Referat Ppok Yuli

download Referat Ppok Yuli

of 33

Transcript of Referat Ppok Yuli

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    1/33

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang biasa disebut sebagai PPOK merupakan penyakit

    paru yang dapat dicegah dan ditanggulangi, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

    sepenuhnya reversible bersifat progresif dan berhubungan respon inflamasi paru terhadap

    partikel atau gas yang beracun atau berbahaya, disertai efek skstra paru yang berkontribusi

    terhadap derajat berat penyakit. Gejala utama Penyakit Paru Obstruktif adalah sesak napas

    memberat saat aktivitas, batuk dan produksi sputum.

    Pencetus terbanyak PPOK adalah kebiasaan merokok yang saat ini masih dilakukan secara

    luas di kalangan masyarakat Indonesia. Menurut survey kesehatan rumah tangga Indonesia

    !K"#$, PPOK menempati urutan ke%& sebagai penyebab kematian di Indonesia dan ini

    meningkat dari no%' dibanding !K"# ( tahun sebelumnya. !urvey COPD working groupdi )*

    negara +sia Pasifik pada tahun ** mendapatkan prevalensi PPOK mencapai &,'- di

    masyarakat Indonesia. i /a0a #imur, 1ijaya bahkan mendapatkan prevalensi mencapai )(-.

    PPOK disebabkan oleh interaki antara 2at%2at merusak yang terinhalasi, seperti rokok dan

    polusi industri serta lingkungan, dengan faktor pejamu seperti genetik, keberadaan infeksi di paru,

    dan lain%lain. +kibat interaksi tersebut, terjadi peradangan kronik di dinding dan lumen saluran

    napas. Patologi PPOK, gejala%gejalanya, berbagai gangguan fungsionalnya, serta berbagai

    komplikasinya dapat dijelaskan dengan dasar pemahaman proses peradangan tersebut.

    !ecara luas di dunia PPOK diberi batasan sebagai hambatan kronik dari aliran udara napas

    akibat bronkitis kronik dan3atau emfisema. 4ronkitis kronik mendapat batasan secara klinik

    sebagai batuk produktif berdahak$ kronik selama setidaknya tiga bulan terus%menerus pada dua

    tahun berturut%turut. !ebab lain dari batuk produktif kronik, seperti misalnya tuberkulosis atau

    bronkiektasis, harus disingkarkan terlebih dahulu. !ementara itu emfisema lebih didefinisikandengan gambaran patologinya berupa pelebaran ruang udara di distal saluran napas alveoli$

    hingga bronkiolus terminalis disertai dengan kerusakan dinding saluran%saluran napas tersebut

    tanpa adanya fibrosis yang nyata. Ketidaknyataan fibrosis adalah hal yang secara tradisional

    membedakan PPOK dengan gangguan aliran napas kronik lain seperti akibat tuberkulosis dan

    sarkoidosis. 1alaupun demikian, berbagai penelitian terakhir menunjukkan bah0a proses

    1

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    2/33

    kerusakan pada PPOK diikuti dengan peningkatan kolagen yang mengesankan adanya pula proses

    fibrosis aktif sehubungan dengan luruhnya jaringan kerja elastik paru%paru.

    !ehubungan dengan irreversibilitas proses penyakitnya serta besarnya morbiditas,

    mortalitas dan beban biayanya, berbagai perhimpunan di dunia telah mengeluarkan konsensus

    dalam penilaian dan penatalaksanaan PPOK. !alah satu yang paling diterima di dunia adalah

    GO5 The Global inisiative on chronic Obstructive Lung Disease$. GO5 adalah konsensus

    yang disponsori oleh World Health Organization 16O$ danNational Heart Lung and !lood

    "nstitute 7654I$ +merika. GO5 dalam revisi terakhirnya tahun *8 mendefinisikan PPOK

    sebagai keadaan penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara pernapasan yang tidak

    sepenuhnya reversible dan seringkali progresif. alam definisi ini GO5 tidak lagi memasukkan

    kata%kata bronkitis kronik dan emfisema, 0alaupun jelas bah0a mereka tetap adalah penyebab

    yang utama. GO5 juga menggarisba0ahi bah0a PPOK harus dipandang sebagai penyakit yang

    dapat dicegah dan dapat diobati 0alaupun tidak berarti dapat disembuhkan3dinormalkan secara

    patologinya$.

    2

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    3/33

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 DEFINISI

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK$ adalah penyakit paru yang dapat dicegah

    dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat

    progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang

    beracun atau berbahaya disertai efek ekstra paru yang berkontribusi terhadap derajat berat

    penyakit. Karakteristik hambatan aliran udara pada PPOK disebabkan oleh gabungan

    antara obstruksi saluran napas kecil obstruksi bronkiolitis$ dan kerusakan parenkim

    emfisema$ yang bervariasi pada setiap individu "iyanto 4!, *'$.

    Pada tahun *8, The Global "nitiative #or Chronic Obstructive Lung Disease

    GO5$ mendefinisikan PPOK sebagai gangguan aliran udara yang kronis dengan

    beberapa perubahan patologis pada baru disertai efek ekstra pulmonal dan berbagai

    komorbiditas yang dapat berpengaruh terhadap derajat beratnya penyakit GO5, *8$.

    2.2 EPIDEMIOLOGI

    i Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Pada !urvai

    Kesehatan "umah #angga !K"#$ )89' asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki

    peringkat ke % & sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari ) penyebab kesakitan utama.

    !K"# epkes "I )88* menunjukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronik dan

    emfisema menduduki peringkat ke % ' dari ) penyebab tersering kematian di Indonesia

    PPI, *($.

