REGENERASI kel 4B.doc

23
37 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Mengamati pembentukan regenerasi pada tempat sayatan dan mengikuti perkembangannya sampai tercapai bentuk serupa dengan semula. 1.2 Tinjauan Pustaka Sepanjang hidup suatu organisme, beberapa bagian- bagian tubuhnya dapat rusak atau lenyap. Sebagian besar organisme sampai derajat tertentu mempunyai kemampuan mengganti bagian-bagian yang rusak atau lenyap tersebut. Proses pergantian ini disebut regenerasi (Kimball, 1983). Studi regenerasi mengungkapkan bahwa sel-sel dewasa dari jaringan tertentu yang telah berdiferensiasi, misalnya, epidermis, mensintesis dan menghasilkan zat yang secara aktif menghambat mitosis sel-sel muda dari jaringan yang sama. Zat ini disebut kalona. Dalam stadium-stadium permulaan dari regenerasi tidak ada sel-sel dewasa sehingga tidak ada penghamban pembelahan sel. Ketiga jaringan dari struktur yang telah mengalami regenerasi berdiferensiasi, mulailah produksi kalona dan agaknya secara berangsur

Transcript of REGENERASI kel 4B.doc

Page 1: REGENERASI kel 4B.doc

37

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Mengamati pembentukan regenerasi pada tempat sayatan dan mengikuti

perkembangannya sampai tercapai bentuk serupa dengan semula.

1.2 Tinjauan Pustaka

Sepanjang hidup suatu organisme, beberapa bagian-bagian tubuhnya dapat

rusak atau lenyap. Sebagian besar organisme sampai derajat tertentu mempunyai

kemampuan mengganti bagian-bagian yang rusak atau lenyap tersebut. Proses

pergantian ini disebut regenerasi (Kimball, 1983).

Studi regenerasi mengungkapkan bahwa sel-sel dewasa dari jaringan

tertentu yang telah berdiferensiasi, misalnya, epidermis, mensintesis dan

menghasilkan zat yang secara aktif menghambat mitosis sel-sel muda dari

jaringan yang sama. Zat ini disebut kalona. Dalam stadium-stadium permulaan

dari regenerasi tidak ada sel-sel dewasa sehingga tidak ada penghamban

pembelahan sel. Ketiga jaringan dari struktur yang telah mengalami regenerasi

berdiferensiasi, mulailah produksi kalona dan agaknya secara berangsur

menghentikan pertumbuhan struktur tersebut (Kimball, 1983).

Dalam banyak hal, proses regenerasi mirip dengan proses perkembangan

embrio. Dari pembelahan yang cepat dari sel-sel yang belum khusus organisasi

yang kompleks dari sel-sel khusus. Ini melibatkan morfogenesis dan diferensiasi

seperti perkembangan embrio. Akan tetapi, paling tidak ada satu cara proses

regenerasi, yang berbeda dari proses perkembangan embrio (Kimball, 1983).

Persamaan regenerasi dengan perkembangan embrio telah menyebabkan

beberapa ahli embriologi mempelajari regenerasi dengan harapan mendapatkan

suatu pengertian bagaimana perkembangan embrio terjadi. Penemuan polaritas

telah memperlihatkan bahwa kekuatan organisasi tertentu, mungkin kimiawi

bekerja pada regenerasi. Belahan tengah planaria akan meregenerasi tempat

kepala mula-mula terdapat. Ekor diregenerasi pada tepi lainnya. Telah ditemukan

Page 2: REGENERASI kel 4B.doc

38

bahwa sel-sel pada permukaan depan mempunyai laju metabolik yang lebih tinggi

daripada permukaan ditepi belakang. Tampaknya perbedaan laju metabolisme sel-

sel dari bagian-bagian beregenerasi ialah yang menentukan polaritas. Bila

potongan bagian belakang cacing dibuang dan kepala diperlakukan dengan suatu

cairan yang mengandung penghambat metabolisme, polaritas cacing tersebut

dapat terjadi sebaliknya dan kepala akan terbentuk diujung posterior (Kimball,

1983).

Dalam suau organisme, setidak-setidaknya diantara vertebrata, dengan

meningkatnya umur juga tampak kemampuan regenerasi lenyap secara progresif.

Ketika tungkai pertama-tama terlihat pada kecebong katak, bila lenyap, bagian-

bagian tersebut dapat diregenerasi dengan mudah. Akan tetapi setelah

metamorfosis, katak secara normal tidak dapat meregenerasi tungkai yang lenyap.

Setiap orang tahu berapa lebih cepat, patah tulang dan luka kulit sembuh pada

anak-anak dari pada orang tua. Pada katak, mungkin daerah amputasi gagal

menerima jumlah yang cukup beberapa zat yang dibebaskan oleh saraf. Bila saraf

ekstra dipindahkan ke ujung tungkai depan tersebut dengan pembedahan,

regenerasi terjadi. Diketahui bahwa rasio jaringan saraf terhadap jaringan lainnya

turun, ketika kecebong tumbuh menjadi kodok. Juga mungkin, merangsang ujung.

Hal ini memberikan suatu penjelasan lainnya (Kimball, 1983).

Kemampuan hewan untuk meregenerasi bagian-bagian yang hilang sangat

bervariasi dari spesies ke spesies. Spons dapat meregenerasi seluruh organisme

dari hanya dengan konglomerasi sel-selnya. Hal ini juga terjadi pada hidra. Seekor

planaria dapat meregenerasi seluruh organisme dari satu bagian tengah. Bahkan

bintang laut dapat meregenerasi seluruh organisme dari hanya satu tangan dan

cakra tengah. Pada suatu kali seorang petani kerang oister, mengorek-ngorek

bintang laut dari sarang oister, membelahnya dengan harapan mematikannya, dan

kemudian membuang bagian-bagian tersebut kembali ke laut. Mereka segera

mendapatkan kekecewaan terhadap kemampuan regenerasi yang menyolok dari

golongan hewan ini (Kimball, 1983).

Cacing tanah, krustasea (udang), ikan, salamander dan kadal tak

mempunyai daya regenerasi demikian, yaitu dapat meregenerasi seluruh

Page 3: REGENERASI kel 4B.doc

39

organisme. Akan tetapi, mereka dapat meregenerasi bagian dengan cukup kokoh.

Cacing tanah, dapat meregenerasi empat segmen pertama dari lima segmen

kepalanya dan malahan bagian yang bagian yang lebih panjang dari ekornya.

Udang dan salamander dapat meregenerasi satu tungkainya yang lenyap. Banyak

kadal akan melepaskan ekornya bila ditangkap pada ekornya. Mereka kemudian

meregenerasi ekor baru pada waktu senggang. Burung dan mamalia tak dapat

meregenerasi seluruh organ. Akan tetapi, mereka dapat meregenerasi jaringan,

jadi memperbaiki bagian yang rusak atau lenyap. Penyembuhan luka kulit dan

patah tulang adalah satu contoh regenerasi pada manusia. Pergantian yang terus-

menerus darah yang rusak, dan sel-sel epitel yang mengelupas merupakan contoh

lainnya. Kelenjar pencernakan, terutama hati dan pankreas, mampu meregenerasi

secara ekstensif setelah rusak (Kimball, 1983).

Pertumbuhan memanjang otot terutama dihasilkan dari produksi sarkomer

baru yang ditambahkan pada daerah dimana otot tersebut berlanjut menjadi tendo.

Selanjutnya suatu pemanjangan tingkat sedang (sekitar 25%) dari masing-masing

sarkomer terjadi selama periode pertumbuhan (Geneser, 1994).

Setelah kerusakan otot-otot skelet, regenerasi dimulai dengan munculnya

mioblas-mioblas ini giat sekali membelah dan menyatu sama lain dengan

membentuk serat-serat otot baru dengan cara yang sama seperti selama

histogenesis. Pada serat-serat yang baru dibentuk kemudian terbentuk miofibril-

miofibril bercorak melintang ketiadaan sel-sel cestelit mungkin menjadi alasan

mengapa beberapa otot tidak mengalami regenerasi. Akan tetapi, cedera yang

lebih besar pada otot digantikan oleh jaringan ikat (Geneser, 1994).

Regenerasi berangsur-angsur dimulai perubahan yang lambat dari

degenerasi keregenerasi akson. Substansi Nissi dan aparatus Golgi kembali

normal dan pembengkakan badan sel berkurang. Lagipula, nukleus kembali

terletak ditengah. Akan tetapi, perbaikan badan sel berlangsung beberapa bulan

(Yatim, 2003).

Bila badan sel memiliki akson perifer yang bertahan hidup, biasanya dapat

terjadi regenerasi. Tanda-tanda awal regenerasi tampak selama seminggu pertama

setelah lesi, bila bulbus retraksi dari segmen proksimal akson membentuk

Page 4: REGENERASI kel 4B.doc

40

filopodia, yang ujungnya melebar membentuk protoplasmic growth cone.

Filopodia aksonal yang beregeneras bermigrasi ke dalam bumbung yang terdiri

atas sel-sel sachwann diperifer pada saraf yang beregenerasi, waktu sel yang

dibutuhkan bagi akson yang beregenerasi untuk mencapai segmen distal biasanya

sampai 2 minggu bila jaraknya sangat jauh, serat-serat seperti jala (Yatim, 2003).

Kesanggupan makhluk untuk menumbuhkan kembali bagian tubuh yang

hilang, kesanggupan itu berganti. Ada yang tinggi ada yang rendah tetapi sesuai

dengan kedudukan sistemik. Yang terkenal tinggi daya regenerasinya ialah

Plathyhelminthes, Annelida dan Echinodermata. Sekian perseratusan bagian

potongan tubuh mereka mampu beregenerasi menjadi individu utuh kembali

(Yatim, 1996).

Biasanya regenerasi hanya dimasa gawat, dan pembiakan dengan cara itu

pun berlangsung dalam keadaan istimewa. Bintang laut dapa dipotong-potong

sampai butiran kecil, dan tiap butiran ini kalau dilemparkan kembali ke laut dapat

tumbuh jadi bintang laut, ini oleh pengaruh luar saja, tapi normal bintang laut itu

tidak mampu melakukan pemotongan sendiri (Yatim, 1996).

Epitel pada tubuh selalu berhadapan dengan trauma dari luar, ini terutama

pada epitel yang menutupi permukaan luar tubuh dari yang membatasi saluran

cerna dan bahkan secara normal selalu melepaskan sel-selnya. Pada kelenjar

sebasca dikulit, sel-selnya sendiri merupakan secret dan karenanya hilang, sedang

pada uterus sebagian endometrium (mukosa uterus) dilepaskan selama waktu

menstruasi (Yatim, 1996).

Pelepasan sel-sel yang secara normal atau secara fisiologis ini diimbangi

oleh regenerasi secara fisiologis yang berdasarkan pada pembelahan mitosis sel-

sel epitel yang kurang berdeferensiasi. Misalnya, epitel berlapis gepeng dikulit

dan bagian pertama saluran cerna (sampai kardia) (Yatim, 1996).

Berudu (telur katak) berbentuk bulat dan lembek dengan titik hitam yang

terletak ditengah-tengahnya. Beberapa saat kemudian, terjadi perubahan cepat

didalam telur tersebut. Bentuk antara berudu (anak katak) sangat berbeda dengan

induknya. Pada awalnya, berudu ini tidak banyak bergerak, mereka berkumpul

dan berlindung pada tumbuhan didasar air (Yatim, 1996).

Page 5: REGENERASI kel 4B.doc

41

Bentuk tubuh berudu berubah secara bertahap, hal ini berlangsung sejak

berudu tersebut berusia 6-9 minggu dengan ditandai munculnya kedua kaki

belakang. Pada mulanya, kedua kaki belakang ini hanya merupakan benjolan.

Kemudian secara bertahap akan menjadi kaki yang dapat digerakkan. Tubuhnya

akan semakin bertambah panjang, sedangkan kepala yang mulai tampak, seiring

dengan ekor yang semakin pendek (Campbell et all, 2004).

Pada saat kedua kaki belakangnya mampu digunakan untuk berenang

dalam air semakin cepat, ia dapat memakan serpihan bangkai yang terdapat

didasar air, seperti serangga air dan hewan-hewan air lainnya. Setelah beberapa

hari kaki bagian depan mulai muncul, pada minggu ke-12, ekor berudu benar-

benar tampak pendek, yang tersisa hanyalah benjolan kecil yang makin lama akan

hilang. Hal tersebut mengisyaratkan sdudah waktunya ia harus keluar dari air

(Campbell et all, 2004).

Namun, sebagian besar berudu tidak berhasil mencapai tahapan ini. Akan

tetapi ia akan menjadi mangsa musuh-musuhnya seperti ikan gurame, kura-kura,

ular, burung bangau sawah, burung heron, binatang pengerat, nimfa, dll juga

terdapat binatang amphibia lain yang memangsanya, bahkan kadang induk berudu

juga tega memangsa anaknya sendiri (Campbell et all, 2004).

Apa yang terjadi dalam proses regenerasi? Bila satu tangkai depan

salamander dibuang, proses perbaikan pertama ialah penyembuhan luka dengan

cara menumbuhkan kulit diatas luka tersebut. Kemudian suatu tunas sel-sel yang

belum berdiferensiasi terlihat. Tunas ini mempunyai rupa yang mirip dengan

tunas anggota tubuh pada embrio yang sedang berkembang. Pembelahan yang

cepat dari sel-sel khusus demikian, sebagai berperan dalam tugas regenerasi.

Ketika waktu berlalu, sel-sel dari anggota tubuh yang sedang regenerasi diatur dan

berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot, tulang dan jaringan lainnya yang

menjadikan kaki/fungsional (Campbell et all, 2004).

Page 6: REGENERASI kel 4B.doc

42

BAB IIMETODE KERJA

2.1 Alat

Steroform

Silet

Gelas aqua

Penggaris

Alat tulis

2.2 Bahan

Planaria (Planaria sp.)

Kecebong berkaki depan dan belakang

Kecebong berkaki belakang

Kecebong tanpa kaki

Air (air habitat tempat hidup objek)

2.3 Cara Kerja

2.3.1 Perlakuan pada planaria (Planaria sp.)

Diambil 10 ekor planaria yang sudah dikoleksi.

Diambil 5 ekor dari 10 planaria, dan 5 ekornya control.

Dipotong planaria menjadi 3 bagian : kepala, ekor, dan badan pada setiap

planaria, diatas steroform.

Diukur setiap potongan kepala, badan, dan ekor planaria dan dicatat.

Disiapkan gelas aqua, 5 gelas untuk kepala, 5 gelas untuk badan, dan 5

gelas untuk ekor, dan 5 gelas lagi untuk control, diberi label untuk masing-

masing gelas.

Dimasukkan bagian-bagian potongan planaria kedalam gelas aqua sesuai

label masing-masing, dan difoto.

Dimasukkan juga planaria untuk kontrol kedalam gelas aqua yang sudah

disediakan.

Diukur dan diamati planaria tersebut setiap 2 hari sekali.

Page 7: REGENERASI kel 4B.doc

43

Dicatat data pengukuran setiap 2 hari sekali pengamatan dan pengamatan

dilakukan selama seminggu.

2.3.2 Perlakuan pada kecebong

Dikoleksi kecebong dari berbagai stadium : tanpa kaki, berkaki belakang,

dan berkaki depan dan berkaki belakang sebanyak 4 ekor.

Diukur panjang ekor awal masing-masing kecebong.

Disediakan gelas aqua masing-masing 3 gelas untuk kecebong tanpa kaki,

3 gelas untuk kecebong berkaki belakang, dan 3 gelas kecebong untuk

yang berkaki depan dan belakang, dan 3 gelas lagi untuk masing-masing

kontrol.

Dipotong ekor kecebong sedikit dari masing-masing jenis stadium

kecebong, dan diukur panjang ekor setelah dipotong lalu dicatat datanya,

kecebong dipotong diatas steroform.

Dimasukkan masing-masing kecebong ke gelas aqua yang sudah diberi

label, dan difoto.

Diamati dan dilakukan pengukuran pada ekor setiap hari selama seminggu

(7 hari).

BAB III

Page 8: REGENERASI kel 4B.doc

44

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

3.1.1 Tabel Pengamatan Planaria sp.

No. Perlakuan H0 2H1 2H2 2H3 2H4 2H5

1. Ekor 0,5 cm 0,3 cm 0,42 cm 0,32 cm 0,28 cm 0,28 cm

2. Badan 0,62 cm 0,34 cm 0,46 cm 0,48 cm 0,4 cm 0,38 cm

3. Kepala 0,54 cm 0,38 cm 0,4 cm 0,48 cm 0,36 cm 0,44 cm

4. Kontrol 1,06 cm 1,16 cm 1,28 cm 1,16 cm 1,12 cm 1,02 cm

Keterangan : H0 = Hari pertama perlakuan

H1 = 2 Hari pertama

H2 = 2 Hari kedua

H3 = 2 Hari ketiga

H4 = 2 Hari keempat

H5 = 2 Hari kelima

3.1.2 Tabel Pengamatan Kecebong

Tanggal

Kaki belakang

Kaki lengkap

Tanpa kaki Kontrol

1 2 3 1 2 3 1 2 3 Tanpakaki

Kakilengkap

Kakibelakang

03-12-2011 1,5 1,5 1,7 0,3 0,3 0,5 1,1 1,4 1 1,5 0,5 1,7

03-12-2011 1,5 1,5 1,7 0,3 0,3 0,5 1,1 1,4 1 1,5 0,5 1,7

05-12-2011 1,5 0,2 1,4 0,2 0,3 0,1 1,3 1,5 1,1 1,5 0,1 1,6

06-12-2011 1,7 0 1,7 x 0,3 0,6 1,8 1,7 1,6 x 0 1,7

07-12-2011 1,6 - x x 0 x 1,8 1,6 1,6 x 0 1,8

08-12-2011 1,4 - x x 0 x 1,9 1,8 1,6 x 0 1,8

09-12-2011 1,4 - x x 0 x 1,9 1,7 1,5 x 0 1,7

Keterangan : - = Hilang ; x = Mati

Page 9: REGENERASI kel 4B.doc

45

3.2 Pembahasan

Pada kecebong tanpa kaki, pengamatan panjang ekor pada kecebong 1, 2

hari pertama berturut-turut panjangnya tidak mengalami perubahan, tetapi 1,1 cm,

dan pada hari ke-3 panjang ekor bertambah jadi 1,3 cm, dan pada hari ke-4 dan

hari ke-5 panjang ekor tetap sama namun bertambah menjadi 1,8 cm, begitu pula

pada hari ke-6 dan ke-7 panjang ekor sama namun bertambah menjadi 1,9 cm.

pada kecebong 2 dihari pertama dan hari ke-2 sama panjang 1,4 cm tidak

mengalami perubahan. Pada hari ke-3 kecebong 2 ekornya bertambah panjang

menjadi 1,5 cm, dan pada hari ke-4 bertambah menjadi 1,7 cm. bertambah

panjang lagi ekor kecebong 2 pada hari ke-5 dan ke-6 1,8 cm, namun pada hari

ke-7 panjang ekor berkurang menjadi 1,7 cm, pada kecebong 3 dihari pertama dan

hari ke-2 ukuran panjang ekor tetap sama 1 cm, dan hari ke-3 ekor bertambah

menjadi 1,1 cm, dihari ke-4 sampai hari ke-6 panjang ekor sama 1,6 cm dan tidak

mengalami perubahan, namun pada hari ke-7 panjang ekor berkurang menjadi 1,5

cm.

Pada kecebong berkaki belakang, pengamatan panjang ekor pada

kecebong 1, 3 hari berturut-turut panjang ekor tidak berubah 1,5 cm, pada hari ke-

4 panjang ekor bertambah 1,7 cm, namun pada hari ke-5 panjang ekor berkurang

menjadi 1,6 cm, dan berkurang lagi pada hari ke-6 dan hari ke-7 panjang ekor

hanya 1,4 cm.pada kecebong 2 dihari pertama dan hari ke-2 panjang ekor sama

1,5 cm, dan pada hari ke-3 panjang ekor berkurang menjadi 0,2 cm, dan

berkurang drastis pada hari ke-4 ekor tidak ada atau 0 cm, dan pada hari ke-5

sampai hari ke-7 tidak ada data karna kecebong hilang. Pada kecebong 3 dihari

pertama dank e-2 panjang ekor sama 1,7 cm dan tidak mengalami perubahan,

namun pada hari ke-3 panjang ekor berkurang menjadi 1,4 cm dan pada hari ke-4

panjang ekor bertambah lagi menjadi 1,7 cm. dan pada hari ke-5 sampai hari ke-7

kecebong mati sehingga tidak ada data dihari tersebut.

Pada kecebong berkaki lengkap, pengamatan panjang ekor pada kecebong

1 dihari pertama dan hari ke-2 sama tidak mengalami perubahan tetap 0,3 cm

panjang ekornya, namun dihari ke-3 panjang ekor berkurang menjadi 0,2 cm, dan

dihari ke-4 sampai hari ke-7 kecebong mati, sehingga tidak ada data yang didapat.

Page 10: REGENERASI kel 4B.doc

46

Pada kecebong 2selama 4 hari berturut-turut panjang ekor kecebong sama 0,3 cm

dan tidak mengalami perubahan, namun pada hari ke-5 sampai hari ke-7 ekor

kecebong tidak ada karena kecebong sudah jadi katak. Pada kecebong 3 dihari

pertama dan ke-2 panjang ekor sama 0,5 cm dan pada hari ke-3 panjang ekor

berkurang menjadi 0,1 cm, dan pada hari ke-4 panjang ekor bertambah lagi

menjadi 0,6 cm, sedang dihari ke-5 sampai hari ke-7 kecebong mati.

Pada kecebong kontrol, pengamatan pada kecebong tanpa kaki tiga hari

berturut-turut panjang ekor sama 1,5 cm dan pada hari ke-4 sampai hari ke-7

kecebong mati hingga tidak didapatkan data. Pada kecebong berkaki belakang

dihari pertama dan ke-2 panjang ekor sama 1,7 cm dan panjang ekor berkurang

dihari ke-3 menjadi 1,6, dan pada hari ke-4 bertambah panjang lagi menjadi 1,7

cm. pada hari ke-5 dan ke-6 panjang ekor sama bertambah menjadi 1,8 cm dan

berkurang lagi pada hari ke-7 menjadi 1,7 cm. pada kecebong kaki lengkap dihari

pertama dan hari ke-2 panjang ekor sama 0,5 cm, namun panjang ekor berkurang

dihari ke-3 menjadi 0,1 cm, dan pada hari ke-4 sampai hari ke-7 ekor hilang

karena kecebong sudah menjadi katak.

