referat identifikasi-3

53
BAB I PENDAHULUAN Seperti diketahui bersama dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, perkembangan di segala bidang kehidupan yang membawa kesejahteraan bagi umat manusia, pada kenyataannya juga menimbulkan berbagai akibat yang tidak diharapkan. Salah satu diantara akibat yang tidak diharapkan tersebut adalah meningkatnya kuantitas maupun kualitas mengenai cara atau teknik pelaksanaan tindak pidana, khususnya yang berkaitan dengan upaya pelaku tindak pidana dalam usaha meniadakan sarana bukti, sehingga tidak jarang dijumpai kesulitan bagi para petugas hukum untuk mengetahui korban dan atau pelakunya. Selain itu kemajuan teknologi yang dijumpai dan pembangunan gedung-gedung besar dan bertingkat di kota- kota besar yang semuanya mempunyai resiko terhadap adanya kemungkinan terjadinya musibah kecelakaan massal atau kebakaran, demikian pula persenjataan perang dan bencana alam yang akan dapat menghancurkan semua benda dan manusia yang menjadi korbannya sehingga sulit atau bahkan tidak dapat dikenali lagi. Disitulah semua, identifikasi mempunyai arti penting baik ditinjau dari segi untuk kepentingan forensik maupun non-forensik. 1

description

referat

Transcript of referat identifikasi-3

Page 1: referat identifikasi-3

BAB I

PENDAHULUAN

Seperti diketahui bersama dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi dewasa ini, perkembangan di segala bidang kehidupan yang membawa

kesejahteraan bagi umat manusia, pada kenyataannya juga menimbulkan berbagai

akibat yang tidak diharapkan. Salah satu diantara akibat yang tidak diharapkan

tersebut adalah meningkatnya kuantitas maupun kualitas mengenai cara atau

teknik pelaksanaan tindak pidana, khususnya yang berkaitan dengan upaya pelaku

tindak pidana dalam usaha meniadakan sarana bukti, sehingga tidak jarang

dijumpai kesulitan bagi para petugas hukum untuk mengetahui korban dan atau

pelakunya.

Selain itu kemajuan teknologi yang dijumpai dan pembangunan gedung-

gedung besar dan bertingkat di kota-kota besar yang semuanya mempunyai resiko

terhadap adanya kemungkinan terjadinya musibah kecelakaan massal atau

kebakaran, demikian pula persenjataan perang dan bencana alam yang akan dapat

menghancurkan semua benda dan manusia yang menjadi korbannya sehingga sulit

atau bahkan tidak dapat dikenali lagi. Disitulah semua, identifikasi mempunyai

arti penting baik ditinjau dari segi untuk kepentingan forensik maupun non-

forensik.

Identifikasi forensik merupakan salah satu upaya membantu penyidik

menentukan identitas seseorang yang identitasnya tidak diketahui baik dalam

kasus pidana maupun kasus perdata. Penentuan identitas seseorang sangat penting

bagi peradilan karena dalam proses peradilan hanya dapat dilakukan secara akurat

bila identitas tersangka atau pelaku dapat diketahui secara pasti. Identifikasi

forensik dapat dilakukan dengan metode-metode antara lain yaitu metode visual

yang dilakukan dengan memperlihatkan korban kepada anggota keluarga atau

teman dekatnya untuk dikenali, pemeriksaan dokumen, pemeriksaan perhiasan

yang dikenakan korban, pemeriksaan pakaian, identifikasi medis meliputi

pemeriksaan dan pencarian data bentuk tubuh, tinggi dan berat badan, ras, jenis

1

Page 2: referat identifikasi-3

2

kelamin, warna rambut, warna tirai mata, cacat tubuh/kelainan khusus, jaringan

parut bekas operasi/luka, tato (rajah).

Selain metode pemeriksaan diatas terdapat juga pemeriksaan serologis

dilakukan untuk menentukan golongan darah korban dari bahan darah/bercak

darah, rambut, kuku, atau tulang. Pemeriksaan sidik jari dengan membuat sidik

jari langsung dari jari korban atau pada keadaan di mana jari telah keriput, sidik

jari dibuat dengan mencopot kulit ujung jari yang mengelupas dan mengenakan

pada jari pemeriksa yang sesuai lalu dilakukan pengambilan sidikjari.

Pemeriksaan gigi meliputi pencatatan data gigi (odontogram) dan rahang secara

manual, radiologis, dan pencetakan gigi dan rahang. Odontogram memuat data

jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi. Metode lainnya yang dapat

digunakan adalah metode eksklusi dilakukan jika terdapat korban yang banyak

dengan daftar tersangka korban pasti seperti pada kecelakaan masal penumpang

pesawat udara, kapal laut (melalui daftar penumpang). Bila semua korban kecuali

satu yang terakhir telah dapat ditentukan identitasnya dengan metoda identifikasi

lain, maka korban yang terakhir tersebut langsung diidentifikasikan dari daftar

korban tersebut.

Upaya identifikasi pada kerangka bertujuan untuk membuktikan bahwa

kerangka tersebut adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur,

tinggi badan, parturitas (riwayat persalinan), ciri-ciri khusus, deformitas, dan bila

memungkinkan dapat dilakukan superimposisi serta rekonstruksi wajah. Dicari

pula tanda kekerasan pada tulang. Perkiraan saat kematian dilakukan dengan

memperhatikan keadaan kekeringan tulang.

 Pemeriksaan antropologi dilakukan untuk memperkirakan apakah

kerangka adalah kerangka manusia atau bukan. Antropologi adalah studi tentang

umat manusia, budaya dan fisik, disemua waktu dan tempat. Antropologi forensik

adalah aplikasi pengetahuan antopologis dan teknik dalam konteks hukum. Hal ini

melibatkan pengetahuan rinci osteologi (anatomi budayatulang dan biologi) untuk

membantu dalam identifikasi dan penyebab kematian sisa-sisa kerangka, serta

pemulihan tetap menggunakan teknik arkeologi. Antropologi fisik

forensik mengkhususkan diri dalam penelitian dan penerapan teknik yang

Page 3: referat identifikasi-3

3

digunakan unutk menentukan usia saat kematian, seks, afinitas populasi,

perawakannya, kelainan dan atau patologi, dan keistimewaan untuk bahan tulang

modern.Osteologi forensik adalah subdisiplin dari antropologi forensik dan secara

garis besar memfokuskan pada analisa dari rangka manusia untuk tujuan

medikologal. Osteologi forensik paling sering dibutuhkan saat investigasi sisa-sisa

dari tubuh manusia akibat dari kematian wajar yang tidak dapat dijelaskan,

pembunuhan, bunuh diri, atau bencana alam. Meskipun begitu, seiring

meningkatnya frekuensi tersebut, osteolog forensik seringkali diminta untuk

mendampingi dokter spesialis forensik dalam mengkonfirmasi usia dari makhluk

hidup maupun jenazah untuk keperluan peradilan.

Jika dengan pemeriksaan tersebut masih diragukan, misalnya jika yang

ditemukan hanya sepotong tulang saja, maka perlu dilakukan pemeriksaan

serologi (reaksi presipitin), histologi (jumlah dan diameter kanal-kanal Havers),

dan bahkan dengan pemeriksaan DNA.

Referat ini bertujuan membahas berbagai hal mengenai identifikasi

forensik ataupun identifkasi secara umum meliputi: pengertian, arti penting,

macam-macam pemeriksaan dan cara atau metode serta sistem identifikasi. Hal-

hal demikian diperlukan untuk memperoleh pemahaman pemahaman dalam

penanganan dan pemeriksaan identifikasi yang komprehensif.

 

Page 4: referat identifikasi-3

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI IDENTIFIKASI

Identifikasi adalah metode membedakan individu dengan individu lainnya

berdasarkan ciri-ciri karakteristiknya untuk dibedakan dengan individu lain.

Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan

membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal

sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata.

Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan

karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan.

Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah

tidak dikenal, jenazah yang telah membusuk, rusak, hangus terbakar dan pada

kecelakaan massal, bencana alam atau huru-hara yang mengakibatkan banyak

korban mati, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu identifikasi

forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi

yang tertukar atau diragukan orang tuanya.

Dari sembilan metode identifikasi yang dikenal, hanya metode penentuan

jati diri dengan sidik jari (daktiloskopi) yang tidak lazim dikerjakan oleh dokter,

melainkan dilakukan oleh pihak kepolisian. Delapan metode yang lain, yaitu:

metode visual, pakaian, perhiasan, dokumen, medis, gigi, serologi dan metode

eksklusi.

2.2. DASAR-DASAR IDENTIFIKASI FORENSIK

Dasar hukum dan undang-undang bidang kesehatan yang mengatur

identifikasi jenasah adalah :

A. Berkaitan dengan kewajiban dokter dalam membantu peradilan diatur dalam

KUHP pasal 133 :

1. Dalam hal penyidik untuk membantu kepentingan peradilan menangani

seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang di duga karena

peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan

Page 5: referat identifikasi-3

5

permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter

dan atau ahli lainnya.

2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas

untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan

bedah mayat.

3. Mayat yang dikirimkan kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter

pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh

penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuatkan

identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang diilekatkan pada ibu

jari kaki atau bagian lain badan mayat.

B. Undang-undang Kesehatan Pasal 79

1. Selain penyidik pejabat polisi Negara Republik Indonesia juga kepada

pejabat pegawai negeri sipil tertentu di Departemen Kesehatan diberi

wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam UU No

8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, untuk melakukan penyidikan

tindak pidana sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

2. Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang :

a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan.

b. Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan.

c. Meminta keteragan dan bahan bukti dari orang atau badan usaha.

d. Melakukan pemeriksaan atas surat atau dokumen lain.

e. Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti.

f. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan.

g. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti

sehubungan dengan tindak pidana di bidang kesehatan.

3. Kewenangan penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan

menurut UU No 8 tahun 1981 tentang HAP.

Page 6: referat identifikasi-3

6

2.3. METODE IDENTIFIKASI

Penentuan identitas personal dapat menggunakan metode identifikasi sidik

jari, visual, dokumen, pakaian dan perhiasan, gigi, serologi, eksklusi, potongan

tubuh manusia, dan kerangka.

2.3.1. Pemeriksaan sidik jari

Metode ini membandingkan gambaran sidik jari jenazah dengan data sidik

jari ante mortem. Sampai saat ini, pemeriksaan sidik jari merupakan

pemeriksaan yang diakui paling tinggi ketepatannya untuk menentukan

identitas seseorang karena dapat dikatakan bahwa tidak ada dua orang yang

mempunyai sidik jari yang sama, walaupun kedua orang tersebut kembar satu

telur. Dua sidik jari dinyatakan identik bila sedikitnya 12 titik (matching point)

yang cocok. Sidik jari manusia tidak akan berubah seumur hidup, kecuali

karena penyakit lepra, luka karena arus listrik ataupun transplantasi kurit ari.

Atas dasar ini, sidik jari merupakan sarana yang terpenting khususnya bagi

kepolisian di dalam mengetahui jati diri seseorang, oleh karena selain

kekhususannya, juga mudah dilakukan secara massal dan murah

pembiayaannya. Walaupun pemeriksaan sidik jari tidak dilakukan dokter,

dokter masih mempunyai kewajiban, yaitu untuk mengambilkan (mencetak)

sidik jari, khususnya sidik jari pada korban yang tewas dan keadaan mayatnya

telah membusuk. Teknik pengembangan sidik jari pada jari yang telah keriput,

serta mencopot kulit ujung jari yang telah mengelupas dan memasangnya pada

jari pemeriksa, baru kemudian dilakukan pengambilan sidik jari, merupakan

prosedur yang harus diketahui oleh dokter.

Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari

epidermis pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-

jari kaki, yang juga dikenal sebagai “dermal ridges” atau “dermal papillae”,

yang terbentuk dari satu atau lebih alur-alur yang saling berhubungan. Dari

bayi pun, kita semua sudah mempunyai sidik jari yang sangat identik dan tidak

dimiliki orang lain. Alur-alur kulit di ujung jari dan telapak tangan dan kaki

Page 7: referat identifikasi-3

7

mulai tumbuh di ujung jari sejak janin berusia empat minggu hingga sempurna

saat enam bulan di dalam kandungan.

Detail anatomi ini memperkasar permukaan telapak tangan dan kaki

hingga memperkuat cengkeraman kala memegang atau berjalan. Benda yang

dipegang tidak mudah lepas. Secara resmi, istilah sidik jari digunakan pertama

kali oleh Dr. Nehemiah Grew yang memperkenalkan pada Royal Collage of

Physicians, London pada tahun 1684 tentang tanda-tanda penting yang

ditemukan di ujung-ujung jari manusia. Setahun kemudian, Gouard Bidloo

membuat buku pertama pola sidik jari lengkap. Pada tahun 1788, JCA Mayer

menyatakan bahwa tak ada 2 orang, kembar sekalipun yang memiliki sidik jari

sama persis walaupun masing-masing mempunyai kemiripan individu.

Gambar : Sidik jari pada manusia

Page 8: referat identifikasi-3

8

Tahun 1823, John E Purkinje dari University of Breslau membuat klasifikasi

sidik jari dalam sembilan golongan utama, walau kemudian Francis Galton

berpendapat bahwa hanya ada 3 golongan utama, selebihnya adalah variasi.

2.3.2 Metode Visual

Metode ini dilakukan dengan cara memperlihatkan jenazah pada orang-

orang yang merasa kehilangan anggota keluarga atau temannya. Dengan

memperhatikan dengan cermat atas korban, terutama wajahnya oleh pihak

keluarga atau rekan dekatnya, maka jati diri korban dapat diketahui. Walaupun

metode ini sederhana, untuk mendapat hasil yang diharapkan perlu diketahui

bahwa metode ini baru dapat dilakukan bila keadaan tubuh dan terutama wajah

korban masih dalam keadaan baik dan belum terjadi pembusukan yang lanjut.

Selain itu perlu diperhatikan faktor psikologis, emosi serta latar belakang

pendidikan oleh karena faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil

pemeriksaan. Juga perlu diingat bahwa manusia itu mudah terpengaruh oleh

sugesti, khususnya sugesti dari pihak penyidik.

2.3.3 Pemeriksaan dokumen

Dokumen seperti kartu Identitas (KTP, SIM, Paspor) yang kebetulan

dijumpai dalam saku pakaian yang dikenakan akan sangat membantu

mengenali jenazah tersebut.

Perlu diingat bahwa pada kecelakaan masal, dokumen yang terdapat dalam

tas atau dompet yang berada dekat jenazah belum tentu adalah milik jenazah

yang bersangkutan.

2.3.4 Pemeriksaan pakaian dan perhiasan

Metode ini dilakukan dengan memeriksa pakaian dan perhiasan yang

dikenakan jenazah. Yang perlu diperhatikan dalam pencatatan pakaian antara

lain bahan dari pakaian yang dipakai, model serta adanya tulisan-tulisan

seperti: merek pakaian, penjahit, laundry atau inisial nama. Hal ini dapat

memberikan informasi yang berharga, tentang milik siapa pakaian itu.

Page 9: referat identifikasi-3

9

Bagi korban yang tidak dikenal, menyimpan pakaian secara keseluruhan

atau potongan-potongan dengan ukuran 10 cm x 10 cm, merupakan tindakan

yang tepat agar korban masih dapat dikenali walaupun tubuhnya telah dikubur.

