REFRAT ELDAAA

download REFRAT ELDAAA

of 26

description

refrat

Transcript of REFRAT ELDAAA

BAB IPENDAHULUAN

Infeksi akut sistem saraf pusat (SSP) merupakan penyebab demam yang paling sering yang disertai dengan tanda-tanda dan gejala-gejala penyakit sistem saraf pusat pada anak. Infeksi dapat disebabkan oleh mikroba apapun, patogen spesifik yang dipengaruhi oleh umur dan status imun hospes dan epidemiologi patogen. Pada umumnya, infeksi virus sistem saraf pusat jauh lebih sering daripada infeksi bakteri, yang pada gilirannya lebih sering daripada infeksi jamur dan parasit. Infeksi pada sistem saraf pusat (SSP) dapat dibagi menjadi dua kategori besar: yang utamanya melibatkan meninges (meningitis) dan terbatas pada parenkim (ensefalitis). Proses peradangan akut yang melibatkan meningen dan sampai tingkat yang bervariasi, jaringan otak disebut meningoensefalitis.1Meningitis merupakan peradangan selaput otak yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Prevalensi meningitis bakterialis sebesar >2,5% kasus per 100.000 populasi di Amerika Serikat. Streptococcus Pneumonia merupakan penyebab utama (50%), diikuti oleh Neisseria Meningitidis (25%), streptococcus Grup B (15%), dan Listeria Monocytogenesis (10%). Penyakit ini menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi (5-10%). Hampir 40% diantara pasien meningitis mengalami gejala sisa berupa gangguan pendengaran dan defisit neurologis.2,3,4Ensefalitis ialah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme misalnya bakteri, protozoa, cacing atau virus. Penyebab yang tersering adalah virus, seperti herpes, vasrisela-zoster, parolitis dan enterovirus. Herpes Simplex Virus merupakan penyebab tersering ensefalitis akut. Sekitar 2.000 kasus terjadi di Amerika Serikat dan merupakan 10% dari seluruh kasus ensefalitis di negara tersebut. Sekitar 30 sampai 70% berakhir fatal, dan tidak sedikit yang berakhir dengan kecacatan neurologis. Insidensi tertinggi terjadi pada usia neonatus, 5-30 tahun dan diatas 50 tahun, dengan masa inkubasi 4-6 hari. 2,5Di Indonesia meningitis/ensefalitis merupakan penyebab kematian pada semua umur dengan urutan ke 17 (0,8%) setelah malaria. Meningitis/ensefalitis merupakan penyakit menular pada semua umur dengan proporsi 3,2%. Sedangkan proporsi meningitis/ensefalitis merupakan penyebab kematian bayi pada umur 29 hari 11 bulan dengan urutan ketiga yaitu (9,3%) dan penyebab kematian umur 1-4 tahun yaitu (8,8%) dan merupakan urutan keempat.6Gejala-gejala yang lazim pada penderita meningitis/ensefalitis adalah nyeri kepala, nausea muntah, anoreksia, gelisah dan iritabilitas. Kebanyakan gejala-gejala ini tidak spesifik. Tanda-tanda infeksi yang lazim, disamping demam adalah fotofobia, nyeri dan kekakuan leher, penurunan kesadaran, stupor, koma, kejang-kejang dan defisit neurologis setempat. Keparahan dan kumpulan tanda-tanda ditentukan oleh patogen spesifik, hospes dan penyebaran infeksi secara anatomis.1

BAB IISTATUS PASIEN RUANG RAWAT ANAK

2.1 Identitas Penderita1. Nama: MH2. Umur: 2 Tahun 8 Bulan (10 Juli 2011) 3. Alamat: Ulee Kareung, Banda Aceh4. Jenis Kelamin : Laki-laki5. Agama: Islam6. Suku: Aceh7. Tanggal Masuk: 3 Maret 20148. Tanggal Pemeriksaan: 6 Maret 2014Ayah Nama: Tn.MUmur: 38 tahunJenis kelamin: Laki-lakiAgama: IslamAlamat: Ulee Kareung, Banda Aceh

IbuNama: Ny. KUmur: 35 tahunJenis kelamin: PerempuanAgama: IslamAlamat: Ulee Kareung, Banda Aceh

