Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

57
REGULASI PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Makasar, 29 November 2013 Di sampaikan pada : Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Jamkesmas Di Fasilitas Kesehatan Lanjutan Tingkat Nasional Tahun 2013

description

JKM

Transcript of Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Page 1: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

REGULASI PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN

Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

Makasar, 29 November 2013

Di sampaikan pada :

Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Jamkesmas Di Fasilitas Kesehatan

Lanjutan Tingkat Nasional Tahun 2013

Page 2: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

SISTEMATIKA

PERKEMBANGAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

Page 3: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PERKEMBANGAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN

Page 4: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

NO PERATURAN JUMLAH TAHAPSELESAI

HARMONISASIKETERANGAN

1 PERATURAN PEMERINTAH

8 buah

8 buah 8 buahSetneg

2 PERATURAN/KEPUTUSAN PRESIDEN

6 buah

5 buah 5 buahSetneg

3 PERATURAN MENTERI

4 buah

4 buah sudah

ditetapkan

PROGRES REGULASI

Page 5: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PROGRES REGULASI 5

NO PERATURAN TAHAPAN SELESAI

1. RPP Sanksi Administrasi bagi Direksi & Dewan Pengawas

Sedang proses di SekNeg

November 2013

2. RPP Pencabutan PP 69/1991 (Askes PNS, Pensiunan, Veteran, Perintis)

Sedang proses di SekNeg

November 2013

3. RPP Tata cara pengenaan sanksi administratif bagi Pemberi Kerja

Sedang proses di SekNeg

November 2013

4. RPP Pencabutan PP 28/2003 (Subsidi & iuran pemerintah)

Sedang proses di SekNeg

November 2013

Page 6: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

6

NO

PERATURAN TAHAPAN SELESAI

5. RPP Aset dan Liabilitas BPJS Kesehatan

Sedang proses di SekNeg

Nov 2013

6. RPP Perubahan PP 14/1993 (JPK Jamsostek)

Sedang proses di SekNeg

Nov2013

7. RPP Hubungan Antar Lembaga BPJS (Koordinasi dengan Kemenakertrans)

Sedang proses di SekNeg

Nov2013

8. RPP Modal Awal BPJS Kesehatan

Sedang proses di SekNeg

Nov2013

PROGRES REGULASI

Page 7: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

7

NO

PERATURAN TAHAPAN

SELESAI

9. RPerpres perubahan Perpres 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan (termasuk besaran iuran)

Sedang proses di Sekkab

Nov2013

10.

RPerpres Gaji Dewan Pengawas & Direksi

Sedang proses di Sekkab

Nov2013

11.

RPerpres Yankes Tertentu TNI-POLRI

Sedang proses di Sekkab

Nov2013

PROGRES REGULASI

Page 8: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

8

NO

PERATURAN TAHAPAN SELESAI

12.

RPerpres Tatacara Pemilihan dan Penetapan Dewan Pengawas dan Direksi BPJS

Sedang proses di Sekkab

Nov 2013

13.

RPerpres Bentuk dan Isi Laporan Pengelolaan Program Jaminan Sosial

Sedang proses di Sekkab

Nov2013

PROGRES REGULASI

Page 9: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

9

NO

PERATURAN TAHAPAN SELESAI

14.

RKeppres Pengangkatan Keanggotaan Dewan Pengawas dan Direksi BPJS Kesehatan

Sudah dibuat draftnya

PROGRES REGULASI

Page 10: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

10

NO

PERATURAN TAHAPAN SELESAI

15.

Permenkes Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional

Sudah terbit, Permenkes No 71/2013Pengundangan

Nov. 2013 Kemke

s

16.

Permenkes Standar Tarif JKN

Sudah terbit, Permenkes No 69 /2013Pengundangan

Nov. 2013

Kemkes

17.

Kepmenkes Formularium Obat Nasional

Sudah terbit, Kepmenkes No 328/2013

Sept. 2013

Kemkes

PROGRES REGULASI

Page 11: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN

KESEHATAN

Page 12: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PENGERTIAN JAMINAN KESEHATAN

Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa

perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh

manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

yang diberikan kepada setiap orang yang telah

membayar iuran atau iurannya dibayar oleh

pemerintah.

