ini jelas

mempengaruhi rencana kerja pemerintah daerah untuk tahun 2015, hal ini

terkait dengan target-target kinerja yang belum tercapai dengan baik,

maka pada tahun 2015 pemerintah daerah berupaya seoptimal mungkin

untuk menuntaskan dan mengakselerasikan dengan hasil capaian yang

lebih berkualitas dan bermakna pada periode kedua (2014-2019)

4.2. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2015

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang tahun

2015 harus sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah

daerah. Prioritas pembangunan dirumuskan melalui penelaahan evaluasi

pelaksanaan pembangunan sebelumnya dengan menganalisis kondisi

lingkungan internal maupun eksternal, memperhatikan isu strategis dan

permasalahan mendesak yang terjadi serta prospek pembangunan yang

dihadapi ke depan. Perumusan prioritas pembangunan pada tingkat

nasional, provinsi dan kabupaten/kota perlu saling menyesuaikan dan

terintegrasi sehingga tercapai sinergitas pembangunan.

Prioritas pembangunan daerah tahun 2015 diarahkan pada

percepatan pembangunan dibidang ekonomi, baik infrastruktur maupun

suprastruktur utamanya agropolitan dan minapolitan menuju daerah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 105

agribisnis dan agro industri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.Salah satu sektor unggulan yaitu kapasitas produksi pertanian

dalam upaya pemenuhan pangan national pada umumnya. Selama ini

kontribusi sektor unggulan di Kabupaten Pinrang (Pertanian secara umum)

meskipun secara kuantitas memberikan sumbangan yang besar terhadap

PDRB Kabupaten Pinrang, namun secara kualitas masih terbilang rendah

terutama dalam mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat, padahal

disisi lain terutama perkembangan pertanian sangat menjanjikan dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Sektor pertanian perlu mendapatkan catatan khusus dari seluruh

stakeholder di Kabupaten Pinrang agar dapat berkembang dengan pesat

dan mampu memberikan andil besar dalam mendorong tingkat

kesejahteraan masyarakat. Beberapa upaya yang telah di lakukan oleh

pemerintah daerah seperti kerjasama pengembangan Iptek melalui sistem

inovasi daerah dibidang pertanian dan pengembangan Kawasan patut

menjadi perhatian bersama agar pengembangannya sejalan dengan prinsip-

prinsip keadilan sosial, dapat mendongkrak pendapatan daerah serta

mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkeadilan.

Disamping hal tersebut diatas, komitmen pemerintah daerah tidak

sebatas pada sektor tersebut namun secara umum menyentuh hampir

seluruh sektor pembangunan seperi pendidikan, kesehatan, daerah rawan

bencana, lingkungan hidup, pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan

perempuan, UMKM dan Koperasi, kesenjangan sosial, pengangguran,

kemiskinan, investasi dan berbagai aspek lainnya.

Beberapa program unggulan yang terus dijalankan sampai dengan

akhir periode RPJMD, demikian pula dalam pengentasan kemiskinan terus

diupayakan seoptimal mungkin serta upaya peningkatan kualitas dan

kapasitas UMKM dan Koperasi terus dimaksimalkan terutama yang dapat

menunjang agropolitan, minapolitan dalam menuju agribisnis dan agro

industri

Dengan segala keterbatasan fiskal pemerintah daerah harus memilih

prioritas pembangunan yang selayaknya menjadi perhatian utama namun

memiliki dampak yang sangat luas bagi perkembangan dan kemajuan

daerah. Demikian pula pembangunan pada sektor diluar pertanian

seyogyanya dapat menopang eksistensi sector unggulan sehingga terjadi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 106

keserasian, keterpaduan dan keseimbangan antar berbagai sektor

pembangunan.

