Reformasi Pendidikan Islam
-
Upload
faqieh-fatonix -
Category
Documents
-
view
76 -
download
11
Transcript of Reformasi Pendidikan Islam
REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM
Karya tulis
Diajukan sebagai salah satu syarat menempuh ujian akhir Madrasah Aliyyah Futuhiyyah 1
Tahun ajaran 2011/2012
DI SUSUN OLEH
NAMA : ULUL FAHMI
NOMOR INDUK :
PROGRAM :BAHASA
MADRASAH ALIYYAH FUTUHIYYAH -1
MRANGGEN DEMAK
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ini disusun oleh:
Nama : Ulul Fahmi
Nomor Induk : 09.6185
Program : Bahasa
Telah diuji dan disahkan
Pada tanggal :
Dengan Hasil :
Mranggen,
Pembimbing Penguji
Ahcmad Ashif, M.Si Arif Rahman, M.Pd
Ketua panitia Mengetahui
Karya Tulis 2012 Kepala MA Futuhiyyah – 1
Ali Nur Taufiq, M.Si KH. A Adib Masruchan, Lc., M.Pd.I
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Carilah Ilmu meskipun dinegeri Cina! Karena sesungguhnya mencari ilmu itu merupakan
kewajiban pada setiap orang islam, para malaikat meletakan sayapnya (mengayunkan sayapnya)
kepada penuntut ilmu karena senang (cinta) dengan yang ia tuntut (HR Abdul harr)”
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:
1. Bapak kepala madrasah KH. Adib
Masruhan, Lc, M.Pd.I
2. Bapak Achmad Ashif, M.Si selaku
pembimbing
3. Bapak – bapak guru yang telah
mencurahkan ilmunya kepada penulis
4. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mengasuh
sejak kecil hingga dewasa
5. Teman – teman senasib dan seperjuangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “ REFORMASI
PENDIDIKAN ISLAM” yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian nasional dan
ujian madrasah
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapatkan kesulitan namun berkat
hubungan dan pengaran serta saran – saran dari pihak pembimbing serta semua pihak karya tulis
ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis ingi mengucapkan terimakasih yang
setulus – tulusnya, terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak kepala sekolah KH. Adib Masruhan, Lc., M.Pd.I
2. Bapak Ir Bambang Sukmadji selaku wali kelas III Program Bahasa
3. Bapak Achmad Ashif, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak memberikan
pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
4. Segenap dewan Guru MA. Futuhiyyah – 1 yang selalu memberikan nasehat – nasehat
kepada penulis
5. Teman – teman yang turut memberikan bantuan dalam pembuatan karya tulis.
Penulis menyadari bahwa karya tulis masih jauh dari sempurna mengingat kekurangan yang
ada pada penulis dan merupakan suatu kebanggaan, jika para pembaca bersedia memberikan
kritik yang membangin demi kesempurnaan karya tulis ini yang semoga bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca.
Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan mencapai
sasaran untuk mencapai ridlo Alloh semata khususnya bagi penulis dan umunya bagi pembaca.
Amin.........
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara dasar oleh
guru baik secara jasmani dan rohani para murid menuju terbentuknya kepribadian yang
utama. Berdasarkan batasan ini pendidikan sekurang – kurangnya mengandung lima
unsur penting, yaitu pertama usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan (pimpinan atau
pertolonga) dan dilakukan secara, kedua.
Guru, atau pembimbing, ketiga muridnya atau pelajar, keempat bimbingan yang
memiliki dasar dan tujuan, kelima dalam usaha itu terdapat alat – alat yang dipergunakan.
Namun tidak semua orang mengerti apa arti pendidikan, maka tidak jarang ada orang
yang tidak mau belajar, karena tidak mengerti apa itu pendidikan. Oleh karena itu penulis
sangat tertarik untuk menulis karya tulis yang berjudul. REFORMASI PENDIDIKAN
ISLAM. Karena memotivasi penulis untuk mengetahui pentingnya pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara untuk memajukan pendidikan Islam?
2. Apakah yang dimaksud pendidikan itu?
3. Reformasi pendidikan islam adalah?
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna
untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Madrasah bagi penulis. Namun
tujuan yang paling penting badalah penulisan ini memberitahukan bahwa pendidikan itu
sangat penting demi kelangsungan hidup kita dan juga mempunyai manfaat untuk
mendapat Ilmu Pengetahuan.