    :aktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut PPI, *($;

    ). Kebiasaan merokok yang masih tinggi laki%laki di atas )& tahun '%

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    4/33

    sesak terutama pada aktivitas, radiologik menunjukkan gambaran bekas #4 fibrotik,

    klasifikasi$ yang minimal, dan uji faal paru menunjukkan gambaran obstruksi jalan napas

    yang tidak reversibel. Kelompok penderita tersebut dimasukkan dalam kategori penyakit

    !indrom Obstruksi Pasca #uberkulosis !OP#$ PPI, *($.

    :asilitas pelayanan kesehatan di Indonesia yang bertumpu di Puskesmas sampai di

    rumah sakit pusat rujukan masih jauh dari fasilitas pelayanan untuk penyakit PPOK.

    isamping itu kompetensi sumber daya manusianya, peralatan standar untuk mendiagnosis

    PPOK seperti spirometri hanya terdapat di rumah sakit besar saja, sering kali jauh dari

    jangkauan Puskesmas PPI, *($.

    Pencatatan epartemen Kesehatan tidak mencantumkan PPOK sebagai penyakit yang

    dicatat. Karena itu perlu sebuah Pedoman Penatalaksanaan PPOK untuk segera

    disosialisasikan baik untuk kalangan medis maupun masyarakat luas dalam upaya

    pencegahan, diagnosis dini, penatalaksanaan yang rasional dan rehabilitasi PPI, *($.

    2.3 FAKTOR RESIKO

    Kebiasaan merokok merupakan satu % satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh

    lebih penting dari faktor penyebab lainnya PPI, *($.

    alam pencatatan ri0ayat merokok perlu diperhatikan ;

    ). "i0ayat merokok

    a. Perokok aktifb. Perokok pasif

    c. 4ekas perokok

    *. erajat berat merokok dengan Indeks 4rinkman I4$, yaitu perkalian jumlah rata%rata

    batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun ;

    a. "ingan ; %*

    b. !edang ; *%'c. 4erat ; >'

    (. "i0ayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja

    =. 6ipereaktiviti bronkus

    &. "i0ayat infeksi saluran napas ba0ah berulang'. efisiensi antitripsin alfa % ), umumnya jarang terdapat di Indonesia.

    2.4 KLASIFIKASI

    4

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    5/33

    #erdapat ketidak sesuaian antara nilai ?@P)dan gejala penderita, oleh sebab itu perlu

    diperhatikan kondisi lain. Gejala sesak napas mungkin tidak bisa diprediksi dengan ?@P)

    PPI, *($.

    #abel ). Klasifikasi PPOK

    @"+/+# K5I7I! :++5 P+"A

    erajat I

    PPOK ringan

    Gejala batuk kronik dan produksi sputum

    ada tetapi tidak sering. Pada derajat ini

    pasien sering tidak menyadari bah0a faal

    paru mulai menurun.

    ?@P)3 K?P B

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    6/33

    pasien akan mencari bantuan medis karena gejala pernapasan kronik dan kekambuhan

    penyakitnya. !ementara itu pada stadium III pasien akan mengalami gangguan yang jelas

    pada kapasitas kerja dan kualitas hidupnya. Pada stadium I? pasien relatif tidak

    bermobilisasi dan sering masuk rumah sakit karena eksaserbasi akut.

    2.5 PATOGENESIS

    :aktor risiko utama dari PPOK adalah merokok. Komponen%komponen asap rokok

    merangsang perubahan pada sel%sel penghasil mukus bronkus. !elain itu, silia yang

    melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia +ntonio et

    all, *

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    7/33

    parenkim$. Fang mana hal ini dapat dibedakan dengan inflamasi yang terjadi pada

    penderita asma Dor0in @/, *)$.

    Inhalasi asap rokok dan partikel berbahaya lainnya menyebabkan inflamasi di saluran

    napas dan paru seperti yang terlihat pada pasien PPOK. "espon inflamasi abnormal ini

    menyebabkan kerusakan jaringan parenkim yang mengakibatkan emfisema dan

    mengganggu mekanisme pertahanan yang mengakibatkan fibrosis saluran napas kecil.

    Perubahan patologis menyebabkan udara terperangkap dan keterbatasan aliran udara uang

    bersifat progresif PPI, *($.

    4agan ). Patogenesis PPOK. !umber; PPI, *'$

    4agan *. Perbedaan pathogenesis asma dan PPOK. !umber; PPI, *($

    7

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    8/33

    2.6 MANIFESTASI

    Gejala PPOK umumnya tidak akan timbul sampai seorang perokok merokok satu per

    hari selama * tahun. Amumnya gejala muncul ketika usia &an tahun yang berupa batuk

    kronik yang memberat pada infeksi virus. Gejala selanjutnya sesak napas baru muncul

    pada usia 'an. 4agi perokok yang kemudian berhenti merokok saat muda timbulnya

    gejala bisa mundur sampai usia

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    9/33

    Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar

    terdorong ke ba0ah

    +uskultasi

    % !uara napas vesikuler normal atau melemah

    % #erdapat ronkhi dan atau mengi pada 0aktu bernapas biasa atau pada ekspirasipaksa

    % @kspirasi memanjang

    % 4unyi jantung terdengar jauh

    c. Pemeriksaan Penunjang

    ). Pemeriksaan rutini. :aal paru

    H !pirometri ?@P), ?@P)prediksi, K?P, ?@P)3K?P$

    % Obstruksi ditentukan oleh nilai ?@P) prediksi - $ dan atau ?@P)3K?P

    - $. Obstruksi ; - ?@P)?@P)3?@P) pred$ B 9- ?@P)- ?@P)3K?P$

    B

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    10/33

    % 6iperlusen

    % "uang retrosternal melebar

    % iafragma mendatar

    % /antung menggantung jantung pendulum 3 tear drop 3 eye drop appearance$

    Pada bronkitis kronik ;

