Refer At

15
Referat GANGGUAN SUASANA PERASAAN MOOD (AFEKTIF) MENETAP (F 34) Oleh M. NASIR, S.KED LANA NOVIA ADE PUTRI, S.KED VENNI OKTARY AMIR, S.KED Pembimbing: dr. Andriza, SpKJ KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PEKANBARU

Transcript of Refer At

Page 1: Refer At

Referat

GANGGUAN SUASANA PERASAAN MOOD (AFEKTIF)

MENETAP (F 34)

Oleh

M. NASIR, S.KED

LANA NOVIA ADE PUTRI, S.KED

VENNI OKTARY AMIR, S.KED

Pembimbing:

dr. Andriza, SpKJ

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN

PEKANBARU

2016

Page 2: Refer At

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahuwata’ala, karena atas rahmat

dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Gangguan Suasana

Perasaan mood (Afektif) Menetap.” Penulis menyusun referat ini untuk memahami etiologi,

diagnosis, penatalaksanaan dan sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dokter

pembimbing di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Rumah

Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru dr. Andriza, Sp.KJ atas saran dan bimbingannya dalam

menyempurnakan penulisan referat ini.

Penulis sadar pembuatan referat ini memiliki kekurangan. Saran dan kritik yang

membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga referat ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, Maret 2016

Penulis

Page 3: Refer At

GANGGUAN SIKLOTIMIK

Gangguan siklotimik adalah bentuk gejala ringan gangguan bipolar II, ditandai

dengan episode hipomania dan depresi ringan. Di dalam DSM-IV-TR, gagguan distimik

didefenisikan “gangguan yang kronis dan berfluktuasi” dengan banyak periode hipomania

dan depresi. Gangguan ini dibedakan dengan gangguan bipolar II, yang ditandai dengan

adanya episode depresif berat, bukan ringan, serta hipomanik. Seperti gangguan ditimik

dimasukkan nya gangguan siklotimik dalam gangguan mood menunjukkan suatu hubungan,

mungkin biologis, terhadap gangguan bipolar I. Meskipun demikian, sejumlah psikiater

mempertimbangkan, gangguan siklotimik tidak memiliki komponen biologis, berbeda dengan

gangguan bipolar I, dan merupakan akibat kekacauan hubungan objek di awal masa

kehidupan.

Pemahaman saat ini mengenai gangguan siklotimik di dasarkan pada pengamatan

Emil Krapelin dan Kurt Schneider bahwa sepertiga sampai dua pertiga pasien dengan

gangguan mood menunjukkan gangguan kepribadian. Krapelin menjelaskan empat jenis

gangguan kepribadian: depresif (muram), manik (cerian dan tidak terinhibisi), iritabel (labil

dan eksplosif), serta siklotimik. Ia menjeaskan kepribadian iritabel sebangan depresif dan

manik serta kepribadian siklotimik sebagai pergantian kepribadian depresif dan manik.

Epidemiologi

Pasien dengan gangguan siklotimik dapat mencapai 3 samai 5 persen pasien psikiatri

rawat jalan, terutama mungkin mereka yang memiliki keluhan bermakna mengenai kesulitan

perkawinan dan interpersonal. Di dalam populasi umum, prevalensi seumur hidup gangguan

distimik diperkirakan sekitar 1 persen. Gambaran ini mungkin lebih rendah dari pada

prevalensi sebenarnya karena seperti pada pasien gangguan bipolar I, pasien ini mungkin

tidak menyadari bahwa mereka memiliki gangguan psikiatri. Gangguan siklotimik, seperti

Page 4: Refer At

juga gangguan distimik, sering timbul bersamaan dengan gangguan kepribadian ambang.

Sekitar 10 persen pasien rawat jalan dan 20 persen dari pasien rawat inap dengan gangguan

kepribadian ambang juga memiliki diagnosis gangguan siklotimik. Rasio perempuan dan

laki-laki pada gangguan distimik sekitar 3-2. Dan 50 sampai 75 persen pasien memiliki

awitan antara usia 15 dan 25 tahun. Keluarga orang-orang dengan gangguan siklotimik sering

memiliki anggota keluarga degan gagguan terkait zat.

