Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
-
Author
oswar-mungkasa -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
1/143
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
2/143
BUKU SAKU REGULASI
A M P L
[ AIR MINUM dan PENYEHATAN LINGKUNGAN ]
Tahun 2007
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
3/143
Buku Saku Regulasi AMPL
[Air Minum dan Penyehatan Lingkungan]
Diterbitkan oleh:
Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan / Pokja AMPL
(Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Pekerjaan
Umum, Departemen Dalam Negeri, Departemen Kesehatan, dan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup)
Bekerjasama dengan:
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
Alamat Sekretariat Pokja AMPL:
Jl. Cianjur No.4 - Menteng
Jakarta PusatTelp/Fax: (62-21) 31904113
website: http://www.ampl.or.id ; http://digilib.ampl.or.id
email: [email protected]
Cetakan Pertama, November 2007
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
4/143
iBuku Saku Regulasi AMPL
DA FTAR I SI
Daftar Isi
Kata Pengantar
Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Berbasis Masyarakat
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005
-
-
-
-
-
i
ii
1
9
100
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
5/143
ii
KATA PENGANTAR
Hingga saat ini Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan LingkunganBerbasis (AMPL-BM) telah diimplementasikan di 9 Propinsi dan 49Kabupaten di Indonesia. Dalam penyusunannya- yang dilakukan secarabertahap oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan(POKJA AMPL) yang dikoordinasikan oleh Bappenas dengan anggota terdiri
dari Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Dalam Negeri, DepartemenKesehatan dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup -dilakukanserangkaian kegiatan dengan menggunakan pendekatan partisipatif untukmenjaring masukan dari berbagai stakeholder maupun pihak-pihak yangberkompeten dalam sektor air minum dan penyehatan lingkungan.Tujuannya adalah agar kebijakan ini tepat sasaran dan dapat diterima olehberbagai pihak. Proses penyusunan Kebijakan Nasional AMPL-BM yangmenggunakan pendekatan partisipatif ini membutuhkan waktu yang lebihlama untuk mengembangkannya dibandingkan penyusunan kebijakan yangberbentuk konvensional.
Akhirnya setelah melalui proses yang cukup panjang, berhasil disusun satuKebijakan Nasional AMPL-BM. Pada proses penyusunan KebijakanNasional AMPL-BM, berbagai Peraturan Perundang-Undangan yang terkaitlangsung maupun tidak langsung dengan AMPL dijadikan acuan oleh timpenyusun. Hal ini dilakukan agar Kebijakan Nasional yang disusun tersebutmemiliki dasar hukum yang jelas. Beberapa peraturan perundangan yang
terkait langsung dengan Kebijakan Nasional AMPL-BM adalah UU No.7Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA) dan PP No.16 Tahun 2005tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Buku Saku Regulasi AMPL ini memuat secara lengkap isi dari UU No.7Tahun 2004 dan PP No.16 Tahun 2005 yang dapat dijadikan acuan oleh parastakeholder pada saat melakukan implementasi dari Kebijakan NasionalAMPL-BM. Selain itu buku ini juga dilengkapi dengan gambaran umum me-ngenai Kebijakan Nasional AMPL-BM yang menjadi jiwa dari setiap pelak-
sanaan pembangunan AMPL berbasis masyarakat di Indonesia.
Buku Saku Regulasi AMPL
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
6/143
iii
Demikianlah kiranya agar Peraturan Perundang-Undangan yang dihimpundan diterbitkan dalam buku ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, terutama para stakeholder yang bergerak disektor AMPL.
Jakarta, 12 November 2007
Direktur Permukiman dan PerumahanBadan Perencanaan Pembangunan Nasional
Sebagai Ketua Kelompok KerjaAir Minum dan Penyehatan Lingkungan
Basah Hernowo
Buku Saku Regulasi AMPL
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
7/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL-BM
1
Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan Berbasis Masyarakat
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkunganadalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaanpelayanan air minum dan penyehatan lingkungan yang berkelanjutan.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan ber-tujuan: (a) meningkatkan pembangunan, penyediaan, pemeliharaanprasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan, (b)meningkatkan kehandalan dan keberlanjutan pelayanan prasarana dansarana air minum dan penyehatan lingkungan. Untuk mencapai tujuan terse-but, maka faktor-faktor yang harus menjadi pijakan dalam menyusun ke-bijakan umum adalah sebagai berikut:
Keberlanjutan
Dalam konteks air minum dan penyehatan lingkungan, keberlanjutandapat diartikan sebagai upaya dan kegiatan penyediaan air minum danpenyehatan lingkungan yang dilakukan untuk dapat memberikan man-faat dan pelayanan kepada masyarakat pengguna secara terusmenerus. Keberlanjutan pelayanan air minum dan penyehatan lingku-
ngan harus dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari pembangunanprasarana dan sarana, operasi, pemeliharaan, pengelolaan, danpengembangan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan ke-pada masyarakat.
Mengingat pemberdayaan masyarakat merupakan alat untuk mencapaitujuan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan makaperubahan perilaku masyarakat menuju budaya hidup yang lebih sehatserta mendukung keberlanjutan pelayanan air minum dan penyehatan
lingkungan merupakan tolok ukur keberhasilan pembangunan airminum dan penyehatan lingkungan. Beberapa aspek yang perlu diper-hatikan untuk menuju pembangunan air minum dan penyehatanlingkungan yang berkelanjutan adalah:
a.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
8/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL-BM
2
keberlanjutan aspek pembiayaan keberlanjutan aspek teknik keberlanjutan aspek lingkungan hidup
keberlanjutan aspek kelembagaan keberlanjutan aspek sosial
Penggunaan Efektif
Penggunaan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingku-ngan dikatakan efektif apabila prasarana dan sarana yang tersedia tepattujuan, tepat sasaran, dan layak dimanfaatkan. Selain itu, prasaranadan sarana yang tersedia tersebut memenuhi kaidah/standar teknis,
kesehatan, dan kelembagaan (pengelolaan), serta memperhatikanperubahan perilaku masyarakat serta kapasitas masyarakat untuk me-ngelola prasarana dan sarana. Efektivitas penggunaan prasarana dansarana air minum dan penyehatan lingkungan dapat dilihat dari dua halyaitu:
Kemudahan Penggunaan
Kemudahan penggunaan berkaitan erat dengan tingkat kemudahan
masyarakat dalam memanfaatkan prasarana dan sarana air minumdan penyehatan lingkungan. Dengan demikian, prasarana dansarana air minum dan penyehatan lingkungan yang dibangun dandimanfaatkan oleh kelompok masyarakat dan atau oleh perse-orangan/keluarga diharapkan berteknologi tepat guna, mudah di-operasikan dan dipelihara, mudah dimanfaatkan, serta berlokasidekat dengan lokasi aktivitas sehari-hari.
Kesetaraan
Kesetaraan (equity) berkaitan dengan suatu kondisi bahwaprasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan yangdibangun bermanfaat bagi setiap anggota masyarakat tanpa mem-bedakan tingkat (strata) sosial, jenis kelamin, suku, agama, dan ras.Melalui kesetaraan tersebut diharapkan masyarakat mempunyai pan-dangan yang sama untuk meningkatkan peranan masyarakat yangkurang beruntung serta perempuan dalam proses pembangunanprasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan. Selain
itu, peningkatan peranan masyarakat yang kurang beruntung danperempuan dalam proses pembangunan air minum dan penyehatanlingkungan merupakan upaya untuk mengubah perilaku mereka dariobyek pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan menjadisubyek pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan.
b.
-
-
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
9/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL-BM
3
3. Kebijakan Umum
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa tujuan pembangunan AMPL adalah
meningkatkan pembangunan, penyediaan, pemeliharaan dan meningkatkankehandalan dan keberlanjutan pelayanan prasarana dan sarana air minum
dan penyehatan lingkungan. Agar tujuan tersebut di atas dapat dicapai maka
diperlukan perubahan paradigma pembangunan yang dimanifestasikan
melalui perubahan kebijakan air minum dan penyehatan lingkungan yang
berdasar kepada:
Air Merupakan Benda Sosial dan Benda Ekonomi
Peranan air sebagai sumber kehidupan telah disadari semua lapisan
masyarakat, namun manifestasinya menimbulkan berbagai pandangan.
