RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI (RAD-PG) DIY
Transcript of RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI (RAD-PG) DIY
RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI(RAD-PG) DIY Tahun 2015-2019
Peraturan Gubernur DIY Nomor 80 Tahun 2016 tentang Rencana
Aksi Pangan dan Gizi Tahun 2015-2019
Sebagai arahan serta acuan dalam melaksanakan pembangunan
pangan dan gizi,
Ditetapkan 29 November 2016
Ruang lingkup:
Peran institusi pemerintah , organisasi non pemerintah , institusi
masyarakat dan pelaku lain baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota dalam mewujudkan ketahanan pangan dan gizi
di DIY
Kelembagaan RAD-PG
Tim RAD-PG DIY terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Teknis
dan berasal dari multisektor.
Tim berperan mulai dari penyusunan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi
Tujuan disusunnya RAD-PG
a. Meningkatkan pemahaman seluruh stakeholder terkait dan masyarakatdalam peran sertanya untuk perbaikan dan pemantapan ketahanan pangandan gizi
b. Meningkatkan kemampuan menganalisis perkembangan situasi pangan dan gizi di setiap wilayah
c. Mengintegrasikan dan menyelaraskan program dan kegiatan terkait pangandan gizi secara terpadu untuk diimplementasikan dengan terinci dan jelasuntuk membangun sinergi, integrasi, dan koordinasi yang baik
d. Meningkatkan komitmen pemangku kepentingan mulai dari perencanaan, implementasi dan evaluasi atas pelaksanaan bidang tugas masing-masingdalam rangka mencapai tujuan yaitu mewujudkan ketahanan pangan dan giziyang berkelanjutan di DIY dan Kab/Kota
e. Membangun dan mengoptimalkan Lembaga pangan dan gizi di DIY
f. Sebagai panduan bagi kabupaten/kota dalam menyusun RAD-PG
PERMASALAHAN & TANTANGAN
Permasalahan Tantangan
• Belum optimalnya penanggulangankemiskinan
• Beberapa bahan pangan masih bergantung pada persediaan nasional atau impor
• Peningkatan jumlah penderita stunting
sekaligus penderita gizi buruk yang masih dijumpai di DIY.
• Belum optimalnya penganekaragamanpangan. Kampanye penganekaragaman konsumsi tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan pangan di DIY.
• Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih rendah dan belum mencapai target yang telah ditetapkan.
• Alih fungsi lahan
• Masih ada desa rawan pangan
• Akses Air bersih dan sanitasi
• Sinergi lintas sektor
• Perbaikan dan peningkatan kemampuan
masyarakat miskin
• Penerapan inovasi teknologi di tingkat
petani.
• Peningkatan kapasitas dan jumlah
kelembagaan dan kapasitas penyuluhan.
• Peningkatan jangkauan pendidikan
masyarakat
• Penguatan peran aktif institusi lokal
PILAR DALAM RENCANA AKSI DAERAH ANGAN DAN GIZI (RAD-PG)
Pilar #2
AKSES PANGAN
Pilar #5
KELEMBAGAAN
PANGAN DAN GIZI
Pilar #1
GIZI MASYARAKAT Pilar #3
MUTU DAN
KEAMANAN PANGAN
RAD-PG Rencana aksi
daerah berisi program serta
kegiatan di bidang pangan
dan gizi guna mewujudkan
sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya
saing,Pilar #4
PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT
Indikator Outcome RAD-PG DIY 2015-2019
Didukung dengan 53
Output lintas sektor
Pilar Indikator OutcomeSKPD
Status
Awal
(2014)
Target
2015 2016 2017 2018 2019
Gizi Masyarakat Balita Gizi Kurang (%) DINKES 9,1 7,34 6,31 6,02 6,02 6,02
Balita Gizi Buruk (%) DINKES 1 0,5 0,49 0,48 0,48 0,48
Balita Stunting (%) DINKES 20,9 17,2 17,1 17 17 17
KEK Ibu Hamil (%) DINKES 12,5 9,11 9 8,91 8,91 8,91
Akses Pangan Ketersediaan Energi
(Kkal/kap/hari)
BKPP 3701 3.511 3.511 3.511 3.521 3.525
