Refrat Forensik

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelantaran anak (child neglect) yang sering disebut juga kekerasan psikologis (pyschological abuse) adalah suatu bentuk penganiyaan anak dimana orangtua gagal untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar anak termasuk kegagalan dalam menyediakan makanan, tempat tinggal, kesehatan dasar, pengawasan dan perlindungan dari berbagai ancaman. Masyarakat umumnya percaya bahwa orangtua sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan anak agar anak tersebut dapat berkembang secara fisik, sosial, dan emosional dengan baik. 1 Kasus penelantaran anak ini biasanya disebabkan karena kesalahan pengasuhan yang dapat terjadi akibat adanya masalah kesehatan mental, penggunaan zat, kekerasan dalam rumah tangga, pengangguran, kehamilan yang tidak direncanakan, orangtua tunggal (single parent), dan kemiskinan. 1 Bentuk dari penelantaran anak meliputi: membiarkan anak untuk menyaksikan kekerasan atau pelecehan berat antara orang tua atau orang dewasa, mengabaikan, menghina, atau mengancam anak dengan kekerasan, tidak memberikan anak suatu

description

child neglected

Transcript of Refrat Forensik

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPenelantaran anak (child neglect) yang sering disebut juga kekerasan psikologis (pyschological abuse) adalah suatu bentuk penganiyaan anak dimana orangtua gagal untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar anak termasuk kegagalan dalam menyediakan makanan, tempat tinggal, kesehatan dasar, pengawasan dan perlindungan dari berbagai ancaman. Masyarakat umumnya percaya bahwa orangtua sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan anak agar anak tersebut dapat berkembang secara fisik, sosial, dan emosional dengan baik.1Kasus penelantaran anak ini biasanya disebabkan karena kesalahan pengasuhan yang dapat terjadi akibat adanya masalah kesehatan mental, penggunaan zat, kekerasan dalam rumah tangga, pengangguran, kehamilan yang tidak direncanakan, orangtua tunggal (single parent), dan kemiskinan.1 Bentuk dari penelantaran anak meliputi: membiarkan anak untuk menyaksikan kekerasan atau pelecehan berat antara orang tua atau orang dewasa, mengabaikan, menghina, atau mengancam anak dengan kekerasan, tidak memberikan anak suatu lingkungan yang aman dan dukungan emosional, dan menunjukkan ketidakpedulian untuk perkembangan dan kesejahteraan anak.2Penelantaran anak masih menjadi masalah yang serius. Menurut, National Society for the Prevention of Cruelty to Children(NSPCC) yang merupakan organisasi perlindungan anak di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara melaporkan lebih dari 24.300 anak yang mengalami penelantaran di Britania Raya pada tahun 2014.3 Sementara itu di Amerika, ada sebanyak 3,3 juta laporan tentang anak yang disiksa atau ditelantarkan yang didapatkan dari Komisi Perlindungan Anak USA pada tahun 2008. Tujuh puluh satu persen dari anak-anak dalam kasus itu dikategorikan sebagai korban penelantaran. Anak atau remaja yang ditelantarkan memiliki risiko lima kali lebih besar untuk bunuh diri jika dibandingkan dengan teman-temannya, baik laki-laki maupun perempuan.4Penelantaran anak di wilayah Asia masih sulit terdeteksi dikarenakan sedikitnya penelitian yang dilakukan di daerah Asia. Beberapa penelitian terbaru mengenai penelantaran anak seperti di China menyatakan 20,7% anak terlantar dari 2.363 sampel, sementara itu penelitian lain yang dilakukanJumlah kasus kekerasan pada anak di Indonesia terus meningkat. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat, pada 2007 jumlah pelanggaran hak anak yang terpantau sebanyak 40.398.625 kasus. Jumlah itu melonjak drastis jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 13.447.921 kasus. Data tersebut berdasarkan laporan yang masuk ke lembaga tersebut, yang tersebar di 30 provinsi. Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi menjelaskan, kasus pelanggaran hak anak meliputi kekerasan, penelantaran, eksploitasi, perdagangan anak, dan penculikan.4

Dafpus:1. Department for Education and Skills. 2006. Working Together to Safeguard Children: a guide to inter-agency working to safeguard and promote the welfare of children. London: DfES.2. Department for Education and Skills. 2011. Child Neglect and Psychological Abuse. Newyork Times.3. National Society for the Prevention of Cruelty to Children. 2015. Child protection register statistics.( Download in www.nspcc.org.uk., in 20 May 2015)4. Rhodes, AE; Boyle, MH; Bethell, J; Wekerle, C et al. (2012)."Child maltreatment and onset of emergency department presentations for suicide related behaviors".Child Abuse & Neglect36(6): 54251.doi:10.1016/j.chiabu.2012.04.006.PMID22749614.5. Sumber: MediaIndonesia.Com (12/7)http://www.gugustugastrafficking.org/index.php?option=com_content&view=article&id=704:kasus-kekerasan-terhadap-anak-naik-300&catid=42:info&Itemid=66