Hingga saat ini sebagian anggota masyarakat masih berpandangan
bahwa air sebagai sumber kehidupan semata-mata merupakan benda
sosial (public good) yang dapat diperoleh secara cuma-cuma serta tidak
mempunyai nilai ekonomi. Pandangan ini mengakibatkan masyarakat
tidak dapat menghargai air sebagai benda langka yang mempunyai nilai
ekonomi. Dampaknya adalah masyarakat mengeksploitasi air secara
bebas dan berlebihan serta tidak mempunyai keinginan untuk
melestarikan lingkungan dan sumber daya air baik kualitas maupun
kuantitasnya, dan kemacetan dalam pengembangan ilmu dan teknologi
untuk penggunaan kembali (reuse) dan pendaur-ulangan (recycle) air.
Untuk mengubah pandangan tersebut di atas diperlukan upaya kam-
panye publik (public campaign) kepada seluruh lapisan masyarakat
bahwa air merupakan benda langka yang mempunyai nilai ekonomi dan
memerlukan pengorbanan untuk mendapatkannya, baik berupa uangmaupun waktu. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
sisi lain dari air yaitu sebagai benda ekonomi maka diharapkan perilaku
masyarakat dalam memanfaatkan air akan berubah, lebih bijak dalam
mengeksploitasi air, lebih efisien dalam memanfaatkan air, mempunyai
keinginan untuk berkorban dalam mendapatkan air.
Sesuai dengan sifatnya sebagai benda ekonomi maka prinsip utama
dalam pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan adalah peng-
guna harus membayar atas pelayanan yang diperolehnya. Prinsip
tersebut mencerminkan pandangan bahwa yang dibayar oleh pengguna
adalah biaya atas kemudahan untuk memperoleh pelayanan air minum
dan penyehatan lingkungan.
a.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
10/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL-BM
4
Pilihan yang Diinformasikan Sebagai Dasar dalam Pendekatan Tanggap
Kebutuhan
Pendekatan tanggap kebutuhan (Demand Responsive Approach) me-nempatkan masyarakat pada posisi teratas dalam pengambilan kepu-
tusan, baik dalam hal pemilihan sistem yang akan dibangun, pola pen-
danaan, maupun tata cara pengelolaannya. Untuk meningkatkan efek-
tivitas pendekatan tanggap kebutuhan, pemerintah sebagai fasilitator
harus memberikan pilihan yang diinformasikan (informed choice) ke-
pada masyarakat. Pilihan yang diinformasikan tersebut menyangkut
seluruh aspek pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan,
seperti aspek teknologi, pembiayaan, lingkungan, sosial dan budaya,serta kelembagaan pengelolaan.
Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan
terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya
air didalamnya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan, dan kualitas hidup generasi masa kini dangenerasi masa depan.
Pembangunan air minum mulai dari sumber air, pengaliran air baku,
pengolahan air minum, jaringan distribusi air minum, sampai dengan
sambungan rumah dilaksanakan dengan mempertimbangkan kaidah
dan norma kelestarian lingkungan. Demikian juga, pembangunan
prasarana dan sarana penyehatan lingkungan, khususnya pengelolaan
limbah dan persampahan juga dilaksanakan mengikuti kaidah dan
norma kelestarian lingkungan. Dengan demikian diharapkan adanyasinergi antara upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan
upaya peningkatan kelestarian lingkungan.
Pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Agar pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan dapat berke-
lanjutan maka pembangunan prasarana dan sarana air minum dan
penyehatan lingkungan harus mampu mengubah perilaku masyarakatdalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan sebagai dasar
menuju kualitas hidup yang lebih baik.
b.
c.
d.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
11/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL-BM
5
Upaya yang dilakukan untuk mengubah perilaku masyarakat dilakukan
melalui pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai suatu sis-
tem yang menyeluruh (komprehensif) maka dalam pembangunan air
minum dan penyehatan lingkungan komponen pendidikan perilakuhidup bersih dan sehat merupakan komponen utama, selain komponen
fisik prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan.
Keberpihakan pada Masyarakat Miskin
Pada prinsipnya, seluruh masyarakat Indonesia berhak untuk menda-
patkan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan yang layak
dan terjangkau. Oleh sebab itu, dengan melihat keterbatasan yang di-miliki maka pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan harus
memperhatikan dan melibatkan secara aktif kelompok masyarakat
miskin dan kelompok masyarakat tidak beruntung lainnya dalam proses
pengambilan keputusan. Hal ini sebagai upaya agar mereka tidak ter-
abaikan dalam pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan,
sehingga kebutuhan air minum dan penyehatan lingkungan bagi kelom-
pok masyarakat miskin dan kelompok masyarakat tidak beruntung lain-
nya dapat terpenuhi secara layak, adil, dan terjangkau.
Peran Perempuan dalam Pengambilan Keputusan
Peranan perempuan untuk memenuhi kebutuhan air minum dan penye-
hatan lingkungan untuk kepentingan sehari-hari sangat dominan.
Sebagai pihak yang langsung berhubungan dengan pemanfaatan
prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan, perem-
puan lebih mengetahui yang mereka butuhkan dalam hal kemudahan
mendapatkan air dan kemudahan mempergunakan prasarana dansarana.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh UNICEF dengan Bank Dunia ter-
hadap proyek-proyek air minum dan penyehatan lingkungan di
Indonesia, pelibatan perempuan dalam proses pembangunan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan prasarana dan sarana air
minum dan penyehatan lingkungan terbukti meningkatkan keberlanjutan
pelayanan prasarana dan sarana yang dibangun. Sehingga sudahsewajarnya menempatkan perempuan sebagai pelaku utama dalam
pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan.
e.
f.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
12/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL-BM
6
Menempatkan perempuan sebagai pelaku utama diartikan sebagai
keikutsertaan mereka secara aktif dalam menemukenali persoalan
pokok air minum dan penyehatan lingkungan, mengidentifikasi penye-
babnya, mengemukakan usulan pemecahan, dan mengambil keputusanuntuk memecahkan persoalan pokok.
Akuntabilitas Proses Pembangunan
Dalam era desentralisasi dan keterbukaan maka pembangunan air
minum dan penyehatan lingkungan harus menempatkan masyarakat
sasaran tidak lagi sebagai obyek pembangunan namun sebagai subyek
pembangunan. Kebijakan ini sekaligus bertujuan meningkatkan rasamemiliki masyarakat terhadap prasarana dan sarana air minum dan
penyehatan lingkungan yang dibangun serta meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengenali lebih dini sistem pengelolaannya.
Prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam pembangunan air
minum dan penyehatan lingkungan mempunyai sasaran akhir
masyarakat yang berkemampuan mengoperasikan, memelihara, me-
ngelola, dan mengembangkan prasarana dan sarana yang telah di-
bangun. Untuk itu, pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan
harus lebih terbuka, transparan, serta memberikan peluang kepada
semua pelaku untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan air
minum dan penyehatan lingkungan sesuai dengan kemampuan sumber
daya yang ada pada seluruh tahapan pembangunan, mulai dari pe-
rencanaan, pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan, dan pengem-
bangan pelayanan.
Peran Pemerintah Sebagai Fasilitator
Pemberdayaan diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang untuk memandirikan masyarakat lewat perwu-
judan potensi dan kemampuan yang mereka miliki atas dasar prakarsa
dan kreativitas. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 22 tahun
1999 pasal 92 ayat 2, dinyatakan bahwa pemberdayaan diartikan se-
bagai upaya meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam peren-
canaan, pelaksanaan, dan kepemilikan dari prasarana dan sarana yangdibangun. Selaras dengan pengertian tersebut maka peranan peme-
rintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dalam pro-
ses pemberdayaan masyarakat adalah sebagai fasilitator, bukan se-
bagai penyedia (provider).
g.
h.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
13/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL-BM
7
Sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat, pemerintah dapat mem-
beri kesempatan kepada pihak lain yang berkompeten serta mendorong
inovasi untuk meningkatkan pelayanan air minum dan penyehatan
lingkungan.
