Referat Ana

7
REFERAT TOXOPLASMOSIS OKULAR OLEH: Anggelina Effendi Annajmi Lidya Wati Rizqina Putri Rizki Putri Amalia Ririe Rasky Irdelia PEMBIMBING: dr. R. Handoko Pratomo, Sp.M KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RSUD ARIFIN ACHMAD

description

file

Transcript of Referat Ana

Page 1: Referat Ana

REFERAT

TOXOPLASMOSIS OKULAR

OLEH:

Anggelina EffendiAnnajmi

Lidya WatiRizqina Putri

Rizki Putri AmaliaRirie Rasky Irdelia

PEMBIMBING:dr. R. Handoko Pratomo, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

RSUD ARIFIN ACHMAD

PEKANBARU

2015

Page 2: Referat Ana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yaitu penyakit pada hewan yang

dapat ditularkan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yang

dikenal dengan nama Toxoplasma gondii. Penderita toxoplasmosis sering

tidak memperlihatkan suatu gejala klinis yang jelas sehingga sulit menentukan

diagnosis penyakit toxoplasmosis.1,2 Penyakit toxoplasmosis biasanya

ditularkan dari kucing atau anjing tetapi penyakit ini juga dapat menyerang

hewan lain seperti babi, sapi, domba, dan hewan peliharaan lainnya. Untuk

tertular penyakit toxoplasmosis tidak hanya terjadi pada orang yang

memelihara kucing atau anjing tetapi juga bisa terjadi pada orang lainnya

yang suka memakan makanan dari daging setengah matang atau sayuran

lalapan yang terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit toxoplasmosis.

Manifestasi klinis toxoplasmosis sangat beragam, mulai dari asimtomatik,

demam, nyeri otot, sakit kepala, radang pada kulit dan menyerang kelenjar

getah bening, jantung, paru, mata, otak, dan selaput otak, hingga cacat

kongenital yang bersifat permanen seperti retardasi mental, hidrosefalus,

hingga kematian.3

Pada mata, Toxoplasma gondii dapat menyebabkan retinokoroiditis. Pasien

dapat mengeluhkan floaters dan penglihatan kabur. Pada kasus-kasus yang

berat, dapat pula disertai nyeri dan fotofobia. Lesi okularnya terdiri atas

sejumlah daerah putih-halus retinokoroiditis nekrotik fokal yang bisa kecil

atau besar, tunggal atau multiple. Lesi edema yang aktif yang sering

didapatkan bersebelahan dengan parut retina yang telah sembuh. Pada retina

dapat terjadi vaskulitis dan perdarahan. Edema makula kistoid bisa menyertai

lesi pada makula atau didekatnya. Iridosiklitis sering terlihat pada pasien

dengan infeksi berat.1

Page 3: Referat Ana

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Toxsoplasmosis Okular adalah suatu infeksi parasit sistemik disebabkan oleh

Toxoplasma gondii yang sering menyebabkan uveitis posterior. Bagian mata yang

bisa terkena yaitu sklera, traktus uvealis ( iris, corpus ciliare, dan koroid ) retina, dan

vitreus humour.4

Toxoplasmosis adalah penyakit zoonosis yaitu penyakit pada hewan yang dapat

ditularkan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh sporozoa yang dikenal dengan

nama Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan oleh Nicole

dan Manceaux tahun 1908 pada limfa dan hati hewan pengerat Ctenodactylus gundi

di Tunisia Afrika dan pada seekor kelinci di Brazil. Lebih lanjut Mello pada tahun

1908 melaporkan protozoa yang sama pada anjing di Italia, sedangkan Janku pada

tahun 1923 menemukan protozoa tersebut pada penderita korioretinitis dan oleh Wolf

pada tahun 1937 yang telah mengisolasi Toxoplasma Gondii dari neonatus dengan

ensefalitis dan dinyatakan sebagai penyebab infeksi kongenital pada anak. Walaupun

perpindahan intra-uterin secara transplasental sudah diketahui, tetapi baru pada tahun

1970 daur hidup parasit ini menjadi jelas ketika ditemukan daur seksualnya pada

kucing. 1,3

2.2 Epidemiologi

Penyebaran Toxoplasma gondii sangat luas, hampir di seluruh dunia,

termasuk Indonesia baik pada manusia maupun pada hewan. Sekitar 30% dari

penduduk Amerika Serikat positif terhadap pemeriksaan serologis, yang

menunjukkan pernah terinfeksi pada suatu saat dalam masa hidupnya. Kontak yang

sering terjadi dengan hewan terkontaminasi atau dagingnya, dapat dihubungkan

dengan adanya prevalensi yang lebih tinggi di antara dokter hewan, mahasiswa

kedokteran hewan, pekerja di rumah potong hewan dan orang yang menangani

Page 4: Referat Ana

daging mentah seperti juru masak. Konsumsi daging mentah atau daging yang kurang

masak merupakan sumber infeksi pada manusia. Tercemarnya alat-alat untuk masak

dan tangan oleh bentuk infektif parasit ini pada waktu pengolahan makanan

merupakan sumber lain untuk penyebaran Toxoplasma gondii.2,3

Prevalensi zat anti Toxoplasma gondii berbeda di berbagai daerah geografik, seperti

pada ketinggian yang berbeda, di daerah rendah prevalensi zat anti lebih tinggi

dibandingkan dengan daerah yang tinggi. Prevalensi zat anti ini juga lebih tinggi

didaerah tropik. Pada umumnya prevalensi zat anti yang positif meningkat sesuai

dengan umur, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita.3

Di Indonesia, prevalensi zat anti pada hewan adalah sebagai berikut : kucing 35-73%,

babi 11-36 %, kambing 11-61 %, anjing 75 % dan pada ternak lain kurang dari 10 %.

Prevalensi zat anti yang positif pada manusia di Indonesia berkisar antara 2-63 %.

Pada orang dewasa dan anak-anak dengan retinokoroiditis, prevalensi antibodi adalah

60 %, sedangkan pada pasien dengan penyakit mata lain prevalensi 17 %.3

Page 5: Referat Ana

DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. Traktus Uvealis dan Sklera. Dalam : Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta : Widya Medika; 2008. p 158.

2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III, Edisi IV. Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006. Hal 1758-1763.

3. Toksoplamosis. Available at : http://medlinux.blogspot.com/2009/02/retinitis.html diunduh tanggal 12 Agustus 2015

4. Lihteh Wu, MD. Ophthalmologic Manifestations of Toxoplasmosis. Medscape Reference. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/1204441 diunduh tanggal 12 Agustus 2015