SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf ·...

164
SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI PANTI WERDHA MAGETAN Oleh : FITROTIN T WIRA DERMA NIM : 201402019 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Transcript of SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf ·...

Page 1: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

SKRIPSI

EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF

DAN SENAM LANSIA TERHADAP KUALITAS TIDUR

LANSIA DI PANTI WERDHA MAGETAN

Oleh :

FITROTIN T WIRA DERMA

NIM : 201402019

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 2: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

ii

SKRIPSI

EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF

DAN SENAM LANSIA TERHADAP KUALITAS TIDUR

LANSIA DI PANTI WERDHA MAGETAN

Diajukan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi S1 Keperawatan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Oleh :

FITROTIN T WIRA DERMA

NIM : 201402019

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 3: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

iii

Page 4: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

iv

Page 5: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

v

Page 6: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Fitrotin T Wira Derma

Tempat/tgl lahir : Wamena, 24 Februari 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sentul Rt 6 Rw 2 Banjarejo, Madiun

Email : [email protected]

No. Hp : 083845838150

Latar Belakang Pendidikan

1. TK Al-Hidayah Plus Tahun 2002

2. SDN Banjarejo Tahun 2003-2008

3. SMP Negeri 4 Madiun Tahun 2009-2011

4. SMA Negeri 5 Madiun Tahun 2012-2014

5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2014- sekarang

Page 7: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

vii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya

hingga terselesaikan skripsi ini, kupersembahkan untuk :

❖ Allah SWT yang telah memberi anugerah di hidupku dan senantiasa

mencurahkan nikmat serta hidayah-Nya

❖ Rasulullah SAW semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Beliau

Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat

❖ Bapak (Aiptu Narianto) Ibu (Lilis Setyowati) tercinta yang telah memberikan

semuanya, doa, kasih sayang, cinta, pengorbanan, dukungan, dan kebahagiaan

yang begitu indah dalam hidupku. Semoga Allah selalu melimpahkan berjuta

kenikmatan yang tiada henti kepada Ibu dan Bapak

❖ Adikku tercinta Mahmudah Wirma Fajriyanti, Fadilah Mara Nurhayati, dan

Sofianira Catur Wirma Arofah yang selalu ada mencurahkan motivasi

semangat, serta mendukungku untuk menyelesaikan skripsi ini dengan tepat

waktu

❖ Sahabat tercintaku Rochis Palupi, Monica Dea, Erwin Wiji, Fadhilah Ratna,

Mifthachul Choiriyah, Yuda Agustiningrum, Lutvyana Vin, Inten Bestari yang

selalu memberikan dukungan setiap saat

❖ Teman-teman seperjuanganku Desy Nurhayati, Dhiyah Ayu, Iin Ebtanasari,

Titis Arumdika, Adelia Ekasari, Reny Windarti, Shielda Novita, Anita, Vrisca,

Findy, teman-teman 8A Keperawatan, serta semua teman dekat yang tidak

bisa saya sebutkan satu persatu

❖ Almamater STIKES BHM tercinta

Page 8: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

viii

Program Studi Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2018

ABSTRAK

Fitrotin T Wira Derma

NIM 201402019

EFEKTIFITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM

LANSIA TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI PANTI WERDHA

MAGETAN

146 halaman + 16 tabel + 2 gambar + 25 lampiran

Seiring dengan penurunan fungsi tubuh, jumlah kebutuhan tidur lansia

mengalami penurunan. Jika kebutuhan tidur tidak terpenuhi akan menimbulkan

kerusakan pada fungsi otot dan otak. Peningkatan kebutuhan tidur dapat dilakukan

dengan cara menstimulus dan memotivasi tidur. Tujuan dari penelitian ini adalah

menganalisis efektifitas terapi relaksasi oto progresif dan senam lansia terhadap

kualitas tidur lansia di Panti Werdha Magetan.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode eksperimental

dengan two group pre-post test design. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 87

lansia, besar sampel yang digunakan sejumlah 36 responden. Tehnik sampling

yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Metode pengumpulan data

menggunakan lembar PSQI. Uji statistic yang digunakan adalah Wilcoxon Sign

Rank Test dan Mann Whitney dengan α 0,05.

Hasil analisa Wilcoxon Sign Rank Test diperoleh nilai p value = 0,000 <

0,05 pada relaksasi otot progresif dan senam lansia artinya ada pengaruh relaksasi

otot progresif dan senam lansia terhadap kualitas tidur lansia di Panti Werdha

Magetan sedangkan hasil analisa Mann Whitney diperoleh nilai p value = 0,000 <

0,05 artinya ada perbedaan relaksasi otot progresif dan senam lansia terhadap

kualitas tidur lansia di Panti Werdha Magetan. Hasil penelitian ini diketahui

bahwa terapi relaksasi otot progresif lebih efektif meningkatkan kualitas tidur

lansia.

Relaksasi otot progresif dapat meningkatkan kualitas tidur lansia karena

relaksasi otot progresif dapat menimbulkan respon tenang, nyaman dan rileks.

Sehingga dapat dipertimbangkan sebagai terapi pada lansia yang mengalami

gangguan tidur.

Kata kunci: Relaksasi otot progresif, senam lansia, kualitas tidur dan lansia

Page 9: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

ix

Nursing Program STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun 2018

ABSTRACT

Fitrotin T Wira Derma

NIM 201402019

THE EFFECTIVENESS OF THERAPY OF PROGRESSIVE MUSCLE

RELAXATION AND ELDERLY GYMNASTICS ON QUALITY OF ELDERLY

SLEEP IN THE PANTI WERDHA MAGETAN

146 pages + 16 tables + 2 pictures + 25 appendix

Along with the decline in body function, the number of elderly sleep needs

decreased. If the need for sleep is not fulfilled will cause damage to muscle and

brain function. Increased sleep needs can be done by stimulating and motivating

sleep. The pupose of this research is to analyze the effectiveness of therapy of

progressive muscle relaxation and elderly gymnastics on sleep quality of elderly

in the Pani Werdha Magetan.

The type of this research is quantitative with experimental method with

two group pre-post test design. The population in this research is 87 elderly, size

sample used is 36 respondents. The sampling technique used is simple random

sampling. Method of data collection using the PSQI sheet. The statistic test used

was Wilcoxon Sign Rank Test and Mann Whitney with α 0,05.

Wilcoxon Sign Rank Test analysis results obtained p value = 0,000 < 0,05

on progressive muscle relaxation and elderly gymnastics there is effect of

progressive muscle relaxation and elderly gymnastics on quality of elderly sleep

in the Panti Werdha Magetan while Mann Whitney analysis results obtained p

value = 0,000 < 0,05 there is a difference of progressive muscle relaxation and

elderly gymnastics on quality of elderly sleep in the Panti Werdha Magetan. The

results of this research that therapy of progressive muscle relaxation more

effectively increase quality of elderly sleep.

Progressive muscle relaxation can increased sleep quality of elderly

because progressive muscle relaxation can causes calm, comfortable and relaxed

response. So that it can be considered as a therapy for the elderly who experience

sleep disorders.

Keywords : Progressive Muscle Relaxation, elderly gymnastics, sleep quality,

eldery

Page 10: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

x

DAFTAR ISI

Sampul Depan ..................................................................................................... i

Sampul Dalam ..................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii

Lembar Pengesahan ............................................................................................ iv

Lembar Pernyataan.............................................................................................. v

Halaman Riwayat Hidup ..................................................................................... vi

Lembar Persembahan .......................................................................................... vii

Abstrak ................................................................................................................ viii

Abstract ............................................................................................................... ix

Daftar Isi ............................................................................................................. x

Daftar Tabel ........................................................................................................ xii

Daftar Gambar ..................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran .................................................................................................. xiv

Daftar Singkatan.................................................................................................. xv

Kata Pengantar .................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Terapi Relaksasi Otot Progresif

2.1.1 Definisi Relaksasi Otot Progresif .................................... 7

2.1.2 Manfaat Relaksasi Otot Progresif ................................... 7

2.1.3 Fisiologi Kontraksi dan Relaksasi Otot Progresif ........... 8

2.1.4 Prosedur Relaksasi Otot Progresif ................................... 11

2.2 Konsep Senam Lansia

2.2.1 Defini Senam Lansia........................................................ 17

2.2.2 Manfaat Senam Lansia .................................................... 19

2.2.3 Prosedur Senam Lansia.................................................... 20

2.3 Konsep Kualitas Tidur

2.3.1 Definisi Kualitas Tidur .................................................... 28

2.3.2 Fisiologi Tidur ................................................................. 28

2.3.3 Pengaturan Tidur ............................................................. 29

2.3.4 Tahapan Tidur .................................................................. 30

2.3.5 Fungsi Tidur .................................................................... 32

2.3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur ........................ 32

2.3.7 Gangguan Tidur ............................................................... 34

2.3.8 Alat Ukur Kualitas Tidur ................................................. 35

2.4 Konsep Lansia

2.4.1 Definisi Lansia ................................................................. 36

2.4.2 Batasan Umur Lansia ....................................................... 36

2.4.3 Proses Penuaan ................................................................ 37

Page 11: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

xi

2.4.4 Teori-Teori Proses Menua ............................................... 38

2.4.5 Perubahan yang Terjadi Pada Lansia ............................... 41

2.4.6 Tipe Lansia ...................................................................... 45

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 47

3.2 Hipotesa Penelitian ...................................................................... 48

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 49

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi ........................................................................... 50

4.2.2 Sampel ............................................................................. 50

4.3 Teknik Sampling ......................................................................... 52

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 52

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.5.1 Variabel Penelitian........................................................... 54

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ......................................... 55

4.6 Instrumen Penelitian .................................................................... 56

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 59

4.7.1 Lokasi Penelitian ............................................................. 59

4.7.2 Waktu Penelitian .............................................................. 59

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 60

4.9 Pengolahan Data .......................................................................... 61

4.10 Tehnik Analisa Data .................................................................... 63

4.10.1 Analisa Univariat ............................................................. 63

4.10.2 Analisis Bivariat .............................................................. 63

4.11 Etika Penelitian ............................................................................ 64

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian ................................................... 66

5.2 Karakteristik Responden ............................................................... 66

5.2.1 Data Umum ........................................................................ 67

5.2.2 Data Khusus ....................................................................... 69

5.3 Pembahasan ................................................................................... 74

5.3.1 Perubahan Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah

Dilakukan Terapi Relaksasi Otot Progresif ....................... 74

5.3.2 Perubahan Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah

Dilakukan Senam Lansia ................................................... 76

5.3.3 Perbedaan Beda Rerata Skor Post-Test Relaksasi Otot

Progresif dan Senam Lansia ............................................. 79

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .................................................................................... 82

6.2 Saran .............................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 84

LAMPIRAN ....................................................................................................... 87

Page 12: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Prosedur Kerja Relaksasi Otot Progresif ............................... 12

Tabel 2.2 Prosedur Kerja Gerakan Pemanasan Pada Senam Lansia .... 21

Tabel 2.3 Prosedur Kerja Gerakan Kondisioning Pada Senam

Lansia .................................................................................... 24

Tabel 2.4 Prosedur Kerja Gerakan Penenangan Pada Senam Lansia .... 26

Tabel 4.1 Desain Penelitian Eksperimental ........................................... 49

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel .............................................. 55

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia pada

kelompok relaksasi otot progresif di PSTW Magetan .......... 67

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia pada

kelompok senam lansia di PSTW Magetan .......................... 67

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

responden pada kelompok relaksasi otot progresif dan

senam lansia di PSTW Magetan ........................................... 68

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

responden pada kelompok relaksasi otot progresif dan

senam lansia di PSTW Magetan ........................................... 68

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

pada kelompok relaksasi otot progresif dan senam lansia

di PSTW Magetan ................................................................. 69

Tabel 5.6 Distribusi perubahan kualitas tidur pada kelompok

perlakuan terapi relaksasi otot progresif pada lansia di

PSTW Magetan ..................................................................... 69

Tabel 5.7 Distribusi perubahan kualitas tidur pada kelompok

perlakuan senam lansia pada lansia di PSTW Magetan ....... 70

Tabel 5.8 Efektivitas terapi relaksasi otot progresif dan senam

lansia terhadap kualitas tidur lansia di PSTW Magetan ....... 71

Tabel 5.9 Hasil Uji Statistik Pengaruh terapi relaksasi otot

progresif dan senam lansia terhadap kualitas tidur lansia

di PSTW Magetan ................................................................. 72

Tabel 5.10 Perbedaan Sesudah Diberikan Terapi Relaksasi Otot

Progresif dan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur

lansia ..................................................................................... 73

Page 13: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .............................................. 47

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian .................................................. 53

Page 14: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Pencarian Data Awal ...................................... 87

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 88

Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................. 89

Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden .................................... 90

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ...................................... 91

Lampiran 6 Lembar SOP Senam Lansia ........................................................... 92

Lampiran 7 Lembar Cheklist Penatalaksanaan Senam Lansia ......................... 97

Lampiran 8 Prosedur Pelaksanaan dengan SOP Relaksasi Otot Progresif ....... 99

Lampiran 9 Lembar Cheklist Penatalaksanaan Relaksasi Otot Progresif ......... 104

Lampiran 10 Pengkajian Kualitas Tidur ............................................................. 108

Lampiran 11 Tabulasi Data Demografi .............................................................. 114

Lampiran 12 Demografi ...................................................................................... 115

Lampiran 13 Data Pre dan Post Test Relaksasi Otot Progresif .......................... 117

Lampiran 14 Hasil Uji Pre Post Test Relaksasi Otot Progresif .......................... 125

Lampiran 15 Data Pre dan Post Test Senam Lansia ........................................... 126

Lampiran 16 Hasil Uji Pre Post Test Senam Lansia ........................................... 134

Lampiran 17 Uji Normalitas .............................................................................. 135

Lampiran 18 Uji Homogenitas ........................................................................... 137

Lampiran 19 Uji Wilcoxon Relaksasi Otot Progresif ......................................... 139

Lampiran 20 Uji Wilcoxon Senam Lansia ......................................................... 140

Lampiran 21 Selisih Pre Post Relaksasi Otot Progresif dan Senam Lansia ...... 141

Lampiran 22 Uji Mann-Whitney ........................................................................ 142

Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian ................................................................. 143

Lampiran 24 Jadwal Penyusunan Skripsi .......................................................... 144

Lampiran 25 Lembar Konsultasi Bimbingan ...................................................... 145

Page 15: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

xv

DAFTAR SINGKATAN

NREM : Nonrapid Eye Movement

RAS : Reticular Activating System

REM : Rapid Eye Movement

WHO : World Health Organization

Page 16: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

xvi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Efektivitas Terapi Relaksasi Otot Progresif dan Senam Lansia Terhadap Kualitas

Tidur Lansia di Panti Werdha Magetan”. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas

dari bimbingan, saran dan dukungan moral kepada saya, untuk itu saya sampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Drs. Setyo Budi, MM sebagai Kepala Panti Werdha Magetan

2. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) sebagai Ketua Stikes Bhakti Husada

Mulia Madiun.

3. Mega Arianti P, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai Ketua Prodi S-1 Keperawatan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4. Asrina Pitayanti, S.Kep., Ns., M.Kes sebagai pembimbing I skripsi yang

dengan kesabaran dan ketelitian dalam membimbing, sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

5. Anastasia Eko, S.Kep., Ns., M.Kes sebagai pembimbing II skripsi yang

telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan dalam penyusunan skripsi.

6. Kedua orang tua dan anggota keluarga yang selalu memotivasi tanpa henti

untuk terus berjuang dan bersemangat.

7. Teman-teman yang selalu bersama dalam suka maupun duka dalam

penyelesaian skripsi ini

Page 17: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

xvii

8. Teman-teman kelas 8A Keperawatan yang selalu memberi dorongan dan

bantuan dalam penyusunan tugas skripsi ini.

Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

usulan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik

yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan karya

tulis ini.

Madiun, 03 Agustus 2018

Penulis,

Fitrotin T Wira Derma

NIM. 201402019

Page 18: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang terjadi secara

alami dan memiliki fungsi fisiologis dan psikologis untuk proses perbaikan tubuh.

Saat sedang tidur, akan merasa rileks secara mental, bebas dari kecemasan, dan

tenang secara fisik. Ketika orang sedang tidur, mereka berada pada keadaan

aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali, bergairah kembali,

dan siap untuk menyelesaikan aktivitas. Kualitas tidur merupakan suatu keadaan

tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat

terbangun. Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi

tidur, latensi tidur, serta aspek subjektif dari tidur. (Khasanah, 2012)

Seorang lanjut usia membutuhkan waktu lebih lama untuk memulai tidur

dan memiliki waktu lebih sedikit untuk tidur nyenyak. Seiring dengan penurunan

fungsi tubuh, jumlah kebutuhan tidur lansia mengalami penurunan. Semakin tua

usia seseorang maka semakin sedikit jumlah jam tidur yang dibutuhkan (Heny,

Sutresna, Wira, 2013). Jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang baik maka

akan menimbulkan kerusakan pada fungsi otot dan otak karena tidak adekuatnya

kebutuhan tidur. Maka penanganan gangguan tidur sesungguhnya merupakan

upaya peningkatan kualitas tidur lansia. (Samsudrajat, 2012).

WHO pada tahun 2012 memperkirakan bahwa jumlah penduduk lansia di

seluruh dunia pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar orang dan akan terus

meningkat. Jumlah lansia di provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 sebanyak 11.5

Page 19: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

2

juta jiwa. Kabupaten/kota yang mempunyai penduduk lansia dengan proporsi

paling tinggi adalah wilayah yang relatif masih berkarakter pedesaan seperti

Kabupaten Magetan (17,58 persen), kemudian Kabupaten Pacitan (17,50 persen),

dan Kabupaten Ponorogo (16,58 persen).

Gangguan tidur menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun atau lebih

yang tinggal di rumah dan 66% orang yang tinggal di fasilitas perawatan jangka

panjang (American Sleep Foundation, 2006). Hal ini dikuatkan dengan pendapat

Linton dan Helen (2010) yang menyebutkan bahwa insidensi lanjut usia yang

mengalami gangguan tidur lebih dari 50% terjadi pada lanjut usia yang berusia 65

tahun. Pada penelitian Nugroho (2012) ditemukan 7% lansia umur 60 tahun

mengeluh mengenai masalah tidur yaitu hanya dapat tidur tidak lebih dari 5 jam

sehari. 22% lansia umur 70 tahun mengeluh terbangun lebih awal, dan 30% lansia

banyak yang terbangun di malam hari.

Peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur dapat dilakukan dengan

mengajarkan cara-cara yang dapat menstimulus dan memotivasi tidur. Salah satu

cara yang bisa dilakukan adalah relaksasi. Relaksasi merupakan suatu bentuk

teknik yang melibatkan pergerakan anggota badan dan bisa dilakukan dimana

saja. Relaksasi otot progresif merupakan salah satu teknik untuk mengurangi

ketegangan otot dengan proses yang simpel dan sistematis dalam menegangkan

sekelompok otot kemudian merilekskannya kembali. Relaksasi ini diperkenalkan

oleh Edmund Jacobson pada tahun 1938 (Conrad & Roth, 2007). Selain untuk

memfasilitasi tidur, relaksasi otot progresif juga bermanfaat untuk ansietas,

mengurangi kelelahan, kram otot serta nyeri leher dan punggung.

Page 20: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

3

Selain terapi relaksasi otot progresif, ternyata aktifitas senam juga bisa

untuk meningkatkan kualitas tidur. Senam lansia merupakan olahraga ringan yang

mudah dilakukan dan tidak memberatkan, yang dapat diterapkan pada lansia.

Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap

segar, karena senam lansia ini mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong

jantung bekerja secara optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang

berkeliaran didalam tubuh (Widianti & Proverawati, 2010). Senam lansia

merangsang penurunan aktifitas saraf simpatis dan peningkatan aktifitas saraf para

simpatis yang berpengaruh pada penurunan hormon adrenalin, norepinefrin dan

katekolamin serta vasodilatasi pada pembuluh darah yang mengakibatkan

transport oksigen ke seluruh tubuh terutama otak lancar sehingga dapat

menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi normal. Pada kondisi ini akan

meningkatkan relaksasi lansia. Selain itu, sekresi melatonin yang optimal dan

pengaruh beta endhorphin dapat membantu peningkatan pemenuhan kebutuhan

tidur lansia (Rahayu, 2008).

Peneliti melakukan Studi Pendahuluan pada tanggal 19 Desember 2017 di

Panti Werdha Magetan, penghuni panti berjumlah 87 orang lansia. Menurut

petugas panti, setiap hari Rabu diadakan kegiatan lansia yaitu senam lansia dan

tarian tradisional untuk memeriahkan acara. Para lansia sangat antusias dengan

kegiatan tersebut, mereka dapat mengikuti setiap gerakan yang dipimpin oleh

instrukstur. Namun ada lansia yang tidak begitu antusias mengikuti senam lansia,

disebabkan karena kelemahan fisik sehingga tidak bisa mengikuti setiap gerakan

senam, mudah lelah, ada pula lansia yang malas-malasan. Peneliti juga melakukan

Page 21: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

4

wawancara dengan 5 lansia dengan menggunakan Kuesioner PSQI untuk

mengetahui kualitas tidur, mendapatkan hasil ada 3 lansia yang mengeluh tidurnya

kurang nyenyak. 1 lansia mengatakan sulit untuk memulai tidur, 1 lansia

mengatakan karena sering terbangun pada malam hari tanpa adanya sebab, 1

lansia sering terbangun karena sering mengalami mimpi buruk. Dari masalah

gangguan kualitas tidur pada lansia, dan pentingnya pemenuhan kebutuhan tidur

dapat diberikan intervensi keperawatan yang bisa dijadikan solusi untuk

permasalahan di atas adalah memberikan terapi relaksasi otot progresif dan senam

lansia. Melihat latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui efektivitas

terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia terhadap kualitas tidur lansia.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah efektivitas terapi

relaksasi otot progresif dan senam lansia terhadap kualitas tidur lansia di Panti

Werdha Magetan ? ”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis efektivitas terapi

relaksasi otot progresif dan senam lansia terhadap kualitas tidur lansia di Panti

Werdha Magetan

Page 22: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

5

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kualitas tidur lansia sebelum dan sesudah dilakukan

terapi relaksasi otot progresif di Panti Werdha Magetan

2. Mengidentifikasi kualitas tidur lansia sebelum dan sesudah dilakukan

senam lansia di Panti Werdha Magetan

3. Menganalisis efektivitas terapi relaksasi otot progresif dengan senam

lansia terhadap kualitas tidur lansia di Panti Werdha Magetan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini sebagai bentuk pengembangan keilmuan terutama

keperawatan gerontik dengan setting panti jompo. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi dasar untuk meningkatkan kualitas dan memperluas cakupan

keilmuan keperawatan gerontik.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Pelayanan Kesehatan Panti Jompo

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan intervensi keperawatan bagi para

pengurus panti jompo terhadap masalah kualitas tidur pada lansia

2. Bagi Responden

Memberikan terapi kepada lansia untuk meningkatkan kualitas tidur lansia

3. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah kepustakaan di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

khususnya tentang Kualitas Tidur Lansia dan sebagai bahan informasi bagi

mahasiswa untuk keperawatan komunitas.

