Mini Projet Ana

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hasil Riskesdas Indonesia 2013 menyebutkan rata-rata prevalensi gangguan jiwa berat dan kronis atau skizofrenia yang diderita masyarakat Indonesia tanpa batasan umur menunjukkan bahwa penderita gangguan jiwa berat di Indonesia adalah 1,7 per 1.000 orang. Penelitian yang sama mencatat dari total populasi berisiko sebesar 1.093.150 orang, hanya 3.5% atau 38.260 orang yang terlayani dengan perawatan memadai di berbagai fasilitas kesehatan. Sedangkan untuk Prevalensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional secara nasional adalah 6,0% (37.728 orang dari subyek yang dianalisis). 1,2 (berita jiwa dan riskesdas) Survei World Health Organization (WHO) di pelayanan kesehatan primer pada tahun 1996, mendapatkan sekitar 24% pasien menderita gangguan jiwa, yang terbanyak adalah gangguan anxietas dan gangguan depresi. Beberapa studi mengungkapkan bahwa apabila gangguan-gangguan tersebut tidak terdeteksi dan tertatalaksana dengan baik, dapat menyebabkan timbulnya hendaya bagi penderitanya, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial- okupasional. 3 (problem) Pelayanan primer, seperti puskesmas, praktek dokter umum dan dokter keluarga merupakan lini terdepan kesehatan 1

description

yki

Transcript of Mini Projet Ana

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGHasil Riskesdas Indonesia 2013 menyebutkan rata-rata prevalensi gangguan jiwa berat dan kronis atau skizofrenia yang diderita masyarakat Indonesia tanpa batasan umur menunjukkan bahwa penderita gangguan jiwa berat di Indonesia adalah 1,7 per 1.000 orang. Penelitian yang sama mencatat dari total populasi berisiko sebesar 1.093.150 orang, hanya 3.5% atau 38.260 orang yang terlayani dengan perawatan memadai di berbagai fasilitas kesehatan. Sedangkan untuk Prevalensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional secara nasional adalah 6,0% (37.728 orang dari subyek yang dianalisis).1,2 (berita jiwa dan riskesdas)Survei World Health Organization (WHO) di pelayanan kesehatan primer pada tahun 1996, mendapatkan sekitar 24% pasien menderita gangguan jiwa, yang terbanyak adalah gangguan anxietas dan gangguan depresi. Beberapa studi mengungkapkan bahwa apabila gangguan-gangguan tersebut tidak terdeteksi dan tertatalaksana dengan baik, dapat menyebabkan timbulnya hendaya bagi penderitanya, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial-okupasional.3(problem)Pelayanan primer, seperti puskesmas, praktek dokter umum dan dokter keluarga merupakan lini terdepan kesehatan yang akan menangani gangguan-gangguan tersebut pertama kali. Terdapat beberapa kendala yang menyebabkan sulitnya deteksi pasien dengan gangguan tersebut, baik dari pihak petugas kesehatan di pelayanan primer, pihak pasien, problem dalam hal konsultasi itu sendiri, dan sistem pelayanan kesehatan, yang juga memberikan pengaruh pada pengelolaan gangguan jiwa yang lazim secara komprehensif.3 Di Puskesmas Padang Karambia persentase pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan targetnya adalah 15%. Namun, pada tahun 2013 lalu capaian pada puskesmas Padang Karambia hanya sebesar 5,66%. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan jiwa. Selain itu sebagian besar tenaga kesehatan di lapangan tidak terlalu paham mengenai kesehatan ataupun gangguan jiwa. Hal ini lah yang menyebabkan kurangnya pencatatan kasus kejiwaan di Puskesmas Padang Karambia.4 (profil PKM) 1.2 RUMUSAN MASALAHa. Apa yang menyebabkan menurunnya pencapaian pelayanan kesehatan jiwa di wilayah kerja puskesmas padang karambia?b. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pencapaian pelayanan kesehatan jiwa di wilayah kerja puskesmas Padang Karambia.