D. Penegasan Judul
Supaya pembaca tidak beranggapan lain dengan apa yang dimaksudkan oleh penulis,
maka penulis menegaskan Judul yaitu: REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM
Reformasi suatu perubahan yang dilakukan untuk menuju sebuah arah yang lebih
baik
Pendidikan pendidikan dalam menentukan arah atau mencapai bagian tujuan kearah
yang lebih jelas
Islam suatu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan ajaran –
ajaran yang menuntun kita kejalan yang benar.
E. Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis adalah
- Metode Komparatif : metode dalam mencari data penulisa dengan cara
membadingkan data – data buku.
- Metode literatur : metode yang menyangkut sumber bacaan untuk memperoleh
keterangan dengan karaya tulis ini
- Metode diskriptif : metode penulisan dengan cara memaparkan apa adanya.
F. Sistematika penulisan
Supaya karya tulis ini mudah di pahami, maka penulis menyajikan sistematika penulisan
sebagai berikut :
Bagian pertama :
Halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar,
daftar isi
Bagian kedua atau inti :
Berisi empat bab yang di uraikan menjadi beberapa sub bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Penegasan judul
E. Metode penulisan
F. Sistematika penulisan
BAB II
A. Strategi pengembangan pendidikan Islam dalam era reformasi
B. Strategi pengembangan iman dan takwa melalui pendidikan agama
C. Tanggapan umat islam
D. Membangun masyarakat islam
BAB III pendidikan yang diperoleh dari proses reformasi
A. Reformasi itu kompleks dan penting ditinjau ulang secara sistematis
B. Guru adalah reformasi penting di semua kelas
C. Reformasi itu dinamis dan sering tidak bisa diprediksi
D. Skala reformasi itu panjang
E. Kesuksesan reformasi selalu membutuhkan sumber daya
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran – saran
C. Kata penutup
Bagian ketiga:
Daftar pustaka dan daftar riwayat hidup
BAB II
RESPON TERHADAP REFORMASI PENDIDIKAN
A. Strategi Pengembangan Pendidikan Islam Dalam Era reformasi
Hingga saat ini penulis menyadari bahwa secara umum kondisi lembaga
pendidikan islam di indonesia masih ditandai oleh berbagai kelemahan
1. Kelemahan sumber daya manusia (SDM) manajemen maupun dana. Sementara itu
mengetahui jika sesuatu lembaga pendidikan ingin tetap eksis secara fungsional
ditengah – tengah arus kehidupan yang ingin tetap eksis secara fungsional ditengah –
tengah arus kehidupan yang makin kompetitif seperti sekarang ini harus didukung
pleh ketiga hal tersebut, yaitu sumber daya manusia, manajemen dan dana
2. Semua menyadari bahwa hingga saat ini lembaga pendidikan tinggi islam
Belum mampu mengupayakan secara optimal mewujudkan islam sesuai dengan
cita – cita idealnya
Sementara masyarakat masih memprosesikan lembaga pendidikan Islam sebagai
pilar utama yang menyangga kelangsungan islam dalam mewujudkan cita – citanya,
yaitu memberi rahmat bagi seluruh alam
3. Melihat lembaga pendidikan tinggi islam belum mampu mewujudkan islam secara
transformatif
Kita masih melihat bahwa masyarakat bahwa masyarakat dalam mengamalkan ajaran
agamanya telah berhenti pada dataran simbol dan farmalistik.
4. Pada saat ini semua dalam era reformasi
Pada era ini kecendrungan masyarakat untuk mewujudkan masyarakat madani
demikian kuat. Ayitu masyaradkat yang menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan
seperti nilai – nilai keadilan, kebersamaan, kederajatan, kesenjangan sosial,
individualistik, dan perilaku yang tidak manusiawi.