Page 23: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

6

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan atau sumber untuk penelitian

selanjutnya, dan mendorong bagi yang berkepentingan untuk melakukan

penelitian lebih lanjut.

KEASLIAN PENELITIAN

No. Judul

Penelitian Variabel

Jenis

Penelitian Hasil Perbedaan

1 Relaksasi Otot

Progresif

dengan

Pemenuhan

Kebutuhan

Tidur Lansia

di UPT

Pelayanan

Sosial Lanjut

Usia dan Anak

Balita

Wilayah

Binjai dan

Medan

1. Relaksasi

Otot

Progresif

2. Pemenuhan

Kebutuhan

Tidur

3. Lansia

-Desain

penelitian

quasy-

eksperment

dengan

pendekatan one

group pre test –

post test design

-Menggunakan

sampel simple

random

sampling

Hasil

menunjukkan

nilai p<0,05

(0,000). H0

ditolak dan Ha

diterima, yang

menunjukkan

terdapat

peningkatan

pemenuhan

kebutuhan tidur

lansia yang

signifikan antara

sebelum

dilakukan

relaksasi otot

progresif

dengan setelah

dilakukan

relaksasi otot

progresif

Desain

penelitian

eksperimental

dengan two

group pre-

test and post-

test design

2 Pengaruh

Senam Lansia

terhadap

Kualitas Tidur

pada Lansia

yang Insomnia

di Panti Sosial

Tresna

Wredha

Pekanbaru

1. Senam

Lansia

2. Kualitas

Tidur

3. Lansia

4. Insomnia

-Desain

penelitian

quasy-

eksperment

dengan

penelitian pre

test – post test

design with

control group. -

Menggunakan

sampel

purposive

sampling

Hasil

menunjukkan P

value yang

didapatkan

0,000 (p<α), hal

ini

menunjukkan

ada perbedaan

pada kelompok

eksperimen dan

kelompok

kontrol setelah

diberikan

intervensi

Desain

penelitian

eksperimental

dengan two

group pre-

test and post-

test design.

Menggunakan

sampel simple

random

sampling

Page 24: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Terapi Relaksasi Otot Progresif

2.1.1 Definisi Relaksasi Otot Progresif

Relaksasi Otot Progresif merupakan suatu teknik relaksasi yang

menggunakan serangkaian gerakan tubuh yang bertujuan untuk melemaskan dan

memberi efek nyaman pada seluruh tubuh (Corey, 2005).

Relaksasi otot progresif merupakan suatu keterampilan yang dapat

dipelajari dan digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan

sehingga menimbulkan rasa nyaman tanpa tergantung pada hal/subjek di luar

dirinya. Soewondo (2012). Relaksasi otot progresif merangsang penurunan

aktivitas RAS (Reticular Activating System) sebagai akibat penurunan aktivitas

sistem batang otak. Respon relaksasi terjadi karena terangsangnya aktifitas sistem

saraf otonom parasimpatis nuclei rafe sehingga menyebabkan penurunan fungsi

oksigen, frekuensi nafas, ketegangan otot, seta gelombang alfa dalam otak

sehingga mudah untuk tertidur (Ramdhani, 2008).

2.1.2 Manfaat Relaksasi Otot Progresif

Relaksasi otot progresif telah digunakan dalam berbagai penelitian

didalam dan diluar negeri dan telah terbukti bermanfaat pada berbagai kondisi

subyek penelitian. Saat ini latihan relaksasi relaksasi otot progresif semakin

berkembang dan semakin sering dilakukan karena terbukti efektif mengatasi

ketegangan, kecemasan, stres dan depresi (Jacobson & Wolpe dalam Conrad &

Roth- 2007), membantu orang yang mengalami gangguan kualitas tidur (Erliana,

Page 25: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

8

E., 2008), hingga meningkatkan kualitas hidup pasien pasca operasi CABG

(Dehdari, 2009), menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi esensial (Tri

Murti, 201l), meredakan keluhan sakit kepala dan meningkatkan kualitas hidup

(Azizi & Mashhady, 2012).

2.1.3 Fisiologi Kontraksi dan Relaksasi Otot Progresif

Latihan relaksasi otot progresif melibatkan sembilan kelompok otot yang

ditegangkan dan dilemaskan, yaitu kelompok otot tangan, kaki, dahi, mata, otot-

otot bibir, lidah, rahang, dada dan leher. Gunawan (2001), Setiadi (2007), dan

Wibowo (2008), berpendapat pada anggota gerak bagian atas terdapat sekumpulan

otot yang terlibat dalam kontraksi dan relaksasi yaitu musculus latissimus dorsi,

musculus deltoideus, musculus trapezius, musculus biceps brachii, musculus

triceps brachii, musculus extensor carpi radialis, musculus extensor carpi ulnsris,

musculuspronator teres, musculus palmaris ulnaris, dan musculus feksor

digitorunt profundus.

Pada anggota gerak bagian bawah jenis otot yang terlibat pada kontraksi

dan relaksasi meliputi musculus illiopsoas, musculus tensor fasialata, musculus

rechus femoris, musculus vestus, musculus peroneus, musculus tibialis, musculus

ekstensor digitorum komunis, musculus pehinus, musculus gracillis, musculus

saleus, musculus adductor magnus musculus gluteus maksimus, musculus biceps

femoris, dan musculus plantaris.

Pada bagian kepala, wajah, dan mulut otot-otot yang terlibat pada saat

kontraksi dan relaksasi meliputi musculus frontalis, musculus okcipitalis,

musculus ohligeus oculi, musculus orbicularis oculi, musculus 9 levator palpebra,

Page 26: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

9

musculus triangularis, musculus orbicularis oris, musculus quadrates labii,

musculus bucsinator, musculus zigomaticus, musculus maseter, musculus

temporalis, musculus pterigoid, musculus genioglosus, dan musculus stiloglosus.

Pada bagian leher dan bahu, jenis otot yang terlibat meliputi musculus

platisma, musculus sternoHeido mastoid, musculus longisimus capitis, musculus

deltoid, musculus sub scapularis, musculus supraspinatus, musculus supra

infraspinatus, dan musculus teres. Sedangkan pada bagian dada otot yang terlibat

adalah musculus pectoralis major, musculus pectoralis minor, musculus sub

clavicula, dan musculus seratus anterior. Selain itu pada saat melakukan

pemafasan dalam, juga melibatkan otot-otot bagian perut yang meliputi musculus

abdominalis internal, musculus abdominalis eksternal, musculus obliqus

abdominalis, dan musculus trensversus abdominalis.

Kontraksi dan relaksasi otot dikendalikan oleh susunan syaraf pusat

melalui serabut syaraf motoriknya, tempat lekat cabang-cabang syaraf motorik

adalah neuromuscular junction yang merupakan penghantar kimiawi (neuro

transmitter) asetil kholin maupun adrenalin untuk eksitasi serabut otot. Impuls

syaraf yang tiba pada sebuah neuromuscular akan dihantar langsung kepada tiap-

tiap sarkomer oleh sistem tubura transversar yang mengelilingi miofibril. Semua

sarkomer pada otot akan menerima sinyal untuk berkontraksi sehingga otot dapat

berkontraksi sebagai satu kesatuan yang utuh. Sinyal elektrik itu dihantar menuju

retikulum sarkoplasmik, yaitu suatu sistem dari vesicles yang bersifat membran

dan berasal dari retikulum endoplasma yang membungkus miofibril. Kuntarti

(2006), dan Setiadi (2007)

Page 27: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

10

Pada keadaan relaksasi, ujung-ujung filamen aktin yang berasal dari dua

membran yang berurutan satu sama lain hampir tidak tumpang tindih, sedangkan

pada saat yang sama filamen miosin mengadakan tumpang tindih secara

sempuma, sebaliknya pada keadaan kontraksi filament-filamen aktin ini tertarik

kedalam diantara filamen miosin sehingga satu sama lain saling tumpang tindih.

Filamen aktin dapat ditarik demikian kuatnya sehingga ujung-ujung filamen

miosin melengkung ketika kontraksi. Molekul miosin terdiri dari dua bagian, yaitu

meromiosin ringan dan meromiosin berat. Meromiosin ringan tersusun dari dua

utas peptida yang satu sama lainnya saling melilit dalam satu heliks. Meromiosin

berat terdiri dari dua bagian, yaitu heliks kembar yang sama dengan yang terdapat

pada meromiosin ringan dan bagian kepala yang terletak pada ujung heliks

kembar. Kuntarti (2006), Setiadi (2007), dan lryani (2010)

Badan filamen terdiri dari utas meromiosin ringan yang sejajar. Bagian

meromiosin berat dari molekul miosin terdapat penonjolan yang membentuk

jembatan penyeberang. Batang penyeberang bertindak sebagai lengan yang

memungkinkan kepala meluas jauh keluar dari badan filamen miosin atau terletak

dekat dengan badan. Bemstein & Borkovec (2007), dan Kuntarti (2006), sistem

kontrol desending adalah suatu sistem serabut berasal dari dalam otak bagian

bawah dan bagian tengah dan berakhir pada serabut interneuronal dalam kornu

dorsalis dari medula spinalis.

Relaksasi otot progresif dilakukan dengan cara menegangkan kelompok

otot tertentu kemudian melepaskan ketegangan tersebut. Pada saat otot sedang

ditegangkan memang menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi ketika ketegangan

Page 28: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

11

dilepaskan maka saat itulah akan merasakan sensasi rasa nyaman. Dalam hal ini,

orang yang melakukan latihan relaksasi otot memang diminta untuk

berkonsentrasi membedakan sensasi rasa nyaman yang timbul ketika ketegangan

dilepaskan.

Ketegangan otot merupakan hasil dari kontraksi serabut otot, sedangkan

relaksasi merupakan perpanjangan serabut otot. Hingga saat ini belum ada alat

untuk mengukur tingkat ketegangan dan relaksasi otot. Sehingga ukuran otot yang

tegang dan rileks menjadi tidak standar dan lebih dominan bersifat subyektif.

Untuk ketegangan otot, secara obyektif sebenamya bisa dilihat dan dirasakan.

Pergerakan otot yang terjadi akibat makin membesar dan memanjangnya serabut

otot bisa dilihat secara kasat mata. Konsistensi atau kekerasan bisa menjadi salah

satu indikator ketegangan karena semakin tegang suatu otot maka akan semakin

keras konsistensinya. Selain itu, usaha menegangkan otot harus dilakukan dengan

menahan nafas. Keras dan lemahnya getaran atau guncangan saat menegangkan

mengindikasikan tingkat ketegangan otot.

2.1.4 Prosedur Relaksasi Otot Progresif

I. Persiapan

Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang

dan sunyi.

Persiapan klien:

1. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar persetujuan

terapi pada klien;

Page 29: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

12

2. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata

tertutup menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk

dikursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri;

3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu;

4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya

mengikat ketat.

II. Prosedur Kerja

Tabel 2.1 Prosedur Kerja Relaksasi Otot Progresif

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

Gerakan 1 :

Ditujukan untuk melatih otot

tangan.

1. Genggam tangan kiri sambil

membuat suatu kepalan.

2. Buat kepalan semakin kuat

sambil merasakan sensasi

ketegangan yang terjadi.

3. Pada saat kepalan dilepaskan,

klien dipandu untuk merasakan

relaks selama 10 detik.

4. Gerakan pada tangan kiri ini

dilakukan dua kali sehingga

klien dapat membedakan

perbedaan antara ketegangan

otot dan keadaan relaks yang

dialami.

5. Prosedur serupa juga dilatihkan

pada tangan kanan.

Page 30: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

13

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

Gerakan 2 :

Ditujukan untuk melatih otot

tangan bagian belakang.

Tekuk kedua lengan ke belakang

pada pergelangan tangan sehingga

otot di tangan bagian belakang dan

lengan bawah menegang, jari-jari

menghadap ke langit-langit.

Gerakan 3 :

Ditujukan untuk melatih otot

biseps (otot besar pada bagian atas

pangkal lengan).

1. Genggam kedua tangan

sehingga menjadi kepalan.

2. Kemudian membawa kedua

kepalan ke pundak sehingga otot

biseps akan menjadi tegang.

Gerakan 4 :

Ditujukan untuk melatih otot

bahu supaya mengendur.

1. Angkat kedua bahu setinggi-

tingginya seakan-akan hingga

menyantuh kedua telinga.

2. Fokuskan atas, dan leher

Gerakan 5 dan 6 :

Ditujukan untuk melemaskan

otot-otot wajah (seperti otot dahi,

mata, rahang, dan mulut).

Page 31: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

14

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

1. Gerakkan otot dahi dengan cara

mengerutkan dahi dan alis

sampai otot terasa dan kulitnya

keriput.

2. Tutup keras-keras mata

sehingga dapat dirasakan

disekitar mata dan otot-otot

yang mengendalikan gerakan

mata.

Gerakan 7 :

Ditujukan untuk mengendurkan

ketegangan yang dialami oleh otot

rahang. Katupkan rahang, diikuti

dengan menggigit gigi sehingga

terjadi ketegangan disekitar otot

rahang.

Gerakan 8 :

Ditujukan untuk mengendurkan

otot-otot sekitar mulut. Bibir

dimoncongkan sekuat-kuatnya

sehingga akan dirasakan

ketegangan di sekitar mulut.

Gerakan 9:

Ditujukan untuk merilekskan

otot leher bagian depan maupun

belakang.

Page 32: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

15

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

1. Gerakan diawali dengan otot

leher bagian belakang baru

kemudian otot leher bagian

depan.

2. Letakkan kepala sehingga dapat

beristirahat.

3. Tekan kepala pada permukaan

bantalan kursi sedemikian rupa

sehingga dapat merasakan

ketegangan dibagian belakang

leher dan punggung atas.

Gerakan 10:

Ditujukan untuk melatih otot

leher begian depan.

1. Gerakan membawa kepala ke

muka.

2. Benamkan dagu ke dada,

sehingga dapat merasakan

ketegangan di daerah leher

bagian muka.

Gerakan 11:

Ditujukan untuk melatih otot

punggung.

1. Angkat tubuh dari sandaran

kursi.

2. Punggung dilengkungkan.

3. Busungkan dada, tahan kondisi

tegang selama 10 detik,

kemudian relaks.

Page 33: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

16

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

4. Saat relaks, letakkan tubuh

kembali ke kursi sambil

membiarkan otot menjadi lemas.

Gerakan 12:

Ditujukan untuk melemaskan

otot dada.

1. Tarik napas panjang untuk

mengisi paru-paru dengan udara

sebanyak-banyaknya.

2. Ditahan selama beberapa saat,

sambil merasakan ketegangan di

bagian dada sampai turun ke

perut, kemudian dilepas.

3. Saat ketegangan dilepas,

lakukan napas normal dengan

lega.

4. Ulangi sekali lagi sehingga

dapat dirasakan perbedaan

antara kondisi tegang dan relaks

Gerakan 13:

Ditujukan untuk melatih otot

perut.

1. Tarik dengan kuat perut

kedalam.

2. Tahan sampai menjadi kencang

dan keras selama 10 detik, lalu

dilepaskan bebas.

3. Ulangi kembali seperti gerakan

awal perut ini.

Page 34: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

17

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

Gerakan 14:

Ditujukan untuk melatih otot-

otot kaki (seperti paha dan betis).

1. Luruskan kedua telapak kaki

sehingga otot paha terasa

tegang.

2. Lanjutkan dengan mengunci

lutut sedemikian rupa sehingga

ketegangan pindah ke otot betis.

3. Tahan posisi tegang selama 10

detik, lalu dilepas.

4. Ulangi setiap gerakan masing-

masing dua kali.

III. Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Berpamitan dengan lansia

3. Mencatat kegiatan dalam lembar observasi

2.2 Konsep Senam Lansia

2.2.1 Definisi Senam Lansia

Senam lansia adalah olahraga ringan yang dapat dilakukan untuk membina

kesehatan jasmani dan memelihara kebugaran lansia dengan cara promotif yaitu

dengan peningkatan kesehatan pada lansia yang salah satunya dapat dilakukan

dengan olahraga atau senam secara teratur menurut Widianti & Proverawati,

(2012). Semua jenis olahraga yang pada prinsipnya dapat dilakukan oleh lansia,

Page 35: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

18

asalkan jenis olahraga tersebut sudah dikerjakannya secara teratur sejak muda.

Senam lansia merangsang penurunan aktifitas saraf simpatis dan peningkatan

aktifitas parasimpats yang berpengaruh pada penurunan hormon adrenalin,

norepinefrin dan katekolamin serta vasodilatasi pada pembuluh darah yang

mengakibatkan transpor oksigen ke seluruh tubuh terutama otak lancar sehingga

meningkatkan relaksasi, serta penurunan sekresi melatonin dan β endorphin dapat

menurunkan tekanan darah dan nadi, selain itu juga bisa membantu pemenuhan

kebutuhan tidur. Rahayu, (2008)

Senam lansia merupakan serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah

serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud

meningkatkan kemampuan fungsional raga. Saryono & Widiati, (2011).

Senam merupakan bentuk latihan-latihan tubuh dan anggota tubuh untuk

mendapatkan:

1. Kekuatan otot

Merupakan kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan atau

kekuatan terhadap suatu tahanan.

2. Kelenturan persendian.

Merupakan kemampuan untuk bergerak dalam ruang gerak sendi.

3. Kelincahan gerak.

Merupakan kemampuan seseorang untuk dapat berubah arah posisi

tertentu dengan kecepatan.

Page 36: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

19

4. Keseimbangan gerak

Merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot

dalam mencapai posisi seimbang.

5. Daya tahan (Endurance)

Merupakan keadaan atau kondisi tubuh yang dapat berlatih untuk waktu

yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah

menyelesaikan latihan.

6. Kesegaran jasmani

Merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat

dan dengan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti

dan dengan energi yang cukup menikmati waktu senggangnya dan

menghadapi hal-hal yang darurat yang tidak terduga.

7. Stamina

Merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan terhadap kelelahan.

2.2.2 Manfaat Senam Lansia

Semua jenis senam dan aktivitas olahraga ringan tersebut, sangat

bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif atau proses penuaan. Senam

lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ

tubuh juga dapat berpengaruh dalam peningkatan imunitas dalam tubuh manusia

setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran di evaluasi dengan cara mengawasi

kecepatan denyup jantung waktu istirahat, yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu

istirahat. Penelitian menyebutkan bahwa agar tubuh menjadi lebih bugar, maka

kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun. Efek minimal yang

Page 37: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

20

dapat diperoleh dengan mengikuti senam lansia adalah bahwa lansia merasa

senantiasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, dan

pikiran tetap segar Anggriyana & Proverawati, (2010). Nugroho, (2012)

mengungkapkan beberapa manfaat senam lansia adalah sebagai berikut :

1. Memperlambat proses degenerasi karena pertambahan usia.

2. Memudahkan penyesuaian kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi).

3. Melindungi dan memperbaiki tenaga cadangan untuk keadaan

bertambahnya kebutuhan, misalnya sakit.

4. Olahraga 2-3 kali seminggu membuat tubuh tetap sehat dan segar.

2.2.3 Prosedur Senam Lansia

I. Persiapan

1. Persiapan Lingkungan : Kegiatan dilakukan di Panti Werdha Magetan

2. Persiapan Klien :

Persiapan Alat

a. Laptop

b. Daftar hadir

c. Speeker (pengeras suara)

II. Prosedur Kerja

Adapun tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses

dalam setiap latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan

penenangan (pendinginan). Sumintarsih (2006)

Page 38: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

21

1. Pemanasan

Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan

menyiapkan fungsi organ tubuh agar mampu menerima pembebanan

yang lebih berat pada saat latihan sebenarnya. Penanda bahwa tubuh

siap menerima pembebanan antara lain detak jantung telah mencapai

60% detak jantung maksimal, suhu tubuh naik 1ºC - 2ºC dan badan

berkeringat. Pemanasan yang dilakukan dengan benar akan

mengurangi cidera atau kelelahan. Gerakan-gerakan dalam pemanasan

meliputi :

Tabel 2.2 Prosedur Kerja Gerakan Pemanasan Pada Senam Lansia

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

a. Sikap permulaan :

Berdiri tegak, mengambil

nafas dengan mengangkat

lengan membentuk huruf V.

Page 39: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

22

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

b. Jalan ditempat dalam 4x8

hitungan.

c. Jalan maju, mundur,

gerakkan kepala menengok

samping, memiringkan

kepala menundukkan kepala

dalam 8x8 hitungan.

