Referat-temporal Lobe Syndrome

19
PENDAHULUAN A. Definisi Sindrom lobus temporal adalah berbagai kelainan psikopatologik yang diakibatkan oleh adanya gangguan atau kerusakan (lesi) pada bagian-bagian di lobus temporal. 1 B. Epidemiologi 2. Epilepsi Lobus Temporal Penyebab Epilepsi parsial sering berasal dari lobus temporal. Sekitar 50% dari pasien dengan epilepsi parsial dikonfirmasi berasal dari lobus temporal. Lifelong prevalence dari seluruh gangguan psikotik pada pasien epilepsi berkisar antara 7-12%. Pada pengamatan 100 anak dengan kejang kompleks parsial dalam periode lebih dari 30 tahun, dari 87 yang masih hidup dan sampai dewasa tidak menderita retardasi mental, 9 orang (10%) mengalami gangguan psikotik. Penelitian lobektomi temporal yaitu pengangkatan fokus epilepsinya, terjadi psikosis pada 7-8% kasus, bahkan jauh setelah kejang- kejang berhenti. Hal ini memperlihatkan bahwa resiko terjadinya psikotik pada pasien epilepsi dua kali atau lebih dibandingkan populasi umum, khususnya pasien yang fokus epilepsinya di media basal lobus temporalis. 2,3

description

referat jiwa

Transcript of Referat-temporal Lobe Syndrome

Page 1: Referat-temporal Lobe Syndrome

PENDAHULUAN

A. Definisi

Sindrom lobus temporal adalah berbagai kelainan psikopatologik yang

diakibatkan oleh adanya gangguan atau kerusakan (lesi) pada bagian-bagian di

lobus temporal.1

B. Epidemiologi

2. Epilepsi Lobus Temporal

Penyebab Epilepsi parsial sering berasal dari lobus temporal. Sekitar 50%

dari pasien dengan epilepsi parsial dikonfirmasi berasal dari lobus temporal.

Lifelong prevalence dari seluruh gangguan psikotik pada pasien epilepsi berkisar

antara 7-12%. Pada pengamatan 100 anak dengan kejang kompleks parsial dalam

periode lebih dari 30 tahun, dari 87 yang masih hidup dan sampai dewasa tidak

menderita retardasi mental, 9 orang (10%) mengalami gangguan psikotik.

Penelitian lobektomi temporal yaitu pengangkatan fokus epilepsinya, terjadi

psikosis pada 7-8% kasus, bahkan jauh setelah kejang-kejang berhenti. Hal ini

memperlihatkan bahwa resiko terjadinya psikotik pada pasien epilepsi dua kali

atau lebih dibandingkan populasi umum, khususnya pasien yang fokus epilepsinya

di media basal lobus temporalis.2,3

3. Tumor Otak

Gangguan psikiatrik pada tumor otak dapat berupa defisit kognitif, dan

perubahan kepribadian. Sebuah penelitian melaporkan bahwa prevalensi gejala-

gejala psikiatrik pada pasien dengan tumor lobus temporalis adalah 94%, lobus

frontalis 90% dan infratentorial 47%.2

1. Cerebrovasculer Event (CVE)

Adalah salah satu penyebab angka morbiditas dan kematian terbesar di

USA. Dari 100 pasien yang selamat, 10 yang tidak dapat kembali bekerja seperti

semula, 30 yang mengalami disabilitas residual yang ringan, 50 mengalami

Page 2: Referat-temporal Lobe Syndrome

disabilitas yang lebih berat dan memerlukan perawatan khusus di rumah, dan 10

membutuhkan perawatan institutional yang permanen.1

C. Etiologi

  Penyebab paling umum dari lesi lobus temporal adalah Cerebro Vascular

Event (CVE). Kemudian akibat tumor primer, jinak (seperti meningioma) atau

ganas yang mungkin merupakan tumor sekunder atau metastasis karsinoma,

paling sering dari kanker paru-paru atau kanker payudara. Trauma dari cedera

kepala mungkin terlibat atau kerusakan bedah ketika pengangkatan tumor dari

wilayah lobus temporal. Cedera kepala sering mencakup hematoma extradural dan

cedera contrecoup (cedera otak di sisi yang berlawanan dengan titik trauma).

