referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

40
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi yang terjadi di Indonesia sebagai perjalanan sejarah pertumbuhan ekonomi dan pembangunan merupakan sebuah transisi dari masyarakat tradisional (masyarakat ekonomi subsisten) menuju masyarakat modern ( kegiatan ekonomi yang bersifat komersial industrial). Perubahan yang terjadi ini merupakan interaksi yang berlangsung dalam perjalanan waktu di antara dua sektor yang dimaksud 1 . Industrialisasi tersebut telah merubah pola ekonomi masyarakat Indonesia menuju industri, hal ini ditandai dengan menjamurnya pabrik – pabrik industri baik dalam bidang pertambangan, manufaktur, otomotif, dll. Proses industri tersebut tidak hanya memiliki dampak secara ekonomi dan pembangunan, namun pada kenyataannya proses industri juga memberikan dampak pada komunitas yang merasakan operasionalisasi perusahaan secara langsung. Berjalannya suatu perusahaan tidak bisa dilepaskan dari para stakeholders, sebagai pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi. Maka dari itu penting untuk melihat dampak-dampak yang dihasilkan oleh kegiatan perusahaan. 1 Sumitro Djojohadikusumo. 1994. Perkembangan dan Pemikiran Ekonomi : Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.. hal. 97.

description

refe

Transcript of referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

Page 1: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Industrialisasi yang terjadi di Indonesia sebagai perjalanan sejarah pertumbuhan

ekonomi dan pembangunan merupakan sebuah transisi dari masyarakat tradisional

(masyarakat ekonomi subsisten) menuju masyarakat modern ( kegiatan ekonomi yang

bersifat komersial industrial). Perubahan yang terjadi ini merupakan interaksi yang

berlangsung dalam perjalanan waktu di antara dua sektor yang dimaksud1.

Industrialisasi tersebut telah merubah pola ekonomi masyarakat Indonesia menuju

industri, hal ini ditandai dengan menjamurnya pabrik – pabrik industri baik dalam bidang

pertambangan, manufaktur, otomotif, dll. Proses industri tersebut tidak hanya memiliki

dampak secara ekonomi dan pembangunan, namun pada kenyataannya proses industri

juga memberikan dampak pada komunitas yang merasakan operasionalisasi perusahaan

secara langsung. Berjalannya suatu perusahaan tidak bisa dilepaskan dari para

stakeholders, sebagai pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi. Maka dari itu penting

untuk melihat dampak-dampak yang dihasilkan oleh kegiatan perusahaan.

Proses industri oleh suatu perusahaan tentunya memiliki efek samping dari

produksi mereka, seperti adanya limbah industri, pemanfaatan sumber daya alam

komunitas lokal, polusi, dll. Sebagai sebuah tanggung jawab dari manfaat ekonomi yang

telah diambil oleh industri dengan mengorbankan beberapa sumber daya komunitas lokal,

maka kemudian muncul konsep CSR itu sendiri. Mengenai CSR, Howard R. Bowen

menyatakan bahwa keberhasilan dunia bisnis ditentukan oleh bagaimana kontribusinya

terhadap kesejahteraan masyarakat umum, bukan semata untuk warga bisnis itu sendiri2.

Perkembangan CSR ini kemudian juga dilibatkan dalam mewujudkan Millenium

Development Goals (MDGs) untuk turut mengentaskan kemiskinan di dalam masyarakat.

Oleh karena itu CSR menjadi permasalahan internasional dalam konteks peningkatan

kesejahteraan masyarakat dunia.

1 Sumitro Djojohadikusumo. 1994. Perkembangan dan Pemikiran Ekonomi : Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.. hal. 97.2 Prayogo, Dody. 2008. Corporate Social Responsibility, Social Justice, dan Distributive Welfare dalam Industri Tambang dan Migas di Indonesia dalam Jurnal Galang, Vol. 3 No. 3, Desember 2008. PIRAC. Hal. 57

Page 2: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

Kemudian bila kita menilik perkembangan CSR di Indonesia, ternyata Diantara

negara-negara di Asia, penetrasi aktivitas CSR di Indonesia masih tergolong rendah. Pada

tahun 2005 baru ada 27 perusahaan yang memberikan laporan mengenai aktivitas CSR

yang dilaksanakannya3. Karena kurangnya kesadaran perusahaan di Indonesia dalam

melakukan CSR, maka kemudian pemerintah menurunkan Undang-Undang Perseroan

Terbatas (UU Nomor 40 Tahun 2007) Bab V Pasal 74. UU ini hanya mengatur tentang

kewajiban adanya CSR oleh perusahaan tambang saja.

Salah satu perusahaan yang kami soroti kemudian dalam konteks CSR di

Indonesia adalah Perusahaan Astra International Tbk. Astra merupakan salah satu

perusahaan yang berkecimpung di industri Indonesia sejak lama, dan merupakan mitra

penting dan pemerintah Indonesia dalam bidang industri otomotif. Astra sebagai

perusahaan yang memiliki jaringan luas, manajemen yang baik, juga memiliki sejumlah

kelebihan di bidang perencanaan dan pelaksanaan proram CSR sebagai suatu komitmen

tanggung jawab perusahaan kepada stakeholders. Salah satu prestasi terbesar perusahaan

Astra yang didapat tahun 2010 diperoleh dari Kementerian Pendidikan Nasional berupa

penghargaan “Anugerah Peduli Pendidikan” karena kepeduliaannya pada pembangunan

dunia pendidikan di Tanah Air. Selama ini Grup Astra menjadikan pendidikan sebagai

prioritas utama aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR), disamping

pemberdayaan ekonomi melalui program Peningkatan Pendapatan4. Prestasi ini tidak

hanya dilihat sebagai bentuk apresias penghargaan, juga bentuk keseriusan pihak

perusahaan dalam pelaksanaan program-program CSR.

I.2 Permasalahan

Dengan melihat perkembangan CSR di negara-negara maju yang telah banyak

tedapat pengumuman atau CSR Report, maka proses pengawasan mengenai CSR oleh

masyarakat umum sangat mudah dilakukan, sehingga perusahaan-perusahaan yang tidak

menjalankan CSR secara tidak baik akan langsung merasakan sanksi sosial seperti produk

yang tidak laris. Namun dalam konteks Indonesia, CSR masih dianggap sebagai kegiatan

3 http://ngenyiz.blogspot.com/2009/02/csr-sekilas-sejarah-dan-konsep.html4 http://swa.co.id/2010/09/csr-pendidikan-astra-raih-penghargaan/

Page 3: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

yang tidak terlalu penting baik bagi korporasi maupun masyarakat yang melihatnya. UU

yang mengatur tentang CSR pun hanya terbatas pada perusahaan tambang saja.