    H 7ormal

    H Dorakan bronkovaskuler bertambah pada *) - kasus

    *. Pemeriksaan khusus tidak rutin$

    i. :aal paru

    % ?olume "esidu ?"$, Kapasiti "esidu :ungsional K":$, Kapasiti Paru #otal

    KP#$, ?"3K":, ?"3KP# meningkat

    % 5DO menurun pada emfisema% "a0 meningkat pada bronkitis kronik

    % !ga0 meningkat

    % ?ariabiliti 6arian +P@ kurang dari * -

    ii. Aji latih kardiopulmoner

    % !epeda statis ergocycle$

    % /entera treadmill$

    % /alan ' menit, lebih rendah dari normal

    iii. Aji provokasi bronkus

    Antuk menilai derajat hipereaktiviti bronkus, pada sebagian kecil PPOK terdapat

    hipereaktiviti bronkus derajat ringan

    iv. Aji coba kortikosteroid

    Menilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral prednison atau

    metilprednisolon$ sebanyak ( % & mg per hari selama *minggu yaitu

    peningkatan ?@P) pascabronkodilator > * - dan minimal *& ml. Pada PPOK

    umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid

    v. +nalisis gas darah

    #erutama untuk menilai ;

    % Gagal napas kronik stabil

    % Gagal napas akut pada gagal napas kronik

    10

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    11/33

    vi. "adiologi

    % D# % !can resolusi tinggi

    % Mendeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula

    yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos

    % !can ventilasi perfusi

    Mengetahui fungsi respirasi paru

    vii. @lektrokardiografi

    Mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi

    ventrikel kanan.

    viii. @kokardiografi

    Menilai fungsi jantung kanan

    i. 4akteriologi

    Pemerikasaan bakteriologi sputum pe0arnaan Gram dan kultur resistensi

    diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang

    tepat. Infeksi saluran napas berulang merupakan penyebab utama eksaserbasi akut

    pada penderita PPOK di Indonesia.

    . Kadar alfa%) antitripsin

    Kadar antitripsin alfa%) rendah pada emfisema herediter emfisema pada usia

    muda$, defisiensi antitripsin alfa%) jarang ditemukan di Indonesia.

    2.8 DIAGNOSIS BANDING

    a. +smab. !OP# !indroma Obstruksi Pascatuberculosis$

    c. Pneumotoraks

    d. Gagal jantung kronik

    e. Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal; bronkiektasis, destroyed lung

    PPI, *($

    #abel *. Perbedaan +sma, PPOK, !OP#

    11

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    12/33

    2.9 PENATALAKSANAAN

    A. Pe!"!#!$%!!! &'&' PPOK

    Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi PPI, *($;

    1. E(&$!%)

    @dukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil.

    @dukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma. Karena PPOK adalah

    penyakit kronik yang ireversibel dan progresif, inti dari edukasi adalah menyesuaikan

    keterbatasan aktivitas dan mencegah kecepatan perburukan fungsi paru. 4erbeda

    dengan asma yang masih bersifat reversibel, menghindar pencetus dan memperbaiki

    derajat adalah inti dari edukasi atau tujuan pengobatan dari asma.

    #ujuan edukasi pada pasien PPOK;

    % Mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan

    % Melaksanakan pengobatan yang maksimal

    % Mencapai aktiviti optimal% Meningkatkan kualiti hidup

    @dukasi PPOK diberikan sejak ditentukan diagnosis dan berlanjut secara berulangpada setiap kunjungan, baik bagi penderita sendiri maupun bagi keluarganya. @dukasi

    dapat diberikan di poliklinik, ruang ra0at, bahkan di unit ga0at darurat ataupun di

    IDA dan di rumah. !ecara intensif edukasi diberikan di klinik rehabilitasi atau klinik

    konseling, karena memerlukan 0aktu yang khusus dan memerlukan alat peraga.

    @dukasi yang tepat diharapkan dapat mengurangi kecemasan pasien PPOK,

    12

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    13/33

    memberikan semangat hidup 0alaupun dengan keterbatasan aktiviti. Penyesuaian

    aktiviti dan pola hidup merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualiti hidup

    pasien PPOK.

    4ahan dan cara pemberian edukasi harus disesuaikan dengan derajat berat penyakit,

    tingkat pendidikan, lingkungan sosial, kultural dan kondisi ekonomi penderita.

    !ecara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah

    % Pengetahuan dasar tentang PPOK

    % Obat%obatan, manfaat dan efek sampingnya

    % Dara pencegahan perburukan penyakit

    % Menghindari pencetus berhenti merokok$% Penyesuaian aktiviti

    +gar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakan ditentukan skala

    prioriti bahan edukasi sebagai berikut;a. 4erhenti merokok

    isampaikan pertama kali penderita pada 0aktu diagnosis PPOK ditegakkanb. Penggunaan obat%obatan

    % Macam obat dan jenisnya

    % Dara penggunaannya yang benar oral, MI atau nebuliser$% 1aktu penggunaan yang tepat rutin dengan selang0aktu tertentu atau kalau

    perlu saja$

    % osis obat yang tepat dan efek sampingnyac. Penggunaan oksigen

    % Kapan oksigen harus digunakan

    % 4erapa dosisnya% Mengetahui efek samping kelebihan dosis oksigen

    d. Mengenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen

    e. Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya#anda eksaserbasi; batuk atau sesak bertambah, sputum bertambah dan sputum

    berubah 0arna

    f. Mendeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasig. Menyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktiviti

    Pemberian edukasi berdasarkan derajat penyakit;

    a. "ingan% Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireversibel

    % Mencegah penyakit menjadi berat dengan menghindari pencetus, antara lain

    berhenti merokok

    % !egera berobat bila timbul gejala

    b. !edang

    % Menggunakan obat dengan tepat

    13

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    14/33

    % Mengenal dan mengatasi eksaserbasi dini

    % Program latihan fisik dan pernapasaan

    c. 4erat% Informasi tentang komplikasi yang dapat terjadi

    % Penyesuaian aktiviti dengan keterbatasan

    % Penggunaan oksigen di rumah

    2. O*!"+,*!"!

    a. 4ronkodilator

    iberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan

    disesuaikan dengan klasifikasi derajat berat penyakit. Pemilihan bentuk obat

    diutamakan inhalasi, nebuliser tidak dianjurkan pada penggunaan jangka panjang.