Page 40: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

23

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

d. Melangkahkan satu langkah

kesamping dengan

menggerakkan bahu dalam

8x8 hitungan.

e. Dorong tumit kanan kedepan

bergantian dengan tumit kiri,

angkat kaki, tekuk lengan.

f. Peregangan dinamis dengan

jalan ditempat dalam 8x8

hitungan.

2. Kondisioning

Setelah pemanasan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau

gerakan inti yakni melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model

latihan yang sesuai dengan tujuan program latihan. Gerakan-gerakan

dalam kondisioning meliputi :

Page 41: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

24

Tabel 2.3 Prosedur Kerja Gerakan Kondisioning Pada Senam Lansia

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

a. Dimulai dari gerakan

peralihan : jalan, tepuk dan

goyang tangan dalam 2x8

hitungan.

b. Jalan maju dan mundur

melatih koordinasi lengan

dan tungkai dalam 2x8

hitungan.

c. Melangkah kesamping

dengan mengayun lengan

kedepan, menguatkan otot

lengan dalam 2x8 hitungan

d. Melangkah kesamping

dengan mengayun lengan

kesamping, menguatkan

lengan atas dan bawah dalam

2x8 hitungan.

e. Kaki bertumpu pada tumit,

tekuk lengan koordinasi

gerakan kaki dengan lengan

dalam 2x8 hitungan.

Page 42: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

25

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

f. Mendorong kaki kebelakang

dengan lengan kebelakang

dengan 2x8 hitungan.

g. Gerakan mendorong

kesamping dengan lengan

mendorong kesamping dalam

2x8 hitungan.

h. Mengangkat lutut kedepan

dengan tangan lurus keatas,

koordinasi dan menguatkan

otot tungkai dalam 2x8

hitungan.

i. Mengangkat kaki dengan

tangan mnggulung dalam 2x8

hitungan.

j. Gerakan melangkah

kesamping 2 langkah

kekanan tangan diayun

kesamping, gerakan

sebalinya juga sama dalam

2x8 hitungan

Page 43: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

26

3. Penenangan

Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial.

Tahap ini bertujuan mengembalikan kondisi tubuh seperti sebelum

berlatih dengan melakukan serangkaian gerakan berupa stretching.

Tahapan ini ditandai dengan menurunnya frekuensi detak jantung,

menurunnya suhu tubuh dan semakin berkurangnya keringat. Tahap

ini juga bertujuan mengembalikan darah ke jantung untuk

reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah diotot kaki dan

tangan. Gerakan-gerakan penenangan meliputi :

Tabel 2.4 Prosedur Kerja Gerakan Penenangan Pada Senam Lansia

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

a. Peregangan dinamis dengan

mengangkat lengan bergantian

dalam 2x8 hitungan.

b. Peregangan dinamis dengan

mengangkat lengan keduanya

dalam 2x8 hitungan.

c. Buka kaki kanan, tekuk lutut

kanan sambil mengangkat

tangan kanan keatas, tangan

kiri disamping badan dalam

2x8 hitungan.

Page 44: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

27

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

d. Kaki terbuka, tekuk lutut

kanan sambil mengangkat

tangan kanan keatas melalui

samping, tangan kiri

disamping badan dalam 2x8

hitungan.

e. Peregangan dinamis dan statis

dengan memutar badan dan

memindahkan kedua ujung

kaki dalam 4x8 hitungan

kekanan, dan dalam 4x8

hitungan ke kiri.

f. Gerakan pernafasan dengan

membuka kaki selebar bahu

tangan mendorong kesamping

kanan dan kiri dalam 2x8

hitungan.

g. Gerakan pernafasan dengan

lutut ditekuk dan lengan

mendorong kedepan dalam

2x8 hitungan.

Gerakan pernafasan kaki

Page 45: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

28

KETERANGAN GERAKAN CONTOH GERAKAN YANG

DILAKUKAN

terbuka selebar bahu lengan

diangkat keatas membentuk

huruf V dalam 2x8 hitungan

III. Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Berpamitan dengan lansia

3. Mencatat kegiatan dalam lembar observasi

2.3 Konsep Kualitas Tidur

2.3.1 Definisi Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga

seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan

gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,

konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering

menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006)

Kualitas tidur merupakan suatu keadaan tidur yang dijalani seorang

individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun. Kualitas tidur

mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur, serta

aspek subjektif dari tidur. (Khasanah, 2012)

2.3.2 Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur adalah suatu mekanisme kegiatan yang diakibatkan karena

adanya mekanisme serebral yang aktif secara bergantian dan menekan saraf pusat

Page 46: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

29

otak agar memberi perintah pada tubuh untuk bangun dan tidur. Pusat pengaturan

aktifitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mensensefalon dan bagian atas

pons menurut Aspiani, (2014). Tidur adalah irama biologis yang kompleks. Tidur

ditandai dengan aktifitas fisik yang minimal, perubahan proses fisiologi tubuh dan

penurunan respon terhadap rangsangan eksternal (Kozeir, 2008).

Perkiraan suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, sekresi hormon,

kemampuan sensorik, dan suasana hati tergantung pada pemeliharaan siklus

sirkadian 24 jam. Siklus sikadian dipengaruhi oleh cahaya dan suhu. Selain faktor

eksternal seperti aktifitas sosial dan rutinitas pekerjaan, perubahan dalam suhu

tubuh juga berhubungan dengan pola tidur individu, termasuk lansia. Individu

akan bangun ketika mencapai suhu tubuh tertinggi dan akan tertidur ketika

mencapai suhu tubuh rendah (Saryono & Widianti, 2010)

2.3.3 Pengaturan Tidur

Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua

mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak

untuk tidur dan bangun. Reticular activating sistem (RAS) di bagian batang otak

atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan

kesadaran, RAS memberikan stimulus visual, auditori, nyeri, dan sensorik raba,

juga menerima stimulus dari korteks serebri (emosi dan proses pikir).

Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron- neuron dalam RAS

melepaskan katekolamin, misalnya norepinefrin. Saat tidur mungkin disebabkan

oleh pelepasan serum serotinin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak tengah

yaitu bulbar synchronizing regional (BSR). Bangun dan tidurnya seseorang

Page 47: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

30

tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor

sensorik perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbik seperti emosi.

Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan

berusaha dalam posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS

menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin.

2.3.4 Tahapan Tidur

Normalnya tidur dibagi menjadi 2 yaitu nonrapid eye movement (NREM)

dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi

4 tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan

tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir.

1. Tahapan tidur NREM

a. NREM tahap I

1) Tingkat trausisi

2) Merespon cahaya

3) Berlansung beberapa menit

4) Mudah terbangun dengan rangsangan

5) Aktivitas fisik, tanda vital, dan metabolisme menurun

6) Bila terbangun terasa sedang bermimpi

b. NREM tahap II

1) Periode suara tidur

2) Mulai relaksasi otot

3) Berlangsung 10-20 menit

4) Fungsi tubuh berlangsung lambat

5) Dapat dibangunkan dengan mudah

Page 48: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

31

c. NREM tahap III

1) Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak

2) Sulit dibangunkan

3) Relaksasi otot menyeluruh

4) Tekanan darah menurun

5) Berlangsung 15-30 menit

d. NREM tahap IV

1) Tidur nyenyak

2) Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif

3) Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun

4) Sekresi lambung menurun

5) Gerak bola mata cepat

2. Tahapan tidur REM

a. Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM

b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya

c. Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi

d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan

dalam belajar, memori, adaptasi

3. Karakteristik tidur REM

a. Mata : Cepat tertutup dan terbuka

b. Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar imobilisasi

c. Pernapasan : Tidak teratur, kadang dengan apnea

d. Nadi : Cepat dan ireguler

Page 49: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

32

e. Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi

f. Sekresi gaster : Meningkat

g. Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik

h. Gelombang otak : EEG aktif

i. Siklus tidur : Sulit dibangunkan

2.3.5 Fungsi Tidur

Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologis dan psikologis

(Oswald, 2008, Anch dkk, 2006). Menurut teori, tidur adalah waktu perbaikan dan

persiapan untuk periode terjaga berikutnya. Selama tidur NREM, fungsi biologis

menurun. Laju denyut jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari

rata-rata 70 hingga 80 denyut per menit atau lebih rendah jika individu berada

pada kondisi fisik yang sempurna. Akan tetapi selama tidur laju denyut jantung

turun sampai 60 denyut per menit atau lebih rendah. Hal ini berarti bahwa denyut

jantung 10 hingga 20 kali lebih sedikit dalam setiap menit selama tidur atau 60

hingga 120 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Secara jelas, tidur yang nyenyak

bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung.

2.3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur

1. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak

dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang

tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan

pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiovaskular, dan penyakit

persarafan.

Page 50: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

33

2. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,

kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat

tidurnya.

3. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan

untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

4. Kelelahan

Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM

5. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis

sehingga mengganggu tidurnya.

6. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum

alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah

7. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain :

a. Diuretik : menyebabkan insomnia

b. Antidepresan : menyupresi REM

c. Kafein : meningkatkan saraf simpatis

d. Beta bloker : menimbulkan insomnia

e. Narkotika : menyupresi REM

Page 51: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

34

2.3.7 Gangguan Tidur

1. Insomnia

Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kulitas dan kuantitas

tidur. Penyebab insomnia adalah ketidakmampuan fisik, kecemasan, dan

kebiasaan minum alcohol dalam jumlah banyak

2. Hipersomnia

Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya

disebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal,

liver, dan metabolisme.

3. Parasomnia

Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur seperti

samnohebalisme (tidur sambil berjalan)

4. Narkolepsi

Suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak

terkendali untuk tidur. Gelombang otak penderita pada saat tidur sama

dengan orang yang sedang tidur normal, juga tidak terdapat gas darah atau

endoktrin

5. Apnea tidur dan mendengkur

Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai

apnea maka bisa menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya

rintangan pengeluaran udara di hidung dan mulut, misalnya amandel,

adenoid, otot-otot di belakang mulut mengendor dan bergetar. Periode

apnea berlangsung selama 10 detik sampai 3 menit

Page 52: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

35

6. Mengigau

Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM

2.3.8 Alat Ukur Kualitas Tidur

Alat Ukur Kualitas Tidur Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) adalah

instrument efektif yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur

orang dewasa. PSQI dikembangkan untuk mengukur dan membedakan individu

dengan kualitas tidur yang baik dan kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur

merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan beberapa dimensi yang

seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI.Dimensi tersebut antara lain kualitas tidur

subyektif, latensi tidur (kesulitan memulai tidur), durasi tidur, efisiensi tidur,

gangguan ketika tidur, penggunaan obat tidur, terganggunya aktifitas di siang hari.

Dimensi tersebut dinilai dalam bentuk pertanyaan dan memiliki bobot penialaian

masing-masing sesuai dengan standar baku.

Validitas penelitian PSQI sudah teruji. Instrumen ini menghasilkan 7 skor

yang sesuai dengan domain atau area yang disebutkan sebelumnya. Tiap domain

nilainya berkisar antara 0 (tidak ada masalah) sampai 3 (masalah berat). Nilai

setiap komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global antara 0-21.Skor ≤5

= baik, >5-21 = buruk. PSQI memiliki konsistensi internal dan koefisien

reliabilitas (Cronbach’s Alpha) 0,83 untuk 7 komponen tersebut.

Page 53: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

36

2.4 Konsep Lansia

2.4.1 Definisi Lansia

Menurut World Health Organisation (WHO) merupakan salah satu fase

kehidupan yang dialami oleh setiap individu yang telah mncapai usia 60 tahun

keatas. Lansia adalah seseorang dimana saat mengalami usia lanjut dapat

mengalami perubahan yang telah memasuki periode akhir atau seseorang yang

rentang dalam kehidupannya. Proses menua merupakan hal yang tidak dapat

dihindari oleh siapapun yaitu dengan terjadinya proses perubahan yang

berhubungan dengan waktu, yang dimulai sejak lahir, dan berlangsung sepanjang

hidup. Menua bukanlah suatu penyakit bagi lansia dan juga bukan merupakan

suatu dari halangan untuk mempertahankan produtifitas dan kemandirian dalam

menjalani kehidupan sehari-hari. Meskipun seseorang memasuki usia lanjut

banyak yang mengalami kemunduran fisik maupun mental yang bisa

menimbulkan berbagai masalah (Bandiyah, 2009).

2.4.2 Batasan Umur Lansia

Dari beberapa pendapat pengelompokkan lansia berdasarkan batasan umur

yaitu, (Nugroho, 2008) :

1. Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO ada 4 tahap yaitu :

a. Usia pertengahan (Middle Age)kelompok usia 45-59 tahun.

b. Lanjut usia (Elderly) kelompok usia 60-74 tahun.

c. Usia tua (Old) kelompok usia 75-90 tahun.

d. Usia sangat tua (Very Old) kelompok usia 90 tahun keatas.

Page 54: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

37

2. Lanjut usia menurut DEPKES RI dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Kelompok usia dalam masa virilitas(45-54 tahun), merupakan

kelompok yang berada dalam keluarga dan masyarakat luas.

b. Kelompok usia dalam masa pra-senium(55-64 tahun), merupakan

kelompok yang berada dalam keluarga, organisasi usia lanjut dan

masyarakat pada umumnya.

c. Kelompok usia masa senecrus(>65 tahun), merupakan kelompok yang

umumnya hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita

penyakit berat.

2.4.3 Proses Penuaan

Proses penuaan merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan

jaringan secara perlahan untuk memperbaiki diri atau dapat mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga dapat menjaga agar lebih rentan

terhadap infeksi dan bisa untuk memperbaiki kerusakan yang dideritanya. Proses

menua merupakan proses sepanjang hidup, proses yang ilmiah yang terjadi terus-

menerus dalam kehidupan manusia. Nugroho, (2008).

Adapun faktor yang mempengaruhi proses penuaan tersebut dapat dibagi

menjadi dua bagian. Bagian pertama faktor genetik melibatkan perbaikan DNA,

respon terhadap stress, dan pertahanan terhadap antioksidan. Kedua faktor

lingkungan, yang dapat meliputi masuknya kalori, berbagai macam penyakit, dan

stress dari luar. Misalnya radiasi atau bahan-bahan kimia. Dari kedua faktor

tersebut dapat mempengaruhi aktivitas metabolisme sel yang akan menyebabkan

Page 55: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

38

terjadinya stress oksigen sehingga akan terjadi kerusakan pada sel yang bisa

mengakibatkan proses penuaan tersebut (Sumaryo, Wijayanti dan Sumedi, 2016).

2.4.4 Teori-Teori Proses Menua

Stanley, 2006 dalam Yanuarsi, (2016) menyebutkan teori-teori menua

antara lain :

1. Teori Biologis

a. Theory Genetic Clock

Menurut teori ini menua sudah menjadi program secara genetic

untuk spesies-spesies tertentu. Dari setiap spesies mempunyai sesuatu

yang ada didalam inti selnya yaitu suatu jam genetic yang telah

diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung

mitiosdan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, sehingga

menurut konsep ini bila jam kita itu berhenti dan meninggal dunia

meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau suatu penyakit

akhir (Darmaji, 2008).

b. Theory wear and tear

Menurut teori wear and tear (dipakai dan rusak) mengatakan

bahwa akumulasi sampah dari metabolic atau zat nutrisi dapat

merusak sintesis DNA, sehingga dapat mendorong malfungsi organ

tubuh. Radikal bebas dapat terbentuk di alam yang bebas, radikal ini

dapat menyebabkan sel-sel yang tidak dapat melakukan regenerasi

(Maryam, 2010).

Page 56: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

39

c. Riwayat Lingkungan

Menurut teori ini mengatakan bahwa faktor-faktor dalam

lingkungan (misalnya karsinogen dari industry, cahaya matahari,

trauma dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam proses penuaan.

Walaupun dengan faktor-faktor ini dapat mempercepat proses

penuaan, bisa menjadi dampak dari lingkungan lebih menjadi dampak

sekunder dan bukan menjadi faktor utama dari proses penuaan.

d. Teori Imunitas

Menurut teori ini menggambarkan suatu kemunduran dalam

sistem imun yang berhubungan dengan proses penuaan. Saat

seseorang bertambah usia menjadi tua, pertahanan mereka terhadap

organisme asing yang mengalami penurunan, sehingga seseorang

dalam proses menua akan rentan dalam menderita suatu penyakit.

Seiring dalam kekurangan fungsi sistem imun dapat mengakibatkan

peningkatan dalam respon autoimun dalam tubuh.

e. Teori Neuroendokrin

Menurut teori ini menyimpulkan, penuaan yang terjadi karena

adanya suatu dalam perlambatan dalam sekresi hormon tertentu yang

akan berdampak pada reaksi yang diatur oleh sistem saraf. Hal ini

ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal, dan reproduksi.

Dari salah satu area neurologi yang bisa mengalami gangguan secara

universal akibat dari penuaan adalah pada waktu reaksi yang

Page 57: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

40

diperlukan untuk menerima, memproses dan bereaksi pada suatu

perintah (Stanley, 2006).

2. Teori Psikososiologis

Menurut teori ini lebih memusatkan perhatian pada sikap dan perilaku

yang menyertai peningkatan usia. Teori ini terdiri dari :

a. Teori Kepribadian

Dari teori ini mengatakan bahwa aspek-aspek pertumbuhan

psikologis dari separuh kehidupan mausia berikutnya dapat

digambarkan bahwa dengan memiliki tujuan tersendiri melalui

aktifitas yang bisa berpengaruh pada dirinya sendiri.

b. Teori Tugas Perkembangan

Menurut teori ini dari hasil penelitian Erickson tugas

perkembangan adalah aktifitas dan tantangan yang harus dipenuhi

oleh seseorang pada tahap-tahap spesifik didalam suatu proses

penuaan untuk mencapai kesuksesan.

c. Teori Disengagement

Menurut teori Disengagement (teori pemutus hubungan) dapat

menggambarkan dari proses penarikan diri ini bisa diprediksi,

sistematis, tidak bisa dihindari, dan dapat berfungsi untuk masyarakat

yang sedang tumbuh. Lanjut usia bisa dikatakan bahagia apabila

dengan kontak sosial yang berkurang dan tanggung jawab telah

diambil oleh generasi yang lebih muda.

Page 58: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

41

d. Teori Aktivitas

Dari proses penuaan yang bisa sukses adalah dengan cara tetap

aktif, dengan pemenuhan kebutuhan seseorang harus seimbang dengan

pentingnya perasaan yang dibutuhkan oleh orang lain. Dari

kesempatan untuk berperan dengan cara penuh arti bagi kehidupan

seseorang yang terpenting bagi dirinya adalah suatu komponen

kesejahteraan yang penting bagi lanjut usia.

e. Teori Kontinuitas

Menurut teori ini mengatakan, dari suatu kelanjutan dengan kedua

teori sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan dari dampak

kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau dapat memisahkan

diri agar bisa mencapai kebahagiaan dan bisa memenuhi kebutuhan

hidupnya di usia tua. Menurut teori ini lebih menekan pada

kemampuan koping individu yang sebelumnya dan kepribadian

sebagai dasar untuk melihat sejauh mana seseorang dapat

menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat dari proses menua.

2.4.5 Perubahan yang Terjadi Pada Lansia

Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara

degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia,

tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan sexual

(Azizah, 2011).

Page 59: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

42

1. Perubahan Fisik

a. Sistem Indra

Sistem pendengaran, Prebiakusis (gangguan padapendengaran)

oleh karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga

dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi,

suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada

usia diatas 60 tahun.

b. Sistem Intergumen

Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering

dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan

berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan

glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal

dengan liverspot.

c. Sistem Muskuloskeletal

Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara lain sebagai

berikut : Jaringan penghubung (kolagen danelastin). Kolagen sebagai

pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan

pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur.

d. Kartilago

Jaringan kartilago pada persendian lunak dan mengalami

granulasi dan akhirnya permukaan sendi menjadi rata, kemudian

kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang

Page 60: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

43

terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago pada

persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan.

e. Tulang

Berkurangnya kepadatan tulang setelah diobservasi adalah bagian

dari penuaan fisiologi akan mengakibatkan osteoporosis lebih lanjut

mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur.

f. Otot

Perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi,

penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan

penghubung dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek

negatif.

g. Sendi

Pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament

dan fasia mengalami penuaan elastisitas.

2. Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi

Perubahan sistem kardiovaskuler dan respirasi mencakup :

a. Sistem kardiovaskuler

Massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi dan

kemampuan peregangan jantung berkurang karena perubahan pada

jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan klasifikasi Sa nudedan

jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat.

Page 61: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

44

b. Sistem respirasi

Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total

paru tetap, tetapi volume cadangan paru bertambah untuk

mengompensasi kenaikan ruang rugi paru, udara yang mengalir ke

paru berkurang. Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak

mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan

peregangan toraks berkurang.

c. Pencernaan dan Metabolisme

Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti

penurunan produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata :

1) Kehilangan gigi.

2) Indra pengecap menurun.

3) Rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun).

4) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat

penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

5) Sistem perkemihan : Pada sistem perkemihan terjadi perubahan

yang signifikan. Banyak fungsi yang mengalami kemunduran,

contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh ginjal.

6) Sistem saraf : Sistem susunan saraf mengalami perubahan

anatomi dan atropi yang progresif pada serabut saraf lansia.

Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam

melakukan aktifitas sehari-hari.

Page 62: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

45

7) Sistem reproduksi : Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai

dengan menciutnya ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara.

Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,

meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.

3. Perubahan Kognitif

a. Memory (Daya ingat, Ingatan).

b. IQ (Intellegent Quocient.

c. Kemampuan Belajar (Learning).

d. Kemampuan Pemahaman (Comprehension).

e. Pemecahan Masalah (Problem Solving).

f. Pengambilan Keputusan (Decission Making).

g. Kebijaksanaan (Wisdom).

h. Kinerja (Performance).

i. Motivasi.