2.2 Anamnesa1. Keluhan UtamaKejang2. Keluhan TambahanMuntah dan demam3. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan kejang. Kejang yang dialami pasien sekitar 15 menit sebelum masuk rumah sakit. Setiba di RS pasien masih kejang. Kejang yang dialami seluruh tubuh dengan mata melihat ke atas. Setelah kejang pasien mengalami penurunan kesadaran dan sekitar 20 menit kemudian pasien mengalami kejang lagi dengan durasi 5 menit.Menurut ayah pasien, sebelumnya pasien mengalami muntah-muntah sejak hari minggu (2/3/2014) setelah pulang kampung, lalu pasien dibawa ke dokter umum dekat rumah. Muntah bewarna putih berisi minuman dan makanan yang dimakan sebelumnya dengan volume aqua gelas dan frekuensi >3 kali/hari. Pasien mengkonsumsi obat dari dokter, setelah mengkonsumsi obat tersebut lalu pasien mengalami kejang kemudian dilarikan ke IGD RSUDZA. Demam (+) juga dikeluhkan pasien bersifat naik turun sejak 1 hari yang lalu, mual (+), batuk (-). BAK tidak ada keluhan dan BAB tidak ada keluhan.

4. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien memiliki riwayat infeksi telinga sekitar 2 bulan terakhir dan telah berobat ke dokter ahli THT sebanyak 3x.

5. Riwayat Penyakit KeluargaDisangkal.6. Riwayat Penggunaan Obat Parasetamol syrup

7. Riwayat KehamilanIbu pasien rutin memeriksakan kandungannya (ANC) ke bidan dan dokter spesialis kandungan.

8. Riwayat KelahiranPasien merupakan anak kedua, lahir secara pervaginam dibantu bidan, segera menangis dengan BBL 3200 gram.

9. Riwayat MakananPasien diberi ASI dari usia 0 sampai 3 bulan. Setelah 3 bulan sampai 10 bulan pasien mengkonsumsi susu formula. Setelah umur 10 bulan hingga 1 tahun pasien mengkonsumsi susu formula dan makanan tambahan. Setelah umur 1 tahun hingga sekarang pasien mengkonsumsi makanan biasa.

10. Riwayat ImunisasiImunisasi dasar tidak lengkap yaitu campak belum di imunisasi.

2.3 Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum: Tampak Sakit 2. Kesadaran: Compos mentis3. Denyut Jantung: 132 kali/ menit4. Frekuensi Nafas: 30 kali/menit5. Suhu: 36,7 0C6. Berat Badan : 10 kg7. Tinggi Badan: 86 cm8. Keadaan Gizi : BB/U: -3 < Z score < -2 TB/U: Z score -2 BB/TB: -3 < Z score BJ II , regular, bising (-).

Abdomen1. Inspeksi: Simetris, distensi (-)2. Palpasi: Soepel, nyeri tekan (-), turgor kembali cepata. Hepar: tidak terabab. Lien: Tidak terabac. Ginjal: Tidak teraba3. Perkusi: Timpani4. Auskultasi: Peristaltik (+) meningkatGenitalia: Dalam batas normalAnus: Hiperemis (+)Tulang Belakang: Simetris, nyeri tekan (-)Kelenjar Limfe: Pembesaran KGB (-)Ekstremitas: Akral hangat, CRT 3 kali/hari. Pasien mengkonsumsi obat dari dokter, setelah mengkonsumsi obat tersebut lalu pasien mengalami kejang kemudian dilarikan ke IGD RSUDZA. Demam (+) juga dikeluhkan pasien bersifat naik turun sejak 1 hari yang lalu, mual (+), batuk (-). BAK tidak ada keluhan dan BAB tidak ada keluhan.

STATUS PRESENTKeadaan umum: BaikKesadaran: Compos mentisDenyut Jantung: 132 x/menit, regularFrekuensi Nafas: 30 x/menitSuhu: 36,7 0CBerat badan sekarang: 10 kgTinggi badan: 86 cmStatus gizi: Gizi Kurang

STATUS GENERALa. KEPALA: Mukosa bibir kering,serumen telinga kiri (+)b. LEHER : Kaku Kuduk (+)c. THORAX: Dalam batas normal d. JANTUNG: Dalam batas normal e. ABDOMEN: Turgor kembali cepat, peristaltik (+) f. GENITALIA: Dalam batas normal g. ANUS: Dalam batas normalh. EKSTREMITAS: Dalam batas normal