    Pada derajat berat, diutamakan pemberian obat lepas lambat slow release$ atau

    obat berefek panjang long acting$.Macam%macam bronkodilator;

    % Golongan antikolinergikigunakan pada derajat ringan sampai berat, disamping sebagai bronkodilator

    juga mengurangi sekresi lendir maksimal = kali per hari$.

    % Golongan agonis beta%*4entuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak, peningkatan jumlah

    penggunaan dapat sebagai monitor timbulnya eksaserbasi. !ebagai obat

    pemeliharaan sebaiknya digunakan bentuk tablet yang berefek panjang.

    4entuk nebuliser dapat digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut, tidak

    dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang. 4entuk injeksi subkutan atau

    drip untuk mengatasi eksaserbasi berat.

    % Kombinasi antikolinergik dan agonis beta%*Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek bronkodilatasi,

    karena keduanya mempunyai tempat kerja yang berbeda. isamping itu

    penggunaan obat kombinasi lebih sederhana dan mempermudah penderita.% Golongan antin

    alam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka panjang,

    terutama pada derajat sedang dan berat. 4entuk tablet biasa atau puyer untuk

    mengatasi sesak pelega napas$, bentuk suntikan bolus atau drip untuk

    mengatasi eksaserbasi akut.Penggunaan jangka panjang diperlukan pemeriksaan kadar aminofilin darah.

    b. +ntiinflamasi

    igunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi intravena,

    14

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    15/33

    berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atau

    prednison. 4entuk inhalasi sebagai terapi jangka panjang diberikan bila terbukti

    uji kortikosteroid positif yaitu terdapat perbaikan ?@P) pascabronkodilator

    meningkat >*- dan minimal *& mg.

    c. +ntibiotika6anya diberikan bila terdapat infeksi. +ntibiotik yang digunakan ;

    % 5ini I ; amoksisilin, makrolid

    % 5ini II ; amoksisilin dan asam klavulanat, sefalosporin, kuinolon, makrolid

    baru

    Pera0atan di "umah !akit ;

    apat dipilih; amoksisilin dan klavulanat, sefalosporin generasi II J III injeksi,

    kuinolon per oral

    itambah dengan yang anti pseudomonas ; aminoglikose per injeksi, kuinolonper injeksi, sefalosporin generasi I? per injeksi

    d. +ntioksidan

    apat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup, digunakan 7%

    asetilsistein. apat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang sering, tidak

    dianjurkan sebagai pemberian yang rutin.

    e. Mukolitik

    6anya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan mempercepat

    perbaikan eksaserbasi, terutama pada bronkitis kronik dengan sputum yang

    viscous. Mengurangi eksaserbasi pada PPOK bronkitis kronik, tetapi tidak

    dianjurkan sebagai pemberian rutin.

    f. +ntitusif

    iberikan dengan hati%hati

    15

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    16/33

    3. Te-!) ,$%)/e

    16

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    17/33

    Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang menyebabkan

    kerusakan sel dan jaringan. Pemberian terapi oksigen merupakan hal yang sangat

    penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah kerusakan sel baik di

    otot maupun organ%organ lainnya.

    Manfaat oksigen;% Mengurangi sesak

    % Memperbaiki aktiviti

    % Mengurangi hipertnsi pulmonal% Mengurangi vasokontriksi

    % Mengurangi hematokrit

    % Memperbaiki fungsi neuropsikiatri% Meningkatkan kualiti hidup

    Indikasi;

    % Pao* B ' mm6g atau !at O* B 8-

    % Pao* diantara &&%&8 mm6g atau !at O* > 98- disertai Kor Pulmonal, perubahan

    P pulmonal, 6t >&&- dan tanda%tanda gagal jantung kanan, sleep apnea, penyakit

    paru lain

    Macam terapi oksigen;

    % Pemberian oksigen jangka panjang

    % Pemberian oksigen pada 0aktu aktivitas

    % Pemberian oksigen pada 0aktu timbul sesak mendadak% Pemberian oksigen secara intensif pada 0aktu gagal napas

    #erapi oksigen dapat dilaksanakan di rumah maupun di rumah sakit. #erapi oksigen di

    rumah diberikan kepada penderita PPOK stabil derajat berat dengan gagal napas

    kronik. !edangkan di rumah sakit oksigen diberikan pada PPOK eksaserbasi akut di

    unit ga0at darurat, ruang ra0at ataupun IDA.

    #erapi oksigen jangka panjang yang diberikan di rumah pada keadaan stabil terutama

    bila tidur atau sedang aktivitas, lama pemberian )& jam setiap hari, pemberian

    oksigen dengan nasal kanul )%* 53mnt. #erapi oksigen pada 0aktu tidur bertujuan

    mencegah hipoksemia yang sering terjadi bila penderita tidur.

    #erapi oksigen pada 0aktu aktivitas bertujuan menghilangkan sesak napas dan

    meningkatkan kemampuan aktivitas. !ebagai parameter digunakan analisis gas darah

    atau pulse oksimetri. Pemberian oksigen harus mencapai saturasi oksigen di atas 8-.

    +lat bantu pemberian oksigen;

    % 7asal kanul

    17

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    18/33

    % !ungkup venture

    % !ungkup rebreathing

    % !ungkup nonrebreathing

    Pemilihan alat bantu ini disesuaikan dengan tujuan terapi oksigen dan kondisi analisis

    gas darah pada 0aktu tersebut.

    4. 0e")#!%) 'e$!)$

    ?entilasi mekanik pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagal napas akut,

    gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK derajat berat dengan

    napas kronik. ?entilasi mekanik dapat digunakan di rumah sakit di ruang IDA atau di

    rumah.