B. Strategi pengembangan pendidikan islam dan takwa melalui pendidkan agama
islam
Strategi pendidikan keimanan dan ketakwaan dan ketakwaan yang efektif melalui
pendidikan agama islam
a. Pengertian Keimanan dan ketakwaan
Iman berasal dari bahasa arab, anama, yu’minu, imanan yang berarti mepercayai,
meyakini dan mengakui tentang adanya sesuatu didalam hati sabubari yang paling
dalam. Kata iman digunakan untuk menunjukan pada nama bagi syariat (agama) yang
dibawa oleh nabi Muhammad SAW dan terkadang digunakan pula untuk menunjukan
pada jalan yang terpuji, yaitu keyakinan jiwa terhadap kebenaran yang dibawa oleh
agama dengan meyakini dalam hati, menyatakan yang dibawa oleh agama dengan
meyakini dalam hati, menyatakan dalam ucapan, dan mengamalkan dengan segenap
anggota.
Adapun kata takwa berasal dari bahasa arab, waqa, yaqi , qiwayat yang berarti
memelihara sesuatu dari hal – hal yang dapat menyakiti dan mengusahakanya. Kata
takwa berarti memelihara diri dari sesuatu yang dapat membawa pada dosa, yaitu
dengan menjauhi hal – hal yang dilarang oleh agama. Dalam artian yang lebih umum
kata takwa dapat diartikan menjalankan segala perintah Alloh dan menjauhi
laranganya dalam rangka mendekatkan diri kepadaNya. Jadi keimanan dan ketakwaan
itu pastui pada jiwa setiap umat islam.
b. Pendidikan Agama Islam
Secara ontologis, epistimologi banyak mengenal ada tiga ilmu pengetahuan.
Pertama, pengetahuan yang sumbernya alam raya yang diperoleh melalui penelitian
empirik dengan menggunakan dan praktek laboratorium yang menghasilkan ilmu
kealamiahan (sains), seperti ilmu biologi, fisika, pertanian, kedokteran dan
sebagianya. Kedua, pengetahuan yang sumbernya diperlukan manusia yang diperoleh
nelalui penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yang mengasilkan ilmu –
ilmu sosial seperti ilmu hukum, ekonomi, politik, pendidikan, jiwa dan sebagainya.
Ketiga pengetahuan yang sumbernya wahyu ilusi dan ilham dari Tuhan yang
diperoleh melalui pendekatan diri kepada Alloh, bertafakur, tadabur, tazakur dan
takziyah Al Nafs (pembersihan jiwa) yang menghasilkan ilmu agama.
Jadi agama islam telah banyak menemukan ilmu pendidikan yang kini banyak
dipelajari oleh para pelajar.
c. Strategi Pendidikan Iman dan takwa melalui PAI
Semua juga ingin agar iman dan takwa yang ada dalam diri seseorang benar –
benar kokoh dan berpengaruh terhadap berbagai aktifitas dalam berbagai bidang
kehidupan yakni dalam bidang ekonomi, pengetahuan, tekhnologi, politik, kehidupan,
dan sebagainya. Penulis juga ingin agar benar – benar pendidikan agama islam itu
dapat mengantarkan anak – anak didik memiliki keimanan dan ketakwaan itu.
C. Tanggapan Umat islam
Telah benar bahwa revolusi tekhnologi serta meningkatkan ekonomi dunia
merupakan kemasan daru dari kapitalisme. Telah benar pula bahwa zaman baru ini akan
menghancurkan siapapun yang tidak mampu menahanua namun inilah realitas aktual
yang sedang berlangsung, siapapun harus menempatkan diri didalamnya. Kita harus
menyadari bahwa masyarakat islam dalam klaim terminologiss maupun (tradisional atau
modern)akan sangat sulit mewujudkan cita – cita kerakyatan yang diyakini jika tidak
mampu melakukan aksi – aksi nyata di era ini.
D. Membangun Masyarakat Islam
Dalam sejarah islam memang telah di catat adanya negara islam atau negara ideal
pada masa Rosululloh dan khalifah empat dimana syariat ditegakan. Dari sejarah
Rosululloh umat islam ditanah air mencita – citakan hal itu menjadi keyakinan. Cita –
cita itu telah diperjuangkan dalam beberapa dekade, mulanya meperjuangkan dasar
negara dengan dasar islam, diawal – awal kemerdekaan. Cita – citan itu dilanjutkan oleh
partai – partai islam dimasa orde lama dan baru.