Melihat fenomena itu, menarik sekali rasanya melihat perusahaan Astra yang bila

dilihat dari sektor industri yang bukan pertambangan, namun sangat perhatian terhadap

kegiatan CSR. Perusahaan otomotif ini sangat ingin kami lihat proses bagaimana CSR itu

dijalankan, bagaimana sustainibility perusahaan tersebut, bagaiaman tanggapan dari para

stakeholder perusahaan tersebut, dan lain sebagainya. Dalam paper ini kami mencoba

melihat permasalahan-permasalahan yang dialami Astra dalam melakukan CSR. Kami

pun mencoba untuk melakukan kajian kritis terhadap kegiatan CSR yang telah dilakukan

oleh perusahaan Astra di Indonesia.

Berdasarkan permasalahan diatas, dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian,

diantaranya:

1. Program apa saja yang diberikan PT. Astra Internasional terhadap keseluruhan

stakeholder yang mereka miliki baik itu karyawan, komunitas lokal, kondsumen,

pemasok, pemerintah dan lain sebagainya sebagai bentuk tanggung jawab sosial

korporasi?

2. Bagaimana implementasi dari program-program CSR yang diberikan PT. Astra

Internasional di lapangan?

3. Bagaimana manfaat program CSR yang diberikan PT. Astra Internasional bagi

para stakeholdernya dan juga bagi PT. Astra Internasional itu sendiri?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, dapat dirumuskan beberapa tujuan penelitian,

yaitu:

1. Untuk mengetahui program-program apa saja yang diberikan PT. Astra

Internasional terhadap keselurahan stakeholder yang mereka miliki baik itu

karyawan, komunitas lokal, konsumen, pemasok, pemerintah dan lain sebagainya

sebagai bentuk tanggung jawab sosial korporasi.

2. Untuk mengetahui implementasi dari program-program CSR yang diberikan PT.

Astra Internasional di lapangan

Page 4: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

3. Untuk mengetahui manfaat program CSR yang diberikan PT. Astra Internasional

bagi para stakeholdernya dan juga bagi PT. Astra Internasional itu sendiri.

I.4 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan

metode wawancara, observasi, dan kajian literatur. Wawancara secara mendalam

dilakukan terhadap beberapa informan kunci. Informan pertama dan kedua

merupakan karyawan pada divisi ESR PT. Astra Internasional dan informan ketiga

adalah merupakan salah seorang stakeholder yang lingkungan tempat tinggalnya

terletak pada ring 1 di sekitar perusahaan. Wawancara secara mendalam ini dilakukan

guna memperoleh informasi yang terkait dengan permasalahan penelitian, sementara

observasi dilakukan terhadap lokasi penelitian dengan menggambarkan kondisi

lingkungan sekitar perusahaan dan juga tempat tinggal informan. Kajian literatur

dilakukan dengan data-data yang diperoleh dari PT. Astra Internasional yang berupa

Sustainable Report PT. Astra Internasional tahun 2009 dan majalah-majalah yang

diterbitkan secara berkala oleh perusahaan Astra Internasional.

I.5 Keterbatasan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah berusaha membuat sebuah

rancangan penelitian dengan sebaik mungkin. Namun, terdapat keterbatasan dalam

penelitian ini, yang muncul pada saat pelaksanaan penelitian, dan akhirnya turut

berpengaruh terhadap hasil penelitian. Adapun keterbatasan penelitian ini disebabkan

oleh kendala waktu. Minimnya waktu yang dimiliki peneliti berimplikasi pada

keterbatasan perolehan data yang dapat dikumpulkan sehingga penelitian ini

dirasakan belum maksimal.

Page 5: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

BAB II

DESKRIPSI DATA LAPANGAN

PROFIL PERUSAHAAN DAN PROGRAM CSR PT. ASTRA INTERNATIONAL

PT Astra International Tbk (Perseroan) didirikan pada tahun 1957 sebagai

perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan. Saat ini, Perseroan mengelola 6 lini

usaha atau value chain, yakni Otomotif, Jasa Keuangan, Peralatan Berat, Pertambangan

dan Energi, Agribisnis, Teknologi Informasi, serta Infrastruktur dan Logistik. Hingga

akhir tahun 2009, kelompok usaha Perseroan memiliki 154 perusahaan yang meliputi

anak perusahaan.5

Visi Perusahaan6 :

Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan

penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan

kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia,struktur keuangan yang

solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi

Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah

lingkungan

Sesuai dengan visinya Astra menjadikan pelaksanaan kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) sebagai bagian integral dari setiap kegiatan usaha perusahaan.

Kegiatan CSR pada PT. Astra International dijalankan oleh Divisi ESR. Pada tanggal 28

Oktober 2009, Astra meluncurkan program Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia

(SATU Indonesia) yang selanjutnya akan menjadi payung besar bagi semua pelaksanaan

program CSR dan lingkungan yang dilaksanakan agar semua kegiatan CSR dapat

terintegrasi dengan baik. Program CSR Astra meliputi bidang : bantuan kemanusiaan,

pendidikan dan program peningkatan pendapatan.

5 Sustainability Report 2009 PT. Astra International. Hlm 32 6 Ibid. Hlm 32

Page 6: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

Dalam bidang bantuan kemanusiaan, Astra memberikan bantuan bagi para

korban bencana alam yang terjadi pada saat berlangsungnya program CSR dan

jangkauannya ke seluruh penjuru wilayah Indonesia yang mengalami bencana. Dalam

bidang pendidikan merupakan fokus utama Astra dalam program pengembangan

masyarakatnya. Bantuan dalam bidang pendidikan yaitu berupa pemeberian beasiswa

kepada siswa SD, SMP, SMA di wilayah dimana PT. Astra Internasional beroperasi juga

berbagai pembinaan sekolah. Selain itu Astra membuka kesempatan pada siswa SMK

atau Perguruan Tinggi yang memenuhi syarat untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan

(PKL). Sedangkan dalam bidang Program peningkatan pendapatan yang bertujuan

mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan serta pembangunan

jaringan dan pertumbuhan usaha kecil untuk mencapai kemandirian masyarakat

merupakan salah satu fokus utama perusahaan dalam menjalankan CSR-nya. Astra

memberikan fasilitas-fasilitas pendukung dan kegiatan pemberdayaan agar kegiatan

usaha masyarakat dapat berkesinambungan. Kegiatan yang dilakukan yaitu berupa

produksi kain majun dan pemberian bantuan Microfinance kepada para ibu rumah tangga

yang memeiliki usaha kecil.

