Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar...

30
Reformasi Agama Reformasi Agama Diterjemahkan dari The Esoteric Deviation in Islam, bagian ketiga: Reformasi Penulis: Umar Ibrahim Vadillo Penerjemah: Muhammad Sufyan Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Transcript of Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar...

Page 1: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

Reformasi Agama

Diterjemahkan dari The Esoteric Deviation in Islam, bagian ketiga: Reformasi

Penulis: Umar Ibrahim Vadillo

Penerjemah: Muhammad Sufyan

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 2: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

Pengantar Penerjemah

The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an halaman berbahasa Inggris. Setiap bagian dari buku ini menerangkan tentang sebuah fenomenayang berhubungan dengan dunia Muslim. Adapun terjemahan ini adalah bagian ketigadari buku tersebut. Buku ini ditulis oleh Umar Ibrahim Vadillo, murid Shaykh Abdalqadir as-Sufi. Buku ini berisi bahasan sebagai berikut:

- Reformasi kristen: puritanisme dan kristenisasi riba- Reformasi kristen sebagai sebuah model esoterisisasi- Reformasi kristen sebagai penerimaan kristen akan riba- Konsekuensi dari reformasi kristen: utilitarianisme- Ring dan munculnya kapitalisme

- Reformasi Islam: puritanisme dan islamisasi riba- Reformasi Islam dan esoterisisasi- Reformasi Islam sebagai penerimaan riba- Konsekuensi dari reformasi Islam: utilitarianisme

Beberapa catatan kaki ditambahkan oleh penerjemah sebagai bahan pendalaman.Buku terjemahan ini boleh disebarkan seluas-luasnya dan juga mengingat pentingnya isi kandungan buku ini bagi kaum Muslimin, maka didorong kepada segenap kaum Muslimin untuk menyebarkan buku dan isi kandungan informasi yang ada di dalam buku ini kepada sebanyak mungkin kaum Muslimin.

Demikian.

Diselesaikan pada malam Jumat, 27 Muharram 1441Hormat saya,Muhammad Sufyan

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 3: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

Reformasi Agama1

Reformasi kristen: puritanisme dan kristenisasi riba

Reformasi kristen sebagai sebuah model esoterisisasi

Reformasi menghasilkan agama yang bertoleransi yang hanya dapat diwujudkan di alam mimpi dan sekaligus meningkatkan kekuatan pemegang kekuasaan melalui pengembangan tempat-tempat ibadah yang dikuasai negara, dan dengan demikian mengubah ketidakpuasan dalam menjalankan ajaran agama hingga menjadi pemberontakan politik dengan cara meyakinkan orang bahwa cara untuk meraih kebebasan dalam menjalankan ajaran agama terletak pada dukungan terhadap berdirinya negara. Hasil politis dari reformasi tersebut adalah membuat negara menjadi semakin kuat dengan dukungan agama, sama seperti halnya negara kristen. Reformasi juga bermakna penerimaan bertahap atas riba atau kristenisasi riba.

LUTHER

Martin Luther2 memandang bahwa hukum dan dosa sebagai telah dihapuskan dan mengumumkan bahwa, “Sejauh mana saya beriman kepada Kristus, sejauh itulah Hukum telah dihapuskan bagi saya.” Inilah yang disebut esoterisisasi Hukum.

Di tahun 1529, Luther, dalam buku Small Catechism, memberikan pandangan yang lebih jelas mengenai hukum, tetapi pernyataan singkat di buku itu tidak dapat membatalkan kerusakan atas serangannya yang terus-menerus kepada hukum. Terlalusering Luther merasa bahwa satu-satunya cara untuk menegakkan doktrin penghapusan hukum dan dosa3 berdasarkan iman adalah dengan menyangkal semua rekaan dan metode penyucian yang telah ada sebelumnya. Dia menulis pada tanggal 1Agustus 1521 kepada temannya yang bernama Melanchthon, “Dosa tidak dapat memisahkan kita dari Tuhan, bahkan sekalipun kita melakukan pembunuhan dan perzinaan ribuan kali sehari.”

Hukum kristen dihajar habis-habisan di tangan Martin Luther. Sebagian sebagai reaksi terhadap pemberontakan petani, dan terhadap anabaptist. Luther berbelok 1 Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Reformation 2 Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Martin_Luther 3 Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Justification_(theology)

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 4: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

tajam melawan hukum, yang dia hujat melewati batas, dalam sebuah khutbah di tahun1525, mengenai Pandangan Orang Kristen Terhadap Nabi Musa. Luther berpendapat bahwa hukum Musa hanya mengikat yahudi dan tidak mengikat kaum Gentile4. “Kitatidak lagi mengambil hukum dari Nabi Musa.” Luther menemukan tiga hal pada NabiMusa: “Pertama, Sepuluh Perintah diberikan kepada orang Israel. Mereka tidak mendorong atau memaksa saya. Mereka telah mati dan tiada,” kecuali contoh dari kejadian yang telah berlalu. “Kedua, saya menemukan sesuatu pada Nabi Musa yang di luar kodrat yakni: janji dan jaminan Tuhan mengenai Kristus. Ini poin terpenting.” Tidak ada hal-hal yang berasal dari Nabi Musa, yang berkenaan dengan hukum, dan yang ketiga: “Kita membaca tentang Nabi Musa, untuk mendapatkan contoh-contoh indah mengenai iman, cinta, dan gabungan keduanya, sebagaimana ditunjukkan pada bapak kita sekalian, Nabi Adam, Habil, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, dan nabi-nabi lainnya.” Kita juga mendapat contoh mengenai manusia-manusia tidak bertuhan dan nasib mereka. Tetapi, “perintah-perintah tersebut, bukan untuk kita ikuti kecuali sejalan dengan hukum kodrat5.”

Johannes Agricola, yang terkadang disebut Islebius, adalah seorang pemimpin aktif dalam reformasi luther. Dalam pencarian akan prinsip efektif yang digunakan untuk melawan doktrin penyelamatan dengan amal baik6, Agricola menyangkal doktrin yang menyebutkan bahwa orang walaupun sudah beriman tetap saja diwajibkan untukberamal baik. Dalam perdebatan dengan Luther di Wittenberg (1537), Agricola diduga keras telah berkata bahwa seorang manusia dapat selamat hanya dengan iman saja, tanpa diperhitungkan baik-buruk amalannya. Pandangan esoterik dari Agricola ini dicela oleh Luther sebagai karikatur ajaran Injil yang disebut sebagai Antinomianisme7. Namun penting untuk memperhatikan bahwa penggunaan para reformis atas Hukum Nabi Musa, yang sebenarnya tidak konsisten dengan pernyataanmereka sendiri, bukan karena hasrat untuk menegakkan Hukum, tetapi sebagai hujjah dalam mempertahankan otoritas pemerintahan sekuler.

Melanchthon, adalah tangan kanan Luther, tidak menghianati Luther. Luther menciptakan doktrin baru hukum kodrat yang serupa dengan thomisme berdasarkan teologi Aristoteles. Setelah mencela Hukum Nabi Musa, satu-satunya alternatif adalah

4 Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Gentile 5 Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Natural_law 6 Lihat lagi https://en.wikipedia.org/wiki/Justification_(theology) 7 Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Antinomianism

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 5: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

thomisme8 dan hukum kodrat. Dengan demikian reformasi sesungguhnya terlahir dalam keadaan mati.

Melanchthon menulis dalam buku Loci Communes:

“Beberapa hukum bersumber dari hukum kodrat (hukum ‘aqli), selebihnya adalah hukum ketuhanan (hukum syar’i), dan yang lainnya adalah hukum manusia (hukum ‘adi [berdasarkan kebiasaan]). Berkenaan dengan hukum kodrat, saya memandang bahwa tidak ada yang benar-benar layak ditulis baik itu oleh para ahli teologi ataupun para ahli hukum. Karena ketika hukum kodratdiumumkan, sudah sepantasnya formula-formula hukum kodrat itu dikumpulkan dengan metodologi akal manusia melalui deduksi silogisme9. Saya belum menemukan ada orang yang melakukan hal ini, dan saya tidak tahusama sekali apakah hal itu dapat dilakukan, karena akal manusia begitu terbelenggu dan buta — setidaknya sampai sekarang. Lebih jauh lagi, Paul mengajarkan dalam Surat Paulus kepada Jemaat di Roma (2:15), dengan hujjahyang betul-betul jelas, bahwa pada kaum Gentile ada hati nurani yang membedakan antara baik dan buruk, dan itulah hukum. Karena apalah artinya hati nurani jika tidak digunakan untuk menghakimi perbuatan diri sendiri yang sumbernya dari hukum tertentu atau aturan umum? Karenanya hukum kodrat adalah penetapan yang bersifat umum, yang semua orang bersepakat dengan hukum itu. Inilah hukum yang telah diukir Tuhan dalam benak setiap orang yang sudah mencapai waktunya untuk mempertajam moral (mukallaf10).” (pada kutipan ini, dalam kurung adalah catatan dari penerjemah)

Dasar dari hukum Melanchthon bukanlah hukum ketuhanan tetapi “hukum umum yang semua orang bersepakat.” Prinsip ini didasarkan pada mayoritarianisme11: mayoritas orang harus memutuskan dan mayoritas ini harus dilanggengkan dengan menyingkirkan orang-orang yang membahayakan (tidak bersetuju dengan hal ini).

