REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

31
REFERAT PENATALAKSANAAN HIPERKOLESTEROLEMIA Oleh : Devi Mayasari, S.Ked J 500080099 Pembimbing : dr. Setyo Utomo, Sp.JP

Transcript of REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

Page 1: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

REFERAT

PENATALAKSANAAN HIPERKOLESTEROLEMIA

Oleh :

Devi Mayasari, S.Ked

J 500080099

Pembimbing :

dr. Setyo Utomo, Sp.JP

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UMS / RSUD DR. HARJONO

PONOROGO

2012

Page 2: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

REFERAT

PENATALAKSANAAN HIPERKOLESTEROLEMIA

OLEH:

Devi Mayasari, S. Ked J500080099

Telah disetujui dan disyahkan oleh bagian Program Pendidikan Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari tanggal

Pembimbing:

dr. Setyo Utomo, Sp.JP ( )

dipresentasikan dihadapan:

dr. Setyo Utomo, Sp.JP ( )

Disyahkan Ka. Program Profesi :

dr. Yuni Prasetyo K, MMKes ( )

Page 3: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah mempunyai peran penting

dalam proses aterosklerosis yang selanjutnya akan menyebabkan kelainan

kardiovaskuler. Dari banyak penelitian kohort menunjukkan bahwa makin tinggi

kadar koleterol darah, makin tinggi angka kejadian kelainan kardiovaskuler.

Begitu juga dengan makin rendah kadar kolesterol maka makin rendah kejadian

penyakit kardiovaskuler baik untuk pencegahan primer maupun pencegahan

sekunder. Setiap penurunan kadar kolesterol total 1 % menghasilkan penurunan

risiko mortalitas kardiovaskuler sebesar 1,5%. Begitu juga dengan besarnya kadar

kolesterol LDL dan HDL. Penurunan Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL)

sebesar 1 mg/dl menurunkan risiko kejadian kardiovaskuler sebesar 1% dan

peningkatan kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) menurunkan risiko

kejadian kardiovaskuler sebesar 2-3%.1

Di Indonesia, angka kejadian hiperkolesterolemia penelitian MONICA I

(1988) sebesar 13.4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II

(1994) didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria.

Prevalensi hiperkolesterolemia masyarakat pedesaan, mencapai 200-248 mg/dL

atau mencapai 10,9 persen dari total populasi pada tahun 2004,. Penderita pada

generasi muda, yakni usia 25-34 tahun, mencapai 9,3 persen. Wanita menjadi

kelompok paling banyak menderita masalah ini, yakni 14,5 persen, atau hampir

dua kali lipat kelompok laki-laki.2

Page 4: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hiperkolesterol

Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah

(dislipidemia) yang mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl.

(perkeni 2004). Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan kadar kolesterol

LDL di dalam darah.

Hiperkolesterolemia terjadi akibat adanya akumulasi kolesterol dan lipid

pada dinding pembuluh darah. Kolesterol merupakan molekul yang berperan

sangat penting dalam sintesis membran sel, prekusor sintesis hormon steroid,

hormon korteks adrenal, sintesis asam- asam empedu dan vitamin D. Kolesterol

terdiri atas high density cholesterol (HDL), low density cholesterol (LDL) dan

trigliserida. HDL berperan dalam membawa kolesterol dari aliran darah ke hati.

LDL berperan dalam membawa kolesterol kembali ke aliran darah. Kolesterol

yang terdapat dalam tubuh dapat berasal dari makanan (eksogen) atau disintesis

oleh tubuh (endogen). Hiperkolesterolemia disebabkan kadar kolesterol melebihi

239 mg/mL dalam darah. Untuk menanggulangi hiperkolesterolemia dapat

digunakan agen inhibitor HMG-KoA (3-hidroksi-3-metilglutaril Koenzim A),

misalnya lovastatin (Cuchel et al, 1997).