Etiologi

Seperti gangguan distimik, terdapat kontroversi apakah siklotimik terkait dengan

gangguan mood, baik secara biologis ataupun psikologis. Sejumlah peneliti telah

menghipotesiskan bahwa gangguan siklotimik memiliki hubungan yang lebih dekat dengan

gangguan kepribadiaan ambang dari pada gangguan mood. Walaupun terdapat kontroversi

ini, data biologis dan genetik menyokong gagasan gangguan siklotimik sebagai benar-benar

gangguan mood.

Faktor Biologis. Bukti terkuat untuk hipotesis bahwa gangguan siklotimik merupakan

gangguan mood adalah data genetik. Sekitar 30 persen pasien dengan gangguan siklotimik

memiliki riwayat keluarga positif untuk gangguan bipolar I; angka ini serupa dengan angka

pasien dengan gangguan bipolar I. Lebih jauh lagi, silsilah keluarga dengan gangguan bipolar

I sering berisi generasi pasien gangguan bipolar I yang dihubungkan dengan generasi yang

memiliki gangguan siklotimik. Sebaliknya, prevalensi gangguan siklotimik pada kerabat

pasien dengan gangguan bipolar I jauh lebih bersar dari ada prevalensi gangguan siklotimik,

baik pada kerabat pasien dengan gagguan jiwa lain atau pada orang yang jiwanya sehat.

Pengamatan bahwa sekitar sepertiga paserien dengan gangguan siklotimik kemudian

memiliki gangguan mood berat, bahwa mereka terutama sensitif terhadap hipomanias yang

Page 5: Refer At

diinduksi antidepresan, menambahkan dukungan ebih lanjut terhadapa gagasan bahwa

gangguan siklotimik sama ringan atau merupakan bentuk gangguan bipolar II lebih ringan.

Faktor Psikososial. Sebagian besar teoripsikodinamik menghipotesiskan bahwa timbulnya

gangguan siklotimik terletak pada trauma dan fiksasi selama fase oral perkembangan bayi.

Freus menghipotesiskan bahwa keadaaan siklotimik adalaj upaya ego menghadapi superego

yang kasar dan bersifat menghukum. Hipomania dijelaskan secara psikodinamik sebagai

kurang nya kritisisme diri dan tidak adanya inhibisi yang terjadi ketika seorang dengan

depresi membuang beban dari superegoyang terlalu kasar. Mekanisme defense utama pada

hipomania adalah penyangkalan (denial), disini pasien menghindrai masalah eksternal dan

perasaan depresi internal.

Pasien dengan gangguan siklotimik ditandai dengan periode depresi yang bergantian

dengan periode hipomania. Ekslorasi psikodinamik mengungkap bahwa pasien tersebut

mempertahankan diri mereka melawan tema depresif yang mendasari dengan periode euforik

atau hipomanik. Hipomania sering dicetuskan oleh kehilangan interpersonanl yang

mendalam. Euforia palsu yang ditimbulkan pada keadaan tersebut adalah cara pasien untuk

menyangkal ketergantungan pada objek cinta dan secaea bersamaan memungkiri setiap agresi

atau kerusakan yang mungkin menyebabkan hilangnya orang yang dicintai. Hipomania juga

dapat disertai dengan khayalan dialam bawah sadar bahwa objek yang hilang telah

dikembalikan, penyangkalan ini umumnya hanya bertahan sebentar dan pasien segara

melanjutkan preokupasi dengan ciri penderitaan dan kesengsaraan gangguan distimik.

Diagnosis dan Gambaran Klinis

Walaupun banyak pasien mencari pertolongan psikiatri untuk depresi, masalah

mereka sering berkaitan dengan kekacauan yang ditimbulkan oleh episode maniknya. Klinisi

harus mempertimbangkan diagnosis gangguan siklotimik ketika pasien datang dengan

Page 6: Refer At

masalah perilaku yang tampaknya sosiopatik. Kesulitan perkawinan dan ketidakstabilan

dalam hubungan adalah keluhan yang lazim timbul karena pasien dengan gangguan

siklotimik sering berganti pasangan dan iritabel saat berada dalam keadaan manik dan

campuran. Walaupun terdapat laporan yang kurang dapat diyakini akan adanya peningkatan

produktivitas dan kreativitas ketika pasien sedang dalam hipomanik, sebagian besar klinisi

melaporkan bahwa pasien mereka menjadi kacau dan tidak efektif di dalam pekerjaan dan

sekolah selama periode ini.