Peranan pemerintah khususnya pemerintah kabupaten dan kota se-
bagai fasilitator sangat penting dalam kegiatan pembangunan air minum
dan penyehatan lingkungan. Fasilitasi tidak diartikan sebagai pemberian
prasarana dan sarana fisik maupun subsidi langsung, namun pemerin-
tah harus memberikan bimbingan teknis dan non teknis secara terus
menerus kepada masyarakat yang sifatnya mendorong dan mem-
berdayakan masyarakat agar mereka dapat merencanakan, memba-ngun, dan mengelola sendiri prasarana dan sarana air minum dan
penyehatan lingkungan serta melaksanakan secara mandiri kegiatan
pendukung lainnya. Dalam upaya mengoptimalkan peran daerah seba-
gai fasilitator, daerah juga perlu mendorong partisipasi pihak lain yang
berkompeten dalam pembangunan prasarana dan sarana air minum
dan penyehatan lingkungan, seperti pihak swasta dan lembaga swa-
daya masyarakat. Daerah juga perlu mendorong terjadinya koordinasi
dan kerjasama antar wilayah dalam pelayanan air minum dan penye-hatan lingkungan yang melibatkan dua atau lebih wilayah yang ber-
beda. Penting juga diperhatikan adalah kesiapan pemerintah daerah
dalam menyediakan data dan informasi yang mudah diakses oleh
masyarakat serta berperan sebagai mitra konsultasi dalam pemba-
ngunan air minum dan penyehatan lingkungan.
Upaya-upaya pemberdayaan masyarakat yang telah berjalan selama
ini, baik yang dilakukan oleh masyarakat sendiri, organisasi masyarakat
setempat, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat perluterus dikembangkan.
Peran Aktif Masyarakat
Seluruh masyarakat harus terlibat secara aktif dalam setiap tahapan
pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan. Namun demikian
mengingat keterbatasan ruang dan waktu maka keterlibatan tersebut
dapat melalui mekanisme perwakilan yang demokratis serta men-cerminkan dan merepresentasikan keinginan dan kebutuhan mayoritas
masyarakat.
i.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
14/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL-BM
8
Pelayanan Optimal dan Tepat Sasaran
Pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan harus optimal dan
tepat sasaran. Yang dimaksud dengan optimal adalah kualitaspelayanan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, dan
nyaman serta terjangkau semua lapisan masyarakat. Oleh sebab itu,
pilihan jenis pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan harus
ditawarkan kepada masyarakat pengguna agar masyarakat dapat
memanfaatkannya sesuai dengan pilihannya. Tepat sasaran diartikan
sebagai cakupan pelayanan prasarana dan sarana air minum dan
penyehatan lingkungan yang dibangun sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi oleh masyarakat.
Penerapan Prinsip Pemulihan Biaya
Kapasitas dan kemampuan anggaran pemerintah (pusat dan daerah)
yang ada tidak mencukupi untuk terus membangun dan mengelola
prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan bagi selu-
ruh masyarakat. Untuk menunjang keberlanjutan pelayanan maka pem-
bangunan dan pengelolaan pelayanan air minum dan penyehatanlingkungan perlu memperhatikan prinsip pemulihan biaya (cost reco-
very). Dengan demikian, pembangunan air minum dan penyehatan
lingkungan yang berbasis masyarakat perlu memperhitungkan seluruh
komponen biaya dalam pembangunan mulai biaya perencanaan, pem-
bangunan fisik, dan operasi pemeliharaan serta penyusutannya (depre-
ciation). Besaran iuran atas pelayanan air untuk menutup minimal biaya
operasional, harus disepakati oleh masyarakat pengguna sesuai den-
gan tingkat kemampuan/daya beli masyarakat setempat (miskin,
menengah, dan kaya).
Untuk itu dalam tahapan pembangunan air minum dan penyehatan
lingkungan penerapan prinsip pemulihan biaya harus dikomunikasikan
secara terbuka kepada semua pihak yang berkepentingan (stake-
holders) terutama masyarakat pengguna, agar mereka mengetahui
besarnya nilai investasi dalam pembangunan prasarana dan sarana
tersebut. Selanjutnya diharapkan masyarakat dapat memilih alternatif
sistem yang terjangkau dan masyarakat memiliki pemahaman untukmemelihara prasarana dan sarana yang dibangun.
j.
k.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
15/143
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2004
TENTANG
SUMBER DAYA AIR
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
16/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
9
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2004
TENTANG
SUMBER DAYA AIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha
Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejah-
teraan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam segala bidang;
bahwa dalam menghadapi ketidakseimbangan antara keterse-
diaan air yang cenderung menurun dan kebutuhan air yang
semakin meningkat, sumber daya air wajib dikelola dengan
memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi
secara selaras;
bahwa pengelolaan sumber daya air perlu diarahkan untuk
mewujudkan sinergi dan keterpaduan yang harmonis antar-
wilayah, antarsektor, dan antargenerasi;
bahwa sejalan dengan semangat demokratisasi, desentrali-
sasi, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan ber-
masyarakat, berbangsa, dan bernegara, masyarakat perlu
diberi peran dalam pengelolaan sumber daya air;
bahwa Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan
keadaan, dan perubahan dalam kehidupan masyarakat
sehingga perlu diganti dengan undang-undang yang baru;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, b, c, d, dan e perlu dibentuk undang-undang
tentang sumber daya air;
Mengingat : ...
a.
b.
c.
d.
e.
f.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
17/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
10
Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 20 ayat (2), Pasal
22 huruf D ayat (1), ayat (2), ayat (3), Pasal 33 ayat (3) dan ayat
(5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG SUMBER DAYA AIR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang
terkandung di dalamnya.
Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di
bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air per-
mukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada per-
mukaan tanah.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau ba-
tuan di bawah permukaan tanah.
Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan
yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah.
6. Daya ...
1.
2.
3.
4.
5.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
18/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
11
Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/ataupada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupunkerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta
lingkungannya.
Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan,melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyeleng-garaan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya rusak air.
Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasardalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendaya-gunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Rencana pengelolaan sumber daya air adalah hasil peren-canaan secara menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untukmenyelenggarakan pengelolaan sumber daya air.
Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau
pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan2.000 km2.
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang meru-pakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya,yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan airyang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secaraalami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis danbatas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih ter-
pengaruh aktivitas daratan.
Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi olehbatas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologisseperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan airtanah berlangsung.
Hak guna air adalah hak untuk memperoleh dan memakai ataumengusahakan air untuk berbagai keperluan.
Hak guna pakai air adalah hak untuk memperoleh dan memakaiair.
15. Hak ...
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
19/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
12
Hak guna usaha air adalah hak untuk memperoleh dan me-ngusahakan air.
Pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta perangkatdaerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah.
Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah perangkatNegara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas Presidenbeserta para menteri.
Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keber-adaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber
daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitasyang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baikpada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Pendayagunaan sumber daya air adalah upaya penatagunaan,penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaansumber daya air secara optimal agar berhasil guna dan berdayaguna.
Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah,menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingku-ngan yang disebabkan oleh daya rusak air.
Daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan kehi-dupan.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukantindakan yang akan dilakukan secara terkoordinasi dan terarah
dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan sumber daya air.
Operasi adalah kegiatan pengaturan, pengalokasian, sertapenyediaan air dan sumber air untuk mengoptimalkan peman-faatan prasarana sumber daya air.
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk merawat sumber air danprasarana sumber daya air yang ditujukan untuk menjamin
kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber daya air.
25. Prasarana ...
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
20/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
13
Prasarana sumber daya air adalah bangunan air besertabangunan lain yang menunjang kegiatan pengelolaan sumberdaya air, baik langsung maupun tidak langsung.
Pengelola sumber daya air adalah institusi yang diberi we-wenang untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air.
Pasal 2
Sumber daya air dikelola berdasarkan asas kelestarian, kese-imbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian,keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas.
Pasal 3
Sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, danberwawasan lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkankemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk se-besar-besar kemakmuran rakyat.
Pasal 4
Sumber daya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan hidup,dan ekonomi yang diselenggarakan dan diwujudkan secaraselaras.
Pasal 5
Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagikebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehi-dupannya yang sehat, bersih, dan produktif.
Pasal 6
Sumber daya air dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuksebesar-besar kemakmuran rakyat.
Penguasaan sumber daya air sebagaimana dimaksud padaayat (1) diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintahdaerah dengan tetap mengakui hak ulayat masyarakat hukum
adat setempat dan hak yang serupa dengan itu, sepanjang tidakbertentangan dengan kepentingan nasional dan peraturanperundang-undangan.