2.2 Etiologi Hiperkolesterol3

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa

disebabkan oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan

hiperkoleterolemia poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari

penyakit lain seperti diabetes mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan

diet lemak jenuh (saturated fat), kegemukan dan kurang olahraga.

a. Hiperkolesterolemia Poligenik

Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan,

merupakan interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan faktor-

Page 5: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

faktor lingkungan lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik.

Penyakit ini biasanya tidak disertai dengan xantoma.

b. Hiperkolesterolemia Familial

Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada

reseptor LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini

menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL

tidak ada, hati kemudian memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma.

Pada pasien dengan Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol

total mencapai 600 sampai 1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari orang normal.

Banyak pasien ini meninggal sebelum berumur 20 tahun akibat infark

miokard.

c. Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan

Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak

teroksidasi dan disimpan di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak

masuk ke dalam sel kemudian dimetabolime di hepar untuk menjadi asam

empedu dan diekskresikan keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL

ditangkap oleh makrofag dan kemudian menjadi sel busa dan menumpuk di

dalam tubuh, tidak diekskresi dan apabila menumpuk didalam pembuluh

darah menimbulkan plak aterome dan lama-kelamaan menjadi aterosklerosis.

Penelitian pada binatang yang ditingkatkan kadar serumnya menunjukkan

LDL memicu atrogenesis. Ada bentuk kelainan gen pada manusia yang

menyebabkan peningkatan LDL secara berat yang menimbulkan penyakit

kardiovaskuler pada usia muda. LDL menimbulkan penumpukan kolesterol

pada dinding arteri. LDL juga menyebabkan rangsangan inflamasi dani

inflamasi pada lesi aterogenik. Peningkatan LDL berhubungan dengan semua

tingkatan aterogenik yaitu disfungsi endotel, pembentukan dan pertumbuhan

plak, ketidakstabilan plak dan thrombosis.Peningkatan LDL plasma

menyebabkan retensi partikel LDL pada dinding arteri meningkat, oksidasi

Page 6: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

LDL dan pengeluaran zat-zat mediator inflamasi . Terapi terhadap

peningkatan LDL menunjukkan fungsi endotel koroner menjadi normal

Gambar 1. Proses terjadinya aterosklerosis. Dimulai dari cedera pada endotel

pembuluh darah oleh karena faktor hipertensi, merokok, makan makanan yang

mengandung banyak lemak, oksidasi LDL, diabetes mellitus, zat vasoaktif

dan sitokin.

d. Akibat Penyakit Lain4

Berikut ini dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain :

Tabel 2. Penyebab Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh penyakit

Penyakit penyebab Kelainan lipid

Diabetes mellitus (DM) TG dan HDL

Gagal ginjal kronis TG

Sindrom nefrotik Kolesterol total

Hipotiroidisme Koleterol total

Page 7: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

Penyalahgunaan alcohol TG

Kholestasis Kolesterol total

Kehamilan TG

Obat-obatan (kontrasepsi oral,

diuretic, beta bloker,

kortikosteroid)

TG dan atau Kolesterol total ,

HDL

Keterangan :

TG = Trigliserida, HDL = High Density Lipoprotein, = meningkat, =

menurun

Peningkatan prevalensi Diabetes seiring dengan peningkatan faktor

risiko yaitu obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi

serat, tinggi lemak, merokok, hiperkolesterol, hiperglikemia dan lain-lain.

Prevalensi faktor risiko DM dari 2001-2004 yaitu : obesitas dari 12,7%

menjadi 18,3%. Hiperglikemia dari 7,9% menjadi 11,3% dan hiperkolesterol

dari 6,5% menjadi 12,9%. Diabetes berpotensi menyebabkan

hiperkolesterolemia dengan meningkatkan kadar kolesterol LDL.4,5

Sindrom nefrotik adalah sindroma klinis yang ditandai dengan adanya

proteinuria, hipoalbunemia, edema dan hiperkolesterolemia. Patogenesis

terjadinya hiperkolesterolemia adalah kebocoran pada membrane basalis

glomerulus menyebabkan proteinuria sehingga terjadi hipoalbiminemia.