    ?entilasi mekanik dapat dilakukan dengan cara;a. ?entilasi mekanik dengan intubasi

    Pasien PPOK dipertimbangkan untuk menggunakan ventilasi mekanik di rumah

    sakit bila ditemukan keadaan sebagai berikut;% Gagal napas yang pertama kali

    % Perburukan yang belum lama terjadi dengan penyebab yang jelas dan dapat

    diperbaiki% +ktiviti sebelumnya tidak terbatas

    Indikasi penggunaan ventilasi mekanik invasif;

    % !esak napas berat dengan penggunaan muskulus respirasi tambahan dan

    pergerakan abdominal paradoksal

    % :rekuensi napas >(& permenit% 6ipoksemia yang mengancam ji0a Pao* B= mm6g$

    % +sidosis berat p6 B

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    19/33

    % ?+P ventilator acuired pneumonia$

    % 4arotrauma

    % Kesukaran 0eaning

    Kesukaran dalam proses 0eaning dapat diatasi dengan;

    % Keseimbangan antara kebutuhan respirasi dan kapasiti muskulus respirasi% 4ronkodilator dan obat%obatan lain adekuat

    % 7utrisi seimbang

    % ibantu dengan 7IPP?b. ?entilasi mekanik tanpa intubasi

    ?entilasi mekanik tanpa intubasi digunakan pada PPOK dengan gagal napas

    kronik dan dapat digunakan selama di rumah.4entuk ventilasi mekanik tanpa intubasi adalah Noninvasive "nter%itten Positi#

    Pressure 7IPP?$ atauNegative Pessure &entilation 7P?$.

    7IPP? dapat diberikan dengan tipe ventilasi;

    % &olu%e control% Pressure control

    % !ilevel positive airwa' pressure (!iP)P*% Continous positive airwa' pressure (CP)P*

    7IPP? bila digunakan bersamaan dengan terapi oksigen terus menerus

    5#O#35ong #ern Oygen #heraphy$ akan memberikan perbaikan yang

    signifikan pada;

    % +nalisis gas darah% Kualiti dan kuantiti tidur

    % Kualiti hidup

    Indikasi penggunaan 7IPP?;

    % !esak napas sedang sampai berat dengan penggunaan muskulus respirasi dan

    abdominal paradoksal% +sidosis sedang sampai berat p6 B

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    20/33

    penurunan fungsi paru dan perubahan analisis gas darah.

    Malnutrisi dapat dievaluasi dengan;

    % Penurunan berat badan% Kadar albumin rendah

    % +ntropometri

    % Pengukuran kekuatan otot M??, tekanan diafragma, kekuatan otot pipi$% 6asil metabolisme hiperkapni dan hipoksia$

    Mengatasi malnutrisi dengan pemberian makanan yang agresis tidak akan mengatasi

    masalah, karena gangguan ventilasi pada PPOK tidak dapat mengeluarkan DO* yang

    terjadi akibat metabolisme karbohidrat. iperlukan keseimbangan antara kalori masuk

    dengan kalori yang dibutuhkan, bila perlu nutrisi dapat diberikan secara terus menerus

    dengan pipa nasogaster.

    Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi lemak rendah karbohidrat.

    Kebutuhan protein seperti pada umumna, protein dapat meningkatkan ventilasi

    semenit o+'gen co%su%ptiondan respons ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapni.

    #etapi pada PPOK dengan gagal napas kelebihan pemasukan protein dapat

    menyebabkan kelelahan. Gangguan keseimbangan elektrolit sering terjadi pada PPOK

    karena berkurangnya fungsi muskulus respirasi sebagai akibat sekunder dari

    gangguan ventilasi. Gangguan elektrolit yang terjadi adalah;

    % 6ipofosfatemi

    % 6iperkalemi

    % 6ipokalsemi% 6ipomagnesemi

    Gangguan ini dapat mengurangi fungsi diafragma. ianjurkan pemberian nutrisi

    dengan komposisi seimbang, yakni porsi kecil dengan 0aktu pemberian yang lebih

    sering.

    6. Re!*)#)"!%)

    #ujuan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi latihan dan memperbaiki

    kualiti hidup penderita PPOKPenderita yang dimasukkan ke dalam program rehabilitasi adalah mereka yang telah

    mendapatkan pengobatan optimal yang disertai;% !ymptom pernapasan berat

    % 4eberapa kali masuk ruang ga0at darurat

    % Kualiti hidup yang menurun

    Program rehabilitasi terdiri dari ( komponen yaitu; latihan fisis, psikososial dan

    20

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    21/33

    latihan pernapasan.

    a. itujukan untuk memperbaiki efisiensi dan kapasiti sistem transportasi oksigen.

    5atihan fisis yang baik akan menghasilkan;

    % Peningkatan ?O* ma

    % Perbaikan kapasiti kerja aerobik maupun anerobik% Peningkatan cardiac output danstroke volu%e

    % Peningkatan efisiensi distribusi darah

    % Pemendekkan 0aktu yang diperlukan untuk recover'

    5atihan untuk meningkatkan kemampuan otot pernapasan

    % 5atihan untuk meningkatkan kemampuan otot pernapasan

    5atihan ini diprogramkan bagi penderita PPOK yang mengalami kelelahan

    pada otot pernapasannya sehingga tidak dapat menghasilkan tekanan inspirasi

    yang cukup untuk melakukan ventilasi maksimum yang dibutuhkan. 5atihan

    khusus pada otot pernapasan akan mengakibatkan bertambahnya kemampuan

    ventilasi maksimum, memperbaiki kualiti hidup dan mengurangi sesak napas.% ,ndurance e+ercise

    "espons kardiovaskuler tidak seluruhnya dapat terjadi pada penderita PPOK.

    4ertambahnya cardiac output maksimal dan transportasi oksigen tidak sebesar

    pada orang sehat.

