referat TERAPI RELAKSASI
-
Upload
fadiah-gazzani -
Category
Documents
-
view
33 -
download
10
description
Transcript of referat TERAPI RELAKSASI
TERAPI RELAKSASI
I. PENDAHULUAN
Di dalam sistem saraf manusia, terdapat sistem saraf otonom yang
berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan yang otomatis (involunter),
misalnya fungsi digestif, proses kardiovaskuler, dan fungsi seksual. Sistem
saraf otonom terdiri dari dua subsistem yang kerjanya berlawanan, yaitu
sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf simpatis, yang bekerja
meningkatkan rangsangan atau memacu organ-organ tubuh, memacu
meningkatnya denyut jantung dan pernapasan, serta menimbulkan
vasokonstriksi pembuluh darah tepi dan vasodilatasi pembuluh darah pusat,
serta menurunkan temperatur kulit dan daya tahan kulit dan juga menghambat
proses digestif dan seksual. Selama sistem-sistem berfungsi normal dalam
keseimbangan, bertambahnya aktivitas sistem yang satu akan menghambat
atau menekan efek sistem yang lain. Pada waktu seseorang mengalami
ketegangan dan kecemasan, yang bekerja adalah sistem saraf simpatis,
sedangkan pada saat relaks, yang bekerja adalah sistem saraf parasimpatis.
Relaksasi dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah sehari-sehari, seperti
mengatasi kemarahan, tension headache, migren, insomnia, dan disfungsi
seksual.1,2
II. DEFINISI
Relaksasi adalah serangkaian upaya untuk menegangkan dan
mengendurkan otot-otot di tubuh untuk mencapai keadaan relaks yang dalam
agar tercapai penetralisiran keadaan ansietas dan ketegangan. Terapi relaksasi
memberikan tubuh dan pikiran kesempatan untuk melakukan penyembuhan
sendiri. Tubuh dan pikiran dapat menyembuhkan dirinya sendiri apabila
diberikan kondisi yang sesuai. Terapi relaksasi akan mengembalikan harmoni
dan membantu menciptakan kondisi yang optimal dengan cara melepaskan
1
ketegangan fisik dan mental. Umumnya, relaksasi dapat digunakan sendiri
maupun bersamaan dengan terapi jenis lain, seperti terapi perilaku dan
desensitisasi sistematik. Relaksasi dapat pula digunakan bersama dengan
hipnosis, baik sebagai induksi maupun dalam terapi. Relaksasi sebagai terapi
yang berdiri sendiri dapat dipergunakan untuk mengatasi kemarahan, tension
headache, migren, insomnia, disfungsi seksual seperti misalnya ejakulasi
dini, dan depresi.2,3
III. TEKNIK TERAPI RELAKSASI
Persiapan sebelum melakukan terapi relaksasi, antara lain :
Kondisi ruangan, ruangan harus tenang, segar dan nyaman. Untuk
mengurangi cahaya dan suara dari luar, jendela dan pintu sebaiknya
ditutup. Penerangan ruangan remang-remang, hindari sinar yang
langsung mengenai individu.
Kursi, diperlukan kursi yang dapat memudahkan untuk menggerak-
gerakkan otot-otot dengan konsentrasi penuh. Bisa menggunakan kusi
malas, sofa, atau kursi yang dengan sandaran akan mempermudah
dalam melakukan relaksasi.
Pakaian, gunakan pakaian yang longgar, dan hal-hal yang
mengganggu jalannya relaksasi (kaca mata, jam tangan, gelang,
sepatu, ikat pinggang) dilepas dulu.