(3) Hak ...
25.
26.
(1)
(2)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
21/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
14
Hak ulayat masyarakat hukum adat atas sumber daya air se-bagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap diakui sepanjangkenyataannya masih ada dan telah dikukuhkan dengan per-
aturan daerah setempat.
Atas dasar penguasaan negara sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditentukan hak guna air.
Pasal 7
Hak guna air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4)berupa hak guna pakai air dan hak guna usaha air.
Hak guna air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapatdisewakan atau dipindahtangankan, sebagian atau seluruhnya.
Pasal 8
Hak guna pakai air diperoleh tanpa izin untuk memenuhi kebu-tuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan bagi pertanianrakyat yang berada di dalam sistem irigasi.
Hak guna pakai air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memerlukan izin apabila:
cara menggunakannya dilakukan dengan mengubah kondisialami sumber air;
ditujukan untuk keperluan kelompok yang memerlukan airdalam jumlah besar; atau
digunakan untuk pertanian rakyat di luar sistem irigasi yangsudah ada.
Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan olehPemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewe-nangannya.
Hak guna pakai air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi hak untuk mengalirkan air dari atau ke tanahnya melaluitanah orang lain yang berbatasan dengan tanahnya.
Pasal 9 ...
(3)
(4)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
b.
c.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
22/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
15
Pasal 9
Hak guna usaha air dapat diberikan kepada perseorangan atau
badan usaha dengan izin dari Pemerintah atau pemerintahdaerah sesuai dengan kewenangannya.
Pemegang hak guna usaha air dapat mengalirkan air di atastanah orang lain berdasarkan persetujuan dari pemegang hakatas tanah yang bersangkutan.
Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat be-rupa kesepakatan ganti kerugian atau kompensasi.
Pasal 10
Ketentuan mengenai hak guna air sebagaimana dimaksuddalam Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah.
Pasal 11
Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber dayaair yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnyabagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang kehidupandisusun pola pengelolaan sumber daya air.
Pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disusun berdasarkan wilayah sungai denganprinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah.
Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan melibatkan peranmasyarakat dan dunia usaha seluas-luasnya.
Pola pengelolaan sumber daya air didasarkan pada prinsipkeseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaansumber daya air.
Ketentuan mengenai penyusunan pola pengelolaan sumber
daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebihlanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 12 ...
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
23/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
16
Pasal 12
Pengelolaan air permukaan didasarkan pada wilayah sungai.
Pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air tanah.
Ketentuan mengenai pengelolaan air permukaan dan penge-lolaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
BAB II
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 13
Wilayah sungai dan cekungan air tanah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan denganKeputusan Presiden.
Presiden menetapkan wilayah sungai dan cekungan air tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikanpertimbangan Dewan Sumber Daya Air Nasional.
Penetapan wilayah sungai sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota, wilayahsungai lintas kabupaten/kota, wilayah sungai lintas provinsi,wilayah sungai lintas negara, dan wilayah sungai strategisnasional.
Penetapan cekungan air tanah sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi cekungan air tanah dalam satu kabupaten/kota,cekungan air tanah lintas kabupaten/kota, cekungan air tanahlintas provinsi, dan cekungan air tanah lintas negara.
Ketentuan mengenai kriteria dan tata cara penetapan wilayahsungai dan cekungan air tanah diatur lebih lanjut dengan per-aturan pemerintah.
Pasal 14
Wewenang dan tanggung jawab Pemerintah meliputi:
a. menetapkan ...
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
24/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
17
menetapkan kebijakan nasional sumber daya air;
menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayahsungai strategis nasional;
menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air padawilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, danwilayah sungai strategis nasional;
menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air padawilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan
wilayah sungai strategis nasional;
melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayahsungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayahsungai strategis nasional;
mengatur, menetapkan, dan memberi izin atas penyediaan,peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya airpada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas
negara, dan wilayah sungai strategis nasional;
mengatur, menetapkan, dan memberi rekomendasi teknis ataspenyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan airtanah pada cekungan air tanah lintas provinsi dan cekungan airtanah lintas negara;
membentuk Dewan Sumber Daya Air Nasional, dewan sumberdaya air wilayah sungai lintas provinsi, dan dewan sumber daya
air wilayah sungai strategis nasional;
memfasilitasi penyelesaian sengketa antarprovinsi dalampengelolaan sumber daya air;
menetapkan norma, standar, kriteria, dan pedoman penge-lolaan sumber daya air;
menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelak-
sanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintasprovinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayah sungaistrategis nasional; dan
l. memberikan ...
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
25/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
18
memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan sumber dayaair kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Pasal 15
Wewenang dan tanggung jawab pemerintah provinsi meliputi:
menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air di wilayah-nya berdasarkan kebijakan nasional sumber daya air denganmemperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya;
menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai lintas kabupaten/kota;
menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air padawilayah sungai lintas kabupaten/kota dengan memperhatikankepentingan provinsi sekitarnya;
menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air padawilayah sungai lintas kabupaten/kota;
melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayahsungai lintas kabupaten/kota dengan memperhatikan kepen-tingan provinsi sekitarnya;
mengatur, menetapkan, dan memberi izin atas penyediaan,peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya airpada wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
mengatur, menetapkan, dan memberi rekomendasi teknis ataspenyediaan, pengambilan, peruntukan, penggunaan dan pe-ngusahaan air tanah pada cekungan air tanah lintas kabu-paten/kota;
membentuk dewan sumber daya air atau dengan nama lain ditingkat provinsi dan/atau pada wilayah sungai lintas kabu-paten/kota;
memfasilitasi penyelesaian sengketa antar kabupaten/kotadalam pengelolaan sumber daya air;
membantu kabupaten/kota pada wilayahnya dalam memenuhikebutuhan pokok masyarakat atas air;
k. menjaga ...
l.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
26/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
19
menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelak-sanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintaskabupaten/kota; dan
memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan sumber dayaair kepada pemerintah kabupaten/kota.
Pasal 16
Wewenang dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kotameliputi :
menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air di wilayah-nya berdasarkan kebijakan nasional sumber daya air dan ke-bijakan pengelolaan sumber daya air provinsi dengan mem-perhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya;
menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayahsungai dalam satu kabupaten/kota;
menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota dengan mem-perhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya;
menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air padawilayah sungai dalam satu kabupaten/kota;
melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayahsungai dalam satu kabupaten/kota dengan memperhatikankepentingan kabupaten/kota sekitarnya;
mengatur, menetapkan, dan memberi izin penyediaan, per-untukan, penggunaan, dan pengusahaan air tanah di wilayah-nya serta sumber daya air pada wilayah sungai dalam satukabupaten/kota;
membentuk dewan sumber daya air atau dengan nama lain ditingkat kabupaten/kota dan/atau pada wilayah sungai dalamsatu kabupaten/kota;
memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas air bagimasyarakat di wilayahnya; dan
i. menjaga ...
k.
l.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
27/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
20
menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelak-sanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungaidalam satu kabupaten/kota.
Pasal 17
Wewenang dan tanggung jawab pemerintah desa atau yangdisebut dengan nama lain meliputi:
mengelola sumber daya air di wilayah desa yang belum di-laksanakan oleh masyarakat dan/atau pemerintahan di atasnyadengan mempertimbangkan asas kemanfaatan umum;
menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelak-sanaan pengelolaan sumber daya air yang menjadi kewe-nangannya;
memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari warga desaatas air sesuai dengan ketersediaan air yang ada; dan
memperhatikan kepentingan desa lain dalam melaksanakan
pengelolaan sumber daya air di wilayahnya.
Pasal 18
Sebagian wewenang Pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dapat di-selenggarakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan per-aturan perundang-undangan.
Pasal 19
Dalam hal pemerintah daerah belum dapat melaksanakansebagian wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal15 dan Pasal 16, pemerintah daerah dapat menyerahkan we-wenang tersebut kepada pemerintah di atasnya sesuai denganperaturan perundang-undangan.
Pelaksanaan sebagian wewenang pengelolaan sumber daya air
oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal15 dan Pasal 16 wajib diambil oleh pemerintah di atasnya dalamhal:
a. pemerintah ...
i.
a.
b.
c.
d.