1.3 TUJUANa. Mengetahui penyebab menurunnya pencapaian pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas Padang karambia.b. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pencapaian pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas Padang Karambiac. Menyusun plan of action dalam upaya meningkatkan pencapaian pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas Padang Karambia.

1.4 MANFAATa. Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi pemegang kebijakan bidang kesehatan pada umumnya dan Puskesmas Padang Karambia pada khususnya tentang penyebab menurunnya pencapaian pelayanan kesehatan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Padang Karambia, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di tahun-tahun mendatang.b. Bagi penulis, untuk menambah ilmu dan pengetahuan tentang latar belakang menurunnya pencapaian pelayanan kesehatan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Padang Karambia dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

BAB IIANALISIS SITUASI2.1 GEOGRAFISPuskesmas Padang Karambia berada di kecamatan Payakumbuh Selatan dengan luas wilayah kerja 13.87 km2 yang terdiri dari 9 (sembilan) kelurahan sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini:Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Padang Karambia Th.2010-2011

Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Padang Karambia adalah: Sebelah utara berbatas dengan Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Situjuh, Kab 50 Kota Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota PayakumbuhSecara topografi wilayah kerja Puskesmas Padang Karambia bervariasi antara dataran dan perbukitan dengan ketinggian 514 meter diatas permukaan laut, suhu rata-rata 26 C. Tabel 2.2Luas Kepadatan Penduduk pada Wilayah Kerja Puskesmas Padang Karambia NoKelurahanLuas (KM2)

1Ampangan0.91

2Kapalo Koto1.02

3Aur Kuning1.65

4Sawah Padang1.07

5Padang Karambia1.99

6Limo Kampung0.58

7Koto Tuo1.53

8Limbukan2.19

9Balai Panjang2.93

Jumlah13.87

Sumber : Kantor BPS Kota Payakumbuh Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk terpadat berada di wilayah Balai Panjang, dan penduduk yang paling jarang berada di wilayah Limo Kampuang. Hal ini berarti untuk penularan penyakit akan lebih cepat terjadi di wilayah Balai Panjang.

2.2 DemografiJumlah penduduk tahun 2012, jiwa. dengan 4304 KK , mata pencarian penduduk adalah pedagang (20.1%), swasta (19.01%), buruh (16.2%), PNS (14.6%), petani (12.4 %), dan industri (1.04%) dan lain (16,03%). Status kependudukan menetap 89%, dan 11 % status sementara dengan mobilitas tinggi. Jumlah penduduk padat diantaranya Kelurahan Balai Panjang dan Limbukan.Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis KelaminPuskesmas Padang Karambia Tahun 2013

No.KelurahanJumlah Penduduk (Jiwa)

Laki-lakiPerempuanJumlah

123456789AmpanganKapalo KotoAur KuningSawah PadangPadang KarambiaLimbukanKoto TuoLimo KampuangBalai Panjang3613355554746381.2972302477553773506064926501.3442572928287386851.1619661.2882.6234875391.583

Jumlah4.8925.19610.088

Dari table diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki, 2.3 JARINGAN PUSKESMASDalam meningkatkan pelayanan dan kinerja, Puskesmas Padang Karambia memiliki dukungan pelayanan dalam bentuk Pustu dan Poskeskel. Berikut nama Pustu dan Puskeskel: Pustu:1.2.3.4.Aur KuningLimbukanKubang GajahBalai Panjang

Poskeskel:1.2.3.4.5.6.7.AmpanganKapalo KotoSawah PadangPadang KarambiaKoto TuoLimo KampuangTangah Padang Indah ( TPI )

No.SARANA KESEHATANJUMLAHKET

1

234Puskesmas Pembantu (Pustu)Jumlah PosyanduJumlah Kelurahan SiagaJumlah Poskeskel4

1897

(3 ada gedung)

Untuk menjalankan kegiatan di Puskesmas Padang Karambia, terdapat kendaraan operasional sebagai berikut : a. 1 Buah ambulance operasional puskesmasb. 6 Kendaraan roda 2 operasional petugas

2.4 SUMBER DAYA KESEHATAN YANG ADAa. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang saat ini tersedia di Puskesmas Padang Karambia adaah sebagai berikut :