2.4.6 Tipe Lansia

Tipe pada lansia tergantung oleh karakter masing-masing, dari pengalaman

hidup. Faktor lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonomi (Azizah ,

2011):

1. Tipe arif bijaksana

Tipe ini bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai

pengalaman, mencari kesibukan sendiri, bersikap ramah,rendah hati,

sederhana, dan bisa menjadi panutan.

Page 63: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

46

2. Tipe mandiri

Dapat mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan yang baru,

semangat untuk mencari pekerjaan, bergaul dalam berteman.

3. Tipe tidak puas

Menimbulkan konflik lahir batin dapat mengakibatkan seseorang

menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, dan banyak menuntut.

4. Tipe pasrah

Dapat menerima dan menunggu nasib yang baik, mengikuti ajaran

agama, dan mampu melakukan pekerjaan apa saja.

5. Tipe Bingung

Mudah kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,

menyesal, dan acuh tak acuh.

Page 64: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

47

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

ingin atau diukur melalui penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2010)

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti : Berpengaruh

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian “Efektivitas Terapi Relaksasi Otot

Progresif dan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Lansia di

Panti Werdha Magetan”

Lansia dengan Gangguan Tidur

Kualitas Tidur Baik Kualitas Tidur Buruk

Senam Lansia Relaksasi Otot Progresif

Faktor yang

mempengaruhi tidur :

1. Penyakit

2. Lingkungan

3. Motivasi

4. Kelelahan

5. Kecemasan

6. Alkohol

7. Obat-obatan

Penurunan Aktivitas RAS

(Reticular Activating System)

Terangsangnya aktivitas sistem

saraf otonom parasimpatis Nuclei

Rafea dalam otak

Mudah untuk tidur

Penurunan Fungsi oksigen,

frekuensi nafas, ketegangan otot,

serta gelombang alfa dalam

otakaaotak

Penurunan Aktifitas saraf

simpatis

Penurunan Hormon Adrenalin,

noreponefrin, katekolamin, serta

Vasodilatasi pembuluh darah

Peningkatan Relaksasi pada lansia

Penurunan Sekresi melatonin

dan β endorphin

Peningkatan Pemenuhan

kebutuhan tidur

Page 65: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

48

Dari gambar 3.1 dijelaskan bahwa relaksasi otot progresif dan senam

lansia mempengaruhi kualitas tidur pada lansia. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi tidur antara lain (penyakit, lingkungan, motivasi, kelelahan,

kecemasan, alkohol, obat-obatan). Dengan kondisi yang demikian dapat

membantu lansia untuk mendapatkan kenyamanan dalam tidur sehingga kualitas

tidur menjadi lebih baik yang telah ditentukan di Panti Werdha Magetan

3.2 Hipotesa Penelitian

Dalam penelitian ini rumusan hipotesisnya sebagai berikut :

“Ada efektivitas terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia terhadap

kualitas tidur lansia”.

Page 66: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

49

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode

Eksperimental dengan two group pre-test and post-test design yang terdiri dari 2

kelompok yang masing-masing kelompok diberikan intervensi yang berbeda.

Kelompok pertama diberikan intervensi terapi relaksasi otot progresif dan

kelompok kedua diberikan intervensi senam lansia dengan cara sampel dalam

penelitian ini diobservasi terlebih dahulu dan setelah diberikan perlakuan, sampel

tersebut diobservasi kembali. Rancangan ini tidak menggunakan kelompok

kontrol, tetapi dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti

untuk menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan (post-

test) (Nursalam, 2013). Penelitian ini akan menganalisa efektivitas terapi relaksasi

otot progresif dan senam lansia terhadap kualitas tidur lansia di Panti Werdha

Magetan.

Tabel 4.1 Desain Penelitian Eksperimental dengan two group pre-test and post-

test design

Subjek Pra Perlakuan Post

P1 O1 X1 O2

P2 O1 X2 O2

Keterangan :

P1 : Perlakuan 1

P2 : Perlakuan 2

O1 : Pengukuran awal sebelum dilakukan perlakuan (pre test)

Page 67: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

50

X1 : Perlakuan (Terapi relaksasi otot progresif)

X2 : Perlakuan (Senam lansia)

O2 : Pengukuran kedua setelah dilakukan perlakuan (post test)

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah subjek atau objek yang memenuhi kriteria yang

diharapkan. Populasi adalah keseluruhan suatu variabel menyangkut masalah

yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien lansia di Panti

Werdha Magetan sejumlah 87 pasien

4.2.2 Sampel

Sampel adalah terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling, dimana sampling

tersebut sebagai proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili populasi yang

ada. (Nursalam, 2016)

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien lansia di Panti Werdha

sebanyak 36 pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi sebagai berikut: responden

lansia berusia 50-90 tahun, berjenis kelamin laki-laki & perempuan, dapat

berkomunikasi verbal dengan baik. Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan

menggunakan rumus :

(t – 1) (n – 1) ≥ 15

Keterangan :

t : banyak kelompok perlakuan

n : besar sampel

Page 68: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

51

(t – 1) (n - 1) ≥ 15

(2 - 1) (n – 1) ≥ 15

( 1 ) (n - 1) ≥ 15

1n ≥ 15

n ≥ 15 + 1

n = 16

Sehingga dengan menggunakan rumus diatas maka besar sample yang

diperlukan untuk masing-masing kelompok perlakuan adalah n = 16 responden

Untuk menghindari Drop Out dalam peenelitian, maka perlu penambahan

jumlah sample agar besar sample tetap terpenuhi dengan rumus berikut :

𝑛′ =𝑛

(1 − f)

=16

(1 − 0,1)

=16

0,9= 17,7 = 18

Keterangan :

n’ : ukuran sample mengantisipasi drop out

n : ukuran sample asli

1-f : perkiraan proporsi Drop Out, yang diperkirakan 10% (f = 0,1)

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sample akhir yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adalah 36 responden.

Page 69: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

52

4.3 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2016).

Pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan Probability

Sampling dengan Simple Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel

dari populasi dilakukan secara acak, jika sampling frame kecil, nama bisa ditulis

pada secarik kertas, diletakkan di kotak, diaduk, dan diambil secara acak setelah

semuanya terkumpul (Nursalam, 2014). Proses randomisasi yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Memasukkan kertas gulungan yang sudah diberi kode/nomor ke dalam

kotak dengan sebaik baiknya.

2. Mengundi gulungan kertas sampai memperoleh 32 nama sebagai sample

penelitian, sedangkan sisanya yang tidak terpilih tidak akan dijadikan

sampel.

3. Mendata dan mengunjungi subjek penelitian yang diperoleh dari hasil

pengambilan lotre.

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan bagian kerja terhadap rancangan kegiatan

penelitian yang dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek penelitian)

variabel yang akan diteliti dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian

(Hidayat, 2009).

Page 70: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

53

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian “Efektivitas Terapi Relaksasi Otot

Progresif dan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Lansia di Panti

Werdha Magetan”

Populasi :

Seluruh pasien lansia di Panti Werdha Magetan sejumlah 87 pasien

responden Sampel :

Seluruh pasien lansia di Panti Werdha Magetan yang sesuai inklusi sejumlah

36 pasien

Desain Penelitian :

Eksperimental (two group pre test dan post test)

Pengolahan dan analisis data :

Editing, Coding, Data Entry, Scoring,

Tabulating

Analisa Data:

Paired t-test dan independent t-test

Sampling : simple random sampling

Pre Test

Terapi Relaksasi Otot

Progresif

Pre Test

Senam Lansia

Post Test

Lembar PSQI

Post Test

Lembar PSQI

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Page 71: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

54

4.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ciri atau ukuran yang melekat pada subjek

penelitian baik bersifat fisik (nyata) atau psikis (tidak nyata). Pengertian lain

menyebutkan bahwa variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

(Saryono, 2011). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen (Bebas)

Dalam penelitian ini variabel Independen adalah terapi relaksasi otot

progresif dan senam lansia

2. Variabel Dependen (Terikat)

Dalam penelitian ini variabel Dependen adalah kualitas tidur lansia

Page 72: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

55

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 4.2 Definisi Operasional Efektivitas Terapi Relaksasi Otot Progresif dan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur

Lansia di Panti Werdha Magetan

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat

Ukur

Skala

Data Kategori

Variabel independen:

Terapi Relaksasi Otot

Progresif

Senam Lansia

Tindakan latihan berupa

kontraksi & relaksasi otot

pada lansia

Program senam lansia yang

dilakukan untuk

merileksasikan tubuh

Diberikan terapi relaksasi otot

progresif dalam 1 minggu sebanyak

4 hari berturut-turut

Diberikan senam lansia dalam 1

minggu sebanyak 4 hari berturut-

turut

Lembar

SOP

Lembar

SOP

-

-

-

-

Variabel Dependen:

Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah skor

yang diperoleh dari

responden yang telah

menjawab pertanyaan

kuesioner PSQI

Yang terdiri dari 7 komponen yaitu :

1. Kualitas tidur subyektif

2. Latensi tidur

3. Lama tidur malam

4. Efisiensi tidur

5. Gangguan ketika tidur malam

6. Menggunakan obat tidur

7. Terganggunya aktivitas di siang

hari

(Muhibin Syah, 2006)

Kuesioner

PSQI

Interval Skor :

O : Sangat Baik

1 : Baik

2 : Kurang

3 : Sangat Kurang

Kriteria Skor :

Nilai skor 0-21

≤5 = baik

>5-21 = buruk

Page 73: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

56

4.6 Instrumen Penelitian

Terdapat 2 instrumen di dalam penelitian ini yaitu :

1. Dalam instrumen ini menggunakan alat ukur berupa lembar SOP

untuk melakukan relaksasi otot progresif dan senam lansia

2. Dalam instrumen ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner PSQI

untuk mengetahui kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan

relaksasi otot progresif dan senam lansia. Kemudian diberikan tanda

ceklist atau centang pada jawaban yang dipilih pada pertanyaan yang

ada di dalam kuesioner, pada kuesioner berisi pertanyaan skala PSQI

dengan skor ≤5 = baik, >5-21 = buruk.

Keterangan Cara Skoring

Komponen :

1. Kualitas tidur subyektif → Dilihat dari pertanyaan nomer 9

a. Sangat baik = 0

b. Baik =1

c. Kurang = 2

d. Sangat kurang = 3

2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) → total skor dari pertanyaan nomer 2

dan 5a

Pertanyaan nomer 2 :

a. ≤ 15 menit = 0

b. 16–30 menit = 1

c. 31-60 menit = 2

Page 74: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

57

d. >60 menit = 3

Pertanyaan nomer 5a :

a. Tidak pernah = 0

b. 1x seminggu = 1

c. 2x seminggu = 2

d. ≥ 3x seminggu = 3

Jumlahkan skor pertanyaan nomer 2 dan 5a, dengan skor dibawah ini

a. Skor 0 = 0

b. Skor 1-2 = 1

c. Skor 3-4 = 2

d. Skor 5-6 = 3

3. Lama tidur malam → Dilihat dari pertanyaan nomer 4

a. >7 jam = 0

b. 6-7 jam = 1

c. 5-6 jam = 2

d. <5 jam = 3

4. Efisiensi tidur → Pertanyaan nomer 1, 3, 4

Efisiensi tidur = (# lama tidur/ # lama di tempat tidur) x 100%

# lama tidur ± pertanyaan nomer 4

# lama di tempat tidur ± kalkulasi respon dari pertanyaan nomer 1 dan 3

Jika di dapat hasil berikut, maka skornya :

a. >85 % = 0

b. 75-84 % = 1

Page 75: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

58

c. 65-74 % = 2

d. <65 % = 3

5. Gangguan ketika tidur malam → Pertanyaan nomer 5b sampai 5i

Nomer 5b sampai 5i dinilai dengan skor dibawah ini :

a. Tidak pernah = 0

b. 1x seminggu = 1

c. 2x seminggu = 2

d. ≥ 3x seminggu = 3

Jumlahkan skor pertanyaan nomer 5b sampai 5i, dengan skor dibawah ini :

a. Skor 0 = 0

b. Skor 1-9 = 1

c. Skor 10-18 = 2

d. Skor 19-27 = 3

6. Menggunakan obat-obat tidur → Pertanyaan nomer 6

a. Tidak pernah = 0

b. 1x seminggu = 1

c. 2x seminggu = 2

d. ≥ 3x seminggu = 3

7. Terganggunya aktifitas di siang hari → Pertanyaan nomer 7 dan 8

Pertanyaan nomer 7 :

a. Tidak pernah = 0

b. 1x seminggu = 1

c. 2x seminggu = 2

Page 76: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

59

d. ≥ 3x seminggu = 3

Pertanyaan nomer 8 :

a. Tidak antusias = 0

b. Kecil = 1

c. Sedang = 2

d. Besar = 3

Jumlahkan skor pertanyaan nomer 7 dan 8, dengan skor dibawah ini :

a. Skor 0 = 0

b. Skor 1-2 = 1

c. Skor 3-4 = 2

d. Skor 5-6 = 3

Skor akhir : jumlahkan semua skor mulai dari komponen 1 - 7

Nilai tiap komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global antara 0-21.

Kriteria penilaian :

Skor ≤5 = kualitas tidur baik

Skor >5-21= kualitas tidur buruk

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian tempat dan lokasi yang digunakan sebagai objek

penelitian adalah Panti Werdha Magetan.

4.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian pada bulan Desember 2017 – Juni 2018

Page 77: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

60

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini prosedur yang ditetapkan adalah sebagai

berikut :

1. Mengajukan permohonan izin kepada institusi pendidikan STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun

2. Mengirimkan Permohonan izin yang diperoleh kepada bagian kepala Panti

Werdha Magetan

3. Melakukan izin kepada kepala Panti Werdha Magetan

4. Menemui responden yang sudah sesuai dengan kriteria yang ditentukan

5. Menjelaskan kepada calon responden dan keluarga calon responden

tentang tujuan dan manfaat penelitian.

6. Responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan dilakukan penelitian

7. Peneliti melakukan pengambilan data pertama penilaian kualitas tidur pada

responden

8. Peneliti melakukan relaksasi otot progresif selama 1 minggu responden

diberikan relaksasi otot progresif sebanyak 1 kali sehari selama 4 hari dan

terapi dimulai jam 08.00 setiap responden diberikan terapi selama 15

menit.

9. Peneliti melakukan senam lansia selama 1 minggu responden diberikan

senam lansia sebanyak 1 kali sehari selama 4 hari dan senam dimulai jam

08.00 setiap responden diberikan senam selama 15 menit

Page 78: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

61

10. Peneliti melakukan relaksasi otot progresif bersama dengan tim yang

berjumlah 10 orang termasuk peneliti

11. Peneliti mengobservasi kembali penilaian kualitas tidur pada hari ke 7

4.9 Pengolahan Data

Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan berbagai

tahapan diantaranya :

1. Editing

Hasil observasi atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah

kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian lembar observasi tersebut.

2. Coding

Setelah semua lembaran observasi diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan coding atau memberi tanda kode, yaitu mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pada

penilaian ini diberikan kode antara lain:

a. Jenis kelamin

Laki-laki = 1

Perempuan = 2

b. Usia

50 - 60 = 1

61 – 70 = 2

71 – 80 = 3

81 – 90 = 4

Page 79: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

62

c. Pendidikan

Tidak sekolah = 1

SD = 2

SMP = 3

SMA = 4

PT = 5

d. Pekerjaan

Tidak bekerja/IRT = 1

Petani = 2

Swasta = 3

PNS = 4

3. Processing atau entry data

Proses kelanjutan setelah coding data yaitu memasukkan data dari lembar

observasi ke dalam komputer.

4. Scoring (pemberian skor)

Menentukan score atau nilai untuk setiap pertanyaan dan tentukan nilai

terendah dan tertinggi, tahapan ini dilakukan setelah di tentukan kode

jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil

observasi dapat diberikan skor dan apabila responden menjawab

pertanyaan dengan jawaban iya maka di beri skor 1 dan jika responden

menjawab pertanyaan dengan jawaban tidak maka di beri skor 0.

Page 80: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

63

a. Skor pada variabel kualitas tidur pada lansia didapatkan skore

minimal 0 dan skore maksimal 21 sehingga di peroleh skore sebagai

berikut :

≤5 : kualitas tidur baik

>5-21 : kualitas tidur buruk

5. Tabulating

Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang di inginkan oleh peneliti.

4.10 Tehnik Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian

mengungkap fenomena (Nursalam, 2016).

4.10.1 Analisis Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. (Notoatmojo, 2012). Analisa univariat atau

variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan efektivitas

terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia terhadap kualitas tidur lansia di

Panti Werdha Magetan. Penyajian dalam penelitian ini berdistribusi seperti : jenis

kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan.

4.10.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisa untuk mengetahui interaksi dua

variabel, baik berupa komparatif, asosiatif, maupun korelatif (Saryono, 2011).

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya efektivitas terapi relaksasi

Page 81: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

64

otot progresif dan senam lansia terhadap kualitas tidur lansia di Panti Werdha

Magetan. Pengelolaan analisa bivariat ini menggunakan software SPSS 16.0.

Analisa yang dapat digunakan untuk membandingkan antara pre dan post

intervensi menggunakan uji Paired t-test jika data berdistribusi normal, dan jika

data tidak berdistribusi normal menggunakan uji wilcoxon yang merupakan

nonparametric test.

Penelitian ini juga menggunakan uji Independent t-test. Yang digunakan

untuk menguji adanya pengaruh antara kedua variabel. Ada tidaknya perbedaan

yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dapat diketahui melalui

dua cara, pertama harga t hitung dibandingkan dengan tabel sehingga diperoleh

interpretasi. Ketentuan pengujian adalah bila harga t hitung lebih besar dari harga

t tabel maka H0 ditolak.

Asumsi yang berlaku dalam independent t-test antara lain:

1. Skala data interval/rasio.

2. Data berdistribusi normal.

3. Varians antar kelompok sama atau homogen.

Tetapi jika distribusi tidak normal, peneliti menggunakan uji Man-Whitney

yang merupakan nonparametric test.

4.11 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan etika penelitian sebagai berikut :

1. Informend consent

Lembaran persetujuan diberikan kepada setiap calon responden yang

diteliti yang memenuhi kriteria inklusi. Bila calon responden menolak,

Page 82: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

65

maka peneliti tidak dapat memeriksa dan tetap menghormati hak-hak yang

bersangkutan.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut diberi kode tertentu.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4. Prinsip Keadilan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu

dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa

semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang

sama, tanpa membedakan gender, agama, dan sebagainya.

Page 83: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

66

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang efektivitas

terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia terhadap kualitas tidur lansia di

Panti Werdha Magetan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 Mei sampai 21

Mei 2018. Pengumpulan data dilakukan pada 36 lansia yang terdiri 18 lansia

diberikan terapi relaksasi otot progresif dan 18 lansia diberikan senam lansia.

5.1 Gambaran dan lokasi penelitian

Lokasi penelitian berada di wilayah Magetan di kecamatan Selosari, kab

Magetan, karena lokasi penelitian di wilayah Magetan secara geografis berada

pada wilayah pegunungan maka Panti Werdha Magetan memiliki jalan yang

menurun dan menanjak. Fasilitas yang tersedia di Panti Werdha Magetan meliputi

kantor pegawai, 8 wisma (srikandi, arimbi, bima, rama, sintha, arjuna, kunthi, dan

pandu), mushola, dapur, klinik kesehatan, sarana mahasiswa dan ruang perawatan

khusus. Panti Werdha Magetan sangat mudah dijangkau oleh kendaraan umum

maupun kendaraan pribadi karena letaknya dipinggir jalan raya di kecamatan

Selosari kab Magetan. Lansia yang tinggal di Panti Werdha Magetan berjumlah

87 lansia dan 24 lansia dengan perawatan khusus.

5.2 Karakteristik Responden

Penelitian efektivitas terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia

terhadap kualitas tidur lansia di Panti Werdha Magetan mulai dilaksanakan

tanggal 2 Mei sampai 21 Mei 2018. Dengan besar sampel 18 kelompok perlakuan

Page 84: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

67

relaksasi otot progresif dan 18 kelompok perlakuan senam lansia. Pemilihan

responden dilaksanakan sesuai kriteria inklusi dan ekslusi, dengan cara peneliti

memilih secara acak responden yang akan dijadikan sampel kemudian diberikan

penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan meliputi tujuan dan manfaat

dari penelitian yang akan dilakukan, apabila lansia tersebut bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini maka akan diberikan lembar persetujuan (inform

consent) untuk ditanda tangani oleh lansia tersebut. Adapun hasil penelitian

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

5.2.1 Data umum

1. Karakteristik responden berdasarkan Usia

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia pada

kelompok relaksasi otot progresif di PSTW Magetan, kab.

Magetan tahun 2018

Usia Frekuensi Prosentase (%)

50-60 1 5.6 %

61-70 15 83,3 %

71-80 2 11,1%

Jumlah 18 100%

Sumber : Data Primer, 2018

Hasil penelitian pada tabel 5.1 dijelaskan bahwa sebagian besar

responden yang berusia 61-70 tahun berjumlah 15 lansia ( 83,3 %).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia pada

kelompok senam lansia di PSTW Magetan, kab. Magetan

tahun 2018

Usia Frekuensi Prosentase (%)

61-70 17 94,4%

71-80 1 5,6%

Jumlah 18 100%

Sumber : Data Primer, 2018

Hasil penelitian pada tabel 5.2 dijelaskan bahwa sebagian besar

responden yang berusia 61-70 tahun berjumlah 17 lansia ( 94,4%).