Astra memiliki 2 kerangka kerja yaitu Astra Friendly Company (AFC) dan

Astra Green Company (AGC). AGC memberikan landasan dalam pengelolaan

Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan Kerja (LK3).Sedangkan AFC menggariskan

ketentuan akan pentingnya pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan

memperhatikan kesadaran sosial yang diterapkan melalui implementasi kegiatan di

bidang Pengembangan Masyarakat.7

Astra Friendly Company (AFC) merupakan sistem standar manajemen bagi

Perusahaan Astra Internasional dalam hal pelaksanaan CSR. AFC berlandaskan pada 3

pilar utama , yaitu

1. Value, program yang dilakukan Astra memiliki landasan/dasar yang sesuai

dengan filosofi (Catur Dharma), visi,

7 Sustainability Report 2009 PT. Astra International. Hlm 63

Page 7: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

2. Mindset, pelaksanaan yang sistematis dan terstruktur. Dengan identifikasi dampak

sosial-bisnis, stakeholders, menyusun program sesuai persepsi dan harapan

stakeholders, menentukan indikator keberhasilan, dan terakhir melakukan review

secara berkelanjutan sebagai upaya monitoring.

3. Behaviour, seluruh program CSR yang dilaksanakan dimaksudkan untuk

memenuhi hak stakeholders terkait.

Keseluruhan pilar dasar tersebut lalu teruang dalam satu buku “Panduan Kriteria

Asesmen Astra Friendly Company” yang berisikan kriteria- kriteria AFC dan

digunakan sebagai pedoman untuk pengarahan kualitas hubungan sosial perusahaan

dengan stakeholdernya yang keseluruhannya merupakan objek standar penilaian

kinerja CSR. Kinerja AFC Astra dievaluasi setiap tahun berdasarkan panduan kinerja

yang ditetapkan. Akan tetapi, penentuan prioritas program CSR berbeda antara satu

perusahaan dengan perusahaan lainnya, disesuaikan dengan karakteristik bidang

usaha, alokasi dana dan sumber daya. Penilaian kinerjanya pun bersifat

kompeherensif meliputi tingkat pencapaian sistem manajemen, aktivitas dan program

yang menggunakan Key Performance Indicator (KPI) sebagai sistem peringkat,

dimulai dari bintang satu untuk pencapaian yang terendah dan bintang lima untuk

pencapaian paling tinggi.

Astra Green Company ( AGC) merupakan kerangka kerja perusahaan

dibawah kelompok usaha astra, atau juga sebagai guidelines, petunjuk pelaksanaan

kerja perusahaan dengan pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan (LK3).

Dalam komitmennya dalam mengelola LK3 perusahaan harus berlandaskan pada8 :

Strategi bisnis perusahaan (Green Strategy)

Proses bisnis yang aman,nyaman dan bersih (Green Process)

Pengembangan produk yang ramah lingkungan (Green Product)

Pengembangan kompetensi sumber daya manusia (Green Employee).

Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan usaha Astra yang dapat bertahan dan

berkembang, perusahaan senantiasa menjalankan upaya yang sistematis, terintegrasi

dan berkesinambungan, mulai dari persiapan, pelaksanaan dan monitoring. Melalui

mekanisme award yang diselenggarakan Astra Internasional merupakan bentuk

8 Sustainability Report 2009 PT. Astra International. Hlm 63

Page 8: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

penghargaan bagi kelompok usaha Astra dan mendapatkan image baik dengan label

‘green’. Penilaian dilakukan dengan sistem peringkat dengan urutan tertinggi hingga

terendah sebagai berikut : emas, hijau, biru, merah, dan hitam.

PROFIL STAKEHOLDER

Stakeholder merupakan pemangku kepentigan terhadap suatu perusahaan,

pihak yang dipengaruhi dan mempengaruhi. PT Astra International yang

menjalankan CSR-nya dalam bidang bantuan kemanusiaan, pendidikan serta

pengembangan masyarakat maka para stakeholdernya utamanya yaitu :

Warga komunitas

Warga komunitas merupakan stakeholder yang merasakan dampak langsung

dari operasi kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. Astra International.

Dampak langsung dari kegiatan usaha tersebut dapat menimbulkan gangguan

dan kerugian bagi warga komunitas apabila tidak ditanggulangi dalam bentuk

jawab sosial maka tindakan protes yang dilakukan warga komunitas terhadap

perusahaan dapat mengancam kelangsungan kegiatan usaha perusahaan, oleh

karena itu diperlukan tanggung jawab sosial perusahaan tuntuk

menanggulangi dampak yang telah ditimbulkannya terhadap warga

komunitas sekitas. Warga komunitas yang berlokasi terdekat dari lokasi

perusahaan Astra yaitu kelurahan Sungai Bambu, kelurahan Papanggo dan

kelurahan Warakas merupakan stakeholder target dari kegiatan CSR yang

dilakukan terutama dalam bidang pengembangan masyarakat program

peningkatan pendapatan dan pendidikan.Salah satu stakeholder yang menjadi

Informan dalam penelitian ini yaitu salah satu warga komunitas yang tinggal

di RW 08 Kelurahan Sungai Bambu

Page 9: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

Karyawan

Karyawan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kegiatan usaha

yang dijalankan suatu perusahaan, oleh karena itu karyawan dapat

mempengaruhi jalannya kegiatan usaha perusahaan. Begitu pula pada PT.

Astra International, karyawan menjadi stakeholder yang juga perlu dilibatkan

dalam program CSR yang dilakukan.

Pelanggan

Pelanggan merupakan pihak yang akan mengkonsumsi hasil produksi

perusahaan PT. Astra International dimana menjadi sumber profit yang akan

didapatkan oleh perusahaan. Oleh karena itu kepuasan pelanggan merupakan

hal yang senantiasa harus selalu dapat di maintain oleh perusahaan salah

satunya melalui pelayanan yang baik.

Lingkungan

Limbah kegiatan usaha PT. Astra International berupa limbah gas dan limbah

cair do lingkungan sekitarnya tentu saja menyebabkan penurunan kualitas

lingkungan oleh karena itu pelestraian lingkungan menjadi tanggung jawab

PT. Astra International. Pelestarian lingkungan sudah seharusnya menjadi

bagian yang terintegrasi dalam setiap langkah usaha yang dilakukan oleh

Astra.

Supplier

Supplier atau pemasok juga mempengaruhi kualitas produk dan dampak

lingkungan yang dihasilkan PT. Astra International atas kegiatan usahanya,

oleh karena perusahaan harus berkomitmen untuk senantiasa melibatkan

supplier dalam meeningkatkan mutu dan kualitas produk psokan serta

meminimalisir dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Page 10: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

Pemerintah

Kerjasama dengan institusi pemerintah di dalam bidang sosial

kemasyarakatan dapat menciptakan manfaat yang luas bagi perusahaan.