pembedahan intra temporal pada kasus epilepsi lobus temporal banyak

menyebabkan gangguan fungsi lobus temporal. Patologi lain seperti multiple

sclerosis dapat mempengaruhi lobus temporal meskipun ini adalah manifestasi

yang jarang.4

D. Anatomi dan Fisiologi Lobus Temporal

Lobus temporal adalah salah satu regio dari kortex serebri yang terletak di

bawah sulcus lateralis di kedua hemisfer otak manusia. Lobus temporal terlibat

dalam retensi memori visual, proses input sensorik, memahami bahasa,

penyimpanan memori baru, emosi dan memahami makna. Lobus temporal berisi

hippocampus dan memainkan peran kunci dalam pembentukan eksplisit memori

jangka panjang yang dimodulasi oleh amigdala.5

Page 3: Referat-temporal Lobe Syndrome

Lobus temporalis merupakan satu dari empat lobus utama dari otak. Lobus

temporalis berada di bawah sulcus lateralis dan di anterior korteks oksipital dan

parietal. Brodmann mengidentifikasi 10 area temporal, tetapi penelitian anatomi

terbaru menunjukkan banyak area pada monyet, apalagi pada wanita.5

Lobus temporalis tidak hanya memiliki satu fungsi, karena dalam lobus

temporalis terdapat primary auditory cortex, the secondary auditory, visual cortex,

limbic cortex, dan amygdala.5

Tiga fungsi basis dari korteks temporal adalah memproses input auditori,

mengenali objek visual, dan penyimpanan memori jangka lama dari input

sensori, ditambah dengan fungsi amigdala, yaitu afeksi (emosi). Beberapa fungsi

lainnya adalah sebagai berikut:5

Tabel 1. Fungsi-fungsi lobus temporal

Fungsi Keterangan

Kemampuan

Berbicara

Diatur pada bagian sebelah kiri temporal, terdapat zona

bahasa atau berbicara bernama Wernicke. Area ini

mengontrol proses termasuk komprehensif dan memori

verbal.

Memori Mengatur eksplisit memori jangka panjang berupa fakta,

kejadian, orang, dan tempat. diproses di hippocampus

yang dimodulasi oleh amigdala.

Membaca Memproses suara dan kata-kata tertulis menjadi suatu

Gambar 1. Lobus temporal, satu dari empat lobus utama pada otak

Page 4: Referat-temporal Lobe Syndrome

informasi sehingga menjadi ingatan.

Respon emosi Berasal dari amygdala didalam lobus temporalis

Respon auditori Primary auditory cortex (terletak pada Heschl’s gyri)

bertanggung jawab untuk merespon frekuensi suara yang

berbeda untuk lokalisasi suara. Bagian ini bertugas untuk

peka terhadap suara.

Pemrosesan Visual Memunculkan perasaan yakin dan insight.

Gambar 2. Daerah gyrus temporalis superior, mengatur proses pendengaran dan area wernick sebagai zona bahasa dan berbicara

Di sekitar daerah superior, posterior dan lateral dari lobus temporal terlibat

dalam proses pendengaran. Lobus temporal terlibat sebagai penerima persepsi

auditori primer, yaitu proses mendengar karena terdapat kortex auditori primer

(gambar 2). Gyrus temporalis superior (termasuk sulcus lateralis) meliputi area

yang menerima sinyal dari koklea pertama kali begitu mencapai kortex cerebri.

Kemudian stimulus ini diproses oleh kortex auditori primer di lobus temporal

kiri.6

Page 5: Referat-temporal Lobe Syndrome

Daerah yang berkaitan dengan penglihatan pada lobus temporal

menginterpretasikan stimulus visual sehingga obyek penglihatan dapat dikenali.

Bagian yang mengatur proses ini terletak di bagian ventral dari lobus temporal.

Pada daerah tersebut terdapat gyrus fusiforme untuk proses mengenali wajah, dan

gyrus parahippocampal untuk mengenali serta membaca suasana atau kejadian

(gambar 3). Sementara bagian anterior dari daerah ini mengatur proses pengenalan

benda.6

Gambar 3. Gyrus Parahippocampal untuk mengenali suasana/kejadian serta Amigdala yang mengatur afeksi (emosi)

Pada lobus temporal kiri terdapat kortex auditori primer yang memegang

peranan sebagai pengolah proses semantik berbicara dan penglihatan manusia.