Page 13: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PESERTA JAMINAN KESEHATAN

Peserta Jaminan Kesehatan meliputi: Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang

yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.

Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan merupakan Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas: Pekerja Penerima Upah dan anggota

keluarganya; Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota

keluarganya; dan bukan Pekerja dan anggota keluarganya.

Page 14: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PEKERJA PENERIMA UPAH

Pekerja Penerima Upah terdiri atas:a. Pegawai Negeri Sipil;b. Anggota TNI;c. Anggota Polri;d. Pejabat Negara;e. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri; f. pegawai swasta; dang. Pekerja yang tidak termasuk huruf a

sampai dengan huruf f yang menerima Upah

Pasal 4 ayat (2)

Page 15: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH

Pekerja Bukan Penerima Upah terdiri atas:a.Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; danb.Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.

Pasal 4 ayat (3)

Page 16: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

BUKAN PEKERJA

Bukan Pekerja terdiri atas:a. investor;b. Pemberi Kerja; c. penerima pensiun;d. Veteran;e. Perintis Kemerdekaan; danf. bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf

a sampai dengan huruf e yang mampu membayar iuran

Pasal 4 ayat (4)

Page 17: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PENERIMA PENSIUN

Penerima pensiun terdiri atas: a. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak

pensiun;b. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan

hak pensiun;c. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;d. penerima pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf

c; dane. janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima

pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d yang mendapat hak pensiun

Pasal 4 ayat (5)

Page 18: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

WNA DAN WNI DI LN

Pekerja termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

Jaminan Kesehatan bagi Pekerja warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri diatur dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.

Page 19: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PENTAHAPANKEPESERTAAN

Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara bertahap :Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014, paling sedikit meliputi :

PBI Jaminan Kesehatan; Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian

Pertahanan dan anggota keluarganya; Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan

anggota keluarganya; Peserta asuransi kesehatan Perusahaan Persero (Persero)

Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) dan anggota keluarganya; dan

Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan anggota keluarganya;

Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

Page 20: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PENDAFTARAN PESERTA PBI

Pemerintah mendaftarkan PBI Jaminan Kesehatan sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

Pendaftaran Peserta PBI Jaminan Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 21: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PENDAFTARAN PESERTA BUKAN PBI

Setiap Pemberi Kerja wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai peserta Jaminan Kesehatan kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran.

Dalam hal Pemberi Kerja secara nyata-nyata tidak mendaftarkan Pekerjanya kepada BPJS Kesehatan, Pekerja yang bersangkutan berhak mendaftarkan dirinya sebagai Peserta Jaminan Kesehatan.

Setiap Pekerja Bukan Penerima Upah wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya secara sendiri-sendiri atau berkelompok sebagai Peserta Jaminan Kesehatan pada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran.

Setiap orang bukan Pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya sebagai Peserta Jaminan Kesehatan kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran.

Page 22: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

BESARAN IURAN

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan dibayar oleh Pemerintah.

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja.

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan peserta bukan Pekerja dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran Iuran Jaminan Kesehatan diatur dengan Peraturan Presiden.

Page 23: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

MANFAAT

Setiap Peserta berhak memperoleh Manfaat Jaminan Kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.

Manfaat Jaminan Kesehatan terdiri atas Manfaat medis dan Manfaat non medis.

Manfaat medis tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan.

Page 24: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

MANFAAT NON MEDIS

Manfaat non medis meliputi Manfaat akomodasi dan ambulans yang ditentukan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan.

Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

Page 25: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

NAIK KELAS

Peserta yang menginginkan kelas perawatan

yang lebih tinggi dari pada haknya, dapat

meningkatkan haknya dengan mengikuti

asuransi kesehatan tambahan, atau

membayar sendiri selisih antara biaya yang

dijamin oleh BPJS Kesehatan dengan biaya

yang harus dibayar akibat peningkatan kelas

perawatan

Page 26: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

HEALTH TECHNOLOGY ASSESSMENT

(HTA)

Pengembangan penggunaan teknologi dalam Manfaat Jaminan Kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan medis sesuai hasil penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment) yang Penggunaan ditetapkan oleh Menteri.

