Rencana 2 Revisi

4
Alat dan Bahan Percobaan kedua yang dilakukan adalah Penentuan Tetapan Laju Reaksi Penyabunan Etil Asetat, alat yang digunakan seperti pada Gambar. 1. Alat yang digunakan saat piket adalah pipet ukur 2 ml, pipet tetes, labu ukur 250 ml, plastik dan karet, corong kaca, ball pipet dan labu ukur 50 ml. Pipet ukur 2 ml (Gambar. 1a) yang dibutuhkan sebanyak satu buah yang digunakan untuk pengukuran HCl dan etil asetat secara bergantian. Pipet tetes (Gambar. 1c) yang dibutuhkan satu buah dan digunakan untuk penambahan aquades ke dalam labu ukur saat pengenceran. Labu ukur 500 ml (Gambar. 1b) yang dibutuhkan sebanyak satu buah dan digunakan untuk pembuatan larutan HCl 0,02 M. Corong kaca (Gambar. 1e) yang dibutuhkan sebanyak satu buah dan digunakan sebagai perantara saat penuangan HCl dan etil asetat ke dalam labu ukur, digunakan secara bergantian. Labu ukur 100 ml (Gambar. 1d) yang dibutuhkan sebanyak satu buah dan digunakan untuk pembuatan larutan etil asetat 0,02 M. plastik dan karet (Gambar. 1g) yang digunakan secukupnya sebagai penutup agar larutan tetap terjaga. Botol kaca gelap (Gambar. 1f) yang dibutuhkan lima buah dan digunakan untuk tempat larutan, dimana dua buah untuk tempat larutan NaOH, dua buah untuk tempat larutan HCl, dan satu buah untuk tempat larutan etil asetat. Sedangkan ball pipet yang dibutuhkan sebanyak satu buah dan digunakan untuk pipet ukur. Alat yang digunakan saat hari H percobaan adalah gelas kimia 50 ml, erlenmeyer 250 ml, plastik dan karet, buret 25 ml, corong kaca, statif, pipet ukur 10 ml, ball pipet, erlenmeyer 100 ml, dan pipet tetes. Gelas ukur 50 ml (Gambar. 1g) yang dibutuhkan sebanyak satu buah dan digunakan untuk pengukuran volume HCl 20 ml. Erlenmeyer 250 ml (Gambar. 1h) yang dibutuhkan sebanyak enam buah yang digunakan sebagai tempat HCl dan digunakan untuk hentikan penyabunan. Buret 25 ml (Gambar. 1i) digunakan untuk titrasi yang diisi larutan NaOH 0,02 M. Statif (Gambar. 1j) yang dibutuhkan satu buah untuk penyangga buret dan digunakan untuk titrasi. Pipet ukur 10 ml (Gambar. 1k) yang dibutuhkan satu buah dan digunakan untuk pengukuran dan pengambilan campuran larutan sebanyak 10 ml. Ball pipet (Gambar. 1l) yang dibutuhkan satu buah dan digunakan untuk pipet ukur. Erlenmeyer 100 ml (Gambar. 1m) yang dibutuhkan 12 buah untuk titrasi duplo. Plastik dan karet (Gambar. 1n) untuk

description

ssssssss

Transcript of Rencana 2 Revisi

Alat dan BahanPercobaan kedua yang dilakukan adalah Penentuan Tetapan Laju Reaksi Penyabunan Etil Asetat, alat yang digunakan seperti pada Gambar. 1. Alat yang digunakan saat piket adalah pipet ukur 2 ml, pipet tetes, labu ukur 250 ml, plastik dan karet, corong kaca, ball pipet dan labu ukur 50 ml. Pipet ukur 2 ml (Gambar. 1a) yang dibutuhkan sebanyak satu buah yang digunakan untuk pengukuran HCl dan etil asetat secara bergantian. Pipet tetes (Gambar. 1c) yang dibutuhkan satu buah dan digunakan untuk penambahan aquades ke dalam labu ukur saat pengenceran. Labu ukur 500 ml (Gambar. 1b) yang dibutuhkan sebanyak satu buah dan digunakan untuk pembuatan larutan HCl 0,02 M. Corong kaca (Gambar. 1e) yang dibutuhkan sebanyak satu buah dan digunakan sebagai perantara saat penuangan HCl dan etil asetat ke dalam labu ukur, digunakan secara bergantian. Labu ukur 100 ml (Gambar. 1d) yang dibutuhkan sebanyak satu buah dan digunakan untuk pembuatan larutan etil asetat 0,02 M. plastik dan karet (Gambar. 1g) yang digunakan secukupnya sebagai penutup agar larutan tetap terjaga. Botol kaca gelap (Gambar. 1f) yang dibutuhkan lima buah dan digunakan untuk tempat larutan, dimana dua buah untuk tempat larutan NaOH, dua buah untuk tempat larutan HCl, dan satu buah untuk tempat larutan etil asetat. Sedangkan ball pipet yang dibutuhkan sebanyak satu buah dan digunakan untuk pipet ukur. Alat yang digunakan saat hari H percobaan adalah gelas kimia 50 ml, erlenmeyer 250 ml, plastik dan karet, buret 25 ml, corong kaca, statif, pipet ukur 10 ml, ball pipet, erlenmeyer 100 ml, dan pipet tetes. Gelas ukur 50 ml (Gambar. 1g) yang dibutuhkan sebanyak satu buah dan digunakan untuk pengukuran volume HCl 20 ml. Erlenmeyer 250 ml (Gambar. 1h) yang dibutuhkan sebanyak enam buah yang digunakan sebagai tempat HCl dan digunakan untuk hentikan penyabunan. Buret 25 ml (Gambar. 1i) digunakan untuk titrasi yang diisi larutan NaOH 0,02 M. Statif (Gambar. 1j) yang dibutuhkan satu buah untuk penyangga buret dan digunakan untuk titrasi. Pipet ukur 10 ml (Gambar. 1k) yang dibutuhkan satu buah dan digunakan untuk pengukuran dan pengambilan campuran larutan sebanyak 10 ml. Ball pipet (Gambar. 1l) yang dibutuhkan satu buah dan digunakan untuk pipet ukur. Erlenmeyer 100 ml (Gambar. 1m) yang dibutuhkan 12 buah untuk titrasi duplo. Plastik dan karet (Gambar. 1n) untuk penutup erlenmeyer yang berisi larutan bertujuan agar larutan terjaga. Pipet tetes ukuran sedang (Gambar. 1c) yang dibutuhkan sebanyak dua buah dimana satu buah untuk NaOH dan satu buah untuk indikator pp. Sedangkan bahan yang digunakan seperti Gambar. 2, yaitu aquades, HCl 37%, etil asetat 99,5%, vaselin, NaOH 99,5%, dan indikator pp. Aquades (Gambar. 2a) yang dibutuhksn sebanyak dua botol saat piket dan satu botol saat percobaan, Larutan HCl 0,02 M (Gambar. 2b) yang dibutuhkan sebanyak 250 ml dan sudah siap digunakan untuk percobaan. Larutan etil asetat 0,02 M (Gambar. 2c) yang dibutuhkan sebanyak 50 ml dan sudah siap digunakan untuk percobaan. Vaselin (Gambar. 2d) yang sudah tersedia di laboratorium dan digunakan saat buret bocor. Larutan NaOH 0,02 M (Gambar. 2e) yang dibutuhkan sebanyak 250 ml, digunakan untuk titrasi dan sudah dibuat saat piket. Sedangkan indikator pp (Gambar. 2f) yang dibutuhkan secukupnya (sedikit) yang digunakan saat titrasi.