Ketersediaan Protein
(Gr/kap/hari)
BKPP 111,71 55,1 55,8 56,5 56,65 56,7
Jumlah Desa Rawan Pangan
(desa)
BKPP 26 53 18 14 13 12
Pola Pangan Harapan BKPP 85,3 83,7 84 85 86 87
Mutu dan Keamanan Pangan Frekuensi Keracunan Pangan
(kali/tahun)
Dinkes,
BPOM
5 5 4 4 4 4
Cakupan Jajanan Anak sekolah
yang memenuhi syarat (%)
Dinkes,
BPOM
73,4 38 40 42 44 44
Jumlah Kelompok penerima
sertifikat mutu dan keamanan
asal tanaman segar
BKPP 10 10 10 10 10 10
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Persentase rumah tangga yang
telah menerapkan PHBS (%)
DINKES 37,74 38 39 40 41 42
Kelembagaan Pangan dan Gizi Frekuensi pertemuan dewan
ketahanan pangan dalam
setahun (kali)
BKPP,
Bappeda
12 12 12 12 12 12
Frekuensi pertemuan dan
pelaporan SKPG kabupaten/kota
(kali)
BKPP,
Dinkes
20 20 20 20 20 20
Pilar Outcome Output
Instansi
Penanggung
Jawab
Gizi Masyarakat Balita Gizi Kurang (%) 1. Peningkatan puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan DINKES
Balita Gizi Buruk (%) 2. Peningkatan puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil DINKES
Balita Stunting (%) 3. Peningkatan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (K4) DINKES
KEK Ibu Hamil (%) 4. Peningkatan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan DINKES
5. Peningkatan bayi baru lahir yang melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) DINKES
6. Peningkatan remaja putri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) DINKES
7. Peningkatan ibu hamil KEK yang mendapat Pemberian Makanan Tambahan DINKES
8. Peningkatan ibu hamil yang mendapatkan TTD 90 tablet selama kehamilan DINKES
9. Peningkatan balita kurus yang mendapat makanan tambahan DINKES
10. Peningkatan Puskesmas yang melakukan Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi
DINKES
11. Peningkatan anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap DINKES
12. Peningkatan Pasangan Usia Subur (PUS) anggota kelompok kegiatan BKB
yang ber-KB
BKKBN
13. Penurunan pernikahan usia di bawah 20 tahun BPPM
14. Peningkatan cakupan peserta KB aktif BPPM
15. Peningkatan tahapan keluarga sejahtera BPPM
16. Peningkatan perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi anak yang mengalami
permasalahan sosial
DINSOS
Output dalam Rangka Pencapaian Outcome per Pilar
Pilar Outcome Output
Instansi
Penanggung
Jawab
Akses Pangan Ketersediaan Energi (Kkal/kap/hari) 1. Peningkatan Produksi Tanaman Pangan DISTAN
Ketersediaan Protein (Gr/kap/hari) 2. Peningkatan Produksi Buah dan Sayur DISTAN
Jumlah Desa Rawan Pangan (desa) 3. Peningkatan Produksi Daging Sapi DISTAN
Pola Pangan Harapan 4. Peningkatan Produksi Telur DISTAN
5. Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya DISLAUTKAN
6. Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap DISLAUTKAN
7. Peningkatan ketersediaan ikan per tahun DISLAUTKAN
8. Peningkatan Volume produk olahan hasil perikanan DISLAUTKAN
9. Peningkatan Cadangan pangan pemerintah BKPP
10. Peningkatan pemantauan perkembangan data distribusi dan
harga pangan
BKPP
11. Peningkatan penyediaan informasi pasokan dan akses pangan BKPP
12. Peningkatan Fasilitasi terhadap pengembangan produk pangan
bersertifikat
BKPP
13. Peningkatan Pemantauan, pengadaan, penyaluran stok dan
harga pokok strategis
DISPERINDAG
14. Peningkatan Operasi Pasar Bahan Pokok DISPERINDAG
15. Peningkatan Pelayanan Panti Asuhan/jompo Sesuai Standar
Pelayanan
DINSOS
16. Peningkatan penerimaan Jaminan, Perlindungan, Rehabilitasi