Ketentuan mengenai tata cara penggunaan hasil penilaian teknologi (health technology assessment) diatur dengan Peraturan BPJS Kesehatan.

Page 27: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

KOORDINASI MANFAAT

Peserta Jaminan Kesehatan dapat mengikuti program asuransi kesehatan tambahan.

BPJS Kesehatan dan penyelenggara program asuransi kesehatan tambahan dapat melakukan koordinasi dalam memberikan Manfaat untuk Peserta Jaminan Kesehatan yang memiliki hak atas perlindungan program asuransi kesehatan tambahan

Ketentuan mengenai tata cara koordinasi Manfaat diatur dalam perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan dengan penyelenggara program asuransi kesehatan tambahan.

Page 28: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PROSEDUR YANKES

Untuk pertama kali setiap Peserta didaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.

Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya Peserta berhak memilih Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang diinginkan.

Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar.

Page 29: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

KETERSEDIAAN FASKES

Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas ketersediaan Fasilitas Kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan program Jaminan Kesehatan.

Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan kesempatan kepada swasta untuk berperan serta memenuhi ketersediaan Fasilitas Kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Page 30: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

TIDAK ADA FASKES

Dalam hal di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi berupa : penggantian uang tunai; pengiriman tenaga kesehatan; atau penyediaan Fasilitas Kesehatan

tertentu. Penggantian uang tunai digunakan untuk

biaya pelayanan kesehatan dan transportasi. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian

kompensasi diatur dengan Peraturan Menteri.

Page 31: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PEMBAYARAN

Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan BPJS Kesehatan dengan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri.

BPJS wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim diterima lengkap

Page 32: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.

Dalam hal Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran berdasarkan kapitasi, BPJS Kesehatan diberikan kewenangan untuk melakukan pembayaran dengan mekanisme lain yang lebih berhasil guna.

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan berdasarkan cara Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s).

PEMBAYARAN

Page 33: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

JAMINAN KESEHATAN

Page 34: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

34

BPJS Kesehatan merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada Presiden.

BPJS Kesehatan merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada Presiden.

BPJS KESEHATAN = BH PUBLIK

Page 35: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

35

Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan mencakup seluruh penduduk Indonesia.

Kepesertaan Jaminan Kesehatan mulai tanggal 1 Januari 2014 paling sedikit meliputi:a. PBI Jaminan Kesehatan;b. Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan

Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya;c. Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri

dan anggota keluarganya;d. Peserta asuransi kesehatan Perusahaan Persero

(Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) dan anggota keluarganya; dan

e. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan anggota keluarganya.

Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan mencakup seluruh penduduk Indonesia.

Kepesertaan Jaminan Kesehatan mulai tanggal 1 Januari 2014 paling sedikit meliputi:a. PBI Jaminan Kesehatan;b. Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan

Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya;c. Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri

dan anggota keluarganya;d. Peserta asuransi kesehatan Perusahaan Persero

(Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) dan anggota keluarganya; dan

e. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan anggota keluarganya.

PENTAHAPANPENTAHAPAN

Page 36: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

36

Kewajiban melakukan pendaftaran kepesertaan Jaminan Kesehatan selain Peserta, bagi: a.pemberi kerja pada Badan Usaha Milik Negara, usaha besar, usaha menengah, dan usaha kecil paling lambat tanggal 1 Januari 2015;b.pemberi kerja pada usaha mikro paling lambat tanggal 1 Januari 2016; danc.pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja paling lambat tanggal 1 Januari 2019.

Kewajiban melakukan pendaftaran kepesertaan Jaminan Kesehatan selain Peserta, bagi: a.pemberi kerja pada Badan Usaha Milik Negara, usaha besar, usaha menengah, dan usaha kecil paling lambat tanggal 1 Januari 2015;b.pemberi kerja pada usaha mikro paling lambat tanggal 1 Januari 2016; danc.pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja paling lambat tanggal 1 Januari 2019.