MARTIN BUCER

Martin Bucer, di De Regno Christi, menuntut suatu rejim totalitarian sebagai konsekuensi dari keimanannya akan hukum kodrat. Nasehatnya kepada Raja Edward

8 Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Thomism 9 Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Syllogism 10 Uraian mengenai ini dapat dibaca pada Pengantar Memahami Iman Islam dan Ihsan11 Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Majoritarianism . Mayoritarianisme tidak memiliki konsistensi

terhadap hukum ketuhanan, hukum kodrat, maupun hukum berdasarkan kebiasaan.

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 6: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

VI dari Inggris mengungkapkan hal yang mengejutkan, dan harus dicatat bahwa Bucer mengutip Plato, bukan Injil:

“Dan dalam hal ini hendaknya diperintahkan untuk tidak mengimpor atau mengekspor barang-barang selain yang telah ditetapkan oleh Yang Mulia. Dan beliau akan menetapkan bahwa hanya barang-barang tertentu yang diekspor yang rakyat betul-betul memiliki keberlimpahan atas barang-barangtersebut sehingga ekspor mereka tidak merugi, karena saking berlimpahnya, ketimbang keuntungan tersebut jatuh kepada orang-orang tertentu yang mengekspor barang secara acak ke negeri lain dan menguntungkan para pengekspor itu saja. Beliau hendaknya juga tidak mengizinkan barang-barang untuk diimpor kecuali barang-barang yang beliau tetapkan sebagai bagus untuk orang-orang saleh, bijak, dan bermanfaat bagi persemakmuran. Akhir kata, harga yang wajar dan pasti hendaknya ditetapkan atas setiap jenis barang, yang dapat dengan mudah disusun dan sangat penting (dengan demikian keinginan untuk memperoleh keuntungan ditetapkan sebagai ketamakan) untuk menjaga keadilan dan kelakuan baik pada warga negara.

Peraturan yang sama juga berlaku pada penjual dan pengecer kecil, yang dianggap rendah dan hina, yang tidak seorangpun diizinkan mengecer barang kecuali kurang mampu atau memiliki keterbatasan fisik yang dipandang sebagai ketidakmampuan untuk bermata-pencaharian lebih layak, sebagaimana halnya pendapat Plato (Plato, Republic, II, 371 c-d).”

JOHN CALVIN

John Calvin juga membuat bangunan baru hukum kodrat dengan pandangan esoterik atas hukum kristen. Kaum puritan sejenak menyelamatkan kalvinisme dari pandangannya sendiri dengan penekanan mereka pada materi tertentu pada hukum injil, sekedar untuk mengalah pada keterpikatan atas hukum kodrat. Reformasi secara keseluruhan bergerak dari relevansi menuju irelevansi, dari menantang dunia menuju proses asimilasi yang dilakukan oleh dunia.

Reformasi kristen sebagai penerimaan kristen akan riba

Reformasi Jerman (Luther, Melanchthon, Zwingli, Bucer) membaptis dunia moderen dan keuangan ribanya. Hal tersebut menandai pecahnya pemberontakan moderen melawan pelarangan riba. Dalam waktu kurang dari tiga dekade setelah Luther berdiri

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 7: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

di hadapan kaisar cilik di Worms, dari situlah mulai terjadi pengabaian yang sangat penting larangan jelas hukum agama melawan riba, yang diabaikan atas dasar dianggap kuno, tidak moderen, dan merupakan ajaran dari jaman purbakala. Luther bersikeras bahwa manusia moderen tidak berkewajiban untuk mematuhi syariat Nabi Musa yang telah dianggap mati. Adapun untuk hukum-hukum suatu agama, hukum-hukum itu, walaupun disahkan bagian-bagian tertentu sebagai bagian dari hukum sipil, namun tidak dimaksudkan untuk menggantikan hukum sipil atau untuk menggantikan otoritas yang telah ada.

Para pemikir terkemuka dari Yunani dan Roma telah menentang penyelesaian praktis dari pertanyaan, dan, terutama dari semua, Aristoteles. Dalam sebuah cara metafisikaldia mendeklarasikan bahwa uang pada dasarnya ‘mandul’; sehingga melahirkan uang dari uang adalah suatu hal yang ‘tidak alami’; dan dengan demikian bahwa mengambil bunga harus dicela dan dibenci. Plato, Plutarch, semuanya, Catos, Cicero, Seneca, dan semua pemimpin lainnya yang memprakarsai pemikiran kuno, tiba pada kesimpulan yang sama.

Tetapi yang jauh lebih besar adalah aliran pengaruh dari kitab-kitab yahudi dan kristen. Pada kitab Perjanjian Lama terdapat bermacam keterangan yang mengutuk riba — riba yang dimaksud di situ adalah setiap pengambilan bunga: hukum Nabi Musa, walaupun membolehkan riba terhadap orang asing, tetapi melarang mengambilriba dari sesama yahudi. Pada kitab Perjanjian Baru, dalam Khutbah di atas Gunung, sebagaimana disampaikan oleh St. Lukas, terdapat ucapan “Meminjami, tak harap kembali lebih.”

Dari periode kristen paling awal, tujuan utamanya adalah melawan pengambilan bunga atas uang. Para romo agung gereja timur, dan di antara mereka ada St. Basil, St. Chrysostom, dan St. Gregory dari Nyssa, — para romo dari gereja barat, dan di antara mereka Tertullian, St. Ambrose, St. Augustine, dan St. Jerome, sungguh-sungguh mengutuk perbuatan riba. St. Basil mencela uang riba sebagai “monster subur,” dan berkata, “Hukum gereja mendeklarasikan dengan jelas, ‘Janganlah kalian semua meminjamkan dengan cara riba kepada saudara atau tetangga.’” St. Gregory dari Nyssa menyebut orang yang meminjamkan uang dengan memungut bunga dilaknat oleh Yang Maha Kuasa. Semua yang menyerah kepada budaya terkutuk ini hanya akan mendapatkan angan-angan. Mari kita hentikan beranak-pinaknya emas

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 8: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

dan perak.” Lactantius menyebut pengambilan riba sebagai “perampokan”. St. Ambrose mendeklarasikannya sebagai pembunuhan yang buruk, St.Jerome berhujjah dalam bentuk dilema, yang digunakan sebagai senjata melawan rentenir selama berabad-abad. Paus Leo Agung dengan khidmat memutuskan bahwa itu adalah dosa yang dihukum berat. Kebulatan suara dari para romo gereja menghadirkan kristalisasi permusuhan kepada pinjaman berbunga dalam bentuk dekrit para paus, dewan, dan raja-raja serta pembuat undang-undang di seluruh kerajaan kristen selama lebih dari seribu lima ratus tahun, dan peraturan-peraturan agama serta norma-norma hukum dibungkus sesuai dengan aturan ini. Awalnya aturan ini diarahkan utamanya kepada jajaran kependetaan, kemudian diperluas kepada kaum awam. Larangan-larangan ini diberlakukan oleh Dewan Arles di tahun 314, dan apologis gereja moderen bersikeras bahwa setiap majlis besar gereja, mulai dari Dewan Elvira di tahun 306 sampai jaman Vienna di tahun 1311, semuanya mengutuk peminjaman uang dengan memungut bunga. Para pemimpin besar di bawah desakan gereja — Justinian, di Kekaisaran Timur; Charlemagne, di KekaisaranBarat;Alfred, di Inggris; St. Louis, di Perancis — sepenuhnya mengikuti dogma ini. Di abad kesembilan Alfred lebih jauh lagi menyita tanah para rentenir, menolak mereka dikubur di tempat suci; dan dekrit yang sama dibuat di bagian lain Eropa. Pada abad keduapuluh gereja yunani mengendorkan aturannya, tetapi gereja roma malah lebih mengetatkannya. St. Anselm membuktikan dari Injil bahwa pengambilan bunga adalah pelanggaran Sepuluh Perintah. Peter Lombard, dalam ‘Vonis-vonis’-nya, memutuskan pengambilan bunga sebagai pencurian murni. St. Bernard, menghidupkan kembali kesungguhan beragama di gereja, mengambil pandangan yang sama. Di tahun 1179 Dewan Ketiga dari Lateran mendekritkan bahwa para rentenir yang tidak tobat dilarang masuk ke altar pada pengampunan di saat mati dan dari pemakaman kristen. Paus Urban III mengulangi deklarasi bahwa ajaran di dalam St. Lukas melarang pengambilan bunga dengan alasan apapun. Paus Alexander III mendeklarasikan bahwa larangan mengenai hal ini tidak akan pernah dapat dihentikan dengan pengecualian apapun.

Di abad ketigabelas paus Gregory IX menyetujui sebuah hukuman fisik berat yang dikhususkan bagi para pelaku riba dengan deklarasinya sehingga bahkan pinjaman uang berbunga yang diperlukan dalam perdagangan maritim adalah riba yang dikutuk; dan hal ini segera diikuti oleh Gregory X, yang melarang pemakaman kristenbagi orang-orang yang bersalah dalam praktek ini; Dewan Lyons memberikan

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 9: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

hukuman yang sama. Ide ini masih dipegang kuat oleh dunia melalui dua pemikir terbesar saat itu: pertama, oleh Thomas Aquinas, yang mengikatnya ke dalam pemikiran gereja dengan penggunaan Injil dan aturan Aristoteles; dan berikutnya olehDante, yang menggambarkan para rentenir sebagai berada di salah satu bagian paling buruk dari neraka.