Keterlibatan dengan pemerintah, dapat menyokong kegiatan usaha PT. Astra

International terjadi koordinasi serta dukungan terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh PT.Astra International

Page 11: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

BAB III

ISI DAN ANALISA

III.1 Temuan data

Definisi CSR menurut ISO 26000 mengenai Guidance on Social

Responsibility juga memberikan penjelasan kompeherensif mengenai pihak-pihak

yang berkaitan dalam perushaan (stakeholders) Meskipun pedoman CSR standard

internasional ini baru akan ditetapkan tahun 2010, draft pedoman ini bisa

dijadikan rujukan. Menurut ISO 26000, CSR adalah:

Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari

keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan

yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan

pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan

harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan

norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara

menyeluruh (draft 3, 2007).

Berdasarkan pedoman ini, CSR tidaklah sesederhana sebagaimana

dipahami dan dipraktikkan oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup tujuh

komponen utama, yaitu: the environment, social development, human rights,

organizational governance, labor practices, fair operating practices, dan

consumer issues (lihat Sukada dan Jalal, 2008).9

Kebijakan yang dilakukan korporasi perusahaan Astra Internasional dalam

hal tanggung jawab sosial dan lingkungan tidak hanya dilakukan oleh perusahaan

Astra Internasional yang bisa dikatakan sebagai induk perusahaan, namun juga

oleh anak-anak cabang grup Astra yang tersebar di seluruh Indonesia yang

mencapai 154 anak perusahaan. Fokus penelitian kali ini melihat kebijakan

tanggung jawab korporasi yang dilakukan oleh perusahaan Astra Internasional di

daerah Tanjung Priuk, Jakarta utara. Payung besar yang menaungi semua kegiatan

tanggung jawab korporasi diluncurkan pada tanggal 28 Oktober 2009 dengan

program yang dinamakan Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia (SATU

9 Pbkl.bumn.go.id Menggagas Standar Audit Program CSR : Initiating Audit Standard of CSR Program, Edi Suharto, PhD. Diakses pada 7 November 2010, 19.09 WIB

Page 12: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

Indonesia). Untuk program tanggung jawab korporasi perusahaan Astra

Internasional sendiri, meliputi, bantuan kemanusiaan, pendidikan, program

peningkatan pendapatan, pekerja, suppliers (pemasok), pelanggan (costumers),

lingkungan, dan pemerintah. Hal ini menunjukkan Perusahaan Astra

Internasional melihat lingkungan eksternal dan internal perusahaan yang disebut

sebagai stakeholders merupakan bagian yang terintegral dalam kinerja

perusahaan, terlihat dari program atau kegiatan yang dilakukan tidak hanya

terkonsentrasi pada philanthropy sebagai bentuk charity perusahaan kepada

masyarakat, namun juga diperuntukkan pekerja, komunitas lokal dan pihak-pihak

yang berhubungan dalam proses kerja perusahaan Astra.

Program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan Astra menanamkan

konsep corporate social responsibility (CSR) agar lebih sejalan dengan filosofi

Astra untuk menjadi asset bagi bangsa dan Negara. Pendekatan triple bottom line

diluncurkan agar perusahaan tidak saja mengutamakan profit, tapi juga

lingkungan dan lingkungan sosial. Oleh sebab itu Grup Astra selalu berupaya

selalu terdepan dalam bidang CSR, meski dilakukan tanpa diketahui banyak

pihak. Focus utama dalam program adalah bidang pendidikan dan Income

Generating Activities.10

Pelaksanaan program CSR sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab

perusahaan dilakukan pada daerah-daerah di tempat anak cabang perusahaan dan

wilayah sekitar perusahaan Astra di Priuk, Jakarta utara. Untuk program CSR

yang dilakukan perusahaan Astra untuk daerah sekitarnya antara lain:

Program Bantuan Kemanusiaan

Program bantuan kemanusiaan yang dilakukan selain pemberian bantuan

untuk daerah yang terkena bencana alam, perusahaan Astra juga memiliki

program yang memiliki prospek yang berkelanjutan yaitu perbaikan infrastruktur

sekolah melalui bedah sekolah, rehabilitasi puskesmas di wilayah sekitar

perusahaan Astra. Concern pada perbaikan dan pembangunan gedung sekolah

menjadi target program yang sedang berlangsung sekarang ini, hal ini dianggap

10 Ibid, hal 5

Page 13: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

memberikan manfaat untuk orang banyak dengan harapan menghasilkan aset

bangsa untuk memajukan pedidikan bangsa. Manfaat ini juga nantinya dapat

dirasakan antar-generasi.

Karyawan

Untuk karyawan sebagai stakeholder yang menjalankan operasi perusahaan

selain diberikan pelatihan pengembangan kepemimpinan dan management,

perusahaan juga menyediakan sarana beribadah yang terletak didepan kantor,

yang dinamakan masjid Astra dan merupakan masjid terbersih di wilayah Jakarta

Utara. Untuk mewadahi komunikasi antara perusahaan dan karyawan, kelompok

usaha Astra mendirikan Forum Bipartit dengan bentuk seperti serikat pekerja.

Sarana pemeliharaan etos kerja, pengembangan kualitas diri perusahaan

senantiasa memberikan penghargaan bagi karawayan dengan event yang

bertepatan dengan HUT Astra. Untuk menjadikan kara\yawan sebagai bagian

terintegral dalam perusahaan, maka program Social work melalui partisipasi

secara sukarela karwayan disiapkan untuk meluangkan waktunya secara kontinu

untuk dapat memberikan perhatian dan bantuan bagi anak-anak dalam hal

pendidikan dengan membacakan cerita, belajar bersama dan kegiatan-kegiatan

sosial-pendidikan. Selain itu untuk bentuk pinjaman karyawan dapat diperoleh

dari koperasi kepegawaian yang dibentuk sebagai wujud kepedulian dan

pemberian bantuan dari pihak perusahaan.

Lingkungan

Faktor kondisi lingkungan sebagai dampak dari penggunaan mesin yang

menghasilkan polusi udara maupun limbah produksi disiasati perusahaan dengan

pembangunan Sunter dua nusa, yaitu taman yang berarsitektur seperti Nusa dua.