B. Pemeriksaan Penunjang Darah Rutin dan Kimia DarahHasil Laboratorium Tanggal 3 maret 2014Hb: 10,0 gr/dlHt: 31 %Leukosit: 17,1 x 103 /ulTrombosit: 661 x 103 /ulEritrosit: 5,0 x 106 /ulUreum : 33 mg/dlCreatinin: 0,6 mg/dlKGDS: 133 mg/dl Hasil Laboratorium Tanggal 7 maret 2014Hb: 8,5 gr/dlHt: 26 %Leukosit: 31,1 x 103 /ulTrombosit: 94 x 103 /ulEritrosit: 4,2 x 106 /ulK: 3,1Na: 143Cl: 1192.6 Diagnosa BandingKejang ec dd:1. Meningoensefalitis2. Meningitis3. Ensefalitis2.7 Diagnosa SementaraKejang ec. Meningoensefalitis2.8 Tatalaksana Terapi non medikamentosaIVFD N5 41 gtt/menit

Terapi medikamentosa Inj. Ceftriaxone 400 mg/12 jam Inj. Dexametasone 2,5 mg/8 jam Phenitoin maintenance 50 mg/12 jam (IV) Inj. Novalgin 100 mg (jika temp > 39 C)

Terapi giziDiet MII dengan kalori 1093,5 1120,5 kkal / hari + protein 16,2 gram / hari

Edukasi Memberitahukan kepada ibu jika anak kejang segera bawa ke rumah sakit terdekat Memberitahukan ibu untuk kontrol ulang kembali

2.9 PrognosisQuo ad vitam : dubia ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonamQuo ad sanactionan: dubia ad bonam

FOLLOW UP PASIEN

TGLVITAL SIGNPEMERIKSAAN FISIK & PENUNJANGTERAPI

03/03/2014H-0KU : kejang (+)KT : penurunan kesadaran (+)GCS : 9HR : 102x/iRR : 27x/i T : 36,5 O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-). RCL ( ) RCTL ( )Hidung: NCH (-), Sekret (-) terpasang sungkopTelinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring: hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (+)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : MeningoencephalitisT/O2 Sungkop 2-3 L/iIVFD N5 41 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H1)Inj. Dexametason 2,5 mg/8 jam (H1)Phenitoin maintenance 50 mg/ 12 jam (IV)Diet MII

P/Balance Cairan

04/03/2014H- 1KU : demam (-), kejang (-)GCS : 11HR :133 x/iRR : 23x/iT : 36,8O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (+)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : MeningoencephalitisT/O2 Sungkop 2-3 L/iIVFD N5 41 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H2)Inj. Dexametason 2,5 mg/8 jam (H2)Phenitoin maintenance 50 mg/ 12 jam (IV)Diet MII

P/Balance Cairan

05/03/2014H- 2KU : demam (+) naik turun, batuk (+), kejang (-)Kes : CMHR :144 x/iRR : 32x/iT : 37,7O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : MeningoencephalitisT/IVFD N5 41 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H3)Inj. Dexametason 2,5 mg/8 jam (H3)Phenitoin maintenance 50 mg/ 12 jam (IV)Kloramfenikol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)Diet sonde kalori 1093,5-1120,5 kkal, protein 16,2 gr

P/Balance Cairan

TGLVITAL SIGNPEMERIKSAAN FISIK & PENUNJANGTERAPI

06/03/2014H-3KU : mencret (+) 4 kali, demam (+) naik turun, kejang (-)Kes : CMHR : 136x/iRR : 32x/iT : 38,9 O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : MeningoencephalitisT/IVFD N5 41 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H4)Inj. Dexametason 2,5 mg/8 jam (H4)Phenitoin maintenance 50 mg/ 12 jam (IV)Kloramfenikol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)Diet sonde kalori 1093,5-1120,5 kkal, protein 16,2 gr

P/ konsul gastro

07/03/2014H- 4KU : demam (+), mencret 1 x, lendir (+), mual (+), kejang (-)Kes : CMHR :132 x/iRR : 30x/iT : 36,5O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : Meningoencephalitis+ diare akut tanpa dehidrasiT/IVFD KAEN 3B 40 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H5)Inj. Dexametason 2,5 mg/8 jam (aff)Phenitoin maintenance 50 mg/ 12 jam (IV) tapp: 42,5 mg/12 jam (selama 2 hari)Kloramfenikol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)Diet sonde kalori 1093,5-1120,5 kkal, protein 16,2 grZinc 1x20 mgLacto B 2x1 sachetIndoralit 200 cc/mencret