Sekitar awal abad keempatbelas, kalaupun ada yang berhujjah guna mengelak penerimaan doktrin melawan riba sekalipun tanpa maksud, Dewan Vienna, yang dipimpin oleh paus Clement V, mendeklarasikan bahwa jika siapa pun yang “dengan keras kepala diduga menegaskan bahwa mengambil bunga uang bukanlah dosa, kami dekritkan ia sebagai pelaku bid'ah, yang layak untuk dihukum.”

Demikian pula, walaupun ini adalah doktrin yang hanya dipaksakan oleh penguasa; tetapi rakyat tidak berkeberatan. Di tahun 1390 otoritas kota London membuat undang-undang bahwa, “jika siapa pun meminjamkan atau menitipkan emas dan perak untuk menerima tambahan yang tidak dibenarkan, orang tersebut akan dihukumi sebagai pelaku riba.” Dan pada tahun yang sama Majelis Perwakilan Rendah memohon kepada raja supaya hukum London melawan riba diberlakukan di seluruh wilayah kerajaan.

Di abad kelimabelas Dewan Gereja di Salzburg memberikan hukuman pengusiran dari jamaah dan peniadaan pemakaman bagi siapapun yang mengambil riba untuk uang, dan ini adalah aturan umum yang berlaku di seluruh Jerman.

Perkecualian memang ada: beberapa pembuat peraturan mengatur bahwa yahudi bisa saja di-ijinkan mengambil bunga, karena mereka sudah dicela dalam hal apapun, dan monopoli mereka atas bisnis peminjaman uang bisa jadi malah mencegah orang kristen menjadi kehilangan jiwa apabila terjun ke bisnis tersebut. Namun demikian yahudi dari masa ke masa senantiasa dihukum untuk kejahatan riba; dan, seperti halnya pada kristen, hukuman diberikan kepada orang mati sebagaimana orang yang hidup — tubuh rentenir yang mati dan dikubur di sini, maka di situlah digali dan dilemparkan keluar dari liang lahat.

Para penceramah agama yang populer secara tetap mencela siapapun yang mengambil bunga. Buku-buku jaman pertengahan untuk kajian mimbar secara khususdipenuhi bahasan mengenai hal ini. Jacques de Vitry menceritakan bahwa para setan

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 10: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

pada satu waktu mengisi mulut rentenir yang mati dengan koin-koin merah panas; Cesarius dari Heisterbach bercerita bahwa seekor katak kedapatan memasukkan sekeping uang ke dalam jantung para pelaku riba yang mati; pada kesempatan lain, setan tampak menuangkan emas yang meleleh ke tenggorokan rentenir yang mati. Permusuhan teologis atas pengambilan bunga dibenamkan dengan teguh dalam peraturan hukum. Lagi dan lagi, riba didefinisikan sebagai mengambil kelebihan di luar jumlah pinjaman, besar atau kecil sama saja; dan di bawah penghukuman gereja hal itu dicela sebagai kejahatan dan mendeklarasikan agar semua orang mempertahankannya sebagai suatu kesalahan dan bid'ah. Mengenai hal ini, semua orang di dunia sudah sangat memahaminya.

Kebijakan ini adalah bagian yang konsisten dari peradaban Eropa. Di sebagian besar negeri, uang hanya dapat dipinjamkan dengan resiko dicaci-maki di dunia dan dikutuk di akhirat. Di masa itu bank belum mengembangbiakkan praktek peminjamankuitansi uang yang artinya tingkat bunga sangat tinggi; setinggi empatpuluh persen diInggris, dan sepuluh persen per bulan di Itali dan Spanyol. Perdagangan, manufaktur, dan perusahaan umum dikerdilkan, sedangkan fakir miskin membanjir.

Beberapa ahli sejarah kristen menulis bahwa yahudi dijauhkan dari semua industri dan pekerjaan lain dengan teori bahwa ras mereka, dikutuk, dan hanya cocok untuk pekerjaan peminjaman uang yang dibenci yang mereka terpaksa. Teori ini tidak dapat diterima karena dengan jelas terbukti oleh dominasi mereka di industri riba di jaman moderen ini ketika mereka sudah tidak lagi ditekan.

Kehadiran perbankan merubah sifat riba dan selanjutnya semua dipengaruhi atau dikendalikan oleh institusi ini. Bank mengatur sedemikian rupa untuk peminjaman kuitansi uang, sehingga sejumlah besar uang dapat dipinjamkan melebihi jumlah uangyang ada dengan bunga yang lebih rendah, karena ‘kebaikan’ pasokan uang dan inflasi telah ditemukan. Perubahan tersebut begitu nyata, terutama sekali ketika perdagangan mulai hidup di seluruh Eropa di abad kelimabelas, sehingga usaha yang sungguh-sungguh sejak saat itu mempengaruhi gereja untuk merubah pendiriannya dan mengijinkan kristen untuk ‘mendapat untung’ dari riba model baru.

Upaya penting pertama mengenai hal ini dilakukan oleh John Gerson. Pembelajaran ilmu umum-nya membuatnya menjadi Kanselir Universitas Paris; pembelajaran ilmu agama-nya membuatnya menjadi orator terkemuka di Dewan Tetap; kesalehan-nya

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 11: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

membuat orang menghormatinya sebagai “Imitasi Kristus”. Menggoyang belenggu teologi, ia mendeklarasikan, “Masih lebih bagus meminjamkan uang dengan bunga wajar, yang dengan cara itu dapat membantu orang miskin, ketimbang membiarkan mereka tetap miskin lalu mencuri, menjadi jahat, dan menjual diri serta hartanya dengan murah.”

Tetapi ide ini seketika terkubur di bawah kutipan-kutipan dari Injil, para romo, dewan, paus, dan aturan hukum. Bahkan di sebagian besar negeri pelaku riba tidak memiliki harapan. Di Inggris, di bawah kepemimpinan Henry VII, Cardinal Morton, ketua kanselir, berbicara kepada parlemen, meminta parlemen untuk mempertimbangkan peminjaman uang berbunga. Hasilnya keluar hukum yang menetapkan peminjaman uang berbunga sebagai terkena denda seratus pound di samping pembatalan pinjaman.

Undang-undang yang sama dibuat oleh otoritas sipil di berbagai tempat di Eropa; bahkan ketika perdagangan dan manufaktur di jaman moderen telah mencapai semangat yang besar dari serangkaian petualangan besar penemuan tempat baru oleh orang-orang semacam Columbus, Vasco da Gama, Magellan, dan Cabot, larangan riba diperketat oleh dekrit dari paus Leo X.

Perasaan yang sama akan bahaya riba menjamin terlaksananya undang-undang. Bahkan sampai akhir Jaman Pertengahan orang-orang di Piacenza menyeret tubuh rentenir keluar dari kuburannya di pemakaman suci dan melemparkannya ke sungai Po, dengan tujuan menghentikan hujan badai berkepanjangan; dan merebaknya semangat yang sama sering terjadi di negeri-negeri lain. Model lain guna mendapatkan keringanan atas riba juga telah dicoba. Para ahli teologi yang licin memikirkan pengelakan hukuman riba dalam berbagai macam bentuk. Dua di antara penemuan-penemuan orang-orang ahli ini menjadi masyhur.

Yang pertama adalah doktrin ‘damnum emergens’: jika yang meminjami uang mengalami kerugian karena yang meminjam uang gagal bayar di tanggal yang disebutkan, ganti rugi diberikan. Artinya, jika tanggal pembayaran di atas kertas ditentukan sesegera mungkin setelah tanggal pinjam, ganti rugi untuk penundaan yang sudah diantisipasi dalam pembayaran sangat menyerupai bunga. Begitu pula dengan doktrin sejenis ‘lucrum cessans’: jika seseorang, agar dapat meminjamkan uang, diwajibkan untuk mengurangi pendapatannya dari usaha-usaha produktif,

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 12: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

diklaim bahwa ia mungkin menerima laba, sebagai tambahan untuk uangnya, jumlah yang sama persis dengan pengurangan pemasukannya. Tetapi penghindaran semacam itu ketahuan oleh para ahli teologi seperti St. Thomas Aquinas.

