Refleksi Kasus Urin Teh

2
REFLEKSI KASUS 1. Rang kuman Kasus: Pasien datang dengan keluhan perut membesar dan warna urin seperti teh. Pasien tampak ikterik, dari pemeriksaan fisik didapatkan sclera ikterik. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan SGOT, SGPT, bilirubin total, bilirubin direk dan bilirubin indirek. Berdasarkan pemeriksaan USG menunjukkan adanya kesan ascites (+++), penebalan dinding vesica fellea, mild splenomegaly dan sirosis hepatis stadium akhir. 2. Per asaan ter had ap pengalaman: Pasien pada kasus ini mengeluh warna urin seperti teh. Bagaimanakah mekanisme terjadinya warna urin seperti teh? 3. Evalu asi: 4. Penilaian warna u rin ber gantung pada kada r urokro m, dimana warna ur in normal pucat-kuning tua dan amber. Hal ini dapat dipengaruh i oleh berbagai keadaan patologis, obat dan konsumsi makanan. Warna urin seperti teh atau dalam arti lain berwarna jingga menunjukkan adanya pigmen empedu atau peningkatan kadar bilirubin dalam darah, yang mana pada kasus ini didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya peningkatan kadar bilirubin. 5. Mekanisme fisiologis metabolisme bilirubin dibedakan menjadi 3 fas e yaitu a. Fase pr ahepat ik : 1. Pembentukan b ilirubin  Tubuh mempro duksi kadar bi lirubin 250 -350 mg bilirub in (+ 4 mg)/kg BB/hari. Bahan pembentukan bilirubin 70-80% diperoleh pemecahan eritrosit yang matang , sedangkan 20-30% (early labeled bilirubin) diperoleh dari protein hem lainnya yang ada di sumsum tulang dan hati. Protein hem dipecah menjadi heme dan globin dengan perantara enzim heme oksigenas e, yang mana heme kemudian diubah menjadi biliverdin. Biliverdin oleh enzim biliverdin reduktase diubah menjadi bilirubin tak terkonjugas i (indirect bilirubin). Proses ini berlangsung dalam sel retikuloendotelial. 1. Tr anspor t pl asma Bilirubin tak terkonjugasi memiliki sifat larut dalam lemak (lipofilik) tetapi tidak larut air sehingga tidak dapat melalui glomerulus dan tidak dapat diekskresi melalui urin. Oleh karena itu, pengangkutan

Transcript of Refleksi Kasus Urin Teh

Page 1: Refleksi Kasus Urin Teh

7/29/2019 Refleksi Kasus Urin Teh

http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-kasus-urin-teh 1/2

REFLEKSI KASUS

1. Rangkuman Kasus:

Pasien datang dengan keluhan perut membesar dan warna urin seperti teh.

Pasien tampak ikterik, dari pemeriksaan fisik didapatkan sclera ikterik. Hasil

pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan SGOT, SGPT,

bilirubin total, bilirubin direk dan bilirubin indirek. Berdasarkan pemeriksaan USG

menunjukkan adanya kesan ascites (+++), penebalan dinding vesica fellea, mild

splenomegaly dan sirosis hepatis stadium akhir.

2. Perasaan terhadap pengalaman:

Pasien pada kasus ini mengeluh warna urin seperti teh. Bagaimanakah

mekanisme terjadinya warna urin seperti teh?

3. Evaluasi:

4. Penilaian warna urin bergantung pada kadar urokrom, dimana warna urin

normal pucat-kuning tua dan amber. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai

keadaan patologis, obat dan konsumsi makanan. Warna urin seperti teh atau

dalam arti lain berwarna jingga menunjukkan adanya pigmen empedu atau

peningkatan kadar bilirubin dalam darah, yang mana pada kasus ini didukung

dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya

peningkatan kadar bilirubin.

5. Mekanisme fisiologis metabolisme bilirubin dibedakan menjadi 3 fase yaitu

a. Fase prahepatik :

1. Pembentukan bilirubin

 Tubuh memproduksi kadar bilirubin 250-350 mg bilirubin (+ 4

mg)/kg BB/hari. Bahan pembentukan bilirubin 70-80% diperoleh

pemecahan eritrosit yang matang , sedangkan 20-30% (early

labeled bilirubin) diperoleh dari protein hem lainnya yang ada di

sumsum tulang dan hati. Protein hem dipecah menjadi heme dan

globin dengan perantara enzim heme oksigenase, yang mana

heme kemudian diubah menjadi biliverdin. Biliverdin oleh enzim

biliverdin reduktase diubah menjadi bilirubin tak terkonjugasi

(indirect bilirubin). Proses ini berlangsung dalam sel

retikuloendotelial.

1. Transport plasma

Bilirubin tak terkonjugasi memiliki sifat larut dalam lemak (lipofilik)

tetapi tidak larut air sehingga tidak dapat melalui glomerulus dan

tidak dapat diekskresi melalui urin. Oleh karena itu, pengangkutan

Page 2: Refleksi Kasus Urin Teh

7/29/2019 Refleksi Kasus Urin Teh

http://slidepdf.com/reader/full/refleksi-kasus-urin-teh 2/2

bilirubin tak terkonjugasi di dalam plasma menuju sel-sel hati

berikatan dengan albumin.

b. Fase intrahepatik :

a. Liver uptake. Proses pengambilan bilirubin oleh sel hati

memerlukan dua protein yaitu protein Y (ligandin) dan

protein Z.

b. Konjugasi. Bilirubin tak terkinjugasi berikatan dengan protein

 Y, kemudian dikonjugasi oleh asam glukoronat yang

dikatalisis oleh enzim glukoronil transferase menjai bilirubin

diglukoronida /bilirubin terkonjugasi/ bilirubin direk. Bilirubin

direk bersifat larut dalam air dan tidak larut dalam lemak

sehinggan dapat dieksresi melalui empedu dan urin.

c. Fase pascahepatik

d. Ekskresi bilirubin. Transport bilirubin terkonjugasi melalui

membrane sel ke dalam empedu melalui suatu proses aktif 

yang dapat dipengaruhi oleh anion organik dan obat. Di

dalam usus, flora bakteri men”dekonjugasi” dan mereduksi

bilirubin terkonjugasi menjadi sterkobilin dan urobilinogen.

Sterkobilin dikeluarkan sebagian besar melalui feses

sehingga feses berwarna coklat, sedangkan 10-20%

urobilinogen diserap dan dikeluarkan kembali ke dalam

empedu untuk mengalami siklus enterohepatik dan sejumlah

kecil diekskresi ke dalam urin.

Berdasarkan penjelasan di atas, warna urin seperti teh atau gelap menandakan

adanya gangguan bilirubin terkonjugasi pada fase intrahepatik, dimana terjadi

kolestasis intrahepatik. Aliran empedu mengalami hambatan dapat dimulai dari sel

hati (kanalikulus), sampai ampula Vater. Penyebab tersering kolestasis intrahepatik

adalah penyakit hepatoseluler dengan kerusakan sel parenkim hati akibat hepatitis

virus atau berbagai jenis sirosis. Penyakit hepatoseluler biasanya mengganggu

semua fase matabolisme bilirubin mulai dari ambilan (liver uptake), konjugasi dan

ekskresi yang biasanya paling terganggu, sehingga yang menonjol adalah

hiperbilirubinemia terkonjugasi.