Tabel 2.4 Sumber Daya Manusia Tenaga Kesehatan di Puskesmas Padang KarambiaTahun 2013

NoRuangan/ProgramJenis KetenagaanJumlahYang AdaKebutuhanKekurngan

1.BP UmumDokter UmumPerawat122210

2.BP KIAD III Bidan121

3.BP KBD III Bidan110

4.BP ImunisasiD III Perawat110

5.BP GigiDokter GigiD IIIPerawat Gigi121100

6.GiziD III Gizi121

7.KeslingD III Kesling121

8.Promkes & Teraphy RokokD III Bidan121

9.ApotikD III Apoteker110

10.IGDD III Bidan110

11.Gudang ObatD III Apoteker001

12.LoketD III Rekam Medik121

13.LaborDIII Analis110

14PustuD III Bidan440

15PoskeskelD III Bidan154

Secara umum dapat dilihat dan diketahui bahwa ketenagaan di Puskesmas Padang secara kwantitas/Kecukupan masih belum terpenuhi, yang dapat dilihat dari uraian table diatas masih terdapat kekurangan jumlah petugas sesuai kebutuhan. sehingga masing-masing petugas memang lebih dari 1 program. Hal tersebut agak mengganggu sistim kerja di Puskesmas karena selain melaksanakan pelayanan, petugas juga harus turun ke lapangan, sementara tenaga pelayanan masih dibutuhkan di puskesmas.Dari segi kualitas penempatan petugas telah disesuiakan dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki sehingga dapat menunjang didalam pelaksanaan program di dalam maupun luar gedung.Sementara itu dari segi keterampilan, masing-masing petugas telah cukup trampil untuk bekerja pada masing-masing bidang pelayanan yang dilaksanakan bahkan ada petugas yang memiliki keterampilan tambahan seperti teraphy rokok serta pijat bayi, yang dapat meningkatkan cakupan pelaksanaan pelayanan di dalam gedung.Untuk Petugas yang berada pada Pustu dan Poskeskel di wilayah kerja Puskesmas Padang Karambia masih kekurangan tenaga dimana Cuma 1 Poskeskel yang memiliki petugas dari 3 Gedung Poskekel yang dimiliki. Sementara untuk petugas di kelurahan dirangkap pelaksanaannya oleh tenaga di Puskesmas, hal ini yang sering menjadi kendala dilapangan dalam memberikan pelayanan dan menimbulkan keluhan dari masyarakat.

26

c. Kondisi Peralatan Untuk Menunjang Pelaksanaan Kegiatan di Puskesmas, maka masing-masing ruangan masih membutuhkan beberapa macam peralatan yang belum ada. Dalam melaksanakan Kegiatan serta Program - program yang ada di Puskesmas Padang Karambia didukung oleh saranan mesin antara lain :a. Kendaraan Roda 4 : 1 Buahb. Kendaraan Roda 2 : 13 BuahSemua kendaraan dinas tersebut menjadi inventaris Puskesmas Padang Karambia dan jadi tanggung jawab penuh Puskesmasa sebagai pengelola serta masing-masing penanggung jawab kendaraan bertanggung jawab terhadap hal perbaikan atas kerusakan yang mungkin terjadi selama penggunaan kendaraan tersebut.

d. Pembagian Tugas Table 2.6 : Pembagian Tugas Pegawai di Puskesmas Padang KarambiaNO.NAMA PEGAWAI

TUGAS POKOKTUGAS TAMBAHAN

1.dr. Nela FatmaKepala PuskesmasKoord. Yankesmas

2.Early Widya, SKMKA.Subag TUPengelola BOK

3dr. MeldonaKoordinator Yankes, BP Umum,

4.Drg. Afif HidayatBP Gigi, Pengelola UKGS,UKGMD

5.Nelia IrawatiPelaksana KBPengelola Jamkesko

6.Despriyani, Amd.KebPengelola KIABidan Koordinator

7.Reni DelitaBP UmumPengelola Jiwa, Haji

8.Leni Nofrita, Amd.KepBP Umum, Pengelola P2MPengelola TB, Rabies

9.Sri Widya Mutya, Amd.kepPengelola Imunisasi, Surveylance, PHN, Pembina Wilayah

10.Marsiswati, Amd.KebPengelola Promkes & UKSPetugas Teraphy Berhenti Merokok & Pijat Bayi, Pembina Wilayah Padang Karambia