BAB III
PENDIDIKAN YANG DIPEROLEH DARI PROSES REFORMASI
A. Reformasi itu kompleks dan penting di tinjau ulang secara sistematis
Disadari sebagai perubahan yang tidak mungkin diamalkan, bermacam kompleks
yang memiliki kepentingan yang sah di dalam reformasi. Rancangan yang besar secara
luas pada masa pengajaran dan pelajaran dilangsungkan, dan struktur yang kompleks dari
banyak sistem pendidikan kontenporer, menjelaskan bahwa proses reformasi itu pasti
kompleks dan memiliki banyak wajah.
Ada kecendrungan yang salah diantara para pembuat kebijakan yang berasumsi
bahwa maslah – masalah dan isu – isu wilayah perhatian langsung mereka sendiri akan di
tanggapi oleh pihak terkait, atau akan lenyap secara mendadak tanpa memiliki pengaruh
tertentu terhadap pilihan kebijakan dan priorutas mereka. Ini mengarah pada kegagalan
strategi pendidikan yang sering terjadi untuk menangani sepenuhnya cukup isu yang
bersangkutan dengan biaya tertinggi mereka. Pengintregrasian perlu dipertimbangan pada
berbagai level yang berbeda, yakni level makro, sub sektoral dan mikro. Mengenai
karakter perubahan pendidikan yang sistemik ini tidak berarti bahwa segala sesuatu perlu
untuk diubah pada waktu yang sama, tetapi lebih sebagai catatan yang sepantasnya harus
diambil dalam rangka melanjutkan hubungan yang saling timbal balik antara unsur –
unsur denga perubahan – perubahan yang dibuat secara bertahap.
Konteks langsung yang mendukung semacam itu tentu saja sering harus meregang
diluar keterbatasan – keterbatasn kementrian pendidikan untuk menarik kedalma suatu
garis edar strategis sebagaimana kolaborasi pada kementrian yang lain seoerti keuangan,
kesejahteraan sosial, ketenagakerjaaan sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan,
lingkungan, perumahan dan lain lain. Sekalipun ini tampak merupakan proses yang sulit
dan berpotensi kaku, ini menebarkan kelemahan dan kegagalan dimasa lampau
menimbulkan situasi penuh konflik kebijakan dan duplikasi terutama sekali di area
pendidikan.
Struktur yang semata – mata mendekati perubahan dengan top down juga tidak
dengan bottom up tetapi menggunakan strategi sistem terpadu yang dapat
mengkobinasikan energi dan keterlibatan profesional dari aktivitas reformasi berbasis
sekolah yang ada dengan menentang struktur negara mampu menyamarkan perubahan –
perubahan disemua sekolah itu didalm yurisdiksinya sebagai diusulkan oleh smith dan
Oday. Dengan begitu unsur – unsur sistem dipusatkan menetapkan kondisi – kondisi
mencanangkan perubahan agar berlangsung disebagian besar menyoritas sekolah dan
menyediakan dukungan yang terus menerus kepada mereka untuk mencapai ini W.F
comel menarankan dua corak yang dapat membantu merivitalisasi perubahan dan inovasi
didalam sistem: penetapan basis permanen di semua sistem pendidikan tentang biro in
service pendidikan: dan biro perubahan dan inovasi pendidikan, yang sangat
menstrukturkan semua aspiran tersebut bagi jabatan yang lebih tinggi di dalam sistem
yang perlu mengahabiskan suatu periode subtansial di dalam keduanya.
B. Guru adalah reformasi penting di semua ruang kelas
Semua sistem pendidikan, pertukaran pengajaran dan belajar antar kelompok
siswa dan keseluruhan para individu guru di ruang – ruang kelas yang terpisah di bagi –
bagi dalam penetapan sekolah diseluruh masing – masing negara. Adapun regulasi atau
desakan guru – guru mungkin diarahkan pada pengalaman pendidkkan para siswa yang
pada akhirnya ditengahi oleh individu guru yang menginterprstasikan tanggung jawab
profesional mereka menurut pengalaman, keahlian kepribadian, dan rasa membutuhkan
mereka sendiri. Reformasi yang mengakibatkan didalam sistem gabungan yang longgar
seperti itu sangat tergantung pada tindakan – tindakan yang diambil tindakan yang
diambil oleh masing – masing guru didalam suasana tiap – tiap kelas yang terpisah itu.