BPJS Kesehatan mulai tanggal 1 Januari 2014 tetap berkewajiban menerima pendaftaran kepesertaan yang diajukan oleh pemberi kerja serta pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja.

BPJS Kesehatan mulai tanggal 1 Januari 2014 tetap berkewajiban menerima pendaftaran kepesertaan yang diajukan oleh pemberi kerja serta pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja.

PENTAHAPANPENTAHAPAN

Page 37: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

37

PENDUDUK YANG BELUM MENJADI PESERTA

Penduduk yang belum termasuk sebagai Peserta Jaminan Kesehatan dapat diikutsertakan dalam program Jaminan Kesehatan pada BPJS Kesehatan oleh pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

Penduduk yang belum termasuk sebagai Peserta Jaminan Kesehatan dapat diikutsertakan dalam program Jaminan Kesehatan pada BPJS Kesehatan oleh pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

Page 38: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

38

 Pemberi Kerja wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta Jaminan Kesehatan kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran.

Dalam hal Pemberi Kerja secara nyata-nyata tidak mendaftarkan Pekerjanya kepada BPJS Kesehatan, Pekerja yang bersangkutan berhak mendaftarkan dirinya sebagai Peserta Jaminan Kesehatan.

Pekerja yang mendaftarkan dirinya sebagai Peserta Jaminan Kesehatan, iurannya dibayar sesuai ketentuan Peraturan Presiden ini.

Dalam hal pekerja belum terdaftar pada BPJS Kesehatan, pemberi kerja wajib bertanggung jawab pada saat pekerjanya membutuhkan pelayanan kesehatan sesuai dengan manfaat yang diberikan oleh BPJS Kesehatan.

 Pemberi Kerja wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta Jaminan Kesehatan kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran.

Dalam hal Pemberi Kerja secara nyata-nyata tidak mendaftarkan Pekerjanya kepada BPJS Kesehatan, Pekerja yang bersangkutan berhak mendaftarkan dirinya sebagai Peserta Jaminan Kesehatan.

Pekerja yang mendaftarkan dirinya sebagai Peserta Jaminan Kesehatan, iurannya dibayar sesuai ketentuan Peraturan Presiden ini.

Dalam hal pekerja belum terdaftar pada BPJS Kesehatan, pemberi kerja wajib bertanggung jawab pada saat pekerjanya membutuhkan pelayanan kesehatan sesuai dengan manfaat yang diberikan oleh BPJS Kesehatan.

KEWAJIBAN MENDAFTAR

Page 39: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

39

BESARAN IURANBESARAN IURAN

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI

Jaminan Kesehatan serta penduduk yang

didaftarkan oleh Pemerintah Daerah sebesar

Rp.19.225,- (sembilan belas ribu dua ratus

dua puluh lima rupiah) per orang per bulan.

Page 40: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

40

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima

Upah yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI,

Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah

Non Pegawai Negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji

atau Upah per bulan.

3% (tiga persen) dibayar oleh Pemberi Kerja; dan

2% (dua persen) dibayar oleh Peserta.

BESARAN IURANBESARAN IURAN

Page 41: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

41

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah selain Peserta yang dibayarkan mulai tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan 30 Juni 2015 sebesar 4,5% (empat koma lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan: 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja;

dan 0,5% (nol koma lima persen) dibayar oleh

Peserta.

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta yang dibayarkan mulai tanggal 1 Juli 2015 sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan: 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja;

dan 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta yang dibayarkan mulai tanggal 1 Juli 2015 sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan: 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja;

dan 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.

BESARAN IURANBESARAN IURAN

Page 42: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

42 Batas paling tinggi Gaji atau Upah per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran iuran bagi peserta Pekerja Penerima sebesar 2 (dua) kali Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dengan status kawin dengan 1 (satu) orang anak.

Gaji atau Upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan Iuran Jaminan Kesehatan) terdiri atas gaji atau upah pokok dan tunjangan keluarga, kecuali bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri.

Iuran Jaminan Kesehatan untuk Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri dihitung berdasarkan penghasilan tetap.