Larangan riba mulai berubah dengan hadirnya protestantisme Eropa. Peristiwa-peristiwa politik yang mengelilingi reformasi menciptakan perubahan besar pada hukum. Di Inggris di bawah Henry VIII, bunga tetap diijinkan. Perkembangan lebih jauh dari protestantisme Inggris membuat hal ini menjadi isu kunci. Ancaman kutukan setelah mati sedikit berpengaruh pada Elizabeth dan para punggawanya, mereka tidak mau menjadi orang terkutuk. Mereka mengatur ulang praktek pengambilan bunga di bawah batasan-batasan, dan ini, dalam berbagai bentuk, terus ada di Inggris sejak saat itu. Yang paling diperhatikan dalam fase evolusi doktrin ilmiah dalam ekonomi politik pada periode itu adalah munculnya perbedaan yang dikenali di antara ‘riba’ dan ‘bunga’. Di antara dua kata ini, yang telah sekian lama menjadi sinonim, perbedaan sekarang nampak: riba diartikan sebagai ‘bunga yang menyesakkan’, dan bunga diartikan ‘hanya sekedar tingkat suku bunga’ untuk penggunaan uang. Ide ini secara berangsur tenggelam ke dalam pikiran populer dari orang-orang di negeri-negeri protestan, dan naskah kitab suci tidak lagi berpengaruh kepada sebagian orang, sebab di negeri-negeri itu ada kepercayaan umum bahwa kata‘riba’, sebagaimana yang tertulis di Injil, dianggap bermakna bunga yang terlalu tinggi; diceritakannya kisah nyata ini adalah untuk menjadi perumpamaan kesamaan dengan kisah yang akan diceritakan berikutnya.

Quaker

Kita tidak dapat menyelesaikan bagian ini tanpa menyebutkan para quaker (anggota suatu perkumpulan kristen yang anti-perang dan anti-sumpah). Peran mereka pada riba sangat signifikan. Para quaker bersikeras untuk taat pada hukum12, aturan iman13 dan praktek yang disucikan berdasarkan tradisi14, tetapi mereka membuat pengecualian yang jelas dengan persoalan riba dan perbankan15. Sumbangsih mereka pada dunia perbankan di Inggris sangat mengagumkan:

12 Hukum agama dan hukum negara13 Teologi dalam kristen atau aqidah Sunni dalam Islam14 Amalan-amalan kebaikan yang sudah menjadi adat-istiadat15 Dalam Islam, penolakan atas satu aturan adalah penolakan keseluruhan aturan

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 13: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

“Di antara para quaker yang terhubung dengan industri besi dan baja adalah keluarga Lloyd, tetapi nama ini sekarang lebih dikenal sehubungan dengan Perbankan. Ini adalah perusahaan dagang lain yang mana para quaker benar-benar terlibat. Ada para quaker yang menjadi bankir bahkan di akhir abad ketujuhbelas, dan mereka memperluas aktivitas mereka ketika mereka terlibat dalam industri selama abad ke-18. Nama-nama yang paling dikenal adalah Lloyd, Barclay dan Gurney (keluarga di Norwich dari Elizabeth Fry). Dua nama yang pertama saat ini masih ada dalam dunia Perbankan, tetapi tidak punya hubungan lagi dengan quaker.”

Konsekuensi dari reformasi kristen: utilitarianisme

Kami persembahkan di sini gambaran singkat deskrisi peristiwa-peristiwa ekonomi politik yang terkumpul di sekitar bangkitnya esoterisisme: sebuah sejarah pendek uang dan kebebasan. Kami ingin menggarisbawahi bahwa ‘persaudaraan umat manusia’ tidak mencegah pemisahan ekonomi umat manusia, sehingga di belakang ide menipu ‘persamaan agama’ terletak pembenaran riba, yang diharamkan oleh Allah, dan sehingga sejak Pencerahan ketidaksamaan di antara orang-orang sangat berterimakasih kepada perbankan, yang menjadi sekutu rahasia dari prinsip-prinsip esoteris. Persaudaraan umat manusia tidak mencegah perang, tetapi sebagai gantinya membolehkan evolusi dan pertumbuhan riba yang tidak terganggu tanpa stigma agama seperti yang terjadi di masa lalu. Selama berabad-abad kata ‘yahudi’ menjadi sinonim dengan ‘pelaku riba’. Ini mulai berubah ketika para reformis kalvinis (di Swiss, Skotlandia, Inggris, Belanda dan pemukiman orang Inggris serta Belanda di Amerika), mulai berhujjah bahwa mengenakan bunga adalah perlu untuk mencapai keselamatan. Toleransi beragama memberikan nilai identik bagi orang-orang yang menganggap riba adalah kejahatan dan orang-orang yang menganggapnya kebaikan. Setelah terbebas dari larangan agama, kapitalisme siap untuk bertumbuh. Sejak riba dibolehkan, hanya soal waktu sebelum seluruh anggota masyarakat, apapun keyakinan mereka, dipaksa untuk tunduk pada riba.

Untuk memahami hubungan antara uang dan kebebasan, adalah penting untuk memahami alasan perkembangan esoterisisme. Kita perlu kembali ke jaman awal pemikiran ekonomi untuk menyadari bahwa ilmu-ekonomi, seperti sekularisme, berevolusi secara paralel dengan humanisme-esoterik.

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 14: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

John Locke (1632-1704) adalah seorang pengarang di bidang filosof empiris berkebangsaan Inggris sekaligus ekonom. Dia berasal dari keluarga anglikan dengan kecenderungan puritan. Diketahui bahwa dia teguh berpijak pada model pemerintahan monarki konstitusional, dengan tujuan suksesi protestan, kebebasan sipil, toleransi beragama, peran parlemen, dan mempertahankan riba melawan ‘anggapan agama’ termasuk juga penggunaan kredit sebagai uang (uang-kertas).

Dari tahun 1660-an sampai 1675, Locke berjumpa dengan perwakilan-perwakilan dari Platonisme Cambridge, sebuah aliran humanis kristen, yang teguh simpatinya kepada ilmu-pengetahuan-empiris, meskipun begitu materialisme, karena materialisme gagal menanggapi elemen rasional dalam hidup manusia. Mereka cenderung menjadi liberal, baik itu dalam politik maupun agama. Locke tidak mengikuti mereka, tetapi toleransi mereka, penekanan mereka pada tingkah-laku praktis sebagai bagian dari kehidupan beragama, dan penolakan mereka atas materialisme adalah ciri-ciri menarik yang dia temukan. Dia juga dipengaruhi oleh aliran lain, latitudinarianisme. Mereka percaya bahwa jika seseorang mengakui Kristus, itu saja, seharusnya cukup untuk menamai mereka kristen, artinya, kecocokan dalam hal-hal non-esensial seharusnya tidak dituntut. Aliran-aliran ini mempersiapkan Locke untuk membuat aliran antidogmatik, aliran liberal dalam teologi.

Dia mengambil posisi melawan James II yang katolik dan diasingkan ke Belanda. Di Belanda dia berjumpa dengan tradisi humanis Belanda. Semangat humanisme adalah ciri khas Republik Belanda dari abad ke-16 sampai ke-18. Tokoh-tokoh seperti Erasmus di abad ke-16 dan Hugo Grotius di abad ke-17 melambangkan semangat itu. Hal tersebut dapat dicirikan sebagai campuran kesalehan beragama yang hidup bersama dengan kesadaran saintifik dan kecerdasan kapitalis praktis. Amsterdam adalah simbol dari jaman baru ini.

“Menjelang tahun 1578, kota Amsterdam adalah Katolik, Ortodokdan bagian dari Spanyol. Hanya dalam masa satu generasi, ia telah menjadi bukan hanya kalvinis, tetapi juga menyenangkan bagi semua agama yang ada di dunia, termasuk sekte Reformasi.

...Amsterdam memelihara dan mengembangkan kebebasan hati-nurani, kebebasan beragama, kebebasan ekonomi ditambah datangnya modal asing berkat

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 15: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

keamanannya. Fluktuasi uang dan tingkat suku bunga ditetapkan dan diatur oleh sebuah bank sentral.”

Hal tersebut lebih menghasilkan mode berfikir pragmatis yang telah mendominasi budaya Borjuis Belanda dari abad ke-16 dan seterusnya dan cenderung kepada reformasi agama. Kalvinis mengajarkan untuk menyeru bukan hanya kepada kaum kelas bawah di Belanda tetapi juga kaum intelektual dan menengah karena pemujaannya pada pekerjaan dan riba, dan disiplinnya serta pembentukan organisasi untuk komunitas-komunitas. Para kalvinis telah menjadi tenaga yang mengarahkan dibalik pemberontakan melawan pemerintah Spanyol dan pengaruh mereka fundamental dalam memeluk mesin kapitalis yang tumbuh subur yang muncul, terutama sekali sampai tahun 1740, yakni 200 tahun setelah sekian lama ditata oleh pemerintahan katolik Spanyol. Tidak ada masyarakat manapun yang mampu begitu berhasil menggabungkan kapitalisme dan moral kristen sebagaimana yang telah dilakukan di Belanda. Ketidaksamaan kapitalis dibenarkan atas dasar bahwa kaum hartawan adalah kaum yang juga berbudi luhur. Locke sama sekali tidak melewatkan satu hal pun.

Di tahun 1689, tahun yang sama dengan diterbitkannya Undang-undang Toleransi, diamempublikasikan dalam bahasa Latin dan secara tanpa nama, Sebuah Pesan mengenai Toleransi di mana dia mendukung toleransi beragama bukan sebagai hak-asasi tetapi sebagai alasan untuk perlunya memisahkan gereja dari negara. Alasan positifnya dimulai dengan pernyataan tegas bahwa agama adalah persoalan hati nurani, yang tidak dapat dipaksakan oleh hukum:

“Saya bisa saja menjadi kaya dari sebuah seni yang saya tidak senang, saya bisa saja mengobati penyakit oleh obat yang tidak saya yakini; tetapi saya tidak bisa diselamatkan oleh agama yang tidak saya percayai, dan dengan tata-cara peribadatan yang saya benci.”