Hipoalbuminemia dikompensasi oleh hepar dengan memprodusksi kolesterol

sehingga terjadi hiperkolesterolemia. Terjadi hipoalbuminemia yang

selanjutnya merangsang hepar untuk memprodusksi kolesterol sehingga

terjadi hiperkolesterolemi.2,6

A. Gejala Klinis Hiperkolesterol

Page 8: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

Sebagian besar hiperkolesterolmia tidak menimbulkan gejala. Tetapi kadar

kolesterol yang tinggi menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen

menjadi kurang, sehingga gejala yang timbul adalah gejala kurang oksigen seperti

sakit kepala, pegal-pegal. Karena itu screening awal melalui pemeriksaan

laboratorium secara rutin lebih baik untuk dilakukan. Untuk tingkat lanjut,

hiperkolesterolemia bisa menimbulkan gejala penumpukan lemak pada tendon

dan kulit (xanthoma), pembesaran hati dan limpa, sakit pada perut akibat

pankreatitis jika trigliserida tertumpuk pada pankreas (umumnya saat level

trigliserida di atas 800 mg/dL) terutama setelah makan, sakit pada dada karena

suplai darah tidak mencukupi untuk manifest, kekurangan pasokan darah ke kaki

mungkin berupa nyeri betis ketika berjalan, dan mungkin serangan jantung akibat

penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang mengalirkan darah

untuk jantung.3,5,6

Gejala-gejala pada setiap tipe hiperkolesterolemia pun berbeda. Untuk tipe

hiperkolesterolemia poligenik biasanya tidak disertai dengan xantoma. Sedangkan

pada tipe hiperkolesterolemia familial (genetik) biasanya disertai dengan xantoma

terutama pada tendon Achilles bagian paling bawah kaki. Selain itu juga

ditemukan kadar kolesterol total penderita mencapai 600 sampai 1000 mg/dL atau

4 sampai 6 kali dari orang normal. Cholesterol deposits juga bisa terjadi pada

kelopak mata penderita yang disebut xanthelasmas, arcus senilis ( perubahan

warna putih atau abu-abu pada kornea perifer. Banyak pasien penyakit ini yang

meninggal sebelum berumur 20 tahun akibat infark miokard. 2,4,7

B. Jenis Pemeriksaan Darah Yang Diperlukan Memprediksi Adanya

Hiperkolesterolemia9

Hiperkolesterolemia disebabkan kadar kolesterol melebihi 239 mg/mL

dalam darah. sebagai data dasar adalah : kolesterol total, trigliserida, LDL-

kolesterol dan HDL-kolesterol. Pemeriksaan fisik yang akan dilakukan adalah

antropometri, frekuensi denyut nadi, tekanan darah, auskultasi irama jantung,

Page 9: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

serta EKG. Lalu jenis pemeriksaan laboratorium darah yang diperlukan untuk

menentukan diagnosis hiperkolesterolmia sebagai data dasar yaitu kadar

kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan kolesterol HDL dalam plasma.

Pengklasifikasian kadar lipid untuk menentukan diagnosis hiperkolesterolemia

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. KLASIFIKASI KADAR LIPID PLASMA (mg/dl)