Tema pembangunan Kabupaten Pinrang untuk tahun 2015 sejalan dengan RKP

dan RKPD Provinsi dan didasarkan pada isu strategis daerah yaitu ” Mewujudkan

Kondisi Perekonomian Yang Berkualitas Dan Berkelanjutan””. dengan

prioritas pembangunan daerah Kabupaten Pinrang sebagai berikut :

1. Pengembangan infrastruktur dan suprastruktur kawasan pertanian dan

pariwisata.

2. Peningkatan infrastruktur, Penataan ruang, lingkungan hidup dan mitigasi

bencana

3. Peningkatan mutu dan layanan Pendidikan dan kesehatan

4. Optimalisasi kapasitas sumber daya aparatur dan tata kelola pemerintahan

5. Penguatan kelembagaan ekonomi dalam mendorong terciptanya daya saing

daerah yang kompetitif dan berkelanjutan

6. Pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja dan pemberdayaan

perempuan

7. Pengembangan wawasan bidang sosial, budaya dan keamanan melalui

pengembangan nilai nilai luhur dan kearifan lokal.

Dari keseluruhan aspek prioritas pembangunan daerah untuk tahun 2015

diharapkan akan mampu mengurangi angka kemiskinan dan memajukan

kesejahteraan masyarakat Pinrang secara umum.

NO PRIORITAS

PEMBANGUNAN AGENDA POKOK

SASARAN YANG HENDAK DICAPAI

1 Pengembangan infrastruktur dan suprastruktur kawasan pertanian dan pariwisata.

Pengembangan SDM Petani dan kapasitas tenaga penyuluh

Penerapan teknologi pertanian

Pembinaan kelompok-kelompok tani

Peningkatan sarana dan

prasarana wisata

Pengembangan penelitian dalam identifikasi lahan

meningkatnya produktifitas dan mutu hasil pertanian

Tumbuhnya kawasan

strategis yang berkualitas

Meningkatnya kesejahteraan petani

Berfungsinya jaringan irigasi dengan baik

meningkatnya kunjungan

wisatawan

Meningkatnya produtifitas kawasan

2 Penguatan kelembagaan

ekonomi dalam mendorong

terciptanya daya saing daerah yang kompetitif dan berkelanjutan

Pengembangan investasi

dengan memberikan keringanan administrasi, perijinan,pajak atau regulasi yang jelas dan terarah

Penerapan teknologi tepat guna

pembinaan terhadap industri kecil menengah

menstimulasi tumbuhnya industri kreatif

Penguatan sistem Inovasi

Daerah

Pemberdayaan kelembagaan desa terkait dengan kebutuhan

Meningkatnya jumlah

investor

Meningkatnya kerjasama antar daerah

Tumbuhnya daya saing daerah yang sehat dan kompetitif

Meningkatnya pendapatan

perkapita

Meningkatnya pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas

Berkembangnya jaringan teknologi terbarukan dimasyarakat.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 107

dasar masyarakat

Pembinaan kelompok-kelompok

UKM

Pengembangan ekonomi kreatif

Pengembangan jaringan pemasaran produk

Tersedianya jaringan informasi pasar

Adanya kestabilan harga

pada tingkat produsen

3 Peningkatan infrastruktur, Penataan ruang, lingkungan hidup dan mitigasi bencana

Pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan sarana prasarana

khususnya jalan, jembatan

Peningkatan layanan air bersih

Peningkatan dan pemeliharaan

infrastruktur irigasi

Pengembangan infrastruktur pedesaan

Pengelolaan potensi bencana

Mengurangi timbulan sampah

Pengembangan kawasan RTH

Pengendalian banjir

Lancarnya distribusi barang dan orang antara kota dan

desa utamanya daerah pegunungan dan pesisir

Tertatanya kawasan-kawasan strategis cepat

tumbuh

Peningkatan pengolahan sampah

Tersedianya potensi air

bakudan irigasi

Tersedianya RTH

4 Optimalisasi kapasitas sumber daya aparatur dan tata kelola pemerintahan

Pembinaan kepegawaian secara berkala

Pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai baik formal maupun non formal