11.Rima Suhesty, AMKLPengelola SanitasiPengelola Barang/Inventaris

12. Irfina Dwi Putri, AMGPengelola GiziPengelola Jamkesmas

13.Ika Wulandari, Amd.FarmPengelola ApotikBendahara BOK

14.Triasna Husada, AMKGBP Gigi, Pengelola UKGMDPengelola Gudang Obat

15.Yuliana Utami, Amd.RMLoketPengelola SP2TP, Bendahara Pengeluaran

16.Endang Gusrini AMKGPerawat BP GigiPengelola Program Olah Raga

17.Widya Fiandari, AMAKPengelola LaborBendahara Penerimaan

18.Septriana Dinata, Amd.KebIGD, Pengeloal LansiaPengelola Posbindu, Pembina Wilayah Sawah Padang

19.Eka WisniPustu Kubang Gajah dan Poskeskel Koto TuoPembina Wilayah Kubang Gajah dan Koto Tuo

NO.NAMA PEGAWAI

TUGAS POKOKTUGAS TAMBAHAN

20.Wirdawati, Amd.KebPustu Limbukan dan Poskeskel Limo KampuangPembina Wilayah Limbukan dan Limo Kampuang

21.Shisrha Perdana, Amd.KebPustu Balai PanjangPembina Wilayah Balai Panjang

23.Yunofriyanti, Amd.KebPoskeskel AmpanganPembina Wilayah Ampangan

25Mega Anjarsari, Amd.KebPoskeskel Tangah Padang Indah ( TPI)Pembina Wilayah TPI

26.Joni PutraSopir

Dalam melaksanakan kegiatan guna menunjang pelaksanaan Program di Puskesmas Padang Karambia untuk tahun 2013 dilaksanakan pola kegiatan sebagai berikut :Tabel 2.7 Pola Kegiatan Puskesmas Tahun 2013P1P2P3

A. Perencanaan Tahunan Triwulan lllBulanan

B. Pengorganisasian Pembagian tugas Tugas pokok Tugas intregrasi Pembagian daerah binaan Pembentukan tim

A. Lokasi Dalam gedung Luar gedung

B. Jenis Promotif Preventif Curative Rehabilitative

C. Sifat Individu Kelompok A. PengawasanWaktu : - Harian Mingguan Bulanan Sarana : PWSB. Penilaian Waktu - Harian Mingguan Bulanan Sarana- Rapat mingguan Rapat bulanan Rapat tahunan

Selain pelaskanaan pola kegiatan seperti tergambar pada tabel diatas juga terdapat beberapa kebijakan yang dibuat untuk membantu kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan program antara lain : Adanya kegiatan Evaluasi antara masing-masing pengelola Program setiap minggu pada hari senin dengan masing-masing Pembina wilayah apabila ada hal-hal penting yang mesti disampaikan Adanya Evaluasi Program rutin setiap bulannya dengan seluruh pengelola Program, Pembina wilayah dan pimpinan Puskesmas Mendahulukan kegiatan pokok pada masing-masing penaggung jawab program kemudian baru kegiatan tambahan Saling bekerjasama antar masing-masing bidang pelayanan dalam memberikan pelayanan disaat petugas pada bagian tertentu tidak hadir, untuk menyikapi jumlah tenaga yang terbatas Melibatkan Pembina wilayah pada kondisi tertentu untuk membantu pelaksanaan pelaynan di Puskesmas apabila terjadi kekosongan petugas di Puskesmas untuk menyikapi jumlah tenaga yang terbatas Saling berkoordinasi antar pengelola program terlait dalam menyikapi adanya kasus Penyakit di masyarakat ( seperti Kesling, Surveylance dan Promkes )

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart & Sundeen, 1998). Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial-ekonomi. Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi. Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan jiwadisebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005).

