[REFERAT] Vitamin K

16
REFARAT OKTOBER 2015 “DEFISIENSI VITAMIN K” Nama : Ahmad R. Ramadhan No. Stambuk : N 111 14 055 Pembimbing : dr. Effendy Salim, Sp. A DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU 2015

description

Referat Vitamin K Defisiensi dan Fungsinya

Transcript of [REFERAT] Vitamin K

Page 1: [REFERAT] Vitamin K

REFARAT OKTOBER 2015

“DEFISIENSI VITAMIN K”

Nama : Ahmad R. Ramadhan

No. Stambuk : N 111 14 055

Pembimbing : dr. Effendy Salim, Sp. A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA

PALU

2015

Page 2: [REFERAT] Vitamin K

2

BAB I

PENDAHULIUAN

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu

naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang

berperan dalam pembekuan darah, seperti protrombin atau faktor II,VII,IX,X dan

antikoagulan protein C dan S, serta beberapa protein lain seperti protein Z dan M

yang belum banyak diketahui perannya dalam pembekuan darah.1

Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu:

Vitamin K1 (phytomenadione), tedapat pada sayuran hijau. Sediaan yang

ada saat ini adalah cremophor dan vitamin K mixed micelles (KMM).

Vitamin K2 (menaquinone) disintesis oleh flora usus normal seperti

Bacteriodes fragilis dan beberapa strain E. coli.

Vitamin K3 (menadione) merupakan vitamin K sintetik yang sekarang

jarang diberikan pada neonatus karena dilaporkan dapat menyebabkan

anemia hemolitik.1

Secara fisiologis kadar faktor koagulasi yang bergantung pada vitamin K

dalam tali pusat sekitar 50% dan akan menurun dengan cepat mencapai titik

terendah dalam 48-72 jam setelah kelahiran. Kemudian kadar faktor ini akan

bertambah secara perlahan selama beberapa minggu tetapi tetap berada di bawah

kadar orang dewasa. Peningkatan ini disebabkan oleh absorpsi vitamin K dari

makanan. Sedangkan bayi baru lahir relatif kekurangan vitamin K karena berbagai

alasan, antara lain simpanan vitamin K yang rendah pada waktu lahir, sedikitnya

perpindahan vitamin K melalui plasenta, rendahnya kadar vitamin K pada ASI dan

sterilitas saluran cerna.1,5

Tempat perdarahan utama adalah umbilikus, membran mukosa, saluran

cerna, sirkumsisi dan pungsi vena. Selain itu perdarahan dapat berupa hematoma

yang ditemukan pada tempat trauma, seperti hematoma sefal. Akibat lebih lanjut

adalah timbulnya perdarahan intrakranial yang merupakan penyebab mortalitas

atau morbiditas yang menetap.1

Page 3: [REFERAT] Vitamin K

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hemostasis

Proses hemostatis normal pada tubuh manusia melibatkan empat

komponen, yaitu pembuluh darah, trombosit, faktor pembekuan dan faktor

pengurai pembekuan (fibrinolisis). Perdarahan dapat terjadi sebagai hasil dari:2

a. Abnormalitas pembuluh darah,

b. Abnormalitas trombosit

c. Kelainan faktor pembekuan darah,

d. Percepatan fibrinolisis.

Neonatus adalah bayi berusia kurang dari satu bulan. Perdarahan pada

neonates termanifestasikan sebagai petekie, ekimosis, perdarahan di saluran cerna