Pembuatan kanal untuk daerah banjir, oleh karena daerah tempat perusahaan

beroperasi rawan sekali dengan banjir. Limbah kegiatan usaha PT. Astra

International berupa limbah gas dan limbah cair do lingkungan sekitarnya juga

menjadi menyebabkan penurunan kualitas lingkungan oleh karena itu pelestraian

lingkungan menjadi tanggung jawab PT. Astra International. Pelestarian

Page 14: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

lingkungan sudah seharusnya menjadi bagian yang terintegrasi dalam setiap

langkah usaha yang dilakukan oleh Astra.

Dua program utama dan menjadi concern tersendiri untuk perusahaan Astra

Internasional yaitu pendidikan dan peningkatan pendapatan masyarakat (income

generating). Mengingat aspek yang perlu diperhatikan bagi program

pengembangan masyarakat yaitu aspek keberlanjutan, kedua program ini cukup

mewakili walaupun tidak menutup kemungkinan terdapat kekurangan

didalamnya. Terlihat dari program-program yang telah dilaksanakan lebih

mengarahkan masyarakat menuju masyarakat yang mandiri, maju. Dan melalui

pendidikan meruapakan salah satu jalan untuk meningkatkan intelektualitas

masyarakat menuju kemandirian.

Pendidikan

Fokus utamanya yaitu pengembangan masyarakat dengan tujuan mewujukan

masyarakat yang cerdas, aktif dan mandiri sebagai bentuk kontribusi terhadap

masyarakat di tempat perusahaan beroperasi. Bantuan pendidikan terdiri dari tiga

jenis kegiatan yaitu software, brainware, dan hardware. Bentuk brainware seperti

pembinaan dan pelatihan, hardware terkait dengan fasilitas fisik. Untuk kegiatan

pembinaan dilakukan di SDN 05 dan SDN 06 Sungai Bambu mencakup

pendidikan untuk lingkungan., pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi,

pembangunan ruang perpustakaan, UKS, dan ruang guru juga. Bentuk barinware

ini ditujukan untuk mensosialisasi nilai peduli lingkungan sosial. Program

kegiatan yang sedang berlangsung dari perusahaan Astra Internasional yaitu

pembangunan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pelatihan juga

dilakukan di SMK atau perguruan tinggi untuk Praktek Kerja Lapangan

(PKL)/magang di perusahaan Astra dan beberapa sales operation, serta bekerja

sama dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) mengembangkan bengkel

binaan sebagai ukm yang bergerak dalam bidang industri otomotif. Melalui

Yayasan Astra Bina Ilmu (YABI), perusahaan Astra juga banyak memberikan

Page 15: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

beasiswa bagi masyarakat pra-sejahtera dan beasiswa prestasi untuk melanjutkan

jenjang perguruan tinggi S1, S2.

Perusahaan dan yayasan Astra sangat fokus dengan pendidikan, melalui

pendidikan nilai-nilai disosialisasikan, tranfer pengetahuan berjalan dengan cepat.

Contohnya saja sumbangan reprint buka STEP 1 yang diterbutkan Toyota Motor

Corporation untuk pelatihan mekanik Toyota di pusat pelatihan Toyota-Astra

motor, sebagai buku pegangan pokok bagi murid di SMK otomotif, negeri dan

swasta. Hal ini memberikan setidaknya pra-training bagi siswa, sehingga siswa

mampu mengadopsi tehnik dan melakukan inovasi didalamnya. Hasil yang

diterima perusahaan Astra yaitu hampir 90% sparepart meruapakan hasil dari

bengkel binaan yang terus menginovasi teknologi, khususnya otomotif. Output

yang dihasilkan dari bengkel binaan dan pelatihan para siswa untuk tingkat SMK

otomotif memberikan keuntungan bagi Astra sebagai assembly otomotif terbesar

di Indonesia dengan anak cabang perusahaan yang tersebar luas, hal ini dirasakan

sebagai efisiensi biaya dimana seperti kita ketahui biaya untuk bahan baku impor

akan tinggi biayanya dibandingkan dengan produksi dalam negeri.

Program peningkatan pendapatan

Optimalisasi kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan serta

pembangunan jaringan yang mendukung pertumbuhan usaha kecil menengah

merupakan komitmen berkelanjutan dan menjadi salah satu fokus utama

perusahaan dalam menjalankan program CSR. Program Income Generating

activity (IGA) adalah salah satu bentuk program CSR yang bisa diterapkan di area

perkebunan dan pertambangan. Salah satu program IGA yang sedang giat

dilakukan YDBA adalah pembinaan dan pengembangan petani dan UMKM

melalui pendirian Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) dan Lembaga Keuangan

Mikro (LKM). Hingga saat ini YDBA bersama mitra kerja baik internal maupun

eksternal Grup Astra telah mendirikan 10 LPB dan 7 LKM yang tersebar di

Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Bara, Kalimantan, dan Sulawesi. Seiring

dengan perkembangan bisnis Grup Astra di bidang perkebunan dan

pertambangan, maka kebutuhan pembinaan untuk masyarakat sekitar juga

Page 16: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

semakin meningkat, baik dalam jumlah dan kualitas program maupun luas

wilayah binaan. Oleh karena itu YDBA merasa perlu untuk menyelenggarakan

Training for Trainer Program IGA Agribisnis dan Pertambangan. Chief Corporate

Security & Enviroment Social Responsibtlity (SESR) Astra, Arief Istanto, juga

memaparkan Corporate Policy Astra 2010 di bidang sosial, yaitu

1. Pencapaian peringkat “three star” Astra Friendly Company

2. Mempertahankan program CSR yang telah berjalan dan memperluas

dampak program dengan focus pada IGA dan pendidikan.

3. Peningkatan sinergi program CSR Grup Astra melalui program Astra

Employee Volunteer Program untuk mendukung Program Satu Indonesia.

Program Income Generating activity (IGA) menggunakan pendekatan

pengembangan masyaraka, untuk wilayah komunitas lokal sendiri dilaksanakan

kelurahan Sungai Bambu di RW 08 dan 09, Sungai bambu dengan jumlah total

peserta 47 ibu rumah tangga yang terbag ke dalam kelompok-kelompok. Produk

yang dihasilkan yaitu hasil jahitan kain majun. Hasil jahitan ini kemudian di

pasarkan dan menjadi konsumsi bagi AUTO 2000 dan PT Astra Daihatsu Motor.

Pengembangan melalui pemberdayaan ibu rumah tangga ini sudah

dilakukan sejak tahun 2006-2007 hingga sekarang Astra juga bekerja sama

dengan Dompet Dhuafa untuk menjalankan program ini. Harapan jangka panjang

Astra dari kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan UKM yang Berdikari

(berdiri di kaki sendiri), mandiri dalam kegiatan produksi hingga distribusi.