Pelebaran regio antara lobus temporal dan parietal (tandem dengan area brocha di

lobus frontal) memegang peranan dalam pemahaman dalam berbicara.6

Proses bahasa ucapan:

Diterima alat dengar → Pusat otak primer dan sekunder → Pusat otak asosiatif:

area wernicke, kata yang didengar akan dipahami → Girus angularis, tempat pola

kata-kata dibayangkan lewat area Wernicke di fasikulus arkuatus area Broca:

gerakan motorik pembicaraan area motorik primer ; otot-otot lidah untuk ucapan

→ area motorik suplementer, agar ucapan/gerakan lidah menjadi jelas.5

Page 6: Referat-temporal Lobe Syndrome

Proses bahasa Visual:

Diterima alat visual → Pusat otak primer penglihatan → Pusat otak asosiasi

penglihatan: (di sini terjadi pengenalan informasi) → Girus angularis → area

Wernicke → area Broca (gerakan pembicaraan) → area motorik primer dan

suplementer, sehingga pada akhirnya tulisan dapat dimengerti.5

Lobus temporal medial diduga terlibat dalam pengkodean memori jangka

panjang deklaratif. lobus temporal medial termasuk hippocampi (Gambar 2),

penting untuk penyimpanan memori, sehingga kerusakan pada daerah ini dapat

mengakibatkan penurunan dalam pembentukan memori baru yang mengarah ke

amnesia anterograde permanen atau sementara. Lobus temporal medial terdiri dari

struktur yang penting untuk memori deklaratif atau jangka panjang. Memori

deklaratif (denotatif) maupun eksplisit adalah memori sadar dibagi ke dalam

memori semantik (fakta) dan memori episodik (peristiwa). Struktur lobus

temporal medial sangat penting untuk memori jangka panjang termasuk amigdala,

batang otak, dan hippocampus. Hippocampus terdiri dari daerah neokorteks

perirhinal, parahippocampal, dan entorhinal. Hippocampus penting untuk

pembentukan memori, dan korteks temporal medial di sekitarnya.6

E. Berbagai Gejala Klinik Akibat Kerusakan pada Lobus Temporal

Berikut manifestasi-manifestasi yang diasosiasikan dengan penyakit pada

lobus temporal, yaitu:3,4,5

1. Gangguan sensasi auditory dan persepsi --- kerusakan pada

auditoryperceptual terletak pada bagian kiri lobus temporal. Bagian kiri

lobus temporal penting untuk membedakan ucapan. Pada bagian ini juga

terdapat gangguan yang disebut dengan aphasia dimana seseorang sulit

untuk mengenali kata-kata ( terletak pada Wernicke’s area). Selain itu,

ketika terjadi kerusakan pada bagian kanan lobus temporal, maka

seseorang akan mengalami kemunduran dalam mempersepsi karakteristik

tertentu dari musik (loudness, quality dan pitch)

Page 7: Referat-temporal Lobe Syndrome

2. Gangguan selective attention input auditory dan visual --- kerusakan pada

bagian kanan lobus temporal akan mengakibatkan ketidakmampuan

seseorang dalam mengenali dan me-recall wajah maupun gambar-gambar.

3. Kelainan persepsi visual --- luka pada bagian kiri lobus temporal akan

mengakibatkan ketidakmampuan untuk fokus karena sistem syarafnya

terluka. Begitu juga dengan bagian kanan lobus temporal.

4. Kerusakan pengorganisasian dan pengkategorisasian materi verbal ---

kerusakan lobus temporal juga mengakibatkan seseorang tidak dapat

mengkategorisasikan sebuah kata, gambar, maupun objek yang familiar.

5. Gangguan pemahaman bahasa --- Seseorang dengan kerusakan ini

mengakibatkan ia selalu keluar dari konteks, apakah itu kalimat, gambar ,

maupun ekspresi wajah.

6. Kerusakan memori jangka panjang --- kerusakan pada lobus temporal

mengakibatkan seseorang mengalami amnesia. Kerusakan pada

inferotemporal cortex mengakibatkan ketidaksadaran dalam me-recall

informasi. Luka pada bagian kiri lobus temporal mengakibatkan seseorang

tidak dapat me-recall materi verbal, sebaliknya jika bagian kanan rusak,

akan mengakibatkan ketidakmampuan me-recall materi non-verbal.

7. Perubahan kepribadian dan perilaku afektif --- kerusakan lobus temporal

mengakibatkan gangguan pada emosi (karena amygdala terstimulasi).

8. Perubahan perilaku seksual . Lesi lobus temporalis dapat mengakibatkan

hyperseksualitas, transvestime dan perilaku transeksual. Pada kasus

Cerebro vasculer event (CVE) biasanya mengurangi libido, tetapi lesi pada

lobus temporal dapat meningkatkannya.5

9. Kluver-Bucy Syndrome --- Klüver-Bucy Syndrome adalah sindrom neuro-

behavioural yang berhubungan dengan lesi bilateral di ujung lobus

temporal anterior atau amigdala. Lesi lobus temporal sedikitnya telah

dilaporkan dapat menimbulkan Klüver-Bucy syndrome. Gejala sindrom ini

antara lain : emosi yang menjadi tumpul dan tidak ekspresif,

hipermetamorfosis dan hiperseksualitas.3

Page 8: Referat-temporal Lobe Syndrome

10. Epilepsi lobus temporal . Epilepsi lobus temporal adalah jenis epilepsi

fokal yang paling sering ditemukan, serta potensial untuk resisten terhadap

pengobatan. Efek fungsi kognitif ditandai dengan sklerosis hipokampus,

kejang fokal dengan tanda kepribadian lobus temporal sebelah medial.