08/03/2014H- 5KU : kejang (-) mencret (+)Kes : CMHR :123 x/iRR : 24x/iT : 36,0O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : Meningoencephalitis+ diare akut tanpa dehidrasiT/IVFD KAEN 3B 40 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H6)Phenitoin maintenance 50 mg/ 12 jam (IV) tapp: 42,5 mg/12 jam (selama 2 hari)Kloramfenikol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)Diet sonde kalori 1093,5-1120,5 kkal, protein 16,2 grLLM (SGM)Zinc 1x20 mgLacto B 2x1 sachetIndoralit 200 cc/mencret

TGLVITAL SIGNPEMERIKSAAN FISIK & PENUNJANGTERAPI

09/03/2014H-6KU : mencret (+) >4x, demam (+) naik turunKes : CMHR : 172x/iRR : 24x/iT : 39,5 O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : Meningoencephalitis+ diare akut dengan dehidrasi ringan sedangT/IVFD KAEN 3B 40 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H7)Kloramfenikiol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)Phenitoin maintenance 42,5 mg/ 12 jam (IV) tapp: 36,12 mg/12 jamDiet kalori 1093,5-1120,5 kkal, protein 16,2 grLLM (SGM)Zinc 1x20 mgLacto B 2x1 sachetIndoralit 200 cc/mencret

10/03/2014H-7 KU : demam naik turun, mencret (+) 1 kali, lendir (-)Kes : CMHR :140 x/iRR : 30x/iT : 36,2O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : Meningoencephalitis+ diare akut dengan dehidrasi ringan sedangT/IVFD KAEN 3B 40 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H8)Kloramfenikiol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)Phenitoin maintenance 42,5 mg/ 12 jam (IV) tapp: 36,12 mg/12 jamDiet sonde kalori 1093,5-1120,5 kkal, protein 16,2 grLLM (SGM) (puasa sementara)Zinc 1x20 mgLacto B 2x1 sachetIndoralit 200 cc/mencret

11/03/2014H- 8KU : muntah (-), mencret (-)Kes : CMHR :130 x/iRR : 25x/iT : 37,0O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : Meningoencephalitis+ diare akut tanpa dehidrasiT/IVFD KAEN 3B 40 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H9)Kloramfenikiol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)IV Phenitoin 36,125 mg/12 jamDiet kalori 1093,5-1120,5 kkal, protein 16,2 grZinc 1x20 mgLacto B 2x1 sachetIndoralit 200 cc/mencretMetronidazole 3x100 mgNystatin drop 3x1cc

TGLVITAL SIGNPEMERIKSAAN FISIK & PENUNJANGTERAPI

12/03/2014H-9KU : mencret (-) demam (-)Kes : CMHR : 112x/iRR : 24x/iT : 36,5 O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : Meningoencephalitis+ diare akut tanpa dehidrasiT/IVFD KAEN 3B 40 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H10)Kloramfenikiol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)IV Phenitoin 30,71 mg/12 jamDiet kalori 1093,5-1120,5 kkal, protein 16,2 grZinc 1x20 mgLacto B 2x1 sachetIndoralit 200 cc/mencretMetronidazole 3x100 mgNystatin drop 3x1ccRanitidin 1/3 /8jam

P/Edukasi makan minum lewat mulut

13/03/2014H- 10KU : muntah (-) sudah 3 hari belum BABKes : CMHR :80 x/iRR : 24x/iT : 36,2O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : Meningoencephalitis+ diare akut tanpa dehidrasi

T/IVFD KAEN 3B 40 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H11)Kloramfenikiol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)IV Phenitoin 30,71 mg/12 jamDiet oralZinc 1x20 mgLacto B 2x1 sachetIndoralit 200 cc/mencretMetronidazole 3x100 mgNystatin drop 3x1ccRanitidin 1/3 /8jamAmikasin 80 mg/24 jam