(1)
(2)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
28/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
21
pemerintah daerah tidak melaksanakan sebagian wewenangpengelolaan sumber daya air sehingga dapat memba-hayakan kepentingan umum; dan/atau
adanya sengketa antarprovinsi atau antarkabupaten/kota.
BAB IIIKONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Pasal 20
Konservasi sumber daya air ditujukan untuk menjaga kelang-sungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsisumber daya air.
Konservasi sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestariansumber air, pengawetan air, serta pengelolaan kualitas air danpengendalian pencemaran air dengan mengacu pada pola pe-ngelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada setiap wilayah
sungai.
Ketentuan tentang konservasi sumber daya air sebagaimanadimaksud pada ayat (2) menjadi salah satu acuan dalam pe-rencanaan tata ruang.
Pasal 21
Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk me-
lindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan keber-adaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkanoleh daya alam, termasuk kekeringan dan yang disebabkanoleh tindakan manusia.
Perlindungan dan pelestarian sumber air sebagaimana dimak-sud pada ayat (1) dilakukan melalui:
pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah
tangkapan air;
pengendalian pemanfaatan sumber air;
c. pengisian ...
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
a.
b.
a.
b.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
29/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
22
pengisian air pada sumber air;
pengaturan prasarana dan sarana sanitasi;
perlindungan sumber air dalam hubungannya dengankegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sum-ber air;
pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu;
pengaturan daerah sempadan sumber air;
rehabilitasi hutan dan lahan; dan/atau
pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dankawasan pelestarian alam.
Upaya perlindungan dan pelestarian sumber air sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dijadikan dasar dalam penatagunaanlahan.
Perlindungan dan pelestarian sumber air dilaksanakan secaravegetatif dan/atau sipil teknis melalui pendekatan sosial, eko-nomi, dan budaya.
Ketentuan mengenai perlindungan dan pelestarian sumber airsebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah.
Pasal 22
Pengawetan air ditujukan untuk memelihara keberadaan danketersediaan air atau kuantitas air, sesuai dengan fungsi danmanfaatnya.
Pengawetan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan cara:
menyimpan air yang berlebihan di saat hujan untuk dapatdimanfaatkan pada waktu diperlukan;
menghemat air dengan pemakaian yang efisien dan efektif;dan/atau
c. mengendalikan ...
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
a.
b.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
30/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
23
mengendalikan penggunaan air tanah.
Ketentuan mengenai pengawetan air sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 23
Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air di-tujukan untuk mempertahankan dan memulihkan kualitas airyang masuk dan yang ada pada sumber-sumber air.
Pengelolaan kualitas air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas air pada sumberair dan prasarana sumber daya air.
Pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan cara mencegah masuknya pen-cemaran air pada sumber air dan prasarana sumber daya air.
Ketentuan mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalianpencemaran air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 24
Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatanyang mengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya,mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkanpencemaran air.
Pasal 25
Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada sungai, danau,waduk, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi, daerah tang-kapan air, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam,kawasan hutan, dan kawasan pantai.
Pengaturan konservasi sumber daya air yang berada di dalamkawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan
hutan, dan kawasan pantai diatur berdasarkan peraturan per-undang-undangan.
(3) Ketentuan ...
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
c.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
31/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
24
Ketentuan mengenai pelaksanaan konservasi sumber daya airsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah.
BAB IVPENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Pasal 26
Pendayagunaan sumber daya air dilakukan melalui kegiatanpenatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan
pengusahaan sumber daya air dengan mengacu pada polapengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada setiapwilayah sungai.
Pendayagunaan sumber daya air ditujukan untuk meman-faatkan sumber daya air secara berkelanjutan dengan meng-utamakan pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan masyarakatsecara adil.
Pendayagunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud padaayat (1) dikecualikan pada kawasan suaka alam dan kawasanpelestarian alam.
Pendayagunaan sumber daya air diselenggarakan secara ter-padu dan adil, baik antarsektor, antarwilayah maupunantarkelompok masyarakat dengan mendorong pola kerjasama.
Pendayagunaan sumber daya air didasarkan pada keterkaitanantara air hujan, air permukaan, dan air tanah dengan meng-utamakan pendayagunaan air permukaan.
Setiap orang berkewajiban menggunakan air sehemat mungkin.
Pendayagunaan sumber daya air dilakukan dengan meng-utamakan fungsi sosial untuk mewujudkan keadilan denganmemperhatikan prinsip pemanfaat air membayar biaya jasa
pengelolaan sumber daya air dan dengan melibatkan peranmasyarakat.
Pasal 27 ...
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
32/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
25
Pasal 27
Penatagunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (1) ditujukan untuk menetapkan zona peman-faatan sumber air dan peruntukan air pada sumber air.
Penetapan zona pemanfaatan sumber air sebagaimana dimak-sud pada ayat (1) merupakan salah satu acuan untukpenyusunan atau perubahan rencana tata ruang wilayah danrencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungaiyang bersangkutan.
Penetapan zona pemanfaatan sumber daya air dilakukandengan:
mengalokasikan zona untuk fungsi lindung dan budi daya;
menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran secarateknis hidrologis;
memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi oleh garis
sempadan sumber air;
memperhatikan kepentingan berbagai jenis pemanfaatan;
melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain yangberkepentingan; dan
memperhatikan fungsi kawasan.
Ketentuan dan tata cara penetapan zona sumber air diatur lebihlanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 28
Penetapan peruntukan air pada sumber air sebagaimanadimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) pada setiap wilayah sungaidilakukan dengan memperhatikan:
daya dukung sumber air;
jumlah dan penyebaran penduduk serta proyeksi pertum-buhannya;
c. perhitungan ...
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
33/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
26
perhitungan dan proyeksi kebutuhan sumber daya air; dan
pemanfaatan air yang sudah ada.
Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pengawasanpelaksanaan ketentuan peruntukan air sebagaimana dimaksudpada ayat (1).
Ketentuan mengenai penetapan peruntukan air sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturanpemerintah.
Pasal 29
Penyediaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalamPasal 26 ayat (1) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air dandaya air serta memenuhi berbagai keperluan sesuai dengankualitas dan kuantitas.
Penyediaan sumber daya air dalam setiap wilayah sungai dilak-sanakan sesuai dengan penatagunaan sumber daya air yang
ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan pokok, sanitasi lingku-ngan, pertanian, ketenagaan, industri, pertambangan, per-hubungan, kehutanan dan keanekaragaman hayati, olahraga,rekreasi dan pariwisata, ekosistem, estetika, serta kebutuhanlain yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-haridan irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang
sudah ada merupakan prioritas utama penyediaan sumber dayaair di atas semua kebutuhan.
Urutan prioritas penyediaan sumber daya air selain seba-gaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan pada setiapwilayah sungai oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuaidengan kewenangannya.
Apabila penetapan urutan prioritas penyediaan sumber daya air
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menimbulkan kerugianbagi pemakai sumber daya air, Pemerintah atau pemerintahdaerah wajib mengatur kompensasi kepada pemakainya.
(6) Penyediaan ...
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
c.
d.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
34/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
27
Penyediaan sumber daya air sebagaimana dimaksud padaayat (2) direncanakan dan ditetapkan sebagai bagian dalamrencana pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah
sungai oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengankewenangannya.
Pasal 30
Penyediaan sumber daya air dilaksanakan berdasarkanrencana pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan padasetiap wilayah sungai.
Pemerintah atau pemerintah daerah dapat mengambil tindakanpenyediaan sumber daya air untuk memenuhi kepentinganyang mendesak berdasarkan perkembangan keperluan dankeadaan setempat.
Pasal 31
Ketentuan mengenai penyediaan sumber daya air se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dan Pasal 30 diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 32
Penggunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalamPasal 26 ayat (1) ditujukan untuk pemanfaatan sumber daya airdan prasarananya sebagai media dan/atau materi.
Penggunaan sumber daya air dilaksanakan sesuai penata-gunaan dan rencana penyediaan sumber daya air yang telahditetapkan dalam rencana pengelolaan sumber daya air wilayahsungai bersangkutan.
Penggunaan air dari sumber air untuk memenuhi kebutuhanpokok sehari-hari, sosial, dan pertanian rakyat dilarang menim-bulkan kerusakan pada sumber air dan lingkungannya atauprasarana umum yang bersangkutan.