Hipokampus dan sekitarnya adalah komponen terbesar dalam sistem

frontotemporal. Epilepsi lobus temporal kiri berhubungan dengan defisit

memori dan verbal, khususnya dalam penggabungan kalimat yang panjang

dan pengungkapannya kembali. Pada epilepsi lobus temporal kanan

dengan sklerosis hipokampus, defisit memori dan visual yang akan

ditemukan. Selain itu juga bisa ditemukan defisit memori spasial yang

spesifik, identifikasi wajah orang terkenal, pengenalan wajah dalam waktu

lama, dan pengenalan ekspresi wajah. Karena mempunyai interaksi yang

kuat antara lobus temporal dan area prefrontal prefrontal pada fungsi

memori, pasien dengan epilepsi lobus temporal juga mempunyai

kerusakan fungsi lobus frontal. Khususnya yang mempunyai gejala kejang

tonik klonik umum. Epilepsi lobus temporal kiri umumnya berhubungan

dengan kerusakan dalam berbahasa, memori, khususnya ketidakmampuan

bersosialisasi. Pembedahan meski sukses, umumnya masih menyisakan

defisit verbal dan memori dalam berbagai derajat. 7

Dari manifestasi-manifestasi di atas didapatkan berbagai perubahan-

perubahan yang berkaitan dengan penyakit gangguan kejiwaan kausa organik

(dalam hal ini akibat kerusakan daerah-daerah di lobus temporal). Penyakit-

penyakit tersebut sebagai berikut :

1. Gangguan Kepribadian Organik (F07.0)

Sebagian besar kerusakan pada daerah lobus temporal mengakibatkan

terjadinya perubahan kepribadian seperti gangguan emosi dan perilaku seksual.

Terlebih lagi ditemukannya sindrom Kluver-Bucy (sindrom neuro-behavioral).

Sesuai dengan manifestasi klinik di atas yaitu poin ke-7, ke-8 dan ke-9. 4,5,8

Page 9: Referat-temporal Lobe Syndrome

2. Gangguan Cemas (Anxietas) Organik (F06.4)

Gangguan cemas yang timbul sebagai akibat gangguan organik yang dapat

menyebabkan disfungsi otak dalam hal ini pada kasus epilepsi lobus temporal.8

3. Gangguan Disosiatif Organik (F06.5)

Berdasarkan manifestasi klinik di atas poin ke-6. Di mana telah terjadi

kerusakan memori jangka panjang akibat kerusakan inferotemporal cortex pada

lobus temporal.5,8

4. Gangguan Kognitif Ringan (F06.7)

Berdasarkan manifestasi klinik poin ke-4 dan ke-5. Dimana dikatakan

bahwa terjadi kerusakan di dalam pengorganisasian dan pengkategorisasian materi

verbal serta pemahaman bahasa.1,3

F. Diagnosis

1. Pemeriksaan penunjang seperti MRI dan CT-scan diperlukan untuk

menilai kasus kausa organik (lesi pada lobus temporal maupun untuk

menilai tumor pada lobus temporal).1

2. Untuk kasus epilepsi lobus temporal didiagnosis dengan menggunakan

EEG (electroencephalograph, rekaman aktivitas listrik otak).

3. Untuk membedakan kelainan psikis yang diakibatkan oleh kausa organik

atau non-organik, berdasarkan buku pedoman penggolongan diagnostik

gangguan jiwa (PPDGJ III) :8

o F07.0 Gangguan Kepribadian Organik :

Riwayat yang jelas atau hasil pemeriksaan yang mantap

menunjukkan adanya penyakit, kerusakan, atau disfungsi

otak ;

Disertai, dua atau lebih, gambaran berikut :

Page 10: Referat-temporal Lobe Syndrome

a. Penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk

mempertahankan aktivitas yang bertujuan (goal-

directed activities), terutama yang memakan waktu

lebih lama dan penundaan kepuasan;

b. Perubahan perilaku emosional, ditandai oleh

labilitas emosional, kegembiraan yang dangkal dan

tak beralasan (euforia, kejenakaan yang tak

sepadan), amarah berubah menjadi irritabilitas atau

cetusan amarah dan agresi yang sejenak; pada

beberapa keadaan, apati dapat merupakan gambaran

yang menonjol.