(hematemesis,melena), perdarahan intrakranial, atau perdarahan di tali pusat.3

Penyakit perdarahan pada neonatus dapat diklasifikasikan sebagai penyakit

kongenital atau penyakit didapat. Penyakit yang didapat misalnya defisiensi

kongenital prothrombin, faktor V, faktor VII, faktor X, faktor XI, faktor XIII dan

fibrinogen atau von Willebrand. Defisiensi faktor X, XIII, dan fibrinogen sangat

jarang terjadi pada neonatus. Defisiensi faktor VIII (hemofilia A) dan faktor IX

(hemofilia B) dapat menyebabkan perdarahan padaneonatus cukup bulan apabila

telah mencapai derajat keparahan yang tinggi.1,3

Perdarahan akibat penyakit yang didapat biasanya lebih kompleks. Terdapat

banyak penyakit yang dapat menyebabkan perdarahan pada neonatus. Namun,

terdapat 3 penyebab perdarahan yang paling sering yaitu defisiensi vitamin K,

perdarahan akibat penyakit hati,dan disseminated intravascular coagulopathy.3

Page 4: [REFERAT] Vitamin K

4

2.2 Mekanisme Hemostasis Normal

Mekanisme hemostasis dan pembekuan darah melibatkan suatu rangkaian

proses yang cepat. Proses-proses ini mencakup peran dari 4 komponen yakni

1) pembuluh darah, 2) plateler, 3) faktor pembekuan, dan 4) faktor fibrinolisis.

Proses tersebut secara garis besar dibagi menjadi empat tahap yakni 1)

vasokonstriksi, 2) pembentukan plug trombosit, 3) pembentukan bekuan darah,

dan 4) penguraian bekuan darah. Masing-masing tahap dijelaskan sebagai

berikut:2

a. Vasokonstriksi

Jika pembuluh darah terpotong, trombosit pada sisi yang rusak melepas

serotonin dan tromboksan A2 (prostaglandin), yang menyebabkan otot polos

dinding pembuluh darah berkonstriksi. Hal ini pada awalnya akan mengurangi

darah yang hilang.

b. Plug trombosit

Trombosit membengkak, menjadi lengket, dan menempel pada serabut

kolagen dinding pembuluh darah yang rusak, membentuk plug trombosit.

Trombosit melepas ADP untuk mengaktivasi trombosit lain, sehingga

mengakibatkan agregasi trombosit untuk memperkuat plug. Jika kerusakan

pembuluh darah sedikit, maka plug trombosit mampu menghentikan

perdarahan. Jika kerusakannya besar, maka plug trombosit dapat mengurangi

perdarahan, sampai proses pembekuan terbentuk.

c. Pembentukan bekuan darah

Mekanisme ekstrinsik pembekuan darah dimulai dari faktor eksternal

pembuluh darah itu sendiri. Tromboplastin (membran lipoprotein) yang

dilepas oleh sel-sel jaringan yang rusak mengaktivasi protrombin (protein

plasma) dengan bantuan ion kalsium membentuk trombin. Trombin mengubah

fibrinogen yang dapat larut, menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Benang-

benang fibrin membentuk bekuan, atau jaring-jaring fibrin, yang menangkap

sel darah merah dan trombosit serta menutup aliran darah yang melalui

pembuluh yang rusak.

Page 5: [REFERAT] Vitamin K

5

Mekanisme intrinsik untuk pembekuan darah berlangsung dalam cara yang

lebih sederhana daripada cara yang dijelaskan di atas. Mekanisme ini

melibatkan 13 faktor pembekuan yang hanya ditemukan dalam plasma darah.

Setiap faktor protein (ditunjukkan dengan angka romawi) berada dalam

kondisi tidak aktif; jika salah satu diaktivasi, maka aktivitas enzimatiknya

akan mengkativasi faktor selanjutnya dalam rangkaian, dengan demikan akan

terjadi suatu rangkaian reaksi (cascade of reaction) untuk membentuk

bekuan.2

Pengaktifan pembentukan bekuan berlangsung melalui dua jalur terpisah,

yang disebut jalur intinsik dan ekstrinsik. Jalur intrinsik menjadi aktif apabila