    5atihan jasmani pada penderita PPOK akan berakibat meningkatnya toleransi

    latihan karena meningkatnya kapasiti kerja maksimal dengan rendahnya

    konsumsi oksigen. Perbaikan toleransi latihan merupakan resultante dari

    efisiensinya pemakaian oksigen di jaringan dari toleransi terhadap asam laktat.

    Pada penderita PPOK berat, kelelahan kaki mungkin merupakan faktor yang

    dominan untuk menghentikan latihannya.4erkurangnya aktiviti kegiatan sehari%hari akan menyebabkan penurunan

    fungsi otot skeletal. Imobilitasasi selama =%' minggu akan menyebabkan

    penurunan kekuatan otot, diameter serat otot, penyimpangan energi dan aktiviti

    en2im metabolik. 4erbaring ditempat tidur dalam jangka 0aktu yang lama

    menyebabkan menurunnya o+'gen uptake dan kontrol kardiovaskuler.5atihan fisis bagi penderita PPOK dapat dilakukan di dua tempat;

    % i rumah; latihan dinamik dan menggunakan otot secara ritmis jalan,

    jogging, sepeda$

    % "umah sakit

    Program latihan setiap harinya )&%( menit selama =%< hari per minggu.

    #ipe latihan diubah setiap hari. Pemeriksaan denyut nadi, lama latihan dan

    21

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    22/33

    keluhan subyektif dicatat. Pernyataan keberhasilan latihan oleh penderita

    lebih penting daripada hasil pemeriksaan subyektif atau obyektif.

    Pemeriksaan ulang setelah '%9 minggu di laboratorium dapat memberikan

    informasi yang obyektif tentang beban latihan yang sudah dilaksanakan.

    ua bentuk latihan dinamik yang tampaknya cocok untuk penderita di

    rumah adalah ergometri dan walking$-ogging. @rgometri lebih baik

    daripada walking$-ogging.4egitu jenis latihan sudah ditentukan, latihan

    dimulai selama *%( menit, yang cukkup untuk menaikkan denyut nadi

    sebesar =- maksimal. !etelah itu dapat ditingkatkan sampai mencapai

    denyut jantung '%

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    23/33

    menunjukkan PDO* B=& mm6g dan PO* >' mm6g

    % ahak jernih tidak ber0arna

    % +ktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK hasil spirometri$% Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan

    % #idak ada penggunaan bronkodilator tambahan

    #ujuan penatalaksanaan pada keadaan stabil;

    % Mempertahankan fungsi paru

    % Meningkatkan kualiti hidup% Mencegah eksaserbasi

    Penatalaksanaan PPOK stabil dilaksanakan di poliklinik sebagai evaluasi berkala atau

    dirumah untuk mempertahankan PPOK yang stabil dan mencegah eksaserbasi

    Penatalaksanaan di rumah

    Penatalaksanaan di rumah ditujukan untuk mempertahankan PPOK yang stabil. 4eberapa

    hal yang harus diperhatikan selama di rumah, baik oleh pasien sendiri maupun oleh

    keluarganya.

    Penatalaksanaan di rumah ditujukan juga bagi penderita PPOK berat yang harus

    menggunakan oksigen atau ventilasi mekanik.

    #ujuan penatalaksanaan di rumah;

    % Menjaga PPOK tetap stabil

    % Melaksanakan pengobatan pemeliharaan% Mengevaluasi dan mengatasi eksaserbasi dini

    % Mengevaluasi dan mengatasi efek samping pengobatan

    % Menjaga penggunaan ventilasi mekanik% Meningkatkan kualiti hidup

    Penatalaksanaan di rumah meliputi;

    % Penggunaan obat%obatan dengan tepat

    Obat%obatan sesuai klasifikasi. Pemilihan obat dalam bentuk dishaler, nebuhaler atau

    tubuhaler karena penderita PPOK biasanya berusia lanjut, koordinasi neurologis dan

    kekuatan otot sudah berkurang. Penggunaan bentuk MI menjadi kurang efektif.

    7ebuliser sebaiknya tidak digunakan secara terus menerus. Penggunaan nebuliser di

    rumah sebaiknya bila timbul eksaserbasi, penggunaan terus menerus, hanya jika

    timbul eksaserbasi.

    % #erapi oksigenibedakan untuk PPOK derajat sedang dan berat. Pada PPOK derajat sedang oksigen

    hanya digunakan bila timbul sesak yang disebabkan pertambahan aktiviti. Pada PPOK

    derajat berat yang terapi oksigen di rumah pada 0aktu aktiviti atau terus menerus

    23

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    24/33

    selama )& jam terutama pada 0aktu tidur. osis oksigen tidak lebih dari * liter.

    % Penggunaan mesin bantu napas dan pemeliharaannya.

    % "ehabilitasiPenyesuaian aktiviti, latihan ekspektorasi atau batuk yang efektif, pursed$lips

    breathinglatihan ekstremiti atas dan otot bantu napas

    % @valuasi3monitor terutama ditujukan pada;#anda eksaserbasi, efek samping obat, kecukupan dan efek samping penggunaan

    oksigen

    4agan (. +lgoritme Penanganan PPOK

    24

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    25/33

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    26/33

    % #ipe III eksaserbasi ringan$, memiliki ) gejala di atas ditambah infeksi saluran napas

    atas lebih dari & hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk, peningkatan mengi

    atau peningkatan frekuensi pernapasan >*- baseline atau frekuensi nadi >*-

    baseline

    Penyebab eksaserbasi akut;

    % Primer

    Infeksi trakeobronkial biasanya karena virus$% !ekunder

    Pneumonia, gagal jantung kanan3kiri, aritmia, emboli paru, pneumotoraks spontan,

    penggunaan oksigen yang tidak tepat, penggunaan obat%obatan obat penenang,

    diuretic$ yang tidak tepat, penyakit metabolik M, gangguan elektrolit$, nutrisi

    buruk, lingkungan memburuk3polusi udara, aspirasi berulang, stadium akhir penyakit

    respirasi kelelahan otot respirasi$

    Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakan di rumah untuk eksaserbasi yang

    ringan$ atau di rumah sakit untuk eksaserbasi sedang dan berat$

    Penatalaksanaan eksaserbasi akut ringan dilakukan dirumah oleh penderita yang telah

    diedukasi dengan cara;

    % Menambahkan dosis bronkodilator atau dengan mengubah bentuk bronkodilator yang

    digunakan dari bentuk inhaler, oral dengan bentuk nebuliser

    % Menggunakan oksigen bila aktivitas dan selama tidur

    % Menambahkan mukolitik% Menambahkan ekspektoran

    4ila dalam * hari tidak ada perbaikan penderita harus segera ke dokter.