Relaksasi menghasilkan efek fisiologik yang berlawanan terhadap
ansietas (kecemasan), seperti melambatkan denyut jantung, meningkatkan
aliran darah darah perifer, dan kestabilan neuromuskuler. Beberapa metode
relaksasi telah dikembangkan, salah satu metode yang paling banyak
digunakan adalah relaksasi progresif, yang dikembangkan oleh Edmund
Jacobson. Pasien harus diberikan pemahaman terlebih dahulu tentang
pengertian dari relaksasi. Pasien diperkenalkan pada sensasi ketegangan dan
sesudah itu sensasi relaks. Pasien harus bisa membedakan keduanya. Terdapat
16 kelompok otot yang harus direlaksasi, yaitu :
1. Tangan dan lengan bawah yang dominan
2
2. Biseps yang dominan
3. Tangan dan lengan bawah yang non-dominan
4. Biseps yang non-dominan
5. Kening
6. Pipi atas dan hidung
7. Pipi bawah dan dagu
8. Leher dan tenggorokan
9. Dada, pundak, dan punggung atas
10. Daerah perut
11. Paha yang dominan
12. Betis yang dominan
13. Kaki yang dominan
14. Paha yang non-dominan
15. Betis yang non-dominan
16. Kaki yang non-dominan
Relaksasi pada semua kelompok otot ini harus dilakukan secara bergantian
dan dimulai dari kelompok otot nomor 1. Sebelum beralih ke kelompok otot
berikutnya, relaksasi harus tercapai secara maksimal. Latihan berikutnya
adalah dengan prosedur yang sama tetapi kelompok otot menjadi lebih
sedikit, yaitu 7 kelompok saja dengan menggabungkan beberapa kelompok
yang berdekatan, misalnya tangan, lengan bawah, dan biseps; dada, perut,
pundak, dan punggung atas; dan lain-lain. Setelah tercapai relaksasi pada
ketujuh kelompok otot, dilakukan lagi penggabungan kelompok otot sejenis
yang dominan dan non-dominan sehingga menjadi 4 kelompok saja yang
direlaksasikan.
Setelah relaksasi 4 kelompok otot, terapi relaksasi dilanjutkan dengan
metode recall saja tanpa penegangan dan pengenduran. Terapis hanya perlu
menghitung 1 hingga 10 pada setiap episode hingga tercapai relaksasi yang
makin dalam dan sempurna. Dengan tercapainya tahapan ini, seluruh proses
terapi bisa dilakukan dengan mudah apabila diperlukan, misalnya pada
pengendalian kemarahan atau saat mengalami stres karena pekerjaan.
3
Pada orang-orang yang gelisah, terdapat teknik relaksasi khusus yang
disebut sebagai relaksasi diferensial. Latihan diferensial relaksasi dapat
dilakukan dengan cara menginduksi individu untuk relaksasi yang dalam pada
otot-otot yang tidak diperlukan untuk melakukan suatu aktivitas tertentu,
kemudian mengurangi ketegangan yang berlebihan pada otot-otot yang
diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut, sehingga hanya terdapat
ketegangan yang wajar pada otot-otot yang diperlukan untuk melakukan
aktivitas tersebut.
Di dalam latihan diferensial relaksasi, yang penting bagi individu
adalah tidak hanya menyadari kelompok otot yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas tertentu tapi juga mengidentifikasi dan lebih menyadari
otot-otot yang tidak perlu untuk melakukan aktivitas tersebut.
Latihan relaksasi ini dapat dimulai apabila subyek telah mencapai
keadaan relaks. Latihan relaksasi diferensial yang teratur akan menghasilkan
penurunan tingkat ketegangan secara umum. Hal ini akan menyebabkan
berkurangnya ketegangan dan rasa nyaman sewaktu individu melakukan
aktivitas sehari-hari. Dengan demikian latihan diferensial relaksasi dapat
diterapkan pada individu tanpa dia harus berbaring untuk relaksasi.
Untuk orang-orang yang sulit memfokuskan perhatian, seperti anak-
anak kecil atau punya cacat tubuh yang tidak memungkinkan untuk
menegangkan serta mengendurkan otot-ototnya sebaiknya tidak diberikan
terapi ini.
Instruksi yang sering dipergunakan adalah sebagai berikut :
Tutup mata anda dan dengarkan apa yang akan saya katakan pada
Anda. Saya akan membuat Anda menyadari sensasi-sensasi tertentu pada
badan anda, dan kemudian menunjukkan pada anda bagaimana cara
untuk mengurangi sensasi itu.
Sekarang arahkan perhatian anda pada tangan kiri anda, terutama
lengan kiri anda. Genggamlah dan buat suatu kepalan, keraskan
genggaman sekuat anda, rasakan dan pelajarilah ketegangan pada tangan
dan lengan bawah kiri anda. Tahan 5-10 detik lepaskan kepalan.
4
Lemaskan tangan kiri anda dan biarkan istirahat di kursi atau tempat
berbaring anda. Rasakan perbedaannya antara ketegangan dan relaksasi
(sekitar 10 detik). Ulangi genggam atau kepalkan tangan kiri keras-keras,
biarkan beberapa detik, rasakan ketegangannya dan sekarang lepaskan.
Biarkan jari-jari tangan anda membuka rileks, perhatikan perbedaan
antara ketegangan otot dan relaksasi otot (10 detik).
Sekarang lakukan hal yang sama pada tangan kanan anda.