Page 85: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

68

2. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

responden pada kelompok relaksasi otot progresif dan senam

lansia di PSTW Magetan, kab. Magetan tahun 2018

Jenis

kelamin

Relaksasi Otot Progresif Senam Lansia

Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%)

Laki-laki 7 38,9 % 7 38,9 %

Perempuan 11 61,1 % 11 61,1 %

Jumlah 18 100% 18 100%

Sumber : Data Primer, 2018

Hasil penelitian pada tabel 5.3 dijelaskan bahwa kelompok terapi

relaksasi otot progresif dan senam lansia masing-masing berjumlah sama,

untuk responden laki-laki berjumlah 7 lansia dan perempuan berjumlah 11

lansia dengan total 36 lansia ( 100%).

3. Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

responden pada kelompok relaksasi otot progresif dan senam

lansia di PSTW Magetan, kab. Magetan tahun 2018

Pendidikan Relaksasi Otot Progresif Senam Lansia

Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%)

SD 8 44,4 % 9 50,0%

SMP 10 55, 6 % 9 50,0%

Jumlah 18 100 % 18 100%

Sumber : Data Primer, 2018

Hasil penelitian pada tabel 5.4 dijelaskan bahwa kelompok relaksasi

otot progresif sebagian besar responden berpendidikan SMP berjumlah 10

lansia (55,6%) dan untuk pendidikan SD berjumlah 8 lansia (44,4%).

Untuk kelompok senam lansia pendidikan SD berjumlah 9 lansia (50,0%)

dan pendidikan SMP berjumlah 9 lansia (50,0%).

Page 86: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

69

4. Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan pada

kelompok relaksasi otot progresif dan senam lansia di PSTW

Magetan, kab. Magetan tahun 2018

Pekerjaan Relaksasi Otot Progresif Senam Lansia

Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%)

Tidak Bekerja 18 100 % 18 100%

Sumber : Data Primer, 2018

Hasil penelitian pada tabel 5.5 dijelaskan bahwa seluruh responden

pada kelompok relaksasi otot progresif dan senam lansia yang tidak

bekerja berjumlah 36 lansia (100%)

5.2.2 Data Khusus

Setelah dilakukan uji normalitas data diketahui data tidak berdistribusi

normal, sehingga dalam menganalisis data menggunakan uji non parametrik yaitu

dengan menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi

relaksasi otot progresif dan senam lansia terhadap perubahan kualitas tidur pada

lansia, dan menggunakan uji Mann Whitney untuk mengetahui efektivitas

pemberian terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia terhadap perubahan

kualitas tidur pada lansia.

1. Perubahan Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi

Relaksasi Otot Progresif

Tabel 5.6 Distribusi perubahan kualitas tidur pada kelompok perlakuan

terapi relaksasi otot progresif pada lansia di PSTW Magetan

Bulan Mei 2018.

Perubahan

kualitas tidur

Skor

Kelompok terapi relaksasi

otot progresif Pre Test

Kelompok terapi

relaksasi otot progresif

Post Test

F % F %

Kualitas tidur baik ≤5 0 0 % 14 77,8 %

Kualitas tidur

buruk >5-21 18 100 % 4 22,2 %

Total 18 100% 18 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2018

Page 87: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

70

Berdasarkan dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa perubahan kualitas

tidur yang dialami lansia di PSTW Magetan pada kelompok perlakuan

terapi relaksasi otot progresif dengan jumlah 18 lansia (100%)

menunjukan sebagian besar reponden (100%) mengalami kualitas tidur

buruk, setelah diberikan perlakuan terapi relaksasi otot progresif sebagian

besar responden mengalami perubahan kualitas tidur baik dengan jumlah

14 responden (77,8%) sedangkan responden yang tidak mengalami

perubahan setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif berjumlah 4

responden (22,2%).

2. Perubahan Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah Diberikan Senam Lansia

Tabel 5.7 Distribusi perubahan kualitas tidur pada kelompok perlakuan

senam lansia pada lansia di PSTW Magetan Bulan Mei 2018.

Perubahan kualitas tidur Skor

Kelompok senam

lansia Pre Test

Kelompok senam

lansia Post Test

F % F %

Kualitas tidur baik ≤5 6 33,3% 15 83,3 %

Kualitas tidur buruk >5-21 12 66,7% 3 16,7 %

Total 18 100% 18 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2018

Berdasarkan dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa perubahan kualitas

tidur yang dialami lansia di PSTW Magetan pada kelompok perlakuan

senam lansia dengan jumlah 18 lansia (100%) menunjukan sebagian besar

responden sebelum diberikan senam lansia yang mengalami kualitas tidur

buruk berjumlah 12 responden (66,7%), sedangkan lansia yang mengalami

kualitas tidur baik berjumlah 6 responden (33,3%). Setelah diberikan

senam lansia mengalami perubahan kualitas tidur baik berjumlah 15

responden (83,3%), sedangkan lansia yang tidak mengalami perubahan

Page 88: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

71

kualitas tidur baik setelah diberikan senam lansia sebanyak 3 responden

(16,7%) yang masih mengalami kualitas tidur buruk

3. Hasil Analisa Bivariat

Dari hasil analisa Efektivitas terapi relaksasi otot progresif dan senam

lansia terhadap kualitas tidur lansia di PSTW Magetan dijelaskan dalam

tabel dibawah ini :

Tabel 5.8 Efektivitas terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia

terhadap kualitas tidur lansia di PSTW Magetan pada Bulan

Mei 2018

Terapi relaksasi otot progresif Senam lansia

Pre Post Pre Post

Mean 11,11 4,22 6,28 4,72

Median 11,00 4,00 6,00 5,00

SD 1,491 1,396 1,602 1,074

Min 8 3 4 3

Max 14 7 9 7

N 18 18

P = 0,000 P = 0,000

Sumber : Data Primer diolah, 2018

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa hasil dari sebelum dan sesudah

pemberian terapi relaksasi otot progresif mean/rata-rata adalah 4,22

sedangkan hasil dari sebelum dan sesudah pemberian senam lansia

mean/rata-rata adalah 4,72. Nilai minimum pada kelompok sesudah

pemberian terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia adalah 3, nilai

maximum pada kelompok sesudah terapi relaksasi otot progresif adalah 7

dan sesudah senam lansia adalah 7, sedangkan nilai std.deviation

kelompok sesudah terapi relaksasi otot progresif adalah 1,396 dan sesudah

terapi senam lansia adalah 1,074.

Berdasarkan hasil uji statistik dari perubahan kualitas tidur sebelum

dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif menggunakan Uji

Page 89: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

72

Wilcoxon Signed Rank Test. Didapatkan nilai p value = 0,000 ≤ ɑ = 0,05,

sehingga secara statistik H1 diterima dan H0 ditolak , yang artinya ada

pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan kualitas tidur

dan hasil uji statistik dari perubahan kualitas tidur sebelum dan sesudah

diberikan senam lansia menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test.

Didapatkan nilai p value = 0,000 ≤ ɑ = 0,05, sehingga secara statistik H1

diterima dan H0 ditolak, yang artinya ada pengaruh senam lansia terhadap

perubahan kualitas tidur pada lansia di PSTW Magetan.

Tabel 5.9 Hasil Uji Statistik Pengaruh terapi relaksasi otot progresif dan

senam lansia terhadap kualitas tidur lansia di PSTW Magetan

pada bulan Mei 2018.

Kelompok N Rata-rata nilai

pretest

Rata-rata nilai

post test Selisih Nilai (p)

Terapi

relaksasi otot

progresif

18 11,11 4,22 6,89 P = 0.000

Senam lansia 18 6,28 4,72 1,56 P = 0.000

Sumber : Data Primer diolah, 2018

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa pada kelompok terapi relaksasi otot

progresif rata-rata nilai pre test adalah 11,11 dan rata rata nilai post test

adalah 4,22 dengan selisih 6,89, sedangkan pada kelompok senam lansia

rata-rata nilai pretest adalah 6,28 dan rata-rata nilai post test adalah 4,72

dengan selisih 1,56.

Berdasarkan hasil uji statistik dari perubahan kualitas tidur sebelum

dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif menggunakan Uji

Wilcoxon Signed Rank Test. Didapatkan nilai p value = 0,000 ≤ ɑ = 0,05,

sehingga secara statistik H1 diterima dan H0 ditolak , yang artinya ada

pengaruh pemberian terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan

Page 90: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

73

kualitas tidur pada lansia dan hasil uji statistik dari perubahan kualitas

tidur sebelum dan sesudah diberikan senam lansia menggunakan Uji

Wilcoxon Signed Rank Test. Didapatkan nilai p value = 0,000 ≤ ɑ = 0,05,

sehingga secara statistik H1 diterima dan H0 ditolak, yang artinya ada

pengaruh pemberian senam lansia terhadap perubahan kualitas tidur pada

lansia di PSTW Magetan.

Efektivitas pemberian terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia

terhadap perubahan kualitas tidur pada lansia di kedua kelompok

perlakuan.

4. Perbedaan Efektivitas antara Terapi Relaksasi Otot Progresif Dan Senam

Lansia Terhadap Kualitas Tidur lansia di PSTW Magetan

Tabel 5.10 Perbedaan Sesudah Diberikan Terapi Relaksasi Otot Progresif

Dan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur lansia.

Kelompok Mean Rank Sum Of Ranks pValue

Relaksasi otot progresif 26,69 480,50 0,000

Senam lansia 10,31 185,50

Sumber : Data Primer diolah, 2018

Uji Mann Whitney didapatkan nilai p Value (Aymp. Sig 2-tailed)

sebesar 0,000 (< 0,05) sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1

diterima yang berarti ada perbedaan efektivitas terapi relaksasi otot

progresif dan senam lansia terhadap kualitas tidur lansia di PSTW

Magetan.

Page 91: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

74

5.3 Pembahasan

5.3.1 Perubahan Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi

Relaksasi Otot Progresif.

Hasil penelitian yang dilakukan pada 18 responden di PSTW Magetan

berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 18

responden (100%) mengalami kualitas tidur buruk sebelum dilakukan pemberian

relaksasi otot progresif, dengan hasil mean 11,11 dan median 11,00.

Setelah mendapatkan kelompok perlakuan terapi relaksasi otot progresif

sebagian besar menunjukkan tingkat perubahan dengan kualitas tidur buruk

berkurang dengan jumlah 4 lansia (22,2%) sedangkan kualitas tidur baik dengan

jumlah 14 lansia (77,8%), diperoleh hasil mean dan median setelah mendapatkan

perlakuan dengan hasil mean 4,22 dan median 4,00.

Hal ini sesuai menurut Corey (2005) Relaksasi Otot Progresif merupakan

suatu teknik relaksasi yang menggunakan serangkaian gerakan tubuh yang

bertujuan untuk melemaskan dan memberi efek nyaman pada seluruh tubuh.

Relaksasi Otot Progresif telah terbukti bermanfaat pada berbagai kondisi subjek

penelitian. Saat ini relaksasi otot progresif semakin berkembang dan semakin

sering dilakukan karena terbukti efektif mengatasi ketegangan, kecemasan, stress,

depresi, kualitas tidur (Erliana, E, 2010). Relaksasi otot progresif merangsang

penurunan aktivitas RAS (Reticular Activating System) sebagai akibat penurunan

aktivitas sistem batang otak. Respon relaksasi terjadi karena terangsangnya

aktifitas sistem saraf otonom parasimpatis nuclei rafe sehingga menyebabkan

penurunan fungsi oksigen, frekuensi nafas, ketegangan otot, seta gelombang alfa

dalam otak sehingga mudah untuk tertidur. (Ramdhani, 2013). Penelitian

Page 92: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

75

sebelumnya juga berpendapat bahwa terapi relaksasi otot progresif harus

dilakukan dengan baik karena dapat menciptakan keadaan yang rileks, dan efektif

dalam memperbaiki tidur (Prayitno, 2013)

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebelum diberikan

relaksasi otot progresif lansia yang mengalami kualitas tidur buruk dikarenakan

adanya gangguan, seperti sering terbangun tanpa adanya sebab, sulit untuk

memulai tidur sehingga peneliti memberikan perlakuan terapi relaksasi otot

progresif, setelah diberikan relaksasi otot progresif pada lansia, kualitas tidur

buruk terdapat peningkatan kualitas tidur baik, karena dapat merasa rileks dengan

gerakan relaksasi otot progresif. Jadi dengan diberikannya relaksasi otot progresif

ini, lansia dapat tidur dengan nyaman.

Hasil rata-rata dari kuesioner PSQI sebelum diberikan terapi relaksasi otot

progresif yang terdiri dari 7 indikator yaitu dari indikator ke-1 adalah kualitas

tidur subyektif ada 17 lansia mengalami kualitas tidur subyektif kurang. Indikator

ke-2 adalah latensi tidur ada 11 lansia mengalami kesulitan memulai tidur.

Indikator ke-3 adalah lama tidur malam ada 17 lansia mengalami tidur malam

selama 5-6 jam. Indikator ke-4 adalah efisiensi tidur ada 16 lansia mengalami

efisiensi tidur rata-rata 65-74%. Indikator ke-5 adalah gangguan ketika tidur

malam ada 16 lansia mengalami gangguan tidur malam sebanyak 2x dalam

seminggu. Indikator ke-6 adalah penggunaan obat tidur ada 13 lansia

menggunakan obat tidur sebanyak 1x dalam seminggu. Indikator ke-7 adalah

terganggunya aktifitas di siang hari, ada 17 lansia ketika melakukan aktifitas di

siang hari mengalami gangguan mengantuk.

Page 93: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

76

Setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif, dari 7 indikator yaitu dari

indikator ke-1 adalah kualitas tidur subyektif ada 10 lansia mengalami kualitas

tidur subyektif baik. Indikator ke-2 adalah latensi tidur ada 14 lansia sudah tidak

mengalami kesulitan memulai tidur. Indikator ke-3 adalah lama tidur malam ada

17 lansia mengalami tidur malam selama 6-7 jam. Indikator ke-4 adalah efisiensi

tidur ada 18 lansia mengalami efisiensi tidur rata-rata 75-84%. Indikator ke-5

adalah gangguan ketika tidur malam ada 9 lansia mengalami gangguan tidur

malam sebanyak 1x dalam seminggu. Indikator ke-6 adalah penggunaan obat tidur

ada 18 lansia tidak lagi menggunakan obat tidur. Indikator ke-7 adalah

terganggunya aktifitas di siang hari, ada 14 lansia ketika melakukan aktifitas di

siang hari tidak pernah mengalami gangguan mengantuk.

5.3.2 Perubahan Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah Dilakukan Senam

Lansia

Hasil penelitian yang dilakukan pada 18 responden di PSTW Magetan

berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 12

responden (66,7%) mengalami kualitas tidur buruk sebelum dilakukan pemberian

senam lansia, dengan hasil mean 6,28 dan median 6,00.

Setelah mendapatkan kelompok perlakuan senam lansia sebagian besar

menunjukkan tingkat perubahan dengan kualitas tidur buruk berkurang dengan

jumlah 3 lansia (16,7%) sedangkan kualitas tidur baik dengan jumlah 15 lansia

(83,3%), diperoleh hasil mean dan median setelah mendapatkan perlakuan dengan

hasil mean 4,72 dan median 5,00.

Menurut Rahayu (2008) Semua jenis olahraga yang pada prinsipnya dapat

dilakukan oleh lansia, asalkan jenis olahraga tersebut sudah dikerjakannya secara

Page 94: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

77

teratur sejak muda. Senam lansia merangsang penurunan aktifitas saraf simpatis

dan peningkatan aktifitas parasimpatis yang berpengaruh pada penurunan hormon

adrenalin, norepinefrin dan katekolamin serta vasodilatasi pada pembuluh darah

yang mengakibatkan transpor oksigen ke seluruh tubuh terutama otak lancar

sehingga meningkatkan relaksasi, serta penurunan sekresi melatonin dan β

endorphin dapat menurunkan tekanan darah dan nadi, selain itu juga bisa

membantu pemenuhan kebutuhan tidur. Senam lansia merupakan serangkaian

gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan secara

tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan

fungsional raga. Saryono & Widiati, (2011). Penelitian sebelumnya juga

berpendapat bahwa senam lansia akan meningkatkan relaksasi lansia, selain itu

sekresi melatonin yang optimal dan pengaruh beta endhorphin dan membantu

peningkatan kebutuhan tidur lansia (Rahayu, 2008). Jadi pemberian senam lansia

sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas tidur sesuai dengan penelitian

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebelum diberikan

senam lansia yang mengalami kualitas tidur buruk dikarenakan adanya gangguan,

seperti durasi tidur yang singkat, sering mengalami mimpi buruk sehingga saya

memberikan senam lansia, setelah diberikan senam lansia, lansia dengan kualitas

tidur buruk dapat meningkat menjadi kualitas tidur baik, karena dapat

menggerakaan tubuh dengan gerakan senam lansia. Jadi dengan diberikannya

senam lansia ini, lansia dapat tidur dengan nyenyak dan dapat meningkatkan

kualitas tidur menjadi baik.

Page 95: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

78

Hasil rata-rata dari kuesioner PSQI sebelum diberikan senam lansia yang

terdiri dari 7 indikator yaitu dari indikator ke-1 adalah kualitas tidur subyektif ada

9 lansia mengalami kualitas tidur subyektif kurang. Indikator ke-2 adalah latensi

tidur ada 11 lansia mengalami kesulitan memulai tidur. Indikator ke-3 adalah lama

tidur malam ada 14 lansia mengalami tidur malam selama 6-7 jam. Indikator ke-4

adalah efisiensi tidur ada 14 lansia mengalami efisiensi tidur rata-rata 75-84%.

Indikator ke-5 adalah gangguan ketika tidur malam ada 14 lansia mengalami

gangguan tidur malam sebanyak 1x dalam seminggu. Indikator ke-6 adalah

penggunaan obat tidur ada 11 lansia tidak pernah menggunakan obat tidur.

Indikator ke-7 adalah terganggunya aktifitas di siang hari, ada 11 lansia ketika

melakukan aktifitas di siang hari tidak pernah mengalami gangguan mengantuk.

Setelah diberikan senam lansia, dari 7 indikator yaitu dari indikator ke-1

adalah kualitas tidur subyektif ada 15 lansia mengalami kualitas tidur subyektif

baik. Indikator ke-2 adalah latensi tidur ada 16 lansia sudah tidak mengalami

kesulitan memulai tidur. Indikator ke-3 adalah lama tidur malam ada 16 lansia

mengalami tidur malam selama 6-7 jam. Indikator ke-4 adalah efisiensi tidur ada

15 lansia mengalami efisiensi tidur rata-rata 75-84%. Indikator ke-5 adalah

gangguan ketika tidur malam ada 12 lansia mengalami gangguan tidur malam

sebanyak 1x dalam seminggu. Indikator ke-6 adalah penggunaan obat tidur ada 15

lansia tidak lagi menggunakan obat tidur. Indikator ke-7 adalah terganggunya

aktifitas di siang hari, ada 12 lansia ketika melakukan aktifitas di siang hari tidak

pernah mengalami gangguan mengantuk.

Page 96: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

79

5.3.3 Perbedaan Beda Rerata Skor Post test Terapi Relaksasi Otot

Progresif dan Senam Lansia Terhadap Perubahan Kualitas Tidur

Pada Kedua Kelompok Perlakuan.

Berdasarkan hasil Uji Mann Whitney diperoleh hasil beda rerata skor post

test pada kedua kelompok perlakuan dengan nilai p value = 0,000 < 0,05 yang

berarti ada perbedaan yang bermakna antara post test pada kedua kelompok

perlakuan relaksasi otot progresif dan senam lansia, sehingga Ha diterima. Jadi

pemberian terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia dapat meningkatkan

kualitas tidur pada lansia. Dengan hasil yang diperoleh nilai mean setelah

diberikan relaksasi otot progresif 26,69 sedangkan nilai mean setelah diberikan

senam lansia adalah 10,31. Jadi terapi relaksasi otot progresif lebih efektif

dibandingkan senam lansia, maka dari itu kualitas tidur lansia baik.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebelum diberikan

relaksasi otot progresif lansia yang mengalami kualitas tidur buruk dikarenakan

adanya gangguan, seperti sering terbangun tanpa adanya sebab, sulit untuk

memulai tidur sehingga saya memberikan perlakuan terapi relaksasi otot

progresif, selain itu kualitas tidur juga dapat disebabkan karena faktor lingkungan

yang tidak nyaman misalnya disekitar lingkungannya suasananya bising.

Sedangkan senam lansia diberikan terhadap lansia yang mengalami kualitas tidur

buruk dikarenakan adanya gangguan, seperti durasi tidur yang singkat, sering

mengalami mimpi buruk sehingga saya memberikan senam lansia, setelah

diberikan senam lansia, lansia dengan kualitas tidur buruk dapat meningkat

menjadi kualitas tidur baik, karena dapat menggerakaan tubuh dengan gerakan

Page 97: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

80

senam lansia tetapi pada kedua perlakuan lebih efektif kualitas tidur yang

diberikan terapi relaksasi otot progresif.

Latihan relaksasi otot progresif melibatkan sembilan kelompok otot yang

ditegangkan dan dilemaskan, yaitu kelompok otot tangan, kaki, dahi, mata, otot-

otot bibir, lidah, rahang, dada dan leher. Gunawan (2001), Setiadi (2007), dan

Wibowo (2008), berpendapat pada anggota gerak bagian atas terdapat sekumpulan

otot yang terlibat dalam kontraksi dan relaksasi yaitu musculus latissimus dorsi,

musculus deltoideus, musculus trapezius, musculus biceps brachii, musculus

triceps brachii, musculus extensor carpi radialis, musculus extensor carpi ulnsris,

musculuspronator teres, musculus palmaris ulnaris, dan musculus feksor

digitorunt profundus. Pada bagian leher dan bahu, jenis otot yang terlibat meliputi

musculus platisma, musculus sternoHeido mastoid, musculus longisimus capitis,

musculus deltoid, musculus sub scapularis, musculus supraspinatus, musculus

supra infraspinatus, dan musculus teres. Sedangkan pada bagian dada otot yang

terlibat adalah musculus pectoralis major, musculus pectoralis minor, musculus

sub clavicula, dan musculus seratus anterior. Selain itu pada saat melakukan

pemafasan dalam, juga melibatkan otot-otot bagian perut yang meliputi musculus

abdominalis internal, musculus abdominalis eksternal, musculus obliqus

abdominalis, dan musculus trensversus abdominalis.