protein plasma berikatan dengan subendotel yang terpajan akibat kerusakan

pembuluh darah. Trombosit dan protein yang disebut faktor von Willebrand

(vWf) berikatan dengan subendotel yang terpajan tersebut, dan trombosit

kemudian mengikat fibrinogen. Jalur ekstrinsik diaktifkan oleh faktor

jaringan (TF atau faktor III) yang merupakan suatu protein yang terikat-

membran yang terpajan pada permukaan sel stelah trauma. Trauma juga

mengaktifkan perubahan faktor VII menjadi VIIa, dan faktor jaringan serta

faktor VIIa membentuk suatu kompleks yang memutuskan faktor X menjadi

faktor Xa. Jalur intrinsik dan ekstrinsik bertemu pada pengaktifan proteolitik

faktor X menjadi Xa. Faktor XII, XI, IX, VII, X, dan trombin adalah protease

serin. Akibatnya trombin memutuskan fibrinogen menjadi fibrin, dan

terbentuk bekuan “lunak” awal. Faktor XIIIa adalah suatu

transglutamanidase. Faktor VIII dan V adalah kofaktor yang masing-masing

membentuk kompleks dengan permukaan endotel dan faktor IXa dan Xa.

Reaksi yang diberi tanda “PL, Ca” berlangsung melalui kofaktor yang terikat

ke fosfolipid (PL) di permukaan sel dalam suatu kompleks koordinasi-Ca2+.6

Pembekuan darah terdiri dari suatu urutan atau jenjang reaksi zimogen

diubah menjadi protease dan kofaktor aktif melalui pemutusan satu atau lebih

ikatan peptida mereka. Jenjang pembekuan darah. Pengaktifan pembekuan

darah terjadi melalui jenjang proenzim yang secara berurutan mengaktifkan

satu sama lain melalui pemutusan proteolitik. Misalnya, faktor IXa, yang

Page 6: [REFERAT] Vitamin K

6

merupakan suatu protease serin, mengaktifkan faktor IX, yang juga

merupakan suatu protease serin, dengan memutuskan faktor IX menjadi

faktor IXa.Pengaktifan yang cepat den percepatan yang sangat besar dari

kecepatan pembentukan bekuan terjadi karena, di setiap tahapan jenjang, 1

molekul enzim membentuk banyak molekul enzim aktif yang mengkatalisis

tahapan jenjang selanjutnya. Jenjang ini berakhir pada pemutusan protrombin

menjadi trombin, yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin dan faktor XIII

menjadi faktor XIIIa. Fibrin berkumpul untuk membentuk “bekuan lunak”,

yang kemudian mengalami ikatan silang oleh faktor XIIIa. Faktor XIIIa

adalah transglutaminidase yang menghasilkan ikatan peptida antara bagian

glutamil dari glutamin pada satu monomer fibrin dan residu lisin pada

monomer lainnya. Jalinan serat fibrin ini menangkap gumpalan trombosit dan

sel lain, membentuk trombus atau bekuan darah yang menyumbat kebocoran

jaringan vaskular.2

Dalam beberapa langkah kunci dalam jenjang pembekuan darah, protease

terikat kekompleks yang melekat ke permukaan trombosit yang telah

berkumpul di tempat cedera.Faktor VII, IX, X, dan protrombin memiliki

sebuah ranah dimana 1 atau lebih residuglutamat mengalami karboksilasi

menjadi ɤ -karboksilaglutamat. Ca2+ membentuk kompleks koordinasi

dengan fosfolipid membran trombosit yang bermuatan negatif dan ɤ-

karboksilat faktor pembekuan darah. Kofaktor protein misalnya faktor

jaringan, faktor VIII dan faktor V terbenam sebagian di membran dan

berfungsi sebagai “jaring” untuk menyusun kompleksenzim-kofaktor di

permukaan trombosit. Misalnya, faktor VIIIa di membran membentuk

kompleks dengan faktor IXa, yang melekat ke membran melalui khelasi

Ca2+.6

d. Penguraian bekuan darah

Segera setelah terbentuk, bekuan akan beretraksi (menyusut) akibat kerja

protein kontraktil dalam trombosit. Jaring-jaring fibrin dikontraksi untuk menarik

