referat TERAPI RELAKSASI

13
TERAPI RELAKSASI I. PENDAHULUAN Di dalam sistem saraf manusia, terdapat sistem saraf otonom yang berfungsi mengendalikan gerakan- gerakan yang otomatis (involunter), misalnya fungsi digestif, proses kardiovaskuler, dan fungsi seksual. Sistem saraf otonom terdiri dari dua subsistem yang kerjanya berlawanan, yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf simpatis, yang bekerja meningkatkan rangsangan atau memacu organ-organ tubuh, memacu meningkatnya denyut jantung dan pernapasan, serta menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah tepi dan vasodilatasi pembuluh darah pusat, serta menurunkan temperatur kulit dan daya tahan kulit dan juga menghambat proses digestif dan seksual. Selama sistem-sistem berfungsi normal dalam keseimbangan, bertambahnya aktivitas sistem yang satu akan menghambat atau menekan efek sistem yang lain. Pada waktu seseorang mengalami ketegangan dan kecemasan, yang bekerja adalah sistem saraf simpatis, sedangkan pada saat relaks, yang bekerja adalah sistem saraf parasimpatis. Relaksasi dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah sehari-sehari, 1

description

m,n.m.m.,m

Transcript of referat TERAPI RELAKSASI

TERAPI RELAKSASI

I. PENDAHULUAN

Di dalam sistem saraf manusia, terdapat sistem saraf otonom yang

berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan yang otomatis (involunter),

misalnya fungsi digestif, proses kardiovaskuler, dan fungsi seksual. Sistem

saraf otonom terdiri dari dua subsistem yang kerjanya berlawanan, yaitu

sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf simpatis, yang bekerja

meningkatkan rangsangan atau memacu organ-organ tubuh, memacu

meningkatnya denyut jantung dan pernapasan, serta menimbulkan

vasokonstriksi pembuluh darah tepi dan vasodilatasi pembuluh darah pusat,

serta menurunkan temperatur kulit dan daya tahan kulit dan juga menghambat

proses digestif dan seksual. Selama sistem-sistem berfungsi normal dalam

keseimbangan, bertambahnya aktivitas sistem yang satu akan menghambat

atau menekan efek sistem yang lain. Pada waktu seseorang mengalami

ketegangan dan kecemasan, yang bekerja adalah sistem saraf simpatis,

sedangkan pada saat relaks, yang bekerja adalah sistem saraf parasimpatis.

Relaksasi dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah sehari-sehari, seperti

mengatasi kemarahan, tension headache, migren, insomnia, dan disfungsi

seksual.1,2

II. DEFINISI

Relaksasi adalah serangkaian upaya untuk menegangkan dan

mengendurkan otot-otot di tubuh untuk mencapai keadaan relaks yang dalam

agar tercapai penetralisiran keadaan ansietas dan ketegangan. Terapi relaksasi

memberikan tubuh dan pikiran kesempatan untuk melakukan penyembuhan

sendiri. Tubuh dan pikiran dapat menyembuhkan dirinya sendiri apabila

diberikan kondisi yang sesuai. Terapi relaksasi akan mengembalikan harmoni

dan membantu menciptakan kondisi yang optimal dengan cara melepaskan

1

ketegangan fisik dan mental. Umumnya, relaksasi dapat digunakan sendiri

maupun bersamaan dengan terapi jenis lain, seperti terapi perilaku dan

desensitisasi sistematik. Relaksasi dapat pula digunakan bersama dengan

hipnosis, baik sebagai induksi maupun dalam terapi. Relaksasi sebagai terapi

yang berdiri sendiri dapat dipergunakan untuk mengatasi kemarahan, tension

headache, migren, insomnia, disfungsi seksual seperti misalnya ejakulasi

dini, dan depresi.2,3

III. TEKNIK TERAPI RELAKSASI

Persiapan sebelum melakukan terapi relaksasi, antara lain :

Kondisi ruangan, ruangan harus tenang, segar dan nyaman. Untuk

mengurangi cahaya dan suara dari luar, jendela dan pintu sebaiknya

ditutup. Penerangan ruangan remang-remang, hindari sinar yang

langsung mengenai individu.

Kursi, diperlukan kursi yang dapat memudahkan untuk menggerak-

gerakkan otot-otot dengan konsentrasi penuh. Bisa menggunakan kusi

malas, sofa, atau kursi yang dengan sandaran akan mempermudah

dalam melakukan relaksasi.

Pakaian, gunakan pakaian yang longgar, dan hal-hal yang

mengganggu jalannya relaksasi (kaca mata, jam tangan, gelang,

sepatu, ikat pinggang) dilepas dulu.