Pendapat ini setengah dipaksakan melawan opini umum dari otoritas-otoritas agama tradisional di saat itu yang memproklamasikan bahwa di atas dikte-dikte hati-nurani adalah hukum Tuhan, dan bahwa iman mengarahkan kepada logika-yang-benar tetapi logika-yang-benar tidak mengarahkan kepada iman. Adalah menarik bahwa bagi Locke batasan toleransi beragama adalah loyalitas kepada negara. Dia berkata bahwa sebuah gereja seharusnya tidak ditoleransi jika mengakui otoritas penguasa asing, dan

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 16: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

dia memberikan contoh Muslim yang mengakui otoritas ‘Mufti Konstantinopel’. Dan tentu saja dia berfikir mengenai katolik dan kewajiban mereka untuk setia kepada Roma.

Di tahun 1690 dia menulis Ringkasan Pemerintahan Sipil yang humanistik yang dengan itu ia menjadi terkenal. Dalam karya ini ia mempersembahkan teori kontrak sosial yang menambahkan pertahanan atas hak-hak asasi kodrati dan sebuah pembenaran atas hukum konstitusi, kebebasan individu dan aturan mayoritas. Dia juga mempublikasikan di tahun 1695 sebuah permohonan pujian untuk lebih sedikit diterapkan dogma kristen dalam The Reasonableness of Christianity.

Locke mengidentifikasikan tiga hak-hak asasi kodrati yakni: hak untuk hidup, hak untuk mendapat kebebasan, dan hak untuk terjaga harta-benda. Dua yang pertama disertakan dalam Deklarasi Universal Hak-Asasi Manusia. Ide-ide ekonomi Locke dikagumi oleh Smith dan juga Marx yang mempertimbangkan bahwa karya-karyanyaagar menjadi dasar bagi naskah-naskah yang mendasari penyusunan ilmu-pengetahuan ekonomi.

Adam Smith (1723-1790). Seorang kalvinis yang juga mempertahankan riba dalam karyanya yang terkenal The Wealth of Nations. Dia menulis Theory of Moral Sentiments, yang mendorong filsafat temannya Hume, yang merupakan kulminasi dari tradisi empiris John Locke. Dalam The Wealth of Nations Smith meninggalkan tradisi Kartesian mengenai psiokrat16 dari deduksi priori yang masih terhubung dengan keadilan kodrati, dan menulis sebuah buku sebagai ahli sejarah dengan hanya bermodalkan pengamatan fakta-fakta empirik dan dalam pencarian akhir utilitarian. Dalam hal ini The Wealth of Nations adalah buku Pencerahan yang sebenarnya dan juga permulaan ilmu-ekonomi. The Theory of Moral Sentiments (1759) adalah sebuahbuku utilitarian yang mengungkapkan bahwa moral individu ada pada hasrat akan kebahagiaan-umat-manusia, yang “nampaknya telah menjadi tujuan awal diciptakannya manusia.”

Anne-Robert-Jacques Turgot (1727-1781). Seorang deis dari Perancis dan eksiklopedis yang menghapuskan gilda di tahun 1776 ketika menjabat dalam pemerintahan raja (walaupun gilda kembali dibangkitkan setelah kejatuhannya), dan mendeklarasikan riba sebagai dapat diterima. Dia bukanlah seorang psiokrat; 16 Kelompok ekonom yang percaya bahwa kemakmuran negara hanya dapat dicapai melalui

agrikultur. Istilah yang sering mereka gelontorkan adalah 'negara agraria'

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 17: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

beberapa prinsipnya jelas melawan psiokrat, walaupun dia memelihara hubungan dekat dengan aliran tersebut.

Republikanisme-nya yang tersembunyi

Akhir dari monarki hampir terjadi sebelum peristiwa 178917. Dia dan anggota pemerintahan Louis XVI, Turgot, dengan sadar mencari cara untuk memperkenalkan sebuah ukuran yang akan membimbing ke arah akhir monarki absolut, dan pengenalan majlis provinsi, yang dipilih dengan dasar kelas atau tatanan (kependetaan, kebangsawanan dan kelas ketiga). Di saat itu majlis-majlis ini akan memilih anggota majlis nasional yang akan memudarkan parlemen (bukan institusi perwakilan karena anggota-anggotanya semua kaum bangsawan), dan akhir monarki absolut. Abbé de Véri, yang Turgot ajukan sebagai menteri dalam negeri, mengaku menganut republikanisme, dan dengan demikian penunjukan Véri adalah alasan mengapa Turgot dipecat dari jabatan pengendali-umum keuangan (jabatan yang dia pangku sejak 1774), oleh raja pada Mei 1776. Juga, Malesherbes, teman dari Turgot dan menteri negara, seperti Turgot dan Véri mempertahankan evolusi demokratis yang lebih besar dari institusi melawan orang-orang yang mempertahankan hasil yanglebih aristokratis dari gerakan reformasi.

Dukungannya pada riba

Turgot adalah produk khas dari mentalitas deis. Dia sangat kuat melawan perbudakan legal, apa yang dia sebut ‘kebiasaan perbudakan yang buruk sekali’ tetapi ia juga seorang pendukung yang rajin sekali dari perbudakan ekonomi yang merupakan hasil dari riba dan asal mula sistim perbudakan berdasarkan upah. Melawan tradisi skolastik katolik, ia mempertahankan riba. Ia secara alami seorang deis. Dia menulis di bukunya yang paling terkenal Reflections on the Formation and Distribution of Wealth (1776):

“Jangan ada yang salah anggapan pada saya di sini, meminjamkan uang dengan bunga hanyalah sebuah perdagangan, yang mana orang yang meminjami yang menjual penggunaan uangnya, dan si peminjam yang membeli.”

Ia mencela pendekatan Skolastik yang mengutuk riba:

17 Revolusi Perancis

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 18: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

“Untuk menguji peminjaman uang dengan bunga dalam sudut pandang yang sebenarnya yang para ahli moral, lebih keras daripada rakyat yang mendengar mereka, malah membuat kita melihat itu sebagai kejahatan. Para ahli teologi Skolastik, bahwa uang itu sendiri tidak banyak hasil dan tidak adil meminta bayaran untuk peminjamannya. Anggapan-anggapan ini sepenuhnya mereka khayalkan dan paksakan dengan doktrin bahwa hal ini dihukum berdasarkan ajaran Injil, meminjami tak harap kembali lebih: Para ahli teologi itu, yang mengadopsi prinsip-prinsip yang lebih masuk akal pada bahasan bunga uang, telah dicap dengan celaan-celaan yang paling keras dariorang-orang yang mengadopsi sisi lain dari bahasan yang dimaksud.”

Dan dia menghadirkan pembenaran riba yang paling terkenal:

“Sebuah pinjaman uang adalah kontrak timbal-balik, bebas antara kedua-belah-pihak, dan hanya dimasukkan ke dalam hukum kodrat berdasarkan situasinya yang sama-sama menguntungkan.”

Dan juga:

“Uang dianggap sebagai substansi fisik, seperti berat logam, tidak menghasilkan apapun; tetapi uang memberi kegunaan pada penanaman lahan, manufaktur, perdagangan, menghasilkan keuntungan tertentu; dengan uang kita dapat memperoleh lahan, dan dengan demikian memperoleh keuntungan: karenanya orang yang meminjamkan uangnya, tidak hanya sekedar menyerahkan kepemilikan uangnya tanpa mendapat apapun, tetapi mencabut dirinya sendiri dari keuntungan yang bisa dia dapat dari uang itu,dan bunga yang mengganti dari kerugian ini tidak dapat dipandang sebagai tidak adil.”

“Karena itu seseorang boleh meminjamkan uangnya dengan sah karena dia menjualnya; dan pemilik uang boleh melakukan ini dan itu, tidak hanya karena uang sama dengan keuntungan, dan alat untuk memperoleh keuntungan: tidak hanya karena yang meminjami mengalami kerugian, selama berlangsungnya pinjaman, keuntungan yang bisa dia peroleh dengan uang itu; tidak hanya karena dia menaruh modalnya dalam resiko; tidak hanya karena peminjam dapat menggunakannya dalam akuisisi yang menguntungkan, atau dari pengambilalihan yang mendapatkan keuntungan

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 19: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

besar; pemilik uang boleh secara sah menerima bunga, dengan prinsip yang lebih umum dan tegas.”

Dia juga menghapuskan gilda

Di tahun terakhirnya di pemerintahan dia menghapus gilda. Gilda-gilda itu dihidupkan kembali dengan segera setelah lengsernya ia dari pemerintahan di tahun 1776. Tetapi akhirnya parlemen menghapuskan gilda di tahun 1791.

Gilda merepresentasikan kekuatan profesi. Harta mereka terpelihara dalam sistim kesejahteraan pribadi yang telah memberi kepada masyarakat, kemerdekaan dari negara. Penghapusan gilda adalah serangan parah kepada rakyat demi kekuasaan mutlak negara. Di situ terletak dasar bagi pembentukan universal akan sistim pengupahan (telah ada dalam agrikultur) di kota-kota industri. Meskipun begitu dia mengakui bahwa upah hanya cukup untuk menyambung hidup, suatu hal yang sangat dekat kepada perbudakan yang dia benci:

“Upah pekerja dibatasi oleh persaingan di antara orang-orang yang bekerja untuk nafkah penyambung hidup. Dia hanya memperoleh sekedar mata pencaharian untuk penyambung hidup.