Penggunaan air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
yang dilakukan melalui prasarana sumber daya air harus de-ngan persetujuan dari pihak yang berhak atas prasarana yangbersangkutan.
(5) Apabila ...
(6)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
35/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
28
Apabila penggunaan air sebagaimana dimaksud pada ayat (3)ternyata menimbulkan kerusakan pada sumber air, yangbersangkutan wajib mengganti kerugian.
Dalam penggunaan air, setiap orang atau badan usaha ber-upaya menggunakan air secara daur ulang dan menggunakankembali air.
Ketentuan mengenai penggunaan sumber daya air se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah.
Pasal 33
Dalam keadaan memaksa, Pemerintah dan/atau pemerintahdaerah mengatur dan menetapkan penggunaan sumber dayaair untuk kepentingan konservasi, persiapan pelaksanaan kon-struksi, dan pemenuhan prioritas penggunaan sumber daya air.
Pasal 34
Pengembangan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalamPasal 26 ayat (1) pada wilayah sungai ditujukan untuk pe-ningkatan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhikebutuhan air baku untuk rumah tangga, pertanian, industri,pariwisata, pertahanan, pertambangan, ketenagaan, perhubu-ngan, dan untuk berbagai keperluan lainnya.
Pengembangan sumber daya air sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan tanpa merusak keseimbangan lingkunganhidup.
Pengembangan sumber daya air sebagaimana dimaksud padaayat (1) diselenggarakan berdasarkan rencana pengelolaansumber daya air dan rencana tata ruang wilayah yang telah di-tetapkan dengan mempertimbangkan:
daya dukung sumber daya air ;
kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat ;
kemampuan pembiayaan; dan
kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumber air.
(4) Pelaksanaan ...
(5)
(6)
(7)
(1)
(2)
(3)
a.
b.
c.
d.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
36/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
29
Pelaksanaan pengembangan sumber daya air sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui konsultasi publik,melalui tahapan survei, investigasi, dan perencanaan, serta
berdasarkan pada kelayakan teknis, lingkungan hidup, danekonomi.
Potensi dampak yang mungkin timbul akibat dilaksanakannyapengembangan sumber daya air sebagaimana dimaksud padaayat (2) harus ditangani secara tuntas dengan melibatkanberbagai pihak yang terkait pada tahap penyusunan rencana.
Pasal 35
Pengembangan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalamPasal 34 ayat (1) meliputi:
air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber airpermukaan lainnya;
air tanah pada cekungan air tanah;
air hujan; dan
air laut yang berada di darat.
Pasal 36
Pengembangan air permukaan pada sungai, danau, rawa, dansumber air permukaan lainnya sebagaimana dimaksud dalamPasal 35 huruf a dilaksanakan dengan memperhatikan karak-
teristik dan fungsi sumber air yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai pengembangan sungai, danau, rawa, dansumber air permukaan lainnya diatur lebih lanjut dengan per-aturan pemerintah.
Pasal 37
Air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf b me-
rupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya ter-batas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yangluas serta pemulihannya sulit dilakukan.
(2) Pengembangan ...
(4)
(5)
(1)
(2)
(1)
a.
b.
c.
d.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
37/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
30
Pengembangan air tanah pada cekungan air tanah dilakukansecara terpadu dalam pengembangan sumber daya air padawilayah sungai dengan upaya pencegahan terhadap kerusakan
air tanah.
Ketentuan mengenai pengembangan air tanah diatur lebih lan-jut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 38
Pengembangan fungsi dan manfaat air hujan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 35 huruf c dilaksanakan dengan
mengembangkan teknologi modifikasi cuaca.
Badan usaha dan perseorangan dapat melaksanakan peman-faatan awan dengan teknologi modifikasi cuaca setelah mem-peroleh izin dari Pemerintah.
Ketentuan mengenai pemanfaatan awan untuk teknologi modi-fikasi cuaca diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 39
Pengembangan fungsi dan manfaat air laut yang berada didarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf d dilakukandengan memperhatikan fungsi lingkungan hidup.
Badan usaha dan perseorangan dapat menggunakan air lautyang berada di darat untuk kegiatan usaha setelah memperolehizin pengusahaan sumber daya air dari Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah.
Ketentuan mengenai pemanfaatan air laut yang berada di daratdiatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 40
Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tanggasebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dilakukan de-
ngan pengembangan sistem penyediaan air minum.
(2) Pengembangan ...
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
38/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
31
Pengembangan sistem penyediaan air minum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Pemerintahdan pemerintah daerah.
Badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerahmerupakan penyelenggara pengembangan sistem penyediaanair minum.
Koperasi, badan usaha swasta, dan masyarakat dapat ber-peran serta dalam penyelenggaraan pengembangan sistempenyediaan air minum.
Pengaturan terhadap pengembangan sistem penyediaan airminum bertujuan untuk:
terciptanya pengelolaan dan pelayanan air minum yangberkualitas dengan harga yang terjangkau;
tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumendan penyedia jasa pelayanan; dan
meningkatnya efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
Pengaturan pengembangan sistem penyediaan air minumsebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) danayat (4) diselenggarakan secara terpadu dengan pengem-bangan prasarana dan sarana sanitasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 21 ayat (2) huruf d.
Untuk mencapai tujuan pengaturan pengembangan sistempenyediaan air minum dan sanitasi sebagaimana dimaksudpada ayat (5) dan ayat (6), Pemerintah dapat membentuk badanyang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada menteriyang membidangi sumber daya air.
Ketentuan pengembangan sistem penyediaan air minum,badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerahpenyelenggara pengembangan sistem penyediaan air minum,peran serta koperasi, badan usaha swasta, dan masyarakatdalam penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air
minum, dan pembentukan badan sebagaimana dimaksud padaayat (1), ayat (3), ayat (4), dan ayat (7) diatur lebih lanjutdengan peraturan pemerintah.
Pasal 41 ...
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
a.
b.
c.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
39/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
32
Pasal 41
Pemenuhan kebutuhan air baku untuk pertanian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dilakukan dengan pengem-bangan sistem irigasi.
Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder menjadiwewenang dan tanggung jawab Pemerintah dan pemerintahdaerah dengan ketentuan:
pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder lintasprovinsi menjadi wewenang dan tanggung jawab
Pemerintah;
pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder lintaskabupaten/kota menjadi wewenang dan tanggung jawabpemerintah provinsi;
pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder yang utuhpada satu kabupaten/kota menjadi wewenang dan tanggung
jawab pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan.
Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggungjawab perkumpulan petani pemakai air.
Pengembangan sistem irigasi sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat.
Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder dapatdilakukan oleh perkumpulan petani pemakai air atau pihak lain
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Ketentuan mengenai pengembangan sistem irigasi diatur lebihlanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 42
Pengembangan sumber daya air untuk industri dan pertamba-ngan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan air baku dalam proses pengolahandan/atau eksplorasi .
(2) Ketentuan ...
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
a.
b.
c.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
40/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
33
Ketentuan mengenai pengembangan sumber daya air untukindustri dan pertambangan diatur lebih lanjut dengan peraturanpemerintah.
Pasal 43
Pengembangan sumber daya air untuk keperluan ketenagaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dapatdilakukan untuk memenuhi keperluan sendiri dan untuk di-usahakan lebih lanjut.
Ketentuan mengenai pengembangan sumber daya air untuk
ketenagaan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 44
Pengembangan sumber daya air untuk perhubungan seba-gaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dapat dilakukanpada sungai, danau, waduk, dan sumber air lainnya.
Ketentuan mengenai pengembangan sumber daya air sebagai
jaringan prasarana angkutan diatur lebih lanjut dengan per-aturan pemerintah.
Pasal 45
Pengusahaan sumber daya air diselenggarakan dengan mem-perhatikan fungsi sosial dan kelestarian lingkungan hidup.
Pengusahaan sumber daya air permukaan yang meliputi satuwilayah sungai hanya dapat dilaksanakan oleh badan usahamilik negara atau badan usaha milik daerah di bidang penge-lolaan sumber daya air atau kerja sama antara badan usahamilik negara dengan badan usaha milik daerah.
Pengusahaan sumber daya air selain sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dapat dilakukan oleh perseorangan, badan usaha,atau kerja sama antar badan usaha berdasarkan izin pengu-sahaan dari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengankewenangannya.
Pengusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapatberbentuk:
a. penggunaan ...
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
41/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
34
penggunaan air pada suatu lokasi tertentu sesuai per-syaratan yang ditentukan dalam perizinan;
pemanfaatan wadah air pada suatu lokasi tertentu sesuaipersyaratan yang ditentukan dalam perizinan; dan/atau
pemanfaatan daya air pada suatu lokasi tertentu sesuai per-syaratan yang ditentukan dalam perizinan.
Pasal 46
Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewena-
ngannya, mengatur dan menetapkan alokasi air pada sumberair untuk pengusahaan sumber daya air oleh badan usaha atauperseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3).
Alokasi air untuk pengusahaan sumber daya air sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus didasarkan pada rencana alokasiair yang ditetapkan dalam rencana pengelolaan sumber dayaair wilayah sungai bersangkutan.
Alokasi air untuk pengusahaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan dalam izin pengusahaan sumber daya airdari Pemerintah atau pemerintah daerah.
Dalam hal rencana pengelolaan sumber daya air belum ditetap-kan, izin pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungaiditetapkan berdasarkan alokasi air sementara.
Pasal 47
Pemerintah wajib melakukan pengawasan mutu pelayananatas:
badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah pe-ngelola sumber daya air; dan b. badan usaha lain dan per-seorangan sebagai pemegang izin pengusahaan sumberdaya air.
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib memfasilitasi
pengaduan masyarakat atas pelayanan dari badan usaha danperseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Badan ...
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
a.
b.
c.
a.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
42/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
35
Badan usaha dan perseorangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) wajib ikut serta melakukan kegiatan konservasi sumberdaya air dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di se-
kitarnya.
Rencana pengusahaan sumber daya air dilakukan melalui kon-sultasi publik.
Pengusahaan sumber daya air diselenggarakan dengan men-dorong keikutsertaan usaha kecil dan menengah.
Pasal 48
Pengusahaan sumber daya air dalam suatu wilayah sungaiyang dilakukan dengan membangun dan/atau menggunakansaluran distribusi hanya dapat digunakan untuk wilayah sungailainnya apabila masih terdapat ketersediaan air yang melebihikeperluan penduduk pada wilayah sungai yang bersangkutan.
Pengusahaan sumber daya air sebagaimana dimaksud padaayat (1) didasarkan pada rencana pengelolaan sumber daya air
wilayah sungai bersangkutan.
Pasal 49
Pengusahaan air untuk negara lain tidak diizinkan, kecuali apa-bila penyediaan air untuk berbagai kebutuhan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) telah dapat terpenuhi.
Pengusahaan air untuk negara lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus didasarkan pada rencana pengelolaan sum-ber daya air wilayah sungai yang bersangkutan, serta memper-hatikan kepentingan daerah di sekitarnya.
Rencana pengusahaan air untuk negara lain dilakukan melaluiproses konsultasi publik oleh pemerintah sesuai dengan kewe-nangannya.
Pengusahaan air untuk negara lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) wajib mendapat izin dari Pemerintahberdasarkan rekomendasi dari pemerintah daerah dan sesuaidengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 50
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
43/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
36
Pasal 50
Ketentuan mengenai pengusahaan sumber daya air diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah.
BAB VPENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
Pasal 51
Pengendalian daya rusak air dilakukan secara menyeluruh yang
mencakup upaya pencegahan, penanggulangan, dan pemu-lihan.
Pengendalian daya rusak air sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diutamakan pada upaya pencegahan melalui perencanaanpengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu danmenyeluruh dalam pola pengelolaan sumber daya air.
Pengendalian daya rusak air sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diselenggarakan dengan melibatkan masyarakat.
Pengendalian daya rusak air sebagaimana dimaksud pada ayat(1) menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah,serta pengelola sumber daya air wilayah sungai danmasyarakat.
Pasal 52
Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatanyang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air.
Pasal 53
Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1)dilakukan baik melalui kegiatan fisik dan/atau nonfisik maupunmelalui penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai.
Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih di-utamakan pada kegiatan nonfisik.
(3) Pilihan
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
44/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
37
Pilihan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di-tentukan oleh pengelola sumber daya air yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai pencegahan kerusakan dan bencanaakibat daya rusak air diatur lebih lanjut dengan peraturanpemerintah.
Pasal 54
Penanggulangan daya rusak air sebagaimana dimaksud dalamPasal 51 ayat (1) dilakukan dengan mitigasi bencana.
Penanggulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan secara terpadu oleh instansi terkait dan masyarakatmelalui suatu badan koordinasi penanggulangan bencana padatingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
Ketentuan mengenai penanggulangan kerusakan dan bencanaakibat daya rusak air diatur lebih lanjut dengan peraturanpemerintah.
Pasal 55
Penanggulangan bencana akibat daya rusak air yang berskalanasional menjadi tanggung jawab Pemerintah.
Bencana akibat daya rusak air yang berskala nasional ditetap-kan dengan keputusan presiden.
Pasal 56
Dalam keadaan yang membahayakan, gubernur dan/ataubupati/walikota berwenang mengambil tindakan darurat gunakeperluan penanggulangan daya rusak air sebagaimana di-maksud dalam Pasal 55 ayat (1).
Pasal 57
Pemulihan daya rusak air sebagaimana dimaksud dalam Pasal
51 ayat (1) dilakukan dengan memulihkan kembali fungsilingkungan hidup dan sistem prasarana sumber daya air.
(2) Pemulihan ...
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
45/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
38
Pemulihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tang-gung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, pengelola sumberdaya air, dan masyarakat.
Ketentuan mengenai pemulihan daya rusak air sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturanpemerintah.
Pasal 58
Pengendalian daya rusak air dilakukan pada sungai, danau,waduk dan/atau bendungan, rawa, cekungan air tanah, sistem
irigasi, air hujan, dan air laut yang berada di darat.
Ketentuan mengenai pengendalian daya rusak air pada sungai,danau, waduk dan/atau bendungan, rawa, cekungan air tanah,sistem irigasi, air hujan, dan air laut yang berada di darat se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah.
BAB VIPERENCANAAN
Pasal 59
Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun untukmenghasilkan rencana yang berfungsi sebagai pedoman danarahan dalam pelaksanaan konservasi sumber daya air, pen-dayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Perencanaan pengelolaan sumber daya air dilaksanakanberdasarkan asas pengelolaan sumber daya air sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2.
Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun sesuai de-ngan pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksuddalam Pasal 11.
Rencana pengelolaan sumber daya air merupakan salah satuunsur dalam penyusunan, peninjauan kembali, dan/ataupenyempurnaan rencana tata ruang wilayah.
Pasal 60 ...
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
46/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
39
Pasal 60
Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun sesuai de-
ngan prosedur dan persyaratan melalui tahapan yang ditetap-kan dalam standar perencanaan yang berlaku secara nasionalyang mencakup inventarisasi sumber daya air, penyusunan,dan penetapan rencana pengelolaan sumber daya air.
Ketentuan mengenai prosedur dan persyaratan perencanaansebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah.
Pasal 61
Inventarisasi sumber daya air sebagaimana dimaksud dalamPasal 60 ayat (1) dilakukan pada setiap wilayah sungai diseluruh wilayah Indonesia.
Inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksana-kan secara terkoordinasi pada setiap wilayah sungai oleh pe-ngelola sumber daya air yang bersangkutan.
Pelaksanaan inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dapat dilakukan oleh pihak lain berdasarkan ketentuan dantata cara yang ditetapkan.
Pengelola sumber daya air wajib memelihara hasil inventarisasidan memperbaharui data sesuai dengan perkembangankeadaan.
Ketentuan mengenai inventarisasi sumber daya air diatur lebihlanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 62
Penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (3) pada setiapwilayah sungai dilaksanakan secara terkoordinasi oleh instansiyang berwenang sesuai dengan bidang tugasnya dengan
mengikutsertakan para pemilik kepentingan dalam bidangsumber daya air.
(2) Instansi ...
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
47/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
40
Instansi yang berwenang sesuai dengan bidang tugasnyamengumumkan secara terbuka rancangan rencana penge-lolaan sumber daya air kepada masyarakat.
Masyarakat berhak menyatakan keberatan terhadap rancanganrencana pengelolaan sumber daya air yang sudah diumumkandalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kondisi setempat.