Semua jenis olahraga yang pada prinsipnya dapat dilakukan oleh lansia,

asalkan jenis olahraga tersebut sudah dikerjakannya secara teratur sejak muda.

Senam lansia merangsang penurunan aktifitas saraf simpatis dan peningkatan

aktifitas parasimpats yang berpengaruh pada penurunan hormon adrenalin,

Page 98: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

81

norepinefrin dan katekolamin serta vasodilatasi pada pembuluh darah yang

mengakibatkan transpor oksigen ke seluruh tubuh terutama otak lancar sehingga

meningkatkan relaksasi, serta penurunan sekresi melatonin dan β endorphin dapat

menurunkan tekanan darah dan nadi, selain itu juga bisa membantu pemenuhan

kebutuhan tidur. Rahayu, (2008). Senam lansia merupakan serangkaian gerak

nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau

berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga.

Saryono & Widiati, (2011).

Page 99: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

82

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

yang berjudul “Efektivitas Terapi Relaksasi Otot Progresif dan Senam Lansia

Terhadap Kualitas Tidur Lansia di Panti Werdha Magetan”

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengumpulan data, analisa dan pembahasan dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Kualitas tidur baik pada lansia sebelum diberikan terapi relaksasi otot

progresif di Panti Werdha Magetan ada 0 lansia dan setelah dilakukan

relaksasi otot progresif ada 14 lansia mengalami kualitas tidur baik.

2. Kualitas tidur baik pada lansia sebelum diberikan senam lansia di Panti

Werdha Magetan ada 6 lansia dan setelah dilakukan senam lansia ada 15

lansia mengalami kualitas tidur baik

3. Ada perbedaan antara terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia

terhadap perubahan kualitas tidur pada lansia di Panti Werdha Magetan.

Dengan hasil Uji Statistik Mann Whitney diperoleh hasil beda rerata skor

post test pada kedua kelompok perlakuan dengan nilai p = 0,000 dinilai <

0,05

Page 100: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

83

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Perawat di PSTW Magetan

Penelitian terapi relaksasi otot progresif dan senam lansia terbukti dapat

dijadikan intervensi pada lansia yang mengalami gangguan kualitas tidur.

Namun hasil penelitian ini ternyata lebih efektif relaksasi otot progresif

untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia

6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Menjadi sumber referensi pemberian terapi relaksasi otot progresif dan

senam lansia terhadap masalah gangguan kualitas tidur pada lansia

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian serupa

dengan pengembangan penelitian lebih lanjut seperti dengan menggunakan

metode kesehatan yang berbeda

Page 101: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

84

DAFTAR PUSTAKA

Anch AM et al. 2010. sleep: a scientific perspectif, Englewood Cliffs. new jersey:

prentice-hall.

Anggriyana dan Proverawati. 2010. Senam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medica.

Aspiani, R. Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik, Aplikasi NANDA,

NIC dan NOC. Edisi 1. Jakarta: EGC.

Azizah, Lilik Ma’ rifatul, 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta :

GrahaI lmu.

Bandiyah, 2013. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Barbara, Kozier. 2008. Fundamental of Nursing. Seventh Edition, Vol.2, Jakarta:

EGC.

Bernstein, D., & Borkovec 2007. The Cardiovascular System. In: Nelson

Textbook of Pediatrics 18th Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier, pp.

1828-1928.

Conrad, A. Isaac. L., and . Roth. W.t. 2008. The psychophysiology of generalized

anxiety disorder: Effects of applied relaxation. Psychophysiology, 45

(2008), 377–388. Blackwell Publishing Inc. Printed in the USA. Journal

Compilation.

Corey, Gerald. 2011. Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi.

Terjemahan oleh E. Koeswara. Jakarta: ERESCO.

Erliana, E. 2010. Perbedaan Tingkat Insomnia Lansia Sebelum dan Sesudah

Latihan Relaksasi Otot Progresif (Progresif Muscle Relaxation) di Badan

Pelayanan Sosial Tresna Wreda (BPSTW) Ciparay Bandung. Jurnal.

Gunawan, Lany. 2011. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

Heny W. LP, Sutresna, I N., Wira, KP. P. 2013. Pengaruh Masase Punggung

Dengan Insomnia di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar.

Jurnal Dunia Kesehatan. Volume 2. Nomor 2.

Hidayat, A. A. A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep

dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Page 102: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

85

Hidayat, A dan Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian dan Tehnik Analisa data.

Jakarta: Salemba Medika.

Khasanah. K. 2012. Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial “MANDIRI”

Semarang. Jurnal Nursing Studies, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012.

Linton, A.D & Helen, W. Lach. 2010. Gerontogical Nursing Concept and

Practice. USA: Saunders.

Maryam, Siti dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Lansia. Jakarta : Trans Info

Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta.

Nugroho, W. 2012. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi-3. Jakarta: EGC.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.

Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Oswald I. 2008. Good, Poor, and Disordered Sleep in Priest RG. editor: sleep: an

international monograph. london: ubdate books.

Rahayu, S. 2008. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Samsudrajat, A. 2012. Menuju hari tua yang sehat, mandiri dan produktif tanpa

kontaminasi rokok untuk mewujudkan ekonomi hijau. Tersedia dalam

https:// agus34drajat.wordpress.com/author/ agus34drajat/page/2/.

Saryono & Anggriyana Tri Widianti. 2011. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar

Manusia (KDM). Yogyakarta: Nuha Medika.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia.

Setiadi. 2013. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Soewodo, S. 2009. Panduan dan Intruksi latihan progresif. Depok : Lembaga

pengembangan sarana pengukuran dan pendidikan psikologi.

Stanley, M., & Beare, P. G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:

EGC.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alafabeta.

Page 103: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

86

Sumintarsih. 2012. Kebugaran Jasmani Untuk Lansia. Olahraga , 147-160.

Sunaryo, Wijayanti, R., Kuhu, M. M., Sumedi, T., Widayanti, E. D., Sukrillah, U.

A., Kuswati, A. 2016. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV.

Andi Offset.

Widianti, A.T. & Proverawati, A. 2010. Senam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Page 104: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP
Page 105: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

87

Lampiran 1

Surat Permohonan Pencarian Data Awal

Page 106: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

88

Lampiran 2

Surat Izin Penelitian

Page 107: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

89

Lampiran 3

Surat Keterangan Selesai Penelitian

Page 108: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

90

Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa program S1

Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Nama : Fitrotin T Wira Derma

NIM : 201402019

Akan melakukan penelitian di bidang keperawatan mengenai “Efektivitas

Terapi Relaksasi Otot Progresif dan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur

Lansia di Panti Werdha Magetan“ sehubungan dengan penelitian tersebut, saya

memohon kesedian saudari menjadi responden untuk saya amati guna mengisi

lembar observasi. Semua data dan informasi yang saudara/i berikan akan tetap

terjaga kerahasiannya, hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak

akan menimbulkan akibat yang merugikan.

Penelitian ini akan bermanfaat jika saudara/i berpartisipasi. Apabila

saudara/i bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, mohon mendatangani

lembar persetujuan.

Madiun, 2018

Peneliti,

(Fitrotin T Wira Derma)

Page 109: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

91

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

NAMA :

UMUR :

Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan

kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswa Program S1 Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun yang

bernama Fitrotin T Wira Derma mengenai “Efektivitas Terapi Relaksasi Otot

Progresif dan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Lansia di Panti Werdha

Magetan“ saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat

bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di indonesia. Untuk itu saya akan

memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-benarnya.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan

Madiun, 2018

Responden,

( )

Page 110: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

92

Lampiran 6

PROSEDUR PELAKSANAAN DENGAN STANDART

OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SENAM LANSIA

Pengertian Senam lansia adalah olahraga ringan

yang dapat dilakukan untuk membina

kesehatan jasmani dan memelihara

kebugaran lansia.

Tujuan Serangkaian gerak nada yang teratur

dan terarah serta terencana yang

dilakukan secara tersendiri atau

berkelompok dengan maksud

meningkatkan kemampuan fungsional

raga.

Prosedur Pelaksanaan

I. Tahap Persiapan

1. Persiapan lingkungan

Kegiatan dilakukan di Panti Werdha Magetan

2. Persiapan Klien

3. Persiapan Alat

a. Laptop

b. Daftar hadir

c. Speeker (pengeras suara)

II. Tahapan Kerja

Pemanasan

Keterangan Gerakan Contoh Gerakan yang Dilakukan

a. Sikap permulaan :

Berdiri tegak, mengambil nafas

dengan mengangkat lengan

membentuk huruf V.

Page 111: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

93

b. Jalan ditempat dalam 4x8 hitungan.

c. Jalan maju, mundur, gerakkan

kepala menengok samping,

memiringkan kepala menundukkan

kepala dalam 8x8 hitungan.

Page 112: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

94

d. Melangkahkan satu langkah

kesamping dengan menggerakkan

bahu dalam 8x8 hitungan.

e. Dorong tumit kanan kedepan

bergantian dengan tumit kiri, angkat

kaki, tekuk lengan.

f. Peregangan dinamis dengan jalan

ditempat dalam 8x8 hitungan.

Kondisioning

Keterangan Gerakan Contoh Gerakan yang Dilakukan

a. Dimulai dari gerakan peralihan :

jalan, tepuk dan goyang tangan

dalam 2x8 hitungan.

b. Jalan maju dan mundur melatih

koordinasi lengan dan tungkai dalam

2x8 hitungan.

c. Melangkah kesamping dengan

mengayun lengan kedepan,

menguatkan otot lengan dalam 2x8

hitungan.

d. Melangkah kesamping dengan

mengayun lengan kesamping,

menguatkan lengan atas dan bawah

dalam 2x8 hitungan.

e. Kaki bertumpu pada tumit, tekuk

lengan koordinasi gerakan kaki

dengan lengan dalam 2x8 hitungan.

f. Mendorong kaki kebelakang dengan

Page 113: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

95

lengan kebelakang dengan 2x8

hitungan.

g. Gerakan mendorong kesamping

dengan lengan mendorong

kesamping dalam 2x8 hitungan.

h. Mengangkat lutut kedepan dengan

tangan lurus keatas, koordinasi dan

menguatkan otot tungkai dalam 2x8

hitungan.

i. Mengangkat kaki dengan tangan

mnggulung dalam 2x8 hitungan.

j. Gerakan melangkah kesamping 2

langkah kekanan tangan diayun

kesamping, gerakan sebalinya juga

sama dalam 2x8 hitungan

Penenangan

Keterangan Gerakan Contoh Gerakan yang Dilakukan

a. Peregangan dinamis dengan

mengangkat lengan bergantian

dalam 2x8 hitungan.

b. Peregangan dinamis dengan

mengangkat lengan keduanya dalam

2x8 hitungan.

c. Buka kaki kanan, tekuk lutut kanan

sambil mengangkat tangan kanan

keatas, tangan kiri disamping badan

dalam 2x8 hitungan.

d. Kaki terbuka, tekuk lutut kanan

sambil mengangkat tangan kanan

keatas melalui samping, tangan kiri

disamping badan dalam 2x8

hitungan.

e. Peregangan dinamis dan statis

dengan memutar badan dan

memindahkan kedua ujung kaki

dalam 4x8 hitungan kekanan, dan

dalam 4x8 hitungan ke kiri.

Page 114: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

96

f. Gerakan pernafasan dengan

membuka kaki selebar bahu tangan

mendorong kesamping kanan dan

kiri dalam 2x8 hitungan.

g. Gerakan pernafasan dengan lutut

ditekuk dan lengan mendorong

kedepan dalam 2x8 hitungan.

h. Gerakan pernafasan kaki terbuka

selebar bahu lengan diangkat keatas

membentuk huruf V dalam 2x8

hitungan

III. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Berpamitan dengan lansia

3. Mencatat kegiatan dalam lembar observasi

Page 115: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

97

Lampiran 7

LEMBAR CHEKLIST PENATALAKSANAAN

SENAM LANSIA

No Langkah- Langkah Penatalaksanaan

Dilakukan Tidak dilakukan

1. Pemanasan

a. Sikap permulaan : berdiri tegak,

mengambil nafas dengan

mengangkat lengan membentuk

huruf V.

b. Jalan ditempat dalam 4x8 hitungan.

c. Jalan maju, mundur, gerakkan

kepala menengok samping,

memiringkan kepala menundukkan

kepala dalam 8x8 hitungan.

d. Melangkahkan satu langkah

kesamping dengan menggerakkan

bahu dalam 8x8 hitungan.

e. Dorong tumit kanan kedepan

bergantian dengan tumit kiri,

angkat kaki, tekuk lengan.

f. Peregangan dinamis dengan jalan

ditempat dalam 8x8 hitungan.

2. Kondisioning

a. Dimulai dari gerakan peralihan :

jalan, tepuk dan goyang tangan

dalam 2x8 hitungan.

b. Jalan maju dan mundur melatih

koordinasi lengan dan tungkai

dalam 2x8 hitungan.

c. Melangkah kesamping dengan

mengayun lengan kedepan,

menguatkan otot lengan dalam 2x8

hitungan.

d. Melangkah kesamping dengan

mengayun lengan kesamping,

menguatkan lengan atas dan bawah

dalam 2x8 hitungan.

e. Kaki bertumpu pada tumit, tekuk

lengan koordinasi gerakan kaki

dengan lengan dalam 2x8 hitungan.

f. Mendorong kaki kebelakang

dengan lengan kebelakang dengan

2x8 hitungan.

Page 116: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

98

g. Gerakan mendorong kesamping

dengan lengan mendorong

kesamping dalam 2x8 hitungan.

h. Mengangkat lutut kedepan dengan

tangan lurus keatas, koordinasi dan

menguatkan otot tungkai dalam

2x8 hitungan.

i. Mengangkat kaki dengan tangan

mnggulung dalam 2x8 hitungan.

j. Gerakan melangkah kesamping 2

langkah kekanan tangan diayun

kesamping, gerakan sebalinya juga

sama dalam 2x8 hitungan

3. Penenangan

a. Peregangan dinamis dengan

mengangkat lengan bergantian

dalam 2x8 hitungan.

b. Peregangan dinamis dengan

mengangkat lengan keduanya

dalam 2x8 hitungan.

c. Buka kaki kanan, tekuk lutut kanan

sambil mengangkat tangan kanan

keatas, tangan kiri disamping

badan dalam 2x8 hitungan.

d. Kaki terbuka, tekuk lutut kanan

sambil mengangkat tangan kanan

keatas melalui samping, tangan kiri

disamping badan dalam 2x8

hitungan.

e. Peregangan dinamis dan statis

dengan memutar badan dan

memindahkan kedua ujung kaki

dalam 4x8 hitungan kekanan, dan

dalam 4x8 hitungan ke kiri.

f. Gerakan pernafasan dengan

membuka kaki selebar bahu tangan

mendorong kesamping kanan dan

kiri dalam 2x8 hitungan.

g. Gerakan pernafasan dengan lutut

ditekuk dan lengan mendorong

kedepan dalam 2x8 hitungan.

h. Gerakan pernafasan kaki terbuka

selebar bahu lengan diangkat

keatas membentuk huruf V dalam

2x8 hitungan.

Page 117: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

99

Lampiran 8

PROSEDUR PELAKSANAAN DENGAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Pengertian Relaksasi Otot Progresif adalah

suatu teknik relaksasi yang

menggunakan serangkaian

gerakan tubuh

Tujuan

Untuk melemaskan dan memberi

efek nyaman pada seluruh tubuh

Prosedur Pelaksanaan I. Tahap Persiapan

1. Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang

tenang dan sunyi.

2. Persiapan klien:

a. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar persetujuan

terapi pada klien;

b. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata

tertutup menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk

dikursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri

c. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu;

d. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya

mengikat ketat

II. Tahap Kerja

Keterangan Gerakan Contoh Gerakan yang Dilakukan

Gerakan 1 :

Ditujukan untuk melatih otot tangan.

1. Genggam tangan kiri sambil membuat

suatu kepalan.

2. Buat kepalan semakin kuat sambil

merasakan sensasi ketegangan yang

terjadi.

3. Pada saat kepalan dilepaskan, klien

dipandu untuk merasakan relaks selama

10 detik.

4. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan

dua kali sehingga klien dapat

membedakan perbedaan antara

Page 118: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

100

ketegangan otot dan keadaan relaks

yang dialami.

5. Prosedur serupa juga dilatihkan pada

tangan kanan.

Gerakan 2 :

Ditujukan untuk melatih otot tangan

bagian belakang.

Tekuk kedua lengan ke belakang pada

pergelangan tangan sehingga otot di tangan

bagian belakang dan lengan bawah

menegang, jari-jari menghadap ke langit-

langit.

Gerakan 3 :

Ditujukan untuk melatih otot biseps

(otot besar pada bagian atas pangkal

lengan).

1. Genggam kedua tangan sehingga

menjadi kepalan.

2. Kemudian membawa kedua kepalan ke

pundak sehingga otot biseps akan

menjadi tegang.

Gerakan 4 :

Ditujukan untuk melatih otot bahu

supaya mengendur.

1. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya

seakan-akan hingga menyantuh kedua

telinga.

2. Fokuskan atas, dan leher

Gerakan 5 dan 6 :

Ditujukan untuk melemaskan otot-otot

wajah (seperti otot dahi, mata, rahang, dan

mulut).

1. Gerakkan otot dahi dengan cara

mengerutkan dahi dan alis sampai otot

terasa dan kulitnya keriput.

Page 119: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

101

2. Tutup keras-keras mata sehingga dapat

dirasakan disekitar mata dan otot-otot

yang mengendalikan gerakan mata.

Gerakan 7 :

Ditujukan untuk mengendurkan

ketegangan yang dialami oleh otot rahang.

Katupkan rahang, diikuti dengan

menggigit gigi sehingga terjadi

ketegangan disekitar otot rahang.

Gerakan 8 :

Ditujukan untuk mengendurkan otot-

otot sekitar mulut. Bibir dimoncongkan

sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan

ketegangan di sekitar mulut.

Gerakan 9:

Ditujukan untuk merilekskan otot leher

bagian depan maupun belakang.

1. Gerakan diawali dengan otot leher

bagian belakang baru kemudian otot

leher bagian depan.

2. Letakkan kepala sehingga dapat

beristirahat.

3. Tekan kepala pada permukaan bantalan

kursi sedemikian rupa sehingga dapat

merasakan ketegangan dibagian

belakang leher dan punggung atas.

Gerakan 10:

Ditujukan untuk melatih otot leher

begian depan.

1. Gerakan membawa kepala ke muka.

Page 120: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

102

2. Benamkan dagu ke dada, sehingga

dapat merasakan ketegangan di daerah

leher bagian muka.

Gerakan 11:

Ditujukan untuk melatih otot punggung.

1. Angkat tubuh dari sandaran kursi.

2. Punggung dilengkungkan.

3. Busungkan dada, tahan kondisi tegang

selama 10 detik, kemudian relaks.

4. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke

kursi sambil membiarkan otot menjadi

lemas.

Gerakan 12:

Ditujukan untuk melemaskan otot dada.

1. Tarik napas panjang untuk mengisi

paru-paru dengan udara sebanyak-

banyaknya.

2. Ditahan selama beberapa saat, sambil

merasakan ketegangan di bagian dada

sampai turun ke perut, kemudian

dilepas.

3. Saat ketegangan dilepas, lakukan napas

normal dengan lega.

4. Ulangi sekali lagi sehingga dapat

dirasakan perbedaan antara kondisi

tegang dan relaks

Gerakan 13:

Ditujukan untuk melatih otot perut.

1. Tarik dengan kuat perut kedalam.

2. Tahan sampai menjadi kencang dan

keras selama 10 detik, lalu dilepaskan

bebas.

Page 121: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

103

3. Ulangi kembali seperti gerakan awal

perut ini.

Gerakan 14:

Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki

(seperti paha dan betis).

1. Luruskan kedua telapak kaki sehingga

otot paha terasa tegang.

2. Lanjutkan dengan mengunci lutut

sedemikian rupa sehingga ketegangan

pindah ke otot betis.

3. Tahan posisi tegang selama 10 detik,

lalu dilepas.

4. Ulangi setiap gerakan masing-masing

dua kali.

III. Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Berpamitan dengan lansia

3. Mencatat kegiatan dalam lembar observasi

Page 122: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

104

Lampiran 9

LEMBAR CHEKLIST PENATALAKSANAAN

RELAKSASI OTOT PROGRESIF

No Langkah-Langkah Penatalaksanaan

Dilakukan Tidak dilakukan

1. Gerakan 1: ditujukan untuk melatih otot

tangan.

1. Genggam tangan kiri sambil

membuat suatu kepalan.

2. Buat kepalan semakin kuat sambil

merasakan sensasi ketegangan

yang terjadi.

3. Pada saat kepalan dilepaskan, klien

dipandu untuk merasakan relaks

selama 10 detik

4. Gerakan pada tangan kiri ini

dilakukan dua kali sehingga klien

dapat membedakan perbedaan

antara ketegangan otot dan keadaan

relaks yang dialami.

5. Prosedur serupa juga dilatihkan

pada tangan kanan.

2. Gerakan 2: ditujukan untuk melatih otot

tangan bagian belakang.

Tekuk kedua lengan ke belakang pada

pergelangan tangan sehingga otot di

tangan bagian belakan dan lengan

bawah menegang, jari-jari menghadap

ke langit-langit.

3. Gerakan 3: ditujukan untuk melatih otot

biseps (otot besar pada bagian atas

pangkal lengan).

