Referat Obstetri
description
Transcript of Referat Obstetri
PENGOBATAN TB PADA KEHAMILAN
Diperkirakan tedapat 8.000.000 penduduk dunia terserang tuberkulosis dengan kehamilan 3.000.000 orang (1993). Seiring dengan munculnya epidemi HIV / AIDS di dunia, jumlah penderita tuberkulosis cenderung meningkat pula sehingga WHO mencanangkan “kedaruratan Global” pada tahun 1993 karena diperkirakan seperempat penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Di Indonesia, kasus baru tuberkulosis hampir separuhnya adalah wanita, dan menyerang sebagian besar wanita pada usia produktif. Kira-kira 1-3 % dari semua wanita hamil menderita tuberkulosis.
Penyebab dari penyakit tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis, yang mempunyai karakteristik mikrobiologi yaitu bersifat anaerob, non-spore-forming, nonmotile bacillus.
TB Primer TB Sekunder
TB Laten dan AktifKlasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan
dahak mikroskopisKlasifikasi berdasarkan tingkat keparahan
penyakit. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan
sebelumnya
Gejala respiratorik Demam Batuk Sesak nafas Nyeri dada MalaiseGejala sistemik Demam Malaise, keringat malam, anoreksia, berat
badan menurun
Sputum BTA SPS Tes Tuberculin (Tine dan Mantoux) Radiologi
Efek kehamilan pada TBPeneliti seperti Hedvall dan Schaefer:tidak ada keuntungan maupun efek samping dari kehamilan terhadap progresi TB. Namun, kehamilan yang berurutan dapat memberikan efek negatif yaitu menimbulkan reaktivasi tuberkulosis laten, namun diagnosis tuberkulosis pada kehamilan sulit dilakukan, karena gejala awalnya mungkin dianggap berasal dari kehamilan.Penurunan berat badan yang berhubungan dengan penyakit juga mungkin tertutupi oleh kenaikan berat badan normal pada kehamilan.
Efek Tuberkulosis terhadap KehamilanDipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tingkat keparahan penyakit, umur kehamilan saat didiagnosis TB, adanya penyebaran ekstrapulmoner, koinfeksi HIV dan pengobatan yang diberikan. Prognosis paling buruk terjadi pada wanita dengan diagnosis penyakit yang sudah lanjut pada masa nifas, begitu juga pada wanita dengan koinfeksi HIV. Kegagalan pengobatan juga memperburuk prognosis.
Tuberkulosis pada Neonatus Transmisi TB ibu ke anak terjadi di uterus
dengan penyebaran hematogen melalui v. umbilikus dan aspirasi atau menelan cairan amnion yang terinfeksi dan juga selama proses kelahiran melalui kontak dengan cairan amnion yang terinfeksi atau sekresi genital. Infeksi post-partum dapat terjadi melalui penyebaran di udara atau melalui cairan susu yang terinfeksi dari lesi tuberkulosis aktif di payudara.
Orang yang terinfeksi dengan HIV Kontak langsung ataupun tersangka menderita
tuberkulosis, tinggal serumah ataupun dalan ruang tahanan.
Petugas medis Orang asing yang berasal dari tempat yang
tinggi prevalensi tuberkulosisnya. Kesehatan lingkungan yang buruk, kemiskinan,
ras yang mempunyai resiko tinggi, termasuk kulit hitam, orang spanyol dan orang Amerika.
Alkoholik dan pemakai obat-obatan. Orang-orang yang tinggal lama di tempat-
tempat/fasilitas perawatan, Rumah sakit jiwa, rumah-rumah perawatan dan fasilitas lainnya.
1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
• Rifampisin • INH • Pirazinamid • Streptomisin • Etambutol
2.Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination)
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari : • Empat obat antituberkulosis dalam satu
tablet, yaitu rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg dan
• Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg dan pirazinamid
3. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2) • Kanamisin • Kuinolon • Obat lain masih dalam penelitian ;
makrolid, amoksilin + asam klavulanat • Derivat rifampisin dan INH
Idealnya ibu dan anak dipisahkan terlebih dahulu sampai terjadi konversi dari BTA sputum. Akan tetapi hal ini tidak bisa dilakukan terutama di negara berkembang. Oleh karena itu menyusui tetap dilakukan, yang menjadi kontraindikasi adalah bilamana terjadi tuberculous breast abscess.
Bila pada neonatus terdapat gejala TB maka diagnosisnya adalah TB perinatal dan terapi TB langsung diberikan. Terapi yang dianjurkan adalah isoniasid dosis 5-10 mg/kgBB/hari, rifampisin dosis 10-15 mg/kgBB/hari dan pirazinamid dosis 25-35 mg/kgBB/hari.
Pada wanita hamil dengan tuberkulosis aktif yang diobati secara adekuat, secara umum tuberkulosis tidak memberikan pengaruh yang buruk terhadap kehamilan, masa nifas dan janin. Prognosis pada wanita hamil sama dengan prognosis wanita yang tidak hamil, abortus therapeutik sekarang tidak dilakukan lagi.