Anting-anting, kalung, gelang serta cincin yang ada pada tubuh korban,

khususnya bila perhiasan itu terdapat inisial nama seseorang yang biasanya

terdapat pada bagian dalam dari gelang atau cincin, akan membantu dokter atau

pihak penyidik didalam menentukan identitas koban. Mengingat kepentingan

tersebut maka penyimpanan dari perhiasan haruslah dilakukan dengan baik.

2.3.5 Pemeriksaan gigi

Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi yang dapat dilakukan

dengan menggunakan pemeriksaan manual, sinar x, cetakan gigi serta rahang.

Odontogram memuat data tentang jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa

gigi dan sebagainya. Bentuk gigi dan rahang merupakan ciri khusus dari

seseorang, sedemikian khususnya sehingga dapat dikatakan tidak ada gigi atau

rahang yang identik pada dua orang yang berbeda, bahkan kembar identik

sekalipun.

Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan

sebagai berikut :

1. Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan

pengaruh lingkungan yang ekstrim.

2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan

restorasi gigi menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi.

3. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan

medis gigi (dental record) dan data radiologis.

4. Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morfologis,

yang mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi,

sehingga apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot tersebut terlebih

dahulu.

5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian

bahwa gigi manusia kemungkinan sama satu banding dua miliar.

Page 10: referat identifikasi-3

10

6. Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400ºC.

7. Gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang

terbunuh dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur,

sedangkan giginya masih utuh.

Gambar : identifikasi gigi pada jenazah

Ketika tidak ada yang dapat diidentifikasi, gigi dapat membantu untuk

membedakan usia seseorang, jenis kelamin,dan ras. Hal ini dapat membantu

untuk membatasi korban yang sedang dicari atau untuk membenarkan/

memperkuat identitas korban.

1. Penentuan Usia

Perkembangan gigi secara regular terjadi sampai usia 15 tahun. Identifikasi

melalui pertumbuhan gigi ini memberikan hasil yang yang lebih baik

daripada pemeriksaan antropologi lainnya pada masa pertumbuhan.

Pertumbuhan gigi desidua diawali pada minggu ke 6 intra uteri. Mineralisasi

gigi dimulai saat 12 – 16 minggu dan berlanjut setelah bayi lahir. Trauma

pada bayi dapat merangsang stress metabolik yang mempengaruhi

pembentukan sel gigi. Kelainan sel ini akan mengakibatkan garis tipis yang

memisahkan enamel dan dentin di sebut sebagai neonatal line. Neonatal line

ini akan tetap ada walaupun seluruh enamel dan dentin telah dibentuk.

Ketika ditemukan mayat bayi, dan ditemukan garis ini menunjukkan bahwa

mayat sudah pernah dilahirkan sebelumnya. Pembentukan enamel dan

dentin ini umumnya secara kasar berdasarkan teori dapat digunakan dengan

melihat ketebalan dari struktur di atas neonatal line. Pertumbuhan gigi

permanen diikuti dengan penyerapan kalsium, dimulai dari gigi molar

Page 11: referat identifikasi-3

11

pertama dan dilanjutkan sampai akar dan gigi molar kedua yang menjadi

lengkap pada usia 14 – 16 tahun.

Gambar : x ray gigi pada anak - anak

2. Penentuan Jenis Kelamin

Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis kelamin. Gigi

geligi menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus mandibulanya.

Anderson mencatat bahwa pada 75% kasus, mesio distal pada wanita

berdiameter kurang dari 6,7 mm, sedangkan pada pria lebih dari 7 mm. Saat

ini sering dilakukan pemeriksaan DNA dari gigi untuk membedakan jenis

kelamin.

3. Penentuan Ras

Gambaran gigi untuk ras mongoloid adalah sebagai berikut:

a. Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata

berbentuk sekop pada 85-99% ras mongoloid. 2 sampai 9 % ras

kaukasoid dan 12 % ras negroid memperlihatkan adanya bentuk

seperti sekop walaupun tidak terlalu jelas.

b. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan

oklusal premolar bawah pada 1-4% ras mongoloid.

c. Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20%

mongoloid.

d. Lengkungan palatum berbentuk elips.

e. Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus.

Page 12: referat identifikasi-3

12

Gambar : gigi untuk Ras Kaukasoid

Gambaran gigi untuk Ras kaukasoid adalah sebagai berikut:

a. Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada molar 1.

b. Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada gigi premolar kedua dari

mandibula.

c. Maloklusi pada gigi anterior.

d. Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola.

e. Dagu menonjol.

Gambar : gigi untuk Ras Negroid

Gambaran gigi untuk ras negroid adalah sebagai berikut:

a. Pada gigi premolar 1 dari mandibula terdapat dua sampai tiga tonjolan.

b. Sering terdapat open bite.

c. Palatum berbentuk lebar.

d. Protrusi bimaksila.

2.3.6 Pemeriksaan serologi

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan golongan darah yang diambil

baik dari tubuh korban atau pelaku, maupun bercak darah yang terdapat di

tempat kejadian perkara. Ada dua tipe orang dalam menentukan golongan

darah, yaitu:

Page 13: referat identifikasi-3

13

Sekretor     : golongan darah dapat ditentukan dari pemeriksaan

darah, air mani dan cairan tubuh.

Non-sekretor : golongan darah hanya dari dapat ditentukan dari

pemeriksaan darah.

Proses pewarnaan noda darah ,mengikuti beberapa tahapan yang tujuannya

adalah:

1. Apakah sampelnya benar darah

2. Apakah darahnya dari darah hewan

3. Jika darah manusia, golongan/tipenya apa

4. Apakah dapat ditentukan jenis kelamin, umur, rasnya

Untuk mengetahui apakah sampelnya darah atau tidak maka analisis

menggunakan pewarnaan atau uji crystalin. Kemudian tes benzidin diperkenalkan

dan menjadi popular sampai ditemukan bahwa bahan tersebut adalah

karsinogenik. Kemudian diganti dengan uji “Kastle-Meyer”, yang digunakan

dengan bahan kimis phenoiphtalin. Bila berkontak dengan haemoglobin

phenoilphtalin membebaskan enzim peroksidase yang menyebabkan terjadinya

perubahan warna menjadi warna pink terang. Untuk mendeteksi warna darah yang

hilang, “lominol tes” digunakan, dimana bahan kimia yang disemprotkan pada

karpet atau furniture akan terlihat sinar phosphorescent ditempat gelap bila bahan

tersebut terkena noda darah. Darah yang mengering pada waktu yang lama akan

cenderung mengkristal, atau dapat dibuat menjadi kristal dengan beberapa

perlakuan yaitu dengan campuran garam, dimana uji Kristal dinamakan “tes

Teichman, tes Takayama dan Wgenhaar tes”.

Untuk membedakan darah manusia dan darah hewan, ahli forensik

menggunakan anti serum atau uji gel. Presipitat. Standar yang disebut presipitin

diperoleh dengan menginjeksikan darah manusia pada hewan percobaan (biasanya

kelinci). Tubuh hewan tersebut akan memproduksi antibody anti-human, yang

kemudian diekstraksi dari serum hewan tersebut, serum tersebut akan membentuk

klot bila dicampur dengan darah manusia.

Untuk melihat golongan atau tipe, ahli forensik harus mengidentifikasi

apakah mereka mempunyai sample yang cukup kualitasnya. Bila cukup langsung

Page 14: referat identifikasi-3

14

dilakukan typing dengan menggunakan sistem A,B,O. pemeriksaan golongan

darah secara tidak langsung (indirect typing) dilakukan pada pewarnaan sample

darah kering dengan teknik yang sering digunakan yaitu “absorption-elution test”.

Dikerjakan dengan penambahan antibody-antiserum yang cocok kedalam sample

yang dianalisis, kemudian dipanaskan untuk memisahkan ikatan antigen-antibodi,

lalu ditambahkan pada sel darah standar (yang sudah diketahui golongan

darahnya) dan dilihat terjadinya koagulasi.