1. Genggam kedua tangan sehingga

menjadi kepalan.

2. Kemudian membawa kedua

kepalan ke pundak sehingga otot

biseps akan menjadi tegang.

Page 123: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

105

No Langkah-Langkah Penatalaksanaan

Dilakukan Tidak dilakukan

4. Gerakan 4: ditujukan untuk melatih otot

bahu supaya mengendur.

1. Angkat kedua bahu setinggi-

tingginya seakan-akan hingga

menyantuh kedua telinga.

2. Fokuskan atas dan leher.

5. Gerakan 5 dan 6: ditujukan untuk

melemaskan otot-otot wajah (seperti

otot dahi, mata, rahang, dan mulut).

1. Gerakkan otot dahi dengan cara

mengerutkan dahi dan alis sampai

otot terasa dan kulitnya keriput.

2. Tutup keras-keras mata sehingga

dapat dirasakan disekitar mata dan

otot-otot yang mengendalikan

gerakan mata.

6. Gerakan 7: ditujukan untuk

mengendurkan ketegangan yang dialami

oleh otot rahang. Katupkan rahang,

diikuti dengan menggigit gigi sehingga

terjadi ketegangan disekitar otot rahang.

7. Gerakan 8: ditujukan untuk

mengendurkan otot-otot sekitar mulut.

Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya

sehingga akan dirasakan ketegangan di

sekitar mulut

8. Gerakan 9: ditujukan untuk

merileksikan otot leher bagian depan

maupun belakang.

1. Gerakan diawali dengan otot leher

bagian belakang baru kemudian

otot leher bagian depan.

2. Letakkan kepala sehingga dapat

beristirahat.

3. Tekan kepala pada permukaan

bantalan kursi sedemikian rupa

Page 124: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

106

No Langkah-Langkah Penatalaksanaan

Dilakukan Tidak dilakukan

sehingga dapat merasakan

ketegangan dibagian belakang

leher dan punggung atas.

9. Gerakan 10: ditujukan untuk melatih

otot leher begian depan.

1. Gerakan membawa kepala ke

muka.

2. Benamkan dagu ke dada, sehingga

dapat merasakan ketegangan di

daerah leher bagian muka.

10. Gerakan 11: ditujukan untuk melatih

otot punggung

1. Angkat tubuh dari sandaran kursi.

2. Punggung dilengkungkan.

3. Busungkan dada, tahan kondisi

tegang selama 10 detik, kemudian

relaks.

4. Saat relaks, letakkan tubuh kembali

ke kursi sambil membiarkan otot

menjadi lemas.

11. Gerakan 12: ditujukan untuk

melemaskan otot dada.

1. Tarik nafas panjang untuk mengisi

paru-paru dengan udara sebanyak-

banyaknya.

2. Ditahan selama beberapa saat,

sambil merasakan ketegangan di

bagian dada sampai turun ke perut,

kemudian dilepas.

3. Saat ketegangan dilepas, lakukan

napas normal dengan lega.

4. Ulangi sekali lagi sehingga dapat

dirasakan perbedaan antara kondisi

tegang dan relaks.

Page 125: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

107

No Langkah-Langkah Penatalaksanaan

Dilakukan Tidak dilakukan

12. Gerakan 13: ditujukan untuk melatih

otot perut.

1. Tarik dengan kuat perut kedalam.

2. Tahan sampai menjadi kencang

dankeras selama 10 detik, lalu

dilepaskan bebas.

3. Ulangi kembali seperti gerakan

awal perut ini.

13 Gerakan 14: ditujukan untuk melatih

otot-otot kaki (seperti paha dan betis).

1. Luruskan kedua telapak kaki

sehingga otot paha terasa tegang.

2. Lanjutkan dengan mengunci lutut

sedemikian rupa sehingga

ketegangan pindah ke otot betis.

3. Tahan posisi tegang selama 10

detik, lalu dilepas.

4. Ulangi setiap gerakan masing-

masing dua kali.

Page 126: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

108

Lampiran 10

PENGKAJIAN KUALITAS TIDUR

PETUNNJUK UMUM :

1. Isi setiap pertanyaan dengan jelas dan lengkap.

2. Untuk setiap soal pilihan berilah tanda centang (√) pada tempat yang sudah

disediakan.

3. Untuk soal isian, jawaban ditulis ditempat yang telah disediakan.

4. Jika saudara ingin mengganti jawaban, coret jawabann awal.

5. Jika ada hal yang kurang jelas, saudara bisa menanyakan kepada peneliti.

A. DATA UMUM

Nama inisial responden : . . . . . . . . .

1. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

2. Umur : . . . . . . Tahun

3. Lingkungan :

a. Cahaya : ( ) Terang ( ) Redup ( ) Gelap

b. Suhu : ( ) Hangat ( ) Biasa ( ) Dingin

4. Merokok : ( ) Iya ( ) Tidak

Page 127: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

109

B. INDEKS KUALITAS TIDUR

INSTRUKSI :

Pertanyaan berikut ini berhubungan dengan kebiasaan tidur hanya selama 1

minggu terakir saja. Jawaban anda harus menunjukkan pengulangan yang

paling tepat dari sebagian siang dan malam hari pada minggu lalu. Saya

berharap anda menjawab semua pertanyaan nomor 1-4 jawaban dengan

angka,sedangkan dimana untuk pertanyaan 5-9 cukup dengan tanda (√) pada

salah satu kolom pilihan jawaban yang ada.

1. Pada jam berapa anda biasanya mulai tidur malam ?

.................................................................................................................

2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam ?

.................................................................................................................

3. Pada jam berapa anda biasanya bangun pagi ?

..................................................................................................................

4. Berapa lama anda tidur di malam hari ?

.................................................................................................................

5 Seberapa sering masalah-

masalah dibawah ini mengganggu

tidur Anda ?

Tidakpernah

(0)

1xseminggu

(1)

2xseminggu

(2)

≥ 3xseminggu

(3)

A Tidak mampu tertidur selama 30

menit sejak berbaring

B Terbangun di tengah malam atau

terlalu dini

C Terbangun untuk ke kamar mandi

D Tidak mampu bernafas dengan

leluasa

E Batuk atau mengorok

F Kedinginan di malam hari

G Kepanasan di malam hari

H Mimpi buruk

I Merasa nyeri

Page 128: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

110

J Alasan lain , jelaskan :

......................................................

......................................................

......................................................

......................................................

...................................................

6 Seberapa sering anda

menggunakan obat tidur

7 Seberapa sering anda mengantuk

ketika melakukan aktifitas di

siang hari

Tidak

antusias (0)

Kecil

(1)

Sedang

(2)

Besar

(3)

8 Seberapa besar antusias anda

ingin menyelesaikan masalah

yang anda hadapi

Sangat baik

(0)

Baik

(1)

Kurang

(2)

Sangat

kurang

(3)

9 Bagaimana kualitas tidur anda

selama seminggu yang lalu

Hasil :

1. Jumlah score : ≤5 / >5-21

2. Kesimpulan : Baik/Buruk

Page 129: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

111

Keterangan Cara Skoring

Komponen :

1. Kualitas tidur subyektif → Dilihat dari pertanyaan nomer 9

a. Sangat baik = 0

b. Baik =1

c. Kurang = 2

d. Sangat kurang = 3

2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) → total skor dari pertanyaan nomer 2

dan 5a

Pertanyaan nomer 2 :

a. ≤ 15 menit = 0

b. 16–30 menit = 1

c. 31-60 menit = 2

d. >60 menit = 3

Pertanyaan nomer 5a :

a. Tidak pernah = 0

b. 1x seminggu = 1

c. 2x seminggu = 2

d. ≥ 3x seminggu = 3

Jumlahkan skor pertanyaan nomer 2 dan 5a, dengan skor dibawah ini

a. Skor 0 = 0

b. Skor 1-2 = 1

c. Skor 3-4 = 2

d. Skor 5-6 = 3

3. Lama tidur malam → Dilihat dari pertanyaan nomer 4

a. >7 jam = 0

b. 6-7 jam = 1

c. 5-6 jam = 2

d. <5 jam = 3

Page 130: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

112

4. Efisiensi tidur → Pertanyaan nomer 1, 3, 4

Efisiensi tidur = (# lama tidur/ # lama di tempat tidur) x 100%

# lama tidur ± pertanyaan nomer 4

# lama di tempat tidur ± kalkulasi respon dari pertanyaan nomer 1 dan 3

Jika di dapat hasil berikut, maka skornya :

a. >85 % = 0

b. 75-84 % = 1

c. 65-74 % = 2

d. <65 % = 3

5. Gangguan ketika tidur malam → Pertanyaan nomer 5b sampai 5i

Nomer 5b sampai 5i dinilai dengan skor dibawah ini :

a. Tidak pernah = 0

b. 1x seminggu = 1

c. 2x seminggu = 2

d. ≥ 3x seminggu = 3

Jumlahkan skor pertanyaan nomer 5b sampai 5i, dengan skor dibawah ini :

a. Skor 0 = 0

b. Skor 1-9 = 1

c. Skor 10-18 = 2

d. Skor 19-27 = 3

6. Menggunakan obat-obat tidur → Pertanyaan nomer 6

a. Tidak pernah = 0

b. 1x seminggu = 1

c. 2x seminggu = 2

d. ≥ 3x seminggu = 3

Page 131: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

113

7. Terganggunya aktifitas di siang hari → Pertanyaan nomer 7 dan 8

Pertanyaan nomer 7 :

a. Tidak pernah = 0

b. 1x seminggu = 1

c. 2x seminggu = 2

d. ≥ 3x seminggu = 3

Pertanyaan nomer 8 :

a. Tidak antusias = 0

b. Kecil = 1

c. Sedang = 2

d. Besar = 3

Jumlahkan skor pertanyaan nomer 7 dan 8, dengan skor dibawah ini :

a. Skor 0 = 0

b. Skor 1-2 = 1

c. Skor 3-4 = 2

d. Skor 5-6 = 3

Skor akhir : jumlahkan semua skor mulai dari komponen 1 - 7

Nilai tiap komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global antara 0-21.

Kriteria penilaian :

Skor ≤5 = kualitas tidur baik

Skor >5-21= kualitas tidur buruk

Page 132: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

114

Lampiran 11

TABULASI DATA DEMOGRAFI

RELAKSASI OTOT PROGRESIF

No Nama Usia Coding Jenis

Kelamin Coding Pendidikan Coding Pekerjaan Coding

1 Ny. Y 60 1 perempuan 2 sd 2 tidak berkerja 1

2 ny. D 65 2 perempuan 2 sd 2 tidak berkerja 1

3 ny. S 62 2 perempuan 2 smp 3 tidak berkerja 1

4 ny. T 66 2 perempuan 2 sd 2 tidak berkerja 1

5 ny. R 70 2 perempuan 2 smp 3 tidak berkerja 1

6 ny. V 68 2 perempuan 2 smp 3 tidak berkerja 1

7 ny. P 71 3 perempuan 2 smp 3 tidak berkerja 1

8 ny. N 66 2 perempuan 2 smp 3 tidak berkerja 1

9 ny. L 69 2 perempuan 2 sd 2 tidak berkerja 1

10 ny. B 64 2 perempuan 2 sd 2 tidak berkerja 1

11 tn. A 65 2 laki-laki 1 smp 3 tidak berkerja 1

12 tn. J 66 2 laki-laki 1 smp 3 tidak berkerja 1

13 tn. N 68 2 laki-laki 1 sd 2 tidak berkerja 1

14 tn. D 80 3 laki-laki 1 sd 2 tidak berkerja 1

15 tn. M 65 2 laki-laki 1 sd 2 tidak berkerja 1

16 Tn. K 66 2 laki-laki 1 smp 3 tidak berkerja 1

17 Tn. R 68 2 laki-laki 1 smp 3 tidak berkerja 1

18 ny. A 67 2 perempuan 2 smp 2 tidak berkerja 1

SENAM LANSIA

No Nama Usia Coding Jenis

kelamin Coding Pendidikan Coding Pekerjaan Coding

1 Ny. S 66 2 perempuan 2 Sd 2 tidak bekerja 1

2 Ny. R 65 2 perempuan 2 Smp 3 tidak bekerja 1

3 Ny.W 62 2 perempuan 2 Smp 3 tidak bekerja 1

4 Ny. T 63 2 perempuan 2 Smp 3 tidak bekerja 1

5 Ny. P 70 2 perempuan 2 Sd 2 tidak bekerja 7

6 Ny. C 72 3 perempuan 2 Sd 2 tidak bekerja 1

7 Ny. F 68 2 perempuan 2 Sd 2 tidak bekerja 1

8 Ny. Y 70 2 perempuan 2 Smp 3 tidak bekerja 1

9 Ny. K 65 2 perempuan 2 Sd 2 tidak bekerja 1

10 Ny. B 64 2 perempuan 2 Sd 2 tidak bekerja 1

11 Ny. D 66 2 perempuan 2 Smp 3 tidak bekerja 1

12 Tn. N 62 2 laki-laki 1 Smp 3 tidak bekerja 1

13 Tn. S 69 2 laki-laki 1 Sd 2 tidak bekerja 1

14 Tn. M 64 2 laki-laki 1 Sd 2 tidak bekerja 1

15 Tn. F 65 2 laki-laki 1 Sd 2 tidak bekerja 1

16 Tn. D 68 2 laki-laki 1 Smp 3 tidak bekerja 1

17 Tn. G 70 2 laki-laki 1 Smp 3 tidak bekerja 1

18 Tn. R 66 2 laki-laki 1 Smp 3 tidak bekerja 1

Page 133: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

115

Lampiran 12

DEMOGRAFI

DATA UMUM RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 50-60 1 5.6 5.6 5.6

61-70 15 83.3 83.3 88.9

71-80 2 11.1 11.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 7 38.9 38.9 38.9

perempuan 11 61.1 61.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sd 8 44.4 44.4 44.4

smp 10 55.6 55.6 100.0

Total 18 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak bekerja 18 100.0 100.0 100.0

Page 134: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

116

DATA UMUM SENAM LANSIA

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 61-70 17 94.4 94.4 94.4

71-80 1 5.6 5.6 100.0

Total 18 100.0 100.0

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 7 38.9 38.9 38.9

perempuan 11 61.1 61.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 9 50.0 50.0 50.0

SMP 9 50.0 50.0 100.0

Total 18 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak bekerja 17 94.4 94.4 94.4

7 1 5.6 5.6 100.0

Total 18 100.0 100.0

Page 135: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

117

Lampiran 13

DATA PRE DAN POST TEST RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Pre Test Relaksasi Otot Progresif

Komponen Kualitas Tidur Skor Kualitas

Tidur 1 2 3 4 5 6 7

2 1 2 2 2 0 1 10

2 1 2 2 2 1 1 11

2 1 2 2 2 1 1 11

2 2 2 2 2 1 1 12

2 3 2 2 2 1 2 14

2 2 2 2 2 1 1 12

2 1 2 2 2 1 1 11

2 3 2 2 2 1 1 13

2 2 2 2 2 1 1 12

2 1 2 2 2 1 1 11

2 1 2 2 2 0 1 10

2 1 1 2 2 0 1 9

2 1 2 2 2 0 1 10

2 3 2 3 1 1 1 13

2 2 2 2 2 1 1 12

2 1 2 2 2 1 1 11

1 1 2 1 1 1 1 8

2 1 2 2 2 0 1 10

Page 136: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

118

Hasil Rata-rata Pre Test Relaksasi Otot Progresif

Nama

PERTANYAAN PRE RELAKSASI

1 2 3 4 5 6 7

Kualitas Tidur

Subyektif

Latensi Tidur

(Kesulitan

Memulai Tidur)

Lama

Tidur

Malam

Efisiensi

Tidur

Gangguan ketika

tidur malam

Menggunakan

obat tidur

Terganggunya

aktifitas di siang hari

Pertanyaan no 9 Pertanyaan no. 2 Pertanyaan

no 4

Pertanyaan

no 1,3,4

Pertanyaan no 5b

sampai 5i

dinilai dengan skor di

bawah ini

Pertanyaan no 6 Pertanyaan no 7

0 : sangat baik 0 : <15 menit 0 : >7 jam 0 : >85% 0 : tidak pernah 0 : tidak pernah 0 : tidak pernah

1 : baik 1 : 16-30 menit 1 : 6-7 jam 1 : 75-84% 1 : 1x seminggu 1 : 1x seminggu 1 : 1x seminggu

2 : kurang 2 : 31-60 menit 2 : 5-6 jam 2 : 65-74% 2 : 2x seminggu 2 : 2x seminggu 2 : 2x seminggu

3 : sangat kurang 3 : >60 menit 3 : <5 jam 3 : <65% 3 : >3x seminggu 3 : >3x

seminggu

3 : >3x seminggu

Pertanyaan no. 5a

Jumlahkan skor

pertanyaan

no 5b sampai 5i

dengan skor di bawah

ini

Pertanyaan no 8

0 : tidak pernah 0 : skor 0 0 : tidak antusias

1 : 1x semingu 1 : skor 1-9 1 : kecil

2 : 2x seminggu 2 : skor 10-18 2 : sedang

3 : >3x seminggu 3 : skor 19-27 3 : besar

Jumlahkan skor

pertanyaan no 2

dan 5a dengan

skor di bawah ini

Jumlahkan skor

pertanyaan no 7 dan 8

dengan skor di bawah

ini

0 : skor 0 0 : skor 0

1 : skor 1-2 1 : skor 1-2

2 : skor 3-4 2 : skor 3-4

3 : skor 5-6

3 : skor 5-6

Page 137: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

119

Nama

PERTANYAAN PRE RELAKSASI

1 2 3 4 5 6 7

Kualitas Tidur

Subyektif

Latensi Tidur

(Kesulitan

Memulai Tidur)

Lama

Tidur

Malam

Efisiensi

Tidur

Gangguan ketika

tidur malam

Menggunakan

obat tidur

Terganggunya

aktifitas di siang hari

Ny. Y 2 1 2 2 2 0 1

Ny. D 2 1 2 2 2 1 1

Ny. S 2 1 2 2 2 1 1

Ny. T 2 2 2 2 2 1 1

Ny. R 2 3 2 2 2 1 2

Ny. V 2 2 2 2 2 1 1

Ny. P 2 1 2 2 2 1 1

Ny. N 2 3 2 2 2 1 1

Ny. L 2 2 2 2 2 1 1

Ny. B 2 1 2 2 2 1 1

Tn. A 2 1 2 2 2 0 1

Tn. J 2 1 1 2 2 0 1

Tn. N 2 1 2 2 2 0 1

Tn. D 2 3 2 3 1 1 1

Tn. M 2 2 2 2 2 1 1

Tn. K 2 1 2 2 2 1 1

Tn. R 1 1 2 1 1 1 1

Ny. A 2 1 2 2 2 0 1

Page 138: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

120

Keterangan :

1. Kualitas Tidur Subyektif : ada 17 lansia mengalami kualitas tidur subyektif

kurang, dan 1 lansia mengalami kualitas tidur subyektif baik

2. Latensi Tidur : ada 11 lansia mengalami kesulitan memulai tidur

3. Lama Tidur Malam : ada 17 lansia mengalami tidur malam selama 5-6 jam

dan ada 1 lansia mengalami tidur malam selama 6-7 jam

4. Efisiensi Tidur : ada 16 lansia mengalami efisiensi tidur rata-rata 65-74% ,

ada 1 lansia mengalami efisiensi tidur rata-rata 75-84%, dan ada 1 lansia

mengalami efisiensi tidur rata-rata <65%

5. Gangguan Ketika Tidur Malam : ada 16 lansia mengalami gangguan ketika

tidur malam sebanyak 2x dalam seminggu, dan ada 2 lansia mengalami

gangguan ketika tidur malam sebanyak 1x dalam seminggu

6. Menggunakan Obat Tidur : ada 13 lansia menggunakan obat tidur sebanyak

1x dalam seminggu, dan ada 5 lansia tidak pernah menggunakan obat tidur

7. Terganggunya Aktifitas di Siang Hari : ada 17 lansia ketika melakukan

aktifitas di siang hari mengalami gangguan mengantuk.