dan Pemberdayaan Sosial bagi penyandang disabilitas dan trauma
DINSOS
17. Peningkatan perlindungan dan jaminan sosial bagi lanjut usia
terlantar
DINSOS
Pilar Outcome OutputInstansi
Penanggung Jawab
Mutu dan Keamanan
Pangan
Frekuensi Keracunan Pangan
(kali/tahun)
1. Peningkatan Cakupan Pengawasan Sarana Produksi Obat dan Makanan BBPOM
Cakupan Jajanan Anak sekolah
yang memenuhi syarat (%)
2. Peningkatan Jumlah Desa Pangan Aman (PAMAN) BBPOM
Jumlah Kelompok penerima
sertifikat mutu dan keamanan asal
tanaman segar
3. Peningkatan Jumlah pasar yang diintervensi menjadi pasar aman bahan berbahaya BBPOM
4. Penerapan Peraturan Kepala Badan POM tentang IRTP di Kabupaten/Kota BBPOM
5. Peningkatan kapasitas petugas pembinaan dan pengawasan keamanan pangan BKPP
Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)
Persentase rumah tangga yang
telah menerapkan PHBS (%)
1.Peningkatan Kabupaten/ Kota Sehat dengan Predikat Wistara DINKES
2. Peningkatan fasilitasi SPAMDES DINAS PU
3. Terbangunnya prasarana dan sarana persampahan DINAS PU
4. Pembangunan saluran drainase DINAS PU
5. Penataan kawasan kumuh DINAS PU
6. Fasilitasi pembangunan prasarana sarana dasar pemukiman berbasis masyarakat DINAS PU
7. Pendayagunaan air tanah secara optimal DINAS PU
8. Terpeliharanya Penyediaan sumur bor air tanah dalam di daerah sulit air DINAS PU
9. Peningkatan Jumlah masyarakat yang mendapatkan layanan atau pembinaan olahraga DISDIKPORA
10. Terbinanya Sekolah Sehat DISDIKPORA
Kelembagaan Pangan
dan Gizi
Frekuensi pertemuan dewan
ketahanan pangan dalam setahun
(kali)
1. Peningkatan kapasitas kelembagaan sertifikasi pangan segar BKPP
Frekuensi pertemuan dan
pelaporan SKPG kabupaten/kota
(kali)
2. Peningkatan jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya BKPP
3. Pembinaan kelembagaan OKKPD BKPP
4. Peningkatan kapasitas Gapoktan akses pangan di daerah rawan pangan BKPP
5. Fasilitasi pengelolaan LDPM produktif BKPP
Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Monev dilakukan dan dilaporkan ke
Bappenas secara berkala tiap semester,
yaitu pada tengah tahun dan akhir tahun
Alur Pelaporan
CAPAIAN KINERJA S/D TAHUN 2019Pilar Indikator Outcome
2019 Ket
Target Realisasi % Realisasi
Gizi Masyarakat Balita Gizi Kurang (%) 6,02 8,4* 60,47 Tidak Tercapai
Balita Gizi Buruk (%) 0,48 0,13* 172,92 Tercapai
Balita Stunting (%) 17 10,60 137,65 Tercapai
KEK Ibu Hamil (%) 8,91 11,75 68,13 Tidak Tercapai
Akses Pangan Ketersediaan Energi
(Kkal/kap/hari)
3,525 3,731 105,84 Tercapai
Ketersediaan Protein (Gr/kap/hari) 56,7 106,06 187,05 Tercapai
Jumlah Desa Rawan Pangan (desa) 12 4 166,67 Tercapai
Pola Pangan Harapan 87 95,5 109,77 Tercapai
Mutu dan Keamanan Pangan Frekuensi Keracunan Pangan
(kali/tahun)
4 2 150,00 Tercapai
Cakupan Jajanan Anak sekolah
yang memenuhi syarat (%)
44 87 197,73 Tercapai
Jumlah Kelompok penerima
sertifikat mutu dan keamanan asal
tanaman segar
10 30 300,00 Tercapai
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Persentase rumah tangga yang
telah menerapkan PHBS (%)
42 46 109,52 Tercapai
Kelembagaan Pangan dan Gizi Frekuensi pertemuan dewan
ketahanan pangan dalam setahun
(kali)
12 12 100,00 Tercapai
Frekuensi pertemuan dan
pelaporan SKPG kabupaten/kota
(kali)
20 20 100,00 Tercapai
85,71%
1001
968
219
245
0
200
400
600
800
1000
1200
2016 2017 2018 2019
Jumlah Balita Penderita Gizi Buruk
balita
1198
13532
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
2018 2019
Jumlah Balita Penderita Gizi Kurangbalita
Su
mb
er:
htt
p:/
/ba
pp
ed
a.j
og
jap
rov.