14/03/2014H- 11KU : 4 hari belum BABKes : CMHR :88 x/iRR : 24x/iT : 36,0O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : Meningoencephalitis+ diare akut tanpa dehidrasiT/IVFD KAEN 3B 40 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H12)Kloramfenikiol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)IV Phenitoin 25 mg/12 jamDiet oralZinc 1x20 mgLacto B 2x1 sachetIndoralit 200 cc/mencretMetronidazole 3x100 mgNystatin drop 3x1ccRanitidin 1/3 /8jamDulcolax suppAmikasin 80 mg/24 jam

TGLVITAL SIGNPEMERIKSAAN FISIK & PENUNJANGTERAPI

15/03/2014H-12KU : mencret (-) demaam (-)Kes : CMHR : 85x/iRR : 24x/iT : 36,1 O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : MeningoencephalitisT/IVFD KAEN 3B 40 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H13)Kloramfenikiol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)IV Phenitoin 25 mg/12 jamDiet oralZinc 1x20 mgLacto B 2x1 sachetIndoralit 200 cc/mencretMetronidazole 3x100 mgNystatin drop 3x1ccRanitidin 1/3 /8jamDulcolax suppAmikasin 80 mg/24 jam

16/03/2014H- 13KU : mencret (-)Kes : CMHR :82 x/iRR : 24x/iT : 36,0O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), 3embesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : MeningoencephalitisT/IVFD KAEN 3B 40 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H14)Kloramfenikiol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 jam (Jika temp >39C)IV Phenitoin 25 mg/12 jamDiet oralZinc 1x20 mgLacto B 2x1 sachetIndoralit 200 cc/mencretMetronidazole 3x100 mgNystatin drop 3x1ccRanitidin 1/3 /8jamDulcolax suppAmikasin 80 mg/24 jam

17/03/2014H- 14KU : BAB 1 kali konsistensi lunakKes : CMHR :87 x/iRR : 22x/iT : 36,1O C

Mata : Conj.Pucat (-/-), Sclera Icterik (-/-).Hidung: NCH (-), Sekret (-)Telinga : Normotia, Serumen (+) telinga kiriMulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-), lembab Tonsil : T1/T1Faring : hiperemis (-)gigi : karies (-)Leher : Pembesaran KGB (-) bentuk simetris, TRM (-)Thorak : simetris (+), retraksi (-) Pulmo : Ves (+), Rh (-/-), WH (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : Peristaltik (+), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-).Extr : Sup : edema (-/-), Sianosis (-/-) Inf : edema (-/-), Sianosis (-/-)Ass : MeningoencephalitisT/IVFD KAEN 3B 40 cc/i (mikro)Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam (H13)Kloramfenikiol 200 mg/6 jamInj. Novalgin 100 mg/6 ja (Jika temp >39C)IV Phenitoin 25 mg/12 jamDiet oralZinc 1x20 mgLacto B 2x1 sachetIndoralit 200 cc/mencretMetronidazole 3x100 mgNystatin drop 3x1ccRanitidin 1/3 /8jamDulcolax suppAmikasin 80 mg/24 jam

BAB IIIANALISA KASUS

Meningoensefalitis adalah proses radang akut yang melibatkan meningen dan sampai jaringan otak. Infeksi ini dapat disebabkan oleh agen yang berbeda. Tanda-tanda dan gejala-gejala meningitis yang terkait dengan gejala nonspesifik dan manifestasi spesifik iritasi meningeal dengan radang sistem saraf pusat. Tanda dan gejala nonspesifik adalah demam (ada 90-95%), anoreksia dan makan jelek, gejala infeksi saluran pernapasan atas, mialgia, atralgia, takikardi, hipotensi, dan berbagai tanda-tanda kulit seperti, petekie atau ruam. Manifestasi dari iritasi meningeal seperti kaku kuduk, tanda kernig dan tanda brudzinski. Kenaikan tekanan intrakranial ditandai dengan nyeri kepala dan muntah. Kejang-kejang (setempat atau menyeluruh karena sebritis, infark, atau gangguan elektrolit ditemukan pada 20-30% penderita dengan meningitis). Gejala dan tanda pada ensefalitis bervariasi. Gejala yang khas berupa suhu naik mendadak dapat sampai hiperpireksia, nyeri kepala, muntah, perubahan tingkah laku, penurunan kesadaran dan kejang.1,2,7Pada kasus dari anamnesa ditemukan adanya kejang sebanyak 3 kali, muntah lebih dari 4 kali, demam yang dirasakan 1 hari SMRS, serta penurunan kesadaran. Dari Pemeriksaan Fisik ditemukan adanya kaku kuduk.Faktor resiko yang dapat menyebabkan meningitis adalah ditemukannya infeksi pada saluran napas, infeksi telinga, infeksi sinus paranasal serta infeksi pada katup jantung.3 Dari kasus ini, orang tua pasien mengaku pasien memiliki riwayat infeksi pada telinga sejak 2 bulan terakhir ini dan telah berobat ke dokter ahli THT sebanyak 3 kali. Penyebab infeksi telinga pada pasien menurut pengakuan ibu karena sering mengcongkel-congkel lubang telinganya. Diagnosis meningitis akut diperkuat dengan analisis Cairan serebrospinal dengan dilakukan pungsi lumbal, yang menunjukan mikroorganisme pada perwarnaan gram dan biakan, pleositosis neutrofil, kenaikan kadar protein, dan penurunan kadar glukosa.8

Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan angka leukosit cairan serebrospinal pada meningitis bakteri biasanya naik sampai >1000 dan menunjukkan dominasi netrofil (75-95%). CSS keruh bila angka leukosit CSS>200-400. Angka leukosit CSS rendah 50 tahun, serta adanya kondisi yang memperberat seperti syok, keterlambatan diagnosis dan terapi.1,3

BAB IVKESIMPULAN

Meningoensefalitis adalah proses radang akut yang melibatkan meningen dan sampai jaringan otak. Diagnosis meningoensefalitis ditegakkan secara klinis dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.Diagnosis meningitis akut diperkuat dengan analisis Cairan serebrospinal dengan dilakukan pungsi lumbal, yang menunjukan mikroorganisme pada perwarnaan gram dan biakan, pleositosis neutrofil, kenaikan kadar protein, dan penurunan kadar glukosa.Pengobatan yang diberikan berupa terapi antibiotik. Sefalosporin generasi ketiga, seftriakson atau sefotaksim, terapi tersebut merupakan terapi baku untuk meningitis dan ensefalitis bakteri saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Charles G. Prober Ilmu Kesehatan Anak, Nelson. Vol 2, Edisi 15. 1999. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.2. Sastroasmoro, Sudigdo. Panduan Pelayanan Medis Departemen Kesehatan Anak RSCM. 2007. Jakarta: RSUP Nasional DR. Cipto Mangunkusumo.3. Dewanto George, Suwono WJ, Riyanto Budi, dan Turana Yuda. Panduan Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf. 2009. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.4. Pudjiadi AH, Hegar Badriul, Hadriyastuti S, Idris NS, Gandapura EP, dan Harmoniati. Pedoman Pelayan Medis. 2009. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 5. Parinding, Imanuel Taba. Diagnosis dan Tata Laksana Ensefalitis Herpes Simpleks. 2012. Bekasi: CDK-193/Vol.39 no.5.6. Malau R, Sarumpaet SM, Jemadi. Karakteristik Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011. 2011. Medan: Universitas Sumatera Utara.7. Bale, James F. Meningitis and Encephalitis. 2005. Curren Management in Child Neurology, Third Edition. Pages 505-514.8. Roos Karen and Brosch Jared. Meningitis and Encephalitis. 2011. McKean-Ch199_0001_0007.indd9. Tunkel AR, Hartman BJ, Kaplan SL, Kaufman BA, Roos KL, Scheld WM, and Whitley RJ. Practice Guidlines for the Management of Bacterial Meningitis. 2004. Clinical Infectious diseaseas: 2004:39:1267-84.II. Sepsic encephalopati (SE) didefinisikan sebagai disfungsi otak akibat sepsis dan SIRS () dan juga dapat disebut sepsis terkait delirium. Tidak ada kriteria konsensus untuk mendiagnosis SE, hanya dapat didiagnosis jika penyebab lain dari gangguan fungsi otak tidak ada. Infeksi ekstrakranial dan gangguan kondisi mental harus jelas. Secara klinis, gangguan akut pada tingkat kesadaran dan kebingungan (dimanifestasikan oleh perubahan dalam konsentrasi, disorientasi sampai koma dalam kasus yang berat) terutama mendefinisikan gejala. Biasanya terjadi pada awal proses septik sebelum keterlibatan organ lain. Ini merupakan akhir dari beratnya gejala seperti lemah, anoreksia, malaise dan gangguan konsentrasi yang biasanya ditemukan pada pasien demam1. 26