Page 139: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

121

Post Test Relaksasi Otot Progresif

Komponen Kualitas Tidur Skor Kualitas

Tidur 1 2 3 4 5 6 7

0 1 1 1 1 0 0 4

1 2 1 1 1 0 1 7

0 1 1 1 0 0 0 3

1 0 0 1 1 0 0 3

1 1 1 1 1 0 0 5

1 1 1 1 0 0 0 4

0 1 1 1 0 0 0 3

0 1 1 1 1 0 0 4

0 1 1 1 0 0 0 3

1 1 1 1 1 0 1 6

1 1 1 1 0 0 0 4

1 1 1 1 1 0 1 6

0 0 1 1 1 0 0 3

0 1 1 1 0 0 0 3

1 1 1 1 0 0 0 4

0 1 1 1 0 0 0 3

1 2 1 1 1 0 1 7

1 1 1 1 0 0 0 4

Page 140: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

122

Hasil Rata-rata Post Relaksasi Otot Progresif

Nama PERTANYAAN POST RELAKSASI

1 2 3 4 5 6 7

Kualitas Tidur

Subyektif

Latensi Tidur

(Kesulitan Memulai

Tidur)

Lama Tidur

Malam

Efisiensi

Tidur

Gangguan ketika tidur

malam

Menggunakan

obat tidur

Terganggunya aktifitas

di siang hari

Pertanyaan no

9

Pertanyaan no. 2 Pertanyaan

no 4

Pertanyaan

no 1,3,4

Pertanyaan no 5b sampai

5i

dinilai dengan skor di

bawah ini

Pertanyaan no 6 Pertanyaan no 7

0 : sangat baik 0 : <15 menit 0 : >7 jam 0 : >85% 0 : tidak pernah 0 : tidak pernah 0 : tidak pernah

1 : baik 1 : 16-30 menit 1 : 6-7 jam 1 : 75-84% 1 : 1x seminggu 1 : 1x seminggu 1 : 1x seminggu

2 : kurang 2 : 31-60 menit 2 : 5-6 jam 2 : 65-74% 2 : 2x seminggu 2 : 2x seminggu 2 : 2x seminggu

3 : sangat

kurang

3 : >60 menit 3 : <5 jam 3 : <65% 3 : >3x seminggu 3 : >3x

seminggu

3 : >3x seminggu

Pertanyaan no. 5a Jumlahkan skor

pertanyaan

no 5b sampai 5i dengan

skor di bawah ini

Pertanyaan no 8

0 : tidak pernah 0 : skor 0 0 : tidak antusias

1 : 1x semingu 1 : skor 1-9 1 : kecil

2 : 2x seminggu 2 : skor 10-18 2 : sedang

3 : >3x seminggu 3 : skor 19-27 3 : besar

Jumlahkan skor

pertanyaan no 2 dan

5a dengan skor di

bawah ini

Jumlahkan skor

pertanyaan no 7 dan 8

dengan skor di bawah ini

0 : skor 0 0 : skor 0

1 : skor 1-2 1 : skor 1-2

2 : skor 3-4 2 : skor 3-4

3 : skor 5-6 3 : skor 5-6

Page 141: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

123

Nama PERTANYAAN POST RELAKSASI

1 2 3 4 5 6 7

Ny. Y 0 1 1 1 1 0 0

Ny. D 1 2 1 1 1 0 1

Ny. S 0 1 1 1 0 0 0

Ny. T 1 0 0 1 1 0 0

Ny. R 1 1 1 1 1 0 0

Ny. V 1 1 1 1 0 0 0

Ny. P 0 1 1 1 0 0 0

Ny. N 0 1 1 1 1 0 0

Ny. L 0 1 1 1 0 0 0

Ny. B 1 1 1 1 1 0 1

Tn. A 1 1 1 1 0 0 0

Tn. J 1 1 1 1 1 0 1

Tn. N 0 0 1 1 1 0 0

Tn. D 0 1 1 1 0 0 0

Tn. M 1 1 1 1 0 0 0

Tn. K 0 1 1 1 0 0 0

Tn. R 1 2 1 1 1 0 1

Ny. A 1 1 1 1 0 0 0

Page 142: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

124

Keterangan :

1 Kualitas Tidur Subyektif : ada 10 lansia mengalami kualitas tidur subyektif

baik,dan 8 lansia mengalami kualitas tidur subyektif sangat baik

2 Latensi Tidur : ada 14 lansia sudah tidak mengalami kesulitan memulai tidur

3 Lama Tidur Malam : ada 17 lansia mengalami tidur malam selama 6-7 jam,

dan ada 1 lansia mengalami tidur malam selama >7 jam

4 Efisiensi Tidur : ada 18 lansia mengalami efisiensi tidur rata-rata 75-84%

5 Gangguan Ketika Tidur Malam : ada 9 lansia mengalami gangguan ketika

tidur malam sebanyak 1x dalam seminggu, dan ada 9 lansia tidak pernah

mengalami gangguan ketika tidur malam

6 Menggunakan Obat Tidur : ada 18 lansia tidak pernah menggunakan obat

tidur.

7. Terganggunya Aktifitas di Siang Hari : ada 14 lansia ketika melakukan

aktifitas di siang hari tidak pernah mengalami gangguan mengantuk.

Page 143: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

125

Lampiran 14

Hasil Uji Pre Post Relaksasi Otot Progresif

Statistics

pre_relaksasi_otot_progresif

post_relaksasi_otot_progresif

N Valid 18 18

Missing 0 0

Mean 11.11 4.22

Median 11.00 4.00

Mode 11 3

Std. Deviation 1.491 1.396

Minimum 8 3

Maximum 14 7

pre_relaksasi_otot_progresif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8 1 5.6 5.6 5.6

9 1 5.6 5.6 11.1

10 4 22.2 22.2 33.3

11 5 27.8 27.8 61.1

12 4 22.2 22.2 83.3

13 2 11.1 11.1 94.4

14 1 5.6 5.6 100.0

Total 18 100.0 100.0

post_relaksasi_otot_progresif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 7 38.9 38.9 38.9

4 6 33.3 33.3 72.2

5 1 5.6 5.6 77.8

6 2 11.1 11.1 88.9

7 2 11.1 11.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

Page 144: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

126

Lampiran 15

DATA PRE DAN POST TEST SENAM LANSIA

Pre Test Senam Lansia

Komponen Kualitas Tidur Skor Kualitas

Tidur 1 2 3 4 5 6 7

2 1 1 1 1 1 0 6

2 2 2 2 1 0 0 9

2 1 1 1 1 1 0 6

2 1 1 1 0 0 0 4

2 1 1 1 1 0 0 5

2 2 1 1 1 0 0 7

2 2 2 1 1 0 1 9

2 2 2 1 1 0 1 9

1 2 1 1 1 1 1 8

2 1 1 1 1 0 0 6

1 1 1 1 1 0 0 5

1 1 1 0 0 1 1 5

1 2 1 1 0 1 0 6

1 1 0 0 1 0 1 4

1 1 1 0 0 1 1 5

1 1 1 1 1 1 0 6

0 1 1 1 1 1 1 6

1 2 1 1 1 1 0 7

Page 145: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

127

Hasil Rata-rata Pre Senam Lansia

Nama PERTANYAAN PRE SENAM LANSIA

1 2 3 4 5 6 7

Kualitas Tidur

Subyektif

Latensi Tidur

(Kesulitan Memulai

Tidur)

Lama Tidur

Malam

Efisiensi

Tidur

Gangguan ketika tidur

malam

Menggunakan

obat tidur

Terganggunya aktifitas di

siang hari

Pertanyaan no

9

Pertanyaan no. 2 Pertanyaan

no 4

Pertanyaan

no 1,3,4

Pertanyaan no 5b

sampai 5i

dinilai dengan skor di

bawah ini

Pertanyaan no 6 Pertanyaan no 7

0 : sangat baik 0 : <15 menit 0 : >7 jam 0 : >85% 0 : tidak pernah 0 : tidak pernah 0 : tidak pernah

1 : baik 1 : 16-30 menit 1 : 6-7 jam 1 : 75-84% 1 : 1x seminggu 1 : 1x seminggu 1 : 1x seminggu

2 : kurang 2 : 31-60 menit 2 : 5-6 jam 2 : 65-74% 2 : 2x seminggu 2 : 2x seminggu 2 : 2x seminggu

3 : sangat

kurang

3 : >60 menit 3 : <5 jam 3 : <65% 3 : >3x seminggu 3 : >3x

seminggu

3 : >3x seminggu

Pertanyaan no. 5a Jumlahkan skor

pertanyaan

no 5b sampai 5i

dengan skor di bawah

ini

Pertanyaan no 8

0 : tidak pernah 0 : skor 0 0 : tidak antusias

1 : 1x semingu 1 : skor 1-9 1 : kecil

2 : 2x seminggu 2 : skor 10-18 2 : sedang

3 : >3x seminggu 3 : skor 19-27 3 : besar

Jumlahkan skor

pertanyaan no 2 dan

5a dengan skor di

bawah ini

Jumlahkan skor

pertanyaan no 7 dan 8

dengan skor di bawah ini

0 : skor 0 0 : skor 0

1 : skor 1-2 1 : skor 1-2

2 : skor 3-4 2 : skor 3-4

3 : skor 5-6 3 : skor 5-6

Page 146: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

128

Nama PERTANYAAN PRE SENAM LANSIA

1 2 3 4 5 6 7

Ny. S 2 1 1 1 1 0 0

Ny. R 2 2 2 2 1 0 0

Ny. W 2 1 1 1 1 0 0

Ny. T 2 1 1 1 0 0 0

Ny. P 2 1 1 1 1 0 0

Ny. C 2 2 1 1 1 0 0

Ny. F 2 2 2 1 1 0 1

Ny. Y 2 2 2 1 1 0 1

Ny. K 1 2 1 1 1 1 1

Ny. B 2 1 1 1 1 0 0

Ny. D 1 1 1 1 1 0 0

Tn. N 1 1 1 0 0 1 1

Tn. S 1 2 1 1 0 1 0

Tn. M 1 1 0 0 1 0 1

Tn. F 1 1 1 0 0 1 1

Tn. D 1 1 1 1 1 1 0

Tn. G 0 1 1 1 1 1 1

Tn. R 1 2 1 1 1 1 0

Page 147: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

129

Keterangan :

1. Kualitas Tidur Subyektif : ada 9 lansia mengalami kualitas tidur subyektif

kurang

2. Latensi Tidur : ada 11 lansia mengalami kesulitan memulai tidur

3. Lama Tidur Malam : ada 14 lansia mengalami tidur malam selama 6-7 jam,

ada 3 lansia mengalami tidur malam selama 5-6 jam, dan ada 1 lansia

mengalami tidur malam selama >7 jam

4. Efisiensi Tidur : ada 14 lansia mengalami efisiensi tidur rata-rata 75-84%, ada

1 lansia mengalami efisiensi tidur rata-rata 65-74%, dan ada 3 lansia

mengalami efisiensi tidur rata-rata .85%

5. Gangguan Ketika Tidur Malam : ada 14 lansia mengalami gangguan ketika

tidur malam sebanyak 1x dalam seminggu,dan ada 4 lansia tidak pernah

mengalami gangguan ketika tidur malam

6. Menggunakan Obat Tidur : ada11 lansia tidak pernah menggunakan obat

tidur, dan ada 7 lansia yang menggunakan obat tidur 1x dalam seminggu

7. Terganggunya Aktifitas di Siang Hari : ada 11 lansia ketika melakukan

aktifitas di siang hari tidak pernah mengalami gangguan mengantuk, dan ada

7 lansia ketika melakukan aktifitas di siang hari mengalami gangguan

mengantuk

Page 148: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

130

Post Test Senam Lansia

Komponen Kualitas Tidur Skor

Kualitas

Tidur 1 2 3 4 5 6 7

1 1 1 1 1 0 0 5

1 1 1 1 2 0 1 7

1 1 1 1 1 0 0 5

1 1 1 0 0 0 0 3

1 1 1 1 0 0 0 4

1 1 0 1 1 1 0 5

1 1 1 1 1 0 1 6

1 1 1 1 1 0 0 5

1 1 1 1 1 0 1 6

0 1 1 1 1 0 1 5

1 1 1 1 0 0 0 4

1 1 1 0 0 0 0 3

1 1 1 1 1 0 0 5

0 0 0 1 1 1 0 3

1 0 1 1 1 0 0 4

1 1 1 1 1 0 0 5

0 1 1 1 1 0 1 5

1 1 1 0 0 1 1 5

Page 149: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

131

Hasil Rata-rata Post Senam Lansia

Nama PERTANYAAN POST SENAM LANSIA

1 2 3 4 5 6 7

Kualitas Tidur

Subyektif

Latensi Tidur

(Kesulitan Memulai

Tidur)

Lama Tidur Malam

Efisiensi Tidur

Gangguan ketika tidur

malam

Menggunakan

obat tidur

Terganggunya

aktifitas di siang

hari

Pertanyaan no 9 Pertanyaan no. 2 Pertanyaan no 4

Pertanyaan no

1,3,4

Pertanyaan no 5b

sampai 5i

dinilai dengan skor di

bawah ini Pertanyaan no 6 Pertanyaan no 7

0 : sangat baik 0 : <15 menit 0 : >7 jam 0 : >85% 0 : tidak pernah 0 : tidak pernah 0 : tidak pernah

1 : baik 1 : 16-30 menit 1 : 6-7 jam 1 : 75-84% 1 : 1x seminggu 1 : 1x seminggu 1 : 1x seminggu

2 : kurang 2 : 31-60 menit 2 : 5-6 jam 2 : 65-74% 2 : 2x seminggu 2 : 2x seminggu 2 : 2x seminggu

3 : sangat

kurang

3 : >60 menit 3 : <5 jam 3 : <65% 3 : >3x seminggu 3 : >3x

seminggu

3 : >3x seminggu

Pertanyaan no. 5a

Jumlahkan skor

pertanyaan

no 5b sampai 5i dengan

skor di bawah ini

Pertanyaan no 8

0 : tidak pernah 0 : skor 0 0 : tidak antusias

1 : 1x semingu 1 : skor 1-9 1 : kecil

2 : 2x seminggu 2 : skor 10-18 2 : sedang

3 : >3x seminggu 3 : skor 19-27 3 : besar

Jumlahkan skor

pertanyaan no 2 dan

5a dengan skor di

bawah ini

Jumlahkan skor

pertanyaan no 7

dan 8 dengan

skor di bawah ini

0 : skor 0 0 : skor 0

1 : skor 1-2 1 : skor 1-2

2 : skor 3-4 2 : skor 3-4

3 : skor 5-6 3 : skor 5-6

Page 150: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

132

Nama PERTANYAAN POST SENAM LANSIA

1 2 3 4 5 6 7

Ny. S 1 1 1 1 1 0 0

Ny. R 1 1 1 1 2 0 1

Ny. W 1 1 1 1 1 0 0

Ny. T 1 1 1 0 0 0 0

Ny. P 1 1 1 1 0 0 0

Ny. C 1 1 0 1 1 1 0

Ny. F 1 1 1 1 1 0 1

Ny. Y 1 1 1 1 1 0 0

Ny. K 1 1 1 1 1 0 1

Ny. B 0 1 1 1 1 0 1

Ny. D 1 1 1 1 0 0 0

Tn. N 1 1 1 0 0 0 0

Tn. S 1 1 1 1 1 0 0

Tn. M 0 0 0 1 1 1 0

Tn. F 1 0 1 1 1 0 0

Tn. D 1 1 1 1 1 0 0

Tn. G 0 1 1 1 1 0 1

Tn. R 1 1 1 0 0 1 1

Page 151: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

133

Keterangan :

1. Kualitas Tidur Subyektif : ada 15 lansia mengalami kualitas tidur subyektif

baik, dan ada 3 lansia mengalami kualitas tidur subyektif sangat baik

2. Latensi Tidur : ada 16 lansia sudah tidak mengalami kesulitan memulai tidur

3. Lama Tidur Malam : ada 16 lansia mengalami tidur malam selama 6-7 jam,

dan ada 2 lansia mengalami tidur malam selama >7 jam

4. Efisiensi Tidur : ada 15 lansia mengalami efisiensi tidur rata-rata 75-84%,

dan ada 3 lansia mengalami efisiensi tidur rata-rata >85%

5. Gangguan Ketika Tidur Malam : ada 12 lansia mengalami gangguan ketika

tidur malam sebanyak 1x dalam seminggu

6. Menggunakan Obat Tidur : ada 15 lansia tidak pernah menggunakan obat

tidur

8. Terganggunya Aktifitas di Siang Hari : ada 12 lansia ketika melakukan

aktifitas di siang hari tidak pernah mengalami gangguan mengantuk

Page 152: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

134

Lampiran 16

Hasil Uji Pre Post Test Senam Lansia

Statistics

pre_senam_lansia

post_senam_lansia

N Valid 18 18

Missing 0 0

Mean 6.28 4.72

Median 6.00 5.00

Mode 6 5

Std. Deviation 1.602 1.074

Minimum 4 3

Maximum 9 7

pre_senam_lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 4 2 11.1 11.1 11.1

5 4 22.2 22.2 33.3

6 6 33.3 33.3 66.7

7 2 11.1 11.1 77.8

8 1 5.6 5.6 83.3

9 3 16.7 16.7 100.0

Total 18 100.0 100.0

post_senam_lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 3 16.7 16.7 16.7

4 3 16.7 16.7 33.3

5 9 50.0 50.0 83.3

6 2 11.1 11.1 94.4

7 1 5.6 5.6 100.0

Total 18 100.0 100.0

Page 153: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

135

Lampiran 17

UJI NORMALITAS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pre_relaksasi_otot_progresif

18 100.0% 0 .0% 18 100.0%

post_relaksasi_otot_progresif

18 100.0% 0 .0% 18 100.0%

pre_senamlansia 18 100.0% 0 .0% 18 100.0%

post_senamlansia 18 100.0% 0 .0% 18 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

pre_relaksasi_otot_progresif

Mean 11.11 .351

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 10.37

Upper Bound 11.85

5% Trimmed Mean 11.12

Median 11.00

Variance 2.222

Std. Deviation 1.491

Minimum 8

Maximum 14

Range 6

Interquartile Range 2

Skewness -.092 .536

Kurtosis .075 1.038

post_relaksasi_otot_progresif

Mean 4.22 .329

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 3.53

Upper Bound 4.92

5% Trimmed Mean 4.14

Median 4.00

Variance 1.948

Std. Deviation 1.396

Minimum 3

Maximum 7

Range 4

Interquartile Range 2

Skewness 1.016 .536

Page 154: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

136

Kurtosis -.186 1.038

pre_senamlansia Mean 6.28 .378

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 5.48

Upper Bound 7.07

5% Trimmed Mean 6.25

Median 6.00

Variance 2.565

Std. Deviation 1.602

Minimum 4

Maximum 9

Range 5

Interquartile Range 2

Skewness .552 .536

Kurtosis -.573 1.038

post_senamlansia Mean 4.72 .253

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 4.19

Upper Bound 5.26

5% Trimmed Mean 4.69

Median 5.00

Variance 1.154

Std. Deviation 1.074

Minimum 3

Maximum 7

Range 4

Interquartile Range 1

Skewness -.015 .536

Kurtosis .136 1.038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pre_relaksasi_otot_progresif

.141 18 .200* .967 18 .742

post_relaksasi_otot_progresif

.285 18 .000 .801 18 .002

pre_senamlansia .236 18 .009 .897 18 .051

post_senamlansia .269 18 .001 .889 18 .038

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 155: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

137

Lampiran 18

UJI HOMOGENITAS

Descriptives

pre_test

Relaksasi

otot

progresif

Senam

lansia Total

N 18 18 36

Mean 11.1111 6.2778 8.6944

Std. Deviation 1.49071 1.60167 2.88661

Std. Error .35136 .37752 .48110

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 10.3698 5.4813 7.7178

Upper Bound 11.8524 7.0743 9.6711

Minimum 8.00 4.00 4.00

Maximum 14.00 9.00 14.00

Test of Homogeneity of Variances

pre_test

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.157 1 34 .694

ANOVA

pre_test

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 210.250 1 210.250 87.831 .000

Within Groups 81.389 34 2.394

Total 291.639 35

Page 156: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

138

Descriptives

post_test

Relaksasi

otot

progresif

Senam

lansia Total

N 18 17 35

Mean 4.2222 4.7059 4.4571

Std. Deviation 1.39560 1.10480 1.26823

Std. Error .32895 .26795 .21437

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.5282 4.1378 4.0215

Upper Bound 4.9162 5.2739 4.8928

Minimum 3.00 3.00 3.00

Maximum 7.00 7.00 7.00

Test of Homogeneity of Variances

post_test

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.951 1 33 .337

ANOVA

post_test

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.045 1 2.045 1.282 .266

Within Groups 52.641 33 1.595

Total 54.686 34

Page 157: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

139

Lampiran 19

UJI WILCOXON

RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

post_relaksasi_otot_progresi

f -

pre_relaksasi_otot_progresif

Negative Ranks 18a 9.50 171.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 0c

Total 18

a. post_relaksasi_otot_progresif < pre_relaksasi_otot_progresif

b. post_relaksasi_otot_progresif > pre_relaksasi_otot_progresif

c. post_relaksasi_otot_progresif = pre_relaksasi_otot_progresif

Test Statisticsb

post_relaksasi_o

tot_progresif -

pre_relaksasi_ot

ot_progresif

Z -3.739a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 158: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

140

Lampiran 20

UJI WILCOXON

SENAM LANSIA

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

post_senam_lansia -

pre_senam_lansia

Negative Ranks 18a 9.50 171.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 0c

Total 18

a. post_senam_lansia < pre_senam_lansia

b. post_senam_lansia > pre_senam_lansia

c. post_senam_lansia = pre_senam_lansia

Test Statisticsb

post_senam_lan

sia -

pre_senam_lansi

a

Z -3.834a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 159: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

141

Lampiran 21

SELISIH PRE POST RELAKSASI OTOT

PROGRESIF PRE POST SELISIH

10 4 6

11 7 4

11 3 8

12 3 9

14 5 9

12 4 8

11 3 8

13 4 9

12 3 9

11 6 5

10 4 6

9 6 3

10 3 7

13 3 10

12 4 8

11 3 8

8 7 1

10 4 6

SELISIH PRE POST SENAM LANSIA

PRE POST SELISIH

6 5 1

9 7 2

6 5 1

4 3 1

5 4 1

7 5 2

9 6 3

9 5 4

8 6 2

6 5 1

5 4 1

5 3 2

6 5 1

4 3 1

5 4 1

6 5 1

6 5 1

7 5 2

Page 160: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

142

Lampiran 22

UJI MANN-WHITNEY

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

selisih_pre_post relaksasi otot progesif 18 26.69 480.50

senam lansia 18 10.31 185.50

Total 36

Test Statisticsb

selisih_pre_post

Mann-Whitney U 14.500

Wilcoxon W 185.500

Z -4.773

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Page 161: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

143

Lampiran 23

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 162: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

144

Lampiran 24

JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSI

No Kegiatan Bulan

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Pengajuan dan konsul judul

2. Penyusunan proposal

3. Bimbingan Proposal

4. Ujian proposal

5. Revisi proposal

6. Pengambilan data (Penelitian)

7. Penyusunan dan bimbingan skripsi

8. Ujian skripsi

Page 163: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

145

Lampiran 25

Lembar Konsultasi Bimbingan

Page 164: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF …repository.stikes-bhm.ac.id/175/1/25.pdf · 2018. 12. 14. · EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SENAM LANSIA TERHADAP

146