permukaan yang terpotong agar saling mendekat dan untuk menyediakan

Page 7: [REFERAT] Vitamin K

7

kerangka kerja untuk perbaikan jaringan. Bersamaan dengan retraksi bekuan,

suatu cairan yang disebut serum keluar dari bekuan. Serum adalah plasma darah

tanpa fibrinogen dan tanpa faktor lain yang terlibat dalam mekanisme

pembekuan.6

Apabila bagian jaringan vaskular yang rusak telah diperbaiki, bekuan darah

tidak lagi dibutuhkan dan dilisiskan oleh plasmin, suatu protease serin yang

mampu memutuskan fibrin dalam bekuan darah. Plasmin dibentuk dari prekusor

inaktifnya, plasminogen, oleh aktivator plasminogen jaringan (TPA). Aktivator

plasminogen jaringan mengikat plasminogen dan fibrin, sehingga plasmin

dibebaskan secara langsung pada bekuan.2

Faktor VIII, diperlihatkan berwarna abu-abu, adalah suatu kofaktor protein,

atau protein modulator, dan bukan suatu enzim. Di dalam darah faktor VIII

bersirkulasi dalam bentuk berikatan dengan faktor von wllebrand (vWf). Sewaktu

trombin memutuskan dan mengaktifkan faktor VIII, faktor von Willebrand

terlepas dan berikatan dengan permukaan endotel yang robek tempat faktor ini

mengaktifkan agregasi trombosit. Faktor VIIIa membentuk suatu kompleks

dengan faktor IXa dan Ca2+ fosfolipid (PL, Ca), yang menempati tempat

pembentukan bekuan ke pembuluh yang cedera. Hemofilia A, atau hemofilia

klasik, adalah defisiensi faktor VIII.2

2.3 Perkembangan Hemostasis selama Masa Neonatus

Sistem hemostatis berkembang sejak lahir hingga dewasa sehingga

memberikan perbedaan antara hemostatis normal saat masih neonatus dengan

hemostatis normal saat dewasa. Sistem koagulasi pada neonatus masih imatur

sehingga pada saat lahir kadar protein koagulasi lebih rendah. Kadar protein

koagulasi yang rendah ini secara bertahap akan meningkat dan mencapai kadar

yang sama dengan dewasa pada saat usia 6 bulan.3

Kekhasan hemostasis pada neonatus adalah: 3

a. Beberapa protein yang dibutuhkan untuk pembentukan fibrin dan fibrinolisis

jumlahnya lebih sedikit daripada anak-anak dan dewasa

Page 8: [REFERAT] Vitamin K

8

b. Pada fase plasma dari pembekuan dan fibrinolisis neonatus kadar beberapa

faktor termasuk faktor pembekuan yang bergantung vitamin K (II, VII, IX,

X), faktor XII,XI dan fibrinogen juga kininogen berat molekul tinggi, protein

C, protein S dan antitrombin III (AT III) rendah.

c. Plasma neonatus resisten terhadap aktivator plasminogen eksogen

(streptokinase)

d. Dalam 24 jam pertama neonatus mengalami reduksi mekanisme fibrinolisis

karena kurangnya kadar proenzim plasminogen dan meningkatnya jumlah

inhibitor.

2.4 Peran vitamin K pada Pembekuan Darah

Vitamin K merupakan golongan vitamin yang larut lemak yang terdapat pada

banyak sayur dan buah. Vitamin K dapat disintesis oleh flora normal di dalam usus.

Vitamin K dibutuhkan utuk pembekuan darah normal. Vitamin ini berfungsi

sebagai kofaktor oksidasi-reduksi untuk enzim yang membentuk residu ɤ-karboksi

glutamat pada sejumlah protein pembekuan darah.1,5

Molekul-molekul faktor II, VII, IX dan X disintesa pertama kali di dalam sel

hati serta belum memerlukan vitamin K dan disimpan dalam bentuk prekursor tidak

aktif. Vitamin K diperlukan untuk mengaktivasi faktor II, VII, IX dan X. Proses

konversi ini terjadi pada tahap postribosomal dimana radikal karboksil dengan

vitamin K sebagai katalis akan menempel pada residu asam glutamat dari prekursor

molekul untuk membentuk asam karboksiglutamat-g yang mampu mengikat Ca2+.