Seorang pekerja belaka, yang bergantung hanya pada Lahan-nya dan industrinya, tidak memiliki apapun kecuali itu saja dari perburuhannya dan pekerjaannya dapat dibuang kepada orang lain yang memerlukannya. Dia menjual dirinya pada harga yang paling murah; tetapi harga murah atau mahal ini tidak tergantung pada dirinya sendiri; tetapi dihasilkan dari kesepakatan dengan majikannya. Majikan membayarnya sesedikit mungkin, dan karena si buruh adalah orang yang terpilih dari sekian banyak pekerja, majikan lebih suka orang yang bekerja dengan upah paling murah. Karena itupekerja diwajibkan menurunkan permintaan upahnya untuk bersaing dengan pekerja lainnya. Hasilnya, setiap jenis buruh, harus dikurung dalam upah yang hanya cukup untuk penyambung hidupnya.”

Jeremy Bentham (1748-1832), bapak utilitarianisme menulis dalam bukunya Introduction to the Principles of Morals and Legislation, bahwa tujuan yang tepat dari semua tingkah laku dan perundang-undangan adalah ‘kebahagiaan terbesar dari jumlah terbanyak’. Dia juga menulis A Fragment of Government dan juga pengarang dari buku yang berjudul Defence of Usury.

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 20: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

John Stuart Mill (1806-73), adalah pengikut utilitarianisme Bentham, sangat rajin menghadirkan diskusi toleransi beragama di luar konteks kebebasan beragama ke dalam cakupan kebebasan individu dalam buku On Liberty (1859). dalam bukunya Principles of Political Economy (1848), dia tidak ragu menulis melawan hukum agama yang melarang riba. Riba sekarang bukan hanya soal kebebasan beragama tetapi juga kebebasan individu. Mill menulis:

“Satu contoh adalah Hukum Riba. Ini berasal dari anggapan agama terhadap penerimaan bunga uang, berasal dari sumber subur kejahatan di Eropa moderen, upaya untuk mengadaptasikan kepada Doktrin Kristen dan penarikan ajaran dari hukum Yahudi.”

Ring dan munculnya kapitalisme

Setelah terlepas dari larangan agama, kapitalisme siap untuk menghampar. Ia berargumentasi bahwa Eropa katolik, yang (sebagian) melarang riba, menjadi lebih miskin ketimbang Eropa protestan, yang memeluk kapitalisme. Perbedaan ekonomi yang mempengaruhi Eropa kemudian juga mempengaruhi dunia Muslim. Ini bukanlah bukti bahwa riba itu bagus. Itu hanya bukti bahwa riba model baru yang dihasilkan dari uang-kertas, seperti halnya obat-bius, dapat mengaburkan pikiran sehat. Inilah yang oleh Wagner disebut ‘Ring’, yang akhirnya menghancurkan manusia.

Ring adalah persamaan matematika sederhana yang merupakan jantung dari semua sistim perbankan. Ia dijelaskan oleh Adam Smith dalam terminologi berikut:

“Seorang bankir yang teliti meminjamkan surat-janji-bayar kepada para pelanggannya, taruhlah misalnya seratus ribu pound. Karena surat-surat difungsikan sebagai uang, para penghutang membayarkan kepadanya bunga yang sama seolah-olah ia telah meminjami mereka sejumlah uang yang asli. Bunga ini adalah sumber keuntungannya. Walaupun surat-surat ini secara terus-menerus kembali dibayarkan padanya, sebagian dari surat-surat itu tetap beredar selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Karenanya walaupun sudah beredar luas, surat-surat sejumlah seratus ribu pound, duapuluh ribu pound dalam bentuk emas dan perak seringkali dapat memenuhi permintaan penarikan uang yang terjadi kadang-kadang. Karenanya dengan operasi ini, duapuluh ribu pound dalam bentuk emas dan

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 21: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

perak dapat berfungsi sebagaimana halnya seratus ribu pound dalam bentuk surat-janji-bayar.”

Deposit bank saat ini sama dengan nota-bank di jaman itu dan perbandingannya kira-kira 1:20, artinya 1 pound dapat berfungsi sebagaimana halnya 20 pound. Itu berarti bahwa sebuah bank dapat meminjamkan nota-bank 20 kali lebih besar dari uang tunaiyang dimilikinya. Inilah yang disebut dengan ‘ekspansi kredit’. Sekarang rumus yangberlaku adalah: membebankan 10% pada duapuluh kali lipat uang daripada anda usaha jual-beli hasil bumi yang untungnya 200% dari jumlah uang sebelum diusahakan. Peminjam dapat memperoleh sejumlah besar uang dengan suku-bunga lebih rendah (yakni lebih rendah daripada suku-bunga jika tanpa ekspansi kredit), danbankir dapat membebankan suku-bunga kumulatif yang lebih tinggi, dengan kebaikanekspansi kredit. Tapi siapa yang rugi? Semua pengguna mata-uang yang, walaupun tidak hadir dalam kontrak, harus menderita inflasi mata-uang, tidak peduli apakah mereka suka atau tidak. Kombinasi ledakan ekspansi kredit dan riba: inilah yang disebut sebagai Ring.

Jelas bahwa meningkatnya perbandingan-modal-untuk-dipinjamkan adalah penting sekali bagi bank tersebut jika ia ingin meningkatkan keuntungannya secara proporsional sementara, untuk kejutan bagi masyarakat, menghilangkan suku bunganya, dengan demikian ‘menolong’ lebih banyak orang. Jelas juga bahwa apa yang penting sekali bagi bank adalah penerimaan kuitansi sebagai uang oleh pengguna, karena ini adalah dasar dari ekspansi kredit mereka. Menjadi jelas bagi negeri-negeri di dunia, itu adalah suatu metode superior untuk memajaki rakyatnya sendiri tanpa harus mencari persetujuan, karena pembayaran diambil langsung dari daya-beli mata-uang yang dimiliki oleh rakyat di dompet-dompet mereka. Setelah menemukan “kekuatan sihir" ini, negara-negara di dunia tidak ragu lagi berubah bentuk menjadi bank-bank sepanjang abad ke-18 (dan sebelumnya; bank nasional pertama adalah Vatican Bank).

Transformasi ini terjadi di saat yang sama ketika hukum riba dihapuskan dan negara sekuler dideklarasikan; ‘persamaan semua agama’ artinya adalah penghapusan agama.

Ring, ingin sekali mendapat kekuatan penuh, pertama yang dilakukannya adalah mengatasi ‘anggapan agama’ terhadap riba dan kemudian anggapan negara-bangsa terhadap ekspansi kredit. Segala sesuatunya mulai leluasa setelah Perang Dunia

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 22: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

Kedua. Revolusi informasi, ditambah generasi baru pemimpin demokratis, menjamin tiadanya perlawanan, tiadanya kritik dan pertumbuhan riba yang sangat luar biasa bersamaan dengan ekonomi spekulatif. Inilah yang terjadi di belakang layar dari sejarah dramatis di abad ke-20 dan jatuhnya Kekhalifahan Islam.

Selama masa ini agama mencoba beradaptasi, atau mati. Sebagian besar agama beradaptasi. Beberapa agama baru diciptakan sehingga membolehkan sistem untuk berlanjut. Semuanya palsu. Sebuah upaya dilakukan untuk mengadaptasikan Islam bagi jaman baru. Tetapi terbukti ini tidak mungkin karena Allah telah melindungi Qur’an. Islam pada kenyataannya adalah akhir dari kapitalisme. Akhir tersebut diawali dengan pencetakan Dinar Emas Islam di tahun 1992 di kota Granada, Spanyol.

Reformasi Islam:puritanisme dan islamisasi riba

Dalam banyak cara reformasi Islam sama dengan reformasi kristen. Reformasi kristendiformulasikan untuk melawan atau menyingkirkan pimpinan gereja, paus. ReformasiMuslim diformulasikan untuk melawan atau menyingkirkan Khalifah. Keduanya memerankan moralitas puritan yang berpusat di sekitar tingkah-laku personal dan mereka menerima riba. Sistim perbankan masuk ke dalam jantung kristen melalui reformasi sama halnya seperti reformis mengatur cara untuk menghadirkan kepada kita ‘Bank Islam18’.

Menurut Mazheruddin Siddiqi,

“Jamaluddin Afghani berkata bahwa sangat perlu untuk membangkitkan kembali Muslim sehingga harus ada gerakan di antara mereka untuk renovasi agama. Ketika kita melihat pada kebangkitan Barat, Afghani berhujjah, kami menemukan bahwa penyebab utama dari kebangkitan ini adalah gerakan Reformasi agama yang dimulai sejak jaman Luther.”