Instansi yang berwenang dapat melakukan peninjauan kembaliterhadap rancangan rencana pengelolaan sumber daya air ataskeberatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Rancangan rencana pengelolaan sumber daya air ditetapkanoleh instansi yang berwenang untuk menjadi rencana penge-lolaan sumber daya air.
Rencana pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah su-ngai dirinci ke dalam program yang terkait dengan pengelolaansumber daya air oleh instansi pemerintah, swasta, danmasyarakat.
Ketentuan mengenai perencanaan pengelolaan sumber dayaair diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
BAB VIIPELAKSANAAN KONSTRUKSI, OPERASI DAN
PEMELIHARAAN
Pasal 63
Pelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya air dilakukanberdasarkan norma, standar, pedoman, dan manual denganmemanfaatkan teknologi dan sumber daya lokal serta meng-utamakan keselamatan, keamanan kerja, dan keberlanjutanfungsi ekologis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatanpelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya air yang tidak
didasarkan pada norma, standar, pedoman, dan manual se-bagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Setiap ...
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1)
(2)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
48/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
41
Setiap orang atau badan usaha yang melakukan kegiatanpelaksanaan konstruksi pada sumber air wajib memperoleh izindari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan ke-
wenangannya.
Pelaksanaan konstruksi prasarana dan sarana sumber daya airdi atas tanah pihak lain dilaksanakan setelah proses ganti ke-rugian dan/atau kompensasi kepada pihak yang berhak diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diaturlebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 64
Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air terdiriatas pemeliharaan sumber air serta operasi dan pemeliharaanprasarana sumber daya air.
Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sebagaimana di-maksud pada ayat (1) meliputi pengaturan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi untuk menjamin kelestarian fungsidan manfaat sumber daya air.
Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya airdilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau pengelolasumber daya air sesuai dengan kewenangannya.
Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumberdaya air yang dibangun oleh badan usaha, kelompokmasyarakat, atau perseorangan menjadi tugas dan tanggung
jawab pihak-pihak yang membangun.
Masyarakat ikut berperan dalam pelaksanaan operasi danpemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi ditetap-kan:
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi primer
dan sekunder menjadi wewenang dan tanggung jawabPemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewe-nangannya,
b. pelaksanaan ...
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
a.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
49/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
42
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi tersiermenjadi hak dan tanggung jawab masyarakat petani pemakaiair.
Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatanyang mengakibatkan rusaknya prasarana sumber daya air.
Ketentuan mengenai operasi dan pemeliharaan sumber dayaair diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
BAB VIII
SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
Pasal 65
Untuk mendukung pengelolaan sumber daya air, Pemerintahdan pemerintah daerah menyelenggarakan pengelolaan sisteminformasi sumber daya air sesuai dengan kewenangannya.
Informasi sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi informasi mengenai kondisi hidrologis, hidrometeo-rologis, hidrogeologis, kebijakan sumber daya air, prasaranasumber daya air, teknologi sumber daya air, lingkungan padasumber daya air dan sekitarnya, serta kegiatan sosial ekonomibudaya masyarakat yang terkait dengan sumber daya air.
Pasal 66
Sistem informasi sumber daya air sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 65 ayat (1) merupakan jaringan informasi sumberdaya air yang tersebar dan dikelola oleh berbagai institusi.
Jaringan informasi sumber daya air sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus dapat diakses oleh berbagai pihak yangberkepentingan dalam bidang sumber daya air.
Pemerintah dan pemerintah daerah dapat membentuk unitpelaksana teknis untuk menyelenggarakan kegiatan sistem
informasi sumber daya air.
Pasal 67 ...
(7)
(8)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
b.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
50/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
43
Pasal 67
Pemerintah dan pemerintah daerah serta pengelola sumber
daya air, sesuai dengan kewenangannya, menyediakan infor-masi sumber daya air bagi semua pihak yang berkepentingandalam bidang sumber daya air.
Untuk melaksanakan kegiatan penyediaan informasi seba-gaimana dimaksud pada ayat (1), seluruh instansi Pemerintah,pemerintah daerah, badan hukum, organisasi, dan lembagaserta perseorangan yang melaksanakan kegiatan berkaitandengan sumber daya air menyampaikan laporan hasil kegiatan-
nya kepada instansi Pemerintah dan pemerintah daerah yangbertanggung jawab di bidang sumber daya air.
Pemerintah, pemerintah daerah, pengelola sumber daya air,badan hukum, organisasi, lembaga dan perseorangan seba-gaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bertanggung
jawab menjamin keakuratan, kebenaran, dan ketepatan waktuatas informasi yang disampaikan.
Pasal 68
Untuk mendukung pengelolaan sistem informasi sumber dayaair diperlukan pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidro-meteorologi, dan hidrogeologi wilayah sungai pada tingkatnasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
Kebijakan pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeo-rologi, dan hidrogeologi ditetapkan oleh Pemerintah
berdasarkan usul Dewan Sumber Daya Air Nasional.
Pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, danhidrogeologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksana-kan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan pengelola sum-ber daya air sesuai dengan kewenangannya.
Pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, danhidrogeologi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilakukan melalui kerja sama dengan pihak lain.
Pasal 69
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
51/143
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
52/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
45
Pasal 72
Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bidang sumber daya air diselenggarakan untuk men-dukung dan meningkatkan kinerja pengelolaan sumber daya air.
Menteri yang membidangi ilmu pengetahuan dan teknologi,setelah memperoleh saran dari menteri yang membidangi sum-ber daya air dan menteri yang terkait dengan sumber daya air,menetapkan kebijakan dan pedoman yang diperlukan dalamrangka penyelenggaraan penelitian dan pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewe-nangannya melaksanakan kegiatan penelitian dan pengem-bangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang sumberdaya air.
Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong dan mencipta-kan kondisi yang mendukung untuk meningkatkan pelaksanaan
penelitian dan pengembangan teknologi dalam bidang sumberdaya air oleh masyarakat, dunia usaha, dan perguruan tinggi.
Pasal 73
Pemerintah memfasilitasi perlindungan hak penemu dantemuan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi dalam bidangsumber daya air sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 74
Pendampingan dan pelatihan bidang sumber daya air ditujukanuntuk pemberdayaan para pemilik kepentingan dan kelem-bagaan pada wilayah sungai.
Pemerintah dan pemerintah daerah, sesuai dengan wewenangdan tanggung jawabnya dalam pengelolaan sumber daya air,
menetapkan pedoman kegiatan pendampingan dan pelatihansebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Instansi ...
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
53/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
46
Instansi Pemerintah dan pemerintah daerah yang berkaitandengan kegiatan pengelolaan sumber daya air wajib mem-berikan dukungan dan bekerja sama untuk menyelenggarakan
kegiatan pendampingan dan pelatihan.
Pasal 75
Untuk menjamin tercapainya tujuan pengelolaan sumber dayaair, diselenggarakan kegiatan pengawasan terhadap seluruhproses dan hasil pelaksanaan pengelolaan sumber daya airpada setiap wilayah sungai.
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan wewenangdan tanggung jawabnya melaksanakan pengawasan sebagai-mana dimaksud pada ayat (1) dengan melibatkan peranmasyarakat.
Peran masyarakat dalam pengawasan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilakukan dengan menyampaikan laporandan/atau pengaduan kepada pihak yang berwenang.
Pemerintah menetapkan pedoman pelaporan dan pengaduanmasyarakat dalam pengawasan pengelolaan sumber daya air.
Pasal 76
Ketentuan mengenai pemberdayaan dan pengawasan penge-lolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70dan Pasal 75 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
BAB XPEMBIAYAAN
Pasal 77
Pembiayaan pengelolaan sumber daya air ditetapkan berdasar-kan kebutuhan nyata pengelolaan sumber daya air.
Jenis pembiayaan pengelolaan sumber daya air meliputi:
biaya sistem informasi;
b. biaya ...
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
a.
-
7/31/2019 Kumpulan Regulasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Buku Saku
54/143
Buku Saku Regulasi AMPL - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
47
biaya perencanaan;
biaya pelaksanaan konstruksi;
biaya operasi, pemeliharaan; dan
biaya pemantauan, evaluasi dan pemberdayaanmasyarakat.
Sumber dana untuk setiap jenis pembiayaan dapat berupa: