Riset Desember 2013 - Maret 2014 | Publikasi: Jakarta, 14 Maret 2014

1

LATAR BELAKANG

Politik Indonesia mulai diisi oleh wajah-wajah baru, mereka berasal dari partai politik yang berbeda, juga dengan latar belakang yang berbeda. Yang membuat kemunculan wajah-wajah baru ini semakin menarik karena kebanyakan mereka muncul dengan terobosan dan gaya politik yang juga memberi warna baru dalam politik nasional.

Partai politik menjadi salah satu aktor penting dalam mendorong munculnya wakjah-wajah baru tersebut. Namun tidak sedikit partai yang gagal memunculkan wajah baru dalam panggung politik nasional. Ini sangat bergantung pada sistem di dalam partai itu sendiri, terlebih lagi kepemimpinan politik di tubuh partai.

Berbicara tentang tokoh muda, media dan banyak pihak seringkali menggunakan kata tokoh muda, namun belum ada definisi yang jelas tentang siapa yang disebut tokoh muda dalam konteks politik Indonesia. Intrans mecoba melakukan batasan-batasan, tentang siapa saja yang bisa disebut sebagai tokoh muda dalam politik Indonesia terkini.

Menjelang Pemilu 2014, banyak sekali nama yang muncul, namun Intrans mencoba keluar dari angka-angka elektabilitas yang sudah banyak dipublikasikan oleh berbagai lembaga riset. Intrans merasa penting untuk mempublikasikan nama-nama tokoh muda dalam kancah politik nasional lima tahun terakhir. Tentu dengan menjelaskan faktor-faktor apa saja yang membuat mereka disebut sebagai tokoh muda bersinar.

Intrans merasa berkepentingan untuk memisahkan tokoh-tokoh senior dengan tokoh muda, agara publik bisa mendapatkan gambaran yang utuh mengenai wajah-wajah baru yang muncul dan pada saat yang sama mendorong percepatan regenerasi politik di Indonesia. Pemilih sudah membuktikan di beberapa Pilkada, bahwa masyarakat ternyata memberi tempat yang luas bagi tokoh-tokoh muda yang masuk ke dunia politik.

Tentu kemunculan mereka tidak datang dengan sendirinya, peran tokoh partai yang memiliki komitmen kuat untuk menyiapkan kader demi kepentingan jangka panjang sangat menentukan ada tidaknya kader muda yang lahir dari partai tersebut.

2

METODOLOGI

Riset ini menggunakan metode kualitatif melalui 15 Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan dalam kurun waktu Desember-Maret 2014. Setiap FGD diikuti oleh 15-20 orang dengan latar belakang yang berbeda.

Setiap FGD dipandu oleh 1 orang fasilitator untuk mengembangkan diskusi yang lebih dalam mengenai topik yang sedang diteliti.

Untuk informasi bersifat khusus, diadakan wawancara mendalam dengan nara sumber yang dianggap kapabel untuk memberikan masukan dan informasi mengenai topik yang sedang diteliti.

3

DEFINISI TOKOH MUDA MENURUT INTRANS

Undang-undang RI No. 40/2009 (Pasal 1 ayat 1): Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.

Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pemuda (n) orang yg masih muda; orang muda: - harapan bangsa;

Makna inti dari demensia pada usia muda (young onset dementia) dan demensia pada usia produktif (working onset dementia) adalah timbulnya gejala demensia berupa penurunan kognitif dan memori pada orang dengan usia dibawah 65 tahun.

UU Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003: mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun (usia produktif )

Intrans mencoba membatasi yang dimaksud dengan definisi tokoh muda dalam hal usia dan hubungannya dengan usia produktif seseorang. Berikut definisi Tokoh Muda menurut Intrans:

Pertimbangan bahwa usia produktif adalah mereka yang berusia 15-64 tahun

Tokoh muda adalah mereka yang pada Pemilu tahun 2025 berusia maksimal 64 (enam puluh empat) tahun

Tokoh muda 2014 adalah mereka yang ketika Pemilu tanggal 9 April 2014, masih berusia tidak lebih dari 54 (lima puluh empat) tahun

Sehingga masih memiliki 10 (sepuluh) tahun masa produktif untuk memangku jabatan publik.

4

IDENTIFIKASI TOKOH MUDA BERDASARKAN PARTAI POLITIK

Nama-nama tokoh diambil berdasarkan studi riset kuantitatif yang telah dipublikasin berbagai lembaga survey

Riset Pemberitaan media Gagasan otentik dan berbagai variabel popularitas dan elektabilitas yang muncul

dalam diskusi FGD Wawancara mendalam dengan beberapa narasumber

Berikut nama tokoh-tokoh muda berdasarkan partai politik:

1. Partai Nasdem : Akbar Faisal (45 tahun)2. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) : 1. Muhaimin Iskandar (47 tahun) 2. Rusdi Kirana (50 tahun)

3. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) : 1. Hidayat Nurwahid (54 tahun) 2. Fahri Hamzah (42 tahun) 3. Anis Matta (45 tahun) 4. Ahmad Heriyawan (47 tahun)

4. Partai Demokrasi Indonesia : 1. Jokowi (52 tahun) Perjuangan (PDIP) 2. Ganjar Pranowo (45 tahun) 3. Rieke Diah Pitaloka (40 tahun) 4. Puan Maharani (40 tahun) 5. Budiman Sudjatmiko (44 tahun) 6. Tri Risma Harini (52 tahun) 7. Teten Masduki (50 tahun) 8. Maruarar Sirait (44 tahun)

5. Partai Golkar : 1. Priyo Budi Santoso (48 tahun) 2. Agus Gumiwang Kartasasmita (45 tahun) 3. Mahyudin (43 tahun) 4. Muhammad Lutfi (44 tahun) 5. Ade Komaruddin (48 tahun)

6. Partai Gerakan Indonesia Raya : 1. Basuki Tjahaja Purnama (47 tahun) (Gerindra) 2. Ridwan Kamil (42 tahun) 3. Fadli Zon (42 tahun)

7. Partai Demokrat (PD) : 1. Gita Wirjawan (48 tahun) 2. Ali Masykur Musa (51 tahun) 3. Anies Baswedan (44 tahun) 4. Dinno Pattijalal (48 tahun) 5. Irman Gusman (52 tahun)

8. Partai Amanat Nasional (PAN) : 1. Bima Arya (41 tahun) 2. Zulkifli Hasan (51 tahun)

9. Partai Persatuan Pembangunan : Tidak ada (PPP)

10. Partai Hati Nurani Rakyat : Hary Tanoesoedibjo (48 tahun) (HANURA)

11. Partai Bulan Bintang (PBB) : Tidak Ada

12. Partai Keadilan dan Persatuan : Tidak Ada Indonesia (PKPI)

5

KESIMPULAN RISET

1. Joko Widodo2. Hary Tanoesoedibjo3. Gita Wirjawan4. Basuki Tjahaja Purnama5. Rusdi Kirana6. Muhaimin Iskandar7. Tri Risma Harini8. Ganjar Pranowo9. Dino Pattijalal 10. Muhammad Lutfi

Tampaknya popularitas Joko Widodo (Jokowi) sebagai tokoh masih sulit terbantahkan, banyak kriteria yang mendukung Jokowi berada di posisi teratas. Debutnya dari Solo menjadi Gubernur DKI Jakarta masih menjadi bahan perbincangan hingga saat ini. Kepemimpinannya yang belum lama di DKI menunjukkan banyak prestasi yang mulai dilihat oleh masyarakat sebagai bukti kepiawain Jokowi sebagai birokrat. Belakang namanya mulai disebut sebagi calon kuat Presiden RI.

Hary Tanoesoedibjo juga dalam waktu singkat berhasil menjadi perhatian publik. Kemunculan perdananya di Partai Nasdem hingga kemudian bergabung ke Hanura membuat dirinya unggul di beberapa kriteria. hingga akhirnya menempati posisi kedua.

Gita Wirjawan, seorang pengusaha yang kemudian menjadi birokrat dan kemudian mulai terjun ke dunia politik ketika namanya masuk sebagai peserta konvensi Partai Demokrat. Gita punya daya tarik tersendiri, di kalangan muda namanya sangat popular, terutama kepiawaiannya dalam hal musik. Apresiasi juga bermunculan ketika Gita secara mengejutkan mundur dari jabatan Menteri Perdagangan. Model kampanye moderen yang dilancarkannya juga cukup modern dan menarik perhatian publik.

Basuki Thajaja Purnama atau akrab dipanggil Ahok, ketegasannya dalam menangani persoalan birokrasi di Jakarta sungguh mengagumkan banyak orang. Di media sosial, video mengenai sepak terjang Ahok banyak ditonton orang, dalam waktu singkat Ahok telah menjadi model pemimpin baru sehingga namanya dipercaya untuk menempati posisi keempat.

Rusdi Kirana, namanya terbilang baru dalam politik, namanya muncul ketika diundang sebagai perseta konvensi Partai Demokrat, namun ditolaknya, tiba-tiba muncul dan didaulat sebagai Wakil Ketua Umum PKB merupakan hal yang cukup mengejutkan. Pengusaha ini merupakan sosok yang sederhana, meskipun semua orang tahu bahwa perusahaan penerbangannya adalah perusahaan dengan aset yang besar. Rusdi diyakini cukup memberi warna pada PKB dalam Pemilu 2014.

Sosok selanjutnya adalah Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB juga mendapat perhatian besar, karena kepiawainnya dalam menempatkan PKB sebagai partai koalisi pemerintah, namun pada saat yang sama juga tidak kehilangan basis tradisionalnya di Nahdatul Ulama. Posisinya sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga membuat dirinya banyak mendapat perhatian publik.

10 TOKOH MUDA PALING BERSINAR 2014:

6

KESIMPULAN RISET

Tokoh-tokoh muda selanjutnya juga memiliki karakter dan kapital politik yang berbeda. Sepak terjang Tri Risma di sebagai Walikota Surbaya, Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, Dino Pattijalal sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat dan belakangan ikut kovensi Partai Demokrat, dan terakhir yang namanya mulai muncul Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan dan diyakini dimasa akan datang akan menjadi tokoh yang cukup diperhitungkan.

10 Tokoh Muda Paling Berpengaruh Terhadap Elektabilitas Partai

Intrans juga meneliti tentang pengaruh tokoh-tokoh muda tersebut terhadap elektabilitas partai. Berikut hasil temuan riset:

1. Hary Tanoesoedibjo2. Jokowi3. Rusdi Kirana4. Gita Wirjawan5. Basuki Tjahaja Purnama6. Muhaimin Iskandar7. Ganjar Pranowo8. Ridwan Kamil9. Budiman Sudjatmiko10. Puan Maharani

Hary Tanoesodibjo cukup fenomenal, keputusannya memilih Partai Hanura disaat justru banyak orang meragukan partai tersebut. Sebelum Hary Tanoe bergabung, elektabilitas Hanura dari berbagai riset yang dipublikasikan hanya berkisar 1-2 persen. Namun dalam waktu singkat, tentu dengan kekuatan finansial dan media yang kuat, Hary Tanoe mampu mengangkat Hanura ke partai papan tengah, jika dilihat dari berbagai survey, Hanura hari ini berkisar antara 6-8 persen. Hanura bahkan telah berani mendeklarasikan pasangan Capres dan Cawapres jauh sebelum partai lain mendeklarasikan. Hanura menjadi sangat percaya diri dengan bergabungnya Hary Tanoe, bahkan mempercayakan pemenangan Pemilu pada tokoh muda ini. Hasil temuan Intrans menempatkan Hary Tanoe sebagai tokoh muda paling berpengatuh terhadap elektabilitas partai.

Meskipun Jokowi diyakini memiliki daya dongkrak terhadap PDIP, namun sebelumnya PDIP memang adalah partai yang sudah menjadi partai papan atas dalam perolehan suara Pemilu. Namun dengan hadirnya Jokowi sebagai kader PDIP menambah kekuatan dan daya elektabilitas PDIP. Jokowi dinilai berhasil menyambungkan antara citra PDIP sebagai partai Wong Cilik. Sehingga antara slogan partai dengan sepak terjang kader di lapangan memiliki ketersambungan.

Di posisi ketiga, Rusdi Kirana diyakini sebagai tokoh muda yang akan mendongkrak PKB. Sebelum bergabungnya Rusdi Kirana, PKB dianggap sebagai partai kaum Nahdiyin. Namun Rusdi mampu merubah citra itu. Dengan modalitas finansial yang kuat, membuat PKB cukup percaya diri untuk bertahan bahkan menembus partai papan atas. Hal ini terbukti dengan iklan yang mulai ditayangkan secara berkala di stasiun-stasiun Televisi, sebagian besar di prime time yang tentu harganya tidak murah.

7

KESIMPULAN RISET

Gita Wirjawan, yang telah mundur dari jabatan Menteri Perdagangan kini fokus untuk konvensi Partai Demokrat, sosoknya yang ramah, kecerdasan dan juga metode kampanye yang popular membuat Gita menjadi tokoh yang akan menahan kejatuhan Parta Demokrat agar tidak merosot tajam. Basuki Thajaja Purnama merupakan sosok yang fenomenal, sepak terjangnya membenahi birkorasi dan berbagai persoalan di Jakarta, mendapat perhatian yang cukup tinggi dari masyarakat. Muhaimin Iskandar sebagai Menteri Tenaga Kerja yang bersentuhan langsung dengan persoalan TKI di luar negeri serta berbagai persoalan tenaga kerja di dalam negeri, diyakini juga akan memberi sumbangan positif bagi elektabilitas PKB. Kemenangan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, semakin menguatkan PDIP di jantung wilayah pendukung terbesarnya.

Kemunculan Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung juga menyedot banyak perhatian publik. Terobosan-terobosan baru yang dilakukannya cukup mendapat apresiasi dari banyak lapisan masyarakat. Sosok politisi dan mantan aktivis 1998, Budiman Sudjatmiko juga dinilai akan mendongkrak suara PDIP terutama karena perannya yang cukup besar dan konsisten dalam mengusung UU Desa, peran ini juga menyambungkan antara slogan Wong Cilik PDIP dengan praktek kadernya di parlemen.

Puan Maharani, juga disebut sebagai tokoh yang akan menguatkan elektabilitas PDIP, masyarakat menilai Puan sebagai penerus trah Soekarno dimasa yang akan datang. Sebagai Ketua Fraksi PDIP dia sanggup mengawal agenda-agenda PDIP di perlemen, terlebih lagi menjaga soliditas kader-kader PDIP di Parlemen.

Catatan Khusus: Golkar mencatat banyak sekali tokoh muda, hal ini muncul dalam diskusi-diskusi selama penelitian ini berlangsung. Tokoh-tokoh muda Golkar pada umumnya tidak menonjol secara personal, bukan berarti tidak bisa bersaing dengan tokoh muda dari partai lain, namun sistem internal partai membuat kesempatan dan kinerja kader terlihat setara di mata publik. Hal ini terbukti, meskipun dalam riset ini sangat sedikit tokoh muda yang menonjol jika dibandingkan dengan PDIP dan Demokrat, namun dalam hal elektabilitas, Golkar masih disebut-sebut sebagai partai papan atas dalam Pemilu 2014.

Faktor Yang Memunculkan Tokoh Muda

Mekanisme internal Partai yang memungkinkan kemunculan tokoh-tkoh tersebut Momentum Pemilu 2014, dimana tokoh muda potensial yang berlatar belakang

pengusaha menjadi incaran partai-partai papan tengah dan bawah Orientasi pemilih yang semakin melirik tokoh-tokoh muda sipil, terbukti dalam

berbagai pilkada Integritas tokoh muda serta gaya politik baru yang memberikan ruang bagi mereka

dalam liputan media massa Kirisis politik dinasti, dimana tidak ada dari kerabat dari politisi senior yang secara

matang siap bertarung dalam pemilu 2014.

8

TOKOH REGENERASI POLITIK 2014

Intrans mencatat ada tiga partai politik yang menyumbangkan tokoh muda terbanyak, yakni:

1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)2. Partai Golkar3. Partai Demokrat

Apresiasi masyarakat yang besar kepada ketiga partai politik ini muncul dalam penelitian Intrans.

Riset Intrans juga meneliti tentang siapa yang paling berhak menyandang predikat Tokoh Regenerasi Politik 2014. Hasil temuan Intrans menempatkan Megawati Soekarnoputri sebagai tokoh regenerasi politik.

Dibawah kepemimpinan Megawati PDIP mencetak kader muda terbanyak yang tentu tidak hanya sekedar kader tapi juga memiliki prestasi yang baik. Keputusan PDIP sebagai partai oposisi juga membuat PDIP makin banjir kader-kader muda yang militan.

Selain itu sosok Megawati juga patut diapresiasi, karena telah memberikan kepercayaan kepada kader-kader muda PDIP untuk ikut bertarung dalam berbagai Pilkada. Bukan hal yang bisa dilakukan semua pimpinan partai politik. Dalam menghadapi Pemilu 2014, responden FGD Intrans menyimpulkan dan meyakini bahwa Megawati tidak akan mencalonkan Puan Maharani sebagai capres, hal yang sebenarnya bisa dilakukan dengan melihat berbagai survey yang mendaulat PDIP sebagai partai dengan elektabilitas tinggi diatas 20% sehingga bisa mencalonkan Capres dan Cawapres sendiri.