regulasi terkait laporan keuangan terkini

16
PELAPORAN KORPORAT REGULASI YANG MENYANGKUT LAPORAN KEUANGAN TERKINI Pelaporan keuangan bagi perusahaan publik yang terdaftar telah diatur di AS sejak tahun 1930-an, ketika Kongres memberi kekuasaan pada SEC untuk mengatur pelaporan keuangan. SEC adalah agen federal, didirikan oleh pemerintah federal dan bertanggung jawab pada Kongres AS yang menurut UU kelalaian dari tindakan SEC. Bagaimanapun sebagai tercatat dalam Chapter 3, SEC memberikan wewenang membuat kebijakan akuntansi kepada sektor swasta; pertama kepada AICPA yang dilaksanakan oleh CAP dan APB dan kemudian dengan FASB. Kegagalan menjadi tanggung jawab SEC. Pada awalnya pelaporan keuangan merupakan aktivitas yang diatur dan mungkin akan terus seperti itu. Ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi argumen antara yang pro dan kontra regulasi. Evaluasi tersebut akan membantu kita untuk memahami sifat dasar regulasi akuntansi dan konsekuensi yang muncul darinya. Sebagai kesimpulan kita akan menaksir mana yang lebih baik. Karena yang saat ini eksis adalah regulasi dan sepertinya akan diteruskan kita akan menguji apa pengaruhnya Pengujian akan membantu memahami bagaimana proses regulasi bekerja. Terakhir, kita diskusikan konsekuensi ekonomi dari regulasi akuntansi.