Batas paling tinggi Gaji atau Upah per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran iuran bagi peserta Pekerja Penerima sebesar 2 (dua) kali Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dengan status kawin dengan 1 (satu) orang anak.

Gaji atau Upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan Iuran Jaminan Kesehatan) terdiri atas gaji atau upah pokok dan tunjangan keluarga, kecuali bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri.

Iuran Jaminan Kesehatan untuk Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri dihitung berdasarkan penghasilan tetap.

BESARAN IURANBESARAN IURAN

Page 43: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

43

Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja:

sebesar Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.

sebesar Rp.42.500,- (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.

sebesar Rp.59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.

Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja:

sebesar Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.

sebesar Rp.42.500,- (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.

sebesar Rp.59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.

BESARAN IURANBESARAN IURAN

Page 44: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

44

Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga yang lain dibayar oleh Peserta

Besar Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga

yang lain ditetapkan sebesar 1% (satu persen) dari Gaji atau Upah peserta pekerja penerima upah per orang per bulan.

Besar Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga yang lain peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja ditetapkan sesuai manfaat yang dipilih mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16F.

BESARAN IURANBESARAN IURAN

Page 45: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

45

Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, membayar iuran yang menjadi tanggung jawabnya, dan menyetor iuran tersebut kepada BPJS Kesehatan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan.

Keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan oleh pemberi kerja selain pemberi kerja penyelenggara negara, dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan, yang dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak oleh Pemberi Kerja.

Keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan oleh pemberi kerja selain pemberi kerja penyelenggara negara, dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan, yang dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak oleh Pemberi Kerja.

Dalam hal keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan lebih dari 3 (tiga) bulan, penjaminan dapat diberhentikan sementara.

Dalam hal keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan lebih dari 3 (tiga) bulan, penjaminan dapat diberhentikan sementara.

DENDA KETERLAMBATAN

Page 46: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

46

Iuran bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dibayarkan setiap bulan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) kepada BPJS Kesehatan.

Keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan, dikenakan denda keterlambatan sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 6 (enam) bulan yang dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak.

Dalam hal keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan lebih dari 6 (enam) bulan, penjaminan dapat diberhentikan sementara.

DENDA KETERLAMBATAN

Page 47: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

47

PELAYANAN YANG DIJAMIN

Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup:administrasi pelayanan;pelayanan promotif dan preventif;pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; danrawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup:administrasi pelayanan;pelayanan promotif dan preventif;pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; danrawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.

Page 48: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

48Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan kesehatan yang mencakup:administrasi pelayanan;pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis;tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan indikasi medis; pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis;rehabilitasi medis;pelayanan darah;pelayanan kedokteran forensik klinik; pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas Kesehatan;perawatan inap non intensif; dan perawatan inap di ruang intensif.Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri.

Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan kesehatan yang mencakup:administrasi pelayanan;pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis;tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan indikasi medis; pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis;rehabilitasi medis;pelayanan darah;pelayanan kedokteran forensik klinik; pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas Kesehatan;perawatan inap non intensif; dan perawatan inap di ruang intensif.Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri.

PELAYANAN YANG DIJAMIN

Page 49: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

49

MANFAAT AKOMODASI

Manfaat akomodasi berupa layanan rawat inap sebagai berikut:ruang perawatan kelas III bagi:

Peserta PBI Jaminan Kesehatan; dan Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan

Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III.

ruang Perawatan kelas II bagi: Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil

golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya;

Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya;

Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya;

Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri dengan gaji atau upah sampai dengan 1,5 (satu koma lima) kali penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya; dan

Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II.

Manfaat akomodasi berupa layanan rawat inap sebagai berikut:ruang perawatan kelas III bagi:

Peserta PBI Jaminan Kesehatan; dan Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan

Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III.

ruang Perawatan kelas II bagi: Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil

golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya;

Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya;

Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya;

Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri dengan gaji atau upah sampai dengan 1,5 (satu koma lima) kali penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya; dan

Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II.