3.2 Penyebab Gangguan Jiwa Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik), (Maramis1994). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbulah gangguan badan ataupun jiwa.

3.3 Macam-Macam Gangguan Jiwa Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang psikologik dari unsur psikis (Maramis, 1994). Macam-macam gangguan jiwa (Rusdi Maslim, 1998): Gangguan jiwa organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja.

a. Skizofrenia. Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar.Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala.Meskipun demikian pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang (Maramis, 1994).Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak cacat (Ingram et al.,1995). b. Depresi Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan, 1998).Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya (Hawari, 1997).Depresi adalah suatu perasaan sedih dan yang berhubungan dengan penderitaan.Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam (Nugroho, 2000). Depresi adalah gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan datang. Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai. Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi (Rawlins et al., 1993). Individu yang menderita suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktifitas (Depkes, 1993). Depresi dianggap normal terhadap banyak stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan peristiwa penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana sebagian besar orang mulai pulih (Atkinson, 2000). c. Kecemasan Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi sebaik-baiknya, Maslim (1991).Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut sebagai bentuk reaksi dari ancaman yang tidak spesifik (Rawlins 1993).Penyebabnya maupun sumber biasanya tidak diketahui atau tidak dikenali.Intensitas kecemasan dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat.Menurut Sundeen (1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan kedalam empat tingkatan yang meliputi, kecemasn ringan, sedang, berat dan kecemasan panik. d. Gangguan Kepribadian Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian (psikopatia) dan gejala-gejala nerosa berbentuk hampir sama pada orang-orang dengan intelegensi tinggi ataupun rendah. Jadi boleh dikatakan bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan gangguan intelegensi sebagaian besar tidak tergantung pada satu dan lain atau tidak berkorelasi. Klasifikasi gangguan kepribadian: kepribadian paranoid, kepribadian afektif atau siklotemik, kepribadian skizoid, kepribadian axplosif, kepribadian anankastik atau obsesif-konpulsif, kepribadian histerik, kepribadian astenik, kepribadian antisosial, Kepribadian pasif agresif, kepribadian inadequate.( Maslim,1998). e. Gangguan Mental Organik Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak (Maramis,1994). Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian otak yang terganggu itu luas , maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja yang terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukkan kepada berat gangguan otak pada suatu penyakit tertentu daripada pembagian akut dan menahun. f. Gangguan Psikosomatik Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi badaniah (Maramis, 1994).Sering terjadi perkembangan neurotik yang memperlihatkan sebagian besar atau semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf vegetatif. Gangguan psikosomatik dapat disamakan dengan apa yang dinamakan dahulu neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi faaliah yang terganggu, maka sering disebut juga gangguan psikofisiologik. g. Retardasi Mental Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial (Maslim,1998).

h. Gangguan Perilaku Masa Anak dan Remaja. Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat (Maramis, 1994).Anak dengan gangguan perilaku dapat menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan perilaku mungkin berasal dari anak atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling memengaruhi. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya.Pada gangguan otak seperti trauma kepala, ensepalitis, neoplasma dapat mengakibatkan perubahan kepribadian. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku anak, dan sering lebih menentukan oleh karena lingkungan itu dapat diubah, maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dicegah.

BAB IVPEMBAHASAN4.1 IDENTIFIKASI MASALAHProses identifikasi masalah dilakukan melalui analisis data sekunder dan wawancara dengan kepala puskesmas beserta petugas kesehatan pemegang program di Puskesmas Padang Karambia dan juga melalui data-data dari laporan tahunan tahun 2013. Dari 6 program pokok yang dijalankan Puskesmas Padang Karambia masih terdapat beberapa kesenjangan antara pencapaian dengan target yang ditetapkan. Kesenjangan antara target dan pencapaian di Puskesmas Padang Karambia yang ditemui antaralain :

Table 4.1 Identifikasi masalah di Puskesmas Padang KarambiaNo.Permasalahan% Sasaran% PencapaianKesenjanganUrutan