KOLESTEROL TOTAL

< 200

200 – 239

≥ 240

Yang diinginkan

Batas tinggi

Tinggi

LDL

< 100

100 – 129

130 – 159

160 – 189

≥ 190

Optimal

Mendekati optimal

Batas tinggi

Tinggi

Sangat tinggi

HDL

< 40

≥ 60

Rendah

Tinggi

TRIGLISERIDA

< 150

150 – 199

200 – 499

≥ 500

Normal

Batas tinggi

Tinggi

Sangat tinggi

Ratio kolesterol total dengan HDL

Page 10: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

Resiko Laki-laki Perempuan

Resiko kecil <3.4 <3.3

Resiko rendah 4.0 3.8

Resiko rata-rata 5.0 4.5

Resiko sedang 9.5 7.0

Resiko tinggi >23 >11

Ratio LDL dan HDL

Resiko Laki-laki Perempuan

Resiko kecil 1 1.5

Resiko rata-rata 3.6 3.2

Resiko sedang 6.3 55.0

Resiko tinggi 8 6.1

C. Komplikasi Hiperkolesterol7,8

A. Jantung Koroner

Penyakit ini terjadi karena penyempitan pembuluh darah koroner di

jantung yang disebabkan plak-plak kolestrol. Akibatnya aliran darah ke

jaringan-jaringan jantung terhambat, sehingga jaringan tersebut mati. Gejala

jantung koroner adalah sebagai berikut ujung jari tangan dan kaki sering

kesemutan, leher dan bahu sering terasa kaku dan pegal, kepala

pusing(vertigo), sesak napas, dada kiri terasa sakit.

Page 11: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

Pencegahan penyakit jantung koroner dapat dilakukan dengan

menurunkan kadar kolesterol yaitu dengan menjaga pola makan. Tujuan

utama pengobatan adalah memperlancar aliran darah (menghilangkan

penyumbatan).

1.

B. Stroke

Angka kematian akibat stroke di Indonesia sangat tinggi. Sekitar

seperempat penderitanya meninggal dunia. Faktor resiko stroke salah satunya

adalah usia, penuaan yang terjadi pada semua organ tubuh, termasuk

pembuluh darah otak yang menjadi rapuh. Kondisi ini menyebabkan rentan

terserang stroke. Namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini bisa juga

menyerang orang di bawah usia 45 tahun atau 45-60 tahun.

Faktor resiko yang lain adalah hiper kolesterol yang menyebabkan dan

memperburuk arteriosklerotik (penyempitan pembuluh darah). Akibatnya,

terjadi penebalan dan kerusakan dinding pembuluh darah secara berangsur-

angsur. Karenanya makanan kaya kolesterol seperti junk food dapat

membahayakan dan mempercepat kemungkinan munculnya stroke.

Penyakit jantung “berteman dekat” dengan stroke karena penyebabnya

sama yaitu hiperkolesterol. Resiko stroke pada penderita jantung lebih besar.

Begitu juga sebaliknya, penderita stroke memiliki resiko terkena penyakit

jantung lebih besar.

Page 12: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

C. Hipertensi

Kelebihan kolesterol dalam darah akan menyebabkan terjadinya

gumpalan dalam saluran pembuluh darah. Kolesterol yang menempel dan

menumpuk di dalam dinding pembuluh darah mengakibatkan tekanan darah

meningkat, yang disebut penyakit darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah

adalah tenaga yang dikeluarkan oleh darah untuk dapat mengalir dalam

pembuluh darah. Semakin sempit pembuluh darah maka akan semakin tinggi

pula tekanan darah. Seseorang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan

darah sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg.

Gejala umum yang sering muncul pada penderita hipertensi adalah,

sakit kepala seperti kesemutan, jantung berdetak cepat, tengkuk pegal, kepala

terasa berputar, telinga berdenging.

Hipertensi dapat dicegah dan diobati. Dapat dicegah dengan pola

hidup sehat, menghindari makanan yang berlemak dan tinggi kolesterol,

garam (termasuk makanan yang diasinkan), daging kambing, durian, serta

minuman beralkohol. Termasuk makanan yang mengandung pengawet, rokok,

kopi, jarang olahraga, dan stress.

D. Diebetes Melitus

Page 13: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

Ditandai dengan kadar glukosa dalam darah yang melebihi batas

normal. Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas orang tersebut

tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap glukosa yang

diperoleh dari makanan. Itu yang menyebabkan kadar gula dalam darah

menjadi tinggi akibat timbunan glukosa dari makanan yang tidak dapat

diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin

yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik.