Obat terapeutik dalam golongan dikumanol, misalnya warfarin, merupakan analog

vitamin K yang menghambat pembekuan darah dengan menghambat protein

koagulasi ɤ-karboksilasi. 1,5

Page 9: [REFERAT] Vitamin K

9

2.5 Defisiensi Vitamin K

2.5.1 Definisi

Perdarahan akibat kekurangan vitamin K adalah terjadinya perdarahan spontan

atau perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau operasi

yang disebabkan karena berkurangnya aktivitas faktor koagulasi yang tergantung

vitamin K (faktor II, VII, IX dan X) sedangkan aktivitas faktor koagulasi yang

tidak bergantung pada vitamin K, kadar fibrinogen dan jumlah trombosit masih

dalam batas normal. Hal ini dibuktikan bahwa kelainan tersebut akan segera

membaik dengan pemberian vitamin K dan setelah sebab koagulopati lain

disingkirkan.1

2.5.2 Etiologi

Keadaan yang berhubungan dengan defisiensi faktor pembekuan yang

bergantung pada vitamin K adalah: 1,5

a. Prematuritas

b. Asupan makanan yang tidak adekuat

c. Terlambatnya kolonisasi kuman

d. Komplikasi obstetrik dan perinatal

e. Kekurangan vitamin K pada ibu

Suatu keadaan khusus yang disebut dengan hemorrhagic disease of newborn

(HDN) adalah suatu keadaan akibat kekurangan vitamin K pada masa neonatus.

Terdapat penurunan kadar faktor II, VII, IX dan X yang merupakan faktor

prokoagulan yang dependen vitamin K dalam derajat sedang pada semua neonatus

yang berumur 48-72 jam dan faktor-faktor tersebut akan kembali normal pada usia

7-10 hari. 5

Pada keadaan obstruksi biliaris baik intrahepatik atau ekstra hepatik, terjadi

kekurangan vitamin K karena tidak adanya garam empedu yang diperlukan untuk

absorbsi vitamin K terutama K1 dan K2. Sindrom malabsorbsi dan gangguan

saluran cerna kronis dapat menyebabkan kekurangan vitamin K akibat

berkurangnya absorbsi vitamin K. Obat yang bersifat antagonis terhadap vitamin K

seperti coumarin dapat menghambat kerja vitamin K secara kompetitif yaitu dengan

Page 10: [REFERAT] Vitamin K

10

cara menghambat siklus vitamin K antara bentuk teroksidasi dan tereduksi sehingga

terjadi akumulasi vitamin K 2,3 epokside dan pelepasan g-karboksilasi yang hasil

akhirnya akan menghambat pembentukan faktor pembekuan.1,5

Pemberian antibiotik yang lama menyebabkan penurunan produksi vitamin K

dengan cara menghambat sintesis vitamin K2 oleh bakteri. Kekurangan vitamin K

dapat juga disebabkan penggunaan obat kolestiramin yang efek kerjanya mengikat

garam empedu sehingga akan mengurangi absorbsi vitamin K. 1

2.5.3 Manifestasi Klinis

Manifestasi perdarahan pada neonatus dapat berupa perdarahan di scalp,

hematoma sefal yang besar, perdarahan intrakranial, perdarahan dari tali pusat,

oozing pada bekas suntikan, dan perdarahan gastrointestinal. Perdarahan

intrakranial merupakan komplikasi tersering (63%). Sebanyak 80-100% dari

perdarahan intrakranial merupakan perdarahan subdural dan subarachnoid. Pada

perdarahan intrakranial dapat ditemukan tekanan intrakranial yang meningkat tetapi

ada pula kasus yang tidak menunjukkan peningkatan tekanan intrakranial. Pada

sebagian besar kasus (60%) didapatkan bayi menjadi mudah menangis, ubun-ubun

besar menonjol, pucat, dan kejang. Kejang dapat bersifat fokal atau umum. Gejala

lain yang mungkin ditemukan adalah edema papil, penurunan kesadaran, pupil

anisokor, serta kelainan neurologis fokal.1,5

Pada HDN terdapat tiga macam bentuk klinis, yakni bentuk dini, klasik, dan

lambat.1,5

a. Bentuk Dini

Perdarahan pada HDN bentuk dini terjadi sebelum bayi berusia 24

jam. Kelainan ini jarang sekali dan biasanya terjadi pada ibu yang

mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu metabolisme vitamin

K, misalnya fenitoin atau tuberkulostatika seperti rifampisin dan isoniazid.