go
.id
/da
taku
/da
ta_
da
sar/
ind
ex/
24
4-k
ese
ha
tan
-ma
sya
raka
t
Balita gizi kurang dan stunting :
kesulitan untuk mengakses bahan makanan dikarenakan daya beli yang rendah akibat
kemiskinan
Pola pengasuhan yang kurang baik, disebabkan oleh antara lain kurangnya pengetahuan
ibu mengenai pangan bergizi, kesibukan ibu yang menyebabkan sehingga balita diasuh
pembantu rumah tangga yang kurang perhatian terhadap gizi, dan lain-lain.
Sanitasi lingkungan yang buruk dan keterbatasan ketersediaan air bersih sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan jangka pendek, seperti diare maupun jangka
panjang seperti ISPA dan Tuberkulosis
Status Gizi DIY Target RPJMN tahun
2018 sebesar 17%,
capaian 2018 17,7%
Tahun 2018:
Gizi Buruk DIY sebesar
2,5, nasional 3,9
Gizi kurang DIY
sebesar 13, nasional
13,8
Prevalensi Underweight (BB/U) Pada Balita, 2018
Perubahan Prevalensi Underweight (BB/U) pada Balita di DIY, 2013 dan 2018
Yang mengalami
kenaikan: Kota
Yogyakarta, Kulon
Progo, Gunungkidul
27,3
21,4
Prevalensi Stunting (TB/U) pada Balita, 2018
Kerangka Penyebab Stunting
Faktor Rumah tangga dan keluarga:
- Ada hubungan antara ibu yang pendek dengan kejadian stunting pada
anak
- Hubungan cukup erat ibu yang berusia lebih muda dan stunting pada
anak
- IUGR dan kelahiran premature
Faktor Lingkungan:
- RT dengan fasilitas jamban, resiko stunting pada anak lebih kecil
- Air minum tidak layak berhubungan dengan peningkatan stunting
- Tingkat kerawanan pangan RT
- Tingkat Pendidikan
- Kemampuan daya beli
- Ayah perokok
Faktor MP ASI dan Infeksi
- Disapih sebelum usia 6 bulan
- RT di kuintil tertinggi untuk pengeluaran makanan sumber hewan,
berhubungan dengan penurunan kemungkinan kejadian stunting
- RT tanpa menyediakan makanan sesuai umur
- Kejadian diare dalam tujuh hari terakhir
Faktor Masyarakat dan Sosial
- Pelayanan kesehatan yang tidak
memadai
- Sanitasi dan lingkungan
(urbanisasi)
3446
5152
5741
6099
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
2016 2017 2018 2019
Jumlah Ibu Hamil Kekurangan Energi Kaloriorang
Sumber:
http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_da
sar/index/244-kesehatan-masyarakat
10,7
4,27
11,75
0
2
4
6
8
10
12
14
2017 2018 2019
Prevalensi Ibu Hamil KEK
%
KEK Ibu Hamil :
Remaja putri kurang asupan gizi
Kehamilan pada usia remaja
24
,11
19
,08
Ketersediaan, Konsumsi Energi dan Protein, 2014-2019
3.701 3.666 3.727 3.670 3.731 3.731
1.946,4 2.133,8
2.299,5 2.192,7 2.224
2.216,3
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
2014 2015 2016 2017 2018 2019*
Ketersediaan energi (kkal/kap/hari)
Konsumsi energi (kkal/kap/hari)
111,71 111,09101,47 103,34
106,06106,06
6063,9
68 67,27 70,1368,7
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015 2016 2017 2018 2019*
Ketersediaan protein (gr/kap/hari)
Konsumsi protein (gr/kap/hari)
Jumlah Desa Rawan Pangan, 2012-2019
80
60
26