    Penatalaksanaan eksaserbasi akut di rumah sakit dapat dilakukan secara ra0at jalan atau

    ra0at inap dan dilakukan di;

    % Poliklinik ra0at jalanIndikasi; eksaserbasi ringan sampai sedang, gagal napas kronik, tidak ada gagal napas

    akut pada gagal napas kronik, sebagai evaluasi rutin pemberian obat%obatan yang

    optimal, evaluasi progresifiti penyakit, edukasi$% Anit ga0at darurat

    % "uang ra0at

    Indikasi ra0at; eksaserbasi sedang dan berat, terdapat komplikasi infeksi saluran

    napas berat, gagal napas akut pada gagal napas kronik, gagal jantung kanan$.

    % "uang IDA

    Indikasi; sesak berat setelah penanganan adekuat di ruang ga0at darurat atau ruang

    26

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    27/33

    ra0at, kesadaran menurun, lethargi atau kelemahan otot%otot respirasi, setelah

    pemberian oksigen tetap terjadi hipoksemia atau perburukan, memerlukan ventilasi

    mekanik invasif atau non invasif$.

    Prinsip penatalaksanaan PPOK pada eksaserbasi akut adalah mengatasi segera eksaserbasi

    yang terjadi dan mencegah terjadinya gagal napas. 4ila telah menjadi gagal napas segera

    atasi untuk mencegah kematian. 4eberapa hal yang harus diperhatikan meliputi;

    % iagnosis beratnya eksaserbasi

    erajat sesak, frekuensi napas, pernapasan paradoksal, kesadaran, tanda vital, analisis

    gas darah, pneumonia% #erapi oksigen adekuat

    Pada eksaserbasi akut terapi oksigen merupakan hal yang pertama dan utama,

    bertujuan untuk memperbaiki hipoksemi dan mencegah keadaan yang mengancam

    ji0a. apat dilakukan di ruang ga0at darurat, ruang ra0at atau di IDA. !ebaiknya

    dipertahankan Pao* >' mm6g atau !at O* >8-, evaluasi ketat hiperkapnia.

    Gunakan sungkup dengan kadar yang sudah ditentukan *=-, *9-, atau (*-.

    Perhatikan apakah sungkup rebreathingatau nonrebreathing, tergantung kadar Paco*

    dan Pao*. 4ila terapi oksigen tidak dapat mencapai kondisi oksigenasi adekuat, harus

    digunakan ventilasi mekanik. alam penggunaan ventilasi mekanik usahakan dengan

    Noninvasive Positive Pressure &entilation 7IPP?$, bila tidak berhasil ventilasi

    mekanik digunakan dengan intubasi.

    % Pemberian obat%obatan yang maksimalObat yang diperlukan pada eksaserbasi akut;

    +ntibiotik

    Peningkatan jumlah sputum, sputum berubah menjadi purulen, peningkatan sesak.Pemilihan antibiotik disesuaikan dengan pola kuman setempat dan komposisi

    kombinasi antibiotik yang mutakhir. Pemberian antibiotik di rumah sakit

    sebaiknya per ddrip atau intravena, sedangkan untuk ra0at jalan bila eksaserbasi

    sedang sebiknya kombinasi dengan macrolide, bila ringan dapat diberikan

    tunggal. 4ronkodilator

    4ila ra0at jalan 4%* agonis dan antikolinorgik harus diberikan dengan

    peningkatan dosis. Inhaler masih cukup efektif bila digunakan dengan cara yang

    tepat, nebuliser dapat digunakan agar bronkodilator lebih efektif. 6ati%hati dengan

    penggunaan nebuliser yang memakai oksigen sebagai kompresor, karena

    27

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    28/33

    penggunaan oksigen 9%) liter untuk menghasilkan uap dapat menyebabkan

    retensi DO*. Golongan antin diberikan bersama%sama dengan bronkodilator

    lainnya karena mempunyai efek memperkuat otot diafragma. alam pera0atan di

    rumah sakit, bronkodilator diberikan secara intravena dan nebuliser, dengan

    pemberian lebih sering perlu monitor ketat terhadap timbulnya palpitasi sebagai

    efek samping bronkodilator.

    Kortikosteroid

    #idak selalu diberikan tergantung derajat berat eksaserbasi. Pada eksaserbasi

    derajat sedang dapat diberikan prednison ( mg3hari selama )%* minggu, pada

    derajat berat diberikan secara intravena. Pemberian lebih dari * minggu tidak

    memberikan manfaat yang lebih baik, tetapi lebih banyak menimbulkan efek

    samping.

    % 7utrisi adekuat untuk mencegah starvation yang disebabkan hipoksemia

    berkepanjangan, dan menghindari kelelahan otot bantu napas% ?entilasi mekanik

    Penggunaan ventilasi mekanik pada PPOK eksaserbasi berat akan mengurangi

    mortaliti dan morbiditi, dan memperbaiki simptom. ahulukan penggunaan 7IPP?,

    bila gagal dipikirkan penggunaan ventilasi mekanik dengan intubasi.