Ahli forensik menggunakan beberapa pewarnaan dan tes nitrat untuk

memperkirakan umur, jenis kelamin, dan ras. Namun uji ini tidak dapat ditentukan

secara pasti, tetapi pada kloting dan kristalisasi dapat membantu memperkirakan

umur, testosterone dan kromosom tes mengarahkan perbedaan jenis kelamin dan

tes genetik yang melibatkan analisis protein dan enzim yang dapat membantu

mengidentifikasi ras.

2.3.7 Metode Eksklusi

Metode ini umumnya hanya dipakai pada kasus dimana banyak terdapat

korban (kecelakaan massal), seperti peristiwa tabrakan kapal udara, tabrakan

kereta api atau angkutan lainnya yang membawa banyak penumpang. Dari

daftar penumpang (passanger list), pesawat terbang, akan dapat diketahui

siapa-siapa yang menjadi korban.

Bila dari sekian banyak korban tinggal satu yang belum dapat dikenali

oleh karena keadaan mayatnya sudah sedemikian rusaknya; maka atas bantuan

daftar penumpang tadi, akan dapat diketahui siapa nama korban tersebut, yaitu

dari daftar penumpang yang ada dikurangi korban lain yang sudah diketahui

identitasnya.

2.3.8 Identifikasi potongan tubuh manusia (kasus mutilasi)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan apakah potongan berasal dari

manusia atau binatang. Bila berasal dari manusia ditentukan apakah potongan

tersebut berasal dari satu tubuh. Untuk memastikan apakah potongan tubuh

berasal dari manusia dilakukan beberapa pemeriksaan seperti pengamatan

Page 15: referat identifikasi-3

15

jaringan secara makroskopik, mikroskopik dan pemeriksaan serologik berupa

reaksi antigen-antibodi.

2.3.9 Identifikasi kerangka

Upaya identifikasi pada kerangka bertujuan membuktikan bahwa kerangka

tersebut adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur, tinggi

badan, ciri-ciri khusus, deformitas dan bila memungkinkan dapat dilakukan

rekonstruksi wajah. Dicari pula tanda kekerasan pada tulang. Perkiraan saat

kematian dilakukan dengan memperhatikan keadaan kekeringan tulang.

Pada saat petugas kepolisian membawa tulang untuk dilakukan pemeriksaan

medis, hal-hal yang biasanya dipertanyakan pihak kepolisian kepada petugas

medis antara lain:

Apakah tulang tersebut adalah tulang manusia atau bukan.

Jika ternyata tulang manusia, tulang dari laki-laki atau wanita.

Umur dari pemilik tulang tersebut.

Waktu kematian.

Apakah tulang-tulang tersebut dipotong, dibakar, atau digigit oleh

binatang.

Kemungkinan penyebab kematian.

a. Membedakan tulang manusia dan tulang hewan

Hal ini merupakan tugas dokter karena pihak kepolisian dan rakyat biasanya

sering acuh, sehingga pernah terjadi kekeliruan dengan tulang binatang, terutama

dengan tulang-tulang anjung, babi, dan kambing. Pengetahuan mengenai anatomi

manusia, berperan penting untuk membedakannya. Jika tulang yang dikirim utuh

atau terdapat tulang skeletal akan sangat mudah untuk membedakannya, tetapi

akan menjadi sangat sulit bila hanya fragmen kecil yang dikirim tanpa adanya

penampakan yang khas. Kesalahan penafsiran dapat timbul bila hanya sepotong

tulan saja, dalamhal ini perlu dilakukan pemeriksaan serologik (reaksi presipitin)

dan histologik (jumlah dan diameter kanal-kanal Havers).

Page 16: referat identifikasi-3

16

Tes presipitin

Tes presipitin yang dikonduksi dengan serum anti human dan ekstrak dari

fragmen juga dapat dapat digunakan untuk mnegetahui apakah tulang tersebut

tulang manusia. Tulang manusia dan binatang juga dapat dibedakan melalui

analisa kimia debu tulang.

Tes presipitin merupakan uji spesifik untuk menentukan spesies dengan cara

terlebih dahulu harus dibuat serum anti manusia. Prinsip pemeriksaan adalah

suatu reaksi antara antigen (bercak darah) dengan antibodi (antiserum) yang dapat

merupakan reaksi presipitasi atau reaksi aglutinasi.

Cara pemeriksaan:

Antiserum ditempatkan pada tabung kecil dan sebagian kecil ekstrak bercak

darah ditempatkan secara hati-hati pada bagian tepi antiserum. Biarkan pada

temperatur ruangan kurang lebih 1,5 jam. Pemisahan antara antigen dan antibodi

akan mulai berdifusi ke lapisan lain pada perbatasan kedua cairan.

Hasil pemeriksaan:

Akan terdapat lapisan tipis endapan atau presipitat pada bagian antara dua

larutan. Pada kasus bercak darah yang bukan dari manusia maka tidak akan

muncul reaksi apapun.

b. Jenis kelamin

Penentuan jenis kelamin dari kerangka manusia dapat ditentukan dengan

melihat morfologi dan ukuran dari kerangka. Bagian tulang yang penting untuk

menentukan jenis kelamin adalah pelvis dan tengkorak karena dapat memberikan

hasil yang lebih akurat. Selain itu dapat pula ditentukan menggunakan tulang

lainnya seperti scapula, klavikula, humerus, ulna, radius, sternum, femur, tibia dan

kalkaneus.

Identifikasi jenis kelamin dari tulang panggul

Ada beberapa tulang yang dapat dianalisis untuk menentukan jenis kelamin,

salah satunya adalah kerangka pelvis. Wanita umumnya mempunyai tulang pubis

yang lebih lebar dari laki-laki untuk memungkinkan kepala bayi untuk lewat pada

saat proses kelahiran. Ukuran sudut subpubis lebih dari 90 derajat, sedangkan

Page 17: referat identifikasi-3

17

pada laki-laki <90. Panggul pada wanita lebih lebar, khususnya tulang kemaluan

(os pubis) dan tulang usus (os oschii), sudut pada insisura ischiadika mayor lebih

terbuka, foramen oburatorium mendekati bentuk segitiga. Sangat diagnostik

adalah Arc compose. Di samping itu  pada wanita terdapat lengkung pada bagian

ventral tulang kemaluan, yang tidak kentara pada pria. Bagian subpubica dari

ramus ischio-pubicus cekung pada wanita, sedangkan pada pria tulang ini

cembung. Dilihat dari sisi ventral, pada wanita bagian yang sama agak tajam, pada

pria lebih membulat.

Gambar. Perbedaan tulang panggul pada wanita dan laki-laki

Pada panggul, indeks isio-pubis (panjang pubis dikali seratus dibagi panjang

isium) merupakan ukuran yang paling sering digunakan.

- Nilai laki-laki sekitar 83,6

- Nilai wanita sekitar 99,5

Ukuran anatomik lain seperti indeks asetabulo-isiadikum, indeks cotulo-

isiadikum, ukuran pintu atas, tengah dan bawah panggul serta morfologi deskriptif

seperti:

- Insisura isiadikum mayor yang sempit dan dalam pada laki-laki.