Menurut Albert Hourani, Jamaluddin al-Afghani membaca dan terpengaruh oleh François Guizot. Tulisan Guizot menekankan pentingnya reformasi protestan yang, yang berdasarkan pada hukum kodrat dan solidaritas sosial, yang merupakan kunci

18 Bank Islam, Bank Syariah

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 23: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

‘yang mengarahkan Eropa kepada kemajuan dan peradaban’. Al-Afghani percaya bahwa reformasi Islam segera terjadi, sebagaimana telah terjadi di Eropa:

“Islam memerlukan seorang Luther; ini adalah tema favorit Al-Afghani, ataumungkin ia memandang dirinya untuk memainkan peran itu.”

Ada bukti bahwa Jamaluddin memandang dirinya sebagai Luther-nya Islam, dan telahmenarik kesimpulan bahwa reformasi agama yang dia inginkan hanya cara untuk mentransformasikan dan memperkuat dunia Muslim. Posisi dari ‘Abduh sehubungan dengan persoalan ini juga sama dengan Al-Afghani. Dia menulis:

“Tidak lama setelah itu sebuah kelompok tampil di Barat menyerukan reformasi dan kembali kepada kesederhanaan iman, sebuah reformasi yang tidak menyertakan elemen apapun tidak seperti Islam. Sungguh, beberapa kelompok reformis membawa doktrin-doktrin mereka ke titik yang paling dekat dengan dogma Islam, dengan perkecualian keyakinan kepada misi kenabian Muhammad. Agama mereka adalah sama kecuali namanya saja yang tidak sama dengan agama Muhammad, yang beda hanya tata-cara peribadatan bukan dalam makna atau yang lainnya.”

Bahkan Sir Ahmad Khan harus membela Luther:

“Faktanya adalah bahwa India memerlukan bukan hanya seorang Steele atauseorang Addison, tetapi juga, dan terutama sekali, seorang Luther.”

Reformasi Islam dan esoterisisasi

Seperti halnya reformasi kristen, reformasi Islam diserukan untuk langsung menuju kepada naskah agama agar memperbarui agama tanpa campur tangan ulama jaman pertengahan, yang dalam pandangan mereka adalah alasan keterbelakangan Muslim. Para reformis Muslim menolak madzhab atau aliran tradisional fikih dan memulai sebuah aliran baru, yang bebas dari taklid yang mereka pandang sebagai alat yang tidak perlu untuk menjaga Deen tetapi sebagai halangan untuk reformasi mereka. Para reformis Muslim sama terpikatnya dengan ide milenialisme baru yang datang bersama reformasi mereka dan terhubung kepada ide kemajuan.

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 24: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

Aspek politis dari reformasi Muslim adalah pragmatisme realistik yang bermakna penerimaan kolaborasi dan asosiasi dengan rekan-rekan yang secara teori tidak dapat diterima, seperti kekuatan kolonial. Nasionalisme yang diasosiasikan dengan reformasi adalah salah satu dari konsekuensi ketidaklogisan politik mereka. Mereka menyerukan pan-Islamisme tetapi mereka memandangnya sebagai muncul dari hasil runtuhnya Kekhalifahan yang ada dan reformasinya melalui persatuan negara-negara kecil. Mereka berkata, dan masih berkata, bahwa mereka mempertahankan Kekhalifahan, tetapi yang mereka pertahankan adalah sebuah institusi yang berbeda dengan nama yang sama, sesuatu yang hari ini kita sebut monarki konstitusional. Mereka berkata bahwa mereka mempertahankan hukum Syariah sebagai satu-satunyahukum yang diterima namun, apa yang mereka maksud dengan Syariah adalah sesuatu yang lain, sesuatu yang bermakna reduksi yang tidak mungkin dari Syariah menjadi hukum konstitusi. Konstitusionalisme adalah salah satu dari pilar-pilar-kunci reformasi.

Sekarang penting untuk menekankan bahwa para reformis ini bukan hanya tidak cocok dimasukkan ke dalam Islam, tetapi sebenarnya berimplikasi meninggalkan Deen. Cara mereka mengungkapkan reformasi, yang mereka sebut islamisasi, adalah sangat berbahaya karena sulit untuk mendiskriminasi. Mereka memberikan kepada sesuatu yang haram sebuah nama Islam, atau jika nama itu tidak ada, mereka menempatkan kata sifat ‘Islam’ di belakang untuk membuatnya diterima.

Cara berfikir seperti ini memerlukan metodologi sistematis yang juga dipinjam dari reformasi kristen dan terutama sekali dari fremasonri. Ia mengurangi perkara konkrit, didefinisikan sebagai eksoterik, ke dalam makna atau prinsip esensial, yang diberikannilai simbolik yang melebihi realitas di mana perkara-perkara tersebut ditemukan ataudiamalkan. Prinsip-prinsip simbolik ini kemudian dapat ditafsirkan dalam keadaan yang bagaimanapun terbebas dari konteks yang sebelumnya. Mekanisme ini menjamin kita masih tetap merasa dan berada dalam gambaran serta kosa-kata agamasementara dalam kenyataannya kita keluar dari agama. Ia membolehkan seseorang untuk membenarkan yang tidak dibenarkan dengan menggunakan agama sebagai alatnya. Ini adalah tahap pertama penghilangan identitas agama.

Tingkat lain dari proses ini yang telah kita identifikasi sebagai esoterisisasi adalah orientasi sinkretiknya. Ini aneh bagi pemikiran fremason. Reduksi perkara agama ke dalam prinsip-prinsip memiliki dalil yang melekat pada sifatnya yang mana bahwa

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 25: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

semua agama memiliki bentuk batiniah yang sama dan juga bahwa semua orang memiliki identitas yang sama sebagai manusia. Proses ini memiliki signifikansi yang besar sehubungan dengan identitas dan keortodokan. Sebagaimana telah kita kaji sebelumnya, kesamaan bentuk yang mereka kira ada di semua agama atau agama primordial bermakna bahwa identitas agama adalah nomor dua, dan dengan demikianhanya dapat dibenarkan dengan munculnya sebuah ortodoksi baru yang bebas dari esoterisisasi ini. Ortodoksi ini adalah kapitalisme.

Ilmu-ekonomi yang hadir dari proses ini tetap menjadi garda terdepan dari kapitalisme. Kapitalisme adalah hasil dari gerakan yahudi dan persetujuan protestan. Dalam kasus Islam, bersama dengan semua itu, menghadirkan penerimaan riba. Di tahap awal dibenarkan oleh hukum-akal, kemajuan dan sains, dan akhirnya diislamisasi. Riba dibukakan pintu masuk selebar-lebarnya ke dalam dunia halal dan diterima dengan menggunakan prinsip-prinsip Islam sebagai alatnya. ‘Amal dari Syariah benar-benar dihilangkan dari keberadaan dengan tujuan membenarkan bank Islam.

Reformasi Islam sebagai penerimaan riba

Seperti halnya Kalvin yang memperkenalkan riba ke dunia kristen, ‘Abduh dengan bantuan Rashid Reda memperkenalkan riba ke dalam dunia Muslim. Para pengikut gerakan ini mengikutsertakan diri dalam tugas monumental islamisasi ilmu-ekonomi dan dengannya mengislamisasi juga semua metodologi dan institusi-institusi yang dibentuk berdasarkan ilmu-ekonomi, di bawah selubung etnik dan puritan.

Para reformis tiba pada definisi baru riba yang akhirnya mengarah kepada penciptaan bank Islam, dan penafsiran ini berbeda dari fukaha tradisional.

Rashid Reda membuat perbedaan antara aturan riba dalam Qur’an dan aturan riba dalam Sunnah. Dia kemudian mengatur bahwa larangan yang utama adalah di dalam Qur’an dan larangan yang dihadirkan dalam Sunnah adalah nomor dua atau lebih ringan, artinya dapat dimudahkan jika diperlukan (darurah).

Jenis riba yang dilarang dalam Qur’an adalah riba al-jahiliyah, artinya, riba sebelum datangnya Islam, dan riba al-nasiah yang dipandang sebagai “riba majemuk”. Definisianeh ini diberi penampilan validasi menggunakan syarah literal Qur’an sambil

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 26: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

menyepelekan pendapat fukaha yang telah mempelajari persoalan tersebut secara keseluruhan.

Dengan demikian Rashid Reda mengatur bahwa jenis riba yang dilarang oleh Qur’an adalah majemuk, artinya, bunga majemuk, tetapi “tidak mencakup bunga biasa yang dibebankan pada pinjaman oleh bank atau dibayarkan oleh bank kepada para deposan.” Dia juga mengatur bahwa kelebihan atas riba tidak berlaku pada penundaan pertama pada penjualan atau pinjaman tetapi perpanjangan yang lebih lama dari transaksi itu.

Dia berkata bahwa Sunnah mengharamkam jenis lain riba bersama dengan satu yang diharamkan dalam Qur’an. Jenis riba ini, katanya, dikenal sebagai riba al-fadl, tetapi riba jenis ini “lebih ringan atau dinomorduakan dan boleh diijinkan dalam keadaan perlu (darurah).” Karenanya dia menyimpulkan bahwa “bunga biasa yang dibebankanatau dibayarkan oleh bank sama sekali tidak diharamkan oleh ketetapan Qur’an ataupun Sunnah.”