    % Kondisi lain yang berkaitan

    Monitor balans cairan elektrolit, pengeluaran sputum, gagal jantung atau aritmia% @valuasi ketat progesiviti penyakit

    Penanganan yang tidak adekuat akan memperburuk eksaserbasi dan menyebabkankematian. Monitor dan penanganan yang tepat dan segera dapat mencegah gagal napas

    berat dan menghindari penggunaan ventilasi mekanik.

    Indikasi penggunaan ventilasi mekanik dengan intubasi;

    % !esak napas berat, pernapasan >(& 3menit

    % Penggunaan obat respiratori dan pernapasan abdominal

    % Kesadaran menurun% 6ipoksemia berat Pao* B& mm6g

    % +sidosis p6 B' mm6g

    % Komplikasi kardiovaskuler, hipotensi% Komplikasi lain, gangguan metabolik, sepsis, pneumonia, barotrauma, efusi pleura dan

    emboli massif

    % Penggunaan 7IPP? yang gagal

    28

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    29/33

    4agan =. +lgoritme penatalaksanaan PPOK eksaserbasi akut di rumah dan pelayanan

    kesehatan primer3puskesmas

    29

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    30/33

    D. Te-!) Pe'*e(!!

    4ertujuan untuk;

    % Memperbaiki fungsi paru

    % Memperbaiki mekanik paru

    % Meningkatkan toleransi terhadap eksaserbasi% Memperbaiki kualiti hidup

    Operasi paru yang dapat dilakukan yaitu;

    % 4ulektomi

    % 4edah reduksi volume paru 4"?P$3 lung volu%e reduction surge' 5?"!$

    % #ransplantasi paru

    2.9 KOMPLIKASI

    Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah PPI, *($ ;

    ). Gagal napas

    % Gagal napas kronik6asil analisis gas darah PO* B ' mm6g dan PDO* > ' mm6g, dan p6 normal.

    % Gagal napas akut pada gagal napas kronik

    itandai oleh; sesak napas dengan atau tanpa sianosis, sputum bertambah dan

    purulent, demam, serta kesadaran menurun.

    *. Infeksi berulang

    Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk koloni

    kuman, hal ini memudahkan terjadi infeksi berulang. Pada kondisi kronik ini imuniti

    menjadi lebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limposit darah.(. Kor pulmonal

    itandai oleh P pulmonal pada @KG, hematokrit > &-, dapat disertai gagal jantung

    kanan.

    2.1 PENEGAHAN

    a. Mencegah terjadinya PPOK

    % 6indari asap rokok% 6indari polusi udara

    % 6indari infeksi saluran napas berulang

    b. Mencegah perburukan PPOK

    % 4erhenti merokok% Gunakan obat%obatan adekuat

    % Mencegah eksaserbasi berulang

    PPI, *($

    2.11PROGNOSIS

    PPOK merupakan penyakit progresif dan ireversibel. #idak ada obat yang dapat

    30

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    31/33

    mengembalikan fungsi paru menjadi normal kembali pada pasien PPOK. :aktor

    prognosis buruk didapatkan pada pasien dengan kejadian eksaserbasi akut lebih dari dua

    kali dalam setahun, D+# kuesioner lebih dari sama dengan sepuluh, hasil spirometri

    termasuk GO5 ( atau =, malnutrisi, paparan faktor risiko terus%menerus, kepatuhan

    kontrol dan minum obat, dan dukungan dari keluarga dan orang sekitar +lsaggaf 6ood

    dkk, *=$.

    BAB III

    KESIMPULAN

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK$, merupakan penyakit kronik yang ditandai

    dengan keterbatasan aliran udara didalam saluran napas yang tidak sepenuhnya reversible.

    +khir%akhir ini penyakit ini semakin menarik untuk dibicarakan oleh karena prevalensi dan

    angka mortalitasnya yang terus meningkat. Penting bagi dokter umum untuk memahami

    penegakan diagnosis PPOK, yang diperoleh dari anamnesa, pemeriksaan fisik, serta

    didukung oleh pemeriksaan penunjang yang tepat.

    Penatalaksaan yang tepat pada PPOK meliputi beberapa program, yaitu evaluasi dan

    monitoring penyakit, mengurangi faktor resiko, tatalaksana PPOK yang stabil, dan

    tatalaksana PPOK dengan eksaserbasi. Manajemen utama untuk PPOK derajat I dan II antara

    lain dengan menghindari faktor resiko, mencegah progresivitas PPOK, dan penggunaan obat%

    obatan untuk mengontrol gejala dari PPOK, sedangkan untuk PPOK derajat III dan I?

    memerlukan manajemen terapi yang lebih terpadu dengan berbagai pendekatan untuk

    membantu pasien dalam mele0ati perjalanan penyakitnya.

    Penggunaan bronkodilator adalah pilihan utama untuk menanggulangi gejala yang

    timbul pada PPOK, dimana bronkodilator dapat berfungsi untuk meredakan gejala dan dapat

    pula mencegah eksaserbasi. 4eberapa pilihan bronkodilator yang dapat digunakan antara laingolongan L* agonis, antikolinergik, dan antin, yang dapat digunakan tunggal atau

    dikombinasikan. !elain itu berbagai terapi lain juga dapat diberikan pada penderita PPOK,

    seperti kortikosteroid inhalasi ataupun sistemik, mukolitik, anti oksidan, dan terapi oksigen,

    tergantung pada derajat berat penyakitnya.

    31

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    32/33

    !elain pendekatan farmakologis, edukasi dan nasihat pada pasien, diperlukan juga

    konseling untuk penghentian rokok, olahraga, kebutuhan nutrisi, dan pera0atan untuk pasien.

    Manajemen yang tepat dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pada pasien PPOK, serta

    sangat berperan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

    DAFTAR PUSTAKA

    ). +lsaggaf 6ood, dkk. *=.!uku )-ar "l%u Pen'akit Paru. 4agian Ilmu Penyakit Paru :K

    Anair. !urabaya.

    *. +ntonio et all *

  • 7/25/2019 Referat Ppok Yuli

    33/33