- Sulkus preaurikularis yang menonjol pada wanita

- Arkus sub-pubis dan krista iliaka

Page 18: referat identifikasi-3

18

Tabel 1. Identifikasi jenis kelamin dari tulang panggul

CiriBobot

W

Hyperfeminin

-2

Feminin

-1

Netral

0

Maskulin

+1

Hipermaskulin

+2

Sulcus

Praeauricularis

Incisura

ischiadica mayor

Angulus

suppubicus

Os Coxae

Arc Compose

Foramen

obturatorium

Corpus ossis

Ischii

Crista illiaca

Fossa illiaca

Pelvis major

Pelvis minor

3

3

2

2

2

2

2

1

1

1

1

Mendalam,

Batasnya jelas

Sangat terbuka

bentuk V

>100

Rendah,lebar,

sayap luas,

relief otot

kurang jelas

Dua lengkung

Segi tiga sudut

runcing

Sangat

sempit,tuber

ischiadicus

kurang jelas

Bentuk S-nya

sangat dangkal

Sangat rendah

dan lebar

Sangat lebar

Sangat lebar

oval

Lebih dangkal,

tapi jelas

Terbuka bentuk

V

90-100

Ciri feminin

kurang jelas

Dua lengkung

Segi tiga

Sempit

Bentuk S-nya

dangkal

Rendah dan

lebar

Lebar

Lebar, oval

Hanya bekas

Bentuk

peralihan

60-100

Bentuk

peralihan

Dua lengkung

Bentuk tidak

jelas

Sedang

Sedang

Tinggi dan

lebarnya

sedang

Sedang

Lebarnya

sedang, bulat

Hampir tak

kentara

Bentuk U

45-60

Ciri maskulin

kurang jelas

Satu lengkung

Oval

Lebar

Jelas berbentuk

S

Tinggi dan

sempit

Sempit

Sempit

berbentuk harten

Tidak ada

Sempit,jelas

bentuk U

<45

Tinggi,sempit,rel

ief otot sangat

kentara

Satu lengkung

Oval dengan

sudut

Bulat

Sangat lebar

dengan tuber

ischidikus sangat

kuat

Sangat jelas

berbentuk S

Sangat tinggi

dan sempit

Sangat sempit

berbentuk harten

Page 19: referat identifikasi-3

19

Identifikasi Jenis Kelamin dari Tulang Tengkorak

Dimorfism pada tulang tengkorak dapat digunakan untuk membedakan jenis

kelamin. Terdapat beberapa perbedaan tulang tengkorak pria dan winta terlihat

pada tabel berikut.

Tengkorak pria lebih besar, lebih berat dan tulangnya lebih tebal. Seluruh

relief tengkorak (benjolan,tonjolan dsb.) lebih jelas pada pria.

Tulang dahi dipandang dari norma lateralis kelihatan lebih miring pada pria,

pada wanita hampir tegak lurus; benjolan dahi (tubera frontalla) lebih kentara

pada wanita, pada pria agak menghilang. Arci supercilliaris lebih kuat pada laki-

laki; sering hampir tidak kentara pada wanita. Pinggir lekuk mata (orbita) agak

tajam/tipis pada wanita dan tumpul/tebal pada pria. Bentuk orbita pada pria lebih

bersegi empat (menyerupai layar TV dengan sudut tumpul), pada wanita lebih

oval membulat.

Prossesus mastoideus besar dan takiknya (incisura mastoidea) lebih

mendalam pada pria. Perbedaan tengkorak laki-laki dan wanita dapat dilihat pada

tabel 2.

Gambar. Perbedaan tengkorak wanita dan laki-laki

Tabel 2. Identifikasi jenis kelamin dari tengkorak kepala

No Tanda Pria Wanita

1 Ukuran, volume Besar Kecil

Page 20: referat identifikasi-3

20

endokranial

2 Arsitektur Kasar Halus

3 Tonjolan supraorbital Sedang-besar Kecil-sedang

4 Prosesus mastoideus Sedang-besar Kecil-sedang

5 Daerah oksipital, linea

muskulares dan

protuberensia

Tidak jelas Jelas/menonjol

6 Eminensia frontalis Kecil Besar

7 Eminensia partetalis Kecil Besar

8 Orbita Persegi, rendah relatif kecil tepi

tumpul

Bundar, tinggi relatif besar tepi

tajam

9 Dahi Curam kurang membundar Membundar, penuh, infantil

10 Tulang pipi Berat, arkus lebih ke lateral Ringan, lebih memusat

11 Mandibula Besar, simfisisnya tinggi, ramus

asendingnya lebar

Kecil, dengan ukuran korpus

dan ramus lebih kecil

12 Palatum Besar dan lebar, cenderung seperti

huruf U

Kecil, cenderung seperti

parabola

13 Kondilus oksipitalis Besar Kecil

14 Gigi geligi Besar, M1 bawah sering 5 kuspid Kecil, molar biasanya 4 kuspid

Sudut yang terbentuk  oleh rasmus dan corpus mandibulae lebih kecil pada

pria (mendekati 90º). Benjol dagu (protuberia mentalis) lebih jelas/besar pada

pria. Processus coronoideus lebih besar/panjang pada pria.

Tabel 3. Identifikasi jenis kelamin dari mandibula

No Yang membedakan Laki – laki Perempuan

1

2

3

4

5

6

7

Ukuran

Sudut anatomis

Dagu

Bentuk tulang

Mental tubercle

Myelohyoid line

Tinggi pada simphisis

mentii

Lebih besar

Everted

Berbentuk persegi empat

Berbentuk seperti huruf “V”

Besar dan menonjol

Menonjol dan dalam

Lebih

Lebih kecil

Inverted

Agak bulat

Berbentuk seperti huruf “U”

Tidak signifikan

Kurang menonjol dan dangkal

Kurang

Page 21: referat identifikasi-3

21

8

9

10

11

Ramus ascending

Condylar facet

Berat dan permukaan

Gigi

Lebih lebar

Lebih besar

Lebih berat,permukaannya kasar

dengan tempat perlengketan otot

yang menonjol

Lebih besar

Lebih sempit

Lebih kecil

Lebih ringan dengan permukaan

yang halus

Lebih kecil

Identifikasi jenis kelamin dari tulang femur

Tulang panjang laki-laki lebih panjang dan lebih masif dibandingkan

dengan tulang wanita dengan perbandingan 100:90.

Pada tulang-tulang femur, humerus dan ulna terdapat beberapa ciri khas

yang menunjukkan jenis kelamin seperti ukuran kaput dan kondilus, sudut antara

kaput femoris terdapat batangnya yang lebih kecil pada laki-laki, perforasi fosa

olekrani menunjukkan jenis wanita, serta adanya belahan pada sigmoid notch pada

laki-laki.

Tabel 4. Identifikasi jenis kelamin dari tulang femur

No Yang membedakan Laki – laki Perempuan

1

2

3

4

5

6

7

8

Caput

Collum dan corpus

Kecenderungan corpus

bagian bawah ke arah dalam

Diameter vertikal caput

Panjang oblik trochanter

Garis popliteal

Lebar bicondylar

Ciri – ciri umum

Permukaan persendian Lebih dari

2/3 dari bulatan

Membentuk sudut lancip

Kurang

Sekitar 4 – 5 cm

Sekitar 45 cm

Sekitar 14 cm

Sekitar 7 – 5 cm

Berat,permukaan kasar dengan

tempat perlekatan otot yang nonjol

Permukaan persendian

kurang dari 2/3 dari

bulatan

Membentuk sudut tumpul

Lebih

Sekitar 4.15 cm

Sekitar39 cm

Sekitar 10 cm

Sekitar 7 cm

Ringan dengan

permukaan yang halus

Page 22: referat identifikasi-3

22

Gambar . Perbedaan tulang femur pada wanita dan laki-laki

Identifikasi Jenis kelamin dari tulang-tulang lainnya

Jumlah beberapa ukuran pada tulang dada seperti panjang sternum tanpa

xyphoid, lebar sternum pada segmen I dan II, tebal minimum manubrium dan

korpus sternum segmen I dapat untuk menentukan jenis kelamin.

c. Umur

Walaupun umur sebenarnya tidak dapat ditentukan dari tulang, namun

perkiraan umur seseorang dapat ditentukan. Biasanya pemeriksaan dari os pubis,

sakroiliac joint, cranium, artritis pada spinal dan pemeriksaan mikroskopis dari

tulang dan gigi memberikan informasi yang mendekati perkiraan umur. Untuk

memperkirakan usia, bagian yang berbeda dari rangka lebih berguna untuk

menentukan perkiraan usia pada range usia yang berbeda. Range usia meliputi

usia perinatal, neonatus, bayi dan anak kecil, usia kanak-kanak lanjut, usia remaja,

dewasa muda dan dewasa tua.