Revitalisasi kelembagaan dan

ketatalaksanaan

Ketersediaan data dan statistik

daerah yang valid dan akurat

Optimalisasi pelayanan terpadu satu pintu

Terciptanya pemerintahan efisien, efektif dan kredibel

Tersedianya data dan statistik daerah yang akurat

Meningkatnya SDM Aparatur

Meningkatnya pelayanan

Meningkatnya disiplin

pegawai

5 Peningkatan mutu dan layanan Pendidikan dan kesehatan

Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan

Peningkatan profesonalisme

pendidik dan tenaga kependidikan

Peningkata mutu layanan

kesehatan

Perunanan angka kematian bayi dan ibu melahirkan

Mengurangi jumlah gizi buruk

Terpenuhinya layanan dasar masyarakat

Terpenuhinya saran dan prasarana pendidikan dan

kesehatan Meningkatnya mutu layanan

pendidikan dan kesehatan

Menurunnya angka kematian ibu hamil balita

Masyarakat miskin hidup sehat

6 Pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja

dan Pemberdayaan perempuan

Penanggulangan kemiskinan

Peningkatan kualitas tenaga kerja.

Penciptaan lapangan kerja

Pendidikan dan pelatihan bagi

calon tenaga kerja

Pemberdayaan perempua

Berkurangnya penduduk

miskin kategori kedalaman dan keparahan

Menurunnya jumlah

pengangguran

Meningkatnya SDM tenaga kerja dan calon tenaga kerja

Meningkatnya partisipasi

perempuan dalam pembangunan

7 Pengembangan wawasan bidang sosial, budaya dan keamanan melalui pengembangan nilai nilai

luhur dan kearifan lokal

Pelestarian nilai-nilai budaya nilai-nilai budaya, adat istiadat dan semangant gotong royong

Penanganan masalah sosial

Pembinaan organisasi sosial, kepemudaan dan kemasyarakatan

Meningkatkan budaya IPTEK

Meningkatnya semangat gotong royong

Meningkatnya partisipasi organsasi sosial,

kepemudaan dan kemasyarakatan dalam berkreasi

Meningkatnya budaya baca dan perubahan pola piker menjadi inovatif dan dinamis

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 108

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Kriteria yang digunakan untuk memilih dan menilai usulan program dan

kegiatan prioritas daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015 adalah

sebagai berikut:

1. Memenuhi kriteria pro poor, pro job, pro growth dan pro environment;

2. Program/kegiatan harus merupakan kewenangan Pemerintah Daerah,

serta sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD bersangkutan sebagaimana

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 109

tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007;

3. Merupakan respon relevan terhadap isu stategis dan masalah yang

mendesak dan faktual yang dihadapi pada tahun 2015;

4. Program dan kegiatan terpilih merupakan program/kegiatan yang

menyentuh secara langsung bagi usaha pemecahan masalah mendasar

yang dihadapi oleh masyarakat;

5. Selaras dan konsisten dengan kebijakan pemerintah pusat dan Pemerintah

Provinsi untuk mengantisipasi dan penyelesaian target-target

pembangunan nasional dan Provinsi; dan Sesuai dengan pagu anggaran

indikatif sementara.

Program Prioritas yaitu program yang diselenggarakan oleh SKPD yang

merupakan program prioritas baik secara langsung maupun tidak

langsung mendukung capaian program pembangunan daerah atau

prioritas dan sasaran pembangunan daerah, serta berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan dasar dan syarat layanan minimal.

