Rencana kerja
-
Upload
amalia-an-nidha -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of Rencana kerja
Rencana kerja:
1. Percobaan ini dilakukan tanpa pembiusan binatang percobaan dan apabila dikerjakan
secara lege artis tidak menimbulkan nyeri dan tidak melukai.
2. Timbanglah seekor kelinci jantan yang cukup besar.
3. Baringkan dan ikatlah di atas tempat binatang dengan mata dibalut.
4. Masukkan kateter karet steril yang dilicinkan dengan parafin ke dalam kandung
kencing (perhatikanlah supaya ujung kateter masuk ke dalam orificium urethrae
externus dan jangan sampai tersangkut di preputium).
5. Pada permulaan percobaan dan akhir dari tiap-tiap pengumpulan air kencing,
abdomen bagian bawah harus ditekan dengan perlahan-lahan supaya kandung
kencing menjadi kosong.
6. Kumpulkan urin dalam silinder 25 cc selama 20 menit sesudah pengosongan
kandung kencing dengan seksama, berilah salah satu dari obat-obat di bawah ini:
a) Aminofilin 2,4% 0,25cc/KgBB i.v.
b) Furosemid 1 mg/kgBB i.v.
7. Suntikan diberikan melalui vena marginal di telinga kelinci tersebut.
8. Catatlah pengeluaran urin tiap 20 menit hingga akhir waktu praktikum.
9. Gambarlah suatu grafik dari jumlah urin yang keluar dalam cc/KgBB terhadap
waktu.
10. Hitunglah presentase penambahan pengeluaran urin oleh masing-masing obat-obat
bila dibandingkan terhadap kontrol.
11. Sesudah percobaan, setiap kelinci harus disuntik dengan Procain-Pencillin G.
Jawaban Pertanyaan 3
Sebutkan gejala-gejala toksik diuretik Loop!
Diuretik kuat atau loop diuretic ini dapat menimbulkan toksisitas antara lain ototoksisitas
dan nefrotoksisitas. (Stringer, 2006)
A. Ototoksisitas
Ototoksisitas yang disebabkan oleh diuretik kuat ini merusak telinga bagian dalam
atau saraf vestibulocochlear. Saraf ini bertugas mengirimkan info keseimbangan dan
pendengaran dari telinga bagian dalam ke otak. Ketika terjadi kerusakan ini maka dapat
terjadi gangguan pendengaran, keseimbangan, atau keduanya baik secara sementara
waktu atau permanen (Haybach, 2004).
Obat diuretik kuat ini dapat menyebabkan penurunan pendengaran tetapi
memungkinkan akan normal kembali jika penggunaan obat dihentikan. Obat ini dapat
menyebabkan ototoksisitas jika pemberiannya bersamaan dengan antibiotik
aminoglikosida. Obat diuretik kuat yang dapat menyebabkan ototoksisitas ini antara lain
bumetanide, asam etakrinat, dan furosemide (Haybach, 2004).
Ototoksisitas ini dapat terjadi dari tingkat sedang sampai benar-benar kehilangan
pendengaran, bergantung pada masing-masing individu dan tingkat pajanan dari obat ini.
Kehilangan pendengaran ini dapat terjadi pada salh satu telinga atau keduanya. Jika
kehilangan pendengaran terjadi pada salah satu telinga, maka gejala yang dialami antara
lain, vertigo, mualm dan nystagmus. Namun, jika kehilanga pendengaran sudah terjadi
pada dua telinga, maka akan muncul gejala sakit kepala, telinga terasa penuh, penglihatan
kabur (oscillopsia), ketidakseimbangan tubuh sampai tidak mampu berjalan, kesulitan
berjalan dalam gelap, dan kesulitan dalam mengatur gerak kepala (Haybach, 2004).
B. Nefrotoksisitas
Pada seorang yang mengalami nefrotoksisitas maka akan terjadi peningkatan kadar
nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum. Selain itu akan terjadi beberapa
manifestasi klinis, antara lain disuria, hematuria, frekuensi/polakisuria, kelemahan otot,
tremor, hiponatremia, hipertensi,sakit kepala, mual, dan muntah.
Selain itu, toksisitas diuretik loop juga dapat menyebabkan:
1. Diuretik dapat menyebabkan nefritis intersiil akut melalui reaksi hipersensitifitas.
2. Dapat menginduksi terjadinya artritis goutdan pengeluaran batu asam urat pada
penderita dengan riwayat gout.
3. Hipokalemi kronik akibat penggunaan diuretik dapat me-nimbulkan nefropati
hipokalemi.
Daftar pustaka
Katzung, B.G. (1998). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 252.
Mycek, M. J., Harvey, R.A., Champe, P. C. (1997). Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi
Kedua. Jakarta: Penerbit Widya Medika. Hal. 230-231