Kriteria diagnostik DSM-IV-TR gangguan siklotimik mensyaratkan bahwa seorang

pasien tidak pernah memenuhi kriteria episode depresif berat dan tidak memenuhi kriteria

episode manik selam 2 tahun pertama gangguan. Kriteria ini juga mengharusjan adanya

gejalan yang jurang lebh konstan selama 2 tahun (atau 1 tahun untuk anak dan remaja).

Tanda dan Gejala. Gejalan gangguan siklotimik identik dengan gejala gangguan bipolar II,

kecuali bahwa gejala gangguan siklotimik umumnya lebih ringan, meskipun demikian,

kadang-kadang keparahan gejala dapat setara tetapi dngan durasi yang lebih singkat daripada

yang ditemukan pada gangguan bipolar II. Sekitar setengah dari semua pasien dengan

gangguan siklotimik memiliki gejala depresi sebagai gejala utama, dan pasien seperti ini

paling cenderung mencari bantuan psikiatri ketika sedang depresi. Beberapa pasien dengan

gangguan siklotimik terutama memiliki gejala hipomanik dan cenderung lebh jarang

berkonsultasi dengan psikiater daripada pasien depresi. Hampir semua pasien dengan

gangguan siklotimik memiliki periode gejala capuran dengan iritabilitas yang nyata.

Sebagian besar pasien dengan gangguan siklotimik yang ditemui oleh psikiater tidak

berhasil di dalam kehidupan profesional maupun sosail karena gangguan mereka tetapi

sejumlah kecil pasien berhasil, terutama mereka yang bekerja untuk waktu yang lama dan

Page 7: Refer At

tidur hanya sedikit. Kemampuan sejumlah orang mengendalikan gejala gangguan bergantung

pada berbagai atribut individual, sosial dan budaya.

Kehidupan sebagian besar dengan gangguan siklotimik sulit. Siklus gangguan

cenderung lebih singkat daripada siklus di dalam gangguan bipolar I. Di dalam gangguan

siklotimik, peruahan mood terjadi tidak tentu dan mendadak serta kadang-kandang terjadi

dalam beberapa jam. Periode mood normal dan sifat perubahan mood yang tidak dapat

diduga menimbulkan stres yang hebat. Pasien seringmerasa mood mereka tidak dapat

dikendalikan. Pada periode iritabel dan campuran, mereka dapat terlihat di dalam perseteruan

tanpa pencetus dengan teman, keluarga atau pekerja.

Penyalahgunaan Zat. Penyalahgunaan alkohol atau zat lain lazim ditemukan pada psien

gangguan siklotimik, yang menggunakan zat baik untuk mengobati diri sendiri (dengan

alkohol, benzodiazepin, dan marijuana) atau bahkan untuk memerpoleh rangsangan lebih

lanjut (dengan kokain, amfetamin, dan halusimogen) ketika mereka dalam keadaan manik.

Sekitar 5 sampai 10 persen psien dengan gangguan siklotimik mengalami ketergantungan zat.

Oramg-oramg dengan gangguan ini sering memiliki riwayat perpindahan geografis,

keterlibatan dalam pemujaan religius dan pecinta seni.

Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Siklotimik

A. Adanya sejumlah periode dengan gejalan hipomanik dan sejumlah periode gejala

depresif sedikitnya 2 tahun yang tidak memenuhi kriteria gejala episode depresif

berat.

Catatan: pada anak dan remaja, lamanya harus paling sedikit 2 tahun.

B. Selama periode 2 tahun tersebut (1 tahun pada anak dan dewasa), pasien tidak pernah

tanpa gejala di dalam kriteria A selama 2 bulan.

C. Tidak ada episode depresif manik, atau episode campuran selama 2 tahun gangguan.

Page 8: Refer At

Catatan: seteelah 2 tahun pertama (1 tahun pada anak dan remaja) gangguan

siklotimik, mungkin terdapat episode manik atau campuran yang juga tumpang tindih

(pada ksus tersebut, gangguan bipolar I dan gagguan siklotimik dapat didiagnosis)

atau episode depresif berat (pada kasus tersebut, gangguan bipolar II dan gagguan

siklotimik dapat didiagnosis).