Rashid Reda bersikap bahwa ia telah mempelajari pandangan-pandangan ini dari gurunya Muhammad ‘Abduh. Para pengikut Reda melanjutkan dengan ide umum bahwa bunga majemuk diharamkan tetapi bunga tunggal dibolehkan. Sebagai hasilnya, hukum Mesir mengharamkan bunga majemuk dalam beberapa kasus tetapi tidak mengharamkan bunga tunggal. Dengan demikian para ahli hukum moderen seperti Abu Zahrah memelihara pandangan yang sama:

“Sebelum kita meletakkan pena, kita bahas isu hukum seputar riba, yaitu bahwa kelebihan sebagai ganti waktu [atau pembayaran di muka] adalah ribajahiliyah. Itu disebut juga riba al-nasiah, karena kelebihannya sebagai pengganti waktu, artinya, lama waktu penundaan. Jumhur ulama mufakat mengenai keharamannya, yaitu riba di dalam Qur’an... Ada bentuk teknis dari riba atau yang berasal dari penggunaan Islam. Ini adalah riba penjualan (riba al-buyu’).”

Dan dengan demikian di hadapan mata kita riba menjadi kokoh dalam lingkaran modernis sehingga ada riba berdasarkan Qur’an yang diharamkan dan jenis lain riba berdasarkan Sunnah yang dapat dibolehkan dalam keadaan perlu. Secara alami, setiaporang dengan sedikit pengetahuan fikih akan tahu bahwa pembedaan ini tidak ada dalam fikih kita dan makna bagi riba al-nasiah dan riba al-fadl juga betul-betul

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 27: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

berbeda. Mencoba membenarkan perbankan dengan metode ini adalah identik denganmencoba membenarkan shalat dengan cara lain menggunakan Qur’an tanpa Sunnah dan konfirmasi dari fikih. Dengan menggunakan pendekatan ini, modernis bukan hanya membuka pintu kepada riba, tetapi kenyataannya mereka menghancurkan fikih dan dengan demikian menghancurkan korpus hukum Islam. Pengkotak-kotakan riba ke dalam riba Qur’an dan riba Sunnah yang nampak pada para pengarang modernis yang belakangan adalah, untuk alasan yang telah disebutkan, tidak diterima.

Maududi juga mengikuti pendekatan modernis yang sama dengan konsekuensi yang sama:

“Kita telah nyatakan lebih awal bahwa riba, kenyataannya, adalah bahwa kelebihan faedah yang diterima oleh kreditur dari debitur sebagai kelebihan yang telah ditetapkan atas jumlah awal. dalam terminologi hukum, ini disebut riba al-nasiah. Dengan demikian, itu adalah riba yang dibayarkan dan diterima dalam sebuah transaksi pinjaman. Riba inilah yang telah diharamkan dalam Qur’an. Keseluruhan umat setuju mengenai keharaman ini.”

“...Riba al-fadl adalah kelebihan yang ditemukan di dalam pertukaran dua benda dengan jenis yang sama, Rasul Allah, sallallahu ‘alayhi wa sallam, telah melarang bentuk ini.”

Posisi kita adalah ini: “Riba al fadl dan riba al-nasiah diharamkan oleh Qur’an, sebagaimana keduanya diharamkan oleh Sunnah, kenyataannya ribaQur’an dan riba Sunna betul-betul sama. Sunnah hanya berfungsi sebagai keterangan penjelas.”

Semua ini mengarah kepada konsekuensi sederhana, yakni penerimaan perbankan ke dalam legalitas Islam, atau yang lebih buruk, islamisasi perbankan sebagai praktek yang diterima dalam Deen. Ini adalah tanda modernisme dan untuk keperluan inilah, hal yang mula-mula harus dilakukan adalah menetapkan hukum halal-haram riba.

Konsekuensi dari reformasi Islam: utilitarianisme

Penerimaan pragmatis atas riba menghadirkan pemahaman baru dan perkawinan dengan Hukum Islam. Itu adalah cara hidup utilitarian yang mengecualikan aspek tertentu dari Hukum. Dalam penafsiran puritan, ini bermakna bahwa persoalan

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 28: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

seksual harus dihukumi dengan tegas, tetapi, untuk persoalan ekonomi, hanya para ahli yang dapat memutuskan. Praktek pendekatan dengan alasan ekonomi ini adalah jantung utilitarianisme. Argumen riba sangat erat dengannya. Bentham, bapak utilitarianisme, juga pengarang buku Defence of Usury.

Ungkapan ‘darurah’ dalam bahasa para reformis telah mengambil ciri-ciri sebatas pragmatisme. Pintu kepada riba yang dibuka oleh Rashid Reda konsekuensinya diikuti oleh penciptaan yang disebut ilmu-ekonomi Islam dan sekumpulan fatwa-fatwa yang dengan satu atau lain cara beralasan bahwa dalam keadaan sekarang (darurah) membayar atau mengambil bunga dibolehkan.

Di antara para pendukung pandangan reformis ini adalah wahabi puritan. Mereka beralasan bahwa di bawah keadaan darurat bunga adalah halal jika Anda hidup di negeri non-muslim, sebuah argumen yang lebih jauh lagi membuka legalitas riba dengan membatasi keharaman sampai pada tahap negeri Muslim. Dalam serangkaian surat selebaran berjudul MWL Series on Islam yang disponsori oleh Rabita mereka menulis:

“T6: Apakah boleh mengambil pinjaman dari bank untuk membeli rumah dengan bunga (hipotek) di negeri non-Muslim?

J6: Tidak mengapa mengambil pinjaman dengan bunga dari bank untuk membeli rumah yang akan dimiliki oleh Muslim setelah pinjaman dan bungadibayarkan dengan satu catatan bahwa angsuran pinjaman plus bunga tidak lebih dari harga yang harus dibayar oleh Muslim jika menyewa tetapi angsuran yang lebih murah dari sewa lebih bagus lagi.”

Pembenarannya adalah sebagai berikut:

“Ini menurut madzhab Hanafi berkenaan dengan Muslim yang tinggal di darul-harb (di antara orang-orang kafir) karena dalam kasus itu apa yang dipertimbangkan adalah total yang Muslim bayarkan kepada mereka. Jika hal tersebut menghemat kekayaan Muslim maka dibolehkan selama dilakukan dengan persetujuan mereka dan tanpa mencurangi bahkan sekalipun hal itu dilakukan dalam perkara-perkara yang dalam Islam diharamkan seperti bunga.”

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 29: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

Ini benar-benar absurd. Sama sekali tidak ada upaya untuk memahami apa itu pinjaman bank. Ia menyarankan riba dapat diterima selama angsurannya di bawah harga sewa rumah. ‘Jika menghemat kekayaan maka itu halal’: ini adalah mekanisme pengujian utilitarian.

Menarik bahwa surat selebaran yang sama yang dipublikasikan oleh Rabita pertanyaan ditanyakan mengenai mengenakan syal/selendang di negeri non-Muslim dan jawabannya sangat berbeda:

“T2: Mengenai sulitnya menggunakan Hijab (kerudung), bagi perempuan Muslim baru di negeri non-Muslim. Apakah mungkin dibolehkan perempuandalam keadaan seperti itu melepas Hijab?

J2: Perempuan asing yang memeluk Islam dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati tetapi berada dalam keadaan sulit untuk mengenakan Hijab (menutup aurat), kami tidak dapat merubah keputusan hukum Islam untuk hal tersebut, sebab dengan begitu nantinya kami terjerumus kepada membolehkan mereka melepas Hijab dan pergi ke mana-mana dalam keadaan setengah-telanjang atau kepala tidak tertutup untuk memuaskan mereka. Ini akan menjadi kontradiksi dalam penetapan hukum Islam di antara halal dan haram.”

Posisi dari Rabita ini adalah posisi khas puritan yang merupakan inti dari utilitarianisme politik yang masih menjadi pandangan dominan dalam lingkaran reformis. Surat selebaran tersebut melanjutkan pada bahasan selendang dengan kekerasan yang sama sekali tidak bisa dijinakkan:

“Namun jika perempuan yang demikian harus melepas Hijab mereka harus merasa dan percaya bahwa ini diharamkan dalam Islam; karena jika mereka percaya bahwa itu dibolehkan dan tidak diharamkan dalam Islam, maka ini melawan Islam. Sungguh, ada perbedaan yang besar dari perspektif Islam antara orang yang tidak mentaati perintah Tuhan walaupun dia mempercayai keharaman suatu perbuatan dan orang yang menganggap ketidaktaatannya sebagai halal. Karena sungguh orang yang demikian yang percaya bahwa tindakan yang sudah jelas haram sebagai halal adalah seorang kafir. Seperti orang yang minum khamr dalam ketidaktaatan, ia masih seorang Muslim, sementara orang yang berfikir khamr halal, ia seorang kafir. Berdasarkan praktek dari perempuan-perempuan Muslim baru itu, yang melepas Hijab

Umar Ibrahim Vadillo, 2003

Page 30: Reformasi Agamamsa.my.id/wp-content/uploads/2019/10/reformasi-agama.pdfReformasi Agama Pengantar Penerjemah The Esoteric Deviation in Islam adalah sebuah buku dengan tebal 1000-an

Reformasi Agama

tanpa percaya bahwa ini halal, tetapi mereka hanya menunggu sampai keinginan mereka menjadi lebih kuat, ini lebih baik daripada mereka tetap kafir dan Allah mengetahui yang terbaik.”

Umar Ibrahim Vadillo, 2003