Mekanisme bantuan mulai dari Micro Finance yaitu pinjaman lunak tnpa bunga

atau dengan bunga rendah untuk pengembangan keterampilan yang ada di

masyarakat. banyak ragamnya antara lain untuk tehnik pembuatan makanan,

produksi kain, produksi barang-barang kebutuhajn dan sebagainya. Kendala yang

dialami dari sisi perusahaan yaitu merasa disepelekan dengan pinjaman tanpa

bunga sehingga program tidak berjalan karena masyrakat yang tidka sabar dan

inovatif dalam persaingan usaha. Untuk itu perusahaan melihat perlunya

meknaisme kontrol sebagai monitoring terhadap kegiatan di masyarakat melalui

angket penilaian dan turun langsung ke masyarakat satu minggu sekali. Kesolidan

Page 17: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

teamwork menjadi kunci untuk dapat memaintain program kegiatan yang

dilakukan, tidak jarang juga top management turun langsung untuk melihat sejauh

mana program telah dilaksanakan. Dalam menghadapi persaingan, UKM-UKM

ini juga harus siap melakukan inovasi.

Yayasan-Yayasan Astra

Perusahaan Astra Internasional dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial

dan lingkungan dilakukan melalui kerjasama antar yayasan yang dibentuk untuk

menaungi kegiatan-kegiatan sosial. Program pengembangan masyarakat,

pendidikan dan pelestarian lingkungan dikelola oleh yayasan-yayasan Astra untuk

mewujudkan keberhasilan program yang efektif, terstruktur dan terintegrasi.11

Yayasan – yayasannya diantara lain dapat digambarkan dalam matriks

Tabel 1.Yayasan-yayasan dibawah kelola Astra Internasional Group

11 Hal 43

Page 18: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

Yayasan Fokus kegiatan Program kegiatan yang

dilakukan

Hasil / output yang

dihasilkan

Yayasan

Dharma

Bhakti Astra

(YDBA)

Pengembangan

usaha kecil

menengah

-Pembinaan UKM yang

tersebar di berbagai

wilayah

-Pemberdayaan pemuda

putus sekolah kepada

232 siswa dan siap

bekerja sebagai mekanik

sepeda

Motor Honda maupun

merintis usaha bengkel.

-Memberikan

pembekalan pasca

karyawan Grup

Astra dan diantaranya

menjadi instruktur

YDBA.

- Pembuatan modul

pelatihan UKM yang up

to date.

-Mendirikan Lembaga

Keuangan Mikro

(LKM)

- Pembinaan kelompok

nelayan, petani,

penyulam, kerajinan

Eceng gondok, katering,

dan bengkel Roda 2

Efisiensi cost,

pergantian cost

yang harus

dikeluarkan

menjadi efisien

dengan UKM

yang bekerja,

terutama yang

bergerak dalam

bidang otomotif

dalam

menciptakan

inovasi teknologi.

Terbukti dengan

90% spareparts

untuk grup Honda

Motor diproduksi

oleh bengkel

binaan yang

dikelola oleh

YDBA.

Yayasan Astra

Bina

Pendidikan

(YABP)

Peningkatan

mutu pendidikan

didaerah

prasejahtera

-Melakukan pembinaan

pada SD dan SMP

-memberikan pelatihan

akademik

Merupakan bentuk

kepedulian

perusahaan,

sebagai bentuk

Page 19: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

Selain yayasan sebagai payung besar dalam implementasi program CSR,

PT Astra Internasional Tbk dengan PT Bank Central Asia (BCA), PT Pertamina

(Persero) dan bekerja sama juga dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi

Sumatera Selatan pada tanggal 16 Juli 2010 meresmikan pendirian Lembaga

Pengembangan Bisnis (LPB) Mitra Bersama di Palembang, Sumatera Selatan.

Dipilihnya Palembang sebagai salah satu lokasi kantor LPB adalah karena Usaha

Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) disana berpotensi untuk dikembangkan. Tahun

2009 di Sumatera Selatan terdapat sekitar 1,9 juta UMKM yang terdiri dari sektor

industry pangan, kimia, karet, bahan bangunan, logam, jasa, kerajinan, umum,

sandang, dan kulit. Oleh karena itu keberadaan LPB diharapkan bisa makin

meningkatkan kinerja UMKM di Sumatera Selatan.

Menurut ketua pengurus Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA),

Aminuddin, ide pendirian LPB Mitra Bersama telah muncul sejak tahun 2007.

Namun, baru bisa direalisasikan pertama kali pada 25 November 2009 lalu di

Sidoarjo. Dengan mengeluarkan dana Rp 5,2 miliar yang memang ditujukan

untuk menjalankan misi CSR ketiga perusahaan selama tiga tahun ke depan di 5

daerah yang pelaksanannya dilakukan oleh YDBA. LPB Mitra Bersama berperan

memberikan perkuatan di bidang teknik dan manajemen kepada UMKM berupa

Pelatihan dan Pendampingan ; fasilitasi pembiayaan ke lembaga keuangan ;

fasilitasi pasar dan informasi usaha. Sampai dengan bulan Juli 2010, LPB ini

sudan mempunyai 35 UMKM binaan, yang kebanyakannya lebih bergerak di

bidang usaha bordiran/sulaman, makanan, kerajinan, sepatu, sandal, dan lain-lain.

Selanjutnya direncanakan akan didirikan 2 LPB lagi di Balikpapan, Kalimantan

Timur dan Makasar, Sulawesi Selatan. Ketiga perusahaan tersebut berharap agar

keberadaan LPB dapat membantu UMKM dalam mengembangkan usaha dan

daya saingnya yang akhirnya bisa mendorong berkembangnya ekonomi lokal.12

Analisa temuan data

12 Majalah bulanan YDBA bulan Maret 2010 hal. 15-16

Page 20: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu kegiatan dari

manajemen perusahaan yang sering dianggap sebagai sebuah etika bisnis13.

Namun dalam kajian sosiologi CSR merupakan sebuah tanggung jawab sosial

yang menjadi komitmen perusahaan untuk mengatasi dampak ataupun hasil dari

tindakan/operasional perusahaan. Oleh karena itu program CSR menurut sosiologi

merupakan hasil dari relasi anatara perusahaan dengan stakeholder sebagai pihak

yang mempengaruhi dan dipengaruhi, dan menjawab parktek yang lebih

sustainable dan equal.