D. Gejala kriteria A sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam gangguan skizoafektif dan

tidak tumpang tindik dengan skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham,

atau gangguan psikotik yang tidak tergolongkan,

E. Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung zat (cth: penyalahgunaan obat,

pengobatan), atau keadaan medis umum (cth: hipertiroidisme)

F. Gejala menyebabkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi

sosial, pekerjaan atau area fungsi lain

Diagnosis Banding

Ketika diagnosis gangguan siklotimik sedang dipikirkan, semua penyebab medis dan

penyebab terkait zat yang memungkinkakn pada depresi dan mania seperti kejang dan zat

tertentu (kokain, amfetamin, dan steroid) harus dipertimbangkan. Gangguan kepribadiaan

ambang, antisosial, histronik dan narsistik juga harus dipertimbangkan di dalam diagnosis

banding. Gangguan defisit perhatian/hiperaktivitas (ADHD) dapat sulit dibedakan dengan

gangguan siklotimik pada anak dan remaja. Percobaan dengan stimulan membantu

sebagian besar pasien dengan gangguan defisit perhatian/gangguan hiperaktivitas dan

memperburuk gejala pada sebagian besar pasien dengan gangguan siklotimik. Kategori

diagnostik gangguan bipolar II ditandai dengan kombinasi episode depresif berat dan

episode hipomanik.

Page 9: Refer At

Perjalanan gangguan dan prognosis

Beberapa pasien dengan gangguan siklotimik ditandai sebagai orang yang sensitif,

hiperaktif, atau tergantung mood seperti anak-anak. Awitan gejala nyata ganggguan

siklotimik muncul perlahan pada usia belasan atau 20 awal. Munculnya gejalan saat itu

menghambat kinerja seseorang di sekolah serta kemampuan menjalin pertemanan dengan

kawan sebaya. Reaksi pasien terhadapa gangguan tersebut bervariasi, pasien dengan

pertahanan ego atau strategi koping yang adaptif memiliki hasil yang lebih baij dari pada

pasien dengan strategi koping yang buruk. Sekitar sepertiga dari semua pasien dengan

gangguan siklotimik mengalami gangguan mood berat, paling sering gangguan bipolar II.

Terapi

Terapi Biologis. Obat penstabil mood dan antimanik adalah terapi lini pertama bagi

pasien dengan gangguan siklotimik. Walaupun data percobaan terbatas pada studi dengan

litium, agen antimanik lain – contohnya, karbamazzepin dan valproat (depakene) –

dilaporkan efektif. Dosis dan konsentrasi plasma agen ini harus sama dengan dosis dan

konstreasi plasma pada gangguan bipolar I. Terapi antidepresan pada pasien depresi

dengan gangguan siklotimik harus diberikan secara hati-hati karena pasien ini memiliki

peningkatan kerentanan terhadap episode manik atau hipomanik yang diinduksi

antidepresan. Sekitar 40 sampai 50 persen pasien dengan gangguan siklotimik yang

diterapi dengan antidepresan mengalami episode tersebut. Antikonvulsan seperti

gabapentin berguna bagu beberapa pasien. Klomazepam berguna untuk mengendalikan

pasien siklotimil yang mengalami agitas secara periodik.

Terapi psikososial. Psikoterapi untuk pasien dengan gangguan siklotimik paling baik

ditujukan dengan meningkatkan kesadaran pasien akan kondisi merekan dan

membantunya membentuk mekanisme koping untuk mood swing mereka. Terapi

Page 10: Refer At

biasanya perlu membantu pasien memperbaiki kerusakan, baik yang terkait dengan

pekerjaan maupun keluarga, yang dilakukan selama episode hipomania. Karena sifat

jangka panjang gangguan siklotimik, pasien sering membutuhkan terapi seumur hidup.

Terapi keluarga dan kelompok dapat bersifat mendukung, mendidik, dan terapeutik bagi

pasien dan mereka terlibat di dalam kehiduapan pasien. Psikiater yang melakukan

psikoterapi mampu mengevaluasi derajat siklotimia dan juga menyediakan sistem

peringatan dini untuk mencegah serangan manik full-blown.