description

regulasi terkait laporan keuangan terkini

Transcript of regulasi terkait laporan keuangan terkini

1

PELAPORAN KORPORAT

REGULASI YANG MENYANGKUT LAPORAN KEUANGAN TERKINI

Pelaporan keuangan bagi perusahaan publik yang terdaftar telah diatur di AS sejak tahun 1930-an, ketika Kongres memberi kekuasaan pada SEC untuk mengatur pelaporan keuangan. SEC adalah agen federal, didirikan oleh pemerintah federal dan bertanggung jawab pada Kongres AS yang menurut UU kelalaian dari tindakan SEC. Bagaimanapun sebagai tercatat dalam Chapter 3, SEC memberikan wewenang membuat kebijakan akuntansi kepada sektor swasta; pertama kepada AICPA yang dilaksanakan oleh CAP dan APB dan kemudian dengan FASB. Kegagalan menjadi tanggung jawab SEC.Pada awalnya pelaporan keuangan merupakan aktivitas yang diatur dan mungkin akan terus seperti itu. Ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi argumen antara yang pro dan kontra regulasi. Evaluasi tersebut akan membantu kita untuk memahami sifat dasar regulasi akuntansi dan konsekuensi yang muncul darinya. Sebagai kesimpulan kita akan menaksir mana yang lebih baik. Karena yang saat ini eksis adalah regulasi dan sepertinya akan diteruskan kita akan menguji apa pengaruhnya Pengujian akan membantu memahami bagaimana proses regulasi bekerja. Terakhir, kita diskusikan konsekuensi ekonomi dari regulasi akuntansi.PASAR DIREGULASIRegulasi pasar dapat dijustifikasi berhubungan dengan kepentingan publik. Dalam konteks ini, terdapat 2 alasan yang secara normal digunakan untuk mempertahankan regulasi. Satu alasan adalah kemungkinan terjadinya kesalahan pada sistem pasar bebas yang disebut market failure, dan akan mengakibatkan munculnya ketidakoptimalan dalam alokasi sumber daya. Monopoli alamiah seperti yang terjadi pada industri kebutuhan, adalah sebuah contoh kegagalan pasar yang membutuhkan intervensi dari peraturan untuk mencegah kekurangan penawaran dan harga monopoli. Alasan kedua adalah kemungkinan pasar bebas bertentangan dengan tujuan sosial. Misalnya, dapat dikatakan pasar bebas tidak cukup mengkomunikasikan informasi pada kepada pasar sekuritas, mengakibatkan manajer dan pihak dalam lainnya yang mempunyai informasi, tidak didapatkan pemegang saham. Sebagai tambahan, informasi yang disediakan pada pasar non-regulasi tidak menyediakan keterbandingan yang di antara semua perusahaan. Sebuah justifikasi filosofis dari proses penyusunan standar adalah (disebut kodofikasi) adalah didasarkan pada perbaikan secara evolusi terhadap standar akuntansi pada sebuah masyarakat yang terbuka dan demokratis. Membandingkan Pasar Diregulasi dan Pasar Non-RegulasiPada kenyataannya, akuntansi diregulasi. Sedikit berharga untuk mengetahui biaya-manfaat dari regulasi. Argumen pro-regulasi -sebaik argumen pasar non-regulasi- adalah secara lebih luas lebih bersifat rasional deduktif daripada riset secara empiris. Secara singkat, tidak mungkin menerima kebenaran argumen lain. Apakah kelanjutan adalah sebuah usaha yang mencoba untuk menilai kebaikan dari kedua argumen dan membandingkannya pada titik dimana keduanya menuju isu yang sama.Satu argumen pro-regulasi adalah perusahaan akan memonopoli informasi tentang dirinya, terutama dipandang sebagai kegagalan pasar. Sejak perusahaan memonopoli informasi tersebut, akan lebih murah bagi masyarakat untuk memperoleh pengungkapan secara bebas daripada memiliki individu investor yang melakukan kontrak secara pribadi untuk mendapatkan informasi yang sama dan membayar harga monopoli. Pasar bebas meng-konternya dengan mengatakan. Memperhatikan tekanan persaingan mendapatkan modal, perusahaan mempunyai insentif untuk melaporkan secara sukarela tentang dirinya. Karena setiap individu berkesempatan pada berbagai alternatif investasi dan perusahaan tidak dapat menentukan harga secara monopoli. Mereka mendapatkan insentif melaporkan secara bebas dengan tujuan menarik modal dan merendahkan biaya modal dengan melaporkan perusahaan dengan baik. Argumennya adalah dirasakannya resiko informasi pada laporan yang tidak baik, dimana investor akan menghukum banyak perusahaan dengan meminta rate of return yang tinggi sebagai kompensasi besarnya resiko infornasi yang mereka pikir akan mereka dapatkan). Proregulasi membantah dengan mengatakan pada dasarnya pasar modal menyediakan insentif bagi laporan yang menyesatkan, paling tidak dalam jangka pendek. Implikasinya manajer perusahaan tidak akan membayar denda untuk laporan yang buruk atau menyesatkan dan untuk alasan ini, mungkin akan menarik untuk memanipulasi laporan dalam jangka pendek. Bagaimanapun, jika ini benar, ini juga merupakan pertanda bahwa pemilik belum mengembangkan mekanisme untuk memonitor kontrak agensi dengan manajer.Argumentasi lain yang menentang regulasi adalah bahwa informasi yang tidak dengan sukarela diungkapkan oleh perusahaan akan diperoleh melalui kontrak pribadi. Bagaimanapun kelangsungan hidup peluang kontrak pribadi adalah sesuatu yang dapat dipertanyakan sebab hal itu menciptakan ketidakjujuran pada pasar modal. Informasi pribadi yang sedikit berarti sedikit kesejahteraan yang ditransfer antara yang memiliki informasi dan yang tidak. Ini sama secara prinsip dengan regulasi di balik insider trading.Argumen pro dan kontra regulasi mewakili diliberasi ekstrem. Pada kenyataanya pengungkapan secara sukarela berpeluang menjadi alasan substansi dari apa yang telah disebutkan. Misalnya standarisai kebijakan akuntansi akan mempercepat penyeragaman antar perusahaan daripada yang terjadi pada pasar non-regulasi. Hal ini akan meningkatkan kualitas laporan keuangan dan mengurangi kecaman padanya. Kewajiban pelaporan publik juga meningkatkan kejujuran pada pasar modal dan mengurangi jumlah biaya sosial untuk memperoleh informasi. Sejak dilakukan pengaturan informasi yang dihasilkan sebagai produk sampingan sistem akuntansi perusahaan, biaya regulasi pada perusahaan kelihatan menjadi rendah ketika manfaat yang dirasakan masyarakat lebih substansial. Dengan demikian regulasi diperlukan, filosofi kodifikasi menjustifikasi proses penyusunan standar, walaupun hal tersebut bukan jaminan hasilnya akan optimal. Kebanyakan argumen ekonomi yang menentang regulasi mempertahankan bahwa terdapat insentif untuk pelaporan secara sukarela. Bagaimanapun, fokus dari regulasi akuntansi bukan kewajiban pelaporan semata, juga dalam peningkatan kualitas informasi yang dilaporkan. Regulasi akuntansi terutama memperhatikan memperhalus dan menyatukan aturan pengakuan dan pengukuran yang digunakan dalam mempersiapkan LK. Sebuah implikasi yang penting adalah regulasi akuntansi membutuhkan fondasi teoritis yang memberikan terutama kualitas informasi yang harus diaturPROSES REGULASIRegulasi pada dasarnya adalah sebuah aktivitas politik. Ia tidak dimaksudkan sebagai kecaman atau mengejutkan karena regulasi menjalankan kepentingan publik. Bagaimanapun, tidak jelas secara persis apakah pengertian dari kepentingan publik. Karena kesejahteraan tidak dapat diukur (the Impossible Theorem), tidak ada kriteria untuk menentukan apakah kebijakan yang akan memaksimalkan kepentingan publik. Konsekuensinya, gagasan kepentingan publik paling baik dipahami dalam konteks politik dan dengan merujuk kepada kenyataan redistribusi laba dan kesejahteraan yang dianjurkan. Tidak ada cara untuk menentukan regulasi akuntansi yang optimal dan regulasi menjadi hasil sebuah proses politik sebagaimana proses ekonomi. Tidak mengherankan, model self-interest (kepentingan pribadi) dalam ilmu ekonomi, digunakan dalam menganalisa perilaku politik dan regulasi. Pada sebuah pasar regulasi, pribadi atau kelompok yang mempunyai kepentingan di pasar akan termotivasi untuk melobi untuk kerpentingan mereka untuk membentuk koalisi dengan bagian lain guna mnguatkan pengaruh mereka dan secara umum mencoba mempengaruhi sistem politik untuk keunggulan mereka.