Gejala diabetes sering tidak disadari, karenanya sebaiknya melakukan

pemeriksaan lebih lanjut. Gejala umum diabetes yaitu : sering haus, sering

lapar, sering buang air kecil, terutama di malam hari, sering lemas, sering

gatal, sering kesemutan, berat badan menurun drastis, pandangan mata

berkurang, kulit kering, vitalitas berkurang.

D. Penatalaksanaan Gizi10

1. Diet Penyakit Hiperkolesterol

Tujuan 

Tujuan Diet Hiperkolesterol adalah :

a) Mengubah jenis dan asupan lemak

b) Menurunkan asupan kolesterol makanan

c) Meningkatkan asupan Karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan

karbohidret sederhana

d)

Page 14: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

2. Syarat Diet

Syarat-syarat diet kolesterol adalah :

a) Energi yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan BB dan aktivitas fisik.

b) Lemak sedang < 30% dari kebutuhan energi total. Lemak Jenuh < 10 %.

Kolesterol < 200 mg.

c) Protein cukup 10-25% dari kebutuhan energi total

d) Karbohidrat sedang 50-60% dari kebutuhan energi total

e) Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat pada apel, beras tumbuk

atau beras merah.

f) Vitamin dan mineral cukup.

3. Menyusun Diet Penyakit Hiperkolesterol

Dari menu makanan diet penyakit untuk hiperkolesterol yang kami

rekomendasikan, didapatkan kesimpulan dari hasil nutrisurvey sebagai berikut

:

Energi : 934,8 kcal Energi yang dianjurkan : 940 kcal

KH : 133,4 g Karbohidrat yang dianjurkan : 117,5 g

Lemak : 26,5 g Lemak yang dianjurkan : 26,11 g

Protein : 43,0 g Protein yang dianjurkan : 58,75g

E. Terapi Hiperkolesterolemia7,9,10

Menurut National Choleteroslemia Education Programme Adult Therapy

Programme (NCEP ATP III) sasaran LDL disesuaikan dengan faktor risiko yang

dimiliki seseorang yaitu (5):

1. Risiko tinggi

a. Riwayat penyakit jantung koroner (PJK)

b. Risiko yang disamakan dengan PJK

Diabetes Melitus, stroke, penyakit obstruksi arteri tepi, aneurisma aorta

abdominalis

Page 15: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

Faktor risiko multiple (> 2 faktor risiko dan mempunyai faktor risiko PJK

dalam waktu 10 tahun menurun skor Framingham)

2. Risiko Multipel

≥ 2 faktor risiko dengan risiko PJK dalam kurun waktu 10 tahun < 20% (skor

Framingham)

3. Risiko rendah (0;1 faktor risiko)

Dengan risiko PJK dalam kurun 10 tahun < 10 %

Terapi non farmakologis (perubahan gaya hidup) antara lain terapi nutrisi

medis, aktivitas fisik, menghindari rokok, menurunkan berat badan,

pembatasan asupan alkohol. Faktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang

menetukan sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai :

- Kebiasaan merokok

- Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat hipertensi

- Kolesterol HDL rendah (<40 mg/dL)

- Riwayat PJK dini yaitu ayah < 55 tahun dan ibu < 65 tahun

- Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun

Tabel 2. Tiga kelompok risiko untuk menentukan sasaran kolesterol LDL

Kelompok risiko Sasaran kolesterol LDL (mg/dL)

Risiko tinggi < 100

Faktor risiko multiple (≥ 2 faktor risiko) < 130

Risiko rendah (0-1 faktor risiko) < 160

Terapi non farmakologi4,6,7

Terapi nutrisi medis

Diet tinggi lemak merupakan salah satu penyebab hiperkolesterolemia.