Pemeriksaan terhadap pusat penulangan (osifikasi) dan penyatuan epifisis

tulang sering digunakan untuk perkiraan umur pada tahun-tahun pertama

Page 23: referat identifikasi-3

23

kehidupan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan menggunakan foto radiologis atau

dengan melakukan pemeriksaan langsung terhadap pusat penulangan pada tulang.

Pemeriksaan terhadap penutupan sutura pada tulang-tulang atap tengkorak

guna perkiraan umur sudah lama diteliti dan telah berkembang berbagai metode,

namun pada akhirnya hampir semua ahli menyatakan bahwa cara ini tidak akurat

dan hanya dipakai dalam lingkup dekade (umur 20-30-40 tahun) atau mid-dekade

(umur 25-35-45 tahun) saja.

Umur dalam tiga tahapan :

1. Bayi baru dilahirkan

Neonatus, bayi yg belum mempunyai gigi, sangat sulit untuk menentukan

usianya karena pengaruh proses pengembangan yang berbeda pada masing-

masing individu. Bayi dan anak kecil biasanya telah memiliki gigi. Pembentukan

gigi sering kali digunakan untuk memperkirakan usia. Gigi permanen mulai

terbentuk saat kelahiran, dengan demikian pembentukan dari gigi permanen

merupakan indikator yang baik untuk menentukan usia. Beberapa proses

penulangan mulai terbentuk pada usia ini, ini berarti bagian-bagian yang lunak

dari tulang mulai menjadi keras. Namun, ini bukan faktor penentuan yg baik.

Pengukuran tinggi badan diukur :

Streeter : tinggi badan dari puncak kepala sampai tulang ekor

Haase : tinggi badan diukur dari puncak kepala sampai tumit

Umur Panjang Umur Panjang

1 bulan 1 cm 6 bulan 30 cm

2 bulan 4 cm 7 bulan 35 cm

3 bulan 9 cm 8 bulan 40 cm

4 bulan 16 cm 9 bulan 45 cm

5 bulan 25 cm 10 bulan 50 cm

2. Anak dan dewasa sampai umur 30 tahun

Masa kanak-kanak lanjut dimulai saat gigi permanen mulai tumbuh.

Semakin banyak tulang yang mulai mengeras. Masa remaja menunjukkan

Page 24: referat identifikasi-3

24

pertumbuhan tulang panjang dan penyatuan pada ujungnya. Penyatuan ini

merupakan teknik yang berguna dalam penentuan usia. Masing-massing epifisis

akan menyatu pada diafisis pada usia-usia tertentu. Dewasa muda dan dewasa tua

mempunyai metode-metode yang berbeda dalam penentuan usia; penutupan

sutura cranium; morfologi dari ujung iga, permukaan aurikula dan simfisis pubis;

struktur mikro dari tulang dan gigi.

Persambungan speno-oksipital terjadi pada umur 17 – 25 tahun.

Tulang selangka merupakan tulang panjang terakhir unifikasi.

Unifikasi dimulai umur 18 – 25 tahun.

Unifikasi lengkap 25 – 30 tahun, usia lebih dari 31 tahun sudah lengkap

Tulang belakang sebelum 30 tahun menunjukkan alur yang dalam dan

radier pada permukaan atas dan bawah.

3. Dewasa > 30 tahun

Sutura kranium (persendian non-moveable pada kepala) perlahan-perlahan

menyatu. Walaupun ini sudah diketahui sejak lama, namun hubungan penyatuan

sutura dengan penentuan umur kurang valid. Morfologi pada ujung iga berubah

sesuai dengan umur. Iga berhubungan dengan sternum melalui tulang rawan.

Ujung iga saat mulai terbentuk tulang rawan awalnya berbentuk datar, namun

selama proses penuaan ujung iga mulai menjadi kasar dan tulang rawan menjadi

berbintik-bintik. Iregularitas dari ujung iga mulai ditemukan saat usia menua.

Gambar 4. Perkembangan Tengkorak Berdasar Umur

Page 25: referat identifikasi-3

25

Pemeriksaan tengkorak :

Pemeriksaan sutura, penutupan tabula interna mendahului eksterna

Sutura sagitalis, koronarius dan sutura lambdoideus mulai menutup umur

20 – 30 tahun

Sutura parieto-mastoid dan squamaeus 25 – 35 tahun tetapi dapat tetap

terbuka sebagian pada umur 60 tahun.

Sutura spheno-parietal umumnya tidak akan menutup sampai umur 70

tahun.

Pemeriksaan permukaan simfisis pubis dapat memberikan skala umur dari

18 tahun hingga 50 tahun, baik yang dikemukakan oleh Todd maupun oleh

Mokern dan Stewart. Mokern dan Stewart membagi simfisis pubis menjadi 3

komponen yang masing-masing diberi nilai. Jumlah nilai tersebut menunjukkan

umur berdasarkan sebuah tabel.Schranz mengajukan cara pemeriksaan tulang

humerus dan femur guna penentuan umur.

Demikian pula tulang klavikula, sternum, tulang iga dan tulang belakang

mempunyai ciri yang dapat digunakan untuk memperkirakan umur.Nemeskeri,

Harsanyi dan Ascadi menggabungkan pemeriksaan penutupan sutura endokranial,

relief permukan simfisis pubis dan struktur spongiosa humerus proksimal/epifise

femur, dan mereka dapat menentukan umur dengan kesalahan sekitar 2,55 tahun.

d. Ras

Variasi geografi dari rangka manusia digunakan untuk mengidentifikasi ras

manusia atau silsilah seorang individu. Para ahli antropologi forensik membagi

ras ke dalam 3 ras yaitu: Mongoloid, Negroid dan Kaukasoid.

Dibandingkan dengan perhitungan jenis kelamin, usia dan tinggi badan,

penentuan ras lebih sulit, kurang tepat dan kurang dapat dipercaya, karena tidak

ada tanda di rangka. Rangka digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan ras

yang bersifat nonmetrik, yang didokumentasikan melalui metode antrostopik yang

sedikit bersifat subjektif dan bervariasi antara satu peneliti dengan peneliti lain.

Page 26: referat identifikasi-3

26

Bagaimanapun perkiraan ras merupakan sebuah cara dalam bidang identifikasi

forensik sebagaimana dengan penentuan usia, jenis kelamin, dan tinggi badan

yang sangat mempengaruhi ras dari masing-masing individu.

Rangka yang digunakan sebagai penentu dari ras sangat difokuskan pada

ciri tengkorak dan gigi geligi. Penentu ras dari tengkorak merupakan ciri-ciri

metric dan non-metrik, termasuk panjang dan lebar bentuk tengkorak, kekuatan

tengkorak, bentuk tengkorak dan secara unik spesifik pada bentuk gigi. Beberapa

perbedaan yang ditemukan pada masing-masing ras seperti pada gigi seri, pada ras

mongoloid dan negroid berbentuk sekop sementara pada ras kaukasoid tidak.

Selain gigi seri juga terdapat perbedaan pada bentuk tulang pipi, pada kaukasoid

tulang pipi kurang lebar, negroid lebar datar dan mongoloid terletak di antaranya.

Perbedaan morfologi ras mongoloid, negroid dan kaukasoid dapat dilihat pada

tabel 6.