Program prioritas yang berhubungan dengan prioritas pembangunan

daerah mengacu pada program prioritas pembangunan RPJMD

Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 dan RPJPD Tahun 2009-2029 di

mana prioritas program tersebut telah menggambarkan target indikator

capaian kinerja beserta pagu indikatif selama 5 (lima) tahun. Program

prioritas pembangunan daerah RPJMD oleh SKPD dalam Renstra SKPD,

masing-masing program dijabarkan kedalam kegiatan disertai pagunya

Selanjutnya di RKPD, dalam hal terjadi perhitungan kapasitas keuangan

daerah tahun rencana yang berbeda dengan perhitungan RPJMD maka

atas kelebihan/kekurangan dana pagu tersebut dialokasikan untuk

program/kegiatan alternatif dan program kegiatan baru. Suatu program

kegiatan baru yaitu program dan kegiatan yang tidak tercantum pada

renstra SKPD dengan kriteria sebagai berikut :

1. Tidak bisa ditunda karena dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar

bagi pemerintah maupun masyarakat;

2. Dalam rangka mempercepat capaian sasaran SKPD

3. Adanya kebijakan pemerintah yang menjadi prioritas nasional yang

mendukung percepatan pembangunan daerah

4. Dilakukan jika kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya belum

memberikan keluaran dan hasil yang sesuai dengan sasaran Renstra SKPD

Elemen-elemen utama program prioritas memuat kegiatan yang akan

dilaksanakan, kerangka waktu pelaksanaan dan SKPD yang

bertanggungjawab. Program yang disusun harus dapat dilaksanakan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 110

dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, anggaran, kapasitas

dan sumberdaya yang dimiliki daerah.

Setiap program prioritas harus memiliki indikator kinerja yang

jelas dan dapat diukur tingkat capaiannya. Pencapaian kinerja program

merupakan akumulasi dari pencapaian kinerja keluaran masing-masing

kegiatan Selanjutnya, program prioritas dan pagu indikatif yang telah

ditetapkan untuk rancangan awal RKPD, disampaikan ke SKPD sesuai

program terkait beserta pagu indikatif untuk diproses lebih lanjut untuk

mendapatkan kegiatan prioritas masing-masing program dimaksud.

Dalam penyusunan prioritas kegiatan SKPD juga memperhatikan

kegiatan yang telah disusun dalam dokumen Renstra SKPD sehingga

terjadi keselarasan dalam penyusunan program dan kegiatan yang

telah disusun oleh Pemerintah Daerah dan SKPD. Program, capaian

kinerja, beserta pagu indikatifnya, yang mengacu pada RPJMD

Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019 dan RPJPD Tahun 2009-2029

sebagaimana tabel dibawah ini:

BAB VI

P E N U T U P

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pinrang Tahun

2015 sesuai dengan fungsinya yaitu dokumen perencanaan teknis

tahunan, memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas

pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya yang bersifat

indikatif. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam mencapai sasaran

pembangunan daerah, maka 3 pilar pelaku pembangunan (pemerintah,

dunia usaha dan masyarakat) di Kabupaten Pinrang diharapkan dapat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2015

RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015 111

mempedomani RKPD Kabupaten Pinrang ini. Bagi Dinas/Badan/Lembaga atau

Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Pinrang,

RKPD Tahun 2015 dijadikan sebagai acuan dalam menyusun Rencana Kerja

Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Rencana Kerja Anggaran

Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD). Namun demikian, apabila

terdapat perubahan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah

dan struktur pembiayaan daerah, maka akan diakomodir dalam RKPD

Perubahan Tahun 2015.

Dengan tersusunnya RKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2015, diharapkan

sebagai pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan efektif dan efisien

serta secara koordinatif sesuai dengan tujuan dan sasaran serta berbagai indikator

yang telah ditetapkan dan dapat terakomodir berbagai aspirasi, perkembangan

maupun perubahan yang terjadi di masyarakat.

Indikator keberhasilan pelaksanaan RKPD akan sangat tergantung

kepada komitmen dan konsistensi para pelaku pembangunan sehingga sasaran

program pembangunan yang telah ditetapkan bersama dapat dicapai dengan

sebaik-baiknya.

BUPATI PNRANG

ASLAM PATONANGI