Pada planaria, pengamatan pada ekor dihari pertama perlakuan 0,5 cm, dan

pada 2 hari pertama (2H1) ukuran berkurang menjadi 0,3 cm, dan pada 2 hari

kedua (2H2) ukuran ekor bertambah menjadi 0,42 cm, namun berkurang lagi

pengukuran pada 2 hari ketiga (2H3) menjadi 0,32 cm, begitu juga pada 2 hari

keempat (2H4) pengukuran berkurang menjadi 0,28 cm dan ukuran tetap sama

pada 2 hari kelima (2H5) 0,28 cm. Pada pengamatan badan planaria dipengukuran

hari pertama perlakuan ukuran 0,62 cm, namun berkurang ukuran pada 2 hari

pertama (2H1) menjadi 0,34 cm, dan pada 2 hari kedua (2H2) pengukuran

bertambah lagi menjadi 0,46 cm dan terus bertambah pada 2 hari ketiga (2H 3)

menjadi 0,48 cm, dan ketika pada pengukuran 2 hari keempat (2H4) menurun

drastis menjadi 0,4 cm, tetapi pada pengukuran selanjutnya 2 hari kelima (2H5)

pengukuran bertambah lagi menjadi 0,38 cm. pada pengamatan kepala di hari

pertama perlakuan ukuran 0,54 cm dan pada 2 hari pertama (2H1) berkurang

menjadi 0,38 cm dan berkurang lagi pada pengukuran 2 hari kedua (2H2) menjadi

0,4 cm, tetapi terjadi pertambahan ukuran pada 2 hari ketiga (2H3) menjadi 0,48

Page 11: REGENERASI kel 4B.doc

47

cm dan pengukuran berkurang lagi pada 2 hari keempat (2H4) menjadi 0,36 cm,

namun bertambah pada 2 hari kelima (2H5) menjadi 0,44 cm. pada planaria

kontrol dihari pertama perlakuan ukuran 1,06 cm dan pada pengukuran 2 hari

kedua (2H2) juga bertambah menjadi 1,28 cm, lalu mengalami penurunan ukuran

pada 2 hari ketiga (2H3) menjadi 1,16 cm, dan begitu pula pengukuran 2 hari

keempat (2H4) berkurang ,menjadi 1,12 cm dan pada 2 hari kelima (2H5)

berkurang juga menjadi 1.02 cm.

Regenerasi adalah proses yang mempunyai kemampuan mengganti

bagian-bagian tubuh yang rusak atau lenyap. Umumnya pada tumbuhan maupun

hewan mempunyai daya regenerasi yang besar. Dapat banyak cabang-cabang dan

daun-daun pada tumbuhan, kadang-kadang semuanya dibuang dengan

pemangkasan. Jika system akar sehat, maka kuncup segera terlihat pada dahan

atau batangnya. Kuncup berkembang menjadi cabang-cabang baru, daun dan

bunga. Kenyataannya banyak kayu keras dapat dipotong tepat setinggi tanah, dan

pertunasan pada tepi dari tonggak tersebut akan segera menghasilkan batang baru

dan daun. Begitu pula pada hewan, kemampuan hewan untuk meregenerasi

bagian-bagian yang hilang sangat bervariasi dari spesies ke spesies. Seekor

planaria dapat meregenerasi seluruh organisme dari hanya satu bagian tengah.

Bahkan bintang laut dapat meregenerasi seluruh organisme dari hanya satu tangan

dan cakra tengah.

Didalam ada beberapa factor kesalahan, diantaranya pada kecebong

banyak data yang tidak didapat karena kecebong hilang dan mati, hal ini karena

kesalahan bahwa seharusnya pada bagian atas gelas aqua diberi penutup, agar

kecebong-kecebong yang sudah menjadi katak pada masa pengamatan tidak

loncat keluar gelas aqua sehingga menyebabkan mereka hilang, begitu pula pada

kecebong yang mati seharusnya mereka diberi makan dengan hydrilla dan jiak

airnya kotor diganti, namun selama pengamatan air kecebong tidak pernah diganti

sehingga menyebabkan kecebong-kecebong ini mati. Untuk pada planaria factor

kesalahannya hanya tidak memberi makan dan airnya sangat sedikit bahkan ada

yang kering sehingga planarianya beberapa ada yang mati, namun diganti dengan

yang baru.