2016
107
4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pola Pangan Harapan (PPH), 2015-2019
Rumah Tangga yang Menerapkan PHBS (%)
40,2
43,24
45
46
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
2016 2017 2018 2019
Catatan Pelaksanaan RAD-PG 2015-2019
1. Pada level output, terjadi perubahan baik indikator maupun target setelah
ditetapkannya Perda RPJMD 2018-2022 yang ditetapkan pada 10 April 2018.
Beberapa indikator yang berubah ataupun perubahan target diantaranya:a) Indikator Persentase penurunan pernikahan usia di bawah 20 tahun diganti menjadi indikator Umur menikah pertama perempuan
b) Indikator Persentase perlindungan dan rehabilitasi sosial anak yang mengalami permasalahan sosial diganti menjadi Persentase anak balita
terlantar, anak terlantar, anak yang berhadapan dengan hukum, anak jalanan, anak dengan kedisabilitasan, penyandang disabilitas, gelandangan,
pengemis, pemulung, ODHA, dan korban tindak kekerasan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya, memperoleh bimbingan keterampilan, mandiri dan
mampu berinteraksi dengan keluarga dan masyarakatc) Indikator Produksi Tanaman Pangan berubah dari 2.213.657 ton menjadi 2.312.780 ton2
2. Ketersediaan Data
3. Perlunya dukungan multi stakeholder (termasuk dunia usaha dan akademisi) dalam
mengakselerasi pencapaian sasaran yang belum tercapai
4. Fokus pada daerah tertinggal di DIY (Gunungkidul & Kulon Progo), terutama dalam
rangka penanganan kemiskinan dan stunting (khususnya di Kulon Progo)
5. Perlunya advokasi dan sosialisasi RAD-PG kepada pihak-pihak terkait
6. Intensifikasi koordinasi pelaksanaan, termasuk dalam rangka pemantauan dan
evaluasi
Identifikasi Masalah dan Rencana TindakLanjut
Pilar
Identifikasi MasalahRencana Tindak
Lanjut
Instansi
Penanggung
-jawabKategori Deskripsi Masalah
Pilar I
Perbaikan
gizi
masyarakat
Regulasi belum semua
stakeholder memahami
dan melaksanakan
regulasi yang ada
Advokasi dan
Sosialisasi
Bappeda
Provinsi dan
Kab/Kota
Operasional konvergensi integrasi
belum dapat
diwujudkan secara
optimal dalam
pelaksanaan di
lapangan
Komitmen
Pimpinan dan
komitmen bersama
Bappeda
Pilar
Identifikasi Masalah
Rencana Tindak Lanjut
Instansi
Penanggung-
jawabKategori Deskripsi Masalah
Pilar II
Peningkatan
Aksesibilitas Pangan
yang Beragam
Regulasi Saat ini kewenangan dari pengawasan mutu
berada di pusat yaitu badan karantina ikan dan
pengendalian mutu (BKIPM) yang dalam hal ini di
Yogyakarta ada kantor karantina Adisucipto yang
daerah kerjanya meliputi Jogja sampai Cilacap
Sehingga dalam tataran operasional belum bisa
menjangkau pasar-pasar dan sumber distribusi
ikan yang ada, akibatnya Banyak pedagang yang
tidak terpantau
berkoordinasi lebih intensif dengan
karantina Adisucipto sehingga lebih
intensif mengawasi peredaran produk
perikanan di Yogyakarta selain itu kita
juga tetap menganggarkan untuk
pengawasan mutu di pasar-pasar
