refkas pterigium presbiop
-
Upload
sa3opontjoe -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of refkas pterigium presbiop
LAPORAN KASUS
OD PTERIGIUM GRADE II, OD KISTA LIMBUS, ODS PRESBIOPI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Penyakit Mata RST dr.Soedjono Magelang
Disusun Oleh :
Afifatul Hakimah
01.209.5822
Pembimbing :
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M
dr. Hari Trilunggono, Sp.M
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
BAB ISTATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIENNama lengkap : Ny. SUmur : 45 tahunAgama : IslamPekerjaan : Pedagang mainan kelilingAlamat : TegalrejoTanggal pemeriksaan : 2 September 2013
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Mata kanan terasa mengganjal
Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang dengan keluhan mata kanan terasa mengganjal karena timbul
selaput dan ada benjolan di dalam selaput tersebut seperti daging yang bertambah besar.
Keluhan dirasakan sejak ± 6bulan. Selaput tersebut hanya terdapat pada mata kanan saja.
Selaput tersebut makin hari makin melebar, awalnya hanya di pojok mata kanan yang
dekat dengan hidung kemudian melebar kearah tengah mata. Kemudian sekitar 4 bulan
yang lalu timbul benjolan pada mata kanannya di atas selaput yang sudah tumbuh
sebelumnya. Saat ini mata pasien tidak merah, dan jika ditekan benjolan tidak nyeri,
hanya terasa mengganjal, serta tidak ada gangguan penglihatan. Pasien sudah berobat ke
puskesmas dan diberikan obat tetes mata tetapi tidak ada perubahan. Keluhan penglihatan
menjadi menurun atau buram disangkal, melihat sesuatu seperti ganda disangkal.
Munculnya selaput pada mata diakui pasien hanya terdapat pada mata kanannya saja.
Pasien bekerja sebagai penjual mainan anak-anak keliling. Pasien mengaku
pernah menggunakan kaca mata pelindung maupun helm yang menutupi muka saat
naik motor. Riwayat sering terkena angin dan debu diakui pasien. Mata pasien sering
merah dan pedih tetapi dibiarkan saja. 3 tahun yang lalu mata kanan pasien pernah
terkena cipratan bensin, tetapi setelah diobati dapat sembuh seperti semula. Riwayat
menggunakan kacamata disangkal oleh pasien karena pasien buta huruf.
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat terpapar sinar matahari terus menerus, angin dan debu diakui. Riwayat trauma pada mata diakui Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat memakai kacamata disangkal. Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal. Riwayat penyakit hipertensi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita sakit seperti pasien.
Riwayat Sosial EkonomiPasien bekerja sebagai pedagang mainan keliling. Kesan ekonomi kurang.
III. PEMERIKSAAN FISIKA. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : BaikKesadaran : ComposmentisTanda Vital Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Nadi : 80 kali/menitPernapasan : 18 kali/menitSuhu : 36,5ºC
Status gizi : Baik
B. STATUS OFTALMOLOGIGambar:
OD OS
OD PEMERIKSAAN OS
6/6 Visus
ADD + 1.50 J6
6/6
Gerak bola mata
normal, simbeflaron
(tidak ditemukan)
Enoftalmus (-),
Eksoftalmus (-)
Strabismus (-),
Bulbus okuli Gerak bola mata normal,
simblefaron (-), Enoftalmus
(-), Eksoftalmus (-)
Strabismus (-)
Edema (-),
hiperemis(-),
blefarospasme (-),
Lagoftalmus (tidak
ditemukan), ektropion
(-), entropion (-)
Palpebra Edema (-), hiperemis (-),
blefarospasme (-),
Lagoftalmus (-), ektropion
(-), entropion (-)
Edema (-), hiperemi
(-), sekret (-), injeksi
konjungtiva (-), injeksi
siliar (tidak
ditemukan)
terdapat bangunan
patologis berupa
jaringan ikat
fibrovaskular bentuk
segitiga dari arah nasal
dengan apeks
Konjungtiva Edema (-), hiperemi (-),
sekret (-), injeksi
konjungtiva (-), injeksi siliar
(-), bangunan patologis
(tidak ditemukan)
melewati limbus ke
arah kornea < 2mm
disertai dengan
benjolan kistik pada