Dalam konteks perusahaan Astra Internasional sebagai korporasi yang

bergerak dalam bidang industri otomotif dengan anak cabang perusahaan yang

teersebar seluruh Indonesia merupakan perusahaan besar dengan omset yang

dihasilkan pun melambung tinggi. Bila melihat lokasi tempat operasi perusahaan

astra yang bertempat di Tanjung Priuk-Jakarta utara yang meruapkan juga daerah

industrial mesin berat sungguh sangat bising dan menganggu kenyamanan

lingkungan sekitar. Mungkin sudah terbiasa bagi mereka di lingkungan sekitar

untuk mendengar klakson, angkutan mesin berat, tronton dan truk-truk yang

berlalu lalang setiap hari tiada hentinya. Hampir tidak ada jam istirahat dari

kebisingan untuk daerah tersebut, satu kompleks meruapakan pabrik, tempat

operasional yang dimiliki oleh Astra Internasional maupun anak cabang. Maka

tidak menherankan ketika program CSR tidak hanay berbicara mengenai tanggng

jawab melainkan jyga keamanan bagi perusahaan untuk dapat bertahan di

kawasan tersebut.

Analisa dimulai dari bagaimana relasi yang terjadi di antara perusahaan

dan stakeholders, dalam penelitian ini fokus komunitas lokal sebagai stakeholders.

Relasi khusus antara perusahaan dengan komunitas lokal dimulai pada tahun -

2006-2007. Pada awalnya kelurahan Sungai Bambu memiliki kegiatan PKK yang

dilakukan perempuan ibu rumah tangga dengan program UPPKS melalui kegiatan

yang menghasilkan sumber ekonomi, dianatarnya produksi bedcover, sprei dan

sebagainya. Namun kegiatan ini mandek atau terhenti di tengah jalan akibat

kerusakan mesin sebagai mesin produksi. Dalam kondisi mandek ini, perusahaan

13 pbkl.bumn.go.id diakses pada taggal 7 Desember 2010

Page 21: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

melihat sisi potnsial komunitas yang dapat dikembangkan dan menghasilkan

keuntungan bagi masyarakat dan perusahaan pada satu sisi. Pilihan yang

ditawarkan saat itu yaitu melanjutkan kegiatan UPPKS dengan bantuan dari pihak

perusahaan namun belum tahu bagaimana prospek kedepannya, atau alternatif lain

dengan produksi hasil jahitan kain majun yang sudah jelas prospeknya untuk

menunjang produksi dan konsumsi bagi perusahaan dan anak cabang.

Pengembangan masyarakat ini dilakukan pada tiga cluster yaitu 3 cluster

dalam makjan yaitu makanan jajanan dan 1 cluster kain majun ini. Mekanisme

bantuan melalui micro finance yaitu pinjaman lunak dengan bunga rendah dan 1

cluster mendapatkan pinjaman 6 juta untuk modal usaha, namun ada juga

masyarakat yang fiktif dalam menjalankan usaha dan hingga sekarang pinjaman

pun belum dikembalikan. Untuk RW 09, produksi kain majun tidak berkelanjutan

dan terhenti ditengah jalan karena pihak perusahaan bermasalah dengan pihak

RW dengan akar masalah yang bermuara pada uang materi. Tidak mengherankan

ketika ada pihak-pihak yang berlaku demikian, dengan kecemburuan yang hadir

karena bantuan yang diberikan masyarakat seolah memperlakukan dengan

berbeda. Dalam penyelesaiannya perusahaan membentukan kesepakatan baru

dengan mekanisme yang tidak jauh berbeda untuk RW 08, namun menekankan

pada pendampingan dimana monitoring rutin dilaksanakan seminggu sekali.

Perusahaan juga bekerja sama dengan dompet dhuafa untuk penyediaan pinjaman

dan fasilitas mesin. Untuk kegiatan produksi kain majun dikoordinasikan oleh

seorang aktivis sosial dnegan keterampilan menjahit yaitu Bu Tini. Melalui

koordinasinya, pengelolaan pendapatan untuk tiap cluster juga menjadi teratur.

Sosoknya mampu dipercaya untuk menjadi koordiantor dalam hal pengelolaan

biaya peinjaman, karena dianggap kenal dan lebih mengetahui orang per orang

yang memang membutuhkan pinjaman. Dinas sosial pun melakukan bantuan

pinjaman lunak yang sangat rendah dengan pembayaran aeribu untuk sehari,

namun niat dan tekad masyarakat yang tidak sabar dan ingin untung cepat justru

menjadi kelemahan komunitas itu sendiri.

Tidak sedikit juga yang cemburu dengan kesuksesan Bu tini dan UKM

majun yang berjalan dengan lancar dan menghasilkan keuntungan. Seperti kasus

Page 22: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

pembongkaran secara paksa oleh Satuan pamong praja untuk membongkar

gudang kain majun yang memang berada di kolong terowongan namun hal ini

dianggap aneh oleh beliau karena tidak jauh dari lokasi gudang banyak sekali

anak-anak jalanan yang menetap di kolong jembatan. Sebagai seorang keturunan

Betawi ia pun di backing oleh Forum Betawie Rempug, maka relasi semakin

terlihat dimana keberadaan bu tini dan usahanya memang ditopang mekanismenya

secara struktural, artinya pihak-pihak yang berperan memberikan keamanan

tersendiri untuk Bu tini mengingat beliau membantu masyarakat sekitar dalam hal

sumber pendapatan dan kehidupan..

Dalam program pengembangan pendapatan masyarakat, tidak hanya

perusahaan Astra yang berperan namun juga partai politik yang ‘bermain’

diantaranya pemberian fasilitas, pelatihan menjahit secara gratis. Setiap kelompok

membawa kepentingan masing-masing untuk menggunakan komunitas sebagai

wadah atau corong untuk mengkomunikasikan kepentingannya tersebut. Bila

dianalisa relasi yang terjalin cukup kompleks sesuai dengan kompleksitas

masyarakat. artinya relasi konflik pun ada dimana pihak perusahaan tidak lagi

menggunakan perantara RW sebagai koordinasi dengan masyarakat melainkan

dengan agen di masyarakat yang mampu mengemban trust perusahaan. Relasi

tidak harmonis pun dirasakan oleh antar masyarakat dengan isu kecemburuan

karena pendapatan yang berbeda. Relasi integratif justru dirasakan pihak

perusahaan dengan Bu Tini dan UKM produksi kain majun, oleh karena kain

majun merupakan bagian dari astra dan Astra pun menjadi bagian penting bagi

produksi kain majun.

Dengan berbagai pinjaman dan bantuan yang diberikan pihak perusahaan,

partai politik dan dinas sosial justru mebuat masyarakat menjadi ketergantungan.

Hal ini pun dirasakan dengan Bu tini hingga sampai sekarang masih bermasalah

dengan pemasaran bila tidak lagi didistribusikan oleh perusahaan Astra itu sendiri.