Makan makanan yang banyak mengandung trans fat dan saturated fat seperti

margarine/mentega, es krim, minyak kelapa dan lemak hewan dapat

Page 16: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

meningkatkan kadar LDL dan menurunkan koleterol HDL. Maka harus

dikurangi sebanyak 7% perhari. Saturated fat dapat digantikan dengan

unsaturated fat yang relatif kurang meningkatkan kadar LDL. Unsaturated

dibagi dua antara lain Multi Unsaturated Fatty Acid (MUFA) contohnya

minyak zaitun, alpokat dan Poli Unsaturated Fatty Acid (PUFA) contoh ikan.

Dengan perubahan pola makan, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam

darah sebesar 10-15% . Makan ikan yang banyak mengandung omega 3 dapat

menurunkan kadar LDL. Begitu juga dengan mengkonsumsi protein kedelai.

Diet tinggi serat yang larut dalam air seperti oat dan buah/sayuran 20-30 gram

sehari dapat menurunkan 5-15% kadar kolesterol total dan LDL.

Tabel 3. Komposisi makanan untuk hiperkolesterolemia menurut Perkeni 2004

Makanan Asupan yang dianjurkan

Total lemak 20-25% dari kalori total

Lemak jenuh < 7 % dari kalori total

Lemak PUFA Sampai 10% dari kalori total

Lemak MUFA Sampai 10 % dari kalori tota

Karbohidrat 60% dari kalori total (terutama

karbohidrat kompleks)

Serat 30 gr perhari

Protein Sekitar 15% dari kalori total

Kolesterol < 200 mg/hari

Untuk di Rumah Sakit Dr.Soetomo menggunakan Diet B (Tjokroprawiro)

dengan komposisi karbohidrat 68%, lemak : kolesterol < 300 mg/hari, lemak

jenuh dan trans 5%, PUFA 5%, MUFA 10%, protein 12%, serat 25-35 gr

perhari.

Aktivitas fisik

Page 17: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan.

Olahraga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan

10 % berat badan berarti menurunkan 30% lingkar perut yang mana terdapat

lemak sentral di sana. AHA merekomendasikan olahraga selama 30 menit

dengan aktivitas sedang 3-4 kali dalam seminggu

Menghindari rokok

Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada

lipoprotein termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas, glukosa

dan VLDL serta menurunkan HDL. Berhenti merokok berhubungan dengan

peningkatan rata-rata HDL 6-8 mg/dl.

Hipertensi

Kriteria hipertensi berdasarkan JNC-VII, yaitu TD sistolik ≥ 140

mmHg dan TD diastolik ≥ 90mmHg (As). Cara menangani hipertensi dengan

perubahan pola hidup, meningkatkan aktivitas fisik, diet rendah garam,

kurangi alcohol dan tingkatkan diet sayuran dan buah serta rendah lemak.

Terapi farmakologis9

Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol

darah, terdapat beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin,

ezetimibe dan asam lemak omega-3.

a. Resin penukar anion

Kolestiramin dan kolestipol adalah resin penukar anion yang digunakan dalam

penatalaksanaan hiperkolesterolemia. Obat-obat tersebut bekerja dengan cara

mengikat asam empedu (metabolit kolesterol) di dalam lumen usus dan

mencegah reabsorpsinya.

• Kolestiramin

• Kolestipol hidroklorida

b. Kelompok klofibrat

Klofibrat (turunan asam ariloksibutirat) dan beberapa analognya (bezafibral,

siprofibral, finofibrat, gemfibrosil) dapat dianggap sebagai hipolipidemik

Page 18: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

berspektrum luas. Klofibrat dan beberapa analognya digunakan dalam

pengobatan hiperlipidemia tipe II maupun IV. Efek utamanya berupa gangguan

saluran cerna.

• Bezafibrat

• Fenofibrat

• Gemfibrozil

• Klofibrat

c. Statin

Statin menghambat secara kompetitif enzim HMG CoA reduktase, yakni enzim

oada sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Obat-obat ini lebih efektif

dibanding resin penukar anion dalam menurunkan kolesterol – LDL tetapi kurang

efektif dibanding kelompok klofibrat dalam menurunkan trigliserida dan

meningkatkan kolesterol – HDL.