Genggamlah tangan kanan anda sekuat anda, tahan beberapa saat
(10detik), rasakan sensasi ketegangannya, lalu lemaskan tangan anda,
biarkan rileks di kursi atau tempat berbaring anda, rasakan sensasinya dan
bandingkan rasa ketegangan dengan rileks nya, nikmati kontras antara
ketegangan dengan relaksasi (10 detik). Ulangi sekali lagi, genggam kuat-
kuat tangan anda, tahan 10 detik, rasakan ketegangannya, dan sekarang
lepaskanlah dan rileks, biarkan jari-jari anda lurus diatas tempat anda
berbaring atau duduk. Nikmati sensasi kontras antara ketegangan dan
relaksasi (10 detik). Cobalah untuk melemaskan lebih lanjut. Walaupun
tampaknya anda melemaskan sebanyak mungkin, tampaknya selalu akan
ada relaksasi lebih banyak. Perhaitkan sekali lagi perbedaan antara
ketegangan dengan relaksasi. Perhatikan rasa santai yang mulai
berkembang di lengan kiri, tangan kiri dan tangan kanan. Kedua lengan,
tangan kiri dan kanan sekarang lebih rileks.2,4,5
IV. KEGUNAAN TERAPI RELAKSASI
Dalam keadaan relaks, tubuh akan berhenti melepaskan bahan-bahan
kimia yang membuat detak jantung meningkat dan tubuh menjadi tegang.
Selain itu, saat relaks pernapasan juga akan lebih lambat, produksi keringat
berkurang, dan otot-otot akan berelaksasi. Beberapa manfaat dari terapi
relaksasi, antara lain :
membuat individu lebih mampu menghindari reaksi berlebihan karena
adanya stres
5
masalah-masalah yang berkaitan dengan stres, seperti gangguan
seksual, sakit kepala, dan gangguan tidur dapat dikurangi atau diobati
dengan relaksasi
mengurangi tingkat kecemasan
mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres
dan mampu mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang
menimbulkan kecemasan, seperti pertemuan penting, wawancara,
hubungan seksual, dan sebagainya
perilaku jenis tertentu akan lebih sering selama stres, misalnya
naiknya jumlah merokok, konsumsi alkohol, pemakaian obat-obatan,
juga makan berlebihan dapat dikurangi dengan latihan relaksasi
latihan relaksasi mampu meningkatkan kinerja, peran sosial, dan
keterampilan fisik
kelelahan fisik maupun mental dapat diatasi dengan latihan relaksasi
peningkatan kesadaran diri tentang keadaan fisiologis seseorang,
sehingga relaksasi mampu menimbulkan rangsangan fisiologis
mampu berperan sebagai terapi pelengkap, seperti penyembuhan
operasi dan penyakit tertentu karena relaksasi mampu menurunkan
keluhan fisik seseorang, misalnya pada pertolongan persalinan,
relaksasi memudahkan pergerakan bayi menuju ke cervix
harga diri dan keyakinan diri individu meningkat dengan relaksasi,
juga mampu meningkatkan konsep diri dalam bidang akademis pada
pasien depresi
meningkatkan hubungan interpersonal4,6
V. KONTRAINDIKASI DAN EFEK SAMPING
Terapi relaksasi tidak baik digunakan pada penderita asma bronkial
karena dapat menyebabkan penurunan aktivitas saraf simpatis yang dapat
menimbulkan resistensi jalan napas. Tidak dianjurkan pula pada pasien-
pasien dengan psikosis akut, depresi agitatif, atau orang-orang yang mudah
terkena disosiasi.
6
Sebagai efek samping, kadang-kadang terapi ini menimbulkan
peningkatan ansietas pada beberapa kali permulaan. Keadaan ini disebut
ansietas yang diinduksi oleh relaksasi. Keadaan ini biasanya ditemukan pada
gangguan panik, paranoid, atau orang-orang yang memiliki ide-ide seksual
tertentu.2
Daftar Pustaka
7
1. Sari EP. Psikoterapi : Terapi Relaksasi. p. 1-7.
2. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2010. p. 384-8.
3. Kleida L. A Guide to Relaxation Therapy. 2005. p. 1-15.
4. Latihan Relaksasi. Surakarta: Jasa Psikologi dan Psikometri “Jelita”. p. 1-16.
5. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry :
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10th ed. Lippincott Williams and
Wilkins; 2007. p. 954.
6. Kent, Medway. Applied relaxation Therapy. NHS and Social Care
Partnership Trust. p. 1-2.
8