tradisional
Dinas Kelautan
dan Perikanan
Operasional Kurangnya penanganan ikan untuk menjaga
kualitas tangkapan ikan dan rantai pasok yang
masih panjang
dengan pengadaan sistem logistik ikan
yang berupa COLD STORAGE, mesin
pembeku dan sarana distribusi berupa
mobil berinsulasi atau sepeda motor
roda tiga berinsulasi sehingga dapat
menjangkau tempat-tempat yang jauh
Dinas Kelautan
dan Perikanan
Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Daerah
(CPPD) belum memenuhi taget sesuai amanat
dalam SK Gub DIY No. 201/KEP/2019
Pengusulan pengadaan CPPD anggaran
melalui alternatif pembiayaan non
APBD
DPKP
Gapoktan kekurangan SDM untuk mengembangkan
usaha
Peningkatan kapasitas SDM gapoktan DPKP, Dinas
Pertanian
Pilar
Identifikasi Masalah
Rencana Tindak Lanjut
Instansi
Penanggung-
jawabKategori Deskripsi Masalah
Pilar III
Mutu dan Keamanan Pangan
Regulasi Belum ada peraturan yang mengatur
pemberian sangsi kepada pedagang
yang menjual pangan mengandung
bahan berbahaya
Sinkronisasi dalam perencanaan program dan
kegiatan dengan Kab/Kota (termasuk
dukungan dalam menyusun Perbub/Perwal)
Bupati / Walikota
Organisasi Kader desa yang dibentuk tahun-
tahun sebelumnya sudah tidak aktif
kembali
Penambahan jumlah Kader agar dapat
mempertahanan kondisi pangan aman di
wilayahnya
BBPOM
Keuangan Belum ada penganggaran secara
mandiri dari pihak desa, dinas
pengelola pasar, sehingga kegiatan
pasca intervensi belum berjalan
dengan lancar
Sosialisasi berkelanjutan terhadap
stakeholder terkait
Pemda
Kab/Kota/Desa
Operasional Belum ada SOP / prosedur terkait
pemasukan pangan di pasar yang
berasal dari wilayah luar DIY.
Produk ini berpotensi mengandung
bahan berbahaya
Melakukan kerjasama dengan instansi yang
terkait / pengelola pasar untuk merumuskan
pembuatan SOP/prosedur pemasukan barang
BBPOM,
Disperindag
Masih ditemukan beberapa Produk
Pangan Asal Tumbuhan yang
diusulkan untuk sertifikasi/registrasi
belum memenuhi standar BMR
pestisida dan logam berat
Pembinaan yang lebih intensif Dinas teknis
(pembina)
Pilar
Identifikasi Masalah
Rencana Tindak Lanjut
Instansi
Penanggung-
jawabKategori Deskripsi Masalah
Pilar IV
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
Operasional PHBS secara umum sudah mencapai
target, tetapi perilaku merokok yang
masih perlu diperhatikan dan
ditinggalkan
Sosialisasi Gerakan
Masyarakat untuk Hidup
Sehat (Germas) dan
Publikasi Germas
Dinas
Kesehatan DIY
Pilar V
Kelembagaan Pangan dan
Gizi
Organisasi dan
operasional
Keterbatasan anggaran membuat
pengumpulan, pengolahan, dan
analisis data SKPG dilaksanakan secara
minimalis
Mencari alternatif
pembiayaan lain
DPKP, BKKBN,
Dinas
Kesehatan Prov
& Kab/Kota
Ketersediaan data yang tidak tepat
waktu dan pergantian personil yang
relatif sering terjadi sehingga
menghambat proses analisis SKPG
Peningkatan kapasitas
bagi personil SKPG
BAPPEDA DIY
37
Semoga Bermanfaat,