• Atorvastatin

• Fluvastatin

• Pravastatin

• Simvastatin

• Lovastatin

d. Kelompok asam nikotinat

Asam nikotinat (niasin) merupakan vitamin larut air yang mampu menurunkan

kadar trigliserida dan kolesterol plasma. Mekanisme kerjanya melalui hambatan

mobilisasi lemak serta hambatan sintesis VLDL dalam hati dan lebih lanjut

kolesterol – LDL. Selain itu, asam nikotinat juga meningkatkan kolesterol –

HDL.

• Asam nikotinat

e. Omega 3

Sediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam

pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadang-kadang

minyak ikan dapat memperburuk hiperkolesterolemia.

Page 19: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

Tabel 4. Obat-obatan hipolipidemik

Obat Kolesterol LDL Koleterol HDL Trigliserida

Statin 20-55% 5-15% 10-20%

Resin 15-30% 3-5% -/

Fibrat 10-15% 10-20% 35-50%

Niasin 10-25% 10-35% 25-50%

Ezetimibe 15-25% 3-5% 5-10%

Asam lemak

Omega-3 5-10% 1-3% 20-30%

Tabel 5. Efek Obat hipolipidemik terhadap kadar lipid serum

Dislipidemia Obat pilihan

Hiperkolesterolemia Statin/resin/kombinasi

Dislipidemia campuran Statin/resin/kombinasi

Hipertrigliseridemia fibrat

Isolated low HDL fibrat

Page 20: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah

(dislipidemia) yang mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl.

(perkeni 2004). Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan kadar kolesterol

LDL di dalam darah. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang

ditandai peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida di atas nilai

normal serta penurunan kolesterol HDL.

Hiperkolesterolemia terjadi akibat adanya akumulasi kolesterol dan lipid

pada dinding pembuluh darah. Berdasarkan etiologi terdapat 2 macam

hiperkolesterol yaitu hiperkolesterolemia poligenik dan Hiperkolesterolemia

Familial.

Sebagian besar hiperkolesterolmia tidak menimbulkan gejala. Tetapi kadar

kolesterol yang tinggi menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen

menjadi kurang, sehingga gejala yang timbul adalah gejala kurang oksigen seperti

sakit kepala, pegal-pegal.

Page 21: REFERAT penatalaksanaan hiperkolesterolemia

Daftar Pustaka

1) Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

2) Parmawati, 2009, Kolesterol tinggi (“hypercholesterol”) sebagai salah satu Faktor

Resiko Penyakit Kardiovaskular.

3) http://uphy.multiply.com/journal/item/35?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal

%2Fitem

4) http://jualherbalkolesterol.wordpress.com/2011/03/23/komplikasi-hiper-

kolesterol-episode-2/

5) http://doktermedis.com/Hiperkolesterolemia (Bagian 1) - dokter-medis.htm

6) Bahri A. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. e-USU

Repositor. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2004

7) Kasim R., Antono D, Alwi I, Saharman L, Makmun LH, Pangabean MM, dkk.

Prosiding Simposium Holistic kardiovaskuler VII. Pusat Penerbit Departemen

Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Juli

2008, hal56, 117

8) Leiv O. A Comparative clinical trial on Intensive Lipid lowering with simvastatin

80mg and 40mg. 2nd edition on therapeutic journal in cardiovascular medicine.

Journal Article at www.springerlink.com

9) WerdhaSari A. Abstrak Penelitian Kesehatan Seri 25. Research Report from

JKPKBPPK / 2008-02-20 15:23:49. Puslitbang Bio Medis dan Farmasi 2008.

Availableat http://digilib.litbang.depkes.go.id/gdl.php?

mod=browse&op=read&id=jkpkbppk-gdl-res-2008-asriwerdha-

2487&newlang=indonesian