REGULASI IFRSStandar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board (IASB)). Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS.Kerangka kerja guna Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan untuk menyampaikan prinsip-prinsip dasar IFRS. Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan perangkuman. Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework project) bertujuan untuk memperbaharui dan merapikan konsep- konsep yang telah ada guna menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang telah timbul dalam dua dekade atau lebih sejak konsep pertama kali dibentuk. Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna standar akuntansi di masa mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara internal dan diterima secara internasional. Karena hal tersebut, (dewan) IASB dan FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara bersama.Deloitte menyatakan:In the absence of a Standard or an Interpretation that specifically applies to a transaction, management must use its judgement in developing and applying an accounting policy that results in information that is relevant and reliable. In making that judgement, IAS 8.11 requires management to consider the definitions, recognition criteria, and measurement concepts for assets, liabilities, income, and expenses in the Framework. This elevation of the importance of the Framework was added in the 2003 revisions to IAS 8.[4] Pengertian IFRSInternational Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Boards (IASB), sebuah lembaga internasional yang bertujuan untuk mengembangkan suatu standar akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti, diterapkan, dan diterima secara internasional. International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar yang dibuat oleh International Accounting Standards Boards (IASB) dengan tujuan memberikan kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi, dapat diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar modal dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder). Saat ini banyak negara-negara di Eropa, Asia, Afrika, Oseania dan Amerika yang menerapkan IFRS. Standar akuntansi internasional (International Accounting Standards/IAS) di susun oleh 4 organisasi utama dunia ,yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC). Sejarah singkat IFRSInternational Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar, interpretasi, dan kerangka yang diadopsi oleh badan penyusun standar akuntansi internasional yang dikenal dengan International Accounting Standards Board (IASB). Beberapa standar yang membentuk IFRS dulunya dikenal dengan nama International Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan oleh suatu badan yang dikenal dengan International Accounting Standards Committee (IASC) pada kurun waktu antara tahun 1973-2001. Hingga Maret 2002, IASC telah menerbitkan 41 IAS dan 34 SIC (Standing Interpretations Committee) Interpretations. Beberapa di antaranya telah diubah atau diganti oleh IASB. Standar yang masih tersisa dipandang sebagai payung bagi IFRS. IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC). Sepanjang tahun 1999-2000, IASC melakukan restrukturisasi (dengan mengubah konstitusi, strategi, struktur dan nama). IASC berkeinginan untuk menjadi badan akuntansi yang lebih independen dan profesional. Pada Maret 2001, IASC Trustees mengaktifkan Part B dari IASC Constitution yang baru dan menetapkan non-profit Delaware corporation yang diberi nama International Accounting Standards Committee Foundation untuk mengawasi IASB. Pada April 2001, IASB yang baru mengambil alih tanggung jawab IASC dalam menetapkan International Accounting Standards. IASB berkeinginan untuk membentuk satu standar pelaporan keuangan global yang berkualitas. Selama pertemuan pertamanya, badan yang baru tersebut mengadopsi IAS dan SIC (Standing Interpretation Committee) yang ada. IASB terus mengembangkan standar yang disebut dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Jadi IFRS adalah termasuk standar dan interpretasi yang disetujui oleh IASB serta IAS dan SIC Interpretations yang diterbitkan berdasarkan konstitusi sebelumnya. Tujuan IFRSTujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas: 1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.

IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak 27 Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa, saat ini membutuhkan atau mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS. Sekitar 85 negara-negara membutuhkan IFRS pelaporan untuk semua, perusahaan domestik yang terdaftar. Sedangkan di Indonesia sendiri diadopsi mulai tahun 2012 mendatang.International Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRS merupakan standar yang sangat kokoh. Penyusunannya didukung oleh para ahli dan dewan konsultatif internasional dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyediakan waktu cukup dan didukung dengan masukan literatur dari ratusan orang dari berbagai displin ilmu di seluruh dunia. Dengan telah dideklarasikannya program konvergensi terhadap IFRS ini, maka pada tahun 2012 seluruh standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas. Secara keseluruhan IFRS mencakup: a. International Financial Reporting Standard (IFRS).Standar yang diterbitkan setelah tahun 2001. b. International Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.c. Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun 2001.d. Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) sebelum tahun 2001.Susunan IFRS meliputi : 1.Penyajian laporan keuangan2. Pengakuan pendapatan3. Biaya penggajian4. Biaya pinjaman5. Pajak penghasilan6. Investasi pada perusahaan asosiasi7. Persediaan8. Aktiva tetap9. Aktiva tidak berwujud10. Sewa11. Pensiun12. Penggabungan usaha13. Kurs valuta asing14. Operasi segmen15. Kejadian setelah tanggal neraca

Manfaat Penerapan IFRS 1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK) 2. Mengurangi biaya SAK3. Meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan5. Meningkatkan transparansi keuangan6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang pengjimpun dana melalui pasar modal7. Meningkatkan efisiensi penyusun laporan keuangan

Konsep Pokok IFRS : 1. Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporan keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan IFRS(sebagai contoh 31 Desember 2006). 2. Tanggal transisi (transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah31 Desember 2006). Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut: 1. Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi 2. Nilai wajar jumlah penilaiankembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih.

Konvergensi IFRS di Indonesia Di Indonesia, standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan adalah PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Standar ini merupakan kumpulan dari berbagai standar Akuntansi di dunia dan telah disesuaikan untuk digunakan di Indonesia. Praktik akuntansi di setiap negara berbeda-beda, ini dikarenakan adanya pengaruh lingkungan, ekonomi, sosial dan politis di masing-masing negara tersebut. Adanya tuntutan globalisasi atau tuntutan untuk menyamakan persepsi akuntansi di setiap negara mengakibatkan munculnya Standar Akuntansi Internasional yang lebih dikenal dengan IFRS (International Financial Reporting Standards). Ini bertujuan untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas negara. Konvergensi dapat berarti harmonisasi atau standardisasi, namun harmonisasi dalam konteks akuntansi dipandang sebagai suatu proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi dengan menetapkan batas tingkat keberagaman. Jika dikaitkan dengan IFRS maka konvergensi dapat diartikan sebagai proses menyesuaikan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terhadap IFRS. Pada tahun 2008, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada hari Selasa, 23 Desember 2008 dalam rangka Ulang tahunnya ke-51 mendeklarasikan rencana Indonesia untuk convergence terhadap International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam pengaturan standar akuntansi keuangan. Pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen dengan IFRS akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Hal ini diputuskan setelah melalui pengkajian dan penelaahan yang mendalam dengan mempertimbangkan seluruh risiko dan manfaat konvergensi terhadap IFRS. International Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRS merupakan standar yang sangat kokoh. Penyusunannya didukung oleh para ahli dan dewan konsultatif internasional dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyediakan waktu cukup dan didukung dengan masukan literatur dari ratusan orang dari berbagai displin ilmu dan dari berbagai macam jurisdiksi di seluruh dunia. Dengan telah dideklarasikannya program konvergensi terhadap IFRS ini, maka pada tahun 2012 seluruh standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas. Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012. Penerapan ini bertujuan agar daya informasi laporan keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan keuangan dapat semakin mudah dipahami dan dapat dengan mudah digunakan baik bagi penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna lain.Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara -negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara negara berkembang seperti Indonesia.Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:1. Tahap Adopsi (2008 2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS.3. Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK secara komprehensif.

REFERENSI

http://www.urcendekia.co.id/?Kumpulan_Artikel:Artikel_Akuntansi:Regulasi_Ekonomi_dari_Pelaporan_Keuangan , diakses 27 mei 2015

http://stefanusariyanto.wordpress.com/2011/08/18/sejarah-international-financial-reporting-standards-ifrs/, diakses 27 mei 2015

http://ardianjelek.blogspot.com/2011/05/pengertian-ifrs.html, diakses 27 mei 2015

http://dhiasitsme.wordpress.com/2011/10/25/standar-akuntansi-keuangan-sak/, diakses 27 mei 2015