c. Pengungkapan kebutuhan dan keinginan tanpa

mempertimbangkan konsekuensi atau kelaziman

sosial (pasien mungkin terlibat dalam tindakan

dissosial, seperti mencuri, bertindak melapaui batas

kesopanan seksual, atau makan secara lahap atau

tidak sopan, kurang memperhatikan kebersihan

dirinya);

d. Gangguan proses pikir, dalam bentuk curiga atau

pikiran paranoid, dan atau preokupasi berlebihan

pada satu tema yang biasanya abstrak seperti soal

agama, “benar” dan “salah”.

e. Kecepatan dan arus pembicaraan berubah dengan

nyata, dengan gambaran seperti berputar-putar

(circumstantiality), bicara banyak (over-

inclusiveness), alot (viscosity), dan hipergravia;

f. Perilaku seksual yang berubah (hiposeksualitas atau

perubahan selera seksual).

o F06.4 Gangguan cemas (anxietas) organik

Gangguan yang ditandai oleh gambaran utama dari

gangguan cemas menyeluruh (F41.1), gangguan

Page 11: Referat-temporal Lobe Syndrome

panik (F41.0), atau campuran dari keduanya, tetapi

timbul sebagai akibat gangguan organik yang dapat

menyebabkan disfungsi otak (seperti epilepsi lobus

temporalis, tirotoksikosis, atau feokromositoma)

o F06.5 Gangguan disosiatif organik

Gangguan yang memenuhi persyaratan untuk salah

satu gangguan dalam gangguan disosiatif (F44,-)

dan memenuhi kriteria umum untuk penyebab

organik.

o F06.7 Gangguan kognitif ringan

Gambaran utamanya adalah turunnya kemampuan

kognitif (termasuk hendaya daya ingat, daya

belajar, sulit berkonsentrasi tidak sampai memenuhi

kriteria demensia (F00-F03), sindrom amnestik

organik (F04) atau delirium (F05,-).

Gangguan ini dapat mendahului, menyertai atau

mengikuti berbagai macam gangguan infeksi dan

gangguan fisik, baik serebral maupun sistemik.

G. Diagnosa Banding

Kausa organik lainnya :4

o Alcoholism.

o Alzheimer's disease.

o myloid angiopathy.

o Aphasia.

o Apraxia and related syndromes.

o Arteriovenous malformations.

o Cardioembolic stroke.

o Cerebral aneurysms.

o Glioblastoma multiforme.

Page 12: Referat-temporal Lobe Syndrome

o Low-grade astrocytoma.

o Meningioma.

o Multiple sclerosis.

o Pick's disease.

o Primary central nervous system lymphoma.

o Secondary brain tumours.

o Substance abuse.

o Sindrom pasca ensefalitis (F07.1)

Kausa Non-Organik :8

o Gangguan Disosiatif (Konversi) (F44)

o Perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami

katastrofa (F62.1)

o Gangguan kepribadian khas (F60.-)

H. Terapi

Berbagai kelainan kausa organik dapat ditangani dengan farmakoterapi,

kemoterapi, radioterapi hingga tindakan operatif untuk menghilangkan kausa

seperti tumor atau lesi-lesi pada lobus temporal.4

Pada kasus epilepsi lobus temporal, dengan mengobati penyebab tertentu

dapat menghentikan kejang termasuk tindakan operatif. Penyebab epilepsi lobus

temporal selain genetik juga dapat disebabkan oleh tumor dan lesi pada lobus

temporal. Kebanyakan pasien dengan epilepsi memiliki prognosis yang baik bila

kejang dapat dikontrol dengan antikonvulsan. Sebagian besar pasien tidak

mengalami gangguan psikiatrik hanya jika mengalami kejang-kejang yang tidak

terkontrol dalam jangka panjang/bertahun-tahun antikonvulsan atau operasi

mungkin dapat mengatasi gejala seperti agresi.2,9

Page 13: Referat-temporal Lobe Syndrome

I. Prognosis

Pada penderita yang masih muda, terutama anak-anak, memiliki

kemampuan untuk membiarkan salah satu bagian dari otak mengambil alih fungsi

dari bagian yang rusak (plastisitas) tapi ini hilang seiring dengan bertambahnya

usia. Oleh karena itu pasien muda dapat kembali beberapa fungsi yang hilang tapi

kemungkinan dapat terjadi penurunan seiring dengan bertambahnya usia. Dengan

kausa organik yang ringan hanya dengan menangani penyebab utamanya pasien

dapat disembuhkan secara total.2