Perdarahan dini bervariasi mulai dari bentuk perdarahan sedang pada kulit

dan umbilikus sampai bentuk fatal seperti perdarahan intratorakal,

intraabdomen atau intrakranial.

Page 11: [REFERAT] Vitamin K

11

b. Bentuk Klasik

HDN bentuk klasik biasanya memunculkan perdarahan setelah bayi

berusia lebih dari24 jam, biasanya diantara hari kedua dan ketujuh. Biasanya

terjadi pada bayi yang kondisinya tidak optimal saat lahir atau yang

terlambat melakukan suplementasi makanan. Perdarahan dapat bersifat

lokal, seperti hematoma sefal, perdarahan saluran cerna, atau berbentuk

ekimosis menyeluruh. Perdarahan yang paling sering merupakan

perdarahan dari saluran cerna berupa melena atau hematemesis, kemudian

dari hidung, kulit kepala, atau tali pusat.

c. Bentuk Lambat

Bentuk lambat HDN terjadi setelah masa neonatus, sekitar usia 1-6

bulan. Bentuk lambat ini seringkali bermanifestasi sebagai perdarahan

susunan saraf pusat (30-50%) dan ekimosis yang dalam dan luas. Sedangkan

perdarahan dari saluran cerna lebih jarang. Bentuk perdarahan ini

merupakan akibat sekunder dari berbagai penyakit seperti fibrosis

kistik,atresia biliaris, defisiensi α-1-antitripsisn, hepatitis dan diare kronis.

VKDB dini VKDB klasik VKDB lambat

(APCD)

Secondary PC

deficiency

Umur < 24 jam 1-7 hari (terbanyak 3-5

hari)

2 minggu-6 bulan

(terutama 2-8 minggu)

Segala usia

Penyebab &

Faktor

resiko

Obat yang

diminum

selama

kehamilan

- Pemberian

makanan terlambat

- Intake Vit K

inadekuat

- Kadar vit K

rendah pada ASI

- Tidak dapat

profilaksis vit K

- Intake Vit K

inadekuat

- Kadar vit K

rendah pada ASI

- Tidak dapat

profilaksis vit K

- obstruksi

bilier

-penyakit hati

-malabsorbsi

-intake kurang

(nutrisi

parenteral)

Frekuensi < 5% pada

kelompok

resiko tinggi

0,01-1%

(tergantung pola makan

bayi)

4-10 per 100.000

kelahiran (terutama di

Asia Tenggara)

Lokasi

perdarahan

Sefalhematom,

umbilikus,

intrakranial,

intraabdominal,

GIT,

intratorakal

GIT, umbilikus,

hidung, tempat

suntikan, bekas

sirkumsisi, intrakranial

Intrakranial (30-60%),

kulit, hidung, GIT,

tempat suntikan,

umbilikus, UGT,

intratorakal

Page 12: [REFERAT] Vitamin K

12

Pencegahan -penghentian /

penggantian

obat penyebab

-Vit K profilaksis (oral

/ im)

- asupan vit K yang

adekuat

Vit K profilaksis (im)