Ruang lingkup pencapaian perubahan yang di mulai selain oleh akses yang tidak
langsung dan akses yang dimediasi untuk kelompok – kelompok ini.
Penulis menggaris bawahi, disatu pihak, betapa penting dan kompleksnya tugas
dan dipihak lain pentingnya karakter, leserasian dan orientasi profesionalnya tiap – tiap
individu guru baik melalui kegiatan preservice harus ditekankan pada belajar mengajar
ditiap – tiap ruang kelas pada tiap – tiap sekolahan.
Untuk membantu pengembangan kultur yang reform minded diantara para guru
tampak jelas terdapat dua perdebatan.pertama, batasan – batasan struktural barang kali
dikendurkan sebagaiamana yang telah terjadi, misalnya, sepanjang delapan tahun study
kedua ada kebutuhan untuk membantu perkembangan kecendrungan yang lebih besar
diantara para guru untuk kengadopsi pendekatan reformasi.
C. Reformasi itu dinamis dan sering tak bisa diprediksi
Hasil – hasil yang rak terduga, parsial dan busa dimodifikasi disalam perubahan
dan reformasi pendidikan kemudian sebagai norma bukanya sebuah perkecualian.
Persialitas ketidak dapatan diprediksi dan non linieritas semacam itu terjadi karena
perubahan yang muncul keluar dari interaksi sosial berlangsung dalam sitauasi – situasi
sosial yang terbuka untuk dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun
informal yang mana banyak dari faktor tersebut berada diluar kendali para pembaru itu.
Penulis berpendapat kebanyakan hasil pengajaran cangkok yang diamati.
Fullan menagatakan bahwa para pembaharu harus melihat masalah tersebut
sebagai normal dan sebagai teman dibanding sebagai halangan yang merepotkan didalam
proses reformasi. Reformasi perlu untuk dilihat sebagai perjalanan sepanjang yang mana
rute yang jelas itu dianggapsebagai hal yang tidak terduga seperti halnya peluang dan
rintangan yang diharapkan. Ketika hasil – hasil yang ada dianggap sebagai hal yang
bersifat sementara dan diarahkan untuk melanjutkan proses review dan mengarahkan
kembali, suasana reformasi dapat berjalan dengan flesibel dan dapat secara produktif.
Ketika pencapaian untuk mencapai perubahan kemuida, ia mungkin saja salan
petunjuk untuk menjadi terputus dan spesifik didalam perubahan yang dicari. Melainkan,
ketika perlu mencoba bertindak atas prinsip – prinsip tertentu untuk mencapai tujuan
yang tentukan untuk menjaga orientasi kritis terus menerus, untuk melakukan
penyesuaian strategi dan untuk melihat peluang didalam hasil tak terantisipasi atas dasar
perubahan ini, apa yang dipenting bukanlah rencana pusat (meskipun rencana pusat itu
kadang – kadang diperlukan) tetapi masyarakat pembaru yang mereka sendiri akan kerja
untuk mengingatkan situasi sebagaimana yang mereka lihat dan mereka pahami.
D. Skala waktu reformasi itu panjang
Pencapaian perubahan penting didalam sistem pendidikan terlihat menjadi proses
yang tak seimbang dan lambat, dengan jadwal generasi yang normal. Kelesuan dan
kekakuan kelembagaan yang kuat menandai institusi – institusi pendidikan dimana
struktur dan prakteknya dibentuk oleh tradisi – tradisi utama yang panjang. Fakta bahwa
pemerinta telah mengeluarkan undang – undang pendidikan baru atau sering kali regulasi
tidak berarti bahwa sistem pendidikan baru atau praktek – prantek yang kelas baru secara
otomatis nampak teknologi inovasi menggambarkan suatu pola yang diamati secara
umum dengan mana sejumlah kecil adaptor inovasi paling awal terhadap bernagai
pertimbangan untuk melakukan inovasi kemudian dikuti oleh sebagian besar para
adapter, dengan mengekor adaptor yang mengekor terakhir.
Jenis – jenis perubahan tertentu dapat dicapai dengan cepat (misalnya) perubahan
– peruabahan administratif di dalam struktur sistem. Perubahan fundamental didalam
pengarjarn dimana berbagai wilayah pendidikan didalam ruang kelas yang banyak sekali
adalah proses dari target adalah usaha yang paling panjang sebagai tambahan kelompok –
kelopok seperti guru, orang tua, siswa, politikus dan kelompok bisnis lokal boleh jadi
milik harpaan yang berbeda mengenai apa capaian – capaian baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang yang akan mengatur kesuksesan reformasi.