Relaksasi menghasilkan efek fisiologik yang berlawanan terhadap

ansietas (kecemasan), seperti melambatkan denyut jantung, meningkatkan

aliran darah darah perifer, dan kestabilan neuromuskuler. Beberapa metode

relaksasi telah dikembangkan, salah satu metode yang paling banyak

digunakan adalah relaksasi progresif, yang dikembangkan oleh Edmund

Jacobson. Pasien harus diberikan pemahaman terlebih dahulu tentang

pengertian dari relaksasi. Pasien diperkenalkan pada sensasi ketegangan dan

sesudah itu sensasi relaks. Pasien harus bisa membedakan keduanya. Terdapat

16 kelompok otot yang harus direlaksasi, yaitu :

1. Tangan dan lengan bawah yang dominan

2

2. Biseps yang dominan

3. Tangan dan lengan bawah yang non-dominan

4. Biseps yang non-dominan

5. Kening

6. Pipi atas dan hidung

7. Pipi bawah dan dagu

8. Leher dan tenggorokan

9. Dada, pundak, dan punggung atas

10. Daerah perut

11. Paha yang dominan

12. Betis yang dominan

13. Kaki yang dominan

14. Paha yang non-dominan

15. Betis yang non-dominan

16. Kaki yang non-dominan

Relaksasi pada semua kelompok otot ini harus dilakukan secara bergantian

dan dimulai dari kelompok otot nomor 1. Sebelum beralih ke kelompok otot

berikutnya, relaksasi harus tercapai secara maksimal. Latihan berikutnya

adalah dengan prosedur yang sama tetapi kelompok otot menjadi lebih

sedikit, yaitu 7 kelompok saja dengan menggabungkan beberapa kelompok

yang berdekatan, misalnya tangan, lengan bawah, dan biseps; dada, perut,

pundak, dan punggung atas; dan lain-lain. Setelah tercapai relaksasi pada

ketujuh kelompok otot, dilakukan lagi penggabungan kelompok otot sejenis

yang dominan dan non-dominan sehingga menjadi 4 kelompok saja yang

direlaksasikan.

Setelah relaksasi 4 kelompok otot, terapi relaksasi dilanjutkan dengan

metode recall saja tanpa penegangan dan pengenduran. Terapis hanya perlu

menghitung 1 hingga 10 pada setiap episode hingga tercapai relaksasi yang

makin dalam dan sempurna. Dengan tercapainya tahapan ini, seluruh proses

terapi bisa dilakukan dengan mudah apabila diperlukan, misalnya pada

pengendalian kemarahan atau saat mengalami stres karena pekerjaan.

3

Pada orang-orang yang gelisah, terdapat teknik relaksasi khusus yang

disebut sebagai relaksasi diferensial. Latihan diferensial relaksasi dapat

dilakukan dengan cara menginduksi individu untuk relaksasi yang dalam pada

otot-otot yang tidak diperlukan untuk melakukan suatu aktivitas tertentu,

kemudian mengurangi ketegangan yang berlebihan pada otot-otot yang

diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut, sehingga hanya terdapat

ketegangan yang wajar pada otot-otot yang diperlukan untuk melakukan

aktivitas tersebut.

Di dalam latihan diferensial relaksasi, yang penting bagi individu

adalah tidak hanya menyadari kelompok otot yang diperlukan untuk

melakukan aktivitas tertentu tapi juga mengidentifikasi dan lebih menyadari

otot-otot yang tidak perlu untuk melakukan aktivitas tersebut.

Latihan relaksasi ini dapat dimulai apabila subyek telah mencapai

keadaan relaks. Latihan relaksasi diferensial yang teratur akan menghasilkan

penurunan tingkat ketegangan secara umum. Hal ini akan menyebabkan

berkurangnya ketegangan dan rasa nyaman sewaktu individu melakukan

aktivitas sehari-hari. Dengan demikian latihan diferensial relaksasi dapat

diterapkan pada individu tanpa dia harus berbaring untuk relaksasi.

Untuk orang-orang yang sulit memfokuskan perhatian, seperti anak-

anak kecil atau punya cacat tubuh yang tidak memungkinkan untuk

menegangkan serta mengendurkan otot-ototnya sebaiknya tidak diberikan

terapi ini.

Instruksi yang sering dipergunakan adalah sebagai berikut :

Tutup mata anda dan dengarkan apa yang akan saya katakan pada

Anda. Saya akan membuat Anda menyadari sensasi-sensasi tertentu pada

badan anda, dan kemudian menunjukkan pada anda bagaimana cara

untuk mengurangi sensasi itu.

Sekarang arahkan perhatian anda pada tangan kiri anda, terutama

lengan kiri anda. Genggamlah dan buat suatu kepalan, keraskan

genggaman sekuat anda, rasakan dan pelajarilah ketegangan pada tangan

dan lengan bawah kiri anda. Tahan 5-10 detik lepaskan kepalan.

4

Lemaskan tangan kiri anda dan biarkan istirahat di kursi atau tempat

berbaring anda. Rasakan perbedaannya antara ketegangan dan relaksasi

(sekitar 10 detik). Ulangi genggam atau kepalkan tangan kiri keras-keras,

biarkan beberapa detik, rasakan ketegangannya dan sekarang lepaskan.