Page 12: REGENERASI kel 4B.doc

48

Pada planaria yang paling cepat penambahan bagian tumbuhnya adalah

bagian badan. Karena pada potongan badan ia akan menumbuhkan bagian kepala

dan ekor bersamaan sehingga proses untuk mencapai kesempurnaan seperti

semula lebih cepat dan mudah. Berbeda dengan bagian kepala yang meregenerasi

karena ia akan memerlukan waktu yang agak lama untuk sempurna kembali

karena harus menumbuhkan badan dulu, baru kemudian bagian ekor. Begitupun

sebaliknya pada ekor, ia akan menumbuhkan kepala dulu, baru bagian kepala

meregenerasi menumbuhkan badan.

Pada kecebong yang paling cepat beregenerasi adalah kecebong tanpa

kaki, karena kecebong tanpa kaki jika di potong bagian ekornya ia akan

meregenerasi bekas potongan untuk menumbuhkan bagian yang hilang tadi,

berbeda dengan kecebong berkaki belakang atau berkaki lengkap, memerlukan

waktu yang agak lama atau bahkan proses regenerasi terhambat karena bersamaan

dengan proses metamorfosis kecebong manjadi katak, karena dalam proses

metamorfosis menjadi katak ekor pada kecebong akan memendek dan menghilang

dengan seiring tumbuhnya tungkai depan dan belakang, sehingga proses

regenerasi sulit untuk dilihat jika pada kecebong yang berkaki belakang atau

lengkap.

Regenerasi sel adalah proses pembentukan sel untuk mengganti sel yang

mati yang diatur mulai tingkat terkecil dalam sel tubuh. Pada saat sel tubuh ada

yang mati dan setiap itu pula lahir sel yang menggantikan atau disebut proses

regenerasi.

Digunakan planaria dan kecebong pada praktikum regenerasi ini karena

hewan ini mempunyai kemempuan beregenerasi yang sangat besar seperti pada

planaria seluruh tubuhnya mampu beregenerasi baik kepala, badan, maupun ekor.

Dan pada kecebong begitu juga bagian ekornya mempunyai kemampuan untuk

beregenerasi.

Kecebong itu sebenarnya adalah bakal yang akan tumbuh menjadi katak,

hanya saja pada perkembangannya saat masih menjadi kecebong ia bernafas

dengan insang dan bergerak dengan ekor namun ia bukan ikan atau tergolong

kelas pisces, kecebong tergolong kelas amphibian dan termasuk hewan vertebrata

Page 13: REGENERASI kel 4B.doc

49

dari filum chordate. Karena kecebong termasuk hewan vertebrata atau hewan

bertulang belakang maka hanya bagian ekornya saja yang bisa beregenerasi

karena ekornya tidak bertulang.

Pada planaria bisa atau mudah beregenerasi karena planaria termasuk

invertebrate atau hewan tidak betulang belakang sehingga seluruh bagian tubuh

planaria mampu beregenerasi. Planaria ini termasuk filum Plathyhelminthes atau

cacing pipih. Planaria hidup dibatu-batu didasar perairan.

Page 14: REGENERASI kel 4B.doc

50

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Proses regenerasi ada beberapa tahapan. Yaitu penyembuhan luka,

perombakan jaringan, pembentukan blantula, dan morfologi dan redeferensiasi.

4.2 Saran

Praktikum tentang regenerasi ini sebaiknya tidak hanya menggunakan

planaria dan kecebong saja, melainkan menggunakan juga bahan lain, seperti

cacing tanah.

Page 15: REGENERASI kel 4B.doc

51

DAFTAR PUTAKA

Campbell, N.A. J.B. Reece, L.G, Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga : Jakarta.

Geneser, F. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 1. Binarupa Aksara : Jakarta Barat.

Kimball, J. W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga : Jakarta.

Yatim, W. 1996. Biologi Modern – Biologi Sel. Tarsito : Bandung.

Yatim, W. 2003. Biologi Modern Biologi Sel. Tarsito : Bandung.