KIA

1.Cakupan kunjungan bayi9087,212,7910

2. Cakupan DDTK9064,8425,162

3.Cakupanpelayanankesehatanremaja10028,3171,691

4. Cakupanpelayanankesehatanusila7065,944,069

Gizi

5.Persentasebalita yang naikberatbadannya (N/D)8572,3312,673

P2M

6.Cakupandesaataukelurahan UCI10088,8911,114

7.Penemuandanpenangananpasienbaru TB BTA positif>7068,751,2511

Pomkes

-

Kesling

8. Persentase rumah sehat8072,097,916

9.Persentase rumah atau bangunan bebas jentik nyamuk10095,134,878

10.Persentase tempat-tempat umum yang memenuhisyaratatausehat8881,586,427

Pengobatan

11.Persentase pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan155,669,345

12.Penjaringan kesehatan siswa SD/setingkat10099,340,6612

4.2 Penetapan Prioritas MasalahTerdapat berbagai permasalahan yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Padang Karambia sehingga perlu dilakukan upaya pemecahan masalah agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, perlu adanya pemecahan masalah dengan melihat kepentingan, keseriusan dan perkembangan yang dinilai dengan metode matriks USG (Urgency, Seriousness and Growth)Urgensi (urgency) berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin semakin tinggi urgensi masalah tersebut.Keseriusan (seriousness) berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi sumber daya dan sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah tersebut.Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.Dalam menentukan masalah prioritas digunakan skor dengan skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi, serius atau pertumbuhan suatu masalah, maka semakin tinggi skor untuk masing-masing unsur tersebut.

Tabel 4.2 Prioritas MasalahMasalahUrgencySeriousnessGrowthUSGPrioritas

Cakupan pelayanankesehatanpeduliremaja (PKPR)34411III

Cakupan deteksidinitumbuhkembanganakbalita (1-5 th) danprasekolah43411IV

Cakupan balita yang naik berat badannya (N/D)44412II

Cakupan desa atau kelurahan UCI2338VII

Persentase Pelayanan Gangguan Jiwa di sarana pelayanan kesehatan3339V

Persentase rumah sehat2226XI

Persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat atau sehat2226XII

Persentase rumah atau bangunan bebas jentik nyamuk3328VIII

Cakupan pelayanan kesehatan Usila3339VI

Cakupan kunjungan bayi2338IX

Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA (+)54514I

Penjaringan kesehatan siswa SD atau setingkat2327X

Kriteria yang cukup akurat, yaitu gawat dan darurat mendesak.Gawat5: sangatgawat4: gawat3: sedang2: kuranggawat1: kurangsekaliMendesak5: sangatmendesak4: mendesak3: sedang2: kurangmendesak1: kurang sekaliBerdasarkan tabel di atas didapatkan 5 prioritas masalah utama, yaitu: penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA (+), cakupan balita yang naik berat badannya (N/D), cakupan pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR), cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita (1-5 th) dan prasekolah, dan persentase pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan.

4.3 Analisis Sebab Akibat MasalahBerdasarkan analisis masalah di atas maka penulis mencoba mengevaluasi penyebab dari penurunan pencapaian pelayanan kesehatan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Padang Karambia.1. Manusia a. kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwab. kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan mengenai pelayanan kesehatan jiwa.

2. Metodea. Tidak pernah diadakannya pelatihan atau penyegaran ilmu tentang kesehatan jiwa pada tenaga kesehatanb. Kurangnya penyuluhan mengenai kesehatan jiwa pada masyarakat.c. Tidak ada perencanaan yang jelas oleh petugas untuk program kesehatan jiwa.

3. Materiala. Tidak adanya buku pegangan tentang pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas bagi tenaga kesehatan yang bertugasb. Masih kurangnya jumlah media informasi ataupun penyuluhan tentang kesehatan jiwac. Kurang memadainya sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan jiwa.

4. Lingkungana. Masih ada stigma pada masyarakat terhadap penyakit jiwa

4.4 Alternatif Pemecahan Masalah1. Mengadakan temu ilmiah tentang kesehatan jiwa pada petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Padang Karambia 2. Menyediakan buku panduan pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas dan jaringan puskesmas untuk tenaga kesehatan3. Bekerjasama dengan DKK dalam menyediakan sarana informasi tentang pelayanan kesehatan jiwa seperti poster,leaflet dan sebagainya.

4.5 RencanaUntuk meningkatkan pencapaian target pelayanan kesehatan jiwa di wilayah kerja puskesmas padang karambia, maka penulis berencana melakukan beberapa rangkaian kegiatan sebagai berikut : NoKegiatanWaktuTempatSasaran

1Temu ilmiah kesehatan jiwa masyarakatMinggu 4 Desember 2014Aula puskesmas padang karambia Tenaga kesehatan puskesmas

2Menyediakan buku panduan kesehatan jiwaJanuari 2015Puskesmas padang karambiaTenaga kesehatan puskesmas

3Menyediakan sarana informasi kesehatan jiwaJanuari 2015 Puskesmas padang karambiaMasyarakat dan tenaga kesehatan puskesmas

BAB VLAPORAN KEGIATAN

1. Temu ilmiah kesehatan jiwa masyarakatWaktu pelaksanaan : 11.00 12.30 WIB, Sabtu, 10 Januari 2015Tempat : Aula puskesmas padang karambia Peserta : tenaga kesehatan Puskesmas Padang Karambia Rincian kegiatan : Temu ilmiah mengenai kesehatan jiwa masyarakat direncanakan berlangsung dari jam 10.00 12.00 WIB pada hari sabtu, tanggal 10 Januari 2015. Namun, pada hari tersebut juga terdapat rapat awal tahun bersama pimpinan puskesmas, sehingga temu ilmiah di undur menjadi pukul 11.00 WIB. Seluruh pembina wilayah dan tenaga kesehatan yang bertugas menghadiri acara temu ilmiah dan tampak antusias mendengarkan pemaparan dari presentan. kegiatan dimulai dengan 20 menit penyampaian materi kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Kegiatan berakhir pada pukul 12.30 WIB.

Foto kegiatan temu ilmiah kesehatan jiwa masyarakat

Foto kegiatan temu ilmiah kesehatan jiwa masyarakat

2. Menyediakan buku panduan kesehatan jiwaKurangnya angka pencapaian target pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas padang karambia juga disebabkan karena kurangnya wawasan petugas kesehatan mengenai jenis-jenis gangguan jiwa. Hal ini dapat di atasi dengan adanya buku pegangan penggolongan diagnosis gangguan jiwa bagi setiap tenaga kesehatan. Oleh karena itu, pada saat temu ilmiah diberikan buku PPDGJ jilid III (panduan penggolongan diagnosis gangguan jiwa jilid III) kepada semua pembina wilayah. Terdapat 6 buku yang diserahkan kepada pemegang program kesehatan jiwa. Pemegang program kemudian membagikan buku tersebut kepada pembina wilayah masing-masing.

Foto penyerahan buku saku PPDGJ jilid III kepada pemegang program

3. Menyediakan sarana informasi kesehatan jiwa

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN6.1 KesimpulanGangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita dan keluarganya. Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial-ekonomi. Pelayanan primer, seperti puskesmas, praktek dokter umum dan dokter keluarga merupakan lini terdepan kesehatan yang akan menangani gangguan kejiwaan pertama kali. Di Puskesmas Padang Karambia persentase pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan targetnya adalah 15%. Namun, pada tahun 2013 lalu capaian pada puskesmas Padang Karambia hanya sebesar 5,66%. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan jiwa. Selain itu sebagian besar tenaga kesehatan di lapangan tidak terlalu paham mengenai kesehatan ataupun gangguan jiwa. Hal ini lah yang menyebabkan kurangnya pencatatan kasus kejiwaan di Puskesmas Padang Karambia.Perlu diadakannya suatu kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan tentang kesehatan jiwa. Selain itu seluruh tenaga kesehatan diharapkan memiliki buku panduan yang dapat membantunya dalam mendeteksi adanya gejala gangguan kejiwaan pada masyarakat di wilayah kerja mereka.

6.2 Saran

Daftar pustaka