Page 50: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

50

ruang perawatan kelas I bagi: Pejabat Negara dan anggota keluarganya; Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun pegawai

negeri sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya;

Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya;

Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya;

Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya;

janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan;

Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri dengan gaji atau upah di atas 1,5 (satu koma lima) sampai dengan 2 (dua) kali penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya; dan

Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I.

ruang perawatan kelas I bagi: Pejabat Negara dan anggota keluarganya; Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun pegawai

negeri sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya;

Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya;

Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya;

Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya;

janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan;

Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri dengan gaji atau upah di atas 1,5 (satu koma lima) sampai dengan 2 (dua) kali penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya; dan

Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I.

MANFAAT AKOMODASI

Page 51: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

51

PEYALAYANAN KESEHATAN YANG TIDAK DIJAMIN

Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi:pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku;pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat;pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja;pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas; pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;pelayanan untuk mengatasi infertilitas;pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);

Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi:pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku;pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat;pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja;pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas; pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;pelayanan untuk mengatasi infertilitas;pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);

Page 52: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol;

gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;

pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment);

pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen);

alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu; perbekalan kesehatan rumah tangga; pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap

darurat, kejadian luar biasa/wabah; biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang

dapat dicegah (preventable adverse events); dan biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan

Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan.

gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol;

gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;

pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment);

pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen);

alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu; perbekalan kesehatan rumah tangga; pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap

darurat, kejadian luar biasa/wabah; biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang

dapat dicegah (preventable adverse events); dan biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan

Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan.

PEYALAYANAN KESEHATAN YANG TIDAK DIJAMIN

Page 53: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

53

KOORDINASI MANFAAT

BPJS Kesehatan melakukan koordinasi manfaat dengan program jaminan sosial di bidang kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas.

Dalam hal Fasilitas Kesehatan tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, maka mekanisme penjaminannya disepakati bersama antara BPJS Kesehatan dan asuransi kesehatan tambahan atau badan penjamin lainnya. Ketentuan mengenai tata cara koordinasi Manfaat diatur dalam perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan dan penyelenggara program jaminan sosial di bidang kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas atau penyelenggara program asuransi kesehatan tambahan atau badan penjamin lainnya.

Page 54: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

54

OBAT DAN ALAT HABIS PAKAI

Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai untuk Peserta Jaminan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan berpedoman pada daftar dan harga obat dan bahan medis habis pakai yang ditetapkan oleh Menteri.

Daftar obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dituangkan dalam Formularium Nasional dan Kompendium Alat Kesehatan.

Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai untuk Peserta Jaminan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan berpedoman pada daftar dan harga obat dan bahan medis habis pakai yang ditetapkan oleh Menteri.

Daftar obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dituangkan dalam Formularium Nasional dan Kompendium Alat Kesehatan.

Page 55: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

55

PEMBAYARAN KLAIM

BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling lambat:a.tanggal 15 (lima belas) setiap bulan berjalan bagi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang menggunakan cara pembayaran praupaya berdasarkan kapitasi; danb.15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim diterima lengkap bagi Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan.

BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling lambat:a.tanggal 15 (lima belas) setiap bulan berjalan bagi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang menggunakan cara pembayaran praupaya berdasarkan kapitasi; danb.15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim diterima lengkap bagi Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan.BPJS Kesehatan wajib membayar ganti rugi kepada Fasilitas Kesehatan sebesar 1% (satu persen) dari jumlah yang harus dibayarkan untuk setiap 1 (satu) bulan keterlambatan.

Page 56: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

JAMINANKESEHATANNASIONAL

56

KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA

Dalam rangka menjamin kendali mutu dan biaya, Menteri bertanggung jawab dalam:penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment);pertimbangan klinis (clinical advisory); penghitungan standar tarif; danmonitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan Jaminan Kesehatan.

Dalam rangka menjamin kendali mutu dan biaya, Menteri bertanggung jawab dalam:penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment);pertimbangan klinis (clinical advisory); penghitungan standar tarif; danmonitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan Jaminan Kesehatan.

monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan Jaminan Kesehatan dilaksanakan oleh Menteri dan/atau Dewan Jaminan Sosial Nasional sesuai kewenangan masing-masing.

Page 57: Regulasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

57