Biarkan jari-jari tangan anda membuka rileks, perhatikan perbedaan

antara ketegangan otot dan relaksasi otot (10 detik).

Sekarang lakukan hal yang sama pada tangan kanan anda.

Genggamlah tangan kanan anda sekuat anda, tahan beberapa saat

(10detik), rasakan sensasi ketegangannya, lalu lemaskan tangan anda,

biarkan rileks di kursi atau tempat berbaring anda, rasakan sensasinya dan

bandingkan rasa ketegangan dengan rileks nya, nikmati kontras antara

ketegangan dengan relaksasi (10 detik). Ulangi sekali lagi, genggam kuat-

kuat tangan anda, tahan 10 detik, rasakan ketegangannya, dan sekarang

lepaskanlah dan rileks, biarkan jari-jari anda lurus diatas tempat anda

berbaring atau duduk. Nikmati sensasi kontras antara ketegangan dan

relaksasi (10 detik). Cobalah untuk melemaskan lebih lanjut. Walaupun

tampaknya anda melemaskan sebanyak mungkin, tampaknya selalu akan

ada relaksasi lebih banyak. Perhaitkan sekali lagi perbedaan antara

ketegangan dengan relaksasi. Perhatikan rasa santai yang mulai

berkembang di lengan kiri, tangan kiri dan tangan kanan. Kedua lengan,

tangan kiri dan kanan sekarang lebih rileks.2,4,5

IV. KEGUNAAN TERAPI RELAKSASI

Dalam keadaan relaks, tubuh akan berhenti melepaskan bahan-bahan

kimia yang membuat detak jantung meningkat dan tubuh menjadi tegang.

Selain itu, saat relaks pernapasan juga akan lebih lambat, produksi keringat

berkurang, dan otot-otot akan berelaksasi. Beberapa manfaat dari terapi

relaksasi, antara lain :

membuat individu lebih mampu menghindari reaksi berlebihan karena

adanya stres

5

masalah-masalah yang berkaitan dengan stres, seperti gangguan

seksual, sakit kepala, dan gangguan tidur dapat dikurangi atau diobati

dengan relaksasi

mengurangi tingkat kecemasan

mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres

dan mampu mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang

menimbulkan kecemasan, seperti pertemuan penting, wawancara,

hubungan seksual, dan sebagainya

perilaku jenis tertentu akan lebih sering selama stres, misalnya

naiknya jumlah merokok, konsumsi alkohol, pemakaian obat-obatan,

juga makan berlebihan dapat dikurangi dengan latihan relaksasi

latihan relaksasi mampu meningkatkan kinerja, peran sosial, dan

keterampilan fisik

kelelahan fisik maupun mental dapat diatasi dengan latihan relaksasi

peningkatan kesadaran diri tentang keadaan fisiologis seseorang,

sehingga relaksasi mampu menimbulkan rangsangan fisiologis

mampu berperan sebagai terapi pelengkap, seperti penyembuhan

operasi dan penyakit tertentu karena relaksasi mampu menurunkan

keluhan fisik seseorang, misalnya pada pertolongan persalinan,

relaksasi memudahkan pergerakan bayi menuju ke cervix

harga diri dan keyakinan diri individu meningkat dengan relaksasi,

juga mampu meningkatkan konsep diri dalam bidang akademis pada

pasien depresi

meningkatkan hubungan interpersonal4,6

V. KONTRAINDIKASI DAN EFEK SAMPING

Terapi relaksasi tidak baik digunakan pada penderita asma bronkial

karena dapat menyebabkan penurunan aktivitas saraf simpatis yang dapat

menimbulkan resistensi jalan napas. Tidak dianjurkan pula pada pasien-

pasien dengan psikosis akut, depresi agitatif, atau orang-orang yang mudah

terkena disosiasi.

6

Sebagai efek samping, kadang-kadang terapi ini menimbulkan

peningkatan ansietas pada beberapa kali permulaan. Keadaan ini disebut

ansietas yang diinduksi oleh relaksasi. Keadaan ini biasanya ditemukan pada

gangguan panik, paranoid, atau orang-orang yang memiliki ide-ide seksual

tertentu.2

Daftar Pustaka

7

1. Sari EP. Psikoterapi : Terapi Relaksasi. p. 1-7.

2. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 2010. p. 384-8.

3. Kleida L. A Guide to Relaxation Therapy. 2005. p. 1-15.

4. Latihan Relaksasi. Surakarta: Jasa Psikologi dan Psikometri “Jelita”. p. 1-16.

5. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry :

Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10th ed. Lippincott Williams and

Wilkins; 2007. p. 954.

6. Kent, Medway. Applied relaxation Therapy. NHS and Social Care

Partnership Trust. p. 1-2.

8

LAMPIRAN

9