limbus berukuran
2mmx2mm, benjolan
tidak nyeri tekan, tidak
hiperemis, batas tegas
dan permukaan halus
Warna putih dan tidak
ikterik
Sklera Warna putih dan
tidak ikterik
Bulat, edema (-), infiltrat (tidak
ditemukan), sikatriks (-),Terdapat jaringan fibrovaskuler < 2mm
dan masa kistik di limbus
Kornea Bulat, edema (-), infiltrat(-),
sikatriks (-)
Jernih, kedalaman
cukup
Camera Oculi
Anterior
(COA)
Jernih, kedalaman cukup
Kripta (+), warna
coklat, edema (-),
sinekia (-), atrofi (-)
Iris Kripta (+), warna coklat,
edema (-), sinekia (-), atrofi
(-),
Bentuk bulat, letak
sentral, diameter: ± 3
mm, isokhor,
refleks
pupil :langsung/tidak
langsung +/+
Pupil Bentuk bulat, letak sentral,
diameter: ± 3mm, isokhor,
refleks pupil langsung/tidak
langsung +/+
Jernih Lensa Jernih
Jernih Corpus Vitreum Jernih
Cemerlang + Fundus Refleks Cemerlang +
Papil saraf optik :
merah muda, batas
tegas
Vasa : AVR 2:3
Makula Lutea : FR
cemerlang
Retina : warna merah-
orange
Funduskopi Papil saraf optik : merah
muda, batas tegas
Vasa : AVR 2:3
Makula Lutea : FR
cemerlang
Retina : warna merah
orange
Normal TIO normal
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Histopatologi Biopasi jaringan
DIAGNOSA BANDING
I. OD :
a. OD Pterigium simpleks grade II: dipertahankan karena dari anamnesa terdapat selaput
yang terasa mengganjal pada bagian mata, riwayat terpapar angin dan debu secara
terus – menerus serta adanya riwayat lesi pada konjungtiva. Dan pada pemeriksaan
status opthalmologi terdapat jaringan fibrovaskular yang berbentuk segitiga di celah
kelopak daerah nasal dengan puncak pada kornea < 2mm dari limbus.
b. OD Pterigium simpleks grade III: disingkirkan, karena pada pterigium grade III pada
pemeriksaan status opthalmologi terdapat jaringan fibrovaskular yang berbentuk
segitiga dengan puncak pada kornea > 2mm dari limbus tetapi tidak melebihi
pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal.
c. OD Pterigium dupleks: disingkirkan, karena pada pterigium dupleks pada
pemeriksaan status opthalmologi terdapat jaringan fibrovaskular yang berbentuk
segitiga pada celah kelopak di daerah nasal dan temporal dengan puncak menuju
kornea.
d. OD Pseudopterigium: disingkirkan karena tidak didapatkan adanya riwayat tukak /
ulkus kornea kronis dan tidak didapatkan adanya pembuluh darah baru (pannus) serta
pada pseudopterygium selaput pada conjungtiva dapat dilewati oleh sonde pada
daerah limbus.
e. OD Pinguekula: disingkirkan karena pada pinguekula dari pemeriksaan akan terlihat
sebagai bercak berwarna putih kuning ke abu-abuan pada konjungtiva bulbi.
II. OD
a. OD Kista Limbus: dipertahankan, karena pasien mengaku terdapat benjolan pada matanya sejak 4 bulan yang lalu. Benjolan bertambah besar perlahan-lahan serta tidak terasa sakit dan nyeri, hanya terasa mengganjal serta tidak mempengaruhi penglihatan. Dan dari hasil pemeriksaan didapatkan benjolan dengan konsistensi kistik sebesar 2x2 mm, tidak bertangkai, berwarna putih agak bening, permukaan halus licin tidak berbenjol-benjol,dan batasnya tegas.
b. OD Kista Dermoid : disingkirkan, karena kista dermoid tumor kongenital yang berasal dari lapisan mesodermal dan ektodermal. Jaringan tumor inni terdiri atas jaringan ikat, jaringan lemak, folikel rambut, kelenjar keringat, dan jaringan kulit. Lokasinya dapat berada pada limbus konjungtiva bulbi atau tumbuh jauh ke orbita posterior dan menyebabkan ptosis.
c. OD Nevus Konjungtiva: disingkirkan, karena pada nevus konjungtiva konsistensinya lebih kenyal dan mengandung pigmen melanosit, dan warnanya cenderung berubah karena pigmentasinya bisa bertambah ataupun berkurang.
d. Papiloma Konjungtiva : disingkirkan, karena pada papiloma konsistensinya lunak dan biasanya bertangkai serta permukaannya tidak rata dan tidak licin. Pada papiloma juga terdapat riwayat terkena HPV dan biasanya lebih sering kambuh.