Dengan adanya pinjaman dan kegiatan yang sudah hidup lagi, maka Bu tini juga

melakukan aktvasi dari kegiatan UPPKS yang sebelumnya menghasilkan berbagai

produk buatan hasil menjahit, melalui produksi rok, celana dan inovasi produk

memberikan eksistensi ukm Bu Tini dari persaingan usaha. Menjadi kelemahan

Page 23: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

tersendiri bagi program CSR Astra Internasional dengan mempertanyakan aspek

keberlanjutan yang seharusnya dapat dijawab karena tujuan awal untuk

menciptakan masyarakat yang mandiri. Implikasi lain yang dihasilkan dengan

bantuan yang diberikan perusahaan yaitu harapan setiap orang tua yang terlibat

dalam UKM kerja sama dengan perusahaan yang menginginkan anaknya untuk

kerja di perusahaan Astra. Hal ini menjadi sulit direalisasikan oleh perusahaan

karean dalam proses rekruitmen sendiri pun memiliki standar kompetensi. Maka

hal yang dapat dilakukan perusahaan salah satunya melalui pemberian pendidikan

dalam hal Brainware, Hardware dan Software. Antara lainnya bedah sekolah yang

mencakup reparasi dan penambahan fasilitas sarana sekolah, pelatihan lingkungan

bagi siswa, pembinaan dan pelatihan siswa SMK otomotif, pemberian beasiswa

dan sebagainya. Namun hal ini tidak menyentuh aspek assensial dari ekspektasi

masyarakat, bahwa tidak hanya ‘pemberian’ bagi masyarakat. output untuk

perusahaan pun kecil dalam bidang pendidikan, terkecuali pembinaan bengel

binaan.

Bila dilihat mengenai kesesuaian dari kebutuhan masyarakat dengan

program yang dilaksanakan Astra untuk komunitas lokal sudah sesuai walaupun

masih ada hal-hal yang perlu dipikirkan yaitu masalah keberlanjutannya.

Contohnya saja program pengembangan masyarakat, usaha ini strategis dilakukan

dengan atrget ibu ramah tangga yang diharapkan mampu mandiri dan

mengaktifkan kembali kegiatan PKK di lingkungan masyarakat, akan tetapi

hambatan/kendala yang menjadi tantangan tersendiri yaitu ketergantungan

masyarakat dalam hal finansial, pemasaran produk dan sebagainya. Begitupun

dengan pendidikan yang diberikan belum mampu menampung harapan masyarakt

sekitar, terutama ibu-ibu yang bekerja dalam UKM binaan perusahaan.

Dalam hal pemberdayaan, pembangunan kapasitas yang menekankan pada

peningktan kemampuan bersama juga dilakukan dengan pelatihan secara gratis

yang menajdi modal utama untk dapat bekerja dalam industri konveksi. Terlihat

juga dari aktivasi program UPPKS yang sebelumnya terhenti oleh karena

ketiadaan peralatan, namun sekarang produk yang dihasilkan pun lebih beragam.

Page 24: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

Dampak dari program yang dilaksanakan perusahaan Astra dapat

dirasakan dengan peningkatan pendapatan, perluasan produksi. Namun dalam

jangka panjang akan sulit untuk menjaga unit kerja ini bila sudah tidak lagi

dibawah perusahaan Astra. Dan dengan kompleksitas masyarakat yang berbeda

walaupun dalam satu kelurahan memberikan pendekatan yang berbeda untuk

melaksanakan program yang sama, yang terpenting bagaimana perusahaan dalam

menciptakan trust di masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk

melakukan suatu usaha sinergis dalam hal peningkatan pendapatan masyarakat.

Maka dengan adanya kegiatan CSR Astra Internasioal di lingkungan

masyarakat ini memiliki beberapa implikasi praktis abgi perusahaan, yang

diantaranya :

Keamanan bagi perusahaan untuk tetap menjalankan operasi perusahaan dan

pabrik di lingkungan masyarakat

Membangun relasi dan diplomasi dengan stakeholders secara lebih terstruktur, hal

ini sudah dirasakan perusahaan dengan kerja sama yang terjalin cukup baik

dengan pengembangan secara kontinu untuk usaha-usaha yang ada di komunitas

lokal. Bagi komunitas lokal, tidka dipungkiri, program pengembangan masyarakat

memberikan manfaat dalam mendapatkan sumber-sumber ekonomi.

Mengurangi potensi konflik sebagai hasil kompleksitas relasi di masyarakat,

dengan usaha ‘trust building’ dengan agen di masyarakat dan meminimalisasi

hubungan perantara dengan pihak yang mencari keuntungan dari kehadiran

perusahaan

Media marketing, sebagai usaha pemasaran menghadapi persaingan usaha.

Dengan program peduli lingkungan antara lain memperbaiki proses produksi dan

pembuangan limbah yang tidak mencemari lingkungan masyarakat sekitar

bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan, menuju market perusahaan yang

potensial dan sebagai usaha mempertahankan konsumen yang loyal.

Page 25: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

IV. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan temuan data yang kami peroleh, dapat disimpulkan bahwa

PT. Astra Internasional telah menjalankan tanggung jawab sosial korporasi-nya

melalui program-program CSR yang dilakukannya terhadap keseluruhan

stakeholder yang dimiliki PT. Astra Internasional. Hal ini menunjukkan bahwa

PT. Astra Internasional telah dapat memetakan dengan baik mengenai siapa saja

pemangku kepentingan yang harus mendapatkan perhatian lebih agar semua

pemangku kepentingan tersebut dapat bersinergi dalam rangka mendorong

kemajuan perusahaan PT. Astra Internasional. Astra telah mencanangkan

program CSR yang cukup tepat sasaran terhadap apa yang dibutuhkan para

stakeholdernya, namun dalam pelaksanaannya kendala utama yang dihadapi

terutama dalam program income generating dalam masyarakat adalah

keberlanjutan program yang terhambat yang dilatarbelakangi oleh

ketergantungan masyarakat terhadap pendampingan dari pihak Astra

Saran

Salah satu saran yang paling penting adalah terkait dengan pelatihan

kemampuan komunitas utamanya dalam hal penguasaan atas mesin

produksi \(mesin jahit). Agar jika suatu saat mesin rusak, komunitas bisa

Page 26: referensi untuk latar belakang CSR_ASTRA+INTERNAS

memperbaikinya sendiri. Hal ini sangat penting guna menunjang

keberlanjutan program yang sedang dijalankan.

Mensosialisasi program-program yang telah dan akan dilakukan guna

pemasaran yang menyeluruh dan merangsang perkembangan program

untuk wilayah lain.