Gambar . Ras Kaukasoid Gambar . Ras Negroid

Gambar . Ras Mongoloid

Page 27: referat identifikasi-3

27

Tabel 6. Karakter tulang pada masing-masing ras

No Karakter Kaukasoid Negroid Mongoloid

1 Indeks kranial 75-80, Mesokranial <75, Dolikokranial >80, Brakikranial

2 Kontur Sagital Melengkung Depresi+cekung ke dalam Melengkung

3 Keeling of skull (-) (-) (+)

4 Total Indeks

Facial

>90, makin sempit >85, makin lebar 85-90, Rata-rata

5 Profil Wajah Lurus Orthognatik Menonjol/ prognatik Intermediate

6 Profil Spina

Nasal

Runcing menonjol Sedikit runcing Membulat

7 Korda Basalis Panjang Panjang Pendek

8 Sutura Palatina Simple Simple Kompleks

9 Sutura Metopik (+) (-) (-)

10 Worman bones (-) (-) (+)

11 Bentuk orbita Sudut miring Persegi Bulat tidak miring

12 Batas terbawah

mata

Menjauh Menjauh Mendekat

13 Indeks nasal <48, Lepthorhinik

(sempit)

>53, Platyyhinik (lebar) 48-53,

Meshorinik

(intermediate)

14 Bentuk kavitas

nasal

Tear shaped (air

mata)

Bulat lebar Oval

15 Tulang nasal “tower-shaped”

(berbentuk menara),

sempit dan parallel

dari anterior, agak

melengkung dalam

profilnya

“Quonset hut shaped”

(berbentuk kubah

metal/baja), lebar dan

meluas dari anterior, tidak

melengkung dalam

profilnya

“tented” (bentuk

tented), sempit

dan meluas dari

anterior,

melengkung

dalam profilnya

16 Pertumbuhan

yang berlebih di

pangkal hidung

(-) (-) (+)

17 Nasal sill (+) (-) (-)

18 Spina nasalis

inferior

Besar dan

cenderung tajam

kecil kecil

19 Arkus Sempit dan agak Sedang sampai besar dan Menonjol

Page 28: referat identifikasi-3

28

zygomatikus mundur ke

belakang

agak mundur ke belakang

20 Meatus

acusticus

externus

membulat Membulat Oval

21 Bentuk palatum Triangular Rectangular Parabola atau

berbentuk

ladam/sepatu

kuda

22 Sutura palatine Irregular (tidak

teratur)

Irregular Lurus

23 Oklusi Sedikit overbite Sedikit overbite Edge to edge/

sama rata

24 Insisivus

sentralis

Blade shaped

(berbentuk seperti

mata pisau)

Blade shaped (berbentuk

seperti mata pisau)

Shovel shaped

(berbentuk seperti

kapak)

25 Bentuk ramus

mandibula

ascending

Terjepit pada

bagian pertengahan

Miring pada bagian

belakang

Lebar dan vertikal

26 Proyeksi ramus

mandibula

ascending

Tidak menonjol Menonjol Tidak menonjol

27 Sudut genital Sedikit melebar Tidak melebar Sedikit melebar

28 Profil dagu Lebih kemuka dan

menonjol

Membulat Sedikit menonjol

e. Tinggi Badan

Tinggi badan seseorang dapat diperkirakan dari panjang tulang tertentu,

menggunakan rumus yang dibuat banyak ahli.

a. Rumus Antropologi Ragawi UGM untuk pria dewasa (Jawa):

- Tinggi badan = 897 + 1,74 y (femur kanan)

- Tinggi badan = 822 + 1,90 y (femur kiri)

- Tinggi badan = 879 + 2,12 y (tibia kanan)

- Tinggi badan = 847 + 2,22 y (tibia kiri)

- Tinggi badan = 867 + 2,19 y (fibula kanan)

Page 29: referat identifikasi-3

29

- Tinggi badan = 883 + 2,14 y (fibula kiri)

- Tinggi badan = 847 + 2,60 y (humerus kanan)

- Tinggi badan = 805 + 2,74 y (humerus kiri)

- Tinggi badan = 842 + 3,45 y (radius kanan)

- Tinggi badan = 862 + 3,40 y (radius kiri)

- Tinggi badan = 819 + 3,15 y (ulna kanan)

- Tinggi badan = 847 + 3,06 y (ulna kiri)

b. Rumus Trotter dan Gleser untuk Mongoloid:

- 1,22 (fem + fib) + 70,24 (± 3,18 cm)

- 1,22 (fem + tib) + 70,37 (± 3,24 cm)

- 2,40 (fib) + 80,56 (± 3,24 cm)

- 2,39 (tib) + 81,45 (± 3,27 cm)

- 2,15 (fem) + 72,57 (± 3,80 cm)

- 1,68 (hum + ulna) + 71,18 (± 4,14 cm)

- 1,67 (hum + rad) + 74,83 (± 3,24 cm)

- 2,68 (hum) + 83,19 (± 4,25 cm)

- 3,54 (rad) + 82,00 (± 4,60 cm)

- 3,48 (ulna) + 77,45 (± 3,66 cm)

Melalui suatu penelitian, Djaja Surya Atmadja menemukan rumus untuk

populasi dewasa muda di Indonesia:

Pria: TB = 72,9912 + 1,7227 (tib) + 0,7545 (fib) (± 4,2961 cm)

TB = 75,9800 + 2,3922 (tib) (± 4,3572 cm)

TB = 80,8078 + 2,2788 (fib) (± 4,6186 cm)

Wanita: TB = 71,2817 + 1,3346 (tib) + 1,0459 (fib) (± 4,8684 cm)

TB = 77,4717 + 2,1889 (tib) (± 4,9526 cm)

TB = 76,2772 + 2,2522 (fib) (± 5,0226 cm)

Tulang yang diukur dalam keadaan kering biasanya lebih pendek 2 mm dari

tulang yang segar, sehingga dalam menghitung tinggi badan perlu diperhatikan.

Page 30: referat identifikasi-3

30

Rata-rata tinggi laki-laki lebih besar dari wanita, maka perlu ada rumus

yang terpisah antara laki-laki dan wanita. Apabila tidak dibedakan, maka

diperhitungkan ratio laki-laki : wanita adalah 100:90. Selain itu penggunaan lebih

dari satu tulang dianjurkan. (khusus untuk rumus Djaja SA, panjang tulang yang

digunakan adalah panjang tulang yang diukur dari luar tubuh, berikut kulit di

luarnya).

Ukuran pada tengkorak, tulang dada dan telapak tangan juga dapat

digunakan untuk menilai tinggi badan.

f. Waktu Kematian

Sangatlah susah untuk memperkirakan waktu kematian dari pemeriksaan

tulang, meskipun begitu dugaan-dugaan dapat dibuat dengan memperhatikan

adanya fraktur, aroma, dan kondisi jaringan lunak dan ligamen yang melekat

dengan pada tulang tersebut. Pada kasus-kasus fraktur, perkiraan waktu kematian

dapat diperkirakan dalam berbagai tingkatan ketepatan, dengan pemeriksaan

callus setelah dibedah sebelumnya secara longutidunal. Aroma yang dikeluarkan

tulang pada beberapa kematian sangat khas dan menyengat. Harus diingat bahwa

anjing, serigala dan pemakan daging lainnya akan menggunduli tulang tanpa

sedikit pun jaringan lunak dan ligamen, meskipun dalam waktu yang sangat

singkat, tetapi aroma yang ditinggalkanya masih merupakan bukti dan tetap

berbeda dari tulang yang telah mengalami penguraian di tanah.

Tulang-tulang yang baru mempunyai sisa jaringan lunak yang melekat pada

tendon dan ligamen, khususnya di sekitar ujung sendi.Periosteum kelihatan

berserat, melekat erat pada permukaan batang tulang. Tulang rawan mungkin

masih ada dijumpai pada permukaan sendi. Melekatnya sisa jaringan lunak pada

tulang adalah berbeda-beda tergantung kondisi lingkungan, dimana tulang

terletak. Mikroba mungkin dengan cepat merubah seluruh jaringan lunak dan

tulang rawan, kadang dalam beberapa hari atau pun beberapa minggu. Jika mayat

dikubur pada tempat atau bangunan yang tertutup, jaringan yang kering dapat

bertahan sampai beberapa tahun. Pada iklim panas mayat yang terletak pada

tempat yang terbuka biasanya menjadi tinggal rangka pada tahun-tahun pertama,

Page 31: referat identifikasi-3

31

walaupun tendon dan periosteumnya mungkin masih bertahan sampai lima tahun

atau lebih.