- asupan vit K yang

adekuat

2.5.3 Diagnosis

Diagnosis HDN juga melalui tahapan anamnesis, pemeriksaan fisik,

dan laboratorium. Anamnesis difokuskan terhadap awitan perdarahan, lokasi

perdarahan, pemberian ASI atau susu formula, riwayat ibu minum obat-obatan

antikoagulan atau antikonvulsan dan anamnesis untuk menyimpulkan

kemungkinan lain. 1

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan atas keadaan umum dan

lokasifisik perdarahan pada tempat-tempat tertentu seperti saluran cerna berupa

hematemesis atau melena, dari hidung, kulit kepala, atau tali pusat. Penting

untuk diketahui adalah jika ditemukan neonatus dengan keadaan umum baik

tetapi ada perdarahan segar dari mulut atau feses berdarah, maka harus

dibedakan apakah itu darah ibu yang tertelan saat persalinan ataukah memang

perdarahan saluran cerna. Cara membedakannya dengan melakukan uji Apt,

warna merah muda menunjukkan darah bayi, sedangkan warna kuning

kecoklatan menunjukkan darah ibu. 1

Diagnosis laboratoris dari HDN menunjukkan adanya waktu

pembekuan yang memanjang, penurunan aktivitas faktor II, VII, IX, dan X

tanpa trombositopenia atau kelainan faktor pembekuan lain. Prothrombin Time

(PT) dan partial thromboplastin time (PTT) memanjang bervariasi, sedangkan

TT normal. Masa perdarahan dan jumlah leukosit normal. Kebanyakan kasus

disertai anemia normokrom normositer. Perdarahan intrakranial dapat dilihat

jelas dengan pemeriksaan USG kepala, CT scan, atau MRI. Pemeriksaan ini

selain untuk diagnostik, juga digunakan untuk menentukan prognosis. Respon

yang baik terhadap pemberian vitamin K memperkuat diagnosis.1

Page 13: [REFERAT] Vitamin K

13

2.5.4 Penatalaksanaan

Pengelolaan HDN dibagi atas penatalaksanaan antenatal untuk

mencegah terjadinya penyakit ini dan penatalaksanaan setelah bayi baru

lahir untuk mencegah dan mengobati bila terjadi perdarahan.1,5

Pemberian vitamin K profilaksis dapat mencegah terjadinya HDN.

Dalam mencegah terjadinya HDN bentuk klasik, pemberian vitamin K

peroral sama efektifnya dengan vitamin K intramuskular. Namun, untuk

mencegah HDN bentuk lambat pemberian vitamin K oral tidak seefektif

IM.1,5

American Academy Pediatric (AAP) tahun 2003 merekomendasikan

bahwa vitamin K harus diberikan kepada semua bayi baru lahir 0,5-1 mg

IM, dosis tunggal. Cara pemberian oral merupakan alternatif padakasus-

kasus bila orangtua pasien menolak cara pemberian IM atau jika bayi

dilahirkan oleh dukun. Cara pemberian vitamin K secara IM lebih disukai,

mengingat:1,5

a. Absorbsi vitamin K1 oral tidak sebaik vitamin K1 IM, terutama pada

bayi dengan diare

b. Dibutuhkan kepatuhan orangtua untuk memberikan vitamin K1 oral

untuk beberapa kali pemberian

c. Kemungkinan terdapat asupan vitamin K 1 oral yang tidak adekuat

karena absorbsinya atau adanya regurgitasi

Ada 3 bentuk vitamin K yang diketahui yaitu:1

a. Vitamin K1 (phytomenadione), terdapat dalam sayuran hijau

b. Vitamin K2 (menaquinone), disintesis oleh flora usus normal seperti

Bacteroides fragilis dan beberapa strain E. coli

c. Vitamin K3 (menadione) merupakan vitamin K sintetik yang

sekarang jarang diberikan kepada neonatus karena dilaporkan dapat

menyebabkan anemia hemolitik.

Page 14: [REFERAT] Vitamin K

14

Ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan harus mendapat

vitamin K profilaksis 5 mg sehari selama trimester ketiga atau 24 jam

sebelum melahirkan diberikan vitamin K 10 mg IM. Kemudian kepada

bayinya diberikan vitamin K 1 mg IM dan diulang 24 jam kemudian.5

2.5.5 Pengobatan Defisiensi Vitamin K

Bayi-bayi yang dicurigai mengalami HDN berdasarkan hasil

konfirmasi laboratorium, harus segera mendapat pengobatan vitamin K.