Dimana ada usaha untuk memaksa langka perubahan yang telah dirancang dan
alat – alat legeslatif yang memaksa diguanakan untuk menentang resistensi yang kuat dari
kelompok – kelompok kepentingan yang penting, apa yang bisa tampak sebagai
perubahan untuk sementara waktu terbukti menjadi superfisial dan dangkal sebagai
resistensi yang direncanakan yang mengikis dan mengasikan perubahan itu. Dengan
demikian reformasi harus mengandung masyarakat umum dan kelompok – kelompok
kepentingan mereka.
E. Kesuksesan reformasi selalu membutu sehkan sumberdaya
Baik sumber daya fisik dan manusia penting sekali untuk membuat perubahan dan
hampir semua reformasi yang penting melakukan sumber daya tambahan dari kedua
macam sumberdaya tersebut. Pengembangan sumber daya manusia dan invesatsi tampil
sebagai hal yang fundamental bagi suksesnya reformasi. Bukan eksatra tambahan ketika
anggaranya baik. Bahkan pada kasus perubahan yang selama ini yang nyata – nyata
mengukur efisiensi seperti misalnya pemerintah pusat melepaskan diri dari tanggung
jawab tertentu mereka terhadap pendidikan. Itu menunjukan bahwa biaya – biaya telah
dipindah ketempat lain kedalam sistem namun masih diperlukan untuk dimunculkan
dibeberapa anggaran yang lain
Sumber daya harus memasukan ketepatan bagi manajemen aktifitas perubahan
yang lebih baik. Inisiatif tidak menjalankan dari mereka sendiri, insisiatif memerlukan
usaha subtansial untuk diabadikan bagi monitoring implementasi menjaga orang – orang
agar mengetahui apa yang sedang terjadi menghubung hubungkan proyek perubahan
yang berbeda yang dirancang bersama – sama, melokalisasi maslah – masalah yang
belum terpecahkan dan sebagainya. Usaha – usaha seperti itu ditemukan sepuluh kali
lebih sering sebagai peruabahan yang sukses dibandingkan dengan sekolah sekolah yang
tidak berubah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Untuk memajukan ilmu pendidikan ada tiga ilmu pengetahuan: pertama, pengetahuan
yang sumbernya dari alam raya, diperoleh dari penelitian dan praktik laboratorium
Kedua, pengetahuan yang sumbernya diperoleh penelitian lapangan dengan adanya
pendekatan kualitatif yang mengahasilkan ilmu soial
Ketiga, pengetahuan yang sumbernya wahu, ilusi,ilham dari Tuhan yang peroleh
melalui pendekatan di ke Alloh
2. Pendidikan adalah usaha yang terencana untuk mewujudkan dan mengembangkan
potensi dirinya untuk memliki kekuatan spritual keagaman, pengendalian diri
kepribadian Akhlak mulia dan ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
3. Perubahan secara dratis untuk perbaikan dibidang sosial politik, atau agama dalam
suatu masyarakat negara.
B. Saran – saran
Setelah penulis mengeuraikan pokok – poko dalam karya tulis ini penulis ingin
menyampaikan saran – saran sebagai berikut:
1. Perluaslah ilmu pengetahuanmu dan janganlah engkau sekali – kali puas dengan apa
yang kamu dapat
2. Jadikanlah pendidikan sebagai sarana untuk mengejar kesuksesanmu dimasa depan.
3. Gunakanlah ilmu yang kamu dapat untuk memajukan generasi penerusmu
DAFTAR PUSTAKA
1. Connel, Hellen. Refromasi pendidikan. 2003. Logos
2. Miftahur dan chamad pendidkan Islam melawan Globalisasi. 2005 jakarta. Rida Mulia
3. Nate Abudin Paradigma Pendidikan Islam. 2001 jakarta Grassindo.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ulul Fahmi
NIS : 09.6185
TTL : Demak, 19 juli 1994
Agama : Islam
OrangTua : ASROR
Alamat : Desa Kebonbatur