Secara kasar perkiraan lamanya kematian dapat dilihat dari keadaan tulang

seperti :

1. Dari Bau Tulang

Bila masih dijumpai bau busuk diperkirakan lamanya kematian kurang dari 5

bulan. Bila tidak berbau busuk lagi kematian diperkirkan lebih dari 5 bulan.

2. Warna Tulang

Bila warna tulang masih kekuning-kuningan dapat diperkirakan kematian

kurang dari 7 bulan. Bila warna tulang telah berwarna agak keputihan

diperkirakan kematian lebih dari 7 bulan.

3. Kekompakan Kepadatan Tulang

Setelah semua jaringan lunak lenyap, tulang-tulang yang baru mungkin masih

dapat dibedakan dari tulang yang lama dengan menentukan kepadatan dan

keadaan permukaan tulang. Bila tulang telah tampak mulai berpori-pori,

diperkirakan kematian kurang dari 1 tahun. Bila tulang telah mempunyai pori-

pori yang merata dan rapuh diperkirakan kematian lebih dari 3 tahun.

Keadaan diatas berlaku bagi tulang yang tertanam di dalam tanah. Kondisi

penyimpanan akan mempengaruhi keadaan tulang dalam jangka waktu tertentu

misalnya tulang pada jari-jari akan menipis dalam beberapa tahun bahkan sampai

puluhan tahun jika disimpan dalam ruangan.

Tulang baru akan terasa lebih berat dibanding dengan tulang yang lebih tua.

Tulang-tulang yang baru akan lebih tebal dan keras, khususnya tulang- tulang

panjang seperti femur. Pada tulang yang tua, bintik kolagen yang hilang akan

memudahkan tulang tersebut untuk dipotong. Korteks sebelah luar seperti pada

daerah sekitar rongga sumsum tulang, pertama sekali akan kehilangan stroma,

maka gambaran efek sandwich akan kelihatan pada sentral lapisan kolagen pada

daerah yang lebih rapuh. Hal ini tidak akan terjadi dalam waktu lebih dari sepuluh

tahun, bahkan dalam abad, kecuali jika tulang terpapar cahaya matahari dan

elemen lain.  Merapuhnya tulang-tulang yang tua, biasanya kelihatan pertama

sekali pada ujung tulang-tulang panjang, tulang yang berdekatan dengan sendi,

Page 32: referat identifikasi-3

32

seperti tibia atau trochanter mayor dari tulang paha. Hal ini sering karena lapisan

luar dari tulang pipih lebih tipis pada bagian ujung tulang dibandingkan dengan di

bagian batang, sehingga lebih mudah mendapat paparan dari luar. Kejadian ini

terjadi dalam beberapa puluh tahun jika tulang tidak terlindung, tetapi jika tulang

tersebut terlindungi, kerapuhan tulang akan terjadi setelah satu abad. Korteks

tulang yang sudah berumur, akan terasa kasar dan keropos, yang benar-benar

sudah tua mudah diremukkan ataupun dapat dilobangi dengan kuku jari.

Jadi banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan membusuknya tulang,

disamping jenis tulang itu sendiri mempengaruhi. Tulang-tulang yang tebal dan

padat seperti tulang paha dan lengan dapat bertahan sampai berabad-abad,

sementara itu tulang-tulang yang kecil dan tipis akan hancur lebih cepat.

Lempengan tulang tengkorak, tulang-tulang kaki dan tulang-tulang tangan, jari-

jari dan tulang tipis dari wajah akan membusuk lebih cepat, seperti juga yang

dialami tulang-tulang kecil dari janin dan bayi.

g. Melihat apakah tulang tersebut dipotong, dibakar atau digigit binatang

Tulang, bagian ujung ujung dari tulang, harus diperiksa dengan sangat teliti

untuk mengetahui apakah tulang-tulang tersebut dipotong dengan benda tajam,

atau digerogoti binatang, atau medulanya telah dimakan. Terkadang petugas

kepolisian yang kurang berpengalaman salah mengira tulang yang digerogoti

binatang dan mengiranya dipotong dengan benda tajam, lalu berusaha

menerangkannya dengan berbagai teori yang tidak jelas. Saluran-saluran nutrisi

juga harus diperiksa untuk melihat ada atau tidaknya arsenic merah atau zat

pewarna lainnya untuk mengetahui dengan pasti apakah tulang tersebut berasal

dari ruang pemotongan.

h. Menentukan kemungkinan penyebab kematian

Hampir tidak mungkin untuk menentukan penyebab kematian dari tulang,

kecuali jika didapati fraktur atau cedera, seperti fraktur pada tulang tengkorak atau

pada cervikal atas atau potongan yang dalam pada tulang yang mengarahkan 

Page 33: referat identifikasi-3

33

kepada penggunaan alat pemotong yang kuat.  Penyakit-penyakit pada tulang,

seperti karies atau nekrosis, atau bekas cedera bakar.

BAB III

PENUTUP

Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan

social budaya mengakibakan tingginya angka kecelakaan, pembunuhan dan

peristiwa-peristiwa lain yang kadang-kadang mengakibatkan kesulitan

dikenalinya korban tersebut. Di lain pihak adanya tuntutan untuk segera

dilakukannya identifikasi secara tepat pada korban tersebut. Tak jarang jenazah

yang dibawa untuk diidentifikasi hanya berupa kerangka saja, sehingga

identifikasi sulit untuk dilakukan.

Identifikasi yang dapat dilakukan pada kerangka manusia atau diduga

manusia adalah waktu kematian, profil biologis (umur, jenis kelamin, tinggi, ras),

karakteristik individual dan kemungkinan penyebab kematian.

Waktu kematian dapat diduga dengan menganalisis fraktur, aroma, dan

kondisi jaringan lunak dan ligamen yang melekat dengan pada tulang, serta

perubahan yang terjadi pada tulang.

Penentuan umur dapat dilakukan dengan pemeriksaan penutup sutura, inti

penulangan, penyatuan tulang serta pemeriksaan gigi. Jenis kelamin dapat

dianalisis dengan memeriksa dimorfisme dan ukuran dari tengkorak, tulang

panggul, dan tulang-tulang panjang. Tinggi badan seseorang dapat diperkirakan

dari panjang tulang tertentu, menggunakan rumus yang dibuat ahli yaitu Rumus

Antropologi Ragawi UGM untuk pria dewasa (Jawa), Rumus Trotter dan Gleser

untuk Mongoloid, Rumus dari Djaja Surya Atmadja untuk populasi dewasa muda

di Indonesia. Ras dapat ditentukan dengan melihat karakteristik tengkorak dan

gigi geligi serta tulang-tulang lainnya.

Page 34: referat identifikasi-3

34

DAFTAR PUSTAKA

Amir, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Forensik. 1st ed. Medan: USU Press

Boer, Ardiyan. Osteologi Umum. 10th ed. Padang: Percetakan Angkasa Raya

Budiyanto, A., Widiatmaka, W., Atmaja, D. S., 1999. Identifikasi Forensik.

Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran

Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Halaman 197-202

Glinka, J. 1990. Antopometri & Antroskopi.3rd ed. Surabaya

Idries, A.M. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama. Jakarta :

Binarupa Aksara.

Krogman, W.M., Iscan M.Y., 1986. The Human Skeleton in Forensic Medicine.

Illinois: Thomas Publisers

Nandy, A. 1996. Principles of Forensic Medicine. 1st ed. Calcutta: New Central

Book Agency (P) Ltd

Nielsen, S.K. 1980. Person Identification by Means of the Teeth. Bristol: John

Wright & Sons Ltd