III. ODS :a. Presbiopi Dipertahankan karena usia pasien yaitu 45 tahun yang biasanya
dikoreksi dengan menggunakan lensa kacamata add S+1.50
b. Hipermetropi Disingkirkan karena pada hipermetropia melihat jarak jauh dan
dekat penglihatan menjadi kabur, merasakan sakit kepala, silau, melihat ganda, serta
mata menjadi lelah dan sakit. Serta dapat dikoreksi dengan lensa sferis positif dan
pada hipermetropi tidak tergantung umur.
VII. DIAGNOSA KERJAOD Pterygium Grade II
OD Kista Limbus Granulomatosa
ODS Presbiopi
VIII. TERAPIMEDIKAMENTOSATerapi medikamentosa pre operasi1. Topikal :
Kombinasi antibiotik dan steroidInmatrol (dexamethasone, neomycin Sulfate, Polimixyn B Sulfate)ED 3x sehari 1 tetes OD
2. Oral : -
Terapi medikamentosa post operasi
1. Topikal : Gentamycin salep mata 4x sehari OD
2. Oral : Amoxicilin tab 500mg 3x1 Asam mefenamat tab 500mg 3x1
NONMEDIKAMENTOSA1. Non operatif :
Tidak diberikan kacamata baca karena pasien buta huruf
2. Operatif :
Ekstirpasi pterygium dengan konjungtiva autograft
Bare sclera
Rotational flap
Sliding flap
IX. PROGNOSIS OCULUS DEXTER (OD) OCULUS SINISTER (OS)
Quo Ad Visam : Dubia Ad bonam Ad bonamQuo Ad Sanam : Dubia Ad bonam Ad bonamQuo Ad Functionam: Ad bonam Ad bonam Quo Ad Kosmetikam: Dubia Ad bonam Ad bonamQuo Ad Vitam: Ad bonam Ad bonam
X. EDUKASI Menjelaskan penyebab dari munculnya selaput pada mata pasien ini disebabkan oleh
paparan yang berulang dari debu, angin, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas.
Mengingatkan kepada pasien untuk melindungi matanya dari paparan sinar matahari,
debu, angin dan udara kering dengan menggunakan kacamata pelindung atau dengan
menggunakan helm yang menutupi muka ketika naik motor.
Menjelaskan kepada pasien bahwa jika pertumbuhan dari selaput mata ini meluas ke
bagian tengah mata dan menutupi pupil maka akan menyebabkan gangguan penglihatan.
Menjelaskan kepada pasien jika ingin hilang selaput dan benjolan pada matanya tersebut,
dapat dilakukan tindakan operatif berupa suatu tindakan pembersihan selaput mata dan
pengambilan benjolan agar selaput dan benjolan yang tumbuh tidak menimbulkan
gangguan penglihatan pada pasien.
Menyarankan pasien untuk menggunakan obat dari dokter secara teratur.
Menjelaskan bahwa selaput mata pada pasien ini dapat tumbuh lagi setelah dilakukan
operasi dan dapat tumbuh pula di bagian mata lain dan mata sebelah kiri jika mata pasien
masih sering terpapar debu maupun angin.
XI. KOMPLIKASI1. Komplikasi dari pterigium meliputi sebagai berikut
Gangguan penglihatan (astigmatisme)
Mata kemerahan
Iritasi
Gangguan pergerakan bola mata.
Timbul jaringan parut kronis dari konjungtiva dan kornea
2. Komplikasi post-operatif bisa sebagai berikut:
Infeksi
Ulkus kornea
Graft konjungtiva yang terbuka
Adanya sikatrik di kornea.
XII. RUJUKAN
Dalam kasus ini tidak dilakukan Rujukan ke Disiplin Ilmu Kedokteran Lainnya, karena
dari pemeriksaan klinis tidak ditemukan kelainan yang berkaitan dengan Disiplin Ilmu
Kedokteran lainnya.