Alur KerjaAlur kerja yang dilakukan adalah seperti pada Gambar. 3, yaitu pengenceran HCl 37% menjadi 0,02 M 250 ml, pengenceran etil asetat 99,5 % menjadi 0,02 M 50 ml, persiapan titrasi, persiapan HCl, dan titrasi duplo kelebihan HCl. Pengenceran HCl 37% menjadi 0,02 M sebanyak 250 ml (untuk satu kelompok) dengan cara diambil HCl pekat sebanyak 0,45 ml dari lemari asam dengan bantuan pipet ukur 2 ml dan dimasukan ke dalam labu ukur 250 ml dengan bantuan corong kaca, kemudian ditambahkan aquades sampai tanda batas, dan diguncangkan. Dilakukan pengenceran etil asetat 99,5% menjadi 0,02 M sebanyak 50 ml (untuk satu kelompok) dengan cara diambil etil asetat pekat sebanyak 0,10 ml dengan bantuan pipet ukur 2 ml dan dimasukan ke dalam labu ukur 50 ml dengan bantuan corong kaca, kemudian ditambahkan aquades sampai batas ukur labu dan diguncang agar bercampur. Pengenceran HCl dan etil asetat dilakukan pada saat piket, disimpan di dalam botol kaca gelap, dan digunakan untuk percobaan pada saat hari H percobaan. Saat hari H percobaan, disiapkan alat, bahan, lembar diagram alir, dan atribut lainnya (seperti status) pada meja kerja. Dipastikan alat sudah bersih dan sudah terdapat tissue dan kain lap di atas area kerja. Dipastikan alat, bahan, hasil utama, dan hasil samping sudah diletakkan sesuai ketentuan dimana alat dan bahan diletakkan didekat kran air. Disiapkan buret 25 ml dan statif pada posisi siap digunakan, lalu dicek, apabila sudah tidak bocor NaOH 0,02 M dimasukan ke dalam buret 25 ml sampai tanda batas nol. Lalu diambil larutan HCl sebanyak 20 ml dengan bantuan gelas ukur 50 ml dan dituangkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian dilakukan sebanyak enam kali dan didapatkan 6 buah erlenmeyer yang didalamnya larutan HCl 20 ml. Setelah larutan HCl dituang ke dalam erlenmeyer, ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet lalu di letakkan di area kerja A. Setelah penyabunan dilakukan dan dihentikan pada waktu ke 5 menit, larutan dititrasi. Sebelum dititrasi larutan diambil 10 ml dengan bantuan pipet ukur 10 ml ke dalam dua erlenmeyer lain, untuk dilakukakn titrasi secara duplo. 10 ml larutan ditambah 2 tetes indikator pp, diguncangkan dan dititrasi dengan larutan NaOH yang sudah disiapkan di buret. Apabila larutan berubah warna menjadi merah muda keunguan maka titrasi dihentikan lalu dicatat volume NaOH yang dibutuhkan. Dilakukan titrasi kembali untuk larutan penyabunan dengan variasi waktu 8, 15, 25, 45, dan 55 menit. Setelah selesai dan data sudah didapat, Semua alat dan area kerja dibersihkan. Lalu data di ACC oleh asisten, semua alat didata kembali dan dikembalikan. Percobaan selesai.