Vitamin K pada pasien yang mengalami defisiensi tidak boleh diberikan

secara IM karena akan menyebabkan hematoma yang besar. Sebaiknya

diberikan suntikan secara subkutan karena absorbsinya cepat, dan efeknya

hanya sedikit lebih lambat daripada pemberian sistemik. Pemberian

intravena dapat juga diberikan tetapi harus sangat hati-hati. Komplikasi

pemberian vitamin K antara lain reaksi anafilaktik (dengan pemberian IV),

anemia hemolitik,hiperbilirubinemia (dosis tinggi) dan hematoma pada

lokasi suntikan.1,4,5

Selain pemberian vitamin K, bayi yang mengalami HDN dengan

perdarahan yang luas juga harus mendapat plasma. Plasma yang diberikan

adalah fresh frozen plasma dengan dosis 10-15 ml/kg. Respon yang cepat

terjadi dalam waktuu 4-6 jam, ditandai dengan terhentinya perdarahan dan

membaiknya mekanisme pembekuan. Pada bayi cukup bulan, jika faktor

kompleks protrombin tidak membaik dalam waktu 24 jam maka harus

dipikirkan diagnosis lain.1,5

2.5.6 Prognosis

HDN ringan prognosisnya baik, biasanya sembuh sendiri atau

membaik setelah mendapat vitamin K1 dalam waktu lebih kurang 24 jam.

HDN dengan manifestasi perdarahan intrakranial, intratorakal, dan

intraabdominal dapat mengancam jiwa, 27% kasus HDN dengan

manifestasi perdarahan intrakranial meninggal. 1,5

Page 15: [REFERAT] Vitamin K

15

BAB III

KESIMPULAN

1. Perdarahan akibat kekurangan vitamin K adalah terjadinya perdarahan spontan

atau perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau operasi

yang disebabkan karena berkurangnya aktivitas faktor koagulasi yang

tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX dan X)

2. Klasifikasi perdarahan akibat kekurang vitamin K antara lain adalah bentuk

perdarahan dini, klasik dan lambat.

3. Dignosis perdarahan akibat kekurangan vitamin K dapat dilakukan dengan cara

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

4. Bayi-bayi yang dicurigai mengalami HDN berdasarkan hasil konfirmasi

laboratorium, harus segera mendapat pengobatan vitamin K. Selain pemberian

vitamin K, bayi yang mengalami HDN dengan perdarahan yang luas juga harus

mendapat plasma. Plasma yang diberikan adalah fresh frozen plasma dengan

dosis 10-15 ml/kg.

5. HDN ringan prognosisnya baik, biasanya sembuh sendiri atau membaik setelah

mendapat vitamin K1 dalam waktu lebih kurang 24 jam. HDN dengan

manifestasi perdarahan intrakranial, intratorakal, dan intraabdominal dapat

mengancam jiwa, 27% kasus HDN dengan manifestasi perdarahan intrakranial

meninggal.

Page 16: [REFERAT] Vitamin K

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Barbara E. Gould, Ruthanna Dyer. Pathophysiology for The Health

Professions. Thromb Haemost 2010; 81 : 254-610.

2. Sudoyo Aru, Setyohadi Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata, Setiati Siti. Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. FKUI. Jakarta, 2006.

3. A. V. Hoffbrand, J. E. Pettit, P.A.H. Moss. Kapita Selekta Hematologi Edisi 4.

EGC. Jakarta. 2005 : 250-251.

4. Behrman Richard, Kliegman Robert, Arvin Ann. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak

Jilid II. Edisi 15. EGC. Jakarta. 2000.

5. Respati H, Reniarti L, Susanah S. Hemorrhagic Disease of the Newborn.

Dalam: Permono B, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M,

Eds. Buku Ajar Hematologi-onkologi Anak. Jakarta : Badan Penerbit IDAI,

2005 : 182-96.

6. Guyton, Arthur C., John E. Hall. Guyton & Hall: Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran Edisi 11. EGC. Jakarta. 2007.